Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
BUDAYA POLITIK MASYARAKAT DAYAK KANAYATN DI DESA ONGKOL PADANG KECAMATAN MENYUKE KABUPATEN LANDAK PADA PEMILIHAN LEGISLATIFTAHUN 2014 Oleh: HENDRIKUS TOTON NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2015 Email:
[email protected]
Abstrak Pada dasarnya suatu masyarakat memiliki sikap, kepercayaan dan emosi serta adat istiadat yang berbeda secara turun temurun yang dapat mempengaruhi tindakan mereka dalam segi kehidupan terutama berbangsa dan bernegara. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori budaya politik yang dikemukakan oleh Gabriel Almond dan Sidney Verba. Berdasarkan pendekatan teori budaya politik tersebut penelitian ini berupaya mengambarkan sikap, keyakinan, nilai dan peranan masyarakat Dayak Kanayatn di Desa Ongkol Padang sesuai orientasi kognitif, orientasi afektif, dan orientasi evaluatif terhadap sistem politiknya. Sistem politik yang dimaksud ialah pemilihan legislatif yang dilaksanakan secara langsung sebagai salah satu bentuk Demokrasi yang diakui sebagai kedaulatan rakyat, serta merupakan proses politik yang menjadi tanggungjawab rakyat secara keseluruhan untuk dapat berpartisipasi mensukseskannya. Penulis menyimpulkan berkaitan dengan Budaya Politik Masyarakat Dayak Kanayatn di Desa Ongkol Padang Kecamatan Menyuke Kabupaten Landak pada Pemilihan Legislatif Tahun 2014, sebagai berikut:Pertama, Orientasi Kognitif: pemahaman dan pengetahuan masyarakat Dayak Kanayatn di desa Ongkol Padang relatif tinggi terhadap pemilu atau pemilihan legislatif secara umum.Kedua, Orientasi Afektif:perasaan masyarakatDayakKanayatn di desa ongkol padang terhadap sistem politik khususnya pemilihan legislatif, pelaksanaan pemilihan dan hasil pemilihan legislatifcukup baik. Ketiga, Orientasi Evaluatif: masyarakat Dayak Kanayatn di desa ongkol padang memberikan perhatian yang cukup besar terhadap politik tetapi bersifat pasif,dikarenakan mereka selalu dikecewakan oleh para pejabat pemerintah dan tidak diperhatikan oleh wakil rakyat. Mereka meyakini bahwa posisinya tidak berdaya terhadap perubahan politik danberanggapan bahwa mereka adalah subjek yang tidak dapat mempengaruhi kebijakan ataupun merubah sistem. Kata-kata kunci: Budaya Politik, Dayak Kanayatn, Pemilihan Legislatif.
THE POLITICAL CULTURE OF THE KANAYATN DAYAK COMMUNITY IN PADANG ONGKOL VILLAGE, MENYUKE SUB-DISTRICK, LANDAK REGENCY IN THE LEGISLATIVE ELECTION 2014 Abstract A community basically has its own attitude, belief and emotion and customs passed down from generation which affect their actions aspecially with regard to the national and state life. The teory used in this research was the theory of political culture put forward by Gabriel Almond and Sidney Verba. Based on the theory of political culture, this research attempted to descibe the attitude, belief, values and role the Kanayatn Dayak community in Ongkol Padang village in accordance with the cognitive, affective, adn evaluaative orientations toward the political system.
1 HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
The political system in this case was the ligislative elections which were held directly as a from of democracy recognized as the sovereignty of the people, as well as a political process that is the responsibility of the people as a whole so as to participate in ensuring its succes. The conclusions made related to Political Culture of the Kanayatn Dayak Community in Ongkol Padang Village, Menyuke Sub-district, Landak Regency in the Legislative Elections 2014, are as follows: Firstly, Cognitive Orientation: the understanding and knowledge of the Kanayatn Dayak community in Ongkol Padang village were relative high regarding the general election or legislative elections in general; Secondly, Affective Orientation: the Kanayatn Dayak community in Ongkol Padang village felt that the political system, especially the legislative elections, was good enough; Thirdly, Evaluative Orientation: the Kanayatn Dayak community in Ongkol Padang village gave considerable attention to politics but was passive, because they were always disappointed with the government officials and neglected by the people’s representatives. They believed that they had no power against the political changes and assumed that they were subjects that could not influence or change the policies or the system. Keywords: Political Culture, Kanayatn Dayak, Legislative Elections.
karena terbagi dalam 6 etnis besar dan 405
A. PENDAHULUAN
sub-etnis kecil yang menyebar di seluruh 1.
Kalimantan (J.U. Lontaan, 1975), masing-
Latar Belakang Kalimantan Barat yang wilayahnya
masing mempunyai adat-istiadat dan budaya
sangat luas, merupakan sebuah provinsi besar
yang
mirip,
merujuk
pada
sosiologi
yang dihuni oleh penduduk dalam jumlah
kemasyarakatannya dan perbedaan adat-
yang besar pula, yaitu 4.073.304 jiwa.
istiadat, budaya, maupun bahasa yang khas.
Penduduk di wilayah tersebut terdiri atas
Dari segi kepribadian, masyarakat
sejumlah kelompok masyarakat yang tinggal
Dayak adalah masyarakat yang memiliki
menyebar di berbagai daerah. Kelompok-
ikatan emosional tinggi, rendah hati, dan
kelompok masyarakat tersebut memiliki latar
mudah iba kepada orang lain. Lebih lanjut
belakang budaya, nilai, norma-norma yang
kepribadian
berbeda
satu
perbedaan
kesehariannya diungkapkan oleh Vincentius
tersebut
dapat memberikan gambaran jati
Julipin (1997: 126), bahwa “orang Dayak
diri atau karakteristik yang khas bagi setiap
hidupnya sangat sederhana, monoton, kurang
kelompok masyarakat yang memilikinya.
kreatif dan tidak berani mengambil inisiatif,
Kelompok masyarakat yang sudah sejak lama
lebih banyak menunggu, pasrah, menerima
mendiami atau terdapat di Kalimantan Barat
nasib, banyak mengalah, lugu dan polos”.
ialah masyarakat Melayu dan Dayak, dari
Melihat
kedua kelompok masyarakat tersebut yang
tersebut,
sangat menarik ialah masyarakat Dayak,
menciptakan kondisi yang selaras dengan
sama
lainnya,
masyarakat
kepribadian tentunya
Dayak
masyarakat tidak
mudah
dalam
Dayak untuk
2 HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
perpolitikan saat ini. Dewasa ini kondisi
272
politik
para
perhitungan jumlah penduduknya mencapai
pejabat masih saja sibuk mengurusi kursi
1.381 jiwa dengan jumlah laki-laki 695 jiwa
jabatannya dan melupakan masyarakat. Janji-
dan jumlah perempuan 686 jiwa (sumber:
janji pada saat kampanye yang di buat justru
Arsip Desa Ongkol Padang Kec. Menyuke,
di lupakan seiring dengan kursi kekuasaan
Kab.
