BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE 1.
Nama Golongan Agen Denaturasi (6) Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,4) Brucine sulfate; Brucine sulphate; Strychnidin-10-one; 2,3-dimethoxy- sulfate (2:1);
10,11-Dimethoxystrychnine
Sulfate;
2,3-dimethoxy-Strychnidin-10-
onsulfate (2:1); BrucineSulphatePuriss; Brucine Sulfate, Heptahydrate, Reagent; Brucine Sulfate; Brucine Sulfate N-Hydrate; Brucine Sulfate Salt; Brucine Sulphate; Dimethoxy strychnine sulfate;10,11- Dimethoxystrychnine Sulfate Salt;); 2,3-dimethoxy-Strychnidin-10-one sulfate (2:1). Nomor Identifikasi Nomor CAS
: 4845-99-2
Nomor EC (EINECS) : 225-432-9 (5,7)
2.
UN
: UN 1544 (4)
CBNumber
: CB8707518 (4)
MDL Number
: MFCD00013472
Sifat Fisika Kimia Nama bahan Brusin Sulfat Deskripsi (1,6,7 ) Bentuk
bubuk,
berwarna
putih,
berbau;
Rumus
Molekul
C46H52N4O8.H2SO4.7H2O; Titik Leleh 180 0C; Berat Molekul 1013.13; titik didih 632-634 0C pada 760 mm Hg; Titik Nyala 638 °F (337.1 °C); LogP (o/w) : 1.54; Kelarutan dalam air dingin 1 gr/75 mL. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (9) : Kesehatan 3
=
Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 1
=
Dapat terbakar
Reaktivitas 1
=
Sedikit reaktif
Klasifikasi EC (1,4,5): R 26/28
=
Sangat beracun bila terhirup dan tertelan
R 52/53
=
Berbahaya bagi organisme perairan, dapat menyebabkan efek yang merugikan jangka panjang di lingkungan perairan.
S1
=
Letakkan dengan posisi menghadap keatas
S 13
=
Jauhkan dari makanan, minuman dan bahan makanan hewan.
S 45
=
Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan)
S 61
=
Hindari/cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukan pada Lembar data Keamanan/Instruksi Khusus.
3.
Penggunaan (2,
6, 14)
Reagen di laboratorium, sebagai denaturan dalam kosmetik, pemisah campuran rasemat, sebagai zat adiktif pada oli.
4.
Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Bahaya bila terhirup atau tertelan. Dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernapasan. Dapat menyebabkan pandangan kabur, tremor, dan kejang
(13)
Organ sasaran: Susunan Saraf Pusat (13) Paparan jangka pendek Terhirup Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, dapat menyebabkan tremor dan kejang. (1), dapat berakibat fatal (2) Kontak dengan kulit
Iritasi (1), kemerahan, dan luka (9) Kontak dengan mata Iritasi (1), kemerahan, luka, mempengaruhi pandangan
(9)
Tertelan Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan. Racun bila tertelan dapat menyebabkan tremor dan kejang (1), mual muntah, dan dapat berakibat fatal (2)
.
Paparan jangka panjang Tidak ada informasi yang ditemukan.
5.
Stabilitas dan Reaktivitas Reaktivitas
: Stabil pada tekanan dan suhu normal, stabil pada wadah tertutup
Kondisi yang harus dihindarkan
(1)
.
: Panas, api, sumber api, dan bahan-bahan yang tidak tercampurkan (incompatible materials) (1,9).
Bahan tak tercampurkan
: Oksidator kuat (1).
Bahaya dekomposisi
: Karbon monoksida, karbon dioksida, oksidaoksida nitrogen, oksida-oksida belerang (1).
Polimerisasi
6.
: Tidak akan terjadi (1).
Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat
Simpan terpisah dari bahan tak tercampurkan (1).
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik (1).
Wadah ini dapat berbahaya dalam keadaan kosong, karena dapat
(1,9)
.
mempertahankan residu (debu, padatan) (2,9)
Perhatikan semua peringatan dan tindakan pencegahan yang tercantum dalam label produk (2,9).
7.
Toksikologi Toksisitas Data pada manusia
Berbahaya bila terhirup, tertelan, dan terabsorbsi oleh kulit. Dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Bahan ini dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa dan saluran pernapasan atas.
(5)
Data pada hewan Tidak ada data ditemukan Data Karsinogenik Tidak terdaftar dalam ACGIH, IARC, atau NTP .(1) Data Mutagenik Tidak ada data ditemukan Data Reproduksi Tidak ada data ditemukan Informasi Ekologi Tidak ada data ditemukan.(2)
8.
