Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN DOSEN DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN III MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO Bibi Amikasari Email :
[email protected], ABSTRACT The learning achievement reflects the learning results. It can be measured through learning evaluation such as summative test, which can determine the Achievement Index (GPA) (Winkel, 1999; 93). The achievement index in Midwifery Care for Mother (Childbed) of the 40 students in Semester IV of Harapan Mulya Midwifery Academy of Ponorogo based on the learning evaluation falls into the three categories: Very Good (40.8%), Good (58%), Fair (1.2%). Meanwhile, the achievement index of the 44 students in Semester III falls into two categories, namely: Very Good (81.2%) and Good (18.8%). Although the learning achievement of the students is very good on average, the researchers is interested in conducting a study to investigate whether there is a correlation of the perception on the learning process quality and the learning interest towards the learning achievement in Midwifery Care for Mothers as the subject is a very dominant one for the midwifery students. The research used an observational analytical research method with a cross-sectional approach. Its population was all of the 44 students in Semester III of Harapan Mulya Midwifery Academy of Ponorogo in the academic year of 2010/2011. The samples of the research were taken by using a total sampling technique. The data of the research were analyzed by using a simple correlation analysis, a multiple correlation analysis, and a multiple regression analysis at the significance level of 0.05. The results of the analysis show that (1) there is a correlation between the learning process quality and the learning achievement in Midwifery Care for Mothers III/Childbed at Harapan Mulya Midwifery Academy of Ponorogo as indicated by tcount = 5.231 at the significance level of 0.000; (2) there is a correlation between the learning interest and the learning achievement in Midwifery Care for Mothers III/Childbed at Harapan Mulya Midwifery Academy of Ponorogo as shown by tcount = 4.509 at the significance level of 0.000; and (3) the learning process quality and the learning interest simultaneously influence the learning achievement in Midwifery Care for Mother III/Childbed at Harapan Mulya Midwifery Academy of Ponorogo as pointed out by tcount = 3.646 at the significance level of 0.001 at X1, and by tcount = 2.791 at the significance level of 0.008 at X2 respectively. Based on the results of the analysis, conclusions are drawn that (1) there is a positive and significant correlation between the learning process quality and the learning achievement; (2) there is a positive and significant correlation between the learning interest and the learning achievement; and (3) there is a simultaneously positive and significant correlation of the learning process quality and the learning interest towards the learning achievement. Keywords: Correlation, learning achievement, learning process quality, and learning interest.
1.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Manusia sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang 1.1
berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya lewat metode pembelajaran atau dengan cara lain yang telah diakui oleh masyarakat. Pendidikan sebagai hak azasi 1
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
setiap individu anak bangsa telah diakui dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pembelajaran. Sedangkan ayat ( 2) menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan menyelenggarakan sistem Pembelajaran Nasional, yang diatur dengan undangundang. Oleh karena itu seluruh komponen bangsa baik orang tua, masyarakat maupun pemerintah bertanggung jawab mencerdaskan bangsa melalui pendidikan. Hal ini adalah salah satu tujuan bangsa Indonesia yang diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945 dalam Alenia IV. Pembangunan pendidikan sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan agar dapat berkontraksi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yakni: Sarana gedung, buku, yang berkualitas, serta guru/ dosen dan tanaga kependidikan yang profesional. Demikian diungkapkan mantan Menteri Pendidikan Nasional Wardiman Djoyonegoro dalam wawancaranya dengan televisi Pendidikan Indonesia (TPI) tanggal 16 Agustus 2004. Dalam wawancara itu juga dikemukakan bahwa hanya 43% guru yang memenuhi syarat, artinya sebagian besar guru (57%) tidak atau belum memenuhi syarat, tidak kompeten dan tidak profesional. Sehingga pantas kalau pendidikan kita jauh dari harapan, dan kebutuhan. Padahal dalam kapasitasnya yang sangat luas, pendidikan memiliki peran dan pengaruh positif terhadap segala bidang kehidupan dan perkembangan manusia dengan berbagai aspek kepribadian. Syaodih (Mulyasa, 2005;63) mengemukakan bahwa guru memegang peranan penting dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Lebih lanjut dikemukakan bahwa guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya juga selalu melakukan evaluasi serta penyempurnaan terhadap kurikulum. Menyadari hal tersebut maka sangat penting untuk meningkatkan aktivitas, kreatifitas, kualitas profesionalisme guru /dosen. Simon Alekxander (Usman, 2005;172) telah merangkum lebih dari 10 hasil penelitian di
