KONTRIBUSI DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN KECEPATAN RENANG 200 METER GAYA DADA PADA PERKUMPULAN RENANG DI KOTA PADANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan Pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Oleh :
BERTO APRIYANO NIM/ BP. 00892/2008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul
: Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Kecepatan
Renang
200
Meter
Gaya
Dada
Pada
Perkumpulan Renang di Kota Padang Nama
: Berto Apriyano
NIM/BP
: 00892/2008
Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Jurusan
: Kepelatihan
Fakultas
: Ilmu Keolahragaan Padang, 27 April 2012 Disetujui oleh : Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. Alnedral, M.Pd NIP. 19600430.198602.1.001
Drs. Setiady NIP. 19580110.198711.1.002
Diketahui Ketua Jurusan Kepelatihan Olahraga
Drs. Maidarman, M.Pd NIP. 19600507.198503.1.004
PENGESAHAN
Dinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Pada Perkumpulan Renang di Kota Padang
Nama
: BERTO APRIYANO
NIM/BP
: 00892/2008
Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan
: Kepelatihan
Fakultas
: Ilmu Keolahragaan
Padang, 27 April 2012 Tim Penguji
Nama
Tanda Tangan
Pembimbing I
: Drs. H. Alnedral, M.Pd
1.
Pembimbing II
: Drs. Setiady
2.
Penguji
: Drs. Hendri Irwadi, M.Pd
3.
Drs. Maidraman, M.Pd
4.
Padli, S.Si, M.Pd
5.
ABSTRAK Berto Apriyano (2012) :
Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Pada Perkumpulan Renang Di Kota Padang.
Berdasarkan pada kurang terlihatnya kemampuan renang gaya dada yang dimiliki para atlet untuk mengikuti kejuaraan renang mengakibatkan menurunnya prestasi renang gaya dada bagi perkumpulan renang di kota Padang. Masalah ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya kurangnya kondisi fisik dalam hal ini ialah daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Penelitian ini merupakan penelitian Korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai, kontribusi daya tahan kekuatan otot lengan, dan kontribusi secara bersama-sama terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Populasi penelitian ini adalah atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang terdiri 25 Putra dan 11 Putri dengan total 36 orang dan dengan menggunakan teknik total sampling. Pengambilan data untuk mengukur daya tahan kekuatan otot tungkai melalui tes squat jump, untuk daya tahan kekuatan otot lengan melalui tes push up, dan untuk kemampuan kecepatan renang dilakukan melalui tes renang 200 meter gaya dada. Data yang diperoleh akan di uji menggunakan analisis korelasi sederhana dan teknik analisis korelasi ganda dengan taraf signifikan α = 0,05. Untuk mencari kontribusi menggunakan rumus r2 x 100%. Hasil analisis data menunjukkan (1) Daya tahan kekuatan otot tungkai berkontribusi 74,65% putra dan 91,58% putri, (2) Daya tahan kekuatan otot lengan berkontribusi 70,06% putra dan 91,20% putri, (3) Daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan berkontribusi secara bersamasama 74,99% putra dan 93,51% putri terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Kata kunci : Daya tahan kekuatan otot tungkai, Daya Tahan kekuatan otot lengan dan Kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan pada penulis, sehingga telah dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada pada Perkumpulan Renang di Kota Padang”. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat penyelesaian program Strata satu (S I) guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Sehingga dengan itu pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Drs. H. Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 2. Drs.
Maidarman,
M.Pd
Ketua
Jurusan
Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
ii
Kepelatihan
Fakultas
Ilmu
3. Drs. H. Alnedral, M.Pd selaku pembimbing I dan bapak Drs. Setiady, selaku pembimbing II yang penuh perhatian dan kesabaran dalam membimbing untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak-Bapak dosen penguji, yaitu Drs. Hendri Irawadi, M.Pd, Drs. Maidarman, M.Pd dan Padli, S.Si, M.Pd yang telah memberikan arahan, koreksi dan nasehatnya selama penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak dan ibu, kakak dan adik serta keluarga besar penulis, yang telah memberikan bantuan moril maupun materil dalam mengikuti perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. 6. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa tahun 2008 Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Semoga bantuan, bimbingan dan petunjuk yang Bapak/Ibu, dan Saudara berikan menjadi amal shaleh dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang konstruktif dari semua pihak. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik hidayah-Nya pada kita semua. Amin. Padang, April 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman PERSETUJUAN SKRIPSI PENGESAHAN ABSTRAK....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR..................................................................................
ii
DAFTAR ISI .............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .....................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN…. .........................................................................
x
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................
8
C. Pembatasan Masalah .............................................................
9
D. Rumusan Masalah .................................................................
9
E. Tujuan penelitian ..................................................................
10
F. Kegunaan Penelitian .............................................................
10
KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori ..........................................................................
11
1. Hakikat Olahraga Renang ...............................................
11
2. Hakikat Renang Gaya Dada .............................................
12
3. Hakikat Kemampuan Kecepatan Renang Gaya Dada........
18
4. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai ..................
19
5. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan ....................
22
B. Kerangka Konseptual ............................................................
25
C. Hipotesis Penelitian ..............................................................
29
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .....................................................................
30
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................
31
C. Definisi Operasional .............................................................
31
iv
BAB IV
BAB V
D. Populasi dan Sampel .............................................................
32
E. Jenis dan Sumber Data ..........................................................
33
F. Prosedur Penelitian ...............................................................
34
G. Instrument Penelitian ............................................................
37
H. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
37
I. Teknik Analisa Data .............................................................
42
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .....................................................................
44
B. Pengujian Persyaratan Analisis .............................................
54
C. Pengujian Hipotesis .............................................................
57
D. Pembahasan .........................................................................
65
PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................
78
B. Saran.....................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... .
81
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... ...............
83
v
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Populasi Penelitian ...................................................................
33
Tabel 2.
Pengawas Penelitian .................................................................
35
Tabel 3.
Tenaga Pembantu Penelitian .....................................................
35
Tabel 4.
Alat-Alat Yang Diperlukan .......................................................
36
Tabel 5.
Format Isian Data .....................................................................
36
Tabel 6.
Norma Tes Squat Jump untuk Putra dan Putri ...........................
39
Tabel 7.
Norma Tes Push Up untuk Putra dan Putri ………....................
40
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra (X1) …………...……… ...........................................................
Tabel 9.
44
Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri (X1) …………...………………………. ...................................
46
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra (X2) ..........................................................................................
48
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri (X2) ..........................................................................................
49
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putra (Y) ...................................................................................
51
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putri (Y) ...................................................................................
53
Tabel 14. Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors (Putra) ......................................................................................
55
Tabel 15. Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors (Putri) .......................................................................................
56
Tabel 16. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Atlet Putra pada Perkumpulan Renang di Kota Padang ......................................................................................
vi
58
Tabel 17. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada
(Y)
Atlet-Atlet
Putri
Pembinaan
Prestasi
pada
Perkumpulan Renang di Kota Padang .......................................
59
Tabel 18. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) Terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada
(Y)
Atlet-Atlet
Putra
Pembinaan Prestasi
pada
Perkumpulan Renang di Kota Padang .......................................
60
Tabel 19. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) Terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada
(Y)
Atlet-Atlet
Putri
Pembinaan
Prestasi
pada
Perkumpulan Renang di Kota Padang .......................................
61
Tabel 20. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) secara bersama-sama terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Atlet-Atlet Putra Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang ...............................
62
Tabel 21. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) Secara Bersama-Sama Terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Atlet-Atlet Putra Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang ..................
vii
64
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Logo FINA ...............................................................................
13
Gambar 2. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Samping .............
17
Gambar 3. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Depan.................
17
Gambar 4. Otot Tungkai Atas ....................................................................
20
Gambar 5. Otot Tungkai Bawah .................................................................
21
Gambar 6. Otot Lengan ..............................................................................
24
Gambar 7.Kerangka Konseptual.................................................................
28
Gambar 8. Bentuk Gerakan Squat Jump .....................................................
38
Gambar 9. Bentuk Gerakan Push Up Pria dan Wanita ................................
40
Gambar 10. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra (X1) .....
45
Gambar 11. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri (X1) .....
47
Gambar 12. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra (X2) ......
49
Gambar 13. Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri (X2) .......
50
Gambar 14. Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putra (Y)..........................................................................
52
Gambar 15. Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putri (Y) ..........................................................................
viii
54
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
: Data Atlet-Atlet Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang ……………………….............
83
Lampiran 2
: Data Hasil Penelitian Putra dan Putri…………...…......
85
Lampiran 3
: Kategori Tes Squat Jump dan Tes Push Up Putra Putri…................................................................................
Lampiran 4
: Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Melalui Uji Liliefors (X1) Putra dan Putri…......
Lampiran 5
91
: Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Melalui Uji Liliefors (X2) Putra dan Putri...........
Lampiran 6
87
94
: Analisis Uji Normalitas Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Melalui Uji Liliefors (Y) Putra dan Putri………...........................................…
97
Lampiran 7
: Perhitungan Dengan T-Skor Data Putra dan Putri..…
100
Lampiran 8
: Analisis Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda
Lampiran 9
(Variabel X1, X2 dan Y) Putra dan Putri………….
102
: Pengujian Hipotesis 1……..................................…
104
Lampiran 10 : Pengujian Hipotesis 2……………………………………..
106
Lampiran 11 : Pengujian Hipotesis 3………............……………
108
Lampiran 12 : Pengujian Signifikan Korelasi Ganda Putra dan Putri..........
110
Lampiran 13 : Daftar Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors…..........…
112
Lampiran 14 : Tabel dari Harga Kritik dari Product-Moment……………
113
Lampiran 15 : Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 Ke Z………………….......................................…….
ix
114
Lampiran 16 : Nilai Persentil untuk Distribusi F………………………........ 116 Lampiran 17 : Surat Dari UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang …......…. 120 Lampiran 18 : Surat Penelitian dari FIK UNP.......………………………….. 121 Lampiran 19 : Surat Balasan dari Tiap Perkumpulan Renang.......………….. 126 Lampiran 20 : Foto-Foto Penelitian..............................................………….. 131
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Olahraga sebagai bagian dari aktivitas manusia yang merupakan kebutuhan sebagai upaya membentuk jasmani dan rohani yang sehat. Sampai saat ini olahraga telah memberikan kontribusi yang berarti dan nyata bagi peningkatan kesehatan manusia. Selain itu olahraga turut berperan dalam peningkatan kualitas bangsa baik jasmani maupun rohani yang erat kaitannya untuk kelancaran pelaksanaan sistem pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu cabang olahraga yang saat ini sangat populer di masyarakat, baik di Indonesia maupun diseluruh dunia adalah renang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kolam renang di setiap negara yang dibangun oleh pemerintah maupun pihak swasta serta hampir seluruh hotel berbintang di dunia memiliki kolam renang. Melalui pengamatan peneliti ternyata renang menjadi olahraga yang sangat digemari oleh sebagian besar lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan. Demikian juga mulai dari masyarakat kota sampai masyarakat desa, instansi pemerintah maupun pihak swasta bahkan pada instansi pendidikan aktif mengembangkan olahraga renang. Saat ini, olahraga renang tidak saja sebagai olahraga rekreasi atau dengan tujuan kesehatan, akan tetapi sejak berpuluh tahun yang lalu telah dipertandingkan baik pada tingkat nasional maupun internasional yang berarti olahraga renang bagian dari olahraga prestasi. Melalui olahraga prestasi, diharapkan akan tercipta atlet yang akan mengharumkan nama daerah, bangsa dan negara melalui berbagai 1
2
kejuaraan yang diperlombakan. Sesuai dengan tujuan prestasi yang dijelaskan dalam UU RI No. 3 pasal 20 ayat 1 tentang Sistem Keolahragaan (2005:12) bahwa ”olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa”. Perkembangan olahraga renang yang demikian pesatnya tidak terlepas dari dukungan dan peran serta baik masyarakat maupun pemerintah, hal ini terbukti dengan adanya kejuaraan-kejuaraan tingkat kota, kabupaten, provinsi bahkan tingkat
nasional
serta
internasional.
Hal
dimaksud
sebagai
upaya
mengembangkan/membangun prestasi para perenang dan mencari bibit-bibit potensial yang dapat menjadi andalan dalam kejuaraan tingkat internasional. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Republik Indonesia Nomor:
3 Tahun 2005.
Tentang pembinaan dan
pengembangan olahraga prestasi pada Pasal 27 Ayat 4 yang menyatakan bahwa “Pembinaan dan pengembangan olahraga
prestasi dilaksanakan dengan
memberdayakan
menumbuhkembangkan
perkumpulan
olahraga,
sentra
pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan”. Sehubungan hal tersebut diatas mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga adanya beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : (1) Minat, bakat, dan motivasi dalam olahraga, (2) Dukungan moral dan material dari keluarga, (3)
Proses pembinaan secara berkesinambungan, terprogram,
menggunakan pendekatan dan metode yang baik dalam relative lama, (4)
3
Dukungan sarana dan prasarana yang memadai, (5) Kondisi lingkungan, fisik, giografis, sosiocultural yang kondusif. Olahraga renang merupakan olahraga yang sangat kompleks, karena di samping kemampuan teknik dan mental unsur kondisi fisik harus dimiliki dengan baik. Syafruddin (1989:35) menyatakan bahwa komponen kondisi fisik dasar yaitu ; daya tahan (endurance), kekuatan (strength), daya ledak (power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance) dan koordinasi (coordination)”. Masing-masing komponen tersebut harus berada pada tingkat teratas sesuai dengan tuntutan dari masing-masing cabang olahraga. Dalam cabang olahraga renang hampir setiap komponen kondisi fisik menjadi dominan dalam suatu perlombaan renang, seperti: daya tahan, kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelincahan dan kelentukan. Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat meraih prestasi olahraga, perlu kerjasama yang terarah dan memperhatikan segala aspek yang mendukung tercapainya prestasi olahraga prestasi tersebut.diantara kegiatan olahraga yang dilaksanakan secara terkoordinir dan kontinu serta memperhatikan prinsip-prinsip latihan, program latihan, metode latihan, dan sebagainya. Dalam olahraga renang khususnya dalam pembinaan prestasi, setiap unsur kondisi fisik juga harus disesuaikan dengan gaya renang utama para atlet binaan prestasi tersebut, seperti: renang gaya kupu-kupu, renang gaya punggung, renang gaya dada, dan renang gaya bebas. Selain itu faktor kondisi fisik tersebut juga harus disesuaikan dengan nomor-nomor renang gaya utama para atlet, seperti: nomor 50 meter, 100 meter, 200 meter, 400 meter, 800 meter dan 1200 meter.
Secara garis besar unsur yang dominan ialah unsur kecepatan, unsur kekuatan dan unsur daya tahan. Bila salah satu unsur belum dimiliki atau dikuasai, maka prestasi terbaik tidak akan tercapai. Khususnya terhadap renang gaya dada yang merupakan gaya renang yang memiliki catatan rekor waktu yang paling rendah. Dalam renang gaya dada, faktor kondisi fisik juga sangat dibutuhkan pada bentuk gerakan kaki maupun tangan. Jika memiliki kondisi fisik yang baik, maka pada saat melakukan gerakan kaki dan gerakan tangan akan maksimal sehingga akan tercapai waktu yang lebih cepat. Pada gerakan kaki dan gerakan tangan renang gaya dada faktor kondisi fisik yang dibutuhkan ialah kekuatan kecepatan pada jarak 50 meter lalu kecepatan kekuatan daya tahan pada jarak 100 meter dan 200 meter. Di mana latihan akan terfokus juga dominan untuk membentuk kekuatan pada otot tungkai dan otot lengan. Selain itu yang perlu diperhatikan juga yaitu keadaan sarana dan prasarana untuk latihan. Karena dengan keadaan kolam renang yang baik serta perlengkapan dan peralatan latihan yang lengkap, tentu akan memudahkan seorang atlet untuk melatih kemampuan renangnya agar lebih baik, apalagi diikuti dengan program latihan yang diberikan pelatih sangat baik, terarah, kontiniu serta sesuai dengan kebutuhan seorang atlet renang. Perkembangan olahraga renang di kota Padang cukup mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah, terbukti dengan banyaknya klub-klub renang di kota Padang. Termasuk di sekolah-sekolah yang memasukkan olahraga renang sebagai salah satu kegiatan pembelajaran.
