Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
BUKU PEGANGAN PERENCANAAN PROYEK PARTISIPATIF Bagian 2
Instruksi praktis untuk organisasi serikat pekerja/ serikat buruh terkait identifikasi dan perumusan proyek
Panduan Nordic-Dutch Trade Union Centres FNV, LOFTF, LOTCO, LO Norway, SASK
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Daftar Isi Bagian 2 IV
Identifikasi proyek 4.1 Pengantar 4.2 Sejarah latar belakang dan pengalaman sebelumnya 4.3 Analisa partisipasi 4.4 Analisa masalah 4.5 Analisa gender 4.6 Analisa tujuan 4.7 Identifikasi kelompok target 4.8 Analisa strategi
V
Perumusan proyek 5.1 Matriks Perencanaan Proyek 5.2 Input, Anggaran, rencana kerja dan jadwal waktu 5.3 Monitoring dan evaluasi
Lampiran Pertanyaan Pengarah
2
Nordic-Dutch Guidelines
IV
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Identifikasi Proyek
4.1 Pengantar Bagian kedua dari Buku Pegangan tentang perencanaan proyek partisipatif dapat digunakan dengan sendirinya dan didesain untuk mendukung perencanaan proyek organisasi-organisasi serikat pekerja/ serikat buruh dengan cara yang sangat runtun dan terstruktur. Ini adalah bagian dari panduan gabungan untuk kerjasama proyek internasional yang dipromosikan oleh pusat-pusat serikat pekerja Nordic-Belanda. Bagian kedua menjelaskan prosedur untuk perencanaan proyek yang partisipatif bersama dengan instruksi yang praktis. Ini fokus pada Pendekatan kerangka Kerja Logis (LFA) sebagai alat untuk merencanakan, monitoring dan evaluasi, karena ini memungkinkan untuk mendesain proyek dengan cara yang sistematis dan logis. Perhatian khusus dalam manual ini diberikan untuk mengintegrasikan pendekatan partisipatif dan analisa gender dalam desain proyek. Bab IV menyediakan instruksi untuk analisa-analisa dalam fase identifikasi proyek. Berdasarkan pada analisa-analisa ini garis besar rencana proyek dibuat. Bab V konsentrasi para pendesainan proyek dengan lebih rinci, yakni tahap perumusan proyek. Dalam lampiran daftar pertanyaan pengarah diberikan untuk memudahkan implementasi dari prosedur perencanaan. Dalam implementasi prosedur perencanaan yang disajikan penting bahwasannya untuk mengingat pengingat-pengingat berikut: ► Proses dari perencanaan proyek menurut Pendekatan Kerangka Kerja Logis terdiri dari sejumlah elemen utama yang secara luas berinteraksi satu sama lain. Setiap dari mereka harus dipertimbangkan secara seksama sebelum sebuah proyek diimplementasikan. ► Pengaturannya, dimana elemen perencanaan yang berbeda disajikan, membantu menjaga alur dari aspek yang berbeda dari proses perencanaan. Meskipun demikian proses perencanaan jauh dari linier karena tergantung pada apa yang dikehendaki oleh urutan elemen perencanaan. Ini terdiri dari proses belajar dialektika yakni bersifat siklus dan berubah karena waktu. ► Pada prakteknya, proses perencanaan melibatkan peralihan ke belakang, ke depan dan ke samping antara elemen perencanaan yang berbeda. Pada titik yang berbeda dalam proses perencanaan mungkin menjadi jelas, bahwa anda akan harus berbelok ke titik yang sebelumnya untuk menggabungkan pemikiran-pemikiran dan fakta-fakta baru yang tidak diketahui sebelumnya. Melakukan hal tersebut akan memperbaiki desain proyek. ► Banyak dari elemen perencanaan melibatkan analisa masalah yang ingin anda tangani setiap waktu dari sudut yang berbeda, di dalam pendekatan, dalam jangka panjang ini akan terbukti sebagai investasi dalam kualitas dari proyek anda dan oleh sebab itu akan memberikan ganjarannya nanti.
3
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
► Meskipun prosedur perencanaan menyediakan sebuah format standar, ini dapat diaplikasikan dengan cara yang lebih atau kurang elaboratif tergantung dari besaran masalah yang ditangani. Ini dimaksudkan untuk difungsikan sebagai kompas; yang merupakan alat untuk membantu menemukan jalan dalam rangka mengatasi isu-isu serikat pekerja/ serikat buruh agar lebih sukses. Arahan umum perlu diikuti, tetapi ada fleksibilitas di dalam cara untuk dapat tiba di tempat tujuan. ►Cara terbaik untuk membiasakan diri anda dengan LFA adalah dengan melakukannya dalam praktik di bawah arahan seorang professional yang lebih berpengalaman. Dengan begitu maka buku pegangan ini akan menjadi materi rujukan yang signifikan. ► Dalam setiap paragraf dari bab ini, instruksi utama untuk mengisi bagian yang saling terkait dari Form Aplikasi dirangkum dalam sebuah kotak. Antara tanda kurung anda akan menemukan angkanya, yang cocok dengan bagian dari Form Aplikasi yang akan diisi. Setiap elemen proses perencanaan telah diberi nomor dengan maksud untuk memudahkan pengisian Form Aplikasi. Harap dicatat, bahwa melalui buku pegangan ini istilah “proyek” digunakan untuk mengartikan semua jenis kegiatan serikat pekerja/ serikat buruh, termasuk proyek, program, penelitian, dsb.
4.2 Sejarah latar belakang dan pengalaman sebelumnya Menganalisa sejarah latar belakang dari situasi problematis dan pengalaman-pengalaman sebelumnya dengan penyelesaian masalah akan memberikan informasi yang berguna untuk proses perencanaan. Partisipasi dari berbagai pihak terkait (atau perwakilannya) adalah sangat penting sekali pada tahap ini. Latar belakang dan pengalaman-pengalaman ► ► ► ► ► ►
(1)
Mendiskusikan subyek-subyek yang memungkinkan dan kemudian memutuskan,apa yang akan menjadi subyek workshop Mendiskusikan situasi pasar kerja dan serikat pekerja/ buruh di negara terkait Memberikan perhatian khusus kepada daerah atau wilayah dimana masalah yang ditangani oleh proyek anda terjadi Mendiskusikan pengalaman sebelumnya yang relevan, yang telah dipunyai di daerah atau wilayah ini Meringkas informasi tentang sejarah latar belakang dan pengalaman sebelumnya Memasukkan di dalam ringkasan ini Form Aplikasi → 4A
Dalam mendiskusikan sejarah latar belakang dan pengalaman sebelumnya banyak informasi akan mengemuka. Konsentrasi pada judul utama dan hanya gambaran apa yang benar-benar relevan untuk permasalahan tersebut. Misalnya, adalah penting untuk mengindikasikan apakah bentuk-bentuk proyek sebagai bagian dari sebuah program yang lebih besar atau sebagai kelanjutan dari intervensi sebelumnya. Contoh: sektor transportasi secara historis didominasi oleh lembaga pemerintah dan menjelaskan asal dari serikat pekerja/ buruh yang terlibat. Analisa sejarah memperjelas bahwa pemerintah
4
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
telah menindas serikat pekerja/buruh dan telah menghalangi mereka untuk mewakili kepentingan para anggota mereka dengan efektif.
