Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012 Vol. 1 No. 1 Hal. 63-70 ISSN: 2089-9858 ® PS AGRONOMI PPs UNHALU
KAJIAN PENGARUH RESIDU BAHAN ORGANIK DAN PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) SETELAH PENANAMAN MELON DAN BUNCIS Study on Effect of Organic Matter and Potassium Fertilizer Residues on Growth and Production of Cucumber After Plantings of Melon and Pigeon Pea Oleh: Wa Sariaty1), La Karimuna2) dan La Ode Safuan3). 1) Alumni S2 Program Studi Agronomi Program Pascasarjana Unhalu 2) Dosen Parogram Pascasarjana Universitas Haluoleo, Kendari. *)
Alamat surat-menyurat:
[email protected]
ABSTRACT. The aim of the research was to study the interaction and partial effects of organic matter residue and potassium fertilizer on the growth and production of cucumber. This research was arranged based on Split Plot Design, with two factors, consisting of four levels of organic matter residue (B) as the main plot (PU): without organic matter (B0), 5 t ha-1 (B1), 10 t ha-1 (B2), and 15 t ha-1 (B3), and potassium fertilizer residue as the sub plot consisting of five levels: without potassium fertilizer (K0), 50 kg K2O ha-1 (K1), 100 kg K2O ha-1 (K2), 150 kg K2O ha-1 (K3), and 200 kg K2O ha-1 (K4). The results showed that the interaction of organic matter and potassium residue had effects on all observation parameters. The aplication of organic matter residue 10-15 t ha-1 and potassium fertilizer residue 200 kg K2O ha-1 increased growth and production of cucumber. The optimum dose of residual of organic matter was abtained at 12,69 t ha-1 with fresh fruit was 273,31 g fruit-1 and residual of potassium fertilizer at 200 kg K2O ha-1 with fresh fruit was 247,55 g fruit-1 . Key word: cucumber, organic matter residue, potassium fertilizer residue, growth and production ABSTRAK. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi dan mandiri bahan organik dan pupuk K terhadap pertumbuhan dan produksi mentimun. Penelitian ini disusun menurut rancangan split splot pola acak kelompok dengan dua faktor yang terdiri dari empat level residu bahan organik (B) sebagai petak utama, yaitu: tanpa bahan organik (B0), 5 t ha-1 (B1), 10 t ha-1 (B2), dan 15 t ha-1 (B3), dan residu pupuk K sebaga anak petak yang terdiri dari lima level, yaitu: tanpa pupuk K (K0), 50 kg K2O ha-1 (K1), 100 kg K2O ha-1 (K2), 150 kg K2O ha-1 (K3), dan 200 kg K2O ha-1 (K4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi residu bahan organik dan pupuk K ber[pengaruh terhadap semua variabel yang diamati. Aplikasi residu bahan organik 10-15 t ha-1 dan residu pupuk K 200 kg K2O ha-1 dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. Dosis optimum residu bahan organik dicapai pada 12,69 t ha-1 dengan 273,31 g buah-1 dan residu pupuk K pada 200 kg K2O ha-1 dengan 247,55 g buah-1 . Kata kunci: cucumber, organic matter residue, potassium fertilizer residue, growth and production.
PENDAHULUAN Pasca revolusi hijau, muncul kecenderungan kuat untuk melakukan pemupukan berimbang dengan kombinasi pupuk kimia dengan pupuk organik. Tujuannya memelihara kesuburan tanaman dan tanah, meningkatkan hasil dan mutu, penghematan biaya pupuk dan membina pertanian berkelanjutan. Peningkatan produktivitas dan kwalitas produk serta efisiensi biaya produksi dapat dilakukan dengan jalan intensifikasi proses budidaya. Ini berarti proses budidaya yang efisien dalam pembangunan sumber daya harus selalu diupayakan dan efisiensi dapat di
capai melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian. Salah satu aspek dalam pengelolaan adalah memanfaatkan pengaruh residu pemupukan. Pemanfaatan pengaruh residu bahan organik (pupuk kandang) sangat efektif karena pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhannya (Karama, 1996). Di samping mengandung unsur makro seperti Nitrogen (N), Foafor (P) dan Kalium (K), pupuk kandang pun mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S).
