Persepsi etis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dan untuk hidup manusia sehari-hari. Karena dengan persepsi etis itu, manusia memilah antara yang baik dan buruk. Menurut pandangan Immanuel Kant, persepsi etis yang ideal adalah persepsi etis yang didasarkan pada kebebasan UNTUK, yang menurut Lawrence Kohlberg digolongkan sebagai persepsi etis dari seseorang di jenjang keenam pemahaman moral. Disertasi dalam bentuk buku ini berupaya untuk menjelaskan kepada pembaca, apa dan bagaimana persepsi etis tentang aborsi berdasarkan kebebasan UNTUK. Persepsi ideal tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis persepsi etis tentang aborsi dari para responden penelitian. Hasil analisis yang menunjukkan kondisi konkret, merupakan realitas persepsi etis tentang aborsi dari sebagian kecil masyarakat Indonesia. Pembahasan diakhiri dengan usulan konkret untuk wacana pembinaan etika tentang aborsi dan penyempurnaan beberapa hukum tentang aborsi, berdasarkan kondisi konkret persepsi etis para responden. ______________________________________________________ Susan Anggraini, dikenal dengan nama biara: Sr. Maria Martina P.Karm. Lahir di Lumajang-Jawa Timur, pada tanggal 21 Maret 1967. Menyelesaikan pendidikan Sarjana di bidang Teologi – Filsafat tahun 1996 di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana – Malang. Menyelesaikan Program Lisensiat di bidang Teologi Dogmatik pada tahun 2001, di Pontifical University of Urbaniana, Roma – Italia. Tahun 2012 menyelesaikan Program Doktor Studi Pembangunan di Universitas Kristen Satya Wacana – Salatiga.
IMPERATIF KATEGORIS KEHENDAK BAIK DAN KEHENDAK BEBAS DALAM PERSEPSI ETIS TENTANG ABORSI Studi Kasus di Kalangan Pekerja Sebuah Pabrik
Susan Anggraini
Katalog Dalam Terbitan (KDT) 179.76 Sus i
Susan Anggraini Imperatif Kategoris Kehendak Baik dan Kehendak Bebas dalam Persepsi Etis tentang Aborsi : Studi Kasus di Kalangan Pekerja Sebuah Pabrik / Susan Anggraini – Cianjur : Pertapaan Shanti Bhuana; Salatiga : Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana, 2012. Xv, 385hlm.; 26cm.
ISBN 1.
Abortion – Moral and ethical aspects
I.Title
Cetakan pertama : 2012 ISBN
: 978-979-3799-20-9
Desain Cover: Susan Anggraini © Susan Anggraini All rights reserved. Save Exception stated by the law, no part of this publication may be reproduced, sotred in a retrieval system of any nature, or transmitted in any form or by any means electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, included a complete or partial transcription, without the prior written permission of the author, application for which should be addressed to author.
Diterbitkan oleh: Pertapaan Shanti Bhuana PO Box 25, Cipanas, Cianjur 43253, Jawa Barat Telp. (0263) 582062 Program Pascasarjana Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga Telp. (0298) 321212 Ext. 229, Fax. (0298) 311995
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
IMPERATIF KATEGORIS KEHENDAK BAIK DAN KEHENDAK BEBAS DALAM PERSEPSI ETIS TENTANG ABORSI Studi Kasus di Kalangan Pekerja Sebuah Pabrik
DISERTASI
Diajukan untuk memperoleh gelar Doktor di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga disertasi ini telah dipertahankan dalam Ujian Terbuka Program Pasca Sarjana Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya Wacana yang dipimpin oleh Rektor Magnificus Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D. Pada hari Kamis, 30 Agustus 2012 pk. 16.00 WIB Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
Oleh: Susan Anggraini Lahir di Lumajang, Jawa Timur, Indonesia
Promotor: Prof. Liek Wilardjo Ph.D., D.Sc. Ko Promotor: Dr. Soegeng Hardiyanto Dr. C.B. Kusmaryanto SCJ. Penguji: Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo, MS. Prof. Dr. Daniel Nuhamara Prof. Dr. Bernard Adeney-Risakotta
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI
v
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR DIAGRAM
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
KATA PENGANTAR
xvii
PENDAHULUAN
1
BAGIAN 1 : TELAAH DESKRIPTIF
9
I.
