LAPORAN HASIL PENELITIAN
PEMBUATAN BIOGAS DARI TINJA KAMBING Oleh : Drs. Burhan Ibnu Mubtadi,ST,.M.Pd. Drs. Sunaryo,ST,MT Jurusan Teknik Mesin / Otomotif Biaya Sendiri
LEMBAGA PENELITIAN POLITEKNIK PRATAMA MULIA SURAKARTA 2012
ABSTRAK
Pembuatan Biogas dari tinja Kambing (2012) merupakan bentuk penelitian eksperimen, yang dilakukan di Desa Slaring, Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini dilakukan totalitas waktunya sekitar 8 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Biogas dari tinja kambing. Bahan/material kotoran/tinja kambing banyak terdapat di didesa tersebut, karena banyak warga yang berternak kambing, tinja kambing hanya gunakan sebagai pupuk tanaman. Harapan utama adalah jika berhasil penelitiannya maka akan dijadikan contoh dan model pengembangannya dalam menerapkan secara langsung biogas dari tinja kambing (sistem permanen). Hasil penelitian ini dinyatakan gagal, oleh karena segala keterbatasannya. Kegagalan yang paling utama terletak pada sistem/alat terjadi kebocoran,sehingga
tidak terbentuk fermentasi, yang mengakibatkan
biogas methana tidak berhasil diperoleh.
Kata Kunci : Biogas, Proses Fermentasi, dan Drum / Tangki Percerna(Digester)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan di berbagai sektor memerlukan perangkat yang dapat meningkatkan daya produksi, yang diharapkan mendapat efisiensi yang cukup tinggi sehingga pembangunan mengalami akselerasi, namun tetap berdasar pada efektivitas dan efisiensi energi yang dipergunakan. Kesemuanya itu tidak terlepas dari perangkat teknologi beranjak dari teknologi sederhana, teknologi terapan sampai pada teknologi tinggi, yang sangat dipengaruhi oleh sumber daya alam dan manusianya. Jumlah penduduk Indonesia dan jumlah kebutuhan temak akan bertambah terns. Demikian halnya kondisi teknologi akan mengalami perubahan dan kemajuan berkelanjutan. Namun diharapkan kemajuan teknologi itu pada hal (masalah) tertentu tidak melupakan teknologi sederhana atau teknologi tepat guna berupa teknologi terapan. Satu diantara berbagai Teknologi Tepat Guna itu adalah membuat biogas sebagai sumber energi panas, dengan memanfaatkkan sumber daya alam yang disesuaikan dengan tersedianya bahan. baku yang cukup, khususnya untuk memenuhi kebutuhan di lingkungan sendiri. Bahan baku yang tak akan pemah kehabisan dan mudah didapat bagi para peternak kambing adalali kotoran, tinja (faeces) kambing. Kambing setiap hari akan mengeluarkan sisa-sisa pencemaan makanan sebagai kotoran kambing yang disebut tinja atau feaces kambing. Secara matematis volume tinja kambing akan bertambah terns seiring dengan pertambahan ternak kambing. Demikian halnya warga desa Slarong, Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten
Sukoharjo
menyampaikan
membuatkan biogas dari tinja kambing.
gagasan
dan
meminta
untuk
Dalam pemanfaatan tinja kambing sebagai sumber energi biogas ini merupakan salah satu potensi energi yang perlu mendapat perhatian, karena bukan saja dapat menambah suplai energi tetapi dapat menghemat bahan bakar dan mengurangi pemakaian gas elpiji yang relatif mahal harganya. Sisasisa pembuatannya (setelah menghasilkan biogas) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, karena baunya sudah berkurang. Di samping itu sedikit mengurangi menumpuknya jumlah volume tinja kambing, dan mengeliminir pembuangan tinja kambing di sembarang tempat. Pemanfaatan biogas ini akan mengurangi pemakaian sumber energi kayu bakar, minyak tanah dan sebagainya yang hargaaya cukup tinggi. Dengan demikian didapatkan nilai ekonomis yang nukup besar, dengan harapan kualitas yang dihasilkanpun cukup memadai sebagai pengganti energi lain. Upaya untuk memasyarakatkan pemakaian biogas ini ditempuh dengan melakukan penelitian eksperimen dalam skala kecil sebagai salah satu kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sedangkan nilai terapan nantinya langsung memanfaatkan tinja kambing yang langsung dapat dibuat konstruksi permanen, sebagai sistem yang berkesinambungan untuk memproduksi biogas. Apabila tinja kambing dapat dimanfaatkan sebagai energi biogas melalui eksperimen pada suatu mekanisme pemrosesan dengan benar dan berhasil dengan baik, maka akan dapat digunakan sebagai percontohan dan dimasyarakatkan penggunaannya.