4.3
Analisa partisipasi
Analisa partisipasi bertujuan untuk mendapatkan sebuah gambaran yang jelas tentang pihak-pihak yang terkait dengan situasi permasalahan dan peran mereka dalam merealisasikan perbaikan-perbaikan. Juga, peran mereka dalam merencanakan kebutuhan-kebutuhan proyek sampai mapan dan keterlibatan mereka harus diorganisir. Dalam mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait anda perlu mempertimbangkan kelompok, individu atau organisasi mana saja yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh masalah-masalah yang anda ingin tangani dengan proyek anda, baik positif ataupun negatif. Analisa membantu anda untuk mengidentifikasi masalahmasalah dan prioritas-prioritas harus harus dilaksanakan untuk analisa yang lebih mendalam. Analisa partisipasi ► ► ► ►
(2)
Mengidentifikasi semua pihak yang terlibat dengan menuliskan semua pihak yang terkena dampak dengan masalah yang anda ingin tangani Buat kategori mereka berdasarkan kriteria tertentu atau pentingnya Diskusikan siapa saja yang memiliki kepentingan dan pandangan yang harus diberikan prioritas, dengan mempertimbangkan aspek gender. Ringkas informasi yang didapat dalam format analisa partisipasi sebagaimana diperlihatkan di tabel di bawah dengan pertanyaan pengarah. Masukkan format yang sudah dilengkapi dalam Form Aplikasi: → 4A
Contoh: di sektor serikat pekerja transportasi berbagai pihak yang terlibat adalah: - Lembaga pemerintah, perusahaan transportasi pemerintah, pemerintah sebagai pembuat aturan, dan sebagai pembuat kebijakan - Perusahaan bus swasta - Berbagai kategori karyawan dari perusahaan transportasi: o pegawai pemerintah o karyawan sektor swasta o karyawan laki-laki o karyawan perempuan o karyawan menurut posisi mereka dalam organisasi (sopir bus, sekretaris, personil kebersihan, dsb) o karyawan yang merupakan anggota serikat o karyawan yang bukan anggota
5
Nordic-Dutch Guidelines
4.4
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Analisa masalah
Dalam analisa masalah situasi yang ada dianalisa dengan dasar informasi yang tersedia: contoh: masalah-masalah utama yang diidentifikasi dan hubungan tidak resmi diantara mereka. Sebuah alat yang berguna dalam analisa masalah adalah ‘metode pohon masalah’. Sebuah contoh dari pohon masalah diberikan di bawah. Analisa masalah ► ► ► ► ►
(3)
Mengidentifikasi masalah-masalah utama yang ada – bukan masalah yang mungkin, yang dibayangkan atau yang ada di masa depan Pilih sebuah masalah sentral dan identifikasi sebab (penyebab) dan akibatnya Visualisasi masalah ini, sebab dan akibatnya di dalam pohon masalah sebagaimana dijelaskan (atau gunakan metode lain untuk analisa masalah) Rangkum informasi yang didapat dari analisa masalah yang menyatakan masalah sentral, penyebab (sebab) dan efek (akibat) yang mengikutinya. Masukkan ringkasan narasi analisa masalah di dalam Form Aplikasi: → 4A
Pengembangan dari sebuah pohon masalah adalah metode yang memperlihatkan hubungan sebab dan akibat antara masalah yang diidentifikasi. Kartu-kartu digunakan untuk menuliskan masalah sentralnya, sebab dan akibatnya dan visualisasikan relasi antar mereka:
POHON MASALAH SITUASI SERIKAT PEKERJA TRANSPORTASI Tidak ada jaminan sosial
Upah rendah
Kondisi kerja buruk
Tidak ada tunjangan tenaga kerja
akibat Serikat Pekerja Transportasi kekurangan daya tawar
Tidak ada kerja sama antar berbagai SP SP sibuk selamatkan diri dari tekanan pemerintah
Tingkat pengorganisiran rendah
Kesadaran berserikat rendah
sebab
Internal organisasi serikat pekerja transportasi lemah
Perpecahan Gerakan Serikat Pekerja Transportasi
Kekurangan kepemimpinan kuat
Kepemimpinan SP transportasi tidak efektif
6
Kepemimpinan menua
SP kurang kapasitas mengorganisir diri
Struktur organisasi SP lemah
staf serikat pekerja kurang skill & knowledge
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Metode pohon masalah melibatkan langkah-langkah berikut: √ √ √ √
√
Tuliskan masalah di atas kartu dan tempatkan di tengah Identifikasi sebab yang substansial dan langsung dari masalah serta tempat mereka yang sesuai di bawahnya. Identifikasi akibat substansial dan langsung dari masalah serta tempatkan mereka yang sesuai di garis di atasnya. Identifikasi lebih banyak sebab dan akibat sejalan dengan prinsip yang sama untuk membentuk pohon masalah. Kaji kembali pohon masalah, verifikasi keabsahan dan kelengkapannya, dan buat penyesuaian yang perlu. Analisa masalah dapat disimpulkan ketika peserta yakin bahwa semua informasi yang esensial telah dimasukkan dalam pohon masalah.
Dalam membuat sebuah pohon masalah saran-saran berikut akan membantu: √ √ √ √ √
Periksa subyek atau area masalah dan batasi diskusi hanya pada isu yang akan ditangani di dalam proyek, hindari diskusi yang melenceng. Memastikan informasi dari dan tentang semua stakeholder dimasukkan dalam analisa masalah, juga termasuk mereka yang tidak berpartisipasi secara langsung. Upayakan untuk mencapai kesepakatan yang tidak ngambang tentang pohon masalah di antara para peserta Cakupan, untuk memilah apa yang dapat dan tidak dapat ditangani dalam sebuah proyek Membuat catatan tentang cara analisa masalah dan proses perencanaan berlangsung (kapan, dengan stakeholder yang mana, metode apa yang digunakan, dsb.)
4.5 Analisa gender roles
rights
problems
necessities
responsibilities
Analisa gender fokus pada peran, hak dan tanggung jawab, masalah dan kebutuhan perempuan dan laki-laki, dan antar-relasi mereka yang dinamis. Tujuan dari analisa gender adalah untuk menyediakan solusi dan mekanisme, yang bermanfaat bagi perempuan dan laki-laki dan kebutuhan mereka. Proyek-proyek serikat pekerja/ serikat buruh dapat dibedakan menjadi tiga kategori menurut jenis dari isu gender yang mereka ingin tangani: - ketidaksetaraan gender di tempat kerja/ tenaga kerja: - ketidaksetaraan gender di serikat pekerja/ serikat buruh: - Ketidaksetaraan gender dan sebagaimana terkait dengan isu yang lebih luas: Tentu saja, dimensi gender sudah dilihat dalam analisa partisipasi dan analisa masalah dengan menanyakan pertanyaan tentang peran-peran spesifik dan kontribusi perempuan dan laki-laki. Meskipun demikian, ini akan terbukti produktif untuk melakukan analisa terpisah tentang gender, karena di dalam diskusi umum dimensi gender sangat mudah terabaikan karena ini bukan topik yang mudah untuk didiskusikan. Analisa gender membantu untuk mendiskusikan isu-isu yang yang dibahas dari sudut pandang berbeda dari laki-laki dan perempuan yang memiliki masalah, kepentingan dan kebutuhan.
7
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Analisa Gender ► ► ►
(4)
Identifikasi peran, hak dan tanggung jawab, masalah dan kebutuhankebutuhan perempuan dan laki-laki yang terlibat dalam persoalan yang akan diatasi, sebab dan akibatnya Menggabungkan informasi ini ke dalam pohon masalah dan membuat penyesuaian dimana perlu Merangkum gender utama dan memasukkan rangkuman ini dalam Form Aplikasi: → 4A
Contoh: Melihat ke belakang pada pohon masalah yang disajikan. Masih ada pertanyaanpertanyaan gender yang harus diklarifikasi, seperti misalnya: apakah perempuan diperbolehkan mengambil posisi kepemimpinan? Jika tidak, mengapa begitu? Dan apa yang dapat dilakukan melalui hal-hal praktis untuk menghapus penghalang-penghalang tersebut, contoh dalam hal pelatihan atau dalam hal kriteria seleksi? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini berimplikasi pada rangkuman beberapa bagian dari pohon masalah, misalnya dengan spesifikasi-spesifikasi berikut:
Skill & pengetahuan yang rendah pada tingkat staf serikat │ ▼ Tambahkan kartu: “Partisipasi yang rendah dari staf serikat pekerja/ buruh dalam pelatihan”
Tingkat Sebab Pemimpin yang Kesadaran menua serikat yang rendah
│ ▼ Tambahkan kartu: pemimpin perempuan informal tidak diakui sebagai pemimpin formal yang berpotensi
│ ▼ Sesuaikan teks: “Kesadaran serikat pekerja yang rendah, khususnya pekerja perempuan”
Tingkat unionisasi yang rendah
│ ▼ Sesuaikan teks: “Tingkat unionisasi yang rendah, khususnya di antara pekerja perempuan”
Tingkat Akibat Upah rendah
│ ▼ Sesuaikan teks: “upah rendah, khususnya bagi pekerja perempuan
Dalam praktik di dalam pohon masalah perubahan-perubahan karena analisa ini dimungkinkan terjadi. Murni hanya terkait penyajian contoh dari pohon masalah diberikan di dalam buku pegangan ini dibuat tersaji di awal.
8
Nordic-Dutch Guidelines
4.6
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Analisa tujuan
Maksud dari analisa tujuan adalah untuk mengungkapkan kontribusi proyek untuk apa: situasi masa depan yang diinginkan. Dalam analisa tujuan yang disajikan di bawah, pohon masalah ditransformasikan ke dalam pohon tujuan dan dianalisa. Analisa tujuan ► ► ► ► ►
(5)
Merumuskan kembali semua elemen dalam pohon masalah ke dalam pernyataanpernyataan positif yang menggambarkan kondisi-kondisi yang diinginkan Menggunakan pernyataan-pernyataan positif untuk membuat pohon tujuan Pastikan pohon tujuan dilengkapi dan bualaht penyesuaian dimana perlu. Berikan ringkasan dari situasi yang diinginkan dihasilkan dari pohon-pohon tujuan Masukkan ringkasan dalam Form Aplikasi: → 4A
POHON MASALAH DARI KONDISI SERIKAT PEKERJA TRANSPORTASI Jaminan sosial membaik
Upah naik
Tunjangan tenaga kerja bertambah
Kondisi kerja baik
akibat
Serikat Pekerja Transportasi punya daya tawar kuat
Gerakan Serikat Pekerja Transportasi terkonsolidasi
Berbagai serikat pekerja transportasi bekerja sama
SP setuju akan pentingnya untuk kerja sama
Internal organisasi serikat pekerja transportasi kuat
Banyak pekerja menjadi anggota serikat pekerja
Kesadaran berserikat meningkat
Kepemimpinan yang kuat
Kepemimpinan SP transportasi efektif
Generasi baru pemimpin terbentuk
sebab
SP memiliki kapasitas mengorganisir diri
Struktur organisasi SP membaik
staf serikat pekerja memiliki skill & knowledge
Penafsiran masing-masing atas permasalahan yang didefinisikan sebelumnya ke dalam situasi memungkinkan terwujudnya tujuan. Sebuah peringkat tujuan akan berkembang, sama seperti hirarki sebab yang menuntun pada masalah. Secara umum tingkatantingkatan berbeda dapat diidentifikasi secara bervariasi sesuai cakupan dan detil.
