Media Informasi & Komunikasi K O TI K A N A AL *
A
EP BNN SI UB LIK INDONE
R
SINAR BNN
* BAD A
ON
N
AR
SI
N
www.bnn.go.id
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Terapi Based On Religi Edisi 9 -
2011
GRATIS
Pemain Sepakbola VS Narkoba
Pecandu Kokain Harus Siap Buta Mata EDISI 9 - 2011
THINK HEALTH NOT DRUGS Fariz Rustam Munaf :
Jangan Mendoktrin Larangan!
DARI KAMI
SINAR MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
Pelindung Kepala BNN Penasehat Sekretaris Utama BNN Inspektur Utama BNN Dewan Pengarah Deputi Bidang Pencegahan BNN Deputi Bidang Pemberantasan BNN Deputi Bidang Rehabilitasi BNN Deputi Bidang Hukum dan Kerjasama BNN Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN Koordinator Kelompok Ahli Ketua Dewan Redaksi Karo Umum Settama BNN Pemimpin Redaksi Kabag Humas dan Dokumentasi BNN Drs Sumirat Dwiyanto MSi, Utami Kartika Putri Wakil Pemimpin Redaksi Karjono Anggota Redaksi Bambang Harjoko, Samsul Muarif Reporter Utama Sardhi Duryatmo Asisten Reporter Indira Kelana Devi, Endah Kurnia Fotografer Omar Abidin Gilang, Luciana Astrid Kuswandi Designer Bahrudin, Tony Parhansyah Editor Elisabet Diyas Puspandari Koresponden Niken Anggrek Wulan (Jawa), Rahmansyah Dermawan (Sulawesi), Argo Hartono Arie (Sumatera) Alamat Redaksi Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia Jl. MT. Haryono No. 11, Cawang, Jakarta Timur Telp. (021) 80871556, 80871557 Faks. (021) 808852525, 80871591, 80871592 Penerbit PT Trubus Swadaya Wisma Hijau, Jl. Mekarsari Raya No. 15, Mekarsari, Cimanggis, Depok 16452 Telp. (021) 8729060; Faks. (021) 8729059
Based on Religi
D
emikian jawaban Erif Herriyanto, saat ditanya latar belakang memilih Doulos sebagai tempat rehabilitasi. Mantan pecandu asal Makassar itu memang telah menetapkan hati untuk direhabilitasi dengan metode tersebut. Pengguna narkoba selama 6 tahun itu pernah menjalani detoks, tetapi hanya mampu bertahan hingga 2 minggu saja. Saat kembali ke lingkungannya, pria yang pernah menyicipi ganja, ekstasi, sabu, putau, hingga narkoba lewat bakar hisap dan suntik itu, akhirnya kembali ke pelukan barang haram tersebut. Di Doulos, Erif tergolong cepat beradaptasi dan pulih. Sugesti soal narkoba berhasil disingkirkan berkat aneka kegiatan di Panti yang berdiri 12 tahun silam. Karena berbasis agama, hampir setiap kegiatan selalu ada unsur rohani. Dengan cara tersebut 2 bulan kemudian Erif pun dinyatakan sembuh dan melanjutkan ke sekolah karakter selama 6 bulan. Kini kehidupannya kembali bahagia setelah berhasil merintis karir di suatu perusahaan, dan dikaruniai 2 anak dari Pendekatan melalui agama memang menjadi salah pernikahannya. satu pilihan penting pemulihan dari jerat narkoba Erif adalah salah satu di antara mantan pecandu narkoba yang mampu pulih lewat terapi religi. Berbagai metode lewat agama seperti Islam, Katolik, Kristen, Hindu dan Buddha bisa menjadi pilihan. Pendekatan melalui agama memang menjadi salah satu pilihan penting pemulihan dari jerat narkoba. Selain melalui agama, di edisi ini juga menampilkan performa sejumlah yayasan dan panti rehabilitasi yang turut membantu memulihkan pecandu narkoba. Meski jumlahnya tak sepadan dengan korban yang terus berjatuhan, tetapi niatan suci tersebut harus sepenuhnya didukung oleh seluruh pihak. Salam, Redaksi
Sirkulasi Bag Humas & Dokumentasi BNN Alamat Email Humas BNN
[email protected] Bagi yang ingin menyumbangkan tulisan silahkan kirim ke email humas BNN.
Wartawan Majalah SINAR BNN dilengkapi dengan identitas dan menandatangani Pakta Intergritas. Jurnalis SINAR BNN bersedia diproses secara hukum bila terkait permasalahan narkoba dan langsung dikeluarkan sebagai tim. Menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik dan di bawah naungan DEWAN PERS yang indenpendent (pasal 15 (1) UU No. 40/1999 Tentang Pers.
2
SINAR BNN EDISI IX/2011
2011. Majalah SINAR BNN. All Right Reserved Hak Cipta dilindungi Undang-Undang. Kutipan isi penerbit diperbolehkan asal menyebutkan sumbernya. Redaksi menerima sumbangan artikel dan foto mengenai gaya hidup sehat, informasi anti narkoba, dan tulisan yang membangun moral bangsa. Redaksi berhak menyunting tulisan kontributor tanpa mengurangi makna tulisan. Semua isi majalah dan konsepnya terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asazi Manusia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual no agenda: D002010022007 Izin No 10/PPBJ/Roum-04/IV/2011/BNN Internasional Standard of Serial Number (ISSN) N0 2086-454X - 9772086454046
DAFTAR ISI LIPUTAN Selamatkan Jiwa Tersesat Melalui Terapi Religi .............
4
Panti Rehabilitasi Doulos Makassar ...................................
5
SADAR “Sekali Mencoba, Narkoba akan Menghancurkan Hidupmu” .....................
9
Pameran Humas BNN Tingkatkan Wawasan NarkobaSiswa SMAN 1 Denpasar ..
48
Reuni SMA 20 Jakarta Angkatan 1968–2010 Mengenang Kebersamaan ...................................................
50
Pagelaran Seni P4GN di Bali .................................................
56
Diklat Penyelidikan Dan Penyidikan Bagi Penyidik Indonesia dan Timor Leste ........................
58
BNN Sambangi Festival Teluk Ambon ...............................
60
Kasus Dugaan Money Laundry Jaringan Boski Najumudeen Divonis Dua Tahun Penjara ........................
64
KOLOM ..........................................................................
66 & 80
INFO Pecandu Kokain “Harus” Siap Buta Mata ..........................
72
KABAR DAERAH Bimtek dan Pengukuhan Satgas Ganas BNNK Tanah Bumbu ................. 74
LIPUTAN Abah Anom Wafat, Estafet Perjuangan Tak Pernah Putus ................................ Yayasan Bagus Jaya Bali ......................................................... Rumah Doa Karismatik Mgr Gabriel Manek SVD Berdoa Raih Mukjizat ..............................................................
76
.......................................................................
79
12 16 18
HALO BNN
KESEHATAN
PERNIK Kekuatan Doa ...........................................................................
BNNP Sulawesi Selatan, Targetkan Pelajar dan Pekerja .............................
22
Mereka Terbukti Ampuh .....
82
Banyak Jalan Gempur Kanker .... 85
LIPUTAN
FENOMENA CAKRAWALA
Yayasan Harapan Permata Hati Kita (Yakita) Menyembuhkan Korban Narkoba......................................
28
Indonesia Membutuhkan Pusat Pemulihan ...................
34
Perang Narkoba di Afghanistan Bergantung Pada Moskow ................ 88
INFO
TREN TOKOH
Mengenal Therapeutic Community ........................ 40
Fariz Rustam Munaf:
LIPUTAN
DOKUMEN
Pemain Sepakbola VS Narkoba......................... 46
Pemusnahan Sabu, Heroin, dan Ekstasi.............. 94
“Jangan Mendoktrin Larangan!”.............
92
Ilustrasi Cover : Awaluddin SINAR BNN EDISI IX/2011
3
LIPUTAN
Selamatkan Jiwa Tersesat Melalui Terapi Religi Chris Carberg, lahir 4 Maret 1983 dari pasangan John dan Connie Carberg. Pria bernama lengkap Christopher Michael Carberg, adalah seorang aktor, produser, dan penulis naskah film terkenal. Bintang yang bermain di film Sydney White dan Kill Zone itu seorang pecandu yang berjuang keras mengatasi ketergantungan narkoba. Lewat terapi religi, pria kelahiran Florida, Amerika Serikat itu menemukan Tuhan dan hidupnya pun berubah. 4
SINAR BNN EDISI IX/2011
W
aktu menunjukkan pukul 3 pagi. N a m u n , keheningan di sudut kota Orlando sedikit terusik. Seorang pemuda tampak pingsan tak berdaya. Sosoknya yang besar terkapar di lantai sebuah toko fotokopi. Usut punya usut, ternyata pemuda— yang kemudian dikenali sebagai Chris Carberg—saat itu mengalami overdosis terhadap obat penenang. Ketika mobilnya digeledah, polisi menemukan sebuah tas besar berisi botol-botol pil penenang. Dengan bantuan petugas, Carberg menjalani program detoks, rehabilitasi, dan aftercare di sebuah klinik khusus di Florida. Yang menarik, akhirnya ia mencari jalannya sendiri dengan mendekatkan diri secara religi. Pria yang dibesarkan secara Katolik itu menemukan jalannya kembali, membuka hubungan dengan Tuhan, dan bertranformasi menjadi sosok baru. Ia mendapat inspirasi penuh dari kitab suci yang mengandung kebenaran, makna, hikmah, dan nilainilai kehidupan. Berangkat dari pengalamannya itu, Carberg membangun sebuah komunitas pendidikan tentang studi alkitab. Ia juga akan meluncurkan situs yang salah satunya berisi database
pemikiran Kristiani terbesar di dunia maya dengan teknologi modern. Carberg juga memiliki rencana memproduksi film bertemakan religi. Cerita tersebut adalah salah satu keberhasilan dari proses rehabilitasi dan aftercare yang mampu mengubah kehidupan seseorang. Religi merupakan salah satu jalan yang dapat dipilih oleh para pecandu sebagai panduan kembali ke kehidupan normal. Pada Islam, metode seperti yang dilakukan Pondok Pesantren Sur yalaya. Rehabilitasi berbasis agama Kristen misalnya yang digunakan oleh Panti Rehabilitasi Doulos, Makassar, dan Katolik seperti Rumah Doa Karismatik Mgr Gabriel Manik SVD di Atambua, NTT. Terapi secara religi dapat dilakukan lewat doa, ritual agama, dan cara lain. Utami Kartika P
LIPUTAN
Panti Rehabilitasi Doulos Makassar
Indah Saraswati
Sebuah rumah di blok AA/3 kompleks perumahan BTN Tonasa, Jalan Racing Center 1, Makassar itu terkesan damai. Rumah bercat putih pudar seluas 700 m2 dengan halaman kecil di depannya itu tampak tertata apik, sehingga menimbulkan hawa betah untuk tinggal disana. Itulah Doulos Makassar, panti rehabilitasi bagi pecandu narkoba.
Panti Rehabilitasi Doulos Makassar yang berlokasi di komplek perumahan BTN Tonasa, jalan Racing Center 1 blok AA/3
D
oulos Makassar berdiri sejak 12 tahun silam. Panti rehabilitasi ini merupakan cabang dari panti rehabilitasi Doulos Jakarta. Ketika itu, 1999, Dr Iskandar Hukom, (Kepala Panti
Rehabilitasi Doulos Jakarta) menjadi narasumber di seminar narkoba yang dilaksanakan oleh beberapa remaja gereja di Kota Makassar. “Karena melihat banyaknya pemuda gereja yang sudah terlibat dengan permasalahan penyalahgunaan
narkoba, maka Dr Iskandar Hukom mengusulkan agar Doulos membuka cabang di Makassar,” kata Anita. Usulan tersebut pun ditanggapi positif oleh Ketua Yayasan Doulos Dr Ruyandi Hutasoit yang langsung mengutus tiga stafnya untuk merintis SINAR BNN EDISI IX/2011
5
Para pecandu membuat briket untuk kebutuhan mereka sehari-hari
Panti Rehabilitasi Doulos Makassar pada Agustus 1999. Ketiga staf tersebut adalah Anna Mocodompis sebagai Ketua, Anita Hutapea sebagai Sekretaris, dan Lasma Gultom sebagai Bendahara. Mereka dibantu dua mahasiswa Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Bandung yang saat itu sedang menjalani KKN, yaitu Vintje Rotinsulu dan N Moses (saat ini menjadi Kabag Rohani Doulos Makassar). Pada 2001, Ketua Panti Rehabilitasi Doulos Makassar, Anna Macodompis, pindah ke Bandung, sehingga posisinya digantikan oleh Anita Hutapea hingga saat ini. Setelah melakukan persiapan selama satu bulan, tim akhirnya memulai pelayanan pada 9 September 1999 dengan membuka Panti Rehabilitasi Doulos Makassar di Jalan Timah I/4, Kelurahan Ballaparang, Makassar. Hampir selama 12 tahun berjalan, Panti Rehabilitasi Doulos Makassar telah 4 kali pindah tempat. “Selama ini kami belum memiliki tempat yang tetap sehingga harus menyewa rumah untuk terus menjalankan panti rehabilitasi ini,” kata Anita. 6
SINAR BNN EDISI IX/2011
Indah Saraswati
Prosedur pelayanan Panti rehabilitasi Doulos Makassar, yang dibantu 9 staf, hanya mampu menampung 18 pasien. “Prosedur pasien yang direhabilitasi di sini, pertama, pasien datang ke Doulos lalu dirujuk untuk proses detoksifikasi di rumah sakit. Selanjutnya, jika dokter sudah menyatakan pasien bisa direhabilitasi dan tempat di Doulos tersedia, pasien boleh masuk ke sini,” jelas Anita. Sebelum direhabilitasi, lanjutnya, pasien di data terlebih dahulu mengenai medikal, sosial, rohani, serta kondisi keluarganya. Hal ini perlu untuk menentukan apa yang dibutuhkan pasien selama masa rehabilitasi agar prosesnya berjalan lancar. “Setiap pasien tentunya memiliki rekam medik, latar belakang sosial, serta keluarga yang berbeda. Dengan mengetahui data tersebut, proses pemulihan pasien bisa lebih efisien,” tambah wanita yang hobi membaca itu.
Ketua Panti Rehabilitasi Doulos Makassar, Anita Hutapea
Jadwal kegiatan Doulos yang padat dipastikan dapat mempercepat proses pemulihan pasien. “Kegiatan dimulai pada pukul 6 pagi dan berakhir pukul 9 malam. Jadi, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, pasien berkegiatan positif secara kontinyu. Dok. Doulos Makassar
Dok. Doulos Makassar
LIPUTAN
Sesi konseling dilakukan oleh pecandu dengan bimbingan dari Kepala Bagian Kerohanian, Moses
Indah Saraswati
Indah Saraswati
Dok. Doulos Makassar
LIPUTAN
Kegiatan menyulam yang dilakukan oleh para pecandu di Panti Rehabilitasi Doulos Makassar
Hasil karya keterampilan dari para pecandu
Karena di sini rehabilitasi berbasis agama, sehingga setiap kegiatan tak lepas dari unsur rohani. Misalnya saja, membaca alkitab, konseling, terapi rohani dan sosial, serta ada kegiatan ke gereja setiap hari minggu. Kami juga menjadwalkan mereka untuk liburan,” papar Anita. Menurut Anita, setiap pasien ditangani oleh mentor. Mentor tersebut yang bertanggung jawab atas kemajuan atau stagnansi kondisi pasiennya. Satu mentor memegang 4—5 pasien. Setiap minggu kondisi pasien akan dipantau di Doulos. Pasien direhabilitasi selama 3 bulan. Jika 3 bulan pertama masih belum menunjukkan kemajuan, maka pasien melanjutkan program selama 6 bulan. Selesai dari situ, akan dipantau kembali, apakah sudah benar-benar sembuh atau belum. “Jika sudah sembuh, pasien dapat dikembalikan ke keluarga,” kata wanita kelahiran 12 Maret 1971 ini.
Anita mengakui, dalam menjalankan panti rehabilitasi Doulos selama ini masih terdapat kendala pada dana. “Pasien yang direhabilitasi di sini biayanya berdasarkan subsidi silang. Tidak ada bantuan dari pemerintah. Namun begitu, kami tetap menjalani ini semua. Bisa dibilang para staf yang bekerja di sini semuanya berdasarkan hati. Tulus membantu pecandu yang ingin sembuh sebagai bentuk peduli serta ibadah kami kepada Tuhan. Kami percaya, jika ada niat baik, pasti akan dibukakan jalan oleh Tuhan,” ujar Anita sambil tersenyum.
Pasien kabur Dengan jadwal dan pengawasan yang cukup ketat tersebut, tak sedikit juga pasien yang tidak betah dan melarikan diri dari Doulos. “Pasien kabur itu cerita biasa di sebuah panti rehabilitasi, termasuk di Doulos. Biasanya kami berkomunikasi dengan orang tua pasien yang kabur dan membujuk mereka kembali jika memang program pemulihannya belum selesai. Namun jika mereka menolak, kami juga tidak memaksa,” ujar Anita. Untuk pembentukan karakter, Doulos Makassar juga bekerjasama dengan lembaga luar, salah satunya dengan Yayasan Wahana Anak Muda. “Yayasan tersebut membuka program selama 6 bulan untuk membentuk karakter. Jadi, pasien yang telah dinyatakan sembuh di Doulos, jika berminat dapat melanjutkan di yayasan tersebut,” tutur Anita.
Tuhan membuka jalan Menurut Drg Peter Sahelangi DFM, Penasehat Yayasan Doulos Makassar, selama ini Doulos belum memiliki tempat tetap dikarenakan kendala biaya. Selama ini Doulos tetap berjalan, meskipun tanpa bantuan dan perhatian pemerintah. Namun kuasa Tuhan berkata lain. SINAR BNN EDISI IX/2011
7
Staf BNNP Sulawesi Selatan bersama staf Panti Rehabiltasi Doulos Makassar
Anita berharap pasien pecandu yang ada di Doulos dapat pulih dari kecanduan narkoba serta bisa berfungsi kembali di tengah keluarga dan masyarakat. “Kami harap pemerintah memberikan perhatian agar permasalahan narkoba dapat teratasi dengan baik. Kami juga ingin sekali berencana membuka unit
usaha untuk melatih keterampilan para pasien agar saat kembali ke masyarakat, ada ilmu yang bisa mereka terapkan untuk hidup mereka sendiri, serta bisa menghasilkan income untuk menopang biaya operasional yayasan ini, sehingga pembinaan bagi pasien dapat lebih maksimal,” pungkasnya. Indah Saraswati
Dok. Doulos Makassar
“Niat baik dan kerja keras kami selama ini membuahkan hasil. Saat ini kami sedang membangun panti rehabilitasi Doulos Makassar di Mandai. Ada yang bermurah hati menjual lahan seluas 1000 m2 dengan harga terjangkau. Jika bangunan sudah jadi, akan muat untuk kapasitas 35 pasien. Ini semua karena Tuhan yang membuka jalan bagi kami dan Doulos,” cerita Peter. Bagi Anita beserta staf lainnya di Doulos, mengabdi dengan melayani dengan hati merupakan pekerjaan yang tulus. “Kami merasa bangga apabila bisa membuat mereka pulih dari narkoba dan kembali ke jalan Tuhan. Apalagi mereka sudah dianggap seperti ‘sampah’ bagi masyarakat. Saat sembuh dan kembali ke lingkungan dan dapat berguna bagi orang lain, kami merasa itu karunia Tuhan,” ujar Anita dengan wajah berbinar.
Indah Saraswati
LIPUTAN
Salah satu kegiatan yang dilakukan pecandu di Panti Rehabilitasi Doulos Makassar
8
SINAR BNN EDISI IX/2011
SADAR
“Sekali Mencoba, Narkoba akan Menghancurkan Hidupmu”
S
ama seperti yang dialami Erif Herriyanto beberapa tahun yang lalu. “Tahun 1993 saya kuliah di sebuah universitas swasta di Jakarta. Di sanalah awal mula saya berkenalan dengan barang haram bernama narkoba,” ujar pria yang akrab dipanggil Erif. Lingkungan pergaulan yang cenderung bebas membuat Erif mudah terpengaruh. Selain itu, minimnya informasi mengenai narkoba juga diakui Erif menjadi faktor yang membuat ia lebih mudah terjerumus ke narkoba. “Tahun 1994 saya mulai dikenalkan teman-teman dengan narkoba. Gaya hidup saya saat itu sangat kacau. Sering dugem, ke diskotik, dan partyparty,” cerita Erif. Ekstasi dan Alkohol, menurut Erif menjadi ‘pintu gerbang’ ia kecanduan narkoba. “Awalnya memang saya sering minum, lalu dikenalkan dengan ganja dan ekstasi,
Foto-foto: Indah Saraswati
Jerat narkoba, diakui banyak pecandu sangat sulit dihindari. Kenikmatan yang mereka peroleh saat mengonsumsi, membuat mereka yang awalnya hanya berniat coba-coba, menjadi ketagihan dan kecanduan. dan saya pakai keduanya. Lalu dikenalkan teman yang pakai putau, saya juga ikut pakai putau. Karena intensitas bertemu yang sering, saya juga ikut kecanduan putau. Kemudian saya dikenalkan sabu, dan saya pun pakai sabu. Hampir semua jenis narkoba pernah saya coba,” jelas Erif panjang. Enam tahun bukan kurun waktu yang singkat bagi Erif berkutat dengan narkoba. “Hidup saya dengan narkoba sudah jatuh bangun. Saya pernah merasakan sakau dengan dua jenis narkoba, yaitu putau dan sabu. Dan itu saat paling menyiksa buat saya,” kenang pria berkacamata itu.
Kini, hidup Erif sudah bebas dari narkoba lebih dari 10 tahun
SINAR BNN EDISI IX/2011
9
SADAR
Susah lepas Saat kuliah, Erif sudah kecanduan 2 jenis narkoba, yaitu sabu dan putau. “Biasanya saya pakai ekstasi atau putau dulu, kemudian untuk ke diskotik, saya pakai sabu,” kata Erif. Kedua jenis narkoba tersebut juga menunjang dirinya saat kuliah dan menyelesaikan skripsi. “Saat menyusun skripsi, saya semakin tidak bisa lepas dari narkoba. Setelah pakai, rasanya lebih energik. Jadi kalau sudah lelah dan sakau, saya pakai putau. Setelah itu saya pakai putau lagi biar bisa tidur. Untuk menyembuhkan sakau sabu, saya juga pakai putau. Jadi kehidupan saya benar-benar berkutat dengan narkoba sepanjang hari. Tidak ada hari yang terlewat tanpa pakai narkoba,” kenang Erif. Tahun 90—an informasi mengenai narkoba memang tidak banyak. Faktor tersebut yang akhirnya membuat Erif mencoba narkoba karena tidak tahu bahayanya. “Tahun 1997 saya mencapai kondisi terparah. Saat itu, dalam sehari saya bisa pakai setengah, bahkan 1 gram putau. Saat dugem saya sering pakai ekstasi atau sabu. Pulang dugem dan ngedrop, saya pakai putau. Dulu narkoba sangat mudah didapat dan masih murah. Dulu satu gram—nya hanya 200 ribu rupiah,” kata Erif. Saat di Jakarta, Erif memakai narkoba jenis bakar hisap. Tahun 1997 di kondisi terparah, saya ditarik pulang ke Makassar. Kondisi di Makassar tak semudah di Jakarta. “Suplai barang saat itu sangat minim, sehingga saya susah dapat barang. Di Makassar, narkoba sering dijual per paket. Itu membuat saya sulit memenuhi kebutuhan nge-drugs saya. Akhirnya 10
SINAR BNN EDISI IX/2011
teman saya mengajak untuk pakai jarum suntik. Lewat cara itulah saya bisa memenuhi kebutuhan tubuh akan narkoba. Saya sempat masuk rumah sakit dan menjalani detoks. Selama 1—2 minggu saya memang bisa berhenti, tapi setelah itu jatuh lagi,” tambahnya.
Dari keluarga baik-baik Menurut Erif, terjerumusnya ia dalam narkoba tidak dipengaruhi oleh kondisi keluarga. “Latar belakang keluarga saya baik. Orang tua saya dalam kondisi ekonomi yang berada. Saat kuliah, orang tua sangat mendukung dalam hal apapun. Termasuk memberikan fasilitas. Oleh karena saya dibuat terlalu nyaman dengan segala fasilitas yang ada, ditambah bergaul dengan temanteman yang pakai narkoba, saya jadi terjerumus. Orang tua berharap saya bisa mandiri saat kuliah, malah kecewa saat tahu saya malah terjerumus narkoba,” tuturnya. Saat ketahuan orang tuanya, Erif dalam kondisi yang tidak bisa lepas dari jeratan barang haram tersebut. “Sebenarnya saat itu saya ingin lepas, tapi enggak bisa karena lagi butuh untuk menopang kondisi saya yang sedang menyelesaikan skripsi,” jelas anak kedua dari 4 bersaudara ini. “Tahun 1999 saya diasingkan orang tua ke Singapura. Namun, saat pulang ke Indonesia untuk kembali melanjutkan kuliah di Jakarta, lagi-lagi kontak yang intens dengan teman-teman saya yang dulu sama-sama pakai narkoba membuat saya jatuh lagi ke pelukan narkoba. Saya pun kembali ditarik pulang ke Makassar untuk berobat. Yang terjadi bukannya sembuh, saya
overdosis, karena obat yang diberikan dokter saya konsumsi bersamaan dengan narkoba,” cerita Erif. “Akhirnya orang tua saya memutuskan untuk mengurung saya di rumah. Saat itu komunikasi saya dengan teman-teman sempat terputus. Hampir 1 bulan saya bertahan, namun bulan kedua saya akhirnya colong-colongan berhubungan dengan teman-teman saya dan kembali menggunakan barang itu. Tak bisa saya pungkiri sugesti untuk pakai masih sangat kuat. Berbagai cara saya lakukan demi mendapatkan barang tersebut. Semua uang saya habis. Tak hanya itu, barang di kamar saya, bahkan pakaian yang melekat dari ujung kepala hingga ujung kaki, semua saya jual demi mendapatkan uang untuk membeli barang itu,” paparnya.
Titik balik Sebenarnya, lanjut Erif, ia sudah sangat lelah hidup dengan narkoba. “Kalau enggak ada barang itu, rasanya saya tidak bisa bertahan hidup. Saya ingin lepas dari jeratan narkoba, tapi sulit. Semua cara rasanya sudah dilakukan tapi tidak ada yang berhasil. Kuliah saya pun akhirnya terbengkalai,” tuturnya. Erif juga merasa ia telah sangat mengecewakan kedua orang tuanya. “Saat ngobrol dengan orang tua dan melihat mereka menangis, hati saya tergugah. Mereka akhirnya menawarkan solusi untuk rehabilitasi di Doulos Makassar. Saya langsung mau,” kata Erif. “Akhirnya Tuhan buka jalan untuk saya direhabilitasi. Saya memilih Doulos salah satunya karena faktor terapi yang based on religi. Keputusan
SADAR
ini saya ambil berdasarkan kemauan diri saya sendiri untuk sembuh, serta dukungan penuh orang tua. Di sini, pihak Doulos juga sangat membantu pemulihan saya. keputusan tersebut juga merupakan titik balik bagi hidup saya,” cerita Erif. Tahap awal pemulihan, Erif di detoksifikasi di sebuah rumah sakit di kota Makassar, kemudian di rujuk langsung ke Panti Rehabilitasi Doulos. Beruntungnya, detoksifikasi berjalan cukup singkat, hanya 3 hari, dan saat di tes HIV/AIDS, Erif dinyatakan negatif. “Rasa syukur saya sama Tuhan sangat besar. Saya benar-benar sudah takut jika hasil tes saat itu menunjukkan saya positif HIV, karena saya sempat menggunakan narkoba suntik,” ujar pria kelahiran 3 April 1975 ini.