negara-negara berkembang dan menunjukkan dua kunci penting dari guru/ dosen yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik; Yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di kelas, dan kualitas kemampuan guru. Kualitas pembelajaran ditentukan oleh peserta didik yang bertindak selaku customer dari jasa yang ditawarkan oleh guru, karena customer adalah orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang atau suatu organisasi, maka mereka yang dapat menentukan kualitas dan dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka. Begitu juga dengan dunia pendidikan yang tidak dapat mengelak dari adanya trend fenomena dimana kualitas dimulai dari pelanggan (Tjiptono, 2000;63). Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tatapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Ngalim, 2004;42). Prestasi belajar merupakan penampakan dari hasil belajar. Prestasi belajar dapat diukur dengan evaluasi belajar antara lain Tes Sumatif yang dapat menentukan Indeks Prestasi (IP) (Winkel, 1999;93). Hasil evaluasi indeks prestasi dari 40 mahasiswa reguler semester IV pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Ibu III/ Nifas di dapatkan bahwa 40,8% Baik sekali, 58% Baik dan 1,2% cukup sedangkan pada mahasiswa semester III dari 44 mahasiswa didapatkan hasil bahwa 81,2% baik sekali dan 18,8% baik. Walaupun dari data tersebut nilai mahasiswa menunjukkan rata rata baik sekali tetapi peneliti ingin meneliti apakah ada hubungan antara persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dan minat belajar dengan prestasi mahasiswa dikarenakan mata kuliah Asuhan kebidanan Ibu III/ Nifas merupakan mata kuliah yang sangat dominan bagi seorang bidan. Setiap manusia mempunyai perbedaanperbedaan dalam berbagai hal diantaranya minat diberbagai mata pelajaran atau bidang studi tertentu (Winkel, 1999;97). Besarnya minat terhadap pendidikan sangat 2
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
dipengaruhi oleh pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya. Pada individu yang kurang berminat pada pendidikan biasanya menunjukkan ketidak senangannya ini dengan cara seperti mereka menjadi orang berprestasi rendah (Hurlock, 2002;137). Mata kuliah asuhan kebidanan ibu III/ Nifas merupakan salah satu mata kuliah yang paling pokok dan dominan untuk menjadi seorang Bidan disamping mata kuliah yang lainnya. Mata kuliah ini memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan pendekatan managemen kebidanan didasari konsepkonsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan konsep dasar nifas, beberapa faktor yang mempengaruhi masa nifas, proses adaptasi psikologi dalam masa nifas, kebutuhan dasar pada ibu dalam masa nifas. Asuhan dalam masa nifas, deteksi dini, komplikasi dalam masa nifas dan penanganannya, dan cara pendokumentasian asuhan masa nifas (Depkes RI, 2002;14). Penelitian mengenai hubungan persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dan minat belajar terhadap prestasi belajar pada mata kuliah Asuhan Ibu masa nifas perlu dilakukan, terlebih pada Akademi Kebidanan yang merupakan suatu aset dalam mewujutkan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan pada khususnya. Akademi Kebidanan perlu mematangkan proses kegiatan belajar mengajar di ruang kelas tanpa mengabaikan praktek klinik di lapangan. Peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas sangat menunjang peningkatan kemampuan mahasiswa Akademi Kebidanan untuk praktek klinik di lapangan maupun di masyarakat. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Adakah hubungan persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dengan prestasi belajar pada mata kuliah asuhan kebidanan III pada mahasiswa 1.2
semester III di Akademi kebidanan Harapan Mulya Ponorogo? 2. Adakah hubungan minat dengan prestasi belajar pada mata kuliah asuhan kebidanan III pada mahasiswa semester III di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo? 3. Adakah hubungan persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dan minat belajar dengan prestasi belajar pada mata kuliah asuhan kebidanan III pada mahasiswa semester III di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo? 1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan khusus yang dapat dirinci sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dan minat dengan prestasi belajar pada mata kuliah asuhan kebidanan III pada mahasiswa semester III di Akademi Kebidanan Harapan Mulia. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dengan prestasi belajar pada mata kuliah asuhan kebidanan III di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. b. Mengetahui hubungan minat dengan prestasi belajar pada mata kuliah asuhan kebidanan III pada mahasiswa semester III di Akademi Kebidanan Harapan Mulya. c. Mengetahui hubungan persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dan minat dengan prestasi belajar pada mata kuliah asuhan kebidanan III pada mahasiswa semester III di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. 2.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Namun 3
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
