EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
ISSN : 2085-5087
KEPEMIMPINAN EFEKTIF DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH Oleh : Dr. Hj. Siti Rodliyah, M.Pd Abstrak Setiap pemimpin cenderung memperlihatkan perilaku kepemimpinannya terhadap bawahannya. Demikian juga kepala sekolah cenderung akan menunjukkan perilakunya kepada guru. Pada dasarnya ada pemimpin yang menunjukkan perilaku cenderung berorientasi pada tugas, sebaliknya ada pemimpin yang menunjukkan perilaku cenderung berorientasi pada hubungan kemanusiaan. Namun, ada juga pemimpin yang cenderung menunjukkan perilaku baik berorientasi pada tugas dan sekaligus berorientasi pada hubungan kemanusiaan. Kontroversi utama menyangkut isu tentang apakah kepemimpinan dipandang sebagai peranan khusus atau proses pengaruh bersama. Ada pandangan bahwa semua kelompok memiliki peran khusus yang mencakup peranan kepemimpinan dengan tanggungjawab dan fungsi yang tidak dapat dibagi secara luas tanpa mengganggu efektifitas kelompok. Orang yang akan melaksanakan peran kepemimpinan khusus dirancang sebagai ”pemimpin” (leader). Yang lain dinamakan ”pengikut” (followers) walau diantara mereka membantu pemimpin utama dalam memecahkan fungsi-fungsi kepemimpinan. Dalam organisasi, orang dapat berperan sebagai pemimpin dan pengikut pada saat yang sama. Misalnya, seorang kepala sekolah menjadi pemimpin bagi guru, karyawan, dan siswa, namun kepala sekolah juga menjadi pengikut atau bawahan dari kepala kantor kementrian pendidikan dan kebudayaan karena ia lebih tinggi dalam organisasi. Jika semua pemimpin bisa berperilaku sebagaimana tersebut maka kepemimpinannya cenderung akan efektif. Kata Kunci : Kepemimpinan Efektif, Peningkatan Mutu Pendidikan, dan Sekolah Menengah. A. RASIONAL Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap mutu pendidikan di Indonesia, belakangan ini banyak muncul gerakan persekolahan modern dengan berbagai nama, seperti: “Sekolah Unggul”, “Sekolah Terpadu”, “Sekolah Percontohan”, “Sekolah Berprestasi”, dan seterusnya. Ada pula yang memberi predikat sekolah berstandar nasional (SBN) atau sekolah berstandar internasional (SBI). Di beberapa negara maju gerakan ini dinamakan dengan gerakan “Sekolah Efektif”. Sekolah efektif sering dihubungkan dengan kualitas pendidikan (Jaap Scheerens, 1997). Corcoran (1985) bahkan memberikan sebuah makna yang lebih luas dengan menyebutkan ”kebaikan” dari suatu sekolah. Konsep-konsep lainnya 349
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
Hj. Siti Rodliyah
baik memiliki makna yang benar maupun salah digunakan sebagai sinonimsinonim untuk keefektifan, termasuk efisiensi, produktivitas dan kelangsungan kekuatan dari sebuah organisasi. Ciri utama sekolah efektif,
berdasarkan berbagai riset meliputi: (a)
kepemimpinan instruksional yang kuat; (b) harapan yang tinggi terhadap prestasi siswa; (c) adanya lingkungan belajar yang tertib dan nyaman; (d) menekankan kepada keterampilan dasar; (e) pemantauan secara kontinyu terhadap kemajuan siswa; dan (f) terumuskan tujuan sekolah secara jelas (Davis & Thomas, 1989: 12). Untuk mewujudkan sekolah efektif hanya mungkin didukung oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yang efektif. Fred M. Hechinger (dalam Davis & Thomas, 1989: 17) pernah menyatakan: ”Saya tidak pernah melihat sekolah yang bagus dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk dan sekolah buruk dipimpin oleh kepala sekolah yang buruk. Saya juga menemukan sekolah yang gagal berubah menjadi sukses, sebaliknya sekolah yang sukses tiba-tiba menurun kualitasnya. Naik atau turunnya kualitas sekolah sangat tergantung kepada kualitas kepala sekolahnya”. Pandangan tersebut menganjurkan kepada para kepala sekolah untuk memahami tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan secara cermat. Telah menjadi harapan masyarakat bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan selayaknya mampu memimpin dirinya sendiri dan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan yang lainnya. Untuk meningkatkan kualitas diri, banyak upaya yang dapat ditempuh. Adair (1984) menawarkan ada lima hal yang dapat dilakukan, yaitu: (1) mengenal diri sendiri dengan Strength, Weaknesess, Opportunities, Threats (SWOT), (2) berusaha memiliki Kredibilitas, Akseptabilitas, Moralitas, dan Integritas (KAMI), (3) mempelajari prinsip-prinsip kepemimpinan, (4) menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan, dan (5) belajar dari umpan balik. Jadi, punya ilmu harus dipraktikkan seperti nasehat Confius, seorang filosof kuno yang menyatakan, ”Inti pengetahuan ialah mempunyai dan menggunakannya.”
