BULETIN 1
PERKEMBANGAN GERAKAN 1000 HPK
MEI 2013 PENERAPAN DAN PENYELARASAN
Periode Emas Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Situasi Gizi di Indonesia Gerakan 1000 HPK di Indonesia Perkembangan Gerakan 1000 HPK
PROGRAM Sebuah kerangka umum untuk menyela-raskan berbagai sektor dan para pemangku kebijakan untuk fokus pada
Hal Hal Hal Hal
1 2 3 4
sebuah hasil yang sama sudah tercantum dalam Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (2012–2015). Saat ini, prioritas Pemerintah adalah untuk memastikan bahwa propinsi-propinsi dan kabupaten/kota dapat menyadari sepenuhnya konsekuensi dari stunting (pendek); memastikan bahwa mereka memiliki komitmen dan kapasitas untuk memprioritaskan program gizi dalam perencanaan dan anggaran mereka; dan Searah jarum jam dari kiri: © UNICEF Indonesia/2011/Rante, © UNICEF Indonesia/2009/Floranita, © UNICEF Indonesia/2012/Estey
memastikan bahwa mereka memiliki kebijakan multi-sektor yang dapat digunakan untuk mensinergikan berbagai
PENINGKATAN KETERLIBATAN
perencanaan gerakan 1000 HPK. Seluruh
kegiatan yang dilakukan oleh sektor
BERBAGAI PIHAK
kementerian terkait seperti Kementerian
terkait.
Sebuah Peraturan Presiden yang akan
Kesehatan, Kementerian Pertanian,
memberikan kewenangan bagi Menteri
Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Koordinasi Kesejahteraan Rakyat untuk
Kementerian Sosial, Kementerian Dalam
melakukan koordinasi percepatan
Negeri, Kementerian Agama serta
perbaikan gizi di Indonesia akan segera
Kementerian Perdagangan dan Industri
dikeluarkan.
telah menyatakan komitmen mereka
Struktur koordinasi yang akan melibatkan
untuk ikut dalam gerakan tersebut.
Dua program bantuan tunai bersyarat, PKH dan PNPM Generasi dengan penguatan pada komponen gizi, saat ini sedang dalam fase uji coba. Kedua
PERIODE EMAS PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari layanan gizi kepada rumah tangga dan masyarakat
Banyak pasal-pasal yang ada dalam
penerima bantuan seperti ibu hamil, ibu
berbagai sektor di tingkat nasional,
Kode Etik Internasional Pemasaran
menyusui dan anak-anak di bawah usia
propinsi dan kabupaten/kota telah
Pengganti ASI telah tercantum dalam
dua tahun. Sasaran dari program ini
ditetapkan. Pada tingkat nasional, sebuah
Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012,
adalah mereka yang masuk dalam
Gugus Tugas yang melibatkan berbagai
termasuk di dalamnya, kebijakan untuk
kelompok keluarga sangat miskin dan
multi-sektor akan didukung oleh Tim
mempromosikan dan mendukung ASI
memiliki potensi besar untuk mengurangi
DATA KUNCI
Pengarah (Steering Committee) dan Tim
eksklusif di fasilitas-fasilitas kesehatan
beban angka kurang gizi pada kelompok
Teknis (Technical Committee). Selain itu,
yang telah diberlakukan sejak tahun
ibu dan anak yang paling rentan.
lima gugus tugas juga telah dibentuk
2012. Undang-undang Perlindungan
untuk mendukung Tim Teknis di bidang
untuk Ibu Hamil menetapkan cuti hamil
advokasi dan komunikasi, perencanaan
selama 3 bulan (12 minggu). Jangka
dan penganggaran, monitoring dan
waktu ini 2 minggu lebih pendek
evaluasi, riset pengembangan dan
dibanding dengan jangka waktu minimal
pelatihan, serta kemitraan.
14 minggu yang telah direkomendasikan
DATA SOSIAL EKONOMI Jumlah Penduduk (juta) 237.6 Kepadatan penduduk (km2) 124 Pertumbuhan penduduk (%) 1,49 Penduduk perkotaan (%) 46,7 Jumlah provinsi 33 Jumlah kota/kabupaten 497 Jumlah desa 76.613 Pendapatan nasional kasar per kapita (US$) 3.957 Penduduk di bawah garis kemiskinan (%) 13,3
PENERAPAN BERBAGAI KEBIJAKAN
oleh ILO.
TERKAIT GIZI
Kebijakan fortifikasi wajib untuk tepung
Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 HPK
terigu dengan berbagai vitamin, dan
merupakan kebijakan inti dalam
fortifikasi garam dengan yodium sudah
pelaksanaan gerakan percepatan
diberlakukan. Sedangkan fortifikasi
perbaikan gizi. Selain itu, Rencana Aksi
untuk minyak goreng direncanakan akan
Nasional Pangan dan Gizi (2011–2015)
diberlakukan wajib pada tahun 2013.
menjadi kerangka kerja bagi pelaksanaan serta penyelarasan berbagai intervensi, baik intervensi gizi spesifik maupun gizi sensitif dari berbagai sektor.
