Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
ISSN 1829-636X
BULETIN KOMITE NASIONAL INDONESIA UNTUK BENDUNGAN BESAR INDONESIAN NATIONAL COMMITTEE ON LARGE DAMS
Http: www.knibb-inacold.com; E-mail:
[email protected]
Edisi Januari 2013
Inlet Diversion Tunnel Outlet Diversion Tunnel Proyek Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat ( Diameter 10 m, Panjang 546 m )
DARI PENGURUS Tahun 2012 telah berakhir dan berganti 2013 berarti 18 bulan lagi dari Januari 2013 ke Juni 2014 dimana kita akan menjadi tuan rumah pertemuan ICOLD Annual Meeting ke 82 di Bali 1 s/d 6 Juni 2014. Hasil Congress & Annual Meeting Kyoto pada Juni 2012 yang lalu telah menunjuk Indonesia untuk menjadi tuan rumah pada ICOLD Annual Meeting ke 82 dengan menyisihkan India dan Srilangka; hal ini tentu menjadi kebanggaan bagi kita semua dan tentunya kepercayaan yang diberikan dunia ini harus kita jaga dengan mempersiapkan sebaik baiknya pertemuan Internasional No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
1
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
tersebut yang umumnya akan dihadiri sekitar 80 s/d 100 negara anggota dan 1000 delegasi dari Manca Negara dan 500 dari Negara pelaksana. Panitia kecil sudah terbentuk, PCO sudah kita tetapkan dengan proses terbuka dan terpilh PACTO yang sudah banyak pengalaman dan tempat Venue juga sudah kita tetapkan di Bali Nusa Dua Convention Centre serta Hotel Mulia Nusa Dua (sebagai Main Official hotel) dan beberapa hotel di Nusa Dua sebagai Official Hotel. Selain fokus pada persiapan ICOLD ke 82 di atas dan menginformasikan pertemuan ICOLD di Kyoto buletin kali ini akan terbit cukup tebal ada 28 halaman, ada informasi mengenai Giant Terowongan Pengelak pada Bendungan Jatigede dengan giant diameter 10 meter dengan kala ulang 100 tahun yang mencapai kapasitas lebih dari 1700 m3/dt dengan tunnel sepanjang 575 meter. Tulisan menarik lainnya mencoba meninjau kerusakan bendungan dari sisi sejarah dan hubungan vertikal dengan penciptanya. Hal lainnya tentu informasi dari hasil Rapat Anggota Tahunan di Semarang 25 April 2012 dengan tema Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan untuk menjawab tantangan Krisis Energi dan Air; buletin ini berisi juga semua informasi aktivitas yang dilaksanakan oleh Sekertariat KNI-BB. Satu hal lagi yang menggembirakan untuk kita semua sebagai anggota KNI-BB bahwa sesuai program kerja yang baru bahwa sekarang setiap tahun kita akan menggadakan dua kali pertemuan rutin; seperti biasa Rapat Anggota Tahunan bersamaan dengan Seminar Nasional Bendungan Besar dan yang baru adalah Seminar Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan; untuk pertama kalinya telah diadakan di Grand Sahid Jaya hotel Jakarta pada tanggal 5 September 2012 dengan tema: "Pengembangan Infrastruktur Bendungan Yang Berkelanjutan"; sehingga kita semua diharapkan lebih siap sebagai
ahli-ahli professional di bidang bendungan besar untuk saling memberikan informasi, untuk saling bertukar pengalaman pada acara-acara tersebut. Untuk tahun 2013 Rapat Anggota Tahunan dan Seminar Nasional Bendungan Besar akan dilaksanakan pada 20 – 21 Maret 2013 di Hotel Harmoni One Batam dengan tema: “DAMS IN A GLOBAL ENVIROMENTAL CHALLENGES” serta sub tema 1. Social and environmental aspects of dam 2. Engineering issues in dam development 3. Challenges in tailing dam project 4. Dams and water quality management; tema-tema ini akan mengikuti tema dan sub tema yang akan kita adakan pada ICOLD Annual Meeting ke 82 pada Juni 2014 di Bali. Selamat Tahun Baru 2013 sukses dan semangat baru dalam mengembangkan karya-karya Bendungan besar.
Terima kasih.
