BU TOKCER Buka Toko Cepat Rame
Formula Sukses, Usaha Jadi Tren
Materi dalam Ebook ini adalah panduan untuk calon pengusaha yang ingin memulai bisnisnya dengan lompatan jauh.
Pentingnya Mempunyai Formula Bu TokCer
Sungguh tidak adil jika formula untuk menjadi tren Cuma bisa dilakukan oleh orang berduit saja. Yang menarik adalah “Gimana caranya pakai anggaran minimum, hasilnya bisa maksimum?” Panduan ini fokus pada produk secara umum, dibandingkan jasa. Tetapi bukan berarti bisnis jasa tidak cocok menggunakan buku ini, banyak sekali ilmu yang bisa diambil dari ebook ini untuk bisnis jasa. Frase ‘Low Budget’ merupakan kata kunci dalam ebook ini. Jadi, panduan ini menekankan Pada Promosi dengan modal yang minim. Sangat cocok untuk mereka yang tidak mempunyai dana promosi yang besar. Panduan pada ebook ini bukanlah berupa teori semata, semuanya adalah materi praktek yang langsung dapat Anda lakukan pada usaha yang sedang Anda geluti.
Inilah..
5 Formula Bu TokCeR 1 . TAMPOL (Target Market Potensial) 2 . Produk Idola 3 . Jatuh Cinta Pada Kemasan Pertama 4 . Merek yang Beken 5 . D-istri-busi
1 . TAMPOL (Target Market Potensial)
Mencari Target Market yang Potensial Sebelum saya membahas soal cara mencari target pasar yang potensial, ada baiknya kita samakan persepsi tentang Target Market Potensial. Target Market Potensial (TAMPOL) adalah: pasar yang permintaan terhadap produk tersebut sudah ada, tapi pemain/kompetitor belum banyak. Produk bisa jadi adalah varian yang baru, namun bukan suatu produk yang asing, sehingga calon konsumen sudah mengerti bahkan mencari-cari. Istimewanya TAMPOL ini adalah memiliki produk baru yang sudah dikenal oleh masyarakat tetapi masih menjadi idola. Jadi segala upaya pemperkenalkan ke masyarakat tidak menyedot banyak biaya.
Apa saja yang bisa di-TAMPOL? Berikut ada beberapa kondisi yang bisa dikategorikan sebagai TAMPOL. Baca dengan seksama dan catat produk-produk yang terpikirkan oleh Anda. Tuliskan segala ide yang muncul pada catatan Anda. 1. Produk berkualitas tetpai gagal tren. Biasanya produk ini salah kemasan, salah target pasar, salah promosi, salah merek, dll. 2. Produk yang berhasil jadi tren, namun tidak bertahan lama. Tinggal di-repackage agar kembali tren. 3. Produk baru, merupakan inovasi dan solusi dari masalah yang ada. Solusi masalah yang diberikan belum pernah dilakukan orang lain sebelumnya, sehingga menjadi idola dengan cepat dan dianggap sebagai pionir Contohnya power bank, solusi bagi kebutuhan penggunaan smartphone yang kian mendarah daging.
4. Produk yang sudah umum dikonsumsi sebagai komoditas. Diberikan “nafas” agar kembali hidup dan menjadi tren. Seperti Tao Kae Noi, berhasil membuat tren camilan rumput laut di Thailand dan kini menjadi tren yang mendunia.
5. Produk gagal yang akhirnya mempunyai potensi tren. Tahukan Anda, brownies adalah produk gagal karena lupa memasukkan baking soda pada bahan baku kue. Namun kue jenis ini langsung laris manis setelah dipromosikan sebagai kue varian baru. Itulah yang dimaksud dengan re-positioning. 6. Produk yang banyak dicari dipasaran, tetapi sulit untuk ditemui karena keterbatasan jarak/ waktu. Produk-produk semacam ini biasanya adalah efek dari promosi yang terlalu berlebihan, namun distribusi dan prodiksinya tidak merata. Situasi ini dapat Anda manfaatkan untuk masuk dan merebut pasar. Anda dapat menciptakan produk pengganti yang serupa. 7. Produk banyak permintaan, banyak suplai, namun ada kemungkinan diferensiasi. Seperti mukena, 10 tahun terakhir sudah banyak sekali model, warna dan jenis bahannya. Pemainnya memang sanyat banyak, namun dengan banyak celah membuat diferensiasi dan mengentrenkannya.