Pemulihan berjalan cepat Proses pemulihan Erif tergolong cepat. “Saya masuk Doulos sekitar awal Juli 2001. Dinyatakan sembuh dan keluar pada akhir agustus 2001. Proses pemulihan dinilai sangat cepat karena faktor kemauan diri saya sendiri untuk sembuh sangat besar, sehingga apapun yang saya pelajari di sini dapat diterima dengan baik di otak dan sekaligus membentuk kembali kehidupan saya,” kata pria yang hobi travelling ini. Awal masuk Doulos, Erif mengaku langsung bisa menghentikan rokok. Progres yang cepat dan kemajuan yang signifikan oleh mentornya di Doulos, Anita. “Erif termasuk pasien yang tidak susah diurus. Apapun kegiatan yang ada di Doulos ia ikuti. Itu yang membuat proses pemulihannya lebih cepat dari pasien lainnya,” kata Anita. Erif juga mengaku sugesti
untuk mengonsumsi narkoba lebih mudah ditekan karena teralihkan dengan kegiatan yang full di Doulos. “Di sini kegiatan sangat padat. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi full dengan kegiatan positif, seperti sharing, konseling, olah raga, terapi medis, terapi sosial, terapi rohani, hingga kegiatan berdoa. Saya merasa di sini hidup saya dibuat teratur, dan saya semakin merasa dekat dengan Tuhan,” kata pria yang juga hobi berenang ini. Setelah menjalani rehabilitasi selama 2 bulan di panti rehabilitasi Doulos, Erif melanjutkan dengan sekolah pembentukan karakter di Bandung. “Di sana saya dibina selama 6 bulan dan bergabung selama 2 tahun. Di sekolah itu pula saya bertemu dengan istri saya sekarang, Yohana Yetti Bessie. Saat itu istri saya sudah menjadi staf di sana, sehingga sudah tahu latar belakang saya. Dia dapat menerima saya apa adanya dan akhirnya kami menikah tahun 2004. Kami dikaruniai 2 anak. Itu membuat rasa syukur saya semakin bertambah terhadap Tuhan,” ujar pria berkacamata itu. Setelah dinyatakan sembuh, Erif mulai kembali ke masyarakat. Saat itu kondisi memang kurang bersahabat. “Saya sebagai mantan pecandu seringkali dipandang sebelah mata. Disitulah saya merasa dukungan keluarga sangat berarti. Saya mulai bekerja di perusahaan papa saya,” kata Erif. Meski perusahaan tersebut milik orang tua, namun Erif tak langsung mendapat posisi enak. “Saya memulai dari profesi yang paling bawah. Saya bekerja keras dan menunjukkan bahwa mantan pecandu seperti
Erif Heriyanto bersama istrinya, Yohanna Yetti Bessie yang sudah 7 tahun dinikahinya dan anaknya
saya bisa hidup lebih baik. Akhirnya dari sana kepercayaan masyarakat meningkat dan dapat menerima saya kembali. Semua juga mendukung saya sehingga rasa kepercayaan diri muncul,” ujarnya sambil tersenyum. Erif pun berpesan kepada para pecandu yang masih memakai narkoba, untuk segera lepas dan direhabilitasi. “Narkoba itu tidak ada manfaatnya. Hanya memunculkan kesenangan sesaat, namun ujungnya merusak diri kita sendiri. Mulai dari rohani, mental, jiwa, semuanya pasti rusak. Masa depan juga rusak. Untuk itu jangan pernah sekali pun mencoba yang namanya narkoba. Sekali mencoba, narkoba akan menghancurkan hidupmu. Dan bagi yang ingin sembuh, jangan ragu untuk rehabilitasi. Jika ada kemauan, pasti Tuhan akan membukakan jalan untuk kita. Semua ini karena anugerah Tuhan yang telah menyembuhkan dan menyelamatkan saya,” tutupnya. Indah Saraswati
SINAR BNN EDISI IX/2011
11
LIPUTAN
Abah Anom Wafat,
www.tqnlosari.blogspot.com
Estafet Perjuangan Tak Pernah Putus Abah Anom bersama pengasuh Pondok Pesantren Suryalaya telah banyak mencetak pribadi yang berkualitas, dan juga menyelamatkan banyak jiwa yang “tersesat” karena narkoba. Meski telah tiada, tongkat estafet perjuangan Abah Anom tidak pernah terhenti. Pimpinan Ponpes Suryalaya Abah Anom
B
Bumi pertiwi kembali bersedih saat salah seorang tokoh agama sekaligus tokoh bangsa akhirnya berpulang ke Ilahi Robbi. Adalah sosok Abah Anom, yang meninggal pada usianya yang ke-96 tahun, pada 5 September 2011, yang bertepatan dengan milad Pondok Pesantren Suryalaya yang ke106. Abah Anom menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya beberapa saat setelah ia menerima para tamu yang bersilaturahim di kediamannya.
12
SINAR BNN EDISI IX/2011
KH Ahmad Sohibulwafa Tajul Arifin, begitu nama asli Abah Anom, pimpinan Ponpes Suryalaya, dianggap banyak pihak sebagai tokoh yang memberikan banyak pengaruh bagi bangsa ini. Melalui Pondok pesantren Suryalaya, Abah Anom telah menciptakan dimensi tersendiri, karena ia bisa menjadikan ponpes ini sebagai lembaga yang memiliki integritas tinggi, karena tidak hanya mengajarkan agama dan moralitas akhlak, namun juga menyentuh dimensi lain seperti pemberdayaan potensi sosial, ekonomi dan juga lingkungan.
Melalui pesantren ini pula, Abah Anom boleh dibilang sebagai pionir tokoh Islam yang berkecimpung dalam penanganan masalah ketergantungan narkoba. Melalui metode zikir Abah Anom membuka pelayanan rehabilitasi narkoba pada tahun 1980, dengan mendirikan inabah VII, yang terletak di Rajapolah Tasikmalaya. Penanggulangan narkoba ala Abah Anom telah terkenal hingga mancanegara, seperti di Malaysia dan Singapura. Seluruh tempat rehabilitasi ini dinamakan dengan
LIPUTAN
www.taselamedia.com
lemahnya kesadaran pecandu akibat pengaruh narkoba bisa dipulihkan dengan mandi serta wudu. Mandi dan wudu akan mensucikan tubuh dan jiwa sehingga siap untuk kembali menghadap Allah SWT.
Terapi Wudu
inabah, yang dalam bahasa arab artinya adalah kembali.
Pemulihan narkoba dalam kerangka religi Inabah VII, begitulah nama ini yang sudah dikenal di seantero nusantara, adalah sebuah tempat rehabilitasi berbasis Pesantren yang mengusung metode islamiah dalam menanangani kasus narkoba. Tempat ini berlokasi di Kampung Rawa, Desa Calincing Rajapolah, Tasikmalaya. Pimpinan pondok pesantren yang akrab disapa Abah Anom, menggunakan nama Inabah menjadi metode bagi program rehabilitasi para pecandu narkoba, anak nakal, dan orang-orang yang mengalami gangguan mental. Dalam perspektif Islam, siapa pun yang melanggar aturan agama
seperti mabuk, menyalahgunakan narkoba, membunuh, korupsi dan lain sebagainya, bisa dikategorikan sebagai orang yang sakit. Berbicara tentang masalah penyalahgunaan narkoba, yang dianggap sebagai sebuah penyakit, maka sebuah pondok pesantren yang sudah malang melintang di dunia pemulihan narkoba secara konsisten memegang teguh sejumlah konsep pemulihan bagi para pecandu narkkoba. Konsep pemulihan pecandu narkoba adalah mengembalikan sang pecandu dari perilaku yang menentang perintah Allah SWT, menjadi perilaku yang taat. Metode Inabah baik secara teoritis dan praktis didasarkan pada Al Quran, hadis, dan juga pendapat para ulama. Metode ini mencakup mandi dan wudu, salat, zikir dan doa. Sejatinya,
www.moe.edu.bn
Pimpinan Pondok Pesantren Suryalaya, Abah Anom, telah kembali ke Yang Maha Kuasa. Dedikasi yang tinggi, telah ia sematkan pada bangsa ini, sehingga jasanya akan terus diingat sepanjang masa
Wudu bagi umat Islam merupakan kewajiban bagi orang yang akan mengerjakan salat. Dalam sabdanya Rasulullah menegaskan “Tidak syah atau sempurna orang yang salat tanpa diawali dengan wudu. Wudu merupakan sebagian dari ibadah dan juga akan menjadi suci dari hadas kecil. Dengan wudu seseorang boleh mengerjakan ibadah lainnya, seperti salat dan membaca Al Quran “ Nabi bersabda, barang siapa berwudu dan berkumur ,maka keluar dari mulutnya berbagai dosa yang dikerjakan oleh mulut. Sementara pada saat orang membasuh muka, maka hilanglah berbagai dosa yang dan kekhilapan dari mukanya.
Wudu merupakan sebagian dari ibadah dan juga akan menjadi suci dari hadas kecil SINAR BNN EDISI IX/2011
13
LIPUTAN
shofaas-syadzili.blogspot.com
Makna simbolik wudu adalah mencuci muk a, yang ar tinya mensucikan bagian bagian tubuh yang mengekspresikan jiwa. Mencuci lengan, artinya mensucikan diri dalam segala perbuatan. Lalu membasuh kepala, ini artinya mensucikan otak yang mengendalikan seluruh aktivitas dalam kehidupan. Dan terakhir adalah membasuk kedua kaki, yang menyimbolkan penyucian diri dalam segala langkah kehidupan.
Terapi Salat
www.ayikngalah.files.wordpress.com
Keutamaan lainnya dalam konsep terapi di tempat ini adalah pelaksanaan salat wajib dan sunnah secara rutin. Para Pembina telah menetapkan metode dan kurikulum khusus terkait dengan peribadatan ini. Dr Alexis Carel, seorang pemenang nobel dalam bidang kedokteran dan Direktur Riset Rockefeller Foundation America, memberikan pernyataan sebagai berikut, “Salat memunculkan aktivitas pada perangkat tubuh dan anggota tubuh. Bahkan sebagai sumber aktivitas terbesar yang dikenal sampai
saat ini. Sebagai seorang dokter saya melihat banyak pasien yang gagal dalam pengobatan dan dokter tidak mampu mengobatinya. Lalu ketika pasien membiasakan salat justru penyakit mereka hilang” Sesungguhnya salat bagaikan tambang radium yang menyalurkan sinar dan melahirkan sinar dan kekuatan diri. Salat menciptakan fenomena yang mencengangkan, dan mendatangkan mukjizat.
Semua gerakan, sikap dan perilaku dalam salat dapat melemaskan otot yang kaku, mengendorkan sistem saraf, menata dan mengkonstruksi persendian tubuh, menghilangkan stress, kekejangan, rematik, pegal linu, encok dan semua penyakit saraf dan persendian lainnya. Salat juga merupakan terapi psikis yang bersifat kuratif, preventif, dan konstrukstif secara simultan.
Terapi zikir Zikir adalah terapi bagi siapa saja yang jiwanya tidak tenang, gelisah, bimbang, tidak percaya diri dan labil. Selain itu, zikir bisa mengatasi ketergantungan pada narkoba. Zikir juga diyakini bisa mengembalikan sel-sel saraf otak dan saraf lainnya yang kaku dan tegang.
14
SINAR BNN EDISI IX/2011
^
Zikir bisa mengatasi ketergantungan pada narkoba
<
Salat merupakan terapi psikis yang bersifat kuratif, preventif, dan konstrukstif secara simultan
Menurut hasil penelitian Alvan Goldstein, otak manusia memiliki zat endorphin, atau sebuah zat yang bisa memberikan efek menenangkan, atau yang dikenal dengan istilah endogegonius morphine. Sementara itu berdasarkan temuan peneliti lainnya, kelenjar endorphin dan enkefalina yang dihasilkan oleh kelenjar pituitirin di otak ternyata memiliki efek mirip dengan opiate atau candu, sehingga memberikan kenikmatan. Apabila seseorang dengan sengaja memasukkan zat morfin ke dalam tubuh maka akan terjadi penghentian produksi endorphin. Saat para pecandu menghentikan konsumsi morfin dari luar secara tibatiba maka orang akan mengalami sakaw, karena otak tidak memproduksi endorphin. Untuk mengembalikan produksi endorphin di dalam otak, bisa dilakukan dengan meditasi, salat, dan zikir tentunya. Konsep lainnya adalah Talqin. Anak binaan yang telah pulih dari kesadarannya diajarkan zikir melalui talqin zikir. Talqin Zikir adalah pembelajaran zikir pada kalbu. Zikir tidak cukup diajarkan dengan mulut untuk ditirukan dengan mulut pula, akan tetapi dipancarkan dari dalam hati. Untuk melakukan zikir ini, hanya orang-orang yang hatinya bersih dari segala penyakit hati seperti syrik.
Terapi Doa Syekh Abd Ali Daqiq, mengatakan, doa adalah kunci setiap kebutuhan dan doa adalah harapan untuk mendapatkan yang lebih baik dan lepas dari kesulitan. Sementara Larry Dossey, seorang dokter yang terkenal karena buku Recovering The Soul,
www.arraihan.com
LIPUTAN
Doa bisa menghadirkan kekuatan penyembuhan
pandangan dunianya yang ilmiah menjadi goncang setelah ia praktek bertahun-tahun dan menemukan fenomena doa bisa menghadirkan kekuatan penyembuhan. Pada awalnya Lar r y juga menganggap doa itu tak ubahnya seperti takhayul, hal ini didasarkan pada paradigma bahwa doa tidak memiliki metodologi yang kuat, sehingga ia anggap doa adalah hal yang remeh. Namun pandangan tersebut akhirnya bisa dipatahkan, setelah para peneliti melakukan percobaan yang terkait dengan pengaruh doa terhadap enzim, sel, bakteri, tumbuhan dan manusia. Dan hasilnya, para peneliti menemukan hasil signifikan secara statistik. Selain terapi utama di atas, di Inabah juga terdapat terapi tahajud, membaca Al Quran, puasa, olahraga dan musik. Keseluruhan elemen terapi islami ini dilakukan secara integral melalui kurikulum khusus yang dilakukan oleh para binaan. Mereka menjalani setiap hari per harinya, dengan program ibadah
yang sudah tersusun rapi. Para binaan terus ditempa dengan ibadah, namun mereka tetap bisa mendapatkan program yang bisa mendukung bakat dan minat mereka, seperti bermusik dan juga berolahraga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh DR Juhaya S Praja, pada era 80-an, sekitar 93,1 persen dari total 5 ribuan anak binaan di Inabah bisa kembali pulih dan menapaki jalan kehidupan yang baru di tengah masyarakat. Metode pemulihan narkoba yang diusung oleh Ponpes Suryalaya, memang memberikan banyak arti bagi bangsa ini. Melalui pembinaan berbasis religi, sudah banyak para pecandu yang narkoba yang akhirnya bisa pulih dari ketergantungannya. Gubernur Jawa Barat pun menyebut, jika metode yang diterapkan oleh Abah Anom telah banyak menyelamatkan generasi bangsa. Hal ini ia kemukakan saat melayat pimpinan pondok pesantren yang juga sangat mencintai lingkungan ini. Budi Kurniapraja SINAR BNN EDISI IX/2011
15
LIPUTAN
Yayasan Bagus Jaya Bali
Foto-foto: Dok. YBJ Bali
Banyak jalan untuk menyembuhkan pecandu narkoba. Salah satunya dengan terapi religi seperti yang dilakukan Yayasan Bagus Jaya (YBJ) di Bali.
Mantan pasien YBJ Bali mengikuti pelatihan prana tingkat dasar di aula YBJ Bali, Tabanan, 19—20 Juni 2010
Y
BJ yang didirikan oleh Ida Ayu Artini dan I Gusti Agung Putu Jiwa Tengah merupakan lembaga swadaya masyarakat nirlaba yang, mendukung program pemerintah dalam bidang kesehatan dan sosial. Berdirinya YBJ pada 16 Mei 2008 juga atas dukungan Ketua Yayasan Prana Indonesia Cabang Denpasar, para guru spiritual dan pelatih, serta pemerintah.
16
SINAR BNN EDISI IX/2011
Dengan dilatarbelakangi niat melayani alam, YBJ Bali menangani para ODHA (Orang dengan HIV/ AIDS), pecandu narkoba, pasien tuberculosis paru, serta masalah kesehatan dan sosial lainnya melalui upaya penyembuhan prana. “Semua pelayanan perawatan prana dilakukan dengan tulus iklas, gratis, tidak memasang tarif seperti di dokter atau tukang pijat. Pasien kita sarankan untuk belajar berdonasi untuk mempercepat
proses penyembuhannya terutama pada orang tua dan keluarga mereka terlebih dahulu,” kata ketua YBJ Bali, I Gusti Agung Putu Jiwa Tengah.
Penyembuhan prana Apa itu penyembuhan prana? Berasal dari kata Sansekerta, prana berarti ‘kekuatan hidup’ yang tak terlihat, bio-energi atau energi vital yang membuat tubuh tetap hidup dan menjaga kesehatan kita dengan baik. Itu semua tentang bagaimana menciptakan keseimbangan untuk membuka kesadaran psikis, dan sifat realitas dari diri kita. Penyembuhan prana secara luas dipraktekkan sebagai suatu seni dan ilmu dalam peradaban kuno di China, Mesir, dan India. Tiga sumber utama prana adalah matahari, udara, dan bumi/tanah. Penyembuhan prana tidak dimaksudkan untuk menggantikan penyembuhan medis dari dokter dan obat-obatan modern. Penyembuhan kuno ini dimaksudkan untuk melengkapi penyembuhan dari dokter dan menuntaskan penyakit serta mempercepat proses kesembuhan seseorang. “Penyembuhan prana adalah ilmu kuno dan seni penyembuhan yang
Terapi meditasi di YBJ Bali
LIPUTAN
penyembuhan prana bagi seluruh masyarakat Bali dan mancanegara, terutama bagi keluarga atau masyarakat kurang mampu,” kata Gung JT. Saat ini, lanjutnya, YBJ Bali memiliki luas tanah 4 are setara dengan 400 m2 dan rencananya akan diperluas hingga 10 are (1000 m2) agar dapat menampung lebih banyak pasien wanita yang direhabilitasi.
Prosedur perawatan YBJ Bali memberikan penyembuhan prana pada masyarakat secara gratis. Prana juga digunakan YBJ untuk menangani pecandu narkoba
menggunakan prana atau energi untuk menyembuhkan seluruh tubuh. Hal ini juga disebut penyembuhan psikis, penyembuhan vitalik, terapi tanpa sentuhan, tanpa peletakan tangan di tubuh pasien, penyembuhan magnetik, penyembuhan iman, dan penyembuhan karismatik,” kata Gung JT yang juga anggota komisi penanggulangan AIDS Provinsi Bali ini. Tak hanya penyembuhan prana, YBJ juga melakukan berbagai kegiatan rehabilitasi sosial, advokasi dan komunikasi, serta membangun kerjasama dengan berbagai pihak terkait yang peduli, meningkatkan kapasitas lembaga melalui pelatihanpelatihan, lokakarya, seminar, ceramah, dan kegiatan bakti sosial secara berkelanjutan. Salah satu contoh kegiatannya dilakukan pada 19—20 Juni 2010. Sebanyak 8 mantan pasien YBJ Bali mengikuti pelatihan prana tingkat dasar di aula YBJ Bali. “Ini adalah pelatihan prana tingkat dasar yang pertama yang dilakukan di Tabanan. Sebelumnya, YBJ Bali pernah mengadakan pelatihan prana tingkat
dasar di Gedung Keuangan Renon dan di Gedung PPTI di dekat Kuburan Yang Batu Renon,” jelas Gung JT. “YBJ Bali merupakan salah satu LSM yang baru pertama kalinya melakukan upaya penyembuhan prana bagi ODHA, pecandu narkoba, pasien TB paru, dan penyakit lainnya di Bali demi meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan melalui
YBJ Bali juga melakukan aksi sosial, salah satunya dengan cara membagikan pakaian kepada masyarakat tidak mampu.
“Di YBJ Bali, pasien yang dirawat diwajibkan melengkapi perawatan medis terlebih dahulu. Kemudian dirawat secara intensif dengan penyembuhan prana selama 3 bulan,” kata pria kelahiran 16 Maret 1972 ini. Saat ini, terdata sekitar 15 pecandu narkoba yang dirawat di YBJ Bali, lebih dari 500 pasien penyakit fisik, 10 orang penderita HIV/AIDS, serta 50 pasien penderita sakit non fisik. “YBJ Bali saat ini belum menampung pasien rawat inap. Perawatan prana hanya membutuhkan waktu sekitar 15—30 menit, jadi setelah di-prana, pasien dapat menjalankan aktivitasnya kembali,” ujar Gung JT yang hobi mendengarkan musik alam. “Kalau kehidupan kita yang hampir di semua bidang sudah dikuasai oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan, komisi, dan lainnya, apa gunanya lagi kita membanggakan diri sebagai orang timur yang religius? Kalau kekayaan bumi pertiwi yang berupa dedaunan bersudut 7 itu bisa mendatangkan devisa, mengapa kita tidak memanfaatkannya untuk kemakmuran segenap bangsa Indonesia, bukan sebatas segelitir para mafia?” tutup Gung JT. Indah Saraswati
SINAR BNN EDISI IX/2011
17
LIPUTAN
Rumah Doa Karismatik Mgr Gabriel Manek SVD
Berdoa Raih Mukjizat
Foto-foto: Dok. Humas BNN
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia dengan keunikan masing-masing. Artinya, tak ada satu orang pun yang sama di muka bumi ini, baik dari segi sifat, emosi, bentuk tubuh, bahkan metabolisme tubuh setiap orang juga berbeda.
Rumah Doa Mgr Gabriel Manek SVD memiliki 150 anggota
18
SINAR BNN EDISI IX/2011
LIPUTAN
H
al serupa terjadi pada para pecandu narkoba. Meski samasama kecanduan barang t e r l a r a n g, t e t a p i sebenarnya mereka berbeda. Oleh karenanya pengobatan yang digunakan untuk memulihkan mereka pun sebaiknya disesuaikan dengan kondisi masing-masing pecandu. Beruntungnya, saat ini ada banyak tempat rehabilitasi dengan terapi pengobatan yang berbeda. Sebut saja terapi berbasis komunitas, medis, sosial, masyarakat, alam, dan agama. Salah satu tempat rehabilitasi narkoba yang berbasis agama adalah Rumah Doa Karismatik Mgr Gabriel Manek SVD di Kuneru, Atambua, Nusa Tenggara Timur. Di
^
Anton Yosbere, Pendoa di Rumah Doa Mgr Gabriel Manek SVD
>
Semula Rumah Doa Mgr Gabriel Manek SVD hanya berfungsi sebagai tempat berdoa
sini pecandu narkoba diobati dengan pengampunan dan tidak dihakimi atas kesalahan masa lalu. Berbasis agama, maka Rumah Doa memfokuskan pengobatan menggunakan prinsipprinsip doa, iman, dan Alkitab untuk membantu pecandu merangkul kehidupan di jalan Tuhan. “Di sini juga dilakukan kerja fisik dan berolahraga, tapi lebih banyak doa dan pengurapan penjamahan dan pengobatan secara bersama-sama, yaitu sebanyak 60 persennya,” jelas Anton Yosbere, pendoa di Rumah Doa Mgr Gabriel Manek SVD. Kegiatan doa dilakukan tiga kali sehari, yaitu jam 07.00, 15.00, dan 20.00.
Tujuh pecandu Dengan program tersebut, pecandu dikelilingi oleh orang-orang yang peduli dan ingin membantu dalam memerangi kecanduan narkoba sehingga mereka pun cepat memperoleh kesembuhan. Sejak beroperasi untuk pemulihan pecandu
narkoba (2007) Rumah Doa Mgr Gabriel Manek SVD telah mengobati 7 pecandu. Empat diantaranya sudah pulih dan sudah kembali ke keluarganya masing-masing. “Mereka sudah sembuh, normal, sehat, dan mulai tumbuh kembali. Bahkan salah satu dari mereka yang bernama Martinus Mause saat ini telah bekerja di salah satu apotik di Atambua,” ujar Anton Yosbere. Sementara sisanya, 3 pecandu narkoba, saat ini masih dalam proses pemulihan. “Dua orang sudah mencapai tahap pemulihan 80% sementara yang satu baru 50%,” tambah Anton Yosbere. Hingga saat ini jumlah pecandu yang berhasil dipulihkan di Rumah Doa Mgr Gabriel Manek SVD memang belum banyak. Keterbatasan tempat menjadi kendala pengobatan. Rumah Doa hanya bisa menampung 13 pasien rawat inap, sebagian pecandu narkoba dan sebagian lagi pasien non pecandu. Ya, Rumah Doa
SINAR BNN EDISI IX/2011
19
LIPUTAN
Mgr Gabriel Manek SVD memang tak dikhususkan untuk tempat rehabilitasi pecandu narkoba, tetapi juga tempat pengobatan penyakit lainnya. Untuk mengatasi kendala tempat, maka dibangunlah tempat rehabilitasi yang baru di kawasan Rumah Doa Mgr Gabriel Manek SVD dengan daya tampung lebih besar, yaitu 30 pasien rawat inap. Anton pun menyambut baik dibangunnya tempat rehabilitasi pecandu narkoba tersebut. Dengan demikian dapat menampung pasien lebih banyak sehingga makin banyak yang bisa disembuhkan. Sebagai kehormatan, Kepala BNN Drs Gories Mere pun diminta untuk melakukan peletakkan batu pertama pembangunan tempat rehabilitasi yang memakan waktu 3 bulan
Rumah Doa yang lama di Atambua, NTT
20
SINAR BNN EDISI IX/2011
tersebut. Tak salah bila BNN diundang dalam peresmian pembangunan tempat rehabilitasi itu. Sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba, sudah sepantasnya BNN selalu mendukung kegiatan dalam program P4GN, salah satunya pembangunan tempat rehabilitasi di Desa Kuneru, Atambua, tersebut. Menurut Anton, sejauh ini perkembangan narkoba di Atambua memang belum terlalu tampak. “Mungkin yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi ada, tapi untuk dilihat dengan mata jelas belum ada,” kata Anton. Namun demikian, kewaspadaan harus tetap dilakukan lantaran Atambua, NTT merupakan
daerah perbatasan dengan Timor Leste.
Mukjizat Pada awalnya, Rumah Doa Mgr Gabriel Manek SVD hanya berupa sebuah gubuk kecil dengan anggota sekitar 50 orang. Seiring waktu, jumlah anggota pun bertambah banyak sehingga gubuk kecil itu sudah tak muat lagi. Oleh karena itu akhirnya salah satu keluarga Samara yang bernama Pusdiri membangun rumah doa baru yang lokasinya berada di sebelah rumah doa lama. Atas jasa dan kemurahan hati dari keluarga besar Theodorus Bing Samara kemudian rumah doa tersebut diberi nama Rumah Doa Mgr Gabriel Manek SVD. Kini anggota Rumah Doa pun semakin
LIPUTAN
Kepala BNN Drs Gories Mere mendapat kehormatan untuk melakukan peletakkan batu pertama tempat rehabilitasi di Atambua, NTT
bertambah banyak hingga 150 orang, diantaranya berasal dari Kelurahan Manmuting dan Tulamaya. Anton mengungkapkan pada awalnya Rumah Doa hanya berfungsi sebagai tempat berdoa bukan tempat rehabilitasi pecandu narkoba. Namun berkat keberkahan Tuhan YME, setelah berdoa di Rumah Doa tersebut banyak mukjizat terjadi. Dan Anton menduga mukjizat tersebut kemudian didengar oleh salah satu keluarga pecandu narkoba. “Akhirnya mereka (keluarga pecandu narkoba, red) mengantar pecandu narkoba ke sini (Rumah Doa Mgr Gabriel Manek SVD, red) untuk diobati,” jelas Anton. Keputusan menjalani rehabilitasi dari kecanduan narkoba merupakan sesuatu yang mengagumkan karena hal itu membutuhkan sejumlah besar kekuatan batin dan keberanian dari diri pecandu. Oleh karenanya
ketika mereka membuat langkah untuk menerima perawatan, sudah seharusnya pecandu narkoba mendapatkan bantuan yang layak. Maksudnya, pengobatan yang dilakukan jangan hanya fokus pada mengobati kecanduan, tetapi juga penyakit kecanduan sebagai keseluruhan.
salah satu yang harus kita lakukan adalah berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh penuh iman dan keyakinan, sehingga mukjizatmukjizat terjadi atau kesembuhan bisa terjadi”. Ia juga menghimbau kepada para orang tua untuk melimpahkan perhatian dan kasih sayangnya kepada pecandu narkoba yang sedang dalam proses pemulihan. “Kalau orang tua acuh, maka anak-anak ini merasa bahwa mereka tidak diperhatikan sehingga mereka akan melakukan hal-hal lain yang tak diinginkan,” ujar Anton. Itu karena pertempuran kecanduan narkoba merupakan hal yang sangat sulit. Sebagian besar pecandu tidak dapat berhenti menggunakan obat. Namun, dengan kebesaran Tuhan YME, iman, doa, dan keyakinan, maka pecandu memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bisa mematahkan siklus kecanduan dan meninggalkan bahaya dan kegelapan obat terlarang tersebut. Rosy Nur Apriyanti
Berdoa Pengobatan untuk kecanduan narkoba harus mencakup terapi, konseling, dukungan, dorongan dan kasih sayang. Tanpa menunjukkan kasih sayang dan dukungan untuk pelaku substansi dalam pengobatan, pecandu cenderung kembali ke pola perilaku buruk, yaitu kembali menggunakan narkoba. Anton pun berpesan, “Kalau kita sudah memperoleh penyakit seperti ini (kecanduan narkoba, red) mungkin
Atas jasa dan kemurahan hati keluarga besar Theodorus Bing Samara akhirnya rumah doa baru diberi nama Rumah Doa Mgr Gabriel Manek SVD SINAR BNN EDISI IX/2011
21
PERNIK
Kekuatan Doa
riduanzakaria.blogspot.com
Doa mempunyai kekuatan yang dapat menyembuhkan penyakit. Ini bukan hanya hype (propaganda), harapan atau klise rohani. Ada bukti-bukti dan argumentasi ilmiah aktual yang mendukung hal ini dan hasil survei menunjukkan angka yang meyakinkan tentang kekuatan doa untuk menyembuhkan suatu penyakit.
D
oa membantu seluruh organ tubuh berfungsi sangat baik pada saat hidup Anda mengalami hal yang terburuk. Atau bahkan pada hari-hari baik, doa dapat meningkatkan hubungan pikiran, tubuh, dan jiwa. Pengalaman banyak orang membuktikan bahwa doa yang dilakukan dengan penuh keyakinan dan iklas dapat menyembuhkan penyakit. Syariatnya memang berkat doa, tetapi pada hakikatnya adalah karena kekuasaanTuhan Yang Maha Esa yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Dalam buku The Healing Power of Prayer (Kekuatan Penyembuhan dari Doa), Chet Tolson dan Harold Koenig menjelaskan sifat doa, manfaat restoratif, dan cara mengatur doa. Menurut para pemimpin medis dan rohani, kedokteran, operasi, dan metode-metode lain dokter membawa ke dalam proses penyembuhan yang penting. Namun, Anda memiliki tanggung jawab dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam penyembuhan Anda sendiri melalui doa. Jadi jangan lewatkan keajaiban doa.
Doa bagi kesehatan
Doa membantu seluruh organ tubuh berfungsi sangat baik pada saat hidup mengalami hal yang terburuk
22
SINAR BNN EDISI IX/2011
Para pemuja kemajuan teknologi kedokteran banyak yang meragukan bahkan sinis terhadap peran doa bagi kesehatan dan kesembuhan. Namun, semakin banyak riset dilakukan untuk membuktikannya. Jika bukan suatu kebetulan, seberapa besar kontribusi doa dan bagaimana kesembuhan bisa terjadi?
Di rumah sakit tertentu kita bahkan menjumpai sebagian rohaniwan yang berkeliling ke ruang-ruang perawatan untuk mendoakan para pasien. Mereka bukan sanak famili pasien, tetapi rutin datang berkunjung hanya untuk mendoakan. Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia, yang masyarakatnya mayoritas memeluk agama Islam atau mengaku beragama dan menyebut diri sebagai bangsa religius, tetapi juga di negaranegara Barat yang dikenal sekuler. Sudah ratusan juta lebih umat Muslim dari seluruh dunia hingga hari ini melakukan ibadah haji sebagai pelaksanaa rukun Islam yang kelima dan umrah mengikuti jejak Rasulullah SAW khususnya dan sekaligus berdoa umumnya di depan Ka’bah di Majsidil Haram, Mekah dan di Raudah di mesjid Nabawi, Madinah. Bagi orang Kristen dari seluruh dunia juga sudah jutaan orang mungkin sampai sekarang mengunjungi Lourdes di Perancis untuk berdoa memohon kesembuhan, mengikuti jejak Bernadeth Soubirous yang melakukannya tahun 1858.
