2
Beri Acungan Jempol pada Pengajar SM3T Banyak kisah keteladanan pengajar sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T), yang diekspos oleh media massa. Dari kisah itu, kita menjadi tahu, bahkan paham, betapa heroik mereka dalam mengemban amanat sebagai guru di daerah 3T. Bukan sekadar mengajar di depan kelas sebagaimana umumnya guru di perkotaan di mana para siswa sudah tertib belajar. Mereka bahkan menggerakkan masyarakat hingga memahami betul betapa penting peran pendidikan untuk kehidupannya. Sekadar menyebut contoh pengajar SM3T yang kisahnya membuat decak kagum adalah Abdel Muhaimin dan Ramli Sihombing. Mereka bertugas di Provinsi Papua. Abdel di pedalaman Kabupaten Teluk Bintuni, sedangkan Ramli di Kabupaten Lanny Jaya. Abdel bercerita, semula masyarakat di tempatnya bertugas beranggapan bahwa sekolah tidak penting. Akibatnya, sekolah menjadi sepi dan buta aksara merebak di kalangan anak-anak dan orang dewasa. Dengan pendekatan terus menerus, akhirnya para orangtua ikut mendorong putra-putrinya bersekolah. Semula, ketika ia datang, hanya ada 20 siswa. Tujuh bulan kemudian, siswanya bertambah menjadi 110 peserta didik. Cerita yang kurang lebih sama juga disampaikan oleh Ramli, bahwa pertama kali menginjakkan kaki di lokasi penugasan, ia mendapati 70 persen penduduknya buta aksara. Ia kemudian melakukan pembelajaran intensif bagi semua siswanya. Hasilnya, kini anak-anak di sekolah tersebut tidak hanya mampu membaca, tetapi juga sudah mahir menyanyikan lagu berbahasa Melayu, Jawa, bahkan Riau. Fakta yang dikemukakan oleh Abdel dan Ramli itu menunjukkan, alangkah berperan pengajar SM3T bagi dunia pendidikan Indonesia, khususnya di daerah 3T. Hal itu juga sekaligus membuka mata kita, bahwa pendidikan sebenarnya belum benar-benar menyentuh daerah tersebut. Terbukti masih banyak penduduk yang buta aksara, sebelum kedatangan pengajar SM3T tersebut. Maka, kehadiran mereka sangat dibutuhkan di wilayah paling ujung dan dalam di seluruh wilayah Nusantara. Maka, sangat pantas jika pemerintah memberi apresiasi kepada mereka, walau pengabdian mereka di daerah tersebut hanya bersifat sementara. Mereka diproyeksikan hanya menetap sekitar 10 bulan. Namun, walau hanya “sebentar”, manfaatnya sungguh luar biasa bagi kemajuan pendidikan di daerah 3T. Pemerintah, seperti disampaikan Mendikbud, Mohammad Nuh di SD dan SMP Satu Atap (Satap) Ninjemor, Papua Barat, Kamis (8/5), berniat memberi apresiasi bagi pengajar SM3T yang telah menyelesaikan tugasnya. Mereka akan mendapatkan pendidikan profesi guru (PPG), sehingga kelak dapat menjadi guru profesional. Berkaitan dengan hal itu, Mendikbud telah menjalin komunikasi dengan Menpan dan RB guna memprioritaskan SM3T dan mengangkatnya menjadi CPNS melalui jalur tes. Diharapkan, alumni SM3T dapat menjadi guru tetap di daerah 3T. Pengangkatan mereka menjadi PNS dipastikan akan menambah semangat alumni maupun pengajar baru SM3T yang mencapai sekitar 3.000 orang setiap tahun. Setiap sekolah yang ditinggal oleh pengajar SM3T akan cepat diisi oleh pengajar baru, sehingga proses pembelajaran di daerah 3T dapat berjalan berkesinambungan. Proses pembelajaran akan lebih baik jika terdapat guru tetap seperti yang diharapkan oleh pemerintah. Menyadari peran pengajar SM3T sedemikian penting bagi pemerataan layanan pendidikan, ada baiknya kita acungi jempol kepada mereka. Apresiasi, apapun bentuknya, sangat berguna untuk memompa semangat juang para pengajar SM3T. Selamat berjuang. (*)