yang di peroleh dan di tambah lagi dengan
kepribadian, adat atau budaya, nilai-nilai dan
berbagai kasus korupsi. Hal ini bertolak
norma sebagaimana yang telah dijabarkan
belakang dengan kepribadian masyarakat
sebelumnya. Dimana taraf perekonomian dan
Dayak itu sendiri sehingga mempengaruhi
pendidikannya rendah. Tingkat pendidikan
tindakan mereka dalam kegiatan politik.
hanya sampai jenjang Sekolah Dasar dan itu
cukuplah
memprihatinkan,
kepala
keluarga
Landak
2015)
(KK)
yang
dengan
memiliki
Berbicara tentang politik, maka kita
pun hanya sebagian dari masyarakat Desa
menemukan
yang
Ongkol Padang yang mampu mensekolahkan
dinamakan budaya politik. Pada dasarnya
anak-anaknya, dalam segi mata pencaharian
budaya politik suatu masyarakat dengan
tidak banyak yang bekerja di kepegawaian,
sendirinya
dan
hampir kebanyakan masyarakat disana mata
dipengaruhi oleh kompleks nilai yang ada
pencahariannya adalah petani atau pun
dalam masyarakat tersebut. Dapat dikatakan
pengrajin, aliran listrik pun belum ada di
bahwa kehidupan masyarakat dipenuhi oleh
Desa tersebut. Melihat hal seperti itu, di
interaksi antarorientasi dan antar nilai.
tambah lagi dengan kepribadian masyarakat
Interaksi
telah
yang lugu, polos, kurang kreatif dan hanya
memungkinkan timbulnya pertukaran antar
menunggu saja perubahan itu datang, apalagi
budaya suatu kelompok (masyarakat) dengan
berkenaan dengan pemerintahan dan politik,
budaya kelompok (elit politik) lain.
hal
akan
tentang
berkembang
yang
di
demikian
apa
dalam
itu
ini
di
perjelas
dengan
rendahnya
Untuk mencapai kematangan budaya
partisipasi masyarakat Desa Ongkol Padang
politik, maka setiap lapisan masyarakat
dalam pemilihan legislatif tahun 2014 dengan
dituntut untuk bisa aktif dalam kegiatan
presentase ditiap dusun rata-rata 64 %
politik berupa pemilihan umum. Masyarakat
kebawah
Dayak dari sub-suku Dayak Kanayant yang
Ongkol Padang hanya 58,85 % (sumber:
tinggal Desa Ongkol Padang Kecamatan
Arsip KPPS Ongkol Padang).
dan
untuk
keseluruhan
Desa
Menyuke Kabupaten Landak, dihuni sekitar 3 HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Melihat
realita
tersebut
apakah
permasalahan
dalam
urusan
politik,
masyarakat Dayak Kanayatn di Desa Ongkol
khususnya budaya politik masyarakat Dayak
Padang
Kanayatn di Desa Ongkol Padang, antara lain
mampu
mempengaruhi
atau
mengevaluasi (orientasi evaluatif) kebijakan
adalah :
pemerintahan serta politik sehingga budaya
a. Sikap yang sederhana dan apa adanya
politik berkembang di masyarakat Dayak
ketika
Kanayatn di Desa Ongkol Padang, karena
politiknya
dalam kenyataannya kondisi mereka jauh
pemerintahan
dari segi kesejahteraan. Serta bagaimana
berkembang dengan baik di masyarakat.
perkembangan pemahaman dan kesadaran
b. Sulitnya urusan pemerintahan dan politik
(orientasi
kognitif)
masyarakat
Dayak
untuk
dikecewakan akan
oleh
para
mempersulit dan
berkembang
elit
urusan
politik
untuk
berdampak
pada
Kanayatn di Desa Ongkol Padang terhadap
pemahaman dan kesadaran politik secara
pemerintah dan politik, apakah terjadi sistem
keseluruhan.
politik di masyarakat Dayak Kanayatn tersebut melihat kepribadian mereka, nilai
3.
Pembatasan Masalah
serta unsur-unsur budaya dan tradisi yang
Adapun pembatasan masalah dalam
ada. Selain itu, melihat bagaimana perasaan
penelitian ini, adalah: “Budaya politik yang
serta emosional (orientasi afektif) masyarakat
berkembang berdasarkan orientasi kognitif,
tersebut terhadap urusan-urusan pemerintah
afektif, dan evaluatif pada masyarakat Dayak
dan politik. Sehingga bisa di lihat tipe
Kanayatn
budaya politik seperti apa yang di anut dan
Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak
berkembang di masyarakat Dayak Kanayatn
pada Pemilihan Legislatif tahun 2014”.
di
Desa
Ongkol
Padang,
di Desa Ongkol Padang. 4. 2.
Adapun rumusan masalah dalam
Identifikasi Masalah Melihat
karakteristik
Rumusan Masalah
masyarakat
penelitian ini adalah: “Bagaimana Budaya
Dayak secara umum yaitutaat dan setia
Politikyang
berkembang
berdasarkan
adalah perbuatan yang baik dan terpuji, akan
orientasi kognitif, afektif, dan evaluatif pada
tetapi sikap lugu dan polos serta menunggu-
masyarakat Dayak Kanayatn di Desa Ongkol
nunggu justru dapat merugikan diri sendiri.
Padang, Kecamatan Menyuke, Kabupaten
Sehingga dapat menimbulkan permasalah4 HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Landak pada Pemilihan Legislatif tahun
konteks ini adalah sistem politik yang
2014”.
selanjutnya
akanmengalami
proses
internalisasi ke dalam bentuk: 5.
a. Orientasi kognitif, berisikan pengetahuan
Tujuan Penelitian Penelitian
untuk
dan kesadaran terhadap kepercayaan pada
mengetahui dan mendeskripsikan budaya
objek-objek politik, seperti tentang ibu
politik lokal berdasarkan orientasi kognitif,
kota negara, lambang negara, kepala
afektif, dan evaluatif padamasyarakat Dayak
negara, batas-batas negara, mata uang
Kanayatn
Padang,
yang digunakan, dan lain-lain sebagainya,
Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak
atau yang berkenaan dengan apa-apa yang
pada Pemilihan Legislatif tahun 2014.
dipercayai
di
ini
bertujuan
Desa
Ongkol
oleh
warga
negara
yang
berkaitan erat dengan apa yang terjadi 6.
dalam dunia politik, peran dan segala
Tinjauan Pustaka Almond dan Verba mendefinisikan
budaya politik sebagai suatu sikap orientasi
kewajibannya serta input dan outputnya. b. Orientasi
afektif
adalah
berisi
yang khas warga negara terhadap sistem
perasaan-perasaan
politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap
terhadap objek-objek politik atau sistem
terhadap peranan warga negara yang ada di
politik. Hal ini menyangkut pada ikatan
dalam
emosional yang dimiliki oleh individu
sistem
bagaimana khusus
itu.