63
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 65-70
Residu bahan organik dapat mempengaruhi pH tanah. Menurut Hardjowigeno (1995) bahwa bahan organik mempengaruhi pH tanah berdasarkan reaksi netralisasi gugus karboksil yang mengikat Al dan membentuk senyawa kompleks, hasilnya menurunkan tingkat kemasaman tanah karena gugus COOH berperan sangat penting dalam mengatur reaksi organik logam. Ginting (1994) melaporkan bahwa aplikasi bahan organik dapat menurunkan Al yang tertukar. Bahan organik juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation, hal ini berhubungan dengan muatan-muatan negatif yang berasal dari gugusan –COOH dan OH yang berdisosiasi menjadi + + COO dan H dan O + H . Muatan negatif ini merupakan potensi humus mengadsorbsi kation-kation seperti Ca, Mg dan K yang diikat dengan kekuatan sedang sehingga mudah dipertukarkan atau mengalami proses pertukaran kation (Sutedjo, 1991). Dengan demikian pemberian bahan organik dapat meningkatkan efisiensi pemupukan kalium, karena hara K tidak mudah tercuci. Pemanfatan pengaruh residu bahan organik dan kalium setelah pertanaman melon (Husna, 2010) menunjukan bahwa residu pemberian bahan organik -1 -1 10-15 t ha dan pupuk kalium 50-150 kg ha pada tanaman buncis menunjukan pertumbuhan dan produksi yang meningkat pada perlakuan bahan organik -1 -1 15 t ha dan perlakuan bahan organik 100 kg ha . Hal ini menunjukan residu bahan organik dan kalium masih efektif dalam menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman. Menurut pendapat Webstern dan Wilson (1966) bahwa pupuk kandang merupakan pupuk yang melepaskan unsur hara secara perlahanlahan sehingga mempunyai efek residu bagi pertanaman berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh residu bahan organik dan pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Propinsi Sulawesi Tenggara dan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Kendari selama 3 bulan mulai bulan Oktober sampai Desember 2010. Penelitian ini disusun berdasarkan penelitian pertama pada tanaman melon yaitu Rancangan Petak Terpisah yang terdiri atas dua faktor. Perlakuan pemberian bahan organik (B) sebagai petak utama terdiri dari empat taraf perlakuan, yaitu: tanpa bahan orga-1 -1 -1 nik (B0), 5 t ha (B1), 10 t ha (B2), dan 15 t ha (B3) dan pupuk kalium sebagai anak petak, terdiri atas lima taraf perlakuan: tanpa pupuk K2O (KO), 50 kg K2O -1 -1 -1 ha (K1), 100 kg K2O ha (K2), 150 kg K2O ha (K3), -1 200 kgK2O ha (K4).
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Pada penelitian ini variabel pengamatan meliputi komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang), komponen produksi (panjang buah, jumlah buah pertanaman dan berat buah, produksi buah per hektar). Data hasil pengamatan terhadap variabel pertumbuhan dan produksi dianalisis menggunakan sidik ragam (Anova) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati, jika hasil analisis menunjukan pengaruh nyata pada taraf 0,05 dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf nyata 0,05 untuk mengetahui perbedaan pengaruh antar perlakuan dan untuk mengetahui dosis residu bahan organik dan pupuk kalium yang optimal dilakukan analisis regresi. HASIL Hasil analisis tanah awal sebelum penanaman mentimun menunjukan bahwa pengaruh residu bahan organik dan pupuk kalium dapat meningkatkan kadar N tanah dari status rendah (melon) menjadi status sedang (mentimun) dan kadar C-organik dari status rendah (Melon) menjadi status tinggi (mentimun), kadar K2O tanah masih tetap berstatus sedang pada pertanaman ke tiga (Tabel 1). Pengaruh pemberian berbagai dosis residu bahan organik terhadap tinggi tanaman mentimun pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam, dilakukan uji DMRT pada taraf nyata 0,05 untuk mengetahui pengaruh perbedaan pengaruh berbagai dosis bahan organik terhadap tinggi tanaman. Hasil uji DMRT pada taraf nyata 0,05 (Tabel 2), pengaruh bahan organik terhadap tinggi tanaman mentimun pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam menunjukkan bahwa tanaman tertinggi diperoleh pada tanaman yang memperoleh bahan organik 15 t -1 ha (B3) sebesar 62,56 cm, berbeda nyata dengan perlakuan B0, tanpa bahan organik (34,52 cm), tetapi berbeda tidak nyata dengan B1, tanaman -1 yang memperoleh bahan organik 5 t ha (46,95 cm) dan B2 tanaman yang memperoleh bahan -1 organik 10 t ha (57,43 cm). Hal tersebut menunjukkan bahwa residu pemberian bahan organik pada tanah ultisol sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi lingkungan tumbuh yang baik bagi tanaman mentimun, karena bahan organik akan memperbaiki sifat fisik tanah berupa perbaikan granulasi sehingga tanah menjadi remah. Dalam kondisi demi-kian, akar-akar tanaman mentimun dapat berkem-bang lebih baik sehingga daerah
Wa Sariati, et al., 2012. Kajian Pengaruh Residu Bahan Organik …………………………….
