2
AgroinovasI
BIOGAS PEMBUATAN KONSTRUKSI, OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN INSTALASINYA Pentingnya Biogas Energi mempunyai peran yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional. Energi sangat diperlukan untuk pertumbuhan kegiatan industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga. Dalam jangka panjang, peran energi akan lebih berkembang khususnya guna mendukung pertumbuhan sektor industri dan kegiatan lain yang terkait. Meskipun Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak dan gas, namun berkurangnya cadangan minyak, penghapusan subsidi menyebabkan harga minyak naik dan penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber-sumber energi alternatif terbarukan dan ramah lingkungan menjadi pilihan. Salah satu dari energi terbarukan adalah biogas, biogas memiliki peluang yang besar dalam pengembangannya. Energi biogas dapat diperoleh dari air limbah rumah tangga; kotoran cair dari peternakan ayam, sapi, babi; sampah organik dari pasar; industri makanan, pabrik tapioka, pabrik kelapa sawit, sampah kota dan sebagainya. Namun, kapasitas terpasang pemanfaatan biogas adalah kurang dari satu persen dari potensi biogas yang ada. Selain potensi yang besar, pemanfaatan energi biogas dengan reaktor biogas memiliki banyak keuntungan, yaitu mengurangi efek gas rumah kaca, mengurangi bau yang tidak sedap, mencegah penyebaran penyakit, menghasilkan panas dan daya (mekanis/ listrik) serta hasil samping berupa pupuk padat dan cair. Pemanfaatan limbah dengan cara seperti ini secara ekonomi akan sangat kompetitif seiring naiknya harga bahan bakar minyak dan pupuk anorganik. Di samping itu, prinsip nir limbah (zero waste) merupakan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Teknologi konversi biomasa dari limbah pertanian menjadi biogas sudah dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1980-an. Namun, teknologi ini kurang berkembang karena beberapa kendala seperti kurangnya technical expertise, tidak berfungsinya reaktor biogas (karena bocor, kesalahan konstruksi, dll), disain tidak user friendly, memerlukan penanganan manual (pengumpanan/pengeluaran material dari digester/reaktor), serta biaya pembuatan masih mahal. Oleh karena itu, diperlukan metode dan cara pendekatan baru dalam pengembangan dan penerapan teknologi biogas ini. Tujuan 1. Memperkenalkan teknologi biogas dengan memenfaatkan hasil samping dari limbah organik untuk energi alternatif terbarukan. 2. Pemanfaatan limbah organik menjadi biogas secara tidak langsung juga dapat membantu mengatasi pencemaran udara (bau tidak sedap), pencemaran tanah dan air dengan adanya leaching dan eutrofikasi yang menyebabkan terganggunya biota sungai, serta pencemaran biologis (penyakit) melalui vektor lalat. Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
3
3. Pemanfaatan hasil samping proses pembentukan biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik dalam bentuk padat dan cair sehingga mendukung konsep nir limbah (zero waste) dan pertanian berkelanjutan (sustainability agriculture). Sasaran 1. Industri pemroses hasil pertanian dan peternakan secara individual atau kelompok di suatu kawasan. 