BULETIN APLINDO N0.49/2016, Oktober - Desember 2016
APLINDO
Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lantai 3 Ruang 303A Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 Telp. 021.573 3832 ; 571 0486; Fax : 021.572 1328
Email :
[email protected] Web Site : www.aplindo.web.id
BULETIN - APLINDO No.49/2016
DAFTAR ISI No.
Uraian
Halaman
1.
Pengantar Redaksi
2
2.
Sistem Online Kementerian Perindustrian
3
3.
The 14th Asian Foundry Congress
4
4.
Standar Kerja Kompetensi Nasional Indonesia Bidang Logam dan Mesin
5
5.
Industri Timah Hitam Kekurangan Bahan Baku
24
6.
Penurunan Harga Gas Untuk Industri
27
7.
Seminar Die Casting Process Chain 2016
30
8
Data Kendaraan Bermotor 1. Data kendaraan bermotor roda 4 di Indonesia & ASEAN
41
2. Data kendaraan bermotor roda 2 di Indonesia & ASEAN
42
Informasi Umum dan Pameran 1. Website pemerintah yang dapat diakses 2. Website Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia 3. Website Himpunan Ahli Pengecoran Logam Indonesia
44 44 44
Pameran dan Seminar
44
9.
1
BULETIN - APLINDO No.49/2016
Pengantar Redaksi Pada edisi 49/2016 ini, membahas kebijakan penurunan harga gas dimana harga gas bumi di Indonesia masih mahal berkisar antara 8,01 sd 12,28 US$ per mmBTU dibandingkan dengan harga gas di luar negeri. Kebijakan penurunan harga gas industri diyakini dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional tapi tidak terlaksana walaupun Presiden Jokowi telah menginstruksikan untuk menurunkan harga gas dibawah 6 US$ per mmBTU pada rapat terbatas di istana negara tanggal 4 Oktober 2016 dua bulan mendatang. Diberitakan bahwa Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Logam dan Mesin yang mengacu pada Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 240/MEN/X/2004 tanggal 19 Oktober 2004 sudah lebih dari 10 tahun sehigga perlu ditinjau kembali untuk dilakukan penyempurnaan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Standar Kerja Pengecoran Logam berada pada Log04 Draft SKKNI Logam dan Mesin yang telah dibahas dalam rapat konvensi uji SKKNI dan diharapkan selesai awal tahun 2017. Kami informasikan pula bahwa Kementerian Perindustrian telah menerapkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) dan Sistem Informasi Ketahanan Industri (SIKI) untuk mengoptimalkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang mulai berlaku tanggal 18 Nopember 2016 dan undangan The 14th Asian Foundry Congress 7-10th November 2017 di Songdo Convensia, Incheon - Korea. Dalam edisi ini juga memuat artikel-artikel untuk menambah pengetahuan dibidang pengecoran logam, selanjutnya kami mengharapkan agar buletin ini menjadi media antar anggota maupun antar industri pengecoran didalam negeri dan diluar negeri. Harapan kami, seluruh anggota dapat mengisi buletin ini menjadi kenyataan. Redaksi buletin APLINDO menghimbau anggota APLINDO berpartisipasi dalam mengisi tulisan/artikel, data maupun informasi lain yang berhubungan dengan industri pengecoran logam. Naskah tulisan/artikel dapat dikirim ke sekretariat APLINDO, melalui email ataupun fax.
Redaksi
2
BULETIN - APLINDO No.49/2016
Sistem Online Kementerian Perindustrian Guna mendukung optimalisasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Kementerian Perindustrian kini menerapkan sistem online mulai tanggal 18 Nopember 2016 yakni Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) dan Sistem Informasi Ketahanan Industri (SIKI).Sistem ini diperuntukan untuk industri yang memerlukan rekomendasi atau pertimbangan teknis dari Kementerian Perindustrian yang dapat dilakukan secara online. 1. Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) Langkah ini sebagai wujud aktualisasi budaya kerja kami melalui inovasi di bidang sistem informasi industri, yang diharapkan dapat lebih memudahkan dan cepat dalam memberikan pelayanan publik. Bagi perusahaan industri yang ingin mendapatkan rekomendasi teknis dari Kementerian Perindustrian dapat dilakukkan secara online melalui beberapa tahap : 1. Melakukan registrasi melalui website siinas.kemenperin.go.id. 2. Selanjutnya, pemohon membawa dokumen perusahaan asli (NPWP, TDP, SIUP, IUI dan API), bukti registrasi dan surat kuasa untuk pengambilan username dan password ke Unit Pelayanan Publik (UP2) untuk verifikasi dokumen identitas perusahaan. Setelah verifikasi selesai, petugas UP2 akan memberikan username dan password kepada pemohon agar bisa mengunggah berkas persyaratan di portal SIINAS Dalam verifikasi ini Perusahaan bisa datang ke UP2 di kantor Kemenperin atau di balai besar dan barsitand seluruh Indonesia yang terdekat dengan lokasi perusahaan. 2. Sistem Informasi Ketahanan Industri (SIKI) SIKI merupakan upaya pemantauan dini terhadap pergerakan arus barang impor yang dapat berdampak pada ketahanan industri dalam negeri. Portal sistem ini juga merupakan sumber informasi isu pengamanan perdagangan yang terjadi di negara mitra antara lain informasi mengenai hambatan non tarif, praktik dumping dan lainlain. ---000---
3
BULETIN - APLINDO No.49/2016
Contact Us Organizing Committee of the 14th AFC #11, Yeongdeungpo-ro27 gil, Yeongdeungpo-gu, Seoul, 07266, Korea E-mail:
[email protected] Tel.: +82-2-2069-2877 Fax.: +82-2-2069-2879 Website: www.afc14.or.kr/ www.afc14.org
4
BULETIN - APLINDO No.49/2016
Standar Kerja Kompetensi Nasional Indonesia Bidang Logam dan Mesin Dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang pengecoran logam baik untuk pemenuhan kebutuhan industri manufaktur nasional di dalam negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang mengukur kompetensi dari seseorang sesuai dengan keahliannya. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) merupakan rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian, serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas yang ditetapkan secara nasional. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Pengecoran Logam berada di sub bidang SKKNI Logam dan Mesin yang mengacu pada Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 240/MEN/X/2004 tanggal 19 Oktober 2004. SKKNI Logam dan Mesin sudah lebih dari 10 tahun sehigga perlu dan ditinjau kembali untuk dilakukan penyempurnaan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan Industri di bidang Logam dan Mesin. Revisi dan konsep rancangan SKKNI Logam dan Mesin kini telah berada pada tahap konvensi Uji dan diharapkan akan keluar akhir tahun 2016. Standar Kompetensi bidang Pengecoran Logam berada pada LOG 04 dengan bahasan sbagai berikut : 1.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.001.2
JUDUL UNIT
:
Mengoperasikan Tanur Peleburan
DESKRIPSI UNIT :
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengoperasikan tanur peleburan. ELEMEN KOMPETENSI 1. Memilih Bahan
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 1.2 1.3
1.4 2. Memulai (startup) tanur
2.1
Formulir permintaan barang dilengkapi sesuai kebutuhan berdasar prosedur operasi standar. Analisis bahan dilakukan sesuai prosedur operasi standar. Analisis peramuan (charge) dikonversikan terhadap berat peramuan (charge weight) dalam tanur dengan menggunakan prosedur operasi standar. Peramuan ditimbang menurut prosedur operasi standar. Tanur diperiksa terhadap kemungkinan adanya kesalahan atau kerusakan sesuai prosedur
5
BULETIN - APLINDO No.49/2016
2.2 2.3 2.4 3. Memuat tanur (charging)
operasi standar. Perawatan operasional rutin tanur dilakukan sesuai prosedur operasi standar. Tanur di-startup sesuai prosedur operasi standar. Kesalahan dilaporkan sesuai prosedur operasi standar.
3.1 Prosedur keselamatan kerja diidentifikasi. 3.2 Pemanasan awal terhadap bahan dilakukan sesuai prosedur operasi standar.
