iAccounTax
Bidang Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan
Surabaya - 11 Mei 2016
Pembentukan OJK Latar Belakang Pendirian OJK Permasalahan di Sektor Keuangan
Perkembangan Sistem Keuangan Konglomerasi bisnis
Moral hazard
Hybrid products
Perlindungan konsumen
Regulatory arbitrage
Koordinasi lintas sektoral
Amanat UndangUndang UU Bank Indonesia mengamanatkan pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan
Perlu penataan kembali lembaga-lembaga yang melaksanakan fungsi pengaturan dan pengawasan di industri jasa keuangan 3
Pembentukan OJK Tujuan OJK
1
2
3
mendorong kegiatan sektor jasa keuangan agar terselenggara secara teratur, adil, transparan & akuntabel
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan & stabil
melindungi kepentingan konsumen & masyarakat
4
Pembentukan OJK Fungsi & Tugas OJK
Fungsi: MENYELENGGARAKAN SISTEM PENGATURAN DAN PENGAWASAN YANG TERINTEGRASI TERHADAP SELURUH KEGIATAN DI SEKTOR KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
Tugas:
pengaturan dan pengawasan
Perbankan Bank Umum, Bank Syariah, BPR / BPRS
Pasar Modal Perusahaan Sekuritas Manajer Investasi
IKNB Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, LJK Lainnya 5
7
Pembentukan OJK Financial Intermediaries Bank
NonBank
Surplus Units Penabung Investor Pengirim Dana
Deficit Units Pasar Uang
Peminjam Pengusaha Penerima Dana
Pasar Modal
Financial Markets
Untuk menuju stabilitas sistem keuangan, dilakukan pengaturan dan pengawasan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan secara simultan dilakukan perlindungan konsumen jasa keuangan dan market conduct.
STABILITAS SISTEM KEUANGAN Macro Prudential oleh BI
Micro Prudential oleh OJK
Fokus pada kesehatan & Prudential Regulation keamanan lembaga keuangan secara individual
Market Conduct & Consumer Protection
Fokus pada market conduct & melindungi kosumen dari informasi yang tidak lengkap & praktek yang tidak fair 6
Pembentukan OJK Wewenang OJK
PENGATURAN
PENGAWASAN
• • • •
menetapkan peraturan pelaksanaan UU OJK; menetapkan peraturan per-uu-an di sektor jasa keuangan; menetapkan peraturan mengenai pengawasan; menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis; • menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi.
• melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan kegiatan lain sektor Perbankan, Pasar Modal, & IKNB • memberikan perintah tertulis kpd LJK & pihak tertentu • menunjuk Pengelole Statuter. • memberikan dan/atau mencabut izin usaha; pengesahan; persetujuan atau penetapan pembubaran/penetapan lain. • menetapkan sanksi administratif atas pelanggaran peraturan.
7
Pembentukan OJK Penegakan Hukum
PENYIDIKAN • Terdiri Penyidik POLRI dan Penyidik PNS • Penyidik PNS diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam KUHAP; • Penyidik PNS melaksanakan segala hal yg berkaitan dengan penyidikan.
TINDAK LANJUT PENYIDIKAN • Penyidik PNS menyampaikan hasil penyidikan kepada Jaksa untuk dilakukan penuntutan; • Jaksa menindaklanjuti dan memutuskan tindak lanjut hasil penyidikan dalam waktu 90 hari sejak diterimanya hasil penyidikan.
8
Pembentukan OJK
Perlindungan Konsumen Pencegahan Kerugian • Memberikan edukasi kpd masyarakat tentang produk jasa keuangan; • Meminta lembaga jasa keuangan menghentikan kegiatannya apabila berpotensi merugikan masyarakat; • tindakan lain yang dianggap perlu.
Pelayanan Pengaduan Konsumen • menyiapkan perangkat dan mekanisme pelayanan pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh pelaku lembaga jasa keuangan; • memfasilitasi penyelesaian pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh pelaku lembaga jasa keuangan.
Pembelaan Hukum • memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada lembaga jasa keuanganuntuk menyelesaikan pengaduan Konsumen yang dirugikan;
• mengajukan gugatan : untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang dirugikan serta untuk memperoleh ganti kerugian dari pihak yang menyebabkan kerugian pada konsumen dan/atau lembaga jasa keuangansebagai akibat dari pelanggaran atas peraturan
9
Pembentukan OJK Governance OJK Ketua Anggota (Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan)
Wakil (Ketua Komite Etik)
DK OJK Kepala Eksekutif •
•
memimpin pelaksanaan tugas pengawasan Perbankan/ Pasar Modal/IKNB (a.l pemeriksaan, penyidikan, perintah tertulis, pengelola statuter, mengenakan sanksi, memberi /mencabut izin) melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisioner
Anggota (Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal)
Anggota (Kepala Eksekutif Pengawas IKNB)
• Bersifat kolektif dan kolegial • Memiliki hak suara yang sama • melaksanakan tugas pengaturan • Mengawasi pelaksanaan tugas Kepala eksekutif
Anggota (Bid. Edukasi & Perlindungan Konsumen)
Anggota (Ex Officio BI)
Anggota (Ex Officio Kemenkeu)
Anggota (Ketua Dewan Audit)
10
Pembentukan OJK Visi dan Misi OJK “Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global dan dapat memajukan kesejahteraan umum.”
“Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; serta melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.” 11
Direktorat IKNB Syariah • Fungsi pengaturan, perizinan, pembinaan, dan pengawasan sektor IKNB Syariah. • Tugas Pokok : – Melakukan penelitian terkait pengembangan industri, regulasi dan pengawasan untuk IKNB berdasarkan prinsip syariah; – Melakukan perizinan dan pengesahan kelembagaan untuk IKNB berdasarkan prinsip syariah; – Melakukan pengaturan IKNB yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah; – Melakukan pengawasan IKNB yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah; dan – Melaksanakan kegiatan fit dan proper pengurus IKNB syariah; – Melaksanakan urusan administrasi direktorat.
Agenda Asuransi Syariah Dana Pensiun Syariah Pembiayaan Syariah Modal Ventura Syariah
Penjaminan Syariah Lembaga Jasa Keuangan Syariah Lainnya 13
Bidang Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan
Definisi
• “Usaha saling melindungi dan saling menolong diantara sejumlah orang atau pihak untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad ataupun perikatan yang sesuai dengan syariah Islam”
15
Dasar Hukum • Semua peraturan yang berlaku bagi usaha asuransi/reasuransi konvensional berlaku bagi usaha asuransi/usaha reasuransi syariah, kecuali secara khusus dikecualikan dalam peraturan dimaksud. • Peraturan yang secara khusus mengatur tentang asuransi/reasuransi syariah: – Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010/2010 sebagaimana telah diubah dengan 227/PMK.010/2012 tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi atau Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. – Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11 /PMK.010/2011 sebagaimana telah diubah dengan 228/PMK.010/2012 tentang kesehatan keuangan usaha asuransi atau usaha reasuransi dengan prinsip syariah. – Peraturan Ketua Bapepam-LK nomor 06/BL/2011 tentang Bentuk dan Susunan Laporan Serta Pengumuman Laporan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. – Peraturan Ketua Bapepam-LK nomor 07/BL/2011 tentang Pedoman Perhitungan Jumlah Dana yang Diperlukan Untuk Mengantisipasi Risiko Kerugian Pengelolaan Dana Tabarru’. – Peraturan Ketua Bapepam-LK nomor 08/BL/2011 tentang Bentuk dan Tata Cara Penyampaian Laporan Hasil Pengawasan Dewan Pengawas Syariah Pada Perusahaan Asuransi Atau Perusahaan Reasuransi Yang Menyelenggarakan Seluruh atau Sebagian Usahanya Dengan Prinsip Syariah.
16
Fatwa DSN-MUI Fatwa DSN-MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. Fatwa DSN-MUI No. 51/ DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah Musytarakah pada Asuransi Syariah. Fatwa DSN-MUI No. 52/ DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi Syariah. Fatwa DSN-MUI No. 53/ DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru’ pada Asuransi dan Reasuransi Syariah. Fatwa DSN-MUI No. 81/ DSN-MUI/III/2011 tentang Pengembalian Dana Tabarru’ Bagi Peserta Asuransi yang Berhenti Sebelum Masa Perjanjian Berakhir. 17
JENIS KEGIATAN USAHA • Asuransi Jiwa Syariah • Asuransi Kerugian Syariah • Reasuransi Syariah
18
Jenis Lini Usaha
A S U R A N S I J I WA • As. Jiwa Berjangka (Term Insurance) • As. Jiwa Dwiguna (Endowment Insurance) • As. Kesehatan • As. Kecelakaan Diri • Unit Link
ASURANSI KERUGIAN • • • • • • • • • • • • •
As. Harta Benda As. Kendaraan Bermotor As. Pengangkutan As. Rangka Kapal As. Rangka Pesawat As. Satelit As. Energy Onshore As. Energy Offshore As. Rekayasa As. Tanggung Gugat As. Kecelakaan Diri As. Kesehatan As. Aneka
19
Karakteristik Asuransi Syariah Skema Umum Optional sesuai akad
Peserta
Kontribusi
Khusus untuk produk dgn manfaat investasi
Manfaat
Qardh
Penyisihan Teknis
Bagi Hasil Surplus
Surplus Underwriting
Bagi Hasil Investasi
Hasil Investasi
DANA TABARRU’
Investasi Peserta Akad Mudharabah
Ujrah
Akad Mudharabah
Iuran Tabarru’
Hasil Investasi
Manfaat / Penarikan Investasi
Biaya Operasional DANA PERUSAHAN
DANA INVESTASI PESERTA
20
Karakteristik Asuransi Syariah Akad yang Digunakan
Akad Tabarru’
• Merupakan akad untuk menghibahkan dana dari peserta ke Dana Tabarru’ untuk tujuan saling menolong dan saling melindungi • Bersifat dan bertujuan non-komersial
Akad Tijarah
• Bersifat dan bertujuan komersial • Pengelolaan dana berdasarkan akad wakalah bil ujrah, mudharabah atau mudharabah musytarakah
21
Karakteristik Asuransi Syariah Perbandingan dengan Asuransi Konvensional Karakteristik
Asuransi Syariah
Asuransi Konvensional
Sifat Bisnis
Penyebaran Risiko/ Risk Sharing
Pengalihan Risiko/ Risk Transfer
Tanggung Jawab dan Intensi Pemegang Polis/ Peserta
Peserta menghibahkan sebagian kontribusinya untuk kepentingan saling menolong dan saling melindungi dgn peserta lainnya atas musibah/risiko yang terjadi
Pemegang polis wajib membayar premi untuk memperoleh perlindungan jiwa, kesehatan dan/atau hartanya dari perusahaan
Kepemilikan Dana Kelolaan
Dana Tabarru’ dan Dana Investasi Peserta dimiliki peserta sesuai dengan akad/ perjanjian
Seluruhnya dimiliki perusahaan sesuai dengan perjanjian, kecuali investasi dari produk unit link.