Efek klinis positif Keajaiban dan mukjizat tampaknya masih terjadi manakala teknologi kedokteran dan pengobatan modern semakin canggih, sehingga bangsabangsa sekuler di dunia barat pun terus meyakini kekuatan doa bagi kesehatan dan kesembuhan. Sebuah survei yang dilakukan oleh Harvard Medical School tahun 1998 memperkirakan 35 persen orang Amerika Serikat (AS) berdoa bagi kesehatan mereka dan 69 persen di antaranya menyatakan doa sangat menolong. Angka ini sangat besar
www.goinfotainment.com
PERNIK
Terjadi perubahan radiologis di dalam otak ketika seseorang melakukan meditasi
dibandingkan jumlah yang percaya bahwa mengunjungi dokter akan lebih menolong. Tahun 2002 studi lebih luas dilakukan oleh National Institute of Health, AS, dan menemukan 43 persen orang AS berdoa bagi kesehatan mereka sendiri, dan 24 persen lainnya berdoa bagi orang lain. Survei nasional yang dilakukan tahun 2005 menemukan mayoritas, yaitu 73 persen, perawat yang bertugas di ruang pasien kritis mengaku berdoa di tempat mereka bekerja. Sidney Kimmel Comprehensive Cancer Center di John Hopkins University bahkan
telah dirancang sebagai “intensive prayer unit“ (unit doa intensif ). Dalam The Faith Factor: An Annotated Bibliography of Clinical Research on Spiritual Subject karya Larson, Dale Mathew, dan Constance Barry dilakukan review mendalam tentang 158 studi medis mengenai efek agama terhadap kesehatan. Hasilnya, 77 persen memperlihatkan efek klinis yang positif.
Stres memperlambat kesembuhan Banyak penelitian membuktikan bahwa ketika seseorang mengalami SINAR BNN EDISI IX/2011
23
PERNIK
diartikan sebagai dialog, penyerahan, dan permohonan tulus kepada sang Pencipta, penting dilakukan supaya terjadi sinergi yang melibatkan Tuhan YME, pasien, dokter/ penyembuh, dan ilmu pengetahuan demi kesembuhan total. Sekadar catatan, healing berasal dari kata AngloSaxon yang berarti “untuk membuat utuh”. Mengingat penyakit kebanyakan disebabkan oleh pikiran, kesembuhan total/utuh tidak akan terjadi tanpa memulihkan kondisi pikiran.
muhammadiqbalfattrah.blogspot.com
Ketika meditasi, ternyata aktivitas dalam amygdala (bagian otak yang memantau lingkungan dari ancaman dan mencatat ketakutan) diredam
ketegangan atau stres, ia menjadi lebih rentan terhadap penyakit fisik, penderitaan mental dan emosional, serta kecelakaan. Otak, rambut, kulit, mulut, paru, jantung, sistem pencernaan, organ reproduksi, ginjal otot, adalah beberapa bagian tubuh yang dipengaruhi langsung oleh stres. Stres selain menimbulkan penyakit, juga terbukti memperlambat proses kesembuhan. Otak yang merupakan pusat kehendak dan keyakinan memiliki hubungan langsung dengan sistem penyembuhan alamiah tubuh. Otak secara otomatis dan kontinyu berkomunikasi timbal balik dengan sistem kekebalan tubuh, sistem kardiovaskular, dan semua sistem organ pokok dengan melepaskan hormon dan bahan kimia lainnya dari sel-sel saraf. Otak juga berkomunikasi dengan sel-sel kekebalan dalam darah melalui 24
SINAR BNN EDISI IX/2011
Jalur komunikasi
hormon dan protein darah lainnya, yang disebut sitokin. Otak juga mengirim sinyal pada saraf tulang belakang dan memerintahkannya untuk memperlambat atau mempercepat transmisi rasa sakit. Ilmuwan menduga bahwa peran otak tersebut harus ada supaya kehidupan sosial, psikologis, dan spiritual terhubung dengan tubuh fisik, sehingga semuanya bekerja sama untuk menghasilkan kesembuhan. “Suatu depresi mental, kecemasan yang hebat, atau kekakuan yang disebabkan rasa bersalah atau kebencian tampaknya telah menutup jalur kesembuhan alamiah. Di sinilah doa berperan,” ujar Chester L. Tolson dan Harold G. Koenig dalam buku The Healing Power of Prayer. Mengapa doa berperan dalam kesembuhan? Doa yang banyak
Isi pikiran negatif yang menjadi penyebab stres atau ketegangan merupakan faktor sangat penting untuk diatasi dalam proses penyembuhan. Doa ibarat kita menelepon kekasih. Agar dialog dapat berlangsung jelas dan bermakna, saluran harus bersih. Isi pikiran yang negatif itulah pengganggu saluran komunikasi kita dengan Tuhan YME. Bagaimanapun, manusia terdiri dari bagian yakni tubuh, pikiran, dan roh. Rileksasi merupakan cara yang penting untuk dilakukan sebelum kita berdoa. Ada orang yang membedakan antara meditasi dengan doa. Jika doa disebut sebagai pertemuan atau dialog dengan Tuhan YME, meditasi dianggap sebagai refleksi mendalam yang memungkinkan seseorang terhubung dengan alam semesta. Namun, alat kedokteran yang objektif ternyata merekam kedua aktivitas tersebut sebagai sesuatu
PERNIK
yang sama. Ketika orang yang melakukan meditasi menghalau semua pikiran dari benak, ternyata aktivitas dalam amygdala (bagian otak yang memantau lingkungan dari ancaman dan mencatat ketakutan) diredam. Sirkuit lobus parietal (bagian otak yang menyesuaikan diri dengan ruang, menandai perbedaan tajam antara diri dan dunia) menjadi tenang pula. Sirkuit lobus frontal dan temporal (bagian otak yang menandai
waktu dan membangkitkan kesadaran diri) dapat dilepaskan. Dengan keadaan seperti itu, orang yang bermeditasi menjadi sangat rileks, sehingga memungkinkannya untuk bersatu dengan alam semesta. Pendek kata, dari hasil penelitan, terjadi perubahan radiologis di dalam otak ketika seseorang melakukan meditasi ala Tibet. Perubahan yang sama ternyata terjadi pula pada biarawati
Fransiskan yang otaknya dimonitor menggunakan SPET-scanning. Ketika melakukan doa mendalam hingga merasakan kehadiran Tuhan, otak biarawati tersebut menunjukkan perubahan seperti yang terjadi pada para pelaku meditasi ala Tibet. Apa yang dapat kita catat dari hasil riset tersebut? Bahwa ada upaya ilmiah untuk membuktikan pengaruh doa terhadap otak manusia. Syarif Hidayat Sumber: www.fadhilza.com
Spiritualitas dan Kesehatan terhadap kesehatan jauh lebih besar dibanding perkiraan yang pernah dibuat pakar-pakar sebelumnya, sekitar 30 persen. Menurut Herbert, efek spiritualitas terhadap kesehatan sekitar 70—90 persen dari keseluruhan efek pengobatan. Artinya, pasien yang berdasarkan perkiraan meths memiliki harapan sembuh 30 persen atau bahkan 10 persen ternyata bisa sembuh total. Tentu tidak semua ilmuwan setuju dengan kesimpulan tersebut. Syarif Hidayat www.medicalera.com
Dr Herbert Benson dari Harvard Medical School, Amerika Serikat, adalah perintis bidang yang dikenal sebagai pengobatan meths mind/body. Pendiri Harvard’s Mind/Body Medical Institute di Boston’s Deaconess Hospital ini berdasarkan pengamatan terhadap pasien akhirnya sampai pada keyakinan: tubuh kita mendapatkan keuntungan dari latihan bukan sekadar otot, melainkan kekayaan utama yang berada di dalam diri manusia yaitu keyakinan, nilai-nilai, pikiran, dan perasaan. Herbert pun ingin mengeksplorasi faktor-faktor tersebut karena para filsuf dan ilmuwan berabad-abad telah melakukan dan menempatkannya sebagai sesuatu yang tak terlihat dan tidak terukur, sehingga banyak studi disebut tidak ‘ilmiah’. Ia ingin mencoba karena, lagi dan lagi, pasien-pasiennya seringkali mengalami kemajuan dan kesembuhan dan tampaknya tergantung pada spirit serta keinginan mereka untuk hidup. “Saya tidak dapat mengabaikan bahwa pikiran manusia maupun keyakinan yang sering kita kaitkan dengan jiwa, memiliki manifestasi fisik,” ungkap Dr Herbert. Sejumlah ahli menyebut kaitan antara spiritualitas dan kesehatan sebagai placebo effect (efek kesembuhan yang dihasilkan dari obat yang tidak mengandung obat, tetapi diyakini sebagai obat). Setelah melakukan berbagai review, Herbert menyimpulkan efek spiritualitas
Tubuh mendapatkan keuntungan dari latihan bukan sekadar otot, melainkan kekayaan utama yang berada di dalam diri manusia yaitu keyakinan, nilai-nilai, pikiran, dan perasaan.
SINAR BNN EDISI IX/2011
25
PERNIK
Beragam Riset Tentang Doa Banyak riset telah dilakukan oleh para ilmuwan, dapat disembuhkan lagi). Riset membuktikan khususnya di negara negara Barat, tentang manfaat doa bahwa spiritualitas menawarkan proteksi atau dan religiositas bagi kesehatan, penyembuhan, maupun memberikan efek penyangga dalam melawan kasus bunuh diri. Sejumlah riset membuktikan antara keputusasaan pada pasien yang menganggap lain bahwa orang yang tidak religius ataupun tidak hidupnya akan segera berakhir. mendapatkan intervensi doa, lebih tinggi risikonya 5. Tahun 1998 sebuah studi di California untuk melakukan bunuh diri, lebih rendah tingkat menemukan bahwa enam bulan setelah kesembuhan dari penyakit, lebih tinggi risikonya untuk didoakan secara diam-diam ternyata tingkat mengalami sakit, dan lebih rentan terhadap penyakit. kesehatan pasien AIDS terbukti membaik secara Berikut ini contoh hasil riset yang pernah signifikan bila dibandingkan tingkat kesehatan dilakukan: kelompok pasien AIDS yang tidak didoakan. 1. Sebuah riset longitudinal (8—10 tahun) yang Banyak ilmuwan semakin yakin tentang manfaat dilakukan oleh Robbins dan Metzner terhadap doa bagi kesehatan, dan riset masih terus dilakukan 2.700 orang membuktikan bahwa angka dengan mencermati beragam sisi. Syarif Hidayat kematian pada kelompok yang rajin berdoa atau beribadah lebih rendah dibanding dengan kelompok yang tidak rajin. Penelitian yang dilakukan Cancerellaro, 2. Riset yang dilakukan oleh Zuckerman, Kals, Larson, dan Wilson terhadap para pecandu dan Ostfield terhadap warga lanjut usia pun alkohol, narkotika, dan pasien gangguan jiwa membuktikan hal yang sama: kelompok lansia skizofrenia (gila) membuktikan rendah/tak yang lebih rajin berdoa terbukti lebih panjang adanya komitmen terhadap agama. Riset juga umur dibandingkan dengan yang tidak rajin membuktikan bahwa terapi atau pengobatan berdoa. yang diberikan kepada mereka berhasil 3. Penelitian yang dilakukan Cancerellaro, Larson, secara optimal bila disertai terapi doa dan Wilson terhadap para pecandu alkohol, narkotika, dan pasien gangguan jiwa skizofrenia (gila) membuktikan rendah/ tak adanya komitmen terhadap agama. Riset juga membuktikan bahwa terapi atau pengobatan yang diberikan kepada mereka berhasil secara optimal bila disertai terapi doa. 4. Barry Rosenfeld dan kawankawan dari Fordham University dan William Breitbart dari Memorial SloanKettering Cancer dalam riset yang dipublikasikan tahun 2003 membuktikan adanya efek spiritualitas terhadap rasa putus asa pasien penyakit Angka kematian pada kelompok yang rajin berdoa atau beribadah lebih rendah kanker terminal (dianggap tak dibanding dengan kelompok yang tidak rajin
26
SINAR BNN EDISI IX/2011
PERNIK
SINAR BNN EDISI IX/2011
27
LIPUTAN
Yayasan Harapan Permata Hati Kita (Yakita)
Menyembuhkan Korban Narkoba
Foto-foto: Indah Saraswati
Di kedinginan kawasan puncak, Bogor, terhampar bangunan Vila Pandawa di atas area seluas 6500 m2. Begitu melangkahkan kaki memasuki vila milik Yayasan Harapan Permata Hati Kita (Yakita), tepatnya berlokasi di Jalan Ciasin No.21, Desa Bendungan, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, ini akan terasa suasana yang sejuk, segar, dan sekaligus asri.
Gedung Yudhistira di Vila Pandawa Yakita, Bogor, tempat awal pecandu didetoksifikasi
28
SINAR BNN EDISI IX/2011
LIPUTAN
M
eski tampak sederhana, namun vila yang ditata rapi dan dikitari pegunungan ini terasa menyatu dengan alam. Suasana yang penuh ketenangan dan nyaman inilah yang kian mendukung Villa Pandawa sebagai tempat pemulihan para korban penyalahgunaan narkoba. Didirikan oleh pasangan suamiistri, Joyce S H Djaelani Gordon dan David Gordon beserta beberapa orang tua pecandu pada Mei 1999, Yakita mendedikasikan diri untuk pemulihan para korban narkoba di kantor pusat dan panti utamanya di Vila Pandawa. Hingga kini, tak sedikit para pecandu yang berdatangan ke vila ini. Sesuai standar yang ditentukan Yakita, sebelum dilakukan rehabilitasi, akan dilakukan pendataan identitas diri, riwayat kesehatan, riwayat narkoba yang digunakan, dan penentuan program yang akan diterapkan selama 6 bulan ke dep an. Langkah awal dimulai dengan program detoksifikasi. Mereka ditempatkan di gedung Yudhistira.
Pecandu juga didorong untuk belajar mengekspresikan diri, belajar keterampilan hidup, serta belajar merasa lagi. perasaan kerap menjadi tumpul akibat adiksi. Mereka juga belajar untuk bertanggung jawab satu sama lain dan menjaga satu sama lain, kembali membangun rasa belas kasih, altruisme, kepedulian, dan berempati. Dalam waktu 6 bulan Dok. Yakita
Gedung administrasi di Vila Pandawa Yakita
Usai program detoksifikasi, dilanjutk an dengan program dasar. Para pecandu mendapatkan pendidikan penuh tentang masalah-masalah yang terkait penyalahgunaan obat mereka, termasuk soal kecanduan, memahami kerusakan yang ditimbulkan narkoba dalam kehidupan mereka, proses pemulihan, penyembuhan diri, keterampilan coping, keterampilan pemecahan masalah, mengenai kesehatan termasuk soal HIV, Hepatitis C, dan beragam penyakit yang mengancam pecandu narkoba, serta belajar bagaimana mengurus diri sendiri sekaligus mencegah kekambuhan. Pada tahap ini, korban penyalahgunaan narkoba ditempatkan di gedung Arjuna. “Pada tahap itu, kami memberikan mereka pemahaman dan wawasan sebagai pecandu dan bagaimana kecanduan telah menghancurkan kehidupan mereka dan hubungan mereka dengan orang-orang yang sayang kepada mereka,” Joyce menuturkan.
Joyce S H Djaelani Gordon beserta suaminya David Gordon mendirikan Yakita pada 1999
Gedung Arjuna, tempat pecandu menjalani program rehabilitasi dasar SINAR BNN EDISI IX/2011
29
LIPUTAN
Gedung Bhima, tempat pecandu bersosialisasi
program rehabilitasi, para pecandu diharapkan dapat mulai memiliki pemahaman yang lebih besar akan diri mereka sendiri dan termotivasi untuk membantu orang lain. Orang tua pecandu juga didorong datang untuk konseling dan belajar tentang kecanduan sehingga dapat membantu anak-anak mereka pasca
rehabilitasi, mengingat peran keluarga dalam perawatan pemulihan pecandu teramat penting. Joyce merasa yakin bahwa untuk memerangi adiksi dibutuhkan dukungan seluruh pihak yang ada. Keluarga merupakan bagian terbesar dari tantangan pemulihan. Keluarga Indonesia mencintai si pecandu dalam keluarganya sedemikian rupa sehingga terus memungkinkan si pecandu memakai narkoba tanpa konsekuensi, sehingga bisa dikatakan mencintai mereka sampai mati. Di sisi lain, kata Joyce, keluarga kerap memungkinkan pecandu terus memakai narkoba tanpa konsekuensi. banyak yang tentu marah, tapi kerap tidak bersikap tegas dan konsisten. marah mereka menjadi kosong dan biasanya jadi tidak diperdulikan si pecandu. Jika mau pecandu pulih, maka keluarga pun harus dididik
Ruang pertemuan konselor terdapat di Gedung Bhisma
30
SINAR BNN EDISI IX/2011
dan dibantu memahami adiksi agar memastikan bahwa mereka berhenti menjadi kodependen dan dapat membantu pecandu pulih. “Jika keluarga memiliki program yang sama dengan pecandu, mereka dapat memiliki dasar untuk membangun proses komunikasi yang lebih baik. Mendidik keluarga juga membantu mereka memahami realita adiksi. Sekali keluarga mulai memahami program maka mereka (keluarga, red) akan menjadi sebuah unit yang solid dalam menghadapi adiksi dalam keluarga,” ujar alumnus Fakultas Psikologi UI ini. Joyce menambahkan, dalam p r o g r a m Ya k i t a , p e c a n d u mendapatkan sekitar 5—8 jam sehari dalam kelompok, terapi belajar, dan sesi. “Yakita lebih mirip sekolah bagi para pecandu”.
LIPUTAN
Sejak pendanaan UNICEF bagi LSM-LSM Indonesia dihentikan, program MUDA BERDAYA didukung Komisi Penanggulangan AIDS, Ford Foundation, Cordaid, dan Caritas. Meski demikian, program ini masih membutuhkan banyak dukungan dan perlu terus dikembangkan karena remaja tumbuh mendewasa, dan anak-anak bergiliran menjadi remaja. Jika kita ingin mempertahankan dampak, proses harus dilakukan terus-menerus. Buku-buku yang digunakan untuk mengedukasi pecandu di Yakita
Program anggota keluarga Yakita juga memiliki program lain dalam rehabilitasi ini. Untuk anggota keluarga yang lebih muda dan anak muda (umum), dibuat program MUDA BERDAYA, yang awalnya didukung UNICEF. Kaum muda berusia 16—29 dilatih selama satu bulan, dan kemudian didukung untuk menjangkau ke sekolah-sekolah dan komunitas anak muda lainnya secara teratur. Program ini kini telah terbentuk dalam kelompok-kelompok dan tersebar di Aceh, Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Kupang, Makassar, dan Jayapura. Para SDM yang terlibat dalam melatih anak-anak muda ini di antaranya adalah pecandu dalam pemulihan. Jadi, proses itu sebenarnya proses pelatihan kedua belah pihak: para pecandu dalam pemulihan dan orang-orang muda. Program ini memberi pecandu dalam pemulihan, termasuk mereka pengidap HIV dan Hepatitis C, yaitu tentang pemahaman bagaimana mereka dapat memberikan
sumbangan berarti dalam kehidupan orang lain. Pada saat yang sama, kaum muda memperoleh informasi yang dibutuhkan dan realita adiksi dalam lingkungan yang aman. Joyce percaya bahwa dengan melatih kaum muda melalui program yang intensif akan mampu mengubah hidup mereka. Mereka akan menjadi berdaya dan dapat melatih kaum muda lainnya. Mereka akan memimpin masa depan dan tidak hanya berkampanye narkoba, tetapi juga HIV/AIDS, masalah kesehatan reproduksi, isu gender, keterampilan hidup dan pelatihan. Kaum muda yang telah terjangkau lebih dari seperempat juta komunitas muda lainnya sejak tahun 2005 melalui kelompok-kelompok kecil dan kelas, ini berbicara tentang masalah-masalah yang terkait. Sejak awal, kata Joyce, kami (Yakita, red) menjaga agar mereka menjangkau kaum muda lainnya dalam kelompokkelompok kecil, maksimal 25—30 orang. “Sebab menurut kami, kualitas interaksi lebih penting dibanding jumlah yang mereka capai,” ujarnya.
Program peer Kesungguhan Yakita terhadap upaya penyembuhan korban narkoba seolah tak pernah berhenti. Melalui Program Peer yaitu program pelatihan konselor sebaya, disediakan bagi mereka yang ingin belajar mengenai adiksi dan membantu orang lain. Program ini terbuka bagi pecandu maupun non pecandu yang ingin belajar lebih jauh tentang membantu pecandu narkoba. Bahkan, Yakita juga membuka program On The Job Training bagi yang ingin belajar dan bekerja menjadi staf di Yakita. Selain itu, Yakita juga menangani pemberdayaan perempuan dan pemberdayaan remaja. Program ini dimaksudkan guna menyebarkan informasi kepada remaja sebaya sehingga tidak terjadi lagi kesenjangan di antara mereka. Yakita juga membuat program keterampilan hidup dan pemulihan di lembaga pemasyarakatan (Lapas) untuk Warga Binaan Lapas (WBL). Yakita memberikan pelatihan bagi para staf Lapas sehingga dapat diberdayakan dan memiliki informasi yang sama dengan para WBL. Program SINAR BNN EDISI IX/2011
31
Dok. Yakita
Dok. Yakita
LIPUTAN
Sukarelawan Yakita dari AYOMI, program pemuda yang diberdayakan Yakita, memainkan drama tentang narkoba di Banda Aceh
Joyce mengakui, program tersebut masih menghadapi tantangan. Pasalnya, lembaga pemasyarakatan di Indonesia sudah tergolong penuh sesak, sementara SDM yang menangani masih relatif kurang. Pada tahun 2003, sekitar 30% atau lebih dari tahanan masuk lapas karena membawa narkoba atau terlibat kejahatan terkait narkoba,
Dok. Yakita
pertemuan dilakukan seminggu sekali di Lapas, dilaksanakan oleh mantan pecandu yang sudah menjadi staf di Yakita dan juga mereka Peer dan relawan. Program ini dilakukan di seluruh kota tempat cabang Yakita berada: Banda Aceh, Lhokseumawe, Bogor (2 lapas), Semarang, Jawa Timur (3 lapas), Bali, Kupang (2 lapas), dan Jayapura.
Walikota Jayapura (ketujuh dari kiri) berkunjung ke Drop In Centre Yakita
32
SINAR BNN EDISI IX/2011
David, Joyce, dan tim Yakita berbagi informasi tentang narkoba dengan Gubernur NTT, BNNP, dan UNICEF
yaitu mencuri untuk mendapatkan uang demi membeli narkoba. Angka tersebut terus meningkat sehingga terjadi overcapacity. Tantangan utama saat itu termasuk kurangnya sumber daya untuk berbuat lebih banyak. Juga terjadi keterbatasan anggaran kesehatan karena secara mendadak terdapat lebih banyak orang yang harus ditanggung. Sementara itu, pelatihan tentang HIV/AIDS dan penyalahgunaan zat adiktif sangat jarang. “Kita perlu membantu WBL dengan isu-isu yang menantang kesehatan mereka. Direktorat jenderal pemasyarakatan sangat mendukung program kami, tetapi mereka juga memiliki keterbatasan dana, sumber daya manusia dan di berbagai propinsi, terbatas dalam keahlian. Para WBL tertarik karena kami membawa isu-isu baru yang belum banyak mereka ketahui,” Joyce menjelaskan.
LIPUTAN
Program lain yang tak kalah penting menjadi perhatian Yakita adalah pemberdayaan perempuan dan istri pecandu. Melalui program ini, Yakita mengadakan pelatihan terkait topik adiksi, pemulihan, kesehatan reproduksi, serta isu gender. Dengan program tersebut, mereka juga diberi kegiatan yang dapat memberikan nilai ekonomis untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. “Misalnya, mereka membuat masakan untuk dijual, menghasilkan berbagai kerajinan tangan seperti kaos sablonan dan sandal yang diberi merk Junkies,” kata wanita berkacamata ini.
Hasil karya peserta program pemberdayaan perempuan di Yakita
Indah Saraswati
Dok. Yakita
Itu Kehendak Tuhan Nama lengkapnya Joyce Siti Hanna Djaelani. Sejak kecil sudah tertarik pada isu-isu sosial. Orang tua Joyce kerap membicarakan isu-isu sosial ketika di rumah, dan tampaknya hal itulah yang di kemudian hari banyak mempengaruhi cara pandang hidupnya. Joyce kecil pun berharap kelak kehidupan yang ia jalani tak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk orang lain. Pada tahun 1994, dalam penerbangan menuju ke kantor PBB di New York untuk persiapan ICPD (International Conference on Population and Development), Joyce bertemu David Gordon, yang di kemudian hari menjadi suaminya. Saat itu, Joyce sudah bekerja untuk berbagai lembaga, di antaranya sebagai relawan di PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia), konsultan AIDS untuk PATH dan berbagai lembaga donor, membantu LSM memulai program AIDS mereka, bahkan ikut turun melatih dan membantu kegiatan penjangkauan pekerja seks di wilayah lampu merah. Pada tahun 1995, Joyce—ahli bidang kesehatan remaja, ke sehatan reproduksi, dan HIV/AIDS— menerima beasiswa di UCSF (University of California San Francisco) sebagai ilmuwan tamu. Sejak itulah Joyce dekat dengan David, ahli bidang pemulihan narkoba yang tinggal di California. Kebersamaan David dan Joyce dalam kegiatan kemanusiaan inilah akhirnya yang mengantarkan mereka berdua melakukan kegiatan mulia hingga sekarang. Joyce pun merasa yakin bahwa Yakita adalah kehendak Tuhan untuk mempersatukan mereka. “Pendirian Yakita untuk kebaikan yang lebih besar. Demi kepentingan yang lebih besar dibandingkan diri kami berdua. Kami menikah di akhir tahun 1995 dan David pindah ke Indonesia,” kenang wanita yang juga konsultan pelatih Drug Treatment Programe di Pakistan itu. Indah Saraswati
SINAR BNN EDISI IX/2011
33
LIPUTAN
Indonesia Membutuhkan Pusat Pemulihan
Dok. Yakita
Adiksi menjangkiti anak-anak remaja karena mereka masih muda dan ‘kaget mandiri’. Jauh dari orang tua dan seringkali lepas dari pengawasan membuat mereka lebih mudah terbawa arus negatif. Demikian dikatakan Joyce S H Djaelani Gordon, pendiri dan pemilik Yayasan Harapan Permata Hati Kita (Yakita) terkait mudahnya remaja tergoda narkoba.
Peserta pelatihan sehari tentang HIV/AIDS, adiksi, hepatitis, dan IMS yang digelar Yakita untuk staf Lapas Paledang, Bogor
B
agaimana sebenarnya persoalan narkoba, adiksi, r e h a b i l i t a s i , detoksifikasi, dan langkah strategis apa saja yang harus dilakukan guna membantu pecandu narkoba di Indonesia kembali hidup normal di masyarakat? 34
SINAR BNN EDISI IX/2011
Menjawab hal itu, berikut petikan wawancara Joyce kepada Indah Saraswati dari Majalah SINAR BNN: Bagaimana seharusnya peran orangtua terhadap anak terkait pencegahan pengaruh narkoba? Keluarga berperan besar bagi ketahanan seorang anak menolak
pengguna narkoba. Pola keluarga di masyarakat kita, anak-anak cenderung dimanja dan serba dimudahkan sejak kecil. Diberi semua yang dibutuhkan, dimanja oleh hadirnya pembantu rumah tangga, dan tidak mandiri serta tidak tegar. Saat mereka remaja dan 'dilepas' mandiri, mereka ingin mencari kemudahan terus-
LIPUTAN
Anda cukup mengetahui ihwal adiksi, bagaimana Anda memulai? Pada awalnya saya tidak tahu banyak tentang adiksi. Tetapi, melalui David, saya mulai melihat banyak anak muda yang kecanduan heroin. David awalnya menjadi relawan di sebuah Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) di Jakarta, sementara saya terus melakukan pekerjaan di bidang AIDS. Setiap kali kita berbicara tentang ancaman AIDS di kalangan muda
karena penggunaan narkoba, sebagian besar akan mengatakan bahwa Indonesia tidak perlu khawatir karena kita tidak punya banyak masalah narkoba. Dan prevalensi HIV di antara pekerja seks saat itu juga rendah. Saya rasa pandangan itu juga akan ada di otak saya jika saja saya tidak punya kontak langsung dengan para pecandu heroin saat itu. Pusat-pusat rehabilitasi sudah ada di Indonesia, tetapi masih dinilai kurang memadai. Pandangan Anda? Di Indonesia, ada beberapa pusat rehabilitasi, namun pada awalnya ketika Yakita didirikan, sebagian besar bergaris keras atau hanya mengajarkan agama, dan tidak melihat kecanduan dari perspektif psikologis dan kesehatan. Pendekatan di rumah sakit juga kebanyakan medis detoksifikasi dan banyak pecandu yang menyalahgunakan obat-obatan psikiatri dan menggunakannya bersama-sama dengan narkoba. Tidak ada program terapi komunitas
atau program pemulihan lainnya. Sebagian besar yang bekerja dengan pecandu tidak mengerti tentang HIV atau kesehatan reproduksi. Keluarga mengirimkan anak mereka ke pusat-pusat pemulihan di luar negeri. Indonesia merupakan negara besar, tetapi tidak ada pusat pemulihan dengan program pemulihan. Tidak ada yang memahami bahwa untuk bersih dari narkoba adalah satu hal, namun bertahan tetap bersih merupakan hal yang sama sekali berbeda. Tanpa pemeliharaan dan aftercare, juga orang tua yang tidak semakin pandai tentang adiksi anaknya ketika si pecandu pulang dari luar negeri, pecandu akan tergelincir ke dalam dunia lama lagi, dan lagi dan lagi. Sepulangnya mereka dari luar, para pecandu ini tidak punya teman yang mendukung mereka agar tetap bersih dari narkoba. Tidak ada program untuk menjaga mereka tetap bersih dari narkoba di tengah masyarakat. Melihat hal itu, kami merasa membutuhkan sebuah pusat Dok. Yakita
menerus, sehingga selalu mencari jalan pintas. mereka tidak tegar menghadapi realita hidup yang tak selalu memperlakukan mereka seperti keluarga mereka. Narkoba sering mereka anggap sebagai solusi mengatasi ketidaknyamanan tersebut. Adiksi sendiri merupakan p e n y a k i t ketidakmampuan untuk mengatasi ketidaknyamanan yang mereka rasakan. Orang tua seringkali menyalahkan anak saat mereka terkena adiksi narkoba. Padahal, kondisi keluargalah yang berpengaruh membentuk kepribadian anak. Pecandu tak hanya berasal dari keluarga broken home, tapi juga bisa berasal dari keluarga yang serba memberikan kemudahan. Jadi menurut saya, pendidikan dari keluarga sendiri sangat penting. Bukan hanya masalah agama, namun juga kemandirian, keterampilan membuat keputusan hidup yang tepat, juga pengetahuan mengenai narkoba. Mulai dari jenis hingga dampaknya, semua perlu mereka ketahui. Jadi sebelum mereka terjun ke lingkungan, mereka sudah terbentengi dengan ilmunya.
