DAFTAR PUSTAKA Achmad. 1991. Pengelolaan peubah mutu air yang penting dalam tambak udang intensif. Infis Manual Seri No.25.Ditjen Perikanan, Jakarta Anonim. 2000. Planning for Coastal Aquaculture Development : A training course handbook. Nautilus Consultants, UK. http:/ www.nautilus-consultants.co.uk /pdfs/aquaplan.pdf. Antoine, J., F.J. Dent, D. Sims, and R. Brinkman. 1998. Agro-ecological zones and resource management domains (RMDs) in relation to land use planning. Multicriteria Analysis for Land Use Management. Eds. Beinat E and P. Nijkamp, Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, Netherlands. Ameralda Hess. 2004. Analisis Dampak Lingkungan Pengembangan Lapangan Gas Ujung Pangkah dan Fasilitas Penunjangnya, Block Pangkah, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur. Arsyad, H. dan S. Samsi. 1990. Budidaya ikan bandeng (Chanos chanos forsk). Infis Manual Seri No.25.Ditjen Perikanan, Jakarta BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Gresik dan Lemlit ITS (Lembaga Penelitian Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya). 2002. Rencana TataRuang Khusus Gresik Utara Tahun 2002-2012, Gresik. Battelle Envonmental Evaluation System . 1972. Final Report on Environmental Evaluation System for Water Resources Planning, Battelle Columbus Laboratories, Ohio, USA. Bengen, D.G. 2000a. Pengelolaan Ekosistem Wilayah Pesisir. Prosiding Pelatihan untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu, Penyunting : D.G. Bengen. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bengen, D.G. 2000b. Sinopsis Teknik Pengambilan Contoh dan Analisa Data Biofisik Sumberdaya Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Bengen, D.G. 2002a. Pengembangan Konsep Daya Dukung dalam Pengelolaan Lingkungan Pulau-Pulau Kecil. Kerjasama Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia. Bengen, D.G. 2002b. Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Konteks Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Pelatihan Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu. Samarinda, Indonesia. Boers, J. 2001. Sustainable Aquaculture : The Economic and Environmental Rehabilitation of Traditional Aquaculture Ponds At Sinjai, South, Sulawesi, Indonesia. Canadian International Development Agency and Environmental Impact Management Agency, Indonesia.
96
Boyd, C. E. 1999. Tata Laksana Budidaya Udang Bertanggung Jawab. Global Aquaculture Alliance St.Louis, MO USA. 60 hal. Boyd, C. F. 1991. Water quality management and aeration in shrimp farming. Central Research Institute for fisheries, Jakarta. Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. PT. Pradnya Paramita, Jakarta. BPS (Biro Pusat Statistik).1998. Gresik dalam Angka 1998. Gresik, Jawa Timur, Indonesia. ______. 1999. Gresik dalam Angka 1998. Gresik, Jawa Timur, Indonesia. ______. 2000. Gresik dalam Angka 2000. Gresik, Jawa Timur, Indonesia. ______. 2001. Gresik dalam Angka 2001. Gresik, Jawa Timur, Indonesia. ______. 2002. Gresik dalam Angka 2002. Gresik, Jawa Timur, Indonesia. Canter, L. W. and Lorent G. H. 1981. Handbook of Variables for Environmental Impact Assessment. Ann Arbor Science, Michigan, USA. Cheng Gong, L. Shaojing, L.in Yuanshao, Yang Shengyun and Xu Zhenzu. 1997. Estimation of carrying capacity for mariculture development in Xiamen, People’s Republic of China, p.81-90. In The Regional Workshop on Partnerships in the Application of Integrated Coastal Management, 12 – 24 November 1997, Chonbury, Thailand. 167 p. Chowdhury, M.A.K, R.B. Shivappa and J. Hambrey. 2000. Concept of Environmental Capacity, and Its Application to Planning and Management of Coastal Aquaculture. Aquaculture and Aquatic Resources Management Program, Asian Institute of Technology, Thailand. http:/ www.nautilus-consultants.co.uk /pdfs/chowdhury%20shivappa%20hambrey.pdf. Cicin-Sain, B. and R.W. Knecht. 1998. Integrated Coastal and Ocean Management. Island Press. Washington, USA. Clark, J.R. (Ed.) 1985. Coastal Resources Management : Development Case Studies. Coasta Management Publication No.3,NPS/AID Series, Research Planning Institute, Columbia, S.C. 749 pp. Clark, J.R. 1992. Integrated Management of Coastal Zones. FAO Fisheries Technical Paper No. 327. United Nations / FAO, Rome. 167pp. Clark, J.R. 1996. Coastal Zone Management Handbook. Lewis Publishers. Washington, USA. Dahuri, R., J.Rais, S.P.Ginting, dan M.J. Sitepu. 1996. Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta, Indonesia. Dahuri, R. 1998. The Application of Carrying Capacity Concept for Sustainable Coastal Resources Development in Indonesia, Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia, 1(1):13-20, IPB, Bogor
97
Deb, A.K. 1998. Environmental and Socio-Economic Impacts of Shrimp Culture in the Coastal Areas of Bangladesh. Ocean and Coastal Management 41, p.6388. Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur. 2002. Laporan Statistik Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur, Surabaya. Dihidros (Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL). 2004. Survei Hidrografi untuk Penyapuan Ranjau di Perairan Ujung Pangkah, Gresik,Jawa Timur, Indonesia. DKP-Dirjen UP3K (Departemen Kelautan dan Perikanan - Direktorat Jenderal Urusan Pesisir, Pantai dan Pulau-Pulau Kecil) dan PKSPL-IPB (Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – Institut Pertanian Bogor). 2000. Penyusunan Kriteria Ekobiologis untukPemulihan dan Pelestarian Kawasan Pesisir di Pantura Jawa Barat. Bogor, Indonesia. FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation. FAO Soils Bull. No 32. Rome. Gallagher,C.A. and H.J. Watson. 1980. Quantitative Methods for Bussiness Decisions. Mc Graw Hill Book Co. Kogakusha. Tokyo. Hambrey, J., M. Phillips, M.A.K. Chowdhury and R.B. Shivappa. 1999. Composite guidelines for the environmental assessment of coastal aquaculture development. Aquaculture and Aquatic Resources Management Program, Asian Institute of Technology, Thailand. http:/ www.nautilus-consultants.co.uk /pdfs/seacam1.pdf. Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta. Hardjowigeno, S dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University Pres. Kisto Mintardjo, dkk. 1984. Persyaratan Tanah dan Air dalam Pedoman Budidaya Tambak. Balai Budidaya Air Payau Jepara. Maarif, M.S. dan A. Somamiharjo. 2000. Strategi peningkatan produktivitas udang tambak. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesai, Volume 9 Nomor 2, Intsitut Pertanian Bogor, Bogor. Mahmudi. 2002. Optimasi Penggunaan Lahan dan Penetapan Daya Dukung Lingkungan di Daerah Tangkapan Air Cilampuyang, Sub-Das Cimanuk Hulu, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat. Thesis S2, Program Pascasarjana, IPB. Bogor. Munangsinghe. 1992. Environmental Economics and Sustainable Development. World Bank Environment Paper No.3. The World Bank. Washington. Nautilus Consultants. 2000. Planning for Coastal Aquaculture Development, A Training Course Handbook. www.nautilus-consultants.co.uk., Oktober 2000. Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Gresik. 2000. Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gresik, Tahun 2000 –2010. Gresik, Indonesia. Prasita, V. Dj, Is Yuniar, dan Nuhman. 2005. Evaluasi Kondisi Lingkungan Perairan Kawasan Pertambakan di Gresik Jawa Timur, Neptunus ISSN 08522812, Juli 2005, vol.12.
98
Purnomo, A. 1992. Pemilihan Lokasi Tambak Udang Berwawasan Lingkungan, Seri Pengembangan Hasil Penelitian No. PHP/KAN/PATEK/004/1992, Jakarta. Purnomo, A. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Udang Ramah Lingkungan. Ditjen Perikanan. Jakarta. PUSLITANAK (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat), 1995. Survei dan Pemetaan Sumberdaya Tanah Tingkat Semi Detil (Skala 1:50.000) Daerah Pantai Timur Laut (Tuban-Gresik) Propinsi Jawa Timur untuk Menunjang Pengembangan Industri dan Konservasi Hutan. Bogor. Rachmansyah, 2004. Analisis Daya Dukung Lingkungan Perairan Teluk Awarange Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan bagi Pengembangan Budidaya Bandeng dalam Keramba Jaring Apung [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor. Rustam, 2005. Analisis Dampak Kegiatan Pertambakan terhadap Daya Dukung Kawasan Pesisir (Studi Kasus Tambak Udang Kabupaten Barru Sulawesi Selatan) [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor. Sitorus, H. 2005. Estimasi Daya Dukung Lingkungan Pesisir untuk Pengembangan Areal Tambak berdasarkan Laju Biodegradasi Limbah Tambak di Perairan Pesisir Kabupaten Serang [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor. Soeseno, S. 1982. Budidaya Ikan dan Udang dalam Tambak, PT. Gramedia, Jakarta. Soewardi, K., 2002. Pengelolaan Kualitas Air Tambak. Seminar Penetapan Standar Kualitas Air Buangan Tambak, Ditjen Perikanan Budidaya, Puncak, 7 – 9 Agustus 2002. Soil Survey Staff. 1988. Kunci Taksonomi Tanah. Edisi Kedua Bahasa Indonesia, 1999. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat., Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Suyanto, S.R. dan A. Mujiman. 2003. Budidaya Udang Windu, PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Thia-Eng, C. 1997. Policies for Sustainable Shrimp Culture. Bangkok FAO Technical Consultation on Policies for Sustainable Shrimp Culture. Bangkok,Thailand. WCED (World Commision on Environment and Development). 1987. Hari Depan Kita Bersama (terjemahan), PT. Gramedia. Jakarta Widigdo, B. 1996. Tambak Teknologi Biotek untuk Budidaya Udang di Lahan Pasir. Penas IX Pertasikencana 10-12 Juli 1996 di Mataram NTB. Widigdo, B. 2000. Diperlukan Pembakuan Kriteria Eko-Biologis untuk Menentukan “Potensi Alami” Kawasan Pesisir untuk Budidaya Udang. Prosiding Pelatihan untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu, Penyunting : D.G. Bengen. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. Widigdo, B., 2001. Perencanaan dan Pengelolaan Budidaya Perairan Wilayah Pesisir, Pelatihan Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir secara Taerpadu. Hotel Bidakara, Jakarta , 8 – 16 Oktober 2001.
99
Widigdo, B., dan J. Pariwono, 2003. Daya Dukung Perairan di Pantai Utara Jawa Barat untuk Budidaya Udang(Studi Kasus di Kabupaten Subang, Teluk Jakarta dan Serang), Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia 1, 10-17. Widigdo, B., 2003. Permasalahan Dalam Budidaya Udang dan Alternatif Solusinya, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia 1, 18 – 23. Yulistyo.2006. Analisis Kebijakan Pengembangan Armada Penangkapan Ikan Berbasis Ketentuan Perikanan yang Bertanggung Jawab di Ternate, Maluku Utara [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.