8. Produk pelengkap yang sedang tren. Maraknya pemutar musik digital, pasti membutuhkan headphone. Beats yang tak memiliki pabrik sendiri, hanya dalam waktu 2 tahun sejak pendirian perusahaan (2010 – 2012) meraup uang sebesar $ 309 juta dari penjualan 50,1% sahamnya ke HTC. Headphone Beats bukan sekedar fungsi, tapi sebagai asesoris gengsi kawula muda, meski saat tak mendengarkan musik.
9. Produk yang sedang tren di wilayah/ Negara lain, namun belum tren di wilayah Anda. Produk yang sedang tren di Jakarta, lalu dibawa dan dipasarkan di daerah Indonesia Timur. Anda juga bisa membawa tren dari negara luar. Asalkan tetap disesuaikan dengan minat dan budaya setempat. Cara yang paling mudah untuk menemukan tren jenis ii adalah dengan membaca majalah-majalah luar negeri
yang berhubungan dengan produk yang Anda jual. Saat ini info semacam ini dapat diakses melaui internet. 10. Produk sudah menjadi tren, hanya saja konsumennya terbatas, karena masalah harga. Produk semacam ini mudah untuk diciptakan, karena memang sudah ada yang membuka pasarnya. Tinggal Anda membuat produknya mudah untuk dijangkau oleh kalangan mayoritas. Tinggal dibuat kelas menengah ke bawahnya saja . 11. Gabungkan 2 atau lebih produk sehingga menjadi produk baru yang sangat unik. Inovasi ini perlu dilakukan trial terlebih dahulu untuk mengetes karena produk belum tentu bisa diterima oleh pasar. Contoh inovasi yang sudah berhasil dilakukan oleh Richeese Factory, menggabungkan fried chicken ala KFC dengan tren pedas ber-level ala Maicih.
Itulah kodisi-kondisi produk yang bisa di-Tampol. Produk yang telah disebutkan di atas mempunyai ‘cacat’ yang dapat Anda perbaiki nantinya (menggunakan 6 formula lainnya). Intinya tidak harus produk baru, nyontek dikit juga gak apa-apa, asal konsumen tetap menganggap produk Anda adalah produk baru bagi mereka
2 . Produk Idola
Apa itu Produk Idola? Produk Idola adalah produk yang membuat orang ingin mengkonsumsinya secara terus-menerus, seperti orang yang kecanduan.
Inti dari produk Idola adalah KEPUASAN PELANGGAN yang melebihi dari ekspektasi konsumen. Produk idola menjamin Repeat Order sehingga kesan yang sudah dibangun di awal tidak sia-sia dan brand image sebagai produk yang dicari.
Cara Menguji Produk Idola 1. Carilah perkumpulan atau komunitas target pasar yang anggotanya adalah kriteria bidikan Anda. Misal: Target pasar mahasiswa, 17-24 th, suka fashion, mengutamakan kualitas. Komunitas yang cocok misalnya himpunan mahasiswa atau ekstra kulikuler di kampus.
2. Beri diskon besar atau sampel gratis, dan yang paling penting Jangan Minta Testimoni. Testimoni adalah sarana untuk memperkuat penjualan dan bukan untuk riset pasar. Disarankan untuk membiarkan konsumen mengkonsumsinya secara ‘alami’ sehingga feedback yang didapatkan juga menggambarkan kualitas produk yang sebenarnya. 3. Pantau produk anda, apakah terus-terusan diambil? Jika iya, pastikan konsumen mengambil bukan karena kelaparan, tetapi karena memang ingin mengkonsumsinya. Sebagai patokan pastikan 80% orang yang mencobanya terus-terusan mengambil lagi. Dan sekali lagi, Jangan Ditanya/ Minta Testimoni, biarkan mereka memberikan feedback secara sukarela. 4. Kalau ternyata tidak dikonsumsi berulang, baru Anda minta kritik tentang kekurangan produk Anda. Mintalah kritik yang Pedas sehingga bisa dijadikan pecutan untuk membangun produk Anda. 5. Perbaiki produk Anda dan Uji Ulang.