Program Location Map Yakita SINAR BNN EDISI IX/2011
35
LIPUTAN
pemulihan di Indonesia, yang juga menangani HIV/AIDS, kesehatan reproduksi, isu gender, dan banyak masalah lain yang berhubungan dengan penyalahgunaan narkoba dan adiksi. Semua ini adalah bagian paket masalah pecandu, dan semuanya penting serta saling terkait.
Indah Saraswati
Kecanduan narkoba, kriminalitas dan kematian seolah beriringan. Satu hal saja, bagaimana program detoksifikasi mampu mengantarkan pecandu menjauhi narkoba? Memang, jika seseorang menggunakan narkoba (atau alkohol), dia juga mulai mengalami masalah dengan seks, kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksual. HIV, Hepatitis C dan virus darah lainnya dijamin akan mulai memasuki hidup mereka jika mereka tidak berhati-hati, terlebih jika mereka menyuntik. Uang juga akan mulai menjadi masalah karena menggunakan
Brosur yang digunakan Yakita dalam menyebarkan informasi mengenai bahaya narkoba, HIV/AIDS, Tuberculosis, dan lainnya
36
SINAR BNN EDISI IX/2011
narkoba membutuhkan banyak uang. Jika uang tidak ada, maka mereka akan berbohong, menipu, mencuri, dan umumnya beralih ke kriminalitas, dan akhirnya, kekerasan. Kekerasan dalam rumah tangga akan umum terjadi. Pecandu juga akan berakhir di lapas, rumah sakit jiwa atau mati. Membersihkan mereka dari obat tidak selalu menyembuhkan luka psikologis pada pecandu dan keluarga atau mengubah cara keluarga berinteraksi satu sama lain. Detoksifikasi tidak mengubah teman-teman pecandu dan cara berpikir mereka. Pemulihan berarti berurusan dengan semua ini dan memper timbangk an beragam masalah ini. Pemulihan lebih dari sekadar bersih narkoba. Ini tentang memperbaiki kehidupan pecandu dan bagaimana ia berurusan dengan dunia. Pemulihan bukan hanya cuma memperoleh tubuh bersih
narkoba, karena hal itu fisik semata. Ini juga termasuk pemulihan mental, emosional, dan spiritual. Korban narkoba semakin bertambah, langkah apa yang seharusnya dilakukan oleh pihak terkait di Indonesia? Indonesia membutuhkan pusat pemulihan. AIDS akan menghantam keras seperti yang terjadi di New York, California, dan banyak daerah lain yang bermasalah dengan penyalahgunaan narkoba dan adiksi. Kita membutuhkan pusat untuk mengajar orang lain mengenai pemulihan. Karena tidak ada orang lain yang melakukan itu, kami harus melakukannya. Ada beberapa orang yang juga mulai memahami apa yang kami lakukan. Kami tahu bahwa jika tidak ada yang melakukan sesuatu, maka HIV di antara pengguna narkoba suntik akan mencapai lebih dari 10%. Dan pada saat itu akan sangat te r l a m b at b a gi negara manapun untuk menghindar i epidemi umum karena pengguna narkoba suntikan bukanlah kelompok yang terisolasi. Mereka memiliki pasangan seks yang tidak harus suntik pengguna narkoba. Dan jika mereka berbagi jarum, HIV dan Hepatitis C akan menyebar begitu cepat di antara mereka sendiri, di samping pasangan seksual mereka. Berikutnya, anak-anak mereka juga akan terinfeksi.
LIPUTAN
Terkait kehadiran Yakita, bagaimana Anda memulai? Pada tahun 1996, para pecandu yang baru keluar dari RSKO dan ingin bertahan bersih dari narkoba, mulai banyak yang datang ke rumah kami. Umumnya untuk berbincang tentang pemulihan mereka. Kami akhirnya mengenal orangtua mereka, dan mulai melakukan advokasi dengan membuka sebuah pusat pemulihan di Indonesia. David dan saya pun tak keberatan para pecandu datang ke rumah kami. Tetapi, kami benarbenar membutuhkan sebuah yayasan sebagai landasan kerja. Tahun 1997, kami membantu orang lain membuka pusat pemulihan. Tetapi mereka enggan berbicara tentang AIDS atau menawarkan tes HIV/AIDS. Akhirnya kami membuka Yakita pada bulan Mei 1999 bersama beberapa
orangtua pecandu yang sudah pulih. Kami mengajarkan tentang AIDS di Yakita dan menawarkan tes kepada klien di pusat pemulihan. Kini, Yakita menjalin bekerjasama dengan Dinas Kesehatan serta RS PMI, untuk obat-obat HIV dan perawatan terkait HIV. Yakita mempunyai dokter praktek di Drop In Center yang berlokasi di Jalan Haur Jaya, Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat. Kendala apa yang Anda hadapi ketika membangun Yakita? Pada umumnya, masyarakat kita yakin bahwa adiksi dan HIV bukan masalah. Itu menjadi kendala paling penting. Lembaga donor tidak percaya HIV akan jadi masalah di antara pecandu atau pecandu merupakan masalah di Indonesia. Jadi kami harus mengumpulkan sumber daya kami sendiri. Pecandu
Dok. Yakita
Selain itu, saya melihat Indonesia sebagai negara yang membutuhkan pusat pemulihan nyata. Pecandu tidak hanya perlu detoksifikasi fisik tetapi juga ‘detoks’ mental, emosional dan spiritual. Program yang memungkinkan mereka mampu berpikir kembali dan dapat membuka pikiran mereka, sehingga mereka bisa kembali ke jalur hidup atas kehendak sendiri. Yang dicari adalah ‘jarum’ yang cukup panjang untuk dapat menyentuh relung hati terdalam dan inti jiwa seorang pecandu. Dan untuk keluarga, perlu mendukung dengan memahami apa yang dimaksud dengan adiksi. Mereka tidak bisa hanya menakuti pecandu agar berhenti, dan tidak hanya cukup mengasihi mereka sampai berhenti. Mereka harus tegas, tapi lembut.
Selain membatu orang lain, Joyce S H Djaelani Gordon juga sosok penyayang binatang
tidak mendapat simpati sama sekali karena sebagian besar orang cenderung melihat dari perspektif moral. Dan orang-orang tidak peduli sampai kehidupan mereka disentuh langsung oleh keluarganya. Mereka sendiri juga terpengaruh. Jadi itulah kesulitan terbesar kami. Orang suka kampanye anti narkoba. Kampanye lebih mudah untuk dilakukan dan memperoleh perhatian cepat. Tapi, membantu pecandu untuk bisa hidup bersih narkoba adalah urusan yang lain. Merupakan pekerjaan 24 jam. Saat itu, sulit menemukan orangorang yang punya latar belakang pemulihan dan berpengalaman dalam pemulihan narkoba, karena termasuk bidang baru di sini. Kami harus melatih staf kami sendiri. Jadi, kami menciptakan 6 bulan program pemulihan dasar, diikuti dengan program 6 bulan pelatihan konselor sebaya untuk pecandu, dan program latihan kerja 6 bulan. Jika sudah menyelesaikan program selama 18 bulan, mereka memenuhi syarat untuk menjadi staf kami. Saya juga mulai menerjemahkan Alcoholics Anonymous ke bahasa Indonesia sebagai cara untuk membantu saya belajar tentang program 12 Langkah. Alasan kami memilih program khusus ini adalah karena literatur sudah ada, gratis, dan tersedia secara global. Tapi program Yakita bukan hanya 12 langkah, karena kita juga bicara tentang psikologi, pemulihan, masalah kesehatan, isu gender dan isu lainnya. Pecandu dalam program kami mendapatkan sekitar 5—8 jam sehari dalam kelompok, terapi belajar dan sesi. Yakita lebih mirip sekolah bagi para pecandu. SINAR BNN EDISI IX/2011
37
Dok. Yakita
LIPUTAN
Yakita beserta tim relawan Cordia dalam pelatihan 4 bulan dibawah naungan CaritasJerman untuk membantu Cordia membuka pusat rehabilitasi pecandu di Medan
Bagaimana dengan ‘memanfaatkan’ pecandu yang sudah berhasil Anda sembuhkan? Pecandu yang sudah pulih perlu menjadi bagian dari solusi untuk jangka panjang masalah ini juga. Mereka tahu dunia adiksi jauh lebih baik dibanding orang lain karena mereka pernah mengalaminya sendiri. Karena itu, penting untuk melibatkan mereka. Dan membuka Yakita merupakan cara terbaik untuk membuat mereka terlibat dalam pemulihan mereka sendiri serta membantu orang lain pulih dari kecanduan. Bersatu mereka bisa tegak, terpisah mereka akan terhuyung-huyung. Kita tak bisa bayangkan apa yang akan terjadi pada generasi muda kita jika kita membiarkan penyalahgunaan narkoba terus berlangsung. Selain itu, sekali melakukan penyalahgunaan dan terjadi adiksi, di negara manapun itu, maka masalah ini akan terus muncul. Penyalahgunaan narkoba
38
SINAR BNN EDISI IX/2011
akan berubah berdasarkan tren, tapi masalah tidak akan pergi begitu saja hanya. Itu mustahil. Cukup kita melihat ke negara-negara maju. Mereka lebih canggih, tapi penyalahgunaan narkoba masih terus berkembang. Akan naif jika kita berpikir bahwa kita benar-benar dapat memberantas penyalahgunaan dan adiksi narkoba. Bantuan harus tersedia secara lokal. Dan kita harus mampu memberikan yang terbaik untuk membantu mereka kembali ke jalur kehidupan. Dan ini, bukan pekerjaan mudah. Indonesia mencanangkan bebas narkoba pada 2015, pandangan Anda? Seringkali kerusakan sudah terlalu jauh dan terlalu dalam. Oleh karena itu, saya kurang optimis dengan program pencanangan tersebut. Melihat kondisi yang ada saat ini, rasanya terlalu muluk menuju bebas dari narkoba tahun 2015. Namun saya menaruh harapan besar agar pemerintah lebih menaruh perhatian yang serius mengenai penanganan pecandu narkoba ini. Kehadiran Yakita tentu sangat diharapkan semua pihak. Langkah strategis apa saja yang Anda Lakukan? Kami memulai Yakita di Bogor, tetapi sekarang telah berkembang di 7 provinsi lain, dengan total 13 kantor. Kami sekarang ingin menstabilkan organisasi dan meningk atk an keterampilan penggalangan dana lokal sehingga bisa berkelanjutan dengan program inti kami di semua tempat.
Kami juga berencana meningkatkan Drop In Center untuk menjadi klinik bagi pecandu dan keluarga mereka, karena pecandu mampir untuk pertemuan kelompok dukungan diri, kelas peningkatan kapasitas, sesi keterampilan hidup, sesi gender, dan lainnya. Kini, kami sudah memiliki dokter yang membantu pecandu yang datang ke Drop In Center. Kami juga ingin melanjutkan mewujudkan klinik kesehatan ramah remaja di Aceh yang awalnya dikembangkan dengan Aceh Partnership in Health, melibatkan University of Melbourne. Kami juga berupaya meningkatkan pendapatan untuk perempuan marjinal, sebagian besar perempuan dalam pemulihan dan pasangan pecandu dan WBL, beberapa di antaranya HIV positif. Kami juga ingin meng-upgrade kampus kami di kantor pusat di Ciawi, Jawa Barat dan membangun sebuah pusat pelatihan. Kami percaya, jika kita punya fasilitas pelatihan dan bisa disewakan, maka ini bisa menjadi cara mendukung operasi dasar yayasan. Pelatihan di pusat Yakita memungkinkan trainee berinteraksi dengan pecandu dalam pemulihan. Ini tentu akan jauh lebih baik dilihat dari sudut pengalaman bagi orang yang dilatih, dibanding latihan di sebuah hotel. Jika kami memiliki fasilitas pelatihan yang baik, maka juga akan lebih mudah bagi kami untuk menjual paket pelatihan ke seluruh Asia. Kami telah melatih banyak negara di Asia Selatan dengan UNICEF, baik di kantor pusat Yakita maupun juga di Vietnam. Kami memiliki kapasitas, tetapi kami membutuhkan fasilitas yang lebih baik. Indah Saraswati
LIPUTAN
Joyce: Saya Suka Membantu Orang Lain
SINAR BNN EDISI IX/2011
Indah Saraswati
Pertama kali menjadi relawan yaitu pada saat saya berada di tahun ketiga Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, tahun 1985. Ketika itu, salah satu dosen mengajak saya menjadi sukarelawan di layanan hotline Sahabat Remaja, sebuah proyek di bawah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Saya langsung jawab, ya. Saya pikir ada baiknya sekalian menerapkan ilmu psikologi yang saya pelajari untuk membantu remaja secara langsung. Sejak itu saya terus menjadi relawan selama satu dekade. Tahun 1989, pada usia 25, saya diminta duduk sebagai anggota pengurus panitia pengarah program. Menjadi anggota pengurus termuda, memberikan alasan bagi saya untuk belajar banyak dari anggota pengurus yang lebih tua. Bekerja pada isu-isu sosial menjadi bagian dari hidup saya. Saya tak pernah memiliki rencana kehidupan. Saya hanya ingin memiliki kehidupan yang berarti dan penuh arti. Saya hanya mengikuti apa pun yang terletak di depan saya selama bisa membantu orang lain. Saya percaya apa pun tantangan yang ada di depan saya adalah cara Tuhan untuk mengatakan bahwa saya harus melakukan ini. Saya percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan sesuatu yang tidak bisa kita tangani. Rencana saya sekadar untuk terlibat dalam sesuatu yang dapat saya lakukan dengan baik dan suka hati. Suatu pekerjaan dengan manfaat tambahan yang bisa membantu orang lain. Jika Anda melakukan apa yang Anda sukai, bekerja akan sama rasanya seperti bermain, dan Anda akan dapat menikmatinya. Dan jika apa yang Anda sukai, membawa kebahagiaan kepada orang lain selain diri sendiri, hal itu akan menjadi pekerjaan sempurna, bukankah begitu? Cinta, bekerja, bermain berada dalam harmoni. Menyedihkan bagi orang yang bekerja di bidang yang tidak mereka cintai, dari pukul 9 pagi hingga 5 sore sepanjang hidup mereka. Ada kesan terpaksa. Saya rasa orangtua saya merupakan panutan dalam hidup saya. Ibu saya seorang perempuan yang sudah teremansipasi dan ayah adalah orang yang lembut. Mereka suka membantu orang, dan mereka memberikan contoh bagi kita, anak-anak mereka, dalam banyak hal melalui kehidupan sehari-hari. Ibu saya sangat percaya bahwa seorang wanita bisa melakukan apa saja bila mau, dan bahwa orang bisa menjadi apapun bila mereka berusaha keras. Dalam kamusnya, tak ada kata tidak bisa. Yang ada hanya kamu belum mencoba. Dan jika berusaha kemudian gagal, coba lagi sampai berhasil. Dia membenci kata ‘tidak bisa’. Ketika ibu saya meninggal pada tahun 1981 pada usia ke 58, saya baru 15 tahun. Ayah saya meninggal 5 tahun kemudian pada 1986. Tetapi mereka berhasil meninggalkan banyak nilai kepada anak-anak mereka. Nilai terkuat yang ditanamkan adalah: bantu orang lain, tegas pada keyakinan, jadilah orang yang mandiri, dan jangan katakan tidak bisa. Indah Saraswati
39
INFO
Mengenal Therapeutic Community
I
erin-occupationaltherapy.blogspot.com
Apa itu Therapeutic Community (TC)? Mungkin tak semua orang mengetahuinya. TC merupakan jenis terapi terhadap pecandu narkoba yang salah satunya dilakukan oleh Unit Pelayanan Teknis Terapi dan Rehabilitasi (UPT T&R) BNN di Lido, Bogor, Jawa Barat.
TC lahir dari munculnya kelompok kecil yang saling membantu dan mendukung proses pemulihan yang pada awalnya sangat dipengaruhi oleh gerakan alcoholic anonymous
40
SINAR BNN EDISI IX/2011
stilah TC diciptakan oleh Thomas Main dalam makalahnya pada 1946, yaitu “Rumah sakit sebagai lembaga terapi”, yang kemudian dikembangkan oleh Maxwell Jones, RD Laing di Asosiasi Philadelphia, David Cooper, dan Yosua Bierer. Di bawah pengaruh mereka dan dikombinasikan dengan kritik sistem kesehatan mental yang ada, serta pengaruh sosiopolitik yang meresap di dunia psikiatri menjelang akhir Perang Dunia Kedua, konsep TC mendominasi bidang psikiatri rawat inap sepanjang tahun 1960. TC sendiri pada awalnya sangat dipengaruhi oleh gerakan alcoholic anonymous. Metode TC diadopsi dari konsep Timur, namum dikembangkan di New York, Amerika Serikat. Konsep ini kemudian diterapkan di lebih dari 20 negara, diantaranya Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Australia, dan Indonesia, serta negaranegara di Eropa. Namun, terapi berbasis komunitas yang diterapkan di tiap-tiap negara tersebut agak berbeda lantaran disesuaikan dengan model kultur dan budaya yang ada di masing-masing negara.
INFO
TC merupakan salah satu program yang diterapkan dalam proses rehabilitasi penyalahguna narkoba di Malaysia
Berdasarkan jurnal penyalahgunaan narkoba (UNDPC, 1990), Therapeutic Community memiliki tingkat keberhasilan sebesar 80%, dengan indikator si penyalahguna berhasil bertahan pada kondisi bebas zat (abstinensia) dalam waktu lebih lama, dengan catatan residen tersebut mengikuti seluruh tahapan hingga selesai. Oleh karena itulah metode ini dipertimbangkan oleh Depertemen S osial guna mengembangk an pelayanan dan rehabilitasi sosial. Dalam model rehabilitasi TC, residen akan menjalani tiga tahapan, yaitu primary stage, re-entry stage, dan aftercare. Yang disebut pertama merupakan tahapan program rehabilitasi sosial dimana residen ditempa untuk memiliki stabilitas fisik dan emosi. Residen juga dipacu motivasinya untuk melanjutkan tahap terapi selanjutnya.
mendapatkan sanksi. Pada tahapan ini, residen boleh dikunjungi oleh orang tua atau keluarga selama satu kali dalam 2 minggu. Pertemuan residen dan keluarga ini juga didampingi oleh relawan sosial dan senior di program TC. Selain itu, residen boleh menerima telepon, tetapi didampingi oleh residen senior atau relawan. b. Middle peer Pada tahap ini, residen sudah harus bertanggung jawab pada sebagian pelaksanaan operasional panti atau lembaga, membimbing younger member dan residen yang masih dalam proses orientasi. Pada tahap middle peer residen bisa menerima telepon tanpa pendamping, meninggalkan panti didampingi orang tua dan senior secara bertahap dari mulai 4 jam hingga 12 jam. Pada tahap ini, residen bisa berperan sebagai buddy (pendamping ) bagi residen yang baru masuk.
c. Older member Pada tahap ini, tanggung jawab residen semakin besar, karena ia harus memikirkan staf, seluruh operasional panti, dan memiliki tanggung jawab pada residen junior. Jika residen ini melakukan kesalahan, maka sanksi yang dikenakan padanya tanpa toleransi. Namun di sisi lain, residen pada tahap ini boleh meninggalkan panti selama 24 jam dengan pendampingan keluarga dan senior. Setelah melewati tahapan awal dan evaluasi, maka jika dinyatakan lulus residen berhak masuk ke tahap lanjutan.
Kegiatan primary Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap primary stage. Sebut saja morning meeting, encounter group, static group, PAGE (Peer Accountabillity Group Evaluation), haircut, weekend wrap up, dan learning experiences. Yang disebut pertama
Primary stage Primar y stage ber langsung selama 6—9 bulan. Para residen akan menjalani tahapan sebagai berikut: a. Younger member Pada tahap ini, residen mengikuti program dengan proaktif. Residen wajib mengikuti aturan-aturan yang ada dan jika melanggar akan
Odyssey House Louisiana didirikan pada 1973 sebagai fasilitas perawatan penyalahgunaan narkoba dan sebagai Therapeutic Community pertama di New Orleans, Amerika Serikat SINAR BNN EDISI IX/2011
41
dilakukan setiap pagi oleh para residen. Bentuk kegiatannya adalah forum untuk membangun nilai dan sistem kehidupan yang baru berdasarkan filosofi TC. Dalam morning meeting, residen membacakan filisofi yang tertulis, memberikan pernyataan pribadi, mengemukakan konsep hari ini, mendapatkan nasehat atau peringatan, mendapatkan pengumuman yang berkaitan dengan kepentingan bersama, dan juga menjalani permainan. Tujuan dari kegiatan tersebut antara lain untuk mengawali agar hari tersebut jauh lebih baik, meningkatkan kepercayaan diri, melatih kejujuran, mengindentifikasi perasaan, dan menanggapi isu dalam rumah residen yang harus diselesaikan. Dalam sesi encounter group, residen diberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan marah, sedih, kecewa, dan lain-lain. Setiap residen berhak menuliskan di atas secarik kertas yang berisi ungkapan kekesalan, kekecewaan, atau kemarahan yang ditujukan pada orang tertentu. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan sekali seminggu dengan durasi 2 jam. Acara ini biasanya ditutup dengan hal-hal yang sifatnya rileks. Tujuan encounter group adalah untuk membangun komunitas yang sehat, menjadikan komunitas personal yang bertanggung jawab, berani mengungkapkan perasaan, membangun kedisiplinan, dan meningkatkan tanggung jawab. Static group adalah bentuk kelompok yang bertujuan untuk 42
SINAR BNN EDISI IX/2011
bjmplaoag.blogspot.com
INFO
Dalam morning meeting, residen membacakan filisofi yang tertulis, memberikan pernyataan pribadi, mengemukakan konsep hari ini, mendapatkan nasehat atau peringatan, mendapatkan pengumuman yang berkaitan dengan kepentingan bersama, dan juga menjalani permainan
mengubah perilaku dalam TC. Kelompok ini membicarakan tentang berbagai isu dalam kehidupan seharihari dan kehidupan yang sudah lalu, yang tujuannya untuk membangun kepercayaan antar sesama residen, membangkitkan percaya diri, dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. Pada segmen PAGE (Peer Accountabillity Group Evaluation), residen mendapatkan kesempatan untuk memberikan satu penilaian positif dan negatif dalam kehidupan sehari-hari terhadap sesama residen. Dalam kelompok ini tiap residen dilatih meningkatkan kepekaan terhadap perilaku komunitas. Residen dikelompokan sesuai statusnya, yang mana setiap anggotanya terdiri dari 10 hingga 15 orang. Dalam sesi ini, setiap anggota akan membahas baik
buruk perilaku seorang residen dalam kelompok. Haircut adalah kegiatan dimana residen yang melakukan kesalahan secara berulang-ulang akan diberikan sanksi. Para petugas akan menunjukkan rasa kecewa akan kesalahan yang diperbuat oleh residen. Petugas mengekspresikan kekesalan ini dengan menaikkan volume suara dan menatap dengan tajam. Sementara weekend wrap up adalah dimana para residen diberikan kesempatan untuk membahas apa saja yang dialami selama satu minggu. Kelompok ini terfokus pada residen yang mendapatkan kelonggaran untuk keluar bersama keluarga ataupun teman angkatannya. Learning experiences adalah bentuk sanksi yang diberikan setelah menjalani haircut, family haircut, dan general meeting. Tujuan dari fase ini
INFO
adalah agar residen bisa belajar dari pengalaman sehingga mereka bisa mengubah perilaku.
Re-entry stage Re-entry stage adalah tahapan program rehabilitasi dimana residen mulai memantapkan kondisi psikologis dalam dirinya, mendayagunakan nalarnya, dan mampu mengembangkan keterampilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap primer, yang tujuannya untuk mengembalikan residen ke dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Re-entry stage dilaksanakan selama 3 hingga 6 bulan. Re-entry stage mencakup orientasi, fase A, B, dan C. Yang disebut pertama adalah tahap penyesuaian residen dengan lingkungan re-entry. Pada masa orientasi ini, residen didampingi oleh buddy (pendamping) yang ditunjuk oleh staf. Selama masa orientasi residen tidak boleh meninggalkan panti, dan tidak berhak mendapatkan uang jajan, bertemu orang tua, dan bisa mendapatkan sanksi berupa tugas-tugas pekerjaan rumah. Pada fase A, residen sudah mendapatkan hak-haknya seperti uang jajan setiap minggu, kunjungan orang tua setiap waktu, izin pulang dua minggu sekali selama satu malam, dan boleh beraktivitas di luar panti bersama residen lainnya. Tahap ini dijalani selama kurang lebih 1,5 hingga 2 bulan. Tujuannya agar si residen terlatih untuk menghadapi masalah dalam keluarga dan memecahkannya, serta melatih kemampuan residen dalam mengatur waktu dan uang.
Dalam fase B, residen boleh melakukan aktivitas di luar seperti les, kuliah, atau bekerja. Selain itu, residen juga berhak mendapatkan tambahan uang saku yang sesuai dengan kebutuhannya, dan memperoleh izin untuk menginap 2 malam dalam dua minggu, yaitu pada Jumat, Sabtu, dan Minggu. Tujuan fase ini adalah agar residen bisa mengimplementasikan rencana yang dibuat pada fase A, sehingga bisa mencapai karir dan tujuan kehidupan. Sementara pada fase C, residen boleh pulang dengan lebih leluasa, artinya ia bisa memilih hari bukan hanya di akhir pekan seperti pada fase sebelumnya. Selain itu, residen bahkan diperbolehkan pulang hingga satu pekan (tergantung dari penilaian staf). Jika residen sudah melewati fase A hingga C, maka yang bersangkutan ak an mendapatk an konseling perorangan untuk menentukan apakah residen bisa resosialisasi ke masyarakat atau tidak.
Kegiatan re- entry Sama dengan primary, re-entry juga memiliki beberapa kegiatan. Berikut adalah kegiatannya: a. Group re-entry, adalah wadah untuk menempa residen menjadi pribadi yang memiliki sikap dan perilaku yang lebih baik. b. Treatment, terdiri dari: t Allowances/uang saku Residen akan mendapatkan kepercayaan untuk memegang uang dalam jumlah tertentu untuk kepentingan sehari-hari. Di luar kepentingan, residen bisa meminta uang tambahan pada konselor.
t Task Dalam re-entry, residen yang melakukan kesalahan bisa mendapatkan sanksi, namun tidak seperti sanksi yang dikenakan pada tahap awal. Sanksi yang diterima tidak terlalu berat. t Home leave/business pass Residen bisa meninggalkan TC dengan tujuan agar bisa lebih dekat dengan keluarga. t Spiritual Dalam re-entry, ada kelas keagamaan setiap harinya. Bagi yang beragama Islam juga ditekankan untuk selalu menjalani sholat lima waktu. t Counseling Pada tahap ini, residen akan menemukan banyak konseling, karena para residen akan menghadapi banyak masalah baru. Karena itulah peran konselor cukup vital karena konselor akan memberikan sudut pandangnya pada residen mengenai masalah yang dihadapi oleh si residen t Les, kuliah, atau bekerja Para residen boleh melakukan tiga hal di atas, sehingga mereka bisa kembali ke dunia nyata dan bisa bersosialiasasi dengan lingkungan. Dengan kegiatan di atas residen bisa meningkatkan kompetensi dirinya di luar sehingga bisa menjadi bekal dalam kehidupan di masa yang akan datang. t Time management Di dalam re-entry waktu senggang b a ny a k s e k a l i d i t e m u k a n . Karena itulah, residen harus SINAR BNN EDISI IX/2011
43
INFO
bisa mengelola waktu yang ada dengan maksimal setiap harinya. Residen harus bisa menunjukan inisiatifnya sendiri untuk memanfaatkan waktu luang yang ada.
t Night entertainment Untuk menguatkan mental residen, staf memperbolehkan residen untuk ke luar ke tempat hiburan, namun dalam pengawasan staf atau keluarga.
t Request Residen berhak meminta barangbarang yang mereka inginkan atau perlukan. Namun staf tidak bisa begitu saja mengabulkan permintaan mereka karena tetap harus disaring.
t Home leave Residen boleh meninggalkan tempat TC dan pergi bersama teman, namun tetap sebelumnya ada kesepakatan dari pihak kelompok. Yang kedua, residen boleh request menelpon teman dengan persetujuan dari staf dan orang tua. t Business pass Residen boleh keluar selama 1 hari tanpa menginap untuk memenuhi keperluannya, seperti mengurusi masalah les, kuliah, pesta pernikahan, atau keperluan lainnya. t
Leisure time Waktu luang yang ada di tempat rehab bisa dimanfaatkan untuk aktivitas positif seperti membaca koran, olahraga, menulis, dan lainnya.
t Outdoor sport Kegiatan olahraga bersama-sama yang dilakukan di luar panti dan didampingi oleh staf atau residen senior. t Static outing Bersama dengan para konselor, kelompok kecil dalam tahap reentry (2—5 residen) melakukan kegiatan di luar panti yang tujuannya untuk mempererat hubungan antara satu sama lain.
