Berikut ini adalah sub-sub dari materi bab 4 yang akan kami bahas : 1. 2. 3.
Pengertian Khutbah, Tablig, dan Dakwah Pentingya Khutbah, Tablig dan Dakwah Ketentuan Khutbah, Tablig, dan Dakwah
Khutbah berasal dari kata: memberi nasihat dalam kegiatan ibadah seperti; shalat (shalat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, Istisqo, Kusuf), wukuf, dan nikah. Menurut istilah, khutbah berarti kegiatan ceramah kepada sejumlah orang Islam dengan syarat dan rukun tertentu yang berkaitan langsung dengan keabsahan atau kesunahan ibadah. Misalnya khutbah Jumat untuk shalat Jum’at, khutbah nikah untuk kesunahan akad nikah. Khutbah diawali dengan hamdallah, salawat, wasiat taqwa, dan doa. Sedangkan pengertian khotbah Jum'at sendiri ialah bentuk ceramah yang berisi nasehat dan wasiat keagamaan yang disampaikan kepada jamaah yang diikat oleh syarat dan rukun. Khutbah jumat punya syarat dan rukun yang tidak boleh ditinggalkan, sebab terkait erat dengan sah atau tidaknya sebuah ibadah
•
Khutbah Jum‟at • Khutbah Idul Fitri dan Idul Adha • Khutbah Istisqa • Khutbah Gerhana • Khutbah Nikah
Khutbah jum‟at sebagaimana namanya berarti di lakukakn pada harijum‟at ketika di laksanakannya sholat jum‟at. Shalat dan khutbah jum‟atmerupakan satu kesatuan dan khutbah jum‟at adalah salah satu rukun darishalat jum‟at.Khutbah Jum‟at dilaksanakan sebelum shalat jum‟at. Ketika azan zuhurberkumandang, maka khatib naik ke mimbar untuk melaksanakan khutbahJum‟at. Khutbah pertama dilakukan khatib dengan berdiri kemudian khatibduduk sebentar diantara dua khutbah. Dilanjutkan ke khutbah kedua, setelahselesai khutbah, Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzinmelaksanakan Iqamat untuk melaksanakan shalat jum‟at
Khutbah Idul Fitri dan Idul Adha dilakukan setelah selesai shalat. Idul Fitrimerupakan hari kemenangan umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawaldalam kalender Hijriyah setelah sebelumnya, yaitu di bulan Ramadhanmelaksanakan puasa sebulan penuhSementara Idul Adha merupakan hari raya kedua umat Islam sebagaibentuk penghormatan bagi mereka yang melaksanakan ibadah haji yang jatuhpada tanggal 10 Dzulhijjah
hutbah Istisqa dilakukan setelah shalat Istisqa dilaksanakan. Salat Istisqasendiri merupakan shalat sunah yang dilakukan untuk meminta turunnyahujan.Tiga hari sebelum shalat Istisqa dilaksanakan, seorang pemimpinseperti ulama atau aparat pemerintah terlebih dahulu menyeru kepadamasyarakat untuk beribadah atau bertaubat.Shalat Istisqa dilaksanakan dua rakaat, kemudian dilaksanakan dengankhutbah sebanyak dua kali. Pada khutbah pertama hendaknya membacaIstighfar sebanyak 9 kali, sedangkan pada khutbah kedua sebanyaknya 7 kali
Khutbah Gerhana dilakukan setelah shalat gerhana, baik itu gerhana bulanmaupun gerhana matahari. Shalat gerhana itu sendiri merupakan shalatsunah.Setelah melaksanakan shalat gerhana kemudian dilanjutkan dengankhutbah. Hal tersebut sesuai dengan perkataan Rasulullah yang diriwayatkanoleh Aisyah, ia berkata : “Sesunggunya Nabi Muhammad SAW, ketika selesaishalat, dia berdiri menghadap manusia lalu berkhutbah
dianjurkan dilaksanakan sebelum pelaksanaan ijab kabulyang dilakukan oleh seorang ustadz ataupun ulama. Hukum pelaksanaannyaadalah sunah. Khutbah ini biasanya berisi tentang nasihat-nasihat bagi calonpengantin pria dan wanita tentang bagaimana kehidupan berumah tanggaatau tentang hak dan kewajiban suami istri
Tabligh berasal dari kata: yang berarti menyampaikan, memberitahukan dengan lisan. Menurut istilah, tablig adalah kegiatan menyampaikan „pesan‟ Allah Swt. secara lisan kepada satu orang Islam atau lebih untuk diketahui dan diamalkan isinya. Misalnya, Rasulullah saw. memerintahkan kepada sahabat yang datang di majlisnya untuk menyampaikan suatu ayat kepada sahabat yang tidak hadir. Dalam pelaksanaan tablig, seorang mubaligh (yang menyampaikan tablig) biasanya menyampaikan tablig-nya dengan gaya dan retorika yang menarik. Ada pula sekarang istilah tablig akbar, yaitu kegiatan menyampaikan “pesan” Allah Swt dalam jumlah pendengar yang cukup banyak.
