Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
KATA PENGANTAR Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga publikasi buku pedoman “Pemanfaatan Aplikasi SIMOTANDI” telah dapat diselesaikan tepat waktu. Buku pedoman ini merupakan petunjuk operasional Aplikasi Sistem Informasi Monitoring Peretanaman Padi (SIMOTANDI) bagi petugas pengelola data pertanian untuk melaksanakan kegiatan verifikasi lapangan dan pendataan data pangan (tanaman padi sawah) secara lebih akurat. Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku pedoman ini, kami sampaikan ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Jakarta, Januari 2017 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Dr. Ir. Suwandi, M.Si NIP. 19670323.199203.1.003 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Halaman ini sengaja di kosongkan
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
A.
Latar Belakang
Berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas pendataan pangan terus dilakukan. Selama ini, metode perhitungan area luas tanam dan panen menggunakan metode konvensional (eye estimate) dan sudah saatnya digantikan dengan metode yang lebih scientific. Salah satu metode adalah pemanfaatan teknologi penginderaan jauh (remote sensing) yakni dengan memanfaatkan data citra satelit Landsat-8 yang memiliki resolusi spasial 30mx30m dan temporal 16 harian. Pemanfaatan citra Landsat-8 untuk memantau (monitoring) standing crop tanaman padi pada beberapa fase pertanaman padi (fase penggenangan, tanam, vegetatif-1, vegetatif-2, maksimum vegetatif, generatif-1, generatif-2, panen dan bera). Peta dan tabel luas fase pertanaman padi hasil analisis citra Landsat-8 di sajikan pada aplikasi berbasis webGIS dan setiap 16 harian sekali di lakukan update. Aplikasi Sistem Informasi Monitoring Pertanaman Padi (SIMOTANDI) ini dapat digunakan sebagai alat bantu praktis bagi petugas lapangan untuk melakukan verifikasi data luas tanam dan panen sesuai dengan kondisi faktual lapangan. Kelebihan SIMOTANDI adalah data relatif lebih akurat, minimalisir personal error, transparan dan fairness dapat di-validasi oleh semua pihak. Data hasil SIMOTANDI telah diuji validitas dan kemantapan sistemnya dengan melakukan groundcek di beberapa daerah oleh Tim Pusdatin Kementan, LAPAN, dan BPS. 1
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
B. Manfaat 1) Memudahkan perencanaan percepatan tanam padi baik level nasional, provinsi, kabupaten, kecamatan maupun blok sawah, 2) Dapat digunakan mendeteksi sebaran sawah yang belum dimanfaatkan, luas potensi tanam, kebutuhan air, alsintan, kebutuhan agro-input, prediksi panen dan antisipasi pasokan, stok, harga dan lainnya, 3) SIMOTANDI dilengkapi prakiraan curah hujan 6 harian dan 1-3 bulanan kedepan sehingga bermanfaat untuk rencana tanam padi.
C. Konsep dan Definisi 1) 2)
Bera: lahan sawah yang belum dimanfaatkan sehingga petugas bisa menggerakan petani untuk menanam padi atau komoditas lainnya dan disesuaikan dengan prakiraan hujan yang ada pada aplikasi SIMOTANDI, Penggenangan: lahan sawah yang ada airnya atau tergenang dan dapat diartikan ada rencana aktivitas tanam padi serta dapat digunakan untuk perkiraan luas tanam padi 1-2 minggu ke depan, 2
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
3) 4) 5) 6) 7)
Tanam: lahan sawah yang ada tanaman padi umur 1-3 hari setelah tanam (HST), Vegetatif-1: kondisi tanaman padi umur 4-20 HST, Vegetatif-2: kondisi tanaman padi umur 21-37 HST, Maksimum-Vegetatif: kondisi tanaman padi umur 38-54 HST, Generatif-1: kondisi tanaman padi umur 55-71 HST dan dijadikan dasar perkiraan panen 1,5-2 bulan ke depan, 8) Generatif-2: kondisi tanaman padi umur 72-110 HST dan dijadikan dasar perkiraan panen 1-3 minggu ke depan, 9) Panen: kondisi lahan sawah yang sudah dipanen dan dapat dijadikan dasar perkiraan luas tanam 1-2 bulan ke depan.