B. Batasan Masalah Mengingat luasnya masalah pembuatan atau pemrosesan biogas dapat dibuat dari berbagai macam kotoran atau sampah, maka dalam penelitian ini dibatasi pada pembuatan dengan tinja kambing dengan melakukan eksperimen. Persiapan peralatan dirangkai di Politeknik Pratania Mulia Surakarta dan eksperimen pembuatan biogas dilakukan di Desa Slarong, Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Peralatan yang digunakan adalah serangkaian 2 (dua) unit peralatan yang telah disiapkan dari drum yang
berukuran 100 liter dirangkai mendatar dan 50 liter sebagai tempat penampung gas.
C. Rumusan Masalah Penelitian Penelitian
ini
dirumuskan,
sejauhmanakah
ketercapaian
dalam
bereksperimen pembuatan biogas dengan bahan tinja kambing ? Hal ini dapat dijabarkan menjadi : 1. Seberapa ketercapaian produksi volume biogas ? 2. Seberapa ketercapaian produksi tekanan biogas ? 3. Seberapa ketercapaian nilai kalor biogas ?
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk bereksperimen (melakukan uji coba) pembuatan biogas dengan bahan tinja kambing, dalam hal ini mempraktekkan proses pembuatan biogas dimulai dari pembuatan peralatan & perlengkapannya, proses terjadinya biogas, dan mencoba hasil yang dicapainya. 2. Untuk mengetahui ketercapaian produksi terhadap volume tekanan dan nilai kalor/panas biogas dengan menggunakan tolok ukur yang dibuat.
E. Luaran Penelitian Luaran penelitian ini adalah membuat model contoh sederhana dan kajian terhadap hasil eksperimen sebagai langkah penelitian pendahuluan untuk kemudian dilakukan dan dikembangkan terapan dengan membuat alat yang permanen.
F. Kontribusi Penelitian Kontribusi dari penelitian ini diharapkan dapat : 1. Menghindari pencernaran lingkungan akibat membuang tinja kambing sembarangan, menghindari sumber penyakit dan sebagainya.
2. Keluaran (sludge) dan pembuatan biogas dari tinja kambing
dapat
digunakan sebagai pupuk organik atau pupuk kandang untuk tanaman. 3. Memberi sumbangan pemikiran terhadap pemanfaatan tinja kambing yang selama ini hanya sebagai pupuk kandang, kemudian dapat digunakan sebagai sumber biogas, serta memasyarakatkan penggunaannya. 4. Meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar dibanding bahan bakar yang lain pada khususnya di daerah yang banyak peternakan kambing serta menghindarkan dari pemakaian bahan bakar kayu yang cenderung dapat merusak ekosistem (di pedesaan) dan nilai ekonomis yang cukup tinggi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinja Kambing Di dalan kehidupan manusia tidak lepas dari masalah sampah, baik sampah dari rumah tangga maupun yang berasal dari kotoran makhluk hidup itu sendiri, seperti halnya kotoran hewan atau kotoran kambing. Apabila kotoran ini tidak diperhatikan dengan baik, maka akan dapat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan manusia. Bila kotoran kambing tidak dimanfaatkan sebagai biogas, fungsi lainnya secara langsung hanya digunakan sebagai pupuk kandang untuk tanaman.
B. Fermentasi Biogas didapatkan dari kotoran kambing, hewan maupun balian organik lainnya berupa sampah membusuk dan sebagainya. Hal ini terjadi karena melalui suatu proses yang disebut fermentasi. Dari bahan-bahan tersebut gas ditimbulkan oleh bakteri-bakteri tertentu melalui proses fermentasi. Fermentasi adalah suatu proses metabolik, dimana proses tersebut terjadi perubahan-perubahan kimia substrat organik oleh mikrobia (Prescot, 1954 dalam Nirwana (1988). Jadi fennentasi merupakan suatu proses mikrobiologis yang merupakan himpunan proses metabolisme set, sehingga keberhasilan proses ini tidak hanya tergantung semata-mata pada substrat, jasad pemrosesnya, tetapi juga pada faktor lingkungan yang bersifat biotik rnaupun abiotik. Senyawa-senyawa organik yang disusun dari unsur-unsur C, H, 0, N, S sebagian kecil digunakan untuk pembentukan sel-sel baru (biomassa), dalam bentuk energi yang terbesar tidak dicema lagi yaitu merupakan sisa (sludge). Peristiwa fennentasi dari bahan-bahan organik terjadi dalam keadaan anaerobik. Pada proses anaerobik. ini yang akan dihasilkan adalah biogas yang mengandung methana (CH4) dalam jumlah yang banyak.