PNPM Generasi Sehat dan Cerdas dilaksanakan di 64 kabupaten di 11 propinsi melalui Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat Untuk Mencegah Stunting (Community-based Health and Nutrition to Reduce Stunting Project) yang didukung oleh Millenium Challenge Corporation (MCC). MOBILISASI SUMBER DAYA Penghitungan pembiayaan berbagai kegiatan yang tercantum dalam Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (2011–2015) saat ini sedang dilakukan. Pada saat yang
Saat ini sedang dikembangkan suatu
sama, panduan mengenai perencanaan
strategi advokasi dan komunikasi yang
dan penganggaran program dalam
komprehensif untuk mempertajam serta
konteks desentralisasi sedang dalam
komitmen multi-sektor yang
proses pembuatan, dan diharapkan
Rencana Aksi Pangan dan Gizi telah
berkelanjutan terhadap percepatan
nantinya dapat digunakan untuk panduan
dibuat di 33 propinsi sebagai dokumen
perbaikan gizi.
Gerakan 1000 HPK di daerah.
S EKRETARIAT 1 000 HP K Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS Jl. Taman Suropati No. 2, Jakarta Pusat, Indonesia Email:
[email protected]
Foto © UNICEF Indonesia/2012/Estey
berbagai pemangku kebijakan dari
KEMATIAN 1 (per 1,000 kelahiran) Angka kematian bayi 32 Angka kematian balita 40 KEKURANGAN GIZI 2 Stunting ‘pendek’(%) 35,6 Wasting ‘kurus’ (%) 13,3 Gizi kurang (%) 17,9 Gizi lebih (%) Sumber 1. SDKI 2012 2. RISKESDAS 2010
Disusun bersama oleh BAPPENAS dan UNICEF
14,2
Sekitar lima juta anak lahir di Indonesia setiap tahunnya. Asupan makanan, pola asuh dan kesehatan yang diperoleh ibu dan anak-anaknya memiliki dampak besar bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka di masa mendatang. Masalah kurang gizi, termasuk stunting atau ‘pendek’, kurus, dan kekurangan gizi mikro dapat menyebabkan kerusakan yang permanen. Hal ini terjadi bila seorang anak kehilangan berbagai zat gizi penting untuk tumbuh kembangnya, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya, serta untuk perkembangan otak yang optimum. Anak-anak yang mengalami kurang gizi, akan menjadi kurang berprestasi di sekolah dan dapat menjadi tidak produktif pada saat dewasa. Hal ini menyebabkan mereka beresiko untuk tidak mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, sehingga keluarga mereka akan terus berada dalam lingkaran kemiskinan. Mereka yang stunting atau pendek misalnya, akan mengalami penurunan pendapatan mereka hingga 20%. Kerugian ini dirasakan semakin berat pada kelompok petani miskin, dimana bentuk tubuh serta kekuatannya dalam
bekerja menjadi sangat penting bagi produktifitas kerjanya. Kurang gizi merupakan salah satu ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu bangsa. Hal ini menjadi masalah bagi Indonesia karena adanya beban jumlah anak kurang gizi yang cukup besar. Mereka yang mengalami kurang gizi ini tidak akan berprestasi di sekolahnya, sehingga akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan nafkah yang baik pada saat dewasa, dan pada saat yang bersamaan tidak dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Walaupun begitu, kabar baiknya adalah tersedianya berbagai intervensi yang dapat mencegah ibu dan anak mengalami kurang gizi. Seribu hari pertama kehidupan, yang dimulai sejak janin di dalam kandungan hingga seorang anak berusia dua tahun, merupakan periode terpenting dan perlu mendapatkan perhatian terbesar. Anak-anak yang tidak menerima asupan gizi yang memadai dalam jenjang waktu ini dapat menderita kerusakan tetap dan tidak dapat diperbaiki kembali pada saat dewasa.
GERAKAN 1000 HPK DI INDONESIA
SITUASI GIZI DI INDONESIA Prevalensi stunting (pendek) tahun 2010 <32% 32-40% >40%
Pada bulan September 2012, Pemerintah Indonesia meluncurkan "Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan" yang dikenal sebagai 1000 HPK. Gerakan ini dilakukan sebagai upaya percepatan perbaikan gizi untuk memperbaiki kehidupan anak-anak Indonesia di masa mendatang. Gerakan ini melibatkan berbagai sektor dan pemangku kebijakan untuk bekerjasama menurunkan tingkat prevalensi stunting (pendek) serta bentuk-bentuk kurang gizi lainnya di Indonesia.
Presiden. Gugus tugas ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyar yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Di bawah gugus tugas tersebut, dibentuk sebuah tim teknis yang dipimpin oleh Deputi BAPPENAS Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, untuk menyelaraskan pengembangan serta pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RANPG) serta Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RADPG), serta program-program gizi sensitif lainnya yang dilaksanakan oleh berbagai Kementerian/Instansi.
Sebuah gugus tugas untuk gerakan ini telah dibentuk berdasarkan Peraturan Indonesia telah mengalami berbagai kemajuan penting dalam menurunkan angka gizi kurang, dan saat ini berada dalam posisi on track untuk mencapai target MDG 1, yaitu penurunan prevalensi gizi kurang hingga setengahnya pada tahun 2015. Antara tahun 1989 dan 2010, prevalensi gizi kurang pada balita telah turun dari 42 persen menjadi 18 persen.
