Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012 Vol. 1 No. 1 Hal. 57-62 ISSN: 2089-9858 ® PS AGRONOMI PPs UNHALU
PERTUMBUHAN ANGGREK DENDROBIUM CANDY STRIPE LASIANTHERA PADA MEDIA SAPIH VACCIN DAN WENT SECARA IN VITRO DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK PISANG RAJA DAN FISH EMULSION In-Vitro Growth of Orchid Dendrobium Candy Stripe Lasianthera on Vaccin and Went Sub Culture Medium Supplemented with Sweet Banana Extract and Fish Emulsion Oleh: 1) 2*) 2) Santy Tresia Sallolo , I Gusti R. Sadimantara , dan Teguh Wijayanto . 1)
Alumni S2 Program Studi Agronomi Program Pascasarjana Unhalu 2) Dosen Pengajar Program Pascasarjana Universitas Haluoleo. *)
Alamat surat-menyurat:
[email protected]
ABSTRACT. The aims of the research were to investigate the influence of sweet banana extract, fish emulsion and interaction between sweet banana extract and fish emulsion on the growth of orchid Dendrobium Candy Stripe Lasianthera. The research was arranged in Completely Randomized Design (CRD) in factorial design, with two factors and three replications. The first factor was sweet banana extract : 0 g.L-1, 25 g.L-1, 50 g.L-1 and 75 g.L-1. The second factor was fish emulsion : 0 mL.L-1, 1 mL.L-1, 2 mL.L-1, 3 mL.L-1 and 4 mL.L-1. The media used is Vacin and Went sub culture medium. Variables consisted of plantlet height, leaf area, leaf number, root length, root number, shoot number, fresh weight and dry weight. Data were analyzed with variance analysis on F test 95% and continued with DMRT. The result showed that the 50 g.L-1 sweet banana extract gave the best result on the plantlet height, leaf area, root number, shoot number, fresh weight and dry weight. The 4 mL.L-1 fish emulsion gave the best result on shoot number, fresh weight and dry weight. Interaction between 50 g.L-1 sweet banana extract and 4 mL.L-1 fish emulsion gave the best result on shoot number and fresh weight of plantlet. Key Words : Fish Emulsion, orchid dendrobium candy stripe lasianthera, sweet banana extract, Vacin and Went sub-culture medium. ABSTRAK. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh ekstrak pisang raja, minyak ikan, dan interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan anggrek dendrobium Candy Stripe Lasianthera. Penelitian disusun menurut rancangan faktorial dalam pola rancangan acak lengkap dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah ekstrak pisang raja: 0 g.L-1, 25 g.L-1, 50 g.L-1 dan 75 g.L-1. Faktor ke dua adalah minyak ikan: 0 mL.L-1, 1 mL.L1 , 2 mL.L-1, 3 mL.L-1 dan 4 mL.L-1. Media yang digunakan adalah media subkultur Vacin dan Went. Variabel penelitianyang diukur adalah: tinggi plantlet, luas dan jumlah daun, panjang, jumlah, berat segar dan berat kering akar. Data dianalisis dengan anova kemudian nilai tengah perlakuan dibandingkan dengan uji Duncan pada tingkat signifikansi 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak pisang raja pada dosis 50 g.L-1 memberikan yang lebih baik terhadap tinggi plantlet, luas daun, jumlah, berat segar, dan berat kering akar. Perlakuan minyak ikan pada 4 mL.L-1 memberikan hasil yang lebih baik terhadap jumlah tunas, berat segar dan berat kering tunas. Interaksi antara ekstrak pisang raja pada konsentrasi 50 g.L-1 dan minyak ikan pada konsentrasi 4 mL.L-1 memberikan hasil yang lebih baik terhadap jumlah tunas dan berat segar plantlet. Kata kunci: Dendrobium Candy Stripe Lasianthera, medium sub-kultur Vacin dan Went, ekstrak pisang raja, minyak ikan.
PENDAHULUAN Pengembangan dan pemanfaatan anggrek melalui penyediaan benih tanaman anggrek baru dengan kuantitas dan kualitas yang baik serta untuk mencegah terjadinya kepunahan spesies anggrek di alam, maka harus diupayakan teknik budidaya yang
tepat tanpa merusak habitat tumbuh anggrek. Salah satu alternatif untuk melestarikan keanekaragaman anggrek adalah melakukan perbanyakan melalui kultur jaringan, dengan kultur jaringan dapat dilakukan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan anggrek yang tidak dapat dilakukan secara konvensional.
