M e w a r t a k a n
I m a n
d a n
K a s i h
BERITA U.K.I J U L Y
KEGIATAN DI BULAN AUGUST
2 0 1 4 / N O . 2 6 6
Iman dan
Kehendak
Misa Minggu II, 10 Agustus 2014
W W W . U K I . C A
Misa Minggu IV, 24 Agustus 2014
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3.16)
GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Novius Handy Randy Danurahardja Yusup Yusup Penasehat: Rm. A. Purwono SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email:
[email protected]
Allah | Deacon Val Danukarjanto |
ata orang, ayat di atas adalah ayat yang paling dikenal dan dikutip dari seluruh Kitab Suci. Barangkali benar, karena ayat tersebut adalah dasar iman kita dan umat Kristen seluruh dunia. Dan ayat tersebut juga sekaligus menjelaskan apa kehendak Allah bagi kita semua. Apakah ‘iman’ itu? Menurut Katekismus Gereja Katolik (KGK), iman adalah jawaban manusia kepada Allah. Apakah yang sudah Allah perbuat sampai kita harus memberi jawaban kepadaNya? Sebagai pengikut Kristus, kita mengakui bahwa Allah adalah pencipta kita. Karena kasihNya kita diciptakan olehNya. Oleh karenanya kita harus kembali pada pertanyaan yang paling dasar: “Untuk apa kita diciptakan?” Kita diciptakan agar kemuliaan Tuhan dinyatakan. Seringkali kita bertanya kepada
K
anak-anak, “Ingin menjadi apa kalau engkau besar?” Jawabannya mungkin: mau menjadi polisi, atau anggota pemadam kebakaran, atau pilot, atau dokter, atau akhli hukum, atau insinyur, atau penyanyi terkenal, dsb. Ini adalah jawaban anak-anak menurut pikirannya. Tetapi kalau kita lihat lebih mendalam, ini adalah jawaban yang keliru atas pertanyaan dasar, “Untuk apa kita diciptakan?” Mengapa keliru? Karena titik tolaknya adalah ‘AKU’. Aku ingin menjadi ini, aku ingin menjadi itu, … dsb. Kenyataannya, aku adalah ciptaan, Allah adalah pencipta kita. Maka sang penciptalah yang paling tahu, untuk apa kita diciptakanNya. “God is the Potter, we are the clay.” Kita tidak bisa berkata kepada Tuhan, aku mau menjadi gentong, atau aku mau menjadi pot bunga, atau aku mau menjadi cawan, atau menjadi piring. Untuk Bersambung ke halaman 8,
Pastor Pamong Rm. Antonius Purwono SCJ, (647) 896.5945
[email protected] Deacon Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA Koordinator Christine Budihardjo, (647) 895.7089
[email protected] Wakil Koordinator Albert Tee, (905) 824.1168
[email protected] Sekretaris Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801
[email protected] Bendahara Janto Solichin, (416) 587.2362
[email protected] WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah
[email protected] Seksi Liturgi Jeffrey Susilo, (416) 388.6169
[email protected] Seksi Bina Iman Reza Aguswidjaya, (647) 863.0030
[email protected] Seksi Sosial Sofjan “Chopi” Suhadi, (416) 949.3900
[email protected] Seksi Rumah Tangga Selvie Widjaja, (647) 896.6121
[email protected] Usher Harty Doyle, (647) 533.6246
[email protected] WILAYAH BARAT Ketua Wilayah Ben Dijong, (905) 997.5765
[email protected] Seksi Liturgi Raymond Wirahardja, (905) 812.9491
[email protected] Seksi Bina Iman Maya Adisuria, (905) 814.8475
[email protected] Seksi Sosial Lucas Noegroho, (416) 859.0222
[email protected] Seksi Rumah Tangga Ribkah Mesach, (905) 286.9081
[email protected] Usher Joyo Sudardi, (905) 785.6379
[email protected] BIDANG KHUSUS Mudika, Yoanitha
[email protected] PELAKSANA KHUSUS Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected] Ketua Sakristi Hendry Wijaya, (416) 450.6536
[email protected]
JULY
2014/NO.266
HALAMAN
3
Corinthus: Agora, Christianity, dan Paulus apal Louis Olympia Cruise merapat kembali ke Athena pada tgl 14 Oktober 2014 jam 6 pagi (setelah mengarungi pulaupulau kecil milik Yunani dan Turkey selama 3 hari), akan tetapi dibutuhkan hampir 2 jam lamanya untuk bisa keluar dari kapal karena semua penumpang turun di Athena. Di pelabuhan ini kami sudah ditunggu oleh tour guide yang akan membawa rombongan UKI mengunjungi reruntuhan kota Corinthus dan kuil Aeropolis. Corinthus adalah sebuah kota tua yang ada di wilayah Yunani. Kota ini memiliki geografis yang unik, karena kota ini menghubungkan dua daratan, yakni daratan Yunani di sebelah utara dan Peloponesia di sebelah selatan. Selain itu, Corinthus juga menjadi persimpangan perjalanan laut dari timur dan barat, sehingga tidak heran kalau mempunyai dua pelabuhan laut, yakni pelabuhan Kenkrea di sisi timur yang berhadapan dengan laut Aegea dan teluk Saronic, dan pelabuhan Lecahion di sisi barat yang berhadapan dengan teluk Corinthus. Kota ini didirikan di zaman Neolitikum sekitar tahun 6000 SM.
