GAGASAN PROYEK PERUBAHAN
BORNEO INNOVATION NETWORK (BIN-NET) PKP2A III LAN
1. Deskripsi Singkat BORNEO Innovation Network atau disingkat Bin-Net adalah rerangka jejaring kerja inovasi yang terintegrasi, yang memungkinkan seluruh hasil inovasi peserta Diklat Kepemimpinan di lembaga-lembaga penyelenggara Diklat di Kalimantan terdokumentasikan dan kemudian disebarluaskan ke seluruh masyarakat pengguna (stakeholders) untuk diadobsi, diadaptasi dan direplikasi sebagai strategi dalam peningkatan kualitas pelayanan publik di instansi atau organisasinya masing-masing. Nilai yang ditawarkan oleh Bin-Net adalah keterbukaan dan transparansi data/informasi inovasi melalui pelayanan pembelajaran inovasi secara online (online learning of innovation) dan komunitas inovasi (innovation community) yang memungkinkan setiap inovasi yang lahir mendapatkan perhatian dari komunitas untuk kemudian didiskusikan dan dikembangkan lebih lanjut hingga menjadi innovasi yang dapat diimplementasikan bagi peningkatan kualitas pelayanan publik. Dalam jangka panjang, inovasi akan menjadi budaya tidak hanya bagi ASN tetapi juga bagi masyarakat luas. 2. Latar Belakang Salah satu pertanyaan penting yang diajukan Prof.Dr. Agus Dwiyanto, MPA, Kepala LAN RI, pada saat menyampaikan overview “Pembaharuan Diklat Aparatur: Membentuk Pemimpin Transformatif di Sektor Publik” pada pembukaan Diklat Pim II Angkatan XLI Kelas A pada tanggal 24 Februari 2015 adalah mengapa Indonesia membutuhkan pemimpin transformatif? Pemimpin transformatif memiliki karakteristik yang sangat ideal yakni memiliki kemampuan menggagas, meyakinkan pimpinan, kolega, dan pemangku kepentingan lainnya dan mampu mengelola perubahan secara berkualitas (Dwiyanto, 2015). Model pemimpin transformatif inilah yang akan mampu melahirkan berbagai inovasi yang sangat dibutuhkan bagi organisasi berkinerja tinggi. Sedangkan organisasi berkinerja tinggi –efisien, efektif dan akuntabel-menjadi prasarat memasuki era kompetisi bebas yakni globalisasi dan Asean Economic Community, pada 2016 mendatang. Wajar jika pembaharuan Diklat Aparatur diarahkan untuk membentuk pemimpin transformatif di sektor publik yang melahirkan berbagai inovasi. Dengan demikian tujuan pembaharuan Diklat aparatur, selain membentuk pemimpin transformatif juga dalam kerangka memperbesar arus inovasi.
1
Diklat pembaharuan menjadi media memperbesar arus inovasi. Antisipasi terhadap arus besar inovasi ini harus segera dilakukan. Jangan sampai arus besar inovasi tersebut hanya sekedar menambah koleksi perpustakaan di lembagalembaga penyelenggara Diklat. Sehingga Diklat tidak memberikan pengaruh apaapa terhadap pesertanya, sebagaimana Diklat pola lama, mencetak kepemimpinan berbasis paperwork. Ini menjadi tantangan penting yang perlu dijawab oleh pengelola Diklat. Sebagai gambaran, pada tahun 2014 misalnya, PKP2A III LAN menghasilkan 35 inovasi/proyek perubahan yang berpeluang untuk ditindaklanjuti oleh instansi pengirim sebagai proyek perubahan untuk meningkatkan kinerja organisasi peserta. Demikian juga dengan Badan Diklat Provinsi kalimantan Timur, Bandiklat Kalimantan Selatan, Bandiklat Kalimantan Barat, dan Bandiklat Kalimantan