Aftercare Setelah para residen lulus dari tahap di atas, maka mereka bisa melanjutkan dalam program aftercare atau bimbingan lanjutan. Yaitu suatu program yang terdiri dari berbagai macam intervensi, pelayanan, dan asistensi yang disediakan untuk recovery yang merupakan kelanjutan dari program primer atau primary treatment, yaitu primary stage dan reentry programe. Aftercare ditujukan bagi para eks residen atau alumni. Program ini dilaksanakan di panti dan diikuti oleh semua angkatan di bawah pengawasan dari staf re-entry. Tujuan program ini adalah agar para alumnus TC memiliki tempat atau kelompok yang sehat agar mengerti tentang dirinya serta mempunyai lingkungan yang positif. Budi Kurniapraja
www.basobasri.files.wordpress.com
Sumber : Buku Modul Metode Therapeutic Community
Dalam re-entry, ada kelas keagamaan setiap harinya. Bagi yang beragama Islam juga ditekankan untuk selalu menjalani sholat lima waktu.
44
SINAR BNN EDISI IX/2011
INFO
Tingkat Penyalahgunaan Narkoba
misswhatever87.blogspot.com
Tak kenal maka tak sayang. Oleh karenanya alangkah baiknya jika kita mengenal beberapa istilah yang berkaitan dengan konsep tingkat penyalahgunaan narkoba. Berikut adalah tahapannya: 1. Abstinence , yaitu periode, dimana seseorang tidak menggunakan narkoba sama sekali untuk tujuan rekreasional 2. Social use, periode di mana seseorang sudah mulai mencoba narkoba untuk tujuan rekreasional namun tidak berdampak pada kehidupan sosial, financial, dan juga medis si pengguna. Artinya si pengguna ini masih bisa Pada tahap severe addiction, pecandu sudah berani melakukan tindakan mengendalikan kadar penggunaan kriminal narkoba tersebut. 3. Early problem use, artinya periode dimana individu sudah menyalahgunakan zat adiktif dan perilaku penyalahgunaan sudah menimbulkan efek dalam kehidupan sosial si penyalahguna seperti malas sekolah, bergaul hanya dengan orang-orang tertentu, dan lainnya. 4. Early addiction adalah kondisi si pecandu yang sudah menunjukkan perilaku ketergantungan baik fisik maupun psikologis, dan perilaku ini mengganggu kehidupan sosial yang bersangkutan. Si pecandu sangat sulit untuk menyesuaikan dengan pola kehidupan normal, dan cenderung melakukan hal-hal yang melanggar nilai dan norma yang berlaku. 5. Severe addiction adalah periode seseorang yang hanya hidup untuk mempertahankan kecanduannya dan sudah mengabaikan kehidupan sosial dan diri sendiri. Pada titik ini, si pecandu sudah berani melakukan tindakan kriminal demi memenuhi kebutuhan konsumsi narkoba. Masalah kecanduan narkoba sangatlah kompleks. Seperti penjelasan di atas, jika tingkat kecanduan sudah mencapai severe addiction, maka bisa dibayangkan, kehidupan seseorang sudah sangat jauh dari normal dan seolah sudah tak berarti. Itu karena si pecandu hanya memikirkan ketergantungannya tanpa berpikir panjang tentang hidupnya. Menanggapi masalah kecanduan yang begitu parah, pemerintah dalam hal ini BNN dan juga instansi lainnya tidak tinggal diam. BNN telah menyediakan fasilitas rehabilitasi untuk memulihkan para pecandu narkoba seperti di UPT T&R BNN di Lido, Bogor, Jawa Barat. Budi Kurniapraja Sumber : Buku Modul Metode Therapeutic Community
SINAR BNN EDISI IX/2011
45
LIPUTAN
Pemain Sepakbola VS Narkoba Gaya hidup pemain sepakbola yang notabene olahragawan ternyata belum tentu baik. Hal ini ditunjukkan oleh para pemain Premier League Inggris. Dulu pernah terbongkar adanya pesta seks dan judi. Kini, televisi Channel 4, seperti ditulis Kompas.com mengungkapkan, sejumlah pemain Premier League juga doyan menggunakan kokain.
46
SINAR BNN EDISI IX/2011
www.dapurbola.com
C
h a n n e l 4 m elakukan i nve s t i g a s i t e r k a i t penggunaan narkoba dan obat terlarang di kalangan pemain salah satu liga bergengsi ini. Hasilnya? Banyak nama pemain yang positif menggunakan kokain dan ganja yang didapatkan dari uji urine mereka. Namun, selama ini nama mereka dirahasiakan oleh persatuan sepak bola Inggris, Football Association (FA), dan klubnya masing-masing, seperti yang ditulis oleh The Sun dan Guardian. Contohnya adalah Garry O’Connor, mantan pemain Birmingham City yang kini bermain untuk klub Skotlandia, Hibernian. O’Connor disebut sebagai pemain yang dijual dengan harga jutaan poundsterling, tetapi klub lamanya tidak memberi tahu hasil tes urinenya kepada Hibernian. Channel 4 juga sudah mengantongi puluhan nama pemain Premier League lain yang diketahui positif menggunakan kokain dan ganja. Selain
Sepakbola juga diracuni narkoba
itu, tim investigasi juga mengklaim telah menemukan fakta bahwa sekitar 240 tes terhadap penggunaan narkotika dan obat terlarang pernah dibatalkan dalam kurun waktu April 2007 hingga Agustus 2010 karena kedatangan para pejabat klub turun langsung menemui para pemain. Investigasi juga menemukan dokumen yang menyatakan bahwa tiga mantan pemain Inggris yang
sudah mendunia serta salah satu pemain asal Skotlandia telah menjalani pemeriksaan oleh aparat, setelah hasil tes urine mereka menunjukkan kadar testosteron yang tidak lazim. Namun, keempatnya kemudian dibebaskan dari kasus ini. David Howman dari Badan Antinarkotika Dunia meminta FA lebih terbuka tentang pengujian obat terlarang dan narkotika yang
LIPUTAN
www.cclyu.blogspot.com
tahun 1990-an. Kurus ditangkap oleh pihak kepolisian, pada April 2000, bersama pemain sepakbola lainnya, Kuncoro dan Mursyid Effedi. Agus Wiryo, mantan bek sayap Arema Malang juga pernah dikaitkan dengan narkoba. Agus terjaring saat ada razia narkoba di Malang pada Mei 2003. Saat ditangkap, Agus ditemani seorang wanita. Karena tak ada bukti yang memberatkan, Agus dilepaskan. Kasus ini sempat mencoreng nama besar Arema Malang. Merasa tak enak hati, dua hari setelah penangkapan Agus tak lagi memperkuat Singo Edan alias mengundurkan diri.
sudah dilakukan kepada para pemain. Sementara itu, FA justru bersikeras tetap merahasiakan nama-nama pemain lainnya.
Sepakbola Indonesia
www.lintas21.blogspot.com
Sejatinya dunia sepak bola Indonesia juga pernah tercoreng k a re n a b e b e r a p a p e m a i n ny a terlibat narkoba. Sebagian dari mereka mengaku menggunakan
Kenikmatan narkoba sesaat akan mampu hancurkan prestasi yang telah ditoreh
bahan terlarang tersebut untuk meningk atk an stamina dalam bertanding. Salah satu pemain sepak bola I ndonesia, seper ti dilansir oleh the-jakmania.blogspot. com, mengaku lebih dari separuh pemain Liga Indonesia pada 1999 menggunakan sabu. Menurutnya, menggunakan sabu sudah biasa di kalangan pesepakbola. Beberapa pemain yang sempat terseret ke dalam lembah hitam narkoba adalah Kurniawan Dwi Yulianto. Pria kelahiran Magelang ini pernah bermain untuk PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, Persitara Jakarta Utara, PSMS Medan, dan Persela Lamongan. Kurniawan juga pernah memperkuat tim Sarawak FC Malaysia. Pemain sepakbola yang akrab dipanggil Kurus ini mengonsumsi narkoba pada akhir
www.gadogado.ce.ms
Klub Premier League yang dicurigai pemainnya mengonsumsi narkoba
PSSI sebagai organisasi tertinggi sepakbola Indonesia harus lebih tegas kepada pemain sepakbola
Selang beberapa bulan, giliran dua pemain PSS Sleman dibekuk polisi. Kedua pemain tersebut adalah Dedi Setiawan dan Dwi ”Ambon” Prasetyo. Keduanya dibekuk saat mengonsumsi sabu di salah satu hotel di Tangerang, Banten. Dengan penangk apan tersebut diharapkan para pemain sepakbola yang lain sadar agar tidak mengonsumsi narkoba untuk berprestasi. Sofyan Efendi SINAR BNN EDISI IX/2011
47
LIPUTAN
Pameran Humas BNN
Tingkatkan Wawasan Narkoba Siswa SMAN 1 Denpasar
Dok. Humas BNN
Sosialisasi narkoba melalui pameran yang digelar oleh bagian Humas BNN, menyedot ratusan pelajar di SMU N 1 Denpasar, Bali. Dalam pameran ini, BNN menyediakan beragam produk informasi seperti brosur, leaflet, poster, dan majalah, yang dibagikan secara gratis untuk para pengunjung pameran. Melalui pameran inilah, diharapkan wawasan siswa akan bahaya penyalahgunaan narkoba akan semakin meningkat.
Suasana pameran di pendopo SMUN 1 Denpasar
48
SINAR BNN EDISI IX/2011
LIPUTAN
Menurut Ketua KSPAN, Valia, keberadaan organisasi ini mendapat tanggapan yang positif dari rekanrekannya di sekolah. Bersama KSPAN sekolahnya, Valia mengharapkan agar para pelajar memiliki kesadaran kolektif untuk bersama-sama menanggulangi permasalahan narkoba dalam aspek preventif melalui kegiatan-kegiatan yang positif dan terarah. Selain itu, Valia juga berharap, kegiatan anti narkoba melalui KSPAN mendapat dukungan dari BNN, BNNP, dan BNNK, khususnya dalam bentuk pembinaan, pelatihan dan bahanbahan informasi tentang narkoba.
Para siswa melihat produk informasi humas BNN
Untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah, SMUN 1 Denpasar telah membentuk KSPAN (Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba). Kegiatan utama yang dilaksanakan oleh kelompok ini antara lain menggelar penyuluhan narkoba, kunjungan ke tempat rehabilitasi, dan pelatihan-pelatihan kader antinarkoba sekolah. Pembentukan KSPAN merupakan perintah dari Pemerintah provinsi setempat untuk semua sekolah menengah atas di Bali. Dengan adanya komunitas seperti ini, diharapkan bisa mencetak siswa-siswa yang memiliki integritas, yaitu kekuatan mental untuk berani menolak narkoba, dan juga bisa menularkan spirit antinarkoba ke rekan-rekan di lingkungannya.
Dok. Humas BNN
Budi dan Dinda
Tanya jawab antar siswa dan para penjaga stan pameran
Dok. Humas BNN
D
i pagi hari yang cerah, tampak ratusan siswa dengan antusias mendatangi stan pameran Humas BNN. Tak sedikit dari para pelajar ini yang mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan narkoba. Para staf Humas yang menjaga pameran pun menjelaskan segala pertanyaan yang diajukan dengan senang hati. Selain menggelar pameran, Humas BNN juga mengadakan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba lewat penyuluhan di ruang Multimedia milik SMAN 1 Denpasar. Dalam penyuluhannya, Kepala Bagian Humas BNN, Drs Sumirat Dwiyanto MSi menjelaskan secara rinci tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Ratusan siswa yang mengikuti penyuluhan ini juga cukup aktif. Mereka tidak segan-segan untuk menanggapi paparan yang diberikan, dengan cara bertanya atau memberikan opini mereka. Valia misalnya. Siswa kelas 2 SMAN 1 tersebut merasa senang karena BNN menggelar pameran di sekolahnya. I a m e n g a k u p e m a h a m a n ny a tentang narkoba menjadi lebih luas, setelah ia mengikuti penyuluhan dan mendapatkan berbagai produk
KSPAN
Dok. Humas BNN
Dok. Humas BNN
informasi yang ia dapatkan dari pameran. Valia berharap tidak ada tindakan penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolahnya, sehingga sekolahnya bisa menjadi model percontohan bagi sekolah lainnya yang bebas dari penyalahgunaan narkoba.
SINAR BNN EDISI IX/2011
49
LIPUTAN
Reuni SMA 20 Jakarta Angkatan 1968–2010
Mengenang Kebersamaan
Sepanjang jalan kenangan…kita selalu bergandeng tangan…Sepanjang jalan kenangan…kau peluk diriku mesra…Hujan yang rintik-rintik…diawal bulan itu…menambah nikmatnya malam syahdu. Foto-foto: Sofyan Efendi
banyak terima kasih kepada seluruh alumni dan seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya acara ini. “Saya ucapkan banyak terima kasih, terutama kepada Badan Narkotika Nasional (BNN) yang telah ikut serta berpartisipasi dalam acara ini. Karena BNN telah menyediakan media sosial antinarkoba seperti flyer, brosur, majalah, poster, spanduk dan lainlain,” jelas Eddy. Ia juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Wakil Gubernur Jakarta yang telah bersedia hadir di acara ini.
Reuni Akbar SMA 20 Jakarta, diadakan di Bali Pustaka, Gunung Sahari, Jakarta Pusat
L
ir ik lagu S epanjang Kenangan tepat sekali menggambarkan keceriaan alumni SMA 20 Jakarta yang mengadakan reuni akbar Angkatan 1968–2010 bertema Mengenang Kebersamaan. Acara diselenggarakan pada Sabtu, 24 September 2011 di Auditorium Lodji 50
SINAR BNN EDISI IX/2011
Mas, Balai Pustaka, Gunung Sahari, Senen, Jakarta Pusat. Ratusan alumni berbaur dalam auditorium. Acara turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Jakarta, Prijanto. Sambutan pertama diberikan oleh Drs Eddy Murdiyono SH MH, selaku koordinator panitia pelaksana. Dalam sambutannya, ia mengucapkan
Eddy Murdiyono, Koordinator Panitia Pelaksana Reuni SMA 20, terima kasih kepada BNN yang telah berpartisipasi
LIPUTAN
Ahmad Tamam, Ketua Pelaksana, keharmonisan keluarga harus dijaga agar anak tidak terjerat narkoba
Ayuni Yuniar, Kepala Sekolah SMA 20 Jakarta, reuni sebagai ajang mengenang dan silaturahmi
Tonny Agus Mulyantono, Ketua Ikatan Keluarga Alumni SMA 20 Jakarta, jenjang SMA akan menentukan bagaimana karakter seseorang8
“Saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh alumni, panitia dan seluruh pihak. Reuni adalah pertemuan kembali, di mana kita bisa mengingat, mengenang, dan mengungkapkan kejadian pada peristiwa masa lalu. Semoga akan selalu terjalin silaturahmi sebagai sesama alumni SMA 20 Jakarta,” ucap Ayuni Yuniar, selaku Kepala Sekolah SMA 20 Jakarta. Sambutan berikutnya datang dari Wakil Gubernur Jakarta, Prijanto. Ia berpesan kepada para alumni SMA 20 Jakarta untuk tetap menjaga silaturahmi. “Tetap jaga komunikasi dan silaturahmi. Semoga SMA 20 Jakarta semakin sukses,” jelas orang nomor 2 di Jakarta ini. Untuk memeriahkan acara, turut dihadirk an per tunjuk k an barongsai dan liong. Selain itu, buat memanaskan suasana, musik dangdut didendangkan oleh Indah Novita dan dihentak musik dari Bingo Band. Sebagai bintang tamu spesial, hadir Fariz RM yang mendapat sambutan hangat dari seluruh alumni.
Partisipasi BNN
Dengan kemasan stan yang menarik, tak urung membuat banyak alumni yang mendatangi stan BNN ini. Salah seorang pengunjung stand bahkan sampai mengambil beberapa jenis media. “Ini untuk anak saya, biar dia tahu kalau narkoba sangat buruk pengaruhnya. Nanti juga akan saya tempel poster besar ini di sekolah tempat saya mengajar,” ujarnya. Ahmad Tamam, SH selaku Ketua Pelaksana Acara mengungkapkan
Dalam acara ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) membuka stand sebagai media sosialisasi program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Di stand ini, BNN menyediakan berbagai media sosialisasi poster, brosur, flyer, pin, majalah dan stiker. Selain itu, banyak spanduk BNN terpampang di sekitar lokasi acara.
Stand BNN dipadati para alumni SINAR BNN EDISI IX/2011
51
LIPUTAN
Wakil Gubernur Jakarta, Prijanto, tetap jaga komunikasi dan silaturahmi sesama alumni SMA 20 Jakarta
terima kasih banyak kepada BNN yang telah ikut berpartisipasi dalam acara ini. “Terima kasih juga kepada BNN yang telah berupaya untuk memberantas peredaran narkoba di Indonesia. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana bila generasi muda banyak yang terjerat narkoba. Kehadiran BNN sangat berperan sekali,” kata Tamam. Alumni 85 SMA 20 Jakarta ini menambahkan bahwa BNN dan para akademisi di sekolah-sekolah dapat bekerjasama untuk membersihkan sekolah dari peredaran narkoba. “Karena banyak sekali sumber peredaran narkoba yang sama sekali tidak kita duga asalnya. Sehingga kita harus waspada dan bekerjasama dalam pemberantasan ini,” jelasnya.
Narkoba dan SMA “Narkoba bisa menghilangkan generasi di Indonesia. Jika 1 generasi hilang, bagaimana kita 52
SINAR BNN EDISI IX/2011
Stand BNN di acara reuni SMA 20 Jakarta
mau membangun Indonesia ke arah yang lebih baik?” tanya Tonny Agus Mulyantono, selaku Ketua Ikatan Keluarga Alumni SMA 20 Jakarta. Ia berharap setiap generasi untuk mengantisipasi peredaran narkoba. Banyak yang sudah terjerat narkoba, namun tak ada kata terlambat untuk melawan narkoba. “Salah satu pembinaan yang bisa dilakukan adalh ketika memasuki jenjang SMA. Karena SMA merupakan pintu gerbang menuju tingkat perguruan tinggi. Selain itu, pada masa SMA inilah waktu saat kita menentukan bagaimana karakter kita akan terbentuk nantinya,” jelas Tonny. Alumni 72 ini menambahkan bawa masing-masing diri kita harus membentengi diri sendiri dari pengaruh narkoba. “Peredaran narkoba harus kita putuskan. Jangan sampai jiwa kita terkotori oleh narkoba. Semua pihak harus terlibat dalam gerakan antinarkoba ini,” pesan
Tonny. Tamam juga menambahkan bahwa peran keluarga sangat besar dalam upaya pencegahan dari jerat narkoba. “Anak-anak jangan sampai terjerat narkoba. Orang tua harus melindungi anak-anaknya. Dengan menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, serta keharmonisan keluarga bisa meminimalisir anak terjangkit narkoba,” tutup Tamam. Sofyan Efendi
Pertunjukan liong turut memeriahkan acara.
LIPUTAN
Foto-foto: Sofyan Efendi
Indah Novita:
“Penting Memberikan Arahan Kepada Anak”
A
c a r a R e u n i S M A 20 Jakarta dengan t e m a M e n g e n a n g Kebersamaan juga dimeriahkan oleh Indah Novita. Penyanyi yang juga alumnus SMA 20 angkatan 95 itu menyanyikan 2 buah lagu dangdut untuk menghibur ratusan alumni di Auditorium Lodji Mas, Balai Pustaka, Gunung Sahari, Senen, Jakarta Pusat. Indah sangat senang dengan acara reuni tersebut. “Acara temu kangen ini bagus banget, k arena bisa menyatukan temanteman SMA 20 yang sudah lama nggak ketemu. Alumni dari berbagai generasi bersatu dan ngumpul, jadi seru aja. Aku juga senang banget bisa menghibur semua alumni di sini,” kata wanita yang sudah menyanyi sejak usia 4 tahun ini.
Indah Novita, menyanyikan 2 buah lagu dangdut untuk menghibur alumni SMA 20 Jakarta
Indah juga menyambut baik kehadiran stan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam acara temu kangen tersebut. “Kehadiran stan BNN dalam acara reuni ini penting banget. Terutama untuk adik-adik yang masih sekolah, khususnya di SMA 20. Mengingat sekarang narkoba bisa masuk ke sekolah-sekolah dari berbagai bentuk, mulai dari bentuk permen dan lainnya,” ujar penyanyi yang telah mengeluarkan tiga album itu.
Informasi Menurut Indah kehadiran BNN juga sangat penting untuk memberikan informasi tentang bahaya narkoba kepada orang tua. “Di sini kan banyak juga orang tua yang datang. Jadi mereka bisa meneruskan untuk menyampaikan informasi bahaya narkoba dari BNN kepada anakanaknya di rumah,” jelas penyanyi yang juga mahir menyanyikan lagu pop dan mandarin itu. Penyanyi yang baru merilis single Gemes ini juga mengatakan bahwa
Saat ini, Indah Novita tengah sibuk promo album ketiganya dengan single Gemes
sebagai orang tua penting untuk membentengi anak dari hal negatif seperti narkoba. “Anak perlu banget dikasih arahan dan informasi selengkapnya tentang dampak dan bahaya narkoba. Semakin anak tahu, semakin kecil kemungkinan ia penasaran untuk mencoba,” tambah Indah yang pernah mendapat honor menyanyi Rp2.500 per minggu dan sepotong roti ketika masih kecil (1981). Indah juga mengungkapkan, pergaulan menjadi faktor penting untuk seseorang mencoba narkoba. Hal itulah yang dialami wanita kelahiran 23 Agustus 1977 ini. Gaya hidup artis yang senang pesta, dugem, dunia malam, dan pergi ke diskotik itu membawa Indah ke hal-hal negatif seperti narkoba. “Nah, karena saya sudah pernah mencoba dan tahu narkoba nggak ada manfaatnya, makanya saya kasih tahu ke anakanak saya untuk menjauhi narkoba,” tutupnya. Indah Saraswati SINAR BNN EDISI IX/2011
53
LIPUTAN
Bingo Band
“Tak Semua Anak Band Pemakai Narkoba!!!”
Foto-foto: Sofyan Efendi
Bingo Band adalah salah satu band pendatang di Jakarta. Mereka mengawali karir bermusik di Medan. Band yang memiliki personel empat orang ini, yaitu Rama (vocal), Arfan (drum), Budi (guitar) dan Agung (bass) hadir dalam acara Reuni Akbar SMA 20 Jakarta Angkatan 1968-2010.
Bingo Band. Dari kiri ke kanan : Arfan, Budi, Agung, dan Rama
54
SINAR BNN EDISI IX/2011
LIPUTAN
Masyarakat awam memiliki pandangan bahwa anak band memiliki kedekatan dengan narkoba, bagaimana pendapat kalian? Rama : Sebenarnya kembali kepada pribadi masing-masing. Kalau pola pikir orang itu logis, dan memiliki tingkat keimanan yang cukup, pasti berusaha untuk menghindari narkoba. Selain itu, orang itu juga pasti memikirkan efek dari penggunaan narkoba. Bagaimana nanti keluarganya, lingkungan sekitarnya. Arfan : Selain itu, dari sisi agama, mengonsumsi narkoba itu kan dosa. Budi : Dengan tidak mengonsumsi narkoba, berkar ya bisa lebih maksimal, pikiran fresh, konsentrasi dan karya juga lebih original. Untuk menghasilkan karya, gak mesti pake narkoba kok. Pernah tidak Bingo Band mengonsumsi narkoba? Semua : Jelas tidak!!! Agung : Kami memang pernah melihat narkoba, namun kami sama sekali tidak berpikiran untuk mengonsumsinya. Justru, dengan kami mengetahui itu
Indah Saraswati
Menurut kalian bagaimana acara ini? Rama : Acara yang luar biasa, belum tentu kami bisa membuat acara seperti ini. Mengumpulkan alumni satu sekolah sampai sebanyak ini. Salut untuk SMA 20 Jakarta.
narkoba, kami bisa antisipasi untuk menghindarinya. Sebisa mungkin kami akan menjauhinya. Menurut kalian, bagaimana cara menghindari pengaruh narkoba? Budi : Tetap positive thinking. Termasuk lakukan hal-hal yang positif, seperti hobi olahraga atau bermusik seperti kami. Dengan percaya pada halhal postif dan melakukan yang terbaik, pasti juga akan memberikan yang terbaik. Arfan : Pastinya juga keimanan dan ketakwaan juga turut mempengaruhi. Karena kita bisa hidup dan berkarya karena ada Sang Pencipta. Rama : Dan penting juga untuk menjauhi lingkungan yang negatif. Jauhi teman yang mengonsumsi narkoba. Jangan pernah sedikitpun berpikir tentang narkoba deh.
Apa pendapat kalian tentang Badan Narkotika Nasional? Rama : BNN telah berperan penting dalam kegiatan anti narkoba. Kami enggak bisa bayangin kalau enggak BNN, bagaimana nasib bangsa ini. BNN telah berperan besar dalam penyelamatan generasi muda. Kita juga sering lihat baliho BNN di jalan-jalan. Mereka sangat concern di program antinarkoba. Agung : Namun langkah BNN bukan cuma sampai di sini, perjalanan BNN masih panjang. Kami berharap BNN semakin serius menangani program anti narkoba, terutama di bidang penyuluhan dan sosialisasi di sekolah maupun kampus. Kegiatan Bingo berikutnya apa? Rama : Kami sedang concern untuk album pertama kami, semoga tahun depan bisa launching. Mohon doanya saja. Dan semoga Bingo tidak sampai terjerat narkoba. Sofyan Efendi SINAR BNN EDISI IX/2011
55
LIPUTAN
Pagelaran Seni P4GN di Bali
Foto-foto: Dok. Deputi bidang Pencegahan BNN
Dalam rangka sosialisasi tentang bahaya narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelar pagelaran seni budaya di 9 daerah, salah satunya Wayang Ceblong di Lapangan Puputan, Badung, Bali.
Direktur Diseminasi Informasi Deputi Pencegahan BNN Drs HRM Kurniawan SH MH bersama panitia dan pelaku seni pagelaran P4GN di Bali
W
ayang Ceblong diselenggarakan BNN dalam rangka mewujudkan masyarakat bebas narkotika sebagai upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN). Wayang
56
SINAR BNN EDISI IX/2011
Cengblong merupakan pertunjukan khas asli dari Desa Balyu, Tabanan, Bali. Ciri khas dari pertunjukan tersebut adalah penggabungan antara seni budaya tradisional dan kreativitas modern. Pertunjukan yang semula bernama wayang kulit Gitaloka dari belayu tersebut dikembangkan oleh seorang seniman asal Bali bernama
I Wayan Nardayan. Dalam pewayangan ini, tokoh yang sering di tampilkan adalah “Nang Klenceng” dan “Nang Ceblong”. Dan masyarakat juga lebih akrab dengan memanggil nama “Ceng Blong”. Hampir setiap pementasan wayang Cengblong dipadati penonton, termasuk di Lapangan
LIPUTAN
Registrasi undangan yang hadir pada pagelaran seni P4GN di Bali
Pentas pagelaran seni dan budaya oleh Bondres Salju Grup Antinarkoba
Puputan Badung, jantung Kota Denpasar, dan di perkampungan seniman Ubud untuk melengkapi rangkaian upacara keagamaan yang digelar oleh para warga setempat. Bahkan, para penonton bisa ketagihan menyaksikan lelucon, penampilan si dalang dan gayanya yang khas dalam memainkan wayang, yang berpadu harmonis dengan permainan instrumen gamelan yang mengiringinya.
Penyalahgunaan Anti Narkotika dan Prekursor Narkotika di Provinsi Bali tersebut dapat memberikan pesan moral sehingga masyarakat sadar akan bahaya penyalahgunaan narkoba. Selain itu, juga tumbuh kesadaran akan pentingnya melestarikan dan mengembangkan seni budaya lokal dan bangkitnya semangat nasionalisme. Melalui kebudayaan Bali itu pula masyarakat diajak peduli akan bahaya
Pementasan seni dan budaya wayang Cengblong. Diharapkan dengan seni dan budaya, masyarakat Bali dapat memahami bahaya penyalahgunaan narkoba
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. Pesan moral yang disampaikan pun diharapkan dapat mengena di hati para masyarakat penikmat kesenian tradisional, sehingga pesan tersebut dapat disampaikan kembali kepada masyarakat lainnya. Khususnya mengenai pesan-pesan pencegahan dari bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Dwi Prasetya A
Disaksikan 3.500 penonton Pagelaran wayang yang dimulai sejak pukul 19.30 WITA itu dihadiri sekitar 3.500 warga masyarakat Badung dan sekitarnya. Pada acara yang berakhir pada pukul 23.00 WITA tersebut juga dihadiri perwakilan dari Pejabat daerah Provinsi Bali dan Kabupaten Badung, Muspida Kabupaten Badung, dan Kepala BNNP Bali IGK Budiartha SH, MH. BNN sendiri diwakili oleh Direktur Diseminasi Informasi Deputi Pencegahan BNN Drs HRM. Kurniawan SH, MH beserta Tim Asistensi Deputi Pencegahan BNN Dra Noldy. BNN berharap kegiatan seni bertema Pagelaran Seni Budaya
Warga masyarakat sangat antusias menyaksikan pagelaran seni P4GN yang digelar di Lapangan Puputan, Tabanan, Badung, Bali SINAR BNN EDISI IX/2011
57
LIPUTAN
Diklat Penyelidikan Dan Penyidikan Bagi Penyidik Indonesia dan Timor Leste
Foto-foto: Dwi Prasetya A
Untuk meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelar pelatihan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika yang juga diikuti oleh personel dari Kepolisian Timor Leste.
Pelatihan yang digelar di balai Diklat BNN Lido, Bogor, Jawa Barat bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang kompleksnya pemberantasan narkotika dan prekursor narkotika yang saat ini menggunakan berbagai macam modus operandi
D
iklat yang dilaksanakan sejak tanggal 26 September hingga 8 Oktober 2011 tersebut diikuti oleh peserta dari Indonesia sebanyak 30 orang dan 3 orang peserta asal Inteligen
58
SINAR BNN EDISI IX/2011
Kepolisian Nasional Timor Leste. Pelatihan yang digelar di balai Diklat BNN Lido, Bogor, Jawa Barat bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang kompleksnya pemberantasan narkotika dan prekursor narkotika
yang saat ini menggunakan berbagai macam modus operandi. Hal ini membuat para penyidik harus ’’pintar’’ dalam menginvestigasi suatu kasus tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika.