350
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
Hj. Siti Rodliyah
B. Pentingnya Studi tentang Kepemimpinan Sekolah Efektif Secara obyektif, kehidupan sekolah akan selalu mengalami perubahan sejalan dengan dinamika pembangunan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus berupaya mengembangkan pengeahuan dan keterampilannya dalam mengelola perubahan yang terjadi di sekolah. Melihat posisinya sebagai top leader, kepala sekolah efektif akan menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan reformasi pendidikan pada tingkat sekolah. Studi tentang kepemimpinan
sekolah efektif biasanya menunjukkan
sebuah protret dari sebuah sekolah pada satu poin pada saat tertentu, bukan gambaran bergerak dan evolusioner dari sebuah sekolah seiring berjalannya waktu, sebuah pengabaian yang menghalangi manfaat pengetahuan untuk tujuantujuan pengembangan sekolah. Pada level apa yang membuat sekolah efektif , factor-faktor proses seperti kepemimpinan pengajaran utama yang asertif mana yang dihubungkan dengan keefektifan sekolah. Kebutuhan perbaikan sekolah lebih dari pemahaman terhadap kerja apa lintas konteks dalam sekolah-sekolah rata-rata, dan kebutuhan lebih dari data tentang hubungan antara proses-proses dan hasil-hasil sekolah untuk semua sekolah. Hal ini membutuhkan pengetahuan factor-faktor yang akan menghasilkan perbaikan dalam sekolah-sekolah tertentu dalam konteks budaya dan social ekonomi tertentu (David Reynolds, 1997). Dengan melakukan studi terhadap kepemimpinan sekolah efektif kita dapat menggali informasi tentang nilai-nilai efektifitas harus dipelihara di sekolah. Sergiovanni (1987) menjelaskan kriteria sekolah efektif ke dalam hal-hal berikut: a. Skor tes UAN meningkat b. Kehadiran (guru, siswa, staf) meningkat c. Meningkatnya jumlah PR d. Meningkatnya waktu untuk penyampaian mata pelajaran e. Adanya partisipasi masyarakat dan orang tua f. Partisipasi siswa dalam ekstra kurikuler g. Penghargaan bagi siswa dan guru h. Kualitas dukungan layanan bagi siswa dengan kebutuhan khusus
351
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
Hj. Siti Rodliyah
Demikianlah, kriteria efektifitas sekolah tersebut akan berkembang sesuai dengan muatan nilai-nilai lokal sekolah, di samping mengikuti standar kinerja pada umumnya. C. Kepemimpinan Efektif di Sekolah Menengah. Kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki peran penting dalam pengembangan kepemimpinan guru. Kepala sekolah perlu mendorong para guru untuk menjadi pemimpin, membantu guru mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan memberikan positif dan konstruktif terbatas. Kepala sekolah perlu menciptakan infrastruktur untuk mendukung kepemimpinan guru. Mereka perlu menciptakan kesempatan bagi guru untuk memimpin, untuk membangun komunitas pembelajaran profesional dan untuk merayakan inovasi dan keahlian guru (Alma Harris and Linda Lambert, 1998). Mengingat tugas kepemimpinan yang kompleks, pada dasarnya, penger tian kepemimpinan tidak dapat dibatasi secara pasti, termasuk pengertian kepemimpinan efektif di sekolah Menengah Pertama. Namun, sejumlah rujukan menjelaskan bahwa kepemimpinan efektif di sekolah dapat berkait dengan kepemimpinan kepala sekolah di sekolah yang efektif. Atas dasar pandangan ini, maka kepemimpinan efektif di sekolah dapat dimengerti sebagai bentuk kepemimpinan yang menekankan kepada pencapaian prestasi akademik dan nonakademik sekolah. Dengan demikian, pemimpin pendidikan efektif
selalu
berkonsentrasi untuk menggerakkan faktor-faktor potensial bagi ketercapaian tujuan sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan pula, kepala sekolah efektif mampu menunjukkan kemampuannya mengembangkan potensi-potensi sekolah, guru, dan siswa untuk mencapai prestasi maksimal. Seorang kepala sekolah efefktif sebagai pemimpin pendidikan
selayaknya juga harus mampu meningkatkan prestasi
sekolah dengan menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sekolah, guru, dan siswa sebagai komponen utama untuk mencapai tujuan sekolah. Pengelolan yang terkait dengan komponen sekolah dapat meliputi: (a) kurikulum praktis dan mantap; (b) tujuan yang menantang dan balikan yang efektif; (c) partisipasi orang tua dan masyarakat; (d) lingkungan yang tertib dan nyaman; dan (e) kolegialitas dan profesionalisme.