100
LAMPIRAN-LAMPIRAN
101
Lampiran 1 Kesesuaian lahan untuk tambak (brackistwater fishpond)
Tabel 1 Kesesuaian lahan untuk tambak Kualitas / Karakteristik Lahan
Kesesuaian S3
S1
S2
<2
<2
2–3
>3
100 - 150
75 – 100
–
< 75
cl,scl,sicl (agak halus)
vfsl,l,sil,si (sedang)
sc,s ic,c (halus)
cosl,fsl (agak kasar)
Buruk Tanpa 75 – 100
Agak buruk, baik < 25 50 – 75
Cepat
Tebal Gambut (cm) Kedalaman Pirit (cm)
Sangat buruk Tanpa > 100
cos,fs,vfs, los,lfs,lvfs (kasar) Sangat cepat
Air (a) Oksigen terlarut (mg/l) Salinitas (o/oo) Suhu (oC)
>5 12 – 20 28 – 30
Kecerahan (cm) PH
30 – 40 7,5 – 8,5 < 0,3 < 0,1
3–5 20 – 35 30 – 35 18 – 28 25 – 30 8,5 – 10 6 – 7,5 0,3 – 0,4 < 0,1
1–3 35 – 50 < 12 12 – 18 20 – 25 10 – 11 4–6 0,4 – 0,5 0,1 – 0,2
1,5 – 2,5
1 – 1,5 2,5 – 3,0
0,5 – 1 3,0 – 3,5
1–2 2500 - 3000
2–3 2000-2500
Topografi (l) Lereng (%) Tanah (t) Kedalaman sampai hamparan batuan (cm) Tekstur Drainase
Amonia (NH3) H2S (mg/l) Higrologi (h) Amplitudo pasang surut (m) Iklim (i) Bulan kering ( < 60 mm) Curah hujan (mm/th)
> 150
3–5 1000 – 2000 3000– 3500 Sumber : Hardjowigeno S. dan Widiatmaka (2007)
N1
25 – 50 < 50 <1 > 50
N2
> 50
< 12
< 20; >40 > 11; < 4 > 0,5 > 0,2 > 0,5 < 3,5
<1 –
>5 <1000 >3500
102
Lampiran 2 Penggunaan lahan di daerah studi Tabel 2 Penggunaan lahan di daerah studi No Penggunaan Lahan 1 Pertambakan Ujung Pangkah Sidayu Bungah
2
Tegalan Ujung Pangkah Sidayu Bungah
3
Permukiman Ujung Pangkah Sidayu Bungah
4
Persawahan Ujung Pangkah Sidayu Bungah
Total Catatan :
Luas (ha) 8.972,94 4.304,11 1.742,55 2.926,28
*)
Luas di Peta (ha) **)
%
11.911,50
47,6
6.178,81
24,7
1.393,48
5,6
6.218,86 3275,12 1273,28 1670,46
2.940,00 1.156,00 867,00 917,00
2.862,33 874,78 968,00 1.018,89
20.994,13
5.546,33 2.730,50 1.129,55 1.686,28
1) 2)
22,2
3)
25.030,12
100,0
*) Sumber dari BPS (2002) **) Hasil perhitungan dari peta skala 1 : 50.000 dengan Software ARCVIEW 1) Sawah rotasi dengan tambak 2) Sawah rotasi dengan palawija 1x / tahun 3) Sawah rotasi dengan palawija 2x / tahun
103
112°30'
6°50'
112°40' 500180
6°50'
500170
9240
9240
Gambar12 17 Gambar Peta Penggunaan Lahan Peta Penggunaan Lahan Keterangan : Penggunaan Lahan Pemukiman / Pekarangan Sawah, 1 x / tahunr otasi dg palawija Sawah, 2 x / tahunr otasi dg palawija Tambak Tambak, rotasi padi sawah Tegalan Wilayah Laut Kabupaten Lamongan Kabupaten Gresik Sungai
Lokasi Studi
7°00'
7°00'
9230
9230
Propinsi Jawa Timur
Sumber : Hasil Kompilasi dari - Peta RBI Skala 1:25.000, Bakosurtanal 1999 - Citra Satelit Landsat ETM 2002 - Peta Vegetasi dan Pertanian Skala 1:50.000 Puslitanak Bogor 1995 - Hasil Survei 2004-2005
9220
9220
U
3 500170 112°30'
500180 112°40'
0
3 Kilometer
104
Lampiran 3 Sifat tanah di daerah studi Tanah diklasifikasikan pada tingkat Famili dan Seri menurut Sistem Taksonomi (Soil Survey Staffs, 1992). Prosedur klasifikasi tanah mengacu pada Pedoman Klasifikasi Seri Tanah (Sarwono H. dkk, 1993). Distribusi satuan tanah di daerah studi disajikan pada Gambar 2 dan keterangan lengkapnya pada Tabel 3. Ringkasan sifat utama seri-seri tanahnya (Puslitanak, 1995) disajikan pada Tabel 4. Adapun luas lahan pada SPT disajikan pada Tabel 5.
105
106
Tabel 3 NO
Seri
Keterangan satuan peta tanah (SPT) di kawasan pertambakan dan sekitarnya Komposisi
Subgroup Tanah
Reaksi tanah pH
Tekstur tanah
SPT
Lereng Bentuk Relief (%)
1 Konsosiasi Lebakkerep liat berdebu
Lebak Kerep (85%), Manyar (5%) Randuboto (10%)
2 Asosiasi Lebakkerep – Permu kiman 11 Kompleks Karangkitir -
Lereng
Typic Hidraquents Typic Halaquepts
Agak alkalis Agak alkalis
8 8
Liat - Liat berdebu Liat berdebu - Liat
0 - 1 Cekung Datar
Lebak Kerep (80%) Permukiman (20%)
Typic Hidraquents
Agak alkalis
8
Liat - Liat berdebu
0 - 1 Cekung Datar
Seri Karangkitir(50%) Ketapanglor (20%)
Typic Tropaquepts Leptic Halusterts
Agak alkalis Agak alkalis
8 8
Liat – Liat Berdebu
0 - 1 Cekung Datar
boto (10%) Seri Manyar (50%)
Typic Tropaquepts Typic Tropaquepts
Agak alkalis Agak alkalis
8 8
Liat berdebu
0 - 1 Cekung Datar
Manyar - Randuboto
Seri Randuboto(20%)
Typic Tropaquepts
Agak alkalis
8
Lebakkerep
SeriLebakkerep(20%) Seri Karangan (5%)
Typic Hidraquents Typic Tropaquepts
Agak alkalis Agak alkalis
8 8
Seri Randuboto(60%)
Typic Tropaquepts
Agak alkalis
8
Ketapang Lor 12 Kompleks
13 Kompleks Randuboto-Singkapan terumbukarang
Inclusi seri Randu-
Seri Golokan (10%)
Lithic Tropaquepts
Agak alkalis
8
Seri Pesanggrahan(55%) Seri Kedungsoko(45%)
Vertic Tropaquepts Typic Tropofluvents
8 8
34 Asosiasi Taman-Perengkulon
Taman (40 %) Perengkulon (30 %)
Aeric Tropaquepts Typic Tropaquepts
Agak alkalis Agak alkalis Netral-agak alkalis Agak alkalis
Karangjuwet (30 %)
Fluventic Eutropepts Agak alkalis
Lasem (60 %)
Chromic Haplusterts Agak alkalis
8
Surjan (20 %) Bulangan (20 %)
Chromic Haplusterts Agak alkalis Typic Haplusterts Agak alkalis
8 8
112 Kompleks Lasem – Surjan Bulangan
Sumber : PUSLITANAK,1995
0 - 1 Cekung Datar
Singkapan Terumbu Karang (30%)
32 Asosiasi Pesanggrahan-Kedung soko
Karangjuwet
Liat
8
Liat 0 - 1 Cekung Datar Berlempung kasar Liat Liat
0 - 1 Cekung Datar
Lempung berliat Liat Liat Liat
0 - 1 Cekung Datar
107
Parameter Kedalaman solum(cm) Kedalaman tanah (cm) Drainase Permeabilitas Bahan Induk Lereng (%) Klasifikasi (USDA,1992)
Lapisan Atas : Ketebalan (cm) Warna Tekstur Struktur Reaksi Tanah (pH) Lapisan Bawah : Ketebalan (cm) Warna Tekstur Struktur Reaksi Tanah (pH) Kedalaman air tanah (cm) Kemudahan untuk diolah Faktor pembatas utama Pengelolaan konservasi Penyebaran terluas Profil pewakil
Tabel 4 Penjelasan sifat utama seri tanah daerah penelitian Randuboto Lebakkerep 125 – 150 15 – 30 100 – 150 105 - 135 Terhambat Sangat terhambat Sangat lambat Sangat lambat Aluvium marin (halus) Aluvium marin (halus) 0–3% 0-1% Typic Tropaquepts, sangat Typic Hydraquents, sangat halus, campuran (kalk.), halus, campuran (kalk.), isohipertermik isohipertermik
Manyar 120 – 150 100 – 150 Sangat Terhambat Sangat lambat Aluvium marin (halus) 0–1% Typic Tropaquepts, sangat halus, campuran (kalk.), isohipertermik
15 – 20 Kelabu, kelabu gelap, kelabu pucat Liat Pejal Netral
15 –30 Kelabu sangat gelap kelabu Liat – liat berdebu Pejal Agak alkalis
10 – 20 Kelabu, kelabu gelap, cokl gelap kekelabuan Liat berdebu – liat Pejal Netral
90 – 110 Kelabu, kelabu gelap, kelabu pucat Liat berdebu Pejal Netral Dangkal Mudah Genangan banjir Tambak udang Rawa belakang HP72
90 –105 Kelabu gelap – kelabu kehijauan Liat – liat berdebu Pejal Agak alkalis Di permukaan Sedang Drainase, salinitas
120 – 130 Kelabu, kelabu muda, kelabu kehijauan Liat berdebu – liat Pejal Netral Dangkal Sedang Genangan banjir Tambak SPT HR5
Sumber : PUSLITANAK,1995
Delta arkuit SL60
108
Lanjutan Parameter Kedalaman solum(cm) Kedalaman tanah (cm) Drainase Permeabilitas Bahan Induk Lereng (%) Klasifikasi (USDA,1992)
Karangkitir 70 – 95 70 – 95 Sangat terhambat Sangat lambat Aluvium marin (halus & kasar) 0–1% Typic Halaquepts, berlempung kasar, campuran (kalk.), isohipertermik
Ketapanglor 50 – 100 50 – 100 Agak terhambat Lambat Aluvium marin 0-1% Leptic Haplustersts, halus, campuran, isohiperternik
Karangan 120 – 150 100 – 150 Terhambat Lambat Aluvium sungai (halus) 0–3% Vertic Tropaquepts, sangat halus, campuran (kalk.), isohiperternik
10 – 20 Kelabu gelap – kelabu olive
10 –20 Kelabu tua
Tekstur Struktur Reaksi Tanah (pH) Lapisan Bawah : Ketebalan (cm) Warna
Liat – liat berdebu Pejal Agak alkalis
Liat berpasir Pejal Agak alkalis
10 – 20 Kelabu, kelabu gelap, coklat kekelabuan Liat Gumpal bersudut Agak alkalis
60 – 75 Kelabu gelap – kelabu olive
35 – 70 Kelabu tua
Tekstur Struktur Reaksi Tanah (pH) Kedalaman air tanah (cm) Kemudahan untuk diolah Faktor pembatas utama Pengelolaan konservasi Penyebaran terluas Profil pewakil
Lempung berkerikil Pejal Agak alkalis Dangkal, di permukaan Sedang Salinitas Teras marin subresen EA 140
Dangkal Sulit / berat Salinitas Tambak dan sawah Teras marin subresen TB 78
Lapisan Atas : Ketebalan (cm) Warna
Sumber : PUSLITANAK,1995
105 – 110 Kelabu, kelabu gelap, coklat kekelabuan Liat berat Gumpal agak bersudut Agak alkalis Sedang Sedang Genangan banjir Sawah Rawa belakang HR 49
109
Lanjutan Parameter Kedalaman solum(cm) Kedalaman tanah (cm) Drainase Permeabilitas Bahan Induk Lereng (%) Klasifikasi (USDA,1992)
Lapisan Atas : Ketebalan (cm) Warna Tekstur Struktur Reaksi Tanah (pH) Lapisan Bawah : Ketebalan (cm) Warna Tekstur Struktur Reaksi Tanah (pH) Kedalaman air tanah (cm) Kemudahan untuk diolah Faktor pembatas utama Pengelolaan konservasi Penyebaran terluas Profil pewakil
Perengkulon > 150 > 150 Baik Agak cepat Batukapur 0 – 15 % Inceptic Eostrostoxs, sangat halus, kaolinitik, isohipertermik
Golokan 15 – 30 105 - 135 Sangat terhambat Sangat lambat Aluvium marin (halus) 0-1% Typic Hydraquents, sangat halus, campuran (kalk.), isohipertermik
Pendowolimo 100 – 120 100 – 110 Terhambat Lambat Aluvium sungai (halus) 0–1% Vertic Tropaquepts, sangat halus, isohipertermik
15 – 25 Merah kotor – coklat kemerahan Liat Gumpal agak membulat Agak masam - netral
15 –30 Kelabu sangat gelap kelabu Liat – liat berdebu Pejal Agak alkalis
10 – 20 Kelabu gelap
130 – 140 Merah kotor – merah gelap
90 –105 Kelabu gelap – kelabu kehijauan Liat – liat berdebu Pejal Agak alkalis Di permukaan Sedang Drainase, salinitas
Liat Gumpal Netral – agak masam Sangat dalam Sedang Unsur hara Tambahan pupuk Lereng strata CD 99
Sumber : PUSLITANAK,1995
Delta arkuit SL60
Liat Pejal Netral - agak alkalis 90 – 100 Kelabu gelap - kelabu Liat Gumpal bersudut Netral Dangkal Sulit Tekstur, air tanah Saluran drainase Rawa belakang HP 116
110
Lanjutan Parameter Kedalaman solum(cm) Kedalaman tanah (cm) Drainase Permeabilitas Bahan Induk Lereng (%) Klasifikasi (USDA,1992)
Lapisan Atas : Ketebalan (cm) Warna Tekstur Struktur Reaksi Tanah (pH) Lapisan Bawah : Ketebalan (cm) Warna Tekstur Struktur Reaksi Tanah (pH) Kedalaman air tanah (cm) Kemudahan untuk diolah Faktor pembatas utama Pengelolaan konservasi Penyebaran terluas Profil pewakil Sumber : PUSLITANAK,1995
Taman 120 – 150 100 – 150 Agak terhambat Lambat Aluvium sungai (halus) 0–3 Aeric Tropaquepts, sangat halus, campuran (kalk.), isohiperternik
Karangjuwet 120 – 150 100 – 150 Baik Cepat Aluvium sungai (halus dan kasar) 0-3 Fluventic Eutropepts, berliat di atas berlempung, campuran (kalk.), isohiperternik
Banyuurip 115 – 130 115 – 130 Terhambat Lambat Aluvium sungai (halus) 0–1 Typic Endoaquerts, sangat halus, monmorinolitik, isohiperternik
15 –30 Coklat, coklat tua, coklat kekelabuan Lempung berliat Pejal Netral
15 –25 Coklat, coklat kekelabuan, coklat gelap kekelabuan Lempung berliat Agak alkalis
15 – 25 Kelabu – hitam Liat Pejal Agak alkalis
95 – 120 Coklat kekelabuan, coklat gelap kekelabuan, coklat Liat – liat berdebu Gumpal agak membulat Agak alkalis Dangkal Mudah Genangan banjir Sawah Rawa belakang CD 57
120 – 130 Coklat – coklat olive
90 – 115 Kelabu tua – olive
Lempung berliat Agak alkalis Dalam Mudah Genangan banjir Tegalan Jalur aliran sungai AR 6
Liat Pejal Agak alkalis Sedang Berat Tekstur, drainase Pembuatan saluran drainase Rawa belakang HP 121
111
Tabel 5 Luas SPT pada kawasan pertambakan No. 1 2
Nomor SPT SPT 1
Konsosiasi Lebakkerep
SPT 2
Asosiasi Seri Lebakkerep
3
SPT 11
4
SPT 12
5
SPT 13
6
SPT 34
7
SPT 112
8 9 10
Nama
Kompleks Seri Karangkitir – Seri Ketapanglor Kompleks Seri Manyar – Seri Randuboto – Seri Lebakkerep Kompleks Seri Randuboto – Singkapan Batugamping Asosiasi Seri Taman – Perengkulon – Karang juwet Kompleks Seri Lasem – Surjan – Bulangan
Luas (m2)
Luas (Ha)
12699866,28899
1269,98
1429293,56280
142,92
2218295,69350
221,83
4164847,77500
416,48
92180825,48004
9218,08
11866849,71340
1186,68
13860938,10139
1386,09
SPT X2
Permukiman / pekarangan
6042748,50436
604,27
SPT X3
Areal Penambangan
1987097,73570
198,71
SPT X8
Singkapan batuan
217641,65691
21,76
Catatan : Pada pemetaan semi detil skala 1 : 50.000 Satuan Peta tersusun sebagian besar adalah kompleks dan asosiasi dari fase seri tanah, sedangkan konsosiasi diketemukan dalam jumlah kecil. Wadah dari SPT berupa polygon hasil delineasi pada peta. Unsur penyusun polygon SPT adalah satuan tanah, lereng, relief, landform, dan bahan induk. Satuan tanah terdiri kelas tanah pada kategori tingkat seri tanah dan disusun berdasarkan komposisi dan proporsinya pada setiap SPT.