K
Pada th. 146 SM kota ini dihancurkan oleh Lucio Mummio dari Romawi, akan tetapi dibangun kembali pada th. 44 SM oleh Gaius Julius Cesar. Penduduknya sendiri berasal dari Yunani, Romawi, dan Di reruntuhan Agora - Corinthus Yahudi. Menurut statistic 2001 jumlah penduduknya ada 36.555 jiwa dengan luas wilayah 102,2 km2 dan dengan jumlah kepadatan penduduk 358/km2. Pada th. 1896, The American School of Classical Studies telah melakukan Salah satu basilica di Agora - Corinthus penggalian di lahan yang diyakini sebagai reruntuhan kota Corinthus, dan dari yang terbuka”. Dalam sajarah Yunani penggalian ini ditemukan 5 situs kota kuno, Agora dipakai sebagai tempat Corinthus, yakni: jalan Lecahion, air di mana para pemuda Corinthus mancur Peirene, theatre, Bema berkumpul sebelum menunaikan (podium untuk pidato), Agora (pasar). tugas militer, juga menjadi tempat Agora adalah istilah Yunani para penduduk berkumpul untuk untuk menyebut “ruang pertemuan mendengarkan pidato/arahan dari
JULY
HALAMAN
2014/NO.266
di tengahtengah keramain kota. Di sebelah barat laut terdapat bangunan Stoa yang diapit oleh satu basilica dan satu kuil Apollo (dewa matahari, dewa
4
Corinthus. Di tempat inilah semua aktivitas ekonomi, politik, keagamaan dan social. Di tempat ini di jual daging persembahan berhala, yang kemudian menjadi suatu masalah bagi jemaat Kristen pada jaman Paulus. Paulus singgah di Corinthus pada perjalanan misinya yang kedua, selepas dari Athena, sekitar tahun 51 Foto bersama di kompleks Agora - Corinthus M. Kisah hidup Paulus di Corinthus Raja/dewan kota. Agora di ditulis oleh Corinthus merupakan tempat yang Lukas dalam sangat luas, dengan panjang 2015 Kisah Para Rasul meter dan lebar 117 meter. Di 18:1-23. Waktu dalam perkembangannya, Agora itu Corinthus difungsikan sebagai pasar. Para telah menjadi pedagang memajang dan menjual sebuah kota barang dagangannya di bawah besar tenda-tenda (seperti pedagang kaki Di depan Bema (tempat Paulus berpidato, berdebat, dan diadili) (kosmopolitan) lima). Pada masa kekaisaran di kekaisaran favorit kaisar Agustus). Romawi. Di kota ini, Paulus pertamaDi sebelah barat tama singgah di rumah pasangan terdapat kuil Octavia suami-istri Akwila dan Priskila, saat (kuil yang diusir dari Roma atas perintah Kaisar dipersembahkan kaisar Klaudius. Ia kemudian tinggal Agustus untuk Octavia- bersama dengan mereka, sebab putrinya). Di sebelah mereka memiliki pekerjaan yang selatan ada satu Stoa sama, yakni sebagai tukang tenda. yang diapit oleh dua Paulus tinggal selama 18 bulan di basilica. Di sebelah Jalan Lecahion di komplek Agora-Corinthus. Corinthus. Selama waktu itu, ia tenggara terdapat jalan giat memberitakan Yunani, Agora kemudian tumbuh Injil, khususnya kepada menjadi pusat perekonomian dan orang-orang Yahudi kehidupan politik di Corinthus. yang tinggal di Ketika kekaisaran Romawi berkuasa, Corinthus. Setiap hari fungsi dan peran Agora tetap sama Sabat, Paulus (pasar) dan pada abad ke 1 Agora di Corinthus menjadi pasar yang paling berkotbah di dalam besar di antara pasar-pasar lain di sinagoga. Namun, Roma. Paulus pernah berdebat dan ketika ia memberitakan berkotbah dalam misinya mewartakan tentang Yesus yang Christianity di tempat ini, dan Misa di Agora – Corinthus adalah Mesias, orangrombongan UKI mendapatkan orang Yahudi segera kesempatan untuk mengadakan Misa Lecahion yang ramai. Dari sinilah menolak dia. Maka, ia pun di rerutuhan Agora - Corinthus. kita bisa membayangkan bahwa Agora di Corinthus terletak Agora merupakan pusat kota mengubah arah misinya kepada