Hak atas Surplus Underwriting
Hak seluruh peserta dan dapat dibagi sesuai dengan kesepakatan peserta
Hak perusahaan
Praktik yang Diharamkan
Dilarang (Misalnya: Riba, Maisyir, & Gharar)
Tidak dilarang
22
Bidang Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan
Dana Pensiun Syariah
Kegiatan mengelola dan menjalankan program pensiun yang menjanjikan Manfaat Pensiun berdasarkan Prinsip Syariah
The materials for sharing knowledge purposes only
24
Skema Akad PPMP – DPPK Syariah Contributory Pemberi Kerja (Wahib)
Investasi (Akad-Akad Investasi)
Pihak Investee Program Pensiun 1. Wa’d 2. akad Hibah bi syarth
Iuran Pemberi Kerja DANA PENSIUN (akad Wakalah)
Hasil
Iuran Peserta (akad wakalah)
Pembayaran MP di DP
Usia pensiun Peserta
Pensiunan/Ahli waris
The materials for sharing (Mauhub lah) knowledge purposes only
25
Skema Akad PPMP – DPPK Syariah Non Contributory Pemberi Kerja (Wahib)
Investasi (Akad-Akad Investasi)
Pihak Investee Program Pensiun akad Hibah bi syarth
Iuran Pemberi Kerja DANA PENSIUN (akad Wakalah)
Hasil
Pembayaran MP di DP
Usia pensiun Peserta
Pensiunan/Ahli waris
The materials for sharing (Mauhub lah) knowledge purposes only
26
Skema Akad PPIP – DPLK Syariah Contributory Pemberi Kerja (Wahib)
Investasi (Akad-Akad Investasi)
Pihak Investee Program Pensiun 1. Wa’d 2. akad Hibah bi syarth
Iuran Pemberi Kerja DANA PENSIUN (akad Wakalah)
Hasil
Iuran Peserta (akad wakalah)
Pembayaran MP (pembelian anuitas termin) *
Usia pensiun Peserta The materials for sharing (Mauhub lah)
Pensiunan/Ahli waris
knowledge purposes only
27
Skema Akad PPIP – DPPK Syariah Non Contributory Pemberi Kerja (Wahib)
Investasi (Akad-Akad Investasi)
Pihak Investee Program Pensiun akad Hibah bi syarth
Iuran Pemberi Kerja DANA PENSIUN (akad Wakalah)
Hasil
Pembayaran MP (pembelian anuitas termin) *
Usia pensiun Peserta
Pensiunan/Ahli waris
The materials for sharing (Mauhub lah) knowledge purposes only
28
Skema Akad PPIP – DPLK Syariah Pemberi Kerja (Wahib)
Investasi (Akad-Akad Investasi)
Pihak Investee
Program Pensiun 1. Wa’d 2. akad Hibah bi syarth
Iuran Pemberi Kerja DANA PENSIUN LK (akad Wakalah bil Ujroh)
Iuran Peserta (akad wakalah bil ujroh)
Hasil Investasi
Pembayaran MP (pembelian anuitas termin) *
Usia pensiun Peserta
Pensiunan/Ahli waris
The materials(Mauhub for sharing lah) knowledge purposes only
29
Bidang Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan
Bidang Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan
Peraturan Penjaminan Syariah Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
UU Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Penjaminan Peraturan OJK Nomor 3/POJK.05/2013 tentang Laporan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank Peraturan OJK Nomor 4/POJK.05/2014 tentang FPT Pihak Utama IKNB
POJK
SEOJK
Peraturan OJK Nomor 5/POJK.05/2014 tentang Perizinan Usaha Dan Kelembagaan Lembaga Penjaminan Peraturan OJK Nomor 6/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga Penjaminan Peraturan OJK Nomor 7/POJK.05/2014 tentang Pemeriksaan Lembaga Penjaminan Surat Edaran OJK Nomor 11/SEOJK.05/2013 tentang Laporan Bulanan Perusahaan Penjaminan Kredit 63
Perizinan dan Kelembagaan Jenis Izin/Pelaporan
Persyaratan
Izin Full Syariah
•Modal Penjaminan: Rp.100M (Nasional), Rp.25M (Provinsi) •Modal kota/kabupaten belum diatur •Modal Penjaminan Ulang: Rp.200M •Mempunyai Min seorang DPS •Pihak Utama (Direksi, Komisaris, DPS dan PSP) wajib lulus penilaian kemampuan dan kepatutan
Izin UUS
•Modal Kerja UUS penjaminan Rp.10M •Modal Kerja UUS penjaminan ulang Rp.20M •Mempunyai Min seorang DPS •Punya sistem akuntansi dan sistem pengelolaan data yang memenuhi •Dipimpin seorang Pimpinan UUS
Pelaporan Kelembagaan
•Perubahan Anggaran Dasar •Perubahan Pihak Utama •Perubahan Alamat •Aksi korporasi
Analisis
Output
Izin Perusahaan Penjaminan Syariah
Izin Unit Usaha Syariah
Pencatatan Perubahan
64
Kegiatan Usaha Penjaminan dan Penjaminan Ulang Perusahaan
Penjaminan Syariah
Penjaminan Ulang Syariah
Kegiatan Usaha
Penjaminan kewajiban finansial terjamin kepada penerima jaminan
Penjaminan kewajiban finansial terjamin yang telah dijamin perusahaan penjaminan
Produk Utama
Akad
•Penjaminan pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah •Penjaminan pembiayaan yang disalurkan oleh koperasi simpan pinjam syariah •Penjaminan pembiayaan syariah program kemitraan yang dilakukan oleh BUMN melalui PKBL •Penjaminan surat utang syariah.