Bagi seorang atlet, olahraga merupakan ajang untuk berkompetisi dalam meraih prestasi olahraga yang setinggi-tingginya. Prestasi itu sebagai hasil tertinggi yang dicapai dengan proses panjang yang memiliki tujuan dan target. Untuk meraih tujuan tersebut diperlukan usaha melalui perencanaan dan pelaksanaan yang terarah, terkoordinir dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Dalam usaha untuk mengembangkan prestasi pada cabang olahra renang, maka didirikan berbagai klub renang di kota Padang seperti: Women’s Swimming Club (WSC), P.R Lumba-Lumba, P.R Tirta Kaluang, Pesut Swimming Club, Alfhred Swim Camp, Ambacang Swimming Club dan Profi Swimming Club. Dimana seluruh klub tersebut berlokasi di Kolam Renang Teratai sebagai tempat latihannya. Melalui latihan di klub, para atlet diharapkan dapat berprestasi membawa nama klub, sekolah, daerah maupun negara. Maka dari itu sangat banyaknya diadakan acara / event perlombaan renang seperti: O2SN perlombaan antar sekolah dasar tingkat kota, daerah dan nasional. POPDA perlombaan antar sekolah SMP dan SMA tingkat kota, daerah dan nasional. POMNAS perlombaan antar mahasiswa
tingkat
kota, daerah dan nasional.
KRAPSI perlombaan antar klub renang seluruh indonesia hingga event besar seperti PON, Sea Games, Asean Games dan Olimpiade. Akan tetapi pada saat ini prestasi yang diraih oleh klub-klub renang di kota padang mulai mengalami penurunan, hanya beberapa klub yang mampu bertahan untuk membawa atletnya di tingkat nasional. Khususnya penurunan terlihat jelas pada renang gaya dada baik jarak 50 meter, 100 meter maupun 200
meter. Menurunnya prestasi tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor itu antara lain karena mengabaikan unsur-unsur yang dapat menentukan kemampuan atlet, seperti kondisi fisik dan teknik, terutama pada kekuatan dan daya tahan untuk menghasilkan kemampuan gerakan kaki dan gerakan tangan. Teknik merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi keberhasilan seorang atlet dalam mengikuti suatu perlombaan. Sehingga dengan teknik yang baik diharapkan atlet tersebut dapat meraih prestasi yang baik juga seperti yang diinginkan. Dalam renang gaya dada teknik yang harus sangat diperhatikan ialah teknik gerakan kaki dan gerakan tangan yang benar, sehingga memudahkan untuk atlet tersebut memenangkan perlombaan renang khususnya renang gaya dada. Akan tetapi berdasarkan pengetahuan peneliti di lapangan bahwa atletatlet tersebut masih belum dapat memaksimalkan renang gaya dadanya, dikarenakan banyak yang memiliki teknik renang yang bagus tetapi tidak memiliki kekuatan dan daya tahan yang seimbang, dan begitupun sebaliknya. Sehingga sangat kecil prestasi yang bisa didaptkan dalam suatu perlombaan renang. Belum maksimalnya kemampuan kecepatan renang gaya dada ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor, antar lain: kurangnya daya tahan kekuatan otot tungkai, kurangnya daya tahan kekuatan otot lengan, kurang baiknya kemampuan kondisi fisik, kurang baiknya teknik renang gaya dada, kurang memadainya sarana dan prasarana latihan, kurang baiknya minat, bakat dan motivasi yang dimiliki atlet, serta kurang baiknya program latihan yang diberikan pelatih,
sehingga mengakibatkan kemampuan kecepatan renang gaya dada masih belum maksimal. Dari beberapa faktor yang diuraikan di atas ada beberapa faktor yang diduga juga mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada yang masih rendah. Faktor itu adalah daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan. Ini terlihat dengan kurangnya kemampuan renang gaya dada yang dilakukan oleh atlet yang disebabkan rendahnya kedua faktor tersebut yaitu daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan. Bertitik tolak dari masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh kemampuan kecepatan renang gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkupulan renang di kota Padang, dan juga melihat hubungan dari kedua faktor yaitu daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan. Lalu dalam penelitian ini peneliti akan melihat kemampuan kecepatan renang gaya dada tersebut pada jarak 200 meter, karena nomor 200 meter adalah nomor dengan jarak terjauh pada perlombaan renang gaya dada dan juga akan lebih terlihat bentuk daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan tersebut. Renang gaya dada untuk nomor 200 meter juga merupakan salah satu nomor resmi yang diperlombakan pada event besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA GAMES, ASIAN GAMES, OLIMPIADE. Oleh karena itu penulis mengangkat judul penelitian: “Hubungan antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Peneliti ingin mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 2. Peneliti ingin mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 3. Peneliti ingin mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 4. Peneliti ingin mengetahui kontribusi kondisi fisik terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 5. Peneliti ingin mengetahui kontribusi teknik renang terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 6. Peneliti ingin mengetahui kontribusi dukungan sarana dan prasarana terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 7. Peneliti ingin mengetahui kontribusi minat, bakat dan motivasi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 8. Peneliti ingin mengetahui kontribusi program latihan yang diberikan pelatih terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan
identifikasi
masalah
terdapat
faktor
yang
diduga
mempengaruhi kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Mengingat luasnya permasalahan dan berbagai keterbatasan yang ada, maka peneliti perlu membatasi masalah agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu, serta tercapainya sasaran penelitian yang diinginkan, untuk itu penelitian ini hanya dibatasi pada : 1. Daya tahan kekuatan otot tungkai pada perkumpulan renang di kota Padang 2. Daya tahan kekuatan otot lengan pada perkumpulan renang di kota Padang 3. Kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah daya tahan kekuatan otot tungkai berkontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang? 2. Apakah daya tahan kekuatan otot lengan berkontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada perkumpulan renang di kota Padang? 3. Apakah daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan berkontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang?
E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. 2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. 3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. F. Kegunaan Penelitian Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini nantinya diharapkan berguna : 1. Sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk
memperoleh gelar sarjana
pendidikan di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang. 2. Sebagai bahan perbandingan bagi staf pengajar di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang. 3. Sebagai bahan perbandingan bagi pelatih, pembina dan guru olahraga yang akan mengajarkan renang khususnya dalam renang gaya dada. 4. Sebagai
bahan
bacaan
untuk
menambah
wawasan
bagi
para
mahasiswa/mahasiswi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. 5. Sebagai bahan bacaan pada perpustakaan jurusan, fakultas dan universitas. 6. Sebagai informasi serta menjadi sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang olahraga, khususnya olahraga renang.
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori 1. Hakikat Olahraga Renang a) Sejarah Olahraga Renang Air merupakan unsur kebutuhan bagi kehidupan seluruh mahkluk hidup di dunia. Olahraga renang tidak dapat dipisahkan dari unsur air dan merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat diminati oleh sebahagian besar manusia di dunia. Hal dimaksud dapat diperhatikan dimana terdapat sungai, danau dan pantai / laut, selalu ramai dikunjungi masyarakat mulai orang dewasa juga anak-anak mereka bermain, berenang dan sebagainya. Menurut Chalid Marzuki (1999:30) bahwa “sejarah perkembangan, olahraga renang merupakan salah satu olahraga yang sudah tua, hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan sejarah seperti relief-relief dan lukisan-lukisan yang ditinggalkan sejak zaman purbakala”. b) Pengertian Olahraga Renang Renang merupakan aktifitas jasmani seluruh bahagian tubuh bergerak dan tubuh menghasilkan gerakan maju di dalam air. Kemudian gerakan-gerakan itu diatur dan ditetapkan sebagai aturan baku sehingga menjadi suatu aktifitas olahraga air yang terus berkembang. Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, gerakan-gerakan renang itu berkembang menjadi empat macam gaya renang yang diperlombakan pada saat ini yaitu : renang gaya bebas, renang gaya dada, renang gaya kupu-kupu dan renang gaya punggung.
11
Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam olahraga renang yaitu menurut Chalid (1999:22) antara lain “Kekuatan (Strength), Daya Tahan (Endurance), Kecepatan (Speed), Kelincahan (Flexibility), Koordinasi (Coordination), Daya Ledak (Explosive Power), Daya Tahan Kekuatan”. 2. Hakikat Renang Gaya Dada a) Pengertian Renang Gaya Dada Seperti halnya renang gaya bebas yang mempunyai sejarah yang panjang, renang gaya dada pun mempunyai. Sesungguhnya renang gaya dada merupakan gaya renang yang tertua dan juga merupakan gaya renang pertandingan yang tertua pula/ terdahulu. Pada awal abad ke 16, renang gaya dada masih dilakukan dengan cara kedua lengan bergerak bersamaan, tetapi gerakan tungkai masih seperti gerakan pada gaya bebas. Nicholas Wynman (1538) telah menganjurkan renang gaya dada agar dilakukan seperti gaya renang yang dilakukan oleh katak. Renang gaya dada telah berkembang sejak lama. Gaya ini memiliki beberapa faktor kemudahan untuk dipelajari, diantaranya bidang tumpu yang lebih luas ketika posisi tubuh berada di air sehingga mudah terapung. Sementara posisi kepala bergerak ke atas/ depan dan bawah ketika melakukan gerakan pernapasan. Dengan demikian dapat mengurangi atau memperkecil faktor keletihan. Hal ini disebabkan oleh gerakan yang menggunakan energi lebih sedikit dan faktor gerak yang lebih relaks.
b) Peraturan FINA
Gambar 1. Logo FINA Sumber. www.fina.org FINA ( Federation Internationale de Natation) Swimming Rules 2009 – 2013 www.fina.org SW.7. GAYA DADA (Breaststroke) SW.7.1. Sejak mulai tarikan tangan pertama setelah start dan setelah pembalikan, badan harus tetap terlungkup (on breast), tidak diperbolehkan sekalipun berputar hingga terlentang. SW.7.2. Seluruh gerakan tangan harus bersamaan (simultaneous) dan dalam bidang datar (horizon) tanpa gerakan yang bergantian. SW.7.3. Tangan harus didorong kedepan bersamaan mulai dari dada, di atas, didalam, atau pada permukaan air. Siku harus dibawah permukaan air kecuali pada tarikan akhir di saat finish. Tangan harus ditarik ke belakang dibawah atau pada permukaan air. Tangan tidak ditarik kebelakang melampaui garis pangkal paha, kecuali pada tarikan tangan pertama setelah start dan tiap pembalikan. SW.7.4. Seluruh gerakan kaki harus bersamaan dan dalam bidang datar (horizon) tanpa gerakan yang bergantian. SW.7.5. Kaki harus diputar ke luar dalam melakukan tendangan sebagai bagian dari gerak untuk mendapatkan daya dorong (porpulsive). Menggunting, flutter, atau tendangan dolphin ke bawah tidak diperbolehkan. Memecah permukaan air dengan kaki diperbolehkan tidak diikuti dengan tendangan dolphin ke bawah. SW.7.6. Pada tiap pembalikan dan pada waktu finish, sentuhan harus dilakukan dengan dua tangan bersamaan diatas atau di bawah permukaan air. Kepala boleh tenggelam setelah tarikan tangan terakhir sebelum menyentuh tembok, sedianya kepala memecah permukaan air pada satu titik selagi satu putaran (cycle) terakhir secara lengkap atau tidak lengkap. SW.7.7. Selagi satu putaran (cycle) lengkap, satu tarikan tangan satu tendangan kaki, pada kejadian itu bagian kepala dari perenang harus memecah permukaan air, kecuali setelah start dan setelah pembalikan dapat melakukan tarikan tangan penuh ke belakang hingga mengarah ke kaki,
dan satu gerak tendangan kaki di bawah permukaan air. Kepala harus memecah permukaan air sebelum tangan kembali melakukan putaran ke dalam pada gerakan membuka dari bagian stroke kedua.
c) Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Berikut ini adalah analisa urutan rangkaian gerakan kaki yang terjadi dalam renang gaya dada dalam Chalid (1999:36): 1) Sikap tubuh tertelungkup kedua kaki lurus rapat saling berdampingan. 2) Kaki bergerak perlahan menarik secara serempak dengan sumber gerakan dari sendi lutut (articulatio genu), sehingga membentuk sudut pada bagian belakang lutut diikuti dengan membuka kedua belah paha ke samping. 3) Pergelangan kaki digerakan sehingga telapak kaki menghadap kearah belakang tubuh. Hal ini agar tendangan menghasilkan sumber daya tendangan yang maksimal. 4) Kedua kaki ditendang (kick) secara serempak ke belakang sedikit melebar dengan kekuatan/tenaga maksimal dan diakhiri dengan gerakan pada persendian pergelangan kaki (articulatio talocruralis). 5) Setelah gerakan tendangan kaki (kick) dilakukan maka kedua kaki diluruskan dan rapat. 6) Demikian gerakan kaki dilakukan secara berulang.
Berikut ini diuraikan fase gerakan tangan yang terdapat dalam renang gaya dada Chalid (1999:40): : 1) Fase Pertama Pada saat kedua belah tangan berada lurus di depan jari. Gerakan tangan membuka kesamping arah bawah dengan sudut kira-kira 30o s/d 40o derajat sehingga melebihi lebar bahu dengan sudut 30o s/d 40o derajat, akhir dari sikap membuka ini, mengambil sikap untuk melakukan tarikan tangan (pull) dengan posisi siku agak tinggi tetap di bawah permukaan air. 2) Fase Kedua Setelah kedua belah tangan bergerak melakukan tarikan membentuk sudut pada siku dengan sumber tenaga dari sendi bahu (articulatio humeri) tariklah kedua belah tangan seperti membuat pola di bawah dada. 3) Fase Ketiga Pada fase ini tarikan tangan dilakukan secara maksimum sampai kedua telapak tangan saling bertemu di bawah leher dengan menggerakkan sendi pergelangan tangan (articulatio carpae/wrist). Dilanjutkan dengan gerakan mengepit kedua belah siku pada satu bidang datar secara serempak di bawah dada. Selanjutnya dengan suatu sikap melakukan gerakan tangan ke depan.
4) Fase Keempat Setelah sikap bahu tinggi dengan telapak tangan posisi miring menghadap ke atas untuk diluruskan ke depan lakukanlah dorongan tangan ke depan bantuan bahu sehingga lurus, pada saat meluruskan tangan ke depan putarlah telapak tangan yang semula ke atas, serempak bersamaan melakukan luncuran telapak tangan ditelungkupkan sampai tangan lurus, selanjutnya lakukanlah gerakan sesuai dengan urutak fase gerakan terdahulu. Koordinasi adalah gerakan yang terjadi pada suatu aktivitas atau kegiatan secara umum merupakan suatu rangkaian gerak berupa suatu kesatuan secara totalitas pada kegiatan fisik dan mental pada diri manusia. Dalam hal tersebut jika seseorang melakukan aktivitas berenang gaya dada terjadilah suatu koordinasi fisik dan mental yang terjadi di dalam air tampak gerakan tubuh secara keseluruhan posisi kaki, gerakan tangan, posisi kepala, pernapasan dalam teknik gerakan renang gaya dada. Untuk lebih mudah membahas dan menganalisa gerak pada renang gaya dada. Berikut ini diuraikan mulai gerak tangan dan kepala, dengan dasar pemikiran bahwa tangan dan kepala merupakan kemudi gerakan-gerakan lainnya dalam melakukan renang. Pada saat kedua belah lengan lurus di depan, pandangan muka juga ke depan, posisi kepala di bawah permukaan air, agak lebih tinggi dari lengan, sedangkan posisi kaki lurus kebelakang lebih rendah dari kepala. Gerakan selanjutnya bukalah kedua lengan sambil menekan di dalam air ke bawah samping melebihi lebar bahu dengan jari saling merapat. Lakukanlah raihan tangan ke samping melebihi bahu di dalam air, pada saat inilah dilakukan untuk mengeluarkan udara perlahan-lahan, selanjutnya gerakkan kedua belah tangan melebar melebihi lebar bahu.