JULY
2014/NO.266
orang-orang Yunani, sekalipun, ada juga orang-orang Yahudi yang kemudian menjadi percaya dan meminta diri dibaptis oleh Paulus (misalnya:Krispus, kepala rumah ibadat Yahudi, beserta dengan keluarganya dan tentu saja Awkila dan Priskila). Di tempat ini juga Paulus menulis surat I dan II Corenthus dan juga surat kepada jemaat di Roma. Paulus meninggalkan Corinthus ketika pada masa pemerintahan Gubernur Galio. Orang-orang Yahudi yang tidak senang kepadanya sepakat untuk membawa Paulus ke pengadilan, dan ia di bawa ke hadapan Galio (Paulus disidang dan berdiri di Bema yang ada di Agora). Paulus kemudian meninggalkan Corinthus dan berlayar menuju Efesus. Jemaat Kristen di Corinthus sendiri terdiri dari campuran orang-orang Yahudi dan (terutama) orang-orang Yunani. Sebagian besar dari mereka berasal dari golongan rendahan atau budak(1Kor 2:26-28; 7:21-24). Akan tetapi ada juga sejumlah orang yang berasal dari kalangan atas(1Kor 11:21 -22), yang memiliki rumah cukup besar (bdk. Kis 18:7) dan dapat menampung seluruh jemaat sekota untuk mengadakan perjamuan besar (1Kor 11:18). Mereka hidup di lingkungan agama pagan yang banyak dianut oleh penduduk Corinthus. Kuil-kuil agama pagan berdiri kokoh di pusat kota/ Agora. Di Agora, terdapat kuil yang menyembah dewa Apollo dan dewi Venus. Kepada para dewa itu, para imam agama pagan mempersembahkan binatang sebagai kurban bakaran. Tidak semua bagian dari binatang tersebut yang menjadi
HALAMAN
kurban bakaran bagi para dewa pagan. Biasanya, sisanya dijual kepada para tukang jagal yang menjualnya kembali di lapak-lapak dagangan di Agora. Sementara itu, ada kebiasaan di antara orang-orang Corinthus untuk menggelar sebuah perjamuan makan bersama. Daging-daging sisa persembahan kepada para dewa yang dijual di Agora pun mereka beli sebagai daging sajian perjamuan makan bersama. Dan sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Corinthus untuk mengundang rekan-rekan mereka dalam perjamuan tersebut. Masalah terjadi ketika orang-orang Kristen diundang oleh rekan mereka yang beragama pagan ke dalam perjamuan tersebut. Apakah orang-orang Kristen harus juga makan daging persembahan berhala itu? Ditambah lagi, pesta perjamuan makan itu kerap diadakan dengan intensi religiositas agama pagan seseorang. Pendapat jemaat Corinthus berbeda-beda soal hal ini. Ada yang setuju dan ada yang tidak. Bagi mereka yang pengetahuan dan imannya kuat, memakan daging persembahan berhala tersebut tidaklah berdosa. Sementara bagi yang lain, memakan daging persembahan berhala itu adalah dosa. Perseteruan internal pun tak terhindarkan di antara jemaat pada saat itu. Paulus mencoba untuk meredam perseteruan itu dengan surat yang ia tulis untuk jemaat Corinthus. Dalam 1Kor 8:1-13, Paulus memberikan uraian jawabannya. Ia menandaskan bahwa mereka yang pengetahuan dan imannya kuat janganlah memberi batu sandungan kepada yang pengetahuan dan imannya lemah. Berkaitan dengan itu, Paulus berkata: “Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa kalau kita makan dan kita tidak untung apa-
5