352
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
Hj. Siti Rodliyah
Sementara, pengelolan yang terkait dengan komponen guru dapat mencakup: (a) strategi instruksional; (b) manajemen kelas; dan (c) desain kurikulum. Adapun pengelolaan yang terakit dengan siswa mencakup: (a) lingkungan rumah; (b) kecerdasan belajar; dan (c) motivasi. Ketiga komponen tersebut bersifat interrelatif, oleh karenanya harus dikelola secara sinergis dengan mendasarkan kepada prinsip-prinsip koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi. D. Ciri-ciri Kepala Sekolah Efektif Kepala sekolah efektif harus mengetahui mengetahui (a) mengapa pendidikan yang baik diperlukan di sekolah, (b) apa yang diperlukan untuk meningkatkan mutu sekolah, dan (c) bagaimana mengelola sekolah untuk mencapai prestasi terbaik. Kemampuan untuk menguasai jawaban atas ketiga pertanyaan ini akan dapat dijadikan standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi kepala sekola efektif atau tidak. Secara umum, ciri dan perilaku kepala sekolah efektif dapat dilihat dari tiga hal pokok, yaitu: (a) kemampuannya berpegang kepada citra atau visi lembaga dalam menjalankan tugas; (b) menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah; dan (c) memfokuskan aktifitasnya kepada
pembelajaran dan kinerja guru di kelas (Greenfield, 1987; Manasse,
1985). Adapun secara lebih detil, deskripsi tentang kualitas dan perilaku kepala sekolah efektif dapat diambil dari pengalaman riset di sekolah-sekolah unggul dan sukses di negara maju. Atas dasar hasil riset tersebut, dapat dijelaskan ciri-ciri sebagai berikut: 1) Kepala sekolah efektif memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya, dan ia mendorong semua staf untuk mewujudkan visi tersebut 2) Kepala sekolah efektif memiliki harapan tinggi terhadap prestasi siswa dan kinerja staf 3) Kepala sekolah efektif tekun mengamati para guru di kelas dan memberikan balik yang positif dan konstruktif dalam rangka memecahkan masalah dan memperbaiki pembelajaran 4) Kepala sekolah efektif mendorong pemanfaatan waktu secara efisien dan merancang langkah-langkah untuk meminimalisasi kekacauan
353
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
Hj. Siti Rodliyah
5) Kepala sekolah efektif mampu memanfaatkan sumber-sumber material dan personil secara kreatif 6) Kepala sekolah efektif memantau prestasi siswa secara individual dan kolektif dan memanfaatkan informasi untuk mengarahkan perencanaan instruksional. Di sisi lain, kepala sekolah yang tidak efektif biasanya: 1) Membatasi perannya sebagai manajer sekolah dan anggaran 2) Menjaga dokumen, sangat disiplin 3) Berkomunikasi dengan setiap orang sehingga memboroskan waktu dan tenaga 4) Membiarkan guru mengajar di kelas 5) Memanfaatkan waktu hanya sedikit untuk urusan kurikulum dan pembelajaran (Martin & Millower, 1981; Willower & Kmetz, 1982). Kenyataan menunjukkan sedikit sekali kepala sekolah dipersiapkan sebagai pemimpin instruksional (Goodlad, 1983). E. Contoh Langkah Reformatif Kepala Sekolah Efektif Dalam upaya meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah, kepala sekolah dapat melaksanakan hal-hal berikut: a. Tahun Pertama Dalam tahun pertama masa bakti kepemimpinannya, kepala sekolah efektif dapat melakukan hal-hal berikut: 1. Menerima tanggungjawab sebagai kepala sekolah. Jika masih menekankan kepada administrasi dan disiplin, membiarkan guru mengajar di kelas, maka ia perlu merubah wawasannya menuju manajemen sekolah efektif 2. Menetapkan tujuan dan menetapkan norma-norma atas dasar kebijakan yang telah digariskan oleh dinas pendidikan, nilai masyarakat, dan tentunya visinya sendiri tentang sekolah unggul. 3. Berkonsentrasi kepada upaya-upaya pembelajaran dan mulai melakukan kunjungan kelas. 4. Mengembangkan aktifitas dan struktur sesuai dengan tujuan, norma, dan maksud pendidikan. 5. Menyusun kalender akademik untuk menghindari hambatan belajar siswa, waktu perencanaan guru, dan seterusnya.