Efek Klinis (1,5,9) Keracunan akut Terhirup Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, dapat menyebabkan tremor dan kejang, dapat berakibat fatal. Kontak dengan kulit Iritasi kulit, kemerahan, luka. Kontak dengan mata Iritasi pada mata. Tertelan Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan. Racun bila tertelan dapat menyebabkan tremor dan kejang , mual muntah, dan dapat berakibat fatal. Keracunan kronik Tidak ada data ditemukan
9.
Pertolongan Pertama (1,5)
Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Jika tidak bernapas, beri nafas buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Jangan melakukan resusitasi dari mulut ke mulut. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan Jangan rangsang muntah korban. Pada korban yang sudah sadar berikan minum 2 gelas susu atau air untuk mengencerkan zat. Jangan beri apapun pada pasien yang tidak sadar. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang.
10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: -
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
-
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
-
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
-
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
-
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
-
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) -
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
-
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
-
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
-
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
-
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
-
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan: Tidak tersedia informasi mengenai batas paparan Ventilasi: Sebuah sistem pembuangan lokal dan/atau umum dianjurkan untuk menjaga karyawan untuk selalu di bawah batas paparan udara. Ventilasi pembuangan lokal umumnya lebih disukai karena dapat mengontrol emisi kontaminan dari sumbernya, mencegah dispersi ke area kerja umum. Proteksi mata: Gunakan kacamata keselamatan atau kacamata yang disarankan oleh OSHA untuk melindungi mata dan wajah sesuai regulasi 29 CFR 1910 atau sesuai European Standard EN 166. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja.(2,7) Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia untuk mencegah paparan kulit
(7)
.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia (2)
.
Respirator: Gunakan respirator yang memenuhi persyaratan OSHA 29 CFR 1910,134 dan ANSI Z88.2 atau Standar Eropa EN 149 harus diikuti bila kondisi tempat kerja menganjurkan penggunaan respirator
(7)
.
Perhatian: Respirator udara tidak melindungi pekerja dari kekurangan oksigen. (2)
12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran tidak ada, Dapat terbakar, tetapi tidak mudah untuk menyala (10). Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, semprotan air, busa kimia (2). Cegah aliran air masuk ke selokan atau saluran air (10)
Pemadaman kebakaran: Kenakan pakaian pelindung penuh dan disetujui NIOSH- pakai respirator pribadi dengan penutup wajah penuh
yang
dioperasikan dengan tekanan positif.(10)
13. Manajemen Tumpahan Tumpahan/kebocoran: Vacuum atau sapu tumpahan bahan lalu tempatkan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan. Partikel yang sangat halus dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Hindarkan kondisi pembentukan debu. Jauhkan semua sumber nyala. Sediakan ventilasi udara. (1, 13)
.
14. Daftar Pustaka 1.
http://www.chemcas.com/material/cas/archive/4845-99-2.asp (diunduh desember 2011)
2.
http://www.chemcas.org/msds_archive/msds_01/cas/gb_msds/4845-992.asp (diunduh desember 2011)
3.
http://us.chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_US_CB8707518. aspx (diunduh desember 2011)
4.
http://www.chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_EN_CB87075 18.htm (diunduh desember 2011)
5.
http://www.chemcas.com/msds_archive/part2/cas/gm_msds/lamarpa_e du---brucinesulfate.asp (diunduh desember 2011)
6.
http://www.thegoodscentscompany.com/data/rw1349331.html (diunduh desember 2011)
7.
http://hgspace.com/chemical-dictionary/msds/cas/y/4845-99-2.html (diunduh desember 2011)
8.
http://www.setonresourcecenter.com/msdshazcom/htdocs//MSDS/J/JTB aker/Docs/wcd00002/wcd00208.htm (diunduh desember 2011)
9.
http://www.chemcas.net/chemicals_detail.asp?pindex=25&id=14521&pa ge=364 (diunduh desember 2011)
10. http://www.siue.edu/engineering/civilengineering/pdf/msds/18.pdf (diunduh desember 2011)
11. http://www.chemicalbook.com/CASEN_4845-99-2.htm (diunduh desember 2011) 12. http://www.evic.com.au/msds/M140S.PDF (diunduh desember 2011) 13.
http://fscimage.fishersci.com/msds/01986.htm (diunduh desember 2011)
14. Budavari, Susan, et.al, (1989), The Merck Index 8th Edition, New Jersey, p.220
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2011 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------