PENGANTAR REDAKSI Buletin KNI-BB tampil kembali di akhir tahun 2012 untuk menyampaikan berbagai informasi penting yang terkait dengan pembangunan dan pengelolaan bendungan, baik di Indonesia maupun di manca Negara. Melalui media ini diharapkan agar para anggota KNI-BB memperoleh manfaat berupa informasi terkini terkait dengan kegiatan pembangunan dan pengeloalaan bendungan. Khusus untuk di Indonesia, banyak bendungan baru yang sedang dalam tahap perencanaan disamping yang dalam tahap konstruksi untuk mendukung penyediaan air irigasi, air baku, tenaga listrik, pencegahan banjir sampai kepada limbah tambang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dokumen yang masuk ke Komisi Keamanan Bendungan, baik untuk sertifikat perencanaan, pengisian waduk serta operasinya. Dengan demikian, anggota KNI-BB perlu selalu siap untuk meningkatkan pengetahuan di bidang bendungan besar ini sehingga pembangunan dan pengelolaan bendungan di Indonesia dapat dilakukan secara efektif sesuai kaidah yang berlaku secara teknis dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat umum.
Tim Redaksi Buletin KNI-BB Pembina: Bambang Kuswidodo, Mardjono Notodihardjo, Husni Sabar; Penanggung Jawab: John Paulus Pantouw; Redaksi: Aries Feizal Firman, Mohammad Soedibyo, Pudji Hastowo, A. Hanan Akhmad, Bhre Susantini, Bambang Tedja I.I., BambangHargono, HadiSusilo; TataUsaha(TU): HermanHidayat, PlenikSawitri, MerryNahendrayaniO., MartinMalaibel; Alamat Redaksi/TU: Jl. H. Agus Salim No.69 Jakarta 10350, Telp./Fax.: (021)-3162543, HP: 081399318103, E-mail:
[email protected]
2
No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
Laporan Utama
DIVERSION TUNNEL BENDUNGAN JATIGEDE SUMEDANG Ir. Pudji Hastowo, Dipl.HE Prijo Sambodo, ME
I. PERENCANAAN TEROWONGAN Seperti telah dibahas diatas bahwa suatu kegiatan pembangunan bendungan terowong pengelak bersama cofferdam dan kelengkapannya (diversion works) menempati posisi sangat vital bagi suksesnya pelaksanaan pekerjaan terutama di badan sungai, sehingga pekerjaanya menjadi masa kritis. Tidak ada pekerjaan di badan sungai yang mampu dilaksanakan secara benar, sepanjang terowongan belum selesai dikerjakan, maka oleh sebab itu pembangunan terowong pengelak bersama diversion work facilities lainnya, ppoukl;k/ig[[termasuk critical path suatu dam construction plan net works. 2.1. Hydraulic Perencanaan dimensi terowongan pengelak dan bangunan ikutannya agar hemat dan memenuhi tuntutan perlindungan jika: hubungan antara lama pelaksanaan pekerjaan utama di badan sungai, dengan besarnya banjir yang masih aman selama pelaksanaan tersebut, memenuhi persamaan berikut ini: P = [ 1- 1/T ]n
dengan P = Probablilitas cofferdan no overtopping dengan nilai > 90%; T = Periode ulang banjir diversion works yang dipakai n = Lama pelaksanaan pekerjaan di badan sungai, dari tampilan tabel dibawah ini diperoleh periode beberapa macam probabilitas dengan periode ulang banjir danj lama pelaksanaan. P yang disyaratkan adalah > 90%, sehingga dengan menggunakan tabel di bawah ini, maka yang terpilih adalah periode ulang Q 50 tahun, dengan P = 94,1% > 90%., namun demikian dengan kondisi rusaknya catchment area maka disarankan mengakomodasikan Q 100 th, dengan nilai P = 97 %.
Tabel 2 Dari hasil analisa hidrologi perhitungan banjir rencana: 50 100 Kala ulang 2 5 10 25 Q (m3/dt ) 1.005,47 1.334,50 1.652,27 2.163, 96 2.643,44 3.224,40
Q yang dipakai dalam perhitungan dimensi adalah Q100 = 3,224,40 m3/dt. Dari perhitungan analisa Q yang terpilih tersebut, maka dimensi teowong ditetapka secara hydraulis, dimana dilakukan analisa seperti berikut: Gambar 1
dengan :
Dimana, D = Diameter tunnel (m) n = Manning’s roughness coefficient Dari perumusan tersebut diatas ditetapkan tunnel pengaliran terbuka berbentuk linkaran dengan diameter dalam 10m, dan kemiringan dasar i = 0.0136, tampak pada gambar 2 dibawah ini.