112
Lampiran 4 Karakteristik oseanografi daerah studi Pasang surut Pengamatan pasang surut (pasut) dilakukan selama 15 hari pada tanggal 9 – 23 Juni 2006 di perairan Gresik dengan posisi Palem Pasut terletak pada koordinat : 6,90554
o
LU ; 112,50704
o
BT. Hasil pengamatan pasang surut 15
piantan (seri pendek) tersebut diperlihatkan pada Gambar 3 dan data pengamatannya pada Tabel 6. Di lokasi yang sama, pengamatan pasang surut juga pernah dilakukan oleh Dihidros-TNI AL (2004). Hasilnya diperlihatkan pada Gambar 4 dan data pengamatannya pada Tabel 7. Dari hasil pengamatan pasang surut tersebut, konstanta pasutnya dapat ditentukan dengan metode admiralty. Hasil perhitungan konstanta pasut tersebut diperlihatkan pada Tabel 8.
Pasang Surut 15 Piantan ( 9 - 24 Juni 2006) Di Perairan Ujung Pangkah Gresik 200 180
Tinggi Pasut (Cm)
160 140 120 100 80 60 40 20 0 0
24
48
72
96
120 144 168 192 216 240 264 288 312 336 360 Waktu (Jam)
Gambar 3
Grafik pasang surut seri pendek (15 piantan) di perairan Ujung Pangkah, Gresik
113
Tabel 6 Data pasang surut seri pendek (15 piantan / 9 – 23 Juni 2006) di perairan Ujung Pangkah, Gresik. NO
TANGGAL
1
J
A
M
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
9–6–2006
59
70
84
98
120
126
130
135
138
138
136
125
115
90
75
2
10–6–2006
55
68
80
100
118
124
131
136
140
140
135
130
115
100
3
11–6–2006
30
58
87
100
120
127
146
150
155
155
146
142
118
110
4
12–6–2006
30
55
70
98
109
118
140
150
155
160
160
150
137
113
5
13–6–2006
28
38
57
78
110
128
148
153
160
168
168
163
150
125
113
87
68
59
30
20
6
14–6–2006
11
29
54
69
109
121
140
155
165
170
175
175
163
140
120
100
88
64
36
13
7
15–6–2006
9
10
30
65
98
119
135
150
160
170
180 180 176 156 132 111
92
69
42
23
8
16–6–2006
11
15
32
60
75
90
110
139
150
169
178
91
80
59
27
178
160
152
16
17
18
19
20
21
22
23
68
55
43
30
28
20
20
38
43
78
68
48
29
25
18
10
10
12
25
97
78
50
20
15
12
10
10
12
15
93
63
52
35
18
15
12
10
11
11
15
13
11
11
11
10
8
8
13
11
9
9
25
20
10
10
123
15
102
9
17–6–2006
10
12
18
25
40
70
92
123
150
161
168
173
167
150
145
125
110
90
72
39
26
30
15
12
10
18–6–2006
10
10
12
18
37
62
85
100
129
150
167
160
152
148
140
123
110
83
70
37
34
28
17
20
11
38
40
42
58
60
65
80
101
118
140
150
157
154
148
131
120
100
85
58
49
30
20
20
25
12
19–6–2006 20–6–2006
42
45
50
59
62
69
92
100
132
142
148
145
143
130
123
118
90
72
60
50
35
30
28
40
13
21–6–2006
55
58
70
81
90
103
110
119
128
130
138
120
135
112
105
87
76
60
43
36
30
34
53
55
14
22–6–2006
69
80
90
98
105
119
130
134
141
141
139
129
124
108
82
68
56
40
30
20
16
13
11
10
15
23–6–2006
39
52
58
87
112
126
141
149
155
155
142
131
120
103
79
70
62
53
45
27
18
15
11
10
o
o
Sumber : Data Primer; Catatan : Palem Pasut terletak pada koordinat : 6,90554 LU ; 112,50704 BT.
Tabel 7 Data pasang surut seri panjang (29 piantan /11Nopember –9 Desember 2003) di perairan Ujung Pangkah, Gresik. J
A
M
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
64
73
85
98
112
125
138
152
184
174
182
184
181
47
52
62
74
79
104
122
137
152
184
175
183
188
182
NO
TANGGAL
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
11-11-03
180
145
130
115
100
85
70
63
56
55
57
2
12-11-03
170
154
137
120
103
86
80
57
49
47
3
13-11-03
170
156
140
125
110
94
79
65
53
42
40
41
51
64
77
93
110
128
145
162
178
190
198
195
4
14-11-03
187
173
157
139
120
101
86
71
57
47
40
30
43
52
66
88
103
123
142
151
180
195
200
198
114
5
15-11-03
182
178
163
149
125
102
83
68
56
48
40
37
39
46
55
62
81
99
121
6
16-11-03
182
180
165
146
129
7
17-11-03
181
188
172
158
141
8
18-11-03
189
185
173
157
141
143
170
184
194
196
112
98
81
67
58
48
43
41
42
48
59
77
97
115
138
158
174
185
192
123
106
89
75
62
52
44
40
39
44
54
66
81
98
120
142
161
179
187
126
111
96
83
71
61
54
52
51
55
63
75
89
105
123
141
160
176
184
9
19-11-03
185
181
176
153
140
126
111
100
90
82
73
66
65
64
66
70
72
81
98
112
130
150
157
177
10
20-11-03
180
178
172
180
149
135
122
109
96
89
84
80
79
78
80
83
90
99
107
117
130
140
150
160
11
21-11-03
165
162
155
145
135
123
110
98
89
84
80
81
84
89
95
101
108
118
125
135
145
154
150
165
12
22-11-03
164
158
148
135
121
108
96
86
78
73
72
73
78
85
94
104
115
124
135
144
152
159
152
160
13
23-11-03
154
144
133
121
109
97
84
74
88
67
89
78
85
96
106
114
124
134
143
151
159
164
166
164
14
24-11-03
157
145
130
105
100
80
71
61
57
56
57
64
75
88
103
120
135
149
153
175
183
185
184
178
15
25-11-03
168
152
133
113
94
74
56
43
37
34
34
41
56
74
91
109
127
144
152
178
189
192
190
185
16
26-11-03
173
156
137
119
101
84
66
48
35
30
29
33
43
57
74
93
113
132
151
170
186
199
207
208
17
27-11-03
204
190
171
151
128
108
85
64
48
39
35
38
43
55
69
88
105
123
141
160
176
194
204
205
18
28-11-03
202
191
172
150
129
108
88
68
53
43
36
36
40
48
59
73
94
115
138
159
180
200
208
209
19
29-11-03
206
193
175
156
136
119
101
84
69
56
47
43
43
45
52
68
90
112
135
158
182
204
214
215
20
30-11-03
213
200
183
167
150
132
115
97
81
85
54
46
45
48
52
65
80
100
119
142
165
186
196
200
21
1-12-03
199
191
171
160
141
125
108
92
77
65
55
52
52
55
64
75
86
99
112
127
141
155
170
181
22
2-12-03
185
184
180
167
151
134
115
100
85
75
68
64
65
67
71
80
92
108
122
139
152
167
179
184
23
3-12-03
185
182
170
158
142
128
113
100
89
82
79
76
77
78
80
87
95
109
111
135
147
158
168
173
24
4-12-03
174
170
189
143
126
109
93
83
77
73
74
75
80
87
95
105
115
126
137
149
160
168
171
169
25
5-12-03
166
158
149
137
124
111
96
87
78
75
76
80
88
98
108
117
127
136
148
155
165
170
171
169
26
6-12-03
159
146
134
122
109
96
84
71
57
68
72
81
92
102
114
125
135
145
155
165
171
173
171
165
27
7-12-03
155
143
130
117
108
94
80
70
67
68
75
84
95
107
119
130
142
153
165
175
180
182
180
175
28
8-12-03
163
148
133
117
102
86
74
67
65
66
74
85
96
107
118
130
141
152
162
174
181
186
184
177
29
9-12-03
160
143
127
110
93
77
61
52
47
45
47
56
70
85
99
113
126
139
152
165
177
186
193
192
Sumber : Survei Hidrografi untuk Penyapuan Ranjau di Perairan Ujung Pangkah, Gresik,(Dihidros TNI-AL, 2004)
115
Pasang Surut 29 Piantan (11 November - 9 Desember 2003) di Perairan Ujung Pangkah, Gresik 250
Tinggi (Cm)
200 150 100 50 0 1
49
97
145
193 241
289 337 385
433 481
529 577
625 673
Waktu (Jam)
Gambar 4 Grafik pasang surut seri panjang (29 piantan) di perairan Ujung Pangkah, Gresik
Tabel 8 Konstanta pasang surut di perairan Ujung Pangkah Gresik Komponen Pasang Surut
Amplitudo (Cm)
g (o)
So
84
0
M2
11
164
S2
2
310
N2
7
253
K2
1
310
K1
85
250
O1
21
156
P1
28
250
M4
2
242
MS4
6
315
Sumber : Hasil analisis data primer
Dengan ketentuan : M2 : Komponen utama bulan
S2 : Komponen utama matahari
N2 : Komponen elips bulan
K2 : Komponen bulan
116
K1 : Komponen bulan
O1 : Komponen utama bulan
P1 : Komponen utama matahari
M4 : Komponen utama bulan
MS4 : Komponen utama matahari – bulan. Untuk menentukan tipe pasang surut digunakan bilangan Formzahl(F), yaitu : F = (K1 + O1) / (M2 + S2) Dengan ketentuan : F>3
Tipe Pasut Tunggal (diurnal)
1,5 < F < 3
Tipe Pasut Campuran Condong ke Tunggal (mixed diurnal type)
0,25< F < 1,5 Tipe Pasut Campuran Condong ke Ganda (mixed semi diurnal type) F < 0,25
Tipe Pasut Ganda (semidiurnal).