Dengan
distribusi
menuju
kata
pola-pola
tujuan
politik
lain,
orientasi
terhadap
diantara
mengenai
masyarakat bangsa itu. Budaya
politik
sistem
dan
yang
politik.
emosi-emosi
Isinya
peranan-peranan
bisa yang
dilakukan oleh struktur politiknya, para bagi
pandangan
aktor (pelaku politik) dan apa yang
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba (dalam
dilakukan
dalam
penampilan
P. Anthonius Sitepu, 2012: 164), adalah
dalam praktek politik.
mereka
merupakan sikap individual terhadap sistem
c. Orientasi evaluatif adalah keputusan dan
politik dan komponen-komponennya, juga
pendapat tentang objek-objek politik yang
sikap individu terhadap peran yang dapat
secara tipikal melibatkan standar nilai dan
dimainkan dalam sebuah sistem politik.
kriteria dengan informasi dan perasaan.
Budaya politik tidak lain adalah orientasi
Dalam pengertian lain, tipe orientasi
psikologi terhadap objek sosial, dalam
politik semacam ini merupakan tingkatan 5
HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang tinggi dalam kualitas orientasi
c. Budaya politik partisipan, yaitu budaya
politik. Didalamnya sudah terdapat dan
politik yang ditandai dengan kesadaran
berisikan pemahaman yang lebih tinggi
politik sangat tinggi.
tentang sistem politik. Seseorang yang
d. Budaya politik campuran, yaitu gabungan
memiliki orientasi politik evaluatif, sudah
dari budaya politik parokial dan kaula atau
mampu membuat keputusan dan pendapat
subjek.
tentang
objek-objek
didasarkan
politik,
kepadainformasi
yang
yang
di
Budaya politik suatu masyarakat tertentu berbeda dengan budaya politik
peroleh dan perasaan tentang hal-hal
masyarakat
tersebut.
cenderung berbeda pada tipe-tipe budaya
Realitas
yang
ditemukan
dalam
lainnya.
Kenyataan
politik karena terlahir
tersebut
keragaman latar
budaya politik, ternyata memiliki beberapa
belakang masyarakat yang dipengaruhi oleh
variasi. Berdasarkan orientasi politik yang
sosial, ekonomi, budaya, politik atau bahkan
dicirikan dan karakter-karakter dalam budaya
kondisi geografisnya.
politik, maka setiap sistem politik akan
Menurut
Nohlen
(dalam
Toni
memiliki budaya politik yang berbeda.
Andrianus Pito, dkk, 2005: 298), dimana
Perbedaan ini terwujud dalam tipe-tipe
pemilihan umum (pemilu) adalah “satu-
budaya politik yang setiap tipe memiliki
satunya metode demokratik” untuk memilih
karakteristik yang berbeda-beda.
wakil rakyat.
Tipe-tipe budaya politik menurut
Pemilu sebagai wujud dari demokrasi
Gabriel Almond (dalam Beddy Iriawan
bertujuan
sebagai
Maksudi, 2012: 59), diklasifikasikan sebagai
menyeleksi para pemimpin pemerintah dan
berikut:
alternative kebijakan umum. Selain itu juga
a. Budaya politik parokial, yaitu partisipasi
bertujuan
sebagai
mekanisme
untuk
memindahkan
faktor
masyarakat kepada badan perwakilan rakyak
(misalnya
tingkat
pendidikan yang relatif rendah).
sehingga
integritas
kepentingan
untuk
politiknya sangat rendah, yang disebabkan kognitif
konflik
mekanisme
masyarakat
dari
tetap
b. Budaya politik kaula, yaitu masyarakat
terjamin. Sistem pemilihan umum bukan
bersangkutan sudah relatif maju (baik
hanya instrumen politik yang paling mudah
sosial maupun ekonominya), tetapi masih
dimanipulasi, ia juga membentuk sistem
bersifat pasif. 6 HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kepartaian dan mempengaruhi spektrum
B. METODE PENELITIAN
representasi. Pemilihan umum adalah suatu cara memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk
1.
Jenis penelitian Jenis
penelitian
yang
digunakan
di lembaga perwakilan rakyat serta salah satu
padapenelitian ini adalah kualitatif. Menurut
pelayanan hak-hak asasi warga negara dalam
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2011:
bidang politik (Syarbaini, 2002:80).
4), mengatakan bahwa penelitian dengan
Pemilu legislatif adalah pemilu untuk
pendekatan
kualitatif
adalah“prosedur
memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
di kursi Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari
Perwakilan
orang-orang
Rakyat
Daerah,
Daerah
Dewan
Provinsi,
Perwakilan dan
Dewan
diamati”.
dan
perilaku
Menurut
yang
Moleong
dapat
(2011:5),
Perwakilan Daerah Kabupaten/Kota, yang
“penelitian kualitatif merupakan penelitian
pelaksanaannya diselengarakan oleh Komisi
yang memanfaatkan
Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat
untuk menelaah dan memahami sikap,
nasional, tetap,mandiri, yang bertanggung
pandangan, perasaan, dan perilaku individu
jawab atas penyelenggaraan pemilu dan
atau sekelompok orang”. Ternyata definisi
waktu
ini hanya mempersoalkan satu metode yaitu
pemilihannya
dilakukan
hampir
terbuka,
wawancara terbuka
serentak di seluruh wilayah negara kesatuan
wawancara
sedangkan
yang
Republik Indonesia. Pemilu 2014 dilakukan
terpenting dari definisi ini mempersoalkan
dua kali putaran dimana pemilu putaran
apa yang diteliti yaitu upaya memahami
pertama memilih anggota DPR, DPD, dan
sikap, pandangan, perasaan dan perilaku baik
DPRD (legislatif) kemudian pemilu putaran
individu maupun sekelompok orang.
ke dua yaitu memilih Presiden dan Wakil
Pendekatan ini dipilih berdasarkan
Presiden (eksekutif). Dalam pemilu legislatif,
dua alasan. Pertama, permasalahan yang
rakyat dapat memilih secara langsung wakil-
dikaji dalam penelitian terhadap budaya
wakilnya yang akan duduk di kursi DPR,
politik masyarakat Dayak Kanayatn ini
DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Kedua, pemilihan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang di kaji dengan sejumlah primer 7
HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dari subjek penelitian yang tidak dapat
Setelah memperoleh data, penulis
dipisahkan dari latar belakang alamiahnya.
melakukan analisis terhadap data yang telah
Disamping
itu,
di peroleh.
mempunyai
adaptabilitas
pendekatan
kualitatif
yang
tinggi,
penulis
untuk
Setelah data di analisis, maka penulis
senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi
dapat menarik suatu kesimpulan untuk hasil
yang berubah-ubah yang dihadapi dalam
analisa secara keseluruhan.
sehingga
penelitian
memungkinkan
ini.Tujuan
dasar
e. Kesimpulan
penelitian
deskriptif ini adalah membuat deskripsi,
3.
