BIOLOGI MIKROALGA Spiralinu platensis DAN MEDIA PERTUMBUHAN KULTUR SEMI MASSAL Olehr Dra. Hi. Christiani' MSi
PENDAHULUAN Penguasaan teknik kultur harus didasari pengetahuan biologi organisme
yang akan dibudidayakan. Prinsip kultur diawali dari kultur murni (monospesifik spesies) dimulai dari isolasi, kemudian pengembangan secara bertingkat. Media
kultur dari beberapa milimeter, berangsur-angsur meningkat ke volume lebih besar hingga ke skala massal. Volume hingga 3 liter dilatrukan di laboratorium (skala laboratorium). Volume 60-100 liter (skala semi out-door) dan volume lebih dari
1
ton (skala massal/ out-door). Kultur yang dilakukan dari volume kecil ke volume besar
ini dikenal dengan kultur bertingkat (berlaqiut). Pertumbuhan mikroalga kultur, membutuhkan berbagai senyawa anorganik,
sebagai hara makro dan mikro. Unsur hara makro
Unsur hara mikro yaitu: Fe,
*.*pi..*
S,
Na, Si' dan Ca.
Zr, Mn, Cu, Mg, Mo, Co, B. Unsur N, P, dan S
penting untuk pernbentukan protein. Unsur karbohidrat.
yaitu: N, P, K,
Fe dan Na berperan dalam
K berfungsi dalam metabolisme
pembentukan khlorofil.
Sid an
Ca
bahan untuk pembentukan dinding sel. Vitamin (B12) untuk memacu
pertumbuhan dengan merangsang proses fotosintesis. Selain itu kondisi lingkungan seperti cahaya, suhu, tekanan osmosis dan pH jugadapatmemacu atau menghambat pertumbuhan. Faktor genetik merupakan faktor internal yang sangat penting, karena
bio.unsoed.ac.id
sifat-sifat pertumbuhan yang ada pada organisme itu sendiri yang muncul tanpa terkendali.
BIOLOGI MIKROALGA Spirulina platensis Sel membentuk filament terpilin, menyerupai spiral (helig), warna hijau biru.
Filamen terdiri dari beberapa sel dalam satu rangkaian (Gambar
1).
Sel berbentuk
silindris dengan dinding sel tipis. Garis tengah sel l-12 p, Bergerak dengan cara menggelinding, Hidup
di terestrial, air tawar, air payau dan air laut.
Cenderung
bersifat alkali. pH optimum 7,2-9,5 (tahan pada pH l1). Tahan pada kadar gaftrm
tinggr hingga 85
%o,
kisaran temperature optimum
25-35'C.
Reproduksi dengan
cara membelah diri.
Gambar 1. Mikroalga Spirulina platensis
Teknik kultur sebaiknya menggunakan air laut dengan kadar garam 15-20
Kultur skala laboratorium dapat menggunakan pupuk Walne pemupukan dengan pupuk cair
I
%o.
Dilakukan
ml/l dalam media kultur. Kultur skala missal
menggunakan pupuk dengan komposisi Urea 30 mgll,
ZA 20 mgll, FeCl: 2 mg/|,
bio.unsoed.ac.id
EDTA 5 mdl dan vitamin Brz 0,001 mg/l. Selain itu dapat digunakan pupuk organic. Puncak populasi setelah
4harl
MEDIA PERTUMBUHAI\ MIKROALGA Skala Laboratorium Media untuk pertumbuhan mikroalga pada kultur skala laboratorium antara
lain Conway dan Miquel-Allen. Media-media tersebut mengandung unsur'unsur
hara untuk pertumbuhan. Pertumbuhan mikroalga sangat berkaitan ketersediaan hara makro dan mikro. Hara makro :
N,
Po
K
S,
dengan
Na Si, Ca. Hara
mikro :Fe,Zn,Mn, Crt Mg, Mo, Co, B. Selain itu kondisi lingkungan: cahay4 suhu, tekanan osmose, pH air dapat memacr:/ menghambat pertumbuhan, disamping faktor genetic yaitu faktor internal
(sifat- sifat pertumbuhanl milroalga
l.
Media Conway Bahan-batran untuk membuat media adalah:
No
Zatharc
I
Makro
Jumlah (gram)
200
NaIIO: NaHzPOa.