Dengan demikian tipe pasang surut daerah studi adalah F = (85 + 21) / (11 + 2) = 106 / 13 = 8,15 (Tipe Pasut Tunggal). Karakteristik pasang surut di daerah studi disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Karakteristik pasang surut di perairan Ujung Pangkah Gresik Karakteristik Tidal Level Higher Astronomical Tide (HAT)
Formula LAT + 2 (K1+ O1+ S2+ M2)
Mean Higher High Water Spring (MHHWS) LAT + S2+ M2+ 2 (K1+ O1) Mean Higher High Water Neap (MHHWN) Mean Sea Level (MSL)
LAT + S2 + M2 + 2 K1 -
Mean Lower Low Water Neap (MLLWN)
LAT + S2 + M2 + 2 O1
Mean Lower Low Water Spring (MLLWS)
LAT + S2 + M2
Lower Astronomical Tide (HAT)
MSL – K1 – O1 – S2 – M2
Sumber : Data primer.
Level (cm) + 119,0 + 106,0 + 64,0 - 64,0 - 106,0 - 119,0
117
Arus pasut. Tabel 10
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Hasil pengamatan arus pasang surut pada tanggal 10 -11 Juni 2006 di perairan Ujung Pangkah
Waktu Pengamatan (WIB) 0.00 02.00 04.00 06.00 08.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 02.00 04.00
Kecepatan Arus Pasut (m/s) pada kedalaman 1,7 m
1m
0,5 m
2,743 2,134 1,829 1,524 1,219 1,219 1,829 2,134 2,438 2,134 1,829 1,219 1,524 2,134 1,829
2,134 1,829 1,524 1,219 0.914 1,219 1,524 1,829 2,134 1,829 1,524 1,219 1,524 2,134 1,524
1,524 1,524 1,219 0.914 0.610 0.610 0.914 1,219 1,524 1,219 0.914 0.610 0.914 1,524 1,219
Sumber : Hasil Analisis Catatan : Kecepatan arus ditentukan dengan rumus V = penunjuk arus (counter / menit) x 2,18 + 0,02 = ……… feet / seconds = ……..x 0,3048 m/s
Lereng pantai. Tabel 11 Hasil penentuan sudut kemiringan lereng pantai No.
Dari posisi (BT; LS) Ke posisi (BT; LS)
Jarak Y (m)
Jarak X (m)
Tan θ
θ (deg)
1.
112,5655 ; 6,9065
112,6067 ; 6,8780
3
912
0,0033
0,19
2.
112,4929 ; 6,9038
112,4976 ; 6,8783
2
720
0,0030
0,17
3.
112,4985 ; 6,9059
112,5062 ; 6,8830
1
875
0,0011
0,06
4.
112,5542 ; 6,8835
112,5788 ; 6,0500
2
500
0,0038
0,23
5.
112,5222 ; 6,8951
112,5071 ; 6,8804
0.5
560
0,0009
0,05
6.
112,5279 ; 6,8722
112,5041 ; 6,8644
1
970
0,0010
0,06
7.
112,5231 ; 6,8653
112,5045 ; 6,8493
1
780
0,0013
0,07
8.
112,5305 ; 6,8632
112,5188 ; 6,8433
1
790
0,0012
0,07
9.
112,5469 ; 6,8563
112,5650 ; 6,8394
2
590
0,0033
0,19
10.
112,5499 ; 6,8640
112,5732 ; 6,8597
2
490
0,0041
0,23
11.
112,5676 ; 6,8848
112,5840 ; 6,8748
2
390
0,0051
0,29
12.
112,5754 ; 6,8973
112,5926 ; 6,8865
2
530
0,0038
0,21
13.
112,5857 ; 6,9072
112,6060 ; 6,8930
2
460
0,0043
0,25
14.
112,5849 ; 6,9133
112,6129 ; 6,9171
2
490
0,0041
0,23
118
15.
112,5836 ; 6,9244
112,6160 ; 6,9349
2
390
0,0051
0,29
16.
112,5797 ; 6,9383
112,6078 ; 6,9314
2
1000
0,0020
0,11
17.
112,5896 ; 6,9456
112,6073 ; 6,9310
2
490
0,0041
0,23
18.
112,5970 ; 6,9526
112,6155 ; 6,9392
2
440
0,0045
0,26
19.
112,6065 ; 6,9634
112,6345 ; 6,9508
2
850
0,0023
0,13
20.
112,6190 ; 6,9720
112,6501 ; 6,9582
2
1700
0,0012
0,07
0,0029
0,17
Sudut kemiringan pantai rata-rata Kecamatan Sidayu 1.
112,6328 ; 7,0022
112,6566 ; 6,9793
2
1850
0,0011
0,06
2.
112,6284 ; 7,0174
112,6823 ; 6,9728
3
1555
0,0019
0,11
3.
112,6298 ; 7,0030
112,6550 ; 6,9728
2
1710
0,0012
0,07
4.
112,6356 ; 7,0123
112,6737 ; 7,0023
3
1200
0,0025
0,14
5.
112,6406 ; 7,0260
112,6565 ; 7,0139
2
1270
0,0016
0,09
6.
112,6463 ; 7,0269
112,6590 ; 7,0161
2
1090
0,0018
0,10
7.
112,6476 ; 7,0286
112,6597 ; 7,0206
2
1080
0,0018
0,10
8.
112,6255 ; 7,0014
112,6498 ; 6,9874
2
2450
0,0008
0,05
9.
112,6377 ; 7,0072
112,6517 ; 7,0062
2
770
0,0026
0,15
10.
112,6383 ; 7,0157
112,6540 ; 7,0158
2
1410
0,0014
0,08
0,0017
0,10
Sudut kemiringan pantai rata-rata Kecamatan Bungah 1.
112,6493 ; 7,1439
112,6557 ; 7,1417
2
390
0,0051
0,29
2.
112,6449 ; 7,1367
112,6507 ; 7,1316
1
250
0,0040
0,23
3.
112,6521 ; 7,1431
112,6593 ; 7,1403
1
310
0,0032
0,18
4.
112,6550 ; 7,1474
112,6600 ; 7,1460
2
255
0,0078
0,45
5.
112,6414 ; 7,1345
112,6464 ; 7,1309
1
238
0,0042
0,24
6.
112,6456 ; 7,1403
112,6557 ; 7,1352
2
260
0,0077
0,44
7.
112,6514 ; 7,1431
112,6564 ; 7,1395
1
140
0,0071
0,41
8.
112,6536 ; 7,1453
112,6593 ; 7,1489
2
550
0,0036
0,21
9.
112,6622 ; 7,1669
112,6622 ; 7,1604
2
190
0,0105
0,60
10.
112,6536 ; 7,1431
112,6557 ; 7,1388
1
170
0,0059
0,34
Sudut kemiringan pantai rata-rata 0,0059 0,34 Catatan : Jarak X dan Y adalah jarak memanjang ke arah laut dan kedalaman yang ditentukan dengan msl (mean sea level) sebagai titik acuan.
119
Dari Posisi:
Ke:
Gambar 5 Profil lereng pantai di kecamatan Ujung Pangkah
Dari Posisi :
Ke Posisi :
Gambar 6 Profil lereng pantai di Kecamatan Sidayu
Dari Posisi:
Ke:
Gambar 7 Profil lereng pantai di Kecamatan Bungah Akresi dan Abrasi Peta perubahan garis pantai di daerah studi disajikan pada Gambar 8 di bawah ini.
120 112°30'
112°40' 500170
500180
500190
Gambar 811 Gambar PetaPerubahan Perubahan Garis Peta LahanPantai Pesisir
9250
9250
500160
Keterangan : Lahan yang bertambah (proses akresi) Sungai Batas Kecamatan Tambak di Daerah Studi Tambak Tambak, rotasi padi sawah Bukan Tambak Wilayah Laut Kabupaten Lamongan Kabupaten Gresik
9240
9240
6°50'
6°50'
Lahan yang berkurang (proses abrasi)
Banyu Urip
Lokasi Studi Propinsi Jawa Timur
Kecamatan Ujung Pangkah
Sidayu
7°00'
7°00'
Kecamatan Bungah
9230
9230
Kecamatan Sidayu
Bungah
Sumber : Hasil Kompilasi dari - Peta RBI Skala 1:25.000, Bakosurtanal 1999 - Citra Satelit Landsat ETM 2002 - Hasil Survei 2004-2005
9220
9220
U
3
500160
500170 112°30'
500180
500190 112°40'
0
3
6 Kilometer
121
Lampiran 5 Kualitas perairan daerah studi Kualitas air pada musim kemarau saat air surut Pengamatan kualitas air dilakukan di outlet tambak (T), aliran sungai / bengawan (B) dan
laut (L), yang diambil pada saat musim kemarau 4 – 7
Oktober 2004. Peta lokasi pengamatan pada Bab Metodologi. Tabel 12 Data pengamatan kualitas air pada musim kemarau saat surut di Kecamatan Ujung Pangkah, Sidayu, dan Bungah Kualitas air laut (L) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Suhu (oC) Salinitas (o/oo) pH Kecerahan (cm) DO (mg / L) DO5 (mg / L) BOD (mg / L) TSS (mg / L) NO3-N (mg / L) NO2-N (mg / L) PO4 – P (mg / L)
L1 30 40 8 110 9,4 7 2,4 15,25 0,000 0,000 0,083
L2 28 38 7,5 85 8.8 7,4 1,4 15,15 0,000 0,000 0,263
L3 28 39 8 80 6,6 3,8 2,8 17,95 2,710 0,002 0,143
L4 29 35 8 75 6,4 3,6 2,8 16,73 0,000 0,005 0,245
Keterangan : o o Lokasi L1 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 50' 57" S dan 112 36' 15" E, o o Lokasi L2 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 52' 49" S dan 112 30' 23" E, o o Lokasi L3 (Sidayu) pada posisi 06 57' 17"S dan 112 36' 03"E, Lokasi L4 (Bungah) pada posisi 06 o 59' 22"S dan 112 o 36' 57" E,
Kualitas air sungai / bengawan (B) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Suhu (oC) Salinitas (o/oo) pH Kecerahan (cm) DO (mg / L) DO5 (mg / L) BOD (mg / L) TSS (mg / L) NO3-N (mg / L) NO2-N (mg / L) PO4 – P (mg / L)
B1 29 37 8 33 9,2 5 4,2 13,85 2,903 0,000 0,113
B2 28,5 37 8 21 12,2 5,4 6,8 17,15 0,000 0,019 0,054
B3 29 40 8 30 6,76 4,2 2,56 15,05 0,000 0,000 0,095
B4 31 29 7 80 11,8 7 4,8 14,40 2,323 0,011 0,107
B5 30 31 7 80 8,6 6,4 2,2 14,05 1,935 0,000 0,131
Keterangan : o o Lokasi B1 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 54' 11"S dan 112 33' 20"E, o o Lokasi B2 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 55' 00"S dan 112 34' 23"E, Lokasi B3 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 o 54' 26"S dan 112 o 30' 15"E, Lokasi B4 (Sidayu) pada posisi 07 o 03' 46"S dan 112 o 34' 39"E, o o Lokasi B5 (Bungah) pada posisi 07 19' 02"S dan 112 47' 59"E, o o Lokasi B6 (Bungah) pada posisi 07 01' 43"S dan 112 38' 28"E.