Lokasi Penelitian
gambaran atau lukisan secara sistematis,
Lokasi penelitian ini yaitu di Desa
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
Ongkol
Padang,
Kecamatan
Menyuke,
sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena
Kabupaten
yang diselidiki.
penelitian tersebut, karena masyarakatnya
Landak.Dipilihnya
lokasi
yang sangat kental dengan adat-istiadat dan 2.
budaya lokal, minimnya inftrastruktur desa
Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian ini
seperti akses jalan dan penerangan serta
adalah:
minimnya
a. Bimbingan dosen atau ahli
mempersulit urusan pemerintahan dan politik
b. Studi literatur yaitu penulis mempelajari
untuk berkembang dengan baik, selain itu
literatur-literatur
mengenai
teori-teori
yang berkaitan dengan budaya politik. c. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan
keunikan
tingkatpendidikan
Desa
Ongkol
dapat
Padang
yang
berdekatan dengan dua desa yang sudah maju dan selalu berinteraksi memungkin terjadinya pertukaran nilai-nilai sosial atau budaya baru.
dalam tugas akhir ini adalah pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara yaitu pengamatan langsung dan pencatatan
4.
Subjek Penelitian Penentuan
subjek
teknik
penelitian
purposive
ini
suatu gejala yang tampak pada objek yang
berdasarkan
sampling
diteliti, sebagai sarana dalam pengumpulan
sehingga jumlah sampel ditentukan oleh
data.
adanya pertimbangan informasi. Penentuan
d. Analisis data
sampel dianggap telah memadai apabila telah
8 HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sampai pada titik jenuh. Adapun yang
dan valid. Dengan alat bantu berupa buku
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah:
catatan dan tape recorder.
a. Kepala Desa Ongkol Padang
b. Pedoman Observasi
b. Sekdes Desa Ongkol Padang
Pedoman observasi diartikan sebagai
c. Ketua Adat Desa Ongkol Padang
pengamatan dan pencatatan secara sistematik
d. Masyarakat Umum di Desa Ongkol
terhadap gejala yang tampak pada objek
Padang.
penelitian(check list) dan dibantu dengan
Pemilihan subjek dilakukan untuk memperoleh
keterangan-keterangan
yang
kamera. c. Pedoman Dokumentasi
sesungguhnya mengenai budaya politik yang
Analisis dokumen dilakukan untuk
berkembang di masyarakat Dayak Kanayatn
mengumpulkan data yang bersumber dari
khususnya dalam pemilihan legislatif tahun
arsip dan dokumen yang berkaitan dengn
2014.
masalah yang diteliti dengan menggunakan alat berupa kamera.
5. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah budaya
7. Teknik Pengumpulan Data
politik masyarakat Dayak Kanayatn di Desa
Untuk
menghimpun
data
dalam
Ongkol Padang dalam pemilihan legislatif
penelitian ini,penulis menggunakan teknik
tahun 2014..
sebagai berikut: a. Teknik Wawancara Teknik wawancara adalah percakapan
6. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
sebagai berikut:
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan
a. Pedoman Wawancara
dan
Pedoman wawancara yaitu merupakan
terwawancara
memberikan
jawaban
(interviewee) atas
yang
pertanyaan.
pokok-pokok masalah berupa pertanyaan-
(moleong, 2007: 186).
pertanyaan yang dibuat penulis sebagai
Dalam
pedoman dalam melakukan wawancara atau
menggunakan
tanya jawab langsung dengan informan
terstruktur, tujuannya untuk memperoleh data
dalam mendapatkan data-data yang akurat
dan informasi yang akurat dari obyek
penelitian teknik
ini,
wawancara
peneliti tidak
9 HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
penelitian. Alat yang digunakan adalah
(2008: 248), analisa data adalah proses
pedoman wawancara, yaitu daftar pertanyaan
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
yang sengaja dibuat oleh penulis untuk
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
mendapatkan data, informasi dan keterangan-
sehingga
keterangan mengenai pokok permasalahan
ditemukan hipotesia kerja seperti yang
penelitian mengenai tipe budaya politik
disarankan oleh data. Tahapan analisis data
masyarakat Dayak Kanayatn agar wawancara
adalah diolah dengan cara sebagai berikut:
dapat terarah dan efektif.
ditemukan
tema
dan
a. Pengumpulan Data
b. Teknik Observasi Observasi
dapat
Pengumpulan data di lakukan dengan dalam
penelitian
ini
cara
mencari
data
dan
mengumpulkan
menggunakan observasi non-partisipan atau
berbagai jenis data atau sumber di lapangan
tidak langsung, artinya peneliti tidak ikut
yang mendukung penelitian ini.
terlibat langsung dengan kegiatan-kegiatan
b. Reduksi Data
yang dilakukan oleh obyek penelitian.
Reduksi
c. Teknik Studi Dokumentasi
data
merupakan
analisis yang menajamkan, menggolongkan,
Menurut Arikunto (2006: 231), teknik
mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dokumentasi adalah metode yang digunakan
dan
untuk mencari data mengenai hal-hal atau
sedemikian
variabel yang berupa catatan, buku, surat
akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.
kabar, prasasti, notulen surat dan lain-lain.
c. Penyajian Data
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini
yaitu
mencari,
mengumpulkan
bentuk
mengorganisasi rupa
data
dengan
sehingga
cara
kesimpulan
Penyajian data yaitu sekumpulan
dan
informasi yang tersusun, yang memberi
mempelajari dokumen-dokumen, surat kabar,
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
serta literatur yang berhubungan dengan
dan pengambilan tindakan.
fokus penelitian.
d. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi Kesimpulan adalah suatu tinjauan
8. Teknik Analisa Data Teknik analisis data adalah setelah
ulang
pada
catatan
di
lapangan
atau
kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna
data terkumpul dari hasil pengamatan data,
yang
muncul,
data
yang
harus
maka diadakan suatu analisis data untuk
kebenarannya,
mengolah data yang ada. Menurut Moleong
merupakan validitasnya. Verifikasi adalah
kekokohannya,
diuji yaitu
10 HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
usaha untuk mencari, menguji, mengecek
sosialisasi politik yang ada. Berdasarkan
kembali atau memahami makna atau arti,
hasil wawancara dengan kepala desa Ongkol
keteraturan,
Padang
pola-pola,
penjelasan,
alur,
sebab-akibat, atau proposisi.
mengenai
tentang
pemilu atau pemilihan legislatif. Seperti yang diungkapkan
oleh
kepala
desa
Ongkol
Padang yaitu:
9. Teknik Keabsahan Data Dalam
pemahaman
pengertiannya
triangulasi
“Sebagian
masyarakat
saya
rasa
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
mereka memahami dengan baik apa itu
yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
pemilu,
membandingkan hasil wawancara terhadap
pemilihan
objek
(Moloeng,
calonnya yang merupakan kader-kader yang
2004:330).Triangulasi yang digunakan dalam
sudah sejak lama aktif dalam perpolitikan di
penelitian ini adalah triangulasi dengan
daerah Darit. Saya juga yakin masyarakat
sumber,
sudah terbiasa dengan yang namanya pemilu
penelitian
dimana
dalam
triangulasi
ini
pentingnya legislatif
masyarakat
pemilu, kemarin
disini
apalagi dan
sumber-sumber yang ada digunakan untuk
karena
membandingkan dan mengecek kembali hasil
mengikuti berbagai kampanye politik serta
dari berbagai macam metode yang digunakan
sosialisasi pileg, pilkada dan pilpres. Bahkan
dalam penelitian ini.
memberikan
pemilihan
juga
para
pada
sering
saat
pencoblosan” (LA, 28 maret 2014 pukul 19.50 dirumahnya). Pernyataan di atas dapat disimpulkan
C. PEMBAHASAN
bahwa masyarakat dayak kanayatn di desa 1.