MENJANGKAU IBU DAN ANAK 42% bayi yang berusia di bawah 6 bulan menyusui secara eksklusif. 1
•
37% anak usia 6 bulan sampai dua tahun diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) sesuai rekomendasi WHO. 1
•
70% anak-anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun menerima kapsul Vitamin A. 2
•
63% rumah tangga mengonsumsi garam beryodium. 3
•
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dan PP No. 33 Tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu eksklusif telah mengadopsi sebagian besar Kode Etik Internasional Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu.
•
Pemberlakuan secara wajib, fortifikasi yodium pada garam, serta berbagai gizi mikro pada tepung terigu. Sumber 1. SDKI 2012 2. RISKESDAS 2010 3. RISKESDAS 2007
Stunting (pendek) terjadi karena kekurangan gizi berulang pada waktu yang lama (kronis), melanda 36 persen balita atau sekitar 8 juta anak Indonesia. Antara tahun 2007 dan 2010, prevalensi stunting (pendek) hanya mengalami penurunan sebesar satu persen.
Foto © UNICEF Indonesia/2012/Gale
•
Perbedaan prevalensi stunting (pendek) sangat beragam di Indonesia. Misalnya, prevalensi stunting (pendek) di Yogyakarta adalah 22 persen, sedangkan di NTT, prevalensinya mencapai hingga 58 persen. Dari seluruh provinsi di Indonesia, hanya 11 propinsi saja yang telah mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010–2014 untuk mengurangi stunting (pendek) menjadi 32 persen. Sementara itu, 7 provinsi memiliki prevalensi di atas 40 persen. Seringkali stunting (pendek) mulai terjadi pada masa pertumbuhan janin,
terutama jika sang ibu masih belum cukup umur atau mengalami kurang gizi selama kehamilannya. Di Indonesia, kira-kira sepertiga wanita berusia 20–45 tahun memiliki anak pertama saat masih belum cukup umur (SDKI, 2007) dan 14 persen wanita usia subur mengalami kurang gizi (lingkar lengan atas <23,5 cm). Meskipun lebih dari 80 persen ibu hamil menerima tablet besi folat, hanya 18 persen yang telah mengonsumsi suplemen tersebut selama sedikitnya 90 hari. Permasalahan gizi lain yang mulai muncul di Indonesia adalah terjadinya kelebihan berat badan pada anak-anak dan orang dewasa, dan muncul sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Antara tahun 2007–2010, prevalensi kelebihan berat badan telah meningkat dari 12 sampai 14 persen pada anak-anak dan 19 sampai 22 persen pada orang dewasa. "Beban ganda” masalah gizi, dimana kurang gizi dan kelebihan gizi timbul bersamaan pada suatu masyarakat, telah meningkatkan terjadinya berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke dan penyakit jantung. Data dari tahun 2007 memperlihatkan bahwa 60 persen kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular tersebut.
APA SAJA YANG BISA DILAKUKAN?
• Promosi ASI dan MP-ASI. • Pemberian Tablet Besi-folat
Selain itu, intervensi juga diperlukan di sektor-sektor lain untuk menanggulangi penyebab tidak langsung terjadinya kurang gizi, seperti lingkungan yang buruk, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan berkualitas, pola asuh yang tidak memadai serta permasalahan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
•
Contoh dari intervensi-gizi sensitif (tidak langsung) ini meliputi:
Telah disepakati berbagai intervensi gizi spesifik (langsung) yang efektif untuk mencegah dan menanggulangi kurang gizi. Intervensi antara lain adalah:
• • • • •
atau multivitamin dan mineral untuk ibu hamil dan menyusui. Pemberian tabur gizi (mikronutrient) untuk anak Pemberian obat cacing pada anak. Pemberian suplementasi vitamin A untuk anak balita. Penanganan anak gizi buruk. Fortifikasi makanan dengan zat gizi mikro seperti Vitamin A, besi dan yodium. Pencegahan dan pengobatan malaria bagi ibu hamil, bayi dan anak-anak.
Kerangka Kebijakan 1000 HPK menetapkan 5 tujuan yang meliputi penurunan angka stunting ‘pendek’, penurunan angka wasting ‘kurus’, penurunan anemia, penurunan jumlah bayi dengan berat lahir rendah, obesitas serta peningkatan cakupan ASI eksklusif. Kerangka ini juga menekankan kerangka koordinasi dengan berbagai sektor serta pemangku kebijakan lainnya. Berbagai upaya dan sumber daya difokuskan untuk pencegahan kurang gizi pada 1000 hari pertama kehidupan.