PENGALAMAN BERSAMA PEKERJA WANITA DI PABRIK “X”
11
II.
LANGKAH DAN CARA PENELITIAN
17
1.
BENTUK PENELITIAN
17
2.
PENELITIAN DI BIDANG FILSAFAT
17
3.
PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
19
4.
LOKASI PENELITIAN
22
5.
PROFIL DAN PENCULIKAN
24
Penentuan Responden
24
Penentuan informan
38
6.
PROSES PENELITIAN
39
III.
PROSES ANALISIS DATA PENELITIAN
46
IV.
REALITAS PANDANGAN ETIS TENTANG ABORSI
48 v
1.
2.
3.
PENGETAHUAN DAN PANDANGAN TENTANG ABORSI
48
Pengertian Umum tentang Aborsi
49
Pengertian tentang Hasil Konsepsi
51
Pengetahuan tentang Saat Hidup Dimulai
55
Setuju atau Tidak Setuju?
58
FAKTOR BERPENGARUH DALAM PEMBENTUKAN PANDANGAN ETIS
73
Interaksi Dalam dan Bersama Keluarga
74
Agama sebagai Faktor Dominan
89
Pengalaman Tidak Langsung dengan Aborsi
106
Kehidupan Ekonomi
112
Kehidupan Sosial
113
KESIMPULAN
117
BAGIAN 2 : TELAAH KONSEPTUAL
121
I.
DASAR-DASAR ETIKA IMMANUEL KANT
123
1.
KONSEP KEBEBASAN
123
Kebebasan Untuk
123
Kehendak Baik sebagai Dasar Kehendak Bebas
126
IMPERATIF KATEGORIS SEBAGAI WUJUD KEHENDAK BEBAS
129
Imperatif Kategoris dan Imperatif Hipotetis
130
Universalitas-Humanitas-Otonomi
134
2.
vi
Imperatif Kategoris Kehendak Bebas-Moral Otonom
139
3.
MANUSIA YANG HIDUP DAN BERBUDI SEBAGAI SUBJEK MORALITAS BUDI PRAKTIS
142
II.
TIGA TINGKAT DAN ENAM TAHAP PEMAHAMAN MORAL
146
1.
DUA PERSPEKTIF: KEADILAN-PERHATIAN DAN KEPEDULIAN
146
2.
TIGA TINGKAT DAN ENAM TAHAP PEMAHAMAN MORAL DENGAN ORIENTASI KEADILAN
151
Tingkat Prakonvensional
153
Tingkat Konvensional
156
Tingkat Pascakonvensional
159
III.
SIAPA ATAU APA HASIL KONSEPSI YANG DIABORSI ITU?
164
1.
PENDAPAT TENTANG AWAL HIDUP
167
Berbagai Pendapat
167
Perspektif Biologi-Embriologi-Genetika
172
2.
HASIL KONSEPSI ADALAH MANUSIA YANG HIDUP
182
3.
IMPERATIF KATEGORIS PERLINDUNGAN HIDUP MULAI DARI SEJAK SELESAINYA KONSEPSI
184
IV.
ABORSI DALAM PERSPEKTIF IMPERATIF KATEGORIS KEHENDAK BAIK DAN KEHENDAK BEBAS SESUAI JENJANG
191
vii
PEMAHAMAN MORAL 1.
PENGERTIAN TENTANG ABORSI
191
2.
IMPERATIF KATEGORIS KEHENDAK BAIK DAN KEHENDAK BEBAS DAN ABORSI
192
3.
BEBERAPA KASUS DAN APLIKASI
197
4.
SEBUAH KRITIK : IMPERATIF KATEGORIS KEHENDAK BAIK DAN KEHENDAK BEBAS TENTANG ABORSI DAN IMPERATIF KATEGORIS AGAPE
202
Imperatif Kategoris Kehendak Baik dan Kehendak Bebas dalam Sebuah Kasus
202
Kritik oleh Imperatif Kategoris Agape
205
Kesimpulan: Imperatif Kategoris Kehendak Baik dan Kehendak Bebas DAN-ATAU Imperatif Kategoris Agape?
209
5.