9
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
Kategori masalah:
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
“Jika sebab A, memiliki akibat B”
JIka posisi tawar serikat pekerja dalam sektor transportasi lemah, maka akibatnya ganda: fasilitas jaminan sosial yang sedikit, upah rendah, kondisi kerja yang buruk dan tidak ada tunjangan tenaga kerja
Kategori tujuan:
“Alat X untuk mencapai akhir Y”
Posisi tawar yang kuat dari serikat-serikat pekerja dalam sektor transportasi akan menuntun pada situasi dari perbaikan jaminan sosial, upah lebih baik, kondisi kerja yang aman dan adanya tunjangan tenaga kerja
Saran untuk membuat pohon tujuan: √ √
√
√ √ √
Bekerja dari arah atas ke bawah , semua masalah dirangkum ke dalam tujuan (pernyataan positif) Memeriksa apakah hirarki masih konsisten dan logis, dengan kata lain: bahwa memenuhi tujuan di satu level (tingkatan) sudah cukup untuk meraih tujuan di level (tingkatan) berikutnya. Bekerja dari arah bawah ke atas, memastikan bahwa hubungan sebab-akibat telah menjadi alat/cara- relasi akhir. Tambahkan tujuantujuan baru dimana perlu. Revisi pernyataan. Tuliskan tujuan pengganti, jika pertanyaan tidak masuk akal, setelah dirangkum dari masalah-masalah, atau tinggalkan kartu yang berisi masalah tidak berubah posisi (tetap di tempatnya) Tarik garis untuk mengindikasikan alat/cara- relasi akhir dalam pohon tujuan. Setiap hubungan sebab-akibat tidak secara otomatis menjadi alat/cara- relasi akhir. Ini tergantung pada kata-katanya. Situasi yang diinginkan yang diupayakan dalam jangka panjang akan dihasilkan dari pernyataan-pernyatan yang divisualisasikan di atas pohon tujuan
Tujuan tertentu mungkin terlihat tidak realistis, terlalu ambisius atau tidak memungkinkan dalam konteks serikat pekerja/ serikat buruh. Meskipun demikian, di tahap ini perencanaan semua cara yang mungkin masih dipertimbangkan untuk mencapai situasi di masa depan yang diinginkan. Penyeleksian intervensi-intervensi yang mungkin dilakukan kemudian pada proses perencanaan (analisa strategi).
4.7
Identifikasi kelompok target
Segera setelah situasi yang diinginkan di masa depan diidentifikasi, adalah mungkin untuk mengidentifikasi orang dan organisasi yang berbeda akan mendapatkan manfaat darinya. Identifikasi eksplisit dari kelompok target akan memastikan bahwa hasil-hasil yang berasal dari proyek akan disampaikan kepada penerima yang dimaksud. Lebih spesifiknya, adalah perlu untuk menentukan, siapa yang akan mendapatkan manfaat langsung dari proyek dan siapa yang akan mendapatkan manfaat secara tidak langsung.
Identifikasi kelompok target ►
(6)
Didapatkan dari pohon tujuan, analisa partisipasi dan analisa gender kelompok, lembaga atau individu tersebut akan mendapatkan manfaat secara langsung dan/atau tidak langsung dari situasi masa depan yang
10
Nordic-Dutch Guidelines
► ► ► ►
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
diinginkan Mengidentifikasi kriteria untuk menyeleksi kelompok target yang akan mendapatkan manfaat dari intervensi proyek (baik secara langsung dan/ataupun tidak langsung) Membuat sebuah keputusan kelompok mana yang akan ditargetkan (penerima manfaat langsung dan tidak langsung) Memberikan deskripsi – baik kualitatif maupun kuantitatif – dari kelompok target terseleksi menggunakan penamaan dan kriteria seleksi yang sensitif gender Memasukkan diskripsi ini ke dalam Form Aplikasi: → 4A
Contoh: Dalam kasus yang disajikan di analisa sebelumnya, staf serikat pekerja dapat diidentifikasi sebagai kelompok target yang penting dan dalam kelompok target ini perempuan dapat ditargetkan secara eksplisit untuk mendapatkan manfaat dari proyek. Sebagai penerima manfaat tidak langsung adalah semua anggota serikat pekerja transportasi dapat dimasukkan.
4.8
Analisa strategi
Maksud dari analisi strategi adalah untuk menyeleksi arah tindakan terbaik yang digunakan untuk meraih tujuan, mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan dan identitas anda sebagai eksekutor proyek. Setelah mengidentifikasi serangkaian strategi alternatif, kelayakannya diukur. Dari strategi (atau terkadang strategi-strategi) yang paling menjanjikan dan tepat ini diseleksi dan disepakati sepagai strategi proyek. Ini dilakukan dengan dasar pengklasteran, yang sederhananya berarti pengelompokan
Analisa strategi ► ► ► ►
(7)
Menggunakan pohon tujuan untuk mengidentifikasi kelompok tujuan yang berbeda yang berkontribusi pada tujuan yang lebih tinggi (klastering/ pengelompokan) Mendiskusikan strategi yang berbeda yang dihasilkan dari kegiatan klastering/pengelompokan Membuat keputusan pada strategi untuk intervensi proyek, oleh sebab itu memilih jangkauan (scope) proyek. Jelaskan strategi yang dipilih termasuk kriteria utama untuk pemilihannya Masukkan penjelasan ini dalam Form Aplikasi: → 4A
11
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
Klaster 1: kerjasama dan keanggotaan
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Klaster 2: formasi kepemimpinan
Klaster 3: Perbaikan struktur organisasi
Klaster-klaster ini menuntun kita pada definisi dari strategi. Saran untuk klastering: √ Dianggap sebagai klaster (kelompok) yakni tujuan-tujuan yang memiliki sifat yang sama, misalnya kesamaan berdasarkan kemiripan tindakan masa depan yang mungkin, wilayah atau keahlian yang dibutuhkan. √ Konsentrasi pada klaster (kelompok) yang memiliki pandangan dan nilai praktis yang sama √ Klaster seharusnya tidak didefinisikan terlalu luas atau terlalu sempit √ Keluarkan tujuan yang tidak realistis dan prioritaskan tujuan-tujuan yang seharusnya dimasukkan. Saran terkait memilih dan mendefinisikan strategi: √
mengatasi semua sebab mungkin tidak dilakukan dalam jangkauan (scope) serikat pekerja/ serikat buruh. Fokus pada sebab-sebab yang secara masuk akal anda dapat tangani. Meskipun demikian, jangan abaikan sebab-sebab yang tidak ditangani ini di dalam proyek. Sebab-sebab itu dapat menimbulkan risiko pada kelayakan rencana anda. √ Pikirkan jika ada aktor-aktor lain hadir siapa yang akan melakukan sebuah strategi. √ Pendekatan yang paling realistis adalah membuat asumsi satu strategi (maksimal dua) di dalam proyek.
12
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
V Perumusan Proyek Fase perumusan proyek terkonsentrasi pada pendesainan proyek dengan lebih rinci dan menentukan logika intervensi. Dalam bab ini penggunaan apa yang disebut dengan kriteria SMART direkomendasikan untuk menghindari perumusan istilah-istilah yang masih samar. SMART kependekan dari: Spesifik
: merujuk pada satu area kompetensi terbatas yang jelas
Memungkinkan utk diukur : memungkinkan pengukuran progres Akseptabel (dapat diterima) : dapat diterima di lingkungan yang terlibat Realistis : apa yang diraih harus dengan cara yang realistis dengan Terikat waktu
5.1
mempertimbangkan asumsi dan prakondisi : merujuk pada batasan waktu pemenuhan
Matriks Perencanaan Proyek
Dalam paragraf ini, Matriks Perencanaan Proyek atau logframe digunakan untuk merangkum desain proyek. Dalam melengkapi matriks perencanaan proyek berguna untuk diingat bahwa : Struktur yang disajikan ditawarkan untuk menjaga alur pada saat perencaan proses dan harus digunakan dan ditafsirkan dengan tepat; Dalam praktek, banyak perpindahan antar elemen akan terjadi. Ini berarti bahwa pertama anda bekerja ke arah bawah dari matriks, memulai dengan perumusan intervensi melalui tujuan dan berakhir dengan kegiatan-kegiatan. Setelah itu anda merumuskan ke arah atas – mulai pada level (tingkatan) hasil- dengan rumusan dari asumsi. Dengan merumuskan asumsi anda mungkin harus menyesuaikan perumusan tujuan dan hasil. Hal yang sama berlaku setiap anda memulai mendefinisikan indikator.
Matriks Perencanaan Proyek Tujuan pengembangan Manfaat apa yang kita harapkan dari proyek di tingkat masyarakat? Tujuan proyek Bagaimana kelompok target mendapatkan manfaat dari hasil-hasil proyek? Hasil yang diharapkan Apa yang dibawakan oleh proyek dalam hal barang dan/atau jasa? Kegiatan Tugas-tugas kongkrit apa yang dilakukan oleh proyek? 1
Indikatorindikator 1 Indikatorindikator
Sumber Verifikasi Sumber Verifikasi
Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi
Indikatorindikator
Sumber Verifikasi
Asumsi-asumsi
Input
Biaya
Asumsi-asumsi
Meskipun perumusan indikator di level tujuan pengembangan diinginkan, hal ini sering terbukti menjadi kegiatan yang kompleks.
13
Nordic-Dutch Guidelines
-
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Nomor antara tanda kurung di dalam setiap kotak menunjukkan instruksi untuk mengisi bagian yang sesuai dari Form Aplikasi; Informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan metode lain selain dari yang disajikan dalam manual ini.