B6 29 38 8 52 7 4,2 2,8 15,55 0,000 0,013 0,083
122
Kualitas air tambak (T) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Suhu (oC) Salinitas (o/oo) pH Kecerahan (cm) DO (mg / L) DO5 (mg / L) BOD (mg / L)
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 34 32 29 30 29 32 32 29 31 41 42 41 42 31 42 32 36 46 8,5 8,5 8 8 7,5 8 8 7,5 7 25 20 27 30 29 30 23 45 19 12,4 14,2 8,2 8,6 8,2 12,8 10,2 6,4 7,6 5,2 2,6 4 2,4 4,8 3,2 1 3,8 2,2 7,2 11,6 4,2 6,2 3,4 9,6 9,2 2,6 5,4 16,55 17,15 17,70 19,50 38,37 17,80 14,65 17,30 20,50 TSS (mg / L) NO3-N (mg / L) 1,935 2,323 11,613 14,516 2,516 0,000 5,032 0,387 10,839 NO2-N (mg / L) 0,013 0,000 0,005 0,056 0,000 0,000 0,003 0,007 0,001 PO4 –P(mg / L) 0,119 0,101 0,155 0,07 0,06 0,132 0,142 0,143 0,059 Keterangan : o o Lokasi T1 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 51' 15"S dan 112 34' 22""E, Lokasi T2 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 o 52' 01"S dan 112 o 31' 45"E, Lokasi T3 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 o 54' 09"S dan 112 o 33' 17"E, Lokasi T4 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 o 54' 15"S dan 112 o 35' 48"E, o o Lokasi T5 (Sidayu) pada posisi 06 58' 19"S dan 112 35' 10"E, o o Lokasi T6 (Sidayu) pada posisi 06 58' 22"S dan 112 35' 19"E, Lokasi T7(Bungah) pada posisi 07 o 00' 46"S dan 112 o 35' 36"E, Lokasi T8 (Bungah) pada posisi 07 o 01' 42,1"S dan 112 o 37' 49 "E, o o Lokasi T9 (Bungah) pada posisi 07 01'47"S dan 112 38' 05" E, o o Lokasi T10 (Bungah) pada posisi 07 01' 41 "S dan 112 60' 19 "E, o o Lokasi T11 (Bungah) pada posisi 07 01'45"S dan 112 59' 25" E,
T10 30 25 7,5 29 8,6 4,2 3,1 17,50 5,839 0,003 0,091
T11 31 26 7 30 8,3 4,8 3,4 18,50 6,137 0,002 0,085
Kualitas air pada musim hujan saat air pasang Pengamatan kualitas air dilakukan di outlet tambak (T), aliran sungai / bengawan (B) dan laut (L), yang diambil pada saat musim hujan bulan Juni 2006. Peta lokasi pengamatan pada Bab Metodologi. Tabel 13
Data pengamatan kualitas air pada musim hujan saat pasang di Kecamatan Sidayu, Ujung Pangkah, dan Bungah
Kualitas air laut (L) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Suhu (oC) Salinitas (o/oo) pH Kecerahan (cm) DO (mg / L) DO5 (mg / L) BOD (mg / L) TSS (mg / L) NO3-N (mg / L) NO2-N (mg / L) PO4 – P (mg / L)
L1 29 21 8 85 9,7 7,8 1,52 24,15 0,000 0,000 0,054
L2 28 22 7,5 75 5.8 4,2 0,76 29,10 0,000 0,000 0,139
L3 28 23 8 70 7,6 5,1 1,1 27,95 0,710 0,002 0,139
Keterangan : Lokasi L1 (Ujung Pangkah) pada posisi 06o 50' 57" S dan 112 o 36' 15" E, Lokasi L2 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 o 52' 49" S dan 112 o 30' 23" E, o o Lokasi L3 (Sidayu) pada posisi 06 57' 17"S dan 112 36' 03"E, o o Lokasi L4 (Bungah) pada posisi 06 59' 22"S dan 112 36' 57" E,
L4 29 23 8 75 7,5 6,0 0,9 26,73 0,000 0,003 0,229
123
Kualitas air sungai / bengawan (B) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Suhu (oC) Salinitas (o/oo) pH Kecerahan (cm) DO (mg / L) DO5 (mg / L) BOD (mg / L) TSS (mg / L) NO3-N (mg / L) NO2-N (mg / L) PO4 – P (mg / L)
B1 29 0 8 23 5,2 3,2 1,4 23,85 0,903 0,000 0,098
B2 29 0 8 21 6,2 4,8 3,2 27,15 0,000 0,019 0,081
B3 29 20 8 20 5,7 4,0 0,4 20,05 0,000 0,000 0,075
B4 30 0 7 10 5,8 3,8 0,6 24,40 0,323 0,010 0,051
B5 29 0 8 20 4,6 3,0 2,0 24,15 0,935 0,000 0,118
B6 29 0 7,5 12 4 3,2 1,8 25,75 0,000 0,003 0,079
Keterangan : o o Lokasi B1 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 54' 11"S dan 112 33' 20"E, o o Lokasi B2 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 55' 00"S dan 112 34' 23"E, o o Lokasi B3 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 54' 26"S dan 112 30' 15"E, Lokasi B4 (Sidayu) pada posisi 07 o 03' 46"S dan 112 o 34' 39"E, Lokasi B5 (Bungah) pada posisi 07 o 19' 02"S dan 112 o 47' 59"E, o o Lokasi B6 (Bungah) pada posisi 07 01' 43"S dan 112 38' 28"E.
Kualitas air tambak (T) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Suhu (oC) Salinitas (o/oo) pH Kecerahan (cm) DO (mg / L) DO5 (mg / L) BOD (mg / L)
TSS (mg / L)
T1 32 18 8 23 12,4 7,5 1 16,55 1,935 0,013 0,099
T2 31 19 8 22 14,2 6,0 1,6 17,15 2,323 0,000 0,098
T3 29 20 7,5 25 5,2 4,0 2,0 17,70 2,613 0,005 0,137
T4 30 18 8 22 8,6 6,4 1,8 19,50 1,516 0,006 0,057
T5 29 21 7,5 25 6,2 4,8 1,4 18,30 2,416 0,000 0,506
T6 30 20 8 20 5,8 4,2 1,6 19,80 2,010 0,000 0,098
T7 31 19 8 23 7,2 5,7 0,8 15,75 3,032 0,003 0,134
T8 29 22 7,5 25 6,8 5,8 1,2 17,50 2,385 0,005 0,138
NO3-N (mg / L) NO2-N (mg / L) PO4 –P(mg / L) Keterangan : Lokasi T1 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 o 51' 15"S dan 112 o 34' 22""E, o o Lokasi T2 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 52' 01"S dan 112 31' 45"E, o o Lokasi T3 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 54' 09"S dan 112 33' 17"E, o o Lokasi T4 (Ujung Pangkah) pada posisi 06 54' 15"S dan 112 35' 48"E, Lokasi T5 (Sidayu) pada posisi 06 o 58' 19"S dan 112 o 35' 10"E, Lokasi T6 (Sidayu) pada posisi 06 o 58' 22"S dan 112 o 35' 19"E, o o Lokasi T7(Bungah) pada posisi 07 00' 46"S dan 112 35' 36"E, o o Lokasi T8 (Bungah) pada posisi 07 01' 42,1"S dan 112 37' 49 "E, o o Lokasi T9 (Bungah) pada posisi 07 01'47"S dan 112 38' 05" E, Lokasi T10 (Bungah) pada posisi 07 o 01' 41 "S dan 112 o 60' 19 "E, Lokasi T11 (Bungah) pada posisi 07 o 01'45"S dan 112 o 59' 25" E,
T9 30 23 7 19 7,4 6,2 1,4 20,15 4,835 0,006 0,959
T10 29 0 7 26 7,1 5,2 1,6 15,15 2,315 0,007 0,095
T11 30 0 7,5 25 7,3 5,7 1,7 16,15 1,851 0,009 0,89
124
Lampiran 6 Produksi dan produktivitas tambak di daerah studi
Tabel 14 Produksi tambak (ton) selama 20 tahun Kecamatan Ujung Pangkah Sidayu Bungah Total Produksi Luas Lahan
1986 3.549,50 2.014,63 3.250,24 8.814,4 8.323,9
1991 4.156,80 3.201,70 3.804,50 11.163,0 9.245,2
1996 4.525,56 3.516,90 3.784,15 11.826,6 9.856,3
1999 4.973,51 3.401,18 3.759,70 12.134,4 10.943,5
2000 5.142,47 2.476,18 3.841,00 11.459,6 10.944,5
2001 4.168,62 2.491,75 4.581,49 11.241,9 10.945,5
2002 4.992.77 2.021.36 3.381.40 10.395,5 8.972,93
2003 4.998.50 2.121.38 3.475.35 10.595,2 9.123,3
Sumber : BPS (1986 -2003)
Tabel 15 Produktivitas (ton/ha) dan luas lahan tambak (ha) 6 tahun terakhir Kecamatan Ujung Pangkah Produktivitas(Ton/Ha) Luas lahan (Ha) Sidayu Produktivitas(Ton/Ha) Luas lahan (Ha) Bungah Produktivitas(Ton/Ha) Luas lahan (Ha) Total Produktivitas(Ton/Ha) Total Luas lahan (Ha)
1998
1999
1,204 4097,0
1,228 1,270 1,029 1,160 4050,1 4050,101 4050,102 4304,108
1,161 4304,11
1,656 2052,5
1,887 1802,6
1,160 1742,55
1,217 1742,55
1,482 1,155 3091,82 2926,279 1,027 1,158 10.945,5 8.972,93
1,188 2926,28 1,161 9.123,3
1,111 3117,69 1,273 9267,19
Sumber : BPS (1998-2003)
2000
2001
1,374 1,382 1802,6 1802,589
1,216 1,242 3091,82 3091,821 1,109 1,047 10.943,5 10.944,5
2002
2003
125
Lampiran 7 Perhitungan parameter daya dukung lingkungan (DDL)
Tabel 16 Data dan perhitungan DDL kawasan pertambakan di Kecamatan Ujung Pangkah, Sidayu, dan Bungah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Parameter Sudut pantai(deg) Panjang pantai (m) Kisaran Pasang (m) X (m) Volume perairan(m3) Frekuensi Volume tersedia per hari (m3) V limbah tambak yg dapat didukung(m3) Volume tambak yg diperbolehkan (m3) Kedalaman Tambak(m) Luas tambak intensif yg dapat didukung (m2) Luas tambak yang dapat didukung (ha) - pengelolaan intensif - pengelolaan semi-intensif - pengelolaan tradisional
Sumber : Hasil analisis (2007).
Ujung Pangkah Sidayu 0,17 0,1 44.133 1.250 2,12 2,12 1.203,84 1.841,18 79.191.198,99 3.268.873,86 1 1 79.191.198,99 3.268.873,86
Bungah 0,34 15.654 2,12 530,51 11.674.787,10 1
Keterangan Hasil survei, 2006 Rpbm & Citra 2002 Hasil survei, 2006 Hitungan Hitungan Hasil survei, 2006
11.674.787,10 Hitungan
791.911,99
32.688,74
116.747,87 Hitungan
7.919.119,90 1
326.887,39 1
1.167.478,71 Hitungan 1
7.919.119,90
326.887,39
1.167.478,71 Hitungan
791,91 1.385,85 7.919,12
32,69 57,21 326,89
116,75 204,31 1.167,48
Hasil Akhir 941,35 1.647,36 9.413,49
126
Lampiran 8
Hubungan antara parameter lingkungan dengan kelas kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungannya
Tiga hubungan antara parameter lingkungan dengan kelas kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungannya, yaitu : Nilai parameter lingkungan makin besar berakibat kelas kesesuaian lahannya makin sesuai dan daya dukungnya makin tinggi. Sebagai contoh dari hubungan tersebut adalah parameter kualitas air, seperti oksigen terlarut (dissolved oxygen), kedalaman tanah, dan kedalaman pirit. Hubungan oksigen terlarut (DO) dengan kesesuaian lahan dan daya dukung tersebut diilustrasikan pada Gambar 9.
Daya dukung lingkungan untuk pertambakan (%)
1).
100
66,7 S1 (Sangat sesuai)
S2 (Cukup sesuai)
50
33,3 S3 (Sesuai marjinal)
N
0,0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
DO (mg/L) Gambar 9 Keterkaitan oksigen terlarut terhadap kelas kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan.
Untuk nilai DO < 1 mg L-1, nilai parameter tersebut untuk budidaya tambak termasuk ke dalam kelas kesesuaian N (tidak sesuai) dan nilai daya dukungnya adalah nol karena nilai DO < 1 mg L-1 tidak akan memberikan dukungan untuk budidaya tambak. Untuk nilai 1 < DO < 3
127
mg L-1, nilai parameter tersebut untuk budidaya tambak termasuk ke dalam kelas kesesuaian S3 (sesuai marjinal) dan nilai daya dukungnya adalah 33,3 % karena nilai DO pada kisaran tersebut akan memberikan kontribusi dukungan untuk budidaya tambak sebesar 33,3 %.