6.
REALISASI IMPERATIF KATEGORIS 212 KEHENDAK BAIK DAN KEHENDAK BEBAS DALAM PANDANGAN ETIS TENTANG ABORSI SESUAI JENJANG PEMAHAMAN SUBJEK BAIK Perspektif Aborsi Sesuai Jenjang Pemahaman Moral
213
Jenjang Keenam Pemahaman Moral Sebagai Pemahaman Moral yang Imperatif Kategoris
215
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM REALISASI IMPERATIF KATEGORIS KEHENDAK BAIK DAN KEHENDAK BEBAS TENTANG ABORSI DI INDONESIA
217
viii
V.
KESIMPULAN
225
BAGIAN 3 : TELAAH NORMATIF
229
I.
JENJANG PEMAHAMAN MORAL RESPONDEN
231
1.
PERSEPSI ETIS RESPONDEN MENURUT JENJANG PEMAHAMAN MORALNYA
232
Responden di Jenjang Pertama
233
Responden di Jenjang Kedua
235
Responden di Jenjang Ketiga
240
Responden di Jenjang Keempat
242
Responden di Jenjang Kelima
244
2.
PEMAHAMAN MORAL SEBAGAI HASIL INTERNALISASI BUDI
246
II.
DINAMIKA IMPERATIF KATEGORIS 250 KEHENDAK BAIK DAN KEHENDAK BEBAS DALAM PERSEPSI ETIS RESPONDEN MENURUT JENJANG PEMAHAMAN MORALNYA
1.
REALITAS KEHENDAK BAIK DAN KEHENDAK BEBAS DALAM PANDANGAN ETIS RESPONDEN TENTANG ABORSI
252
Kualitas Pengetahuan
253
Pengaruh Faktor Heteronom
258
FINALITAS MANUSIA DALAM DIRINYA SENDIRI DALAM PANDANGAN ETIS RESPONDEN TENTANG ABORSI
266
Dalam Tindakan Menerima Aborsi
267
Dalam Tindakan Menolak Aborsi
276
2.
ix
III.
KOMPLEKSITAS ISU TENTANG ABORSI DAN WACANA PEMBENTUKAN PERSEPSI ETIS BERDASARKAN IMPERATIF KATEGORIS KEHENDAK BAIK DAN KEHENDAK BEBAS
279
1.
SOSIALISASI KEBENARAN TENTANG ABORSI DAN HIDUP MANUSIA
282
2.
KELUARGA SEBAGAI FONDASI
284
IV.
KOMPLEKSITAS ISU TENTANG ABORSI DAN WACANA PENYEMPURNAAN HUKUM TENTANG ABORSI DI INDONESIA
286
1.
PENYEMPURNAAN UU KESEHATAN NO. 36 TAHUN 2009
287
2.
PENYEMPURNAAN PERATURAN RUMAH SAKIT TENTANG PENGELUARAN SURAT KEMATIAN
290
V.
WAJIB MENOLAK ABORSI, ADAKAH PENGECUALIAN?
291
VI.
KESIMPULAN
299
KESIMPULAN UMUM
303
1.
REALITA (DAS SEIN)
304
2.