Menurut hasil lokakarya (1980) dinyatakan bahwa pada proses fermentasi anaerobik akan baik bila bahan mengandung 7-9 % bahan kering, sebab pada keadaan ini proses pencemaan anaerobik bekerja paling baik. Peter John seperti dikutip Harahap (1978) memberikan harga rata-rata bahan kering jenis kotoran/kotoran kambing sebesar 11%. Dalam proses fermentasi, persyaratan lingkungan yang baik untuk dapat menghasilkan biogas antara lain faktor lingkungan biotis dan abiotis. Lingkungan biotis berupa bentuk dan sifat jasad yang aktif di dalam proses, serta kehidupan di antara jasad. Lingkungan abiotis meliputi kadar air dari bahan, ratio C/N yang dikandung, temperatur, metabolik toksik, derajat keasaman, tanpa oksigen, pengadukan dan retention time.
C. Biogas Menurut Teguh & Asori (2009) menyatakan. bahwa biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terjadi pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobik. Selanjutnya Harahap (1978), menyatakan biogas adalah bahan-bahan yang berguna, dapat diperoleh dengan menproses limbah (sisa-sisa) dari pertanian yang basah (busuk) serta kotoran-kotoran hewan, manusia atau campurannya. Biogas ini merupakan bahan-bahan yang berguna karena nilai kalomya cukup tinggi, yaitu berkisar 4800-6700 Kcal/m3, sementara gas methana murni (100%) mempunyai nilai kalor 8900 Kcal/m3. Menurut Yadava and Glases 1981 (dalam Teguh & Asori, 2009) bahwa pada umumnya biogas terdiri dari: - Gas metana (CH4)
= 50--70%
- Gas karbon dioksida (CO2)
= 30-40%
- Hidrogen (H2)
= 5-10%
- Gas-gas lainnya
= dalam jumlah sedikit
Selanjutnya dinyatakan balwa karakteristik Gas metana (CH4) adalah : -
Biogas kira-kira memiliki berat 20 % lebih ringan dibandingkan dengan udara dan memiliki suhu pembakaran antara 6500 sampai 750° C.
-
Biogas tidak berbau dan berwama, yang apabila dibakar akan menghasilkan nyala api biru cerah seperti gas LPG.
-
Nilai kalor gas metana adatah 20 MJ/m3 dengan efisiensi pembakaran 60 % pada konvensional kompor gas.
Potensi kotoran yang dapat memproduksi biogas dari berbagai sumber kotoran adalah sebagai berikut : Tipe Kotoran
Produksi Gas Per Kg . kotoran (m3)
Sapi (Sapi & Kerbau)
0,023-0,40
Babi
0,040-0,059
Peternakan Ayam
0,065-0,116
Manusia
0,020-0,028
Sumber United Nation (1984) dalam Teguh & Asori (2009)
Data tersebut di atas belum ada indikasi hasil biogas yang dapat diproduksi/dihasilkan oleh tinja kambing. Namun demikian hampir bisa dipastikan bahwa tinja kambing dapat menghasilkan biogas jika serangkaian proses pembuatan biogas sesuai dengan ketentuan. Serangkaian pembuatan biogas ini tidak lepas dari masalali materi kimia organik. Bahan yang tennasuk bahan organik adalah tanaman-tanaman yang membusuk,bangkai-bangkai binatang dan semacamnya yang berada di rawarawa, kotoran - kotoran binatang, dan manusia. Dari bahan inilah gas ditimbulkan oleh bakteri-bakteri tertentu disebut sebagai bacteri anaerobe (Emza, 1985). Bakteri adalah semacam Jasad sebangsa tumbuh-tumbuhan terdiri dari salu sel. Oleh karena sangat kecilnya maka hanya dapat dilihat dengan alat pembesaran (mikroskop). Bakteri berkembang biak dengan pembelahan diri. Bakteri hidup di udara, dalam air, dalam tanah yang biasa disebut aerobe dan yang hidup di tempat hampa udara merupa-kan bakteri anaerobe yang mampu
mengubah kotoran hewan, daun-daun dan sebagainya menjadi pupuk yang menyuburkan tanah (Nirwana, 1988).