Untuk nilai 3 < DO < 5 mg L-1, nilai parameter tersebut untuk budidaya tambak termasuk ke dalam kelas kesesuaian S2 (cukup sesuai) dan nilai daya dukungnya adalah 66,7 % karena nilai DO pada kisaran tersebut akan memberikan kontribusi dukungan untuk budidaya tambak sebesar 66,7 %.
Untuk nilai DO > 5 mg L-1, nilai parameter tersebut untuk budidaya tambak termasuk ke dalam kelas kesesuaian S1 (sangat sesuai) dan nilai daya dukungnya adalah 100 % karena nilai DO pada kisaran tersebut akan memberikan kontribusi dukungan untuk budidaya tambak sebesar 100 %. Hubungan tersebut selaras dengan konsep indeks kualitas lingkungan
yang dinyatakan oleh Canter and Lorent (1981) dan Battele Environmental Evaluation
System
(1972),
yaitu
oksigen
terlarut
makin
tinggi
mengakibatkan indeks kualitas lingkungannya makin besar. Indeks kualitas lingkungan tersebut dipakai sebagai kriteria kondisi lingkungan. Hubungan oksigen terlarut dengan indeks kualitas lingkungan tersebut diperlihatkan pada Gambar 10.
2).
Nilai parameter lingkungan makin besar berakibat kelas kesesuaian lahannya makin kurang sesuai dan daya dukungnya makin rendah. Sebagai contoh hubungan ini adalah parameter lereng, tebal gambut, drainase. Pada Gambar 11 disajikan hubungan lereng dengan kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan untuk budidaya tambak. Untuk nilai lereng < 2 %, nilai parameter tersebut untuk budidaya tambak termasuk ke dalam kelas kesesuaian S1 dan S2 (cukup sesuai hingga sangat sesuai) dan nilai daya dukungnya adalah 100 % karena nilai lereng < 2 % akan memberikan dukungan untuk budidaya tambak sebesar 100 %.
Indeks Kualitas lingkungan
128
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
DO (mg/L)
Daya dukung lingkungan untuk pertambakan(%)
Gambar 10 Keterkaitan oksigen terlarut terhadap indeks kualitas lingkungan.
100
50 S1 & S2 (Cukup sesuai hingga sangat sesuai)
S3 (Sesuai marjinal)
N (Tidak sesuai)
0,02 < lereng < 3 %, nilai parameter tersebut untuk budidaya Untuk nilai 0 1 2 3 4 tambak termasuk ke dalam kelas kesesuaian S3 (sesuai marjinal) dan Lereng (%) Gambar 11
Keterkaitan lereng terhadap kelas kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan.
129
nilai daya dukungnya adalah 50 % karena nilai lereng pada kisaran tersebut akan memberikan dukungan untuk budidaya tambak sebesar 50 %.
Untuk nilai lereng > 3 %, nilai parameter tersebut untuk budidaya tambak termasuk ke dalam kelas kesesuaian N (tidak sesuai) dan nilai daya dukungnya adalah nol karena nilai lereng pada kisaran tersebut tidak akan memberikan dukungan untuk budidaya tambak.
Nilai parameter lingkungan makin besar berakibat kelas kesesuaian lahannya makin sesuai dan daya dukungnya makin tinggi hingga pada kondisi optimum tertentu dan kemudian kelas kesesuaian maupun daya dukungnya menurun. Sebagai contoh hubungan tersebut adalah pH, suhu, dan salnitas. Pada Gambar 11 disajikan hubungan suhu dengan kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan untuk budidaya tambak.
100 Daya dukung lingkungan untuk pertambakan (%)
3).
S1 (Sangat sesuai) 66,7 S2 (Cukup sesuai)
50
33,3 N2 (Tidak S3 sesuai (Sesuai perma- marjinal) nen) 0,0
0
10
20
S2 (Cukup Sesuai) N2 (Tidak sesuai permanen) 30
40
50 Suhu (oC)
Gambar 11
Keterkaitan suhu terhadap kelas kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan.
130
Untuk nilai suhu < 12 oC dan > 35 oC , nilai parameter tersebut untuk budidaya tambak termasuk ke dalam kelas kesesuaian N2 (tidak sesuai permanen) dan nilai daya dukungnya adalah nol karena nilai pada kisaran tersebut tidak akan memberikan dukungan untuk budidaya tambak.
Untuk nilai 12 oC < suhu
< 18 oC, nilai parameter tersebut untuk
budidaya tambak termasuk ke dalam kelas kesesuaian S3 (sesuai marjinal) dan nilai daya dukungnya adalah 33,3 % karena nilai suhu pada kisaran tersebut akan memberikan dukungan untuk budidaya tambak sebesar 33,3 %.
Untuk nilai 18 oC < suhu < 28 oC dan 30 oC < suhu < 35 oC, nilai parameter tersebut untuk budidaya tambak termasuk ke dalam kelas kesesuaian S2 (cukup sesuai) dan nilai daya dukungnya adalah 66,7 % karena nilai suhu pada kisaran tersebut akan memberikan dukungan untuk budidaya tambak sebesar 66,7 %.
Untuk nilai 28 oC < suhu
< 30 oC, nilai parameter tersebut untuk
budidaya tambak termasuk ke dalam kelas kesesuaian S1 (sangat sesuai) dan nilai daya dukungnya adalah 100 % karena nilai suhu pada kisaran tersebut akan memberikan dukungan untuk budidaya tambak sebesar 100 %.
131
Lampiran 9
Metode penentuan skor dalam penilaian daya dukung lingkungan
Tabel 17 Metode penentuan skor dan penilaian daya dukung lingkungan kawasan pertambakan berdasarkan kelas kesesuaian lahan Penilaian daya dukung lingkungan Kualitas / Karakteristik Lahan Persentase Persentase kualitas Pesisir Kelas Kriteria Skor skor (%) lahan pesisir S1 <2 Topografi (l) S2 <2 2 100 100 Lereng (%) S3 2–3 1 50 50 N1 <3 0 0 0 N2 S1 > 150 3 100 100 / 5 = 25 Tanah (t) S2 100 – 150 2 66,7 66,7 / 5 = 13,3 Kedalaman sampai S3 75 – 100 1 33,3 33,3 / 5 = 6,7 hamparan batuan N1 – 0 0 0 (cm) N2 < 75 Tekstur cl,scl,sicl 100 / 5 = 25 3 100 S1 (agak halus) S2
vfsl,l,sil,si (sedang)
2
66,7
66,7 / 5 = 13,3
S3
sc,s ic,c (halus)
1
33,3
33,3 / 5 = 6,7
N1
cosl,fsl (agak kasar)
0
0
0
3 2 1
100 66,7 33,3
100 / 5 = 25 66,7 / 5 = 13,3 33,3 / 5 = 6,7
0
0
0
3 2 1 0
100 66,7 33,3 0
100 / 5 = 25 66,7 / 5 = 13,3 33,3 / 5 = 6,7 0
3 2 1 0
100 66,7 33,3 0
100 / 5 = 25 66,7 / 5 = 13,3 33,3 / 5 = 6,7 0
N2) Drainase
S1 S2 S3
Tebal Gambut (cm)
Kedalaman (cm)
Pirit
N1 N2 S1 S2 S3 N1 N2 S1 S2 S3 N1 N2
cos,fs,vfs, los,lfs,lvfs (kasar Sangat buruk Buruk Agak buruk – baik Cepat Sangat cepat Tanpa Tanpa < 25 25 – 50 > 50 > 100 75 – 100 50 – 75 < 50
132
Lanjutan … Air (a) Oksigen (mg/l)
terlarut
Salinitas (o/oo)
Suhu (oC)
S1 S2 S3 N1 N2 S1 S2 S3 N1 N2 S1 S2 S3
Kecerahan (cm)
PH
N1 N2 S1 S2 S3 N1 N2 S1 S2 S3
Amonia (NH3)
H2S (mg/l)
Higrologi (h) Amplitudo pasang surut (m)
N1 N2 S1 S2 S3 N1 N2 S1 S2 S3 N1 N2 S1 S2 S3 N1 N2
>5 3–5 1–3 <1
3 2 1 0
100 66,7 33,3 0
100 / 7 = 14,3 66,7 / 7 = 9,5 33,3 / 7 = 4,8 0
12 – 20 20 – 35 35 – 50 > 50
3 2 1 0
100 66,7 33,3 0
100 / 7 = 14,3 66,7 / 7 = 9,5 33,3 / 7 = 4,8 0
28 – 30 30 – 35 18 – 28 < 12 12 – 18
3 2
100 66,7
100 / 7 = 14,3 66,7 / 7 = 9,5
1
33,3
33,3 / 7 = 4,8
0
0
0
3 2 1 0
100 66,7 33,3 0
100 / 7 = 14,3 66,7 / 7 = 9,5 33,3 / 7 = 4,8 0
7,5 – 8,5 8,5 – 10 6 – 7,5 10 – 11 4–6 > 11; < 4
3 2
100 66,7
100 / 7 = 14,3 66,7 / 7 = 9,5
1
33,3
33,3 / 7 = 4,8
0
0
0
< 0,3 0,3 – 0,4 0,4 – 0,5 > 0,5
3 2 1 0
100 66,7 33,3 0
100 / 7 = 14,3 66,7 / 7 = 9,5 33,3 / 7 = 4,8 0
< 0,1 < 0,1 0,1 – 0,2 > 0,2
3 2 1 0
100 66,7 33,3 0
100 / 7 = 14,3 66,7 / 7 = 9,5 33,3 / 7 = 4,8 0
1,5 – 2,5 1 – 1,5 2,5 – 3,0 0,5 – 1 3,0 – 3,5
3 2
100 66,7
100 / 2 = 50 66,7 / 2 = 33,4
1
33,3
33,3 / 7 = 16,7
0
0
0
< 12 30 – 40 25 – 30 20 – 25 < 20; >40
> 0,5 < 3,5
133
Lanjutan …. Rasio Ketersediaan air terhadap kebutuhan tambak (persen ) * ? Iklim (i) Bulan kering ( < 60 mm) Curah hujan (mm/th)
S1 S2 S3 N1 N2 S1 S2 S3 N1 N2 S1 S2 S3 N1 N2
> 100 80 - 100 60 - < 80 < 50
3 2 1 0
100 66,7 33,3 0
100 / 2 = 50 66,7 / 2 = 33,4 33,3 / 2 = 16,7 0
1–2 2–3 3–5 <1 >5 2500 – 3000 2000-2500 1000 – 2000 3000– 3500 – <1000 >3500
3 2 1 0
100 66,7 33,3 0
100 / 2 = 50 66,7 / 2 = 33,4 33,3 / 2 = 16,7 0
3 2 1
100 66,7 33,3
100 / 2 = 50 66,7 / 2 = 33,4 33,3 / 2 = 16,7
0
0
0
134
Lampiran 10
Hasil penilaian daya dukung lingkungan kawasan pertambakan berdasarkan kelas kesesuaian lahan pesisir
Tabel 18 Penilaian daya dukung lingkungan untuk budidaya udang pada musim hujan berdasarkan kelas kesesuaian lahan pesisir SPT13. Penilaian daya dukung Lingkungan Kualitas /
Persentase
Kelas
Skor
Persentase
Nilai parameter
Kesesuaian
(%)
Skor
0–1%
S1
2
100
100 - 150
S1
3
100
Tekstur
Liat (c)
S3
1
33,3
Drainase
Sangat terhambat
S1
3
100
Tebal Gambut (cm)
Tanpa
S1
3
100
Kedalaman Pirit (cm)
-
-
-
Oksigen terlarut (mg L-1)
(5,483 + 1,258)
S2
2
66,7
Salinitas (o/oo)
(19,333 + 1,106)
S1
3
100
Suhu (oC)
(30,167 + 1,067)
S2
2
66,7
Kecerahan (cm)
(22,833 + 1,772)
S2
2
66,7
PH
(7,833 + 0,236)
S1
3
100
Amonia (NH3) (mg L-1)
-
-
-
H2S (mg L-1)
-
-
-
2,12
S1
3
100
100
4
S3
1
33,3
50,0
1656,9
S3
1
33,3
Karakteristik Lahan
kualitas lahan pesisir
Topografi (l) Lereng (%)
100
Tanah (t) Kedalaman
sampai
hamparan batuan (cm)
83,3
Air (a)
80,2
Higrologi (h) Amplitudo pasang surut (m) Iklim (i) Bulan kering ( < 60 mm) Curah hujan (mm th-1)
Jadi daya dukung sebesar 413,5 / 5 = 82,7 %.