Tengah. Belum lagi Bandiklat kabupaten/kota yang tersebar di lima provinsi di Kalimantan termasuk di Kalimantan Utara. Sebagaimana tabel 1 di bawah ini, Bandiklat Provinsi Kalimantan Timur saja pada tahun 2014 telah mencetak alumni sebanyak 454. Jika diasumsikan semua peserta lulus dengan hasil inovasi terbaiknya, maka jumlah inovasi yang lahir sebanyak 454. Sekali lagi, kita tidak ingin berbagai inovasi dari peserta tersebut hanya sampai menjadi koleksi perpustakaan. Kita ingin meningkatkan nilai tambah dari inovasi yang ada sehingga akan mendorong pelayanan publik menjadi jauh lebih berkualitas. Tabel 1 Pelaksanaan Diklatpim Tk. III dan IV se Kalimantan Tahun 2014 No Nama Kegiatan Badan Diklat Provinsi Kalimantan Timur 1. Diklatpim Tk. III, Angkatan I, Kelas Pemkot Tarakan 2. Diklatpim Tk. III, Angkatan II, Pemprov. Kaltim 3. Diklatpim Tk. III, Angkatan III, Kelas Pemkab. Bulungan 4. Diklatpim Tk. III, Angkatan IV, Pemprov. Kaltim 5. Diklatpim Tk. III, Angkatan V, Pemprov. Kaltim Kelas Pemkab. Malinau 6. Diklatpim Tk. IV, Angkatan I, Pemprov. Kaltim 7. Diklatpim Tk. IV, Angkatan II, Pemprov. Kaltim, Kelas Pemkot Tarakan 8. Diklatpim Tk. IV, Angkatan III, Pemprov. Kaltim, Kelas Pemkab. Kutai Barat 9. Diklatpim Tk. IV, Angkatan IV, Pemprov. Kaltim, Kelas Pemkab. Bulungan 10. Diklatpim Tk. IV, Angkatan V, Pemprov. Kaltim, Kelas Pemkab. Kutai Kartanegara 11. Diklatpim Tk. IV, Angkatan VI, Pemprov. Kaltim, Kelas Pemkab. Bulungan
2
Jumlah Alumni 30 orang 27 orang 30 orang 26 orang 16 orang 29 orang 30 orang 30 orang 29 orang 30 orang 30 orang
12. 13.
Diklatpim Tk. IV, Angkatan VII, Pemprov. Kaltim Diklatpim Tk. IV, Angkatan VIII, Pemprov. Kaltim, Kelas Pemkab. Kutai Barat 14. Diklatpim Tk. IV, Angkatan IX, Pemprov. Kaltim, Kelas Pemkab. Bulungan 15. Diklatpim Tk. IV, Angkatan X, Pemprov. Kaltim, Kelas Pemkab. Malinau 16. Diklatpim Tk. IV, Angkatan XI, Pemprov. Kaltim, Kelas Pemkot. Samarinda Jumlah PKP2A III LAN Samarinda 1. Diklatpim Tk. IV, Angkatan IV 2. Diklatpim Tk. IV, Angkatan V Jumlah Sumber PKP2A III LAN, Samarinda (Maret 2015).
27 orang 30 orang 30 orang 30 orang 30 orang 454 orang 35 orang 31 orang 66 orang
PKP2A III LAN Kalimantan memberikan pilihan cerdas sekaligus menjadi langkah antisipatif guna menjawab tantangan di atas yakni membangun Borneo Innovation Network (Bin-Net) agar berbagai inovasi yang ada memiliki nilai tambah dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik di kalimantan. Dalam konteks nasional, Bin-Net dapat menjadi embrio lahirnya National Innovation Network (NIN). Dimulai dari proses mendokumentasikan (men-database-kan) berbagai inovasi kemudian disebarluaskan ke seluruh masyarakat pengguna (stakeholders) untuk diadobsi, diadaptasi dan direplikasi sebagai strategi dalam peningkatan kualitas pelayanan publik di instansi atau organisasi mereka masing-masing. Dengan cara ini masyarakat pengguna dapat memperoleh berbagai produk inovasi secara terbuka dan transparan. Pelayanan yang disediakan bagi pengguna adalah layanan pembelajaran inovasi secara online (online learning of innovation) dan layanan komunitas inovasi (innovation community) yang memungkinkan setiap inovasi yang