Hardiknas dan Masyarakat ASEAN Untuk pertama kalinya Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2014 dipusatkan di Papua Barat, tepatnya di Alun-alun Kota Aimas, Kab. Sorong. Karenanya, tidaklah berlebihan juga jika pada puncak acara itu diluncurkan SMA Terbuka, sebuah program yang disiapkan untuk mendukung tercapainya program besar Pendidikan Menengah Universal (PMU). Diketahui bersama salah satu target PMU adalah tercapainya angka partisipasi kasar (APK) sebesar 97 persen di tahun 2020. Karena itu menyertai program PMU, pemerintah telah menyiapkan BOS SM (bantuan operasional sekolah menengah) juga BSM (bantuan siswa miskin), pembangunan RKB dan USB (ruang kelas baru dan unit sekolah baru). Tapi itu semua belumlah cukup untuk merealisasikan target APK 97 persen pada 2020, maka digagaslah beberapa program afirmasi (keberpihakan) antara lain SMA Terbuka dan Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM). Diyakini melalui program afirmasi ini, target APK sebesar itu akan bisa tercapai tepat waktu bahkan mungkin lebih cepat. Begitu pentingkah APK 97 persen? Jangan dulu menjawab penting atau tidak. Fakta-fakta ini sesungguhnya sangat membutuhkan capaian APK itu. Betapa tidak. Komposisi angkatan kerja kita saat ini masih didominasi kelompok tidak sekolah dan sekolah dasar. Ini artinya, jika kita ingin bersaing di pasar global, maka menjadi keharusan untuk terus memperbesar komposisi angkatan kerja kita yang berasal dari tenaga terdidik (baca: lulusan jenjang pendidikan menengah). Sementara di sisi lain, arus globalisasi terus bergerak. Yang paling dekat pada tahun 2015 mendatang adalah masyarakat ASEAN atau ASEAN Community, yang di satu sisi menuntut sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk siap “bertarung” dengan SDM di negara ASEAN lainnya. “Pertarungan” ini hanya bisa menang dan akan dimenangkan oleh mereka yang memiliki pengetahuan lebih, mereka yang mengenyam pendidikan lebih lama dan lebih tinggi. Tanpa bekal ini, maka bisa jadi SDM yang kita miliki hanya menjadi penonton, karena kalah bersaing dengan SDM dari negara ASEAN lainnya. Itu semua fakta, yang menggiring kita untuk mengatakan bahwa APK 97 persen adalah sesuatu yang harus segera kita raih dan wujud nyatakan. Kembali ke puncak peringatan yang digelar di Kabupaten Sorong. Momentum ini ingin kita jadikan sebagai bagian dari bukti nyata bahwa sesungguhnya Pemerintah Pusat tidaklah abai terhadap perkembangan pendidikan daerah, karena diyakini melalui pendidikanlah kita bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa ini lebih baik lagi. Itu sebabnya, mengambil momentum puncak Hardiknas di Sorong, kita juga menandainya bukan hanya peluncuran SMA Terbuka, tapi juga meresmikan berdirinya fakultas kedokteran di Universitas Negeri Papua, juga merealisasikan berdirinya Kampus 3 Universitas Negeri Papua di Raja Ampat. Ini semua dilakukan sebagai bagian dari keinginan kita untuk membangun SDM yang tangguh dalam kerangka menyiapkan diri agar bangsa ini bisa makin sejahtera. Berbagai program ini tentu bukan semata untuk menyiapkan SDM yang andal dan mencapai target APK 97 persen dalam menunjang PMU, tapi juga berkait erat dengan upaya untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih luas, lebih merata, tanpa membedakan asal usul wilayah, suku, budaya, dan juga ekonomi. Ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehendak untuk mewujudkan Education For All (EFA), pendidikan untuk semua. Mari kita sambut upaya untuk memberikan layanan pendidikan seluasluasnya untuk menyiapkan SDM tangguh memasuki Masyarakat ASEAN. (***)
Mendikbud: Pendidikan di Papua Barat sudah bangkit. Ayo, teman-teman di Papua Barat. Bangkit dan Maju! Mendikbud, Mohammad Nuh memastikan siswa akan menerima buku Kurikulum 2013 secara gratis. Horee...! Orangtua murid pasti senang, buku tidak harus beli. Sekolah tidak diperbolehkan membeli buku selain buku yang disediakan oleh penyedia yang ditetapkan. Pak/Bu Kepsek, jangan beli buku di tempat lain, ya.
Desain Perwajahan & Tata letak: vien.adrian Fotografer: Sukemi Keterangan Foto: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh diapit dua penari diiringi tarian khas yang merupakan bagian dari upacara penghormatan bagi tamu yang datang ke Kabupaten Sorong, Papua Barat. Mendikbud melakukan kunjungan kerja ke provinsi tersebut dalam rangka puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang berlangsung selama lima hari, mulai Kamis (8/5) hingga Senin (12/5).