KERANGKA KEBIJAKAN 1000 HPK VISI
• Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi setiap ibu dan setiap anak sehingga mereka dapat mencapai potensi mereka secara optimum, serta mendapatkan hak mereka atas makanan bergizi yang memadai
MISI
• Memastikan terbentuknya
• Intervensi PHBS seperti cuci tangan
mekanisme koordinasi antara
•
untuk pemenuhan kebutuhan gizi
• • •
peningkatan akses air bersih. Stimulasi psikososial bagi bayi dan anak-anak. Keluarga Berencana. Kebun Gizi di rumah/di sekolah, diversifikasi pangan, pemeliharaan ternak dan perikanan. Bantuan langsung tunai (yang digabungkan dengan intervensi lain seperti pemberian zat gizi dan pendidikan terkait kesehatan dan gizi).
berbagai pemangku kebijakan dan pangan setiap ibu dan setiap anak
• Memastikan tersedianya layanan pendidikan gizi yang memadai
untuk meningkatkan mutu asupan gizi ibu dan anak
TUJUAN Pada tahun 2015:
• Menurunkan proporsi stunting ‘pendek’ hingga 32%
• Menurunkan proporsi balita gizi kurang hingga <15%
•
Meningkatkan cakupan ASI
•
Menurunkan proporsi bayi dengan
Eksklusif 0-6 bulan hingga 80% berat lahir rendah sebesar 30%
• Tidak ada kenaikan proporsi balita dengan kelebihan berat badan
T I N G G I
B A D A N
N O R M A L
HASIL
• Peningkatan kemitraan
multi-sektor dalam pelaksanaan berbagai program gizi sensitif sebagai upaya penanggulangan kurang gizi
• Peningkatan cakupan (atau NORMAL Berat badan & tinggi badan normal
KURUS Berat badan kurang tinggi badan normal
PENDEK Tinggi badan kurang untuk usianya
GIZI KURANG Berat badan kurang untuk usianya
perluasan program) intervensi
GIZI LEBIH Berat badan lebih untuk usianya
gizi spesifik yang cost-effective
© UNICEF Indonesia/2012/Gale
KEMAJUAN GERAKAN 1000 HPK
BULETIN 2 SEPTEMBER 2013
LINGKUNGAN YANG MENUNJANG
global, sehingga saat ini sedang dilakukan
Saat ini sedang dikembangkan sebuah strategi
Menjangkau masyarakat
Hal. 1
Pada bulan September 2012, Indonesia
proses penyelarasan indikator serta target yang
advokasi dan komunikasi yang komprehensif
Platform berbasis masyarakat untuk pendidikan dan promosi gizi
Hal.2
melakukan soft-launching dokumen penting
ada dalam dokumen RANPG dengan dokumen
untuk memastikan komitmen yang
Program perlindungan sosial dengan penguatan komponen gizi
Hal.3
Gerakan 1000 HPK, yaitu Kerangka kebijakan
1000 HPK.
berkelanjutan dari berbagai sektor terhadap
Kemajuan gerakan 1000 HPK
Hal.4
Gerakan 1000 HPK.
Program-program gizi berbasis masyarakat,
percepatan perbaikan gizi nasional.
program fortifikasi serta program gizi sensitif
PEMBIAYAAN DAN MOBILISASI SUMBER DAYA
Selain itu, pada bulan Mei 2013, Pemerintah
seperti program perlindungan sosial
Perkiraan anggaran untuk Gerakan 1000 HPK
Indonesia juga telah mengeluarkan Peraturan
melengkapi kerangka kerja ini. Sebagaimana
telah tercantum dalam perencanaan anggaran
Presiden No. 42/2013 mengenai Gerakan Nasional
dijelaskan dalam buletin ini, dua program
5-tahunan dan tercakup dalam rencana aksi
Percepatan Perbaikan Gizi yang berisikan
bantuan tunai bersyarat, PKH dan PNPM
pangan dan gizi baik di tingkat pusat maupun di
kerangka kerja untuk melaksanakan upaya
Generasi, saat ini sedang diujicobakan untuk
daerah.
percepatan perbaikan gizi di Indonesia. Dalam
meningkatkan dampaknya terhadap gizi.
PerPres tersebut, Menteri Koordinasi
Sasaran dari program tersebut adalah RTSM
Kesejahteraan Rakyat mendapatkan kewenangan
dan memiliki potensi besar untuk mengurangi
untuk melakukan koordinasi program percepatan
beban permasalahan kurang gizi pada ibu dan
perbaikan gizi di Indonesia.
anak yang paling rentan. Selain itu, cakupan
Pada bulan Juni 2013, Indonesia berpartisipasi dalam pertemuan tingkat tinggi Nutrition for
jaminan kesehatan semesta akan mulai diluncurkan pada bulan Januari 2014.
Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan dana untuk intervensi gizi spesifik, termasuk di dalamnya adalah anggaran sebesar USD 30 juta per tahun untuk program gizi. Selain itu, kementerian-kementerian lain juga sudah mengalokasikan dana untuk program-program gizi sensitif: Kementerian Dalam Negeri
Growth di London, dimana saat itu Menteri
KERANGKA KEBIJAKAN DAN PERATURAN
mengalokasikan dana untuk PNPM,
Kesehatan berkomitmen bahwa Gerakan 1000 HPK
PERUNDANGAN
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
akan memperkuat keterlibatan berbagai sektor
Kerangka kebijakan Gerakan 1000 HPK
Program Pendidikan Anak Usia Dini,
sebagai upaya untuk mempercepat peningkatan
merupakan inti dalam pelaksanaan Gerakan
Kementerian Pertanian untuk program
perbaikan gizi di berbagai daerah di Indonesia.