D. Cara Pemanfaatan Aplikasi SIMOTANDI Cara memanfaatkan aplikasi SIMOTANDI (Sistem Informasi Monitoring Fase Pertanaman Padi) sebagai berikut: 1. Buka Di Web Browser (Internet explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome) 2. Masukan alamat website http://sig.pertanian.go.id/ atau website versi android http://sig.pertanian.go.id/fasetanamanpadi/ 3. Maka akan muncul tampilan seperti berikut : 3
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
4
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
5
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
4. Klik pada yang tampilan yang dilingkari warna merah (find address or place) untuk mencari lokasi kecamatan/kabupaten/provinsi yang ingin diamati, kemudian ketik kecamatan spasi nama spasi kabupaten nama spasi provinsi nama yang ingin diamati dan kemudian enter. Untuk memperbesar gambar, klik tampilan yang dilingkari warna kuning untuk zoom in atau zoom out lokasi kecamatan/kabupaten/provinsi.
6
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Contoh : Pada tampilan yang di lingkari warna merah (find address or place) di ketik “Provinsi Bali” maka akan keluar peta Provinsi Bali.
7
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Klik tampilan yang dilingkari warna kuning untuk zoom in sampai level kecamatan.
8
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
5. Klik tampilan yang dilingkari warna merah pada pojok kiri atas untuk melihat layer yang terdapat pada aplikasi SIMOTANDI, maka akan muncul tampilan seperti di bawah. Pada layer tersebut terdapat pilihan layer yaitu: (a) batas administrasi, (b) lahan sawah, (c) fase pertanaman padi Landsat-8, dan (d) prakiraan curah hujan.
9
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
a) Layer Batas Adminnistrasi Untuk melihat batas administrasi, klik batas admin dan “centang” kotak batas admin, maka akan terlihat batas administrasi sampai level kecamatan.
Contoh garis batas administrasi
10
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
b) Layer Lahan Sawah Untuk melihat lahan baku sawah beserta luasannya, klik sawah dan “centang” kotak sawah, maka akan terlihat lahan baku sawah beserta luasannya dengan satuan hektar.
11
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
c) Layer Fase Pertanaman Padi Hasil Landsat-8 Untuk melihat fase pertanaman padi, klik padi Landsat-8 dan “centang” kotak padi Landsat-8 maka akan terlihat fase pertanaman padi.
12
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
d) Layer Prakiraan Curah Hujan Bulanan Untuk melihat prakiraaan curah hujan bulanan, klik Curah Hujan dan “centang” kotak curah hujan, maka akan terlihat prediksi curah hujan bulanan (tersedia 1-3 bulan).
13
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Kemudian dicentang bulan yang ingin dilihat prakiraan curah hujannya
14
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Klik yang dilingkari merah pda pojok kiri untuk melihat legenda/keterangan dari layer yang telah dicentang tersebut.
15
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
6. Untuk mengetahui titik koordinat, mengukur luasan, mengukur panjang, klik yang dilingkari warna merah yaitu tulisan mesure untuk melihat titik koordinat, mengukur luasan dan mengukur panjang.
Mengukur panjang
Melihat titik koordinat
Menghitung luasan
16
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
7. Untuk melakukan verifikasi (groundcheck) lapangan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu: a) melaksanakan pencetakan peta fase pertanaman padi pada tingkat kecamatan, b) penentuan titik koordinat (latitude dan longitude) di peta dengan memanfaatkan aplikasi SIMOTANDI di langkah no. 6, dan c) pencarian lokasi dengan menggunakan koordinat (latitude dan longitude) dan masukkan koordinat tersebut pada aplikasi Google Maps di handphone. a) Pencetakan Peta Fase Pertanaman Padi Untuk melakukan pencetakan peta fase pertanaman padi pada tingkat kecamatan, masuk ke website http://sig.pertanian.go.id/fasetanamanpadi/ dan cari lokasi kecamatan yang di pilih dengan cara klik dan gunakan kursor untuk memilih lokasi kecamatan sampai muncul tampilan seperti contoh di bawah ini.
17
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
18
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Selanjutnya klik Add to Results pada daerah yang di beri tanda warna merah dan contreng tandanya.
19
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
20
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Kemudian dibuat judul peta pada lokasi yang di tandai warna merah seperti contoh di bawah ini.
21
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Selanjutnya klik Map Size dan pilih ukuran peta yang ingin di cetak (Small atau ukuran kertas A-4, Medium atau ukuran kertas A-2, Large atau ukuran kertas A-0). Kemudian klik Cetak Peta, dan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini.
22
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Selanjutnya cetak peta tersebut dengan cara: tekan tombol [Ctrl] [P] secara bersamaan. b) Penentuan Titik Koordinat Setelah melakukan pencetakan peta fase pertanaman padi pada tingkat kecamatan (seperti contoh), maka dilakukan penentuan koordinat (Latitude dan Longitude) seperti contoh dibawah ini.