2. Limbah organik dasil dari kawasan integrasi tanaman dan ternak. Manfaat Pemanfaatan biogas sebagai sumber energi pada industri kecil berbasis pengolahan hasil pertanian dapat memberikan multiple effect dan dapat menjadi penggerak dinamika pembangunan pedesaan. Selain itu, dapat juga dipergunakan untuk meningkatkan nilai tambah dengan cara pemberian green labelling pada produk-produk olahan yang diproses dengan menggunakan green energy. Di samping itu, usaha lain yang dapat bersinergi dengan kegiatan ini adalah peternakan cacing untuk pakan ikan/unggas. Industri kecil pendukung juga dapat berkembang, seperti industri bata merah, industri kompor gas, industri lampu penerangan, pemanas air, bengkel kecil, dsb. Sehingga pengembangan teknologi biogas secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan. Pengembangan teknologi biogas terbukti dapat mengakomodasi berbagai kepentingan yaitu lingkungan, penyediaan pangan/pakan, menciptakan lapangan kerja dan membuka akses untuk mendapatkan energi bagi masyarakat kalangan bawah dan desa tertinggal/terisolir. Pemanfaatan biogas dapat mengurangi emisi gas metana (CH4) yang dihasilkan pada dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan. Dengan menggunakan digester/reaktor kotoran sapi difermentasi menjadi gas metana (biogas). Gas metana termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global, karena gas metana memiliki dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas karbondioksida (CO2). Pengurangan gas metana secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya mengatasi masalah global (efek rumah kaca) yang berakibat pada perubahan iklim global. Secara tidak langsung, upaya ini juga merupakan dukungan pada program Internasional yaitu Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism) dari Protokol Kyoto yang efektif berlaku mulai 16 Februari 2005 dan Indonesia termasuk negara yang meratifikasinya. Penggunaan green energy dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dapat dimanfaatkan untuk memperoleh kompensasi dari negara-negara industri melalui perdagangan karbon. Konstruksi Instalasi Biogas a. Pertimbangan Disain Disain instalasi biogas seyogyanya memiliki beberapa kriteria, yaitu: 1. Disain sederhana dan dapat dibuat dengan bahan yang ada di lokasi sehingga mudah diadopsi dan dikembangkan oleh pengrajin lokal. Badan Litbang Pertanian
Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
4
AgroinovasI
2. User friendly sehingga memudahkan cara operasional dan perawatannya serta membutuhkan biaya yang murah 3. Konstruksi instalasi tahan lama, apabila dibuat secara teliti dengan bahan-bahan yang direkomendasikan dapat mencapai 20-30 tahun. Bentuk kubah (dome) telah terbukti tahan gempa. b. Pembuatan Instalasi Biogas Bahan Konstruksi dan Pemipaan Biogas Dasar–dasar yang perlu diperhatikan dalam membuat Instalasi biogas (1) Lokasi Bangunan Usahakan letak bangunan instalasi biogas berada di lahan yang permukaan air tanahnya lebih dari 2 meter, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya air tanah masuk ke ruang pembentukan biogas (digester/reaktor). Usahakan lokasi instalasi biogas tidak jauh dari kandang dan tempat pemanfaatan biogas. Tabel 1. Bahan konstruksi dan pemipaan biogas skala 18 m3 (untuk 10-20 ekor sapi) No 1
2
Bahan Bahan Konstruksi: Batu Kali Batu Cor Batu bata Semen Pasir ayakan halus Pasir sisa ayakan Pipa PVC Ø 4” Pipa galvanis Ø ½” Cat Kapal Bahan anti retak untuk beton Bahan Pemipaan Pipa PVC ½” Sambungan PVC (T,I, Nipel) Lem PVC Manometer Lampu Petromak Kompor Biogas Slang plastik Ø 1 cm Slang Ø2,5 cm Klem untuk slang
Jumlah 4 m3 4 m3 10.000 buah 30 zak 4 m3 2 m3 2 batang 1 batang 10 kg 20 liter pm pm 6 tube 1 unit 1 unit 1 unit pm pm pm
(2) Ruang Proses Pembentukan Biogas harus Kedap Air dan Udara a. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bangunan instalasi biogas (batu bata, pasir, semen, split) harus bebas dari tanah dan kotoran lainnya. b. Proses pembuatan bangunan diperlukan ketelitian dan kesabaran. c. Hindari batu merah retak untuk pembuatan bangunan instalasi. d. Buatlah adukan semen sesuai dengan kebutuhan. (3) Reaktor Harus Kedap Air dan Kedap Udara Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian
a. b. c. d. e.