D. Kerangka Berpikir Untuk mencapai hasil optimal terhadap biogas yang berasal dari tinja kambing, ada beberapa hal yang harus diperhatikan baik itu dari lingkungan biotis maupun abiotis. Apabila ketentuan secara teoritis dapat
dipenuhi
dengan baik tentang kuantitas dan kualitas bahan, alat/perlengkapan maupun syarat proses pembuatan, kemudian dapat dicksperimenkan dengan baik maka akan didapat hasil biogas yang baik, ditinjau dari volume dan tekanan biogas serta nilai kalomya. Namun bila terdapat satu di antara faktor-faktor yang berpengaruh itu kurang terpenuhi, maka sebaliknya akan menghasilkan biogas yang tidak baik dan akan mengakibatkan biogas justru tidak dapat terbakar, meskipun kenaikan volume dan tekanan dapat dicapai.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Eksperimen Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen, dengan cara menyiapkan seperangkat alat yang telah dirangkai dalam 2 (dua) unit yang disebut perangkat pembuat biogas dan melakukan uji coba untuk memproses biogas di dalam drum pembangkit pada waktu tertentu. Secara teoritis di dalam bereksperimen, memasukkan campuran bahan baku tinja kambing dengan air dapat dilakukan sistem curali (sekali menuangkan bahan ke dalam drum) dan dapat juga dilakukan secara bertahap sebanyak. 15 liter/hari selama 4-5 hari hingga mencapai volume 3/4 nya dari ukuran drum 100 liter. Selanjutnya dilakukan observasi selama proses fermentasi dan kemudian dilakukan analisis penelitian dalam menjawab permasalahan penelitian. Eksperimen ini dirancang sederhana sesuai dengan gambar berikut ini dengan modiflkasi seperlunya. Eksperimen ini memeriukan waktu cukup lama (sekitar empat bulan) dimulai dari persiapan pembuatan alat-alat termasuk merangkaikannya, proses fermentasi untuk membangkitkan gas metana, uji coba hasil gas tersebut, dan menganalisa hasil eksperimen. Estimasi waktu yang diperlukan selama penelitian ini dapat dilihat pada jadwal kegiatan penelitian pada point 10.
Perangkaian unit alat horizontal kontruksi t secara utuh
Gambar 1. Rangkaian Unit Alat Horizontal Secara Lengkap
B. Metode Analisis Data Setelah melakukan eksperimen pembuatan biogas, diobservasi dan dicatat kenaikan volume dan tekanannya pada setiap hari sampai tidak menghasilkan biogas lagi, selanjutnya diuji coba dengan memanfaatkan gas tersebut untuk keperluan kompor gas dan lampu penerangan sederhana. Diperhatikan nyala api yang dihasilkan eksperimen, kemudian diukur nilai
kalor/panas yang dapat dibangkitkannya, apabila terdapat alat pengukur kalor. Apabila tidak ada alat pengukur, maka cara sederhana adalah membandingkan dengan nyala api yang dihasilkan oleh gas elpiji yang dijadikan standar, dipergunakan untuk merebus air dengan intensitas nyala disesuaikan/diatur. Kerangka acuan yang dipakai dalam menilai keberhasilan eksperimen ini ditinjau dari besarnya nilai kalor, maka sesuai dengan perbandingan antara biogas dan methana mumi adalah sekitar 65 %. Adapun acuannya dapat dibuat sebagai berikut: 0,00 s/d- 0,20 dari gas methana murni : tidak berhasil. 0,21 s/d. 0,40
sda-
: kurang berhasil.
0,41 s/d- 0,60
sda.
: cukup berhasil.
0,61 s/d. 0,80
sda-
: berhasil.