lahir mendapatkan perhatian dari komunitas untuk kemudian didiskusikan dan dikembangkan lebih lanjut hingga menjadi innovasi yang dapat diimplementasikan. Dalam jangka panjang, inovasi akan menjadi budaya, tidak hanya bagi ASN tetapi juga bagi masyarakat luas. Kebaradaan Bin-Net menjadi sangat penting, tidak hanya PKP2A III LAN yang akan bertindak sebagai hub di Kalimantan, namun Bandiklat provinsi serta kabupaten/kota di Kalimantan pun dapat memanfaatkannya untuk berbagai keperluan/kepentingan peserta Diklat, Widyaiswara sebagai bahan pembelajaran benchmarking, memudahkan Coach untuk mengarahkan dan membimbing peserta, memudahkan mentor untuk mengarahkan peserta Diklat dan memudahkan organisasi pengirim peserta agar dapat memanfaatkan output peserta Diklat setelah kembali ke instansinya masing-masing. Pengembangan Bin-Net, selain sebagaimana alasan di atas, juga untuk meningkatkan akuntabilitas Badan Diklat di daerah dalam meningkatkan kualitas proyek perubahan yang dihasilkan oleh para peserta latihan kepemimpinan, 3
termasuk di dalamnya PKP2A III LAN. Pengembangan Bin-Net sendiri merupakan perwujudan dari upaya untuk memenuhi kebutuhan tugas pokok dan fungsi PKP2A III LAN yang salah satunya adalah melaksanakan pengembangan sistem informasi di bidang tugas pendidikan dan pelatihan aparatur. Tentu saja hal ini sejalan dengan upaya pencapaian visi PKP2A III LAN yakni “menjadi rujukan dalam pembaharuan administrasi negara di daerah”.
3. Berbagai Persoalan Gagasan Bin-Net ini membutuhkan persyaratan antara lain, ketersediaan data/Informasi gagasan/inovasi/proyek perubahan peserta Diklat kepemimpinan di Kalimantan; sistem deliveri/distribusi data/informasi dari peserta Diklat Kepemimpinan ke Portal Bin-Net di PKP2A III LAN Kalimantan; Sistem Data Base yang dibutuhkan untuk pengelolaan data/informasi inovasi/proyek perubahan; dan software/aplikasi Bin-Net berbasis web atau IT yang memberikan jaminan secara terbuka untuk dapat mengakses seluruh data inovasi/proyek perubahan yang tersedia di sistem aplikasi. Berbagai persyaratan ini sangat dibutuhkan, namun ketersediaannya belum memadai bahkan sebagian besar belum tersedia. Tabel 2 berikut ini memberikan gambaran belum memadainya persyaratan yang dibutuhkan untuk pengembangan Bin-Net. Tabel 2 Berbagai Persoalan yang Perlu Pemecahan No.
Persyaratan
Ketersediaan
1.
SDM pengelola
Belum tersedia
2.
Ketersediaan data/informasi Terbatas
3.
Proses delivery data/informasi
Tidak ada
4.
Pengelolaan Data Base
Tidak ada
5.
Sistem Aplikasi Bin-Net (Portal Bin-Net)
Tidak ada
4. Nama Gagasan Perubahan Borneo Innovation Network atau disingkat Bin-Net. 5. Tujuan Perubahan Pengembangan Borneo Innovation Network (Bin-Net) membutuhkan waktu yang tidak pendek. Karena itu, pengembangannya dibagi ke dalam tiga kerangka tujuan yakni jangka pendek (selama Diklat Pim II berjalan, sampai dengan 25 Juni 2015), jangka menengah (kurun waktu satu tahun, sampai dengan Desember 2015) dan jangka panjang (Januari 2016 dan seterusnya). Berikut adalah Tujuan 4
pengembangan Bin-Net yang terbagi ke dalam tiga kerangka tujuan, sebagai berikut : Tabel 3 Tujuan Perubahan No. Jangka Waktu Tujuan Perubahan 1.