proses itu tidak berhenti begitu saja, tetapi stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses penginderaan tidak dapat lepas dari proses persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata, telinga, hidung, lidah, kulit, yang digunakan sebagai penerima stimulus dari luar individu. Alat indera tersebut merupakan alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya menurut Branca, Woodwort dan Marquis (Walgito, 2002;53). Stimulus yang di indera itu kemudian oleh individu di organisasikan dan di interpretasikan, sehingga individu menyadari ,mengerti tentang apa yang di indera itu, proses ini disebut persepsi. 2.2 Proses Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru /dosen sebagai pemegang peranan utama. Disamping itu merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan dosen dan mahasiswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara dosen dan mahasiswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara dosen dan mahasiswa yang sedang belajar.Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara mahasiswa dan dosen yang terjalin interaksi yang saling menunjang. Proses merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (interdependent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Komponen belajar mengajar antara lain tujuan intruksional yang hendak dicapai ,materi
pelajaran, metode mengajar, alat peraga pembelajaran, dan evaluasi sebagai alat ukur tercapai tidaknya tujuan. Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya .Burton (Usman, 2005) Menyatakan ”Learning is a change in the individual duo to instruksion of that individual and his environment,wich fells aneed and makes him more capable of deling adequately with his environment”. Dalam pengertian ini terdapat kata change atau” perubahan “yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku ,baik aspek pengetahuannya,ketrampilannya ,maupun aspek sikapnya.Kriteria dari keberhasilan belajar ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. 2.3 Kualitas Proses Pembelajaran
Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah /yang di anggap berkualitas saat ini kurang berkualitas pada masa yang akan datang (Tjiptono, 2000;64). Persepsi tentang kualitas proses pembelajaran adalah keseluruhan yang digunakan untuk terlaksananya proses pembelajaran (terjadi langkah langkah atau situasi proses pembelajaran sesuai yang diharapkan). Goetsch dan Davis (Tjiptono,2000;63) berpendapat bahwa kualitas merupakan suatu Kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
2.4 Dosen
Dosen merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai dosen .Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan / pekerjaan sebagai dosen. Untuk menjadi guru diperlukan syarat- syarat khusus. Dosen juga harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pembelajaran dengan berbagai ilmu 4
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.Menurut Wrightman (Usman, 2005;52). Peranan dosen adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan mahasiswa yang menjadi tujuannya. 2.5 Peran Dosen Dalam Proses Belajar –
Mengajar Peranan dan kompetensi dosen dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana di kemukakan oleh Adam dan Decey (Usman, 2005). Basic principles of student teacching antara lain dosen sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, akspeditor, perencana supervisor, motivator, dan konselor yang akan dikemukakan di sini adalah peranan yang di anggap paling dominan dan diklasifikasikan menjadi peran dosen sebagai demontrator, organisator kelas, mediator, fasilitator, serta evaluator. Penjabarannya adalah sebagai berikut : a. Dosen sebagai Demonstrator b. Dosen sebagai Mediator dan Fasilitator c. Dosen melakukan Organisasi kelas. d. Dosen Sebagai Evaluator 2.6 Silabus
a. Landasan Pengembangan Silabus 1) Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan pasal 17 ayat (2) 2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 b. Adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
2.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang di tetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1(satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1(satu) atau beberapa indikator untuk 1 ( satu) atau beberapa indikator untuk 1(satu) kali pertemuan atau lebih. 2.8 Minat Belajar
Minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar .Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin, 2004;136), Menurut Winkel (1999;162) minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Minat belajar adalah minat untuk menyediakan waktu, tenaga, usaha, untuk menyerap dan menyatu ragakan informasi, pengetahuan dan kecakapan yang kita terima dan kita peroleh lewat berbagai cara (Agus, 1994). Kesimpulan dari pengertian minat belajar adalah kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi sehingga menyediakan waktu, tenaga, usaha untuk menyerap, informasi yang diterima, sehingga memperoleh keberhasilan dalam belajar. Disimpulkan bahwa minat belajar dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah ketertarikan, perhatian, peran aktif, dan kegiatan belajar. 2.9 Belajar
Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu (Winkel, 1999;162). Sedangkan menurut Hilgard dan Bower (1975) belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap 5
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya). Kesimpulan dari pengertian belajar adalah proses perubahan dari belum mampu kearah sudah mampu yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang karena pengalaman yang berulang ulang dengan jangka waktu tertentu
3.
