Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi Rasional, Tujuan, dan Permasalahan Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Dengan Dosen Pengampu Dr. Sutarno, M.Pd
DI SUSUN OLEH : AHMAD HIDAYAT FAUZI
K2311002
DESY ERMIA PUTRI
K2311016
DWI PUTRI SABARIASIH
K2311022
YOSAN SETYO UTOMO
K2311087
PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal,
yaitu
mampu
memahami
diri,
mengarahkan
diri,
dan
mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya. Upaya mencegah dan menangkal perilaku-perilaku yang tidak diharapkan seperti pelanggaran tata tertib sekolah, tawuran pelajar, gang motor/sekolah, pergaulan bebas
adalah dengan mengembangkan potensi
konseli dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapan bimbingan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya. Untuk itulah perlunya disusun dan dibuat program sekaligus Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mengenai bimbingan dan koseling agar pencapaian pengembangan diri konseli yang optimal dapat terpenuhi. Berdasar latar belakang tersebut di atas, penulis tergerak untuk melakukan telaah mengenai Rasional, Tujuan dan Permasalahan Bimbingan dan Konseling dalam pembelajaran berbasis kompetensi di Sekolah.
BAB II PEMBAHASAN 1.
Tujuan Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi Seiring dengan berlakunya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), maka pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah dituntut untuk dikelola dan dilaksanakan sesuai dengan pola KBK. Untuk itu perlu adanya pengenalan, pemahaman, dan persamaan persepsi berkenaan dengan apa, bagaimana, dan untuk apa pelayanan bunbingan konseling berbasis kompetensi terutama oleh guru pembimbing, sehingga ia dapat menunjukan kinerjanya. Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang disusun berdasarkan elemen-elemen kompetensi yang dapat mengantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, pendukung dan lain-lain sebagai a method of inquiry. KBK lahir sebagai hasil studi yang mendalam terhadap kebutuhan peserta didik sekarang dan untuk masa yang akan datang, Kompetensi merupakan pengetahuan ketrampilan, nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang bersifat dinamis, berkembang dan dapat diraih setiap waktu. Pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap diharapkan mewarnai dan menjadi tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan semua mata pelajaran dan tidak terkecuali pelayanan bimbingan konseling di sekolah, Sehingga membangun kebiasaan berfikir dan bertindak semua peserta didik. Berdasarkan Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling (2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang bertujuan untuk :
1.
Membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilanketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.
2.
Membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsif adalah: bidang pendidikan,
belajar,social,
pribadi,karir,
tata
tertib
Sekolah,
narkotika
dan
perjudian,perilaku sosial, dll. 3.
Memberi layanan bimbingan yang membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir,dan kehidupan sosial dan pribadinya.
4.
Membantu siswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan dirinya.Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi kemungkinan masalah. (Fungsi Pencegahan (Preventive Function),)
5.
Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi kemungkinan masalah.( Fungsi Penyaluran (Distributive Fungction))
6.
Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi kemungkinan masalah.( Fungsi Penyesuaian (Adjustive Function))
7.
Membantu siswa memahami kesulitan belajar, mengetahui faktor penyebab, dan bersama siswa menggali solusinya.( Fungsi Perbaikan (Remedial Function))
8.
Membantu tercapainya perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
9.
Memberi layanan kepada siswa untuk mempersiapkan diri , menerima dan bersikap positif sert dinamis terhadapa perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
10. Menuntun siswa untuk mengenali kemampuan , bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni yang dimilikinya. 11. Membantu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
2.
Rasional
Bimbingan
Konseling
dalam
Pembelajaran
Berbasis
Kompetensi Rasional dari bimbingan konseling berbasis kompetensi di sini adalah merupakan pentingnya suatu bimbingan konseing dalam proses pembelajaran
berbasis kompetensi. Rasoinal dari bimbingan konseling berbasis kompetensi di sini adalah sebenarnya mengarah pada: 1. Mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu memenuhi tugas-tugas perkembangannya secara optimal. 2. Membantu siswa agar mampu mengatasi berbagai permasalahan yang mengganggu dan menghambat perkembangannya. Serta dirasakan kurangnya pemantapan pada diri siswa yang di khawatirkan akan menimbulkan beberapa hal yang tidak di inginkan. Beberapa pemantapan yang masih dirasakan kurang pada diri siswa adalah sebagai berikut : a. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Pemantapan
pemahaman
tentang
kekuatan
diri
dan
pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif. c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta dalam penyaluran dan pengembangannya. d. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya. e. Pemantapan kemampuan dalam mengambil keputusan. f. Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya. g. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah. i. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok. h. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah lanjutan tingkat atas sesuai dengan perkembangan ilmu teknologi dan kesenian. i. Pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisisk, sosial, dan budaya yang ada di sekolah, lingkunagan sekitar dan masyarakat secra luas.
j. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.
3. Bimbingan dan Konseling dalam konteks berbasis kompetensi mempunyai rasional sebagai komponen layanan pendidikan dan mitra guru di dalam memfasilitasi siswa mencapai tingkatan kompetensi tertentu. 4. Bimbingan dan konseling merupakan sebuah keutuhan layanan yang bersifat
komprehensif
yang didasarkan pada kepada
tugas-tugas
perkembangan atau kompetensi yang harus dikuasai. Oleh karena itu guru dan konselor harus bekerja dalam suasana interdependen, guru dan konselor harus mengkolaborasikan programnya demi tercapainya tujuan KBK. Pendekatan lintas kurikulum dalam KBK berlaku juga antara pembelajaran dengan bimbingan dan konseling. Ada kompetensi guru yang harus dikuasai dan dilaksanakan konselor dan ada kompetensi konselor yang harus dikuasai dan dilaksanakan guru. 5. Masih kurangnya sarana atau media untuk siswa dalam menyampaikan masalah mereka terutama dalam menghadapi pembelajaran berbasis kompetensi, yang kebanyakan adalah mengenai kesiapan siswa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis kompetensi.
3. Permasalahan Bimbingan Kompetensi Berbasis Kompetensi Dalam
Bimbingan
Konseling
dalam
pendidikan
berbasis
kompetensi ini terdapat beberapa permasalahan. Inilah beberapa permasalahan dalam bimbingan konseling dalam pendidikan berbasais konseling di antaranya adalah : 1. Penyusunan program BK , tidak di dasarkan pada kebutuhan nyata siswa, sehingga membuat siswa tidak leluasa menyampaikan masalah yang mereka hadapi dalam pembelajaran berbasis kompetensi.
2. Tidak adanya jam masuk sekolah, sehingga siswa ketika memiliki permasalahan pada waktu itu tudak dapat langsung mengutarakan masalah mereka. 3. Kurangnya sarana dan prasarana, yang membuat keterbatasan siswa dalam menyampaikan masalah mereka. 4. Masih adanya tugas-tugas yang mestinya bukan tanggung jawab guru BK. 5. Belum adanya kepercayaan terhadap guru BK, yang membuat siswa tidak nyaman dalam menyampaikan permasalahan mereka.
KESIMPULAN Setelah dibahas mengenai tujuan,rasional, dan permasalahan bimbingan konseling berbasis kompetensi di sini maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa pendidikan berbasis kompetensi adalah Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang disusun berdasarkan elemen-elemen kompetensi yang dapat mengantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, pendukung dan lain-lain sebagai a method of inquiry.
Rujukan : Supriatna, Maman. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Rajawali Pers. Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Fajar interpratama Offset http://www.sabda.org/c3i/bimbingan_konseling_sekolah_dasar