57
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 58-62
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Media kultur dalam pelaksanaan kultur in vitro merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perbanyakan dan perkembangan tanaman selain faktor eksplan dan lingkungan tumbuh. Media kultur dibedakan menjadi media dasar (basic medium) dan media tambahan. Komposisi media dasar mengandung hara esensial baik makro maupun mikro, sumber energi dan vitamin. Komposisi media perlakuan merupakan komposisi media tambahan yang dapat berupa vitamin, senyawa organik kompleks dan zat pengatur tumbuh (Anonim, 2009a). Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi media untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perbanyakan anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera dengan penambahan ekstrak buah pisang raja. Hasil penelitian Arditti dan Ernts (1992) menunjukkan bahwa buah pisang mengandung hormon tumbuh seperti auksin dan giberelin serta nutrisi penting lainnya. Selain dengan penambahan pisang raja, modifikasi media dalam penelitian ini juga dilakukan dengan penambahan fish emulsion yang merupakan pupuk organik yang efektif dan relatif lembut bagi tanaman karena lebih cepat diserap oleh tanaman, nutrientnya dapat dilepaskan dengan segera pada saat pengaplikasiannya (Kline, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak pisang raja dan fish emulsion serta interaksi kedua perlakuan tersebut terhadap pertumbuhan dan perbanyakan anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera secara in vitro.
timbangan, pH meter, perlengkapan penanaman dalam LAFC seperti lampu bunsen, pinset panjang, petridish), alat ukur, alat tulis menulis, kamera digital. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial, yang terdiri dari 2 faktor: - Faktor pertama yaitu penambahan ekstrak pisang raja ke dalam media sapih Vacin and Went yang terdiri dari 4 taraf yaitu: tanpa ekstrak pisang raja (A0), Penambahan -1 ekstrak pisang raja 25 g.L (A1), penambahan -1 ekstrak pisang raja 50 g.L (A2), penambahan -1 ekstrak pisang raja 75 g.L ( A3). - Faktor ke dua yaitu penambahan fish emulsion ke dalam media sapih Vacin dan Went, yang terdiri dari 5 taraf yaitu -1 : tanpa fish emulsion (B0), fish emulsion 1 mL.L -1 (B1), fish emulsion 2 mL.L (B2), fish emulsion 3 -1 -1 mL.L (B3), fish emulsion 4 mL.L (B4). Dengan demikian terdapat 20 kombinasi perlakuan, dimana setiap perlakuan diulang 2 kali sehingga terdapat 40 botol kultur percobaan . Peubah yang diamati dalam penelitian ini yatu tinggi planlet, luas daun, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar, jumlah anakan, bobot basah dan bobot kering. Hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan dan perbanyakan anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera. Jika F signifikan maka dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%.
BAHAN DAN METODE
HASIL
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Balai Benih Induk dan Hortikultura UPT Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sultra yang bertempat di desa Amoito Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai bulan Mei 2010. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Plb (protocorm like bodies) anggrek Dendrobium Candy Strype Lasianthera yang berumur 4 bulan yang diperoleh dari Lab. Kultur Jaringan BBIH UPT Disbun dan Horti Prov. Sultra, ekstrak pisang raja, fish emulsion “Alaska” 5 :2 :2, larutan stok media Vacin & Went, arang aktif (charcoal), air kelapa, gula pasir, agar-agar, thiamin, NAA, aquadest, aluminium foil, plastik, karet gelang, alkohol 70% dan 96%, betadin, kapas. Alat-alat yang digunakan yaitu: Autoclave, panci, kompor gas, laminar air flow cabinet (LAFC) , botol kultur, gelas piala, erlenmeyer, gelas ukur 100 ml, pipet penghisap karet, batang pengaduk,
Tabel 2 tampak bahwa setiap perlakuan ekstrak pisang raja berbeda signifikan dengan kontrol. Hal ini memperlihatkan bahwa penambahan ekstrak pisang raja pada media sapih Vacin dan Went mempunyai pengaruh yang baik bagi pertumbuhan protocorm yaitu tinggi planlet anggrek. Tabel 2. Pengaruh Mandiri Ekstrak Pisang Raja Terhadap Tinggi (cm) Planlet Anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST Fish Emulsion Ekstrak Pisang Raja (A) (B) A0 A1 A2 A3 B0 4,40 6,50 6,50 6,30 B1 4,80 7,80 8,50 8,60 B2 4,80 8,60 12,70 7,50 B3 5,10 9,00 8,40 6,80 B4 8,20 7,80 6,70 9,90 Rerata 5,46a 7,94b 8,56b 7,82b DMRT 0,05 1,943 1,990 1,848 Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji DMRT 0,05.
