ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2014
Ukuran Buku
: 16,5 cm X 21,5 cm
Jumlah Halaman
: vii + 50 Halaman
Naskah : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
i
Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya publikasi “Analisis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014” ini dapat diterbitkan. Pembangunan manusia adalah sebuah proses pembangunan yang bertujuan agar mampu memiliki lebih banyak pilihan, khususnya dalam pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Pembangunan manusia sebagai ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan dan kehidupan yang layak dan masing-masing dimensi direpresentasikan oleh indikator. Dimensi umur panjang dan sehat direpresentasikan oleh indikator angka harapan hidup; dimensi pengetahuan direpresentasikan oleh indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lamanya sekolah; serta dimensi kehidupan yang layak direpresentasikan oleh indikator kemampuan daya beli. Semua indikator yang merepresentasikan ketiga dimensi pembangunan manusia ini terangkum dalam satu nilai tunggal, yaitu angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kepada semua pihak yang telah membantu dalam upaya penerbitan publikasi ini kami ucapkan banyak terima kasih. Selanjutnya saran, kritik dan komentar dari berbagai pihak terutama dari pengguna data sangat kami harapkan. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi para pengguna data dan masyarakat pada umumnya. Boroko, Oktober 2015 Kepala Bappeda Kab. Bolaang Mongondow Utara
Drs. Leksi Talibo NIP. 19600627 198803 1 003 Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
ii
Daftar Isi DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
v
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1
Latar Belakang .................................................................
1
1.2
Tujuan .............................................................................
5
1.3
Sistematika Penulisan .....................................................
6
BAB II PENJELASAN TEKNIS ................................................................
8
2.1
Kependudukan ................................................................
8
2.2
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) .............................
8
2.3
Kesehatan .......................................................................
9
2.4
Pendidikan ......................................................................
12
2.5
Perekonomian .................................................................
15
2.6
Perubahan Metodologi IPM ............................................
18
BAB III KONDISI PEMBANGUNAN MANUSIA ......................................
20
3.1
Kondisi Kesehatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ..........................................................
3.2
20
Kondisi Pendidikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ..........................................................
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
26 iii
Daftar Isi 3.3
3.4
Kondisi Perekonomian di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ...........................................................
32
IPM Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ..................
43
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
iv
Daftar Tabel DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Perbadingan Metode Lama dan Metode Baru Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia ..................
18
Tabel 3.1
Rata-rata Lama Sakit 2012 – 2014 ..................................
21
Tabel 3.2
Kepadatan Penduduk per Km2 Tahun 2014 ...................
33
Tabel 3.3
Realisasi APBD Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 .....................................................................
Tabel 3.4
35
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kab. Bolaang Mongondow Utara dan Provinsi Sulawesi Utara (dalam persen) .................................................................
Tabel 3.5
PDRB Kab. Bolaang Mongondow Utara ADHB dan ADHK Tahun 2010 – 2014 .........................................................
Tabel 3.6
36
39
Kontribusi, Pertumbuhan Ekonomi dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2014 (dalam persen) ......................
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
40
v
Daftar Grafik DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Angka Harapan Hidup saat lahir di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 ..........................
20
Grafik 3.2 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama Tahun 2014 .....................................................................
22
Grafik 3.3 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir Tahun 2014 .....................................................................
23
Grafik 3.4 Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut Jenis Obat yang Digunakan 2013 – 2014 ........................
24
Grafik 3.5 Persentase Kunjungan Penduduk yang Berobat Jalan Selama Sebulan yang Lalu Menurut Tempat/Cara Berobat Tahun 2014 .......................................................
25
Grafik 3.6 Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 ..........................
26
Grafik 3.7 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 ..........................
27
Grafik 3.8 Angka Buta Huruf Menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara Tahun 2014 .........................................
28
Grafik 3.9 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Tahun 2014 .......
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
29
vi
Daftar Grafik Grafik 3.10 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 .....................................................................
30
Grafik 3.11 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 .....................................................................
31
Grafik 3.12 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 .....................................................................
32
Grafik 3.13 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011 – 2014 ...................
38
Grafik 3.14 PDRB per Kapita Tahun 2010 – 2014 ..............................
41
Grafik 3.15 Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 ............
42
Grafik 3.16 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 ............
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
44
vii
Bab I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang “Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan
utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu kenyataan sederhana. Tetapi hal ini seringkali terlupakan oleh berbagai kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan uang.” Beberapa kalimat pembuka pada Human Development Report (HDR) pertama yang dipublikasikan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 secara jelas menekankan pesan utama yang dikandung oleh setiap laporan pembangunan manusia baik di tingkat global, tingkat nasional maupun tingkat daerah, yaitu pembangunan yang berpusat pada manusia, yang menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, dan bukan sebagai alat bagi pembangunan. Sebagaimana dinyatakan di dalam HDR pertama tahun 1990, pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki manusia. Di antara berbagai pilihan tersebut, pilihan yang terpenting adalah untuk berumur panjang dan sehat, untuk Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
1
Bab I - Pendahuluan berilmupengetahuan, dan untuk mempunyai akses terhadap sumberdaya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak. Konsep pembangunan manusia mempunyai cakupan yang lebih luas dari teori konvensional pembangunan ekonomi. Model ’pertumbuhan ekonomi’ lebih
menekankan
pada
peningkatan
PDRB
daripada
memperbaiki kualitas manusia. ’Pembangunan sumberdaya manusia’ cenderung memperlakukan manusia sebagai input bagi proses produksi – sebagai alat, bukan sebagai tujuan akhir. Pembangunan manusia lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi, tetapi tidak anti pertumbuhan. Dalam perspektif pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi bukanlah tujuan akhir. Pertumbuhan ekonomi adalah alat untuk mencapai tujuan akhir, yaitu memperluas pilihan - pilihan bagi manusia. Agar konsep pembangunan manusia dapat mudah diterjemahkan ke dalam pembuatan kebijakan, pembangunan manusia harus dapat diukur dan dipantau dengan mudah. Selama bertahun-tahun, HDR global telah mengembangkan dan menyempurnakan pengukuran statistik dari pembangunan manusia. Meskipun demikian, masih terdapat berbagai kesulitan dalam penyederhanaan konsep holistik pembangunan manusia menjadi satu angka. Oleh karenanya, penting untuk disadari bahwa konsep pembangunan manusia lebih mendalam dan lebih kaya dari ukurannya. Sangatlah tidak mungkin untuk menghasilkan ukuran yang komprehensif -atau bahkan suatu kumpulan indikator yang komprehensifAnalisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
2
Bab I - Pendahuluan karena banyak dimensi penting dari pembangunan manusia yang tidak terukur. Pada HDR pertama (1990), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diperkenalkan. Indeks Pembangunan Manusia menyajikan ukuran kemajuan pembangunan yang lebih memadai dan lebih menyeluruh daripada ukuran tunggal pertumbuhan PDRB perkapita. Implementasi Undang-undang No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No. 25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah berimplikasi pada munculnya hak, wewenang, serta kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus
rumah
tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan penerapan kedua undang-undang tersebut, paradigma manajemen
pemerintah daerah mengalami pergeseran, yaitu dari
sentralistis menuju sistem desentralistis. Dampak yang langsung dirasakan adalah semakin besarnya tanggungjawab yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam membangun daerahnya sesuai dengan kondisi yang diperlukan. Untuk itu, pemerintah daerah dituntut dapat memanfaatkan sumber daya (resources) yang ada di daerahnya secara lebih optimal. Lebih lanjut, PP No. 38 Tahun 2007 Pasal 7 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota menyatakan bahwa urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
3
Bab I - Pendahuluan kabupaten/kota, di antaranya adalah pelayanan dasar yang mencakup kegiatan statistik dan perencanaan pembangunan. Terkait dengan perencanaan pembangunan, ketersediaan data mengenai kondisi sumber daya manusia sangat dibutuhkan. Selain dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan, data tersebut juga akan bermanfaat dalam memberikan informasi sebagai bahan masukan bagi perencanaan pembangunan di masa yang akan datang sebagai bentuk pelaksanaan Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang mengenai Perencanaan Nasional merupakan dasar bagi kegiatan penyusunan perencanaan di tingkat daerah. Diharapkan data tersebut dapat memberikan ukuran kondisi ekonomi dan sosial secara tepat sebagai representasi kondisi masa lalu dan masa kini serta sasaran yang hendak dicapai pada masa yang akan datang. Lebih lanjut, dikatakan bahwa perencanaan pembangunan yang baik didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, perencanaan yang sistematis dan komprehensif hanya dapat diwujudkan apabila setiap tahapan perencanaan dilengkapi dengan data yang akurat. Demikian dengan
perencanaan
pembangunan
halnya
ekonomi suatu daerah, akan
memerlukan data statistik sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
4
Bab I - Pendahuluan Kebijaksanaan dan strategi yang telah dilakukan perlu dimonitor dan dilihat hasilnya, sehingga data statistik tersebut sangat diperlukan. Untuk
itu
dibutuhkan
analisis
yang
memadai
mengenai
pembangunan manusia yang representatif dalam menggambarkan kondisi sosial ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, khususnya terkait dengan masalah pembangunan manusia. Oleh karena itu penerbitan publikasi Analisis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dipandang perlu sebagai sumber informasi penyusunan perencanaan yang terkait dengan pembangunan manusia di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Selain itu, dengan adanya publikasi ini diharapkan Pemerintah maupun masyarakat luas dapat melakukan monitoring dan evaluasi atas pembangunan yang telah dilakukan, sekaligus dapat mengidentifikasi kebutuhan daerah bagi pembangunan di masa yang akan datang. 1.2
Tujuan Secara garis besar tujuan dari penulisan Analisis
Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ini, ialah : 1. Menyediakan informasi yang lengkap dan menyeluruh mengenai pembangunan manusia di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang dilengkapi dengan indikator-indikator relevan. 2. Sebagai dasar perencanaan pada tingkat makro, terutama terkait dengan masalah pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
5
Bab I - Pendahuluan 3. Menyediakan pembahasan mengenai keterkaitan pembangunan manusia
dengan
dimensi
lain
pembangunan,
seperti
pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan. 4. Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi Pemerintah Daerah mengenai kebijakan anggaran, terutama terkait dengan kebijakan alokasi bagi pelayanan publik untuk bidang pendidikan dan kesehatan. 1.3
Sistematika Penulisan Publikasi Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara Tahun 2014 disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I merupakan Bab Pendahuluan yang memuat latar belakang serta maksud dan tujuan disusunnya Publikasi Analisis Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014. Bab II
memuat pengertian atau konsep dan definisi yang digunakan dalam analisis ini. Berdasarkan uraian Bab II ini diharapkan pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan Indeks Pembangunan Manusia serta komponen-komponen yang mendukung penyusunan Indeks Pembangunan Manusia.
Bab III
berisi trend Indeks Pembangunan Manusia serta komponenkomponen penyusunnya.
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
6
Bab I - Pendahuluan Bab IV
berisi tabel-tabel tentang pembangunan manusia untuk umur panjang dan hidup sehat.
Bab V berisi
tabel-tabel
tentang
pembangunan
manusia
untuk
memperoleh pengetahuan.
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
7
Bab II – Penjelasan Teknis BAB II PENJELASAN TEKNIS
2.1
Kependudukan
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu daerah selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang menunjukan tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. 2.2
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar : a. Umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life) b. Pengetahuan (knowledge) c. Standar hidup layak (decent standard of living) Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
8
Bab II – Penjelasan Teknis 2.3
Kesehatan
Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejk lahir. AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis (meskipun selama sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan), kecelakaan, kriminal atau hal lain. Proses kelahiran adalah proses lahirnya janin dari dalam kandungan ibu ke dunia, dimulai dari tanda-tanda kelahiran (rasa mulas yang berangsurangsur makin sering, makin lama dan makin kuat, rahim terasa kencang, keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir (vagina), keluarnya cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir dan merasa seperti mau buang air besar bila bayi akan lahir), hingga lahirnya bayi, pemotongan tali pusat, dan keluarnya plasenta. Seorang ibu yang melahirkan bisa ditolong oleh lebih dari satu jenis penolong (misalnya dukun bersalin dan bidan). Kelahiran adalah ketika lahirnya janin berusia 5 bulan (22 minggu) ke atas, bila lahirnya janin kurang dari 5 bulan dinamakan abortus/keguguran.
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
9
Bab II – Penjelasan Teknis Penolong kelahiran oleh tenaga kesehatan adalah penolong kelahiran terakhir oleh dokter, bidan, dan tenaga medis. Imunisasi atau vaksinasi adalah memasukkan kuman atau racun penyakit tertentu yang sudah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh dengan cara disuntik atau diminum (diteteskan dalam mulut), dengan maksud untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. ASI (Air Susu Ibu) adalah satu-satunya makanan terbaik bagi bayi dan juga makanan alami, yang komposisinya memenuhi seluruh kebutuhan bayi selama enam bulan. ASI mengandung zat kekebalan yang memberi perlindungan terhadap berbagai penyakit dan juga mengandung enzim yang akan membantu pencernaan. Menyusui dengan rasa kasih sayang dapat mempererat ikatan batin ibu dan bayi. Mengobati sendiri adalah upaya art yang melakukan pengobatan dengan menentukan jenis obat sendiri (tanpa saran/resep dari tenaga kesehatan/batra). Obat tradisional adalah obat ramuan yang dibuat dari bagian tanaman, hewan, mineral, dan lain-lain, biasanya telah digunakan turun temurun; baik untuk menyembuhkan penyakit maupun untuk memelihara kesehatan, dapat berbentuk bubuk, rajangan, cairan, tablet, kapsul, parem, obat gosok, dan lain-lain. Pembuatnya bisa rumah tangga, penjaja Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
10
Bab II – Penjelasan Teknis jamu gendong, perusahaan jamu, pabrik farmasi, dan lain-lain. Obat tradisional buatan pabrik farmasi atau perusahaan jamu mempunyai nomor registrasi di Depkes dengan kode awal TR (tradisional), misal pada berbagai merek jamu buatan dalam negeri, TRI (berbagai merek obat tradisional impor), TRL (berbagai merek obat tradisional luar yang memperoleh lisensi). Berobat jalan adalah kegiatan atau upaya art yang mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah art. Tidak termasuk dalam berobat jalan adalah konsultasi, pemeriksaan kesehatan (check-up), kir kesehatan (misal untuk SIM, penerimaan pegawai, kenaikan pangkat), skrining (pemeriksaan kesehatan untuk menemukan penyakit sedini mungkin, misal : Pap Smear Test untuk kanker mulut rahim, mantoux test pada balita untuk skrining TBC), pemeriksaan kehamilan normal, dan imunisasi, karena hal ini merupakan upaya pencegahan. Rawat inap adalah upaya penyembuhan dengan menginap 1 malam atau lebih di suatu unit pelayanan kesehatan modern atau tradisional, termasuk dalam kejadian ini adalah rawat inap untuk persalinan. Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
11
Bab II – Penjelasan Teknis 2.4
Pendidikan
Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya. Angka Buta Huruf (ABH) adalah proporsi penduduk usia tertentu yang tidak dapat membaca dan atau menulis huruf Latin atau huruf lainnya terhadap penduduk usia tertentu. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan normal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilyah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan rata-rata llama sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas (untuk metode baru atau 15 tahun ke atas untuk metode lama). Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) merupakan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
12
Bab II – Penjelasan Teknis sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. Bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal (pendidikan dasar yaitu SD/sederajat
dan
SMP/sederajat,
pendidikan
menengah
yaitu
SMA/sederajat dan pendidikan tinggi yaitu PT/sederajat) maupun non formal (Paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA) yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Kementerian Agama (Kemenag), instansi lainnya negeri maupun swasta Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, meliputi SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat, SM/MA/sederajat dan PT. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Meliputi pendidikan kecakapan hidup (kursus), pendidikan anak usia dini (PAUD) atau pra-sekolah, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan (paket A, paket B, dan paket C) Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
13
Bab II – Penjelasan Teknis serta pendidikan lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Tidak/belum pernah sekolah adalah tidak/belum pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan, termasuk mereka yang tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar. Tamat sekolah adalah telah menyelesaikan pelajaran pada kelas/tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah. Seorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika ia mengikuti ujian dan lulus maka dianggap tamat. Angka Partisipasi Sekolah (APS): proporsi anak sekolah pada usia jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok usia yang sesuai dengan jejang pendidikan tersebut. Angka Partisipasi Kasar (APK) : Proporsi anak sekolah pada suatu jenjang tertentu dalam kelompok usia yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka Partisipasi Murni (APM) : Proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok usianya. Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
14
Bab II – Penjelasan Teknis Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh seseorang, yang ditandai dengan sertifikat/ijazah. SD meliputi Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan sederajat. SMP meliputi jenjang pendidikan SMP Umum, Madrasah Tsanawiyah, SMP kejuruan dan sederajat. SM meliputi jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), sekolah menegah kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah dan sederajat. PT meliputi jenjang pendidikan Diploma I, II, III dan IV dan sederajat. 2.5
Perekonomian
Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (Purcashing Power Parity-PPP). Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100. Perhitungan paritas daya beli pada metode baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas nonmakanan. Metode penghitungan paritas daya beli menggunakan Metode Rao. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
15
Bab II – Penjelasan Teknis suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Nilai Tambah adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung netto. PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Sejak tahun 2015, penghitungan PDRB menggunakan tahun dasar 2010 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang masih menggunakan tahun dasar 2000, sehingga terdapat beberapa perubahan metodologi, klasifikasi, konsep, dan penjelasannya. Pendekatan produksi (product approach), adalah metode penghitungan PDRB dengan menghitung nilai produksi yang diciptakan oleh faktor-faktor Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
16
Bab II – Penjelasan Teknis produksi yang ada didaerah tersebut, tanpa membedakan apakah faktor produksi itu milik orang luar atau penduduk dalam daerah itu sendiri. Unitunit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 17 kategori menurut lapangan usaha, yaitu :1. Pertanian, kehutanan dan perikanan; 2. Pertambangan dan penggalian; 3. Industri pengolahan; 4. Pengadaan listrik dan gas; 5. Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; 6. Konstruksi; 7. Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor; 8. Transportasi dan pergudangan; 9. Penyediaan akomodasi dan makan minum; 10. Informasi dan komunikasi; 11. Jasa keuangan dan asuransi; 12. Real estat; 13. Jasa perusahaan; 14. Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial; 15. Jasa pendidikan; 16. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial; 17. Jasa lainnya. Pendekatan pendapatan (income approach), adalah metode penghitungan PDRB dengan menghitung jumlah balas jasa yang diterima oleh faktorfaktor produksi yang ikut dalam proses produksi suatu wilayah/region dalam jangka waktu tertentu. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach), adalah metode penghitungan PDRB dengan menghitung jumlah semua pengeluaran akhir pelaku ekonomi baik itu untuk konsumsi rumah tangga, lembaga swasta non profit dan konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto,
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
17
Bab II – Penjelasan Teknis perubahan stok dan net ekspor untuk suatu wilayah/daerah tertentu dalam kurun waktu tertentu. 2.6
Perubahan Metodologi IPM Pada tahun 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) yang merupakan
sumber data dari penulisan analisis ini mempublikasikan perubahan metodologi dalam penyusunan IPM. Ada beberapa perubahan yang dilakukan yaitu dari segi indikator yang digunakan dan dari segi metode penghitungan. Tabel 2.1 Perbadingan Metode Lama dan Metode Baru Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Dimesi Kesehatan
Pengetahuan Standar Hidup Layak Agregasi
Metode Lama
Metode Baru
Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup saat saat lahir (AHH) lahir (AHH) Angka Melek Huruf Angka Harapan Lama (AMH) Sekolah (HLS) Rata-rata Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) (RLS) Pengeluaran per Kapita Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Rp) Disesuaikan (Rp) Rata-rata Aritmatik Rata-rata Geometrik 1 IPM ΙKesehatan ΙPendidikan ΙPengeluaran 100 IPM 3 ΙKesehatan ΙPendidikan ΙPengeluaran 100 3
Sumber: Badan Pusat Statistik
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
18
Bab II – Penjelasan Teknis Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan bahwa alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM adalah: 1. Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM. Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur
pendidikan
secara
utuh
karena
tidak
dapat
menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antardaerah dengan baik. PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. 2. Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain.
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
19
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia BAB III KONDISI PEMBANGUNAN MANUSIA
3.1
Kondisi Kesehatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara periode 2010 – 2014 dapat dikatakan semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh indikator Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yang selalu meningkat. Perkembangan AHH Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 3.1 Angka Harapan Hidup saat lahir di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014
Tahun 66,65
66,62
66,60
66,58
66,55 66,50
66,64
66,53 66,49
66,45 66,40
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
20
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Secara mikro, kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara masih memerlukan perhatian lebih. Rata-rata lama sakit masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menunjukkan pola yang selalu meningkat. Sekitar 4 sampai 5 hari pada tahun 2012 menjadi sekitar 7 hari pada tahun 2014. Tabel 3.1 Rata-rata Lama Sakit 2012 – 2014 Rata-rata Lama Sakit (hari)
Kabupaten / Kota
2012
2013
2104
(1)
(2)
(3)
(3)
Bolaang Mongondow Minahasa Kep. Sangihe Kep. Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Bolaang Mongondow Utara Kep. Siau Tagulandang Biaro Minahasa Tenggara Bolaang Mongondow Selatan Bolaang Mongondow Timur Manado Bitung Tomohon Kotamobagu SULAWESI UTARA
4,42 6,17 5,45 4,37 5,61 5,68 4,82 7,14 5,35 5,41 4,21 5,29 5,96 5,08 4,72 5,41
5,86 6,72 5,14 4,55 6,93 5,79 5,45 5,70 6,16 5,10 5,22 6,34 5,28 5,21 5,49 5,93
6,02 5,91 5,12 4,92 6,41 6,28 7,00 6,36 5,17 6,04 5,50 6,13 5,74 5,22 5,13 5,90
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
21
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Adapun proses persalinan yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 sebagian besar telah ditangani oleh tenaga medis meskipun masih ada sebesar 29,40 persen proses kelahiran pertama dan sebesar 16,67 persen proses persalinan terakhir yang ditangani oleh dukun. Grafik 3.2 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama Tahun 2014 Lainnya 1,18%
Famili/Keluarga 0,00%
Dukun 29,40%
Tenaga Paramedis Lain 0,00%
Dokter 20,49%
Bidan 48,92%
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
22
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Grafik 3.3 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir Tahun 2014
Famili/Keluarga 0,48% Tenaga Dukun Paramedis 16,67% Lain 0,00%
Lainnya 0,00% Dokter 30,90%
Bidan 51,95%
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
23
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Grafik 3.4 Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut Jenis Obat yang Digunakan 2013 – 2014 100
90,57
86,1
2013
2014
80 60
40 24,56 21,86
20 3,82 5,79 0 Tradisional
Modern
Lainnya
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Sebagian besar penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara berobat jalan ke puskesmas/pustu dan rumah sakit pemerintah. Pada tahun 20114, penduduk yang berobat jalan ke puskesmas/pustu sebesar 54,48 persen sementara yang berobat jalan ke rumah sakit pemerintah sebesar 22,21 persen.