•Penjaminan pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah •Penjaminan pembiayaan yang disalurkan oleh koperasi simpan pinjam syariah •Penjaminan pembiayaan syariah program kemitraan yang dilakukan oleh BUMN melalui PKBL •Penjaminan surat utang syariah.
Kafalah bil Ujrah
65
Kegiatan Usaha Penjaminan dan Penjaminan Ulang Produk Tambahan
Perusahaan
Penjaminan Syariah
• • • •
• •
Penjaminan Ulang Syariah
• •
Penjaminan Transaksi Dagang Penjaminan pengadaan barang/jasa (surety bond) Penjaminan bank garansi/kontra bank garansi Penjaminan surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN) Penjaminan letter of credit (L/C) Penjaminan kepadeanan (custom bond) Penjaminan lainnya dengan persetujuan OJK Jsa konsultasi manajeman terkait penjaminan
Mekanisme
LAPOR OJK
PRODUK TERCATAT PADA OJK
DIPASARKAN 66
KARAKTERISTIK PENJAMINAN SYARIAH Skema Penjaminan Secara Umum (akad kafalah bil ujroh) 4. Pengumpulan subrogasi
2. Imbal Jasa Kafalah (Ujrah)
Penjamin/Kafil (Perusahaan Penjaminan)
3. Ganti Rugi
Penerima Jaminan/ Makful Lahu (BUS atau LKS)
Perjanjian penjaminan/Sertifikat Kafalah
1. Pembiayaan
Terjamin/Makful Anhu (Nasabah/Debitor)
Perjanjian /Akad Pembiayaan
67
JENIS PENJAMINAN SYARIAH (1) Skema Penjaminan Langsung PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG 7. Pembayaran IJKU
PERUSAHAAN PENJAMINAN (Full-Sharia/UUS) 4. Permohonan Penjaminan/ Kafalah
5. Analisa Permohonan Penjaminan/ Kafalah
6. Surat Persetujuan Prinsip (SP3)
7. Transfer IJK
8. Persetu- 9. Sertifikat juan atas Penjaminan/ SP3 Kafalah
10. Pencairan Pembiayaan 7. Akad Pembiayaan
DEBITUR
3. Memorandum Analisa Pembiayaan
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
2. Evaluasi Permohonan Pembiayaan 1. Permohonan Pembiayaan
68
JENIS PENJAMINAN SYARIAH (2) Skema Penjaminan Tidak Langsung PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG
6. Pembayaran IJKU
PERUSAHAAN PENJAMINAN (Full-Sharia/UUS)
4. Permohonan 7. Persetu- 8. Sertifikat 5. Surat 6. Transfer Penjaminan/ Persetujuan juan atas Penjaminan/ IJK Kafalah Kafalah Prinsip (SP3) SP3
9. Pencairan Penjaminan 7. Akad Pembiayaan
DEBITUR
3. Memorandum Analisa Pembiayaan
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
2. Evaluasi Permohonan Pembiayaan 1. Permohonan Pembiayaan
69
Batasan Investasi 1 2 3 4
• Deposito pada Bank syariah max. 25% dari jumlah investasi. • Surat berharga syariah negara max. 50% dari jumlah investasi. • Surat berharga syariah Bank Indonesia max. 50% dari jumlah investasi. • Sukuk korporasi max. 20% dari jumlah investasi.
5
• Saham syariah yang tercatat dibursa max. 5% dari jumlah investasi untuk setiap emiten dan max. 20% dari jumlah investasi untuk total.
6
• Reksadana syariah yang tercatat dibursa max. 5% dari jumlah investasi untuk setiap emiten dan max. 20% dari jumlah investasi untuk total.