Tujuan pengembangan Tujuan pengembangan adalah tujuan level tinggi dimana intervensi proyek akan berkontribusi. Ini menentukan, apa yang harus dikontribusikan proyek di level masyarakat pada jangka panjang – mis. Setelah proyek selesai. Tujuan pengembangan tidak dapat diraih oleh proyek sendiri, intervensi lain oleh aktor-aktor lain juga akan menuntun pada realisasinya. Tujuan pengembangan ► ►
(8)
Didapatkan dari tujuan pengembangan dari pohon tujuan, lihat perumusan SMART dan sensitif gender, serta buat penyesuaian jika perlu Menggabungkan tujuan pengembangan menurut Intervensi Proyek 4B dalam Form Aplikasi *
(* atau menggunakan matriks perencanaan proyek di lampiran) Untuk pembuatan contoh-contoh kami telah memiliki dua strategi berikut: 1. Formasi kepemimpinan dan 2. Perbaikan struktur organisasi untuk meraih organisasi internal yang kuat dari serikat pekerja transportasi. Contoh dari tujuan pengembangan: Kontribusi untuk penentuan upah yang lebih baik, jaminan sosial yang lebih baik, kondisi kerja yang aman dan lebih banyak tunjangan tenaga kerja bagi pekerja transportasi di Thailand.
Tujuan proyek Tujuan proyek merujuk pada akibat-akibat, yang diharapkan proyek untuk dibuat bagi penerima manfaat yang dimaksudkan. Secara persis dinyatakan sebagai sebuah kondisi masa depan oleh sebab itu menentukan apa yang akan dicapai di akhir proyek. Ini seharusnya merupakan manfaat yang gamblang (jelas) yang mengungkapkan bagaimana para penerima manfaat tersebut menggunakan hasil-hasil proyek. Harus ada kans yang cukup bahwasannya tujuan-tujuan ini akan direalisasikan oleh intervensi proyek. Hanya satu tujuan proyek dibuat untuk mencegah intervensi proyek menjadi terlalu kompleks dan terlalu sulit dikelola. Alih-alih satu intervensi memasukkan dua tujuan proyek, lebih disukai untuk merencanakan intervensi secara terpisah (paralel dan saling terkait).
14
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
Tujuan proyek ► ►
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
(9)
Didapat dari satu tujuan proyek dari pohon tujuan, rumuskan dengan SMART dan dengan mempertimbangkan sensitifitas gender, buat penyesuaian bila perlu Gabungkan tujuan proyek di bawah Intervensi Proyek 4B dalam Form Aplikasi Periksa jika logika intervensi masih utuh. Buat penyesuaian jika perlu.
Contoh tujuan proyek: Meningkatkan posisi tawar dari serikat pekerja transportasi di 6 wilayah di Thailand, dengan membangun organisasi yang kuat secara internal.
Hasil yang diharapkan 0
Hasil yang diharapkan adalah output yang harus dijamin oleh proyek. Output ini menjelaskan hasil aktual yang diharapkan untuk diraih proyek setelah kegiatan-kegiatan proyek selesai. Pengelolaan proyek diharapkan dapat meraih dan menjaga kelangsungan hasil-hasil ini selama masa berlangsung proyek. Dampak gabungan dari hasil yang diharapkan harus cukup untuk meraih tujuan-tujuan proyek. Catat bahwasannya, sementara pengelolaan proyek harus menjamin hasil-hasil yang diharapkan, tujuan proyek berada di luar kendali langsung dari hasil-hasil tersebut. Hasil yang diharapkan ► ► ►
(10)
Menyeleksi dari pohon tujuan pernyataan-pernyataan – setelah alat/cara – logika akhir – menuntun pada tujuan proyek dan menerjemahkannya menjadi hasil-hasil Menambahkan hasil-hasil tambahan yang perlu untuk merealisasikan tujuan proyek. Menggabungkan hasil-hasil yang dirumuskan dengan sensitifitas gender dan SMART menurut Intervensi Proyek 4B dalam Form Aplikasi Periksa jika logika intervensi masih utuh. Buat penyesuaian jika perlu.
Contoh dari hasil yang diharapkan yang berkontribusi pada tujuan proyek: Hasil 1: Formasi kepemimpinan. Sebuah generasi baru dari pemimpin yang kapabel dan inovatif, yang menyertakan perempuan, memenuhi sejumlah besar posisi kepemimpinan dalam serikat pekerja transportasi yang diberikan bantuan. Hasil 2: Kapasitas organisasi. Anggota-anggota dan staf serikat pekerja kunci telah menerima pelatihan professional dalam skill (ketrampilan) organisasi dan mengimplementasikan sebuah struktur organisasi baru yang disetujui.
Kegiatan-kegiatan Perlu untuk mengidentifikasi kerja-kerja, investigasi-investigasi dan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh staf proyek dan pihak lain yang dilibatkan di dalam proyek. Sebuah kegiatan adalah aksi (tindakan), yang diperlukan untuk mentransformasikan input-input yang diberikan ke hasil-hasil yang diharapkan dalam sebuah periode waktu yang dinyatakan.
15
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Kegiatan-kegiatan yang disertakan dalam desain proyek harus berorientasi target: tugastugas yang tidak diarahkan untuk memproduksi satu dari hasil-hasil yang diharapkan harus dibuat daftarnya (misalnya tugas-tugas rutin administrasi). Juga pada tahapan desain proyek ini penting untuk menjaga gagasan elemen-elemen utama dari proyek pada tingkat pembuatan keputusan guna menghindari perencanaan rinci (ini adalah sebuah kegiatan terpisah). Kegiatan ► ► ►
Menyeleksi dari pernyataan-pernyataan pohon tujuan yang – setelah alat – logika akhir- menuntun kepada hasil dan menerjemahkannya ke dalam kegiatan-kegiatan. Menambah kegiatan-kegiatan yang perlu untuk merealisasikan tujuan proyek Periksa jika logika intervensi masih utuh. Buat penyesuaian jika perlu. Ringkasan dari kegiatan dimasukkan dalam Form Aplikasi yang dikaitkan dengan hasil-hasil yang diharapkan (10). Ini juga harus digunakan sebagai dasar untuk input yang dikehendaki (15) dan rencana kerja (17)
Contoh kegiatan-kegiatan: Di Hasil 1. Formasi kepemimpinan 1.1 Pelatihan pimpinan serikat yang sekarang dalam skill (ketrampilan) kepemimpinan yang efektif 1.2 Formasi dari staf dan calon pemimpin dalam skill kepemimpinan Di hasil 2. Kapasitas organisasi 2.1 Perbaikan dan perubahan struktur organisasi 2.2 Pelatihan staf serikat pekerja dalam skill (ketrampilan) organisasi dan pengetahuan
Asumsi dan prakondisi Kolom keempat dari Matriks Perencanaan Proyek memasukkan asumsi dan prakondisi. Ini adalah di luar kendali intervensi langsung, tetapi vital bagi tercapainya implementasi proyek yang sukses. Asumsi dan prakondisi adalah faktor-faktor eksternal, yang menjadi tanggung jawab intervensi proyek, meskipun keduanya berpengaruh terhadap tingkat realisasi penting tertentu dari tujuan pengembangan, tujuan proyek dan hasil-hasil yang diharapkan. Perhatian khusus harus diberikan pada penggabungan langkah-langkah tambahan, asumsi pembunuh (yang mematikan) dan prakondisi-prakondisi. Asumsi dan prakondisi ► ► ► ► ►
Mengidentifikasi asumsi dan prakondisi dengan menganalisa pohon masalah dari arah bawah dan terus ke atas, dari level (tingkatan) hasil hingga level tujuan. Juga periksa tujuan-tujuan yang tidak dimasukkan dalam desain proyek. Buat kata untuk asumsi dan prakondisi sebagai kondisi-kondisi positif Jelaskan asumsi dan prakondisi secara detail sehingga mereka dapat dimonitor. Masukkan penjelasan di level (tingkatan) mereka di bawah Intervensi Proyek 4B di Form Aplikasi Periksa jika logika intervensi masih utuh. Buat penyesuaian jika perlu.
16
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Contoh asumsi: Pada level tujuan proyek: - Diasumsikan bahwa sinyal-sinyal positif di dalam lembaga pemerintah menyediakan justifikasi yang cukup untuk membuka negosiasi Di hasil level 1: - Diasumsikan bahwa pemimpin yang sekarang dan orang-orang kunci lainnya di dalam organisasi serikat pekerja tersebut memiliki sikap yang positif terhadap perempuan dalam posisi-posisi kepemimpinan Di hasil level (tingkatn) 1 dan 2: - Diasumsikan bahwa serikat pekerja mempertahankan niatnya untuk tetap bersatu, tidak dimanipulasi (yang menjadi sebab) perpecahan dan mempertahankan motivasi menjadi anggota (asumsi ini berasal dari klaster “kerjasama dan keanggotaan”).
Indikator pencapaian Setelah logika intervensi dan asumsi yang sesuai di level yang berbeda telah didefinisikan, kita berlanjut dengan mengelaborasi indikator-indikator pencapaian. Indikator-indikator ini dapat dipertimbangkan sebagai pernyataan-pernyataan yang membuatnya mungkin untuk memverifikasi tingkat pencapaian proyek, kelayakannya dan kesinambungan tujuan proyek, tujuan proyek dan hasil yang diharapkan. Mereka juga menyediakan langkah-langkah untuk monitoring selama implementasi proyek. Oleh sebab itu, pernyataan-pernyataan yang demikian harus sepersis mungkin; pernyataan-pernyataan tersebut sering bersifat kuantitatif; tetapi juga dapat diungkapkan dalam istilah-istilah kualitatif. Ini butuh dikenali, meskipun perumusan indikator di level tujuan pengembangan diinginkan, sering terbukti sebagai kegiatan yang kompleks. Kebanyakan blunder waktu dari kegiatan ini dapat dianggap tanpa konsekwensi struktural untuk desain proyek. Indikator pencapaian ► ► ► ► ►
(11)
Merumuskan langkah-langkah yang perlu untuk mengindikasikan bagaimana implementasi proyek akan dimonitor di level yang berbeda dari logika intervensi. Pada saat merumuskan indikator-indikator adalah perlu untuk memastikan bahwa mereka dirumuskan dengan cara yang sebisa mungkin mempertimbangkan sensitifitas gender dan SMART. Memverifikasi, jika tujuan pengembangan, tujuan proyek dan hasil yang diharapkan masih layak dan berkesinambungan Menggabungkan indikator-indikator di level mereka di bawah Intervensi Proyek 4B di Form Aplikasi. Periksa jika logika intervensi masih utuh. Buat penyesuaian jika perlu.