23
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Untuk melakukan verifikasi lapangan, maka lakukan pencatatan koordinat pada beberapa lokasi seperti contoh dibawah ini.
c) Pencarian Lokasi Koordinat dengan Aplikasi Google Maps di Handphone Setelah melakukan pencatatan koordinat, maka tahapan berikutnya adalah verifikasi (groundcheck) lapangan dengan di pandu dari aplikasi Google Maps
24
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
seperti contoh dibawah ini. Caranya masukkan Latitude ketik koma dan masukkan Longitude, dan kemudian klik gambar mobil dan Enter.
25
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Selain itu verifikasi (groundcheck) lapangan bisa dilakukan dari lapangan terlebih dahulu dan setelah itu baru di cocokkan dengan fase pertanaman padi di aplikasi SIMOTANDI. Caranya adalah sebagai berikut: a) pada saat di lapangan atau di lahan sawah yang di amati, maka buka aplikasi Open Camera di handphone dan foto fase tanam padi yang di amati, serta muncul koordinat seperti gambar di bawah ini.
26
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
27
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Selanjutnya masukkan koordinat Longitude spasi Latitude yang ada pada foto tersebut ke dalam aplikasi SIMOTANDI dan Enter. Tampilannya seperti gambar di bawah ini.
28
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Pada aplikasi SIMOTANDI periode 5-20 Desember 2016 fase pertanaman padi di lokasi tersebut adalah bera dan tanggal 25 Desember 2016 dilakukan penanaman padi, sehingga tanggal 29 Desember 2016 umur tanaman padi adalah 5 hari setelah tanam (HST). 8. Klik menu Data Tabular (yang dilingkari merah), lalu klik pada tulisan data tabular Simotandi untuk melihat data luasan fase pertanaman padi tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan.
29
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
30
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Kemudian pilih dengan mengklik nama provinsi yang di pilih, maka akan keluar tabel tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan dalam format PDF yang di inginkan seperti tampilan di bawah.
31
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Contoh Pemanfaatan Tabel Luas Fase Pertanaman Padi: 1. Perencanaan kebutuhan benih padi. Pada periode tanggal 8 – 23 Maret 2016 terlihat akan terjadi luas fase panen seluas 588.128 Ha, maka untuk melakukan percepatan tanam akan dibutuhkan benih sebesar 14.703 ton (asumsi kebutuhan benih 25 kg/Ha). 2. Perencanaan kebutuhan pupuk urea. Pada periode tanggal 8 – 23 Maret 2016 terdapat luas fase tanam 0 Ha, vegetatif 1 126.775 Ha, vegetatif 2 132.544 Ha dan maksimum vegetatif 528.164 Ha maka jumlah total seluas 787.483 Ha. Dengan asumsi kebutuhan pupuk urea sebesar 225 kg/Ha (pemupukan ke-1 75 kg/Ha, pemupukan ke-2 75 kg/ha dan pemupukan ke-3 25 kg/Ha) dan pupuk SP-36 sebesar 75 kg/Ha maka dibutuhkan pupuk urea 177,18 ribu ton dan pupuk SP-36 59,06 ribu ton. 3. Perencanaan kebutuhan alsintan pengolahan lahan. Pada periode tanggal 8 – 23 Maret 2016 terlihat fase panen seluas 588.128 Ha, maka untuk melakukan percepatan tanam akan dibutuhkan traktor roda dua sebesar 26.172 unit/minggu dengan asumsi 1 unit traktor dua dapat menyelesaikan pengolahan tanah 3,2 Ha/Hari dengan sistem bolak-balik dengan kedalaman pembajakan 10-20 cm. 4. Perkiraan produksi berdasarkan luas sebaran fase panen pulau Jawa periode 8 23 Maret 2016 seluas 588.128 Ha akan menghasilkan produksi padi sebesar 3,06 juta ton GKG dengan asumsi produktivitas padi sebesar 5,2 ton/Ha. 32
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
8. Pada aplikasi SIMOTANDI ini juga bisa menambahkan layer dari Kementerian/Lembaga lainnya, dengan meng klik pada tulisan “add”, kemudian klik pada “search for layer” dan pada kolom pilih “ArcGIS Server” kemudian pada kolom URL kita bisa pilih Kementerian/Lembaga yang ingin kita tambahkan data spasialnya.
33
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
Lalu akan muncul tampilan seperti berikut:
34
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi
35
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian