BUDAYA ORGANISASI PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
Oleh
NENDIA HESTIKA 01056/2008
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
ABSTRAK Judul Penulis Pembimbing
:Budaya Organisasi Pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya : NENDIA HESTIKA : 1. Prof. Dr. Rusdinal, M.Pd 2. Dr. Jasrial, M.Pd
Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa Budaya Organisasi masih berada pada kondisi yang belum ideal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai Budaya Organisasi Pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya yang berjumlah 66 orang. Besar sampel ditentukan berdasarkan tabel Krejchi dan diperoleh sebanyak 56 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Proportionate stratified random sampling. Instrumen penelitian ini adalah angket model Skala Likert yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas terhadap angket didapatkan angka 0,976. Angka ini lebih besar dari rtabel dengan taraf kepercayaan 95% dan N = 10 sebesar 0,648. Sehingga dinyatakan bahwa angket yang akan digunakan sebagai instrument penelitian adalah valid. Uji reliabilitas didapatkan angka 0,983. Angka ini lebih besar dari rtabel dengan taraf kepercayaan 95% dan N = 10 adalah 0,632. Ini menandakan instrument penelitian reliabel. Data yang diperoleh dianalisis dengan mencari skor rata-rata (mean). Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa : 1) norma pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berada pada kategori cukup baik (3,43), 2) Nilai dalam Budaya Organisasi berada pada kategori cukup baik (3,23), 3) perilaku pegawai dalam Budaya Organisasi berada pada kategori baik (3,75), 4) kepercayaan dalam Budaya Organisasi berada pada kategori baik (3,73). Secara umum Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya berada pada kategori cukup baik dengan skor rata-rata 3,53. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Budaya Organisasi sudah cukup baik.
i
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Segala puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini
disusun
merupakan
bagian
dari
persyaratan
untuk
menyelesaikan Studi Program Sarjana (S1) Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah menerima bantuan dan semangat dari berbagai pihak tertentu, baik berupa moril maupun materil. Untuk itu penulis sepantasnya menyampaikan terima kasih dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Padang. 2. Pimpinan dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. 3. Pimpinan Jurusan Administrsi Pendidikan Universitas Negeri Padang. 4. Bapak Prof. Dr. Rusdinal, M.Pd dan Bapak Dr. Jasrial, M.Pd selaku pembimbing, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya, yang telah memberikan izin penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. 6. Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya yang telah mengizinkan dan bersedia memberi data yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
7. Staf Pengajar dan Karyawan Jurusan Administrasi Pendidikan. 8. Pimpinan perpustakaan beserta karyawan dan karyawati perpustakaan Fakultas Ilmu Pendidikan dan perpustakaan Universitas Negeri Padang. 9. Tidak lupa kepada teman-teman seperjuangan Angkatan 2008, yang selalu memberikan bantuan dan semangat baik secara moril maupun spiritual kepada penulis. 10. Teristimewa buat Ayahanda dan Ibunda yang telah mengasuh, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang, dukungan moril, materil, dan do’a, serta buat kakak dan adik yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk penulis. Kepada semua pihak yang telah ikut membantu, tiada kata yang dapat penulis persembahkan selain do’a kepada Allah SWT semoga bantuan, bimbingan dan arahan serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis, baik berupa moril maupun materil dapat bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amiin..
Padang,
Mei 2013 Penulis
NENDIA HESTIKA
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah........................................................................... 4 C. Batasan Masalah.. .............................................................................. 5 D. Perumusan Masalah ........................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 F. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 7
BAB II KERANGKA TEORI A. Pengertian Budaya Organisasi............................................................ 8 B. Fungsi Budaya Organisasi ................................................................. 10 C. Karakteristik Budaya Organisasi ........................................................ 12 D. Indikator Budaya Organisasi .............................................................. 16 E. Kerangka Konseptual......................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................. 23 B. Definisi Operasional .......................................................................... 23 C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 24 D. Instrument Penelitian ......................................................................... 26 E. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 29 F. Teknik Analisa Data .......................................................................... 29
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ................................................................................... 31 B. Pembahasan ....................................................................................... 40
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 52 B. Saran ................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
1.
Populasi Penelitian .................................................................................
2.
Populasi Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya ..........................................................................................
3.
24
25
Sampel Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya ..........................................................................................
26
4.
Skor Rata-Rata Norma dalam Budaya Organisasi ...................................
32
5.
Rekapitulasi Data Norma dalam Budaya Organisasi ...............................
33
6.
Skor Rata-Rata Sistem Nilai dalam Budaya Organisasi ..........................
34
7.
Rekapitulasi Data Sistem Nilai dalam Budaya Organisasi ......................
35
8.
Skor Rata-Rata Perilaku dalam Budaya Organisasi.................................
36
9.
Rekapitulasi Data Perilaku dalam Budaya Organisasi .............................
37
10. Skor Rata-Rata Kepercayaan dalam Budaya Organisasi .........................
38
11. Rekapitulasi Data Kepercayaan dalam Budaya Organisasi .....................
39
12. Rekapitulasi Budaya Organisasi .............................................................
40
13. Tabel Bantu Penggunaan Rumus Validitas Angket .................................
63
vi
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Konseptual ............................................................................
vii
22
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel
Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen ..............................................................................
56
2. Permohonan Pengisian Angket .............................................................
57
3. Petunjuk Pengisian Angket ...................................................................
58
4. Angket Penelitian .................................................................................
59
5. Analisis Hasil Uji Coba Angket Penelitian ..........................................
62
6. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................
63
7. Tabulasi Data Budaya Organisasi .........................................................
68
8. Tabel Krejchi .......................................................................................
70
9. Tabel Nilai Rho ....................................................................................
71
10. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ........................................................
72
11. Surat Rekomendasi dari Kesbangpol ....................................................
73
12. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ......................................
74
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan wadah yang menjadi tempat orang-orang berkumpul dalam melaksanakan kegiatan secara bersama-sama demi mencapai tujuan yang telah direncanakan. Suatu organisasi dapat berkembang melebihi organisasi lain walau organisasi itu bergerak dalam bidang dan lokasi yang sama. Ini dilatar belakangi oleh karakteristik suatu organisasi. Keunikan suatu organisasi dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain nilai dan norma yang dianut anggotanya, kebiasaan yang berlaku di dalam organisasi dan filosofi yang dianut. Nilai, norma, cara, kebiasaan, perilaku yang ada pada setiap anggota organisasi inilah yang disebut dengan budaya. Organisasi
yang
membedakan satu
memiliki
budaya
dijadikan
pembatas
yang
organisasi dengan organisasi lain dan memberi
karakteristik jati diri sendiri yang khas dari organisasi lainnya. Budaya ini seperti penting dalam organisasi, sebab budaya dalam organisasi dijadikan pondasi dalam menjalankan aktivitas. Semakin baik nilai-nilai budaya organisasi yang ada, maka semakin baik pula budaya itu mempengaruhi pergerakan organisasi. Jika suatu organisasi tersebut didirikan dengan dasar budaya yang baik, maka organisasi tersebut senantiasa tetap bertahan ditengah zaman yang selalu mengalami perubahan. Budaya organisasi dipersepsikan sebagai cara berperilaku dalam organisasi yang bersangkutan. Budaya organisasi dapat dipelajari dari bentuk-
1
2
bentuk perilaku beserta simbol-simbol karakteristik organisasi. Bentuk manifestasi budaya dapat diidentifikasi dari cara-cara para anggota organisasi berkomunikasi, bergaul dan menempatkan diri dalam perannya atau dapat ditangkap dari cara-cara bersikap, kebiasaan anggota organisasi dalam melakukan keseharian. Budaya menjadi kebiasaan, tradisi yang ditampilkan dalam pelaksanaan tugas seseorang. Kebiasaan dan tradisi terlihat dari cara pemahaman akan tugas yang terlihat dari sikap dan perilaku dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab. Zamroni (dalam Hamdi, 2006:8) menjelaskan budaya organisasi sebagai suatu pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu organisasi, yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap dan nilai-nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Salah satu bentuk organisasi yaitu kantor. Kantor merupakan suatu sistem unik dan kompleks yang dibentuk atas dasar bersama. Sebagai suatu organisasi, kantor tidak terlepas dari unsur budaya organisasinya, dimana menjadi suatu kebiasaan dan tradisi yang ditampilkan dalam melaksanakan tugasnya. Salah satu karakteristik budaya organisasi menurut Robbins (1995:480), yaitu: “bagaimana inisiatif individual dalam organisasi, toleransi terhadap tindakan beresiko, arah dari organisasi, integrasi, dukungan dari manajemen, kontrol yang didapat dari manajemen, identitas bagi tiap personil, sistem imbalan yang diterapkan dalam organisasi”. Baiknya budaya organisasi akan membantu tiap personil kantor meningkatkan kemampuan dan usaha secara optimal dalam pekerjaan bagi kemajuan bersama dalam kantor.
3
Berdasarkan pengertian di atas, budaya organisasi dianggap penting karena akan berpengaruh pada hasil akhir yang diharapkan kantor serta menjadi pondasi dalam pelaksanaan kegiatan dalam organisasi kantor. Di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya, juga memiliki budaya organisasi yang memberikan karakteristik tersendiri sebagai pembeda dengan organisasi. Namun berdasarkan observasi dan wawancara pada bulan Maret yang penulis lakukan terdapat fenomenafenomena dalam budaya organisasi ini diantaranya: 1. Masih ditemukan sebagian personil kantor yang kurang memahami norma yang berlaku, terlihat beberapa personil kantor yang selain datang ke kantor terlambat dari waktu yang ditentukan, pulang lebih awal, atau masih tetap berada di luar ruangan pada saat jam kerja. Hal ini disebabkan karena kurang tegasnya pemberian sanksi, sehingga peraturan yang dibuat sering diabaikan. 2. Masih terlihat kurangnya sistem nilai yang dianut oleh personil yang ada di kantor baik dari atasan dengan bawahan atau bahkan antar pegawai, yang berupa keengganan membantu kesulitan teman sejawat baik itu persoalan pribadi maupun persoalan kedinasan. Padahal kerjasama yang baik antar personil merupakan pendorong tercapainya hasil kerja yang optimal. 3. Masih dijumpai adanya perilaku di kantor dimana personil tidak melayani pengunjung dengan baik.
4
4. Masih kurangnya kepercayaan yang diberikan kepada pegawai dalam melaksanakan tugas, sehingga ada pegawai yang bekerja tanpa rasa tanggungjawab dan semangat yang tinggi dan hasil kerjanya kurang memuaskan. Ini terlihat ada beberapa pegawai yang dalam melakukan pekerjaan bisa dilakukan beberapa hari dan bahkan beberapa minggu, misalnya dalam mengurus surat izin pindah kerja/sekolah. Dari permasalahan di atas, maka penulis termotivasi untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Budaya Organisasi Pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya”. B. Identifikasi Masalah Budaya organisasi menggambarkan cara kita melakukan segala sesuatu yang terdiri dari hubungan-hubungan bukan sekedar sistem bentuk dan sistem yang stabil. Budaya organisasi merupakan tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hierarkhi, agama, waktu, peranan, hubungan, ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi kegenerasi melalui usaha individu dan kelompok. Permasalahan yang timbul pada budaya organisasi berdasarkan fenomena-fenomena di atas dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut: 1. Pegawai kurang memahami norma dan sering melanggar norma yang telah disepakati. 2. Kurangnya sistem nilai dalam pelaksanaan tugas. 3. Kurang baiknya pelayanan yang diberikan pegawai kepada pengunjung.
5
4. Kurangnya kepercayaan yang diberikan kepada pegawai
dalam
melaksanakan tugas. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terlihat banyak permasalahan yang terjadi dalam budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. Namun dengan segala keterbatasan penulis, penulis membatasi masalah yang terjadi dalam budaya organisasi mengenai: 1. Norma pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. 2. Sistem nilai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. 3. Perilaku pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. 4. Kepercayaan pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. 5. Budaya organisasi pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. D. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat dibuat suatu perumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana norma dalam budaya organisasi di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya?
6
2. Bagaimana sistem nilai dalam budaya organisasi di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya? 3. Bagaimana perilaku pegawai dalam budaya organisasi di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya? 4. Bagaimana kepercayaan dalam budaya organisasi di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya? 5. Bagaimana budaya organisasi pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya? E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang budaya organisasi pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. 1. Mendapatkan informasi tentang norma pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. 2. Mendapatkan informasi tentang sistem nilai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. 3. Mendapatkan informasi tentang perilaku pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. 4. Mendapatkan informasi tentang kepercayaan pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. 5. Mendapatkan informasi tentang budaya organisasi pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya.
7
F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi semua pihak yang terkait dalam suatu organisasi, secara rinci penelitian ini berguna: 1. Bagi kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Dharmasraya, sebagai bahan informasi dan masukan untuk mengambil kebijakan dalam meningkatkan kualitas budaya organisasi. 2. Bagi pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Dharmasraya, sebagai bahan informasi akan pentingnya budaya organisasi dalam sebuah organisasi. 3. Sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pengertian Budaya Organisasi Sweeney & McFarlin (2002:334) mengemukakan bahwa budaya secara ideal mengkomunikasikan secara jelas pesan-pesan tentang bagaimana kita melakukan sesuatu atau bertindak, berperilaku disekitar sini (“how we do things around here”). Dari pemikiran tersebut dapatlah diinterprestasikan bahwa budaya memberikan arahan mengenai bagaimana seseorang harus berperilaku, bersikap, bertindak dalam suatu komunitas, kata “here”dalam pengertian di atas mengacu kepada suatu komunitas tertentu, baik itu berbentuk organisasi, perusahaan, atau masyarakat. Organisasi menurut Robbins (2001:4) diartikan sebagai suatu unit (satuan) sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama. Sweeney & McFarlin (2002:334) menyatakan budaya organisasi mengacu kepada cara hidup (way of life) organisasi/perusahaan. Budaya organisasi atau budaya perusahaan adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan. Nilai adalah apa yang diyakini bagi orang-orang dalam berperilaku dalam organisasi. Norma adalah aturan yang tidak tertulis dalam mengatur perilaku seseorang.
8
9
Pengertian di atas menekankan bahwa budaya organisasi berkaitan dengan aspek subjektif dari seseorang dalam memahami apa yang terjadi dalam organisasi. Hal ini dapat memberikan pengaruh dalam nilai-nilai dan norma-norma yang meliputi semua kegiatan bisnis, yang mungkin terjadi tanpa disadari. Namun, kebudayaan dapat menjadi pengaruh yang signifikan pada perilaku seseorang. Menurut Sagala (2008:122), “Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai dari makna bersama yang menekankan pentingnya norma-norma kelompok kerja, sentimen-sentimen, nilai-nilai dan interaksi-interaksi yang muncul di tempat kerja pada saat mereka menggambarkan sifat dan fungsifungsi organisasi mengacu kesuatu sistem makna bersama yang dianut anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain”. Sedangkan Brown (dalam Sagala, 2008:112), budaya organisasi merupakan konfigurasi unik dari norma, nilai keyakinan, cara bersikap, dan sebagainya yang menjadi karakter atau sikap seseorang baik secara individu maupun kelompok, sehingga berbagai persoalan dapat terselesaikan. Rees dan McBain (2007:190) mengatakan kefasihan budaya merupakan salah satu kompetensi manajerial yang bisa ditumbuhkan pada berbagai tingkat strategis, operasional, dan personal. Jones, G.R (dalam Sagala, 2008:112) menyebutkan bahwa budaya organisasi merupakan seperangkat nilai yang mengontrol interaksi antar anggota dalam suatu organisasi dan juga dengan berbagai kalangan di luar organisasi. Sedangkan Schein (dalam Hasri, 2004:5) memberikan definisi
10
bahwa budaya organisasi adalah pola asumsi dasar yang telah ditemukan satu kelompok, ditentukan, dan dikembangkan melalui proses belajar untuk menghadapi persoalan penyelesaian (adaptasi). Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah pemaknaan bersama seluruh anggota organisasi disuatu organisasi yang berkaitan dengan nilai, norma, keyakinan, tradisi dan cara berfikir unik yang dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka, sehingga membedakan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. B. Fungsi Budaya Organisasi Fungsi budaya organisasi menunjukkan peranan atau kegunaan dari budaya organisasi. Fungsi budaya organisasi, menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (dalam Wibowo, 2010:49) adalah: 1.
Memberi anggota identitas organisasional, menjadikan perusahaan diakui sebagai perusahaan yang inovatif dengan mengembangkan produk baru.
2.
Memfasilitasi
komitmen
kolektif,
perusahaan
mampu
membuat
pekerjanya bangga menjadi bagian daripadanya. 3.
Meningkatkan stabilitas sistem sosial sehingga mencerminkan bahwa lingkungan kerja dirasakan positif dan diperkuat, konflik dan perubahan dapat dikelola secara efektif.
4.
Membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari atas lingkungannya. Adapun fungsi budaya menurut pandangan Stephen P. Robbins
(2001:528) adalah:
11
1.
Mempunyai boundrary-difining roles, yaitu menciptakan perbedaan antara organisasi yang satu dengan lainnya.
2.
Menyampaikan rasa identitas untuk anggota organisasi.
3.
Budaya memfasilitasi bangkitnya komitmen pada sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan diri individual.
4.
Meningkatkan stabilitas sistem sosial.
5.
Budaya melayani sebagai sense-making. Sedangkan menurut Taliziduhu Ndrah (1997:45), fungsi budaya adalah
sebagai berikut: 1.
Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat. Identitas terbentuk oleh berbagai faktor seperti sejarah, kondisi dan sisi geografis, sistem-sistem sosial, politik dan ekonomi, dan perubahan nilai-nilai di dalam masyarakat.
2.
Sebagai pengikat suatu masyarakat. Kebersamaan (sharing) adalah faktor pengikat yang kuat seluruh anggota masyarakat.
3.
Sebagai sumber. Budaya merupakan sumber inspirasi, kebanggaan, dan sumberdaya.
4.
Sebagai kekuatan penggerak. Budaya terbentuk melalui proses belajar mengajar (learning process) maka budaya itu dinamis, resilient, tidak statis, tidak kaku.
5.
Sebagai kemampuan untuk membetuk nilai tambah. Budaya berkaitan dengan manajemen, budaya dengan performance, dan budaya dengan kekuatan organisasional dan keunggulan bisnis.
12
6.
Sebagai pola perilaku. Budaya berisi norma tingkah laku dan menggariskan batas-batas toleransi sosial.
7.
Sebagai warisan. Budaya sisosialisasikan dan diajarkan kepada generasi berikutnya.
8.
Sebagai substitusi (pengganti) formalisasi.
9.
Sebagai mekanisme
adaptasi terhadap
perubahan.
Pembangunan
merupakan proses budaya. 10. Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongkruen dengan Negara sehingga terbentuk nation-state. Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi budaya organisasi adalah: (1) menunjukkan identitas, (2) membangun stabilitas sistem sosial, dan (3) membangun pikiran sehat dan masuk akal. C. Karakteristik Budaya Organisasi Karakteristik budaya organisasi menurut Victor Tan (dalam Wibowo, 2010:47) ada sepuluh butir, yaitu: 1.
Individual
initiative
(inisiatif
individual).
Menunjukkan
tingkat
tanggungjawab, kebebasan dan ketidaktergantungan yang dimiliki individu. 2.
Risk toletance (toleransi terhadap resiko). Suatu keadaan dimana pekerja didorong mengambil resiko, menjadi agresif dan inovatif.
3.
Direction (pengarahan). Merupakan kemampuan organisasi menciptakan sasaran yang jelas dan menetapkan harapan kinerja.
13
4.
Integration (integrasi). Suatu tingkatan dimana suatu unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara terkoordinasi.
5.
Management support (dukungan manajemen). Manajer menyediakan komunikasi yang jelas, bantuan dan dukungan kepada bawahannya.
6.
Control (pengawasan). Merupakan jumlah aturan dan ketentuan dan jumlah pengawasan langsung yang dipergunakan untuk melihat dan mengawasi perilaku karyawa.
7.
Identity (identitas). Suatu tingkatan dimana anggota mengidentifikasi dengan organisasi secara keseluruhan, daripada dengan kelompok kerja tertentu atau bidang keahlian professional tertentu.
8.
Reward system (sistem penghargaan). Dimana alokasi reward (kenaikan upah atau gaji upah), didasarkan pada criteria alokasi biaya didasarkan pada criteria kinerja, sebagai lawan dari senioritas dan faviritisme.
9.
Conflict tolerance (toleransi terhadap konflik). Semua tingkatan dimana pekerja didorong untuk menyiram konflik dan kritikan secara terbuka.
10. Communication pattern (pola komunikasi). Suatu tingkatan dimana komunikasi dibatasi pada hierarkhi formal dimana komunikasi organisasi dibatasi pada kewenangan hierarkhi formal. Jerald Greenbeg dan Robert A. Baron (dalam Wibowo, 2010:36), mengemukakan bahwa terdapat tujuh elemen yang menunjukkan karakteristik budaya organisasi, yaitu: 1.
Innovation (inovasi), suatu tingkatan dimana orang diharapkan kreatif dan membangkitkan gagasan baru.
14
2.
Stability (stabilitas), bersifat menghargai lingkungan yang stabil, dapat diperkirakan, dan berorientasi pada peraturan.
3.
Orientation roward people (orientasi pada orang), merupakan orientasi untuk menjadi jujur, mendukung, dan menunjukkan penghargaan pada hak individual.
4.
Result-orientation (orientasi pada hasil), meletakkan kekuatannya pada kepeduliannya untuk mencapai hasil yang diharapkan.
5.
Easygoingness (bersikap tenang), suatu keadaan dimana tercipta iklim kerja bersifat santai.
6.
Attention to detail (perhatian pada hal detail), dimaksudkan dengan berkepentingan untuk menjadi analitis dan seksama.
7.
Collaborative orientation (orientasi pada kolaborasi), merupakan orientasi yang menekankan pada bekerja dalam tim sebagai lawan dari bekerja secara individual. Stephen P. Robbins (1995:525) juga mengemukakan adanya tujuh
karakteristik budaya organisasi, namun dengan perincian sedikit berbeda, apabila dibandingkan dengan pendapat Jerald Greenberg dan Robert A. Baron, yaitu: 1.
inisiatif individual. Tingkat tanggungjawab, kebebasan dan indepedensi.
2.
Toleransi terhadap resiko. Sejauh mana para pegawai dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif, dan mengambil resiko.
3.
Arah. Sejauhmana organisasi tersebut menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan mengenai prestasi.
15
4.
Integrasi. Tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.
5.
Dukungan manajemen. Tungkat sejauh mana para manajer memberi komunikasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka.
6.
Kontrol. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai.
7.
Identitas. Tingkat sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya ketimbang dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian professional.
8.
Sistem imbalan. Tingkat sejauh mana alokasi imbalan (missal, kenaikan gaji, promosi) didasarkan atas criteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dari senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.
9.
Toleransi terhadap konflik. Tingkat sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka.
10. Pola-pola komunikasi. Tingkat sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal. Sedangkan menurut Ress dan MnBain (dalam Sagala, 2008:115), karakteristik budaya organisasi adalah kesadaran yang berkaitan dengan pengakuan identitas sebagai anggota suatu organisasi, dan pengakuan bahwa kelompok lain mungkin memiliki budaya yang berbeda. Meski karakteristik budaya organisasi yang dikemukakan oleh para ahli di atas telah dapat dijadikan sebagai ukuran dalam menggambarkan budaya
16
yang terdapat pada suatu organisasi, namun tidak seluruhnya karekteristik budaya tersebut dapat digunakan untuk melihat budaya yang ada dalam organisasi pemerintah. D. Indikator Budaya Organisasi Budaya organisasi adalah keseluruhan kepercayaan, perasaan, perilaku, dan simbol yang mengkarakteristikkan suatu organisasi. Lebih spesifiknya, budaya
organisasi didefinisikan sebagai berbagai filsafat,
ideology,
kepercayaan, perasaan, asumsi, harapan, sikap, norma, dan nilai. Budaya organisasi merupakan apa yang dipersepsikan oleh para karyawan dan bagaimana persepsi ini menciptakan pola-pola kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan-harapan. Menurut Nawawi (2003:283), budaya organisasi adalah suatu sistem penyebaran keyakinan dan nilai-nilai yang dikembangkan di dalam suatu organisasi sebagai pedoman perilaku anggotanya. Sedangkan Wirawan (2007) mendefinisikan, budaya organisasi adalah suatu kepercayaan, kebiasaan, nilai, norma perilaku, dan cara melakukan bisnis yang unik bagi setiap organisasi yang mengatur pada aktivitas dan tindakan organisasi, serta melukiskan pola implisit, perilaku, dan emosi yang muncul yang menjadi karakteristik dalam organisasi. Adapun menurut Elrudge dan Crombie (dalam Wirawan, 2007) mendefinisikan, suatu budaya organisasi menunjukkan konfigurasi unik dari norma, nilai, kepercayaan, dan cara-cara berperilaku yang memberikan karakteristik cara berkelompok dan individu bekerjasama untuk menyelesaikan tugasnya.
17
Jadi dari beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa indikator budaya organisasi itu meliputi sistem nilai, norma, perilaku dan kepercayaan. 1. Norma Norma adalah patokan perilaku dalam satu kelompok tertentu, norma memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, norma juga merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang. Norma juga merupakan sesuatu yang mengikat dalam sebuah kelompok masyarakat, yang pada kelanjutannya disebut norma sosial, karena menjaga hubungan dalam bermasyarakat. Norma pada dasarnya adalah bagian dari kebudayaan, karena awal dari sebuah budaya itu sendiri adalah interaksi antara manusia pada kelompok tertentu yang nantinya akan menghasilkan sesuatu yang disebut norma. Sehingga kita akan menemukan definisi dari budaya itu seperti: budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut Herimanto dan Winarmo (dalam Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, 2011:130) norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai makhluk budaya, moral, religi, dan sosial. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi.
18
Menurut Hasri (2004:7), norma merupakan aplikasi konkrit dari nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Norma biasanya tidak tertulis tapi dipedomani. Norma merupakan ide tentang apa yang mestinya dilakukan dalam situasi sosial tertentu. Dengan adanya norma, anggota organisasi mengetahui apa saja yang sudah dikerjakan pada masa lalu yang dinilai baik dan dapat dijadikan pedoman bertingkah laku di masa yang akan datang. 2. Sistem Nilai Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting, maka pemahaman tentang sistem nilai budaya dan orientasi nilai budaya sangat penting dalam konteks pemahaman perilaku suatu masyarakat dan sistem pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan sistem perilaku dan produk budaya yang dijiwai oleh sistem nilai masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, kebenaran sebuah nilai juga tidak menuntut adanya pembuktian empirik, namun lebih terkait dengan penghayatan dan apa yang dikehendaki atau tidak dikehendaki, disenangi atau tidak disenangi oleh seseorang. Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan yang bersumber pada berbagai sistem nilai. Jadi, sistem nilai itu adalah apa yang diyakini bagi orangorang dalam berperilaku di organisasi. Artinya nilai itu merupakan kepercayaan yang dijadikan preferensi manusia edalam tindakannya.
19
Manusia menyeleksi atau memilih aktivitas berdasarkan nilai yang dipercayainya. Ndraha (1997:27) menyatakan bahwa nilai bersifat abstrak, karena itu pasti termuat dalam sesuatu. Sesuatu yang memuat nilai (vehicles) ada empat macam, yaitu: raga, perilaku, sikap dan pendirian dasar. Menurut pendapat William (dalam Hasri, 2004:7), nilai merupakan suatu konsepsi tentang keadaan yang diinginkan, digunakan sebagai kriteria dalam memilih tingkah laku atau sebagai justifikasi tujuan dan perilaku aktual. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan suatu keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang atau sekelompok orang untuk memilih tindakannya, atau menilai suatu yang bermakna atau tidak bermakna bagi kehidupannya. Sedangkan sistem nilai adalah suatu peringkat yang didasarkan pada suatu peringkat nilai-nilai seorang individu dalam hal intensitasnya. Dengan demikian untuk mengetahui atau melacak sebuah nilai harus melalui pemaknaan terhadap kenyataan-kenyataan lain berupa tindakan, tingkah laku, pola pikir dan sikap seseorang atau sekelompok orang. 3. Perilaku Budaya dalam sebuah organisasi berfungsi sebagai kontrol sosial pada saat ia mampu dan mau mengendalikan perilaku anggota masyarakat. Dalam organisasi, perilaku manusia sangat menentukan berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
20
Siagian (dalam Maharuddin Pangewa, 2004:13) bahwa “Perilaku itu dapat positif apabila dikembangkan secara tepat akan mempunyai dampak yang amat konstruktif terhadap organisasi yang bersangkutan”. Perilaku dapat pula bersifat negatif apabila dibiarkan berkembang akan mempunyai pengaruh destruktif terhadap organisasi. Sebagaimana pendapat Siagian (dalam Maharuddin Pangewa, 2004:13) bahwa “Apabila tidak ditangani dengan baik, manusia dapat menjadi perusak yang utama dalam organisasi karena menjadi penyebab inefisiensi, efektifitas yang rendah, produktivitas yang tidak tinggi serta menjadi sumber segala masalah yang dihadapi dalam organisasi”. Selanjutnya menurut Indrawijaya (dalam Maharuddin Pangewa, 2004:14), perilaku mencakup semua aspek yang berhubungan dengan tindakan manusia yang tergabung dalam suatu organisasi atau kelompok kerjasama, yaitu aspek pengaruh organisasi terhadap manusia dan juga sebaliknya pengaruh manusia itu sendiri terhadap organisasi. Sedangkan Stephen P. Robbins (dalam Maharuddin Pangewa, 2004:15) mengartikan perilaku sebagai studi yang sistematik tentang berbagai tindakan dan sikap yang ditujukan oleh orang (anggota) dalam sebuah organisasi. Menurut Taliziduhu Ndraha (1997:33), perilaku (behavior) adalah operasionalisasi dan aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam atau terhadap suatu (situasi dan kondisi) lingkungan (masyarakat, alam, teknologi, atau organisasi), sementara sikap adalah operasionalisasi
21
dan aktualisasi pendirian. Perilaku dipengaruhi oleh kondisi yang datang dari luar (lingkungan) dan kepentingan yang disadari (dari alam) oleh yang bersangkutan. 4. Kepercayaan Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Jika keyakinan tidak ada maka keraguan akan muncul, dan kesalahan akan sering kali menghalangi. Menurut Bad an Pavlou (dalam Maharuddin Pangewa, 2004:13) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian. Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya. (Morgan & Hunt, 1994) E. Kerangka Konseptual Budaya organisasi merupakan filosofi dasar organisasi yang memuat kepercayaan, norma-norma, nilai-nilai, sikap, perilaku, dan asumsi bersama yang menjadi karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu
22
dalam organisasi. Kepercayaan, norma-norma, nilai-nilai, sikap, perilaku, dan asumsi tersebut menjadi sumber daya manusia dalam organisasi dalam melaksanakan kinerjanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari kerangka konseptual di bawah ini:
Norma
Sistem Nilai Budaya Organisasi yang Efektif
Budaya Organisasi san
Perilaku
Kepercayaan
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian Tentang Budaya Organisasi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan atau menggambarkan suatu masalah, keadaan, peristiwa sebagaimana adanya secara sistematis. Penelitian ini menguraikan tentang Budaya Organisasi Pegawai di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya. B. Definisi Operasional Secara operasional budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai bentuk nilai, norma, kepercayaan, sikap dan asumsi orang-orang yang berperilaku disebuah organisasi, berkaitan dengan kegiatan organisasi tersebut. Budaya organisasi menekankan pada aspek subjektif seseorang dalam memahami suatu organisasi, hal tersebut membentuk perilaku yang berlangsung tanpa disadari. Setiap orang terlibat dalam proses perubahan nilai dan budaya. Budaya eksis karena ada pelakunya yang disebut pelaku budaya. Organisasi mempunyai budaya sendiri yang terbentuk dari karakteristik organisasi sebagai objek dan subjeknya. 1. Norma sebagai indikator dengan sub-indikator yaitu kedisiplinan dan ketertiban. 2. Sistem
nilai
sebagai
indikator
dengan
sub-indikator
musyawarah, gotong royong dan tolong menolong.
23
yaitu
24
3. Perilaku sebagai indikator dengan sub-indikator yaitu tindakan dan sikap. 4. Kepercayaan
sebagai
indikator
dengan
sub-indikator
yaitu
pengakuan dan integritas. C. Populasi dan Sampel a. Populasi Sugiyono (1999:57) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tetentu yang ditetapkan oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya”. Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya dengan perinciannya sebagai berikut: Tabel 1. Populasi Penelitian No 1 2 3 4 5 6
Perincian dalam Dinas Pendidikan Sub. Bagian Umum Kepegawaian Bagian Program Mutu Bidang Pembinaan PAUD/TK/SD Bidang Pembinaan SLTP/SLTA Bidang Pembinaan Pengembangan Informal (PNFI) Bidang KEPSOR (Kesiswaan, Pemuda, Seni Budaya dan Olahraga) JUMLAH TOTAL
Pegawai
Jumlah pegawai
< S1 2 Orang 1 Orang 2 Orang 2 Orang
≥ S1 14 Orang 7 Orang 8 Orang 11 Orang
1 Orang
9 Orang
10 Orang
1 Orang
8 Orang
9 Orang
9 Orang
57 Orang
66 Orang
16 Orang 8 Orang 10 Orang 13 Orang
25
Tabel 2. Populasi Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya
No
Nama lembaga
<S1
≥S1
Jumlah
1.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya
9
57
66
Jumlah
9
57
66
b. Sampel Sugiyono (2000:64) bahwa “Krejcie dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi”. Untuk memperoleh sampel penelitian menurut tabel Krejcie maka dilakukan langkah sebagai berikut: a. Melakukan identifikasi strata populasi dan mengelompokkannya berdasarkan strata tersebut. b. Mencari besar populasi pada setiap strata. c. Menentukan jumlah sampel. Tahap-tahap di atas diuraikan sebagai berikut: a. Identifikasi strata Strata yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah strata menurut tingkat pendidikan, yaitu lulusan <S1 dan ≥ S1. b. Mencari besar populasi pada strata
26
c. Menentukan jumlah sampel Oleh karena populasi berjumlah 66 orang, maka besar sampel berdasarkan tabel Krejcie 56 orang. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling Jadi jumlah sampel untuk: ≥S1
= 57/66X56 = 48,36 = 48
<S1
= 9/66 X56 = 7,64 = 8
Jumlah Sampel = 56
Tabel 3. Keadaan Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya No
Nama lembaga
<S1
≥S1
Jumlah
1.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya
8
48
56
Jumlah
8
48
56
D. Instrumen Penelitian Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket model Skala Likert. Alternatif jawaban yang digunakan adalah Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Untuk mendapatkan data yang bersifat kuantitatif jawaban angket dipergunakan dalam bentuk skor, yakni : Jika pernyataan positif
27
maka (SL) diberi skor 5, untuk Sering (SR) diberi skor 4, untuk Kadangkadang (KD) diberi skor 3, untuk Jarang (JR) diberi skor 2, dan untuk Tidak Pernah (TP) diberi skor 1. Sebaliknya jika pernyataan negatif maka (SL) skor 1, (SR) skor 2, (KD) skor 3, (JR) skor 4, (TP) skor 5. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1. Membuat kisi-kisi angket dengan cara menentukan variabel penelitian dan menentukan indikator dari masing-masing sub variabel 2. Menyusun pernyataan (item) dari setiap indikator 3. Mengkonsultasikan item-item yang telah disusun tersebut dengan pembimbing 4. Melakukan uji coba ke sebagian pegawai diluar sampel penelitian dan analisis uji coba untuk mengetahui apakah angket sudah valid dan reliabel. Setelah angket disiapkan, dilakukan uji coba penelitian pada 10 responden diambil dari pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya yang merupakan objek penelitian yang sesungguhnya. Angket yang disusun berdasarkan kisi-kisi melahirkan 45 item pernyataan. 5. Menganalisis data hasil uji coba angket kepada orang diluar sampel untuk mengetahui validitas dan reabilitas angket. Angket yang sudah diuji cobakan kepada 10 pegawai diluar sampel untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. a. Uji Validitas
28
Untuk melihat validitas angket yang telah diisi oleh pegawai diluar sampel penelitian maka akan dilakukan analisis menggunakan rumus korelasi tata jenjang yang dikemukakan oleh Spearman (dalam Suharsimi, 2002:278) sebagai berikut: rho xy = 1-
6 D2 N ( N 2 1)
Keterangan : Rho xy = validasi yang dicari
D
2
= jumlah beda (rank total-rank maksimal)
N
= jumlah sampel
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai rhitung = 0,976, sedangkan rtabel dengan N = 10 pada taraf kepercayaan 95% adalah 0,648. Karena rhitung > rtabel (0,976 > 0,648) maka instrument tersebut telah valid. b. Uji Reliabilitas Pengukuran reabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keandalan instrumen setelah diuji coba. Pengujian reliabilitas intrumen dihitung dengan menggunakan rumus Alfa Cronbach yang dikemukakan oleh Suharsimi (2010:196) sebagai berikut: 2 k i r11 1 2 t k 1
Keterangan : r 11
= reliabilitas yang dicari
29
2
i = jumlah varian butir
2t k
= varian total = banyak butir Dari hasil perhitungan reabilitas diperoleh rhitung 0,983,
sedangkan rtabel dengan N = 10 pada taraf kepercayaan 95% adalah 0,632. Karena rhitung > rtabel (0,983 > 0,632) maka instrument tersebut reliabel. 6. Menyebarkan angket sesuai dengan sampel 7. Mengumpulkan data E. Prosedur Pengumpulan Data Penulis mengurus surat izin penelitian dari jurusan kemudian ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga untuk mendapatkan izin penelitian, kemudian penulis melakukan penelitan ke seluruh pegawai yang menjadi sampel. Pengumpulan data penulis laksanakan sendiri dengan mengunjungi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya tanggal 1 Februari s/d 8 Februari. Kunjungan pertama memberi angket, sedangkan kunjungan kedua untuk mengambil angket yang telah diisi. E. Teknik Analisis Data Adapun prosedur analisis data adalah sebagai berikut: 1. Verifikasi data yaitu memeriksa semua angket yang telah diisi responden di cek kembali kelengkapannya.
30
2. Klasifikasi dan tabulasi data, yaitu mengelompokkan data yang telah diverifikasi ke dalam tabel. 3. Pengolahan data dan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan menggunakan rumus skor rata rata (Mean) dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut; =
∑
Keterangan: M = Skor rata rata yang dicari ∑fx = Jumlah Perkalian frekuensi jawaban dengan skor N
= Sampel/populasi penelitian
4. Mendeskripsikan data yang telah diolah dalam tabel 5. Menentukan kualitas dari pelaksanaan pengawasan melekat oleh pimpinan dalam pelaksanaan tugas pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda
dan
Olahraga
Kabupaten
klasifikasi Nana (1982:56) Mean 4,6
Kategori
- 50
= Sangat Baik
3,6 -
4,5
= Baik
2,6 -
3,5
= Cukup Baik
1,6 -
2,5
= Kurang Baik
1,0 -
1,5
= Tidak Baik
Dharmasraya
menggunakan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan deskripsi data hasil penelitian dan pembahasan tentang Budaya Organisasi pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya dilihat dari indikator norma dengan sub indikatornya yaitu kedisiplinan dan ketertiban. Sedangkan dilihat dari indikator sistem nilai dengan sub indikatornya yaitu musyawarah, gotong royong, dan tolong menolong. Selanjutnya dilihat dari indikator perilaku dengan sub indikatornya tindakan dan sikap. Dan dilihat dari indikator kepercayaan dengan sub indikatornya yaitu pengakuan dan integritas. Deskripsi data untuk masing-masing indikator tersebut dapat dilihat pada bagian berikut dan dilanjutkan dengan pembahasan. A. Deskripsi Data 1. Norma Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya Hasil pengolahan data tentang norma yang meliputi kedisiplinan dan ketertiban pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada tabel 3.
31
32
Tabel 3. Skor Rata-Rata Norma Pegawai dalam Budaya Organisasi pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya
No
Aspek yang diteliti
1
Datang ke kantor tepat waktu Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu Menyelesaikan semua kewajiban Mendapat sanksi apabila terlambat masuk kantor Mendapat sanksi apabila melanggar peraturan dalam melaksanakan tugas Mentaati tata tertib kantor Mengikuti rapat dengan serius Tidak mengganggu rekan kerja yang sedang bekerja Tidak mengerjakan pekerjaan pribadi saat jam kerja Mengikuti kegiatan Forum Annisa’
2 3 4 5
6 7 8 9
10
Selalu F F (X)
Sering F F (X)
Kadang2 F F (X)
Jarang F F (X)
T. Pernah F F (X)
19
95
29
116
7
18
3
6
0
7
35
42
168
5
15
2
4
7
35
24
96
21
63
4
2
10
11
44
17
51
6
30
10
40
14
12
60
37
148
16
80
28
13
65
11 2
Jumlah N
∑fX
Mean
0
56
233
4,16
0
0
56
222
3,96
8
0
0
56
202
3,61
17
34
9
9
56
148
2,64
42
16
32
10
10
56
154
2,75
5
15
2
4
0
0
56
227
4,05
112
8
24
4
8
0
0
56
224
4,00
22
88
11
33
7
14
3
3
56
203
3,63
55
13
52
18
54
8
16
8
8
56
183
3,27
10
2
8
22
33
12
24
18
18
56
126
2,25
Rata-Rata
Pada Tabel 3 dapat dilihat indikatornya norma dengan skor ratarata dari masing-masing sub indikator yang diteliti. Skor rata-rata yang diperoleh dari aspek norma adalah 3,43. Maka skor rata-rata ini berada pada kategori cukup baik dalam tabel tersebut. Pada tabel, skor tertinggi adalah 4,16 (baik) pada pernyataan “Datang ke kantor tepat waktu”. Hal ini berarti setiap pegawai sudah disiplin waktu. Sedangkan skor terendah adalah 2,25 (kurang baik) pada pernyataan “Mengikuti kegiatan Forum Annisa’ setiap hari jum’at”. Dalam budaya
3,43
33
organisasi, kegiatan Forum Annisa’ yang diselenggarakan setiap hari jum’at pada umumnya tidak diikuti oleh pegawai perempuan. Rekapitulasi budaya organisasi dengan indikator norma yang sub indikatornya kedisiplinan dan ketertiban dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4. Rekapitulasi Data Norma dalam Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya No 1.
Indikator Norma
Sub. Indikator 1. Kedisiplinan 2. Ketertiban Rata-Rata
Skor 3,43 3,44 3,43
2. Sistem Nilai dalam Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya Hasil pengolahan data tentang sistem nilai dalam budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:
34
Tabel 5. Skor Rata-Rata Sistem Nilai dalam Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya No
Aspek yang diteliti
1
Mengadakan rapat untuk membicarakan masalah yang dihadapi Menerima hasil rapat yang telah disepakati Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan hasil rapat Mengadakan pertemuan untuk menyusun rencana pengembangan kantor Memberikan pengarahan dalam penyelesaian pekerjaan Mengikuti kegiatan sosial yang diadakan oleh organisasi Membersihkan kantor secara bersama-sama Ikut serta dalam bakti sosial dengan masyarakat Meningkatkan pelayanan secara bersama Ikut serta dalam kunjungan sosial kesekolah terpencil Berpartisipasi untuk korban bencana alam Ikut serta dalam memberikan bantuan kepada anak yang kurang mampu Membantu rekan kerja yang kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan Membantu menyelesaikan pekerjaan rekan kerja yang sedang sakit Berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk panti asuhan
2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12
13
14
15
Selalu F F (X)
Sering F F (X)
Kadang2 F F (X)
Jarang F F (X)
T. Pernah F F (X)
4
20
30
120
17
51
4
8
1
1
56
211
3,57
11
55
36
144
6
18
2
4
1
1
56
222
3,96
16
80
33
132
4
12
2
4
1
1
56
229
4,09
13
65
19
76
19
57
5
10
0
0
56
208
3,71
12
60
24
96
11
33
8
16
1
1
56
206
3,68
7
35
17
68
25
75
4
8
3
3
56
189
3,38
1
5
8
32
18
54
14
28
15
15
56
134
2,39
1
5
5
20
21
63
15
30
14
14
56
132
2,36
11
55
17
78
16
48
11
22
1
1
56
194
3,46
2
10
5
20
30
90
8
16
11
11
56
147
2,63
3
15
11
44
20
60
16
32
6
6
56
157
2,80
6
30
14
56
23
69
10
20
3
3
56
178
3,18
8
40
22
88
19
57
7
14
0
0
56
199
3,55
5
25
31
124
18
54
1
2
1
1
56
206
3,68
1
5
3
12
16
48
10
20
26
26
56
111
1,98
N
Jumlah ∑f Mean X
Rata-Rata
Pada Tabel 5 dapat dilihat indikatornya sistem nilai dengan skor rata-rata dari masing-masing sub indikator yang diteliti. Skor rata-rata yang diperoleh pada aspek sistem nilai dalam budaya organisasi adalah
3,23
35
3,23. Berarti perolehan skor rata-rata ini berada pada kategori cukup baik. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa dari ketiga sub indikator yang diteliti yakni musyawarah, gotong royong, dan tolong menolong memperoleh nilai rata-rata cukup baik. Hal ini berarti pegawai melakukan musyawarah, gotong royong dan tolong menolong antar sesama cukup baik. Pada tabel, skor tertingginya adalah 4,09 (baik) terdapat pada pernyataan “Pegawai menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan hasil rapat”. Berarti musyawarah yang dilakukan pegawai sudah baik, namun perlu peningkaan lagi agar mendapat hasil yang sangat baik. Sedangkan skor terendah adalah 1,98 (kurang baik) pada pernyataan “Pegawai berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk panti asuhan”. Untuk melihat lebih umum dapat dilihat rekapitulasi datanya pada Tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6. Rekapitulasi Data Sistem Nilai dalam Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya No 1.
Indikator Sistem Nilai
Sub. Indikator 1. Musyawarah 2. Gotong royong 3. Tolong menolong Rata-Rata
Skor 3,80 2,84 3,04 3,23
36
3. Perilaku Pegawai dalam Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya Hasil pengolahan data tentang perilaku pegawai dalam budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Perilaku Pegawai dalam Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya No 1 2
3 4 5
6 7
8 9
10
Aspek yang diteliti Bertindak adil dalam menyelesaikan masalah Bertindak tegas dalam segala sesuatu yang menyangkut pekerjaan Menjadi panutan bagi yang lain Konsisten untuk menjadi panutan Bertindak cepat apabila ada pekerjaan yang mendesak untuk dikerjakan Melakukan setiap pekerjaan secara efektif Menjadikan disiplin sebagai pedoman dalam menyelesaikan tugas Mengerjakan tugas dengan memprioritaskan hasil Melakukan antisipasi berupa ide dalam menyelesaikan pekerjaan Kerja lembur untuk kepentingan organisasi
Selalu F F (X)
Sering F F (X)
Kadang2 F F (X)
Jarang F F (X)
T. Pernah F F (X)
15
75
23
92
13
39
5
10
0
13
65
29
116
10
30
3
6
5
25
12
48
24
72
15
5
25
18
72
17
51
14
70
27
108
10
24
120
27
108
19
95
29
13
65
9 12
Jumlah N
∑fX
Mean
0
56
216
3,86
1
1
56
218
3,89
30
0
0
56
175
3,13
13
26
3
3
56
177
3,16
30
4
8
1
1
56
217
3,88
2
6
2
4
1
1
56
239
4,27
116
5
15
2
4
1
1
56
231
4,13
33
132
7
21
3
6
0
0
56
224
4,00
45
29
116
11
33
6
12
1
1
56
207
3,70
60
17
68
16
48
7
14
4
4
56
194
3,46
Rata-Rata
Pada Tabel 7 dapat dilihat indikatornya perilaku pegawai dengan skor rata-rata dari masing-masing sub indikator yang diteliti. Skor ratarata yang diperoleh pada aspek perilaku pegawai dalam budaya
3,75
37
organisasi adalah 3,75. Berarti perolehan skor rata-rata ini berada pada kategori baik. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa dari kedua sub indikator yang diteliti yakni tindakan dan sikap memperoleh nilai rata-rata baik. Hal ini berarti bahwa dalam budaya organisasi, tindakan dan sikap antar pegawai sudah baik. Pada tabel, skor tertingginya adalah 4,27 (baik) terdapat pada pernyataan “Pegawai melakukan setiap pekerjaan secara efektif”. Berarti sikap yang dilakukan pegawai sudah baik, namun perlu peningkaan lagi agar mendapat hasil yang sangat baik. Skor terendah adalah 3,13 (cukup baik) pada pernyataan “Saya menjadi panutan bagi pegawai yang lain”. Untuk melihat lebih umum dapat dilihat rekapitulasi datanya pada Tabel 8 di bawah ini:
Tabel 8. Rekapitulasi Data Perilaku dalam Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya No 1.
Indikator Perilaku
Sub. Indikator 1. Tindakan 2. Sikap Rata-Rata
Skor 3,58 3,91 3,75
4. Kepercayaan dalam Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaen Dharmasraya Hasil pengolahan data tentang kepercayaan dalam budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut:
38
Tabel 9. Kepercayaan dalam Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya No
Aspek yang diteliti
1
Menghargai kewenangan saya dalam melaksanakan tugas Menghargai hasil kerja pegawai apapun adanya Memberikan penguatan kepada pegawai yang berprestasi Diberi kebebasan untuk mengembangkan inovasi dalam pelaksanaan tugas Diberi kewenangan untuk penyelesaian masalah Memiliki dedikasi Tindakan pegawai mencerminkan kehormatan organisasi Menjaga nama baik organisasi Berjuang dengan maksimal untuk nama baik organisasi Mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi
2 3 4
5 6 7
8 9 10
Selalu F F (X)
Sering F F (X)
Kadang2 F F (X)
Jarang F F (X)
T. pernah F F (X)
5
25
38
152
12
36
1
2
0
5
25
34
136
15
45
2
4
4
20
12
48
17
51
13
4
20
34
136
15
45
8
40
36
144
12
28
140
21
84
10
50
26
14
70
23 6
Jumlah N
∑fX
Mean
0
56
215
3,84
0
0
56
210
3,75
26
10
10
56
155
2,77
3
6
0
0
56
207
3,70
36
0
0
0
0
56
220
3,93
6
18
1
2
0
0
56
244
4,36
104
19
57
1
2
0
0
56
214
3,80
21
84
13
39
7
14
1
1
56
208
3,71
115
29
116
4
12
0
0
0
0
56
243
4,34
30
19
76
13
39
12
24
6
6
56
175
3,13
Rata-Rata
Pada Tabel 9 dapat dilihat indikatornya kepercayaan dengan skor rata-rata dari masing-masing sub indikator yang diteliti. Skor rata-rata yang diperoleh pada aspek kepercayaan dalam budaya organisasi adalah 3,73. Berarti perolehan skor rata-rata ini berada pada kategori baik. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa dari kedua sub indikator yang diteliti yakni pengakuan dan integritas memperoleh nilai rata-rata baik. Hal ini berarti bahwa dalam budaya organisasi, pengakuan dan integritas pegawai dari pimpinan sudah baik. Pada tabel, skor tertingginya adalah 4,36 (baik) terdapat pada pernyataan “Pegawai memiliki dedikasi (semangat untuk berjuang demi
3,73
39
mencapai tujuan organisasi)”. Berarti integritas yang diberikan kepada pegawai sudah baik, namun perlu peningkatan lagi agar mendapat hasil yang sangat baik. Sedangkan skor terendah adalah 2,77 (cukup baik) pada pernyataan “Pimpinan selalu memberikan penguatan kepada pegawai yang berprestasi”. Untuk melihat lebih umum dapat dilihat rekapitulasi datanya pada Tabel 10 di bawah ini:
Tabel 10. Rekapitulasi Data Perilaku dalam Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya No
Indikator
1.
Kepercayaan
Sub. Indikator
Skor
1. Pengakuan
3,54
2. Integritas
3,89
Rata-Rata
3,72
5. Rekapitulasi Data Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya Rekapitulasi hasil pengolahan data tentang budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada Tabel 11.
40
Tabel 11. Rekapitulasi Data Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya No 1.
2.
3.
4.
Indikator Norma
Sub. Indikator 1. Kedisiplinan 2. Ketertiban Rata-Rata Sistem Nilai 1. Musyawarah 2. Gotong Royong 3. Tolong Menolong Rata-Rata Perilaku 1. Tindakan 2. Sikap Rata-Rata Kepercayaan 1. Pengakuan 2. Integritas Rata-Rata Rata-Rata Seluruhnya
Skor 3,43 3,44 3,43 3,80 2,84 3,04 3,23 3,58 3,91 3,75 3,60 3,87 3,73 3,53
Hasil pengolahan data tersebut menyatakan bahwa norma dalam budaya organisasi yang meliputi kedisiplinan dan ketertiban pegawai cukup baik (3,43). Sistem nilai dalam budaya organisasi yang meliputi musyawarah, gotong royong dan tolong menolong juga cukup baik (3,23). Dan perilaku dalam budaya organisasi yang meliputi tindakan dan sikap para pegawai baik (3,75), serta kepercayaan setiap pegawai dalam budaya organisasi juga baik (3,73). B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada uraian sebelumnya, maka budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya yang telah dideskripsikan pada bagian sebelumnya yang meliputi aspek norma, sistem nilai, perilaku dan kepercayaan. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi pada Dinas
41
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya sudah cukup baik dengan skor rata-rata keseluruhan yang diperoleh 3,53. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kantor memiliki budaya organisasi yang cukup baik dalam menjalankan aktifitas di dalam organisasi, namun masih ada pada bagian tertentu yang membutuhkan peningkatan atau perbaikan. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut: 1. Norma Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya Norma pada dasarnya adalah bagian dari kebudayaan, karena awal dari sebuah budaya itu sendiri adalah interaksi antara manusia pada kelompok tertentu yang nantinya akan menghasilkan sesuatu yang disebut norma. Sehingga kita akan menemukan definisi dari budaya itu seperti: budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi kegenerasi. Norma merupakan suatu
kesadaran dan sikap
luhur
yang
dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. Norma adalah ide tentang apa yang mestinya dilakukan dalam situasi sosial tertentu. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi kerena adanya sanksi. Dengan adanya norma, anggota organisasi mengetahui apa saja yang sudah dikerjakan pada masa lalu yang dinilai baik dan dapat dijadikan pedoman bertingkah laku di masa yang akan dating. Norma merupakan perwujudan dari nilai yang di dalamnya terdapat kaidah, aturan, patokan, atau kaidah pada suatu tindakan. Bagi yang melanggar akan mendapatkan sanksi baik sanksi moral hingga sanksi fisik.
42
Sanksi moral, misalnya dikucilkan dari pergaulan, digosipkan, dihina, dilecehkan, dimarahi, diusir dari komunitasnya, dan sebagainya. Sanksi fisik, misalnya perlakuan dari kelompok yang berupa menyakiti, memenjarakan, menyiksa, hingga membunuh, dan sebagainya. Menurut Elly M. Setiadi dan Usman Kolip (2011: 128), norma adalah aturan, sekaligus ukuran bagi kelakuan manusia. Ada dua pernyataan normatif, yakni sesuai dengan norma maka “wajib”, yang tidak sesuai dengan norma maka “wajib tidak” atau dilarang. Dengan demikian, pernyataan normatif itu selalu bersifat mutlak dalam arti sesuai atau tidak sesuai, salah atau benar. Norma ada dua macam, yaitu norma formal dan norma informal. Norma formal adalah peraturan tertulis yang disusun dalam bentuk undang-undang dasar, undang-undang, dan peraturan lainnya yang lebih konkret. Norma informal adalah peraturan yang berupa perintah, anjuran, dan larangan yang tertap terpelihara dan dilaksanakan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan karena keberdaannya dianggap memiliki manfaat bagi terciptanya ketertiban sosial. Hasil penelitian, norma pegawai dalam budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya dengan perolehan skor 3,43 dengan kategori cukup baik, yaitu dalam kedisiplinan dan ketertiban pegawai. Skor tertinggi pada norma terdapat pada sub indikator kedisiplinan dengan perolehan skor 4,16 yang berkategori baik. Ini menandakan bahwa kedisiplinan pegawai dalam organisasi tersebut
43
sudah baik, namun perlu peningkatan lagi. Karena organisasi yang baik akan menghasilkan tujuan yang sesuai dengan harapan setiap anggota dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, maka pegawai yang berada dalam organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya dinilai hampir semua yang disiplin dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Sedangkan skor terendah adalah 2,25 yang berkategori kurang baik terdapat pada pernyataan “mengikuti forum Annisa’ setiap hari jum’at”. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kegiatan Forum Annisa’ pada umumnya tidak diikuti oleh pegawai dan bahkan ada yang tidak mengikuti kegiatan tersebut sekalipun. Padahal, kegiatan forum Annisa’ itu sangat bermanfaat untuk pencerahan hati seseorang. Untuk itu seharusnya setiap pegawai yang ada pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya perlu mengikuti kegiatan forum Annisa’ yang diadakan oleh organisasi.
2. Sistem Nilai dalam Budaya Organisasi pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan yang bersumber pada bagian sistem nilai. Jadi, sistem nilai adalah apa yang diyakini bagi orang-orang dalam berperilaku di organisasi.
44
Menurut Elly M. Setiadi dan Usman Kolip (2011: 127), nilai budaya merupakan konsep abstrak mengenai masalah dasar dan bersifat umum, yang sangat penting serta bernilai bagi kehidupan masyarakat. Nilai budaya itu menjadi acuan tingkah laku sebagian besar anggota masyarakat atau organisasi yang bersangkutan berada dalam alam pikiran mereka dan sulit diterangkannya secara rasional. Nilai budaya bersifat langgeng, tidak mudah berubah atau diganti dengan nilai budaya lain. Nilai budaya pada sebuah
organisasi,
misalnya
tolong
menolong,
gotong
royong,
musyawarah, dan sebagainya. Pada indikator sistem nilai ini terdapat beberapa sub indikator, yaitu musyawarah, gotong royong dan tolong menolong. Musyawarah adalah suatu sistem pengambilan keputusan yang melibatkan banyak orang dengan mengakomodasi semua kepentingan sehingga tercipta satu keputusan yang disepakati bersama dan dapat dijalankan oleh seluruh peserta yang mengikuti musyawarah tersebut. Musyawarah menjadi salah satu budaya organisasi yang harus tetap dilaksanakan dan dikembangkan oleh warga organisasi. Setiap orang harus saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain ketika musyawarah dijalankan. Cara ini memiliki tujuan untuk memperoleh kesepakatan supaya keputusan dapat diterima dan dijalankan dengan rasa tanggung jawab oleh warga organisasi. Gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat
45
berjalan dengan lancar, mudah dan ringan. Sikap gotong royong harus dimiliki oleh seluruh warga organisasi, karena dengan adanya kesadaran setiap warga organisasi melakukan setiap kegiatan dengan cara bergotong royong pekerjaan akan terasa lebih mudah. Dengan demikian, segala sesuatu yang akan dikerjakan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan. Dengan adanya kesadaran setiap warga organisasi dalam menerapkan perilaku gotong royong maka hubungan persaudaraan atau silaturahmi akan semakin erat. Sedangkan tolong menolong adalah termasuk persoalan-persoalan yang penting dilaksanakan oleh seluruh warga organisasi secara bergantian. Sebab, tidak mungkin seseorang itu akan dapat hidup sendiri tanpa menggunakan cara pertukaran kepentingan dan kemanfaatan. Hasil penelitian sistem nilai dalam budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya telah dilaksanakan dengan perolehan skor 3,23 dengan kategori cukup baik. Tidak semua pegawai yang ikut dalam musyawarah untuk memecahkan dan mencari jalan keluar suatu permasalahan yang sedang dihadapi oleh organisasi, maupun gotong royong dan tolong menolong. Pada aspek sistem nilai, skor tertinggi terdapat pada sub indikator musyawarah yaitu 4,09 berkategori baik. Ini menandakan bahwa pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya pada umumnya sudah mengikuti musyawarah yang dilaksanakan oleh organisasi. Namun, hal ini masih perlu ditingkatkan lagi supaya menjadi
46
lebih baik dengan cara setiap pegawai yang ada di organisasi mengikuti musyawarah yang diadakan oleh organisasi. Sedangkan skor terendah terdapat pada sub indikator tolong menolong dengan skor rata-rata 1,98 berkategori kurang baik. Hal ini menandakan tolong menolong antar sesama dalam organisasi masih kurang baik, sehingga harus lebih ditingkatkan lagi. Tolong menolong dalam sebuah organisasi sangat diperlukan karena setiap pekerjaan yang ada dalam organisasi yang bersangkutan adalah tanggungjawab setiap pegawai. Oleh karena itu, setiap pegawai harus tolong menolong apabila ada rekan kerjanya yang kesulitan dalam penyelesaian tugas atau pekerjaannya. Skor terendah pada penelitian yang dilihat dari sistem nilai adalah 1,98 berkategori kurang baik terdapat pada pernyataan “pegawai berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk panti asuhan”. Seharusnya setiap orang yang berada dalam sebuah organisasi harus berpartisipasi dalam
penggalangan
dana
untuk
panti
asuhan,
karena
dengan
mengumpulkan dana dapat membantu dan meringankan beban orangorang yang tidak mempunyai keluarga lagi.
3. Perilaku dalam Budaya Organisasi pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya Dalam sebuah organisasi, perilaku manusia sangat menentukan berhasil tidaknya organisasi itu mencapai tujuannya. Menurut Maharuddin Pangewa (2004: 14), Perilaku mencakup semua aspek yang berhubungan dengan tindakan manusia yang tergabung dalam suatu organisasi atau
47
kelompok kerjasama, yaitu aspek pengaruh organisasi terhadap manusia dan sebaliknya pengaruh manusia itu sendiri terhadap organisasi. Perilaku terdiri dari dua macam yaitu perilaku positif dan perilaku negatif. Perilaku positif adalah perilaku yang apabila dikembangkan secara tepat akan mempunyai dampak
yang
amat
baik terhadap
organisasi
yang
bersangkutan. Sedangkan perilaku negatif adalah perilaku yang apabila dibiarkan berkembang akan mempunyai pengaruh buruk terhadap organisasi. Pada indikator perilaku ini terdapat beberapa sub indikator, yaitu tindakan dan sikap. Tindakan itu adalah sesuatu yang dilakukan. Sedangkan
sikap
adalah mekanisme
mental
yang
mengevaluasi,
membentuk pandangan, mewarnai perasaan dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku individu terhadap manusia lainnya atau sesuatu yang sedang dihadapi oleh individu, bahkan terhadap diri individu itu sendiri. Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsangan. Sikap yang timbul tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang sedang dihadapi tetapi juga ada kaitannya dengan pengalaman-pengalaman masa lalu, oleh situasi di saat sekarang, dan oleh harapan-harapan untuk masa yang akan datang. Sikap terdiri dari sua macam, yaitu sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif adalah
seseorang
cenderung
mendekati sesuatu
apabila
hal
itu
menguntungkan baginya. Sedangkan sikap negatif adalah seseorang
48
cenderung
untuk
menjauhi
sesuatu
karena
itu
dianggap
tidak
menguntungkan. Sikap merupakan suatu kondisi internal yang terdapat dalam jiwa seseorang atau kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak objek sosial. Dengan kata lain sikap merupakan suatu proses kejiwaan yang berada dalam diri seseorang, dan dapat tercermin dalam tingkah laku oleh seseorang. Hasil penelitian, dalam budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya dilihat deari perilaku pegawai diperoleh skor 3,75 dengan kategori baik. Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya bisa dikatakan berperilaku baik dilihat dari tindakan dan sikap para pegawai dalam menyelesaikan dan menjalankan pekerjaanya masing-masing untuk mendapatkan hasil dan tujuan yang diharapkan. Skor terendah dalam penelitian ini adalah 3,13 berkategori cukup baik dengan pernyataan “menjadi panutan bagi pegawai yang lain”. Sedangkan skor yang tertinggi terdapat pada pernyataan “Pegawai melakukan setiap pekerjaan secara efektif”. Ini menandakan bahwa pada umumnya pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya sudah bekerja dengan baik.
49
4. Kepercayaan dalam Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya Menurut Morgan dan Hunt (1994), kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang-orang yang dipercaya. Kepercayaan dalam sebuah organisasi sangat diperlukan, karena kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan dan keyakinan akan kebenaran. Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia pada saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Keyakinan seseorang tidak selalu benar atau keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran. Jika keyakinan tidak ada maka keraguan akan muncul, dan kesalahan akan sering kali menghalangi. Pada indikator kepercayaan ini terdapat sub indikator pengakuan dan integritas. Pengakuan adalah suatu tindakan untuk mengakui adanya sesuatu kebenaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki
potensi
dan
kemampuan
yang
memancarkan
kewibawaan dan kejujuran. Integritas ini dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pimpinan namun juga yang dipimpin. Integritas sebagai pemimpin dapat membawa yang dipimpin menjadi lebih baik. Hasil penelitian, dalam budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasrayadilihat dari kepercayaan diperoleh data 3,73 dengan kategori baik. Kepercayaan yang didapat oleh para pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
50
Dharmasraya bisa dikatakan baik dilihat dari pengakuan dan integritas yang diberikan kepada pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya masing-masing untuk mendapatkan hasil dan tujuan yang diharapkan. Skor terendah pada aspek ini terdapat pada pernyataan “memberikan penguatan kepada pegawai yang berprestasi”. Ini menandakan bahwa pimpinan
Dinas
Pendidikan
Pemuda
dan
Olahraga
Kabupaten
Dharmasraya kurang memberikan penguatan kepada para pegawainya baik itu pegawai yang berprestasi maupun yang tidak.
5. Hasil Keseluruhan dari Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya Budaya organisasi sangatlah penting bagi setiap orang dalam memahami
kebudayaan
organisasi.
Budaya
organisasi
dapat
mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi patokan dalam setiap pengembangan dan kebijakan yang diambil dalam organisasi. Hal ini terkait dengan bagaimana budaya itu mempengaruhi organisasi dan bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh organisasi. Budaya organisasi mengacu pada hubungan yang unik dari norma-norma, nilainilai, kepercayaan dan cara berperilaku yang menjadi ciri bagaimana kelompok dan individu dalam menyelesaikan sesuatu. Dari hasil pengolahan data menyatakan bahwa Budaya Organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya cukup baik. Perolehan skor dari hasil penelitian adalah norma dalam budaya organisasi berkategori cukup baik (3,43), dan sistem nilai dalam
51
budaya organisasi (3,23), serta perilaku dalam budaya organisasi (3,75), dan kepercayaan berkategori baik (3,73). Maka dari keseluruhan data yang diperoleh dari penelitian, mendapat skor 3,53 yang berkategori cukup baik. Dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya sudah cukup baik. Ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa norma dan sistem nilai dalam budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya sudah cukup baik. Sedangkan kalau dilihat dari aspek perilaku dan kepercayaan dalam budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya sudah baik. Namun perlu peningkatan supaya menjadi lebih baik lagi dengan cara meningkatkan norma, sistem nilai, perilaku dan kepercayaan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, mengenai budaya organisasi pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Budaya organisasi pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya ditinjau dari norma sudah cukup baik dengan skor rata-rata sebesar 3,43.
2.
Budaya organisasi pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya ditinjau dari sistem nilai juga sudah cukup baik dengan skor rata-rata sebesar 3,23.
3.
Budaya organisasi pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya ditinjau dari perilaku sudah baik dengan skor rata-rata sebesar 3,75.
4.
Budaya organisasi pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya ditinjau dari kepercayaan juga sudah baik dengan skor rata-rata sebesar 3,73.
5.
Hasil keseluruhan dari budaya organisasi pada Kantor Dinas Penedidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya sudah cukup baik. Hal ini dilihat dari skor rata-rata 3,53.
52
53
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil penelitian budaya organisasi pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya berapa pada kategori cukup baik. Untuk itu, Budaya Organisasi perlu ditingkatkan lagi agar menjadi lebih baik terutama pada aspek sistem nilai.
2.
Bagi kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya diharapkan untuk dapat menerapkan budaya organisasi yang lebih baik demi meningkatkan kinerja pegawai dalam menjalankan tugasnya.
3.