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
24
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Grafik 3.5 Persentase Kunjungan Penduduk yang Berobat Jalan Selama Sebulan yang Lalu Menurut Tempat/Cara Berobat Tahun 2014 2,73% 1,08%
1,93% 1,17% 8,05%
Rumah Sakit Pemerintah Rumah Sakit Swasta
8,35%
22,21%
Praktek Dokter Puskesmas/Pustu
Praktek Nakes Praktek Batra 54,48%
Dukun Bersalin Lainnya
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
25
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia 3.2
Kondisi Pendidikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Kondisi pendidikan masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara menunjukkan pola perkembangan yang positif. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) menunjukkan pola yang semakin meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, HLS Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2010 sebesar 10,88 tahun dan terus meningkat menjadi 11,84 tahun pada tahun 2014. Ini artinya, pada tahun 2014 harapannya setiap anak yang mulai bersekolah akan dapat bersekolah selama 11 tahun atau sampai kelas 2 SMA/sederajat. Grafik 3.6 Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 - 2014
Tahun 11,84
12,0 11,60 11,5 11,11 11,0
11,25
10,88
10,5 10,0 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
26
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Adapun kondisi lama sekolah dari masyarakat Bolaang Mongondow Utara yang ada saat ini ditunjukkan oleh indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Pada tahun 2014, masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara rata-rata menempuh pendidikan formal selama 7 tahun atau sampai kelas 1 SMP/sederajat. Berdasarkan metode baru penghitungan IPM, maka dalam penghitungan ini yang dimasukkan adalah penduduk usia 25 tahun ke atas (yang diharapkan telah selesai menempuh masa pendidikan formal). Grafik 3.7 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 - 2014
Tahun 7,51 7,5
7,34 7,17 7,01
7,0
6,85
6,5 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
27
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Pada tahun 2014 masih ada sebesar 0,71 persen penduduk yang buta huruf di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Persentasa buta huruf di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menempati urutan keempat terbanyak di Provinsi Sulawesi Utara setelah Kabupaten Kepulauan Sangihe (1,11 persen), Kabupaten Bolaang Mongondow (1,03 persen), dan Kota Bitung (1,02 persen). Grafik 3.8 Angka Buta Huruf Menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara Tahun 2014
Kep. Sangihe Bolaang Mongondow Bitung Bolaang Mongondow Utara Kep. Talaud Minahasa Utara SULAWESI UTARA Kep. Siau Tagulandang Biaro Bolaang Mongondow Timur Bolaang Mongondow Selatan Minahasa Tenggara Kotamobagu Minahasa Selatan Minahasa Manado Tomohon
1,11 1,03 1,02 0,71 0,45 0,44
0,41 0,36 0,33 0,28 0,24 0,23 0,19 0,11 0,06
0,00
0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
28
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Dari sisi Ijazah tertinggi yang dimiliki kondisi tahun 2014, penduduk yang berusia 10 tahun ke atas di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 31,83 persen tamat SD/MI/Paket A, sebesar 31,59 persen tidak/belum punya ijazah SD, sebesar 17,38 persen tamat SLTP/MTs/Paket B dan sisanya memiliki ijazah dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Grafik 3.9 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Tahun 2014 0,30%
1,07% 3,79%
Tidak/Belum Punya Ijazzah SD SD/MI/Paket A
2,78% 11,27%
31,59%
SLTP/MTs/Paket B SMU/MA/Paket C
17,38%
SMK Diploma I/II
31,83%
D III/Sarjana Muda
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
29
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Grafik 3.10 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 100
98,56
94,20 78,59
80 60
40 20 0 7 - 12
13 - 15
16 - 18
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
30
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Grafik 3.11 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 120
104,67
100
98,47 80,58
80 60 40 20 0 SD
SMP
SMA
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
31
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Grafik 3.12 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 100
92,20 77,84
80
65,74 60
40 20 0 SD
SMP
SMA
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bolaang Mongondow (diolah)
3.3
Kondisi Perekonomian di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Berdasarkan angka yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bolaang Mongondow, jumlah penduduk daerah ini tahun 2014 mencapai 75.290 jiwa yang terdiri penduduk laki-laki sebanyak 38.612 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 36.678 jiwa dengan tingkat kepadatan 40 jiwa per km2.
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
32
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Tabel 3.2 Kepadatan Penduduk per Km2 Tahun 2014 No.