Selanjutnya lipatlah kedua belah tangan untuk melakukan tarikan di dalam air. Selanjutnya tekuklah tangan dalam usaha kita melakukan tarikan di dalam air. Lipatlah persendian pada siku semakin membesar, sehingga sikap siku agak lebih tinggi dari lengan bawah selama berada di dalam air. Gerakan lengan ini hanya berkisar di bawah dada, diakhiri dari sikap siku agak tinggi dari lengan bawah diikuti gerakan mengangkat kepala ke arah permukaan air bersiap untuk mengambil udara di atas permukaan air. Lakukanlah gerakan lengan secara serentak, sehingga kedua belah siku mengepit air di bawah dada kedua belah siku saling bertemu dengan merapatkan kedua belah lengan. Pada saat ini kepala diangkat di atas air untuk mengambil udara, melalui mulut, sedangkan posisi kaki ditarik ke depan sampai kaki bagian bawah melipat pada persendian lutut. Setelah kedua belah siku merapat dan mengambil udara melalui mulut secukupnya, tungkai kaki bawah dan atas ditarik ke depan, sehingga membentuk sudut sedemikian ruapa, sikap tangan siap untuk meluncur diluruskan kembali ke depan. Dalam keadaan posisi tubuh tersebut, posisi kaki siap untuk mendorong dan tangan siap meluncur, serentak lakukanlah luncuran tangan ke depan dibantu dengan mendorongkan kaki ke belakang dan masukkan kepala ke bawah permukaan air. Luncuran tangan dan dorongan kaki secara serentak diakhiri dengan gerakan lecutan pada ujung kaki, sehingga terjadi gerakan luncuran badan ke depan sehingga posisi kaki, badan dan tangan segaris lurus. Tutuplah kedua belah kaki saling merapat lurus ke belakang dan posisi tangan lurus ke depan, sehingga posisi kaki, badan dan tangan segaris lurus sejajar dengan permukaan air (stream line). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar berikut ini:
Gambar 2. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Samping Sumber : Dumadi & Kasiyo (1992:79)
Gambar 3. Bentuk Gerakan Renang Gaya Dada Tampak Depan Sumber : Dumadi & Kasiyo (1992:80)
3. Hakikat Kemampuan Kecepatan Renang Gaya Dada Kecepatan merupakan salah satu kemampuan biomotorik (unsur konsisi fisik) yang sangat penting dalam olahraga. Menurut Irawadi (2010:51) “Kecepatan (speed) diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu titik ke titik lainnya dalam waktu yang sesingkat singkatnya”. Perpindahan tempat bisa berupa perpindahan
sebagian tubuh. Kecepatan
berkaitan dengan waktu, frekuensi, gerak, dan jarak perpindahan. Dengan demikian jelaslah bahwa kecepatan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat dominan dalam aktifitas olahraga. Dalam olahraga renang kecepatan adalah hal utama yang akan dibentuk dan dicapai, karena kecepatan dalam olahraga renang bisa selalu berubah-ubah dengan kata lain rekor ataupun catatan waktu tercepat dapat terus selalu berubahubah sehingga persaingan untuk mengejarnya akan sangat ketat dan berat. Dalam upaya melatih kecepatan renang khususnya renang gaya dada terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu kondisi fisik, teknik, sarana prasarana, motivasi, dan program latihan yang akan dilakukan. Dari beberapa faktor yang disebutkan faktor yang paling sangat mempengaruhi ialah faktor kondisi fisik atlet tersebut seperti daya tahan, kekuatan, daya ledak, kelincahan, kelentukan, daya tahan kecepatan dan daya tahan kekuatan. Dengan pembebanan renang gaya dada yang lebih berat untuk mencapai kecepatan yang maksimal, maka faktor kondisi fisik akan sangat berpengaruh besar. Terutama saat melakukan gerakan renang gaya dada, baik saat melakukan
gerakan tangan pull dan push maupun saat melakukan gerakan kaki kick yang membutuhkan tenaga besar akan luncuran yang dihasilkan lebih jauh. Oleh karena itu kecepatan perlu dimiliki dan dikembangankan oleh para atlet renang khususnya dalam penelitian ini yang berkaitan tentang kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Yang merupakan nomor perlombaan dengan jarak terjauh dari renang gaya dada. 4. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet yang berprestasi hendaknya memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang dimaksud seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan beberapa unsur lainnya. Menurut Irawadi (2020 : 26) “Daya tahan (endurance) adalah kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan”. Lalu menurut Arsil (1999 : 43) Kekuatan adalah komponen yang sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik”. Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu antara daya tahan dan kekuatan. Gerakan kaki yang dilakukan dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi otot. Unit dasar dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut oto membentuk suatu unit motor yang masing-masing unit mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana.
Otot tungkai merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak bagian bawah. Umumnya otot merupakan bangun tersendiri yang berjalan menyebrangi satu atau beberapa sendi, dan bila mengerut menyebabkan gerakan pada sendi tersebut. Tiap syaraf otot diselubungi oleh jaringan ikat halus yang disebut Endomesium. Kumpulan serabut otot membentuk berkas yang masing-masing di selaputi jaringan ikat yang disebut Perimesium. Otot tungkai terdiri dari otot tungkai bawah dan otot tungkai atas. Pada otot tungkai atas terdiri dari tiga golongan yaitu: Flexores, Exteriosores, dan Adductores. Yang terdiri dari Triceps Femoris dan Biceps Femoris. Otot tersebut terletak pada batas pangkal paha sampai sendi lutut (pada bagian depan dan belakang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4. Otot Tungkai Atas Sumber : Salomon, dalam (Nawawi, 2007 : 52) Sedangkan otot tungkai bawah terdiri dari tiga golongan yaitu: Flexores, Exteriosores, dan perenci otot. Ketiga otot ini terletak pada batas bagian lutut bawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 5. Otot Tungkai Bawah Sumber : Salomon, dalam (Nawawi, 2007 : 54) Menurut beberapa ahli, kekuatan menggambarkan kemampuan otot untuk mengatasi beban dengan mengakat, menolak dan mendorong. Sedangkan kecepatan menunjukkan kemampuan otot untuk mengatasi beban dengan kontraksi otot yang sangat cepat, dan daya tahan kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali dalam waktu yang lama. Berdasarkan penjelasan di atas daya tahan kekuatan juga terdapat pada otot tungkai yang terbagi yaitu tungkai bagian atas dan tungkai bagian bawah. Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada,
daya tahan kekuatan otot tungkai juga sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot tungkai adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali. Semua cabang olahraga yang memerlukan waktu yang relative lama rata-rata memerlukan kekuatan otot tungkai, apalagi cabang olahraga renang khususnya dalam perlombaan renang gaya dada dengan jarak 200 meter, kekuatan otot tungkai sangat mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada. Dengan adanya kekuatan otot tungkai yang baik akan menghasilkan kemampuan kecepatan renang gaya dada yang bagus. Jadi daya tahan kekuatan otot lengan pada penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan renang 200 meter gaya dada. 5. Hakikat Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet yang berprestasi hendaknya memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang dimaksud seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan beberapa unsur lainnya. Menurut Irawadi (2020 : 26) “Daya tahan (endurance) adalah kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan”. Lalu menurut Arsil (1999 : 43) Kekuatan adalah komponen yang sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik”. Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat
dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu antara daya tahan dan kekuatan Lengan kita dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi otot. Unit dasar dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut oto membentuk suatu unit motor yang masing-masing unit
mempunyai kemampuan khusus yaitu
berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana. Otot lengan merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak bagian atas. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan lain. Semua ini di ikat menjadi berkas serabut oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontaktil. Bila otot diransang maka akan timbul masa laten yang pendek yaitu sewaktu ransangan di terima kemuadian otot berkontraksi, yang berarti menjadi pendek dan tebal pada akhirnya mengendur dan memanjang kembali. Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot lengan adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja otot lengan antara lain adalah “sistem syaraf, suhu, keasaman darah, keadaan elektrolit darah, bahan-bahan kimia sisa metabolisme serta gangguan pada sistem tenaga. Semua cabang olahraga yang memerlukan waktu yang relative lama rata-rata memerlukan
kekuatan otot lengan, apalagi cabang olahraga renang khususnya dalam perlombaan renang gaya dada denga jarak 200 meter, kekuatan otot lengan sangat mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada. Dengan adanya kekuatan otot lengan yang baik akan menghasilkan kemampuan kecepatan renang gaya dada yang bagus. Jadi daya tahan kekuatan otot lengan pada penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan renang 200 meter gaya dada.
Gambar 6. Otot Lengan Sumber : Wildan Yatim dalam Yetridawati (2008).
B. Kerangka Konseptual 1. Kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Daya tahan kekuatan otot tungkai juga merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam hampir semua cabang olahraga. daya tahan kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan maksimal otot lengan untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Daya tahan kekuatan juga merupakan gabungan dari daya tahan dan kekuatan. Dalam olahraga renang khususnya kecepatan renang gaya dada dengan jarak 200 meter, daya tahan otot lengan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam melakukan renang gaya dada dengan jarak 200 meter. Tanpa memiliki unsur tersebut para atlet akan mengalami kesulitan saat berlomba, karena akan terjadi penurunan kecepatan sehingga akan tertinggal jauh dari lawan-lawannya. Maka dari itu, daya tahan kekuatan otot tungkai harus dimiliki oleh para atlet renang dalam melakukan renang 200 meter gaya dada. Agar para atlet dapat menciptakan prestasi yang diharapkan pada saat perlombaan. Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang.
2. Kontribusi daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Selain daya tahan kekuatan otot tungkai, daya tahan kekuatan otot lengan juga merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam hampir semua cabang olahraga. daya tahan kekuatan otot lengan merupakan kemampuan maksimal otot lengan untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Daya tahan kekuatan juga merupakan gabungan dari daya tahan dan kekuatan. Dalam olahraga renang khususnya kecepatan renang gaya dada dengan jarak 200 meter, daya tahan otot lengan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan dalam melakukan renang gaya dada dengan jarak 200 meter. Tanpa memiliki unsur tersebut para atlet akan mengalami kesulitan saat berlomba, karena akan terjadi penurunan kecepatan sehingga akan tertinggal jauh dari lawan-lawannya. Maka dari itu, daya tahan kekuatan otot lengan harus dimiliki oleh para atlet renang dalam melakukan renang 200 meter gaya dada. Agar para atlet dapat menciptakan prestasi yang diharapkan pada saat perlombaan. Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat kontribusi yang berarti antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang.
3. Kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Daya tahan kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan maksimal otot tungkai untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Sedangkan daya tahan kekuatan otot lengan merupakan kemampuan maksimal otot lengan untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Sesuai dengan kajian teori terdahulu dapat dipahami bahwa unsur daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan memiliki hubungan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Untuk melakukan kemampuan kecepatan renang gaya dada dengan jarak 200 meter diperlukan daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara keseluruhan yaitu pada gerakan tendangan kaki (kick) dan tarikan tangan (pull) dalam berenang. Apabila untuk mencapai kemampuan kecepatan renang gaya dada dengan jarak 200 meter dibutuhkan gerakan tendangan kaki (kick) dan tarikan tangan (pull) yang kuat sekaligus cepat, maka sangat dibutuhkan unsur daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan seorang atlet renang. Dalam hal ini, renang gaya dada yang dilakukan perenang pada jarak 200 meter tampak mengalami kelelahan akibat pembebanan kerja fisik. Kerja fisik yang dimaksud adalah gerakan tendangan kaki (kick) dan gerakan tarikan tangan (pull).
Berpedoman pada uraian di atas, dapat di mengerti hubungan antara daya tahan otot kekuatan tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan dalam penelitian ini terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk lebih jelasnya gambaran keterkaitan ketiga variabel di atas ada baiknya dijelaskan dengan suatu model hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat seperti pada gambar di bawah ini.
Variabel Bebas Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1)
Variabel Terikat
Ha 1
Ha 3
Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2)
Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y)
Ha 2
Gambar 7. Kerangka Konseptual
C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual di atas, maka diajukan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. 2. Terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. 3. Terdapat kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis korelasi (korelasi product moment). Menurut Sudjana (1991:63) bahwa: “Penelitian korelasi merupakan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, besar tidaknya hubungan dua variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.” Berdasarkan permasalahan penelitian, maka penelitian ini tergolong kedalam jenis penelitian deskriptif dengan teknik korelasional, karena sesuai dengan yang dikemukan oleh Arikunto (1992:213-214) yaitu: “Dalam penelitian korelasional, penelitian memilih individu-individu yang mempunyai variasi dalam hal yang diselidiki, sesuai dengan anggota kelompok yang dipilih sebagai subjek diukur mengenai dua jenis variabel yang diselidiki, kemudian dihitung untuk mengetahui koefisien korelasinya. Penelitian korelasi ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kedua variabel dan seberapa eratnya serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut”. Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atletatlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kolam Renang Teratai, Padang. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 s/d 28 maret 2012.
C. Defenisi Operasional Untuk menghilangkan salah penafsiran maka didapat Defenisi Operasional secara sederhana tentang: 1. Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Daya tahan kekuatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatan maksimal secara berulang-ulang kali dalam waktu yang relatif lama. Dalam penelitian ini untuk mengambil data daya tahan kekuatan otot tungkai dilakukan dengan tes “Squat Jump”. Penilaiannya berdasarkan jumlah/skor yang diperoleh testee. Dalam hal ini testee adalah para atlet pembinaan prestasi pada tiap-tiap perkumpulan renang. 2. Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Seperti keterangan di atas daya tahan kekuatan adalah kemapuan seseorang menggunakan kekuatan maksimal secara berulang-ulang kali dalam waktu yang relatif lama. Dalam penelitian ini untuk mengambil datanya dilakukan dengan tes “Push Up”. Penilaiannya berdasarkan jumlah/skor yang diperoleh testee. Dalam hal ini testee adalah para atlet pembinaan prestasi pada tiap-tiap perkumpulan renang.
3. Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Olahraga renang merupakan olahraga yang aktifitasnya berada di dalam air. Gaya dada merupakan salah satu dari empat gaya yang sering diperlombakan, yaitu antara lain : gaya bebas, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Sedangkan kecepatan ialah kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu titik ke titik lainnya dalam waktu yang sesingkat singkatnya. Kecepatan juga erat kaitannya dengan waktu, frekuensi, gerak dan jarak perpindahan. Dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan ini dilakukan tes renang 200 meter gaya dada dalam bentuk perlombaan renang dengan peraturan yang sesuai ketentuan dalam pelaksanaan perlombaan renang. Penilaiannya berdasarkan satuan waktu yang diperoleh testee. Dalam hal ini testee adalah para atlet pembinaan prestasi pada tiaptiap perkumpulan renang. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Suharsimi Arikunto (1998:15) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah atletatlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang baik putra maupun putri yang berjumlah 36 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Populasi Penelitian No
Perkumpulan Renang / Club
Atlet Putra
Atlet Putri
Jumlah
1
ALFHRED SWIM CAMP
8
4
12
2
WOMEN'S SWIMMING CLUB
10
3
13
3
PROFI SWIMMING CLUB
3
2
5
4
P.R TIRTA KALUANG
-
1
1
5
PESUT SWIMMING CLUB
4
1
5
Jumlah
25
11
36
2. Sampel Berpedoman pada gambaran yang terdapat pada populasi di atas, maka menurut Sudjana (1996 : 5) “pengambilan sample ditetapkan secara total sampling, hal ini mengingat jumlah populasi yang kecil dan akan dijadikan sample”. Dengan demikian sample di ambil pada atlet putra dan atlet putri pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang berjumlah 36 orang. E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari tes dan pengukuran terhadap atlet-atlet yang terpilih menjadi sample. Sedangkan data sekunder diperoleh dari pelatih renang prestasi di masing-masing perkumpulan renang. 2. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari tes daya tahan kekuatan otot tungkai, tes daya tahan kekuatan otot lengan dan tes
kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang, yang dijadikan sampel. F. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan langkahlangkah yang sistematis. Langkah-langkah tersebut terdiri dari langkah persiapan dan langkah pelaksanaan. 1. Langkah Persiapan a. Mengajukan judul kepada dosen penasehat akademik peneliti. b. Setelah judul disetujui oleh dosen penasehat akademik dilanjutkan kepada ketua jurusan untuk menentukan dosen pembimbing dua. c. Konsultasi dengan dosen pembimbing. d. Melakukan seminar proposal penelitian. e. Mendapatkan surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang 2. Langkah Pelaksanaan a. Melaksanakan tes squat jump untuk mengambil data daya tahan kekuatanotot tungkai, tes push up untuk mengambil data daya tahan kekuatan otot lengan, dan tes renang 200 meter gaya dada untuk mengambil data kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada terhadap sampel yang telah ditetapkan, yang terdiri dari 25 orang putra dan 11 putri jadi total keseluruhan 36 orang sampel. b. Untuk pengambilan data dari ke tiga tes yang terdiri dari tes squat jump, tes push up dan tes renang 200 meter gaya dada tersebut diawasi oleh
masing-masing pelatih prestasi pada perkumpulan renang yang berjumlah 7 orang pengawas. Tabel 2. Pengawas Penelitian No
Nama
Jabatan
1
Drs. H. Alnedral, M.Pd
Dosen Pembimbing I
2
Drs. Setiady
Dosen Pembimbing II
3
Hendri RD
Pelatih Alfhred Swim Camp
4
Zulfauzan
Pelatih Women's Swimming Club
5
Yudarwan, S.Pd
Pelatih Profi Swimming Club
6
Zainul Sutan Zai
Pelatih Pesut Swimming Club
7
Drs. Zirfan Efendi
Pelatih P.R Tirta Kaluang
c. Dalam melakukan ke tiga tes yang terdiri dari tes squat jump, tes push up dan tes renang 200 meter gaya dada tersebut, dibantu oleh tujuh orang tenaga pembantu penelitian Tabel 3. Tenaga Pembantu Penelitian No
Nama
Tugas
1
Zulbahri
Penghitung skor
2
Naluri Denay
Penghitung skor
3
Aan Irawan
Penghitung waktu
4
Sri Haryati
Penghitung waktu
5
Royzilman
Penghitung waktu
6
Ilfan Riandi
Penghitung waktu
5
Muji
Pencatat skor dan waktu
6
Tio
Pencatat skor dan waktu
7
Didik Ternando
Perlengkapan
d. Menyiapkan alat serta perlengkapan untuk melakukan tes daya tahan kekuatan otot tungkai, tes daya tahan kekuatan otot lengan dan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada sebagai berikut:
Tabel 4. Alat-Alat Yang Diperlukan No
Alat
Jumlah
1
Belangko tes
5 lembar
2
Alat tulis
3 buah
3
Stopwatch
1 buah
4
Pluit
1 buah
Sebelum mengambil data terlebih dahulu disiapkan format tes yang diperlukan untuk mempermudah dalam mencatat dan menghindari kekeliruan data. Ada pun format pengambilan data seperti pada tabel berikut ini: Tabel 5. Format Isian Data Nama Klub / Perkumpulan Renang : No 1
Nama
Hasil Tes
Kategori
Hasil Tes
Kategori
Hasil Tes
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
e. Mengambil data langsung ke kolam renang teratai tempat latihan klubklub atau perkumpulan renang di kota Padang.
G. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes. Tes tersebut terdiri dari instrumet tes “squat jump” untuk mengukur daya tahan kekuatan otot tungkai, instrument tes “push up” untuk mengukur daya tahan kekuatan otot lengan dan tes renang 200 meter gaya dada untuk mengukur kemampuan kecepatan renang gaya dada sesuai dengan peraturan yang dipakai pada saat perlombaan renang. H. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen tes untuk masing-masing variabel yaitu sebagai berikut: 1. Tes daya tahan kekuatan otot tungkai Pada unsur daya tahan kekuatan ini akan di ukur kemampuannya melalui tes “Squat Jump”, untuk melihat daya tahan kekuatan dari otot tungkai tesebut. a. Tujuan Mengukur komponen daya tahan kekuatan dinamis lokal otot ekstensor tungkai. b. Alat dan Perlengkapan Bidang datar / ruangan Pluit Formulir tes c. Pelaksanaan
Gambar 8. Bentuk Gerakan Squat Jump, Sumber : Erwin (2010) www.duniafitness.com Berdirilah tegap dengan kedua tangan menyilang di depan dada, kedua kaki membuka lebar, punggung dan kepala lurus. Jongkok perlahan sampai paha sejajar lantai, atau lebih rendah ke lantai. Langsung lakukan lompatan di tempat setinggi mungkin menggunakan kekuatan paha Anda. Kembali ke posisi awal, jongkok kemudian melompat lagi. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai atlet tersebut tidak dapat lagi melakukan gerakan tersebut secara sempurna seperti ketentuan di atas. d. Penilaian Penilaian dilakukan berdasarkan banyaknya atlet melakukan gerakan tersebut seperti yang dijelaskan di atas, jika terjadi sedikit perubahan maka akan dihentikan.
Tabel 6. Norma Tes Squat Jump untuk Putra dan Putri
No 1 2 3 4 5 6 No 1 2 3 4
Putra Kelas Interval 16 – 30 31 – 45 46 – 60 61 – 75 76 – 90 91 – 105 Putri Kelas Interval 20 – 31 32 – 43 44 – 55 56 - 67 Sumber : Adnan (2008:14)
2. Tes daya tahan kekuatan otot lengan Pada unsur daya tahan kekuatan ini akan di ukur kemampuannya melalui tes “Push Up”, untuk melihat daya tahan kekuatan dari otot lengan tesebut. a. Tujuan Mengukur komponen daya tahan kekuatan dinamis lokal ekstensor lengan. b. Alat dan Perlengkapan Bidang datar / ruangan Pluit Formulir tes c. Pelaksanaan
Gambar 9. Bentuk Gerakan Push Up Pria dan Wanita, Sumber : Nathanael (2011) www.indofitnessblogspot.com Atlet mengambil posisi sikap telungkup, kedua tangan dilipat disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan terangkat, dengan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu badan diturunkan dengan cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh lantai. Bagi putri gerakan dilakukan dengan lutut dijadikan tumpuan sedangkan bagian kaki di angkat. Gerakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan kontinyu sampai tidak sanggup lagi mengangkat badannya lagi. d. Penilaian Penilaian dilakukan berdasarkan banyaknya atlet melakukan gerakan tersebut seperti yang dijelaskan di atas, jika terjadi sedikit perubahan maka akan dihentikan. Tabel 7. Norma Tes Push Up untuk Putra dan Putri
No 1 2 3 4 5 6
Putra Kelas Interval 5 – 12 13 – 20 21 – 28 29 – 36 37 – 44 45 - 52
Putri No Kelas Interval 1 4–9 2 10 – 15 3 16 – 21 4 22 – 27 Sumber : Adnan (2008 : 14)
3. Tes renang 200 meter gaya dada a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan renang gaya dada dengan jarak 200 meter. b. Alat dan Perlengkapan Kolam renang standar nasional / internasional Stopwatch Pluit Formulir tes c. Pelaksanaan Peraturan yang dipakai disesuaikan dengan peraturan perlombaan renang yang telah diatur oleh PRSI maupun FINA. d. Penilaian Penilaian yang diambil adalah berapa waktu yang diperlukan atlet untuk menyelesaikan jarak 200 meter tersebut dengan menggunakan renang gaya dada.
I. Teknik Analisa Data a. Uji Normalitas Pengujian ini dimaksud untuk memeriksa apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas yang bertujuan untuk mengetahui kelompok sampel berasal dari data berdistribusi normal atau tidak, dan untuk menguji normalitas dilakukan Uji Lilifort (Fardi, 2010 : 14).
b. Uji Korelasi Untuk mencari korelasi penulis menggunakan rumus product moment dari person yang dikemukakan oleh Sudjana 1992 dalam (Aziz 2008 : 135) sebagai berikut :
rxy
N XY ( X )( Y ) {N . X 2 ( X ) 2 }{N . Y 2 ( Y ) 2 }
Keterangan : rxy
= Koofesien korelasi antara gejala x dan y
xy = Jumlah produk x dan y X
= Nilai variabel x
Y
= Nilai variabel y
X = Jumlah data x Y = Jumlah data y
X2 = Jumlah variabel x yang dikuadratkan Y2 = Jumlah variabel y yang dikuadratkan N
= Jumlah responden
c. Nilai Korelasi Ganda Untuk mencari sumbangan unsur daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada, dapat menggunakan Rumus korelasi ganda R dari (Fardi, 2010 : 30) sebagai berikut :
Ry.1.2 =
r 2 . y1 r 2 . y 2 2ry1ry 2 r12 1 r 212
Keterangan: ry1
= Koefesien korelasi antara Y dan X1
ry2
= Koefesien korelasi antara Y dan X2
r12
= Koefesien korelasi antara X1 dan X2 Terhadap Y
d. Kontribusi Untuk mencari kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005) sebagai berikut : K
= r2 x 100%
Keterangan : K
= Koefisien Determinasi
R
= Koefisien Korelasi Sederhana
e. Uji Sigifikansi Untuk melihat signifikansi antara variabel bebas dengan variabel terikat.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data Data dalam penelitian ini terdiri dari: kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada (Y) sebagai varibel terikat, daya tahan kekuatan otot tungkai (X1) dan daya tahan kekuatan otot lengan (X2) sebagai variabel bebas. Untuk masingmasing tabel di bawah ini akan disajikan nilai rata-rata, simpangan baku, median, modus, distribusi frekuensi, serta histogram dari setiap variabel. 1. Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) Berdasarkan hasil tes daya tahan kekuatan otot tungkai yang dilakukan. Untuk data tes putra diperoleh skor maksimum = 100 dan skor minimum = 16. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 52,88 , median = 46 , modus = 46 dan standar deviasi = 24,49 . Agar lebih jelasnya data tes daya tahan kekuatan otot tungkai putra dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 8. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra (X1)
No 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval 16 - 30 31 - 45 46 - 60 61 - 75 76 – 90 91 - 105 Jumlah
Frekuensi Relatif Absolut (Fa) (%) 6 24% 4 16% 5 20% 5 20% 3 12% 2 8% 25 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 25 orang sampel, 6 orang (24%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (16 – 30), 4 orang (16%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (31 – 45), 5 orang (20%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (46 – 60), 5 orang (20%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (61 – 75), 3 orang (12%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar (76 – 90) dan 2 orang (18%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar (91 – 105). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil tes daya tahan kekuatan otot tungkai di atas yaitu sebesar 52,88 , dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai berada pada kelas interval (16 - 30). untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi daya tahan kekuatan otot tungkai putra juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini :
Frekuensi Absolut
6 5
4 3 2 1
0 16 - 30
31 - 45
46 - 60
61 - 75
76 - 90
91 - 105
Kelas Interval
Gambar 10 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putra (X1)
Sedangkan hasil tes daya tahan kekuatan otot tungkai yang dilakukan. Untuk data tes putri diperoleh skor maksimum = 65 dan skor minimum = 20. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 45,18 , median = 45 dan standar deviasi = 14,27 . Agar lebih jelasnya data tes daya tahan kekuatan otot tungkai putri dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 9. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri (X1)
No 1 2 3 4
Kelas Interval 20 - 31 32 – 43 44 – 55 56 - 67 Jumlah
Frekuensi Relatif Absolut (Fa) (%) 2 18% 3 27% 3 27% 3 27% 11 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 11 orang sampel, 2 orang (18%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (20 – 31), 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (32 – 43), 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (44 – 55), dan 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai berkisar antara (56 – 67). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil tes daya tahan kekuatan otot tungkai di atas yaitu sebesar 45,18 , dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai berada pada frekuensi yang sama sebanyak 3 orang (27%) yang berkisar antara (32 – 43), (44 – 55), dan (56 – 67). Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi daya tahan kekuatan juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini :
3
Frekuensi Absolut
2,5 2 1,5 1 0,5 0 20 - 31
32 - 43
44 - 55
56 - 67
Kelas Interval
Gambar 11 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Putri (X1)
2. Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) Berdasarkan hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan, untuk hasil tes putra diperoleh skor maksimum adalah 50 dan skor minimum 5. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 23,76, median = 24, modus = 30 dan standar deviasi = 11,50. Dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih nilai antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya deskripsi data daya tahan kekuatan otot lengan putra dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra (X2)
No 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval 5 - 12 13 - 20 21 - 28 29 - 36 37 - 44 45 - 52 Jumlah
Frekuensi Absolut Relatif (%) (Fa) 5 20% 5 20% 7 28% 4 16% 2 8% 2 8% 25 100%
Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas dari 25 orang sampel, 5 orang (20%) memiliki daya tahan kekuatan otot lengan berkisar antara (5 – 12), 5 orang (20%) yang berkisar antara (13 – 20), 7 orang (28%) yang berkisar antara (21 – 28), 4 orang (16%) yang berkisar antara (29 – 36), 2 orang (8%) yang berkisar (37 – 44), dan 2 orang (8%) yang berkisar (45 – 52). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil pengukuran daya tahan kekuatan otot lengan di atas yaitu sebesar 23,76 , dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya tahan kekuatan otot lengan putra berada pada kelas interval (21 - 28). untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi daya tahan kekuatan otot lengan putra juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini :
7
6 Frekuensi Absolut
5 4
3 2 1
0 5 - 12
13 - 20
21 - 28
29 - 36
37 - 44
45 - 52
Kelas Interval
Gambar 12 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putra (X2)
Sedangkan hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan, untuk hasil tes putri diperoleh skor maksimum adalah 25 dan skor minimum 4. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 14,91, median = 15, modus = 20 dan standar deviasi = 6,93. Dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih nilai antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya deskripsi data daya tahan kekuatan otot lengan putri dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel 11. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri (X2)
No 1 2 3 4
Kelas Interval 4-9 10 - 15 16 - 21 22 - 27 Jumlah
Frekuensi Absolut Relatif (%) (Fa) 3 27% 3 27% 4 36% 1 9% 11 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 11 orang sampel, 3 orang (27%) memiliki daya tahan kekuatan otot lengan berkisar antara (4 – 9), 3 orang (27%) yang berkisar antara (10 – 15), 4 orang (36%) yang berkisar antara (16 – 21), dan 1 orang (9%) yang berkisar (22 – 27). jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil pengukuran daya tahan kekuatan otot lengan di atas yaitu sebesar 14,91 , dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya tahan kekuatan otot lengan putri berada pada frekuensi antara (16 – 21). untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi daya tahan kekuatan otot lengan putri juga dapat di
Frekuensi Absolut
lihat pada histogram di bawah ini :
4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 4-9
10 - 15
16 - 21
22 - 27
Gambar 13 : Histogram Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Putri (X2) Kelas Interval
3.
Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) Berdasarkan hasil tes kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada,
untuk putra diperoleh skor maksimum = 5,16 dan skor minimum = 2,35. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 3,15, median = 3,18, dan modus = 2,51 dan standar deviasi = 0,76. dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya hasil kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada putra dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putra (Y) No 1 2 3 4 5 6
Kelas Interval (Waktu) 2,35 – 2,82 2,83 – 3,30 3,31 – 3,78 3,79 – 4,26 4,27 – 4,74 4,75 – 5,22 Jumlah
Frekuensi Absolut (Fi) Relatif (%) 9 36 % 8 32 % 5 20 % 1 4% 0 0% 2 8% 25 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 25 orang sampel, 9 orang (36%) memiliki kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada berkisar antara (2,35 – 2,82), 8 orang (32%) yang berkisar antara (2,83 – 3,30), 5 orang (20%) yang berkisar antara (3,31 – 3,78), 1 orang (4%) yang berkisar antara (3,79 – 4,26), yang berkisar antara (4,27 – 4,74), dan 2 orang (8%) yang berkisar antara (4,75 – 5,22). Jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil pengukuran kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada di atas yaitu sebesar 3,15, dapat disimpulkan bahwa kemampuan kecepatan renangnya berada
pada kelas interval (2,35 – 2,82). Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada putra juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini:
10 Frekuensi Absolut
8
9
8 5
6
4 1
2 0
2 0
2,35 - 2,83 - 3,31 - 3,79 - 4,27 - 4,75 2,82 3,30 3,78 4,26 4,74 5,22
Gambar 14 : Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putra (Y) Kelas Interval
Sedangkan hasil tes kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada, untuk putri diperoleh skor maksimum = 4,29 dan skor minimum = 2,50. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 3,43, median = 3 dan standar deviasi = 0,63. dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya hasil kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada putri dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 13. Distribusi frekuensi Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putri (Y) No 1 2 3 4
Kelas Interval (Waktu) 2,50 – 2,96 2,97 – 3,42 3,43 – 3,88 3,89 – 4,34 Jumlah
Frekuensi Absolut (Fi) Relatif (%) 2 18 % 4 36 % 1 9% 4 36 % 11 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 11 orang sampel, 2 orang (18%) memiliki kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada berkisar antara (2,50 – 2,96), 4 orang (36%) yang berkisar antara (2,97 – 3,42), 1 orang (9%) yang berkisar antara (3,43 – 3,88), 4 orang (36%) yang berkisar antara (3,89 – 4,34).
jadi, berdasarkan nilai rata-rata dari hasil
pengukuran kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada di atas yaitu sebesar 3,43 dapat disimpulkan bahwa kemampuan kecepatan renangnya berada pada frekuensi yang sama yaitu antara kisaran (2,97 – 3,42) dan (3,89 – 4,34). Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada putri juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini:
Frekuensi Absolut
4
4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
4
2 1
2,50 - 2,96
2,97 - 3,42
3,43 - 3,88
3,89 - 4,34
Kelas Interval
Gambar 15 : Histogram Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Putri (Y)
B. Pengujian Persyaratan Analisis Uji Normalitas Pengujian normalitas masing-masing distribusi frekuensi dilakukan dengan Uji Liliefors. Hasil pengujian normalitas distribusi skor daya tahan kekuatan otot tungkai (x1), daya tahan kekuatan otot lengan (x2) dan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada untuk hasil tes putra dan putri dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 14.Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors (Putra) No 1
Variabel Daya
Tahan
N
Lo
Ltab
Distribusi
Kekuatan
Otot
25
0.1548
0,1730
Normal
Kekuatan
Otot
25
0.1398
0,1730
Normal
Kemampuan Kecepatan Renang
25
0.1643
0,1730
Normal
Tungkai (X1) 2
Daya
Tahan
Lengan (X2) 3
200 Meter Gaya Dada (Y)
Tabel di atas menunjukkan data hasil tes putra bahwa hasil pengujian untuk daya tahan kekuatan otot tungkai (X1), skor Lo = 0,1548 dengan n = 25, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,173 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari daya tahan kekuatan otot tungkai berdistribusi normal. (Lampiran 4 : 91) Selanjutnya hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan (X2), skor Lo = 0,1398 dengan n = 25, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,173 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari daya tahan kekuatan otot lengan berdistribusi normal. (Lampiran 5 : 94) Kemudian diperoleh hasil kecepatan renang 200 meter gaya dada (Y), skor Lo = 0,1643 dengan n = 25, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,173 yang lebih besar dari Lo sehingga disimpulkan skor yang
diperoleh dari kecepatan renang 200 meter gaya dada berdistribusi normal. (Lampiran 6 : 97) Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X1, X2 dan Y datanya tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya kecil dari pada Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data masingmasing variabel penelitian ini normal. Tabel 15.Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data dengan Uji Lilliefors (Putri) No 1
Variabel
N
Lo
Ltab
Daya Tahan Kekuatan Otot 11 0,0942 0,2490
Distribusi Normal
Tungkai (X1) 2
Daya Tahan Kekuatan Otot 11 0,1309 0,2490
Normal
Lengan (X2) 3
Kecepatan Renang 200 Meter 11 0,1365 0,2490
Normal
Gaya Dada (Y) Tabel di atas menunjukkan data hasil tes putri bahwa hasil pengujian untuk daya tahan kekuatan otot tungkai (X1), skor Lo = 0,0942 dengan n = 11, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,2490 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari daya tahan kekuatan otot tungkai berdistribusi normal. (Lampiran 4 : 93) Selanjutnya hasil tes daya tahan kekuatan otot lengan (X2), skor Lo = 0,1309 dengan n = 11, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,2490 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang
diperoleh dari daya tahan kekuatan otot lengan berdistribusi normal. (Lampiran 5 : 96) Kemudian diperoleh hasil kecepatan renang 200 meter gaya dada (Y), skor Lo = 0,1365 dengan n = 11, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,2490 yang lebih besar dari Lo sehingga disimpulkan skor yang diperoleh dari kecepatan renang 200 meter gaya dada berdistribusi normal. (Lampiran 6 : 99) Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X1, X2 dan Y datanya tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya kecil dari pada Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data masingmasing variabel penelitian ini normal.
C. Pengujian Hipotesis 1.
Hipotesis Satu Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil perhitungan untuk data putra dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 16. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Koefisien Korelasi (r)
Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada
Koefisien Taraf Determinasi Signifikan α (r2x 100%) = 0,05
0,864
74,65
0,505
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada. adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r
hitung
0.505 dengan demikian r
sebesar 0,864 dan r
hitung
>r
tabel.
tabel
dalam taraf α = 0,05 sebesar
Ini berarti terdapat hubungan yang berarti
antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 9 : 104) Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 74,65, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 74,65%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang
Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil perhitungan untuk data putri dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 17. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Koefisien Korelasi (r)
Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada
Koefisien Taraf Determinasi Signifikan α (r2x 100%) = 0,05
0,957
91,58
0,735
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r
hitung
0.735 dengan demikian r
sebesar 0,957 dan r
hitung
>r
tabel.
tabel
dalam taraf α = 0,05 sebesar
Ini berarti terdapat hubungan yang berarti
antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 9 : 105) Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 91,58, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 91,58%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data putri dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.
2.
Hipotesis Dua Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil penghitungan untuk data putra dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 18. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) Terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang
Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada
Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Determinasi (r2x 100%)
Taraf Signifikan α = 0,05
0,837
70,06
0,505
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada adalah positif. hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r
hitung
sebesar 0,837 dan r
dengan demikian r
hitung
>r
tabel.
tabel
dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,505
Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara
daya tahan kekuatan otot lengan dengan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 10 : 106) Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi daya tahan kekuatan otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi (r) dan dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis
statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 70,06, berarti daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi terhadap renang 200 meter gaya dada sebesar 70,06%. Oleh sebab itu hipotesis dua untuk data putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil penghitungan untuk data putri dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 19. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) Terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang
Korelasi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Renang 200 Meter Gaya Dada
Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Determinasi (r2x 100%)
Taraf Signifikan α = 0,05
0,955
91,20
0,735
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada adalah positif. hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r
hitung
sebesar 0,955 dan r
dengan demikian r
hitung
>r
tabel.
tabel
dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,735
Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara
daya tahan kekuatan otot lengan dengan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 10 : 107)
Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi daya tahan kekuatan otot lengan terhadap renang 200 meter gaya dada adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi (r) dan dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 91,20, berarti daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi terhadap renang 200 meter gaya dada sebesar 91,20%. Oleh sebab itu hipotesis dua untuk data putri dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. 3.
Hipotesis Tiga Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda. Rangkuman hasil penghitungan untuk data putra analisis koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 20. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) secara bersama-sama terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Korelasi
Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien Determinasi (R2x 100%)
Taraf Signifikan α = 0,05
F Hitung
F Tabel
0,866
74,99
0,505
32,99
3.44
Berdasarkan tabel diatas, ternyata Fhitung (32,99) > (Ftabel (3,44) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y. Hasil perhitungan tabel diatas menunjukan bahwa analisis korelasi ganda antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung
r
sebesar 0,866 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,505, dengan demikian
hitung
> r
tabel.
Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan
kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 11 : 108) Untuk mengetahui besarnya kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi nilai (r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (R) = 74,99, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 74,99%. Oleh sebab itu hipotesis tiga untuk data putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk
mengetahui kontribusi tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda. Rangkuman hasil penghitungan untuk data putri analisis koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 21. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai (X1) dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan (X2) secara bersama-sama terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada (Y) pada Perkumpulan Renang di Kota Padang Korelasi
Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien Determinasi (R2x 100%)
Taraf Signifikan α = 0,05
F Hitung
F Tabel
0,967
93,51
0,735
57,62
4,46
Berdasarkan tabel diatas, ternyata Fhitung (57,62) > (Ftabel (4,46) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara X 1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y. Hasil perhitungan tabel diatas menunjukan bahwa analisis korelasi ganda antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung
r
sebesar 0,967 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,735, dengan demikian
hitung
> r
tabel.
Ini berarti terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan
kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 1 : 109)
Untuk mengetahui besarnya kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang adalah dengan menguadratkan nilai koefisien korelasi nilai (r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (R) = 93,51, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi secara bersama-sama terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 93,51%. Oleh sebab itu hipotesis tiga untuk data putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.
D. Pembahasan 1. Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Hasil perhitungan
analisis
korelasi
sederhana untuk data putra
menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada. adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r tabel
hitung
sebesar 0,864 dan r
dalam taraf α = 0,05 sebesar 0.505 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti
terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 9 : 101) Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 74,65, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 74,65%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data putra dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris. Hasil
perhitungan
analisis
korelasi
sederhana
untuk
data
putri
menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r tabel
hitung
sebesar 0,957 dan r
dalam taraf α = 0,05 sebesar 0.735 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti
terdapat hubungan yang berarti antara daya tahan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang 200 meter gaya dada. (Lampiran 9 : 102) Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi antara daya tahan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada adalah dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (r) dikalikan seratus (r2x 100%), dari hasil analisis statistik yang dilakukan diperoleh nilai (r) = 91,58, berarti daya tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 91,58%. Oleh sebab itu hipotesis satu untuk data putri dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat pada putra bahwa unsur daya tahan kekuatan otot tungkai kaki sangat berkontribusi terhadapt kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 74,65%, sehingga 25,35% ialah kontribusi dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan renang 200 meter gaya dada tersebut. Sedangkan hasil perhitungan tersebut terlihat pada putri bahwa unsur daya tahan kekuatan otot tungkai kaki sangat berkontribusi terhadapt kecepatan renang 200 meter gaya dada sebesar 91,58%, sehingga 8,42% ialah kontribusi dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan renang 200 meter gaya dada tersebut. Untuk kontribusi pada putri memang sangat besar dikarenakan jumlah sample yang sangat sedikit, sehingga membuat taraf signifikansi juga cukup tinggi. Agar seorang atlet renang dapat memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai yang lebih baik lagi dan berkontribusi lebih besar lagi terhadap kecepatan renang 200 meter gaya dada dapat dilakukan dengan latihan-latihan daya tahan kekuatan otot tungkai seperti : Squat Jump, Squat Trust dan berbagai variasi latihan lainya untuk meningkatkan daya tahan kekuatan otot tungkai, karena jika semakin baik daya tahan kekuatan otot tungkai seorang atlet renang, maka akan semakin mudah baginya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, sehingga tubuhnya dalam melakukan renang 200 meter gaya dada tersebut dapat terlihat lebih siap dibanding seorang atlet renang yang tidak memiliki daya tahan kekuatan otot tungkai yang bagus. Menurut Irawadi (2020 : 26) “Daya tahan (endurance) adalah kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang
cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan”. Lalu menurut Arsil (1999 : 43) Kekuatan adalah komponen yang sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik”. Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu antara daya tahan dan kekuatan. Gerakan kaki yang dilakukan dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi otot. Unit dasar dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut otot membentuk suatu unit motor yang masing-masing unit mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana. Otot tungkai merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak bagian bawah. Umumnya otot merupakan bangun tersendiri yang berjalan menyebrangi satu atau beberapa sendi, dan bila mengerut menyebabkan gerakan pada sendi tersebut. Tiap syaraf otot diselubungi oleh jaringan ikat halus yang disebut Endomesium. Kumpulan serabut otot membentuk berkas yang masing-masing di selaputi jaringan ikat yang disebut Perimesium. Otot tungkai terdiri dari otot tungkai bawah dan otot tungkai atas. Pada otot tungkai atas terdiri dari tiga golongan yaitu: Flexores, Exteriosores, dan Adductores. Yang terdiri dari Triceps Femoris dan Biceps Femoris. Otot tersebut terletak pada batas pangkal paha sampai sendi lutut (pada bagian depan dan belakang).
Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali dalam waktu yang lama. Berdasarkan penjelasan di atas daya tahan kekuatan juga terdapat pada otot tungkai yang terbagi yaitu tungkai bagian atas dan tungkai bagian bawah. Dalam olahraga renang pada saat melakukan renang 200 meter gaya dada. Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, daya tahan kekuatan otot tungkai juga sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot tungkai adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali. Semua cabang olahraga yang memerlukan waktu yang relative lama rata-rata memerlukan kekuatan otot tungkai, apalagi cabang olahraga renang khususnya dalam perlombaan renang gaya dada dengan jarak 200 meter, kekuatan otot tungkai sangat mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada. Dengan adanya kekuatan otot tungkai yang baik akan menghasilkan kemampuan kecepatan renang gaya dada yang bagus. Jadi daya tahan kekuatan otot lengan pada penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan renang 200 meter gaya dada.
2. Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada pada Perkumpulan Renang di Kota Padang. Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang signifikan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana. Hasil penelitian untuk putra membuktikan bahwa terdapat kontribusi secara signifikan antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan tingkat persentase sebesar = 70,06%. artinya variabel daya tahan kekuatan otot lengan dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet putra pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Sedangkan untuk hasil penelitian atlet putri membuktikan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan tingkat persentase sebesar = 91,20%. artinya variabel daya tahan kekuatan otot lengan dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet putri pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Daya tahan kekuatan otot lengan yang dihasilkan dari latihan merupakan sekelompok otot untuk bergerak dengan motorik tinggi berfungsi untuk mempermudah mempelajari teknik yang sangat bergantung dari masing-masing individu. Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya
tahan kekuatan otot lengan adalah dengan latihan-latihan daya tahan kekuatan otot lengan seperti : Push Up, Pull Up dan berbagai variasi latihan lainya untuk meningkatkan daya tahan kekuatan otot lengan, karena jika semakin baik daya tahan kekuatan otot lengan seorang atlet renang, maka akan semakin mudah baginya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, sehingga tubuhnya dalam melakukan renang 200 meter gaya dada tersebut dapat terlihat lebih siap dibanding seorang atlet renang yang tidak memiliki daya tahan kekuatan otot lengan yang bagus. Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet yang berprestasi hendaknya memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang dimaksud seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan beberapa unsur lainnya. Menurut Irawadi (2020 : 26) “Daya tahan (endurance) adalah kesanggupan bekerja dengan intensitas tertentu dalam rentangan waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan”. Lalu menurut Arsil (1999 : 43) Kekuatan adalah komponen yang sangat penting dari kondisi fisik secara keseluruhan, karena merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik”. Berdasarkan pendapat kedua ahli maka disimpulkan bahwa daya tahan kekuatan ialah kemampuan maksimal otot untuk melakukan aktivitas yang dapat dilakukan berkali-kali dalam waktu yang lama. Hal ini merupakan hasil terpadu antara daya tahan dan kekuatan Lengan kita dapat bergerak di sebabkan adanya kontraksi otot. Unit dasar dari sistem otot adalah serat otot. Beberapa serabut otot membentuk suatu unit
motor yang masing-masing unit
mempunyai kemampuan khusus yaitu
berkontraksi dengan baik, sehingga suatu gerakan akan terlaksana. Otot lengan merupakan bagian dari anggota tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak bagian atas. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan lain. Semua ini di ikat menjadi berkas serabut oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontaktil. Bila otot diransang maka akan timbul masa laten yang pendek yaitu sewaktu ransangan di terima kemuadian otot berkontraksi, yang berarti menjadi pendek dan tebal pada akhirnya mengendur dan memanjang kembali. Dalam olahraga renang khususnya untuk melakukan renang 200 meter gaya dada, daya tahan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebab tujuan dari pelaksanaan adalah atlet dapat melakukan kecepatan renang 200 meter gaya dada, secara bebas dapat diartikan bahwa daya tahan kekuatan otot lengan adalah kemampuan atlet dalam melakukan kekuatan maksimal saat berenang yang mana dapat terus dilakukan berulang-ulang kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja otot lengan antara lain adalah “sistem syaraf, suhu, keasaman darah, keadaan elektrolit darah, bahan-bahan kimia sisa metabolisme serta gangguan pada sistem tenaga. Semua cabang olahraga yang memerlukan waktu yang relative lama rata-rata memerlukan kekuatan otot lengan, apalagi cabang olahraga renang khususnya dalam perlombaan renang gaya dada denga jarak 200 meter, kekuatan otot lengan sangat mempengaruhi kemampuan kecepatan renang gaya dada. Dengan adanya kekuatan otot lengan yang baik akan menghasilkan kemampuan kecepatan renang
gaya dada yang bagus. Jadi daya tahan kekuatan otot lengan pada penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan renang 200 meter gaya dada. 3. Kontribusi Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Secara Bersama-Sama Terhadap Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada pada Perkumpulan Renang di Kota Padang.