Pelindung: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh; Wakil Menteri Bidang Pendidikan, Musliar Kasim; Wakil Menteri Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti; Penasihat: Sekretaris Jenderal, Ainun Na’im; Pengarah: Sukemi; Penanggung Jawab: Ibnu Hamad; Pemimpin Redaksi: Dian Srinursih; Dewan Redaksi: Hawignyo; Redaktur Pelaksana: Emi Salpiati; Staf Redaksi: Ratih Anbarini, Arifah, Seno Hartono, Aline Rogeleonick, Desliana Maulipaksi, Dina Ayu Mirta; Fotografer: Arif Budiman, Ridwan Maulana; Desain dan Artistik: Susilo Widji P., Yus Pajarudin; Sekretaris Redaksi: Tri Susilawati; Redaktur Eksekutif: Priyoko; Alamat Redaksi: Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, Kemdikbud, Gedung C Lt.4, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Telp 021-5711144 Pes. 2413, 021-5701088. Laman: www.kemdikbud.go.id
3
Peresmian 67 Rumah Pintar
Rumah Pintar untuk Jangkau Masyarakat Lebih Luas Rumah pintar sebagai satuan pendidikan nonformal memiliki peran sebagai fasilitas pendidikan yang mampu menjangkau masyarakat lebih luas. Rumah pintar dapat didirikan melalui peran masyarakat dan organisasi nonprofit lainnya, sehingga mampu menembus batas geografis dan keterbatasan anak-anak bangsa. Jumlah rumah pintar akan terus diperbanyak dan diperluas keberadaannya.
Rumah Pintar (Rumpin) memiliki beberapa peranan, salah satunya sebagai fasilitas pendidikan yang mampu menjangkau yang tidak terjangkau (reach the unreachable). Rumpin telah ditetapkan sebagai satuan pendidikan nonformal sejenis melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2013. “Dalam peran melayani yang belum terjangkau ini, rumah pintar dapat menyelenggarakan pendidikan anak usia dini, pendidikan keaksaraan, dan pelatihan kecakapan hidup. Dengan demikian tidak ada satupun yang tertinggal dalam pendidikan untuk peradaban yang unggul,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, saat memberikan sambutan dalam acara peresmian 67 rumpin di Balaraja, Tangerang, Banten, Senin (19/5). Peresmian ini sendiri dilakukan oleh Ibu Negara, Ani Yudhoyono. Sebanyak 67 rumpin yang diresmikan itu tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Dari 67 rumpin itu, 30 unit di antaranya merupakan rintisan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), 20 unit dari PT Astra Tbk, 9 unit dari Provinsi Jambi, 3 unit lainnya di bagian terdepan Indonesia (di Myangas oleh BRI, di Sangihe oleh Bank Mandiri, dan di Rote Ndao oleh BNI), dan 5 unit rumpin dari swadaya pribadi, lembaga dan perusahaan lain. Koordinator Program Indonesia
Foto: Ridwan PIH
Ibu Negara, Ani Yudhoyono (tengah) berbincang bersama anak-anak yang hadir di rumah pintar yang diresmikan di Balaraja, Tangerang, Banten, Senin (19/5). Pada peresmian itu, Ibu Negera didampingi Ibu Herawati Boediono; Mendikbud, Mohammad Nuh; dan Ibu Laily M. Nuh.
Pintar dari Solidaritas Istri Kabinet mendatang bersamaan dengan Sail Indonesia Bersatu (SIKIB), Laily Raja Ampat,” ujar Ibu Ani. Mohammad Nuh, mengatakan, Usai memberikan sambutan, pembangunan rumpin di daerah Ibu Ani menandatangani 11 terdepan Indonesia merupakan prasasti peresmian rumpin. Ia juga arahan dari memberikan Presiden Susilo bantuan alat Bambang permainan Yudhoyono edukasi dan kepada buku-buku SIKIB agar karyanya sendiri Rumah pintar dapat memerhatikan kepada 67 menyelenggarakan daerah-daerah rumpin yang pendidikan anak usia dini, diresmikannya. terdepan atau terluar Indonesia. Peresmian pendidikan keaksaraan, Ibu Ani Rumah dan pelatihan kecakapan 67 Yudhoyono Pintar tersebut hidup. Dengan demikian menyatakan, juga dihadiri peresmian Ibu Herawati tidak ada satupun 67 rumpin ini Boediono. yang tertinggal dalam merupakan wujud Mendikbud pendidikan untuk nyata kepedulian menjelaskan, dan partisipasi pertumbuhan peradaban yang unggul. masyarakat untuk rumpin memperluas kesempatan memperoleh menunjukkan kesungguhan peran pendidikan. Hingga 19 Mei 2014, serta masyarakat swadaya dan ujarnya, telah dibangun 444 rumpin di organisasi perempuan seperti SIKIB seluruh Indonesia. dan pihak swasta. “Untuk itu saya “Insya Allah sampai akhir tahun menyampaikan terima kasih dan 2014 akan ada tambahan dari penghargaan yang tak terhingga,” dana rintisan dan penguatan dari tuturnya. Kabupaten Pacitan. Dan satu rumah Dalam perkembangannya, pintar yang akan saya resmikan Juni rumpin menjadi layanan pendidikan