AgroinovasI 5 Semua bahan yang dipergunakan untuk membuat konstruksi bangunan (batu bata, pasir, semen) harus bebas dari tanah dan kotoran lainnya. Pengerjaan bangunan harus teliti dan tekun. Membuat campuran adonan cor (semen dan pasir) harus sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan dan pengadukan dilakukan di tempat yang bersih. Batu bata harus utuh, untuk menghemat, pemasangan batu bata disusun miring. Pemasangan batu bata untuk dinding reaktor yang berbentuk kubah, diperlukan perbandingan adonan pasir dan semen, Tabel 2. Tabel 2. Pembuatan adonan semen dan pasir
Susunan Batu Bata ke1 s/d 4 atau 5
Perbandingan Adonan (pasir dan semen) 3 : 1
6 s/d 8
2–3 : 1
9 s/d 17
1–2 : 1
Keterangan • Pada saat batu bata tersusun 2 baris (±25 cm), pipa PVC untuk inlet dipasang • Pada saat batu bata tersusun 4 atau 5 baris, buatlah saluran outlet - Setelah pemasangan lubang outlet s/d batas ruang biogás - Ruang biogas
f. Lapisan bagian dalam reaktor, terdiri dari lapisan pertama (2 pasir ayakan halus : 1 semen, diaduk sampai merata menyerupai bubur kental. Tebal lapisan 1 cm (pelapisan harus padat). Catatan: Agar lapisan semen pasir tersebut tidak retak, waktu pembuatan adonan dicampur dengan bahan anti retak untuk beton. Setelah pelapisan kedua, dicat dengan cat kapal secara merata. g. Pelapisan bagian luar Lapisan (semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 3 setebal 1,5 cm. h. Sambungan pelapisan bagian dalam harus benar-benar saling mengkait dan rapat. Pekerjaan ini harus kontinyu, tidak boleh putus-putus dan harus selesai dikerjakan dalam satu hari. (4) Pemasangan Instalasi Saluran Biogas a. instalasi saluran biogas antara digester dengan kompor, manometer, lampu pemasangan pada posisi miring, sehingga uap air yang mengembun akan jatuh di tempatnya. b. Setiap sambungan pipa PVC distribusi biogas harus benar-benar rapat. Petunjuk pembuatan konstruksi biogas secara kronologis terdapat pada Lampiran. c. Cara Operasional Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terjadi pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobik. Pada umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) 50 sampai 70 persen, gas karbon dioksida (CO2) 30 sampai 40 persen, hidrogen (H2) 5 sampai 10 persen dan gas-gas Badan Litbang Pertanian
Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
6
AgroinovasI
lainnya dalam jumlah yang sedikit. Gas metana (CH4) termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global, karena gas metana memiliki dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas karbondioksida (CO2). Pengurangan gas metana secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya mengatasi masalah global (efek rumah kaca) yang berakibat pada perubahan iklim global. Biogas kira-kira memiliki berat 20 persen lebih ringan dibandingkan udara dan memiliki suhu pembakaran antara 650 sampai 750oC. Biogas tidak berbau dan berwarna yang apabila dibakar akan menghasilkan nyala api biru cerah seperti gas LPG. Nilai kalor gas metana adalah 20 MJ/m3 dengan efisiensi pembakaran 60 persen pada konvesional kompor biogas. Jumlah ternak yang diperlukan untuk produksi biogas skala keluarga, adalah seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah ternak yang diperlukan untuk produksi biogas skala keluarga
No 1 2 3 4 5
Jenis Ternak Ruminansia besar Ruminansia kecil Kuda Babi Unggas
Jumlah (ekor) 2 36 3 15 363
Potensi Biogas Menghasilkan biogas setara minyak tanah 1,23 liter/hari