C. Langkah-langkah Pemrosesan/Pembuatan Biogas Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Persiapkan peralatan yang diperlukan dan rangkaikan dua unit alat horisontal yang digunakan (seperti pada gambar), lengkapi dengan peralatan lain yang diperlukan, seperti : ember dan penutupnya dilengkapi dengan pengaduk, masker dan lain-lain. b. Bahan tinja sebenarnya diisikan paling tidak 7,5 liter/hari, campurkan air dengan perbandingan sekitar 1 : 1. Aduk dan putar-putar sampai merata dengan potongan kayu hingga terasa agak berat (agak kental). Bila pengaduknya masih terasa berat tambahkan sedikit air lagi. c. Masukkan campuran/adonan tersebut sedikit demi sedikit ke dalam drum pencerna (pembangkit) melalui pipa pemasukan. Pemasukan campuran paling tidak 15 liter/hari, sehingga proses pemasukan berlangsung sekitar 4-5 hari. Kran/katup dalan keadaan tertutup sehingga tidak ada udara yang masuk. d. Tutup lubang-lubang pemasukan dan pengeluaran setelah proses pemasukan bahan agar air hujan tidak dapat masuk, sedangkan udara luar
sudah tidak bisa masuk selama lubang bagian bawah pada pipa tersebut berisi campuran bahan tinja kambing. e. Setiap hari selidiki dan catat suhu luar dan dalam drum, amati bila terjadi kebocoran-kebocoran,
goyang-goyangkan
drum
sebagai
pengganti
pengadukan terhadap bahan yang berada di dalam drum. f. Tunggu masa proses fermentasi selama sekitar 6 minggu sambil dilakukan seperti pada point 5. g. Siapkan drum besar diisi air pada ketinggian 80 cm dan drum yang lebih kecil (50 liter) dimasukkan dengan posisi terbalik. Air berfungsi sebagai penyekat antara gas dan tabung. h. Bila masa proses fermentasi telah tercapai, alirkan biogas yang telah terbentuk itu ke drum pengumpul, dengan cara membuka kran pada tabung pencema, sehingga biogas mengalir melalui selang plastik. i. Dengan adanya biogas, dram pengumpul akan terangkat ke atas karena gas melakukan tekanan terhadap air. Mengalirkan gas dapat dilakukan setiap hari pada waktu tertentu atau terus menerus katup dibuka agai gas secara langsung terus mengalir. Langkah pertama dilakukan agar mengetahui ketepatan kenaikan setiap harinya. j. Perhatikan dan catat pertambahan volume dan tekanan gas setiap hari sampai didapatkan kondisi maksiinal sampai tabung pencerna tidak menghasilkan gas lagi. k. Lakukan uji coba (mengetes) apakah biogas dapat terbakar atau tidak nelalui rangkaian kompor sederhana. l. Bila gas dapat terbakar lakukan uji coba merebus air dengan volume air dan waktu pernanasan, catat kenaikan suhu air saat dipanaskan pada waktu tertentu, hitung dengan rumusan Q = m . c . t. Bandingkan dengan kuali.tas nilai kalor pada gas elpiji (methana nurni) dengani melakukan uji coba yang sama. m. Apabila pada point k dan 1 tidak tercapai (biogas tidak dapat terbakar) lakukan analisis kegagalan ditinjau dari ketercapaian nilai kalor biogas.
D. Jadwal Kegiatan Pfneiitian ( EXCEL ) 1
Persiapan dan observasi lapangan
2
Pembuatan proposal
3,
Pembuatan alat-alat
4
Merangkai alal-alat
5
Koordinasi dengan warga setempat
6
Melakukan eksperimen (mengisi bahan tinja ke alat)
7
Observasi produk biogas (mulai ada kenaikan volume dan tekanan)
8
Observasi berakhimya produk biogas
9
Uji coba hasil biogas
10
Evaluasi sementara terhadap produk biogas
11
Analisis keberhasilan/ kegagalan dan kesimpulan
12
Pelaporan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian ini berlangsung sekitar selama enam bulan, dimulai dari persiapan-persiapan, pembuatan alat, proses fermentasi biogas dan hasil penelitian. Hasil penelitian akan tercapai dengan baik jika beberapa faktor (komponen) dapat terlaksana dengan baik. Faktor yang sangat menentukan keberhasilan adalah dari perangkat alat yang digunakan dan faktor lain yang berkaitan yaitu : 1. Tinjauan alat pembangkit biogas (digister) Prinsip terjadinya proses fermentasi biogas yang baik bergantung kepada alat pembangkit dan perangkatnya. Alat utama tabung pembangkit berupa drum yang terbuat dari plastik (non logam). Konstruksi alat dan perangkatnya dalam merangkaikannya berhubungan dengan sambungan dengan lem dan klem, selang, kran dan manometer. proses pemasukan material (tinja kambing) dimasukkan dengan cara sekaligus sehingga terpenuhi volumenya yaitu sebanyak sekitar 75% dari volume (isi) total drum. Bagian 25% volum. Bagian 25% volume drum digunakan. Untuk ruang terbentuknya biogas, sehingga akan tampak meningkatnya tekanan biogas jika proses fermentasi berhasil. Ternyata bahan alat pembangkit dari drum plastik-plastik banyak terjadi kebocoran karena faktor pengeleman pada tempat penutupnya pada sisi pengeluaran sehingga udara luar masuk ke sistem (drum pembangkit) . sambungan pengeleman sudah cukup kuwat dan rapat, tetapi partikelpartikel lem yang tidak tampak dimungkinkan, tidak sempurna, rapat dan padat, sehingga ada celah-celah kecil yang menyebabkan udara masuk ke sistem. Hal ini menyebabkan proses fermentasi biogas tidak berhasil meskipun sudah ditunggu dalam waktu sekitar dua bulan.