Contoh dari indikator pencapaian untuk hasil formasi kepemimpinan1:
17
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Kuantitatif: - Pada 2005, 30% dari para pemimpin perempuan yang kapabel dan inovatif. - Pada 2005, para pemimpin kapabel dan inovatif baru yang terbentuk telah memenuhi 75% posisi-posisi kepemimpinan dalam serikat pekerja transportasi yang diberikan bantuan. - Para pemimpin yang memiliki tanggung jawab telah memenuhi 80% dari pelatihanpelatihan yang dibutuhkan menurut garis besar panduan kepemimpinan yang kapabel dan inovatif - 30% anggota dari komite seleksi adalah perempuan. - Pasal-pasal dari serikat pekerja menyatakan jangka waktu periode pemenuhan posisi kepemimpinan dengan maksimal 4 tahun. Kualitatif: -
-
-
Garis besar panduan spesifik untuk kepemimpinan yang kapabel dan inovatif dimasukkan dalam kebijakan resmi organisasi serikat pekerja dan mengindikasikan prosedur-prosedur untuk kepemimpinan dan posisi-posisi kunci lainnya. Kelompok pemimpin potensial dibentuk dan diperbarui setiap enam bulan, terdiri dari mereka yang berasal dari staf dan anggota serikat pekerja yang telah memperlihatkan kompetensi kapabilitas dan inovatif dalam kepemimpinan (in)formal Semua anggota dari pemimpin yang potensial dilibatkan paling tidak dalam dua pelatihan skill kepemimpinan dan manajemen & organisasi. Prosedur seleksi untuk kepemimpinan dan posisi-posisi kunci lainnya dan secara aktif mempromosikan untuk pemilihan perempuan. Setiap bulan, pemimpin-pemimpin dalam posisi-posisi kunci melaporkan pada pertemuan-pertemuan yang mereka ikut serta di tingkat pemerintah.
Sumber-sumber verifikasi Sumber-sumber verifikasi menyatakan bagaimana atau dimana informasi dapat ditemukan untuk memverifikasi realisasi dari tujuan pengembangan, tujuan proyek dan hasil-hasil yang diharapkan. Sumber-sumber verifikasi yang memungkinkan adalah dokumen-dokumen, data registrasi keanggotaan, nota pertemuan-pertemuan, reglementasi, laporan-laporan dan sumber-sumber lain yang menyediakan informasi dan mengijinkan kesimpulan terkait progress actual terhadap tujuan dan hasil. Sumber-sumber verifikasi ► ► ►
(12)
Mengidentifikasi sumber-sumber verifikasi untuk indikator-indikator pada level tujuan pengembangan, tujuan proyek dan hasil-hasil yang diharapkan Memasukkan sumber-sumber verifikasi di bawah Intervensi Proyek 4B di Form Aplikasi Periksa jika logika intervensi masih utuh. Buat penyesuaian jika perlu.
Contoh sumber-sumber verifikasi untuk Hasil 1: - Laporan-laporan evaluasi dari kursus-kursus pelatihan kepemimpinan
18
Nordic-Dutch Guidelines
-
-
-
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Anggota dewan penyeleksi pemimpin serikat pekerja untuk posisi-posisi pemimpin serikat pekerja Catatan internal reunion (penggabungan kembali serikat pekerja) yang menyatakan laporan-laporan tertulis tentang reunion (penggabungan kembali serikat pekerja) yang dihadiri pemerintah. Pasal-pasal serikat pekerja: durasi posisi kepemimpinan
Pemeriksaan kesinambungan Tujuan dari pemeriksaan kesinambungan adalah untuk memastikan perawatan atau peningkatan perubahan-perubahan positif yang dihasilkan oleh proyek setelah proyek dihentikan. Kesinambungan adalah satu permasalahan yang harus diangkat banyak kali selama perencanaan. Karena pentingnya dalam memutuskan logika intervensi, ini berguna untuk memberikan perhatian yang eksplisit terkait permasalahan kesinambungan di fase proses perencanaan Periksa kesinambungan ► ► ► ►
(13)
Periksa Intervensi Proyek setelah sekarang dilengkapi. Gunakan pertanyaan pengarah di Lampiran B untuk melihat apakah logika intervensi yang diajukan dan asumsi yang melandasinya memenuhi kriteria dari kesinambungan. Buat penyesuaian-penyesuaian di seluruh proposal, jika perlu Pemeriksaan kesinambungan diberlakukan secara integral ke semua aspek proposal proyek. Oleh sebab itu ini tidak dimasukkan sebagai topic (bahasan) yang terpisah di dalam Form Aplikasi dan konsekwensinya ini tidak diberikan nomor.
Kerangka kerja kelembagaan Sebuah diskusi tentang kerangka kerja kelembagaan akan memastikan bahwa semua orang tahu tentang siapa harus merujuk kepada siapa atau komunikasi dengan siapa untuk memastikan implementasi proyek yang mulus. Ini akan menghindari kesalahpahaman di dalam organisasi lapangan dan organisasi pendana. Analisa dari kerangka kerja kelembagaan juga berfungsi untuk mengungkap prakondisi dan asumsi-asumsi dalam hal kapasitas organisasi untuk mengimplementasikan proposal proyek dan asumsi-asumsi. Kerangka kerja kelembagaan ► ► ►
5.2
(14)
Menjelaskan kerangka kerja kelembagaan yang diperlukan untuk mengimplementasikan proyek di bawah 4C Mempertimbangkan kerangka kerja kelembagaan, periksa apakah logika intervensi dan asumsi-asumsi yang melandasinya masih valid Jika perlu, buat penyesuaian-penyesuaian dalam Intervensi Proyek
Input, anggaran/budget, rencana kerja & jadwal waktu
19
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Setelah karakteristik-karakteristik utama dari proyek telah ditentukan, maka tahap berikutnya adalah mengidentifikasi cara meentukan proyek yang mana dimaksudkan untuk diimplementasikan dan dimonitor. Hal ini berimplikasi pada perencanaan detail dari hasil yang diharapkan proyek, kegiatan dalam hal input, kerangka kerja, rencana kerja dan jadwal waktu lembaga serta sistim monitoringnya. Input Input adalah alat dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan proyek yang direncanakan. Termasuk didalamnya sumberdaya manusia, kapasitas administrasi, alat infrastruktur, alat keuangan, dsb. Penilaian sumberdaya yang dibutuhkan diperlukan untuk menemukan bagaimana kesinambungan proyek dapat ditingkatkan. Penggunaan sumberdaya sendiri/ lokal akan menjadi hal terbaik dalam rangka menjamin kesinambungan pencapaian untuk jangka panjang. Input ► ►
Membuat inventarisasi input yang diperlukan untuk menjalankan proyek yang diusulkan berdasarkan ringkasan kegiatan yang dibuat; Meringkas inventarisasi ini dalam sebuah ringkasan input di bawah 4D
Anggaran/Budget
Æ Æ Æ Æ Æ Æ
Æ
(15)
Æ Æ Æ
Anda perlu menjelaskan sumberdaya finansial untuk mengimplementasikan proyek di dalam level anggaran secara rinci. Ringkasan anggaran memberikan rangkuman dari pengeluaran-pengeluaran yang diharapkan. Anggaran/Budget ► ►
√ √
(16)
Membuat inventarisasi dari estimasi biaya dengan menganalisa alat yang diperlukan untuk implementasi proyek. Sebutkan dengan cara yang logis, bagaimana pengeluaran akan dibiayai. Menerjemahkan hasil-hasil ke dalam level anggaran (budget) dan ringkasan budget dengan rinci dan masukkan mereka ke dalam Form Aplikasi → 4D Periksa instruksi-instruksi spesifik donor, apakah anda diharapkan mengikuti panduan tentang budgeting yang ditentukan oleh organisasi pendana Jika tidak ada instruksi-instruksi spesifik yang disediakan, pertimbangkan judul-judul anggaran berikut untuk menjelaskan biaya-biaya: - biaya-biaya kegiatan; - biaya-biaya untuk staf, konsultan dan nara sumber; - biaya infrastruktur; - biaya monitoring; - biaya evaluasi; - biaya untuk audit finansial oleh akuntan bersertifikat.
20
Nordic-Dutch Guidelines
√
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Pertimbangkan judul-judul berikut untuk menunjukkan bagaimana pengeluaranpengeluaran dibiayai: - kontribusi organisasi sendiri - kontribusi pihak lain - dana yang diminta dari organisasi pendana
Rencana kerja dan jadwal waktu Activity
---fdas sdassldf
Duration
Date
X
X
X
X
X
X
X
X
dkjaf slekfañsldf
Responsible
---fdas sdassldf
dkjaf slekfañsldf
---fdas sdassldf
---fdas sdassldf
dkjaf slekfañsldf
dkjaf slekfañsldf
Sebuah rencana kerja dan jadwal waktu yang realistis diperlukan untuk memberikan perincian terkait kegiatan-kegiatan yang perlu diimplementasikan. Rencana kerja dan jadwal waktu ► ►
5.3
(17)
Buat rencana kerja rinci, termasuk waktu dan unit yang bertanggung jawab Masukkan informasi yang berasal dari Kerangka Kerja Lembaga (16) Masukkan rencana kerja dan jadwal waktu di Form Aplikasi → 4D
Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan-kegiatan penting yang memberikan makna terhadap progres proyek dan memungkinkan pelaksanaan proyek untuk dijalankan dengan cara proyek telah diimplementasikan dan hasil-hasilnya telah dicapai.