Ongkol Padang cukup antusias dengan
Pola Orientasi Kognitif Pada tahap orientasi kognitif ini,
pemilu dan memahami arti dari pemilihan
peneliti akan merangkum informasi kepada
legislatif itu sendiri
masyarakat dayak kanayatn di desa Ongkol
Berdasarkan
hasil
penelitian
Padang berkaitan dengan pengetahuan dan
mengenai pemahaman pemilu atau pemilihan
pemahaman terhadap jalannya sistem politik,
legislatif, masyarakat dayak kanayatn di desa
yakni
pemilihan
ongkol padang sudah cukup baik terbukti
legislatif, mengenai para calon legislatif, dan
dengan keikutsertaan mereka pada saat
tentang
mengenai
pemilu
pentingnya
atau
memilih
serta 11
HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pemilihan
serta
terlibat
dalam
pelaksanaannya.
mengenal dengan baik para calon legislatif, dikarenakan hampir sebagian calon legislatif
Berikut kutipan wawancara dengan
di dapil tersebut merupakan kader lama yang
kepala desa ongkol padang mengenai adanya
mencalonkan
sosialisasi pemilu yang dilakukan KPU
berkaitan dengan pemilihan umum legislatif,
sebelum pemilihan legislatif, yaitu:
maka perlu diketahui apakah masyarakat
“Pernah
dilakukan
diri
kembali.Selanjutnya
sosialisasi
dayak kanayatn menyadari akan pentingnya
berkenaan dengan pemilu ataupun pemilihan
memilih pada saat pemilihan legislatif.
legislatif oleh pihak KPU, ya kami sebagai
Berikut
aparat desa berterima kasih kepada mereka
informan:
hasil
wawancaranya
bersama
yang jauh-jauh datang untuk memberikan
“Masyarakat sadar akan pentingnya
pemahaman kepada kami mengenai proses
memilih, sebagai warga negara yang baik
dan tata cara pemilihan baik legislatif
masyarakat
maupun pilpres”. (LA, 28 maret 2014 pukul
berpartisipasi dan mendukung calon legislatif
19.50 dirumahnya).
yang menurut mereka itu kader terbaik”.(LA,
Berkaitan dengan pemilihan legislatif tahun 2014 dan sejauh mana masyarakat
disini
cukup
banyak
28 maret 2015 pukul 19.50 dirumahnya). Berdasarkan
pernyataan
di
atas
dayak kanayatn di desa ongkol padang
menggungkapkan bahwa masyarakat dayak
mengenal para calon legislatifnya dengan
kanayatn di desa ongkol padang sebagai
baik. Berikut hasil wawancaranya dengan
warga yang patuh terhadap peraturan dan
informan:
undang-undang
“Cukup baik kami kenal dengan para calon legislatif kemarin, mereka biasa datang pada
saat
sosialisasi,
ibadah
bersama
terbukti
mereka
ikut
berpartisipasi dalam pemilihan legislatif. Hasil pentingnya
wawancara memilih
mengenai
dalam
pemilihan
masyarakat disini dan hadir pada saat acara
legislatif tahun 2014 pada masyarakat dayak
syukuran padi, ya disaat itulah kita ngomong-
kanayatn di desa ongkol padang sangat baik,
ngomong bersama mereka”.(T, 29 maret
masyarakat
2015 pukul 14.20 diwarungnya).
pemilihan adalah salah satu cara ikut
Hasil narasumber
penelitian bahwa
dengan
masyarakat
para dayak
kanayatn di desa ongkol padang cukup
menyadari
bahwa
lewat
merubah keadaan daerah melalui pemimpinpemimpin
yang
mereka
dukung,
serta
sebagai warga negara yang baik mereka 12
HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
selalu patuh akan aturan yang berlaku dalam
sosialisasi
pemilihan
sistem politik.
disampaikan
oleh
legislatif
KPU.
yang
Berikut
hasil
wawancaranya dengan informan: “KPU melakukan sosialisasi tapi
2. Pola Orientasi Afektif Afektif
yang
tidak terlalu mendetail dan waktu nya
dikeluarkan seseorang terhadap apa yang
singkat, setelah itu mereka memberikan alat
terjadi dalam hal ini sikap terhadap sistem
peraga seperti stiker dan spanduk. Begitu
politik. Seperti yang diungkapkan David
juga parpol dan timses yang turun langsung
Easton dalam teori sistem politik, ada input
juga
yang berupa masukan dan tuntutan yang akan
ketimbang melakukan pendidikan politik dan
kemudian di konversi menjadi output berupa
sosialisasi pemilu dan pemilihan legislatif
kebijakan. Masyarakat akan melihat positif
terhadap masyarakat disini”. (LA, 28 maret
atau negatif, jika masyarakat berpandangan
2015 pukul 19.50 dirumahnya).
positif
adalah
terhadap
respon
kebijakan
maka
akan
lebih
mengedepankan
Pernyataan tersebut
dapat dilihat
mendukung kebijakan, tetapi jika masyarakat
bahwa
berpandangan negatif maka akan melahirkan
timbuldiakibatkan oleh perasaan simpatik
tuntutan
implementasi
terhadap masyarakat yang baginya masih
kebijakan dapat dinyatakan gagal. Teori
perlu sosialisasi secara mendalam untuk
sistem politik Almond pun memandang
pemahaman pentingnya memilih dan tata
bahwa
cara
atau
protes
sikap
dan
politik
dipengaruhi
oleh
lingkungan yang terbiasa menjadi perilaku politik.
perasaan
kampanye
memilih
yang
peneliti
informan
berkaitan
di desa Ongkol Padang terhadap jalannya
sosialisasi
pemilu
sistem politik khususnya mengenai pemilihan
legislatif.