Bagi pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan tugasnya dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hasri, Salfen. 2004. Manajemen Pendidikan: Pendekatan Nilai dan Budaya Organisasi. Makassar: Yayasan Pendidikan Makassar Kreitner, Robert & Angelo Kinicki. 2003. Perilaku Organisasi. Terjemahan Erly Saundy. Jakarta: Salemba Empat Nana, Sudjana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Ndraha, Taliziduhu. 1997. Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Pace, R. Wayne & Don F. Faules. 2001. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Terjemahan: Deddy Mulyana, MA, Ph.D. Bandung: Remaja Rosda Karya Pangewa, Maharuddin. 2004. Perilaku Keorganisasian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Rees, David & McBain, Richard. 2007. People Management: Teory and Strategy (Tantangan dan Peluang). Alih bahasa oleh Sukono. Jakarta: Kencana Robbins, Stephen P. 1995. Teori Organisasi, Struktur, Desain, dan Aplikasi. Jakarta: Arcan Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta: Prenhallindo Sagala, Syaiful. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sarwono, Sarlito Wirawan. 1991. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Setiadi, Elly M. & Kolip, Usman. 2011. Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Suharsimi, Arikunto. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sweeney, Paul D. & Dean B. McFarlin. 2002. Organizational Behavior: Solutionsfor Management. McGraw-Hill, Internationaledition Wibowo. 2010. Budaya Organisasi (Sebuah Kebutuhan untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
BUDAYA ORGANISASI PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA
Variabel
Sub. Variabel 1. Norma
2. Sistem Nilai
Indikator
Item
1.1 Kedisiplinan
1–5
1.2 Ketertiban
6 – 10
2.1 Musyawarah
11 – 15
2.2 Gotong Royong
16 – 20
2.3 Tolong Menolong
21 – 25
3.1 Tindakan
26 – 30
3.2 Sikap
31 – 35
4.1 Pengakuan
36 – 40
4.2 Integritas
40 – 45
Budaya Organisasi 3. Perilaku
4. Kepercayaan
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan hormat, terlebih dahulu saya mendo’akan semoga Bapak/Ibu selalu dalam keadaan sehat wal’afiat dan sukses dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Amin…. Kiranya dalam kesibukan Bapak/Ibu melaksanakan tugas sehari-hari bersedia meluangkan waktu untuk dapat mengisi angket ini. Angket yang saya berikan kepada Bapak/Ibu bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang “Budaya Organisasi Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dharmasraya” yang nantinya akan digunakan untuk menyusun Skripsi. Data dan informasi yang diperoleh semata-mata untuk mengetahui budaya organisasi pegawai dinas pendidikan pemuda dan olahraga
kabupaten
Dharmasraya dan tidak ada maksud lain yang dapat merugikan Bapak/Ibu.olehy karena itu, sudilah kiranya Bapak/Ibu memberikan informasi sesuai dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Selanjutnya data dan informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya. Demikianlah harapan saya, atas kesediaan dan bantuan yang Bapak/Ibu berikan terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
NENDEIA HESTIKA 01056/2008
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Angket yang dibuat dalam bentuk pernyataan, masing-masing pernyataan disediakan pilihan jawaban. Pilihan jawaban tersebut dalam bentuk: Sangat Sering (SS)
: Bila pernyataan diantara 90-100%
Sering (SR)
: Bila pernyataan diantara 80-89%
Kadang-Kadang (KD)
: Bila pernyataan diantara 70-79%
Jarang (JR)
: Bila pernyataan diantara 60-69%
Tidak Pernah (TP)
: Bila pernyataan < dari 60%
Kepada Bapak/Ibu diminta untuk memilih salah satu jawaban yang dianggap cocok, dengan memberi tanda check list (√) pada kolom yang disediakan.
Contoh:
Jawaban No
Pernyataan SS
1.
Pimpinan menghargai pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai
√
SR
KD
JR
TP
ANGKET PENELITIAN BUDAYA ORGANISASI PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA Budaya Organisasi No
Pernyataan
1. 2.
Pegawai datang ke kantor tepat waktu Pegawai menyelesaikan pekerjaan tepat waktu Pimpinan memeriksa absensi/ kehadiran pegawai secara berkala Pimpinan memberikan sanksi apabila saya terlambat masuk kantor berdasarkan sanksi yang telah disepakati Pimpinan memberikan sanksi yang tegas apabila pegawai melanggar peraturan yang telah ditetapkan dalam melaksanakan tugas Pegawai mentaati tata tertib kantor yang ada Pegawai mengikuti rapat dengan serius Saya tidak mengganggu rekan kerja yang sedang bekerja Saya tidak mengerjakan pekerjaan pribadi saat jam kerja Pegawai wanita mengikuti kegiatan Forum Annisa’ setiap hari jum’at Pimpinan mengadakan rapat kerja secara resmi untuk membicarakan masalah yang dihadapi Pegawai menerima hasil rapat yang telah disepakati Pegawai menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan hasil rapat Pimpinan mengadakan pertemuan dengan pegawai apabila menyusun rencana pengembangan kantor Pimpinan memberikan pegarahan kepada pegawai dalam penyelesaian pekerjaan
3. 4.
5.
6. 7. 8. 9. 10. 11.
12. 13. 14.
15.
SL 5
SR 4
KD 3
JR 2
TP 1
16. 17. 18. 19. 20.
21. 22.
23.
24.
25. 26.
27.
28. 29. 30.
31. 32. 33.
Pegawai mengikuti kegiatan sosial yang diadakan oleh organisasi Pegawai membersihkan kantor secara bersama-sama Pegawai ikut serta dalam bakti sosial dengan masyarakat Pegawai meningkatkan pelayanan secara bersama Pegawai ikut serta dalam melakukan kunjungan sosial kesekolah-sekolah terpencil Pegawai berpartisipasi untuk korban bencana alam Pegawai ikut serta dalam memberikan bantuan kepada anak-anak yang kurang mampu yang diwadahi oleh LAZ (Lembaga Amil Zakat) Saya membantu rekan kerja yang kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan Saya membantu menyelesaikan pekerjaan rekan kerja yang sedang sakit Pegawai berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk panti asuhan Pimpinan bertindak adil dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan Pimpinan bertindak tegas dalam segala sesuatu yang menyangkut pekerjaan Saya menjadi panutan bagi pegawai yang lain Saya konsisten untuk terus menjadi panutan Pegawai bertindak cepat tanpa diperintah pimpinan apabila ada pekerjaan yang mendesak untuk dikerjakan Pegawai melakukan setiap pekerjaan secara efektif Pegawai menjadikan disiplin sebagai pedoman dalam menyelesaikan tugas Pegawai mengerjakan tugas dengan memprioritaskan hasil
34. 35. 36. 37. 38.
39.
40.
41.
42. 43. 44. 45.
Pegawai melakukan antisipasi berupa ide dalam menyelesaikan pekerjaan Pegawai kerja lembur untuk kepentingan organisasi Pimpinan menghargai kewenangan saya dalam melaksanakan tugas. Pimpinan menghargai hasil kerja pegawai apapun adanya Pimpinan selalu memberikan penguatan kepada pegawai yang berprestasi Pegawai diberi kebebasan untuk mengembangkan inovasi dalam pelaksanaan tugas Pegawai diberi kewenangan untuk menentukan cara penyelesaian masalah dengan tepat Pegawai memiliki dedikasi (semangat untuk berjuang demi mencapai tujuan organisasi) Tindakan para pegawai mencerminkan kehormatan organisasi Tingkah laku pegawai menjaga nama baik organisasi Pegawai berjuang dengan maksimal untuk nama baik organisasi Pegawai mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A. Uji Validitas dengan Rumus Spearman Uji validitas angket dengan rumus tata jenjang Spearman, Umar (1998 : 262) seperti dibawah ini: rho xy
= 1-
6 D2 N ( N 2 1)
Dimana ∑D
: jumlah beda (rank total – rank total maksimal)
N
: jumlah sampel
rho xy
: validitas yang dicari
Tabel Bantu Penggunaan Rumus Untuk Validitas Angket Budaya Organisasi Pegawai Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Responden A B C D E F G H I J
Skor Max 45 100 75 30 15 85 0 0 50 20 Total
Total 191 288 265 214 148 260 102 98 229 153
Rank Skor Max 5 1 3 6 8 2 9 10 4 7 55
Rank Total 6 1 2 5 8 3 9 10 4 7 55
D
D2
-1 0 1 1 0 -1 0 0 0 0
1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 4
Uji validitas angket dengan menggunakan rumus korelasi tata jenjang sebagai berikut:
6 ∑ D2 rho xy = 1 – ———— N (N2 – 1) 6 (4) = 1 – ———— 10 (102 – 1) 24 = 1 – ——— 990 = 1 – 0,024 = 0,976
Dari hasil di atas didapatkan rho
= 0,976 dan rho tabel taraf
kepercayaan 95% dengan N = 10 adalah 0,648. Jadi r
hitung
>r
tabel
(0,976 >
0,648). Ini menandakan bahwa angket penelitian adalah valid. B. Uji Reliabilitas Angket dengan Rumus Alpha Uji reliabilitas angket dengan rumus Alpha, Arikunto (2006 : 196) yaitu: 2 k i r11 1 2 t k 1
Dimana: r 11
= reliabilitas yang dicari 2
i = jumlah varian butir
2t
= varian total
k
= banyak butir
1. Langkah pertama mencari varians masing-masing item, Arikunto (1997 : 107), yaitu:
Contoh mencari item nomor 1: 1)
(∑X)2 ∑ X ― ——— N = ——————— N (40)2 168 ― ——— 10 = ——————— 10 2
σ2
168 ― 160 = —————— 10 8 = —— 10 = 0,8
2. Langkah kedua, menjumlahkan hasil varians semua item (∑σ2i). Rumus (∑σ2i) = σ1+ σ2+ σ3…+ σ45 ∑σ2i
=
0,80+0,61+0,80+0,81+0,84+0,81+1,24+0,96+1,76+1,64+0,76+ 0,61+1,36+1,44+1,36+1,81+0,96+1,49+1,25+1,01+1,05+1,01+ 0,96+0,85+0,84+0,84+0,96+0,69+0,96+0,56+0,89+0,69+0,84+ 0,96+0,96+0,96+0,96+0,84+0,96+0,89+0,84+0,80+0,24+0,85+ 0,96= 43,68
3. Langkah ketiga, menggunakan rumus Varians Total (σ2t) Contoh mencari item: (∑Xt)2 ∑ Xt 2 ― ——— N σ2t = ——————— N (1528)2 244668 ― ——— 10 = ——————— 10 244668 ― 233478,4 = ———————— 10 11189,6 = ——— 10 = 1118,96
4. Langkah keempat, menggunakan rumus Alpha n rn = [ ——— ] n–1
∑σ2i [ 1 ― ——— ] σ2t
45 = [ ——— ] 45 – 1
43,68 [ 1 ― ——— ] 1118,96
= [ 1,023 ]
[ 1 ― 0,039 ]
= [ 1,023 ]
[ 0,961 ]
= 0,983
Jadi dari hasil perhitungan reliabilitas di atas dapat diperoleh rhitung = 0,983, sedangkan rtabel dengan N = 10 pada taraf kepercayaan 95% adalah 0,632. Jadi rhitung > rtabel (0,983 > 0,632). Ini menandakan angket penelitian ini reliabel.