LIPUTAN
Menurut Kepala Pendidikan dan Pelatihan BNN, Kompol Agustinus Sollu pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan anggota dalam bidang investigasi melalui berbagai metode seperti pengumpulan data dan teknik observasi untuk menyatukan data dan informasi yang diperoleh dalam upaya pengungkapan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika. ’’Peningkatan akan keterampilan penyidik itu mutlak diperlukan dalam rangka pemberantasan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika,’’ ungkap Agustinus. Terkait keikutsertaan personel dari Kepolisian Timor Leste, Agustinus mengungkapkan ini merupakan bagian dari MoU antara BNN dengan Policia Nacional de Timor Leste (PNTL) pada 27 Maret lalu di Dili, Timor Leste.
Pemberian Materi oleh Ibnu Mudzakir dari Diklat BNN
Adapun materi Diklat yang akan diberikan meliputi teknik observasi, pembuntutan, pembelian terselubung, teknik-teknik penangkapan, penyitaan dan pengamanan barang bukti, p e n g o l a h a n T K P, c a r a - c a r a pemeriksaan, dan lain-lain.
memang termasuk baru dalam menata di segala aspek baik dari aspek ekonomi hingga keamanaan. Dari aspek ekonomi, negara yang berpenduduk sekitar 900 ribu jiwa lebih ini termasuk dalam kategori negara miskin dengan rata-rata penghasilan penduduknya dibawah US$1. Demikian pula dari segi keamanan, negara dengan ibukota Dili tersebut termasuk rawan akan konflik bersenjata dan juga peredaran gelap narkoba. ’’Kami (PNTL, red) mengharapkan dengan adanya pelatihan ini, para personel yang
Antusiasme PNTL Sementara itu Chefe do escritório de detetives e criminosos comuns (Kepala Biro Reserse dan Kriminal) PNTL, Letkol Dr Calisto Gonzaga, menyatakan bahwa PNTL sangat menyambut baik pendidikan dan latihan ini. ’’Timor Leste itu bak semua rumah besar yang pintunya terbuka lebar bagi siapa saja untuk masuk ke dalamnya tanpa pengawasan yang melekat. Hal ini menimbulkan kerawanan adanya tindak pidana khususnya peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika,’’ ungkap Calisto. Maklum, negara yang merdeka pada 20 Mei 2002 tersebut Kepala Pendidikan dan Pelatihan BNN, Kompol Agustinus Sollu menyatakan pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan anggota dalam bidang investigasi tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika
Kepala Biro Reserse dan Kriminal PNTL, Letkol Dr Calisto Gonzaga, menyatakan bahwa PNTL sangat menyambut baik pendidikan dan latihan ini
hadir dapat menyerap ilmu yang didapatkan sehingga bisa diterapkan di Timor Leste,’’ tukas Calisto. Dengan pendidikan dan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di Indonesia dan Timor Leste dalam rangka mendukung cita-cita ASEAN Bebas Narkoba 2015. Dwi Prasetya A
SINAR BNN EDISI IX/2011
59
LIPUTAN
BNN Sambangi Festival Teluk Ambon
Dok. Humas BNN
Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali menyambangi masyarakat melalui kegiatan pameran informasi narkoba.
Festival Teluk Ambon dihadiri oleh Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu (tengah) yang juga membuka kegiatan tersebut secara resmi
K
ali ini tim Humas BNN berpartisipasi dalam Festival Teluk Ambon yang diprakarsai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku. Kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal 30 September hingga 1 Oktober 2011 ini merupakan salah satu agenda
60
SINAR BNN EDISI IX/2011
nasional untuk mempromosikan pariwisata daerah. Selain itu juga merupak an upaya pelestarian budaya lokal sebagai penyangga pariwisata, yang dampaknya nanti akan memberikan kontribusi dalam pembangunan daerah. BNN berpartisipasi dengan memberikan berbagai informasi
mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba kepada para pengunjung yang hadir. Para pengunjung tampak cukup antusias mendatangi stan pameran BNN, karena mereka berkesempatan untuk mendapatkan berbagai produk informasi seperti majalah, brosur, poster, stiker, pin dan VCD secara gratis.
LIPUTAN
dengan lomba perahu semang, yaitu perahu bercadik yang dikayuh oleh dua perempuan.
World Assembly of Youth
Staf Humas BNN menyerahkan kenang-kenangan kepada Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu
Dalam kesempatan itu, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu secara resmi membuka rangkaian pelaksanaan festival. Festival diawali dengan per lombaan arumbae manggurebe di Teluk Ambon. Arumbae adalah perahu tradisional masyarakat Maluku yang dikayuh oleh 28 orang. Sebanyak tiga perahu arumbae mengadu kecepatan dari Pantai Amahusu hingga Pasar Ikan
Higienis di Tantui–Ambon, yang berjarak sekitar 3 kilometer. Ratusan warga antusias beramai-ramai menonton dari pesisir Teluk Ambon. Warga dari berbagai komunitas berbeda terlihat saling membaur satu sama lain. Selanjutnya festival diteruskan dengan perlombaan memancing tradisional dan lomba renang estafet. Pada hari Sabtu-nya diteruskan
Festival Teluk Ambon juga disaksikan oleh para utusan pemuda dari enam negara yang hadir di Ambon untuk mengikuti Pertemuan Pemuda Dunia. Para pemuda yang hadir merupakan anggota World Assembly of Youth (WAY), sebuah organisasi yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saat ini WAY beranggotakan kelompok pemuda dari 125 negara. Adapun peserta yang hadir di Festival Teluk Ambon berasal dari negara Rusia, Belanda, Pakistan, Somalia, Nigeria, dan Timor Leste. Selama di Ambon para pemuda itu dihibur dengan tarian tradisional dan atraksi bambu gila di Pantai Liang, Maluku Tengah. Dari semula 40 negara yang menyatakan bakal datang ke Ambon, ternyata hanya enam negara yang hadir. Hal ini dipicu oleh rasa kekhawatiran mereka terkait dengan kerusuhan yang terjadi pada 11 September 2011.
Para pengunjung festival Teluk Ambon tampak antusias mendatangi stan pameran BNN. Mereka pun berkesempatanuntuk mendapatkan berbagai produk informasi tentang narkoba seperti majalah, brosur, poster, stiker, pin, dan VCD gratis SINAR BNN EDISI IX/2011
61
LIPUTAN
Deklarasi Pemuda dibacakan oleh Ketua Umum DPD KNPI Maluku Zahruddin Latuconsina
Pada Sabtu malam, bertempat di Gong Perdamaian, acara dilanjutkan dengan Deklarasi Perdamaian Pemuda Seluruh Dunia. Acara diawali dengan lomba Hawaian Band. Dari semula sembilan band, hanya empat band yang akhirnya mengikuti lomba tersebut. Setiap band diharuskan untuk membawakan satu lagu wajib dan satu lagu pilihan. Kurangnya antusiasme peserta ini dinilai karena animo kaum muda yang semakin berkurang terhadap musik hawaian, selain juga karena pertimbangan keamanan oleh sebagian peserta. Sebagai pemenang dalam lomba Hawaian Band adalah band Bait Allah yang berasal dari Pulau Saparua dengan total nilai 1794. Acara juga dimeriahkan dengan penampilan seorang siswi SMA 6 Ambon, Seprian Rapanan, yang membawakan sebuah pidato perdamaian dengan judul Jangan Hancurkan Gong Perdamaian.
mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Gong Perdamaian di kota Ambon yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 ini merupakan program organisasi PBB dalam menjaga perdamaian dan persahabatan dunia dengan mengambil gong sebagai simbol. Selain di Ambon, Gong Perdamaian juga telah dibangun di kota Yogyakarta dan Kupang. Gong perdamaian adalah kebanggaan bersama, jatidiri masyarakat Maluku yang cinta akan damai. Gong ini juga merupakan perwujudan dari rasa
kemanusiaan, bukan sekedar hiasan belaka. Deklarasi Pemuda dibacakan oleh Ketua Umum DPD KNPI Maluku Zahruddin Latuconsina. Dalam pesannya, beliau mengajak segenap masyarakat Ambon untuk membuang rasa benci, dendam dan perilaku buruk yang mengabaikan perdamaian. Sementara hal-hal yang menjadi kesepakatan para pemuda dalam deklarasi tersebut, yaitu mengutuk kesewenangan dunia, menyerukan untuk menghapus diskriminasi suku agama dan ras, menyerukan kepada masyarakat dunia untuk saling menghargai dan menyebarkan budaya damai dalam berbagai aspek kehidupan, menyerukan kepada pemerintah untuk serius menyelesaikan seluruh konflik melalui pendekatan dengan memperhatikan kearifan lokal, serta berkomitmen untuk berperan dalam mewujudkan dunia yang damai dan cinta kasih. Acara pun ditutup dengan pelepasan 13 ekor burung merpati sebagai lambang perdamaian dunia. Khrisna
Gong Perdamaian Alasan pemilihan kota Ambon sebagai tempat Pertemuan Pemuda Dunia dilandasi oleh pengalaman luka lama yang terjadi pada 1999. Saat itu kota Ambon dilanda kerusuhan yang 62
SINAR BNN EDISI IX/2011
Kegiatan Festival Teluk Ambon ditutup dengan pelepasan 13 ekor burung merpati sebagai lambang perdamaian dunia
LIPUTAN
poster
SINAR BNN EDISI IX/2011
63
LIPUTAN
Kasus Dugaan Money Laundry Jaringan Boski
Najumudeen Divonis Dua Tahun Penjara Setelah melalui serangkaian persidangan yang panjang, Abdul Kadir Najumudeen terdakwa kasus dugaan pencucian uang jaringan narkoba Boski akhirnya dijatuhi vonis 2 tahun penjara oleh Majelis Hakim PN Jakarta Barat.
64
SINAR BNN EDISI IX/2011
Foto-foto: Dwi Prasetya A
T
erdakwa kasus pencucian uang hasil usaha Narkotika, Abdul Kadir Najumudeen, divonis 2 tahun penjara dan denda Rp300-juta, subsider 3 bulan kurungan oleh Ketua Majelis Hakim, Martinus Balla, di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (29/9). Vonis tersebut lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum sebelumnya yaitu, 3 tahun penjara dan denda Rp500-juta, subsider enam bulan kurungan. Selain vonis tersebut, terdakwa juga diwajibkan membayar uang pengganti persidangan sebesar Rp2.000. Martinus Balla menilai terdakwa yang merupakan warga negara Singapura ini tidak berperan langsung dalam menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran atau menggunakan harta kekayaan yang
diduga merupakan hasil tindak pidana narkotika, sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Abdul Kadir Najumudeen dinilai hakim tidak berperan langsung dalam menerima atau menempatkan uang seperti dalam UU No.8 tahun 2010 pasal 5 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang
LIPUTAN
Direktur Tindak dan Kejar BNN Drs Benny Jozua Mamoto SH MSi menegaskan komitmen BNN untuk menelusuri uang dan aset milik sindikat narkoba sampai ke akar-akarnya
Menjalankan Perintah
mengajukan keberatan atas vonis yang dijatuhkan Majelis Hakim, atau menerima vonis tersebut. Abdul Kadir Najumudeen sendiri ditangkap oleh petugas BNN di Harmoni, Jakarta Pusat. Najumudeen diduga melakukan pencucian uang hasil kejahatan narkoba jaringan Boski senilai lebih dari US$175-ribu dengan menggunakan modus membuka beberapa rekening atas nama anak buahnya dan di money changer miliknya yang merupakan perwakilan sebuah money changer di Singapura. M enurut Direktur Tindak dan Kejar BNN Drs Benny Jozua Mamoto SH MSi modus pencucian uang seperti ini merupakan modus lama yang selalu dimainkan oleh jaringan narkoba. ’’Prinsipnya kita (BNN, red) akan ’memiskinkan’ mereka ( jaringan narkoba, red) dengan mengusut tuntas hingga ke aset-aset,’’ tukas Benny. Dwi Prasetya A dan Dinda www.gurneyplaza.com.my
Najumudeen merupakan karyawan Money Changer Crown Exchange di Singapura yang hanya
menjalankan berdasarkan perintah dari Thameem (DPO). Thameem jugalah yang memerintahk an Najumudeen untuk membuka Money Changer Crown di Apartemen Hayam Wuruk Jakarta Barat. Menurut Majelis Hakim, pasal-pasal yang dituduhkan JPU kepada terdakwa Najumudeen tidak sesuai dengan peran terdakwa pada kasus pencucian uang ini, sehingga Majelis Hakim memutuskan untuk memperingan hukuman yang sebelumnya dituntutkan oleh JPU. Atas vonis hakim tersebut, terdakwa “pikir-pikir” dan akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan kuasa hukum untuk menentukan langkah hukum selanjutnya. Majelis hakim memberikan waktu kepada terdakwa Najumudeen selama satu minggu terhitung mulai 30 September 2011. Penasihat Hukum Najumudeen mengatakan, pihaknya belum menentukan apakah akan
Persidangan Abdul Kadir Najumudeen pada 25/08/2011 yang mengagendakan mendengarkan keterangan saksi ahli
Para sindikat narkoba biasanya menggunakan money changer yang tidak ’’rewel ’’ untuk menjalankan modus pencucian uang haram hasil perdagangan narkoba SINAR BNN EDISI IX/2011
65
KOLOM
Inisiasi Awal Narkoba:
Niat, Tekanan, atau Persetujuan Teman Sebaya Dua ribu tahun kemudian, pernyataan itu masih mempengaruhi pemikiran dan diterima masyarakat umum. Dengan cepat kita sering menyalahkan “lingkungan sebaya” jika seorang anak “baik-baik” menjadi nakal. Benarkah selalu demikian? Apakah asumsi ini bersifat satu arah atau dua arah? Artinya apabila kita membalik pernyataan tadi, maka akan terjadi hal yang konsisten—misalnya di saat anak nakal dimasukkan ke lingkungan baik akan otomatis menjadi baik? Inipun belum tentu. Bagaimana dengan pernyataan mengapa tidak semua anak baik-baik yang bergaul di lingkungan buruk tetap menjadi anak baik? Variasi dinamika ini membuat hal tersebut menjadi menarik untuk diteliti. Faktor-faktor apa saja yang bermain di dalam proses ini dan bagaimana kita sebagai orang tua dapat menjadi bijaksana dalam mendidik anak menjadi individu mandiri, mantap, dan tentu saja bebas narkoba.
Persetujuan kelompok Hampir dua dekade yang lalu seorang peneliti ilmu sosial Inggris Sheppard menemukan bahwa peran tekanan teman sebaya dalam eksperimentasi remaja terhadap rokok, miras, atau narkoba tidaklah sesignifikan peran persetujuan teman sebaya. Menurut Coggans dan Mc Kellar (1994) anak yang sudah berniat untuk mencoba (rokok, alkohol, atau narkoba) akan cenderung memilih dan mencari kelompok teman sebaya yang memiliki sikap dan sistem kepercayaan yang sama dengan dia. Biasanya anak akan lebih nyaman untuk bereksperimen dengan narkoba setelah ada dukungan teman sebaya yang mempunyai persepsi dan sikap serupa. 66
SINAR BNN EDISI IX/2011
hyunjaeiskai.wordpress.com
Pergaulan buruk merusak karakter yang baik.
Ini berarti, seorang anak memakai narkoba tidak sematamata akibat tekanan teman yang seakan–akan menjadikan si anak itu ‘korban’. Akan tetapi, anak yang sudah berniat untuk mencoba narkoba akan cenderung mencari lingkungan dimana niatnya ini mendapat ‘persetujuan’ dan dukungan dari lingkungannya. Walaupun demikian, tekanan teman sebaya tetap diakui sebagai salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada ‘inisisasi pertama’ seorang remaja dengan rokok, alkohol, atau narkoba. Kata kunci di sini adalah niat. Darimana datangnya niat? Ini adalah sebuah misteri. Misteri yang berawal dari interaksi kompleks faktor-faktor yang terjadi di dalam dan di luar diri seseorang. Menurut beberapa ahli perilaku, manusia dilahirkan dengan kapasitas untuk menikmati. Ini jelas anugerah. Akan tetapi, manusia menuntut adanya pengulangan rasa nikmat ini. Jika perlu ‘direpetisi secara periodik’ sehingga membawa sebuah kesenangan bahkan kebahagiaan tertentu.
KOLOM
Dopamin Menurut Louann Brizendine MD, keinginan manusia untuk mengulang-ulang pengalaman nikmat tertentu ini disebabkan manusia terlahir dengan sederetan hormon yang menimbulkan sensasi menyenangkan, yakni dopamin dan oxytocin. Setiap kali menerima stimuli tertentu, bagian amygdale (pengendali rasa dan emosi pada otak) menghantar rasa menyenangkan itu. Bak disiram oleh berbagai neurohormon yang diatur oleh hypothalamus,
reaksi kimiawi pada otak ini membawa sensasi rasa menyenangkan. Hal inilah yang membuat manusia akan terus kembali mencari stimuli untuk mewujudkan rasa ini. Di dalam World Drug Report (1997) yang dikeluarkan PBB disebutkan bahwa remaja memiliki sejumlah hal yang bisa membawa kenikmatan, yaitu rasa ingin tahu, keinginan menentang otoritas, dan mencoba hal baru. Di samping itu, dorongan untuk mengambil risiko adalah ciri dari gejolak remaja yang sering membuat mereka lebih rentan dalam soal narkoba. Para ahli psikologi berpendapat, perilaku remaja yang identik dengan keberanian mengambil risiko dan mencari sensasi ini memang bertujuan untuk menendang rasa tertentu. Rasa itulah yang mendatangkan sebuah ‘high’, rasa yang dicetuskan oleh hormon dopamin dalam otak. Oleh karena itu, remaja yang kurang memiliki kemampuan bertahan untuk melampaui ketidakstabilan emosi dan mental dalam memfasilitasi gejolak-gejolak baru ini akan lebih mudah ‘jatuh’.
na0906.files.wordpress.com
Bayi lahir yang kemudian menjadi tenang dan jatuh tertidur karena ditimang-timang adalah contoh paling sederhana. Si bayi tenang, pengasuh pun senang. Dan hal ini diulang beberapa kali dalam sehari sehingga bayi seakan ‘terkondisi’ untuk menuntut timangan tertentu (bahkan terkadang oleh orang atau cara tertentu) supaya jatuh tertidur. Inilah yang menjadi ‘dasar teori repetisi universal’ yang dipakai sebagai landasan teori mengenai adiksi termasuk adiksi narkoba.
Tekanan teman sebaya tetap diakui sebagai salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada ‘inisisasi pertama’ seorang remaja dengan rokok, alkohol, atau narkoba SINAR BNN EDISI IX/2011
67
kimsman1sbw.files.wordpress.com
KOLOM
Bagi yang memang tidak ada niat untuk merokok tidak akan jadi perokok walaupun main di lingkungan perokok
Kajian biologis
Niat
Pertanyaannya adalah, mengapa rasa ingin tahu remaja sering kali melampaui nalar mereka? Apa yang membuat mereka sering kali mengambil keputusan tidak logis untuk berbuat sesuatu yang berisiko tinggi? Mengapa seakanakan fungsi otak mereka untuk menelah sebuah perbuatan tidak bekerja? Orang tua perlu tahu kajian biologis terkini yang terjadi di dalam otak remaja. Melalui teknik MRI scan terkini, para ahli neuropsychologist menemukan, di saat otak kebanjiran dopamin dan oxytocin serta bereaksi dengan hormon seksual dominan remaja lainnya (estrogen dan testosterone) terjadilah sebuah ‘komposisi ajaib’ di otak. Komposisi ini begitu istimewa sehingga mampu menonaktifkan fungsi luhur, fungsi logika, dan pengambilan keputusan di bagian prefrontal dan anterior cortex otak. Ini merupakan salah satu alternatif penjelasan tentang proses relaps—mengapa sulit sekali untuk seorang pecandu berhenti atau selalu jatuh lagi ketika telah berjanji untuk berhenti. Kepulihan tidak pernah terjadi jika prefrontal dan anterior cortex pada otak masih dalam kondisi nonaktif. Untuk mengaktifasinya, suplai hormon dopamin, oxytocin, dan proses kimia otak yang menyertainya perlu diputus dahulu. Pada gejala putus obat (sakau), sebenarnya yang diputus adalah proses kimia otak penghantar rasa itu.
Melanjutkan faktor lain yang bermain dalam pembetukan niat, sebuah teori pengambilan keputusan dicetuskan oleh Rosenstock di tahun 1974. Dalam teorinya, Rosenstock menyatakan bahwa sebuah keputusan untuk berbuat sesuatu ditentukan oleh besarnya niat yang melatarbelakangi keputusan tersebut. Niat ini tidak terlalu terpengaruh oleh pertimbangan nalar atau analisa untung rugi sebuah tindakan. Selain itu, dari aliran psikologi lainnya berpendapat bahwa niat juga tidak terlalu dipengaruhi oleh persepsi terhadap penggunaan narkoba yang kemudian menciptakan sikap tertentu dan dibarengi dengan adanya barang serta tekanan/persetujuan dari lingkungan/teman sebayanya. Seperti yang dibahas sebelumnya, tekanan atau persetujuan teman sebaya ini dibedakan menjadi tekanan teman sebaya dan persetujuan teman sebaya. Pengamatan terhadap mereka yang memang ‘berniat’ untuk mencoba rokok, akan cenderung mencari lingkungan perokok pada saat dia untuk pertama kalinya ingin mencoba rokok, ketimbang si perokok baru ini ‘dipaksa’ lingkungannya untuk mencoba rokok. Hal ini dibuktikan dengan sebuah studi yang menemukan bahwa mereka yang memang tidak ada niat untuk merokok tidak akan jadi perokok walaupun main di lingkungan perokok.
68
SINAR BNN EDISI IX/2011
KOLOM
untuk berbuat dosa. Khususnya jika niat ini bertentangan dengan suasanan hatinya. Perbuatan atau perilaku adalah sebuah cetusan di permukaan yang terjadi dari sesuatu yang sifatnya inheren (berasal dari dalam diri manusia). Dalam pikiran dan tatanan jiwa, terjadi tarik-menarik antara logika dengan common sense, dan hal-hal tersebut dalam hati manusia itu sendiri sebenarnya sudah saling tarik-menarik dengan nilai-nilai ideal, norma dan moralitas. Niat melandasi sebuah perbuatan, demikian seorang cendekiawan Oxford pernah berkata. Intensi yang mulia menjadi pelita bagi tindakan atau perbuatan yang mulia pula.
Peta dan proteksi alami Di awal 1990-an, seorang ahli sosiologi Inggris Kandel mengatakan, kecederungan remaja menggunakan narkoba dan miras akan lebih parah jika orangtua dari si anak tersebut juga perokok, peminum, atau pemakai narkoba. Hal tersebut akan memberikan ‘peta’ bagi si anak untuk meniru kebiasaan dan tabiat orangtuanya.
www.cnsforum.com
Niat plus dinamika persepsi, sikap, dan lingkungan sosial inilah yang bermutasi menjadi sebuah kehendak dalam pengambilan keputusan. Tampaknya misteri tentang hal-hal yang mefasilitasi niat sudah dapat dideteksi. Akan tetapi, sejauh mana peranan hormon, kehendak, persepsi, dan lingkungan? Mana yang lebih berpengaruh? Sayang, hingga saat ini tidak ada jawaban tunggal untuk menerangkan sebuah niat—sebuah kata sederhana yang terbentuk dari proses evolusi yang rumit. Kita tahu hal-hal ‘memfasilitasi’nya, tapi tidak jelas mana yang paling berpengaruh. Klise rasanya jika saya katakan ini tergantung dari situasi dan kondisi masingmasing, tetapi pada kenyataaanya itulah keterbatasan ilmu pengetahuan. Satu hal yang menurut saya yang tidak pernah dan tidak bisa kita lewatkan dalam pembahasan niat adalah niat dilihat dari tinjauan iman. Niat baik dan buruk lahir dari dalam hati manusia. Dan biasanya, satu hal yang bisa menghentikan niat untuk menjadi sebuah keputusan bertindak adalah kontrol internal. Pada banyak kasus kontrol ini didasari hukum agama. Intinya, kegentaran manusia di hadapan Tuhan yang disembahnya. Kegentaran
Manusia terlahir dengan sederetan hormon yang menimbulkan sensasi menyenangkan, yakni dopamin dan oxytocin. Setiap kali menerima stimuli tertentu, bagian amygdale (pengendali rasa dan emosi pada otak) menghantar rasa menyenangkan itu. Bak disiram oleh berbagai neurohormon yang diatur oleh hypothalamus, reaksi kimiawi pada otak ini membawa sensasi rasa menyenangkan SINAR BNN EDISI IX/2011
69
KOLOM
Tekanan sebaya
sesama pecandu suntik (penasun). Namun di Indonesia, dibutuhkan sebuah studi lebih jauh untuk hal ini.
Satu arah Hal-hal yang baik dapat dengan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang buruk, sementara yang buruk mengapa tidak dapat dengan mudah terpengaruh yang baik? Mungkin ini akan menjadi topik penelitian yang menarik untuk menjawab mengapa hati manusia cenderung mudah dipengaruhi yang buruk dibanding yang baik. Mungkin itulah sifat manusia karena sejak zaman Adam dan Hawa, lebih mudah menggoda manusia untuk melanggar aturan yang ada daripada membuatnya patuh. Rasanya kita semua tahu bahwa pelanggaran atas apa yang ideal itu lebih menantang dan tentunya lebih menjanjikan kenikmatan instan. Ini mungkin menjawab pertanyaan mengapa pada umumnya lebih mudah mempengaruhi yang baik menjadi tidak baik daripada sebaliknya. Dan sunguh luar biasa ketahanan sosial, mental, dan rohani anak baik-baik yang bergaul di lingkungan buruk namun tidak menjadi nakal. Inipun akan menjadi topik menarik untuk diteliti. Jika Anda ingin memberikan persetujuan kepada rekan/pasangan/anak Anda, hendaknya bijaksana. Menjadi tua adalah kepastian, tapi menjadi bijaksana adalah pilihan. Veronica Colondam, pendiri
Walau faktor diri sendiri dan kecenderungan untuk memilih lingkungan yang menyetujui sebuah perilaku tertentu berperan besar dalam memengaruhi niat seseorang, faktor tekanan rekan sebaya dapat memperparah Yayasan Cinta Anak Bangsa situasi. Pada kasus awal penggunaan narkoba, data yang diperoleh dari pernyataan 600 lebih pecandu, menemukan bahwa lebih dari 50% mengaku memang karena penasaran. Lebih dari 70% kemudian mencoba ganja melalui informasi yang mereka terima dari teman gaulnya. Hal ini membuktikan bahwa niat telah ada sebelum melangkah selanjutnya untuk menentukan jenis narkoba untuk dicoba. Peran teman gaul sebatas pada memberikan pilihan berdasarkan pengalaman mereka. Hal yang terjadi pada pengguna narkoba awal, terjadi pula pada pengguna narkoba tingkat candu. Di kalangan pecandu, peningkatan ‘karier’ dalam penggunaan narkoba ditentukan dari ‘cara’ narkoba yang ditempuh; dari hisap atau telan pil, menuju kepada penggunaan suntikan. Menurut Koester (1996) dan Mc Gregor (1998) dari Australia, lebih dari 60% penyuntik narkoba pertama kali disuntikkan oleh Agama masih jadi ‘pagar’ yang handal agar remaja tidak pakai narkoba 70
SINAR BNN EDISI IX/2011
pondoktauhid.blogspot.com
Sementara itu, yang menarik adalah sebuah hasil penelitian terhadap anak-anak muda yang tidak mamakai narkoba di Indonesia tahun 2005. Penelitian ini menemukan bahwa alasan utama mereka tidak memakai narkoba adalah karena mereka takut kepada Tuhan (takut masuk neraka, takut berdosa, takut dikutuk, dll). Sangat mengagetkan bahwa alasan kebersihan hati ini masih menjadi ‘pagar’ yang handal membuat remaja mengambil keputusan untuk tidak menggunakan narkoba. Alasan kedua adalah remaja tidak mau kehilangan harga dirinya dan kesehatan. Mereka tahu narkoba membuat mereka tidak sehat secara badani dan rohani. Alasan ketiga adalah hormat kepada orangtua—remaja tidak mau kehilangan penghargaan dari orang tua. Ini adalah sebuah faktor diri sendiri yang sangat kuat (yang dikenal sebagai faktor protektif alami) yang perlu dikembangkan untuk melawan faktor risiko dari lingkungan dan teman sebaya. “Tegaskan kepada mereka bahwa teman yang mengajak mereka mencoba-coba dan yang menjerumuskan mereka ke dalam narkoba bukanlah teman sejati”.
KOLOM
Faktor Protektif Mengapa Remaja Tidak Menggunakan Narkoba Mempunyai pengetahuan tentang narkoba yang lebih dari cukup Mempunyai nilai rata-rata rapor di atas enam Faktor internal
Bisa mengendalikan emosi Tidak mencoba rokok Tidak mencoba minuman keras Profil teman Tidak mendapat penawaran untuk mencoba narkoba Teman-temannya bukan perokok Teman-temannya bukan pecandu Profil keluarga
Faktor Eksternal
Membantu mengerjakan tugas sekolah yang sulit Membantu menyelesaikan masalah pribadi Memenuhi kebutuhan keluarga Memonitor kegiatan anak Berpenghasilan tetap Jarang menghukum anak Ada waktu khusus untuk anak Saling memerhatikan Bisa bertukar pikiran dengan orangtua Jarang bertengkar dengan saudara Orangtua memonitor pergaulan anak Profil lingkungan sekolah Sekolah jarang tawuran Nilai lulus rata-rata >7 Pemberian hukuman di sekolah jarang Guru memperbolehkan konsultasi di luar jam pelajaran Sekolah menyediakan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler Profil lingkungan di luar sekolah Kepedulian warga terhadap pecandu rendah Hubungan dengan tetangga tidak terlalu dekat Informasi tentang keberadaan pecandu rendah Penghasilan di atas UMR SINAR BNN EDISI IX/2011
71
INFO
Pecandu Kokain “Harus” Siap Buta Mata Dampak penyalahgunaan narkotika sangatlah berbahaya. Diantaranya dapat menekan sistem saraf pusat, mengurangi aktivitas fungsional tubuh, menyebabkan halusinasi, dan bahkan kebutaan.