legislatif
dengan informan:
2014,
mulai
dari
sosialisasi
pemilihan legislatif, pelaksanaan pemilihan
baik
yang
agar
tingkat
partisipasi tidak rendah. Kemudian
Perasaan masyarakat dayak kanayatn
kecewa
Berikut
mewawancarai
dengan sebelum hasil
perlunya pemilihan
wawancaranya
“Sangat perlu sekali untuk dilakukan
legislatif, dan hasil pemilihan legislatif itu
sosialisasi
sendiri. Berdasarkan hasil wawancara yang
masyarakat supaya masyarakat tidak perlu
dilakukan mengenai bagaimana tanggapan
lagi bertanya-tanya kepada petugas yang ada
masyarakat
di TPS, mereka juga kan sibuk jika
dayak
kanayatn
terhadap
pemilihan
umum
kepada
13 HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat yang mau memilih banyak yang
kepala desa ongkol padang menggungkapkan
tidak
sebagai berikut:
mengerti
dan
harus
menjelaskan
kembali satu persatu cukup merepotkan
“Tidak
ada
masalah
dalam
juga”. (LA, 28 maret 2015 pukul 19.59
pelaksanaan pemilihan legislatif kemarin,
dirumahnya).
berjalan aman dan lancar-lancar saja, lagi
Pernyataan di atas menyatakan bahwa
pula masyarakat sudah paham betul tentang
sosialisasi pemilu sangatlah penting bagi
pemilihan itu sendiri”.(LA, 28 maret 2015
masyarakat dayak kanayatn di desa ongkol
pukul 19.59 dirumahnya).
padang mengingat masyarakat disana minim informasi dan rendahnya pendidikan.
dayak
kanayatn
itu
wawancara
bersama
informan lainnya mengenai pelaksanaan
Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat
Selain
sangat
pemilihan legislatif tahun 2014, berikut hasil wawancaranya:
memerlukan sosialisasi politik khususnya
“Pelaksanaan sangat
akan mekanisme pemilihan baik oleh KPU
penyelenggaraan pemilihan umum seperti
maupun para calon legislatif, sehingga
KPPS sudah berkerja keras agar dalam
dengan adanya sosialisasi pemilu maka
pemilihan legislatif tercipta suasana yang
diharapkan masyarakat dayak kanayatn di
kondusif,
desa ongkol padang lebih peka dengan
penghitungan suara”.(J, 28 maret 2015 pukul
kecurangan-kecurangan saat pemilihan dan
20.30 dirumahnya).
salah mencentang atau surat suara tidak sah. Selanjutnya
tidak
ada
ini
dikarenakan
perdebatan
dalam
Pernyataan di atas menggungkapkan bahwa masih ada sedikit masalah dalam
dengan
pelaksanaan pemilihan legislatif di desa
diketahui
ongkol padang berkenaan dengan daftar
tanggapan masyarakat dayak kanayatn di
pemilihan tetap, namun tidak menghalangi
desa ongkol padang mengenai pelaksanaan
pelaksaan pemilihan itu sendiri.
orientasi
afektif,
berkaitan
Hal
legislatif
sosialisasi pemilihan legislatif, pemahaman
menghindari adanya golput yang diakibatkan
baik.
pemilihan
maka
perlu
pemilihan legislatif tahun 2014, apakah ada
Hasil
penelitian
mengenai
masalah atau tidak saat pelaksanaannya
pelaksanaan pemilihan legislatif di desa
berlangsung. Adapun tanggapan terhadap
ongkol
pelaksanaan pemilihan legislatif tersebut,
terdapat
padang
penetapan
cukup
sedikit pemilih
baik,
meskipun
permasalahan tetap.
Namun
dalam tidak 14
HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menjadikan pemilih tersebut tidak memilih,
pemilihannya, hal ini yang membuat kami
dapat dikatakan bahwa masyarakat dayak
tidak mau ikut dalam pemilihan”.(LA, 28
kanayatn di desa ongkol padang cukup bijak
maret 2015 pukul 19.59 dirumahnya).
dalam menyikapi permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pemilu.
Pernyataan informan di atas dapat disimpulkan cukup
bahwa
baik
pemilihan
karena
legislatif
kebebasan
dalam
menentukan pilihan sudah dapat dirasakan.
3. Pola Orientasi Evaluatif Orientasi evaluatif berupa keputusan
Selain itu berkaitan dengan orientasi
dan pendapat tentang objek-objek politik
evaluatif, diperlukan tanggapan masyarakat
yang secara tipikal melibatkan nilai moral
dayak kanayatn di desa ongkol padang
yang ada dalam masyarakat dengan kriteria
berkaitan dengan hasil pemilihan legislatif
informasi dan perasaan yang mereka miliki.
yang
Penulis mulai menanyakan mengenai
dilaksanakan.
Berikut
hasil
wawancaranya dengan informan:
tanggapan masyarakat terhadap pemilihan
“Saya harap para calon anggota
umum legislatif yang merupakan salah satu
legislatif yang kalah menerima hasil dari
bagian dari sistem politik yang ada di
pemilihan kemarin dengan lapang dada, dan
indonesia. Dari pemilihan legislatif yang
yang menang harus bisa melaksanakan tugas-
diselenggarakan dalam suasana keterbukaan
tugasnya dengan baik serta harus lebih baik
dengan
dan
lagi dibandingkan dengan para anggota
diharapkan
legislatif yang sebelumnya”.(LA, 28 maret
kebebasan
berpendapat
kebebasan
berserikat
mencerminkan
partisipasi
masyarakat.
Berikut
serta
aspirasi yang
Ungkapan di atas menyatakan bahwa
disampaikan oleh kepala desa, berdasarkan
dari hasil pemilihan diharapankan kepada
wawancara yang penulis lakukan :
para calon legislatif terpilih harus mampu
“Pemilihan
penuturan
2015 pukul 19.59 dirumahnya).
legislatif
kemarin cukup baik,
tahun
2014
dari tahun ke tahun
mengalami kemajuan. Kami dikampung pun merasakan bahwa demokrasi itu ada, akan
melaksanakan melakukan
tugas
dengan
baik
perubahan-perubahan
dan yang
nantinya menjadi kebanggan masyarakat. Selain itu berkaitan dengan orientasi
tetapi yang jadi permasalahannya adalah para
evaluatif,
perlu
diketahui
pendapat
calon legislatif yang terpilih jarang sekali
masyarakat dayak kanayatn di desa ongkol
menunjukan kinerja mereka terhadap daerah
padang mengenai pemerintahan saat ini. 15
HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Berikut
kutipan
wawancaranya
bersama
informan:
Landak yang tidak memperhatikan desa mereka
“Pemerintah saat ini sudah cukup
yang
tersebut
berdampak
baik, tidak ada masalah. Asalkan pemerintah
masyarakat
membuat
pemerintah.
makmur
dan
sejahtera
rakyatnya”.(LA, 28 maret 2015 pukul 19.59 dirumahnya).