DESIDERATA (DAS SOLLEN)
315
Wacana Pembinaan Etika Aborsi
315
Wacana Penyempurnaan Hukum dan Peraturan yang Berkaitan Dengan Aborsi
317
Sebuah Evaluasi
318
DAFTAR PUSTAKA
321 x
ABSTRACT
368
xi
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 1:
Struktur Komunitas Pabrik “X”
29
xii
DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 1:
Persentase Jumlah Pekerja Wanita Calon Responden Penelitian
30
Diagram 2:
Persentase Jumlah Populasi Terjangkau Sementara Hasil Penerapan Patokan Agama
31
Diagram 3:
Hasil Penerapan Patokan Umur
32
Diagram 4:
Hasil Penerapan Patokan Pendidikan
33
Diagram 5:
Persentase Hasil Penerapan Patokan Perantau
34
Diagram 6:
Prosentase Jumlah Responden Beragama Islam Menurut Status Menikah-Belum Menikah-Janda
35
Diagram 7:
Prosentase Jumlah Responden Beragama Kristen Menurut Status Menikah-Belum Menikah-Janda
35
Diagram 8:
Prosentase Jumlah Responden Beragama Katolik Menurut Status Menikah-Belum Menikah-Janda
36
Diagram 9:
Prosentase Jumlah Responden Menurut Status Menikah-Belum Menikah-Janda
36
Diagram 10: Jumlah dan Persentasi Pengertian dan Pengetahuan Responden
48
Diagram 11: Persentase Jumlah Responden Menurut Pengertian tentang Aborsi
49
xiii
Diagram 12: Persentase Jumlah Responden Menurut Pengertian tentang Hasil Konsepsi
52
Diagram 13: Persentase Jumlah Responden Berdasarkan 59 Sifat Konsisten atau Kasuistik dalam Penolakan terhadap Aborsi Diagram 14: Persentase Persetujuan pada Aborsi Menurut kasus
61
Diagram 15: Persentase Jumlah Responden yang Menyetujui Tindakan Aborsi Berdasarkan Jumlah Kasus yang Disetujui
62
Diagram 16: Persentase Persetujuan pada Tindakan Aborsi dalam Kasus Kedua
67
Diagram 17: Persentase Persetujuan pada Tindakan Aborsi dalam Kasus Ketiga
70
Diagram 18: Persentasi Faktor Berpengaruh dalam Pembentukan Persepsi Etis Responden
74
Diagram 19: Persentase Jumlah Responden yang Dipengaruhi oleh Faktor Historis Keluarga
75
Diagram 20: Persentase Responden yang Dipengaruhi oleh Faktor Historis Agama
93
Diagram 21: Persentasi Jumlah Responden Menurut Variasi Pengaruh Faktor Historis Keagamaan dalam Pembentukan Persepsi Etis
94
Diagram 22: Persentase Responden yang Dipengaruhi oleh Faktor Historis Agama
107
xiv
Diagram 23: Persentase responden yang dipengaruhi oleh faktor historis kehidupan sosial
115
Diagram 24: Persentase Jumlah Responden Menurut Jenjang Pemahaman Moralnya
233
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Isi Formulir PSP dan Negosiasi Laporan
335
Lampiran 2: Tabel 4.4.1, Penduduk Yang Bekerja di Kota Tangerang Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin, Agustus 2009
336
Lampiran 3: Kemungkinan Golongan Darah Anak Berdasarkan Golongan Darah Orang Tua
337
Lampiran 4: Pernyataan Sikap Majelis-Majelis Keagamaan tentang Aborsi
338
Lampiran 5: Contoh Analisis Data Penelitian Terhadap Responden Mawar
340
Lampiran 6: Contoh Analisis Data Penelitian Terhadap Responden Krisan
350
xvi
KATA PENGANTAR Masalah aborsi yang menjadi tema dari disertasi ini memang merupakan masalah yang menarik bagi saya sejak saya terjun dalam pelayanan sebagai rohaniwati pada pertengahan tahun 1990. Waktu itu sedang diselenggarakan youth camp yang diikuti oleh ratusan anak-anak muda. Salah satu tema yang diberikan pada mereka adalah pendidikan seksualitas, termasuk masalah aborsi. Pembicara dalam sesi tersebut sempat memutarkan satu film yang berjudul “Silent Scream”. Melalui film itu, saya menyaksikan untuk pertama kalinya bahwa janin itu sudah hidup dan memiliki anggota badan yang lengkap seperti manusia yang sudah lahir. Selain itu, untuk pertama kalinya juga saya melihat bagaimana proses aborsi itu dan apa yang terjadi pada janin. Bagi saya, apa yang terlihat terjadi pada janin karena aborsi: bagaimana janin berusaha menghindar dari alat yang akan melukai bahkan mematahkan satu persatu anggota tubuhnya sampai dia mati secara perlahan-lahan, merupakan kejadian yang mengerikan, kejam dan menakutkan. Film itu saja sudah memunculkan pandangan yang negatif dalam diri saya tentang tindakan aborsi. Hal itu kemudian ditambah oleh berbagai pengalaman traumatis yang diceritakan oleh beberapa peserta camping, yang walaupun masih remaja, tetapi sudah pernah melakukan aborsi, bahkan ada seorang remaja putri yang baru duduk di bangku SMP kelas 3, tetapi dia sudah melakukan aborsi sebanyak empat kali. Setelah menyaksikan film ini, banyak di antara peserta camping itu baru mengetahui apa dan siapa janin, serta bagaimana proses aborsi itu terjadi. Pengalaman inilah yang menjadi pendorong awal bagi saya untuk mempelajari secara lebih lagi hal-hal yang berkaitan dengan aborsi.
