theory
STATISTIKA DESKRIPTIF
By : Hanung N. Prasetyo
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
UKURAN PEMUSATAN Nilai tunggal yang mewakili semua data atau kumpulan pengamatan dimana nilai tersebut menunjukkan pusat data. Yang termasuk ukuran pemusatan : 1. Rata-rata hitung 2. Median 3. Modus 4. Rata-rata ukur 5. Rata-rata harmonis
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
1. RATA-RATA HITUNG Rumus umumnya : Jumlah semua nilai data Rata - rata hitung = Banyaknya nilai data
1.
Untuk data yang tidak mengulang X1 + X 2 + ... + X n ΣX = X= n n
2. Untuk data yang mengulang dengan frekuensi tertentu X=
f1X1 + f 2 X 2 + ... + f n X n ΣfX = f1 + f 2 + ... + f n Σf
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
RATA-RATA HITUNG (lanjutan) 1. Dalam Tabel Distribusi Frekuensi Interval Kelas
Nilai Tengah (X)
Frekuensi
fX
9-21 22-34 35-47 48-60 61-73 74-86 87-99
15 28 41 54 67 80 93
3 4 4 8 12 23 6
45 112 164 432 804 1840 558
Σf = 60
ΣfX = 3955
ΣfX 3955 X= = = 65,92 Σf 60 TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
RATA-RATA HITUNG (lanjutan) 2. Dengan Memakai Kode (U) Interval Kelas
Nilai Tengah (X)
U
Frekuensi
fU
9-21 22-34 35-47 48-60 61-73 74-86 87-99
15 28 41 54 67 80 93
-3 -2 -1 0 1 2 3
3 4 4 8 12 23 6
-9 -8 -4 0 12 46 18
Σf = 60
ΣfU = 55
ΣfU 55 X = X0 + c = 54 + 13 = 65,92 Σf 60 TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
2. MEDIAN Untuk data berkelompok formulanya adalah: n -F Med = L 0 + c 2 f L 0 = batas bawah kelas median F = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas yang mengandung median f = frekuensi kelas median TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
MEDIAN (lanjutan) Contoh : Interval Kelas
Frekuensi
9-21 22-34 35-47 48-60 61-73 74-86 87-99
3 4 4 8 12 23 6 Σf = 60
Letak median ada pada data ke 30, yaitu pada interval 6173, sehingga : L0 = 60,5 F = 19 f = 12
60 - 19 = 72,42 Med = 60,5 + 13 2 12
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
3. MODUS Untuk data berkelompok b1 Mod = L 0 + c b1 + b 2 L 0 = batas bawah kelas modus b1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi tepat satu kelas sebelum kelas modus b 2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi tepat satu kelas sesudah kelas modus TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
MODUS (lanjutan) Contoh : Interval Kelas
Frekuensi
9-21 22-34 35-47 48-60 61-73 74-86 87-99
3 4 4 8 12 23 6 Σf = 60
Data yang paling sering muncul adalah pada interval 74-86, sehingga : L0 = 73,5 b1 = 23-12 = 11 b2 = 23-6 =17 11 Mod = 73,5 + 13 = 78,61 11 + 17
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
HUBUNGAN EMPIRIS ANTARA NILAI RATA-RATA HITUNG, MEDIAN, DAN MODUS Ada 3 kemungkinan kesimetrian kurva distribusi data : 1) 2) 3)
Jika nilai ketiganya hampir sama maka kurva mendekati simetri. Jika Mod<Med
Jika distribusi data tidak simetri, maka terdapat hubungan : Rata-rata hitung-Modus = 3 (Rata-rata hitung-Median)
(
X - Mod = 3 X − Med
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
)
UKURAN LETAK(FRAKTIL) KUARTIL, DESIL, PERSENTIL 1. Kuartil Kelompok data yang sudah diurutkan (membesar atau mengecil) dibagi empat bagian yang sama besar. Ada 3 jenis yaitu kuartil pertama (Q1) atau kuartil bawah, kuartil kedua (Q2) atau kuartil tengah, dan kuartil ketiga (Q3) atau kuartil atas. Q1 Artinya : 25 % data jatuh di bawah Q1 Q2 Artinya : 50 % data jatuh di bawah Q2