NB: berikan alternatif kemasan/bentuk dengan konten yang sama. Mana yang diambil? Jika memungkinkan, Anda mengamati di sekitar situ, tapi jangan melakukan intervensi seperti menawarkan. Harus alami..! Lebih bagus lagi jika bersanding dengan kompetitor Anda, baru dapat kondisi asli di pasaran. Lebih baik Anda sakit-sakitan dengan hasil Uji Produk daripada sakit di medan tempur yang sesungguhnya.
3. Jatuh Cinta pada Kemasan Pertama
Cantik luar dalam Di formula sebelumnya kita mempelajari cara mendapatkan produk yang kualitasnya menjadi ‘Idola’ para konsumen. Namun apakah kualitas produk saja sudah cukup? Bukankah terbukti bahwa kita mau mencoba sesuatu yang baru, karena melihat luarnya yang cantik dahulu? Tampilan visual ‘luar’ ini lah yang biasanya disebut dengan kemasan. Begitu juga untuk produk yang tidak dibungkus, tampilan produknya juga harus cantik. Bayangin aja, gimana mau jadi idola, nyicip aja ga mau, gara-gara bentuknya ga menarik Kemasan membuat orang tertarik untuk mencoba. Sedangkan kualitas membuat orang lain ingin ‘nambah’ lagi. Oleh karena itu formula di Bab sebelumnya (produk Idola), penting untuk dilakukan terlebih dahulu.
Gambar diatas adalah hasil pencarian kata kunci “kemasan kreatif” di google. Banyak ide yang bisa kita tiru di internet, jika memungkinkan Anda juga bisa menggunakan ide yang orisinil dari Anda sendiri.
Dan gambar diatas adalah hasil pencarian kata kunci “kios kreatif” di Google. Tinggal mengasah kreatifitas kita agar produk anda menjadi pusat perhatian dan membuat penasaran calon konsumen.
4. Merek yang Beken
Nama adalah Kunci untuk Mengingat Membuat sebuah nama brand yang bagus itu sangat penting. Nama brand atau merek adalah investasi awal yang sangat menentukan keberhasilan sebuah produk. Selain kualitas produk (konten) yang bagus, nama brand adalah kunci awalnya.
Begini, berapa banyak yang mampu membuat pizza lebih baik dan lebih enak dari Pizza Hut? Banyak. Tapi, silahkan lakukan survey sederhana, jika menyebut pizza, apa yang langsung terasisiasi dengannya? Pasti banyak yg bilang “PIZZA HUT”!! Oke, berikut ini, inilah 5 aturan atau jurus yang membuat nama brand atau merek anda seperti memiliki ruh yang nancep dan nempel dengan baik di ingatan orang-orang.
1. Sesuai Target Pasarnya Sesuaikan nama brand anda pasar yang anda bidik. Cari tau siapa mereka dan apa yang mereka sukai. Misalnya, jika Anda ingin bikin
salon dengan target: Perempuan Muda, Feminim, Fashion Trendy, Mid-Class. Kira kira manakah nama salon yang paling cocok untuk itu: Salon JOKO, Salon LISA, atau Salon Angelina?
2. Terasosiasi oleh Differensiasi Ini artinya adalah ketika mendengar merek anda, orang langsung ‘ngeh’ tentang perbedaan dan sesuatu yang spesial dari produk Anda. Contohnya: “Oseng Mercon”, ini terasosiasi dengan pedas yang wuiihhh, meledak!!! Atau “Kaos Emas” orang akan terasosiasi dengan kaos hitam bertinta emas.
3. Usahakan hindari Singkatan Konsonan Selain sukar diingat, singkatan konsonan juga sukar terasosiasi oleh produknya. “Yuk kita ke toko bunga DMC…!” Ternyata setelah sampai di sana berjejer toko bunga DCM, MDC, CMD….aduh..pusing deh. mana yang bener nih? Lalu bagaimana dengan HSBC, BCA? Nama singkatan HSBC dan BCA itu dibuat setelah bank tersebut terkenal dan besar. Dulunya tidak. Lagi pula, bisnisnya memang unik, produk yang tidak mudah ditiru oleh orang banyak. Berapa banyak sih yang punya kesempatan mendirikan bang semacam itu?
3a. Hindari Juga ANGKA Hampir sama dengan singkatan konsonan, angka lebih sulit diingat dan juga tidak terasosiasi dengan produknya. Bakpia Patok
75,25,625,65: yang mana nih yang jadi pionir? Lha, Es Teler77 kok tetap nomor 1 ya? Iya, karena dia tidak punya saingan yang setara.