minim
dayak
infrastruktur. pada
Hal
kepercayaan
kanayatn
kepada
Selain itu berkaitan dengan orientasi evaluatif, diperlukan tanggapan masyarakat
Pernyataan di atas dapat disimpulkan
dayak kanayatn di desa ongkol padang
bahwa tidak ada masalah selama pemerintah
berkaitan dengan apa yang dapat dilakukan
bisa membuat rakyat tidak kesulitan dalam
masyarakat untuk mempegaruhi kebijakan
mencukupi kebutuhan hidup mereka.
pemerintah. Berikut kutipan wawancaranya
Selain informan
itu
wawancara
selanjutnya
tanggapan
bersama
berkaitan
masyarakat
dayak
dengan informan:
dengan
“Selaku
kepala
desa
di
ongkol
kanayatn
padang, saya sudah berusaha sebaik mungkin
terhadap pemerintahan saat ini. Berikut
untuk dapat menyampaikan permasalahan-
kutipan wawancarannya :
permasalahan yang ada di desa ini pada saat
“Pemerintah sangat kurang peduli
pertemuan baik di kecamatan maupun di
dengan nasib rakyatnya, lihat saja di desa
kabupaten tetapi tidak ada perkembangan
ongkol padang ini begitu jauh tertinggal.
lebih
Sebagai masyarakat terkadang kami merasa
bersangkutan”. (LA, 28 maret 2015 pukul
kesal dengan apa yang kami alami. Perhatian
19.59 dirumahnya).
lanjut
oleh
pemerintah
yang
pemerintah hanya terpusat pada daerah
Pernyataan di atas dapat disimpulkan
perkotaan, tidak untuk daerah pedalaman
bahwa ada usaha dari pemerintah desa untuk
atau perdesaan seperti desa ongkol padang
menyampaikan segala permasalahan kepada
ini”.(I,
pemerintah yang lebih tinggi, akan tetapi
29
maret
2015
pukul
11.19
diwarungnya). Hasil dari wawancara yang peneliti
tidak ada hasil yang dapat membawa perubahan terhadap desa ongkol padang.
lakukan mengenai tanggapan masyarakat
Hasil dari penelitian mengenai apa
dayak kanayatn terhadap pemerintahan saat
yang dapat masyarakat dayak kanayatn
ini bahwa mereka sangat kecewa dengan
lakukan
pemerintahan daerah khususnya kabupaten
kebijakan pemerintah adalah masyarakat
untuk
dapat
mempengaruhi
16 HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dayak kanayatn di desa ongkol padang
menilainya sebagai otoritas yang absah.
beranggapan bahwa dirinya adalah subjek
Namun
yang tidak berdaya untuk mempengaruhi atau
subjek/kaula mereka pandang sebagai posisi
merubah sistem. Secara umum mereka
yang pasif. Diyakini bahwa posisinya tidak
menerima
akan
segala
keputusan
dan
demikian,
posisinya
menentukan
apa-apa
perubahan
yang berwenang dalam masyarakat dan
bahwa dirinya adalah subjek yang tidak
kepasrahan dari hasil pemilu yang tidak
berdaya mempengaruhi atau merubah sistem.
membawa
terutama
Dengan demikian secara umum mereka
demikian
menerima
pembanggunan,
meskipun
Mereka
terhadap
kebijaksanaan yang diambil oleh pejabat
perubahan
politik.
sebagai
segala
beranggapan
keputusan
dan
masyarakat tetap berusaha secara mandiri
kebijaksanaan yang di ambil oleh pejabat
mengatasi masalah dengan bermusyawarah
yang berwenang dalam masyarakat. Bahkan
untuk mencari solusi terhadap apa yang
masyarakat
mereka hadapi tanpa berharap banyak dari
apapun keputusan atau kebijakan pejabat
pemerintah maupun anggota DPR.
adalah mutlak, tidak dapat diubah-ubah,
Hubungan dengan budaya politik Almond
dan
bahwa
dikoreksi apalagi ditentang. Masyarakat Dayak Kanayatn di desa
kecenderungan budaya politik masyarakat
Ongkol Padang termasuk kedalam ciri-ciri
Dayak Kanayatn di desa Ongkol Padang
budaya politik subjek atau kaula yakni :
tergolong
a. Warga menaruh kesadaran, minat, dan
orientasi
budaya
politik
memiliki yang
pada
keyakinan
umumnya
masyarakat
Verba,
memiliki
tinggi
subjek/kaula,
frekuesi
orientasi-
terhadap
sistem
perhatian terhadap sistem politik pada umumnya dan terutama terhadap objek
politiknya, namun perhatian dan intensitas
politik
orientasi mereka terhadap aspek masukan
terhadap input rendah.
(input) dan partisipasinya dalam aspek keluaran (output) sangat rendah. Subjek individu menyadari akan otoritas pemerintah
b. Warga
output,
sedangkan
menyadari
kesadaran
sepenuhnya
akan
dan
pada
otoritas pemerintah. c. Masyarakat
tunduk
patuh
yang memiliki spesialisasi, ia bahkan secara
kebijakan pemerintah dan tidak berdaya
afektif mengorientasikan diri kepadanya, ia
untuk
memiliki
keputusannya.
sebaliknya
kebanggan tidak
terhadapnya
menyukainya,
dan
atau
mempengaruhi
kebijakan
atau
ia 17
HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
d. Warga bersikap menerima saja putusan yang dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak boleh dikoreksi apalagi ditentang.
pelaksanaan pemilihan berkenaan dengan daftar pemilih yang kurang baik. 3. Orientasi evaluatif berupa keputusan dan pendapat masyarakat dayak kanayatn di desa ongkol padang bahwa mereka adalah bagian dari warga negara. Mereka juga
D. KESIMPULAN DAN SARAN
memberikan perhatian yang cukup besar Kesimpulan Berdasarkan dilakukan
terhadap politik tetapi bersifat pasif, hal
penelitian
oleh
peneliti,
yang maka
telah peneliti
menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Orientasi masyarakat
kognitif dayak
yang
dikarenakan
mereka
selalu
dikecewakan oleh para pejabat pemerintah dan tidak diperhatikan oleh wakil rakyat.
dimiliki
mereka tidak sesuai dengan kepentingan
ongkol padang relatif tinggi terhadap
masyarakat banyak, mereka merasa lemah
pemahaman
pemilihan
dan tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka
legislatif secara umum, karenaadanya
beranggapan bahwa dirinya adalah subjek
sosialisasi
keikutsertaan
yang tidak dapat mempengaruhi ataupun
mereka pada sosialisasi pemilihan yang
merubah sistem. Secara umum mereka
dilakukan oleh pemerintah dan calon
menerima segala keputusan yang diambil
legislatif itu sendiri sehingga sadar akan
dari kebijaksanaan para pejabat bersifat
peran dan tanggungjawab sebagai warga
mutlak, tidak dapat digugat, dikoreksi,
negara untuk terlibat dalam kegiatan
apalagi
politik.
perintah, menerima, loyal, dan setia
politik
atau
dan
di
Serta kebijakan negara yang menurut
desa
pemilu
kanayatn
ini
2. Orientasi afektif, yaitu berkenaan dengan
terhadap
ditentang.