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat kontribusi yang siginifikan secara bersama-sama antara daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Untuk mengetahui kontribusi tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi ganda. Penelitian untuk putra membuktikan bahwa terdapat kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama dengan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan tingkat persentase = 74,99%. artinya daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama berkontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet putra pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Setelah itu dilakukan pengujian signifikansi korelasi ganda diperoleh Fhitung = 32,99 dan Ftabel=3,44 maka hasilnya ialah Ho ditolak, Ha diterima. Karena Fhitung >Ftabel sehingga kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X 1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y.
Sedangkan penelitian untuk putri membuktikan bahwa terdapat kontribusi daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama dengan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan tingkat persentase = 93,51%. artinya daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama berkontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada atlet putri pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang. Setelah itu dilakukan pengujian signifikansi korelasi ganda diperoleh Fhitung = 57,62 dan Ftabel=4,46 maka hasilnya ialah Ho ditolak, Ha diterima. Karena Fhitung >Ftabel sehingga kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X 1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y. Berdasarkan pembahasan tersebut jelas bahwa unsur daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi kepada atlet renang, sehingga atlet renang tersebut mampu untuk melakukan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada menjadi lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan Tungkai seorang atlet renang maka akan semakin mudah baginya untuk manghasilkan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada yang baik, begitu sebaliknya jika kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan kurang baik, maka untuk memperoleh kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada akan sulit dijangkaunya.
Sehubungan dengan hal itu, tentu agar mencapai kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada yang sangat bagus lagi, selain melatih kemampuan daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan, seorang atlet renang juga harus memperhatikan dan melatih faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dan memberikan berkontribusi hingga 100 % terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada, seperti : koordinasi gerakan melakukan renang gaya dada juga sangat menentukan terhadap kemampuan kecepatan. Selain itu, kemampuan kondisi fisik, teknik, taktik dan mental juga mempengaruhi prestasi olahraga, termasuk terhadap prestasi renang. Sehubungan dengan itu faktor psikologis, seperti mental, percaya diri, semangat juang, motivasi juga sangat berpengaruh terhadap penampilan seorang atlet di dalam berlomba. Kemudian, Selain faktor tersebut sarana dan prasarana, program latihan juga dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada seorang atlet renang. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya untuk mencapai tingkat kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada yang lebih baik, para atlet renang hendaknya juga memperhatikan faktor-faktor tersebut. Kecepatan merupakan salah satu kemampuan biomotorik (unsur konsisi fisik) yang sangat penting dalam olahraga. Menurut Irawadi (2010:51) “Kecepatan (speed) diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu titik ke titik lainnya dalam waktu yang sesingkat singkatnya”. Perpindahan tempat bisa berupa perpindahan sebagian tubuh. Kecepatan berkaitan dengan waktu, frekuensi, gerak, dan jarak perpindahan. Dengan demikian jelaslah bahwa
kecepatan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat dominan dalam aktifitas olahraga. Dalam olahraga renang kecepatan adalah hal utama yang akan dibentuk dan dicapai, karena kecepatan dalam olahraga renang bisa selalu berubah-ubah dengan kata lain rekor ataupun catatan waktu tercepat dapat terus selalu berubahubah sehingga persaingan untuk mengejarnya akan sangat ketat dan berat. Dalam upaya melatih kecepatan renang khususnya renang gaya dada terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu kondisi fisik, teknik, sarana prasarana, motivasi, dan program latihan yang akan dilakukan. Dari beberapa faktor yang disebutkan faktor yang paling sangat mempengaruhi ialah faktor kondisi fisik atlet tersebut seperti daya tahan, kekuatan, daya ledak, kelincahan, kelentukan, daya tahan kecepatan dan daya tahan kekuatan. Dengan pembebanan renang gaya dada yang lebih berat untuk mencapai kecepatan yang maksimal, maka faktor kondisi fisik akan sangat berpengaruh besar. Terutama saat melakukan gerakan renang gaya dada, baik saat melakukan gerakan tangan pull dan push maupun saat melakukan gerakan kaki kick yang membutuhkan tenaga besar akan luncuran yang dihasilkan lebih jauh. Oleh karena itu kecepatan perlu dimiliki dan dikembangankan oleh para atlet renang khususnya dalam penelitian ini yang berkaitan tentang kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. Yang merupakan nomor perlombaan dengan jarak terjauh dari renang gaya dada.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Daya tahan kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi sebesar 74,65% untuk Putra dan 91,58% untuk putri terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Maknanya kontribusi untuk putra lumayan besar ini dikarenakan kekuatan gerakan kaki renang gaya dada sangat berpengaruh agar daya luncur yang dihasilkan oleh gerakan kaki akan lebih jauh, sedangkan untuk putri juga sama akan tetapi persentase yang besar dan mendekati sempurna dikarenakan sample yang terlalu sedikit.
2. Daya tahan kekuatan otot lengan memberikan kontribusi sebesar 70,06% untuk putra dan 91,20% untuk putri terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Maknanya kontribusi untuk putra lumayan besar akan tetapi tidak sebesar kontribusi daya tahan kekuatan otot kaki, ini dikarenakan pada gerakan renang gaya dada, gerakan kaki atau tendangan lebih dominan dalam menghasilkan daya luncur dalam renang gaya dada tersebut. sedangkan untuk putri juga sama akan tetapi persentase yang besar dan mendekati sempurna dikarenakan sample yang terlalu sedikit.
3. Daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan secara bersama-sama memberikan kontribusi yang cukup besar 74,99% untuk putra sedangkan 93,51% untuk putri terhadap kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada pada perkumpulan renang di kota Padang. Maknanya bahwa kedua faktor memiliki kontribusi yang besar pada kecepatan renang gaya dada, ini dikarenkan pada saat melakukan renang gaya dada jika kedua faktor digerakkan dengan maksimal maka akan terjadi luncuran yang jauh yang berasal dari gerakan kaki dan gerakan tangan renang gaya dada tersebut. Sedangkan untuk putri hampir sama, akan tetapi dengan persentase yang besar tersebut disebabkan karena jumlah sample yang terlalu sedikit.
B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran yang dapat membantu mengatasi masalah yang ditemui dalam pelaksanaan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada, yaitu : 1. Bagi pelatih pada umumnya dan khususnya pelatih prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang disarankan untuk melatih unsur daya tahan kekuatan otot tungkai dan daya tahan kekuatan otot lengan dengan cara melatih otot-otot yang dominan dalam kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada. 2. Bagi atlet pada umumnya dan khususnya atlet-atlet pembinaan prestasi pada perkumpulan renang di kota Padang disarankan dapat meningkatkan kemampuan kecepatan renang 200 meter gaya dada dengan cara melakukan latihan secara sistematis dan berkesinambungan. 3. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti dengan jumlah populasi atau sampel yang lebih besar serta di daerah yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arsil. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang : FIK UNP. Aziz, Ishak (2008). Tes Pengukuran dan Evaluasi Pembelajaran Olahraga. Padang : Sukabina Dumadi & Dwijowinoto, Kasiyo (1992). Renang (Materi, Metode, Penilaian). Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Erwin. (2010). “Teknik Gerakan Squat Jump”. www.duniafitness.com. Fardi, Adnan (2008). Hand Out Statistik Dasar. Padang : UNP Press. ...................... (2010). Hand Out Statistik Lanjutan. Padang : UNP Press. Federika, Joiya (2005). Pembinaan Olahraga Polo Air Di Kota Padang. Padang : FIK UNP (Skripsi). FINA. 2011. “Swimming Rules 2009 - 2013 Breaststroke”.www.FINA.org. Irawadi, Hendri (2010). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang : FIK UNP. Kemenpora (2010). Undang-Undang Tentang Pemuda & Olahraga. Jakarta : Fokusindo Mandiri. Lutan, Rusli dkk (1997). Manusia dan Olahraga. Bandung : ITB & FPOK/IKIP Bandung. Maidarman (2011). Buku Ajar Renang Pendalaman. Padang : FIK UNP. ................ (2011). Buku Ajar Renang Pendalaman. Padang : FIK UNP. Marzuki, Chalid (1999). Renang Dasar. Padang : FIK UNP. Mcleod, Ian (2010). Swimming Anatomy. USA : Human Kinetics. Nathanael (2011). “Teknik Gerakan Push Up Yang Benar Bagi Pria dan Wanita”. www.indofitnessblogspot.com. Nawawi, Umar. (2007). Anatomi Tubuh Manusia. Padang : UNP PRESS. Nawawi, Umar & Masrun. (2008). Fisiologi Olahraga. Padang : FIK UNP.
PB PRSI. (2002). Instrumen Pemanduan Bakat Renang. Jakarta : Direktorat Jendral Pemuda dan Olahraga. Phillips, D. Allen dan Hornak, James E (1979). Meansurement and Evaluation in Physical Education. USA. Sudjana. (1994). Metode Statistika. Tarsito. Bandung. Syafruddin (2011). Ilmu Kepelatihan Olahraga Teori dan Aplikasinya dalam Pembinaan Olahraga. Padang : UNP Press. Syaifuddin (1992), Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Tim Mata Kuliah Statistik (2008). Silabus dan Handout Mata Kuliah Statistik Dasar/1. Padang : FIK UNP. ............................................ (2010). Silabus dan Handout Mata Kuliah Statistik Lanjutan/2. Padang : FIK UNP. Thomas, MS. David G (2007). Renang Tingkat Pemula. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. ...................................... (2007). Renang Tingkat Mahir. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Yetridawati (2008). Hubungan Kekuatan Otot Lengan dengan Kemampuan Pukulan Siswa Pencak Silat Ampusilang MAN 2 Padang. Padang : FIK UNP (Skripsi). Zulbahri (2011). Kontribusi Kelentukan Pinggang dan Exsplosive Power Otot Tungkai Terhadap Akurasi Shooting Pemain Sepakbola SMKN 8 Padang. Padang : FIK UNP (Skripsi). Zulhilmi (2008). Buku Ajar Anatomi. Padang : FIK UNP.
Lampiran 1 Data Atlet-Atlet Pembinaan Prestasi pada Perkumpulan Renang di Kota Padang
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Abrian Adri Nyoman Dicky Anugrah Gautama Faclee Kurnia Hafis Maulana Vallerian Gazali Junico Gazali Reinaldo Adri Nyoman Jumadil Kurnia Valdo Stifen Tri Etmi Trisna Ridho Gabriella Beliany Gazali Catherine Leilani Nyoman Bunga Indah Sari
Nama Alfhred Alhberd Farel Dwi Ayeri Avin Avery M. Furqan Axery Rizkan King Farhan Fikri Emylie Princessty Sherly Rahmalinda Astri Felysia Deliani
WOMEN'S SWIMMING CLUB Jenis Tempat Tanggal Lahir Kelamin Lahir L Padang 05 Oktober 1996 L Kepri 06 Desember 1993 L Padang 31 Juli 1996 L Padang 22 Juni 1992 L Padang 14 Agustus 1995 L Padang 23 Oktober 1997 L Padang 21 Maret 2000 L Padang 09 September 1998 L Padang 12 Januari 1990 L Padang 16 Mei 2000 P Padang 01 Maret 1992 P Padang 31 April 1998 P Padang 11 Januari 1991
ALFHRED SWIM CAMP Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir L Padang 16 Januari 1993 L Padang 07 Februari 1994 L Padang 11 Juni 1994 L Padang 01 Mei 1993 L Padang 12 Januari 1996 L Padang 13 Mei 1998 L Padang 04 Januari 1998 L Padang 15 Agustus 1999 P Padang 13 Agustus 1997 P Padang 22 Desember 2000 P Padang 29 Juli 2000 P Padang 15 April 1991
Pendidikan
Ket.
SMA DON BOSCO UNP - FIK SMA N 12 Padang UNAND SMA DON BOSCO SMP FRATER SD AGNES TERESIA SMP PERTIWI 2 SD 34 Simpang Haru UNP - FIP SMP MARIA STTIND Padang
Pendidikan STBA PRAYOGA SMA 2 Padang MAN 2 Padang SMA 2 Padang SMA 1 Padang SMP 7 Padang SMP 5 Padang SMP 5 Padang MTsN MODEL Padang SMP 13 Padang SMP 5 Padang
Ket.
No 1 2 3 4 5
No 1 2 3 4 5
Nama Syauqi Al Fajri Fathur Al Furqan Fajar F. Danda Saskia Pratiwi Nur Lisa
Nama Ilham Erick Pradipta Frengky Anugrah Muhardi Ossy Ulfa
No Nama 1 Ayu Kurnia Oktarizi
PROFI SWIMMING CLUB Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir L Padang 12 Mei 1997 L Padang 16 Agustus 1999 L Padang 23 Februari 1996 P Padang 08 Agustus 1998 P Padang 05 Februari 1998
PESUT SWIMMING CLUB Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir L Padang 19 Januari 1989 L Padang 22 Desember 1994 L Dhamasraya 10 Agustus 1998 L Padang 17 Oktober 1988 P Padang 15 Oktober 1995
P.R TIRTA KALUANG Jenis Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir P Padang 28 Oktober 1995
Pendidikan SMP ADABIAH SMP N 9 Padang SMA 1 Padang SMP 1 Padang SMP N 10 Padang
Pendidikan Alumni UNP - FT SMA BAITURAHMAH SMP N 32 Padang
Ket.
Ket.
UNP - FIK
Pendidikan SMA N 7 PADANG
Ket.