Dakwah berasal dari kata: yang berarti memanggil, menyeru, mengajak pada sesuatu hal. Menurut istilah, dakwah adalah kegiatan mengajak orang lain, seseorang atau lebih ke jalan Allah Swt. Secara lisan atau perbuatan. Di sini dikenal adanya da‟wah billisān dan da‟wah bilhāl. Kegiatan bukan hanya ceramah, tetapi juga aksi sosial yang nyata. Misalnya, santunan anak yatim, sumbangan untuk membangun fasilitas umum, dan lain sebagainya. Dakwah yang biasa kita gunakan memiliki pengertian yang lebih khusus: mengajak dan menyeru manusia ke jalan Allah (da‟watun naas ilallah). Ini artinya sangat luas, yakni mengajak dari kekafiran kepada keimanan, dari syirik kepada tauhid, dari kesesatan kepada petunjuk, dari kebodohan kepada ilmu, dari kehidupan jahiliyah
Pentingnya Khutbah Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa khutbah masuk pada aktivitas ibadah. Maka, khutbah tidak mungkin bisa ditinggalkan karena akan membatalkan rangkaian aktivitas ibadah. Contoh, apabila shalat Jumat tidak ada khutbahnya, shalat Jumat tidak sah. Apabila wukuf di Arafah tidak ada khutbah- nya, wukufnya tidak sah. Sesungguhnya, khutbah merupakan kesempatan yang sangat besar untuk berdakwah dan membimbing manusia menuju ke-rida-an Allah Swt. Hal ini jika khutbah dimanfaatkan sebaik-baiknya, dengan menyampaikan materi yang dibutuhkan oleh hadirin menyangkut masalah kehidupannya, dengan ringkas, tidak panjang lebar, dan dengan cara yang menarik serta tidak membosankan. Khutbah memiliki kedudukan yang agung dalam syariat Islam sehingga sepantasnya seorang khatib melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Seorang khathib harus memahami aqidah yang sah (benar) sehingga dia tidak sesat dan menyesatkan orang lain. Seorang khatib seharusnya memahami fiqih sehingga mampu membimbing manusia dengan cahaya syariat menuju jalan yang lurus. Seorang khatib harus memperhatikan keadaan masyarakat, kemudian mengingatkan mereka dari penyimpanganpenyimpangan dan mendorong kepada ketaatan. Seorang khathib sepantasnya juga seorang yang sālih, mengamalkan ilmunya, tidak melanggar larangan sehingga akan memberikan pengaruh kebaikan kepada para pendengar.