135
Tabel 19
Penilaian daya dukung lingkungan untuk budidaya udang pada musim kemarau berdasarkan kelas kesesuaian lahan pesisir SPT nomor 13. Penilaian daya dukung Lingkungan
Kualitas /
Kelas
Skor
Persentase
Nilai parameter
Kesesuaian
(%)
Skor
0–1%
S1
2
100
100 - 150
S1
3
100
Tekstur
Liat (c)
S3
1
33,3
Drainase
Sangat terhambat
S1
3
100
Tebal Gambut (cm)
Tanpa
S1
3
100
Kedalaman Pirit (cm)
-
-
-
Oksigen terlarut (mg L-1)
(3,700 + 1,057)
S3
1
33,3
(o/oo)
Karakteristik Lahan
Persentase kualitas lahan pesisir
Topografi (l) Lereng (%)
100
Tanah (t) Kedalaman
sampai
hamparan batuan (cm) 83,3
Air (a) Salinitas
(39,833 + 3,976)
S3
1
33,3
(oC)
(31,000 + 1,826)
S2
2
66,7
Kecerahan (cm)
(26,833 + 3,532)
S2
2
66,7
(8,083 + 0,344)
S1
3
100
-
-
-
-
-
-
2,12
S1
3
100
100
4
S3
1
33,3
50,0
1656,9
S3
1
33,3
Suhu PH
Amonia (NH3) (mg H2S (mg
L-1)
L-1)
60,0
Higrologi (h) Amplitudo pasang surut (m) Iklim (i) Bulan kering ( < 60 mm) -1
Curah hujan (mm th )
Jadi daya dukung sebesar 393,3 / 5 = 78,7 %.
136
Tabel 20
Penilaian daya dukung lingkungan untuk budidaya bandeng pada musim hujan berdasarkan kelas kesesuaian lahan pesisir SPT nomor 13.
Penilaian daya dukung Lingkungan
Kualitas / Karakteristik Lahan Nilai parameter
Kelas
Skor
Persentase
Persentase
Kesesuaian
(%)
Skor
kualitas lahan pesisir
Topografi (l) 0–1%
S1
2
100
100 - 150
S1
3
100
Tekstur
Liat (c)
S1
3
100
Drainase
Sangat terhambat
S1
3
100
Tebal Gambut (cm)
Tanpa
S1
3
100
Kedalaman Pirit (cm)
-
-
-
Oksigen terlarut (mg L-1)
(5,483 + 1,258)
S2
2
66,7
(o/oo)
Lereng (%)
100
Tanah (t) Kedalaman
sampai
hamparan batuan (cm) 100
Air (a) Salinitas
(19,333 + 1,106)
S1
3
100
(oC)
(30,167 + 1,067)
S2
2
66,7
Kecerahan (cm)
(22,833 + 1,772)
S2
2
66,7
(7,833 + 0,236)
S1
3
100
-
-
-
-
-
-
2,12
S1
3
100
100
4
S3
1
33,3
50,0
1656,9
S3
1
33,3
Suhu PH
Amonia (NH3) (mg H2S (mg
L-1)
L-1)
80,2
Higrologi (h) Amplitudo pasang surut (m) Iklim (i) Bulan kering ( < 60 mm) -1
Curah hujan (mm th )
Jadi daya dukung sebesar 430.2 / 5 = 86,4 %.
137
Tabel 21 Penilaian daya dukung lingkungan untuk budidaya bandeng pada musim kemarau berdasarkan kelas kesesuaian lahan pesisir SPT nomor 13. Penilaian daya dukung Lingkungan Kualitas / Karakteristik Lahan
Kelas Nilai parameter
Kesesuaian
Skor
Persentase
Persentase
Skor
kualitas lahan pesisir
(%) Topografi (l) Lereng (%)
0–1%
S1
2
100
100
100 - 150
S1
3
100
Tekstur
Liat (c)
S1
3
100
Drainase
Sangat terhambat
S1
3
100
Tebal Gambut (cm)
Tanpa
S1
3
100
Kedalaman Pirit (cm)
-
-
-
Oksigen terlarut (mg L-1)
(3,700 + 1,057)
S3
1
33,3
Salinitas (o/oo)
(39,833 + 3,976)
S3
1
33,3
Suhu (oC)
(31,000 + 1,826)
S2
2
66,7
Kecerahan (cm)
(26,833 + 3,532)
S2
2
66,7
(8,083 + 0,344)
S1
3
100
-
-
-
-
-
-
2,12
S1
3
100
100
4
S3
1
33,3
50,0
1656,9
S3
1
33,3
Tanah (t) Kedalaman
sampai
hamparan batuan (cm) 100
Air (a)
PH Amonia (NH3) (mg H2S (mg
L-1)
L-1)
60,0
Higrologi (h) Amplitudo pasang surut (m) Iklim (i) Bulan kering ( < 60 mm) -1
Curah hujan (mm th )
Jadi daya dukung sebesar 410 / 5 = 82,0 %.
138
Lampiran 11
Perhitungan biaya-manfaat usaha budidaya bandeng dan udang Tabel 22 Perhitungan biaya-manfaat usaha budidaya bandeng (milkfish) dengan luas tambak 6 ha Tahun Ke Komponen 0 1 2 3 4 Perbaikan tambak 25,000,000 34,250,000 Pintu air 5,000,000 6,850,000 Perlengkapan tambak - Pipa, 12 meter 2,000,000 2,740,000 - Jaring, 6 unit 800,000 1,096,000 - Poro, 12 unit 600,000 822,000 - Basket, 24 unit 600,000 822,000 Total biaya investasi 34,000,000 46,580,000 Bibit (Benih), 5 rean = 25000 ekor 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 Fertiliser - Urea, 165 rb/ ha 990,000 990,000 990,000 990,000 - TSP, 345 rb /ha 2,070,000 2,070,000 2,070,000 2,070,000 Lime Saponin 1,260,000 1,260,000 1,260,000 1,260,000 Pakan Es 264,000 264,000 264,000 264,000 Transportasi 360,000 360,000 360,000 360,000 Tenaga kerja 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 Sewa lahan tambak 1,25 jt /ha/th 1,250,000 1,250,000 1,250,000 1,250,000 Perawatan tambak / th 100,000 100,000 100,000 100,000 Lain-lain 1,689,400 1,689,400 1,689,400 1,689,400 Total biaya variabel (Rp) 38,823,400 38,823,400 38,823,400 38,823,400 Total biaya (termasuk diskonto 10 %) 34,000,000 35,294,000 32,085,455 29,168,595 58,331,671 Total biaya keseluruhan (5 th) 212,985,998 (Per Ha) 35,497,666 (Per Ha) Total Produksi ( Kg ) 6,833.33 6,833.33 6,833.33 6,833.33 Harga rata-rata Bandeng (Rp / Kg) 12,000 12,000 12,000 12,000 Total manfaat (termasuk diskonto 10 %) 74,545,455 67,768,595 61,607,814 56,007,103 Total manfaat (5 th) 310,844,515 (Per 6 Ha) 51,807,419 (Per Ha)
5
5,000,000 990,000 2,070,000 1,260,000 264,000 360,000 24,000,000 1,250,000 100,000 1,689,400 38,823,400 24,106,277 6,833.33 12,000 50,915,548
139
Lanjutan… Komponen
6
7
Tahun Ke 8 46,922,500 9,384,500
Perbaikan tambak Pintu air Perlengkapan tambak - Pipa, 12 meter 3,753,800 - Jaring, 6 unit 1,501,520 - Poro, 12 unit 1,126,140 - Basket, 24 unit 1,126,140 Total Biaya Investasi 63,814,600 Bibit (Benih), 5 rean = 25000 ekor 5,000,000 5,000,000 5,000,000 Fertiliser - Urea, 165 rb/ ha 990,000 990,000 990,000 - TSP, 345 rb /ha 2,070,000 2,070,000 2,070,000 Lime Saponin 1,260,000 1,260,000 1,260,000 Pakan Es 264,000 264,000 264,000 Transportasi 360,000 360,000 360,000 Tenaga kerja 24,000,000 24,000,000 24,000,000 Sewa lahan tambak 1,25 jt /ha/th 1,250,000 1,250,000 1,250,000 Perawatan tambak / th 100,000 100,000 100,000 Lain-lain 1,689,400 1,689,400 1,689,400 Total Biaya Variabel (Rp) 38,823,400 38,823,400 38,823,400 Total Biaya (termasuk diskonto 10 %) 21,914,797 19,922,543 47,881,384 Total Biaya Keseluruhan (10 th) 334,137,735 (Per Ha) 55,689,623 Total Produksi ( Kg ) 6,833.33 Harga rata-rata Bandeng (Rp / Kg) 12,000 Total Manfaat (termasuk diskonto 10 %) 46,286,862 Total Manfaat (10 th) 503,854,503
6,833.33 12,000 42,078,966 (Per 6 Ha)
9
10
5,000,000
5,000,000
990,000 990,000 2,070,000 2,070,000 1,260,000 1,260,000 264,000 264,000 360,000 360,000 24,000,000 24,000,000 1,250,000 1,250,000 100,000 100,000 1,689,400 1,689,400 38,823,400 38,823,400 16,464,911 14,968,101 (Per Ha)
6,833.33 6,833.33 6,833.33 12,000 12,000 12,000 38,253,605 34,776,005 31,614,550 83,975,750 (Per Ha)
140
Tabel 23 Perhitungan biaya-manfaat usaha budidaya udang tradisional plus dengan luas tambak 6 ha Tahun Ke Komponen 0 1 2 3 4 Perbaikan tambak 25,000,000 34,250,000 Pintu air 5,000,000 6,850,000 Perlengkapan tambak - Pipa, 12 meter 2,000,000 2,740,000 - Jaring, 6 unit 800,000 1,096,000 - Poro, 12 unit 600,000 822,000 - Basket, 24 unit 600,000 822,000 Total Biaya Investasi 34,000,000 46,580,000 Benih, 7rean/ha=42 rean = 210 rb ekor 12,600,000 12,600,000 12,600,000 12,600,000 Fertiliser - Urea, 70 rb / ha 420,000 420,000 420,000 420,000 - TSP, 375 rb / ha 2,250,000 2,250,000 2,250,000 2,250,000 Lime, 260 rb / ha 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 Saponin 1,260,000 1,260,000 1,260,000 1,260,000 Es 264,000 264,000 264,000 264,000 Transportasi 360,000 360,000 360,000 360,000 Tenaga kerja 24,000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000 Sewa lahan tambak 1,25 jt /ha/th 1,250,000 1,250,000 1,250,000 1,250,000 Perawatan tambak / th 100,000 100,000 100,000 100,000 Pakan, 60 % biaya produksi 15,398,400 15,398,400 15,398,400 15,398,400 Lain-lain (pajak) 4,106,240 4,106,240 4,106,240 4,106,240 Total Biaya Variabel (Rp) 77,552,640 77,552,640 77,552,640 77,552,640 Total Biaya (termasuk diskonto 10 %) 34,000,000 70,502,400 64,093,091 58,266,446 99,549,497 Total Biaya Keseluruhan (5 th) 374,565,522 (Per 6 Ha) 62,427,587 (Per Ha)
5
12,600,000 420,000 2,250,000 1,560,000 1,260,000 264,000 360,000 24,000,000 1,250,000 100,000 15,398,400 4,106,240 77,552,640 48,154,088
Total Produksi ( Kg ) 2,362.50 2,362.50 2,362.50 2,362.50 2,362.50 Harga rata-rata udang (Rp / Kg) 47,000 47,000 47,000 47,000 47,000 Total Manfaat (termasuk diskonto 10 %) - 100,943,182 91,766,529 83,424,117 75,840,107 68,945,551 Total Manfaat (5 th) 420,919,486 (Per 6 Ha) 70,153,248 (Per Ha)
141
Lanjutan … Komponen
6
Perbaikan tambak Pintu air Perlengkapan tambak - Pipa, 12 meter - Jaring, 6 unit - Poro, 12 unit - Basket, 24 unit Total Biaya Investasi Benih, 7rean/ha=42 rean = 210 rb ekor 12,600,000 Fertiliser - Urea, 70 rb / ha 420,000 - TSP, 375 rb / ha 2,250,000 Lime, 260 rb / ha 1,560,000 Saponin 1,260,000 Es 264,000 Transportasi 360,000 Tenaga kerja 24,000,000 Sewa lahan tambak 1,25 jt /ha/th 1,250,000 Perawatan tambak / th 100,000 Pakan, 60 % biaya produksi 15,398,400 Lain-lain (pajak) 4,106,240 Total Biaya Variabel (Rp) 77,552,640 Total Biaya (termasuk diskonto 10 %) 43,776,443 Total Biaya Keseluruhan (10 th) 620,922,001
7
12,600,000
Tahun Ke 8 46,922,500 9,384,500
9
10
3,753,800 1,501,520 1,126,140 1,126,140 63,814,600 12,600,000 12,600,000 12,600,000
420,000 420,000 2,250,000 2,250,000 1,560,000 1,560,000 1,260,000 1,260,000 264,000 264,000 360,000 360,000 24,000,000 24,000,000 1,250,000 1,250,000 100,000 100,000 15,398,400 15,398,400 4,106,240 4,106,240 77,552,640 77,552,640 39,796,767 99,993,479 (Per 6 Ha) 103,487,000
420,000 2,250,000 1,560,000 1,260,000 264,000 360,000 24,000,000 1,250,000 100,000 15,398,400 4,106,240 77,552,640 32,889,890 (Per Ha)
420,000 2,250,000 1,560,000 1,260,000 264,000 360,000 24,000,000 1,250,000 100,000 15,398,400 4,106,240 77,552,640 29,899,900
Total Produksi ( Kg ) 2,362.50 2,362.50 2,362.50 2,362.50 2,362.50 Harga rata-rata udang (Rp / Kg) 47,000 47,000 47,000 47,000 47,000 Total Manfaat (termasuk diskonto 10 %) 62,677,774 56,979,795 51,799,813 47,090,739 42,809,763 Total Manfaat (10 th) 682,277,370 (Per 6 Ha) 113,712,895 (Per Ha)
142
Lampiran 12
Data Pemilik Tambak, Luas Tambak dan Jenis Budidaya di Kabupaten Gresik Jawa Timur. Tabel 24 Data tambak tradisional
No 1.