64
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 65-70
jangkauannya menjadi lebih luas, dengan demikian dapat menyerap unsur hara dalam jumlah banyak, Tabel 1. Hasil analisis tanah pengaruh penanaman mentimun Parameter/ K0 = 0 Sifat tanah pH H2O 6,29 Agak masam pH KCl 8,06 Agak Netral C-organik (%) 2,831 Tinggi N total (%) 0,183 Rendah P2O5 Bray-I 4,039 (ppm) Sangat Rendah K2O 0,28 (me/100 g) Sedang
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman melon.
residu kalium terhadap kadar hara N, P, K, C-organik, dan pH tanah sebelum Nilai Uji Tanah Pada Perlakuan Pupuk Kalium K2= 100 K3 = 150 K4 =200 6,08 6,75 6,27 6,12 Agak Masam Netral Agak Masam Agak Masam 7,52 7,7 8,08 8,06 Agak Netral Agak Netral Agak Netral Agak Netral 3,005 3,522 3,131 3,301 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi 0,180 0,175 0,173 0,175 Rendah Rendah Rendah Rendah 2,855 3,550 4,0170 3,615 Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah 0,28 0,29 0,28 0,28 Sedang Sedang Sedang Sedang K1 = 50
Keterangan: Sampel tanah dianalisis di Laboratorium Tanah Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNHALU, dan kriteria penilaian berdasarkan kriteria penilaian sifat-sifat tanah pada Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Tabel 2. Pengaruh residu bahan organik tanaman (cm) pada saat tanaman berumur tanam (HST) Perlakuan Tinggi 30 HST B0 = 0 34,52b -1 B1 = 5 t ha 46,95ab -1
B2 = 10 t ha -1 B3 = 15 t ha
57,43ab 62,56a
terhadap tinggi 30 hari setelah DMRT 0,05 2 = 22,72 3 = 23,51 4 = 23,90
Keterangan : Nilai rata-rata pada kolom yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05%.
Hasil uji DMRT pada taraf nyata 0,05 pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam, perlakuan B2, pem-1 berian bahan organik 10 t ha menghasilkan daun tanaman mentimun terluas (40,34 cm), berbeda nyata dengan perlakuan B0, tanaman tanpa memperoleh bahan organik (29,08 cm) tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap perlakuan B1 dan B3, tanaman yang -1 memperoleh bahan organik 5 t ha (36,20 cm) dan -1 tanaman yang memperoleh bahan organik 15 t ha (37,98 cm). Tabel 5. Pengaruh residu bahan organik terhadap luas daun 2 (cm ) pada waktu tanaman berumur 15 HST Bahan Organik Luas Daun 15 HST DMRT 0,05 -1 (ton.ha ) B0 = 0 29,08b -1 B1 = 5 t ha 36,20ab 2 = 8,94 -1 B2 = 10 t ha 40.34a 3 = 9,25 -1 B3 = 15 t ha 37,98ab 4 = 9,41 Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05.
Hasil mineralisasi residu bahan organik, juga secara langsung akan memberikan sumbangan hara terutama N, P dan K serta unsur hara mikro bagi tanaman. Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh residu bahan organik masih dapat mempertahankan kesuburan tanah, dengan ketersediaan unsur hara yang dapat merangsang pertumbuhan jaringan tanaman walau dalam jumlah yang minim. Untuk menghasilkan daun yang luas pada tanaman mentimun yang ditanam pada tanah ultisol perlu dilakukan penambahan bahan organik. Hasil uji DMRT pada taraf nyata 0,05 % (Tabel 4) pengaruh interaksi residu pupuk kalium dan bahan organik terhadap luas daun pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam, menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk kalium dapat meningkatkan luas daun tanaman. Interaksi perlakuan tanpa bahan organik (B0) dengan berbagai dosis pupuk kalium yang tertinggi B0K4 menunjukan bahwa pemberian -1 pupuk kalium dosis 200 kg K2O.ha (K4) masih diikuti pertambahan luas daun 81,77 cm berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Interaksi -1 perlakuan 5 t ha bahan organik ( B1) dengan berbagai dosis pupuk kalium menunjukan kombinasi terbaik pada dosis 100 kg K2O (B1K2) yaitu -1 93,50 cm. interaksi perlakuan 10 t ha bahan organik (B2) dengan berbagai dosis pupuk kalium menunjukkan kombinasi terbaik pada dosis 200 kg K2O (B2K4) yaitu 105,75 cm dan interaksi -1 terbaik 15 t ha bahan organik (B3) dengan pupuk kalium dosis 150 kg k2O (B3K3) yaitu 109,46 cm.