7
• EBA syariah yang tercatat dibursa max. 5% dari jumlah investasi untuk setiap emiten dan max. 20% dari jumlah investasi untuk total.
8
• Penyertaan langsung pada perusahaan jasa keuangan syariah max. 5% dari jumlah investasi untuk setiap emiten dan max. 20% dari jumlah investasi untuk total. 70
Retensi, Gearing Ratio, dan Nilai Penjaminan Usaha Produktif •
Retensi Sendiri
Gearing ratio
Nilai Penjaminan Produktif
•
Paling tinggi 5% per terjamin dari ekuitas untuk terjamin perorangan, badan usaha, PT, dan yayasan Paling tinggi 10% per terjamin dari ekuitas untuk terjamin kelompok dan koperasi
• •
GR penjaminan produktif max. 10X Total GR max. 40X
•
Max. 20% dari total nilai penjaminan
kurang
Dukungan penjaminan ulang atau perusahan perasuransian
GR adalah total nilai penjaminan yang ditanggung sendiri dengan ekuitas perusahaan
71
Sanksi Administratif OJK
1
•Peringatan Tertulis
2
•Denda Administratif
3
•Pembekuan Kegiatan Usaha
4
•Pencabutan Izin Usaha 72
Ketentuan Pidana
1
• Setiap Orang yang menjalankan Penjaminan, Penjaminan Syariah, Penjaminan Ulang, dan Penjaminan Ulang Syariah tanpa izin, dipidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana denda paling banyak Rp100 Miliar
2
• Direksi/pengurus Lembaga Penjamin yang dengan sengaja memberikan laporan, informasi, data, dan/atau dokumen kepada Otoritas Jasa Keuangan secara tidak benar dipidana penjara paling lama 5 tahun dan pidana denda paling banyak Rp10 Miliar.
3
• Agen penjamin yang menggelapkan IJP, IJK, IJPU, dan/atau IJKU dipidana penjara paling lama tahun atau pidana denda paling banyak Rp2,5 Miliar.
73
Bidang Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan
Peraturan Modal Ventura Syariah UU
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Peraturan OJK Nomor 3/POJK.05/2013 tentang Laporan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank Peraturan OJK Nomor 34/POJK.05/2015 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Modal Ventura
POJK
Peraturan OJK Nomor 35/POJK.05/2015 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura
Peraturan OJK Nomor 36/POJK.05/2015 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Modal Ventura Peraturan OJK Nomor 37/POJK.05/2015 tentang Pemeriksaan Langsung Perusahaan Modal Ventura
SEOJK
Surat Edaran OJK Nomor 8/SEOJK.05/2013 tentang Laporan Bulanan Perusahaan Modal Ventura 75
Perizinan dan Kelembagaan Modal Ventura Syariah Jenis Izin/Pelaporan
Izin Full Syariah
Izin UUS
Pelaporan Perubahan DPS
Persyaratan
•Modal Rp.20M (PT), Rp.10M (Koperasi), Rp.10M (CV) •Mempunyai Min seorang DPS
•Modal Kerja UUS Rp.10M •Punya terpisah •Mempunyai Min seorang DPS •Dipimpin seorang Pimpinan UUS
•Diangkat dalam RUPS atas rekomendasi DSN MUI
Analisis
Output
Izin Perusahaan Modal Ventura Syariah
Izin Unit Usaha Syariah
Pencatatan Perubahan Susunan DPS
76
Kegiatan Usaha Modal Ventura Syariah Kegiatan Usaha
Investasi
Pelayanan Jasa
Jenis Kegiatan •Penyertaan saham (equity participation) •Pembelian sukuk atau obligasi syariah konversi •Pembelian sukuk atau obligasi syariah yang diterbitkan perusahaan strat up •Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
•Jasa Konsultansi dan manajemen •Pemasaran produk keuangan •Jasa lainnya
Akad Mudharabah Akad Musyarakah Akad Mudharabah Musytarakah
Untuk mendukung kegiatan usaha investasi perusahaan dapat melakukan:
Pembiayaan Kegiatan Usaha Lainnya atas persetujuan OJK
•Kegiatan usaha lain yng dikemudian hari tidak dapat diklasifikasikan dalam kegiatan investasi atau pelayanan jasa
Jual Beli Khusus untuk mendukung kegiatan usaha investasi 77
Karakteristik Modal Ventura
Pengelolaan Dana Ventura PERJANJIAN DANA VENTURA (KONTRAK INVESTASI BERSAMA) PMV
3 Pasangan Usaha
Kustodian
4 1 2
Investor
DANA VENTURA
5 Dana Ventura adalah kontrak investasi bersama antara PMV dan kustodian yang mengikat investor Dana Ventura 1. PMV dan Kustodian membentuk Dana Ventura yang mengikat Investor. 2. Investor melakukan investasi pada Dana Ventura. 3. PMV sebagai Pengelola Investasi melakukan alokasi dana yang diperoleh dari investor untuk pembelian obligasi, saham atau penyertaan langsung pada Pasangan Usaha. 4. Kustodian menerima pembayaran bagi hasil obligasi syariah dan dividen serta laba/rugi yang diperoleh dari pengalihan penyertaan saham Pasangan Usaha. 5. Investor menerima keuntungan dari perubahan nilai aktiva bersih Dana Ventura.