40
2HzO
FeClr.6 HzO
2,6
H:BO:
672
MnClz.4WO
0,72
EDTA TITRIPLEK
III
Akuades 2
90 1000 ml
Treat elemen
ZnCb
2,1
CoCLz.5 HzO
2
NH+r. MozOz+ 4 HzO
0,9
CuSO+. 5 HzO
)
akuades
100
bio.unsoed.ac.id
ml
Pembuatan larutan Conway sebagai berikut:
Akuarles sebanyak 1000 ml dimasukkan dalam beaker glass, kemudian satu per satu pupuk kimia makro dimasukkan sambil diaduk sehingga larut. Larutan treat
elemen dibuat dalam 100
ml
akuades. Diambil 12
dimasuktan dalam stock pupuk Conway. Pemakaian
ml treat elemen dan
I ml dalam I liter akuades
steril.
2.
Media Miquel-Allen Bahan-bahan untuk membuat media adalah:
No
Zathana
I
Solution
Jumlah (gram)
A
KNOr
24,20
Akuades steril
1000 ml
Solution B
2
(
Na2[IPO2 l2ttzO
4
FeCl3
2
CaCb 6H2O
4
HCI
2ml
Akuades steril
80 ml
Pembuatan larutan Miquel-Allen sebagai berikut: Akuades 100 ml dnn 20,20 gr KNO3 diaduk hingga merata (sebagai solution A).
Bahan kimia
bio.unsoed.ac.id
B satu per satu dimasukkan pada 80 ml
akuades dan dikocok,
kemudian ditambahkan HCI 2 ml dan diaduk sampai merata (sebagai solution B). Penakaian 2ml solution A dan I ml solution B dalam
I liter akuades st€ril.
3.
Media Zarrouk Bahan-bahan untuk membuat media adalah:
No 1
2
T,athara
Jumlah (gram)
NaHCOT
8,4 g
KzHPO+
4.25 g
lNaNOr
1.25 g
MgSOa
0.1 g
K2S04
0.5 g
NaCl
0.5 g
CaCb
20 mg
FeSO+
5mg
EDTA
80 mg
Akuades steril
1000 ml
Pembuatan media Zarrouk adalah:
Sebanyak 8,4 g NaIICO:. 0.25 g K2HPOa, 1.25 gNa NO3, 0.1 g MgSO+, 0.5 g KzSO+, 0.5 g
NaCl,20 mg CaCl2,5 mg FeSO4 dan 80 mg EDTA ditambahkan
satu persatu ke dalam beker glass berisi 500
ml air steril. Kemudian dilarutkan
dengan menggunakan magnetik hot stirer. Setelah terbentuk larutan homogren
kbmudian ditambatrkan air steril hingga volume 1000 ml.
Media kultur semi massal
Kultur skala semi massal (semi out-door) dimulai dffi 20
I hingga
100 I
bio.unsoed.ac.id
dalam wadah besar, pada umumnya menggunakan akuarium (Gambar 1) atau bak-
bak papan/ plastik besar (Gambar
2
dan 3), yang diletakkan
di luar laboratorium.
Inokulum yang dimasukkan sekitar U10 bagian dari total volume budidaya. Media
perhmbuhan untuk kultur mikroalga pada skala semi massal dapat menggunakan media seperti kultur skala laboratorium atau menggunakan pupuk dengan komposisi sebagai berikut Urea 80 ppm, TSP
30 ppm, ZA 20 ppm, FeCl3 2 ppm, EDTA
ppm dan Vitamin 812 0,001 ppm. Selain itu dapat menggunakan pupuk organik.
Gambar 1. Kultur semi massal memakai akuarinm
bio.unsoed.ac.id Gambar 2. Kultur semi massal menggunakanwadah dari papan
5
J'u!Etu0:l {Bq-{Eq us{8trnBaueltr
rn|lnx'€ rcqltrrc
bio.unsoed.ac.id
PENUTUP
Teknik kultur harus didasari pengetahuan biologi organisme yang akan dibudidayakan. Sel milcoalga Spirulina platensis membentuk filamen terpiliru menyerupai spiral (helig), warna hijau biru. Filamen terdiri dari beberapa sel dalam satu rangkaian. Sel berbentuk silindris dengan dinding sel tipis. Garis tengah sel 1-
12 p. Bergerak dengan cara menggelinding, Hidup di tereshial, air tawar, air payau dan air laut. Cenderung bersifat
alkali. pH optimum 7,2-9,5
(tahan pada
pH
11).
oC. Tahan pada kadar garam trnggi hingga 85 %o, kisaran temperature optimum 25-35
Reproduksi dengan cara membelah did.