Tabel I Construction period n=3
Probability no over topping n
P = [ 1- 1/T ]
T=2 th T = 5 th T = 10 th T=25th T = 50 th T=100th 0.125 0. 512 0.729 0.885 0.941 0.97
No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
3
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
Penelusuran banjir untuk tunnel. Penelusuran banjir untuk menentukan kemampuan pengaliran tunnel Q out, tinggi genangan, luas genangan I - O = ds / dt = ∫ I dt - ∫ Odt = S1 - S2 [ (I1 - I2 )/2]∆t. Dengan persamaan tersebut bersama dengan persamaan kehilangan energy rumus terdahulu, maka diperoleh hasil seperti tabel 3 dan gambar 3 dibawah ini. Gambar 3
Tabel 3 Kala Ulang Debit Inflow Maksimum Debit Outflow Maksimum Elevasi Muka Cofferdam Elevasi Muka Air Maksimum Luas genagan Diameter tunnel galian / dalam Kemiringan dasar i
100 3224.40 1715.73 204.00 202.54 259 14 / 10 0.0136
Tahun m3/dt m3/dt m m ha m
2.2 Perencanaan Tunnel support. Disamping analisa hidrolik tersebut diatas, peerhitungan suppory / penyanggaan juga menempati tingkat kepentingan yang tinggi, oleh karena selama pelaksanaan penggalian sebelum concrete lining, tidak menutup kemungkinan terjadinya keruntuhan batuan. Para ahli geologi perlu melakukan analisa tentang perlunya support system, dimana sifat geologi teknis dan karakteristik dari tanah maupun batuan sepanjang terowongan harus dipahami secara memadai, dengan pilihan jenis support untuk menjamin kestabilan terowong sebelum permanent suppor berupa concrete lining. Penyelidikan geologi dan hasil analisa akan membantu desain, keselamatan dan ekonomis konstruksi terowongan dengan: • Memahami kondisi geologi dan geo-hidrologi untuk desain terowongan. • Mendeskripsi karakteristik fisik dari tanah dan batuan, yang akan menggambarkan kondisi terowongan.
4
• Membantu pihak – pihak terkait yaitu proyek dan kontraktor dalam kewaspadaan bahaya geologi yang mungkin akan timbul semasa pembangunan terowongan. • Menyajikan data untuk seleksi alternatif metode penggalian dan supporting dalam kaitan yang paling ekonomis. • Meningkatkan keselamatan kerja. 1. Geologi Terowongan Pengelak Jatigede Perlu diketahui bahwa kondisi geologi regional di Jatigede terdiri dari Pliosen Breccia, Claystone dari Upper Halang Formation, Breccia dari Lower Halang Formation dan Claystone dari Cinambo Formation. Semua formasi batuan tertutup oleh lapisan pasir, dan tanah lempung. Lokasi terowongan pengelak terletak di sandaran kanan, dan panjang terowongan sekitar 500 m, pada umumnya batuan dasar terdiri dari claystone, volcanic breccia dan setempat tuff breccia / lapilly tuff. Klasifikasi masa batuan oleh Central Research Institute of Electric Power Industry (CRIEPI) dan Japanese National Committee on Large Dam, yaitu Standard for Geological Investigation of Dam Foundations. Berdasarkan ketentuan tersebut dengan kombinasi data tingkat pelapukan batuan, data joint dan kekar, batuan dasar dapat dibagi dalam 6 klas batuan yaitu: A, B, CH, CM, CL, dan D. 2. Klassifikasi Pelapukan Batuan Setelah melakukan pengamatan hasil bor di JD07-1 (inlet tunnel); JD07-2 (middle) and JD07-3 (outlet tunnel), pada umumnya batuan dasar adalah claystone, lapilly tuff dan volcanic breccia, serta dapat diklasifikasikan kedalam D, CL, CM dan CH klas. Tingkat pelapukan batuan adalah highly weathered sampai slightly weathered, umumnya adalah batuan lunak sampai setempat – setempat berupa batuan keras, sedangkan sepanjang tunnel medium hard ( CM ) dan soft ( CL ). Dimensi terowongan adalah berdiameter 10 m, panjang 527.75 m, termasuk diversion tunnel yang besar dengan batuan tersebut diatas, maka perlu pertimbangan support yang memadai. 3. Rock Quality Designaton (RQD) Perhitungan Rock Quality Designation (RQD) dari ketiga titik bor adalah sebagai berikut: Menurut klassifikasi Deere’s (1960) masa batuan dengan nilai RQD 26 – 60 % adalah termasuk dalam kualitas batuan poor sampai fair dengan perkiraan kondisi masa batuan berupa shatered, very blocky dan seamy. Perkiraan nilai mekanikal properti dari masing-masing klas batuan adalah sebagai berikut:
No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
Tabel 5. Estimated Physico-mechanical Property of Each Rock Class Shear Strength Int. Friction angle (˚)
Class
Modulus of Deformation 2 (kgf/cm )
Modulus of Elasticity 2 (kgf/cm )
Cohesion (kgf/cm2)
CH
20,000
60,000
20
45
Seismic Velocity (km/sec)
qu 2 (kgf/cm )
2.5
> 500
CM
8,000
24,000
10
35
1.8
100 – 500
CL
4,000
12,000
8
30
1.5
40 – 100
D
2,000
6,000
5
28
1.2
20 – 40
4. Rock Strength Hasil test laboratorium untuk contoh batuan dengan unconfined compression strength (UCS) adalah sebagai berikut: Dari total 12 test contoh batuan memperlihatkan kisaran harga min 48.07 kgf/cm2 sampai max 250 kgf/cm2, ratarata nilai qu 148.8 kgf/cm2, dan dapat dikatagorikan dalam klas batuan CL, CM. Deere dan Miller’s mendeskripsikan nilai strength tersebut adalah termasuk dalam kelompok Very low strength rock, klasifikasi secara lengkap adalah seperti tabel berikut:
Dimana: RMR = Rock Mass Rating R1 = UCS value R2 = RQD value R3 = Joint spacing (m) R4 = Joint separation (mm) R5 = Ground Water inflow (l/min) R6 = Effect of joint strike and dip orientation in tunneling. Perkiraan sementara kondisi geologi sepanjang terowongan pengelak adalah pada umumnya terdiri dari Poor rock klas IV sampai Fair rock klas III. Table 10. Geomechanics Classification by Bieniawski
Tabel 7. Deere and Miller’s Classification of Intact Rock Strength Description Very low strength Low strength Medium strength High strength Very high strength
Uniaxial Compressive Strength Kgf/cm2 Mpa 10 – 250 1 – 25 250 – 500 25 – 50 500 – 1000 50 – 100 1000 – 2000 100 – 200 > 2000 > 200
5. Pengaruh Permeabilitas dan Air Tanah Dari hasil test Lugeon memperlihatkan nilai dikelompokan dalam 3 yaitu: ≤10 Lu (ek. k = 10-5 cm/sec), > 10 – ≤ 50 Lu (ek. k = 10-4 cm/sec) dan > 50 – 100 Lu (ek. k = 10-3 cm/sec). Pada beberapa bagian terutama di daerah tengah terowongan terdapat indikasi adanya water loss selama proses pengeboran, hal ini kemungkinan terdapatnya kekar terbuka. Posisi muka air tanah adalah terletak di atas sepanjang rencana terowongan pengelak.
Setelah melakukan perhitungan dan interpretasi dari datadata yang ada, untuk setiap bagian terowongan pengelak, maka Geo mechanic rock mass rating berdasarkan Bieniawski diperlihatkan pada tabel terlampir.Hubungan antara stand – up time dari unsupported span penggalian terowongan dan geomechanics classification di atas, untuk batuan klas IV (Poor Rock) stand – up time sekitar 100 jam. Perkiraan pemilihan tipe penyangga dengan metode perhitungan empiris RMR, pada tahapan desain, adalah diperlukan untuk menghindari semua kemungkinan perubahan pada tender dokumen secara drastis. Pada tabel berikut diperlihatkan secara umum kaitan antara klasifikasi geomekanik untuk penggalian dan tipe penyangga. Untuk lokasi Jatigede klas rock mass III dan IV. Gambar 4. Correlation of RQD and Tunnel Diameter for Choice of Rock Support (After Merritt, 1972).
1. Prakiraan Klas Rock Mass Interpretasi awal berdasarkan drill core karakteristik untuk perkiraan desain sementara tunnel support pattern. Walaupun demikian observasi pemetaan dan deskripsi batuan pada saat proses pembuatan terowongan berlangsung adalah sangat menentukan dalam pemilihan tipe penyangga. Pemetaan permukaan galian terowongan adalah: Geomekanik rating berdasarkan rumus Bieniawski, 1989:
RMR = ∑ (R1 + R2 + R3 + R4 + R5 + R6)
No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
5
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
Perkiraan pemilihan tipe penyangga dengan metode perhitungan empiris RMR, pada tahapan desain, adalah diperlukan untuk menghindari semua kemungkinan perubahan pada tender dokumen secara drastis. Pada tabelz berikut
diperlihatkan secara umum kaitan antara klasifikasi geomekanik untuk penggalian dan tipe penyangga. Untuk lokasi Jatigede klas rock mass III dan IV.
TABLE 11 – CSIR GEOMECHANICS CLASSIFICATION OF JOINTED ROCK MASSES A. CLASSIFICATION PARAMETERS AND THEIR RATINGS
Selanjutnya dari berbagai klasifikasi tersebut diterapkan, maka diperoleh kategori Rock Mass Rating seperti tabel 12 dibawah ini.