Pentingnya Tablig Salah satu sifat wajib bagi rasul adalah tablig, yakni menyampaikan wahyu dari Allah Swt kepada umatnya. Semasa Nabi Muhammad saw. masih hidup, seluruh waktunya dihabiskan untuk menyampaikan wahyu kepada umatnya. Setelah Rasulullah saw. wafat, kebiasaan ini dilanjutkan oleh para sahabatnya, para tabi‟in (pengikutnya sahabat), dan tabi‟it-tabi‟in (pengikut pengikutnya sahabat). Banyak yang menyangka bahwa tugas tablig hanyalah tugas alim ulama saja. Hal itu tidak benar. Setiap orang yang mengetahui kemungkaran yang terjadi di hadapannya, ia wajib mencegahnya atau menghentikannya, baik dengan tangannya (kekuasaannya), mulutnya (nasihat), atau dengan hatinya (bahwa ia tidak ikut dalam kemungkaran tersebut). Seseorang tidak mesti menjadi ulama terlebih dulu. Siapa pun yang melihat kemungkaran terjadi di depan matanya, dan ia mampu menghentikannya, ia wajib menghentikannya. Bagi yang mengerti suatu permasalahan agama, ia mesti menyampaikannya kepada yang lain.
Pentingnya Dakwah Salah satu kewajiban umat Islam adalah berdakwah. Sebagian ulama ada yang menyebut berdakwah itu hukumnya farḍu kifayah (kewajiban kolektif), sebagian lainnya menyatakan farḍu ain. Meski begitu, Rasulullah saw. tetap selalu mengajarkan agar seorang muslim selalu menyeru pada jalan kebaikan dengan cara-cara yang baik. Setiap dakwah hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat dan mendapat riḍa dari Allah Swt. Nabi Muhammad saw. mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Rasulullah saw. memulai dakwahnya kepada istri, keluarga, dan teman- teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Rasulullah saw. adalah Kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran), dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia). Ada beberapa metode dakwah yang bisa dilakukan seorang muslim menurut syariat, yaitu sbb : Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Āli „Imrān/3: 104)
Khutbah 1. 2. 3. 4. 5.
Dilaksanakan secara rutin sebagaimana hari Jumat atau dua hari raya. Ada rukun dan syaratnya. Ada mimbar khusus untuk menyampaikan khutbah. Waktunya terbatas dan membutuhkan pengetahuan luas. Dilakukan secara khusus dan ada tata tertibnya.
Dakwah 1. 2. 3. 4. 5.
Dapat dilaksanakan kapan saja. Tidak ada rukun dan syaratnya. Tidak ada mimbar tempat khusus pada pelaksanaan. Waktu tidak dibatasi dan siapapun boleh berdakwah. Dapat dilakukan dengan cara yang kreatif dan inovatif seperti seminar, lokakarya, pelatihan, atau sarasehan.
Pada materi ini kami hanya menjelaskan tentang khutbah jumat , yaitu sebagai berikut : Khutbah jumat punya syarat dan rukun yang tidak boleh ditinggalkan, sebab terkait erat dengan sah atau tidaknya sebuah ibadah mahdhah. Orang yang menyampaikan khotbah disebut dengan khotib.
1.
a.
b. c. d.
e.
Sebelum shalat jumat dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan khutbah yaitu disebut dengan khutbah Jumat. Orang yang berkhutbah dinamakan khatib. Seorang khatib harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut: Paham dengan benar ajaran agama Islam. Paham seluk beluk khutbah, baik yang menyangkut syarat, rukun dan sunat-sunatnya Dapat menyampaikan dan berbicara di publik dengan jelas, santun dan gampang dipahami pendengar Dewasa atau baligh dan dapat menjauhkan diri dari berbagai macam dosa baik yang kecil apalagi yang besar Memiliki ilmu keislaman yang mumpuni dan shaleh
2. Syarat khotbah yaitu suatu hal yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan khotbah jum'at. Adapun syarat dua khotbah yaitu : a) Dimulai sesudah masuk waktu dhuhur. b) Khotib hendaknya berdiri jika mampu. c) Khotib hendaklah duduk sebentar antara khotbah satu dan khotbah kedua d) Suara khotib harus dapat didengar jamaah. e) khotib harus suci dari hadats dan najis. f) Khotib harus menutup aurotnya. g) Tertib.