Santy Tresia Sallolo, et al., 2012. Pertumbuhan Anggrek Dendrobium Candy Stripe…………………………..
58
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 58-62
Pada Tabel 3 tampak bahwa setiap perlakuan ekstrak pisang raja berbeda nyata dengan kontrol. Ekstrak pisang raja mengandung nutrisi yaitu karbohidrat dan gula yang tinggi sebagai sumber energi dalam proses metabolisme untuk pertumbuhan Plb. Tabel 3. Pengaruh mandiri ekstrak pisang raja ter-hadap 2 luas daun (cm ) planlet Anggrek Dendro-bium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST Fish Emulsion Ekstrak Pisang Raja (A) (B) A0 A1 A2 A3 B0 0,73 1,28 1,94 2,24 B1 0,55 2,06 1,81 2,25 B2 0,90 2,43 3,30 1,84 B3 0,91 2,62 2,67 1,80 B4 2,88 2,70 2,80 2,86 Rerata 1,194 a 2,218 b 2,504 b 2,198 b DMRT 0,05 0,995 1,020 0,940 Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang berbeda tidak nyata pada taraf uji DMRT 0,05.
sama,
-1
Penambahan ekstrak pisang raja 50 g.L -1 (A2) dan 75 g.L (A3) memberikan pengaruh yang baik bagi pertambahan jumlah akar planlet anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera. Pertumbuhan perakaran juga didukung oleh suplai bahan organik yang dibutuhkan untuk pertambahan jumlah akar dari planlet. Hal ini terlihat pada Tabel 4 bahwa perlakuan A2 dan A3 dengan dosis ekstrak pisang raja yang lebih tinggi yang tentunya juga kandungan phosphornya lebih banyak, menghasilkan rata-rata jumlah akar yang terbanyak dari planlet anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera. Tabel 4. Pengaruh Mandiri Ekstrak Pisang Raja ter-hadap Jumlah Akar planlet Anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST Fish Emulsion Ekstrak Pisang Raja (A) (B) A0 A1 A2 A3 B0 6 19 19 19 B1 9 17 21 23 B2 5 18 34 26 B3 6 19 25 26 B4 14 21 19 30 Rerata 8a 18,8 b 23,6 c 24,8 c DMRT 0,05 4,53 4,76 4,88 Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang berbeda tidak nyata pada taraf uji DMRT 0,05.
sama,
Pada Tabel 5 memperlihatkan bahwa setiap perlakuan ekstrak pisang raja berbeda nyata dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak pisang raja berpengaruh efektif terhadap panjang akar planlet anggrek
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST. Tabel 5. Pengaruh Mandiri Ekstrak Pisang Raja Terhadap Panjang Akar (cm) Planlet Anggrek Den-drobium Candy Stripe Lasianthera Umur 16 MST Fish Emulsion Ekstrak Pisang Raja (A) (B) A0 A1 A2 A3 B0 1,10 3,35 2,88 3,20 B1 2,25 3,79 4,55 4,22 B2 3,50 4,90 7,34 5,03 B3 2,00 3,00 3,73 2,47 B4 2,02 3,17 3,01 5,25 Rerata 2,104 a 3,642 b 4,302 b 4,034 b DMRT 0,05 0,801 0,864 0,842 Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang berbeda tidak nyata pada taraf uji DMRT 0,05.