apa kalau kita tidak makan. Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah” (1Kor 8:8-9). Lebih jauh, dalam 1Kor 10:25-32, Paulus menjelaskan lagi pandangannya tentang persoalan boleh tidaknya memakan daging persembahan berhala. Kepada jemaat Corinthus yang baru bertumbuh dan menghayati imannya, Paulus menegaskan bahwa mereka boleh memakan segala sesuatu yang dijual di pasar daging (di Agora), tanpa harus dibayang-bayangi oleh penilaian hati nurani. Sebab, bumi dan segala isinya adalah milik Allah(1 Kor 10:25). Ia juga menambahkan: “Kalau kamu diundang makan oleh seseorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatankeberatan hati nurani. Tetapi kalau seseorang berkata kepadamu: ‘Itu persembahan berhala!’. Janganlah engkau memakannya..oleh karena keberatan hati nurani orang lain itu. Janganlah kamu menimbulkan syak di hati orang, baik itu orang Yahudi atau orang Yunani, maupun jemaat Allah” (1Kor 10:27-32). Saya pribadi sangat terkesan saat memimpin Misa di kompleks Agora, walau dilakukan di alam terbuka/ reruntuhan kota bersejarah ini. Saya merasakan adanya semangat Paulus yang berjuang gigih memperkenalkan Christianity di tengah-tengah penolakan dari sebagian penduduk kota ini. Semangat Paulus yang tidak mengenal lelah inilah yang saat itu membakar dan menyemangati saya untuk terus berkarya di ladang Tuhan. Dari tempat ini kami melanjutkan perjalanan ke Aeropolis. □
HALAMAN
6
Notes From Mudika very year, Mudika hosts a retreat during the Victoria Day long weekend. It lasts for 3 days and two nights. We have activities, sharing groups, sessions with a priest or a nun, praise and worship, adoration, and we end with mass. Events such as this gives us a chance to make new friends and bond more with our old ones. With less than 50 people attending, it is more intimate than an ordinary retreat or camp that other youth groups organize.
E
Throughout the weekend, we listen to inspiring talks by priests or nuns who help us towards the right path, the way to God. We then reflect over it alone or in small groups. Through these sharing groups, we get more insight and different points of view of how the others around us communicate with God. Everyone is different and has their own relationship with God. Sometimes, people don't know how to build that relationship with Him and hearing what others do can spark something deep inside that will be able to guide us. We also like to be active and have fun by doing some activities and games that are meant to get to know each other better, whether it's a name game or a trust exercise. On Saturday nights, we have adoration and that is the time when everyone is calm and quiet while praying and/or being prayed over. Adoration also gives us a chance to comfort those who may be troubled and it shows them that there are people around them who care.
By the end of the retreat, everyone knows each other and are a lot more comfortable with one another. Many friendships and memories are made through the Mudika retreat every year. Here are some of the pictures/ selfies we took during the 2014 Mudika Retreat.
two nights to get closer to God; to hear His words and to open our hearts for Him, and to be reminded of how amazing His unconditional love is for us. We also have the chance to build our relationship with fellow mudikans in our journey to grow together in Christ.