3. Rukun khotbah ialah suatu hal yang harus dikerjakan ketika melaksanakan khotbah jum'at. Adapun rukun dua khotbah adalah sebagai berikut : a Membaca puji-pujian (hamdalah). b Membaca syahadatain. c Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Berwasiat tentang taqwa. e Membaca ayat Al-Qur'an dalam salah satu khotbah. f Mendoakan kaum muslimin pada khotbah kedua.
4.
a b c d e f g h
Sunat khotbah yaitu suatu hal yang sebaiknya dilaksanakan dalam khotbah jum'at. Adapun sunat khotbah adalah : Khotbah disampaikan diatas tempat yang lebih tinggi. Khotib menyampaikan khotbah dengan kalimat yang jelas, sistematis dan tidak terlalu panjang. Khotib hendaklah menghadap kearah jama'ah. Khotib hendaklah memberi salam pada awal khotbah. Khotib duduk sebentar sesudah memberi salam. Khotib membaca surat Al-Ikhlas ketika duduk antara dua khotbah. Khotib menertibkan tiga rukun khotbah yaitu, puji-pujian, sholawat Nabi saw, dan wasiat taqwa‟. Jama'ah hendaklah memperhatikan khotbah. Rasulullah saw,
BACAAN KHOTBAH Dalam praktek berkhotbah hendaklah diperhatikan syarat dan rukun khotbah. Kemudian perhatikan urutan-urutan sebagai berikut : a. Khotbah pertama. b. Ä Khotib berdiri memberi salam. c. Ä Khotib duduk mendengar adzan. d. Ä Khotib berdiri kemudian membaca hamdalah seperti : َ َْ َذي أ و ِ ًا ِ َّ ً ُد ِهللِ ان َ ً َُا بِ ْا ِإل ْي َ ع َ أَ ْن ْ ٌ َو ْا ِإل ْ ح ِ َ سال Membaca dua kalimat syahadat seperti :
َ َ َ َ ٌْ ِل هللا َّ ال إ ه ن إ ال أ د ه ش أ َ َ َ ي ْ َهللا َوأ ْ َّ ح ُ ُ س ْى ُ ً ًدا َر ُ ٌََّش َه ُد أ َ ِ ِ
Ä Membaca sholawat Nabi saw ; seperti contoh : َ و ٍ ِ ً ِ ح ِب ِ ِعهًَ اَن ٍ ً َ ع ْي َ ج َ و َ ه َ د َ ي َ و َ م َ ى ْ َه أ ْ ص ْ ّ س ِه َّ ح َّ اَنهَّ ُه ِّ ص ُ ى عَ هًَ ََبِ ِي ّ َُا
Ä Memberi wasiat tentang taqwa : هللا ق ُ َّإِت َ Ä Pada waktu memberi wasiat hendaklah dengan mengutip ayat Al-Qur'an. Ä Penutup khotbah pertama dengan membaca :
َ ل َ ه َ ًِق ْىن ى اس َت ْغ ِف ُز ُ َون َ ًِهللا ن َ ذا ْ ك ْ و ُ ََ ُق ْى ُ Ä Khotbah kedua. Ä Setelah selesai khotbah pertama, khotib duduk sebentar, kemudian berdiri lagi lalu membaca hamdalah, syahadatain, shalawat kepada Nabi Muhammad saw, wasiat taqwa lalu mendoakan kaum muslimin. ْ ى حيَا ِء ِ ِسه ِ ً ْؤ ِ ً ْؤ َ ِسه َ ٍ َ ً ْي َ ِي َُات َ ٍ َ يُِ ْي ْ َ ًاتِ أَ َْأل ْ ً ْ ً َّ أَنهَّ ُه ُ وا ْن ُ وا ْن ُ وا ْن ُ اغ ِف ْز نِ ْه ِىات ِ َ ي َ ى ْ َو ْاأل ْ ي ُْ ُه Ä Kemudian di tutup dengan bacaan : ِد هللا َ عبَا ِ
5.Fungsi khotbah jum'at antara lain: Untuk mengingatkan kaum muslimin agar meningkatkan iman dan taqwa, meningkatkan amal sholeh, memperbaiki akhlaq, dorongan menuntut ilmu, mempererat ukhuwah islamiyah dan lain-lainnya.