354
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012 6. Mendukung
saluran-saluran
Hj. Siti Rodliyah untuk
melakukan
komunikasi
terbuka,
pengambilan keputusan, dan problem-solving. Berusaha untuk memantapkan atmosfir kolegial. 7. Memperhatikan pertemuan dewan guru dalam memecahkan persoalan. 8. Merencanakan pementapan dan orientasi akademik. 9. Merencanakan sistem pemberian penghargaan bagi siswa dan staf. 10. Berinisiatif membangkitkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat. b. Tahun Kedua Di tahun kedua ini, kepala sekolah efektif menindaklanjuti ide-ide pada tahun pertama dengan kegiatan nyata, termasuk: 1. Memantapkan iklim akademik sekolah, harapan berprestasi tinggi dalam keterampilan dasar, penilaian kemajuan, dan prestasi siswa. Minat staf harus dikonsentrasikan ke hal-hal tersebut. 2. Mendorong kepekaan sekolah terhadap masyarakat. 3. Mentransformasi visi sekolah efektif kepada staf, siswa, dan orang tua. 4. Beralih dari fokus persoalan yang sempit menuju orientasi program yang lebih luas. 5. Tampil percaya diri dan lebih visibel di jalan, kelas, halaman sekolah, dan masyarakat. 6. Berinisiatif melakukan observasi kelas dan kegiatan supervisi instruksional. 7. Menjadwal peristiwa pelatihan instruksional . 8. Memberi dukungan secara kontinyu kepada staf selama sesuai dengan tujuan sekolah yang lebih luas. 9. Menjalin hubungan yang baik dengan komunitas sekolah, termasuk staf, siswa, orang tua, dan lingkungan; selalu memperlakukan staf, siswa, orang tua, dan pihak lain dengan rasa hormat. c. Tahun Ketiga Pada
tahun
ketiga
ini,
kepala
sekolah
efektif
pada
dasarnya
menyempurnakan implementasi perubahan iklim dan prosedur sekolah dan melanjutkan reformasi. Dalam hal ini, kepala sekolah dapat melakukan hal-hal berikut:
355
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
Hj. Siti Rodliyah
1. Melanjutkan menyusun dan mentransformasi tujuan personal dan sekolah yang sejalan dengan pemerintah. 2. Memantau proses dan program instruksional. 3. Mengkoordinasikan program instruksional, dengan memantapkan prestasi. 4. Mengambil peran penting dalam pengembangan program dan evaluasi dan keputusan tentang seleksi materi instruksional. 5. Merencanakan dan menjadwal untuk penggunaan material dan sumber daya personil secara optimal . 6. Mengorganisasi pelatihan inservice guru dalam bidang khusus dan teknik pengelolaan kelas. 7. Tetap
mempertimbangkan
riset
yang
relafan
dan
gagasan
untuk
kepemimpinan efektif, sekolah efektif, dan pembelajaran efektif. 8. Menyempurnakan standar kinerja guru, siswa, staf, dan diri sendiri. (George, 1971). F. Indikator Kinerja Kepala Sekolah Efektif di Era Global Berdasarkan langkah-langkah reformatif dan analisis obyektif, maka dapat dikemukakan indikator-indikator kinerja kepala sekolah efektif di era global sebagai berikut: a.
Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif, yang mencakup aktifitasaktifitas: 1. Menciptakan situasi kelas yang kondusif 2. Menumbuhkan siswa (sikap) aktif, kreatif, kritis, dan memahami materi ajar 3. Menumbuhkan rasa percaya diri dan saling menghargai sesama 4. Memotivasi kemampuan siswa untuk menggunakan media pembelajaran 5. Siswa memiliki sumber belajar
b. Menerapkan system evaluasi yang efektif dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan, dengan menyiapkan dan melaksanakan: 1. Adanya jadwal evaluasi terprogram 2. Alat evaluasi yang standard 3. Analisa hasil evaluasi/belajar
356
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
Hj. Siti Rodliyah
4. Pelaksanaan program perbaikan, pengayaan, dan penghargaan yang berkelanjutan. 5. Penerapan tutor sebaya/Team Teaching 6. Penulisan kisi-kisi, soal yang profesional c. Melakukan refleksi diri ke arah pembentukan karakter kepemimpinan sekolah yang kuat, yang ditunjukkan dengan: 1. Dapat memberi keteladanan 2. Komitmen terhadap tugas 3. Kebersamaan/kekompakan dalam melaksanakan tugas 4. Implementasi Imtaq/amaliah d. Melaksanakan pengembangan staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi, melalui: 1. Pemberian penghargaan dan sanksi yang tepat 2. Pemberian tugas yang adil dan merata sesuai dengan kemampuan 3. Memberikan kepercayaan dan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas e. Menumbuhkan sikap responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, dengan: 1. Senantiasa mengikuti perkembangan IPTEK dalam PBM (Sarana dan Metode) 2. Membiasakan warga sekolah berkomunikasi dalam bahasa Inggris (Bahasa Asing) 3. Membudayakan sikap selalu ingin maju 4. Memperluas kerja sama dengan pihak luar dalam rangka otonomi sekolah 5. Mengadopsi masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu di segala bidang f. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan tertib (Safe and Orderly), dengan: 1. Memantapkan tata tertib yang tegas dan konsekuen 2. Kerjasama yang baik antara sekolah, masyarakat sekitar dan aparat keamanan 3. Menjadikan sekolah yang bebas dari rokok dan Narkoba
357
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
Hj. Siti Rodliyah
4. Menciptakan rasa kekeluargaan yang tinggi di antara warga sekolah (5 S = Salam, Sapa, Sopan, Senyum, Silaturahim) 5. Menciptakan nuansa sekolah yang aman, tenteram dan damai (Taman, Penghijauan, Musik, yang halus) g. Menumbuhkan budaya mutu di lingkungan sekolah, dengan cara: 1. Memberikan reward kepada guru, siswa yang berprestasi 2. Memberdayakan MGMP tingkat sekolah/Hari MGMP/Sabtu 3. Mewajibkan warga sekolah untuk memberdayakan perpustakaan/sumber belajar lainnya 4. Peningkatan kualitas kehidupan beragama 5. Memiliki target mutu yang tinggi dan slogan /motto 6. Menanamkan rasa memiliki pada warga sekolah h. Menumbuhkan harapan prestasi tinggi, dengan: 1. Mengadakan lomba cepat dalam kegiatan class meeting 2. Membuat jadwal rutin Olah Raga prestasi 3. Mendorong siswa untuk mengikuti
perlombaan-perlombaan
4. Memiliki komitmen dan motivasi yang kuat 5. Guru hams memiliki komitmen dan harapan tinggi terhadap siswa 6. Semua harus memiliki motivasi din untuk berprestasi i. Menumbuhkan kemauan untuk berubah, dengan: 1. Mengikutsertakan guru untuk menambah wawasan 2. Pemberian motivasi kerja yang tepat 3. Memberikan kesempatan untuk pengembangan/ peningkatan jenjang karir 4. Melakukan pembinaan j. Melaksanakan Keterbukaan/Transparan Managemen Sekolah, dengan cara: 1. Membuat Program kerja, yang melibatkan semua warga sekolah 2. Sosialisasi Program kerja 3. Melaksanakan Program 4. Mengadakan Pembinaan secara kontinue 5. Membuat Laporan hasil pelaksanaan secara periodik 6. Mengadakan rapat Evaluasi secara periodik k. Menetapkan secara jelas mewujudkan Visi dan Misi, dengan:
358
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
Hj. Siti Rodliyah