MUDIKA ANNUAL MAY RETREAT 2014 (May 16 - 18)
This year’s theme is Vocation; which means God’s calling. We talked, discussed and reflected on how to respond to God’s calling, how to decided whether it is what God has planned for you, how to deal with hesitations, doubt and fear throughout God’s call, and how to trust and act upon His calling. We tackled these topics with the help of our speakers; the Sisters of Our Lady Immaculate and Father Peter McKenna. They enlightened us on
By: Clara Nadine Wirahardja Mudika’s annual retreat 2014 took place at Crief Hills Conference Centre in Punslinch, Ontario. There are 42 mudikans who participated and also a few Mudika retreat new-comers. We spent the wonderful three days and
Bersambung ke halaman 7,
HALAMAN
7
A year of support for our little MUDIKA brother By: Megan Dijong & Nadine Wirahardja
of all, we would like to thank F irst all of the mudikans who have been so generous with their donation and commitment to fulfil our monthly sponsor for Nyoman. Your contributions are very much appreciated and will be a tremendous blessing for Nyoman and his family. For those who are not familiar with Nyoman, Nyoman is our little Mudika brother who lives in Bali, Indonesia, in which 40 mudikans agreed to support financially by donating $1 every month. Mudika was introduced to Nyoman through the Compassion project during the Mudika youth Rally at the Lift Jesus Higher Rally on Saturday, March 1, 2013 at the Metro Toronto Convention Centre last year. The Compassion project allows us to sponsor children in poverty from all over the world. Their mission is to develop children in all aspects of their lives - their minds, bodies and relationships. In order to do this, they've
developed four programs that work together to care for the specific developmental and spiritual needs of children, from birth all the way to the workforce. Nyoman lives with his parents and has two other siblings. His father is unemployed and his mother is sometimes employed. He loves to play with toy cars and go bicycling. Nyoman often sends us letters, filled with his drawings and doodles, to update us on what he has been doing and what the program has helped him achieved. During this first year of support, Nyoman has accomplished many things. One of which is going to the dentist for the first time in his life. We are currently calling any mudikans that would like to contribute to help Nyoman and his family. We ask that you commit to this program for 12 months at a time if you decide to sign up. We hope that we will have
Sambungan dari halaman 7,
what it means to sacrifice your life to serve our God and follow Him. They also taught and encouraged us to believe in Him, because our God already have a plan for each of us. Overall, it was a successful annual retreat surrounded with awesome friends and memorable experiences. We are hopeful to see more Mudikans to join our next year’s May Retreat.□ BERITA
U.K.I
your support in making Nyoman's life a better one and help us share the blessings that the Lord have given to us for others. Please contact Nadine Wirahardja at
[email protected] to sign up!□
HALAMAN
8
Sambungan dari halaman 1,
menjawab pertanyaan: “Untuk apa kita diciptakan,” kita harus kembalikan kepada Tuhan sendiri, “Tuhan, apa yang Kau kehendaki aku lakukan dalam hidupku?” Allah adalah kasih. Oleh karenanya segalagalanya yang mengenai Allah selalu berhubungan dengan kasih. Tetapi manusia selalu jatuh dalam dosa dan tidak mentaati perintah Allah untuk saling mengasihi. Sejak dari jaman Perjanjian Lama, mulai dari Adam yang melanggar perintah Tuhan, Kain yang karena iri membunuh Abel saudaranya, orang-orang pada jaman Nabi Nuh yang hidup secara maksiat, sampai Allah menyesal menciptakan manusia dan mau memusnahkan seluruh