Monitoring Monitoring adalah sebuah kegiatan yang penting selama implementasi proyek: ini adalah pengawasan terus menerus atau berkala terhadap implementasi sebuah proyek. Monitoring termasuk kegiatan-kegiatan pelaporan tentang progres proyek. Tujuan dari pelaporan adalah untuk menginformasikan kepada peserta yang terlibat tentang progres yang dibuat oleh proyek dan memberikan penjelasan terkait pengeluaran keuangan kepada organisasi pendana. Penggunaan dari format standar untuk monitoring dan pelaporan di sepanjang masa berlangsung proyek akan memudahkan analisa terkait trend dan definisi dari strategistrategi. Monitoring data akan terbukti berguna ketika ada perubahan personil, manajemen dan pembuat keputusan. Untuk mengatur monitoring, direkomendasikan untuk memanfaatkan konten yang dirumuskan dalam intervensi proyek (atau matriks perencanaan proyek) dengan tekanan khusus pada indikator. Indikator menentukan bagian besar dari data yang dikumpulkan untuk proses monitoring. Prosedur pelaporan harus disetujui sebelum proyek diimplementasikan dan akan dimasukkan dalam dokumen dan kontrak proyek. Disamping pelaporan pada progres hasil melalui indikator-indikator, ada jenis-jenis lain dari laporan, seperti laporan-laporan kegiatan, yang terkait dengan rencana kerja; yang
21
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
menyajikan apa yang sudah diimplementasikan. Laporan-laporan financial (keuangan) memperlihatkan, bagaimana pengeluaran aktual dibandingan dengan anggaran, menggunakan judul-judul yang sama sebagaimana yang ditunjukkan pada setiap mata anggaran. Seorang akuntan bersertifikat harus mengaudit laporan keuangan tahunan. Kegiatan monitoring seringkali memakan waktu banyak dan perlu digabungkan secara tepat waktu ke dalam rencana kerja. Monitoring ► ► ► ►
(18)
Mengindikasikan kegiatan-kegiatan mana harus dilaksanakan untuk memonitor progres implementasi proyek menurut indikator Mengindikasikan,kegiatan laporan mana yang harus dilaksanakan selama implementasi proyek. Membuat rangkuman dari organisasi yang dimaksud tentang kegiatankegiatan monitoring (termasuk pelaporan) dan memasukkannya dalam Form Aplikasi → 4E Juga memasukkan kegiatan-kegiatan ini ke dalam rencana kerja dan jadwal waktu (17) yang sudah digabungkan dalam Form Aplikasi bagian 4D
Contoh konten untuk monitoring: Progres menurut indikator-indikator Jenis dan jumlah kegiatan yang dilaksanakan Kelompok target yang dilibatkan; jumlah peserta – laki-laki dan perempuan Metodologi pelatihan yang digunakan Materi yang digunakan dan/atau diproduksi Komentar tentang perbedaan antara kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan aktual Perbandingan antara tujuan dan hasi-hasill aktual Apa yang diraih – dan mengapa Apa yang tidak tercapai dan mengapa Pelajaran yang didapat Penyesuaian yang disarankan untuk periode pelaporan berikutnya -
Evaluasi Identification
Evaluation Conclusion
Formulation PROJECT CYCLE
Monitoring Implementation
Appraisal Commitment
Dalam sebuah evaluasi proyek pencapaian dan efektifitas diukur untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman terkait akibat-akibat dari implementasi tersebut. Partisipasi dari kelompok target dalam kegiatan-kegiatan evaluasi perlu untuk memastikan obyektifitas, demi menciptakan kesadaran terkait masalah-masalah yang ada dan cara-cara yang mungkin untuk menyesuaikan dan kelanjutan dari proses yang dihasilkan oleh proyek. Dokumen dan kontrak proyek yang ditandatangani merupakan perjanjian yang mengikat antara organisasi pendana dan organisasi pemohon
22
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Prosedur evaluasi harus disetujui di antara mitra-mitra kontrak sebelum proyek diimplementasikan dan akan dimasukkan di dalam dokumen dan kontrak proyek. Perjanjian biasanya akan menjelaskan bagaimana dan interval apa saja secara internal, dan kemungkinan juga eksternal, kajian-kajian dan evaluasi yang akan berlangsung. Jika dinyatakan di dalam kontrak, laporan akhir harus memasukkan laporan akhir yang mencakup periode proyek keseluruhan, mis. penghasilan dan pengeluaran total. Evaluasi ► ► ►
(19)
Mengindikasikan kegiatan-kegiatan evaluasi apa saja yang akan berlangsung selama implementasi proyek dan mengindikasi waktu-waktunya juga. Membuat ringkasan dari organisasi yang dimaksud tentang kegiatan-kegiatan evaluasi dan memasukkannya di dalam Form Aplikasi → 4E Juga memasukkan kegiatan-kegiatan evaluasi ke dalam rencana kerja dan jadwal kerja yang sudah digabungkan dalam Form Aplikasi → 4E
23
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Lampiran Pertanyaan Pengarah Pertanyaan-pertanyaan pengarah ini bermaksud mendukung organisasi-organisasi serikat pekerja/ serikat buruh dalam proses perencanaan proyek menggunaan LFA. Pertanyaanpertanyaan ini perlu diajukan untuk menghindari beberapa kelemahan yang dapat menghambat kesuksesan implementasi dari sebuah proyek. Meskipun daftarnya cukup luas, namun ini tetap belum dapat dikatakan lengkap. Perencana proyek diharapkan memunculkan pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri.
Informasi latar belakang dan pengalaman sebelumnya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
Masalah apa yang terjadi di wilayah perhatian ? Apakah masalah-masalah ini telah ditangani sebelumnya dan oleh siapa? Dengan cara penanganan apa telah dicoba untuk mengatasi masalah-masalah ini? Pelajaran apa – positif dan negatif – dapatditarik dari pengalaman-pengalaman ini? Situasi apa yang menyebabkan kemunculan masalah tersebut? (mis. privatisasi, terlalu banyak jumlah kecelakaan, kondisi tempat tinggal buruk, pekerja anak) Bagaimana situasi politik dan ekonomi di wilayah perhatian? Bagaimana situasi pasar tenaga kerja ? Berapa pendapatan rata-rata para pekerja secara umum baik di industri maupun sektor yang secara khusus ditanyakan? Bagaimana situasi ketenagakerjaan? Bagaimana situasi serikat pekerja? (contoh jumlah anggota yang terorganisir dan potensial; jumlah serikat pekerja, serikat pekerja tingkat nasional dan kerjasama antar serikat pekerja) Bagaimana struktur serikat pekerja dan/atau tingkat nasional serikat pekerja? (contoh: kantor, pengurus penuh waktu atau paruh waktu, dst) Berapa banyak perjanjian kerja bersama yang ada di tingkat nasional, regional, perusahaan dan/atau tingkat pabrik? Bagaimana situasi financial/ keuangan? (sistim pembayaran iuran, iuran yang dikumpulkan melalui COS, sumber pendapatan lain, dsb) Apa saja kegiatan utama serikat pekerja juga di tingkat nasional serikat pekerja? Bagaimana distribusi gender di antara anggota dan pengurus?
Analisa partisipasi √ √
√
(1)
(2)
Siapa yang terkena dampak oleh masalah yang anda ingin tangani? (orang, kelompok, lembaga, dsb) Apa masalah utama yang mempengaruhi para pihak yang terlibat ? (kategorisasi orang, kelompok, lembaga, dst., menurut masalah-masalah spesifik (masalah ekonomi, ekologi, kultural/ budaya, dst.) apa kepentingan mereka merujuk pada isu yang sedang dibahas ? (Kategorisasi orang, kelompok, lembaga, dst menurut kepentingan)
24
Nordic-Dutch Guidelines
√ √
√
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Apa potensi pihak-pihak yang terlibat dengan merujuk pada isu yang dibahas ? (Nyatakan kekuatan dan kelemahan dari setiap pihak yang terlibat) Apa keterkaitan antara pihak-pihak yang sudah ada dan yang terlibat (masa lalu dan saat ini)? (pola utama kerja sama, konflik kepentingan, keterkaitan saling ketergantungan) Kepentingan dan pandangan siapa yang diberikan prioritas dalam langkah analisa masalah) ? Format yang mungkin untuk analisa partisipasi Kelompok/lembaga/in dividu
Kepenting an
Masalahmasalah
Analisa Masalah √ √ √ √ √ √ √ √
roles
rights
problems
necessities
√ √
√ √ √ √ √ √ √
Implikasi untuk perencanaan
(3)
Apa saja masalah-masalah utama? Apa saja sebab dari masalah-masalah ini? Apa saja akibat yang timbul dari masalah-masalah ini? Apakah sebab dan akibatnya sama bagi laki-laki dan perempuan? Apakah ada kelompok tertentu yang terkena akibat ini? Apakah ada riset atau statistik yang sudah tersedia, yang dapat digunakan untuk memverifikasi atau menggambarkan masalah tersebut? Apa yang dapat dilakukan untuk menghilangkan sebab-sebab tersebut – tidak hanya akibat-akibat – dari masalah? Apakah proyek yang anda pikirkan memiliki dampak –positif atau negatif – pada lingkungan eksternal atau lingkungan kerja?