Lampiran 2 Data Hasil Penelitian Putra Nama Abrian Adri Nyoman Dicky Anugrah Gautama Faclee Kurnia Hafis Maulana Vallerian Gazali Junico Gazali Reinaldo Adri Nyoman Jumadil Kurnia Valdo Stifen Tri Etmi Trisna Ridho Alfhred Alhberd Farel Dwi Ayeri Avin Avery M. Furqan Axery Rizkan King Farhan Fikri Syauqi Al Fajri Fathur Al Furqan Fajar F. Danda Ilham Erick Pradipta Frengky Anugrah Muhardi Jumlah Mean Sd Median Max Min
Squat Jump 80 89 66 70 85 67 46 46 46 47 100 91 57 45 38 24 20 16 32 29 43 73 22 27 63
Push Up 30 40 27 27 28 32 25 19 21 25 50 45 24 20 16 11 8 5 19 12 17 39 13 11 30
Renang 200 M 2,51 2,35 2,52 2,48 2,39 2,51 3,04 3,21 3,06 3,03 2,36 2,40 3,18 3,20 3,39 4,10 5,10 5,16 3,44 3,50 3,23 2,50 3,59 3,57 3,01
1322 52,88 24,49 46 100 16
594 23,76 11,50 24 50 5
78,83 3,15 0,76 3,18 5,16 2,35
Data Hasil Tes Putri Nama Gabriella Beliany Gazali Catherine Leilani Nyoman Bunga Indah Sari Emylie Princessty Sherly Rahmalinda Astri Felysia Deliani Saskia Pratiwi Nur Lisa Ossy Ulfa Silfany Ayu Kurnia Oktarizi Jumlah Mean Sd Median Max Min
Squat Jump 65 60 50 64 45 30 48 34 20 42 39
Push Up 25 20 20 21 15 5 20 9 4 13 12
Renang 200 M 2,50 3,06 3,11 2,57 3,28 4,15 3,15 4,08 4,29 3,50 4,02
497 45,18 14,27 45 65 20
164 14,91 6,93 15 25 4
38 3,43 0,63 3 4,29 2,50
Lampiran 3 Kategori Tes Squat Jump Putra : Max – Min : 100 – 16 = 84
Rentangan
Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n 1 + 3,3 (Log 25) = 5,6131 5,6131 dibulatkan menjadi 6 kelas Panjang kelas
: rentangan / banyak kelas : 84 / 6 = 14
Interval Kelas
Frekuensi
Persentase
16 – 30
6
24 %
31 – 45
4
16 %
46 – 60
5
20 %
61 – 75
5
20 %
76 – 90
3
12 %
91 - 105
2
8%
JUMLAH
25
100 %
Kategori Tes Squat Jump Putri : Max – Min : 65 – 20 = 45
Rentangan
Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n 1 + 3,3 (Log 11) = 4,43 dibulatkan menjadi 4 kelas Panjang kelas
: rentangan / banyak kelas : 45 / 4 = 11,25 dibulatkan menjadi 11
Interval Kelas
Frekuensi
Persentase
20 – 31
2
18 %
32 – 43
3
27 %
44 – 55
3
27 %
56 - 67
3
27 %
JUMLAH
11
100 %
Kategori Tes PushUp Putra : Max – Min : 50 – 5 = 45
Rentangan
Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n 1 + 3,3 (Log 25) = 5,6131 dibulatkan menjadi 6 kelas Panjang kelas
: rentangan / banyak kelas : 45 / 6 = 7,5 dibulatkan menjadi 7
Interval Kelas
Frekuensi
Persentase
5 – 12
5
20 %
13 – 20
5
20 %
21 – 28
7
28 %
29 – 36
4
16 %
37 – 44
2
8%
45 - 52
2
8%
JUMLAH
25
100 %
Kategori Tes Push Up Putri : Max – Min : 25 – 4 = 21
Rentangan
Banyak Kelas Interval : 1 + 3,3 Log n 1 + 3,3 (Log 11) = 4,43 dibulatkan menjadi 4 kelas Panjang kelas
: rentangan / banyak kelas : 21 / 4 = 5,25 dibulatkan menjadi 5
Interval Kelas
Frekuensi
Persentase
4–9
3
27 %
10 – 15
3
27 %
16 – 21
4
36 %
22 - 27
1
9%
JUMLAH
11
100 %
Lampiran 4 Tabel Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Melalui Uji Liliefors (X1) Putra NO
Xi
Zi
TABEL
F(Zi)
S(Zi)
F(Zi)-S(Zi)
1 2 3 4 5 6 7 8
16 20 22 24 27 29 32 38
-1,51 -1,34 -1,26 -1,18 -1,06 -0,98 -0,85 -0,61
0,4345 0,4099 0,3962 0,3810 0,3554 0,3365 0,3023 0,2291
0,0655 0,0901 0,1038 0,1190 0,1446 0,1635 0,1977 0,2709
0,0400 0,0800 0,1200 0,1600 0,2000 0,2400 0,2800 0,3200
0,0255 0,0101 0,0162 0,0410 0,0554 0,0765 0,0823 0,0491
9 10 11 12 13
43 45 46 46 46
-0,40 -0,32 -0,28 -0,28 -0,28
0,1554 0,1255 0,1103 0,1103 0,1103
0,3446 0,3745 0,3897 0,3897 0,3897
0,3600 0,4000 0,4400 0,4800 0,5200
0,0154 0,0255 0,0503 0,0903 0,1303
14
47
-0,24
0,0948
0,4052
0,5600
0,1548
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
57 63 66 67 70 73 80 85 89 91 100 1322 52,88 24,49
0,17 0,41 0,54 0,58 0,70 0,82 1,11 1,31 1,47 1,56 1,92
0,0675 0,1591 0,2054 0,2190 0,2580 0,2939 0,3665 0,4049 0,4292 0,4406 0,4726
0,5675 0,6591 0,7054 0,7190 0,7580 0,7939 0,8665 0,9049 0,9292 0,9406 0,9726
0,6000 0,6400 0,6800 0,7200 0,7600 0,8000 0,8400 0,8800 0,9200 0,9600 1,0000
0,0325 0,0191 0,0254 0,0010 0,0020 0,0061 0,0265 0,0249 0,0092 0,0194 0,0274
Jumlah Mean Sd
L o tertinggi = 0.1548 Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1730 Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.
Tabel Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Tungkai Melalui Uji Liliefors (X1) Putri NO
Xi
Zi
TABEL
F(Zi)
S(Zi)
F(Zi)-S(Zi)
1 2 3 4 5 6 7
20 30 34 39 42 45 48
-1,76 -1,06 -0,78 -0,43 -0,22 -0,01 0,20
0,4608 0,3554 0,2823 0,1664 0,0871 0,0040 0,0793
0,0392 0,1446 0,2177 0,3336 0,4129 0,4960 0,5793
0,0909 0,1818 0,2727 0,3636 0,4545 0,5455 0,6364
0,0517 0,0372 0,0550 0,0300 0,0416 0,0495 0,0571
8
50
0,34
0,1331
0,6331
0,7273
0,0942
9 10 11
60 64 65 497 45,18 14,27
1,04 1,32 1,39
0,3508 0,4066 0,4177
0,8508 0,9066 0,9177
0,8182 0,9091 1,0000
0,0326 0,0025 0,0823
Jumlah Mean Sd
L o tertinggi = 0.0942 Dengan n = 11 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.2490 Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.
Lampiran 5 Tabel Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Melalui Uji Liliefors (X2) Putra NO
Xi
Zi
TABEL
F(Zi)
S(Zi)
F(Zi)-S(Zi)
1 2 3 4 5 6 7
5 8 11 11 12 13 16
-1,63 -1,37 -1,11 -1,11 -1,02 -0,94 -0,67
0,4484 0,4147 0,3665 0,3665 0,3485 0,3264 0,2518
0,0516 0,0853 0,1335 0,1335 0,1515 0,1736 0,2482
0,0400 0,0800 0,1200 0,1600 0,2000 0,2400 0,2800
0,0116 0,0053 0,0135 0,0265 0,0485 0,0664 0,0318
8 9 10 11 12 13 14
17 19 19 20 21 24 25
-0,59 -0,41 -0,41 -0,33 -0,24 0,02 0,11
0,2224 0,1628 0,1628 0,1293 0,0948 0,0080 0,0398
0,2776 0,3372 0,3372 0,3707 0,4052 0,4920 0,4602
0,3200 0,3600 0,4000 0,4400 0,4800 0,5200 0,5600
0,0424 0,0228 0,0628 0,0693 0,0748 0,0280 0,0998
15
25
0,11
0,0398
0,4602
0,6000
0,1398
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah Mean Sd
27 27 28 30 30 32 39 40 45 50 594 23,76 11,50
0,28 0,28 0,37 0,54 0,54 0,72 1,32 1,41 1,85 2,28
0,1103 0,1103 0,1443 0,2054 0,2054 0,2642 0,4066 0,4207 0,4678 0,4887
0,6103 0,6103 0,6443 0,7054 0,7054 0,7642 0,9066 0,9207 0,9678 0,9887
0,6400 0,6800 0,7200 0,7600 0,8000 0,8400 0,8800 0,9200 0,9600 1,0000
0,0297 0,0697 0,0757 0,0546 0,0946 0,0758 0,0266 0,0007 0,0078 0,0113
L o tertinggi = 0.1398 Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1730 Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.
Tabel Analisis Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Melalui Uji Liliefors (X2) Putri NO
Xi
Zi
TABEL
F(Zi)
S(Zi)
F(Zi)-S(Zi)
1 2 3 4 5 6
4 5 9 12 13 15
-1,57 -1,43 -0,85 -0,42 -0,28 0,01
0,4418 0,4236 0,3023 0,1628 0,1103 0,0040
0,0582 0,0764 0,1977 0,3372 0,3897 0,5040
0,0909 0,1818 0,2727 0,3636 0,4545 0,5455
0,0327 0,1054 0,0750 0,0264 0,0648 0,0415
7
20
0,73
0,2673
0,7673
0,6364
0,1309
8 9 10 11 Jumlah Mean Sd
20 20 21 25 164 14,91 6,93
0,73 0,73 0,88 1,46
0,2673 0,2673 0,3106 0,4279
0,7673 0,7673 0,8106 0,9279
0,7273 0,8182 0,9091 1,0000
0,0400 0,0509 0,0985 0,0721
L o tertinggi = 0.1309 Dengan n = 11 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.2490 Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.
Lampiran 6 Tabel Analisis Uji Normalitas Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Melalui Uji Liliefors (Y) Putra NO
Xi
Zi
TABEL
F(Zi)
S(Zi)
F(Zi)-S(Zi)
1 2 3 4 5
2,35 2,36 2,39 2,40 2,48
-1,05 -1,04 -1,00 -0,99 -0,88
0,3531 0,3508 0,3413 0,3389 0,3106
0,1469 0,1492 0,1587 0,1611 0,1894
0,0400 0,0800 0,1200 0,1600 0,2000
0,1069 0,0692 0,0387 0,0011 0,0106
6
2,50
-0,86
0,3051
0,1949
0,2400
0,0451
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
2,51 2,51 2,52 3,01 3,03 3,04 3,06 3,18 3,20 3,21 3,23 3,39 3,44 3,50 3,57
-0,84 -0,84 -0,83 -0,19 -0,16 -0,15 -0,12 0,04 0,06 0,07 0,10 0,31 0,38 0,46 0,55
0,2996 0,2996 0,2967 0,0754 0,0636 0,0596 0,0478 0,0160 0,0239 0,0279 0,0398 0,1217 0,1480 0,1772 0,2088
0,2004 0,2004 0,2033 0,4246 0,4364 0,4404 0,4522 0,5160 0,5239 0,5279 0,5398 0,6217 0,6480 0,6772 0,7088
0,2800 0,3200 0,3600 0,4000 0,4400 0,4800 0,5200 0,5600 0,6000 0,6400 0,6800 0,7200 0,7600 0,8000 0,8400
0,0796 0,1196 0,1567 0,0246 0,0036 0,0396 0,0678 0,0440 0,0761 0,1121 0,1402 0,0983 0,1120 0,1228 0,1312
22
3,59
0,57
0,2157
0,7157
0,8800
0,1643
23 24 25 Jumlah Mean
4,10 5,10 5,16 78,83 3,15
1,24 2,55 2,63
0,3925 0,4946 0,4957
0,8925 0,9946 0,9957
0,9200 0,9600 1,0000
0,0275 0,0346 0,0043
Sd
0,76
L o tertinggi = 0.1643 Dengan n = 25 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.1730 Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.
Tabel Analisis Uji Normalitas Kemampuan Kecepatan Renang 200 Meter Gaya Dada Melalui Uji Liliefors (Y) Putri NO
Xi
Zi
TABEL
F(Zi)
S(Zi)
F(Zi)-S(Zi)
1 2 3 4 5
2,50 2,57 3,06 3,11 3,15
-1,47 -1,36 -0,58 -0,50 -0,44
0,4292 0,4131 0,2190 0,1915 0,1700
0,0708 0,0869 0,2810 0,3085 0,3300
0,0909 0,1818 0,2727 0,3636 0,4545
0,0201 0,0949 0,0083 0,0551 0,1245
6
3,28
-0,23
0,0910
0,4090
0,5455
0,1365
7 8 9 10 11 Jumlah Mean Sd
3,50 4,02 4,08 4,15 4,29 37,71 3,43 0,63
0,11 0,94 1,03 1,14 1,37
0,0438 0,3264 0,3485 0,3729 0,4147
0,5438 0,8264 0,8485 0,8729 0,9147
0,6364 0,7273 0,8182 0,9091 1,0000
0,0926 0,0991 0,0303 0,0362 0,0853
L o tertinggi = 0.1365 Dengan n = 11 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.2490 Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana sampel diambil berdistribusi normal.
Lampiran 7 Perhitungan Dengan T-Skor Data Putra T score NO
X1
X2
Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
80 89 66 70 85 67 46 46 46 47 100 91 57 45 38 24 20 16 32 29 43 73 22 27 63
30 40 27 27 28 32 25 19 21 25 50 45 24 20 16 11 8 5 19 12 17 39 13 11 30
Jumlah Mean Sd
1322 52,88 24,49
594 23,76 11,50
X1
X2
Y
2,51 2,35 2,52 2,48 2,39 2,51 3,04 3,21 3,06 3,03 2,36 2,40 3,18 3,20 3,39 4,10 5,10 5,16 3,44 3,50 3,23 2,50 3,59 3,57 3,01
61,07 64,75 55,36 56,99 63,12 55,77 47,19 47,19 47,19 47,60 69,24 65,56 51,68 46,78 43,92 38,21 36,57 34,94 41,47 40,25 45,97 58,22 37,39 39,43 54,13
55,43 64,12 52,82 52,82 53,67 57,16 51,09 45,86 47,60 51,09 72,82 68,47 50,21 46,73 43,25 38,90 36,30 33,69 45,86 39,77 44,12 63,25 40,64 38,90 55,43
58,42 60,53 58,29 58,82 60,00 58,42 51,45 49,21 51,18 51,58 60,39 59,87 49,60 49,34 46,84 37,50 24,34 23,55 46,18 45,39 48,95 58,55 44,21 44,47 51,84
78,83 3,15 0,76
1249,99 50,00 10,00
1250 50,00 10,00
1248,92 49,96 10,03
Perhitungan Dengan T-Skor Data Putri T score NO
X1
X2
Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
65 60 50 64 45 30 48 34 20 42 39
25 20 20 21 15 5 20 9 4 13 12
Jumlah Mean Sd
497 45,18 14,27
164 14,91 6,93
X1
X2
Y
2,50 3,06 3,11 2,57 3,28 4,15 3,15 4,08 4,29 3,50 4,02
63,89 60,38 53,38 63,19 49,87 39,36 51,98 42,16 32,35 47,77 45,67
64,56 57,34 57,34 58,79 50,13 35,70 57,34 41,47 34,26 47,24 45,80
64,76 55,87 55,08 63,65 52,38 38,57 54,44 39,68 36,35 48,89 40,63
37,71 3,43 0,63
550,00 50,00 10,00
549,97 50,00 10,01
550,30 50,03 10,01
Untul T-score rumus yang di gunakan ialah: T = 50 + 10 (Xi-X) Sd Jika untuk satuan waktu, maka tanda plus (+) diganti dengan tanda minus (-).