3.3 Bahan dimasukkan ke dalam tanur sesuai prosedur operasi standar.
3.4 Area yang sesuai untuk pembuangan cairan disiapkan sesuai prosedur operasi standar.
4.1 Tanur dikendalikan pada kondisi kerja sesuai
4. Memantau tanur
prosedur operasi standar. 4.2 Analisis kimia dilakukan dengan mengambil contoh (sample).
4.3 Tindakan perbaikan komposisi cairan dilakukan sesuaiprosedur operasi standar.
4.4 Cairan dalam tanur di-drossed/degassed sesuai prosedur operasi standar. 4.5 Temperatur logam cair dikendalikan sesuai prosedur operasi standar.
5.1 Jumlah logam cair ditentukan sesuai spesifikasi. 5.2 Pengolahan cairan logam (tapping) dilakukan
5. Mengosongkan tanur
sesuai dengan prosedur operasi standar.
6.1 Tanur
6. Mematikan tanur
dimatikan operasi standar.
sesuai
dengan
prosedur
6.2 Perawatan operasional rutin terhadap tanur dilakukan standar.
2.
sesuai
dengan
prosedur
operasi
KODE UNIT
:
C.28LOG04.002.2
JUDUL UNIT
:
Melakukan Pengecoran Tanpa Tekanan (Gravity Die Casting)
DESKRIPSI UNIT :
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pengecoran tanpa tekanan (gravity die casting). ELEMEN KOMPETENSI 1. Menyiapkan Peralatan
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
Pelapis cetakan (die coat) dicampur dengan perbandingan yang tepat sesuai prosedur
6
BULETIN - APLINDO No.49/2016
1.2 1.3 1.4
2. Melakukan penuangan secara manual
2.1 2.2 2.3 2.4
3. Mengambil benda tuang
operasi standar. Temperatur cetakan (die) dijaga sesuai prosedur operasi standar. Perlengkapan keselamatan kerja digunakan sesuai prosedur operasi standar. Pelapis cetakan digunakan dalam urutan yang tepat dan dengan cara yang aman sesuai prosedur operasi standar. Penuangan dilakukan secara kontinyu sesuai prosedur operasi standar.. Kondisi yang berdampak pada penurunan kualitas atau cacat diidentifikasi. Pemantauan kondisi cetakan dilakukan sesuai instruksi kerja. Penyemprotan ulang (re-spraying) dilakukan sesuai prosedur operasi standar.
3.1 Benda tuang diambil dari dalam cetakan sesuai prosedur operasi standar.
3.2 Benda tuang disimpan sesuai prosedur operasi standar.
4. Membersihkan cetakan
4.1 Shot blasting dioperasikan dengan aman sesuai
prosedur operasi standar. 4.2 Area kerja dibersihkan dari pelapis (coating) dan sisa shot blasting(shot residu) sesuai prosedur operasi standar. 3.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.003.2
JUDUL UNIT
:
Mengoperasikan Mesin Pengecoran Bertekanan (Pressure Die Casting)
DESKRIPSI UNIT :
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengoperasikan mesin pengecoran bertekanan (pressure die casting). ELEMEN KOMPETENSI 1. Melakukan pemeriksaan praoperasi
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 1.2 1.3 1.4
Prosedur start up dilakukan sesuai prosedur operasi standar. Shot size disetel sesuai prosedur operasi standar. Nitrogen dan/atau sistem vakum diperiksa sesuai prosedur operasi standar. Pemeriksaan fungsional robot pengambil (picking robot) dilakukan sesuai prosedur operasi standar.
7
BULETIN - APLINDO No.49/2016 Pemegang komponen (component gripper) disetel sesuai prosedur operasi standar. Nosel penyemprot cetakan ( die spray nozzle) disetel sesuai prosedur operasi standar. Perencanaan pemisahan runner (breaking runner), keranjang benda jadi (stacking bins), wadah (bins), konveyor, dilakukan untuk menjamin aliran benda jadi yang effisien.
1.5 1.6 1.7
2. Mengoperasikan semua fungsi pada konrol panel mesin
2.1
Fungsi-fungsi pada mesin dioperasikan sesuai prosedur operasi standar. Fungsi-fungsi pada mesin disetel sesuai prosedur operasi standar. Fungsi-fungsi pada mesin dipantau sesuai prosedur operasi standar.
2.2 2.3 3. Mengoperasikan mesin untuk memproduksi casting
3.1 Mesin dioperasikan sesuai menurut prosedur 3.2 3.3 3.4
3.5 4. Memantau tanur (furnace)
operasi standar. Runner dipatahkan sesuai prosedur operasi standar. Coran pertama (first-off casting) diperiksa secara visual dan diserahkan untuk dicek kesesuaiannya terhadap spesifikasinya. Coran (casting) diperiksa secara visual terhadap porositas, keretakan, sobekan, split, sinks, sambungan dingin dan surface cracking sesuaiprosedur operasi standar. Coran (casting) diperlakukan (handle)sesuai prosedur operasi standar.
4.1 Penyetelan tanur dilakukan untuk penyesuian
terhadap kondisi operasi sesuai prosedur operasi standar. 4.2 Tanur dijaga pada kondisi operasi optimal sesuai prosedur operasi standar.
4.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.004.2
JUDUL UNIT
:
Mencampur Pasir Untuk Cetakan Logam
DESKRIPSI UNIT :
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam ELEMEN KOMPETENSI 1. Mengisimixer (penggiling/pengaduk)
mencampur pasir untuk cetakan logam. KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 1.2 1.3
Pemeriksaan awal dilakukan sesuai prosedur operasi standar. Formula campuran pasir ditentukan sesuai standar operasi standar. Bahan ditimbang dan dimuat sesuai dengan
8
BULETIN - APLINDO No.49/2016 spesifikasi formula. 2. Mencampur pasir
2.1 2.2 2.3 2.4
Pasir dicampur sesuai spesifikai dan prosedur operasi standar. Kinerja (performance) kerja mixer dan kondisi pasir dipantau. Pasokan bahan seperti air, bahan kimia, pasir dikendalikan. Kesalahan dilaporkan pada personil yang tepat.
3.1 Sampel dikeluarkan (extracted) dengan tepat
3. Menguji sampel
sesuai prosedur operasi standar. 3.2 Pengujian dilakukan sesuai dengan prosedur operasi standar. 3.3 Hasil uji dibandingkan terhadap spesifikasi.
3.4 Penyetelan
formula/mix
dilakukan
sesuaiprosedur operasi standar.
4. Mengeluarkan campuran
4.1 Muatan
dikeluarkan
sesuaiprosedur
operasi
standar.
4.2 Pasir yang tidak terpakai dan tidak lagi
dikehendaki, dibuang sesuai prosedur operasi standar.
5. Membersihkan mixer
5.1 Mixer
dimatikan
sesuai
prosedur
operasi
standar.
5.2 Mixer dibersihkan sesuai prosedur operasi standar.
5.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.005.2
JUDUL UNIT
:
Membuat Cetakan dan Inti Secara Manual
DESKRIPSI UNIT :
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat cetakan dan inti secara manual. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menentukan tuntutan pekerjaan
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 1.2
2. Menentukan langkah operasi
2.1 2.2
3. Memeriksa perlengkapan pola
Tuntutan pekerjaan diidentifikasi dengan tepat dari gambar, instruksi kerja dan spesifikasi. Bahan (material) dipilih sesuai dengan tuntutan pekrjaan. Urutan operasi ditentukan untuk mendapatkan efisiensi yang maksimal. Set up dilakukan sesuai spesifikasi pekerjaan mengikuti prosedur operasi standar.
3.1 Perlengkapan pola (pattern) diidentifikasi secara tepat dari spesifikasi sesuai prosedur operasi
9
BULETIN - APLINDO No.49/2016 standar. 3.2 Pola yang rusak operasi standar.
diperbaiki
sesuaiprosedur
3.3 Pola dirakit sesuai prosedur operasi standar. 4. Membuat cetakan dan inti
4.1 Peralatan pembuatan cetakan/inti ditempatkan sesuaiprosedur operasi standar.
4.2 Media yang tepat dipilih untuk membuat cetakan dan inti sesuai prosedur operasi standar. 4.3 Media cetakan digunakan untuk memproduksi cetakan dan inti menurut prosedur operasi standar. 4.4 Cetakan dan inti ditumbuk sesuai prosedur operasi standar. 4.5 Sistem pemisah digunakan sesuai prosedur operasi standar.