72
SINAR BNN EDISI IX/2011
www.agoebanget.blogspot.com
Y
ang disebut terakhir itu merupakan hasil riset peneliti dari Veterans Health Administration’s Health Research and Development Service di Indianapolis, Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa pecandu narkotika, terutama kokain berisiko mengalami gangguan pada penglihatan, bahkan kebutaan karena glaukoma. Glaukoma adalah suatu penyakit yang menyerang mata dan biasanya terjadi pada usia lanjut. Di Indonesia, glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor 2 setelah katarak. Selain itu, glaukoma juga menjadi penyebab kebutaan yang tidak dapat dipulihkan. Di beberapa negara, 2% penduduk usia di atas 40 tahun menderita glaukoma. Penyakit mata ini diakibatkan karena kenaikan tekanan bola mata dan menimbulkan kerusakan saraf penglihatan. Padahal fungsi saraf mata akan meneruskan bayangan yang dilihat ke otak. Di otak bayangan akan digabungkan di pusat penglihatan dan membentuk benda.
Kokain dapat menyebabkan glaukoma pada pecandunya
Di dalam bola mata bagian depan terdapat cairan jernih yang disebut humor akuwos. Cairan ini dengan teratur akan mengalir dari tempat pembentukan ke saluran luarnya. Tekanan tinggi disebabkan karena produksi cairan bola mata (humor aqueus) yang berlebihan, atau
dapat juga dikarenakan saluran pembuangan keluar yang disebut jaringan trabekula tersumbat.
Klasifikasi glaukoma Glaukoma dibagi menjadi 2, yaitu glaukoma primer dan glaukoma sekunder. Glaukoma primer sendiri
INFO
Penelitian Peneliti Veterans Health Administration’s Health Research and Development Service menemukan bahwa hampir 83.000 atau sekitar 1,5 persen dari veteran menderita glaukoma. Data itu berdasarkan catatan kesehatan dari 5,3-juta veteran Amerika Serikat yang telah menggunakan klinik rawat jalan pada 2009. Lebih mencengangkan lagi, berdasarkan catatan itu, hampir 178.000 veteran yang terlihat di klinik didiagnosis mengonsumsi kokain. Hasil penelitian juga menemukan bahwa pengguna dan mantan pengguna kokain memiliki 45 persen peningkatan risiko glaukoma sudut terbuka, yang seiring waktu dapat menyebabkan kebutaan. Selain itu, riset juga membuktikan, pasien dengan glaukoma dan riwayat penggunaan narkoba ilegal hampir
Sofyan Efendi Sumber : detikhealth.com www.adharaspica.blogspot.com
www.medicastore.com
www.mentorhealthcare.com
Pengguna dan mantan pengguna kokain memiliki 45 persen peningkatan risiko glaukoma sudut terbuka
Aliran humor aqueus yang normal pada mata normal
20 tahun, lebih mudah menderita glaukoma dibandingkan pasien tanpa riwayat paparan narkoba. Rata-rata pengguna kokain dan narkoba akan menderita glaukoma di usia 54 tahun dibandingkan usia 73 tahun untuk nonpengguna narkoba. Selain kokain, pria yang menderita penyakit glaukoma sudut terbuka memiliki indikasi pernah menggunakan ganja dan amfetamin seperti metamfetamin, meskipun penggunaannya lebih sedikit dibanding kokain. Dustin French, peneliti di VA’s Center of Excellence on Implementing Evidence-Based Practice dan asisten profesor di Indiana University School of Medicine seperti dilansir Livescince menuturkan bahwa hubungan antara penggunaan narkoba secara ilegal dengan glaukoma perlu penelitian lebih lanjut lagi. Diharapkan dengan penelitian ini, dapat menemukan strategi baru untuk mencegah kehilangan penglihatan. Namun, bukan berarti usia muda atau remaja tidak ada kemungkinan terkena penyakit glaucoma. Karena menurut peneliti, glaukoma bisa saja terjadi pada usia muda karena penggunaan kokain dan narkoba.
dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak. Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat infeksi, peradangan tumor, katarak yang meluas, dan penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.
terbagi lagi menjadi 2: glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat. Secara bertahap tekanan akan meningkat (hampir selalu pada kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang progresif. Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi pada anak-anak. Sedangk an glaukoma sudut ter tutup terjadi jik a saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris. Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris. Iris bisa menggeser ke depan
Aliran humor aqueus pada penderita glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut tertutup
SINAR BNN EDISI IX/2011
73
KABAR DAERAH
Bimtek dan Pengukuhan Satgas Ganas BNNK Tanah Bumbu Raih Prestasimu Tanpa Narkoba. Itulah tema dari salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Dokumentasi BNNK Tanah Bumbu
K Pengukuhan Satgas GANAS oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Bumbu, Drs Gusti Hidayat
74
SINAR BNN EDISI IX/2011
egiatan yang diselenggarakan untuk mendukung program Pencegahan, Pemberantasan Pe n y a l a h g u n a a n d a n Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tersebut berlangsung selama 2 hari (27—28 Juni 2011). Acara yang diadakan di Hotel Chandra Asri Batulicin itu diisi dengan kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) dan pengukuhan satgas Gerakan Anti Narkoba Anak Sekolah (GANAS). Acara Bimtek dan Pengukuhan Satgas Ganas yang dibuka oleh Kepala BNNK Tanah Bumbu, Muhammad Noor SPd, tersebut dihadiri oleh sekitar 100 peserta. Mereka terdiri dari siswa dan guru pendamping yang berasal dari lima sekolah di Kabupaten Tanah Bumbu. Salah duanya SMA Negeri 1 Kusan Hilir dan SMK Negeri 1 Simpang Empat, Tanah Bumbu.
Kalakhar BNNK Tanah Bumbu, Muhamad Noor Spd membuka acara
Hari pertama kegiatan diisi oleh penyampaian materi dari beberapa narasumber, salah satunya adalah Drs Abd Zabir. Ia menyampaikan materi mengenai moral, etika, gaya hidup dan perilaku, bahaya rokok, narkoba serta HIV/AIDS dan UU No.35 Tahun 2009. Para peserta pun sangat antusias mengikuti acara tersebut yang tampak dari keaktifan mereka bertanya. “Peserta aktif bertanya mengenai informasi dari materi yang belum banyak mereka ketahui,” kata Muhammad Noor.
bahaya narkoba bagi pelajar yang dapat merusak generasi bangsa. “Tim ini dibentuk sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Nomor 117 Tahun 2011, yaitu tugas kami adalah menyusun tugas organisasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasional GANAS, melakukan pengawasan dan pengendalian melalui pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan tersebut, serta memberi pendidikan dan pelatihan bagi para siswa dan guru tentang pencegahan narkoba,” ujar Muhammad Noor. Pengukuhan satgas GANAS tersebut dilakukan pada hari kedua kegiatan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Bumbu, Drs Gusti Hidayat. Gusti berharap, tim satgas GANAS dapat menyampaikan informasi tentang program P4GN secara langsung kepada teman sebaya mereka. Dalam pidatonya, Ayu Ratih F, salah satu satgas GANAS menyampaikan tentang bahaya
Dokumentasi BNNK Tanah Bumbu
Dokumentasi BNNK Tanah Bumbu
KABAR DAERAH
Agung Ayu Ratih F, salah satu perwakilan kader Satgas GANAS memberi pidato berapi-api tentang dukungan terhadap program P4GN
narkoba di kalangan pelajar. Selain itu, ia juga mengajak para pelajar untuk menjauhi narkoba. Hal itu bisa dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar kita. Ayu juga menyampaikan bahwa para pelajar dapat menggapai prestasi tanpa harus menggunakan narkoba. “Narkoba No, Prestasi Yes!” seru Ayu menutup pidatonya. Indah Saraswati
Sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba memang ditujukan dengan sasaran remaja sekolah. Tujuannya agar mereka mengetahui sejak dini bahaya narkoba dan dapat membentengi diri sendiri dari narkoba. Selain itu mereka juga dibentuk sebagai kader GANAS. Dengan demikian mereka menjadi garda terdepan dalam penyebarluasan informasi bahaya P4GN dan HIV/ AIDS di lingkungan sekolah maupun keluarga mereka. Pelaksanaan pengukuhan satgas Ganas go to school merupakan upaya BNNK Tanah Bumbu mensosialisasikan
Dokumentasi BNNK Tanah Bumbu
Sasaran remaja
Para kader Satgas GANAS BNNK Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan SINAR BNN EDISI IX/2011
75
KABAR DAERAH
BNNP Sulawesi Selatan, Targetkan Pelajar dan Pekerja
Foto-foto: Indah Saraswati
Arus informasi dan kemajuan teknologi yang kian pesat semakin membuka jalan bagi para pengedar narkoba menjalankan aksinya.
Kantor BNNP Sulawesi Selatan yang terletak di Jalan Metro Tanjung Bunga Gedung Triple C
D
ari data BNN, pada 2008 jumlah penyalahguna narkoba di Sulawesi Selatan sebanyak 103.849 orang. Pada 2010 jumlah semakin meningkat menjadi 121.773 orang. Peningkatan sebanyak 17% dalam kurun waktu 4 tahun ini melebihi rata-rata laju penyalahgunaan narkoba tingkat nasional. 76
SINAR BNN EDISI IX/2011
T i n g g i n y a t i n g k a t prevalensi tersebut, menurut Kepala BNNP S u l a w e s i S e l a t a n , Drs Richard Marolop Nainggolan MM MBA, disebabkan faktor geografis kota Makassar. “Makassar merupakan tempat transit para pendatang, sehingga sering dimanfaatkan bagi para pengedar,” kata pria yang akrab dipanggil Richard ini.
Oleh karena itu, hadirnya BNNP Sulawesi Selatan dibantu oleh instansi-instansi terkait lainnya, diharapkan mampu berkoordinasi dengan baik demi mensukseskan program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). “Dibentuknya BNNP dan Badan Narkotika Nasional Kota/Kabupaten (BNNK) di seluruh Indonesia merupakan salah satu upaya pemerintah mempersempit peluang dan ruang gerak para pengedar. Namun perlu dukungan masyarakat agar program P4GN dapat optimal,” ujar pria berpangkat Komisaris besar polisi itu. Menurut Richard, BNNP Sulawesi Selatan memiliki visi berkemampuan menggerakkan semua komponen masyarakat termasuk lembaga pemerintah maupun swasta bersamasama menjalankan P4GN. “BNNP Sulawesi Selatan menargetkan membebaskan Provinsi Sulawesi Selatan dari narkoba, minimal, mengurangi jumlah prevalensi penggunanya,” tambah Richard.
KABAR DAERAH
“Program-program yang dijalankan BNNP Sulawesi Selatan saat ini lebih mengkhususkan untuk usia muda (pelajar, red) dan pekerja yang cenderung rentan terhadap pengaruh penyalahgunaan narkoba,” jelas Richard pria alumnus akademi kepolisian (Akpol) 1988 ini melanjutkan, usia muda memang cenderung rentan, terlebih kalangan pekerja, karena mereka memiliki uang dan berpeluang besar membeli narkoba. Dalam bidang pencegahan, BNNP Sulawesi Selatan juga bekerjasama dengan beberapa sekolah untuk melakukan sosialisasi serta penyuluhan mengenai dampak dan bahaya narkoba. “Hingga Oktober 2011, sekitar 20 sekolah kami datangi untuk sosialisasi mengenai program P4GN. Pada Tahun 2012, kami baru menetapkan target sosialisasi ke seluruh sekolah dan perguruan tinggi di Sulawesi Selatan,” kata Richard.
Kabid Pemberdayaan Masyarakat BNNP Sulawesi Selatan, melakukan sosialisasi kegiatan pembagian stiker antinarkoba
Tak hanya dari bidang pendidikan, sosialisasi yang dilakukan BNNP Sulawesi Selatan juga menjangkau bidang transportasi. Terbukti dari kegiatan pemasangan stiker yang berisikan pesan antinarkoba di angkutan umum (pete-pete) Sulawesi Selatan, di terminal Metro Makassar. Kegiatan yang dilakukan pada 7 September 2011 lalu, turut dihadiri oleh Drs H Andi Sultan (Kabid Pencegahan) beserta staf, Drs Hariawan Nurdin (Kasie Advokasi Bid Pencegahan), Drs Nirwan S Sos (Kasie Diseminasi dan Informasi), Kabid Dayamas, dan
Hj Husneni MKes (Kasie Peran Serta Masyarakat Bid Dayamas). ”Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat, terutama pengguna angkutan umum mengenai bahaya narkoba,” kata Kabid Dayamas. Stiker yang dibagikan merupakan hasil kerjasama BNNP Sulawesi Selatan dengan PO Bus New Liman. Menurut Richard, selain menggalakkan sosialisasi, koordinasi yang baik juga harus dijalin dengan pihak Polda, pengelola bandara, serta pengelola pelabuhan. Hal itu dinilai ^
Contoh stiker yang dipasang di angkutan umum Sulawesi Selatan
<
Kepala BNNP Sulawesi Selatan, Drs Richard Marolop Nanggolan MM MBA SINAR BNN EDISI IX/2011
77
KABAR DAERAH
Kabid Pencegahan BNNP Sulawesi Selatan Drs H Andi Sultan memasang stiker di salah satu angkutan umum
perlu untuk meminimalkan peluang peredaran gelap narkoba di Makassar. Mengenai pembangunan panti rehabilitasi BNN di daerah Badokka, Kecamatan Biringkanaya, Sulawesi Selatan, Richard berpendapat hal tersebut merupakan upaya dalam mengakomodir para pecandu yang ingin sembuh. “Ini juga berkaitan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2011 mengenai wajib lapor. Jadi, bagi para pecandu yang ingin sembuh dapat melapor ke sana agar dipantau dan dapat direhabilitasi,” kata pria kelahiran Binjai ini. Menurut Richard, pecandu korban penyalahgunaan narkoba merupakan
78
SINAR BNN EDISI IX/2011
tanggung jawab negara yang harus dipulihkan (direhabilitasi, red), dalam rangka menyelamatkan anak bangsa. “PP tersebut sudah sangat baik dalam mendukung UU No.35/2009 yang telah ada, tetapi harus ada konsistensi dari pelaksana dan dalam pelaksanaannya,” kata Richard. Richard melanjutkan, harus dipahami bahwa, pecandu korban penyalahguna tidak bisa sembuh dengan proses instan. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang baik dengan pihak terkait dalam upaya pemulihan pecandu tersebut.
“Dengan melapor ke posko wajib lapor, pecandu dapat dipantau dan dibina oleh konselor dan jika tertangkap masih menjadi pengguna, pecandu bisa langsung direhabilitasi, bukan masuk penjara. Selama ini yang terjadi pecandu yang ingin sembuh tidak tahu harus kemana, dan selalu ketakutan jika ditangkap polisi,” tambah pria kelahiran 21 Agustus 1966 ini. Namun, Richard mengakui PP ini masih sangat rawan untuk disalahgunakan. “Bisa saja yang melapor hanya untuk tujuan agar tetap bisa memakai (narkoba, red) tanpa perlu berujung di penjara. Nah, hal ini lah yang menjadi tugas penyidik dalam melakukan assesmen terhadap pelapor agar tepat sasaran penentuan status, apakah dia pecandu yang benar korban, atau bukan,” tutupnya tegas. Indah Saraswati
^
Para supir angkutan umum beserta personel BNNP Sulawesi Selatan konsisten dalam mendukung Sulsel bebas narkoba
<
Kepala BNNP Sulsel bersama staf
HALO BNN
Penerimaan pegawai di BNNP & BNNK
terus berusaha untuk berupaya agar dapat
harus melalui seleksi CPNS di BNN pusat dengan
memasukkan informasi narkoba sebagai salah
bukti dimusnahkan?
mengikuti tes CPNS yang melalui beberapa tahap.
satu kurikulum pelajaran atau pada kegiatan
febrian_9850xxxxxxx@...
Yaitu tahap seleksi administrasi, tes akademik tes
ekstra kurikuler untuk mewujudkan Indonesia
kesehatan, dan wawancara. Untuk lokasi ujian
Negeri Bebas Narkoba.
Kok jarang sekali saya dengar kalau barang
Untuk BNN sendiri rutin mengadakan pemusnahan barang bukti. Saudara dapat lihat dari press realese juga artikel yg kami
seluruhnya dilakukan di Jakarta.
Daftar institusi wajib lapor Sisipan materi narkoba
Apakah sudah ada lembaga yang ditunjuk
tampilkan dalam web bnn.go.id karena kegiatan
sebagai lembaga penerima wajib lapor?
pemusnahan barang bukti tersebut sesuai
Lokasinya di mana untuk Provinsi
dengan Pasal 75 k dan Pasal 91 Undang-Undang
Sulawesi Selatan?
RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang
Jamal234@.........
menerangkan bahwa Barang Bukti Tindak Untuk institusi penerima wajib
Pidana Narkotika harus dimusnahkan setelah mendapatkan
Ketetapan
Barang
dari
Bukti
lapor
Pemusnahan
Kejaksaan
sudah
ada
berdasarkan
www.smkbinakusuma.wordpress.com
Pemusnahan barang bukti
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Negeri
Dwi Prasetya A
setempat.
Nomor
1305/MENKES/SK/
VI/2011
yang
menunjuk
puskesmas dan rumah sakit daerah setempat sebagai institusi penerima wajib lapor. Mengenai lokasi, institusi penerima wajib lapor terdapat di 33 Provinsi. Contohnya DKI Jakarta di RSKO Jakarta, RS Fatmawati, dan Puskesmas Kecamatan Gambir. Sedangkan Sulawesi Selatan terdapat Slogan-slogan tentang jauhi narkoba di
di RS Dr Wahidin di Jl. P Kemerdekaan Makassar
sekolah-sekolah sudah banyak saya lihat dan
dan RS Khusus Dadi di Jl. Lanto Dg.Pasewang
menurut saya itu belum cukup. Perlu adanya
No.34, Makassar.
sisipan pelajaran di sekolah tentang efek negatif dari narkoba sehingga siswa benar-benar tahu sendiri kenapa narkoba harus dijauhi www.marthaandival.wordpress.com
dan mungkin dengan adanya sisipan materi tentang narkoba, remaja sekolah tidak berani buat coba-coba atau sekadar menghilangkan rasa penasaran remaja.
Syaeful_ale@... Terima
Penerimaan pegawai BNNP &BNNK
kasih
atas
atensinya,
Beberapa upaya yang telah kami
Untuk penerimaan pegawai di BNNP
lakukan antara lain, mengadakan
& BNNK apakah harus melalui BNN pusat?
pameran di berbagai daerah,
Di manakah lokasinya?
othe_girls@...
hal
tersebut akan menjadi masukan bagi kami.
instansi pemerintah, sekolah-sekolah,
Poster narkoba
dan tempat-tempat umum lainnya. Kami akan
SINAR BNN EDISI IX/2011
79
KOLOM
Ribut-Ribut Soal Remisi Untuk Kasus Korupsi (dan juga Kasus Narkoba) Menurut yang kontra, pemberian remisi kepada narapidana kasus-kasus tertentu seperti: Korupsi, Narkoba, dan Teroris, ‘’merobek-robek’’ rasa keadilan di masyarakat, dan tidak membuat jera pada pelakunya. Sedangkan yang pro pemberian remisi kepada terpidana kasuskasus tersebut menilai (dan didasarkan pada argumen) bahwa semua terpidana berhak menerima remisi, yang diberikan umumnya pada hari raya keagamaan dan hari kemerdekaan dan memang menurut udang-undang tidak di larang. Dasar hukum pemberian remisi adalah Peraturan Pemerintahan Nomor 28 Tahun 2006 bahwa terpidana kasus korupsi boleh mendapatkan remisi jika berkelakuan baik dan telah menjalani sepertiga masa pidana. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu menyatakan sikap politiknya untuk tidak memberikan remisi bagi koruptor. Wacana anti-pemberian makin nyaring jadinya dan makin berpolemik. Menagaca dari tetangga kita kerajaan Muangthai , di sana ada peraturan dan undang-undang yang dapat memvonis mati serta melarang pemberian remisi (walaupun bila diberikan, kebanyakan tetap tidak sebesar atau tidak sama dengan pemberian remisi pada kasus lainnya) bagi beberapa kasus 80
SINAR BNN EDISI IX/2011
ILHAM MALAYU Pengamat Masalah Narkoba
Wacana menolak pemberian remisi kepada para koruptor yang sudah menjadi narapidana merebak di mass media cetak maupun elektronik. Para tokoh masyarakat pun ikut memberikan tanggapan dan opini pribadi mereka.
yang dianggap sebagai heinous crimes (tindak kriminal yang sangat kejam/jahat/bengis/menegrikan). Contohnya seperti: Membunuh Orang-orang Tua, Membunuh pendeta (Monk), Narkoba (ilicit drugs), Pembalakan Liar (illegal logging), Korupsi, Jual-Beli Secara Ilegal Senjata Perang, dan mungkin masih ada beberapa kasus lainnya. Thailand sudah sejak lama menggunakan juga pembuktian terbalik pada kasus-kasus kriminal seperti kasus narkoba atau korupsi. Para tersangka harus membuktikan dari mana mereka mendapatkan kekayaan mereka. Kalau tidak dapat membuktikannya, harta akam disita. Kejelasan sistem hukum di negara tetangga kita mungkin dapat menjadi refleksi untuk membenahi sistem hukum kita yang sekarang ini tampak ‘’dedel-duwel’’nya menghadapi berbagai kasus (misalnya kasus narkoba, korupsi, terror) yang berubah menjadi ektrim pada permulaan abad ke-21 ini. Sebetulnya kasus-kasus di atas sudah ada didua abad sebelumnya, yang terindikasi misalnya dari negara kita yang sebelumnya lebih banyak berkaitan dengan kasus pemakain narkoba, berubah menjadi kasus produsen dan pasar narkoba. Dari kasus kasus korupsi sekelompok elit masyarakat, berubah
KOLOM
sampai hukuman seumur hidup atau bahkan hukuman mati (walaupun semua itu tentunya ada pertimbanganpertimbangan khusus dari hakim yang mengadilinya) Vonis yang tinggi membuat terpidana, bila pun di beri remisi tiap tahunnya, tetap tidak akan cepat keluar bebas dari penjara, tetapi si terpidana merasa haknya menerima remisi seperti terpidana yang lainnya terpenuhi. Sedangkan bagi masyarakat luas, tinggi vonis bagi para terpidana kasus-kasus berat itu yang harus menjalani hukumannya dengan cukup lama, tidak akan keberatan bila terpidana kasus-kasus tersebut di beri remisi setiap tahun sesuai aturan yang sudah ada. Tulisan ini hanya refleski pribadi dari seorang yang sudah pernah merasa ‘kekecewaan yang sangat dalam’ sewaktu tidak mendapatkan remisi dan beberapa kali hanya mendapatkan porsi yang jauh lebih sedikit, dari remisi atau pengampunan yang pernah diberikan Pemeruntah Thailand pada waktu penulis pernah di penjara Siam karena kasus narkoba. Seorang akan merasakan kekecewaan yang sangat dalam bila ia tidak mendapatkan yang ia yakini sebagai haknya, ketimbang diberi vonis yang tinggi toch di dalam hatinya ia memang sudah mengetahui risiko yang ia hadapi dalam perbuatan melawan dan melanggar hukum itu. Last but least, mungkin saja dengan vonis yang berat tadi dapat pula menimbulkan efek jera (deterrent effect) bagi setiap pelanggar hukum atau paelanggar hukum ‘’wanna be’’.*** ‘Don’t Ask What You Can Profit From Our Beloved Country, Rather Ask What Our Beloved Country Can Profit From You’
Dok. Humas BNN
menjadi kasus korupsi di segala lapisan masyarakat. Dari ekstrimis berkedok agama, berubah menjadi teroris-teroris bom-bunuh diri yang kejam yang tega yang menewaskan dan mengorbankan banyak orang. Jadi memang saaat ini adalah waktu yang tepat untuk meninjau kembali perundang-undangan kita untuk mengatasi masalah-masalah kriminal secara lebih spesifik, Supaya lebih bermanfaat bagi masyarakat luas. Namun, Secara psikologis, bila kita memandang dari paradigma seorang terpidana yang kebebasannya sudah terbatas sekali , ia akan merasa dizolimi kalau hak-haknya yang sudah memang tinggal sedikit itu diambil atau direngut. Hak narpidana mendapatkan remisi memang seharusnya sudah menjadi peraturan yang mutlak bila terpidana berkelakuan baik dan telah menjalani sebagian atau sepertiga masa tahanan mereka. Tetapi bersamaan dengan itu rasa keadilan masyarakat secara terusik berat melihat para koruptor dan produsen-produsen narkoba yang sudah divonis dan tidak beberapa lama kemudian sudah bisa bebas kembali karena mendapatkan remisi. Disinilah masyarakat merasa terzolimi melihat kejadian-kejadian seperti itu berulang-ulang terus. Jadi bagaimana jalan keluarnya supaya kedua belah pihak dapat lebih merasa terakomodasi? Salah Satunya adalah member vonis yang tinggi bagi tersangka kasus-kasus yang tergolong berat. Di Thailand, dalam kurun tahun ’80-an dan ’90-an, bila seseorang kedapatan mempunyai/menyimpan narkoba lebih dari ‘sekian’ gram tapi menagku bersalah (pleaded guilty), ia akan di jatuhi vonis pertama bisa dikenakan mulai dari 33 tahun 4 bulan (sepertiga dari 100 tahun)
SINAR BNN EDISI IX/2011
81
KESEHATAN
Dua lembar tiket pesawat Jakarta—Malaka, Malaysia, sudah ditangan Arinal. Keputusannya membawa sang bunda—Yelvawati—ke negeri jiran untuk operasi mengangkat kanker payudara stadium 3B sudah bulat. Seminggu menjelang berangkat, Arinal mencoba herbal untuk menolong sang bunda. Tiba di Malaka, sel kanker Yelvawati ternyata sudah enyah.
Y
elvawati minum jus mengkudu Morinda citrifolia asal Tahiti. Dosisnya 30 ml jus mengkudu setiap jam selama 16 jam per hari. Artinya setiap hari Yelvawati menghabiskan 0,5 l jus mengkudu. Empat hari pertama, payudara Yelvawati terasa makin mengeras, nyeri, dan sakit. Namun, atas anjuran Hendrizal—teman Arinal yang menyarankan konsumsi mengkudu— konsumsi tetap dilanjutkan. “Rasa sakit terjadi karena jus mengkudu sedang menghambat perkembangan penyakit,” kata Hendrizal, Independent Product Consultant (IPC) Tahitian Noni.
Mengkudu kaya xeronin yang bersifat antiinflasi dan antikanker
82
SINAR BNN EDISI IX/2011
Xeronin Y e l v a w a t i melanjutkan konsumsi jus mengkudu dengan dosis sama. Pada hari ke-5, payudara mulai melunak dan sakit berkurang. Memasuki hari ke-7, sakit hilang. Demi memastikan kondisi sang bunda,
Foto-foto: Dok. Trubus
Mereka Terbukti Ampuh
Arinal tetap membawa Yelvawati ke rumahsakit langganan di Malaka untuk melakukan tes laboratorium. Pengecekan oleh dokter, kanker payudara stadium 3B yang semula diderita nyaris hilang “Dokter tak memberikan obat apa pun apalagi menyarankan operasi. Kondisi tubuh aman, sel kanker yang tersisa sedikit sekali,” kata Arinal. Sepulang dari Malaka, Yelvawati tetap melanjutkan konsumsi jus mengkudu. Sebulan kemudian muncul bisul di payudara. Bisul pecah, lalu dikompres jus mengkudu. Luka pun mengering dalam 3 hari. Kini Yelvawati meminum 120 ml per hari untuk mencegah munculnya kembali penyakit mematikan itu. M e n u r u t dr H Ali Pasya Saman mengkudu kaya xeronin. Itu sejalan dengan riset oleh T Akhisa dari Nihon U n i v e r s i t y , J e p a n g. Ia menemukan 13 kandungan mengkudu termasuk xeronin dari jenis anthraquinone, iridoid glikosida, ester, serta flavanol glikosida yang memiliki efek antiinflamasi dan
KESEHATAN
antikanker. “Xeronin pada mengkudu melancarkan peredaran darah sehingga pasokan oksigen ke dalam sel maksimal. Akibatnya sel kanker gagal berkembang,” kata dr Ali Pasya. Sel kanker berkembang pada kondisi anaerob alias tanpa oksigen. Daya hambat mengkudu pada kanker dibuktikan oleh Mian Ying Wang dari Universitas Illlionis, Chicago, Amerika Serikat. Ia mengujinya pada 5 kelompok tikus, masing-masing 15 ekor tikus. Kelompok pertama sebagai placebo, kelompok kedua diberi 5% jus mengkudu, kelompok ketiga mengkonsumsi 5% methyl sulfonyl methane (MSM)—obat kanker, kelompok keempat kombinasi 5% jus mengkudu dan 5% MSM, sementara kelompok kelima tidak diberi apa pun sebagai kontrol. Dua minggu kemudian, ke tubuh tikus kelompok 1—4 dimasukkan sel kanker payudara. Kelompok 5 tidak. Konsumsi obat dan ekstrak mengkudu terus dilanjutkan. Sembilan puluh hari kemudian dilakukan pemeriksaan pada kelenjar susu. Semua tikus dalam kelompok 1 mengidap 4—7 benjolan
Aneka herbal penumpas kanker telah terbukti secara empiris dan ilmiah (mengkudu, jintan hitam, kulit manggis, mahkotadewa, dan jamur ling zhi)
tumor, sedangkan pada kelompok 2, hanya 71% populasi mengidap 2—5 tumor; kelompok 3 sebanyak 57% mengidap 1—4 tumor; dan kelompok 4 sebanyak 43% mengidap 1—3 tumor. Sampai hari ke-160, 100% tikus kelompok 5 bertahan hidup, kelompok 2 (0%), kelompok 3 (47%), kelompok 4 (73%), dan kelompok 5 (87%). Riset membuktikan mengkudu memiliki daya hambat dan mencegah munculnya kanker payudara.