Lampiran 8 Analisis Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda (Variabel X1, X2 dan Y) Putra NO
X1
X2
Y
X12
X22
Y2
X1X2
X 1Y
X 2Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
61,07 64,75 55,36 56,99 63,12 55,77 47,19 47,19 47,19 47,60 69,24 65,56 51,68 46,78 43,92 38,21 36,57 34,94 41,47 40,25 45,97 58,22 37,39 39,43 54,13
55,43 64,12 52,82 52,82 53,67 57,16 51,09 45,86 47,60 51,09 72,82 68,47 50,21 46,73 43,25 38,90 36,30 33,69 45,86 39,77 44,12 63,25 40,64 38,90 55,43
58,42 60,53 58,29 58,82 60,00 58,42 51,45 49,21 51,18 51,58 60,39 59,87 49,60 49,34 46,84 37,50 24,34 23,55 46,18 45,39 48,95 58,55 44,21 44,47 51,84
3729,54 4192,56 3064,73 3247,86 3984,13 3110,29 2226,90 2226,90 2226,90 2265,76 4794,18 4298,11 2670,82 2188,37 1928,97 1460,00 1337,36 1220,80 1719,76 1620,06 2113,24 3389,57 1398,01 1554,72 2930,06
3072,48 4111,37 2789,95 2789,95 2880,47 3267,27 2610,19 2103,14 2265,76 2610,19 5302,75 4688,14 2521,04 2183,69 1870,56 1513,21 1317,69 1135,02 2103,14 1581,65 1946,57 4000,56 1651,61 1513,21 3072,48
3412,90 3663,88 3397,72 3459,79 3600,00 3412,90 2647,10 2421,62 2619,39 2660,50 3646,95 3584,42 2460,16 2434,44 2193,99 1406,25 592,44 554,60 2132,59 2060,25 2396,10 3428,10 1954,52 1977,58 2687,39
3385,11 4151,77 2924,12 3010,21 3387,65 3187,81 2410,94 2164,13 2246,24 2431,88 5042,06 4488,89 2594,85 2186,03 1899,54 1486,37 1327,49 1177,13 1901,81 1600,74 2028,20 3682,42 1519,53 1533,83 3000,43
3567,71 3919,32 3226,93 3352,15 3787,20 3258,08 2427,93 2322,22 2415,18 2455,21 4181,40 3925,08 2563,33 2308,13 2057,21 1432,88 890,11 822,84 1915,08 1826,95 2250,23 3408,78 1653,01 1753,45 2806,10
3238,22 3881,18 3078,88 3106,87 3220,20 3339,29 2628,58 2256,77 2436,17 2635,22 4397,60 4099,30 2490,42 2305,66 2025,83 1458,75 883,54 793,40 2117,81 1805,16 2159,67 3703,29 1796,69 1729,88 2873,49
Jumlah
1249,99
1250,00
1248,92
64899,62
64902,12
64805,58
64769,18
64526,51
64461,88
Analisis Korelasi Sederhana dan Korelasi Berganda (Variabel X1, X2 dan Y) Putri NO
X1
X2
Y
X12
X22
Y2
X1X2
X 1Y
X 2Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
63,89 60,38 53,38 63,19 49,87 39,36 51,98 42,16 32,35 47,77 45,67
64,56 57,34 57,34 58,79 50,13 35,70 57,34 41,47 34,26 47,24 45,80
64,76 55,87 55,08 63,65 52,38 38,57 54,44 39,68 36,35 48,89 40,63
4081,93 3645,74 2849,42 3992,98 2487,02 1549,21 2701,92 1777,47 1046,52 2281,97 2085,75
4167,99 3287,88 3287,88 3456,26 2513,02 1274,49 3287,88 1719,76 1173,75 2231,62 2097,64
4193,86 3121,46 3033,81 4051,32 2743,66 1487,64 2963,71 1574,50 1321,32 2390,23 1650,80
4124,74 3462,19 3060,81 3714,94 2499,98 1405,15 2980,53 1748,38 1108,31 2256,65 2091,69
4137,52 3373,43 2940,17 4022,04 2612,19 1518,12 2829,79 1672,91 1175,92 2335,48 1855,57
4180,91 3203,59 3158,29 3741,98 2625,81 1376,95 3121,59 1645,53 1245,35 2309,56 1860,85
Jumlah
550,00
549,97
550,30
28499,93
28498,16
28532,32
28453,37
28473,14
28470,41
Lampiran 9 1. Pengujian hipotesis 1 Korelasi sederhana antara variable (x1) dengan Y untuk Putra
r x1 y =
r=
n X
n X1 Y 2 1
X Y
X 1
2
1
n Y
2
Y
2
25.64526,51 - (1249,99) (1248,92)
25.64899,62 (1249,99) 25.6480558 (1248,92) 2
r=
1613162,75 - 1561137,511 1622490,5 -15624751620139,5 -1559801,166
r=
52025,239 60015,560338,334
r=
52025,239 3621235284
r=
52025,239 60176,700
ro = 0.864 rtab (α = 0,05) = 0,505 ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
2
Korelasi sederhana antara variable (x1) dengan Y untuk Putri
r x1 y =
r=
n X
n X1 Y 2 1
X Y
X 1
2
1
n Y
2
Y
2
11.28473,14 - (550) (550,30)
11.28499,93 (550) 11.28532,32 (550,30) 2
r=
313204,54 - 302665 313499,23 - 302500313855,52 - 302830,09
r=
10539,54 10999,2311025,43
r=
10539,54 121271240,4
r=
10539,54 11012,32
ro = 0.957 rtab (α = 0,05) = 0,735 ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
2
Lampiran 10 2. Pengujian hipotesis 2 Korelasi sederhana antara variable (x2) dengan Y Putra
r x2y =
r=
n X
n X 2 Y 2 2
X Y
X 2
2
2
n Y
2
Y
2
25.64461,88 - (1250)(1248,92)
25.64902,12 (1250) 25.64805,58 (1248.92) 2
r=
1611547 - 1561150 1622553 -15625001620139,5 -1559801,166
r=
50397 6005360338,334
r=
50397 3623497972
r=
50397 60195,498
ro = 0,837 rtab (α = 0,05) = 0.505 Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
2
Korelasi sederhana antara variable (x2) dengan Y Putri r x2y =
r=
n X2Y -
n X
2 2
X Y
2
X 2 n Y 2 Y 2
2
11.28470,41 - (549,97)(550,30)
11.28498,16 (549,97) 11.28532,32 (550,30) 2
r=
313174,51 - 302648,491 313479,76 - 302467313855,52 - 302830,09
r=
10526,019 11012,7611025,43
r=
r=
10526,019 121420414,5
10526,019 11019,093
ro = 0,955 rtab (α = 0,05) = 0.735 Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
2
Lampiran 11 3. Pengujian hipotesis 3 Korelasi Ganda antara variable (x1) dan (x2) terhadap variable Y Putra
R x1 x2 y =
r 2 x 1 y r 2 x 2 y - 2rx 1 y rx 2 y rx 1 x 2 1 - r 2 x1x 2
=
0,8642 0,837 2 2(0,864)(0,837)(0,945) 2 1 0,945
=
0,746496 0,700569 2(0,68339376) 1 0,893025
=
1,447065 1,36678752 0,106975
=
0,750432157
R 0 = 0,866 rtab (α = 0,05) = 0.505 Ternyata Ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Korelasi Ganda antara variable (x1) dan (x2) terhadap variable Y Putri
R x1 x2 y =
r 2 x 1 y r 2 x 2 y - 2rx 1 y rx 2 y rx 1 x 2 1 - r 2 x1x 2
=
0,957 2 0,9552 2(0,957)(0,955)(0,954) 2 1 0,954
=
0,915849 0,912025 2(0,87189399) 1 0,910116
=
1,827874 1,74378798 0,089884
=
0,93549486
R 0 = 0,967 rtab (α = 0,05) = 0,735 Ternyata Ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Lampiran 12 Pengujian Signifikan Korelasi Ganda Putra F=
R 2 y12 / k (1 R 2 y12) /( n k 1
F=
(0.866) 2 / 2 (1 0.8662 ) /( 25 2 1)
F=
0,374978 (0,250044) / 22
F=
0,374978 0,011365636
F= 32,99 Fhitung(32,99) > (Ftabel = 3,44) H0 ditolak ha diterima Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y
Pengujian Signifikan Korelasi Ganda Putri F=
R 2 y12 / k (1 R 2 y12) /( n k 1
F=
(0.967) 2 / 2 (1 0.967 2 ) /(11 2 1)
F=
0,4675445 (0,064911) / 11
F=
0,374978 0,008113875
F= 57,62 Fhitung(57,62) > (Ftabel = 4,46) H0 ditolak ha diterima Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y
Lampiran 13 Daftar Nilai Kritis L Untuk Uji Lilliefors Ukuran Sampel 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30 n >30
0.01 0.417 0.405 0.364 0.348 0.331 0.311 0.294 0.284 0.275 0.268 0.261 0.257 0.250 0.245 0.239 0.235 0.231 0.200 0.184 1.031 n
0.05 0.381 0.337 0.319 0.300 0.285 0.271 0.258 0.249 0.242 0.234 0.227 0.220 0.213 0.206 0.200 0.195 0.190 0.173 0.161 0.886 n
Taraf Nyata 0.10 0.352 0.315 0.294 0.276 0.261 0.249 0.239 0.230 0.223 0.214 0.207 0.201 0.195 0.289 0.184 0.179 0.174 0.158 0.144 0.805 n
0.15 0.319 0.299 0.277 0.258 0.244 0.233 0.224 0.217 0.212 0.202 0.194 0.187 0.182 0.177 0.173 0.169 0.166 0.147 0.136 0.768 n
0.20 0.300 0.285 0.265 0.247 0.233 0.223 0.215 0.206 0.199 0.190 0.183 0.177 0.173 0.169 0.166 0.163 0.160 0.142 0.131 0.736 n
Sumber : Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons, In,1973
Lampiran 14 Tabel Harga Kritik dari Product-Moment N (1) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Interval 95% (2) 0.997 0.950 0.878 0.811 0.754 0.707 0.666 0.632 0.602 0.576 0.553 0.532 0.514 0.497 0.482 0.468 0.456 0.444 433 0.423 0.413 0.404 0.396 1.031
Kepercayaan 99% (3) 0.999 0.990 0.959 0.912 0.874 0.874 0.798 0.762 0.735 0.708 0.684 0.661 0.641 0.623 0.606 0.590 0.575 0.561 0.549 0.537 0.526 0.515 0.505 0.886
N (1) 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Interval 95% (2) 0.388 0.381 0.374 0.367 0.361 0.355 0.347 0.344 0.339 0.334 0.329 0.325 0.320 0.316 0.312 0.308 0.304 0.301 0.297 0.294 0.291 0.288 0.264 0.281 0.297
Kepercayaan 99% (3) 0.4905 0.487 0.478 0.470 0.463 0.456 0.449 0.442 0.436 0.430 0.424 0.418 0.413 0.408 0.403 0.396 0.393 0.389 0.384 0.380 0.276 0.372 0.368 0.364 0.361
J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r
N (1) 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Interval 95% (2) 0.266 0.254 0.244 0.235 0.227 0.220 0.213 0.207 0.202 0.195 0.176 0.159 0.148 0.138 0.113 0.098 0.088 0.080 0.074 0.070 0.065 0.062
kepercayaan 99% (3) 0.345 0.330 0.317 0.306 0.296 0.286 0.278 0.270 0.263 0.256 0.230 0.210 0.194 0.181 0.148 0.128 0.115 0.105 0.097 0.091 0.085 0.081
Lampiran 15 Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 Ke Z Z
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0.0
0000
0040
0080
0120
0160
0199
0239
0279
0319
0359
0.1
0386
0483
0478
0557
0596
0636
0675
0714
0754
0360
0.2
0793
0832
0871
0910
0948
0987
1026
1064
1103
1141
0.3
1179
1217
1255
1293
1331
1368
1406
1443
1480
1517
0.4
1554
1591
1628
1664
1700
1736
1772
1808
1844
1879
0.5
1915
1950
1985
2019
2054
2088
2123
2157
2190
2224
0.6
2258
2291
2324
2357
2389
2422
2454
2486
2418
2549
0.7
2580
2612
2642
2673
2704
2734
2764
2794
2823
2852
0.8
2881
2910
2939
2967
2996
3023
3051
3078
3106
3133
0.9
3159
3186
3212
3238
3264
3289
3315
3340
3365
3389
1.0
3413
3438
3461
3485
2508
3531
3554
3577
3599
3621
1.1
4634
3665
3686
3708
3729
3749
3770
3790
3810
3830
1.2
3849
3869
3888
3907
3925
3944
3962
3980
3997
4015
1.3
4032
4049
4066
4082
4099
4115
4131
4147
4162
4177
1.4
4192
4207
4222
4236
4251
4265
4279
4292
4306
4319
1.5
4332
4345
4357
4370
4382
4394
4406
4418
4429
4441
1.6
4452
4463
4474
4484
4495
4505
4515
4525
4535
4545
1.7
4554
4564
4573
4580
4591
4599
4608
4626
4625
4633
1.8
4641
4649
4656
4664
4671
4678
4686
4692
4699
4633
1.9
4713
4719
4726
4732
4738
4744
4750
4756
4761
4767
2.0
4772
4778
4783
4788
4793
4798
4803
4808
4812
4817
2.1
4821
4826
4830
4838
4838
4842
4846
4850
4854
4857
2.2
4861
4864
4868
4871
4875
4878
4881
4884
4887
4890
2.3
4893
4896
4898
4901
4904
4906
4909
4911
4913
4916
2.4
4918
4920
4922
4925
4927
4929
4931
4932
4934
4936
2.5
4938
4940
4941
4943
4945
4946
4948
4949
4951
4952
2.6
4953
4955
4956
4957
4959
4960
4961
4962
4963
4964
2.7
4965
4966
4967
4968
4969
4970
4971
4972
4973
4974
2.8
4974
4975
4976
4977
4977
4978
4979
4979
4980
4981
2.9
4981
4982
4982
4983
4984
4984
4985
4985
4986
4986
3.0
4987
4987
4987
4988
4988
4989
4989
4989
4990
4990
3.1
4990
4991
4991
4991
4992
4992
4992
4992
4993
4993
3.2
4993
4993
4994
4994
4994
4994
4994
4995
4995
4995
3.3
4995
4995
4995
4996
4996
4996
4996
4996
4996
4997
3.4
4997
4997
4997
4997
4997
4997
4997
4997
4997
4998
3.5
4998
4998
4998
4998
4998
4998
4998
4998
4998
4998
3.6
4998
4998
4999
4999
4999
4999
4999
4999
4999
4999
3.7
4999
4999
4999
4999
4999
4999
4999
4999
4999
4999
3.8
4999
4999
4999
4999
4999
4999
4999
4999
4999
4999
3.9
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
5000
Sumber : Theory And Problems of Statistics, Spigel, M.R.,PhD.,Schaum Publishing., New York, 1961
Lampiran 20 Foto-Foto Pengambilan Data Penelitian
Tes Squat Jump Putra 1. Posisi Awal gerakan Squat Jump
Tes Squat Jump Putra 2. Badan turun dengan posisi badan tegak lurus M
Tes Squat Jump Putra 3. Melakukan tolakan squat jump ke atas setinggi mungkin. M
Tes Squat Jump Putri 1. Posisi Awal gerakan Squat Jump
Tes Squat Jump Putri 2. Badan turun dengan posisi badan tegak lurus M
Tes Squat Jump Putri 3. Melakukan tolakan squat jump ke atas setinggi mungkin. M
Tes Push Up Putra dan Putri
Tes Push Up Putra
1. Posisi Awal saat melak push up
Tes Push Up Putra 2. Posisi badan turun dan bersiap melakukan tolakan
Tes Push Up Putra 3. Posisi saat tubuh sudah melakukan tolakan push up
Tes Push Up Putri
1. Posisi Awal saat melakukan push up dengan perbedaan, lutut menjadi tumpuan.
Tes Push Up Putri 2. Posisi badan turun dan bersiap melakukan tolakan
Tes Push Up Putri 3. Posisi saat tubuh sudah melakukan tolakan push up
Tes Renang 200 Meter Gaya Dada
Tes Renang 200 Meter Gaya Dada Posisi para atlet putra saat bersiap di atas start blok, untuk berenang.
Tes Renang 200 Meter Gaya Dada Gambar saat atlet putra melakukan lompata start untuk memulai berenang.
Tes Renang 200 Meter Gaya Dada Gambar saat atlet putra melakukan renang gaya dada.
Tes Renang 200 Meter Gaya Dada Gambar saat atlet putri melakukan lompatan start untuk melakukan renang gaya dada.
Tes Renang 200 Meter Gaya Dada Gambar saat atlet putri melakukan renang gaya dada.