4.6 Bagian lepas, ventilasi, penambah dan saluran
terak ditempatkan sesuai prosedur operasi standar. 4.7 Pola dan bagian lepas dicabut dari dalam cetakan dan kotak inti sesuai prosedur operasi standar. 4.8 Cetakan diperbaiki sesuai prosedur operasi standar. 4.9 Cetakan dan inti dibersihkan sesuai prosedur operasi standar.
4.10 Inti
ditempatkan dalam rongga cetak menggunakan penahan sesuai spesifikasi dan prosedur operasi standar. 4.11 Cawan tuang dibuat berdasarkan spesifikasi sesuai prosedur operasi standar.
4.12 Cetakan
diperiksa kesesuaiannya terhadap spesifikasi komponen sesuai prosedur operasi standar. 4.13 Cetakan di-clamping (jepit) sesuai prosedur operasi standar. 5. Membersihkan dan merapikan area kerja
5.1 Tempat kerja dibersihkan sesuai prosedur operasi standar.
5.2 Pasir yang telah terpakai dan tidak lagi
dikehendaki, dibuang sesuai prosedur operasi standar.
10
BULETIN - APLINDO No.49/2016 6.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.006.2
JUDUL UNIT
:
Mengoperasikan Mesin Cetak dan Inti
DESKRIPSI UNIT :
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengoperasikan mesin cetak dan Inti. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menentukan tuntutan pekerjaan
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2 2. Melakukan pemeriksaan PraOperasi
2.1 2.2
2.3
Tuntutan pekerjaan diidentifikasi dengan tepat dari gambar, prosedur operasi standar dan spesifikasi. Bahan (material) dipilih sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Pola/kotak inti diperiksa berdasarkan spesifikasi sesuai prosedur operasi standar. Pola/kotak inti yang rusak diidentifikasi untuk perbaikan atau penggantian sesuai prosedur operasi standar. Pola/Kotak inti dipasang didalam penyangga sesuai prosedur operasi standar.
3.1 Media/bahan cetakan untuk pembuatan cetakan
3. Menangani mesin
dan inti dipilih. 3.2 Cetakan/inti dibuat sesuai dengan spesifikasi dan prosedur operasi standar. 3.3 Mesin dioperasikan sesuai prosedur operasi standar.
3.4 Mesin dikosongkan sesuai prosedur operasi standar.
3.5 Cetakan/inti dilapis sesuai prosedur operasi standar.
4. Merakit cetakan/inti
4.1 Cetakan/inti diberi lubang gas/ventilasi sesuai
spesifikasi dan prosedur operasi standar. 4.2 Runner bush diatur sesuai spesifikasi dan prosedur operasi standar. 5. Merapikan area kerja
5.1 Seluruh bahan dibersihkan dari area kerja. 5.2 Tempat kerja dibersihkan sesuai prosedur operasi standar
5.3 Pasir yang telah terpakai dan tidak lagi
dikehendaki, dibuang sesuaiprosedur operasi standar.
7.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.007.2
JUDUL UNIT
:
Menuang Cairan Logam
DESKRIPSI UNIT :
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam menuang cairan logam.
11
BULETIN - APLINDO No.49/2016 ELEMEN KOMPETENSI 1. Mempersiapkan penuangan cairan logam
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Kondisi cetakan (mould) dipersiapkan sesuai prosedur operasi standar. Kondisi ladel diperiksa sesuai prosedur operasi standar. Temperatur logam cair diperiksa kesesuaiannya terhadap spesifikasi. Metoda penuangan diatur urutan langkahnya sesuai prosedur operasi standar. Kapasitas penuangan diidentifikasi sesuai spesifikasi dan prosedur operasi standar.
2. Mempersiapan ladel
2.1 2.2
Ladel disiapkan untuk menampung logam cair. Pemanasan awal dilakukan sesuai prosedur operasi standar.
3. Memindahkan ladel ke tungku
3.1 Klip
4. Menjaga kualitas logam seperti yang diperlukan
4.1 Terak/dros dibuang sesuai prosedur operasi
5. Menuang logam cair
5.1 Informasi kepada personil yang berada didekat
pengaman diperiksa sesuai prosedur operasi standar. 3.2 Ladel dipindahkan ke area penuangan sesuai prosedur operasi standar. 3.3 Bahan tambah ditambahkan ke dalam logam cair berdasarkan spesifikasi dan sesuai prosedur operasi standar. standar. 4.2 Temperatur dipantau sesuai prosedur operasi standar. 4.3 Analisis kimia dilakukan sesuai prosedur operasi standar.
area penuangan disampaikan sesuai prosedur operasi standar. 5.2 Peralatan keselamatan kerja digunakan sesuai spesifikasi dan prosedur operasi standar. 5.3 Logam dituang dengan jumlah yang tepat dan kontinyu.
5.4 Batang uji dituang sesuai spesifikasi dan prosedur operasi standar.
6. Mengosongkan sisa logam dari dalam ladel
6.1 Ingot dituang sesuai prosedur operasi standar. 6.2 Ingot ditandai sesuai prosedur operasi standar.
7. Mengembalikan ladel
7.1 Ladel dikosongkan sesuai prosedur operasi standar.
7.2 Ladel dirawat sesuai prosedur operasi standar.
12
BULETIN - APLINDO No.49/2016 8.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.008.2
JUDUL UNIT
:
Membersihkan Logam Cor/Tempa
DESKRIPSI UNIT :
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam membersihkan logam cor/tempa. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menentukan tuntutan kerja
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 1.2
2. Mengamati tuntutan kondisi keselamatan
2.1 2.2 2.3
3. Mengidentifikasi sisa bahan yang harus dibuang
Gambar, instruksi dan spesifikasi diidentifikasi sesuai tuntutan kerja. Cetakan dan/atau coran/benda tempa diatur dengan tepat untuk proses yang efisien. Peralatan perlindungan diri digunakan sesuai prosedur operasi standar. Coran/tempa ditangani dengan menggunakan prosedur penanganan manual atau mekanis. Coran/tempa ditempatkan secara aman.
3.1 Coran dipisahkan dari cetakan dan/atau bahan pasir sesuai prosedur operasi standar.
3.2 Coran/tempa diperiksa kesesuaiannya secara visual untuk proses selanjutnya. 3.3 Sisa logam diidentifikasi sesuai instruksi kerja. 4. Memilih perkakas dan peralatan
4.1 Metoda pembersihan yang tepat dipilih. 4.2 Peralatan rumbling/shot blast/sand
blast
digunakan sesuai spesifikasi dan prosedur operasi standar. 4.3 Perkakas tangan yang tepat digunakan sesuai tuntutan pekerjaan.
4.4 Mesin tangan (power tools) dan perlengkapan yang tepat pekerjaan.
5. Membuang sisa bahan
digunakan
sesuai
tuntutan
5.1 Sisa logam dibuang dengan menggunakan metoda dan peralatan yang prosedur operasi standar.
tepat
sesuai
5.2 Sisa
logam untuk proses daur ulang diidentifikasi sesuai prosedur operasi standar.
6. Menguji kualitas coran/tempa
6.1 Coran/tempa
diperiksa secara visual kesesuaiannya terhadap spesifikasi. 6.2 Coran/tempa dinyatakan gagal sesuai spesifikasi
6.3 Coran/tempa diidentifikasi untuk pertimbangan perbaikan.
6.4 Kesalahan dicatat sesuai prosedur operasi standar.
13
BULETIN - APLINDO No.49/2016 9.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.009.2
JUDUL UNIT
:
Menguji Coran/Tempa
DESKRIPSI UNIT :
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam menguji coran/tempa. ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengevaluasi coran/tempa
1.1 1.2
Gambar diidentifikasi dengan tepat. Peralatan pengukuran digunakan dengan tepat.
2. Mengidentifikasi cacat coran/tempa
2.1
Prosedur pengambilan sampel yang tepat diterapkan sesuai prosedur operasi standar. Coran/tempa yeng cacat diidentifikasi secara tepat sesuai prosedur operasi standar. Penyebab yang mungkin atas cacat tuang diidentifikasi.