Wa Sariati, et al., 2012. Kajian Pengaruh Residu Bahan Organik …………………………….
65
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 65-70
Tabel 5. Pengaruh interaksi residu pemberian pupuk kalium 2 dan bahan organik terhadap luas daun (cm ) pada waktu tanaman berumur 15 HST -1 Pupuk Bahan Organik (ton.ha ) DMRT Kalium (Kg 0,05 B0 = 0 B1 = 5 B2 = 10 B3 = 15 -1 K2O. ha ) K0 = 0 57,01p 74,20p 70,51p 86,71p b bc c Bc K1 = 50 63,02p 85,33p 87,35p 83,42p 2=13,72 b ab b bc K2 = 100 53,50q 93,50p 88,61p 79,19pq 3=14,43 b a b c K3 = 150 62,76q 59,61q 89,72pq 109,46p 4=14,81 b d b a K4 = 200 81,77pq 69,97q 105,75p 94,21pq 5=15,19 a cd a b DMRT 2=30,84 3=31,91 4=32,45 0,05 Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom (a,b,c) dan baris (p,q) yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0.05
Interaksi perlakuan tanpa pupuk kalium (K0) dengan berbagai dosis residu bahan organik menunjukan K0B3 yang memperoleh daun tanaman terluas dan K0B0 luas daun yang paling sempit. Inetaksi residu pupuk kalium 50 kg K2O (K1) dengan berbagai dosis residu bahan organik menunjukan K1B2 yang mencapai daun terluas, interaksi residu pupuk kalium 100 kg K2O (K2) dengan berbagai dosis residu bahan organik menunjukan K2B1 yang mencapai daun terluas, interaksi residu pupuk kalium 150 kg K2O (K3) dengan berbagai dosis residu bahan organik menunjukan K3B3 yang mencapai daun terluas dan interaksi residu pupuk kalium 200 kg K2O (K4) dengan berbagai dosis residu bahan organik menunjukan K4B2 yang mencapai luas daun terluas. Hal ini menunjukkan bahwa kalium merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam menunjang pertumbuhan luas daun tanaman dan ketersediaannya sangat didukung oleh bahan orga-nik, semakin banyak bahan organik semakin besar kalium yang tersedia bagi tanaman terutama dalam proses fisiologi tanaman. Pengaruh residu bahan organik terhadap diameter batang tanaman mentimun (Tabel 3) menunjukkan bahwa rata-rata tertinggi pada umur 15 hari setelah tanam diperoleh pada perlakuan B2, tanaman -1 yang memperoleh bahan organik 10 t ha (0,23 cm) berbeda nyata dengan perlakuan B0, tanaman tanpa memperoleh bahan organik (0,16 cm) sedangkan perlakuan B1, tanaman yang memperoleh bahan organik 5 -1 t ha (0,20 cm) dan B3, tanaman yang memperoleh -1 perlakuan bahan organik 10 t ha (0,22 cm) berbeda tidak nyata dengan perlakuan B2. Tabel 5. Pengaruh residu bahan organik terhadap diameter batang (cm) pada pengukuran saat tanaman berumur 15 dan 30 HST
ISSN: 2089-9858
Bahan Organik -1 (ton ha )
Diameter Diameter DMRT DMRT Batang Batang 0,05 0,05 15 HST 30 HST
B0 = 0 B1 = 5 t ha
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
-1
0.16b
-
0,39b
-
0.20ab
2=0.05
0,47ab 2=0,13
B2 = 10 t ha
-1
0.23a
3=0.06
0,49ab 3=0,14
B3 = 15 t ha
-1
0.22ab
4=0.06
0,55a
4=0,14
Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05.