umat manusia dari muka bumi dengan banjir besar. Melalui para Nabi, Allah telah memberikan pesanpesan mengenai apa yang harus kita lakukan dalam hidup kita. Kepada Nabi Musa, yang menghantar bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, diberikan “Sepuluh Perintah Allah”. Tetapi bangsa Israel tidak mempedulikannya dan melanggarnya dengan hidup berpesta-pora, bahkan menyembah berhala. Sampai Raja Salomo sendiri menyembah dewa-dewa asing yang dibawa oleh isteriisterinya. Banyak Nabi dikirim oleh Allah agar bangsa Israel bertobat, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Amos, dan lain-lain. Melalui Nabi Amos Tuhan mengatakan tidak mau menerima persembahan kurban bakaran. Yang Tuhan mau adalah agar umat Israel bertobat dan hidup baik dan saling meng-asihi. Sesudah para Nabi gagal dan tidak didengar, Allah tetap tidak berhenti mengasihi manusia. Kasih Allah begitu besar hingga Dia mengirim Putera-nya sendiri ke dunia. Yesus merangkum kehendak Allah dalam dua perintah utama: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kehendak Allah adalah agar kita saling mengasihi, agar kita tidak binasa dan beroleh hidup yang kekal. Syaratnya ialah bahwa kita harus mengimani Yesus Kristus, PuteraNya. Pada waktu kita dibaptis setiap dari kita sudah menerima iman akan Yesus tersebut. Iman tersebut tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Setiap hari dan setiap saat, kita harus berusaha untuk mengembangkannya, dengan membaca Kitab Suci, menekuni bacaan-bacaan rohani, berdoa, dan membangun relasi pribadi dengan Yesus. Bagaimana kita mengukur berapa kuatnya iman
kita? Iman tidak kelihatan dan tidak bisa diukur besarnya, tingginya, dalamnya. Apakah orang yang menghadiri Misa Kudus setiap hari lebih kuat imannya dari kita? Apakah seorang yang berdoa rosario tiap hari lebih dalam imannya dari kita? Mungkin ya, dan mungkin tidak. Santo Yakobus mengatakan: “Iman tanpa perbuatan adalah mati.” Kita bisa melihat dalamnya iman seseorang dari perbuatannya. Kita bisa melihat contoh para Santo/Santa, misalnya St. Petrus, St. Paulus, St. Fransiskus Xaverius yang pergi ke India, Cina, Jepang untuk mewartakan Kabar Gembira, Ibu Teresa yang merawat orang-orang miskin yang sakit dan terlantar di jalan-jalan kota Calcutta. Mereka memberikan seluruh hidup mereka untuk kemuliaan Tuhan. Apakah kita bisa dan mau meluangkan sedikit waktu kita untuk kemuliaan Tuhan? Sebagai murid Yesus, kita harus belajar dan mengikuti ajaranNya. Hanya belajar dan mengerti ajaran Yesus saja tidak cukup. Kita harus menunjukkannya dengan perbuatan kasih yang nyata. Kalau kita ragu-ragu, tanyalah WWJD, ‘What Would Jesus Do?’ Kalau hubungan kita dengan Yesus sudah dekat, maka setiap saat kita tahu apa yang harus kita lakukan menurut Yesus. Yesus hidup di dalam aku dan aku di dalam Dia, kata Santo Paulus. Yesus memberi perumpamaan tentang penabur (yaitu Yesus sendiri) yang menabur benih (yaitu sabdaNya). Ada yang jatuh di pinggir jalan, ada yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ada yang jatuh di antara semak duri, dan ada yang jatuh di tanah yang subur. Semoga kita menjadi tanah yang subur, yang selalu mengembangkan iman kita akan Yesus, dan melaksanakan kehendak Allah untuk saling mengasihi dalam hidup kita sehari-hari, agar kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui hidup kita. Tuhan memberkati. □
JULY
2014/NO.266
HALAMAN
9
Pasrah Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8: 28)
B
acaan di atas merupakan kata pembukaan dalam menghantar topik yang sangat menarik “PASRAH” di acara Retreat UKI tanggal 14 Juni