4. Bikin Aneh atau Nyeleneh! Kalau saya sebut suatu produk seperti ‘rawon’; apa yang langsung ada dibenak anda? Yup betul: “Rawon Setan!”. Meskipun Anda belum pernah tau di mana dan belum pernah mencicipinya, tapi namanya sudah kemana-mana karena nyeleneh dan aneh. Seperti juga “Soto Gebrak” yang sangat menarik karena ada ritual menggebrak meja sebelum disajikan. Tidak harus sesuatu yang berkonotasi negatif lho yang disebut nyeleneh itu. Bisa saja Anda bikin atau buka warung “Rawon Malaikat” disebelah rawon setan. Kemudian bikin tag line besar “Pilih Surga apa Neraka?” Hehehehehe…..laris tuh.
5. Mudah Diucap atau Diingat Coba deh baca 10 kali dengan cepat: cengkirengcengcongrikker <—– saya jamin keriting deh lidahnya…hahahaha. Mudah diingat itu dapat berupa nama brand yang terdiri dari 2 sampai 4 suku kata yang tidak bertabrakan 2-3 konsonan bersamaan. KaosEmas lebih baik dari pada KaoSSPort < meski sama-sama 4 suku kata, tapi pada “Kaossport” ada SSP ini konsonan berurutan. Contoh baik: Nike, Adidas, Nokia dsb.
“MEREK YANG UNIK MEMBUAT ORANG PENASARAN UNTUK MEMBELI, DAN KONTEN PRODUK YG NGANGENI MEMBUAT ORANG AKAN KEMBALI LAGI…” Oke, selamat berkreasi membuat nama brand yang mudah untuk NGETOP! Tulisan bab ini disadur dari buku Jaya Setiabudi: “Kitab Anti bangkrut”
5 . D - istri - busi
Distribusi itu kuncinya Saya sengaja membuat judul bab ini dengan memisahkan kelompok huruf dari kata ‘distribusi’ menjadi d-istri-busi. Karena mengelola distribusi itu kurang lebih sama dengan mengurus istri. Kalau tidak Anda sayangi dan Anda urus dengan baik, dia akan ngambek dan menyusahkan diri Anda sendiri . Begitu juga dengan distribusi.. Proses distribusi merupakan hal vital, dan bab ini akan membahasnya. Saat anda sudah menemukan pasar potensial, mempunyai produk idola, membuat kemasan menarik, dan memiliki merk yang beken, tinggal selanjutnya memikirkan cara distribusinya.
Distribusi bukan hanya sekedar memindahkan barang/ jasa ke konsumen. Secara konvensional, distribusi yang terjadi adalah perpindahan dari produsen (pabrik/ pembuat), diteruskan ke distributor, lalu produk-produk ini dipecah ke beberapa pengecer, baru setelah itu disalurkan ke konsumennya. Saya akan membahas lebih dari proses diatas. Distribusi yang saya maksud adalah bagaimana”cara” mengantarkan produknya.
Beberapa diantaranya adalah: franchise, direct selling, multi level marketing, tele sales, online sales, reseller,dropship, affiliate, dll. Beberapa atau seluruhnya pernah Anda dengar. Bila ada yang belum Anda ketahui silahkan cari penjelasannya di Google Dari bermacam saluran distribusi diatas, ada 5 distribusi yang sudah terbukti menjadi senjata ampuh dalam melakukan BU TOKCER. 1. Franchise, mitra usaha (BO); pembangunan outlet didanai oleh franchisee (pengambil franchise). 2. MLM, direct selling; Anda tak perlu membayar mereka untuk mempromosikan dan mendistribusikan produk Anda. Hanya saja tak mudah untuk membangun sistemnya. 3. Reseller; bayar dahulu, barang diantar kemudian, sehingga resiko nyaris tak ada. Setelah itu mereka mempromosikan produk Anda melalui online atau offline. 4. Dropship; meski barang baru dikirim setelah laku, tapi ‘mulut’ mereka sudah kemana-mana mempromosikan merek atau produk Anda. Gak laku, ya gak dapat komisi. 5. Affiliate marketing; serupa dengan dropship, bahkan lebih powerful karena kebanyakan dari mereka memasarkan secara berbayar di media sosial. Beberapa affiliate network (pengelola), menawarkan fasilitas ‘cookies’, semacam program yang menempel di browser untuk saat tertentu. Jadi si affiliate marketer bisa mendapat potensi penghasilan pasif, saat konsumen membeli ulang. Untuk varian produk yang besar, tentu membutuhkan program yang lebih rumit dan tangguh.