Analisa Gender
responsibilities
Potensi
(4)
Peran spesifik apa yang dimiliki perempuan dan laki-laki? (siapa melakukan apa? Bagaimana laki-laki dan perempuan direpresentasikan dalam posisi yang berbeda? bagaimana akses perempuan dan laki-laki pada kendali atas sumber daya? (siapa yang dapat menggunakan dan/atau mempunyai kepemilikan terkait hal apa? SIapa yang mendapatkan manfaat dari apa dan siapa yang tidak ?) Apa saja hak & kewajiban secara spesifik yang dimiliki laki-laki dan perempuan? Apa saja perbedaan dan kemiripan antara masalah dan kebutuhan yang dimiliki perempuan dan laki-laki? Apa penjelasan yang dapat anda berikan untuk perbedaan dan kemiripan ini? Apakah situasi gender ini akan dapat berubah? Apa yang akan menjadi lebih baik? Apa yang akan menjadi semakin buruk? Apa yang dapat dilakukan untuk menutup gap (kesenjangan) terkait kebutuhan antara laki-laki dan perempuan? Apakah ada hambatan-hambatan ? Jika demikian, apa saja dan bagaimana mengantisipasinya ? Apa yang dapat dilakukan dalam perencanaan proyek dan implementasi proyek – dalam hal tindakan dan kegiatan kongkrit – untuk mengatasi isu-isu ini secara efektif ?.
25
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Ada beberapa pertanyaan sentral dari analisa gender. Di dalam praktek serikat pekerja, pertanyaan-pertanyaanini mungkin memunculkan pertanyaan-pertanyaan lebih spesifik sebagaimana ditunjukkan di contoh-contoh di bawah. Daftar yang ada ini jauh dari lengkap, disamping tidak semua pertanyaan sesuai untuk situasi anda. Daftar ini ditambahkan untuk membantu anda mendapatkan diskusi gender pada situasi yang sedang terjadi di serikat pekerja: Contoh-contoh pertanyaan yang lebih spesifik tentang isu-isu gender: √
Siapa yang menerima uang, grant (hibah) atau dukungan? Kegiatan apa saja yang diprioritaskan? Apakah kegiatan didominasi oleh gender tertentu? Bagaimana sumberdaya didistribusikan di antara kegiatan, pengurus atau organisasi yang berbeda?
√
Bagaimana pertemuan-pertemuan dan cara kerja diorganisir? Dapatkah setiap orang berpartisipasi? Apakah waktu dan tempat pertemuan direncanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap orang untuk bergabung? Prioritas siapa menentukan agenda? Waktu siapa yang paling penting? Dapatkah perekrutan untuk kegiatan pendidikan atau ketidakseimbangan gender dirubah secara rutin ?
√
Bagaimana perwakilan ditunjuk di struktur yang berbeda? Apakah perempuan dan laki-laki diwakili secara setara di posisi berbeda yang tersedia? Apa yang dapat dilakukan untuk menciptakan keseimbangan keterwakilan posisi-posisi yang tidak merata? Apa yang disebut “kompeten” dan bagaimana perbedaan pengalaman dihargai? Apakah ada perbedaan dalam menilai pengalaman dalam menunjuk seorang laki-laki atau seorang perempuan? Dalam konteks apa perempuan diwakili laki-laki? Apakah ada perbedaan? Mengapa mereka berada dalam konteks special? Bagaimana tugas-tugas dialokasikan? Bagaimana dan oleh siapa proyek dan riset diinisiasi? Instruksi mana saja dan bagaimana kesetaraan gender dipromosikan?
√ √
Apakah semua statistic dibagi menurut gender? Bagaimana dimensi gender ditangani dan diupdate di materi yang sekarang? Apakah data di materi tersebut menyajikan informasi tentang laki-laki dan perempuan ?
√
Bagaimana kesetaraan gender diperlakukan dalam laporan-laporan, kelompok-kelompok kerja dan aplikasi-aplikasi ? Metode mana yang dapat disarankan untuk memperbaiki situasi ini jika perlu? Bagaimana aspek-aspek gender dikemukakan?
√
Apakah organisasi anda memiliki kebijakan gender sendiri?
Analisa tujuan √ √ √ √
(5)
Mana dari pernyataan positif dalam pohon tujuan digunakan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat secara keseluruhan ? Mana dari pernyataan positif ini digunakan untuk memberikan manfaat kepada kelompok tertentu dari masyarakat ? Mana dari pernyataan positif ini dapat dicapai dengan kapasitas dan dalam kerangka waktu yang realistis ? Mana dari pernyataan positif ini yang secara fakta mengindikasi tindakan yang akan dilakukan ?
Identifikasi kelompok target √
(6)
Siapa yang akan mendapatkan manfaat dari proyek yang dilaksanakan ?
26
Nordic-Dutch Guidelines
√ √ √ √ √
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Siapa yang akan secara langsung terlibat dalam kegiatan-kegiatan proyek ? (penerima langsung, mis. Peserta pertemuan, pelatihan, workshop, dst.) Siapa yang secara tidak langsung terkena akibat dan mendapatkan manfaat dari proyek? (mis. Anggota, pekerja, orang yang tinggal di komunitas, dst.) Apa saja karakteristik dari kelompok target yang berbeda? (usia, jenis kelamin, pendapatan, situasi kerja) Bagaimana laki-laki dan perempuan akan terkena akibat dari proyek ? Akankah proyek menimbulkan dampak negatif pada seseorang ?
Analisa strategi √ √ √ √ √ √ √ √
(7)
Apa saja batasan dan kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki serikat pekerja ? Strategi mana yang akan paling menjanjikan manfaat bagi penerima manfaat ? Apakah ada cara lain yang mungkin untuk mencapai tujuan-tujuan yg diinginkan ? Apa yang dapat dipelajari dari proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan sebelumnya ? Apakah organisasi-organisasi lokal lain harus dilibatkan ? jika memang demikian yang mana dan bagaimana ? Bagaimana strategi dapat memperkuat kebijakan umum milik serikat pekerja? Apakah strategi yang sudah dipilih mempertimbangkan isu-isu gender? Mana dari kriteria opsi berikut yang menyediakan argumen-argumen bagi penyeleksian strategi ?
Teknis
Kelayakan, penggunaan sumber daya lokal, ketepatan pasar, dst
Finansial
Biaya-biaya, kesinambungan finansial, kebutuhan devisa, dst.
Ekonomis
Pengembalian (return) ekonomi, efektifitas biaya, dst.
Kelembagaan Kapasitas, kapabilitas, bantuan teknis, dst., probabilitas untuk mencapai tujuan-tujuan Sosial / Manfaat bagi kelompok prioritas, distribusi biaya dan manfaat, isu-isu distribusional gender, hambatan sosial budaya, keterlibatan dan motivasi local, risiko sosial dst. Lingkungan
Dampak lingkungan, biaya lingkungan dibandingkan manfaat.
Tujuan pengembangan √ √
√ √ √
(8)
Apakah tujuan pengembangan menangani perubahan-perubahan politis, ekonomis dan sosial di masyarakat yang dipengaruhi proyek tersebut dalam jangka panjang ? Sampai mana proyek berkontribusi terhadap: peningkatan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki ? pengembangan organisasi (demokratisasi, keanggotaan, distribusi usia, efisiensi, dst.)? bahasan-bahasan spesifik (mis. Keselamatan dan kesehatan kerja, aspekaspek lingkungan)? Apakah tujuan pengembangan konsisten dengan kebijakan dari organisasi mitra ? Apakah ini konsisten dengan garis besar kebijakan organisasi pendana ? Apakah tujuan pengembangan mewakili justifikasi yang cukup untuk proyek ?
27
Nordic-Dutch Guidelines
√ √
√
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
Apakah merupakan pengecualian bahwa tujuan pengembangan secara implicit mungkin memiliki dua atau lebih tujuan, mana yang terhubung sebagai akibat? Apakah tujuan pengembangan tidak terlalu ambisius? (mis. Apakah sesuai dengan tujuan proyek yang diasumsikan akan berkontribusi signifikan terhadap realisasinya) Apakah perumusan tujuan pengembangan cukup SMART ?
Tujuan proyek √ √ √ √
(9)
Apa yang seharusnya dicapai proyek dalam periode operasinya ? Akankah tujuan proyek berkontribusi signifikan terhadap tujuan pengembangan ? Apakah tujuan proyek di luar kendali langsung dari proyek ? Apakah perumusan tujuan proyek dilakukan se SMART mungkin ?
Hasil yang diharapkan
0
√ √
√
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
(10)
Apa hasil yang proyek perlu sediakan untuk mencapai tujuan-tujuan proyek ? Output apa saja yang akan dibawakan proyek kepada para penerima manfaat untuk memberikan mereka manfaat-manfaat yang nyata ? - Output dapat berupa produk-produk nyata, seperti materi pelatihan, buku pegangan, laporan, kertas kebijakan dan panduan garis besar. - Output bisa kurang terlihat, misalnya disediakan melalui pelayanan/layanan: seperti petugas yang terlatih, jaringan yang dibuat, dst. - Dalam mendefinisikan output-output adalah perlu untuk secara eksplisit mengidentifikasi para penerima manfaat yang dimaksud dengan mempertimbangkan gender, usia ras dan etnis apakah perumusan dari hasil yang diharapkan dilakukan se SMART mungkin ?