Nasional 1000HPK. Selain itu Rencana Aksi
ketahanan pangan, Kementerian Pekerjaan
Nasional Pangan dan Gizi serta Rencana Aksi
Umum untuk penyediaan air minum dan sanitasi
Daerah Pangan dan Gizi telah menetapkan
dasar, serta Kementerian Sosial untuk bantuan
kerangka kerja untuk penerapan dan
tunai bersyarat. Setiap propinsi dan
penyelarasan intervensi gizi spesifik dan sensitif
masing-masing kabupaten mengelola sumber
dari berbagai lintas sektor. Semua kementerian
daya mereka sendiri, yang merupakan dana
terkait seperti misalnya Kementerian Kesehatan,
tambahan atas kontribusi dari pusat.
Dalam Perpres, struktur koordinasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan lintas sektor telah ditetapkan. Di tingkat pusat telah dibentuk Gugus Tugas Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dengan susunan keanggotaan yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Teknis. Tim teknis terdiri dari enam kelompok kerja yang bekerja di bidang kampanye, advokasi dan komunikasi, perencanaan dan penganggaran, pengembangan kapasitas/pelatihan, evaluasi resiko kesehatan lingkungan serta kemitraan. Serangkaian lokakarya dan konsultasi di tingkat nasional dengan para pemangku kepentingan juga telah dilakukan untuk menggalang dukungan terhadap gerakan 1000 HPK. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah Lokakarya Pangan dan Gizi Nasional pada bulan Nopember 2012 serta diskusi dengan para pengusaha terkait Gerakan 1000 HPK. Berbagai materi advokasi digunakan untuk menyebarkan informasi mengenai Gerakan 1000 HPK termasuk iklan layanan masyarakat,
"Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan"
kualitas pelayanan gizi dengan
merupakan gerakan yang diprakarsai
mengaitkan secara lebih baik dengan
oleh Pemerintah Indonesia untuk
berbagai sektor melalui pendekatan
dan Perikanan, Kementerian Sosial, Kementerian
menurunkan prevalensi stunting ‘pendek’
program gizi sensitif.
Dalam Negeri, Kementerian Agama serta
PERAN KEMENTERIAN LEMBAGA
dan masalah kurang gizi lainnya.
Kementerian Perdagangan dan Industri telah
DALAM MENDUKUNG PROGRAM GIZI
menyatakan komitmen mereka untuk ikut
Dikenal sebagai Gerakan "1000 HPK",
inovatif yang sedang dilakukan di
SENSITIF (TIDAK LANGSUNG)
gerakan ini menggalang dukungan dari
Indonesia dimana berbagai intervensi gizi
Kementerian PPN / BAPPENAS: rencana
berbagai sektor dan pemangku
yang dilakukan memberikan peluang
kebijakan untuk melakukan percepatan
untuk menjangkau masyarakat luas.
Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan
berpartisipasi dalam gerakan ini. Indonesia telah melakukan berbagai spesifik sejak tahun 2005. Persetujuan legislatif atas serangkaian kebijakan dan strategi terkait gizi memungkinkan keterlibatan berbagai
kemiskinan, PNPM Generasi dan PKH Kementerian Pertanian: produksi dan konsumsi keanekaragaman pangan,
UU Pangan (ketahanan pangan, mutu pangan,
makanan bergizi, seimbang dan aman.
pemasangan label serta iklan makanan).
Pemasaran Pengganti ASI telah diadopsi oleh
propinsi yang berperan penting dalam
Dalam Negeri: program pengentasan
terkait gizi tercantum dalam UU Kesehatan dan
surat kabar.
melibatkan seluruh pembuat kebijakan tingkat
Kementerian Sosial dan Kementerian
sektor. Peraturan perundang-undangan nasional
Berbagai pasal dalam Kode Etik Internasional
diluncurkan Gerakan 1000HPK, yang akan
aksi pangan dan gizi nasional dan daerah
pembaharuan terkait kebijakan dan strategi gizi
poster, leaflet, bilboard serta berbagai artikel di
Pada bulan Oktober 2013, secara resmi akan
Pemerintah Indonesia dan tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 33/2012. Peraturan perundangan untuk fortifikasi tepung terigu dan garam yodium telah diberlakukan secara
Kementerian Kelautan dan Perikanan: peningkatan konsumsi ikan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional: keluarga berencana untuk menunda usia kehamilan pertama
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:
A akan diwajibkan mulai tahun 2014 dan
pendidikan bagi remaja perempuan serta
PELAKSANAAN PROGRAM
fortifikasi beras sedang dalam tahap persiapan.
pendidikan anak usia dini
Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi
Selain itu Peraturan Pemerintah tentang
(2011-2015) menetapkan kerangka kerja dengan
ketahanan pangan dan gizi sebagai amanat dari
tujuan untuk meningkatan percepatan perbaikan
pelaksanaan UU Pangan No 18/2012 akan
gizi di Indonesia. Dokumen tersebut dibuat saat
dikeluarkan pada akhir tahun ini.