sama,
Tabel 6. Pengaruh Mandiri Fish Emulsion Terhadap Panjang Akar Planlet Anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST Ekstrak Fish Emulsion (B) Pisang B0 B1 B2 B3 B4 Raja (A) A0 1,10 2,25 3,50 2,00 2,02 A1 3,35 3,79 4,00 3,00 3,17 A2 2,88 4,55 7,34 3,73 3,01 A3 3,20 4,22 5,03 2,47 5,25 Rerata 2,63 a 3,70 b 5,11 c 2,80 a 3,36 ab DMRT 0,864 0,882 0,801 0,842 0,05 Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji DMRT 0,05
Tabel 7. Pengaruh Interaksi Ekstrak Pisang Raja dan Fish Emulsion Terhadap Rata-rata Jumlah Anakan Anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera Umur 16 MST Fish Ekstrak Pisang Raja (A) DMRT Emulsion 0,05 A0 A1 A2 A3 (B) B0 26,00p 33,00p 27,17p 30,49p A a a ab B1 31,67p 33,67p 32,00p 29,66p 13,85 ab a ab ab B2 39,16p 36,83p 44,17p 35,83p 14,55 ab a b b B3 33,33p 31,50p 36,33p 30,33p 14,92 ab a ab ab B4 53,67r 36,00q 55,66r 20,17p 15,25 b a b a Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (p,q,r) dan baris (a,b,c) yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji DMRT 0,05.
Pertambahan bobot basah plantlet anggrek Dendrobium Candy stripe Lasianthera dimungkinkan karena unsur yang terkandung dalam ekstrak pisang raja dan fish emulsion sangat penting
Santy Tresia Sallolo, et al., 2012. Pertumbuhan Anggrek Dendrobium Candy Stripe…………………………..
59
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 58-62
dalam pembentukan bobot basah terutama unsur fosfor, boron dan kalium. Pada Tabel 7 tampak bahwa perlakuan -1 A2B4 (penambahan 50 g.L ekstrak pisang raja dan -1 4 mL.L fish emulsion) menunjukkan interaksi yang terbaik dengan rata-rata jumlah anakan yang terbanyak yaitu 55,66 anakan. Sedangkan perlakuan A0B0 (kontrol) menunjukkan rata-rata jumlah anakan terendah yaitu 26 anakan. Reaksi metabolisme dalam tanaman menghasilkan ribuan senyawa untuk membentuk organ tanaman, dimana awalnya dari bentuk protocorm menjadi tanaman yang lengkap dengan organ-organ seperti batang, akar dan daun, khususnya dalam hal ini ekstrak pisang raja yang ditambahkan berpengaruh nyata terhadap luas daun planlet. Protein terbentuk melalui reaksi dan membentuk asam amino di dalam sitoplasma. Karbohidrat ter-bentuk dari hasil fotosintesis berupa sukrosa yang dapat direspirasikan dan terbentuk bahan padat lainnya seperti protein atau diakumulasikan dalam bentuk karbohidrat lain dalam dinding sel, amilo-plas, dll. Pada Tabel 9 tampak bahwa perlakuan -1 ekstrak pisang raja A2 (penambahan 50g.L ekstrak pisang raja) menunjukkan rata-rata bobot kering yang tertinggi yaitu 4,34 g namun saling berbeda tidak nyata dengan perlakuan A3 (penambahan 75 -1 g.L ekstrak pisang raja) dengan rata-rata bobot kering 3,31 g. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak pisang raja memberikan pengaruh yang positif terhadap bobot kering planlet anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST. Tabel 8. Pengaruh Interaksi ekstrak pisang raja dan fish emulsion terhadap Bobot basah Planlet Anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianther Umur 16 MST Ekstrak Fish Emulsion (B) Pisang B0 B1 B2 B3 B4 Raja (A) A0 1,15a 1,50ab 2,76b 2,30b 4,08c p p pq p q A1 1,37a 1,86ab 1,95ab 1,96ab 2,42b p p p p p A2 1,75a 2,69b 3,35bc 2,77b 4,12c pq q q p q A3 2,40a 2,29a 2,55a 2,51a 2,37a q pq pq p p DMRT 0,852 0,895 0,918 0,939 0,05 Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom (p,q,r) dan baris (a,b,c) yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji DMRT 0,05.