Proses Pembuatan Biogas Bahan input biogas (berupa limbah organik/kotoran ternak segar) dimasukkan ke dalam reaktor dengan proses sebagai berikut: (1) Bahan input biogas (berupa limbah organik/kotoran ternak segar) dicampur dengan air, perbandingan 1 bagian kotoran dan 1 bagian air. (2) Campuran tersebut diaduk, kemudian dialirkan ke dalam reaktor biogas sampai batas optimal lubang pengeluaran. (3) Didiamkan selama 2-3 minggu, dengan posisi kran gas control dan kran gas pengeluaran ke kompor dalam keadaan tertutup. (4) Hasil proses fermentasi terlihat pada akhir minggu ke 2, karena sifatnya ringan biogas akan terkumpul di bagian atas kubah reaktor. (5) Gas pertama yang terbentuk dikeluarkan sampai keluar bau khas biogas. (6) Apabila pemakaian biogas setiap hari, maka pengisian bahan input biogas setiap hari. (7) Produksi biogas akan berlangsung secara terus menerus, tergantung pengisian dan pemeliharaan instalasi. (8) Menghindari masuknya pestisida, desinfektan, larutan deterjen/sabun/shampoo ke dalam reaktor biogas. d. Pemanfaatan Biogas Biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pada kompor gas, lampu petromak, menggerakkan motor bakar (energi mekanis/listrik) dengan kebutuhan biogas seperti pada Tabel 4. Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
7
Tabel 4. Pemanfaatan Biogas Pemanfaatan Biogas - Lampu penerangan (m3/ jam)
Referensi 0,11 – 0,15 (penerangan setara dengan 60 watt lampu bohlam ≅100 candle power ≅ 620 lumen). Tekanan: 70 − 85 mm H2O 0,2 – 0,45 0,3 m3/orang/hari Tekanan: 75 − 90 mmH2O
Hasil pengukuran 0,15 – 0,3 Tekanan = 30 – 60 mmH2O
- Kompor gas (m3/ jam) - Energi listrik Algen gas generator (700 W) 0,5 m3 biogas/kwh Algen gas generator (1.500 W) 0,35 m3 biogas/kwh Modifikasi diesel engine 6HP perbandingan solar : biogas = 10 : 90 (3000 W)
0,2 – 0,4 Tekanan = 60 – 85 mmH2O 0,55 m3 biogas/kwh 0,40 m3 biogas/kwh 100 ml solar, 0,39 m3 biogas/kwh
Cara Pemakaian Kompor Biogas
• Memastikan slang saluran gas telah terhubung dengan kompor biogas, buka kran gas secara perlahan sehingga gas akan mengalir ke kompor.
• Nyalakan korek api dan sulut tepat di atas tungku sampai kompor menyala normal. Untuk kompor yang dilengkapi dengan pemantik api, tidak diperlukan korek api.
• Atur nyala api sesuai kebutuhan, pastikan gas yang tersedia cukup untuk kegiatan memasak dengan melihat indikator tekanan gas.
• Jika kegiatan memasak selesai, kran gas ditutup rapat. Cara Pemakaian Lampu Petromak
• Memastikan slang saluran gas telah terhubung dengan lampu petromak, buka kran gas secara perlahan sehingga gas akan mengalir ke kaos lampu.
• Nyalakan korek api dan sulut tepat di bagian kaos lampu sampai menyala normal. Untuk lampu petromak yang dilengkapi dengan pemantik api, tidak diperlukan korek api. • Atur nyala api sesuai kebutuhan, pastikan gas yang tersedia cukup untuk penerangan dengan melihat indikator tekanan gas pada manometer. • Jika penggunaan lampu petromak selesai, kran gas ditutup rapat. Cara Pemakaian Motor Bakar/Generator Listrik
• Pastikan persediaan biogas cukup dengan melihat indikator tekanan gas pada manometer.
• Pastikan saluran gas yang terhubung dengan motor bakar/ generator. • Buka kran gas dengan perlahan, sampai indikator tekanan gas yang masuk sesuai dengan ketentuan.
• Hidupkan motor bakar/generator dengan cara diengkol/ditarik starter/menekan Badan Litbang Pertanian
Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
8
AgroinovasI tombol starter.