Kegiatan-kegiatan √ √
Apa saja kegiatan-kegiatan esensial yang perlu untuk memproduksi hasil-hasil ? Bagaimana kebutuhan-kebutuhan akan diidentifikasi dan rencana spesifik dikembangkan untuk pelatihan atau melibatkan kelompok-kelompok target ? √ Apa jenis pertemuan, kampanye, dst yang harus diselenggarakan; berapa banyak dari setiap hal ? √ Apakah ada anggota atau trainer yang harus dilatih ? Jika ya, berapa banyak agar dapat mencapai hasil-hasil yang diinginkan ? √ Apa yang telah dilakukan untuk memastikan bahwa ada keterwakilan yang proporsional di antara para peserta, demikian juga di antara para nara sumber dan staf ? √ Apakah kegiatan-kegiatan sesuai dengan situasi di wilayah intervensi, dalam hal lembaga, ekologi, teknologi, kultur, dst.? √ Apakah tersedia waktu yang cukup untuk setiap kegiatan ? √ Apakah kegiatan dinyatakan dengan benar dalam hal tindakan yang diambil jadi tidak hanya hasil lengkap?
28
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
Asumsi dan prakondisi
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
(13)
√
Apakah input, kegiatan-kegiatan, hasil-hasil yang diharapkan dan tujuan proyek cukup untuk merealisasikan pencapaian level berikutnya ? √ Langkah atau kegiatan tambahan apa lagi yang harus terjadi di luar proyek agar dapat mencapai realisasi untuk setiap level ? √ Asumsi mana yang lebih penting kemungkinannya untuk terjadi / mungkin terjadi ? √ Apakah ada faktor eksternal yang mungkin memiliki kualifikasi sebagai asumsi pembunuh (yang mematikan) ? √ Mana dari faktor eksternal yang faktanya merupakan prakondisi yang perlu untuk terealisasi sebelum implementasi proyek dimulai ? √ Apa signifikansi dari tiap asumsi ? Singkirkan asumsi-asumsi yang sudah jelas yang tidak penting bagi hasil atau kemungkinan tidak akan terjadi Lakukan assesmen terkait probabilitas dari kejadian yang masih bersifat asumsi, termasuk yang mungkin terjadi tetapi tidak belum pasti akan terjadi Dalam hal adanya asumsi pembunuh: desain ulang proyek. Jika ini tidak memungkinkan maka proposal proyek harus ditolak. √ Bagaimana asumsi dimasukkan dalam desain proyek dimonitor ? √ Apakah ada factor-faktor politik, ekonomi, dan sosial yang mungkin menjadi penghalang, yang secara serius menghambat atau menunda implementasi proyek ? √ Miliki strategi-strategi alternatif untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah didiskusikan ? √ Apakah ada risiko konflik atau duplikasi dari upaya proyek lain yang dilaksanakan oleh pemerintah, organisasi LSM maupun organisasi lainnya ?
Indikator pencapaian √ √ √ √
√
(11)
Apakah indikator-indikatornya mencakup semua aspek penting dari tujuan-tujuan (masing-masing dari dua level) dan hasil yang diharapkan ? Bagaimana situasi sekarang (titik berangkat )? Apakah indikator-indikator memungkinkanproses diukur (asessmen) ? Apakah indikator-indikator yang dirumuskan dapat diukur dan terikat waktu ? Apa? (variabel) Berapa besar? (nilai saat ini + yang diinginkan di masa depan) Siapa? (kelompok target) Dimana? (tempat/lokasi) Kapan? (rentang waktu) Dalam hal sulit untuk secara langsung mengukur (asesmen) progress dengan cara kuantitatif: apa definisi lainnya (tidak langsung atau cara-cara kualitatif untuk mengukur progres ?
Sumber verifikasi
(12)
29
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
√
Melalui sumber mana realisasi tujuan pengembangan, tujuan proyek dan hasil yang diharapkan dapat diverifikasi ? √ Mana dari sumber verifikasi ini diproduksi oleh proyek itu sendiri dan mana dari sumber-sumber tersebut diproduksi oleh organisasi independen diluar konteks proyek? √ Apakah anda yakin bahwasannya anda dapat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan ? √ Apakah sistim administrasi/ data base dari ke (dengan mudah) mendapatkan informasi? Jika tidak, maka hal ini harus dikembangan atau indikator lain harus digunakan. √ Apakah desain proyek menyediakan informasi pengumpulan terkait situasi awal, hingga progres tersebut diukur ?
PR
OJE
CT
Pemeriksaan kesinambungan √
√
√
(13)
Bagaimana ini bisa yakin bahwa hasil-hasil yang dicapai oleh proyek akan terus berguna untuk – dan secara aktif digunakan oleh – serikat pekerja dan/atau orang yang menerima asistensi ? Bagaimana fondasi keuangan organisasi lapangan ditingkatkan, untuk memungkinkan fasilitas-fasilitas terawat dan kegiatan berlanjut setelah proyek berhenti ? Struktur/ mekanisme apa yang dapat dibuat untuk memungkinkan dan mendorong orang-orang yang mendapatkan asistensi melanjutkan kerja-kerja mereka setelah proyek berakhir ?
Kerangka kerja kelembagaan √ √ √
(14)
Siapa yang seharusnya menjadi mitra dalam proyek dan apa saja yang harus menjadi tanggung jawab mereka ? Bagaimana seharusnya jalur komunikasi dan tanggung jawab di antara staf proyek, organisasi lapangan dan organisasi pemohon ? Bagaimana kelompok target, dan pihak-pihak lain terlibat berpartisipasi dalam perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi proyek ?
Input √
√
√ √ √
(15)
Alat-alat yang berupa manusia, fisik dan keuangan apa yang diperlukan untuk mengeksekusi kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan ? (kolom pertama, ‘logika intervensi’) Alat-alat yang berupa manusia, fisik dan financial apa yang diperlukan untuk pengelolaan dan dukungan terhadap kegiatan yang tidak dirumuskan dalam Matriks Perencanaan Proyek? Sumberdaya apa yang tersedia dan dimiliki oleh organisasi lapangan ? Dapatkah pihak lain terlibat seperti pemerintah (daerah) atau pengusaha dalam memberikan kontribusi dana atau fasilitas untuk proyek ?. Apakah pendanaan eksternal dipertimbangkan ?
30
Nordic-Dutch Guidelines
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
√ Apa saja kondisi (persyaratan) dan panduan yang ditetapkan oleh organisasi pendana ? √ Bagaimana organisasi lapangan merencanakan untuk menggalang dana yang diperlukan untuk kelangsungan hasil-hasil setealh dukungan eksternal menghilang ? Æ Æ Æ Æ Æ Æ
Anggaran/ Budget Æ Æ
Æ
Æ
(16)
Di kategori ini ada pertanyaan-pertanyaan pengarah yang ditambahkan
Rencana kerja dan jadwal waktu Activity
---fdas sdassldf
Duration
Date
X
X
X
X
X
X
Responsible
√ Siapa yang akan melakukan apa dan kapan ? √ Apakah semua kegiatan yang diidentifikasi di dalam Matriks Perencanaan Proyek sudah dimasukkan ? √ Apakah kegiatan-kegiatan pengelolaan dan dukungan dimasukkan juga ? √ Pada titik mana tiap level di dalam rantai proyek harus menyajikan aplikasi, laporan dan informasi ? √ Aapakah persyaratan dari organisasi pendana terkait pengiriman dan pelaporan yang dipertimbangkan? √ Periksa “alur” di dalam kegiatan: apakah urutan kegiatan yang berlangsung sesuai dengan waktu-waktunya ? √ Apakah rencana kerja realistis dengan mengingat kapasitas dan sumberdaya dari organisasi lapangan ?
---fdas sdassldf
dkjaf slekfañsldf
dkjaf slekfañsldf
---fdas sdassldf
---fdas sdassldf
dkjaf slekfañsldf
dkjaf slekfañsldf X
(17)
X
Monitoring √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Format apa yang akan digunakan untuk monitoring ? Panduan mana untuk pelaporan progres ? Laporan apa saja yang diminta oleh organisasi pendana ? Bagaimana frekwensi kegiatan monitoring (termasuk pelaporan) ? Apa yang harus ada di dalam isi laporan ? Siapa dari staf proyek yang bertanggung jawab memproduksi laporan-laporan ini ? Apa yang akan dimonitor untuk menentukan progres proyek – dan indikatorindikator yang mana yang akan digunakan ? Adakah kebutuhan untuk membangun beberapa angka baseline (sbg acuan awal)? kegiatan apa yang dibutuhkan untuk membangun data baseline (data acuan awal) ? Siapa yang akan bertanggung jawab untuk monitoring dan siapa yang akan menyediakan informasi (mis. Peserta, staf proyek, organisasi pemohon) ? Apakah progres fisik dari proyek dimonitor ? Apakah dampak proyek, dan pengembangan-pengembangan dalam lingkungannya (faktor-faktor eksternal) dimonitor juga ? Bagaimana monitoring keuangan tentang pengeluaran berlangsung dan siapa yang akan menyediakan informasinya ?
Evaluasi
Identification
Evaluation Conclusion
(18)
(19)
Formulation PROJECT CYCLE
Monitoring Implementation
Appraisal Commitment
√
Kapan dan oleh siapa kajian-kajian dan evaluasi internal dilakukan ?
31
Nordic-Dutch Guidelines
√ √
Handbook of Participatory Project Planning --part 2-(final version dd 18-12-03)
FNV LO-FTF LO-Norway LO-TCO SASK
Bagaimana memastikan agar kelompok target berpartisipasi dalam kajian-kajian dan evaluasi-evaluasi? Jika kajian-kajian atau evaluasi-evaluasi eksternal bisa diprediksi, kapan dan oleh siapa hal itu akan dilakukan ?
32