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Ekstrak pisang raja mengandung banyak unsur-unsur hara penting antara lain karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Pada Tabel 10 tampak bahwa perlakuan fish -1 emulsion B4 (penambahan 4 mL.L fish emulsion) menunjukkan rata-rata bobot kering planlet anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera yang tertinggi yaitu 4,29 g dan berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan B0 (kontrol) menunjukkan rata-rata bobot kering planlet yang terndah yaitu 2,34 g. Tabel 9. Pengaruh Mandiri Ekstrak Pisang Raja Terhadap Rata-rata Bobot Kering Planlet Anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST Fish Emulsion Ekstrak Pisang Raja (A) (B) A0 A1 A2 A3 B0 1,23 1,94 2,68 3,55 B1 1,94 3,78 3,97 3,11 B2 3,96 2,41 4,92 3,96 B3 3,11 2,52 4,00 3,50 B4 5,23 3,38 6,14 2,42 Rerata 3,09 a 2,80 a 3,34 b 3,31 ab DMRT 0,05 1,151 1,209 1,241
Tabel 10. Pengaruh Mandiri Fish Emulsion Terha-dap Bobot Kering Planlet Anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST Ekstrak Fish Emulsion (B) Pisang B0 B1 B2 B3 B4 Raja (A) A0 1,23 1,94 3,96 3,10 5,23 A1 1,90 3,78 2,41 2,52 3,38 A2 2,68 3,97 ,92 4,00 6,14 A3 3,55 3,11 3,96 3,50 2,42 Rerata 2,34a 3,20ab 3,81b 3,28ab 4,29c DMRT 1,151 1,209 1,241 1,267 0,05 Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji DMRT 0,05.
Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa: interaksi antara ekstrak pisang raja dan fish emulsion pada media sapih Vacin and Went berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan dan bobot basah planlet anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST; perlakuan mandiri ekstrak pisang raja memberikan pengaruh yang nyata hampir terhadap seluruh parameter pengamatan planlet anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST yaitu tinggi planlet, luas daun, jumlah akar, panjang akar, jumlah anakan, bobot basah dan bobot kering, kecuali terhadap jumlah daun berpengaruh tidak nyata; perlakuan mandiri fish emulsion memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang akar, jumlah anakan, bobot basah dan bobot kering dari planlet anggrek
Santy Tresia Sallolo, et al., 2012. Pertumbuhan Anggrek Dendrobium Candy Stripe…………………………..
60
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 58-62
Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 -1 MST; penambahan ekstrak pisang raja 50 g.L dan -1 fish emulsion 2 mL.L pada media sapih Vacin and Went adalah takaran yang lebih baik untuk pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST; penambahan -1 ekstrak pisang raja 50 g.L dan fish emulsion 4 mL -1 L pada media sapih Vacin and Went adalah takaran yang lebih baik untuk perbanyakan jumlah anakan planlet anggrek Dendrobium Candy Stripe Lasianthera umur 16 MST. PEMBAHASAN Seperti diketahui bahwa ekstrak pisang raja mengandung nutrien penting bagi pertumbuhan tanaman yaitu antara lain air, protein, lemak, karbohidrat, mineral, kalsium, phosfor, ferro, dll. (Kardarron, 2009 dalam Krisnawan, et al., 2010). Pertumbuhan akar tergantung pada peran unsur fosfor, kalsium, mangan, besi dan boron. Unsur phosfor yang diberikan dalam jumlah yang tinggi berpengaruh terhadap penambahan jumlah akar melebihi tunas (Salisbury dan Ross, 1995). Ekstrak pisang raja juga mengandung unsurunsur kalium (K), fosfor (P), magnesium (Mg) dan besi (Kardarron, 2009 dalam Krisnawan, et al., 2010) sehingga memberikan pengaruh yang positif terhadap proses metabolisme. Dengan meningkatnya metabolisme maka pertumbuhan planlet juga dapat bertambah tinggi. Selain mengandung nutrien yang dibutuhkan tanaman, ekstrak pisang raja juga mengandung hormon giberelin dan