2.2 2.3 3. Mengidentifikasi sisa bahan yang harus dibuang
3.1 Pengujian dilakukan untuk mengevaluasi cacat
sesuai prosedur operasi standar. 3.2 Pengujian mampu bengkok, mampu tarik,tegangan, kekerasan, kekuatan, dll dilakukan seusai prosedur operasi standar. 3.3 Pengujian tidak merusak (nondestructif test) dilakukan untuk mengevaluasi cacat dalam sesuai prosedur operasi standar.
3.4 Uji tekan terhadap coran/tempa dilakukan
sesuai prosedur operasi standar. 3.5 Hasil pengujian dilaporkan kepada personil yang tepat sesuai prosedur operasi standar. 4. Melakukan tindakan perbaikan
10.
4.1 Tindakan
perbaikan untuk mengilangkan kesalahan yang telah teridentifikasi dilakukan menggunakan pengetahuan proses pengecoran /penempaan . 4.2 Tindakan perbaikan dilaporkan kepada personil yang tepat sesuai prosedur operasi standar.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.010.2
JUDUL UNIT
:
Membuat Pola dari Kayu
DESKRIPSI UNIT
:
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat pola dari kayu. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menentukan tuntutan pekerjaan
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
Prosedur operasi diidentifikasi.
standar
dan
spesifikasi
14
BULETIN - APLINDO No.49/2016 1.2
1.3 2. Merencanakan pola dari kayu
Teknik cetakan/coran dan proses pengecoran diaplikasikan untuk menentukan jenis pola dari kayu yang diperlukan. Balok kayu/kayu komposit yang tepat dipilih sesuai spesifikasi.
2.1 Parameter pola seperti: sudut, kemiringan,
kelonggaran, penyusutan, dll dihitung sesuai spesifikasi. 2.2 Pola direncanakan (lay out) untuk menunjukkan kemiringan , tambahan pemesinan (machining allowance), dudukan inti (core print) dan metoda konstruksi terhadap spesifikasi.
2.3 Jig dan fixture dirancang sesuai spesifikasi. 2.4 Jig dan fixture dimanufaktur sesuai rancangan untuk membantu produksi pola.
3. Membuat pola dari kayu
3.1 Bahan yang telah digores dan konstruksi yang
dihasilkan dikembangkan untuk kesesuain terhadap spesifikasi. 3.2 Pola atau bagian komponen pola dibuat sesuai bentuk dan ukuran untuk mendapatkan kesesuaian terhadap spesfikasi dengan menggunakan teknik pembuatan pola dari kayu yang telah disetujui,prosedur dan kerja tangan yang tepat, dan pemakaian peralatan tangan mesin.
3.3 Menggunakan teknik dan prosedur pembuatan
pola dari kayu yang disetujui, bagian komponen pola disatukan. 3.4 Bagian komponen pola yang telah disatukan diperiksa kesesuaiannya terhadap spesifikasi.
3.5 Pola ditandai dengan tepat, menggunakan kode warna atau label sesuai spesifikasi.
11.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.011.2
JUDUL UNIT
:
Membuat Pola dari Resin
DESKRIPSI UNIT
:
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat pola dari resin. ELEMEN KOMPETENSI 1. Memeriksa pola dan inti
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
1.2
Pola atau inti diinspeksi pada kondisi permukaan yang tepat, dan disetup pada joint line atau flat board-nya sesuai spesifikasi. Parting agent yang tepat dipilih sesuai dengan spesifikasi polymer.
15
BULETIN - APLINDO No.49/2016 2. Membuat cetakan, pola, alat bantu
2.1 2.2
2.3
2.4 2.5 2.6 2.7
12.
Bahan resin yang tepat dipilih sesuai dengan spesifikasi. Resin dan pengeras dicampur dalam perbandingan dan spesifikasi yang tepat dengan menggunakan prosedur kerja dan keamanan yang standard. Resin digunakan sesuai spesifikasi, menggunakan metoda penentuan awal, menjamin tidak adanya udara yang terjebak dalam aplikasi, panas sisa tidak timbul dan delaminasi tidak terjadi pada penggunaan akhir. Pola/kotak inti dibuka, diperiksa, dibersihkan dan diperbaiki sesuai prosedur operasi standar. Permukaan pola dari resin difinishing sesuai spesifikasi. Metoda penempatan diterapkan secara tepat terhadap pola dan kotak inti. Alat-alat resin diperiksa kesesuaiannya sesuai prosedur operasi standar.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.012.2
JUDUL UNIT
:
Merakit Pola pada Pelat Pola
DESKRIPSI UNIT
:
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam merakit pola pada pelat pola. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menentukan tuntutan kerja
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 1.2
2. Memeriksa tata letak pola
2.1
2.2
2.3 3. Memasang pola pada pelat
Prosedur operasi standar dan spesifikasi diidentikasi. Instruksi kerja dan spesifikasi diikuti. Pola diperiksa untuk memastikan bahwa ukuran dan permukaan akhir (surface finish) sudah sesuai dengan spesifikasi. Sistem saluran (runner) di-layout sesuai spesifikasi berdasar pada gambar, sketsa atau informasi lainnya yang tepat. Pola di-align sesuai prosedur operasi standar.
3.1 Sisi atas dan sisi bawah pola/plat pola diinspeksi sesuai prosedur operasi standar. 3.2 Bagian atas dan bawah pola/plat pola gabungkan dengan plat pola.
4. Memasang sistem saluran
di
4.1 Sistem saluran ditentukan untuk memenuhi
spesifikasi dan keperluan pembuatan. 4.2 Komponen sistem saluran dipasang pada plat pola dengan menggunakan teknik pemasangan
16
BULETIN - APLINDO No.49/2016 dan penyambungan sesuai spesifikasi 5. Memeriksa rakitan pelat pola
5.1 Kelayakan cetak dari asembling plat pola diinspeksi agar sesuai dengan spesifikasi. 5.2 Penyimpangan dari hasil pemeriksaan dilaporkan kepada personil yang tepat.
13.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.013.2
JUDUL UNIT
:
Membuat Pola dari Polistiren
DESKRIPSI UNIT
:
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat pola dari polisterin. ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menentukan tuntutan kerja
1.1 1.2
Gambar, instruksi dan spesifikasi diidentifikasi. Tipe dan tingkat (grade) polistiren dipilih untuk kesesuaiannya terhadap spesifikasi.
2. Memberi tanda pada pola
2.1
Perhitungan dilakukan untuk menentukan penyusutan tuangan, kelonggaran, dn tambahan pekerjaan. Pola/ komponen pola ditandai (marked out) sesuai spesifikasi
2.2
3.1 Komponen
3. Membuat pola
pola disatukan perekat yang tepat.
menggunakan
3.2 Alat dan teknik yang tepat digunakan untuk membuat pola dari polistiren sesuai dengan spesifikasi. 3.3 Pola diperiksa untuk menyesuaikan dengan spesifikasi
3.4 Pola diberi tanda untuk identifikasi. 4. Melindungi pola dari kerusakan
4.1 Pola ditangani ( handled) dengan aman untuk menghindari dari kerusakan sesuai prosedur operasi standar. 4.2 Pola disimpan sesuai prosedur operasi standar.
14.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.014.2
JUDUL UNIT
:
Membuat Pola untuk Produksi
DESKRIPSI UNIT
:
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat pola untuk produksi. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menentukan tuntutan kerja
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1
Gambar, instruksi dan spesifikasi diidentifikasi.
17
BULETIN - APLINDO No.49/2016 1.2 1.3
1.4
2. Mengembangkan alat bantu pola
2.1
2.2 3. Membuat pola
3.1 3.2 3.3
15.