79
Penegakan Kepatuhan oleh OJK
1
• Pemberitahuan Pemenuhan
2
• Rencana Pemenuhan
3
• Sanksi Adminis Tratif 1. Peringatan Tertulis 2. Pembekuan Kegiatan Usaha 3. Pencabutan Izin Usaha
80
Bidang Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan
Lingkup Lembaga Jasa Keuangan Syariah Lainnya
Pegadaian Syariah
Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan Syariah
Lembaga Keuangan Mikro Syariah
PT Perusahaan Nasional Madani (Persero)
82
Pegadaian Syariah
83
Peraturan Pegadaian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
Peratutan Saat ini
Pegadaian (Pandhuis Reglement) Stbl. tahun 1905 No.490 diubah dengan Stbl. tahun 1928 N0.81, Jo No.82 dan Stbl. tahun 1935 No.596 Peraturan OJK Nomor 3/POJK.05/2013 tentang Laporan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank Surat Edaran OJK Nomor 12/SEOJK.05/2013 tentang Laporan Bulanan PT Pegadaian (Persero)
Rancangan Peraturan OJK tetang Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Pergadaian Rencana Pengaturan
Rancangan SE OJK tentang pembinaan dan pengawasan gadai konvensional Rancangan SE OJK tentang pembinaan dan pengawasan gadai syariah 84
Konsep Rencana Pengaturan Perizinan dan Kelembagaan Jenis Izin/Pelaporan
Persyaratan
Analisis
Output
Izin Full Syariah
•Berlaku bagi Perusahaan gadai Swasta •Modal Rp.1M (Nasional), Rp.500jt (Provinsi) •Badan hukum PT atau Koperasi •Mempunyai Min seorang DPS* •Mempunyai juru taksir bersertifikat*
Izin UUS
•Berlaku bagi Perusahaan Gadai Pemerintah •Mempunyai Modal Kerja terpisah •Punya Pembukuan Terpisah •Mempunyai Min seorang DPS •Dipimpin seorang Pimpinan UUS •Mempunyai juru taksir bersertifikat*
Izin Unit Usaha Syariah
Pelaporan Pemasaran Produk Gadai Syariah*
•Berlaku bagi Perusahaan Gadai Swata konvensional yang akan memasarkan produk syariah •Diawasi oleh seorang DPS •Mempunyai juru taksir bersertifikat* •Mempunyai pembukuan terpisah*
Pencatatan Produk yang dipasarkan
Izin Perusahaan Pegadaian Syariah
85
Konsep Pengaturan Kegiatan Usaha Gadai Syariah Oleh Perusahaan Gadai Swasta Kegiatan Usaha
Jenis Kegiatan Mempunyai min 1 juru taksir
Gadai Syariah
• menyalurkan Uang Pinjaman dengan menerima barang bergerak yang dibebani jaminan Gadai yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah
Mempunyai tempat penyimpanan Barang Jaminan yang memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan
Akad Rahn
Kegiatan Usaha Lainnya setelah lapor OJK*
•Pemasaran produk keuangan •dll
Kegiatan Usaha Lainnya atas persetujuan OJK
•Kegiatan pemberian pinjaman dengan pembebanan fidusia •Jasa penitipan •dll
Pencatatan Produk Baru yang Dipasarkan
Izin Kegiatan Usaha Baru 86
Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan Syariah
87
Peraturan Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
Peratutan Saat ini
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pembiayaan Sekunder Perumahan
Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2005
Rencana Pengaturan
Rancangan SE OJK tentang Pengawasan Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan 88
Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan Kegiatan Usaha
Penyaluran Pinjaman (Pembiayaan)
Sekuritisasi
Kegiatan Usaha Lainnya atas persetujuan OJK
Jenis Kegiatan
Bentuk Efek Beragun Aset Perusahaan sampai saat ini
• penyediaan dana kepada Lembaga Penyalur KPR, yang mewajibkan pelunasan seluruh kewajibannya setelah jangka waktu tertentu yang dilakukan berdasrkan prinsip syariah
• transformasi aset yang tidak liquid menjadi liquid dengan cara pembelian Aset Keuangan dari Kreditor Asal dan penerbitan Efek Beragun Aset yang dilakukan sesuai dengan prinsip syariah
Surat Partisipasi
Kontrak Investasi Kolektif
• kegiatan usaha lain yang mendukung pembangunan dan pengembangan di bidang perumahan
89
Lembaga Keuangan Mikro Syariah
90
Peraturan Lembaga Keuangan Mikro Syariah
UU
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro Peraturan OJK Nomor 12/POJK.05/2014 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro
POJK
Peraturan OJK Nomor 13/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga Keuangan Mikro Peraturan OJK Nomor 14/POJK.05/2014 tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro
PP
Peraturan Pemerintah Nomor 89/2014 tentang Suku Bunga Pinjaman atau Imbal Hasil Pembiayaan dan Luas Cakupan wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro 91
Perizinan dan Pengukuhan LKM Setiap orang yang akan menjalankan usaha LKM wajib memperoleh izin dari OJK
Lembaga keuangan mikro sebagaimana dimaksud Pasal 39 UU LKM yang telah berdiri dan beroperasi sebelum UU LKM berlaku (8 Januari 2015) wajib memperoleh izin usaha dari OJK melalui pengukuhan.