• Setelah mesin hidup normal, untuk motor bakar penerusan daya mekanis dapat dilakukan. Sedangkan untuk generator, pastikan dulu lampu indikator menyala, baru kabel dihubungkan dengan stop kontak untuk menyalakan listrik. • Apabila pemakaian selesai, motor bakar/generator dimatikan dan kran gas ditutup rapat. • Motor bakar/generator dengan pendingin radiator/pendingin air dapat dioperasikan terus menerus. Sedangkan yang berpendingin kipas, setelah 3 - 5 jam harus dihentikan dahulu sampai mesin menjadi dingin baru bisa dioperasikan lagi. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain seperti tercantum pada Tabel 5. Tabel 5. Kesetaraan 1 m3 biogas dengan sumber energi lain Sumber Energi LPG (Liquified Petroleum Gas) Minyak Tanah Minyak Solar (diesel oil) Bensin Gas Kota Kayu Bakar
Kuantitas 0,46 kg 0,62 liter 0,52 liter 0,80 liter 1,50 m3 3,50 kg
e. Pemanfaatan Lumpur Keluaran Instalasi Biogas Lumpur keluaran dari instalasi biogas dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik dalam bentuk padat dan cair. Padatan dalam bentuk basah atau kering dapat dimanfaatkan langsung untuk pupuk karena sudah mengalami dekomposisi selama proses fermentasi di dalam digester/ reaktor, bahkan mikro organisme yang bersifat pathogen hanya dalam jumlah yang sangat kecil sehingga padatan ini sangat baik untuk media tanam jamur atau pembibitan tanaman. Proses pembuatan pupuk organik cair, adalah sebagai berikut: (1) Lumpur hasil keluaran dari reaktor biogas disaring dengan saringan halus airnya ditampung dalam drum plastik. Untuk meningkatkan kualitas, perlu ditambahkan tepung tulang, tepung cangkang telur dan tepung darah, kemudian dibiarkan selama 7 hari. (2) Selanjutnya cairan disaring lagi dengan menggunakan kain bekas (bekas kantung tepung terigu) kemudian kain diperas. Cairan ditampung dalam drum plastik dan didiamkan selama 3-4 hari dan diaduk-aduk atau dipasang aerator untuk membuang gas-gas sisa. (3) Cairan didiamkan tanpa pengadukan selama 2 hari agar partikel-partikel mengendap dan cairan menjadi lebih jernih. (4) Cairan tersebut sudah siap dikemas dalam botol/jerigen plastik dan siap jual. Pemeliharaan dan Cara Mengatasi Masalah Pemeliharaan (1) Mengisi bahan baku (bahan organik) ke dalam reaktor sesuai kapasitas pengisian setiap hari. Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
9
(2) Menghindari bahan-bahan pengambat pertumbuhan bakteri (pestisida, desinfektan, air detergen/sabun, shampoo) masuk ke dalam reaktor. (3) Membersihkan peralatan (kompor, lampu, generator listrik), melakukan pemeriksaan jaringan pipa/selang gas dan bagian pengaman secara rutin dalam kurun waktu tertentu. (4) Memanfaatkan lumpur keluaran dari instalasi biogas secara teratur. Cara Mengatasi Masalah Operasional Cara mengatasi masalah operasional, seperti pada Tabel 6. Saran Pengembangan Saran pengembangan untuk mendukung pembangunan pertanian, antara lain adalah: a. Pendirian pusat informasi dan show window teknologi biogas, agar calon pengguna mendapatkan informasi secara jelas. b. Bersinergi dengan program pengembangan peternakan terutama untuk desa-desa terpencil di mana bahan bakar minyak sulit diperoleh dan mahal. c. Bersinergi dengan agro wisata untuk pembelajaran kepada masyarakat tentang aplikasi konsep nir limbah dalam pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. d. Bekerjasama dengan Pemda dan lembaga perbankan. Teknologi biogas ini memerlukan investasi awal yang cukup mahal sehingga dibutuhkan dana bergulir dari Pemda atau perbankan. Adopsi teknologi ini perlu pengawalan, pendampingan dan penguatan sampai mandiri dalam pengelolaannya. e. Bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan dalam rangka program perhutanan sosial (Social forestry). Petani/peternak di kawasan tepi hutan dapat dibina agar tidak melakukan penggembalaan liar dengan sistem kandang komunal, menanam hijauan pakan ternak, dan memanfaatkan kotoran ternak untuk biogas. Sehingga perusakan tanaman hutan untuk kayu bakar dapat ditekan. f. Bersinergi dengan sistem integrasi tanaman dan ternak dengan memanfaatkan limbah organik menjadi biogas sehingga carbon efficient farming dapat diimplementasikan. Teguh Wikan Widodo dan Ahmad Asari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian Tromol Pos 2 Serpong, Tangerang 15310 BANTEN Tel.: (021) 537 6780, Fax: (021) 537 6784 Email:
[email protected]
Badan Litbang Pertanian
Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
10 AgroinovasI Tabel 6. Masalah Operasional dan Cara Perbaikannya Kerusakan 1. Masalah : Start awal a. Tekanan gas lemah
Penyebab Kerusakan a. bakteri sangat sedikit
Cara Perbaikan Kira-kira 20 kg slurry dari instalasi biogas yang sudah beroperasi diambil dan dimasukkan ke dalam digester tersebut. b. waktunya belum cukup lama Pada daerah dingin, pada operasional pertama kali perlu waktu 3 minggu untuk mengisi penampung gas. c. Mengisi digester sambil menunggu Ini kesalahan yang sering terjadi. Jangan terpenuhinya penampunggas mengisi digester dulu sampai gas metana d. Tidak ada air di dalam peralatan terbentuk. pengeluaran embun Kira-kira 0,25 liter air harus ditambahkan kedalam botol pencelup pipa. e. Kebocoran di penampung gas atau Ini harus diperbaiki pipa gas f. Keran gas atau keran kondensasi terbuka Harus segera ditutup
b. Gas pertama yang a. Gas yang terbentuk bukan gas metana Gas pertama yang terbentuk jangan dihasilkan tidakterbakar dibakar. Ini mungkin banyak campuran gas dan mungkin bisa meledak. Khususnya di daerah bercuaca dingin, produksi gas lambat, dan sering kandungan CO2 nya tinggi.Gas yang diproduksi berikutnya dapat dibakar. b. Udara di dalam pipa gas Udara hendaknya dikeluarkan sampai yakin keluar bau gas. 2. Masalah Umum a.,b.,c. Segera ditutup Kira-kira 0,25 liter a. Keran pengeluaran pembuangan air terbuka air harus ditambahkan kedalam botol a. Ketika salah satu klep pencelup pipa. gas utama dibuka, b. Keran gas/burner terbuka tekanan gas turun c. Keran gas untuk lampu terbuka drastis. d. Tidak ada air di dalam peralan pengeluaran air/syphon e. Bocor besar di jaringan pipa. Harus segera diperbaiki b. tekanan gas naik secara lambat.
a. Tekanan terlalu rendah. b. c. d.
e. f. g. h. i.
c. Gas tidak menyala
a. b.