2.
3.
Lokasi
Tradisional Pemilik
Komoditi
Luas (ha)
Kec. Ujung Pangkah - Ds. Pangkah Kulon
Sonhaji, dkk. (289)
Udang/Bandeng
1023,150
- Ds. Pangkah Wetan
H. Kusen, dkk.(537)
Udang/Bandeng
1968,750
- Ds. Karangrejo
H. Abd.Cholik, dkk.(19)
Udang/Bandeng
80,650
- Ds. Ketapang Lor
H. Syamsul A.,dkk.(32)
Udang/Bandeng
106,330
- Ds. Tanjang Awan
Surjono, dkk.(63)
Udang/Bandeng
156,250
- Ds. Kebon Agung
H. Jori, dkk.(8)
Udang/Bandeng
26,600
- Ds. Banyu Urip
H. Fadoli, dkk.(21)
Udang/Bandeng
72,150
- Ds. Ngimboh
H. Fadlan, dkk.(5)
Udang/Bandeng
12,500
- Ds. Randuboto
H. Chozin A.,dkk.(163)
Udang/Bandeng
625,054
- Ds. Srowo
H. Yaman, dkk.(64)
Udang/Bandeng
203,564
- Ds. Sedagaran
H. Amin, dkk (17)
Udang/Bandeng
64,170
- Ds. Mojoasem
H. Tohir, dkk. (46)
Udang/Bandeng
103,496
- Ds. Ngawen
H. Sholeh, dkk.(18)
Udang/Bandeng
68,715
- Ds. Mriyunan
H. Sukron, dkk. (34)
Udang/Bandeng
65,046
- Ds. Purwodadi
H. Munir, dkk.(8)
Udang/Bandeng
30,375
- Ds. Golokan
H.Abd Rochim,dkk.(13)
Udang/Bandeng
53,990
- Ds. Raci Tengah
H. Masnuchan,dkk.(16)
Udang/Bandeng
58,500
- Ds. Raci Kulon
H. Abd Aziz, dkk.(9)
Udang/Bandeng
25,999
- Ds. Sungon Legowo
H. Khudori, dkk. (94)
Udang/Bandeng
1072,26
- Ds. Bedanten
H. Fadeli, dkk. (55)
Udang/Bandeng
1015,94
- Ds. Indro Delik
H. Badri, dkk. (36)
Udang/Bandeng
71,50
- Ds. Kesik
H. Anwar, dkk. (14)
Udang/Bandeng
36,93
- Ds. Watu Agung
Muslimin, dkk.(15)
Udang/Bandeng
235,75
- Ds. Tanjung Widoro
H. Khomzan, dkk.(38)
Udang/Bandeng
754,20
- Ds. Kramat
H. Babnan, dkk.(17)
Udang/Bandeng
68,10
- Ds. Sidorejo
Khaman, dkk.(2)
Udang/Bandeng
8,44
Kec. Sedayu
Kec. Bungah
143
- Ds. Melirang
H. Hasyim, dkk (3)
Udang/Bandeng
23,50
- Ds. Mj.Puro Wetan
H. Aziz, dkk. (3)
Udang/Bandeng
71,46
- Ds. Mj.Puro Gede
Sholikhin, dkk (5)
Udang/Bandeng
178,84
- Ds. Sidomukti
Saekan, dkk.(6)
Udang/Bandeng
95,00
- Ds. Raci Wetan
H. Jari, dkk (4)
Udang/Bandeng
99,00
- Ds. Begundan
Supenan, dkk (3)
Udang/Bandeng
74,00
- Ds. Gumeng
H. Fatoni, dkk. (6)
Udang/Bandeng
61,21
- Ds. Kemangi
Matrawi, dkk.(4)
Udang/Bandeng
289,66
- Ds. Abar-abir
Manat, dkk. (2)
Udang/Bandeng
15,00
Tabel 25 Data tambak semi-intensif No 1.
2.
Lokasi
Tambak Semi-Intensif Pemilik
Komoditi
Luas (ha)
Kec. Ujung Pangkah - Ds. Pangkah Kulon
H. Subhi, dkk.(51)
Udang/Bandeng
181,73
- Ds. Pangkah Wetan
H. Nadis, dkk.(95)
Udang/Bandeng
346,67
- Ds. Karangrejo
H. Halim, dkk.(4)
Udang/Bandeng
14,6
- Ds. Ketapang Lor
H. Syaefudin, dkk.(5)
Udang/Bandeng
19,07
- Ds. Tanjung Awan
H. Syahroni, dkk.(12)
Udang/Bandeng
28,05
- Ds. Banyu Urip
H. Rois, dkk. (2)
Udang/Bandeng
13,6
- Ds. Randuboto
Lukito P., dkk.(52)
Udang/Bandeng
215,500
- Ds. Srowo
H. Nurchasan,dkk.(30)
Udang/Bandeng
98,250
- Ds. Sedagaran
Maksum, dkk.(8)
Udang/Bandeng
22,475
- Ds. Mojoasem
Abdusomad, dkk.(15)
Udang/Bandeng
86,475
- Ds. Ngawen
Abd. Rohman, dkk.(8)
Udang/Bandeng
38,361
- Ds. Mriyunan
H. Chusaini, dkk.(6)
Udang/Bandeng
73,618
- Ds. Purwodadi
H. Suparlan,dkk.(6)
Udang/Bandeng
21,850
- Ds. Golokan
H. Nasir, dkk.(3)
Udang/Bandeng
15,875
Kec. Sedayu
Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Gresik (2003)
144
Lampiran 13 Program LINDO untuk model optimasi pemanfaatan ruang kawasan pertambakan dengan pertimbangan daya dukung lingkungan MIN d1P+d2P+d2M+d3P+d4P SUBJECT TO K_Prod) X11 + 3 X12 + 8 X13 + 1.5 X21 - d1P = 10966.032 K_TK) 1.920 X11 + 1.920 X21 + 5.760 X12 + 9.600 X13 - d2P + d2M = 15096.960 K_PAD) 2.35 X11 + 7.05 X12 + 18.8 X13 + 0.75 X21 - d3P = 7699.0665 K_DDL) X11 + X12 +X13 + X21 - d4P = 9378.89 K_DSemi) X12 <= 1176.24 K_DInt) X13 <= 941.35 K_Mgrve) 1.2 XM >= 2149.04 K_DP) X11 + X12 + X13 + X21 + XM = 11674.74
Hasil penyelesaian program LINDO LP OPTIMUM FOUND AT STEP
2
OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1)
5805.031
VARIABLE D1P D2P D2M D3P D4P X11 X12 X13 X21 XM
VALUE 2894.521973 2910.508789 0.000000 0.000000 0.000000 415.561829 0.000000 0.000000 8963.328125 2295.850098
ROW SLACK OR SURPLUS K_PROD) 0.000000 K_TK) 0.000000 K_PAD) 0.000000 K_DDL) 0.000000 K_DSEMI) 1176.239990 K_DINT) 941.349976 K_MGRVE) 605.979980 K_DP) 0.000000 NO. ITERATIONS=
2
REDUCED COST 0.000000 0.000000 2.000000 0.687500 4.654375 0.000000 7.308750 19.820625 0.000000 0.000000
DUAL PRICES 1.000000 1.000000 0.312500 -3.654375 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
145
RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:
VARIABLE D1P D2P D2M D3P D4P X11 X12 X13 X21 XM
ROW K_PROD K_TK K_PAD K_DDL K_DSEMI K_DINT K_MGRVE K_DP
OBJ COEFFICIENT RANGES CURRENT ALLOWABLE COEF INCREASE 1.000000 2.200000 1.000000 INFINITY 1.000000 INFINITY 1.000000 INFINITY 1.000000 INFINITY 0.000000 1.756953 0.000000 INFINITY 0.000000 INFINITY 0.000000 1.100000 0.000000 4.654375
ALLOWABLE DECREASE 1.632587 1.903320 2.000000 0.687500 4.654375 1.100000 7.308750 19.820625 1.927842 INFINITY
RIGHTHAND SIDE RANGES CURRENT ALLOWABLE RHS INCREASE 10966.032227 2894.521973 15096.959961 2910.508789 7699.066406 9262.470703 9378.889648 504.983307 1176.239990 INFINITY 941.349976 INFINITY 2149.040039 605.979980 11674.740234 INFINITY
ALLOWABLE DECREASE INFINITY INFINITY 664.898926 1515.890015 1176.239990 941.349976 INFINITY 504.983307
146
Lampiran 14 Program LINDO untuk model optimasi pemanfaatan ruang kawasan pertambakan tanpa pertimbangan daya dukung lingkungan MIN d1P+d2P+d2M+d3P SUBJECT TO K_Prod) X11 + 3 X12 + 8 X13 + 1.5 X21 - d1P = 10966.032 K_TK) 1.920 X11 + 1.920 X21 + 5.760 X12 + 9.600 X13 - d2P + d2M = 15096.960 K_PAD) 2.35 X11 + 7.05 X12 + 18.8 X13 + 0.75 X21 - d3P = 7699.0665 K_Mgrve) 1.2 XM > = 2149.04 K_DP) X11 + X12 + X13 + X21 + XM = 11674.74
Hasil penyelesaian program LINDO LP OPTIMUM FOUND AT STEP
4
OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1)
265.4001
VARIABLE D1P D2P D2M D3P X11 X12 X13 X21 XM
ROW K_PROD) K_TK) K_PAD) K_MGRVE) K_DP)
VALUE 265.400146 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 375.378418 0.000000 6736.864746 4562.497070
SLACK OR SURPLUS 0.000000 0.000000 0.000000 3325.956299 0.000000
NO. ITERATIONS=
4
REDUCED COST 0.000000 1.903320 0.096680 0.687500 0.000000 0.000000 5.203125 0.000000 0.000000
DUAL PRICES 1.000000 -0.903320 0.312500 0.000000 0.000000
147
RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:
VARIABLE D1P D2P D2M D3P X11 X12 X13 X21 XM
ROW K_PROD K_TK K_PAD K_MGRVE K_DP
OBJ COEFFICIENT RANGES CURRENT ALLOWABLE COEF INCREASE 1.000000 0.107027 1.000000 INFINITY 1.000000 INFINITY 1.000000 INFINITY 0.000000 INFINITY 0.000000 0.000000 0.000000 INFINITY 0.000000 0.126383 0.000000 0.000000
ALLOWABLE DECREASE 1.000000 1.903320 0.096680 0.687500 0.000000 1.188000 5.203125 1.180851 0.141429
RIGHTHAND SIDE RANGES CURRENT ALLOWABLE RHS INCREASE 10966.032227 265.400146 15096.959961 4054.499023 7699.066406 849.280457 2149.040039 3325.956299 11674.740234 INFINITY
ALLOWABLE DECREASE INFINITY 293.805145 1801.816406 INFINITY 2771.630127