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
KUARTIL (lanjutan) Untuk data tidak berkelompok Q i = nilai ke -
i(n + 1) , i = 1,2,3 4
Untuk data berkelompok in -F , i = 1,2,3 Qi = L 0 + c 4 f
L0 = batas bawah kelas kuartil F = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas kuartil Qi f = frekuensi kelas kuartil Qi
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
KUARTIL (lanjutan) Contoh : Interval Kelas
Nilai Tengah (X)
Frekuensi
9-21 22-34 35-47 48-60 61-73 74-86 87-99
15 28 41 54 67 80 93
3 4 4 8 12 23 6 Σf = 60
Q1 membagi data menjadi 25 % Q2 membagi data menjadi 50 % Q3 membagi data menjadi 75 % Sehingga : Q1 terletak pada 48-60 Q2 terletak pada 61-73 Q3 terletak pada 74-86
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
KUARTIL (lanjutan) Untuk Q1, maka :
1.60 - 11 = 54 Q1 = 47,5 + 13 4 8
Untuk Q2, maka :
2.60 - 19 = 72,42 Q 2 = 60,5 + 13 4 12
Untuk Q3, maka :
3.60 - 31 = 81,41 Q3 = 73,5 + 13 4 23
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
2. Desil Kelompok data yang sudah diurutkan (membesar atau mengecil) dibagi sepuluh bagian yang sama besar. Untuk data tidak berkelompok i(n + 1) D i = nilai ke , i = 1,2,3,...,9 10
Untuk data berkelompok in -F Di = L 0 + c 10 , i = 1,2,3,...,9 f
L0 = batas bawah kelas desil Di F = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas desil Di f = frekuensi kelas desil Di
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
Contoh : Interval Kelas
Nilai Tengah (X)
Frekuensi
9-21 22-34 35-47 48-60 61-73 74-86 87-99
15 28 41 54 67 80 93
3 4 4 8 12 23 6 Σf = 60
D3 membagi data 30% D7 membagi data 70% Sehingga : D3 berada pada 48-60 D7 berada pada 74-86
3.60 11 = 58,875 D3 = 47,5 + 13 10 8
7.60 - 31 = 79,72 D 7 = 73,5 + 13 10 23
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
3. Persentil Kelompok data yang sudah diurutkan (membesar atau mengecil) dibagi seratus bagian yang sama besar.
Untuk data tidak berkelompok i(n + 1) Pi = nilai ke , i = 1,2,3,...,99 100
Untuk data berkelompok in F Pi = L 0 + c 100 , i = 1,2,3,...,99 f
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
UKURAN PENYIMPANGAN(DISPERSI) HOMOGEN DAN HETEROGEN DATA Perhatikan daftar angka berikut ini: I. 50,50,50,50,50 II. 30,40,50,60,70 III. 20,30,50,70,80 Ketiga kelompok data mempunyai rata rata-rata hitung yang sama sama,, yaitu :
X = 50
Bagaimana pendapatmu?
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
DISPERSI DATA Ukuran penyebaran suatu kelompok data terhadap pusat data. Jenisnya : - Jangkauan (Range) - Simpangan Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)
1. JANGKAUAN Menyatakan selisih antara nilai maksimum dan nilai minimum dalam data R = nilai maksimum – nilai minimum
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
2. SIMPANGAN RATA-RATA Jumlah nilai mutlak dari selisih semua nilai dengan nilai ratarata dibagi dibagi dengan banyaknya data.
Data tidak berkelompok :
Data berkelompok :
SR =
SR =
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
ΣX-X n
Σf X - X Σf
SIMPANGAN RATA-RATA (lanjutan) Contoh perhitungan SR untuk data berkelompok: Interval Kelas