Pendek
Pembentukan portal pembelajaran inovasi (Online Learning of Innovation) melalui berbagai tahapan sebagai berikut : a. Dukungan stakeholders terhadap Area Perubahan b. Penyediaan data/Informasi inovasi/proyek perubahan; c. Pengembangan sistem delivery/distribusi data/informasi inovasi/proyek perubahan; d. Pengembangan Data Base Bin-Net e. Pengembangan sistem Aplikasi Bin-Net (Portal BinNet)
2.
Menengah (s/d akhir 2015)
Pembentukan Komunitas Inovator (Innovator Community) sebagai bagian dari pengembangan praktek inovasi (community of practices)
3.
Panjang (awal 2016-dan seterusnya)
Pengembangan budaya inovasi (Innovation Culture) melalui sosialisasi Kebijakan Bin-Net dan diseminasi BinNet (Uji Coba Bin-Net).
6. Manfaat Perubahan Bin-Net sejak awal kelahirannya, didorong untuk meningkatkan kinerja organisasi khususnya terkait kinerja pelayanan publik, baik bagi PKP2A III LAN Samarinda maupun bagi Badan Diklat baik provinsi maupun Bandiklat kabupaten/kota di wilayah Kalimantan. Aksesibilitas masyarakat pengguna terhadap data/informasi inovasi pelayanan yang dihasilkan oleh peserta Latihan Kepemimpinan sangat rendah. Bahkan, bagi PKP2A III LAN sendiri sebagai pembina Diklat. Hal ini sangat dimungkinkan karena hak pengelolaannya hanya dimiliki oleh masing-masing penyelenggara Diklat masing-masing. Padahal jika aksesibilitas data dan informasi inovasi tersebut di buka atau menjadi public good maka masyarakat pengguna akan mendapatkan manfaat terbesar dari keberadaan inovasi atau proyek perubahan ini. Berikut ini adalah beberapa manfaat perubahan dari keeradaan Bin-Net di PKP2A III LAN Samarinda, sebagai berikut :
Tabel 4 Manfaat Perubahan “Bin-Net” 5
No.
Ruang Lingkup
Manfaat Perubahan
1.
Internal
a. Memudahkan monitoring dan evaluasi terhadap Badan Diklat yang dilakukan oleh PKP2A III LAN b. Jaminan aksesibilitas data/informasi inovasi/proyek perubahan di seluruh penyelenggara Diklat di Kalimantan c. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PKP2A III LAN d. Memudahkan pelaksanaan akreditasi Badan Diklat karena tersedianya data
2.
Eksternal
a. Memungkinkan penyelenggara Diklat di Kalimantan melakukan sharing knowledge tentang inovasi/proyek perubahan diantara mereka. b. Terbukanya aksesibilitas masyarakat pengguna terhadap data/informasi yang tersedia di Bin-Net, c. Memudahkan masyarakat pengguna (stakeholders) melakukan adobsi, adaptasi, replikasi inovasi atau proyek perubahan yang tersedia di Bin-Net. d. Terbentuknya komunitas inovator (Innovator Community) sebagai konsekuensi meningkatkan kebutuhan akan iinovasi yang berkualitas. Innovator Community berfungsi sebagai inkubator inovasi yang memfasilitasi pengguna, mendiskusikan berbagai masukan dari stakeholders dalam pengembangan, sosialisasi dan diseminasi inovasi terbaru dari hasil adaptasi, adobsi atau replikasi inovasi yang ada. e. Tumbuhnya kesadaran melek TIK bagi peserta Diklat Pim, kesadaran Bandiklat dalam menyediakan sarana internet sesuai kebutuhan peserta, dan besarnya dukungan Pemda untuk mendorong budaya inovasi di daerah.
7. Ruang Lingkup Perubahan 1. Menggalang dukungan Stakeholders, Kegiatan ini meliputi : 6
a. Pembentukan Tim Kerja Efektif i. Rapat Pembentukan Tim Kerja Efektif 10 Maret 2015 ii. Penetapan SK Tim Kerja Efektif 12 Maret 2015 b. c. d. e.