xvii
Dalam perjalanan waktu, selama pelayanan, saya semakin banyak menjumpai, baik para ibu rumah tangga maupun yang belum menikah, baik yang sudah maupun yang masih akan melakukan aborsi karena berbagai alasan sebagai dasar. Saya yang sudah berkomitmen untuk melayani sesama, berkaitan dengan tindakan aborsi di atas, apa yang bisa saya lakukan untuk sesama, khususnya berkaitan dengan hal ini? Apa yang bisa saya lakukan untuk janin yang dalam peristiwa aborsi pasti menjadi korban dan mati? Semua ini semakin mendorong saya untuk memberikan perhatian khusus dalam pelayanan untuk melindungi hidup sejak dini, yang kemudian saya sebut sebagai pelayanan yang mengarah pada kehidupan. Motivasi itu menjadi semakin kuat karena pengalaman pribadi mendengarkan sharing dari seorang biarawati. Pada suatu hari di tahun 2007, dalam kesempatan retreat di Pertapaan Karmel, Ngadireso-Malang, pembicaranya yang adalah seorang biarawati dari Amerika Serikat, bercerita tentang pengalamannya didatangi seorang pemuda. Pemuda itu khusus mendatanginya untuk mengucapkan terima kasih karena suster tersebut sudah menyelamatkan nyawanya sehingga dapat hidup sampai dengan sekarang. Awalnya Suster tersebut merasa heran, bagaimana mungkin dia bisa menyelamatkan nyawa seseorang? Seingatnya, dia tidak pernah melakukan tindakan heroik apapun untuk menyelamatkan nyawa seseorang, dan dia sama sekali tidak mengenal pemuda itu. Kemudian pemuda itu melanjutkan bahwa suster itulah yang menyadarkan ibunya sehingga akhirnya dia membatalkan keputusan untuk melakukan tindakan aborsi. Karena aborsi tidak jadi dilakukan, si bayi lahir, bertumbuh menjadi dewasa. Itulah pemuda yang menghadap suster itu dan sangat berterima kasih. Aborsi memang merupakan tindakan yang dari sejak jaman dulu merupakan tindakan yang bersifat pro dan kontra. xviii
dari sejak jaman dahulu. Yaitu jaman sebelum embriologi modern yang menyajikan banyak temuan baru berkaitan dengan kehidupan janin, sampai dengan jaman sekarang, jaman embriologi modern yang sudah dapat menjelaskan bagaimana kehidupan janin mulai dari sejak awal kehidupannya sampai dengan dilahirkan. Bahkan embriologi modern jaman sekarang dapat menunjukkan berbagai foto bertumbuhan dan perkembangan janin tersebut. Apakah perkembangan yang bersifat membuktikan bahwa hidup manusia itu ternyata sudah dimulai sejak dari selesainya konsepsi, dapat meredakan berbagai perdebatan tentang aborsi yang sudah berusia ratusan bahkan ribuan tahun? Ternyata tidak. Beberapa penggalan cerita yang ditulis di atas dan berbagai perkembangan dalam dunia ilmu pengetahuan serta perdebatan yang terjadi itu semakin meneguhkan peneliti untuk memilih tema tentang etika aborsi sebagai tema disertasi ini. Apalagi, dalam menyelesaikan disertasi S3, ada keharusan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian lapangan. Keharusan untuk terjun langsung ke lapangan akan memberikan pengalaman yang sangat menarik, yaitu melalui interaksi dengan para responden, mendengarkan bagaimana persepsi mereka tentang aborsi, pengalaman mereka berkaitan dengan aborsi dan sebagainya. Pengalaman lain yang tidak kalah menarik dan sungguh pengalaman yang mendewasakan saya adalah pengalaman berinteraksi dan bekerja sama dengan beberapa orang tertentu yang sangat berperan dalam penulisan disertasi ini, khususnya promotor dan kopromotor serta para informan ahli. Setelah melalui perjuangan naik dan turun ‘gunung’ permasalahan, akhirnya disertasi ini dapat menapak akhir dari langkahnya. Segala pujian dan syukur bagi Allah yang maha pengasih, maha penyayang, yang sungguh maha segala-galanya. xix