X
f
X-X
f X-X
9-21 2222-34 3535-47 4848-60 6161-73 7474-86 8787-99
15 28 41 54 67 80 93
3 4 4 8 12 23 6
50,92 37,92 24,92 11,92 1,08 14,08 27,08
152,76 151,68 99,68 95,36 12,96 323,84 162,48
Σf = 60
998,76 SR = = 16,646 60 TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
998,76
3. VARIANSI Rata-rata kuadrat selisih dari semua nilai data terhadap nilai rata-rata hitung.
Data tidak berkelompok :
(
)
2 Σ X X n Σ X - (ΣX ) 2 2 S = atau S = n -1 n (n - 1) 2
2
Data berkelompok :
(
)
2 Σ Σ f X X n fX - (ΣfX ) S2 = atau S2 = Σf - 1 n (n - 1) n = Σf 2
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
2
4. STANDAR DEVIASI Akar pangkat dua dari Variansi. Disebut juga Simpangan Baku.
Data tidak berkelompok :
(
Σ X-X S= n -1
)
2
nΣX - (ΣX ) atau S = n (n - 1) 2
2
Data berkelompok : S=
(
Σf X - X Σf - 1
)
2
atau S =
nΣfX2 - (ΣfX )2 n (n - 1)
n = Σf TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
STANDAR DEVIASI (lanjutan) Contoh : Interval Kelas
X
f
(X - X )
f X-X
9-21 2222-34 3535-47 4848-60 6161-73 7474-86 8787-99
15 28 41 54 67 80 93
3 4 4 8 12 23 6
2592,85 1437,93 621 142,09 1,17 198,25 733,33
7778,55 5751,72 2484 1136,72 14,04 4559,75 4399,98
2
Σf = 60
26124,76 S = = 442,79 60 - 1 S = 442,79 = 21,04 2
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
(
26124,76
)
2
KEMIRINGAN DISTRIBUSI DATA Derajat atau ukuran dari ketidak simetrian suatu distribusi data. Ada 3 rumus yang dapat digunakan untuk mengukur kemiringan distribusi data yaitu formula: 1. Pearson menggunakan format ukuran gejala pusat 2. Momen menggunakan format ukuran dispersi 3. Bowley menggunakan format ukuran letak
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
DISTRIBUSI SIMETRIS
Distribusi simetris, yang berarti luas kurva disebelah kiri nilai rata-rata sama dengan luas kurva disebelah kanan nilai rata-rata.
KEMENCENGAN
Curve A : Skewed Right
Curve B : Skewed Left
Distribusi menceng ke kanan (Curve A): Nilai-nilai observasi berfrekwensi rendah kebanyakan berada disebelah kanan nilai rata-rata. Distribusi menceng ke kiri (Curve B): Nilai-nilai observasi berfrekwensi rendah kebih banyak berada disebelah kiri dari rata-rata (ekornya menjulur ke kiri)
1. RUMUS PEARSON
(
X - Mod 3 X - Med atau α = α= S S α = derajat kemiringan Pearson
)
Bila : 1. α = 0, maka distribusi datanya simetri 2. α < 0, maka distribusi datanya miring ke kiri 3. α > 0, maka distribusi datanya miring ke kanan
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
2. RUMUS MOMEN Data tidak berkelompok
Data berkelompok
(
Σ X-X α3 = nS3
)
3
(
Σf X - X α3 = ΣfS3
)
3
1. Jika α 3 = 0, maka distribusi datanya simetri 2. Jika α 3 < 0, maka distribusi datanya miring kiri 3. Jika α 3 > 0, maka distribusi datanya miring kanan TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
3. RUMUS BOWLEY
Q3 + Q1 - Q 2 α= Q 3 - Q1 1. Jika Q3 - Q2 = Q2 - Q1 atau Q3 + Q1 - 2Q2 = 0 maka α = 0 dan distribusi datanya simetri 2. Jika Q1 = Q2 maka α = 1 dan distribusi datanya miring ke kanan 3. Jika Q2 = Q3 maka α = -1 dan distribusi datanya miring ke kiri
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
KERUNCINGAN DISTRIBUSI DATA (KURTOSIS) Derajat atau ukuran tinggi rendahnya puncak suatu distribusi data terhadap distribusi normalnya data. Ada 3 jenis : 1. Leptokurtis, puncak relatif tinggi 2. Mesokurtis, puncaknya normal 3. Platikurtis, puncak rendah
TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
KERUNCINGAN DISTRIBUSI DATA (lanjutan) Data tidak berkelompok
(
Σ X-X α4 = nS4
Data berkelompok
(
)
4
Σf X - X α4 = nS4 α 4 = 3, Mesokurtis
α 4 > 3, Leptokurtis α 4 < 3, Platikurtis TELKOM POLITECHNIC/HANUNG NP
)
4