Jantung Distribusi itu adalah Promosi Tahukan Anda, bahwa setiap kegiatan mendistribusikan tidak jauh dari kegiatan PROMOSI. Karena promosi menciptakan permintaan pasar sehingga produk akan dicari-cari. Inilah yang mempercepat kegiatan distribusi.
Distribusi tanpa promosi menyebabkan produk Anda menjadi kekurangan permintaan. Hal ini mengakibatkan stok Anda menumpuk di gudang, sehingga biaya inventori semakin tinggi. Konsumen Anda tidak tahu keberadaan produk anda. Sehingga produk Anda membusuk di saluran distribusi Promosi dikategorikan menjadi 2: offline dan online. Offline:
Brosur, poster, voucher. Baliho, spanduk, umbul-umbul. TV, radio, media cetak. Pameran, sponsor. Booth, outlet, franchisee. Sales promotion girl.
Online:
Web, blog, marketplace, forum. Milis, email SEO, adwords. Youtube. Social media (Facebook, Twitter, Linked in, Instagram, Pinterest, Google+) Media Chat (BBM, WA, Line) Rahasia Kombinasi Distribusi BU TOKCER Bermacam jenis distribusi dan beberapa macam cara promosi dapat dikombinasikan. Kombinasi inilah yang menjadi ‘sidik jari’ atau pembeda bisnis Anda dengan produk sejenis. Zaman internet sekarang ini telah merubah system distribusi konvensional menjadi lebih canggih dan cepat. Saat ini membuka toko tidak harus secara fisik terlebih dahulu. Cukup menjualnya secara maya hingga permintaan meningkat. Baru setelah itu jika dibutuhkan membuka toko di beberapa tempat untuk mempermudah distribusi. Beginilah formula BU TOKCER untuk kombinasi distribusinya
ONLINE -> DROPSHIP -> RESELLER -> TOKO Semuanya dilakukan dengan distribusi online. Jadi menggunakan segala macam promosi online yang telah dibahas sebelumnya.
Dimulai dengan membangun website, membuat Fanpage. Lalu berburu trafik menggunakan media sosial, email marketing, forum, dll. Google Adword dan Facebook Ads bisa dijadikan percepatan promosi online.
Sebaiknya Anda mulai ‘belajar’ memperbesar kemungkinan terjadinya pembelian melalui aplikasi chat seperti BBM dan WA. Karena semakin baik pelayanan Anda saat melayani calon konsumen, semakin besar kemungkinan mereka membeli produk Anda. Setelah sistem online yang Anda bangun sudah stabil dan kuat. Mulailah sistem dropship dan reseller. Bangun jaringan dropship yang kuat sehingga para dropshipper tetap loyal menjual produk-produk dari Anda. Selain itu berikan insentif diskon yang besar kepada reseller, terutama yang membayar lunas di muka. Reseller suatu kota yang memiliki omset bagus, bisa Anda tawarkan menjadi distributor. Distributor ini dapat membawahi beberapa reseller lainnya di kota yang sama. Sehingga selain distributor berjualan sendiri, ia bisa mendapatkan tambahan dari mengelola pesanan dari reseller. Lalu keuntungan
untuk Anda apa? Tentu saja Anda dapat menghemat ongkos kirim dan dapat menjamin ketersediaan barang. Bentuk penjualan online bisa ditambahkan offline dengan bekerjasama dengan distributor. Buka toko dan beberapa cabangnya di beberapa kota sehingga memperkuat jaringan distribusi dan mematenkan eksistensi brand Anda. Untuk usaha rumah makan dan sejenisnya, bisa dimodifikasi dengan menambahkan layanan pesan antar. Tentu saja perlu membuka satu toko/ tempat terlebih dahulu. Untuk layanan pesan antar, jangan terlalu perhitungan dengan radius pengantaran. Asalkan bisa menutupi biaya operasional, antarkan saja, layani dengan baik.