Min. 1 DPS
PERIZINAN LKM BARU
PENGUKUHAN (8 Januari 2015 s.d. 8 Januari 2016)
OJK Proses perizinan dapat dilakukan mulai tanggal 8 Januari 2015 9292
KEGIATAN USAHA LKM
Pinjaman/Pembiayaan dalam Usaha Skala Mikro
Jasa Pengembangan Usaha dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengelolaan Simpanan
Jasa Konsultasi Pengembangan Usaha
Tidak semata-mata mencari keuntungan 93
Bentuk Badan Hukum & Kepemilikan BENTUK BADAN HUKUM LKM Perseroan Terbatas
atau
Koperasi (Jasa)
Kepemilikan Saham * Paling sedikit 60% dimiliki oleh Pemda Kab/Kota atau Badan Usaha Milik Desa/Kelurahan Sisa 40% saham dapat dimiliki oleh WNI dan/atau Koperasi
Kepemilikan setiap WNI maksimal 20%
* Penyesuaian kepemilikan saham LKM hasil pengukuhan paling lama 5 tahun sejak tanggal pengukuhan. 9494
Cakupan Wilayah Usaha LKM Luas wilayah cakupan usaha LKM berada dalam satu wilayah desa/kelurahan, kecamatan, atau kabupaten/kota sesuai dengan skala usaha masing-masing LKM Skala usaha LKM ditetapkan berdasarkan distribusi nasabah peminjam atau pembiayaan :
Desa atau Kelurahan
pembiayaan/pinjaman kepada penduduk di 1 desa/kelurahan
Kecamatan
pembiayaan/pinjaman kepada penduduk 2 desa/kelurahan atau lebih dalam 1 wilayah kecamatan yang sama
Kabupatenat au Kota
pembiayaan/pinjaman kepada penduduk di 2 kecamatan atau lebih dalam wilayah kabupaten/kota yang sama
LKM wajib memiliki izin usaha sesuai cakupan wilayah usaha LKM yang bermaksud mengembangkan cakupan wilayah usahanya wajib menyesuaikan izin usaha sesuai dengan cakupan wilayah usaha yang baru 9595
Permodalan
Modal disetor LKM berdasarkan cakupan wilayah usaha Modal disetor minimum :
Desa/Kelurahan Rp50.000.000,Kecamatan
Rp100.000.000,-
Kabupaten/Kota Rp500.000.000,
Sumber permodalan LKM disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU PT dan UU Perkoperasian beserta Peraturan Pelaksanaannya) 9696
Transformasi LKM LKM
LKM
Kriteria
BPR atau BPRS
Wajib Transformasi
Kriteria: • Kegiatan Usaha melebihi Wilayah Kabupaten/Kota; atau • Ekuitas paling kurang 5x modal disetor minimum BPR/BPRS; dan Simpanan paling kurang 25x disetor minimum BPR/BPRS 9797
Sanksi Administratif OJK
1
•Denda Uang
2
•Peringatan Tertulis
3
•Pembekuan Kegiatan Usaha
4
•Pemberhentian Direksi
5
•Pencabutan Izin Usaha 98
Ketentuan Pidana
1 2 3 4
• Setiap Orang yang menjalankan usaha LKM tanpa izin, dipidana penjara paling lama 3 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50 juta dan paling banyak Rp1 Miliar
• Direksi/pengurus LKM yang dengan sengaja tidak memberikan informasi yang diwajibkan, membuat catatan palsu, mengubah mengaburkan laporan keuangan dipidana penjara paling lama 1 tahun dan pidana denda paling banyak Rp1 Miliar.
• Direksi/pengurus LKM dan Dewan Komisaris/pengawas yang meminta atau menerima imbalan atau tidak melaksanakan langkah-langkah yang memastikan pemenuhan terhadap ketentuan dipidana penjara paling lama 1 tahun dan pidana denda paling banyak Rp1 Miliar.
• Pemegang saham ataupemilik LKM yang dengan sengaja menyuruh direksi/pengusur, Dewan Komisaris/pengawas, anggota, yauntuk melakukan perbuatan langkah-langkah yang dapat mengakibatkan LKM tidak memenuhi ketentuan dipidana penjara paling lama 1 tahun dan pidana denda paling banyak Rp1 Miliar.