Hasil maksimal didapat dengan mengkombinasikan obat medis. Mian Ying Wang juga melakukan uji khasiat mengkudu pada 245 perokok aktif. Hasilnya buah noni mampu menurunkan jumlah karsinogenik— pemicu kanker—dalam limfosit sampai 53%. “Beragam riset membuktikan jus mengkudu mampu mencegah dan membantu penyembuhan kanker kolon, hati, ovarium, pankreas, paru, payudara, perut, prostate, dan uterus,” tutur Asminar, IPC Tahitian Noni.
!NG I O G E NESIS P ADA SEL KANKER E. Dengan
A. Inisiasi kanker:
kanker terbentuk karena sel normal terpapar karsinogen. Jika ukuran sel kurang dari 2 mm3 sel belum memerlukan pembuluh darah untuk memasok nutrisi.
B. Setelah kanker berukuran lebih dari 2 mm3 maka ia akan merangsang munculnya pembuluh darah baru
C. Pada proses angiogenesis
pembuluh darah baru terbentuk sebagai penyuplai nutrisi sehingga sel kanker berkembang. Angiogenesis juga memicu metastasis atau penyebaran sel kanker ke jaringan tubuh lain melalui pembuluh darah.
D. Terapi
antiangiogenesis bekerja dengan menekan jumlah pembuluh darah pada sel kanker
berkurangnya jumlah pembuluh darah baru maka sel kanker tidak berkembang, mengecil, dan akhirnya mati
SINAR BNN EDISI IX/2011
83
KESEHATAN
Peluru alami Musuh kanker dari alam tak hanya mengkudu. “Prinsipnya, kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan konsumsi makanan dengan antioksidan tinggi. Untuk terapi, ada sekitar 40 herbal dengan bahan aktif berbeda-beda yang bisa dimanfaatkan, ”kata dr Henry Naland SpB Onk, spesialis bedah onkologi di Jakarta. Agar aman pilih herbal yang sudah teruji secara empiris dan ilmiah.
dr Zen Djaja mengatakan “Dosis aman ekstrak ling zhi 1 gr/hari”
Sebut saja jintan hitam Nigella sativa. Bukti ilmiah datang dari Tingfang Yi dari Institute for Bioscience and Technology, Texas A&M University, Texas. Ia menguji kemampuan timokuinon—bahan aktif jintan hitam—menghambat proses angiogenesis—pembentukan pembuluh darah sel kanker—pada kanker prostat. Sepuluh tikus yang sudah diinduksi sel kanker PC 3, dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok satu disuntik timokuinon 6 mg/kg/hari, sedangkan kelompok dua sebagai control tanpa perlakuan. Setelah 15 hari, tikus dikorbankan dan dilakukan pemeriksaan prostate. 84
SINAR BNN EDISI IX/2011
Hasilnya, ukuran tumor kelompok 1 lebih kecil: 184 mm3 dibanding kelompok kontrol (1.143 mm3). Ukuran tumor mengecil karena proses angiogenesis terhambat. Itu tercermin dengan berkurangnya jumlah pembuluh darah pada sel kanker. Jumlah pembuluh darah sel kanker kelompok 1 hanya 16% dari jumlah pembuluh darah sel kanker kelompok control. “Beragam penelitian membuktikan jintan hitam bersifat antitumor dan menghambat kanker payudara, kanker kolon, dan kanker hati,” kata Safitri Dewi, STP, pakar nutrisi dari PT Supplemax Parma Utama, Jakarta. “Untuk terapi kanker biasanya saya memadukan jintan hitam dengan herbal lain seperti keladi tikus, sambiloto, rumput mutiara, kunyit, atau temulawak,” tutur dr Ipak Ridmah Rikenawati, di klinik Herbal Insani, Depok. Menurutnya dalam terapi kanker, jinten hitam berperan sebagai antikanker, sumber antioksidan, dan memperbaiki metabolisme tubuh. Pilihan lain herbal penumpas kanker pun kerap jatuh pada jamur ling zhi. Peneliti Shiuh Sheng Lee dari National Yang-Ming University, Taipei menyimpulkan polisakarida dari Ganoderma lucidum mampu menghambat proliferasi kultur sel leukemia HL 60 dan U937. Polisakarida itu meningkatkan kemampuan apoptosis—bunuh diri sel kanker— pada HL sebanyak 60,38% dan U937 (44%).
Kulit manggis Riset itu diperkuat oleh Shwu Bin Lin dari National Taiwan University, Taipei yang mengungkap kemampuan
kandungan triterpene pada reishi— sebutan ling zhi di Jepang—menekan perkembangan sel hepatoma—sel kanker hati. “Kandungan germanium dan ganoderat pada ling zhi juga terbukti sebagai antikanker. Dosis aman ekstrak ling zhi 1 g/hari,” kata dr Zen Djaya, di Malang, Jawa Timur. Bahan aktif pembidik kanker pun terkandung pada kulit manggis. Pembidik itu bernama xanthone. Xanthone jenis—mangostin α dan—mangostin γ, dibuktikan Kenji Matsumoto dari Gifu International Institute of Biotechnology, Jepang, mampu menghentikan perkembangan kultur sel kanker kolon DLD-1 pada ukuran 20 μm dengan cara memicu sel untuk bunuh diri atau apoptosis. Penelitian Moongkarndi dari Fakultas Farmasi Universitas Mahidol, India menyimpulkan ekstrak kulit manggis memiliki efek antiproliferasi—menghambat perkembangan, antioksidan, dan apoptosis pada sel kanker payudara. Moonkarndi menggunakan sel kanker payudara SKBR 3 yang diberi beragam dosis ekstrak kulit manggis. Dosis 9,2 g/ml pelarut, terbukti mampu menghambat perkembangan sel sampai 50%. Efek antiproliferasi itu seiring sejalan dengan peningkatan daya apoptosis sel yang terlihat dari perubahan morfologi sel kanker. Sedangkan Chi Kuan Ho dari Veterans General Hospital, Taipei menyatakan Garcinone E—turunan xanthone—mujarab atasi kanker hati. Beragam herbal terbukti ampuh sebagai peluru alami pembidik kanker. Nesia Artdiyasa Sumber: Trubus
KESEHATAN
Banyak Jalan Gempur Kanker Kanker penyebab kematian nomor 7 di Indonesia. Prevalensinya 0,43%, artinya dari1.000 penduduk 4—5 orang berisiko kanker.
D
Foto-foto: Dok. Trubus
i tanah air, penderita kanker terbanyak adalah kanker payudara (19,6%), kanker leher rahim (11,07%), dan kanker hati (8,12%). Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan, pada 1980 jumlah kematian akibat kanker
hanya 3,8%. Dua puluh tujuh tahun berselang jumlahnya meningkat menjadi 5,7%. Umumnya kanker diawali dengan tumor. Itu berupa benjolan dari sel-sel tubuh yang mengalami metastasis. Sayan, tumor kerap diabaikan karena tidak menimbulkan keluhan berarti. Begitulah yang dialami Rabiatul Adawiyah di Jakarta. Ia tak menyangka benjolan di lehernya cikal-bakal kanker. Ia mulai resah ketika kelenjar itu terus membengkak hingga seukuran telur. Hasil pemeriksaan dokter, benjolan itu adalah tumor kelenjar getah bening. Menurut dr Akrom MKes, dosen Fakultas Farmasi Universitas Ahmad
Cegah kanker dengan konsumsi herbal yang dapat meningkatkan sistem imun dan mengandung antioksidan tinggi SINAR BNN EDISI IX/2011
85
KESEHATAN
Dahlan Yogyakarta, risiko kanker naik seiring meningkatnya pencemaran udara dari asap kendaraan bermotor di jalan raya, asap rokok, dan produk olahan yang mengandung bahan pemicu kanker. “Bila pertahanan tubuh lemah, paparan senyawa karsinogenik itu dengan mudah merombak sel tubuh menjadi abnormal,” katanya. Pada kanker, sel-sel abnormal itu menjalar dari jaringan tubuh yang satu ke jaringan tubuh yang lain.
Berbagai cara Dokter spesialis bedah onkologi RS Mitra Internasional, dr Henry Naland SpB (K) Onk, mengatakan tumor dan kanker dapat ditangani dengan berbagai cara, yaitu bedah, radiasi atau penyinaran, kemoterapi, serta hormonterapi atau imunoterapi. Pada kasus Rabiatul Adawiyah, ia disarankan menjalani bedah untuk mengangkat tumor. Sayang, biaya terbatas menjadi kendala. Adawiyah memilih berburu herbal.
Senyawa itu ternyata berperan bagi kesehatan dan mempunyai faedah luas. Salah satunya sebagai pendongkrak kekebalan tubuh. 86
SINAR BNN EDISI IX/2011
Pada April 2010 Adawiyah dianjurkan mengonsumsi habbatussauda alias jintan hitam oleh seorang rekan kerjanya. Ia lalu mengonsumsi jintan hitam bentuk kapsul 2 kali sehari masing-
masing satu kapsul. Lima belas hari kemudian, tanda kesembuhan mulai terlihat. Benjolan kelenjar getah bening di bagian kiri mulai kempes. Sedangkan yang kanan ukurannya mengecil. Keluhan seperti pusing mulai mereda. Menurut ahli teknologi pangan dan gizi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Made Astawan, jintan hitam berfaedah antitumor karena mengandung sterol, khususnya betasterol yang memiliki aktivitas antikarsinogenik.
Perbaiki kekebalan Akrom menuturkan kanker juga dapat dilawan dengan meningkatkan kekebalan tubuh. Sistem imun akan melawan sel-sel kanker karena dianggap benda asing. Jintan hitam juga berperan meningkatkan kekebalan tubuh. Menurut Safitri Dewi, STP, pakar nutrisi dari PT Supplemax Pharma Utama, Jakarta, jintan hitam mendongkrak sistem imun dengan meningkatkan jumlah sel T dan sel pembunuh alami. Herbal lain yang berperan meningkatkan sistem imun adalah mengkudu Morinda citrifolia. Menurut Mulyadi Tjahnadi dari Tahitian Noni International Indonesia (TNBB), distributor minuman herbal berbahan mengkudu, buah noni mengandung senyawa iridoids. Senyawa itu diproduksi tanaman untuk mempertahankan diri terhadap
Ginseng berkhasiat memperkuat daya tahan tubuh
KESEHATAN
infeksi dan makhluk pemakan tanaman alias herbivora. Senyawa itu ternyata berperan bagi kesehatan dan mempunyai faedah luas. Salah satunya sebagai pendongkrak kekebalan tubuh. Keistimewaan lain, iridoids stabil terhadap suhu tinggi dan penyimpanan lama sehingga bioaktivitasnya tetap baik setelah diproses, dipasteurisasi, dan disimpan. Mengkudu juga ampuh “memerangi” secara langsung selsel kanker. Khasiat itu berkat kandungan polisakarida pada noni yang mampu menghentikan metastasis dengan menghambat perlekatan sel yang bermutasi ke selsel yang baru. Noni juga mengandung anthraquinones yang berkhasiat menghambat pembentukan tumor dan memutus aliran darah ke sel tumor sehingga pertumbuhan tumor melamban. Ia juga kaya epigallocatechingallat (EGCG) yang mematikan sel-sel tumor dengan cara apoptosis alias merangsang sel tumor untuk melakukan bunuh diri. Khasiat itu diperkuat senyawa monoterpenes dan terpenoids. Sedangkan proxeronine berperan memperbaiki sel-sel rusak.
bebas dalam tubuh. Radikal bebas merupakan atom atau kelompok atom yang tidak terikat dengan gugus lain sehingga mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Akibatnya radikal bebas itu sangat reaktif menangkap molekul hidrogen, asam lemak,
Kulit manggis, salah satu sumber antioksidan yang berkhasiat antikanker
dan logam berat dalam tubuh yang dapat memicu beragam penyakit degeneratif seperti kanker. Belakangan kulit manggis popular sebagai salah satu sumber antioksidan. Menurut Dr Berna Elya, peneliti khasiat
Antioksidan Menurut Dewi kanker juga dapat dicegah dengan banyak mengonsumsi antioksidan seperti suplemen vitamin A, C, E, dan selenium. Antioksidan berperan “menangkap” radikal
Sinse Mochammad Yusuf mengkombinasikan herbal dengan obat medis pada beberapa kasus pengobatan kanker
manggis dari Departemen Farmasi Universitas Indonesia, Garcinia mangostana mengandung senyawa xanthone yang merupakan salah satu senyawa antioksidan. Dalam 100 ml ekstrak kulit manggis terdapat 123,97 mg xanthone. Yang menakjubkan, xanthone juga berkhasiat antikanker dengan cara menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu, kulit si ratu buah juga bersifat apoptosis atau menghancurkan sel kanker. Pada beberapa kasus, pengobatan k a n k e r mengkombinasikan herbal dengan pengobatan medis. “Jika masih stadium awal, pasien kanker masih bisa ditolong dengan herbal,” ujar Sinse Mochamad Yusuf, pemilik Klinik Kanker Citra Insani di Sukabumi, Jawa Barat. Yusuf juga meramu beberapa herbal seperti buah makassar, ginseng, astragali, dan ramuan qingkailing, untuk mengatasi kanker. Masingmasing tanaman obat itu memilki peran berbeda. Buah makassar berperan membunuh dan mematikan sel kanker. Ginseng berkhasiat memperkuat daya tahan tubuh. Astragali diberikan pada pasien untuk meningkatkan nafsu makan. Sedangkan qingkailing diberikan sebagai antivirus. Ekstrak aneka herbal itu diinfuskan langsung ke pembuluh darah pasien agar lebih efektif. Dengan berbagai mekanisme itu, di masa mendatang kanker tak lagi menjadi pembunuh nomor 7 di tanah air. Imam Wiguna Sumber: Trubus
SINAR BNN EDISI IX/2011
87
FENOMENA CAKRAWALA
Perang Narkoba di Afghanistan Bergantung Pada Moskow Sebagai negara yang pernah diekspansi oleh Rusia, Afghanistan ternyata belum bisa sepenuhnya melepaskan diri dari Rusia khususnya dalam pemberantasan narkoba. Hal ini tecermin dari pernyataan Juru Bicara Istana Kremlin yang mengindikasi ketergantungan Kabul terhadap Moskow.
P
www.DEA.us.gov
“
Operasi pemberantasan narkoba di Afghanistan mulai gencar pascainvasi Amerika pada 2001
88
SINAR BNN EDISI IX/2011
residen Rusia Dimitri Medvedev dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai terus melakukan p e m b a h a s a n peningkatan kerjasama dalam memberantas narkoba,’’ kata Juru Bicara Istana Kremlin. Pernyataan ini keluar selang beberapa hari setelah badan pengawasan obat bius terlarang Rusia dan Amerika Serikat melakukan operasi gabungan di Afghanistan. Operasi tersebut menemukan sekitar 900 kilogram heroin senilai 250-juta dollar dan empat buah laboratorium narkoba yang kemudian dihancurkan. Menurut Kepala Otoritas Keamanan Rusia di bidang pemberantasan narkoba, Viktor Ivanov, mengatakan bahwa operasi tersebut memang dilakukan dalam pemberantasan narkotika di Afghanistan. ’’Operasi ini dikhususkan untuk menciptakan ketentraman dan rasa aman
FENOMENA CAKRAWALA
www.DEA.us.gov
persen heroin yang hadir di Rusia adalah produksi Afghanistan yang diselundupkan melalui Tajikistan dan Uzbekistan.
Keterlibatan Rusia
Tentara Amerika dan Rusia menjadi garda terdepan pemberantasan narkotika di Afghanistan
masyarakat Afghanistan dari kejahatan narkotika yang sudah melewati batasbatas nalar,’’ ungkap Viktor Ivanov. Ivanov juga mengatakan, Kepala Negara kedua negara mendukung operasi khusus tersebut dan hal ini memang sudah menjadi bagian kesepakatan resmi antara Moskow dengan Kabul.
Pemberantasan narkotika Upaya pemberantasan narkotika di Afghanistan oleh Rusia dan Amerika memang tidak sepenuhnya menghadirkan dukungan dari Hamid Karzai. Karzai mengecam keras operasi pemberantasan narkotika dilakukan oleh kedua negara adikuasa pada 2009. Mantan pemimpin pemberontak militan di Afghanistan tersebut menilai operasi tersebut justru menginjak-injak kedaulatan negara yang terletak Asia Tengah itu. Mengenai hal tersebut Rusia mempunyai jawabannya sendiri.
Menurut Viktor Ivanov masalah tersebut sudah diselesaikan melalui jalur bilateral. ’’Presiden Karzai mendukung sepenuhnya operasi pemberantasan narkotika di Afghanistan dan menyerukan mengintensifkan kerjasama dengan kami (Rusia, red) untuk meningkatkan peran dalam memecahkan masalah tidak hanya di Afghanistan, tetapi juga secara menyeluruh di kawasan,’’ kata Viktor. Produksi obat bius terlarag di Afghanistan memang meningkat drastis pascainvasi yang dipimpin AS pada 2001. Invasi yang memakan biaya hampir 2-miliar dollar tersebut memang berhasil menumbangkan rezim Taliban yang berkuasa hampir 30 tahun di Negeri Padang Pasir itu. Namun, invasi lain justru menyerang Rusia setelah invansi AS ke Afghanistan. Jumlah heroin yang masuk ke Rusia dari Afghanistan meningkat signifikan yang menyebabkan meningkatnya konsumsi. Diperkirakan sekitar 90
Atas dasar tersebut Rusia akhirnya masuk menjadi bagian tim operasi khusus yang menyelidiki dan memberantas peredaran obat bius bersama Amerika di Afghanistan yang dituangkan dalam sebuah perjanjian dengan Presiden Hamid Karzai. Seperti layaknya orang timur tengah yang keras, Karzai mengeluarkan sifat aslinya yang tidak mau begitu saja menerima negaranya dijajah kembali seperti halnya dulu. Hujan kritikan dan kecaman terus dilontarkan oleh Karzai atas operasi yang menurutnya hanya upaya penjajahan baru. Hamid Karzai memang mengkritik keras keterlibatan Rusia dalam operasi antinarkoba di timur Afghanistan karena dilakukan tanpa izin dan melanggar kedaulatan negaranya. ’’Sebagai tindakan antisipasi, Presiden memerintahkan agar Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan untuk menginvestigasi secara menyeluruh operasi tersebut dan melaporkannya kepada Presiden,’’ ungkap juru bicara Istana Kabul, Al Daud bin Makmun. Pernyataan tersebut dikeluarkan istana kepresidenan Afghanistan pascaoperasi di tiga kota yang dilakukan oleh Rusia dan Amerika Serikat pada awal tahun hingga Maret 2011. Keterlibatan Rusia di Afghanistan memang masih menjadi isu yang sensitif sejak berakhirnya pendudukan Soviet atas negara tersebut. Pasukan SINAR BNN EDISI IX/2011
89
Soviet memerangi Taliban selama 10 tahun sebelum akhirnya menarik diri pada 1989.
www.reuters.com
FENOMENA CAKRAWALA
Razia antinarkoba Pemerintah Rusia mengatakan bahwa agen-agen Rusia dan AS didukung oleh helikopter dan polisi Afghanistan menghancurkan empat laboratorium narkoba dan hampir satu ton heroin dalam operasi yang dilaksanakan dari Januari hingga Maret 2011. Menurut Korespoden Al Jazerra di Afghanistan James Bays bahwa razia antinarkoba itu, juga mengikutsertakan Drugs Enforcement Administration (DEA) sebagai investigator.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengkritik keras operasi pemberantasan narkotika yang dilakukan Rusia dan Amerika Serikat
Menurut James, DEA berkepentingan untuk mengetahui alur dari peredaran obat bius dari Afghanistan. Namun, berita yang berkembang sedik it berbeda. Keikutsertaan DEA dalam operasi tersebut disinyalir sebagai upaya dari NATO dan AS untuk melibatkan Rusia dalam perang melawan Taliban di Afghanistan. ’’Tampaknya ada upaya dimana NATO meminta dukungan Rusia dalam konflik yang tengah berlangsung dengan Taliban,’’ ungkap James. Dugaan ini diperkuat oleh Kedutaan AS di Kabul, Afghanistan, yang menyatakan bahwa Rusia memainkan peran penting dalam
Polisi anti narkotika Kementerian Dalam Negeri Afghanistan juga gencar melakukan operasi pemberantasan narkoba
90
SINAR BNN EDISI IX/2011
FENOMENA CAKRAWALA
www.APhoto.com
operasi narkoba tersebut. ’’Polisi anti narkoba Kementerian Dalam Negeri Afghanistan bersama personel DEA, NATO, dan Rusia yang memainkan peran pendukung penting dalam operasi ini,’’ ungkap Kedutaan Amerika di Kabul dalam rilis resminya. Istana kepresidenan Kabul pun turut bereaksi keras atas operasi anti narkoba tersebut. Dalam pernyataan resminya, Karzai mengecam keras dan menilai operasi tersebut sudah melampaui batas-batas wilayah secara de facto dan de jure. ’’Tidak ada organisasi yang memiliki hak untuk melakukan operasi apapun di dalam wilayah negara kami tanpa izin dan tanpa persetujuan dari Pemerintah Islam Afghanistan,’’ ungkap Karzai dalam rilis resmi yang dikeluarkan Istana Kepresidenan. Karzai juga mengecam aksi NATO yang merupakan pelanggaran kedaulatan secara hukum internasional. ’’Kami akan terus bereaksi terhadap operasi ini setiap kali ada pelanggaran kedaulatan yang dilakukan,’’ tukas Karzai.
Izin Operasi
www.APhoto.com
Namun, seorang pejabat Rusia yang tidak mau disebutkan namanya menyatakan bahwa Karzai menerima informasi yang salah. ’’Operasi ini
sudah memiliki izin dari otoritas keamanan Afghanistan,’’ katanya. Pernyataan tersebut diperkuat oleh perwakilan otoritas antinarkoba Rusia di Afghanistan, Alexey Milovanov yang menyatakan operasi pemberantasan narkoba tersebut dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri Afghanistan. ’’Mereka (Kementerian Dalam Negeri Afghanistan,red) yang sepenuhnya melakukan operasi ini bukan kami,’’ ungkap Milanov. Menurut pejabat senior di otoritas antinarkoba Rusia tersebut, pihaknya hanya berperan sebagai penasihat dalam operasi tersebut. ’’Kami hadir di sini hanya berperan sebagai penasihat seperti yang tertuang dalam sebuah perjanjian,’’ tukas Milanov.
Seperti yang tertera dalam perjanjian yang tidak sebut kapan dilaksanakannya, 4 pejabat otoritas antinarkoba Rusia diizinkan ikut serta sebagai penasihat dalam operasi pemberantasan narkoba itu. Operasi yang berawal sejak selesai invasi AS ke Afghanistan ini akan terus dilaksanakan hingga waktu yang tidak ditentukan. Diharapkan dengan adanya operasi gabungan tersebut, dapat mengurangi jumlah heroin dari Afghanistan yang masuk ke negara Vladimir Putin tersebut. Dwi Prasetya A ^
Jalur distribusi heroin dari Afghanistan
<
Operasi pemberantasan narkotika akan terus dilakukan oleh Rusia dan Amerika hingga batas waktu yang tidak ditentukan. SINAR BNN EDISI IX/2011
91
TREND TOKOH
Fariz Rustam Munaf :
Masih ingat lagu Sakura Dalam Pelukan? Atau Barcelona? Lagu-lagu tersebut kondang dan populer di telinga masyarakat sejak tahun 80—an dan melegenda hingga sekarang. Saat mendengar kedua judul lagu tersebut, yang terbayang pasti adalah sosok penyanyi lawas dengan suara dan gaya khas, Fariz RM. Beberapa karyanya tak pernah usang tertelan masa.
S
ejak menikah tahun 1989, kehidupan Fariz RM dengan sang istri, Oneng Diana Riyadini, beserta ketiga anak mereka tak pernah diguncang isu tak sedap. Semua nampak berjalan dengan baik. Batu sandungan terjadi pada 28 Oktober 2007. Dalam sebuah razia di Jakarta, pria bernama lengkap Fariz Rustam Munaf ini tertangkap tangan memiliki 1,5 linting ganja seberat 5 gram yang disimpan dalam bungkus rokok. Setelah melalui tes urine, Fariz dinyatakan positif menggunakan narkoba jenis ganja. Ia pun terancam UU Narkotika dengan ancaman hukuman penjara di atas 5 tahun.
92
SINAR BNN EDISI IX/2011
Setelah melalui persidangan, Fariz RM akhirnya divonis 8 bulan penjara potong masa hukuman. Hukuman ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut satu tahun penjara. Sisa hukuman Fariz dihabiskan di Rumah Sakit Melia Cibubur untuk rehabilitasi.
Sofyan Efendi
“Jangan Mendoktrin Larangan!”
Fariz RM saat mengisi sebuah acara reuni di Jakarta
Bukan pengaruh lingkungan Saat ditemui Sinar BNN beberapa waktu yang lalu, usai mengisi sebuah acara reuni, Fariz bercerita mengenai kasus yang membelitnya beberapa tahun terakhir, yaitu mengenai kasus narkoba. Fariz mengaku, ia terjerumus narkoba bukan karena dipengaruhi oleh lingkungan. “Narkoba itu enggak selalu dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kok. Yang saya alami, narkoba justru saya konsumsi berdasarkan kemauan sendiri. Tidak ada paksaan dari siapapun,” kata pria kelahiran 5 Januari 1961 ini. Menurut Fariz, setiap orang memiliki benda relaksasinya masingmasing. Pilihan bergantung pada tiap individu. “Dalam fenomena kehidupan sekarang yang serba banyak tekanan, menurut saya wajar jika kita mencari sebuah kondisi dimana kita sendiri ikut acuh dengan keadaan sekitar. Semua sudah serba rekayasa dan
kita tidak bisa melawannya. Dengan kondisi tersebut sebetulnya saya salah mengambil jalan pintas untuk relaks dengan narkoba,” sesal Fariz. Fariz pun akhirnya memutuskan untuk berhenti mengonsumsi narkoba dengan alasan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. “Saya berhenti karena sudah bosan dengan narkoba, serta memikirkan tanggung jawab kepada keluarga saya,” kata ayah 3 anak itu.
pun sayang dengan dirinya sendiri dan berfikir untuk tidak mencacatkan diri dengan terjerumus ke narkoba,” jelas Fariz. Kondisi orang tua saat ini, lanjutnya, kebanyakan melarang anak. “Zaman sekarang, orang tua seharusnya jangan mendoktrin larangan untuk anak. Bersikaplah dengan bijak, karena biasanya anak-anak semakin dilarang, semakin ia mencari jalanjalan lain untuk mencapai tujuan yang ia inginkan,” tuturnya. Kini, Fariz kembali menjalani aktivitasnya sebagai kepala keluarga dan penyanyi. Di usianya yang tidak lagi muda, ia menelurkan album terbaru yang berjudul Fenomena yang akan segera dirilis akhir tahun 2011. Setelah hampir 10 tahun vakum dari studio rekaman, kini, suara khas Fariz RM dapat kembali dinikmati penggemarnya. Indah Saraswati
www.kapanlagi.com
Indah Saraswati
TREND TOKOH
Musik Fariz berpesan, musik bisa menjadi salah satu kegiatan positif untuk membentengi diri dari narkoba. “Pemerintah seharusnya mengembalikan kurikulum belajar dari dasar seperti pelajaran seni suara, misalnya. Pelajaran itu sebenarnya membentuk anak dari usia dini untuk mengenal budaya bangsanya sendiri. Dengan begitu, saat dia bisa mengenal dan mencintai budayanya sendiri, dia
Fariz bersama sang istri, Oneng Diana Riyadini SINAR BNN EDISI IX/2011
93
DOKUMEN
Pemusnahan Sabu, Heroin, dan Ekstasi
Untuk ke 21 kalinya, Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan pemusnahan barang bukti di 2011. Kali ini BNN memusnahkan narkoba jenis sabu, heroin, dan ekstasi dari beberapa tersangka yang berhasil dibekuk.
P
Foto-foto : Dwi Prasetya A
emusnahan yang berlangsung di halaman belakang gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, pada 21 September tersebut sesuai dengan Undang-Undang No.35 Tahun 2009 khususnya pasal 75k dan pasal 91 tentang pemusnahan barang bukti narkotika paling lambat 7 hari setelah penetapan Kejaksaan Negeri setempat. Barang bukti yang dimusnahkan merupakan hasil dari penangkapan terhadap beberapa tersangka berinisial JW (WNA Inggris), KL alias A alias JG (WNI), dan DS (WNI). Jumlah barang bukti yang dimusnahkan pada hari itu masingmasing heroin seberat 153,4 gram, ekstasi (MDMA) sebanyak 119 butir, dan sabu seberat 5267,6737 gram.
Pemusnahan barang bukti sabu, heroin, dan ekstasi ini merupakan pemusnahan ke-21 kalinya pada 2011
94
SINAR BNN EDISI IX/2011
DOKUMEN
Barang bukti yang berhasil disita BNN dari beberapa tersangka
Dari keseluruhan barang bukti yang disita, BNN hanya memusnahkan sebagian dan sisanya akan digunakan untuk pembuktian perkara, keperluan laboratorium, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Acara pemusnahan yang berlangsung selama satu jam tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat dari Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, BPOM, dan Bea Cukai. Dengan dilaksanakannya pemusnahan barang bukti ini, BNN telah menyelamatkan lebih dari 3.000 anak bangsa dari jeratan setan bernama narkoba. Dwi
Tersangka JW (kiri) dan DS alias A alias JG
Penyerahan barang bukti dari tersangka
Album foto yang digunakan sebagai media penyelundupan ekstasi
Penandatanganan berita acara pemusnahan
Prasetya A
Selain dengan Insenerator, pemusnahan barang bukti kali ini juga dilakukan dengan cara dibakar
Acara pemusnahan ini dihadiri oleh pejabat dari Kejaksaan Negeri, BPOM, Mahkamah Agung dan Bea cukai SINAR BNN EDISI IX/2011
95
DOKUMEN
96
SINAR BNN EDISI IX/2011