Kecamatan
Luas Wilayah (km2)
Penduduk (jiwa)
Kepadatan (jiwa/km2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
9 688 12 423 13 714 15 183 14 031 10 251 75 290
17,06 35,60 46,69 34,07 164,90 88,68 40,55
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sangkub Bintauna Bolangitang Timur Bolangitang Barat Kaidipang Pinogaluman Jumlah
567,85 348,94 293,75 445,64 85,09 115,59 1 856,86
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)
Dari sisi ketenagakerjaan, kelompok usia produktif di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara terdapat sebanyak 48.700 orang dengan angka rasio ketergantungan (Dependency Ratio) 54,60. Yang artinya dari 100 orang usia produktif akan menanggung beban sebanyak 54 orang usia non produktif. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun 2014 adalah 56,26 yang artinya bahwa pada setiap 100 orang penduduk usia kerja, 56 orang di antaranya merupakan angkatan kerja sedangkan sisanya bukan angkatan kerja. Kabupaten ini memiliki angkatan kerja sebanyak 29.522 orang, 91,10 persen di antaranya telah bekerja, dan sisanya belum mendapat kerja. Penduduk yang bekerja sebagian besar bekerja di lapangan usaha pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Pada tahun Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
33
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia 2014 lapangan usaha ini mampu menyerap tenaga kerja 55,95 % dari jumlah penduduk yang bekerja. Lapangan usaha lainnya yang juga cukup banyak menyerap tenaga kerja ialah jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan yang pada tahun 2014 terserap 15,72 persen. Keadaan tahun 2014 menunjukkan bahwa elastisitas kesempatan kerja di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 0,09. Dari sisi keuangan daerah, realisasi penerimaan daerah tahun 2014 mencapai 419,75 miliar rupiah. Nilai tersebut sebagian besar berasal dari penerimaan dana perimbangan sebanyak 337,93 miliar atau 90,25 persen. Pendapatan Asli Daerah hanya menyumbangkan 2,46 persen bagi penerimaan daerah ini. Nilai PAD tahun 2014 tercatat sebesar 10,29 miliar rupiah. Kontribusi PAD dalam menggerakan sektor riil di Kabupaten ini sebesar 0,67 persen. Semakin maju suatu daerah ditandai dengan semakin tingginya kontribusi penerimaan daerah sendiri dalam menggerakkan sektor riil.
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
34
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Tabel 3.3 Realisasi APBD Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 No.
APBD
Nilai (Ribu Rupiah)
(1)
(2)
(3)
PENDAPATAN 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2. Dana Perimbangan 3. Pendapatan Lain-lain yang Sah BELANJA TIDAK LANGSUNG 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Hibah 3. Bantuan Sosial 4. Belanja Bantuan Keuangan 5. Belanja Tidak Terduga BELANJA LANGSUNG 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang dan Jasa 3. Belanja Modal TOTAL BELANJA
418 746 315 10 286 920 377 931 342 30 528 053 176 196 360 150 621 315 2 363 030 1 212 450 21 942 484 57 081 216 195 187 13 716 901 103 955 248 98 523 039 392 391 547
Sumber: DPPKAD Kab. Bolaang Mongondow Utara (diolah)
Realisasi pengeluaran daerah tahun 2014 tercatat sebesar 392,39 miliar rupiah, dan secara garis besar terbagi kedalam 2(dua) jenis pengeluaran, yaitu; belanja langsung dan belanja tidak langsung. Porsi belanja terbesar adalah belanja langsung dengan porsi 55,10 persen, sedangkan belanja tidak langsung mencapai 44,90 persen. Nilai Rasio Kemandirian Fiskal Kabupaten Bolaang Mongondow Utara hanya sebesar 2,62 %. Artinya, kegiatan ekonomi dan sosial yang Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
35
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara hampir sepenuhnya digerakan oleh dana perimbangan dan pandapaan lain yang sah. Besarnya alokasi belanja modal sebesar 98,52 miliar rupiah atau 25,11 persen dari total belanja. Bagi daerah yang baru terbentuk perananan pemerintah sangat diperlukan dalam pembangunan terutama dalam penyediaan berbagai infrastruktur dasar yang diperlukan dalam pembangunan. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku Tahun 2014 sebesar 1,55 triliun rupiah dan atas dasar harga konstan 2010 sebesar 1,25 triliun rupiah. Pertumbuhan Ekonomi yang terjadi sebesar 7,11 persen. Tabel 3.4 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kab. Bolaang Mongondow Utara dan Provinsi Sulawesi Utara (dalam persen) No.
Tahun
Bolmut
Sulut
(1)
(2)
(3)
(4)
1. 2. 3. 4.
2014 2013 2012 2011
7,11 7,31 6,92 5,33
6,31 6,38 6,86 6,17
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 20,54 juta rupiah, sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2010 sebesar 16,65 juta rupiah . Laju produktivitas per kapita sebesar 5,62 persen. Ini berarti Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
36
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia pertumbuhan ekonomi yang terjadi mendorong terjadinya kemajuan pembangunan daerah. Perekonomian Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara masih
tergolong tradisional. Hal ini tercermin dari besarnya kontribusi sektor primer terhadap pembentukan PDRB, yang mencapai 58,73 persen. Artinya roda perekonomian daerah ini sebagian besar masih ditopang oleh sumber daya alam yang dapat dinikmati secara langsung. Sementara itu sektor sekunder masih belum dapat berperan banyak. Kontribusi sektor sekunder bagi penciptaan nilai tambah di daerah ini hanya 17,51 persen. Sektor tersier memberi kontribusi sebesar 23,75 persen terhadap total PDRB. Nilai-nilai kontribusi sektor di atas, memberikan gambaran bahwa perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara utamanya ditopang oleh yang pertama ialah hasil alam yang melimpah, dan yang kedua ialah dana perimbangan pusat, sementara sektor industri belum dapat dijadikan penopang utama perekonomian. Struktur perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara kondisi tahun 2014 bila dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan bahwa kontribusi terbesar dari sektor primer yaitu sebesar 58,73 persen diikuti sektor tersier sebesar 23,75 persen, dan sektor sekunder sebesar 17,51 persen. Jika dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan bahwa kontribusi masing-masing sektor adalah Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
37
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia sebagai berikut; sektor primer sebesar 59,30 persen diikuti sektor tersier sebesar 23,11 persen, dan sektor sekunder sebesar 17,59 persen. Nilainilai kontribusi sektor tersebut, memberikan gambaran bahwa perekonomian Bolaang Mongondow Utara utamanya ditopang oleh hasil alam yang melimpah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sampai tahun 2014 terlihat terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keadaan tahun 2014 perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara mengalami pertumbuhan sebesar 7,11 persen. Grafik 3.13 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011 – 2014
Persen 8 7,31 6,92
7
7,11
6 5,33 5 2011
2012
2013
2014
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
38
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Tabel 3.5 PDRB Kab. Bolaang Mongondow Utara ADHB dan ADHK Tahun 2010 – 2014 PDRB (Miliar Rupiah) ADHB ADHK 2010
No.