2014. Kesempatan yang indah yang diberikan oleh Tuhan dimana warga UKI bisa berjumpa kembali dengan Sr. Pricilla dan Sr. Slaverina dari Putri Karmel, kami sungguh disegarkan dengan siraman rohani selama dua hari bertempat di Loretto Abbey, North York. Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata pasrah berarti menyerah(kan) sepenuhnya: marilah kita -- kepada takdir dengan hati yang tabah. Atau ber·pas·rah v berserah (diri): ~ diri kepada Tuhan sambil berdoa agar terhindar dari malapetaka. Tuhan mengatur segala sesuatunya. Namun Tuhan juga memberikan kebebasan bagi kita yang menjalankannya. Pada saat Tuhan mengatur, kita berada dalam pencobaan. Tujuan dari pencobaan itu sendiri adalah untuk : (1) Pemurnian dan pembentukan diri. Tuhan memakai orang lain untuk membentuk kita. Ibarat balok kayu yang sedang dibentuk oleh si peng-ukir. Bila kayu tersebut tidak pasrah, seandainya memberontak terus maka hasil ukirannya pun tidak akan sebagus yang diinginkan oleh sang peng-ukir untuk menjadi patung yang indah dipandang. Demikian pula dalam hidup kita, bila kita tidak pasrah untuk dibentuk oleh Tuhan, dan terus memberontak dalam proses pembentukannya, maka apa yang dikehendaki oleh Tuhan akan sulit diterapkan. Tuhan sedang membentuk kita untuk menjadi patung yang indah. (2) Untuk ambil bagian dalam karya keselamatan. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita mempunyai tujuan yang mulia
Kiri: Sr. Slaverina Putri Karmel. Atas: Sr. Pricilla Putri Karmel
sekalipun dalam pende-ritaan yaitu untuk membawa jiwajiwa ke keselamatan. Yang perlu dilakukan pada saat berpasrah diri adalah berterimakasih kepada Tuhan untuk segala rahmat dan karunia yang tak henti-hentinya, berterimakasih kepada Bunda Maria yang selalu membimbing kita. Kita membawa kepasrahan dalam doa. Namun terkadang kita terbawa dalam logika pikiran, kalau Tuhan tidak bisa dirubah, apa guna-nya kita berdoa? Tujuan doa bukan untuk membentuk dan mengubah arah, melainkan untuk membantu orang supaya bisa sesuai dengan dan mengikuti rencana Allah. Bacaan-bacaan Kitab Suci yang mendukung diambil dari: Yesaya 38 : 1,4-5: Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." Hizkia kemudian berdoa dan sembuhlah dia. Bagaimana mungkin?..ini terjadi karena ia bertobat. Lukas 11: 1; Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepadaNya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Doa Bapa Kami, doa yang luar biasa. Hayati sehingga kita bisa melihat penyelenggaraan Allah dalam hidup kita. Dia mau kita berjalan dalam kehendakNya, mau dan bisa meng-atasi godaan dan pencobaan. Diberi rejeki pada hari ini, dibebaskan
HALAMAN
10
dari segala pencobaan. Dengan mengamini doa ini akan mempermudah kita menghadapi pencobaan. Matius 7:11; Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anakanakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Tuhan akan memberikan yang terbaik, namun apakah engkau meminta perkara yang terbaik? Yakobus 4:3; Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Bagaimana menyesuaikan secara total kehendak kita pada kehendak Allah? Contoh ketika Yesus berada di taman Getsemani, Yesus ketakutan sampai bercucuran darah. Kata Yesus kepada Bapa: Ya Bapa jikalah engkau mau, ambillah cawan ini dari padaku, tetapi bukanlah menurut kehendakku melainkan menurut kehendakmulah yang terjadi. Ini adalah suatu contoh manusia (Yesus) yang sempurna. Ada kepasrahan, kesatuan dengan Tuhan. Kekuatan doa bukan dari yang diucapkan, namun yang berisi kerahiman dengan sumber dari Allah yang mendorong kita untuk berdoa. Tuhan yang menciptakan doa itu, dan Roh Kudus yang membimbing untuk berdoa. Misteri berdoa adalah misteri penyelenggaraan Allah, doa yang sejati akan menghasilkan buah buah doa. Bila doa terkabulkan berarti kita sudah berada dalam rencana Allah. Tidak ada pengetahuan tanpa usaha dan belajar, harus ada kerjasama dari kita. Sama halnya tidak ada hidup rohani tanpa doa. Dalam setiap tantangan sudah diatur oleh Tuhan untuk mendapatkan buah buahnya.