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Akademi Kebidanan harapan Mulya Ponorogo yang terletak di jalan Batorokatong No.30 Ponorogo dan Akademi kebidanan Global Medika Madiun, pada bulan Desember 2012. 3.1
Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. 3.2
Populasi Dan Sampel Penelitian Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah semua mahasiswa semester III tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 44 orang di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Sedangkan sampel adalah mahasiswa reguler semester III tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 44 mahasiswa di Akademi kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. 3.3
2.10 Prestasi Belajar Asuhan Kebidanan Ibu III Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu ,yang biasa dilaksanakan setiap akhir smester atau juga disebut tes sumatif. Nilai hasil tes sumatif digunakan untuk menentukan nilai raport atau ijasah atau kartu hasil studi mahasiswa (Ngalim, 2002; 162). a. Asuhan Kebidanan Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai masalah /kebutuhan dalam bidang kesehatan, ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir serta keluarga berencana (Pusdiknakes, 2000;143). b. Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Ibu III atau nifas Mata kuliah ini memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam Masa Nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dengan pokok bahasan konsep dasar Masa Nifas, beberapa faktor yang mempengaruhi masa nifas, Proses adaptasi psikologi dalam masa nifas, kebutuhan dasar masa nifas, deteksi dini komplikasi masa nifas dan penanganannya, dan cara pendokumentasian asuhan masa nifas (Dep Kes RI,2002; 14).
Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel Persepsi tentang kualitas proses pembelajaran (X1) dan Minat belajar (X2). Variabel terikatnya adalah prestasi belajar (Y). 3.4
3.4.2 Definisi Operasional Definisi operasional persepsi tentang kualitas proses pembelajaran adalah keseluruhan yang digunakan untuk terlaksananya proses pembelajaran (terjadi langkahlangkah atau situasi proses pembelajaran sesuai yang diharapkan). Variabel ini terdiri dari 4 indikator. Variabel ini diukur menggunakan kuesioner dengan kalimat pernyataan pilihan 5 options Definisi operasional minat belajar adalah minat untuk menyediakan waktu, tenaga, usaha untuk menyerap dan menyaturagakan informasi, pengetahuan dan kecakapan yang di terima dan di 6
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
peroleh lewat berbagai cara mengenai mata kuliah askeb ibu III yang meliputi 4 indikator. Varibel ini diukur menggunakan kuesioner dengan kalimat pernyataan pilihan 5 options Definisi operasional prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh dosen. Dalam konteks ini, prestasi belajar dapat dilihat dari indeks prestasi komulatif yang tertera di kartu hasil studi (KHS) semester III. Mahasiswa dikatakan berprestasi mana kala IPK berkisar 2.94 – 4.00. Prestasi belajar mahasiswa berdasarkan indeks prestasi juga terbagi menjadi 5 kategori, yaitu : sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Instrument yang digunakan dokumentasi nilai IP semester III, skala rasio (ratio). Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 3.5.1 Angket Dalam penelitian ini yang digunakan jenis angket tertutup dengan bentuk rating scale, yaitu kuesioner yang telah tersedia jawabannya yang ada. Bentuk rating scale yang dimaksud adalah dengan memberi tanda centang () pada kolom kolom yang sudah disediakan. Penskorannya menggunakan skala Likert yaitu (1) SS = sangat setuju, (2) S = setuju, (3) R = raguragu , (4) TS = tidak setuju, (5) STS = sangat tidak setuju. Uji coba instrumen dilakukan pada Mahasiswa reguler semester III tahun 2011/2012 di Akademi Kebidanan Global Medika Madiun, sejumlah 40 mahasiswa yang diperkirakan mempunyai karakteristik yang sama dengan responden yang akan diteliti. a. Uji Validitas angket digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Pengujian dilakukan dengan bantuan SPSS 12 taraf signifikan α= 0,05. Dari jumlah butir angket variabel (X1) persepsi tentang kualitas proses 3.5