6
No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
Table 12. Geomechanics Classification for Excavation and Support of Rock Tunnels
III. Pelaksanaan 2.1 Tahapan dalam proses penggalian diantaranya adalah: - Pengukuran yang dilakukan oleh surveyor untuk menentukan center line dan disain line penggalian, dengan memberi tanda garis (marking) di permukaan terowongan - Pengamatan geologi - Memperhatikan alat compressor dan sistim pengaliran air ke terowongan - Membuat marking lubang bor di permukaan desain terowongan - Mengecek jumbo drill (alat-alat mesin pemboran, stang pemboran, air, dan perlengkapan lainnya) - Melakukan pemboran dengan memperhatikan kondisi batuan dengan cara mengawasi kecepatan pemboran dan material hasil pemboran - Memasukkan dinamit dan pasir (sebagai pengisi celah diantara 2 batang dinamit) sesuai dengan kondisi batuan setempat dan merangkaikannya dengan kabel listrik menurut tahapan urutan peledakan - Sebelum melakukan peledakan, memeriksa kondisi sekeliling untuk memastikan keamanan bagi manusia. Selanjutnya melakukan peledakan dengan menekan tombol hulu ledak. - Scalling, yaitu menjatuhkan bongkahan-bongkahan batuan yang menggantung yang dapat mengancam keselamatan pekerja, dengan mempergunakan alat breaker atau dengan galah dari besi.
No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
- Mucking, yaitu mengangkut material-material hasil peledakan keluar dari terowongan. - Pembersihan daerah peledakan, - Pelaksanaan support system berupa:
• primary shortcrete 10 cm, • Steel rib berupa H beam 25 cm, dengan jarak 1.00 m • wiremesh • secondary shortcrete 15 cm, • pada bagian atas dipasang rock bolt dia 25,5mm, dengan panjang 6 - 9 m,
- Monitoring termadap stabilitas tunnel Pelaksanaan penggalian terowongan diperkirakan masih mengandung resiko runtuhan, terutama pada permukaan galian yang belum di support, untuk keperluan itu disarankan perilaku batuan yang dikupas, berapa lama dapat bertahan, atau adakah deformasi setelah support system
- Convergence Meter: Untuk menentukan adanya deformkasi pada titik tetap di atap atau dinding, karena lepas atau runtuh
7
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
Pelaksanaan penggalian dimulai sejak Juni 2009, oleh karena banyaknya tantangan dan hambatan yang tidak terduga di lapangan baik cave in, banjiran dari hilir yang memerlukan perbaikan, maka penggalian dengan volume hampir 135.000 m3 tersebut, baru dapat dirampungkan pada Oktober 2010. Pelaksanaan concrete lining Pelaksanaaan concrete lining dilaakukan denganinisiasi pembuatan cetekan untuk: 1. concrete slip form dengan panjang 12m, untuk lower section, 2. concrete sliding form dengan panjang 12 m sebanyak 2 unit, untuk upper portion. Pelaksanaan concrete placing dilakukan setiah 3 hari sekali dengan volume per sectio hampir 300 m3 di bagian lowe dan hampir 600 m3 pada upper portion. Lower part: Untuk lower portion telah diawali sejak 8 Desember 2010, sampai tulisan ini dibuat telah tercapai 41 section, dari total section sebanyak 44 buah. SLIP FORM FOR LOWER CONCRETING
Upper part Beban berupa concrete sebesar 600 m3 dengan panjang 12m tersebut, setiap section harus dapat dilaksanakan dalam waktu 16 jam. Pelaksanaan concrete bagian atas ini dimulai tanggal 10 Februari 2011, dari 41 bagian / section dan selesai pada bulan Juni 2011, kemudian disambunan bagian upstream conduit dan selesai pertengahan Juli 2011. UNDERGROUND LOWER CONCRETING
1.Install Sliding Form 2. Placing Concrete Upper Part
8