Melalui Dia ada panenan rohani yaitu mendapatkan keselamatan dari Allah dan menerima penyelenggaraan Allah. Doa adalah sebagai penyembahan kepada Allah. Pada saat kita berdoa, kita sadar dan mohon kepada Allah untuk diberikan kesehatan, kekuatan pikiran, kekuatan fisik, dan emosi supaya bisa mengetahui kehendak Allah. Supaya bisa memupuk kepercayaan akan rencana Allah. Carilah dahulu kerajaan Allah maka semuanya akan dilimpahkan kepadamu. PadaMu Tuhan kuserahkan masa depanku. Melangkah dengan iman, berusaha keras namun jangan sekali ragu, cemas dan kuatir. Pasrah merupakan suatu kebajikan tingkat tinggi. Membiarkan tangan Tuhan menyelenggarakan hidup kita. Menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan. Melakukan yang dikehendaki Tuhan. Mencari Tuhan apa mauNya, dan percaya penuh kalau Tuhan akan memberikan yang terbaik. Pasrah tidak sama dengan nasib. Tidak ada kata nasib di iman orang Katolik. Pasrah berarti bergantung pada Allah, minta Allah agar bekerja dengan rahmatNya. Mengapa kita perlu pasrah? Banyak permasalahan di sekitar kita seperti: ketidakadilan, pengkhianatan, dosadosa akibat yang kita lakukan, kecurangan, kehendak jahat, fitnah, teguran. Kemudian permasalahan di luar lingkup kita seperti: kecelakaan, bencana alam. Bila kita bersikap berontak atau melawan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada, yang ada bukannya menolong untuk memperbaiki keadaan malah memperburuk. Sebaiknya pasrah, sabra dan suatu saat akan dibangkitkan kembali. Kekuatiran timbul bila kita bergantung pada kekuatan sendiri. Lari dan minta pertolongan pada bunda Maria. Kalau akibat yang ditimbulkan hanya menyangkut pada diri sendiri dan tidak berkenaan dengan orang lain - sabar saja dan tidak perlu Bersambung ke halaman 11,
Sambungan dari halaman 10,
Lukas 2: 29-30 “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam dalam sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu” Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya, TURUT BERDUKA CITA, atas berpulangnya:
Ibu Flora Limanhadi Tanudjaja (Mrs. Tan Yong Beng, 93 thn) Ibu / Ibu Mertua dari
dilawan, di terima dengan lapang dada. Namun bila bersangkutan dengan orang lain maka perlu adanya bela diri. Pada saat pasrah, kita memberikan kesempatan pada diri kita sendiri untuk: menyilih-nyilih kesalahan kita, mengobati egoisme, kesombongan, silih bagi jiwajiwa di api pencucian, mengobati semangat yang kendor, melepaskan diri dari keinginan-keinginan yang tidak teratur. Pasrah merupakan suatu jalan untuk kekudusan, karena pasrah merupakan kebajikan, gabungan antara iman, harapan dan kasih. Tuhan akan membimbing kita, Tuhan sayang kepada kita. Tuhan selalu dekat dengan kita. Kalau kita merasa jauh dengan Tuhan, berarti kita sedang berada dalam kegelapan rohani. Apa yang akan Allah perbuat bagi jiwa-jiwa yang pasrah? Allah akan (1) Membimbing khusus bagi jiwa yang ada dalam kegelapan. (2) Melindungi jiwa dari gangguan musuh dalam perjuangan. Allah akan memberi karunia, tujuh karunia Roh Kudus pada saat kita dibaptis: karunia takut akan Allah, karunia kesalehan, karunia pengenalan, karunia keperkasaan, karunia nasihat, karunia pengertian dan karunia kebijaksanaan. Karunia yang paling dasar adalah takut akan Allah. Asalkan jiwa kita tidak berontak, tetap mencari kehendak Allah dan tetap setia dan tidak bergulat dengan keinginan yang tidak teratur, namun berupaya
Gerda dan Paul Atman Andre dan Sally Tan Judith dan Edhie Bedjo Kathy dan Winarto H. Subrata Cucu & Cucu Mantu Cynthia Atman, Gwenda Atman dan Lee Warren, Audrey Tan, Sandra Ong & David Cosway, Christopher & Heather Subrata Beserta cicit dan seluruh keluarga besar Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberi keselamatan kekal dan tempat peristirahatan yang indah di rumah Bapa di sorga. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi rahmat, kekuatan, ketabahan serta penghiburan dariNya.
mengikuti inspirasi Allah maka kepasrahan yang kita alami akan berbuah. Jika Allah di dalam kita siapa yang bisa melawan kita? Jawabannya tidak ada yang dapat melawan kita. Terimakasih kepada Sr. Priscilla dan Sr. Slaverina Putri Karmel. Siraman rohani yang padat dengan pesan dari Sang Pencipta, disuguhkan selama dua hari. Retreat dengan tema “Berjalanlah BersamaKu” sungguh memberikan inspirasi dan pengertian yang mendalam akan arti kata pasrah. Besar harapan kami kepada Sr. Priscilla dan Sr. Slaverina Putri Karmel untuk dapat mengunjungi kami kembali di waktu mendatang. Salam kasih dan berkat Tuhan selalu melimpah dalam karya - karya Suster. □ [Angie Hanapie]
WARGA UKI DAN INDONESIA HUBUNGI GREG ATAU SONELA HOXA TELEPHONE # 905-695-1745