Buku Tiga – Polyrhythm 1.Pembuka Sekarang kita mulai masuk kedalam persoalan dengan tingkat kesulitan yang lebih rumit lagi, yaitu Polyrhythm(1). Polyrhythm atau Poli ritme adalah salah satu tehnik menyusun beberapa pola ritme pada saat yang bersamaan. Pada umumnya tehnik Polyrhythm ini banyak dikenali dan difahami oleh masyarakat awam karena percampuran antara Duplet(2) dan Triplet(3) atau juga percampuran antara Triplet dan Quaduplet(4) pada saat saat tertentu. Tapi itu hanya salah satu contoh yang paling sederhana dan mudah difahami oleh orang awam, mungkin disini saya akan memberikan contohnya :
Atau mungkin juga saya akan menawarkan pola ritme yang lebih berkembang dan lebih rumit lagi seperti pada contoh dibawah ini :
Namun hal ini saya rasa masih belum menawarkan sesuatu, karena pola ritme tersebut hanyalah menawarkan gerak melodis yang linear saja. Dengan pola gerak yang seperti ini kita hanya akan sanggup menggerakkan beberapa melodi yang berdiri sendiri, sekalipun susunan chord nya sudah menjadi bagian yang harus diperhitungkan. Sebenarnya saya sedang mencoba menawarkan tehnik polyrhythm yang dapat menggunakan susunan chord, karena hal ini memang sangat diperlukan untuk membangun tingkat kompeksitas tertentu. Bagamana cara membuatnya ? Mari kita lihat pada Bab yang berikutnya. (1)Polyrhythm : diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Poliritme adalah tehnik menyusun beberapa pola ritme yang dimainkan dalam waktu yang bersamaan. (2) Duplet = pembagian dua not dalam satu ketuk (3)Triplet = pembagian tiga not dalam satu ketuk (4)Quaduplet = pembagian empat not dalam satu ketuk
2.Perbandingan 2 : 3 Sekarang kita mulai dengan Perbandingan 2 : 3. Tehnik pembandingan ini adalah tehnik Poli Ritme (Polyrhytm) yang paling sederhana dan paling elementer. karena hampir semua musisi yang sedang mempelajari pengetahuan tentang teori musik dengan sendirinya akan mengetahui tehnik ini. Dan perbandingan ini akan kita lihat pada contoh dibawah ini :
Ini adalah salah satu contoh dari perbandingan 2 : 3 seperti yang sudah kita bicarakan tadi. Bagaimana kita menyusun satu durasi (1) yang terdiri dari dua not dan menumpuknya dengan tiga not didalam durasi yang sama. Atau mungkin juga perbandingan ini dapat kita perbesar menjadi seperti ini :
Dan sekarang kita sudah melihat contoh dari perbandingan 2 : 3. Karena sekecil atau sebesar apapun durasi yang kita buat, selalu akan terdengar dan terlihat sebagai perbandingan 2 : 3. (1)Durasi = panjang. Hal ini untuk menentukan panjang dari satu atau sekumpulan nada.
3.Perbandingan 2 : 5 Sekarang kita memasuki perbandingan 2 : 5. Perbandingan ini memang bukan hal yang terlalu umum, akan tetapi hal ini juga salah satu perbandingan yang cukup mudah dicapai seperti pada perbandingan 2 : 3. Bagaimana caranya ? Karena kita hanya cukup membagi hitungan 2 diantara hitungan 5 yang terdapat didalam durasi yang sama. Dan selain itu perbandingan ini bukanlah hal yang sulit selama kita dapat mengerti dan memahaminya. Sekarang mari kita lihat perbandingan 2 : 5 pada contoh yang terdapat dibawah ini :
Setelah melihat pada notasi yang ada diatas tadi mungkin para pembaca akan melihat pada contoh yang nomor dua, karena hal ini sudah menjadi penjelasan untuk perbandingan 2 : 5. Dan saya percaya bahwa perbandingan ini masih mudah untuk dimainkan.
4.Perbandingan 3 : 4 Sekarang kita memasuki perbandingan 3 : 4. Pada dasarnya perbandingan ini juga masih mudah dimainkan, sekalipun mulai agak rumit untuk dimainkan. Akan tetapi perbandingan ini masih bukan hal yang sulit untuk para musisi yang sudah sampai dilevel Advance(1), karena mereka memang sudah terlatih untuk tehnik semacam itu. Sekarang mari kita lihat perbandingan 3 : 4 pada contoh yang ada dibawah ini :
Setelah melihat contoh pada notasi diatas ini mungkin kita mulai melihat bahwa kita akan memasuki tingkat kerumitan pada Bab-Bab yang berikutnya. Akan tetapi pada hemat saya lebih baik jangan lekas menyerah, karena pada Bab-Bab yang berikut ini mungkin kita akan mendapatkan hal-hal yang menarik. Dan saya juga akan mencoba mengajak para pembaca untuk memasuki kemungkinan-kemungkinan yang dapat kita capai untuk memahami tehnik-tehnik dalam Polyrhythm (Poli Ritme) ini. (1)Advance = mahir sekali. Biasanya pembagian katagori musisi terdiri dari tiga bagian, yang pertama adalah beginner atau pemula, yaitu mereka yang baru belajar tentang musik, kedua adalah Intermediate atau mereka yang sudah masuk dilevel pertengahan, dan yang terakhir adalah Advance atau di level yang sudah mahir dan mampu memainkan segala tingkat kesulitan didalam bermain musik.