Tipe pola dan disain direncanakan mengacu pada spesifikasi. Disain pola divisualisasikan dari gambar, cetakan atau sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Perencanaan dikembangkan untuk langkah pembuatan pada tingkat produksi pola sesuai kebutuhan pelanggan. Bahan-bahan diseleksi untuk mendapatkan persyaratan kekuatan, daya tahan dan komponen akhir. Perhitungan yang tepat dilakukan untuk menghasilkan parameter pola. Mesin dan proses permesinan yang tepat dipilih. Perkakas tangan dan perkakas bertenaga dipilih. Pola diperiksa untuk kesesuaian terhadap spesifikasi.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.015.2
JUDUL UNIT
:
Membuat CetakanVakum
DESKRIPSI UNIT
:
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat cetakan vakum. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menentukan tuntutan kerja
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 1.2 1.3
2. Mengembangkan/ penandaan peralatan yang dibentuk
2.1
2.2
3. Membuat cetakan vakum
Gambar, instruksi dan interpretasi diidentifikasi. Proses vakum diaplikasikan untuk menentukan disain cetakan vakum. Bahan-bahan yang tepat diseleksi untuk memenuhi spesifikasi. Perhitungan yang tepat dilakukan untuk menentukan parameter peralatan, perhitungan ketebalan lembaran plastik dan penyusutannya sesuai prosedur operasi standar. Bahan peralatan cetakan vakum diberi tanda untuk menunjukkan ukuran, posisi pengeluaran udara dan bentuk rongga cetak
3.1 Mesin dan proses pemesinan yang tepat dipilih
untuk memproduksi peralatan cetakan vakum sesuai spesifikasi. 3.2 Perkakas tangan dan perkakas bertenaga digunakan dengan teknik dan prosedur yang tepat untuk mendapatkan toleransi sesuai spesifikasi.
18
BULETIN - APLINDO No.49/2016 3.3 Peralatan
cetakan vakum yang telah dikonstruksikan diperiksa sesuai spesifikasi.
16.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.016.2
JUDUL UNIT
:
Membuat Model Presisi
DESKRIPSI UNIT
:
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat model presisi. ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menentukan tuntutan kerja
1.1 1.2
Gambar, instruksi dan spesifikasi diidentifikasi. Bahan diseleksi sesuai spesifikasi.
2. Mengatur tata letak model
2.1
Desain model akhir direncanakan berdasarkan referensi spesifikasi pelanggan. Penyusutan (construction allowance), kelonggaran (clearance) , kemiringan (taper), ditetapkan sebagai parameter model. Jig dan fixture dirancang sesuai dengan speifikasi.
2.2
2.3 3. Membuat model
17.
3.1. Model dan area yang akan diproses menggunakan mesin NC/CNC, ditentukan sesuai spesifikasi. 3.2. Mesin dan proses pemesinan yang tepat, dipilih untuk membuat model sesuai spesifikasi. 3.3. Perkakas tangan dan perkakas bertenaga digunakan dengan teknik dan prosedur yang tepat untuk mendapatkan toleransi sesuai spesifikasi dan surface finish yang sesuai dengan tipe model. 3.4. Pengukuran dilakukan untuk memeriksa kesesuaian terhadap spesifikasi, menggunakan prosedur operasi standar. 3.5. Penyimpangan atau modifikasi dari disain direkam sesuai prosedur operasi standar.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.017.2
JUDUL UNIT
:
Membuat Pola untuk Roda Gigi
DESKRIPSI UNIT
:
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat pola untuk roda gigi. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menentukan tuntutan kerja
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 1.2
Gambar, instruksi dan spesifikasi diidentifikasi. Bahan yang tepat diseleksi sesuai spesifikasi.
19
BULETIN - APLINDO No.49/2016
2. Merancang pola
1.3
Cetakan, teknik cor dan proses pengecoran diaplikasikan dalam penentuan tipe pola yang diperlukan.
2.1
Parameter pola seperti lingkaran pitch, sudut tekan, bentuk gigi , helix kiri dan kanan, dimensi pitch axial, sudut , kemiringan , kelonggaran, tambahan penyusutan dll dihitung sesuai dengan pengembangan macam-macam tipe roda gigi. Perencanaan pola mencakup kemiringan, tambahan pengerjaan permesinan, dudukan inti dan metoda konstruksi dll dibuat sesuai spesifikasi. Jig dan fixture dibuat untuk membantu pembuatan pola.
2.2
2.3 3. Membuat pola
18.
3.1. Bahan yang sudah diberi tanda dan konstruksi dikembangkan sesuai spesifikasi. 3.2. Pola atau komponen pola dibuat sesuai spesifikasi menggunakan prosedur operasi standar. 3.3. Pola atau komponen pola dicek kesesuaiannya terhadap spesifikasi 3.4. Komponen pola digabungkan sesuai spesifikasi menggunakan teknik dan prosedur pembuatan pola yang tepat. 3.5. Pola ditandai dengan tepat, diberi warna (colour code) dan /atau dilabel (tagged) sesuai spesifikasi dan prosedur operasi standar.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.018.2
JUDUL UNIT
:
Mengoperasikan Mesin Kerja untuk Kayu
DESKRIPSI UNIT
:
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam mengoperasikan mesin kerja untuk kayu.
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menentukan tuntutan kerja
1.1 1.2
Instruksi kerja dan spesifikasi diidentifikasi. Mesin kerja kayu dipilih dengan tepat sesuai spesifikasi.
2. Mengeset mesin
2.1 2.2 2.3 2.4
Alat/pahat dipilih sesuai instruksi kerja. Alat potong/pahat ditajamkan sesuai spesifikasi. Alat potong/pahat dibentuk sesuai spesifikasi. Alat potong/pahat dipasang sesuai instruksi
20
BULETIN - APLINDO No.49/2016
2.5
kerja. Dudukan disetel sesuai instruksi kerja.
3. Mengoperasikan mesin
3.1. Bahan diposisikan sesuai instruksi kerja. 3.2. Mesin kerja kayu dioperasikan untuk memotong bahan sesuai spesifikasi dan instruksi kerja. 3.3. Bahan digunakan sesuai prosedur operasi standar.
4. Memeriksa komponen
4.1 4.2
19.
Komponen yang sudah diproses, diperiksa kesesuaiannya terhadap spesifikas. Penyimpangan dilaporkan kepada personil yang tepat.
KODE UNIT
:
C.28LOG04.019.2
JUDUL UNIT
:
MemasangBahan Tahan Api
DESKRIPSI UNIT:
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam memasang bahan tahan api. ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Memeriksa bahan tahan api
1.1 1.2
Spesifikasi bahan tahan api diidentifikasi. Ruang lingkup bahan tahan api diidentifikasi.
2. Menyelesaikan bahan tahan api
2.1
Langkah operasi untuk membersihkan bahan tahan api yang rusak ditentukan sesuai spesifikasi pekerjaan. Alat dan peralatan yang tepat dipilih untuk melepas bahan tahan api sesuai prosedur operasi standar. Bahan tahan api yang rusak dibuang sesuai prosedur operasi standar.
2.2
2.3 3. Mempersiapkan material bahan tahan api
3.1. Jenis bahan tahan api yang cocok dipilih sesuai spesifikasi 3.2. Media bahan tahan api dicampur sesuai spesifikasi
4. Memasang bahan tahan api
4.1
4.2
5. Mengeraskan bahan tahan api
5.1
5.2
Tahapan pengerjaan pemasangan bahan tahan api ditentukan sesuai spesifikasi dan instruksi kerja. Bahan tahan api dipasang dengan teknik serta alat dan kelengkapanyang tepat sesuai prosedur operasi standar. Bahan tahan api dikeraskan sesuai spesifikasi menggunakan teknik yang tepatsesuai dengan spesifikasi dan prosedur operasi standar. Bahan tahan api diberi label sesuai spesisikasi.
21
BULETIN - APLINDO No.49/2016
20. KODE UNIT JUDUL UNIT
:
C.28LOG18.014.2
:
Membuat Dies
DESKRIPSI UNIT: Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat dies. ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan pembuatan dies
1.1 Desain dies diinterpretasikan sesuai spesifikasi. 1.2 Jenis dies dan desainnya dirancang sesuai spesifikasi. 1.3 Kelayakan mesin perkakas dipastikan.