IV. Kesimpulan Hydraulic dan hydrology • Design hydraulic diversion tunnel bersama main cofferdam selama masa konstruksi, harus mampu memfasilitasi banjir rencana periode ulang tertentu, agar areal sungai ditempat bendungan dan bangunan pokoknya bertumpu, cukup aman dan kering sehingga memperlancar pembangunan. Konsep utamanya adalah: bertambah lama masa konstruksi, probabilitas terjadinya banjir periode ulang tertentu semakin besar. • Pemilihan banjir rencana yang didasarkan lamanya masa konsrtuksi timbunan/ bangunan di sungai, serta pertimbangan besarnya aliran rerata Sungai Cimanuk, maka pemilihan Qinflow periode ulang 100 tahun = 3224,40 m3/dt, memberikan jaminan no overtopping 97% > 90% • Oleh karena itu maka ditetapkan pula besarnya ukuran tunnel Diameter bagian dalam 10 m (setelah concrete lining ), dengan kemiringan dasar 0.0136 serta Q out flow 1715.73 m3/dt, menghasilkan muka air hulu maksimum El + 202.54 sehingga cofferdam utama ditetapkan El +204 Geotechnic dan support system • Setelah melakukan pengamatan hasil penyelidikan geologi pada inlet tunnel; middle part, sampai dengan outlet tunnel, pada umumnya batuan dasar adalah claystone, lapilly tuff dan volcanic breccia, serta dapat diklasifikasikan kedalam D, CL, CM dan CH klas. • Tingkat pelapukan batuan adalah highly weathered sampai slightly weathered, umumnya adalah batuan lunak sampai setempat – setempat berupa batuan keras. • Dari total 12 test contoh batuan memperlihatkan kisaran harga min 48.07 kgf/cm2 sampai max 250 kgf/cm2, rata-rata nilai qu 148.8 kgf/cm2, dan dapat dikatagorikan dalam klas batuan CL, CM. • Deere dan Miller’s mendeskripsikan nilai strength tersebut adalah termasuk dalam kelompok Very low strength rock • Perkiraan sementara kondisi geologi sepanjang terowongan pengelak adalah pada umumnya terdiri dari Poor rock klas IV sampai Fair rock klas III. • Penyangga terowongan yang dibutuhkan sesuai dengan Council for Scientific Industry and Research ( CSIR ), maka ditetapkan susuna support system berupa: primary shortcrete, steel rib, wire mesh, secondary shortcrete, rock bolts.
No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
Jatigede 20 April 2011 Gambar 5. Sketsa Penampang Memanjang Geology Tunnel
Tabel 13. Prediction of Rock Mass Rating along Diversion Tunnel and Support System
Dari total panjang terowongan pengelak, sekitar 30% kondisi batuan adalah klas IV atau poor rock
Kesimpulan dan Saran Akhir Idealnya pelaksanaan Jatigede Tunnel diversion dilakukan mendahului pembangunan bendungan maupun fasilitas bendungan yang lain seperti spillway, apa lagi bangunan tersebut letaknya berimpitan sekali satu dengan lainnya, spillway berada kira-kira 30 m tepat diatas diversion tunnel. Oleh karena keterbatasan waktu maka pelaksanaannya dilakukan secara hampir berbarengan, sehingga menimbulkan gangguan terhadap struktur batuan penyangga pada masa penggalian fondasi spillway, sering terjadi cave in atau rock fall yang sangat mengganggu jalannya pelaksanaan, walaupun demikian dalam pandangan semua telah mampu diatasi. Akan tetapi banyak kegiatan perbaikan batuan sekitar tunnel seperti concrete back filling, grouting back fill maupun water tightness grouting seperti curtain grout maupun consolidation grout sekitar dam axis, setelah No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
tunnel selesai perbaikan tersebut belum dilakukan secara matang dan disusul difungsikannya untuk pengelakan. Maka kelak semestinya pekerjaan tersisa tersebut diatas harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pengisian air dalam waduk, oleh karena pada saat concrete plugging telah berfungsi terjadi tekanan air yang sangat besar, secara bertahap membesar sampai maksimum lebih dari 100 ton setiap m2, sebagai jumlah tegangan yang besar akan mampu merusak struktur batuan yang belum rapat diseputar tunnel tersebut, kondisi yang lebih parah adalah rusaknya concrete wall dan batuan seputar tunnel dan plunge pool. Adalah lebih bijaksana melakukan langkah hati-hati terlebih dahulu berupa perbaikan secara seksama, dari pada langkah terburu-buru, mungkin dapat menyebabkan kerugian yang tidak dapat dibayangkan nilainya dikemudian hari.
9
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
DELEGASI INDONESIA PADA ANNUAL MEETING KE 80 DAN CONGRESS KE 24 ICOLD DI KYOTO, JEPANG oleh: Ir. Abdul Hanan Akhmad, M.Eng.