KasihNya sungguh luar biasa. Kasih itulah yang memberikan kemampuan dan kekuatan untuk menyelesaikan tulisan ini, karena memang sungguh banyak tantangan dan hambatan selama proses penulisan. Tidak jarang juga, rasa putus asa dan tidak berdaya menghampiri. Tetapi kasih itu selalu membaharui kehadiran dan kekuatanNya sampai pada akhir dari perjalanan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang mendalam saya sampaikan kepada Tim Promotor dan Ko-Promotor yang sudah mendampingi saya mulai dari sejak penyusunan rencana penelitian sampai dengan saat terakhir. Prof. Liek Wilardjo Ph.D., D.Sc., sebagai Promotor yang dikenal dengan sebutan LW, sudah meluangkan waktunya yang berharga selama ini untuk membimbing dengan penuh perhatian dan kekritisannya. Kekritisan yang memacu saya untuk berusaha menjadi lebih teliti dan kritis dalam berpikir dan merumuskan pemikiran. Demikian juga Dr. Soegeng Hardiyanto atau yang dikenal dengan SH, yang memiliki wawasan luas. Saya menerima perhatian dan dorongan yang begitu besar untuk terus menyelesaikan tulisan ini sampai pada akhir. Tidak bosan-bosannya beliau mengejar saya dan bertanya bagaimana perkembangan disertasi, atau hanya sekedar menyampaikan pesan dari Promotor. Kopromotor kedua adalah seorang pastor dari Gereja Katolik, yaitu Romo Dr. C.B. Kusmaryanto SCJ. Saya sudah mengenalnya sejak saya masih tinggal di Roma, Italia. Saat itu, beliau sedang menyelesaikan studi S3-nya dalam bidang bioetika. Karena mengetahui sendiri bahwa inilah bidang keahliannya, saya memutuskan untuk meminta beliau sebagai kopromotor dua. Dengan caranya sendiri, beliau memiliki andil yang sangat besar dalam penyelesaian tulisan ini. Rm. Kus, demikianlah panggilan populernya, adalah juga orang yang sangat sibuk. Bahkan karena sangat sibuknya, LW dan SH menjulukinya bagaikan gasing yang berputar terus. Kemudian saya ikut-ikutan menyebutnya sebagai Romo Gasing. Tetapi, di antara semua kesibukannya, selalu ada waktu bila saya xx
membutuhkannya, entah pada waktu saya mendatanginya di Yogyakarta, entah bila kehadirannya dibutuhkan di Salatiga. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Tim Penguji, yaitu Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo, MS., Prof. Dr. Daniel Nuhamara, Prof. Dr. Bernard Adeney-Risakotta. Kesan setiap orang kalau mendengar bahwa dia akan diuji di hadapan tiga orang, apalagi semua orang tersebut memiliki deretan gelar yang panjang di depan namanya, setidaknya pasti merasa keder, takut dan sebagainya. Itu juga yang saya alami. Tetapi, dalam berinteraksi dengan mereka, saya ternyata mengalami hal yang jauh berbeda dari yang sering menjadi bayangan orang pada umumnya tentang penguji sebagai eksekutor atau hakim yang bersikap mengadili dan sebagainya. Yang saya alami melalui berbagai pertanyaan yang mereka ajukan selama ujian, adalah sikap perhatian, mendorong dan memberikan masukan demi kebaikan tulisan ini. Ucapan terima kasih, saya sampaikan juga kepada Rektor Magnificus Prof. Dr. John A. Titaley, seluruh staf pengajar Program Doktor Studi Pembangunan: Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo, MS., Marthen L. Ndoen, SE., MA., Ph.D., Prof. Dr. Kris H. Timotius., Prof. Daniel D. Kameo, SE., MA., Ph.D., Prof. Christantius Dwiatmadja, SE., ME., Ph.D., Prof. Dr. Sony Heru Priyanto, MM., Marwata SE., M.Si., Akt., Ph.D., Dr. Agus Ign. Kristijanto, MS., Ir. Rully