Lebih
anjuran,
mematuhi
perintah,
serta
perasaan masyarakat dayak kanayatn di
kebijaksanaan pemimpinnya. Melihat dari
desa ongkol padang terhadap sistem
ketiga orientasi di atas maka Masyarakat
politik khususnya pemilihan legislatif,
Dayak Kanayatn di desa Ongkol Padang
pelaksanaan
termasuk kedalam ciri-ciri budaya politik
pemilihan
dan
hasil
pemilihan legislatif itu sendiri cukup baik meskipun
ada
kekecewaan
subjek atau kaula yakni :
terhadap
a. Warga menaruh kesadaran, minat, dan
sosialisasi politik yang diberikan dan
perhatian terhadap sistem politik pada 18
HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
umumnya dan terutama terhadap objek
meninggalkan adat istiadat serta budaya yang
politik
ada, namun jangan melalaikan kewajiban
output,
sedangkan
kesadaran
terhadap input rendah. b. Warga
menyadari
sebagai warga negara untuk tetap mematuhi sepenuhnya
akan
otoritas pemerintah. c. Masyarakat
republik
tunduk
dan
patuh
pada
kebijakan pemerintah dan tidak berdaya untuk
dan menaati peraturan negara kesatuan
mempengaruhi
kebijakan
indonesia
sebagaimana
yang
tercantum dalam undang-undang dasar. 3. Kepada
atau
masyarakat
umum/masyarakat
Dayak Kanayatn
keputusannya.
Masyarakat di desa Ongkol Padang
d. Warga bersikap menerima saja putusan
untuk tetap menggikuti serta berperan aktif
yang dianggapnya sebagai sesuatu yang
dalam kegiatan politik dan memberanikan
tidak boleh dikoreksi apalagi ditentang.
diri untuk mengkoreksi kebijakan pemerintah sekaligus
Saran
berusaha
bersama-sama
untuk
menyuarakan aspirasi demi kemajuan desa.
Pada bagian ini penulis mengajukan beberapa saran,adapun saran yang dapat
E. REFERENSI
peneliti berikan yaitu: 1.
1. Kepada pemerintah Untuk dapat meningkatkan keinginan dan keikutsertaan masyarakat yang lebih aktif
dalam
politik
maka
Buku-Buku
Alfian. 1991. Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
diharapkan
pemerintah memperhatikan apa yang menjadi keperluan masyarakat supaya mereka tidak merasa diabaikan, baik itu pemerintahan
Almond, Gabriel A dan Sidney Verba. 1990. Budaya politik “tingkah laku politik dan demokrasi di lima negara”. Penterjemah Drs. Sahat Simamora dengan judul asli “The Cicivi”. Jakarta: BUMI AKSARA.
setingkat desa, kecamatan, dan kabupaten guna
terciptanya
masyarakat
yang
demokratis. 2. Tokoh adat setempat Sebagai
figur
dalam
masyarakat
sudah selayaknya tokoh adat mengiring masyarakatnya ke arah perubahan tanpa
Andasputra, Nico dan Vincentius Julipin. 1997. Mencermati Dayak Kanayatn. Pontianak: Institut Of Dayakology Research and Development. Arikunto, Suharsimi. 1997. Pokoknya Kualitatif (Dasar-dasar merancang dan melakukan penelitian kualitatif). Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya. 19
HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, edisi revisi. Dahl, Robert. 1994. Analisa Politik. Jakarta: Rajawali Press. Davidson, James S, dkk. 2010. Adat Dalam Politik Indonesia. Jakarta: Yayasan Jakarta Obor Indonesia. Harrison, Lawrence E dan Samuel P Huntington. 2006. Kebangkitan Peran Budaya. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Kantaprawira, Rusadi. 2006. Sistem Politik Indonesia (suatu pengantar). Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Supardi. 2006. Metodologi Penelitian. Mataram: Yayasan Cerdas Press. Syarbaini, syahrial, dkk. 2002. Sosiologi dan Politik. Jakarta: Ghalia Indonesia. Widjaja, Albert. 1982. Budaya Politik dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Lp3es
2.
http://sekda.landakkab.go.id/index.php?optio n=com_content&view=article&id=186&Item id=28.Adrianus Asiasidot. 2012. Profil Daerah Kabupaten Landak. Diakses pada tanggal 15 april 2015, pukul 20.10 wib.
3. Kavanagh, Dennis. 1982. Kebudayaan Politik (terjemahan Laila Honoum Hisyam). Jakarta: Bina Aksara. Kusnardi, Moh dan Harmailiy Ibrahim. 1994. Pengantar Hukum Tata Negera Indonesia. Jakarta: Sinar Bakti. Maksudi, Beddy Iriawan. 2012. Sistem Politik Indonesia. Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada. Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Margono.2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumber internet :
Sumber Skripsi:
Faisal, Riza. 2013. Budaya Politik Masyarakat Adat Kampung Naga (Studi kasus di masyarakat adat kampung naga kabupaten tasikmalaya dalam pemilihan gubernur jawa barat tahun 2013). Fakultas pendidikan ilmu pengetahuan sosial universitas pendidikan indonesia. 4.
Sumber Tesis:
Yovinus. 2009.Persepsi Masyarakat Dayak Kanayatn Terhadap Kemenangan Cornelis Dalam Pemilihan Kepala Daerah Gubernur Di Kalimantan Barat Tahun 2007 (Suatu Tinjauan Etnopolitik), Program Magister Ilmu Sosial Universitas Tanjungpura Pontianak.
Pito,Toni Andrianus, Efriza dan Kemal Fasyah. 2005. Mengenal Teori-Teori Politik Dari Sistem Politik Sampai Korupsi. Jakarta. Sitepu, Anthonius P. 2012. “Studi Ilmu Politik”. Yogyakarta: Graha Ilmu Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 20 HENDRIKUS TOTON, NIM. E02109003 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENGELOLA
JURNAL MAHASISW A
Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124 Homepage: http://urmafis.untan.ac.id LEMBAR PERNYAT AAN PERSETUJUAN UNGGAH I PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM 1Periode lulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan E-mail addresl HP
: Hendrikus Toton : E02109003/1 : 22 September 2015 : lSIP 1 Ilmu Politik :
[email protected]
1081255602418
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratifkelulusan mahasiswa (S 1), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa Aspirasi*) pada Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Noneksklusif(Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**) : BUDAY A POLITIK MASY ARAKAT DAY AK KANA YAN DI DESA ONGKOL PADANG KECAMAT AN MENYUKE KABUP ATEN LANDAK beserta perangkat yang diperlukan (bi1a ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyirnpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkani mempublikasikannya di Internet atau media lain):
cs6 Secarafulltex
m
content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta.dalam karya ilmiah saya ini. Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenamya. : Pontianak : 30 November 2015
*tulis namajurnal sesuai prodi masing-masing (Publika/Governance/Aspirasi/Sociodev/Sosiologique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini harus di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload 'supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)