auksin (Arditti dan Ernts, 1992) yaitu zat pengatur tumbuh yang berperan dalam pertumbuhan terutama dalam pembesaran, perpanjangan dan pembelahan sel. Penambahan ekstrak pisang raja mempunyai pengaruh yang efektif terhadap luas daun planlet anggrek. Hal ini dimungkinkan karena ekstrak pisang raja mengan-dung karbohidrat dan gula yang tinggi merupakan sumber energi dalam proses metabolisme tanaman. Menurut Salisbury dan Cleon (1995) metabolisme adalah reaksi kimia yang memungkinkan adanya kehidupan, dengan adanya proses metabolisme maka akan terjadi pertumbuhan. Ekstrak pisang raja mengandung nutrien penting bagi pertumbuhan planlet, secara khusus mengandung Thiamin berfungsi untuk memperce-pat pembelahan sel pada meristem akar. Ekstrak pisang raja juga mengandung unsur kalsium (Ca). Menurut Salisbury dan Ross (1995) unsur kalsium berperan dalam pembentukan bulubulu akar dan pemanjangan akar, sehingga terlihat dengan jelas bahwa penambahan ekstrak pisang raja menunjukkan rata-rata panjang akar planlet
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
lebih baik dibandingkan dengan tanpa penambahan ekstrak pisang raja. Fish emulsion (emulsi ikan) merupakan pupuk organik yang efektif dan relatif lembut bagi tanaman yang sensitif tanpa merusak tanaman tersebut (http:www.phoenixtropicals.com/fishemulsion.html/2007). Fish emulsion yang digunakan dalam penelitian ini dengan perbandingan N, P, dan K yaitu 5 : 2 : 2. Fish emulsion selain mengandung unsur N dan K juga mengandung unsur P yang penting untuk perakaran. Unsur P menurut Sriyanti (2000) banyak dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dimana bersamasama dengan unsur C, H, O dan N, P akan membentuk protein sehingga perkembangan sel dapat berlangsung dengan baik. Dikemukakan pula oleh Hakim et al., (1984) dalam Mo’o (1992) bahwa unsur phosphor dapat menstimulir perkembangan akar. Ekstrak pisang raja mengandung nutriennutrien penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman seperti air, protein, lemak, karbohidrat, mineral, kalsium, posfor, ferro, thiamin, dll. Selain itu ekstrak pisang raja juga mengandung hormon giberelin dan auksin yaitu zat pengatur tumbuh yang berperan dalam pertumbuhan terutama dalam pembesaran, pemanjangan dan pembelahan sel. Zat-zat ini berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan jaringan tanaman sehingga terbentuk anakan. Begitu pula dengan fish emulsion “Alaska” 5:2:2 merupakan pupuk organik dengan kandungan nitrogen yang tinggi. N yang tinggi diperlukan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, selain itu juga berpengaruh dalam sintesa asam amino dan protein (Prawinata et al., 1988 dalam Mo’o, 1992). Menurut Iswanto (2001) pada fase pertumbuhan seedling anggrek membutuhkan N yang cukup tinggi yaitu dengan perbandingan NPK 60 : 30 : 30. Gunadi (1979) dalam Mo’o (1992) juga menyatakan bahwa bibit anggrek yang belum dewasa memerlukan unsur NPK dengan kadar N yang cukup tinggi untuk tumbuh menjadi besar. Pada perlakuan A0B4 (tanpa penambahan -1 ekstrak pisang raja dan 4 ml.L fish emulsion) memperlihatkan jumlah anakan yang juga tinggi dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan A2B4. Hal ini dimungkinkan karena peranan dari fish emulsion yang ditambahkan sehingga walaupun tanpa ekstrak pisang raja tetapi kebutuhan unsurunsur khususnya N kemungkinan telah terpenuhi -1 dari penambahan 4 mL.L fish emulsion, karena nitrogen merupakan unsur makro primer yang merupakan komponen utama berbagai senyawa dalam tubuh tanaman. Tanaman yang tumbuh harus mengandung nitrogen untuk membentuk
Santy Tresia Sallolo, et al., 2012. Pertumbuhan Anggrek Dendrobium Candy Stripe…………………………..