Adi Nugroho, M.Sc., Ph.D. Khususnya, ucapan tersebut saya sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo, sebagai Direktur Pascasarjana, Kaprogdi S3 Studi Pembangunan dan pengajar, yang terus memberikan dorongan dan semangat sekalipun itu harus dilakukannya dari luar negeri. Demikian juga, ucapan terima kasih yang khusus, saya ucapkan untuk Bp. Marthen L. Ndoen, SE., MA., Ph.D. Selain sebagai pengajar, beliau juga adalah penjabat Kaprogdi selama Prof. Kutut Suwondo di luar negeri. Dorongan dan semangat selalu diberikan xxi
kepada saya, baik secara langsung pada saat bertemu di kampus maupun melalui telpon. Ucapan terima kasih yang berikutnya, saya sampaikan kepada semua rekan S3 yang juga banyak menolong saya dengan masukan dan kritikan serta dorongannya. Tidak lupa juga, ucapan terima kasih secara khusus saya ucapkan untuk Kezia Ayu, SE. Walaupun pekerjaannya banyak dan menyita semua perhatiannya, Mbak Ayu selalu dengan sabar, perhatian dan ceria membantu saya dalam hal administrasi. Masukan berharga juga saya terima dari banyak informan ahli yang tersebar di Surabaya, Bandung dan Jakarta: Prof. Dikman Muh. Angsar Sp.OG (K) (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan Kepala Bagian Kebidanan RSU Dr. Sutomo – Surabaya), Dr. I.G.N. Darmawan (Dosen Unika Widya Mandala – Surabaya), Dr. Maximus Mujur Sp.OG, Dr. Anthony Gunadi Sp.OG (Dosen Unika Atma Jaya – Jakarta), Prof. Dr. Musdah Mulia MA., (Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender, Sekretaris Indonesian Conference on Religion and Peace, Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta). Melalui berbagai penjelasan dan artikel yang mereka berikan, saya memperoleh banyak pengetahuan baru yang dulu tidak pernah saya bayangkan akan saya pelajari atau ada kesempatan untuk saya pelajari. Misalnya: pengetahuan yang cukup mendalam tentang embriologi. Bahkan Dr. Anthony Gunadi Sp.OG, dengan bersusah payah, mengirim satu CD melalui TIKI yang berisi beberapa buku sumber embriologi. Kemudian beberapa kali beliau juga menelpon untuk mengetahui apakah kiriman itu sudah sampai atau belum. Itulah berbagai perhatian dan pertolongan luar biasa yang saya terima dengan penuh rasa syukur dan haru. Seorang lain lagi, yang sangat mendukung penulisan disertasi ini, baik melalui dukungan spontan secara langsung maupun melalui pemberian sumber-sumber konseptual, xxii
yaitu Dr. Ligaya A. Costa, Executive Director for Asia-Oceania dari Human Life International. Saya tidak tahu, bagaimanakah saya dapat membalas budi mereka semua, hanya Yang Mahakuasa yang akan membalasnya. Ucapan terima kasih berikutnya saya sampaikan kepada Bapak Eric Wijaya dan Ibu Lily Fidelia sekeluarga, yaitu: Ping Ping, Ing Ing dan Wei Wei, yang memberi kesempatan untuk terselenggaranya penelitian dan juga pertolongan selama masa penelitian dilakukan. Awalnya, saya cukup bingung untuk menentukan tempat penelitian. Bahkan, saya sempat memikirkan tempat penelitian di Bandung atau di Bengkayang (Kalimantan Barat). Sampai kemudian suatu hari, saya bertemu dengan Pak Eric. Begitu mendengar saya membutuhkan tempat untuk mengadakan penelitian, Pak Eric langsung menawarkan pabrik tempat kerjanya. Suatu gerak cepat dilakukan P. Eric. Saya dikenalkan dengan segenap staf perusahaan yang juga langsung memberikan kesediaan hati untuk menolong. Karena itu ucapan terima kasih juga saya tujukan untuk mereka yang terlibat langsung untuk memperlancar penelitian di lokasi: memperkenalkan