2. Perbaikan alat / sistem Alat pembangkit biogas setelah dipergunakan proses eksperimen pertama yang mengalami kegagalan, dilakukan pembersihan dan perbaikanperbaikan (sistem pengeleman dan penguatan pada sambungan yang diduga tempat terjadinya kebocoran). Penguatan pengeleman dilakukan pada penutup drum pada sesi pengeluaran, kemudian dilakukan pengecekan terhadap sambungan-sambungan dan perangkat lainnya (manometer dan lain-lain). Perbaikan alat/sistem dinyatakan selesai, maka proses pemasukan material yang dilakukan. 3. Faktor lingkungan Tempat lingkungan penelitian eksperimen berupa terjadinya proses fermentasi sesuai dengan kebutuhan pada suhu lingkungan yang terjaga. Proses pemrosesan fermentasi biogas berada di teras, di samping rumah penduduk yang berketempatan proses eksperimen tersebut, yang terhindar secara langsung dari sinar matahari dan air hujan. Faktor lingkungan bukan menjadi penyebab kegagalan dalam penelitian ini. 4. Faktor Manusia Dalam rangka memproses fermentasi menjadi biogas juga tergantung kepada pelakunya (manusia) oleh karena tempat pelaksanaan proses fermentasi berada di desa Slarong, Kecamatan Gatak yang berjarak sekitar 15 km dari tempat tinggal peneliti dan Kampus Politama, maka pemrosesan dan melakukan observasi terhadap sistem serta percatatan data dilakukan oleh orang lain (sebagai pekerja). Beberapa hal kelemahan yang dilakukan oleh pekerja tersebut antara lain adalah : a) Kurang memperhatikan terhadap gejala kebocoran pada sistem atau tidak seksama terhadap gejala negatif lain. b) Pekerja tersebut tidak selalu berkoordinasi dengan peneliti dan tidak mewakilkan kepada orang lain untuk melakukan observasi ketika berhalangan dalam melakukan tugasnya.
c) Ternyata pekerja tersebut mengalami gangguan kesehatan (sering sakit) sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya (sesuai dengan arahan peneliti) 5. Perolehan Data Data awal yang diperlukan untuk proses fermentasi biogas adalah volume dan tekanan gas methana. Data alat / sistem Volume tanah tangki (drum) digester V = 120 liter Volume material tinja sekitar 75% nya, V1 = 90 liter Volume ruangan untuk gas methana 25% nya V2 = 30 liter Data volume gas methana pada saat setelah pemrosesan selama dua minggu tampak sedikit kenaikan volumenya, tetapi belum tampak terjadi peningkatan tekanan dengan indikasi jarum manometer belum bergerak. Memasuki minggu ke 3 sampai ke 6 tidak menunjukkan perubahan volume dan tekanan yang signifikan, tetapi justru kecenderungan berkurang, setelah diobservasi dan dievaluasi ternyata terjadi kebocoran pada jarum digister (pemroses). Demikian juga pada pemrosesan berikutnya terjadi kebocoran pada komponen lain yang berkait. Data tidak dapat ditunjukkan ke dalam angka karena tidak ada kenaikan / perubahan volume dan tekanan yang siginifikan tetapi justru menyusut dan menghilang akibat adanya kebocoran.
B. Analisis Kegagalan Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dari penelitian ini. Faktor yang paling vital agar tercipta proses fermentasi dengan baik adalah faktor-faktor : 1) Alat pemroses (tangki/drum pencerna) Alat ini terbuat dari plastik dengan ketebalan 2-3 mm, bekas bahan kimia (obat-obatan) yang sudah dicuci bersih. Beberapa unit alat dirangkai
dengan menggunakan metode pengalaman dengan jenis lem sealer, dalam pipa PVC, lem kastol dan diperkuat dengan sistem klem pada penutup drum dan sambungan-sambungan pipa ke kran penyalur gas. Faktor kebocoran pada sistem menjadi penyebab utamanya kegagalan dalam penelitianl 2) Faktor manusia Faktor manusia yang terkait utama dalam penelitian ini adalah orang lain (pekerja) yang telah diinstruksikan oleh peneliti dengan langkah-langkah yang telah terstruktur. Kendalanya adalah pekerja tidak melaporkan / tidak berkoordinasi secara rutin kepada peneliti dan faktor kesehatan pekerja yang terganggu. 3) Faktor jarak tempuh antara peneliti / kampus dengan tempat pemrosesan relatif agak jauh, padahal perlu setiap hari diobservasi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaukan pemrosesan biogas sebanyak dua kali pemrosesan (proses fermentasi) mengalami kegagalan, terlihat tidak tampak terbentuknya biogas methana baik volume maupun tekanan penyebab faktor utama kegagalan tersebut adalah faktor kebocoran pada sistem drum pembangkit biogas (pembangkit / slingester). Jika terjadi kebocoran pada sistem, udara yang masuk akan mengakibatkan proses fermentasi sangat terganggu maka tidak akan terbentuk biogas.