1.4 Langkah
pemesinan dengan jenis dies.
direncanakan
sesuai
1.5 Kebutuhan pengekleman (clamping) pada mesin perkakas ditentukan sesuai desain dies.
2. Melakukan pemesinan dies
2.1 Material dipilih sesuai
3. Melakukan finishingdies
3.1 Peralatan tangan
4. Melakukan uji coba (trial) dies
4.1 Mesin press dipilih untuk uji coba sesuai spesifikasi dies. 4.2 Produk hasil uji coba (trial) diperiksa dengan
persyaratan kekuatan, ketahanan, kehalusan permukaan,kualitas perlakuan panas. 2.2 Penggunaan mesin perkakas, perkakas potong, peralatan tangan dan peralatan bertenaga yang akan digunakan untuk membentuk benda kerja ditentukan sesuai kekerasan material. 2.3 Dies dibuat dengan langkah permesinan yang telah disiapkan dengan menggunakan mesin perkakas yang tepat. 2.4 Mesin perkakas yang tepat dipilih untuk membentuk benda kerja (component) sesuai spesifikasi. dan peralatan bertenaga dipilih untuk pembentukan akhir dari benda kerja sesuai spesifikasi dan referensi prototype. 3.2 Komponen dirakit sesuai spesifikasi dengan teknik dan prosedur pembuatan cetakan.
alat ukur presisi sesuai spesifikasi. 4.3 Kesesuaian terhadap spesifikasi diverifikasi sesuai prosedur. 4.4 Penyimpangan dan perbaikan terhadap desain dies dan gambar produk dicatat untuk dilaporkan sesuai prosedur.
22
BULETIN - APLINDO No.49/2016
21.
KODE UNIT JUDUL UNIT
:
C.28LOG18.015.2
:
Memelihara Dies/Mould
DESKRIPSI UNIT :
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam memelihara Dies/Mould. ELEMEN KOMPETENSI 1. Menganalisis
kerusakan
KRITERIA UNJUK KERJA pada
dies/mould 2. Menentukan
kerusakan
komponen dies/mould
dies/mould diidentifikasi sesuai laporan produksi atau inspeksi rutin . 1.2 Rencana perbaikan/pemeliharaan dibuat.
1.1 Kerusakan
2.1 Dies/mould
dibongkar untuk memastikan kerusakan terhadap konstruksi desain dan gambar produk.
2.2 Komponen
dies/mould
yang rusak/aus dipastikan untuk penggantian atau perbaikan.
3.1 Mesin perkakas yang tepat dipilih untuk
3. Membuat/memperbaiki komponen
dies/mould
rusak.
yang
digunakan. 3.2 Perkakas tangan dan perkakas bertenaga dipilih untuk digunakan. 3.3 Parameter pemesinan untuk membuat komponen diatur sesuai spesifikasi.
3.4 Perlakuan panas sesuai dengan spesifikasi dilakukan.
4. Merakit dies/mould
4.1 Komponen diperiksa sesuai spesifikasi. 4.2 Dies/mould dirakit dengan teknik dan prosedur pembuatan dies/mould.
5. Memastikan kesiapan
5.1 Dies/mould
dies/mould untuk produksi
diuji coba (trial) untuk mendapatkan produk sesuai spesifikasi. 5.2 Produk hasil uji coba (trial) diperiksa dengan peralatan ukur yang tepat untuk menjamin kesesuaian terhadap spesifikasi.
5.3 Data-data
penggantian dan perbaikan komponen dicatat pada format perawatan dies/mould.
5.4 Dies/mould dikirim ke produksi atau tempat penyimpanan.
23
BULETIN - APLINDO No.49/2016
Industri Timah Hitam Kekurangan Bahan Baku Timah Hitam merupakan bahan baku utama bagi industri aki ( battery) untuk kendaraan bermotor dengan biaya produksi industri aki untuk bahan baku sebesar 60% sehingga industri aki sangat bergantung dari harga timah hitam. Produksi aki dalam negeri 60% di ekspor, lambat laun persediaan timah hitam untuk kebutuhan industri aki dan daur ulang akan habis dan industri aki di Indonesia akan tergantung pada impor timah hitam dan aki dari luar negeri. Aplindo di tahun 2002, mengingatkan bahwa industri aki di Indonesia akan mengalami tekanan daya saing, hal ini dapat dilihat dari data ekspor impor aki tahun 2011 – 2015.
Tabel 1. Data ekspor impor baterai tahun 2011 – 2015 No.
Uraian Barang
1.
Ekspor
2.
Impor (Ekspor-Impor)
2011
2012
2013
2014
2015
467,079
43,470,066
2,238,001
900,050
615,925
15,880,157
25,318,339
21,189,448
22,227,275
19,996,040
(15,413,078)
18,151,727 (18,951,447) (21,327,225) (19,380,115)
Sumber : BPS diolah
Tabel 2. Data Kapasitas Terpasang Industri Aki No.
Perusahaan
Kapasitas Terpasang (Pcs pertahun)
Kapasitas Izin (Pcs pertahun)
1
PT Century Batteries Indonesia
1,000,000
1,000,000
2
PT Trimitra Baterai Prakasa
5,200,000
5,000,000
3
PT Tri Mega Batterindo
180,000
180,000
4
PT Yuasa Battery Indonesia
13,200,000
10,800,000
Mobil
Motor
Mobil
Motor
5
PT GS Battery
4,500,000
10,200,000
4,050,000
9,180,000
6
PT Nipress, Tbk
1,500,000
700,000
2,000,000
750,000
Kondisi ini tentu membuat daya saing industri aki melemah dan produk aki yang dihasilkan lebih mahal, apalagi dengan masuknya produk aki yang berasal dari Korea Selatan yang memiliki daya saing yang kuat. Industri aki dari Korea Selatan memiliki
24
BULETIN - APLINDO No.49/2016 daya saing yang kuat karena pasokan bahan baku timah hitam yang cukup. Timah hitam ini diperoleh dari hasil pengolahan daur ulang aki bekas yang didapat dari impor aki bekas dan dalam negeri Korea Selatan sendiri. Perlu kita ketahui bahwa semua jenis logam yang dihasilkan dari daur ulang (recycle) lebih murah dibanding dengan logam dari hasil pengolahan tambang, demikian juga dengan timah hitam hasil daur ulang akan jauh lebih murah dibandingkan dengan pengolahan hasil tambang. Di Indonesia telah ada 3 (tiga) industri daur ulang aki bekas, namun kinerjanya sangat sulit tercapai akibat kurangnya pasokan aki bekas di dalam negeri sebagai bahan baku akibat kebijakan pelarangan impor aki bekas sejak tahun 2002. Kebijakan pelarangan impor aki bekas membuat Industri pengolahan daur ulang aki bekas bekerja dibawah kapasitas produksinya karena bahan baku aki bekas sangat sulit diperoleh dan harganya mahal sehingga produk timah hitam yang dihasilkan menjadi mahal. Tabel 3. Data Kapasitas Terpasang Industri Timah Hitam Industri
Industri Pengolahan
Kapasitas Izin Produksi
Perolehan Aki Bekas Lokal
(Ton/Tahun)
(Ton/Tahun)
207.000
46.200
Perolehan PB (Ton/Tahun) 23.100
Timah Hitam Selain itu kurangnya pasokan aki bekas ke industri pengolahan disebabkan oleh tumbuhnya pembakar liar aki bekas, industri yang menggunakan bahan baku aki bekas dengan izin pertambangan, industri pengolahan baru yang mendapatkan izin dari Pemda setempat dan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup, namun belum memiliki izin dari Kementerian Perindustrian, dengan data sebagai berikut: A. Pembakar Liar 1. Haji Slamet – di Taman Trosobo, Sidoarjo 2. Bpk Suladi – Bojonegoro-Tuban, Mojosari 3. Bpk Rukan – Jombang, Taman Trosobo-Sidoarjo, Semarang 4. Bpk Muksin – Semarang 5. Pembakar liar lainnya di daerah Cinangka, Lamongan, Tangerang, Lebak Wangi . B. Industri pengolahan lain yang menggunakan aki bekas sebagai bahan baku : a. PT. Radi Logam Indonesia, Kawasan Industri Kujang Cikampek, dengan ijin pengolahan galena menjadi timah ingot.