Menggalang Dukungan internal stakeholders. 10 Maret 2015 Menggalang dukungan external stakeholders. 18 Maret 2015 Mengumpulkan data awal, 9 -19 Maret 2015 Menyusun Rancangan Usulan Proyek Perubahan 20 Maret 2015
2. Membangun Learning Online of Innovation (Portal Bin-Net) a. Pengumpulan Data/Informasi Inovasi/Proyek Perubahan i. Mengundang Rapat, ii. Membagi tugas, iii. Mengumpulkan data/informasi inovasi b. Pengembangan Sistem Deliveri/Distribusi Data/Informasi dari Bandiklat ke PKP2A III LAN i. Mengundang Rapat, ii. Membahas Sistem Delivery/Distribusi Data/Informasi iii. Merumuskan Kebijakan Sistem Delivery/Distribusi Data/Informasi iv. Merancang Sistem c. Pembangunan Data Base Bin-Net i. Mengundang Rapat, ii. Pembahasan Pembangunan Data Based Bin-Net iii. Data Base Bin-Net d. Pembangunan Sistem Aplikasi Bin-Net i. ii. iii. iv.
Mengundang Rapat, Pembahasan Sistem Aplikasi Bin-Net Sistem Aplikasi Bin-Net Merumuskan Kebijakan Sistem Aplikasi Bin-Net.
3. Membentuk Innovator Community a. mengundang innovator untuk mendiskusikan kommunitas b. Membangun kesepakatan c. Membangun web-design dalam portal Bin-Net
4. Membangun Budaya Inovasi (Innovation Culture) a. Mengundang workshop sosialisasi Portal Bin-Net b. Sosialisasi Kebijakan Rancangan Proyek Perubahan “Bin-Net c. Diseminasi Portal Bin-Net
7
5. Evaluasi Bin-Net a. Monitoring dan Evaluasi Sistem Aplikasi Bin-Net yang terintegrasi dengan Moneva Diklat b. Laporan Kinerja Sistem Aplikasi Bin-Net terintegrasi dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 8. Identifikasi Stakholders Dengan menggunakan metode analisis sederhana dengan alat (tool box) Net-Map, sebagaimana yang tersedia dalam Gambar 1 berikut ini dijelaskan beberapa stakeholders yang memiliki pengaruh lemah (1-4 hubungan), sedang (5-10 hubungan), dan kuat (>10) terhadap pembentukan Bin-Net, sebagai berikut : 3
MEDIA MASSA
COPs INSPEKTOR AT
8
5
PUSKAN
7
4
P3D
Hirarkis Koordinasi Konsultatif Sosialisasi Pemerintah
Donor Agency
3
8
KETERANGAN
4
PENELITI
DPRD
GUBERNUR
Civil Society
17 MENTERI PAN & RB DEPUTI DIKLAT
8
SESTAMA LAN KEPALA LAN
KEPALA SKPD 7
8
KEPALA BANDIKLAT 10
KAPUS PKP2A III LAN
24
PESERTA LATPIM
14
KEPALA BKD
5
BUPATI/ WALIKOTA
15
DEPUTI 19 INOVASI LAN WI/Coach
Swasta
KEPALA BAPPEDA 5
3
5 5
NETIZEN
REKTOR PTN/PTS
ALUMNI LATPIM
3
DUNIA USAHA
6 1
OPERATOR
KONSULTAN IT
NGO’S
1. Stakeholders dengan pengaruh lemah, yakni : a. Konsultan IT b. Kapus P3D c. Rektor PTN/PTS d. Dunia Usaha, e. Dono Agency, f. Peneliti, g. Inspektorat, h. Menteri PAN dan RB, i. Alumni Diklat Pim, j. Operator. 8
1
4
3
NET-MAP BIN-NET
2. Stakeholders dengan pengaruh sedang, yakni : a. NGO’s b. Kepala BKD, c. Kepala Badan Diklat, d. Kepala SKPD, e. Kepala Bappeda, f. Anggota DPRD; g. Media Massa; h. Komunitas Inovator, i. PUSKAN, j. Deputi Diklat, k. Sestama, l. WI/Coach, m. Netizen 3. Stakeholders dengan pengaruh kuat, yakni : a. Kepala LAN b. Deputi Inovasi c. Gubernur d. Bupati/Walikota, e. Peserta Diklat.
Jakarta, 6 April 2015
Ttd, Mariman Darto NDH. 54
9