Hasil uji DMRT pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam (Tablel 5) menunjukkan bahwa rata-rata tertinggi pengukuran dia-meter batang diperoleh pada perlakuan B3, -1 tanaman yang memperoleh perlakuan 15 t ha (0,55 cm), tidak berbeda nyata dengan perlakuan B2, tanaman yang memperoleh bahan orga-1 nik 10 t ha (0,49 cm), perlakuan B1, tanaman -1 yang memperoleh perlakuan 5 t ha (0,47 cm) dan berbeda nyata dengan perlakuan B0, tanaman yang tanpa memperoleh perlakuan bahan organik (0,39 cm). Hasil uji DMRT pada taraf nyata 0,05% (Tabel 6) pengaruh interaksi residu bahan organik dan residu pupuk kalium terhadap diameter batang pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam menunjukkan bahwa residu pemberian pupuk kalium dan residu bahan organik dapat meningkatkan diameter batang tanaman. Interaksi residu bahan organik dengan berbagai dosis residu pupuk kalium diameter batang mentimun paling besar pada kombinasi perlakuan B0K4, B1K2, B2K4, dan B3K3 sedangkan interaksi residu pupuk kalium dengan residu bahan organik diameter batang tanaman mentimun paling besar pada kumbinasi perlakuan K0B3, K1B3, K2B1, K3B3, K4B3. Pengaruh residu pemberian unsur hara K lebih jelas terlihat pada diameter batang tanaman mentimun, pada tanaman yang memperoleh perlakuan pupuk kalium meningkatkan diameter batang seiring meningkatnya dosis bahan organik tetapi dosis yang paling baik 150 kg K2O yaitu 0,62 mm sedangkan dosis 200 kg K2O dapat menurunkan diameter batang tanaman mentimun yaitu 0,52 mm. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa residu bahan organik memberikan pengaruh nyata secara mandiri terhadap panjang buah, jumlah buah mentimun sedangkan residu pupuk kalium dan interaksi residu bahan organik dan pupuk kalium tidak menunjukan pengaruh yang nyata.
Wa Sariati, et al., 2012. Kajian Pengaruh Residu Bahan Organik …………………………….
66
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 65-70
Tabel 6. Pengaruh interaksi residu bahan organik dan pupuk kalium terhadap diameter batang (cm) pada waktu tanaman berumur 30 HST -1 Pupuk Kalium Bahan Organik (ton.ha ) DMRT -1 (Kg K2O ha ) B0 = 0 B1 = 5 B2=10 B3 = 15 0,05 0,35q 0,48pq 0,44pq 0,56p K0=0 c b B Ab 0,38q 0,48pq 0,52pq 0,53p K1=50 2 = 0,06 bc b A b 0,34q 0,57p 0,50p 0,54p K2=100 3 = 0,06 c a Ab b 0,42q 0,39q 0,48pq 0,62p K3=150 4 = 0,06 ab c ab a 0,46p 0,45p 0,52p 0,52p K4=200 5= 0,06 a bc a b DMRT 0,05 2=0,13 3=0,14 4=0,14 Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom (a,b,c) dan baris (p,q) yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05.
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Gambar 4. Kurva respon hubungan bahan organik dengan berat buah segar mentimun
Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut, diperoleh bahwa residu dosis bahan organik yang optimal untuk menghasilkan buah -1, mentimun yang berat adalah 12,69 t ha pada dosis residu tersebut akan dihasilkan buah -1 mentimun seberat 273,31 g pohon . Pada penelitian ini, jarak tanaman yang digunakan adalah 60 cm x 50 cm dan jarak antara bedengan adalah 50 cm maka populasi per hektar adalah 21.000 tanaman, jumlah buah -1 2.31 buah pohon sehingga akan diperoleh produksi buah segar tanaman mentimun pada -1 residu bahan organik 12,69 t ha adalah 13,26 t -1 ha . Pada residu bahan organik melebihi dosis -1 12,69 t ha akan menurunkan produksi buah segar tanaman mentimun.
Gambar 3. Kurva respon hubungan bahan organik dengan panjang buah
Hasil analisis regresi pengaruh residu bahan organik terhadap panjang buah mentimun adalah bersifat kuadratik (Gambar 3). Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut, diperoleh dosis residu bahan organik yang optimal untuk menghasilkan panjang -1 buah mentimun yang maksimal adalah 15 t ha , pada dosis tersebut akan dihasilkan buah mentimun dengan panjang 23,10 cm. Hasil analisis tanah menunjukan bahwa kadar P dan K tanah berada dalam status rendah jika dibandingkan dengan kadar hara pada pertanaman melon, begitu pula kadar N dan C. Organik tanah meningkat tetapi masih menyediakan unsur K dan N. Hal inilah yang menyebabkan panjang buah yang masih optimal. Hasil analisis regresi pengaruh residu berbagai dosis bahan organik terhadap berat buah segar adalah bersifat kuadratik (gambar 4).