B. Saran Saran yang paling penting disampaikan : 1) Alat / sistem untuk pemroses biogas (digister) lebih baik terbuat dari logam, karena dapat dilakukan penyambungan melalui pengelasan, sehingga tidak rawan terhadap kebocoran. 2) Pengecekan terhadap kebocoran-kebocoran hendaknya dilakukan dengan cermat sebelum proses pemasukan material berlangsung. 3) Proses penelitian lebih baik dapat ditangani sendiri secara langsung dan tidak dipekerjakan orang lain.
LAMPIRAN
1. Biodata Penulis 1) Nama NIP
: Drs. Burhan Ibnu Mubtadi, ST, M.Pd : 195712161986031003
Jabatan/Golongan : Lektor Kepala / IV b Instansi
: Politeknik Pratama Mulia Surakarta Jurusan Teknik Mesin / Otomotif
Alamat Instansi
: Jl. Haryo Panular 18 A Surakarta
Alamat Runiah
: Jl. Bungur II / 10 A Punggawan, Surakarta
2) Nama
: Drs. Sunaryo, ST, MT
NIP
: 195504241983031002
Jabatan/Golongan : Lektor Kepala / IV b Instansi
: Politeknik Pratama Mulia Surakarta Jurusan Teknik Mesin / Otomotif
Alamat Instansi
: Jl. Haryo Panular 18 A Surakarta
Alamat Rmnah
: Komplek Maduasri A 27, Colomadu - Karanganyar
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1991). Prosedw Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Depdikbud - Dirjen Dikti. (1991). Proseding Lokakarya Teknologi Tepat Guna. Emza, (1985). Sen Teknologi Pedesaan. Kompor Gas di Kaki Gunung. Jakarta : PT. Karya Unipress. Harahap, Filino, dkk. (1978). Teknologi Biogas. Bandung : Pusat Teknologi Pembangunan Institut Teknologi Bandung. Hasil Lokakarya. (1980). Pen^embangan Encrgi Non Kom'ensional. Jakarta : Dirjen. Ketenagaan, Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia. Indra Gotama, Ida Bagus. (1975/1976). Penelitian Foreman Recycling Waste Dengan Degisler Unluk Mendprong Pembuatc..i dan Penggunaan Jamban Keluarga Pada Masyarakat Pedesarm. (Dalam Proseding Lokakarya). Kadir, A. (September 1990) Energy Problems of the Developing Countries with Special Reference to the Fire Wood Djiemna in Indonesia, Munich: Makalah. Kadir, A. (1982). Energi. Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi Ekonomi, Jakarta: Ul-Press. Nirwana. (1988). Analisis Penghasilan Biogas Dari Tinja Ternak Unggas Yang Tidak Dicampur Jerami Dengan Tinja Ternak Unggas Yang Dicampur Jerami. Medan : Laporan Penelitian IKIP Medan. Paimin, Parry B. (1995). Alat Pembtiat Biogas Dari Drum. Jakarta: PT. Penebar Swadaya. Sirajuddin, Sahidu. (1983). Kotoran Ternak Sebagai Sumber Energi. Jakarta : Dewaruci Press. Susanto, Sri Soeswati. (1978/1979). Penelitian Teknologi Tepat Guna Bidang Kesehatan Lingkungan. (Proseding Lokakarya). Teguh, WW. & Asori, A. (2009). Balai Besar Pengembangan Makanisasi Pertanian, Serpong : Departemen Pertanian.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
Nama Lengkap
: Drs. Burhan Ibnu Mubtadi, ST, M.Pd
2.
Tempat/ Tanggal Lahir
: Purwodadi / 16 Desember 1957
3.
NIP
:195712161986031003
4.
Golongan / Jabatan
: IV b / Lektor Kepala
5.
Alamat Kantor
: Politeknik Pratama Mulia Surakarta Jl. Haryo Panular 18 A Surakarta
6.
Alamat Rumah
: Jl. Bungur II /10 A Punggawan, Surakarta
7.