pembelajaran dari 40 pernyataan terdapat 2 item pernyataan No. 11 dan 40 tidak valid maka dihilangkan, sehingga pernyataan menjadi 38 item. Sedangkan untuk variabel (X2) minat belajar mahasiswa dari 20 pernyataan terdapat 2 No. 4 dan 15 tidak valid maka di hilangkan, sehingga item pernyataan menjadi 18 item. b. Uji reliabilitas angket Dalam uji coba angket penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan SPSS yaitu Alpha Cronbach untuk menguji itemsitems kuisioner. Untuk variabel (X1) persepsi tentang kualitas proses pembelajaran didapatkan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,955 dan untuk variabel (X2) minat belajar mahasiswa didapatkan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,939, sehingga kedua variabel dapat dikatakan reliabel. 3.5.2. Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang indeks prestasi belajar mahasiswa (Indeks Prestasi Belajar) sebagaimana yang tertera dalam Kartu Hasil Studi. 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian (Lampiran 1) 4.1.1 Analisis Univariat a) Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Tentang Kualitas Proses Pembelajaran Dosen. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Tentang Kualitas Proses Pembelajaran Dosen. Interval Kategori Frekuensi Persentasi 38 – 88 Kurang 2 5% 89 – Sedang 16 36% 139 140 – Baik 26 59% 190 TOTAL 44 100% Sumber : Data primer diolah Pada tabel 4.1 persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dibagi menjadi 3 kategori yaitu kurang, sedang dan baik. Sehingga dari tabel 4.1 di atas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden (mahasiswa) mempunyai persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dalam 7
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
kategori baik yaitu sebanyak 26 responden dengan presentase 59%. Berarti bahwa sebagian besar responden (59%) miliki persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dengan baik. b) Distribusi Frekuensi Variabel Minat Belajar Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Belajar Interval Kategori Frekuensi Persentasi 18 – 41 Kurang 0 0% 42 – 63 Sedang 9 20% 64 - 90 Baik 35 80% TOTAL 44 100% Sumber : Data primer diolah Pada tabel 4.2 minat belajar dibagi menjadi 3 kategori yaitu kurang, sedang dan baik. Sehingga dari tabel 4.2 di atas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden (mahasiswa) mempunyai tingkat minat belajar paling banyak berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 35 responden dengan presentase 80%. Hal itu berarti bahwa sebagian besar responden (80%) mempunyai tingkat minat belajar antara skor 64 sampai dengan skor 90 dari total skor 150. c) Distribusi Frekuensi Variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III Kategori Frekuensi Persentasi Kurang ( <2,75 10 23% ) Sedang (2,75 – 25 57% 3,00) Baik ( >3,00 ) 9 20% TOTAL 44 100% Sumber : Data primer diolah Pada Tabel 4.3 Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III di bagi menjadi 3 kategori yaitu kurang, sedang dan baik. Sehingga dari tabel 4.3 di atas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden (mahasiswa) mempunyai Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III paling banyak adalah dalam kategori sedang yaitu sebanyak 25 responden dengan presentase 57%. Hal itu berarti bahwa sebagian besar responden (57%) mempunyai Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III antara 2,75 sampai 3,00 dari IP tertinggi 4,00. Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa
Semester III terendah adalah 2,08 dan tertinggi adalah 3,17. Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III rata-rata mahasiswa adalah 2,86. 4.1.2 Analisis Bivariat a) Hubungan Persepsi Tentang Kualitas Proses Pembelajaran Dosen dengan Prestasi Belajar Tabel 4.4 Koefisien Persepsi Tentang Kualitas Proses Pembelajaran Dosen dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III x1 x1
Pearson Correlation
ip 1
Sig. (2-tailed) N Ip
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N Sumber : Data primer diolah
.596** .000
44
44
**
.596 .000
1
44
44
Besar hubungan antara variabel persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dengan indeks prestasi belajar mahasiswa semester III yang dihitung dengan koofisien korelasi adalah 0,596. secara teori hal ini menunjukkan bahwa hubungan persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dengan indeks prestasi belajar mahasiswa semester III sangat kuat dan bersifat positif. Tingkat signifikansi koefisien korelasi (Sig.2-tailed) menghasilkan angka 0,000. Karena nilai probabilitasnya < α (0,05) maka korelasi antara variabel persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dengan indeks prestasi belajar mahasiswa semester III sangat nyata. b) Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Besar hubungan antara Minat Belajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III yang dihitung dengan koofisien korelasi adalah 0,616. Secara teori hal ini menunjukkan bahwa hubungan Minat Belajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III sangat kuat dan bersifat positif. 8
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
Tabel 4.5 Koefisien Korelasi Variabel Minat Belajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa x2 ip x2
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
.000
N ip
.616**
Pearson Correlation