dengan responden dan para penanggungjawabnya, mengaturkan waktu untuk wawancara dan sebagainya. Bahkan, dalam pertemuan pertama dengan mereka, saya sudah mendapat data-data awal tentang para pekerja yang menjadi calon responden penelitian. Secara khusus, terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada para responden yang sudah merelakan waktunya untuk terlibat dalam penelitian, dengan ramah, tulus dan terbuka. Merekalah tokoh utama dalam tulisan ini. Yang juga tidak bisa saya lupakan adalah dukungan yang diberikan oleh banyak saudara-saudari seiman dan sekomunitas. Dari Semarang: Ibu Ang, Felicia dan John, Bapak dan Ibu Pandu serta Patricia, Ibu Hwa Hwa, Ibu Hananta, Ibu xxiii
Irene. Dari Ungaran: Ibu Nanan sekeluarga. Dari Salatiga: para Romo dan Frater MSF, Sr. Gratia OSF dan Komunitas, Tante Lies sekeluarga, Pasutri Demitrius dan Liza sekeluarga, Pasutri Yohanes dan Agatha Susan. Dari Yogyakarta: Komunitas Skolastikat Para Frater SCJ, Bapak dan Ibu Wijaya sekeluarga, Drg. Eddy sekeluarga. Dari Jakarta: Bapak Michael Oetomo, Sdri. Dian Indrayani Tamzil, Sdri. Melanie Setiadjie sekeluarga, Sdri. Miranda Halim. Dari Surabaya: Rm. Antonius Sad Budianto CM., M.Sc., Ibu Watari sekeluarga, Bp. Yohanes Gede Wijaya. Tidak lupa juga semua anggota Komunitas Tritunggal Mahakudus yang lain yang berasal dari berbagai kota: Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogya dan sebagainya. Mereka juga banyak memberikan dukungan doa dan semangat. Kepada mereka semua, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Terima kasih dan syukur juga saya ucapkan atas dukungan yang diberikan oleh semua anggota keluarga saya dari Surabaya, Pasirian, Lumajang dan Situbondo. Khususnya kakak tertua saya dari Surabaya: Tjien Tjien Porwanto, putri dan menantunya: Dewi Puspa dan dr. Rimba Susilo yang banyak menolong saya dalam usaha mencari informan ahli di bidang psikologi. Terakhir, tetapi bukan karena paling kecil dukungan yang diberikan, karena tanpa mereka semua, saya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk memimpikan, memulai dan menyelesaikan tulisan ini. Bahkan bagi saya, mereka adalah pribadi-pribadi yang paling besar dan utama sehingga saya memiliki kesempatan untuk menyelesaikan disertasi ini. Mereka adalah Rm. Yohanes Indrakusuma O.Carm sebagai Bapa Pendiri dan pimpinan tertinggi Kongregasi Putri Karmel, keluarga besar di mana saya menjadi anggotanya, Sr. Justini Kesuma P.Karm. sebagai pimpinan umum Kongregasi, Sr. Agata Maria P.Karm sebagai wakil pimpinan umum dan pimpinan komunitas xxiv
Cikanyere di mana saya menjadi anggotanya, serta semua anggota komunitas Putri Karmel dari berbagai komunitas: Ngadireso, Cikanyere, Medan, Ruteng, Sabah, Roma dan Cina. Tidak lupa juga, saya berterima kasih pada semua saudara saya: para Frater Carmelitae Sancti Eliae yang tinggal di berbagai komunitas: Cikanyere, Malang, Sabah, Roma dan yang tersebar di beberapa tempat lain di Indonesia karena tugas pastoral. Saya sangat bersyukur karena saya memiliki mereka semua sehingga saya mendapat banyak sekali dukungan doa serta semangat yang selalu mereka alirkan setiap hari. Tentu masih banyak nama yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Hanya terima kasih yang sedalamdalamnya dapat saya ucapkan, semoga kasih Allah yang membalas segala kebaikan dan perhatian mereka. Sebuah harapan, semoga tulisan ini berguna bagi banyak orang untuk mengembangkan budaya kehidupan di tengah-tengah maraknya kampanye budaya kematian.
xxv