Prinsip kultur diawali dari kultur mumi (monospesifik spesies) dimulai dari
isolasi, kemudian pengembangan secara bertingkat. Media kultur dari beberapa milimeter, berangsur-angsur meningkat ke volume lebih besar hingga ke skala massal. Kultur skala semi massal (semi out-door) dimulai dali 20
I
hingga 100 I
dalam wadah besar, pada umumnya menggunakan akuarium atau bak-bak papan/
plasttlq yang diletakkan di luar laboratorium. Inokulum yang dimasukkan sekitar
l/10 bagian dari total volume budidaya. Media pertumbuhan rmtuk kulttr mikroalga pada skala semi massal dapat menggunakan media seperti kultur skala laboratorium atau menggunakan pupuk dengan komposisi sebagai berikut: Urea 80 ppm, TSP 30 <
ppm, ZA 20 ppm, FeCl3 2 ppm, EDTA 5 ppm dan Vitamin
itu dapat menggunakan pupuk organik.
bio.unsoed.ac.id
Bl2
0,001 ppm. Selain
DAFTARPUSTAKA I. S. 2995. Isolasi Pigmen Biri Phycocyanin dari Milaoalga Spirulina platensis. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 3t:79-92.
Arlyz4
Bell, P. R. 1992. Green Plants. Their Origin and Diversity. Dioscorides
Press,
Portland, Oregon.
Bold, H.c. and Michael J. wynne. 1985. Introduction to the Algae. sec. Ed. Prestice HaIl Inc., Englewood Cliffs. N.J.07632.
Borowitzkq
M. A. dan L. J. Borowitzka.
19g9. Dunaliella. Microalgal
Biotechnology. Cambridge University Press, Cambridge.
Campbell, N.A., J.B. Reece and L.G. Mitchell. 1999. Biologi. Edisi Kelima. Terjemahan Manaluo W. Penerbit Erlangg4 Jakarta Darley, W. M. 1992. Alga| Biology: a physiological approach. Blackwell Scientific Publications, Oxford, London.
Direktorat Bina Pembenihan. 1998. Budidaya Mikroalga Skala Laboratorium dan Massal. Direktorat Jenderal PerikanarU Jakarta. lsnansetyo, A. dan E. Kurniastuty. 1995. Teknik kultur Phytoplankton dan Zooplankton. Pakan Alami untuk pembenihan Organisme Laut. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Lee, R. E. 1989. Phycology. Second Edition. Cambridge University press, New York. Merchant, R. E. 2006. The Benedifits of Dietary supplementation with Chlorella pyrenoidosa in Patients with Brain cancer or Suffering from certrain common chronic Illnesses. h@://ruskandi.tripod.comlidl s.htrnl.
Nurhidayati, T., s. B. M. sambiring dan M. Munir. 2005. pengaruh penambahan IAA Terhadap Laju Pertumbuhan Populasi Spirulina sp. Dalam Media zarouk Modifikasi. Jurnal IPTEK S (3) : 143-150.
oH-Hama T" and
s. Miyachi.
1988. chloretta Mikroalgae Biotechnology.
Cambrisge, London.
bio.unsoed.ac.id
Pandebesie, E. S. Dan Susi, A. w. 2005. Green Algae (chtoreila sp.) Biosorption forNitrat and Phospat. Jurnal Purifikasi 6 (1) : 73-78.
Martosudarmo, B. dan Sabarudin, s. 1980. Makanan Hidup Lwva Udang paneid. Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen pertanian, Jakarta.
A. Biology of The Algae. Second Edition. Wm. C. Brown Publishers, Oxford, England.
Sze, P. 1993.
Sutomo. 2005. Kultur Tiga Jenis Milroalga (Tetraselmis, Chlorella danClwetoceros
gracilis) dan Pengaruh Kepadatan Awal Terhadap Pertumbuhan di Laboratorium. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 37:43-58. Vashishta. 1979. Botany for Degree Student, Algae. S. Chand and Company Ltd. Ram Nagar, New Delhi.
bio.unsoed.ac.id