44
44
**
1
.616
Sig. (2-tailed) .000 N 44 44 Sumber : Data Primer diolah Tingkat signifikansi koefisien korelasi (Sig.2-tailed) menghasilkan angka 0,000. Karena nilai probabilitasnya < α (0,05) maka korelasi antara variabel Minat Belajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III sangat nyata. 4.1.3 Analisis Multifariat a) Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen), karena model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Sebab bila variabel bebas saling berkorelasi maka variabel- variabel One -Sam ple Kolm ogorov-Sm irnov Te st
N Normal Parameters a,b Mos t Ex treme Dif f erences
Mean Std. Deviation A bs olute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z A sy mp. Sig. (2-tailed) a. Test dis tribution is Normal.
Unstandardiz ed Res idual 44 .0000000 .16283877 .112 .112 -.076 .741 .642
inib.tidak ortogonal, artinya variabel bebas Calc ulated f rom data. yang dinilai korelasi antar semua variabel bebas sama dengan nol. Adapun hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas Toleran Keteranga Variabel VIF ce n persepsi tentang Bebas kualitas 1.77 0,564 Multikoli proses 4 nearitas pembelajaran dosen Bebas 1.77 Minat belajar 0,951 Multikoli 4 nearitas Sumber : Data primer diolah Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa deteksi dari multikolinearitas adalah nilai Variance Inflantion Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. b) Autokorelasi Uji Run Test merupakan salah satu cara untuk mendeteksi autokorelasi, yaitu untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random, jadi pengujiannya adalah: Hipotesis : Ho : Residual acak atau random H1 : Residual tidak acak atau random Pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0,025 maka Ho diterima Jika Probabilitas < 0,025 Ho maka Ho ditolak Tabel 4.8 Uji Autokorelasi Unstandardiz ed Residual Test Valuea .01918 Cases < Test Value 22 Cases >= Test Value 22 Total Cases 44 Number of Runs 24 Z .153 Asymp. Sig. (2.879 tailed) a Median Keputusan : Terlihat bahwa pada Lampiran 23 nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,879 atau probabilitas jauh di atas 0,05 maka Ho diterima atau dapat dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Jadi tidak terdapat autokorelasi. 9
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
Expected Cum Prob
Normalitas Asumsi normalitas sangat penting terutama untuk kepentingan penarikan kesimpulan. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui variabel endogen dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak. Alat yang dapat digunakan untuk menguji normalitas sangat banyak modelnya. Salah satunya dengan menggunakan statistik KolmogorovSmirnov. Tabel 4.7 Uji Nomalitas Sumber : data primer diolah Dari Tabel 4.7 menunjukkan bahwa Pvalue (Sig.) > 0, 05 maka data dari variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian dapat dikatakan berdistribusi normal. Selain dengan statistik KolmogorovSmirnov, Uji normalitas dapat dilihat melalui tampilan grafik Normal P-P Plot sebagai berikut : Gambar 4.1 Normal P-P Plot
Normal P-P Plot of Regression Standardized R
c)
Pada normal probability plot Gambar 4.1 terlihat sebaran error (berupa dot) masih ada di sekitar garis lurus. Kedua hal ini makin memperkuat bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas atau residu dan model dapat dianggap berdistribusi secara normal. d) Uji Linearitas Uji linearitas diperoleh untuk mendeteksi adanya hubungan linear antara variabel X dan Y. Uji asumsi linearitas dipenuhi apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) disekitar 1 atau tepat 1 dan nilai Tolerance mendekati 1 atau tepat 1 (Santoso, 2001). Tabel 4.8 Uji Linieritas Coefficientsa
Model 1 (Constant) X1 X2
Unstandardiz ed Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1.799 .187 .003 .002 .336 .009 .003 .394
t 9.599 2.166 2.535
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .036 .564 1.774 .015 .564 1.774
Dependent Variable: IP 1.0 0
.75
.50
.25
0.0 0 0.0 0
.25
.50
.75
1.0 0
Obs erv ed Cum Prob
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dalam hal ini apakah variabel persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dan minat belajar secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III. Tabel 4.9 Uji Anova ANOVAb Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares .906 1.140 2.046
df 2 41 43
Mean Square .453 .028
F 16.291
a. Predictors:: data (Constant), X2, X1 diolah Sumber primer b. Dependent: Varia ble : IP Hipotesis Ho : Hubungan X dan Y tidak berarti H1 : Hubungan X dan Y berarti Pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Jika Probabilitas < 0,05 Ho maka Ho ditolak Keputusan : Terlihat bahwa pada Tabel 4.9 didapatkan F hitung 16,291 dengan Sig./Significance adalah 0,000 atau probabilitas jauh lebih kecil dibawah 0,05 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa variabel persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dan variabel minat belajar secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.