a. Produksi gas akan selalu berkurang dalam cuaca dingin Buih tebal diatas slurry b.Penampung gas ditutup rapat dan buih Pengisian terlalu banyak diambil dari permukaan Pengirian terlalu sedikit c, d, jumlah yang tepat harus ditambahkan setiap hari. Ini akan berjalan baik dengan sendirinya setelah beberapa minggu Pencampuran slurry berubah banyak. Pencampuran slurry hendaknya jangan Memasukkan zat kimia, oli, sabun, atau berselang terlalu lama ditergen kedalam slurry Hanya memasukkan campuran kotoran ternak dan dan air setiap hari. Setelah 2 Gas bocor Campuran slurry terlalu kental/terlalu sampai 6 minggu keadaan akan pulih. encer Kebocoran harus segera diperbaiki Mencuci dengan air berlebihan Slurry hendaknya dibuat dengan kekentalan sehingga air masuk kedalam digester yang tepat Tidak boleh ada air ekstra masuk kedalam digester Udara ada di dalam pipa gas Udara dikeluarkan sampai yakin berbau gas Mungkin terlalu banyak gas CO2 Gas dikeluarkan dan pengisian dengan Karena terlalu banyak slurry yang benar, ini memerlukan waktu beberapa
Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI 3. Kompor Nyala api panjang dan lemah. Api menyala jauh dari lubang dan tidak bertahan hidup lama
a. Supply udara tidak tepat
Nyala api kecil Nyala api berdenyutdenyut (tidak stabil)
a. Lubang gas dikompor sebagian tertutup b. Tekanan gas kurang c. Lubang kompor sebagian tertutup
b. Tekanan gas tidak tepat
• Lihat pada "tidak gas di dalam kompor" di bawah ini • Mungkin terdapat buih yg perlu diambil • Segera dibersihkan • Pengembunan air harus ditiadakan a. Terdapat pengembunan air didalam • Menutup keran gas pada kompor dan pipa gas utama posisi kompur dibalik b. Terdapat pengembunan air didalam • Klep harus dibuka kompor
Tidak ada gas di dalam a. Pipa gas utama tertutup b. Embun menutup pipa gas utama kompor c. Lubang gas pada kompor tertutup 4. Lampu a. Cahaya redup
a. Pengatur gas/udara dikencangkan untuk pengaturan b. Tekanan gas terlalu lemah c. Gangguan dalam lampu antara pengatur gas dan venturi
b. Kaos lampu robek
a. Tekanan gas terlalu tinggi b. Tipe kaos lampu salah
c. Tidak ada gas di lampu
gas jet didalam lampu tersumbat
5. Pengeluaran/ Pemasukan Slurry a. Slurry tidak mengalir a. Saringan tersumbat. masuk kedalam b. Pipa pemasukan tersumbat. digester b. Lubang digester overflows
a. Pipa pengeluaran tersumbat.
b. Slurry terlalu kental. c. Slope dari pipa terlalu kecil sehingga permukaan slurry di lubang pengeluaran tidak sesuai. d. Lubang pengeluaran terlalu tinggi.
Badan Litbang Pertanian
11
• Mengatur keran supply campuran udara • Tekanan yg tepat adalah antara 75-85 mm H20
• Kompor harus dilepas. Lubang gas pada kompor dibersihkan dengan jarum. Lubang gas jangan diperlebar/ rusak. • Diatur • Tekanan gas yang tepat untuk lampu (75 mm H2O). Venturi harus dilepas dan dibersihkan dalamnya. Gangguan ini sering terjadi. • Tekanan gas yang tepat untuk lampu (75 mm H20). • Gunakanlah tipe kaos lampu yang tepat • Pengatur gas harus dioperasikan untuk membersihkan gas jet
• Harus dibersihkan dan dikencangkan • Harus dibersihkan dengan memasukkan batang kayu dan digerakkan turun naik • Harus dibersihkan dengan memasukkan batang kayu dan digerakkan turun naik. • Campuran harus tepat kekentalannya • Slope harus ditambah atau tinggi permukaan lubang pengeluaran direndahkan • Tinggi permukaan lubang permukaan harus direndahkan.
Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
12
AgroinovasI
LAMPIRAN
TAHAPAN PEMBUATAN KONSTRUKSI INSTALASI BIOGAS
Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI 13
Badan Litbang Pertanian
Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
14 AgroinovasI
Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
Badan Litbang Pertanian
15
Edisi 1-7 Mei 2011 No.3408 Tahun XLI
16
AgroinovasI
Petunjuk Cara Melipat:
Cover
r ve Co
Cover
1. Ambil dua Lembar halaman tengah tabloid
2. Lipat sehingga cover buku (halaman warna) ada di depan.
Edisi 1-7 Juni 2011 No.3408 Tahun XLI
3. Lipat lagi sehingga dua melintang ke dalam kembali
Cover
Cover
4. Lipat dua membujur ke dalam sehingga cover buku ada di depan
5. Potong bagian bawah buku sehingga menjadi sebuah buku
Badan Litbang Pertanian