61
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 58-62
sel-sel baru. Menurut Hardjowigeno (1995) bahwa tanaman yang kekurangan N menunjukkan pertumbuhan tanaman yang kerdil dan pertumbuhan akar terbatas. Menurut Marcshener (1995) dalam Arif,N (2006) bahwa unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi metabolisme. Pengangkutan karbohidrat dalam floem dapat menambah bobot basah tanaman yang lebih banyak ditentukan oleh komponen padat seperti dinding sel, protein, karbohidrat, jumlah dan ukuran sel serta kandungan air. Epstein (1972) mengatakan bahwa dinding sel terbentuk oleh adanya lignin, pektin dan hemi selulosa. Karbohidrat dan gula merupakan kunci utama dalam proses metabolisme tanaman (Sriyanti, 2000). Metabolisme adalah reaksi kimia yang memungkinkan adanya kehidupan. Reaksi metabolisme dalam tanaman menghasilkan ribuan senyawa untuk membentuk organ seperti daun, batang, akar dan struktur lain yang terdapat pada tanaman (Salisburry & Ross, 1995). Glukosa merupakan substrat respirasi yang akan dirombak menjadi CO2 dan H2O dan melepaskan energi. Selanjutnya CO2 dan H2O digunakan sebagai bahan baku pembentuk karbohidrat pada proses fotosintesis yang dibutuhkan tanaman sebagai sumber energi untuk pertumbuhan. Hal ini akan meningkatkan fotosintat untuk pertumbuhan organ-organ vegetatif sehingga peningkatan fotosintat ini meningkatkan bobot kering planlet. Fish emulsion (emulsi ikan) merupakan pupuk organik dengan kandungan nitrogen yang tinggi. Kandungan nitrogen yang tinggi menyebabkan pertumbuhan vegetatif lebih baik. Dari sekian unsur hara, nitrogen merupakan unsur utama yang dibutuhkan anggrek dalam pertumbuhan vegetatifnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Tisdale, et al., (1990) bahwa nitrogen adalah unsur hara makro yang sangat dibutuhkan tanaman, bila dalam keadaan kekurangan akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman dan sebaliknya akan memperpanjang fase pemasakan buah. Nitrogen adalah unsur makro primer yang merupakan komponen utama berbagai senyawa dalam tubuh tanaman. Tanaman yang tumbuh harus mengandung nitrogen dalam membentuk sel-sel baru. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan oksigen namun proses tersebut tidak bisa berlangsung untuk menghasilkan protein dan asam nukleat bilamana nitrogen tidak tersedia. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein dan disamping itu juga me-
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
rupakan bagian integral dari klorofil (Nyakpa et al., 1988). KEPUSTAKAAN Anonim, 2009. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Kultur Jaringan. Http://Kultur-JaringanBlog-spot.com/2009/08/Faktor-faktor– penentu-keberhasilan.html. Diakses tanggal 26 September 2009. Arditti, J. dan R. Ernts, 1992. Micropropagation of orchid. Irvine. Department of Developmen-tal and Cell Biology, University of California. Arif, N., 2006. Pertumbuhan Planlet Anggrek Dendrobium Sp Pada Berbagai Media dan Kon-sentrasi Pupuk Complesal pada Tahap Akli-matisasi. Tesis. PPS Universitas Haluoleo. Kendari. Epstein, E.,1972. Mineral Nutritions Of Plants. Principles and Perpectives. Amerika. John Willey and Sons, Inc. Gunawan, L.W., 2001. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta Hardjowigeno,S., 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta Iswanto,H., 2001. Anggrek Phalaenopsis. Agromedia Pustaka. Jakarta Kline, Ch,J., 2007. Organic Fish Fertilizer Components. Http://Vegetablegardens.Suite101. com/article.cfm/seafood-for-your-plant. Diakses tanggal 15 Oktober 2009. Krisnawan, H., S.K Dewi dan H.A. Hasan, 2010. Juice Pisang raja (Musa paradisiaca L.) sebagai Doping Alami Para Atlet. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Malang. Mo’o, H.E., 1992. Pengujian Beberapa Media Sapih Sederhana dalam Budidaya Kultur Jaringan Terhadap Komponen Pertumbuhan Planlet Anggrek Dendrobium None Betawi. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Mercu Buana. Jakarta Nyakpa, Y,M., A.A.Lubis., M.A.Pulung., A.G.Amrah., A.Munawar., D.H.Go dan N.Hakim., 1988. Kesuburan Tanah. Lampung. Universitas Lampung. Salisbury, F.B dan C.W. Ross, 1995. Fisiologi Tumbuhan I. Penerjemah Lukman, D.R dan Sumaryono, Bandung. Institut Teknologi Bandung Sriyanti, D.H., 2000. Pembibitan Anggrek Dalam Botol. Kanisius. Yogyakarta
Santy Tresia Sallolo, et al., 2012. Pertumbuhan Anggrek Dendrobium Candy Stripe…………………………..
62