a. Dependent Vari able: IP primer diolah Sumber : data Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Variance Inflantion Factor (VIF) disekitar 1 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model tersebut dapat dikatakan linear. e) Analisis Uji F (Simultan)
10
Sig. .000 a
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
4.2 Pembahasan 4.2.1 Hipotesis I : Ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dengan prestasi belajar askeb III Pengujian hubungan variabel persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dengan indeks prestasi belajar mahasiswa semester III diperoleh bahwa pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh Sig./Significance sebesar 0,000 atau probabilitas jauh di bawah 0,05 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa koefisien regresi signifikan atau persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen (X1) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III (Y). Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, diketahui bahwa persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III secara parsial. 4.2.2 Hipotesis II : Ada hubungan yang signifikan antara minat dengan prestasi belajar askeb III Pengujian hubungan variabel Minat Belajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III diperoleh bahwa pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh Sig./Significance adalah 0,000 atau probabilitas jauh di bawah 0,05 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa koefisien regresi signifikan, atau Minat Belajar (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III (Y). 4.2.3 Hipotesis III : Ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dan minat dengan prestasi belajar askeb III Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, dalam hal ini apakah variabel persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen (X1) dan minat belajar (X2) secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III (Y).
Dengan menggunakan 5% dan tingkat keyakinan sebesar 95%, berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh Sig./Significance adalah 0,000 atau probabilitas jauh di bawah 0,05 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa variabel persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dosen dan variabel minat belajar secara simultan mempunyai hubungan (positif) yang signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III. Implikasi Hasil Penelitian a) Diperolehnya hasil penelitian bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi kualitas pembelajaran dengan prestasi belajar termasuk kategori kuat dapat dijadikan pedoman bahwa menggunakan kualitas pembelajaran yang baik mempunyai keuntungan prestasi belajar akan mata kuliah asuhan kebidanan III dalam menumbuhkan daya nalar, berfikir logis dan sistematis. Kualitas pembelajaran Dosen hendaknya terus menerus memantau hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu yang telah di tentukan. Informasi yang diperoleh dari evaluasi ini merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar mengajar. Umpan balik ini menjadi titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya ,sehingga akan diperoleh hasil yang optimal (Usman, 2005;78) b) Diperolehnya hasil penelitian bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar mahasiswa dengan prestasi belajar termasuk kategori kuat dapat dijadikan pedoman bahwa minat belajar yang baik mempunyai keuntungan mengembangkan pemahaman akan mata kuliah asuhan kebidanan III dalam menumbuhkan daya nalar, berfikir logis dan sistematis. Minat belajar yang baik akan lebih meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Usaha tersebut antara lain: dengan mengubah system dan struktur pendidikan dengan cara memperbaiki metode maupun kondisi proses belajar mengajar, menata dan merubah kurikulum, memperbaiki system seleksi 4.1
11
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
mahasiswa baru, memperketat frekuensi kehadiran mahasiswa dan dosen, menambah koleksi buku-buku perpustakaan, dan masih banyak lagi usaha lain yang dapat dilakukan. c) Diperolehnya hasil penelitian bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi kualitas pembelajaran dan minat belajar mahasiswa dengan prestasi belajar termasuk kategori kuat dapat dijadikan pedoman bahwa kulitas pembelajaran yang baik mempunyai keuntungan mengembangkan pemahaman akan mata kuliah asuhan kebidanan III dalam menumbuhkan daya nalar, berfikir logis dan sistematis keberhasilan studi.