99
PT Perusahaan Nasional Madani (Persero)
100
KODISI SAAT INI
Kondisi Kegiatan Syariah
Regulasi, Pembinaan dan Pengawasan Pada OJK
Belum ada Regulasi kegiatan syariah Penguatan Regulasi, Pembianaan dan Pengawasan Kegiatan Usaha Syariah
Pembukuan Syariah belum terpisah
Belum ada perizinan UUS Perizinan UUS
Pembukuan Terpisah
Pengawasan Syariah 101
Profile Perusahaan Sejarah Perusahaan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) didirikan pada tanggal 1 Juni 1999 sebagai Lembaga Keuangan Khusus yang kegiatan usahanya meliputi jasa pembiayaan dan jasa manajemen, sebagai pelaksanaan dari Ketetapan MPR Republik Indonesia No.XVI Tahun 1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi. PP 38 TAHUN 1999, pasal 2 ayat a, b: Maksud dan tujuan pendirian PT Permodalan Nasional Madani (Persero) adalah untuk menyelenggarakan Jasa Pembiayaan termasuk Kredit Program dan Jasa Manajemen untuk pengembangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah termasuk kegiatan usaha lainnya guna menunjang pelaksanaan kegiatan tersebut
102
Profile Perusahaan Anggaran Dasar Perusahaan Nomor : AHU-89347.AH.01.02.Tahun 2008 Pasal 3 1. Maksud dan tujuan Perseroan ini adalah melakukan usaha di bidang pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi termasuk tetapi tidak terbatas pada usaha dengan prinsip syariah untuk menghasilkan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha : a. Jasa Pembiayaan termasuk tetapi tidak terbatas pada kredit program; b. Penyertaan kepada Lembaga Keuangan Mikro/Syariah (LKM/S) dan Bank Perkreditan Rakyat/Syariah (BPR/S) c. Jasa manajemen dan kemitraan. 103
Profile Perusahaan Visi Menjadi lembaga pembiayaan terkemuka dalam meningkat-kan nilai tambah secara berkelanjutan bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) berlandaskan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
Misi •Menjalankan berbagai upaya, yang terkait dengan operasional perusahaan, untuk meningkatkan kelayakan usaha dan kemampuan wirausaha para pelaku bisnis UMKMK •Membantu pelaku UMKMK untuk mendapatkan dan kemudian meningkatkan akses pembiayaan UMKMK kepada lembaga keuangan baik bank maupun non-bank yang pada akhirnya akan meningkatkan kontribusi mereka dalam perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat •Meningkatkan kreatifitas dan produktivitas karyawan untuk mencapai kinerja terbaik dalam usaha pengembangan sektor UMKMK
Komposisi Kepemilikan Saham Perusahaan Saham Perusahaan dimiliki 100% oleh Negara Republik indonesia Modal Disetor Tahun 1999 sebesar Rp 300 Miliar dengan Modal Dasar Rp 1,2 Triliun
104
Profile Perusahaan Landasan Hukum 1. PP 38/1999 tentang Penempatan Modal Pemerintah dan Tujuan Pendirian PNM. 2. KMK 487/KMK.017/1999, Pasal 3: PNM sebagai Koordinator Penyaluran 12 Skim Kredit Program eksKLBI untuk Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil. 3. Surat Menkeu S-121/MK.6/2004 tanggal 21 April 2004: Penunjukan PNM sebagai BUMN Pengelola Kredit Usaha Mikro dan Kecil. 4. Surat Menkeu S-2155/MK.5/2009 tanggal 16 April 2009: Penunjukkan PNM sebagai Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP) Dana Kredit Usaha Mikro dan Kecil. 5. PMK No. 219/PMK.011/2012: PNM sebagai badan usaha yang menyalurkan kredit kepada masyarakat, maka cadangan khusus penyisihan pembiayaannya boleh dikurangkan sebagai biaya.
6. PMK 251/PMK.03/2008: Sebagai BUMN yang khusus didirikan untuk memberikan sarana pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi, maka penghasilan jasa keuangan PNM tidak dilakukan pemotongan Pajak Penghasilan.
105
Profile Perusahaan Kegiatan Usaha Perusahaan
Tahun 1999 – 2014 : Pengelolaan Kredit Program eks Kredit Likuiditas Bank Indonesia . Tahun 1999 – Sekarang : Kredit Usaha Mikro & Kecil melalui Lembaga Keuangan, (a.l. lebih dari 1.200 koperasi dan BPR). Tahun 2008 – Sekarang : mengembangkan pembiayaan langsung kepada Usaha Mikro & Kecil (UMK) melalui Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM).
Kantor Cabang Manado
Kantor ULaMM Pasar Aceh 106
Profile Perusahaan Kegiatan Usaha : Pembiayaan Usaha Mikro Kecil (UMK)
1 Pembiayaan Kantor Unit
*
UMK (Produktif)
2 Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU)
107
Profile Perusahaan Kegiatan Usaha : Pembiayaan UMK melalui Lembaga Keuangan Mikro dan Syariah (LKM/S)
1 Pembiayaan
2
Jasa Manajemen
LKM/S
Penyertaan
BPR/S
UMK (Produktif)
3
108
Profile Perusahaan Keunikan Perusahaan 1.
Didirikan sebagai BUMN non-bank khusus untuk memberdayakan UMK * melalui Pembiayaan serta Pembinaan dan pendampingan (Capacity Building).
2.
* Menjangkau UMK yang belum terlayani oleh perbankan
3.
Berpengalaman mengelola Kredit Program secara baik dan lancar
109
AKHIR PRESENTASI
110