1. Memberdayakan seluruh komponen sekolah dalam menyusun Visi sekolah 2. Melibatkan semua komponen sekolah dalam menjabarkan Visi ke dalam indikator yang jelas 3. Menyusun Misi Realistis yang terdiri dari jangka pendek, menengah dan Panjang untuk mencapai Visi, dengan melibatkan semua komponen sekolah l. Melaksanakan pengelolaan tenaga kependidikan secara efektif, dengan: 1. Memberdayakan disiplin guru dan karyawan 2. Membudayakan pelayanan prima 3. Meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan melalui pelatihanpelatihan atau lainnya 4. Meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan 5. Menciptakan iklim kerja yang kondusif dan kompetitif yang sehat dengan memberikan penghargaan dan sanksi m. Melaksanakan pengelolaan sumber belajar secara efektif, dengan: 1. Menginfentarisir semua sumber-sumber belajar, di dalam dan di luar sekolah 2. Menentukan sumber belajar yang efektif sesuai kemampuan sekolah 3. Pengadaan sumber-sumber belajar sesuai kemampuan 4. Sosialisasi pemanfaatan semua sumber belajar 5. Merencanakan pemanfaatan sumber belajar n. Melaksanakan pengelolaan kegiatan kesiswaan/ Ekstrakurikuler secara efektif, dengan: 1. Menginfentarisir sarana prasarana ekstrakurikuler 2. Menginfentarisir minat dan bakat siswa 3. Mencari peluang kerjasama dengan pihak lain 4. Mencari peluang pengadaan dana dari donatur 5. Menentukan jenis-jenis ekstrakurikuler (Martin, 1981).
Dengan melaksanakan semua indicator tersebut di atas, maka kepala sekolah akan mudah membawa lembaga sekolah yang dipimpinnya maju dan berkembang serta tujuan yang telah ditetapkan bisa tercapai
359
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
Hj. Siti Rodliyah
G. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan efektif dapat
membangun
sekolah
efektif,
karena
orientasi
kepemimpinannya
diprioritaskan kepada pencapaian tujuan utama sekolah, yaitu prestasi siswa. Kepala sekolah efektif sebagai pemimpin pendidikan seharusnya (a) memahami proses pembelajaran dan bertanggungjawab sebagai pemimpin instruksional; (b) mampu menjadi manajer yang handal; (c) memiliki harapan tinggi terhadap prestasi siswa dan semua pihak yang menjadi mitra kerjanya; (d) memiliki tujuan yang jelas dan mampu memahamkan kepada warga sekolah; (e) menyadari pentingnya peran stakeholders; dan (f) memberi bantuan kepada guru dan staf instruksional secara tepat.
360
EDUKASI / Vol. 4 No. 1 April 2012
Hj. Siti Rodliyah
DAFTAR RUJUKAN
Adair, John. 1984. Menjadi Pemimpin Efektif. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Davis, Gary A. & Thomas, Margaret A. 1989. Effective Schools and Effective Teachers. Massachusetts: Ally and Bacon. Goodlad, J. 1983. A place called a School: Prospects for the Future. New York: McGraw-Hill. Greenfield, W. D. 1987. Instructional Leadership: Cocepts, Issues, and Controversies. Allyn & Bacon. Hariis, Alma., and Lambrt, Linda. 1998. Building Leadership Capacity for School Improvement. Philadelphia: Open University Press Maidenhead. Kouzes, J.M. & Posner, B.Z. 1995. The Leadership Challenge. San Francisco: JosseyBass Publishing.
Manasse, A. L. 1985. Improving Conditions for Principal Effectiveness: Policy Implications of Research. Elementary School Journal, 85 (3) 439-463. Martin W. J., & Millower, D. J. 1981. The Managerial Behavior of High School Principals. Educational Administration Quarterly, 17, 69-90. Reynolds, david, Bollen, Robert, Creemers, Bert, Hopkins, David., Stoll Louise, dan Legerwejj, Nijs. 1997. Making Good School Lingking School Effectiveness and Inprovement. Scheerens, Jaap dan Bosker, Roel J. 1997, The fondational Effectiveness, Elsevier Science Ltd. Sergiovanni, T. J. 1987. The Principalship: A Reflective Practice Perspective. Boston: Allyn & Bacon. Willower, D. J., & Kmetz, J. T. 1982. The Managerial Behavior of Elementary School Principals. Paper presented at the annual meeting of the American Educational Research Association, New York. George H, Rice, Jr. dan Dean W. 1971. Conceptual Models of Organization. Bishoprik.
361