Kementerian Pekerjaan Umum: air bersih dan sanitasi dasar
Indonesia belum bergabung dengan Gerakan SUN
SEK RE TA RI AT 1 0 0 0 H P K Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS Jl. Taman Suropati No. 2, Jakarta Pusat, Indonesia Email:
[email protected]
DATA KUNCI DATA SOSIAL EKONOMI Jumlah Penduduk (juta) 237.6 Kepadatan penduduk (km2) 124 Pertumbuhan penduduk (%) 1,49 Penduduk perkotaan (%) 46,7 Jumlah provinsi 33 Jumlah kota/kabupaten 497 Jumlah desa 76.613 Pendapatan nasional kasar per kapita (US$) 3.957 Penduduk di bawah garis kemiskinan (%) 13,3
Disusun bersama oleh BAPPENAS dan UNICEF
KEMATIAN 1 (per 1,000 kelahiran) Angka kematian bayi 32 Angka kematian balita 40
(langsung) dan program gizi sensitif (tidak langsung) di Indonesia.
Gerakan 1000 HPK. Sangatlah penting
PRINSIP-PRINSIP KUNCI PELAKSANAAN 1000 HPK YANG EFEKTIF DI INDONESIA
untuk menerapkan strategi yang efektif
1. Kerangka kebijakan gerakan
untuk menjangkau mereka di seluruh
nasional percepatan perbaikan
negeri dengan intervensi gizi berbasis
gizi dalam rangka 1000 Hari
bukti yang berdampak tinggi. Berbagai
Pertama Kehidupan (1000 HPK)
Ibu dan anak merupakan sasaran utama
pendekatan yang dilakukan harus dapat memastikan bahwa ibu dan anak dari
Sumber 1. SDKI 2012 2. RISKESDAS 2010
2. Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 HPK
terpinggirkan masuk dalam sasaran
3. Rencana Aksi Nasional dan
program.
Daerah Pangan dan Gizi
Upaya untuk dapat menjangkau masyarakat di Indonesia tidaklah mudah.
KEKURANGAN GIZI 2 Stunting ‘pendek’(%) 35,6 Wasting ‘kurus’ (%) 13,3 Gizi kurang (%) 17,9 Gizi lebih (%) 14,2
Buletin ini berisi beberapa program
intervensi program gizi spesifik
rumah tangga sangat miskin, rentan dan
dan meningkatkan jarak kelahiran
wajib. Fortifikasi minyak goreng dengan vitamin
pelaksanaan Gerakan 1000 HPK di daerah.
MENJANGKAU MASYARAKAT
Foto © UNICEF Indonesia/2012/Gale
1000 HPK dan Pedoman Perencanaan Program
4. Membangun kapasitas institusi/lembaga
Jumlah penduduk sebesar 237,6 juta
5. Monitoring dan evaluasi, serta
yang tersebar di 497 kabupaten, serta
sistem informasi untuk meman-
dengan suku, agama dan bahasa yang
tau kemajuan program
sangat beragam merupakan tantangan
(Riskesdas, Susenas dan SDKI)
tersendiri.
6. Pelaksanaan intervensi gizi
Meskipun demikian, berdasarkan
melalui program yang ada di
pengalaman dalam melaksanakan
Kementerian Kesehatan, Kemen-
berbagai program gizi, Indonesia telah
terian Lembaga lainnya dan
berhasil menciptakan cara yang efektif untuk meningkatkan cakupan serta
sektor non pemerintah
PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL DENGAN PENGUATAN KOMPONEN GIZI
PLATFORM BERBASIS MASYARAKAT UNTUK PENDIDIKAN DAN PROMOSI GIZI Ibu dan anak memerlukan akses layanan
Sejak tahun 2012, kader posyandu juga
Materi gizi menjadi bagian dari modul baru
kesehatan yang berada di tengah-tengah
bertugas tidak hanya memberikan informasi,
dalam Sesi Family Development Session
masyarakat. Bagi mereka yang tinggal jauh dari
tetapi juga memberikan konseling kepada para
setiap bulan yang diadakan oleh fasilitator
pusat kota dengan akses transportasi yang
ibu mengenai gizi ibu pada saat kehamilan dan
PKH. Dalam kegiatan FDS ini serangkaian
terbatas, layanan kesehatan yang dekat dengan
menyusui, mengenai ASI serta makanan
diskusi mengenai isu kesehatan dan sosial
tempat tinggal mereka menjadi hal yang sangat
pendamping ASI. Sebuah paket konseling yang
dilakukan bersama para penerima bantuan
penting.
berisikan materi terkait Gizi Ibu dan PMBA telah
PKH. Selain itu, berbagai pelatihan seperti
dikembangkan. Pelatihan berjenjang dengan
paket pelatihan konseling PMBA dan Gizi Ibu
menggunakan paket tersebut telah
saat ini mulai diberikan kepada petugas
Di Indonesia, saat ini terdapat sekitar dua juta kader kesehatan yang melayani sedikitnya 260.000 posyandu. Kegiatan Posyandu merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat untuk memantau kesehatan dan perkembangan balita. Posyandu sudah ada sejak tahun 1980-an dan
gizi serta pemantauan pertumbuhan balita.