Gambar 5. Kurva respon hubungan pupuk kalium dengan berat buah segar mentimun
PEMBAHASAN Residu pemberian bahan organik pada tanah yang kandungan bahan organiknya rendah seperti ultisol dapat memperbaiki sifat fisik tanah, kimia dan biologi tanah tersebut, menurut Sanchez (1992) bahwa bahan organik selain membentuk pengagregatan tanah juga dapat mengubah sifat menambat air. Kemudian Hakim et al., (1986) menyatakan bahawa bahan organik dapat meningkatkan KTK tanah dan menyediakan unsur hara serta meningkatkan aktivitas mikroorganisme. Di lain pihak Budimantoro (2002), melaporkan bahwa pemberian bahan
Wa Sariati, et al., 2012. Kajian Pengaruh Residu Bahan Organik …………………………….
67
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 65-70
organik pada tanah mineral sulfat masam dapat meningkatkan pH tanah. Untuk memperbaiki ketersediaan hara kalium selain pemupukan dengan kalium perlu dikombinasikan dengan bahan organik. Menurut Karama et al. (1990) bahwa tanpa bahan organik kesuburan tanah akan menurun meskipun pupuk anorganik diberikan dengan takaran tinggi. Karena dengan adanya bahan organik residu kalium yang ada di dalam tanah tidak mudah tercuci Hanum (2004). Pengaruh residu pemberian berbagai dosis bahan organik dan kalium dapat meningkatkan kadar kalium tanah tetapi masih dalam status sedang (melon, 0,2) pertanaman pertama, status sedang (mentimun, 0,3) pertanaman ke tiga. Bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK tanah). Peningkatan KTK karena penambahan bahan organik akan menghasilkan humus yang mempunyai permukaan dapat menahan unsurunsur hara. Bahan organik berperan sebagai sumber hara makro dan mikro bagi tanaman dari hasil mineralisasi oleh mikroorganisme. Mineralisasi merupakan transformasi dari unsur pada bahan organik manjadi anorganik seperti nitrogen pada protein menjadi ammonium atau nitrat. Melalui mineralisasi, unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman (Hakim et al., 1986). Manfaat lain dari bahan organik adalah; (1) mengurangi toksisitas Al dan Mn dengan membentuk kompleks Al bahan organik yang tidak beracun; (2) menyediakan dan menambah unsur hara N, P, K dan S melalui mineralisasi; (3) mempertahankan hara K yang tersedia terhadap pelindian dan (4) meningkatkan kapasitas tukar kation tanah (Von Uexcull, 1987 dalam Ginting, 1994). Hasil penelitian yang dirangkum oleg Ginting 1992) menunjukan bahwa pemberian bahan organik dapat menurunkan Al-dd dan kejenuhan Al serta meningkatkan pH tanah dan Ca-dd. Dengan demikian bahan organik dapat berfungsi sebagai kapur sehingga pemberian pupuk kandang ke dalam tanah dapat meningkatkan ketersediaan unsur N, P, K dan akhirnya unsur-unsur tersebut mudah diserap oleh tanaman. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang digunakan sebagai indikator untuk pertumbuhan yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan (Sitompul dan Guritno, 1995). Menurut Haryadi (1979) bahwa ketersediaan unsur hara N, P, K akan mempengaruhi perkembangan sel dalam jaringan tanaman sehingga laju pertumbuhan berjalan cepat. Atmojo (2003) menyatakan bahwa dengan absorpsi unsurunsur N, P dan K yang tinggi maka tanaman mampu memberikan pertumbuhan vegetatif yang lebih tinggi. Senyawa N yang terkandung dalam bahan organik berperan dalam sintesa asam amino dan protein secara optimal, selanjutnya digunakan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, Kekurangan unsur hara N menyebabkan pertumbuhan vegetatif ter-
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
hambat dan tanaman menjadi kerdil ( Swiader et al., 1992; Decoteau, 2000). Syahputra (2007) melaporkan bahwa pemberian bahan organik (pupuk kandang) berpengaruh terhadap tanaman seperti peningkatan kegiatan respirasi, bertambah lebarnya daun yang berpengaruh terhadap kegiatan fotosintesis yang bermuara pada produksi dan kandungan bahan kering. Gardner (1991) dan Syahputra (2007) menyatakan bahwa bahan organik mengandung unsur hara N berpengaruh pada lebar daun, kekurangan N dapat menyebabkan daun tanaman menjadi kuning dan akhirnya gugur. Gardner (1991) menyatakan bahwa pemberian bahan organik yang kaya nitrogen dapat meningkatkan kandungan klorofil yang selanjutnya dapat meningkatkan fotosintesis tanaman sehingga akumulasi fotosintat yang dihasilkan semakin tinggi. Akumulasi fotosintat yang tinggi mengakibatkan diferensiasi dan pembesaran sel yang dinyatakan dalam pertambahan tinggi, penambahan ukuran dan luas daun. Diameter batang merupakan proses pertumbuhan dari hasil pembesaran dan diferensiasi sel. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan dan penyerapan unsure hara oleh tanaman. Perbedaan nyata antar perlakuan terindikasi bahwa residu pemberian bahan organik masih mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman (diameter batang) menjadi lebih baik seiring dengan bertambahnya dosis pupuk organik yang diaplikasikan ke dalam tanah. Ketersediaan unsur hara dalam tanah baik hara makro maupun hara mikro, yang pada awalnya relatif rendah meningkat hal ini diduga sebagai akibat dari mineralisasi bahan organik yang terkandung dalam bahan organik oleh mikroba pengurai, sehingga bahan organik yang diberikan mampu memperbaiki sifat kimia tanah dengan peningkatan pH tanah menurunkan tingkat keracunan Fe, Al dan Mn, memperbaiki aerase dan drainase tanah dan mempertahankan kelembaban tanah (Hardjowigeno, 2003). Pemberian Kalium yang berlebihan dapat mengurangi ketersediaan atau mengurangi hara mikro (Bennet, 1993). Salah satu peranan unsur hara K adalah meningkatkan kekuatan batang, pertumbuhan kambium dan diameter batang (Gardner, 1991). Pemberian bahan organik berperan positif dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman. Ketersediaan unsur hara dalam tanah memungkinkan pertumbuhan dan produksi tanaman berlangsung baik, pertumbuhan dan produksi tanaman akan ditentukan oleh laju
Wa Sariati, et al., 2012. Kajian Pengaruh Residu Bahan Organik …………………………….
68
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 65-70
fotosintesis yang dikendalikan oleh ketersediaan unsur hara dan air karena pada penelitian ini unsur hara yang tersedia dalam hal ini residu bahan organik masih mencukupi kebutuhan mentimun sehingga panjang buah yang dihasilkan dapat mencapai panjang buag hasil deskripsi yaitu 22-24 cm. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutedjo (1999) yang menyatakan bahwa pemberian bahan organik berpengaruh terhadap peningkatan produksi dan kan-dungan bahan keringnya. Menurut Hardjowigeno (2003) efesiensi fotofosforilasi membutuhkan K dan Mg yang cukup yang disuplai dari tanaman, dapat dikatakan bahwa meningkatnya fotosintesis dapat meningkatkan produksi tanaman. Hasil analisis regresi pengaruh residu berbagai dosis bahan organik terhadap berat buah segar adalah bersifat kuadratik (gambar 4). Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut, diperoleh bahwa residu pupuk kalium yang optimal untuk menghasilkan buah -1, mentimun yang berat adalah 200 kg ha pada dosis residu tersebut akan dihasilkan buah mentimun sebe-1 rat 247,55 g pohon . Pada setiap pohon terdapat 2,31 buah mentimun. Penelitian ini, jarak tanaman yang digunakan adalah 60 cm x 50 cm dan jarak antara petakan adalah 50 cm, dengan demikian populasi per hektar adalah 21.000 tanaman, sehingga produksi buah segar tanaman mentimun pada residu pupuk kalium -1 -1 200 kg ha adalah 12.01 t ha . Residu pupuk kalium sangat diperlukan untuk menunjang produksi tanaman mentimun. Heddy (1987) menyatakan bahwa kalium berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, berperan dalam pembentukan pati, pemacahannya dan translokasi pati tersebut, berfungsi dalam metabolisme nitrogen dan sintesa protein, dapat menetralisir asam-asam organik yang penting bagi proses fisiologi, mengatur berbagai aktivitas unsur mineral, mengaktifkan berbagai enzim (peptase, diastase, katalase), mempercepat pertumbuhan jaringan meristem, mengatur pergerakan stomata dalam hal yang berhubungan dengan air atau mempertahankan turgor tanaman yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Kalium dapat meningkatkan fotosintesis tanaman melalui peningkatan fotofosforilasi akan menghasilkan ATP dan NADPH yang berperan dalam proses fotosintesis. Lebih lanjut dinyatakan oleh (Barber, 1977) bahwa efisiensi fotofosforilasi membutuhkan K yang cukup untuk meningkatkan hasil tanaman. Menurut (Poerwowidodo, 1992) bahwa peningkatan pemberian kalium akan meningkatkan pembukaan stomata, maka residu kalium dalam jumlah yang cukup dan berimbang akan mempengaruhi fotosintesis, yang pada akhirnya memberikan hasil yang memadai. Berdasarkan hasil penelitian dan pem-bahasan dari penelitian maka dapat disimpulkan sebagai