25
BULETIN - APLINDO No.49/2016 b. PT. Kharaba Wiratama, Jl. Raya Tegal-Pemalang Km.11, KabTegal, dengan ijin pemda setempat dan izin amdal dari KLH c. PT. Tritan Metal dan Mineral, Parung Panjang, Cibinong, dengan ijin pemurnian dari bahan baku timah ingot/bullion d. PT. Hidup Makmur Steel, dengan ijin pertambangan. e. CV. Lut Putra Solder, Tegal- Pengolahan limbah logam Dengan adanya pembakar liar dan industri baru tersebut tanpa dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan kendali pencemaran yang sesuai peraturan dan persyaratan yang berlaku akan memiliki dampak negatif yang besar terhadap lingkungan dan akan meracuni masyarakat sekitar, yang bertentangan dengan hakekat lingkungan hidup. Upaya untuk mendapatkan harga timah hitam yang murah di Indonesia adalah dengan meningkatkan kinerja ke-3 Industri Daur Ulang Timah Hitam yaitu PT. Indra Eramulti Logam Industri, PT. Muhtomas dan PT. Non Ferindo Utama. Berbagai cara telah dilakukan namun gagal, diantaranya adalah dengan menutup pembakar-pembakar liar dengan memberdayakan sebagai pengumpul yang selanjutnya dijual ke-3 industri pengolah aki bekas tersebut namun upaya ini gagal karena para pengumpul ingin harga aki bekas tinggi dengan cara menawar mengadu penawaran yang legal, impor bahan baku Lead Bullion dengan insentif Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) dan notifikasi impor aki bekas namun terkendala dengan UU no.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Permerintah Lingkungan
dalam Hidup
hal
ini
dan
Kementerian Kehutanan
Perindustrian
seharusnya
dan
memberikan
melindungi industri pengolahan limbah yang telah ada
Kementerian insentif
dan
untuk meminimalisir
pencemaran yang dilakukan oleh para pembakar liar, bukan melindungi para pembakar liar dengan alasan kemanusiaan dan ekonomi. ---000---
26
BULETIN - APLINDO No.49/2016
Penurunan Harga Gas Untuk Industri Harga gas saat ini di Indonesia sama seperti harga gas pada tahun 2012, walaupun harga gas dunia di akhir tahun 2014 menurun hampir 50%. Deregulasi Paket Kebijakan Ekonomi III tanggal 7 Oktober 2015 mengindikasikan harga gas akan diturunkan untuk meningkatkan daya saing industri nasional. Kemudian disusul dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 40 tahun 2016 yang menyatakan bahwa keekonomian pengguna gas bumi tidak boleh lebih tinggi dari US$ 6/MMBTU, disayangkan keluarnya Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 16 tahun 2016 sebagai petunjuk pelaksanaan Perpres No. 40 tahun 2016 menyatakan bahwa keekonomian di titik serah kontraktor. Terakhir pada tanggal 4 Oktober 2016 Presiden di dalam rapat terbatas yang disiarkan ke publik bahwa harga gas akan diturunkan ke US$ 5-6/MMBTU. Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) yang beranggotan asosiasi-asosiasi industri memberanikan diri melaporkan ke Presiden Jokowi pada tanggal 14 Juli 2016, perihal : Perpres No. 40/2016 Tidak Bermanfaat (terlampir).
27
BULETIN - APLINDO No.49/2016
28
BULETIN - APLINDO No.49/2016
29
BULETIN - APLINDO No.49/2016
Seminar Die Casting Process Chain 2016 22 Juli 2016 Seminar Die Casting Process Chain 2016 merupakan penyelenggaraan ke-3 dari Loka karya Die Desain diselenggarakan di Jakarta tanggal 22 Juli 2016 yang diikuti oleh 50 peserta dari beberapa perusahaan pengecoran alumunium Indonesia. Seminar ini menghadirkan pembicara dari Tenaga Ahli Buhler Swistzerland yang memiliki pengalaman dalam proses pengecoran lebih dari 40 tahun yaitu Mr. Ulrich Wiedmer, Mr. Claude Stalder dan Mr. Daniel Sutter.
Peserta Seminar Seminar Die Casting Process Chain 2016
Penyelenggaraan seminar ini terbilang sukses dan pelanggan yang bergabung pada lokakarya ini sangat aktif dan tertarik, untuk mengetahui lebih jelas dapat lihat dari materi seminar di halaman berikut.
30
BULETIN - APLINDO No.49/2016
31
BULETIN - APLINDO No.49/2016
32
BULETIN - APLINDO No.49/2016
33
BULETIN - APLINDO No.49/2016
34
BULETIN - APLINDO No.49/2016
35
BULETIN - APLINDO No.49/2016
36
BULETIN - APLINDO No.49/2016
37
BULETIN - APLINDO No.49/2016
38
BULETIN - APLINDO No.49/2016
39
BULETIN - APLINDO No.49/2016
40
BULETIN - APLINDO No.49/2016
Data Kendaraan Bermotor 1. Data Kendaran Roda 4 a. Penjualan Kendaraan roda 4 (unit) tahun 2012-2016 di Indonesia No.
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total
2012 76.427 86.486 87.917 87.144 95.541 101.746 102.511 76.445 102.100 106.754 103.703 89.456 1.116.230
2013
Penjualan (Unit) 2014 2015
96.718 103.609 94.194 103.278 111.824 88.740 95.996 113.067 99.410 102.257 106.124 81.600 99.697 96.872 79.375 104.268 110.614 82.172 112.178 91.334 55.615 77.964 96.652 90.537 115.974 102.572 93.038 112.039 105.222 88.408 111841 91.327 86.937 97.691 78.802 73.264 1.229.901 1.208.019 1.013.290
2016 85.003 88.208 94.093 84.770 88.567 91.489 61.893 96.291 92.541 91.990 99.934 974.779
Sumber : Gaikindo
b. Produksi Kendaraan roda 4 (unit) tahun 2012-2016 di Indonesia No.
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total
2012 77.036 86.469 85.507 84.426 97.367 94.400 97.330 71.113 94.488 100.298 99.168 77.955 1.065.557
Produksi (Unit) 2013 2014 97.793 104.728 100.491 112.501 89.073 123.007 101.805 121.114 99.661 94.353 97.939 117.309 106.519 93.613 77.354 105.259 116.974 119.346 115.533 116.654 110.570 102.423 94.499 88.216 1.208.211 1.298.523
2015 99.102 93.113 108.066
2016 91.068 91.535 102.507
97.676 104.412 89.579 105.957 91.807 106.012 59.225 68.357 103.567 105.580 104.702 101.371 95.731 104.130 88.493 107.719 67.719 1.098.780 1.088.648
41
BULETIN - APLINDO No.49/2016 b. Penjualan Kendaraan roda 4 (unit) tahun 2012-2016 di ASEAN Penjualan (Unit) No.
Bulan
1
Brunai
2 3 4 5 6 7
Indonesia Malaysia Philipina Singapura Thailand Vietnam
2012
2013
18.634 1.116.230 627.753 156.654 37.247 1.436.335 80.453 3.473.306
Total
18.642 1.229.901 655.793 181.738 34.111 1.330.672 98.649 3.549.506
2014
2015
Jan-Okt 2016
18.114 1.208.019 666.465 234.747 47.443 881.832 133.588 3.190.208
14.406 1.013.291 666.674 288.609 78.609 799.632 209.267 3.070.488
10.522 874.847 466.208 292.502 92.835 617.159 217.361 2.571.434
sumber :AAF
c. Produksi Kendaraan roda 4 (unit) tahun 2012-2016 di ASEAN Produksi (Unit) No.
Bulan
1 2 3 4 5
Indonesia Malaysia Philipina Thailand Vietnam Total
2012
2013
2014
1.065.557 1.208.211 569.620 601.407 75.413 79.169 2.453.717 2.457.057 73.673 93.630 4.237.980 4.439.474
1.298.523 596.418 88.845 1.880.007 121.084 3.984.877
2015
Jan-Okt 2016
1.098.780 980.929 614.664 440.049 98.768 97.009 1.913.002 1.637.841 171.753 192.306 3.896.967 3.348.134
sumber :AAF
2. Data Kendaraan Roda 2 / Sepeda Motor a.
Penjualan sepeda motor 2012-2016 Di Indonesia
No.