Kementerian Kesehatan mengoordinir
bulan. "Bulan Vitamin A" ini sangat efektif dalam mempertahankan cakupan suplementasi Vitamin A di Indonesia.
dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan baduta. Program ini mencakup pemberian zat gizi mikro bagi ibu hamil, tabur gizi untuk anak usia enam bulan sampai dua tahun dan pemberian zinc untuk penanganan diare.
pelatihan ini untuk memberikan bekal kepada
Beberapa program perlindungan sosial menawarkan potensi yang sangat besar untuk mengu-
para bidan desa dan kader dengan serangkaian
Strategi komunikasi yang komprehensif juga
rangi beban anak pendek (stunting) di Indonesia. Hal itu dimungkinkan karena sasaran dari
pengetahuan keterampilan konseling mengenai
sedang dirancang untuk meningkatkan
program-program tersebut adalah rumah tangga sangat miskin. Beberapa program perlindungan
gizi ibu dan PMBA. Diharapkan bahwa setelah
kesadaran seluruh para pemangku kepentin-
sosial tersebut sedang dalam proses untuk ditingkatkan jangkauannya dan akan mencakup
pelatihan, kader dan bidan desa mampu
gan, mulai dari keluarga penerima bantuan
hampir seluruh daerah di Indonesia, sehingga berpotensi untuk menjangkau jutaan ibu dan anak,
memberikan konseling yang efektif kepada
hingga para pembuat kebijakan, mengenai
terutama mereka yang masuk dalam kelompok rentan.
cara penanggulangan stunting (pendek) serta
para ibu serta dapat memfasilitasi kelompok
masalah kurang gizi lainnya. Semua kesempa-
Saat ini, posyandu juga menyediakan berbagai
pelatihan ini, peran ayah dalam mendukung
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah
layanan gizi untuk meningkatkan cakupan
gizi ibu dan anak menjadi salah satu bagian
Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM Generasi)
program yang memberikan bantuan tunai
intervensi gizi penting lainnya, termasuk yang
penting yang disampaikan. Selain itu, pelatihan
adalah suatu program pemberdayaan
kepada Rumah Tangga Sangat Miskin
terkini adalah pemberian obat cacing bagi balita
ini juga memberikan penekanan mengenai
masyarakat yang menyediakan dana
(RTSM), yang memenuhi kriteria tertentu,
berusia 12-59 bulan, distribusi tabur gizi bagi
pentingnya gizi yang esensial serta intervensi
hibah/block grant kepada masyarakat untuk
dan sebagai syarat atau imbalannya, RTSM
baduta 6-23 bulan, dan konseling Pemberian
kesehatan lainnya termasuk pemberian tabur
peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan.
penerima program harus dapat meningkat-
Hasil dari ujicoba program PKH Prestasi saat
Makanan Bayi dan Anak (PMBA). Selain itu,
gizi, imunisasi dan keluarga berencana.
kan kualitas sumber daya manusia (SDM)
ini sedang dievaluasi dan didokumentasikan
melalui pendidikan dan kesehatan. Rangka-
dengan seksama sebagai masukan bagi
ian persyaratan untuk menerima bantuan
pengambilan keputusan mengenai kemungki-
tunai tersebut antara lain adalah layanan
nan percepatan peningkatan program
terkait gizi, seperti pemberian kapsul
tersebut ke wilayah lain.
Vitamin A dan pemantauan pertumbuhan.
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN SEMESTA
Pemerintah menyadari bahwa program ini
Kebanyakan intervensi gizi spesifik yang
memiliki potensi untuk dilakukan penguatan
ditargetkan kepada kelompok ibu dan anak
pada komponen gizi dari program tersebut,
dilaksanakan melalui sektor kesehatan.
sehingga dapat berdampak terhadap
Walaupun begitu, saat ini cakupan dari
penurunan stunting (pendek) pada balita.
program tersebut masih belum optimal.
Sebagai suatu proyek percontohan yang
Pada bulan Januari 2014, Pemerintah
inovatif, PKH Prestasi saat ini sedang
Indonesia akan meluncurkan jaminan
diujicobakan di dua kabupaten (Brebes di
kesehatan semesta atau Universal Health
Propinsi Jawa Tengah dan Sikka di NTT).
Care (UHC) dan direncanakan bahwa seluruh
Penguatan komponen gizi dalam program
penduduk Indonesia akan tercakup dalam
tersebut antara lain dalam layanan konseling
program tersebut pada tahun 2019.
PMBA dan Gizi; peningkatan pengetahuan
Dimasukkannya intervensi gizi dalam paket
serta ketrampilan para fasilitator PKH terkait
jaminan pelayanan kesehatan dalam program
Dalam proyek ini, kegiatan yang akan dilaksana-
kesehatan dan gizi; serta melalui penguatan
cakupan jaminan kesehatan semesta memiliki
kan antara lain adalah pelatihan konseling
koordinasi multi sektor untuk meningkatkan
potensi sangat besar untuk menghilangkan
FASILITATOR
PMBA dan Gizi Ibu bagi petugas kesehatan dan
cakupan dan kualitas pelayanan gizi.
permasalahan finansial serta meningkatkan
(Staf Posyandu)
kader; penyediaan tabur gizi untuk baduta, zat
Diharapkan rangkaian kegiatan tersebut
akses ke berbagai layanan gizi esensial,
gizi mikro untuk ibu hamil, serta penyediaan
dapat meningkatkan dampak PKH terhadap
terutama layanan yang diberikan kepada
alat ukur panjang badan untuk mengukur
stunting (pendek) pada balita.