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
berikut: interaksi residu bahan organik dan kalium memberikan pengaruh terhadap semua variabel yang diamati kecuali variabel luas daun dan diameter batang berpengaruh nyata pada umur 30 hari setelah tanam; residu pemberian bahan organik secara mandiri berpe-ngaruh terhadap tinggi tanaman pada umur 30 hari setelah tanam diameter batang, luas daun, jumlah buah, panjang buah, dan bobot buah segar tanaman mentimun . Residu bahan organik yang optimal untuk menghasilkan buah menti-1 mun yang berat adalah dosis 12,69 t ha , pada dosis ter-sebut akan menghasilkan buah menti-1 mun segar seberat 273,31 g pohon atau 13,26 t -1 ha ; residu pemberian kalium secara mandiri berpengaruh terhadap bobot buah segar mentimun. Residu pupuk kalium yang optimal untuk menghasilkan berat segar buah mentimun yang -1 optimal adalah dosis 200 kg ha , pada dosis tersebut akan menghasilkan buah mentimun -1 -1 segar seberat 247,55 g pohon atau 12,01 t ha Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan bahwa masih perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang residu bahan organik dan kalium tetapi harus ada penambahan pupuk anorganik terutama pupuk P (Fosfor). Ucapan Terima Kasih Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. La Karimuna, M.Sc. selaku pembimbing I dan Dr. Ir. La Ode Safuan, M.P. selaku pembimbing II atas bimbingan, arahan dan masukan mereka selama proses rancangan penelitian, pelaksanaan dan analisa data yang diberikan kepada penulis hingga selesainya penyusunan tesis ini. KEPUSTAKAAN Atmojo, S,W,. 2003. Peranan bahan organik terhadap kesuburan tanah dan upaya pengelolaannya, pidato pengukuhan guru besar ilmu kesuburan tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. http://suntoro.stff.uns.ac.id/ files/2009/04/pengukuhan-prof-untoro. pdf Barber, 1977. Energy Conversion and Ion Fluxes in Chloroplast in Proceding. Bennett, W. 1993. Nutrient Deficiencies and Toxicities In Crop Plants. The American Phytopathological Society. St. Paul, Mannesota.
Wa Sariati, et al., 2012. Kajian Pengaruh Residu Bahan Organik …………………………….
69
Berkala PENELITIAN AGRONOMI April 2012
Vol. 1 No. 1 Hal. 65-70
Budimantora, 2002. Peranan Pupuk Kandang da-lam Perbaikan Struktur Fisik Tanah Per-tanian. Jurnal Penelitian Terpublikasi Unpad, Bandung. Gardner, A.H., R. B. Pearce and R. L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan Herawati Susilo. Universitas Indonesia Press Jakarta. Ginting, C., 1994. Fungsi Bahan Organik dan Pupuk Kandang dalam Menurunkan Tingkat Keasaman Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Produksi Kedelai. Lembaga Peneliti-an Universitas Haluoleo. Depdikbud. Kendari. Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G, Nugroho, M.R. Soul G.B. Hong, N.H. Bailey, 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit University Press. Yogyakarta. Hardjowigeno, 2003. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Akademi Presindo. Jakarta. Hanun, H., 2004. Peningkatan Produktivitas Tanah Mineral Masam yang Baru di Sawahkan Berkaitan dengan P Tersedia Melalui Pemberian Bahan Organik, Fosfat Alam dan Pencucian Fe. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Bogor Heddy, S., 1987. Ekofisiologi Pertanaman. Sinar Baru, Malang
ISSN: 2089-9858
® PS AGRONOMI PPs UNHALU
Husna, M., 2010. Pengaruh Bahan Organik dan Pupuk Kalium terhadap Petumbuhan dan Produksi Melon. (Skripsi) Pasca Sarjana Universitas Haluoleo Kendari Karama, A.S., A.R. Marzuki, dan I. Manwan. 1990. Penggunaan Pupuk Organik Pada Tanam-an Pangan. Prosiding Lokakarya Nasional Makalah efisiensi Pupuk V Cisarua, 12-13 Nopember 1990. Badan Litbang Deptan. Jakarta. Sanchez. P.A. 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika (Terjemahan dari Bahasa Inggris). Penerbit ITB, Bandung. Sitompul, S.M., dan B. Guritno., 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada Universty Press. Syahputra, D.F., 2007. Efek Residu Pupuk Organik Terhadap Produksi Sawi (Brasicca juncea L.) dan Beberapa Sifat Tanah Andisol. Webstern, C.C. and P. N. Wilson., 1966. Agriculture in the Tropics. Longman Group. Ltd. London.
Wa Sariati, et al., 2012. Kajian Pengaruh Residu Bahan Organik …………………………….
70