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total
Penjualan (Unit) 2012
652.601 670.757 626.689 622.929 619.540 550.468 585.658 433.741 628.739 634.575 627.048 488.841 7.141.586 sumber : AISI Diolah
2013
649.983 653.357 657.483 660.505 647.215 661.282 704.019 490.824 678.139 717.272 688.527 552.408 7.771.014
2014
2015
580.288 513.816 681.267 570.524 728.820 562.185 729.279 538.746 734.030 482.691 753.789 588.675 539.171 439.245 599.250 645.997 706.938 632.227 675.962 626.725 592.635 565.066 556.586 542.487 7.908.914 6.708.384
Jan-Okt 2016
443.449 551.930 583.339 501.564 485.170 541.428 326.390 550.287 579.454 594.887 570.923 5.728.821
42
BULETIN - APLINDO No.49/2016 b.
Produksi sepeda motor 2012-2016 Di Indonesia Produksi (Unit)
No. Bulan
Jan-Agust
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total
2012 685.688 665.570 606.984 619.839 619.829 535.621 577.488 428.662 620.250 627.352 625.865 466.573 7.079.721
2013 662.920 659.417 654.760 672.370 644.881 653.384 694.492 484.428 683.066 729.876 691.115 549.586 7.780.295
2014 2015 2016 595.636 524.368 315.994 659.258 552.543 382.495 729.476 593.592 460.731 748.401 563.566 378.315 722.192 483.872 339.338 761.117 559.956 398.268 553.626 290.972 214.039 611.235 450.719 405.123 747.992 445.301 686.101 475.758 598.560 429.630 512.510 328.361 7.926.104 5.698.637 2.894.303
sumber : AISI Diolah
c.
Penjualan sepeda motor 2012-2016 di ASEAN Penjualan (Unit)
No.
Bulan
2012
2013
2014
2015
Jan-Okt 2016
Indonesia 8,043,535 7.771.014 7.908.014 5.157.898 7.141.586 Malaysia 494.586 537.753 546.719 442.749 328.738 Philipina 731.130 702.599 752.835 790.245 941.847 Singapura 8.046 9.923 11.650 8.145 7.001 Thailand 2.007.383 2.130.067 2.004.498 1.701.535 1.476.273 Total 11.284.680 10.521.928 11.086.716 10.851.615 7.911.757
1 2 3 4 5
sumber :AAF
d. Produksi sepeda motor 2012-2016 Di ASEAN Produksi (Unit) No. 1 2 3 4
Bulan
2012
Indonesia 7.780.295 Malaysia 549.244 Philipina 729.480 Thailand 2.218.625 Total 11.277.644
2013
7.926.104 439.907 755.184 1.842.708 10.963.903
2014
5.698.637 382.218 795.840 1.807.325 8.684.020
2015
5.698.637 382.218 795.840 1.807.325 8.684.020
Jan-Okt 2016
2.894.303 329.391 866.502 1.516.811 5.607.007
sumber :AAF
43
BULETIN - APLINDO No.49/2016 Informasi Umum & Pameran A.
B.
Web site Pemerintah yang dapat diakses : 1.
www.setneg.go.id (Sekretariat Negara)
2.
www.kemenperin.go.id (Kementerian Perindustrian)
3.
www.kemenkeu.go.id (Kementerian Keuangan)
4.
www.kemendag.go.id (Kementerian Perdagangan)
5.
www.beacukai.go.id (Direktorat Bea & Cukai, Kementerian Keuangan)
6.
www.esdm.go.id (Kementerian ESDM)
7.
www.bkpm.go.id (Badan Koordinasi Penanaman Modal)
8.
www.bps.go.id (Biro Pusat Statistik)
Web site Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (APLINDO) Kini APLINDO telah tersedia Web site sendiri : www.aplindo.web.id, mohon dukungan partisipasi aktif Bapak-bapak sekalian dan diharapkan saran, masukan, permasalahan dan perkembangan yang terjadi di industri pengecoran logam di Indonesia. Saran dan masukan anda dapat berupa artikel ke alamat
[email protected]
C.
Web site Himpunan Ahli Pengecoran Logam Indonesia Kini HAPLI telah tersedia Web-site sendiri : http://hapli.wordpress.com/, mohon dukungan partisipasi aktif Bapak-bapak sekalian dan diharapkan saran serta masukan anda berupa artikel sesuai page yang tersedia dalam format *.doc ke alamat
[email protected] untuk diupload, ataupun komentar langsung anda pada Blog.
D. Pameran dan Seminar
1.
IFEX 2017 3 February - 5 February Venue: Eco Park, New Town, Rajarhat, Kolkata, West Bengal, India 13th international exhibition for foundry technology, equipment, supplies and services www.ifexindia.com
44
BULETIN - APLINDO No.49/2016 2.
65th International Foundry Congress 3 February - 5 February Venue: Eco Park, New Town, Rajarhat, Kolkata, West Bengal, India Annual conference and technical sessions www.ifcindia.net
3.
6th International Foundry Conference and Exhibition 15 February - 16 February Venue: Pearl Continental Hotel, Lahore, Pakistan www.pfa.org.pk/info
4.
WFO Technical Forum 14 March - 17 March Venue: Gauteng, South Africa Technical conference, exhibition and social events. www.metalcastingconference.co.za
5.
20th Global Foundry Sourcing Conference 2017 21 March - 22 March Venue: Shanghai Everbright International Hotel, China Global sourcing conference including the 3rd China Casting Exporting and Technology Conference 2017 www.foundry-suppliers.com www. castings.foundry.cn
6.
121st Metalcasting Congress 25 April - 27 April Venue: Wisconsin Center, Milwaukee, USA American conference for all sectors of the cast metals industry. www.afsinc.org
7.
World Magnesium Conference 21 May - 23 May Venue: Shangri-La Hotel, Singapore International conference for the magnesium industry www.intlmag.org
45
BULETIN - APLINDO No.49/2016 8.
Metal + Metallurgy China 2017 13 June - 16 June Venue: Shanghai, China 15th China International Foundry Expo, the 17th China International Metallurgical Industry Expo and the 15th China International Industrial Furnaces Exhibition will all be staged under the banner ''Metal + Metallurgy Chna at Shanghai New International Expo Center. www.mm-china.com/en/
9.
Rapid Tech 20 June - 22 June
Venue: Exhibition Centre Erfurt, Germany International trade fair and conference for additive manufacturing www.rapidtech.de 10.
Foundeq/Metef Show 2017 21 June - 24 June Venue: Veronafiere Fairground, Verona, Italy Metef - International aluminium exhibition. Foundeq - International foundry equipment exhibition. www.metef.com
11.
57th International Foundry Forum 13 September - 15 September Venue: Portoroz, Slovenia International conference, table-top exhibition and social functions. email:
[email protected]
12.
EMO Hannover 2017 18 September - 23 September Venue: Hannover Exhibition Centre, Germany International metalworking trade fair will focus on Industry 4.0 in 2017 www.emo-hannover.de
13.
17th ABIFA Foundry Congress and CONAF 2017 26 September - 29 September Venue: Expo Center Norte, Sao Paulo, Brazil Brazilian foundry congress with exhibition and conference. Theme - ''Innovations and
46
BULETIN - APLINDO No.49/2016 trends of the foundry industry in Brazil and the world''. www.abifa.org.br 14.
Deburring Expo 10 October - 12 October Venue: Exhibition Centre Karlsruhe, Rheinstetten, Germany Trade fair for debarring technology and precision surfaces www.deburring-expo.de/en
15.
Paint Expo Eurasia 12 October - 14 October Venue: ifm Istanbul Expo Center, Istanbul, Turkey Trade fair for industrial coating technology www.paintexpo.com
16.
parts2clean 24 October - 26 October Venue: Exhibition Center Stuttgart, Germany International trade fair for industrial parts and surface cleaning www.parts2clean.com
17.
The 14th Asian Foundry Congress 7-10th November 2017 Songdo Convensia, Incheon - Korea.
18.
Manufacturing Indonesia Series 2017 6-9 Desember 2017 JIExpo Kemayoran Jakarta
47