Latar Belakang
Annual Meeting ke 80 dan Congress ke 24 International Commission on Large Dams (ICOLD) telah diselenggarakan di Kyoto, Jepang, 02 - 08 Juni 2012 yang dihadiri oleh 64 negara (National Committees) dari 95 negara anggota ICOLD, yaitu sebanyak 1.500 peserta anggota ICOLD hadir. Selain mengikuti Annual Meeting ke 80 dan Congress ke 24 ICOLD, delegasi Indonesia juga mendapat tugas dalam rangka promosi usulan Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Annual Meeting ICOLD ke 82, di Bali tahun 2014. Pada Annual Meeting ke 80 (02 – 05 Juni 2012), delegasi Indonesia berbagi tugas dalam mengikuti: Meeting of ICOLD Officers, Meeting of Technical Committees, Regional Committees, Young Engineer Forum, Executive Meeting, International Symposium, dan Technical Tour. Paralel sambil mengikuti berbagai pertemuan teknis tersebut, sebagian yang lain secara bergantian melakukan persiapan booth dan menjaga stan pameran; persiapan dan acara Luncheon Party untuk promosi budaya dan wisata Indonesia; yang semuanya itu dalam rangka promosi Indonesia menjadi penyelenggara Annual Meeting ICOLD tahun 2014, di Bali. Mengenai International Symposium, pertemuan ilmiah ini penting diikuti para Engineer delegasi Indonesia dalam rangka memperoleh dan berbagi pengetahuan tentang perkembangan bendungan saat ini. Adapun tema symposium adalah Dams for a Changing World yang diikuti dengan 7 (tujuh) program detail (diuraikan pada bab berikut), dipresentasikan secara oral maupun presentasi poster, serta pembahasannya dalam sessi-sessi symposium dari berbagai National Committees yang hadir. Pada Congress ke 24 (06 – 08 Juni 2012) delegasi Indonesia masih berbagi tugas dalam rangka mengikuti Technical Session dalam Congress dan juga melanjutkan penjagaan stan pameran untuk promosi budaya dan wisata Indonesia menarik minat National
10
Committees datang ke Indonesia. Mengenai Technical Session pada Congress ini, pertemuan dibagi dalam 4 (empat) sessi yaitu: Q (Question).92 tentang Environmental Friendly Techniques for Dams and Reservoirs), Q.93 tentang Safety, Q.94 tentang Flood Discharge, dan Q.95 tentang Ageing and Upgrading. Pada Annual Meeting ke 80 dan Congress ke 24 ICOLD di Kyoto, Jepang, delegasi Indonesia telah berhasil menempatkan 16 (enam belas) paper yang dipresentasikan secara oral maupun presentasi poster, dalam forum International Symposium (Annual Meeting ICOLD) maupun dalam forum Congress (three yearly Meeting ICOLD). Delegasi Indonesia Secara keseluruhan peserta delegasi Indonesia yang bertugas merupakan utusan-utusan unsur pemerintahan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola Air dan Kelistrikan, BUMN bidang Konstruksi Bendungan, dan professional bidang bendungan. Delegasi berjumlah 46 (empat puluh enam) peserta, yang dipimpin oleh Dr.Ir.M.Basuki Hadimuljono, M.Sc. (Kementerian Pekerjaan Umum). Berikut peserta delegasi terdiri atas: 1 (satu) peserta yaitu Direktur Pengairan dan Irigasi, Kedeputian Prasarana dan Sarana Bappennas; 1 (satu) peserta dari Direktorat MICE, Direktorat Jenderal Pemasaran Wisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 10 (sepuluh) peserta dari Direktorat Jenderal SDA, dan 3 (tiga) peserta dari Puslitbang SDA, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum. Peserta-peserta berikut dari BUMN pengelola air dan tenaga air: 4 (empat) peserta Perum Jasa Tirta I, dan 4 (empat) peserta Perum Jasa Tirta II; 3 (tiga) peserta dari BUMN pengelola ketenagaan listrikan: PT. PLN (Persero); 12 (dua belas) peserta dari BUMN bidang konstruksi bendungan; serta 5 (lima) peserta dari professional bidang bendungan. Nama-nama peserta delegasi Indonesia pada Tabel terlampir. Dalam proses persiapan delegasi di Indonesia hingga sejumlah delegasi yang berangkat ke Kyoto; mulai dari
No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
dari persiapan bahan promosi, diskusi promosi, serta pemberangkatan delegasi, mendapat dukungan dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian ESDM, dan Kantor Kedutaan Besar Indonesia untuk Jepang beserta Konsulat Jenderalnya di Osaka. Kegiatan Annual Meeting Ke 80 dan Congress Ke 24 ICOLD Jadwal kegiatan utama Annual Meeting ke 80 dan Congress ke 24 ICOLD, diberikan kepada para peserta pada pendaftaran hari pertama, berupa Program of Meeting and Congress seperti pada Tabel dibawah. Sesuai jadwal registrasi, kemudian dilakukan registrasi ulang (02/06/2012) untuk mendapatkan materi ICOLD meeting.
Suasana Registrasi Annual Meeting ICOLD, Kyoto, Japan (02/06/2012). Pada 03/06/2012, diawali kegiatan dengan Kyoto City Tour dan Technical Tours.