5.Perbandingan 3 : 5 Sekarang kita memasuki perbandingan 3 : 5. Sebagai tehnik Poli Ritme susunan dalam perbandingan 3 : 5 bukanlah hal yang umum, sekalipun hal ini masih juga mungkin dimainkan oleh para pemain yang berada ditingkatan sudah Advace. Dan saya sendiri sudah biasa melakukannya pada keyboard dan komputer sebagai salah satu elemen dari music electronic yang pernah saya buat. Sebagai contoh mari kita lihat perbandingan 3 : 5 pada notasi dibawah ini :
Setelah kita melihat contoh diatas tadi mungkin kita sudah mulai dapat memahami tingkat kesulitan seperti apa yang akan kita hadapi. Dan saya fikir memahami tehnologi seperti komputer juga akan memudahkan kita untuk beradaptasi pada hitungan-hitungan baru dan juga untuk memahami dan mengenal lebih jauh tentang tehnik Poli Ritme.
16.Perbandingan 8 : 9 Sekalipun sangat sulit, perbandingan 8 : 9 masih mungkin dimainkan. Walaupun kita tetap harus memilih pemain yang sudah advace untuk itu. Mungkin hal ini masih berhubungan dengan pembagian 8 (2 x 2 x 2). Perbandinga ini dapat kita lihat pada contoh yang ada pada Notasi dibawah ini :
Setrelah kita melihat contoh yang ada diatas tadi mungkin kita akan dapat melihat bagaimana tingkat kerumitan yang terdapat dalam pengetahuan tentang musik. Dan sekalipun masih banyak kemungkinan yang dapat dikembangkan lagi untuk melakukan tehnik Poli Ritme, sekarang saya akan mencoba untuk mengakhiri Bagian ini.
17.Penutup Para pembaca yang budiman, seperti yang sudah anda ketahut bahwa saya telah mencoba menyusun buku ini dari titik yang paling awal. Dimana persoalan ini dimulai dari satuan terkecil dari program musik, baik program itu terdapat didalam sebuah workstation atau sequencer, ataupun beberapa software musik yang terdapat pada komputer. Namun pada dasarnya hal ini sama sekali bukan untuk merubah keyakinan anda untuk mempercayai Komputer sebagai mesin canggih yang dapat merubah ataupun mengatur cara bermusik kita. Seperti yang sudah kita ketahui dari awal bahwa dibelakang tehnologi seperti komputer tersebut masih ada lagi super komputer yang diciptakan khusus oleh Allah swt untuk seluruh ummat manusia, yaitu OTAK …yang mana mesin yang super canggih ini dapat menghasilkan akal budi. Dan kadang kala akal budi yang canggih ini sering terhalang oleh kesombongan, dan kesombongan tadi akan mengakibatkan kemalasan. Saya fikir kita sebagai manusia tidak diciptakan untuk menjadi pemalas dan sombong, disamping itu saya percaya sepenuhnya terhadap apa yang sudah tertulis didalam kitab suci Al-Quran dimana begitu banyaknya ayat-ayat suci yang bertuliskan tanda-tanda bagi mereka yang mau berfikir. Hirarki yang kedua setelah akal budi yang sudah bekerja sebagai processor adalah nalar yang berfungsi sebagai RAM atau memori. Dan bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi jika nalar yang berfungsi sebagai memori dipadati oleh program-program yang tidak berguna atau cenderung menghambat seperti kesombongan, kemalasan, cepat puas, rendah diri dan sebagainya. Maka hal itu yang akan menghambat kerja super komputer ciptaan Allah tadi, yaitu OTAK, bahkan dapat mengakibatkan CRASH atau HANG. Dan kita bisa melihat hasil semacam apa saja yang diakibatkan dari crash ataupun hang yang saya sebutkan tadi, yaitu kekecewaan, frustrasi, depresi bahkan gila atau sakit jiwa. Oleh karena itu belajarlah untuk rendah hati, karena sepandai apapun atau sehebat apapun kita, tetaplah kita cuma sebuah titik kecil didalam rentetan perjalanan penjang yang bernama Peradaban. Dalam hal membuat musik yang terpenting adalah komposer yang berfungsi sebagai pembuat musik itu sendiri dan musisi yang akan memainkannya, dan komputer hanyalah berfungsi sebagai alat bantu saja. Akan tetapi Matematika dan Fisika Bunyi adalah dua hal yang sangat mendasar dan tidak akan dapat kita hindari selama kita mempelajari musik. Dan disisi lainnya juga ada aspek sosio-kultural yang ikut berperan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya dimana seorang seniman musik dapat menjadi majikan dan tuan rumah ditanahnya sendiri ataupun menjadi budak dari peradaban asing yang sudah lebih maju. Terserah, apapun yang menjadi pilihan kita, hanya kita sendiri yang bisa menentukan.
Pertama-tama saya minta maaf kepada para pembaca jika saya telah membuat begitu banyak ketergangguan pada pandangan dan cara berfikir anda, dan sekali lagi saya mohon maaf sebesarbesarnya, karena terlalu sering menggunakan istilah komputer untuk menjelaskan cara berfikir seorang manusia. Bagaimanapun sebagai mahluk sosial saya seringkali melihat hal-hal yang besar melalui miniaturnya, dan disini saya melihat komputer sebagai miniatur dari super komputer yang bernama OTAK tadi. Bersama dengan ini saya akhiri dulu Buku saya tentang Rhythm & Metrum, dan semoga buku ini dapat memotifasi kita untuk bergerak maju kedepan.