Riwayat Pendidikan : - Tamat SD
tahun 1970
- Tamat SMP
tahun 1973
- Tamat STM
tahun 1976
- Tamat Sarjana Muda IKIP Pend. Teknik Mesin
tahun 1981
- Tamat Sarjana IKIP Pendidikan Teknik Mesin
tahun 1984
- Tamat Training PEDC Jurusan Mekanik di Bandung tahun 1985 - Tamat Pasca Sarjana (S2) IKIP Jakarta PTK
tahun 1995
- Tamat Sarjana Teknik UNIVA Medan - Jurusan Teknik Mesin 8.
9.
tahun 2002
Riwayat Pekerjaan : -
Guru MAN/SMA di Semarang tahun 1982 - 1984
-
Dosen Politeknik USU Medan Jurusan Mesin tahun 1985 - 2004
-
Dosen Universitas Muhammadiyah (UMSU) Medan tahun 1986 - 1990
-
Dosen Politeknik Pratama Mulia Surakarta tahun 2004 s/d Sekarang.
Pengalaman Lain -
Training Calon Tenaga Pengajar di PEDC Bandung tahun 1984 - 1985
-
Short Course di PAU Ilmu Teknik UGM tahun 1992
-
Mengisi Artikel - Artikel di harian Waspada dan Anaiisa Medan tahun 1999 s/d tahun 2004
-
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Rangka TugasTugas Tri Dharma Perguruan Tinggi.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama 2. NIP 3. Tempat tgl, lahir 4. Pangkat /Golongan 5. Jabatan Fungsional 6. Jabatan stuktural 7. Kawin/Tidak Kawin 8. Agama 9. Alamat rumah 10. No HP
: Drs. SUNARYO, ST, MT : 195504241983031002 : Banjarnegara, 24 April 1955 : Pembina IV b : Lektor Kepala :: Kawin : Islam : Maduasri blok A 27, Colomadu, Surakarta : 08122984566
Pendidikan Dalam Negeri : 1. Lulus SD tahun 1968 2. Lulus SMP tahun 1971 3. Lulus STM jur Teknik Mesin tahun 1974 4. Lulus sarjana Pendidikan IKIP Semarang tahun 1981 5. Lulus Sarjana Teknik Mesin Tidar Magelang tahun 2001 6. Lulus Magister Teknik Mesin UNDIP Semarang 2009 Pendidikan dan Latihan : 1. Pendidikan Prajabatan tahun 1984 2. Penataran P 4 tahun 1986 3. TOT Penatar P 4 tahun 1987 4. Pelatihan pengelola laboratorium di ITB bandung tahun 1987 5. Pelatihan penulisan karya ilmiah tahun 1988 6. Pelatihan pengelola Perpustakaan taliun 1999 7. Pelatihan penulisan jurnal ilmiah tahun 1995 8. Pelatihan AMA I tahun 2007 Riwayat Pekerjaan : 1. Dosen dpk di AT Warga Surakarta tahun 1983 s/d 1994 2. Pembantu Direktur Bidang Akademik di AT Warga Surakarta tahun 1985 s/d 1988 3. Ketua Pusat Pengembangan dan Penelitian di AT Warga tahun 1988 s/d 1994 4. Sekretaris Senat Akademi Teknik Warga tahun 1984 s/d 1989 5. Dosen dpk di Politeknik Pratama Mulia Surakarta tahun 1995 s/d sekarang 6. Sekretaris BPH di Politeknik Pratama Mulia tahun 1994 s/d 1996 7. Pembantu Direktur Bidang Akademik di Politeknik Pratama Mulia tahun 1996 s/d 1997 8. Direktur Politeknik Pratama Mulia Surakarta tahun 1997 s/d 2003 9. Direktur Politeknik Pratama Mulia Surakartd tahun 2003 s/d Desernber 2007 10. Pengembang Perumahan 2008 sekarang
Pengalaman Lain : 1. Ketua Koperasi di AT Warga tahun 1992/1994 2. Ketua Penyusunan RIP tahun 1996 3. Pimpro Pembangunan Gedung Kampus PoHtama tahun 1996 4. Ketua Penyusnan statuta tahun 1997 5. Ketua Penyusunan Renstra tahun 2003 6. Penanggungjawab penyusunan Kurikulum berbasis Kompetensi 2003 Pengalaman Organisasi : 1. Ketua II Paguyuban Serulingmas Surakarta 2003 s/d sekarang 2. Sekretaris APTISI rayon II Surakarta tahun 2004 s/d sekarang 3. Ketua Asosiasi AMAI Surakarta tahun 2007 s/d sekarang 4. Ketua Asosiasi Pengelola Program Diploma III tahun 2007 s/d sekarang 5. Anggota REI 2008 sekarang 6. Anggota APERSI 2011 sekarang Surakarta, 29 Januari 2012 Yang membuat,
SUNARYO