Kyoto City Tour, antara lain: ke Kinkakuji Temple Tabel 1 : Program of Annual Meeting and Congress
No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
11
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
Technical Tour Technical tour (pada 03/06/2012) termasuk dalam paket registrasi peserta yaitu mendapat 1 (satu) kesempatan dari empat (empat) objek kunjungan, letak lokasi pada
Gambar dibawah, yaitu: Lake Biwa Canal, Seta River Weir, Amagase Dam, dan Kisenyama Dam (power plant), yang semuanya itu di sekitar Kyoto; dan juga mengunjungi museum dan tempat bersejarah lain.
Lokasi Technical Tour, di Kyoto, Japan Lake Biwa Canal berada diantara Lake Biwa dan kota Kyoto, selesai dibangun pada tahun 1890, antara lain untuk menghantar air untuk keperluan irigasi, pencegahan kebakaran kota, tenaga air. Bendung Seta (Seta Weir) dengan 10 pintu roll baja (masing-masing lebar 10.8 m) selesai dibangun tahun 1905 mempunyai peranan penting dalam pengembangan Lake Biwa dan pengendalian
banjir. Bendungan Amagase (Amagase Arch Dam) tinggi 73 m selesai dibangun tahun 1964 (lihat Gambar berikut), merupakan bendungan serbaguna juga sebagai Lower Dam dari Kisenyama pumped storage station. Sedangkan bendungan Kisenyama (bendungan rockfill, tinggi 91 m), selesai dibangun tahun 1970, sebagai Upper Dam dari Kisenyama Pump Storage Power Station.
Lake Biwa & Lake Biwa Canal (03/06/2012)
12
No. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
masalah teknis sesuai dengan bidangnya. Komisikomisi tersebut antara lain: komisi seismic aspek untuk desain bendungan, komisi bendungan beton, komisi bendungan urugan, dan komisi keamanan bendungan, dll. 2.. Forum Ahli Bendungan Muda (Young Dam Engineer Forum) Pertemuan Young Dam Engineer Forum pada 04 Juni 2012 (16.00-18.45) dihadiri lebih dari seratus tiga puluh Young Dam Engineer dari beberapa Negara (National Committes). Indonesia diwakili hadir oleh 4 (empat) peserta dalam forum tersebut. Mengenai paper-paper yang ditulis oleh Ahli Bendungan Muda ini yang terpilih untuk dipresentasikan, secara khusus dinilai, lalu diberi penghargaan (Kyoto award). Pengumuman Kyoto Award ini disampaikan pada Closing Cerimony ICOLD tanggal 08 Juni 2012 (17.45-18.30). Tiga paper terbaik terpilih dan diberikan Kyoto Award berturutturut kepada T. Fukuda (Jepang), C. Thongthamchart (Thailand), dan Y. Chen (Prancis).
Seta Weir (kiri) dan Amagase Dam (kanan), (03/06/2012) Kegiatan Annual Meeting ke 80 Pada Annual Meeting ke 80 (02–05 Juni 2012), delegasi Indonesia berbagi tugas dalam mengikuti: Meeting of ICOLD Officers, Meeting of Technical Committees, Regional Committees, Young Engineer Forum, Executive Meeting, dan International Symposium.
3. Technical Exhibition (Pameran Teknik) Persiapan booth pameran dilakukan mulai 04/06/2012, jam 10.00 hingga sebelum pameran dibuka (05/06/2012, 12.15-12.45). Pameran ini bertujuan untuk penyampaian informasi tentang pembangunan dan pengelolaan bendungan; dan pengenalan wisata di Indonesia. Pameran berlangsung dari 05/06/2012 hingga 08/06/20112 di Exhibition Hall. Dalam mengisi booth INACOLD mendapat dukungan dari Ditjen. Pemasaran Wisata, Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif; dan Ditjen. Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pameran INACOLD menampilkan panel mengenai bendungan di Indonesia; Pariwisata Indonesia; juga dengan pemberian third promotion Bulletin Annual Meeting ICOLD ke 80, 2014, di Bali; dan pemberian souvenir.
1. Pertemuan Komisi-Komisi Teknis (Meeting of Technical Committees) Pertemuan Komisi-komisi teknis ini (pada 04/06/2012, 8.30-15.00), kegiatan dilaksanakan secara paralel pada ruangan-ruangan yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara dan dapat diikuti secara individu oleh seluruh peserta. Pada ICOLD Technical Committees, terdapat 21 Committees yang masing-masingnya mempunyai seorang Chairman bertugas selama periode sekitar 3 (tiga) tahun. Technical Committes mengadakan pertemuan tahunan membahas masalahNo. 44-45-46 TH.XIV Kwartal I/II/III - 2011
13