rumah tangga sangat miskin yang paling
Pengukuran ini dilakukan untuk memperoleh data yang dapat digunakan untuk mengevaluasi program dalam upaya penurunan stunting (pendek) di tingkat kabupaten secara rutin. Data pengukuran tersebut juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kecamatan dengan
untuk mengurangi Prevalensi Pendek (Stunting)
ada di tingkat pusat, provinsi dan daerah.
pada Balita (Community-based Health and
Lebih dari 1,000 bidan desa serta lebih dari
Nutrition to Reduce Stunting Project) didukung
2,700 kader yang telah mendapatkan pelatihan
oleh Millenium Challenge Corporation (MCC)
PMBA. Melalui Proyek Kesehatan dan Gizi
akan dilaksanakan di 64 Kabupaten di 11
Berbasis Masyarakat untuk mengurangi
propinsi dan bertujuan untuk meningkatkan
Prevalensi Pendek (Stunting) pada Balita
dampak PNPM Generasi terhadap status gizi
(Community-based Health and Nutrition to
ibu dan anak.
dilaksanakan di 64 kabupaten di 11 propinsi.
tersebut dimaksudkan agar para pemangku
Alat Supportive Supervision untuk mendukung
kebijakan bisa mendapatkan informasi dan dapat membuat keputusan untuk meningkatkan alokasi dana secara tepat agar terjadi
keberlanjutan program telah dikembangkan, dan saat ini sedang diujicobakan di Kabupaten Klaten.
peningkatan status gizi balita di daerahnya.
Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat
Saat ini, ada sekitar 100 Master Trainers yang
Reduce Stunting Project) pelatihan ini akan
prevalensi stunting (pendek) yang tinggi. Hal
Proyek ini akan memberikan hibah/block grant kepada masyarakat dan meningkatkan kapasitas para fasilitator PNPM Generasi dengan pengetahuan gizi sehingga mereka dapat membantu anggota masyarakat untuk mengidentifikasi merencanakan penggunaan dana hibah tersebut secara efektif dalam
BAGAN PELATIHAN UNTUK PMBA DAN GIZI IBU
mengurangi permasalahan kurang gizi di
MASTER TRAINERS (Nasional &
wilayah mereka.
Sub-Nasional)
Foto © UNICEF Indonesia/2013/Sukotjo
meningkatkan program gizi efektif lainnya
PKH PRESTASI
setahun bersamaan dengan bulan Vitamin A.
•
Selain itu, PKH Prestasi juga bertujuan untuk
PNPM GENERASI SEHAT DAN CERDAS
pengukuran panjang atau tinggi badan, dua kali
•
kesehatan dan kader.
pendukung yang ada di masyarakat. Dalam
posyandu juga memberikan layanan
•
bidan dan kader di desa.
BERJENJANG
vitamin A diberikan kepada balita berusia 6-59
•
pelatihan PMBA yang diberikan kepada pada
kapsul Vitamin A, pendidikan kesehatan dan
Pada setiap bulan Agustus dan Februari, kapsul
Sejak tahun 2012, Indonesia telah berhasil menetapkan berbagai kebijakan untuk pelaksanaan Gerakan 1000 HPK di daerah: Peraturan Presiden No. 42/2013 tentang Gerakan 1000 HPK di Indonesia Peraturan Menteri (Menko Kesra) untuk pelaksanaan Perpres (segera) Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 HPK serta Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 HPK Lokakarya Nasional Gerakan 1000 HPK serta Rapat Advokasi di 33 propinsi
daerah. Mereka ini menjadi fasilitator pada
PELATIHAN GIZI IBU DAN PMBA SECARA
pemberian kapsul vitamin A melalui posyandu.
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG GERAKAN 1000 HPK
yang tersebar baik di tingkat pusat maupun di
menyediakan layanan imunisasi, pemberian
Sejak tahun 1982, telah dimulai program
© UNICEF Indonesia/2012/Estey
diperkenalkan. Saat ini telah tersedia pelatih
BIDAN
BIDAN
BIDAN
BIDAN
DESA
DESA
DESA
DESA
panjang/tinggi badan balita. Proyek ini akan dimulai pada bulan Januari 2014 dan diharapkan dapat mengurangi prevalensi stunting (pendek) pada anak berusia kurang dari 2
KADER
KADER
KADER
KADER
tahun sebanyak 20% dalam lima tahun.
Salah satu hal penting dalam program PKH Prestasi adalah meningkatkan kapasitas para fasilitator PKH, para Ketua Kelompok Ibu PKH dan petugas kesehatan dalam menyediakan pelayanan gizi yang berkualitas.
tan digunakan untuk memadukan informasi dan konseling gizi dengan layanan kesehatan yang sudah ada seperti misalnya layanan anternatal, kunjungan Posyandu serta Family Development Session.
rentan terhadap permasalahan kurang gizi. Intervensi untuk pencegahan dan penanganan penyakit seperti diare, cacingan dan malaria juga penting karena penyakitpenyakit tersebut ini berdampak langsung terhadap status gizi.