Tahun
(1)
(2)
(3)
1. 2. 3. 4. 5.
2014 2013 2012 2011 2010
1 546,30 1 362,31 1 198,18 1 071,93 968,41
(4)
1 253,61 1 170,35 1 090,62 1 020,03 968,41
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 3.6 (halaman selanjutnya), Penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar adalah kategori pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 2,09 persen dari 7,11 persen pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada tahun 2014. Hal ini memberikan penjelasan bahwa dari 7,11 poin pertumbuhan ekonomi yang ada, 2,09 poin disumbang oleh kategori pertanian,
kehutanan dan perikanan.
Penyumbang terbesar kedua adalah kategori konstruksi sebesar 1,70 persen. Terbesar ketiga adalah kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,04 persen. Besaran sumber pertumbuhan ekonomi ini sangat bergantung pada besarnya kontribusi dari masing-masing kategori lapangan usaha.
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
39
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Tabel 3.6 Kontribusi, Pertumbuhan Ekonomi dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2014 (dalam persen) Lapangan Usaha
Kontribusi Pertumbuhan Sumber ADHB Ekonomi Pertumbuhan (2) (3) (4)
B
(1) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian
C
Industri Pengolahan
3,14
7,01
0,24
D
Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,04
10,44
0,01
0,30
7,77
0,02
14,04
12,92
1,70
10,55
10,23
1,04
1,28
7,09
0,08
0,27
6,83
0,02
0,55
7,08
0,04
A
E F G H
Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan
47,60
4,17
2,09
11,13
9,57
0,99
J
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
0,84
3,37
0,03
L
Real Estate
2,88
10,84
0,31
M,N Jasa Perusahaan
0,01
7,23
0,00
3,27
8,69
0,26
2,39
7,02
0,14
0,99
7,41
0,08
0,72
9,73
0,06
100,00
100,00
7,11
I
P
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
O
R,S,T,U Jasa lainnya PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
40
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Secara makro, tingkat kemakmuran dapat digambarkan melalui produktivitas per kapita. Indikator ini menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan barang dan jasa. Untuk mengukur indikator ini digunakan pendekatan melalui PDRB per kapita. Besarnya PDRB per kapita Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun 2014 atas dasar harga berlaku sebesar 20,54 juta rupiah dan dilihat atas dasar harga konstan 2010 sebesar 16,65 juta rupiah. Grafik 3.14 PDRB per Kapita Tahun 2010 – 2014 Juta Rupiah
20,54
20 15
18,35 13,66 13,66
14,89 14,17
16,39 14,92
2010
2011
2012
15,76
16,65
10 5 0 PDRB per Kapita ADHB
2013
2014
PDRB per Kapita ADHK 2010
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)
Laju produktivitas per kapita menunjukkan hubungan antara laju pertumbuhan ekonomi dengan laju pertumbuhan penduduk. Penduduk yang besar jika tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
41
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia akan memperlambat kemajuan suatu daerah. Kondisi tahun 2014 di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menunjukkan bahwa laju produktivitas per kapita sebesar 5,62 persen. Dari sisi pengeluran per kapita yang disesuaikan, kondisi tahun 2014 di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 8,13 juta rupiah. Grafik 3.15 Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 - 2014
Juta Rupiah 8,5 8,05
8,13
7,90
8,0 7,59 7,5
7,38
7,0 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
42
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia 3.4
IPM Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Perkembangan pembanguna manusia yang ada di Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara menunjukkan pola yang positif. Hal ini ditunjukkan oleh indikator IPM yang ada periode 2010 – 2014 yaitu sebesar 61,34 (2010), 62,11 (2011), 62,88 (2012), 63,67 (2013) dan menjadi 64,24 (2014). Peningkatan IPM ini tidak terlepas dari peningkatan dari indiktor-indikator penyusun IPM yaitu indikator kesehatan, pendidikan dan perekonomian yang ada. IPM Kabupaten Bolaang Mongondow Utara berada pada urutan ke-13 di Provinsi Sulawesi Utara atau hanya lebih tinggi dari Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (urutan ke-14) dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (urutan ke-15). Oleh karena itu, diperlukan perhatian dari semua pihak untuk dapat secara bersama-sama dalam rangka peningkatan pembangunan manusia dari masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara secara konsisten dan berkesinambungan untuk Bolaang Mongondow Utara yang lebih baik.
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
43
Bab III – Kondisi Pembangunan Manusia Grafik 3.16 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 65
64,24 63,67
64 62,88
63 62,11 62
61,34
61
60 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
44
Lampiran Lampiran 1.
Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2014
Kabupaten / Kota
Angka Harapan Hidup saat lahir / AHH (dalam Tahun) 2012 2013 2104
(1)
(2)
(3)
(3)
Bolaang Mongondow Minahasa Kep. Sangihe Kep. Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Bolaang Mongondow Utara Kep. Siau Tagulandang Biaro Minahasa Tenggara Bolaang Mongondow Selatan Bolaang Mongondow Timur Manado Bitung Tomohon Kotamobagu SULAWESI UTARA
67,99 70,17 68,94 69,07 68,89 70,71 66,58 69,14 69,37 63,87 67,04 71,22 70,25 70,42 69,64 70,70
68,01 70,22 69,03 69,11 68,96 70,76 66,62 69,24 69,44 63,87 67,09 71,26 70,25 70,44 69,64 70,86
68,02 70,25 69,07 69,13 69,00 70,79 66,64 69,29 69,48 63,87 67,11 71,28 70,25 70,45 69,64 70,94
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
45
Lampiran Lampiran 2.
Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara 2012 – 2014
Kabupaten / Kota
Menurut Tahun
Angka Harapan Lama Sekolah / HLS (dalam Tahun) 2012 2013 2104
(1)
(2)
(3)
(3)
Bolaang Mongondow Minahasa Kep. Sangihe Kep. Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Bolaang Mongondow Utara Kep. Siau Tagulandang Biaro Minahasa Tenggara Bolaang Mongondow Selatan Bolaang Mongondow Timur Manado Bitung Tomohon Kotamobagu SULAWESI UTARA
10,59 12,34 10,79 11,46 10,83 11,65 11,25 10,59 11,21 11,21 10,49 13,22 10,83 13,30 11,96 11,77
10,75 12,55 10,81 11,58 10,85 11,68 11,60 10,72 11,22 11,81 10,80 13,44 11,02 13,43 12,09 11,88
10,90 12,83 11,09 11,83 11,10 11,85 11,84 10,89 11,48 12,19 11,04 13,81 11,30 13,68 12,30 12,16
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
46
Lampiran Lampiran 3.
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2014
Kabupaten / Kota
Rata-rata Lama Sekolah / RLS (dalam Tahun) 2012 2013 2104
(1)
(2)
(3)
(3)
Bolaang Mongondow Minahasa Kep. Sangihe Kep. Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Bolaang Mongondow Utara Kep. Siau Tagulandang Biaro Minahasa Tenggara Bolaang Mongondow Selatan Bolaang Mongondow Timur Manado Bitung Tomohon Kotamobagu SULAWESI UTARA
6,99 9,06 7,13 8,50 8,14 8,99 7,17 8,01 8,18 6,96 7,02 10,74 9,03 9,83 9,32 8,71
7,03 9,16 7,14 8,71 8,25 8,99 7,34 8,09 8,24 7,45 7,17 10,80 9,15 10,00 9,56 8,79
7,13 9,53 7,34 8,73 8,47 9,07 7,51 8,18 8,37 7,68 7,28 11,01 9,26 10,20 9,75 8,86
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
47
Lampiran Lampiran 4.
Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2014
Kabupaten / Kota
Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan (dalam Juta Rupiah) 2012 2013 2104
(1)
(2)
(3)
(3)
Bolaang Mongondow Minahasa Kep. Sangihe Kep. Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Bolaang Mongondow Utara Kep. Siau Tagulandang Biaro Minahasa Tenggara Bolaang Mongondow Selatan Bolaang Mongondow Timur Manado Bitung Tomohon Kotamobagu SULAWESI UTARA
8,93 11,07 10,16 7,64 10,18 10,13 7,90 7,17 9,36 8,01 7,79 12,63 11,12 10,11 9,26 9,43
9,05 11,23 10,39 7,81 10,43 10,27 8,05 7,35 9,47 8,12 7,91 12,77 11,23 10,27 9,40 9,58
9,11 11,32 10,46 7,91 10,55 10,34 8,13 7,44 9,53 8,18 7,96 12,90 11,35 10,37 9,55 9,63
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
48
Lampiran Lampiran 5.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2014
Kabupaten / Kota
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2012
2013
2104
(1)
(2)
(3)
(3)
Bolaang Mongondow Minahasa Kep. Sangihe Kep. Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Bolaang Mongondow Utara Kep. Siau Tagulandang Biaro Minahasa Tenggara Bolaang Mongondow Selatan Bolaang Mongondow Timur Manado Bitung Tomohon Kotamobagu SULAWESI UTARA
63,78 71,43 65,87 65,51 67,26 70,00 62,88 63,35 67,10 61,48 61,93 76,15 69,89 72,50 69,31 69,04
64,16 71,94 66,15 66,14 67,68 70,19 63,67 63,91 67,34 62,84 62,64 76,56 70,35 72,99 69,86 69,49
64,53 72,76 66,82 66,56 68,36 70,54 64,24 64,35 67,86 63,57 63,12 77,27 70,88 73,56 70,46 69,96
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
49
Lampiran Lampiran 6.
Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012 – 2014
Kabupaten / Kota
Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2012 2013 2104
(1)
(2)
Bolaang Mongondow Minahasa Kep. Sangihe Kep. Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Bolaang Mongondow Utara Kep. Siau Tagulandang Biaro Minahasa Tenggara Bolaang Mongondow Selatan Bolaang Mongondow Timur Manado Bitung Tomohon Kotamobagu
11 3 9 10 7 4 13 12 8 15 14 1 5 2 6
(3)
11 3 9 10 7 5 13 12 8 14 15 1 4 2 6
(3)
11 3 9 10 7 5 13 12 8 14 15 1 4 2 6
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)
Analisis IPM Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014
50