Saran Sejalan dengan simpulan yang telah diambil dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran yang mungkin dapat dilakcsanakan untuk meningkatkan persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dan menumbuhkan minat belajar mahasiswa agar prestasi belajar mahasiswa menjadi baik adalah sebagai berikut : 1. Perlu peningkatan kualitas, proses pembelajaran dengan pelatihan pelatihan ,dan perlu adanya himbauan kepada dosen agar berusaha menerapkan ilmu atau hasil dari pelatihan ke dalam proses pembelajaran secara maksimal, agar persepsi tentang kualitas proses pembelajaran bertambah baik, misalkan dengan cara menggunakan media pembelajaran yang bervareasi dan menarik 2. Perlu memberikan dorongan atau semangat kepada mahasiswa agar dapat menumbuhkan minat terhadap semua mata kuliah pelajaran sehingga prestasi hasil belajar menjadi baik 3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa selain persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dan minat belajar mahasiswa, sehingga prestasi belajar mahasiswa menjadi baik 4.2
DAFTAR PUSTAKA Agus. M, 1994. Kiat Sukves Studi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta, Kanisius. Alwi. H, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Depkes RI, 2002. GBPP Kurikulum Pendidikan D-111 Kebidanan Tahun 2002. Depkes. Jakarta. Depkes RI, 2002. Kurikulum Diploma III Kebidanan. Depkes. Jakarta. Husada, M."2001. Statuta Akademi kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Yayasan Briliant Buana Husada Ponorogo. Hurlock.E, 2002. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Surabaya, Erlangga. Muhibbin.S, 2004. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung, Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Ngalim. P, 2002. Prinsip-Prinsip don Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung, Remaja Rosdakarya. Ngalim. P, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung, Remaja Rosdakarya. Putri, 1. 2002. Persepsi Mahasiswa Semester X.Jalur Unmin Terhadap Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Ibu di Akademi Kebidanan Aisyiyah Yogyakarta. KTI. D-IV Bidan Pendidik FK- UGM, Yogyakarta. Putri. N K, 2006. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan II Mahasiswa Semester III Akbid Mitra Husada Karanganyar. Surakarata, 12
Jurnal Delima Harapan, Vol 2, No.1 Februari-Juli 2014: 1-13
Universitas Sebelas Maret. Menteri Kesehatan RI, 2005. Peraturan Pemerinatah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Notoatmojo. S. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta: Sagung Seto. Pusdiknakes, 1995. Konsep kebidanan. DepKes. Jakarta. Sugiyono, 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung, Alfabeta. Pusdiknakes, 2003. Statistika Untuk Penelitian. Bandung, Alfabeta. Pusdiknakes, 2008. Statistika UntukPenelitian. Bandung, Alfabeta. Tjiptono. F, 2000. Total Quality Managemen, Andi Offset. Yogya Tugiarti, U. 2001. Persepsi Mahasiswa dalur Umum Terhadap Mata Kuliah Muatan Lokal Audit Maternal Neonatal di Akademi Kebidanan Departemen Kesehalan Semarang. KTI. D-IV Bidan Pendidik FK UGM, Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia, 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Dan Peraturan Mendiknas Nomor 11 Tahun 2005. Citra Umbara. Bandung. Undang-Undang Dasar RI, 2004. UndangUndang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Pustaka Setia. Bandung. Usman, U. 2005. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung Walgito, B. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Andi.Yogyakarta. Winkel, 1999. Psikologi Pembelajaran. Jakarta, Grasindo. Winarsih, S. http://eprints.undip.ac.id/18332/1/Sri_Wina rsih.pdf
13