Tatacara Tabligh dan Dakwah Tatacara dalam tabligh dan dakwah harus dilakukan oleh setiap orang yang beriman kepada Allah SWT. Tatacaranya yaitu mengikuti tatacara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW diantaranya adalah a. Dimulai dari diri sendiri, misalnya seorang da‟i mengajak bertauhid kepada Allah SWT , maka da‟i tersebut telah melakukannya (pelajari Qur‟an surat As-Shaf (61) ayat 3). b. Dalam bertabligh dan berdakwah disesuaikan dengan yang didakwahi artinya ada perbedaan dalam penyampaian sesuai dengan tingkat intelektualnya agar yang disampaikan oleh da‟i bisa dipahaminya. Singkatnya, khatib harus mengetahui psikologi jamaah, sehingga dapat menyampaikan khutbahnya dengan tema dan bahasa yang sesui dengan kadar dan tingkat pengetahuan jamaah.
c. Da‟i menyampaikan dengan ucapan yang tegas atau al hikmah dan dengan pengajaran yang baik atau al mauidzah al hasanah. Hal ini juga disebut dengan dakwah bi al qaul yaitu mengajak orang yang didakwahi secara lisan atau ucapan. d. Da‟i mengajak orang yang didakwahi dengan memberikan contoh melalui perbuatan sesuai dengan ucapan sang da‟i (pelajari Q.S. Al ahzab (33) : 21).
Syarat pertama adalah mubalig` a. Syarat muballig 1) Islam, 2) Ballig, 3) Berakal, 4) Mendalami ajaran Islam.
1) Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak. 2) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. 3) Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama. 4) Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas sumbernya. 5) Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan kondisi, psikologis dan sosiologis para pendengarnya atau penerimanya. 6) Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih, dan mencari-cari kesalahan orang lain.
Syarat da’i 1) Islam, 2) Ballig, 3) Berakal, 4) Mendalami ajaran Islam.
Etika dalam berdakwah: 1) Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap yang bijaksana. 2) Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara persuasif (tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran). 3) Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah). 4) Dakwah dilakukan dengan mujādalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.
Cara untuk mengaplikasikan perilaku-perilaku khutbah,tablig,]dakwahtersebut antara lain sebagai berikut : Ketika melaksanakan ṡalat Jumat, hendaklah mengamati dan menyimak khutbah yang disampaikan khātib. Bagaimana etikanya, bacaan-bacaan yang dibacanya, serta urutannya. Dengan memperhatikan khatib secara utuh diharapkan suatu saat nanti bisa tampil sebagai khatib pada waktu ṡalat Jumat 2. Ketika melihat kemungkaran di sekitar kita (contohnya pacaran, mencuri, tawuran, menyontek, dan lain sebagainya), kita harus mencegahnya dengan memberikan alasan yang logis, baik atas dasar agama maupun sosial dan yang lainnya. Cara mencegahnya dengan tangan (kekuasaan), apabila tidak mampu, dengan lisan; apabila tidak mampu cukup dalam hati saja bahwa kita tidak ikut berbuat yang dilarang. Menerapkan Perilaku Mulia 3. Ketika melihat sesuatu yang baik (baik menurut agama maupun masyarakat), mencontohlah. Dimulai dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan dari sekarang. Tidak boleh ditunda-tunda. 4. Melibatkan diri secara aktif pada kegiatan-kegiatan keagamaan seperti: peringatan hari besar Islam (Maūlid Nabi Muhammad saw., Isrā‟ Mi‟rāj, Nuzulul Qur‟ān, dan lain-lain) baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. 5. Memprakarsai kegiatan dakwah Islam di sekolah, remaja masjid, karang taruna, dakwah kampus, dan lain sebagainya. 1.
Inilah Hasil Presentasi Kami Dari kelompok 3 Terima Kasih Atas Perhatiannya