Sekilas tentang Rumah Pintar Rumah Pintar (rumpin) merupakan “Rumah Pendidikan” untuk masyarakat yang digunakan sebagai wahana penyediaan sarana pendidikan melalui berbagai sumber ajar. Rumpin pertama kali digagas oleh Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Program rumpin merupakan program “community development” yang sangat komprehensif antara ilmu pengetahuan dan kesejahteraan, karena dapat memadukan sekaligus antara pendidikan dan lapangan pekerjaan. Rumpin bertujuan meningkatkan budaya baca masyarakat dan meningkatkan penghasilan penduduk dengan memberikan bekal keterampilan, sehingga
yang menerapkan pengembangan kemampuan belajar sepanjang hayat karena dapat melayani peserta didik sejak lahir hingga usia lanjut. Kelengkapan sentra di rumpin sudah komprehensif untuk memenuhi kriteria belajar sepanjang hayat, karena meliputi adanya layanan untuk segala usia; sinergi sekolah, keluarga, dan masyarakat; peluang untuk menguasai teknologi, informasi dan komunikasi; menambah kemampuan beraksara, berbahasa, budaya dan seni; pembelajaran mandiri; pemberdayaan sumber daya dan dana masyarakat, dan peluang untuk adanya sertifikasi bagi peserta didik dan tutornya. Pada kesempatan berbeda, Mendikbud menyatakan bahwa rumpin dapat memberi kontribusi yang baik bagi mata rantai pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena menurutnya dari hal-hal yang sederhana ini sesuatu yang besar akan terwujud. Diharapkan bisa terjalin kerja sama antara pengurus rumpin dengan pemerintah daerah setempat serta unsur swasta, karena kerja sama semacam ini sangat penting untuk menjaga keberlangsungan rumpin. (Desliana, Ratih)
diharapkan tercipta perluasan peluang kerja dan lowongan kerja bagi masyarakat yang membutuhkan melalui aktivitas pada sentra kriya. Dalam perkembangannya, program rumpin mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk salah satunya adalah Lembaga Pendidikan, Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Rumpin dianggap dapat membantu pencapaian target Education For All (EFA) oleh UNESCO. Pada 2013, keberadaan rumpin di tengah masyarakat lebih diakui eksistensinya secara resmi oleh pemerintah sebagai salah satu Satuan Pendidikan Nonformal Sejenis, setelah diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2013 tentang Satuan Pendidikan Nonformal Sejenis. Sebagai Satuan Pendidikan Nonformal Sejenis, rumpin dapat melayani masyarakat mulai usia dini hingga usia lanjut dalam bentuk pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan keaksaraan, pengembangan minat baca masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk lain yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. (Ratih, dari berbagai sumber)
Puncak Peringatan Hardiknas di Sorong
Belajarlah Kebersamaan di Papua Barat jalan sehat yang diselenggarakan di alun-alun Aimas, Sorong. Didampingi Wakil Bupati Sorong, Suko Harjono, serta para pejabat eselon satu dan dua di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), ia ikuti acara bersama siswa SD, SMP, dan SMA, guru, serta pengajar SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah 3T) di Kabupaten Sorong. Jalan sehat yang dimulai sejak pagi tersebut diiringi penampilan drumband dari para pelajar SD dan SMP terpilih. Usai jalan sehat, peserta disuguhi acara pemberian doorprize yang dipersembahkan oleh Telkomsel dan BRI. Dalam rangkaian acara tersebut, para pengajar SM3T melakukan demo penyablonan kaos secara cepat. Keesokan harinya, Sabtu (10/5), Foto: Yus PIH sekitar seribu orang yang terdiri atas Suasana jalan sehat yang diiringi penampilan drumband dari para pelajar SD dan SMP terpilih di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Jalan sehat siswa, guru, dan tenaga pendidik menjadi bagian dari puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang tahun ini mengangkat tema “Pendidikan untuk Peradaban peserta program SM3T, berkumpul Indonesia yang Unggul”. di lokasi yang sama. Mereka hadir untuk mengikuti acara puncak Hardiknas yang tahun ini mengangkat Kabupaten Sorong, Papua Barat, mendapat kehormatan dari Kementerian Pendidikan dan tema “Pendidikan untuk Peradaban Kebudayaan (Kemdikbud) sebagai lokasi puncak peringatan Hardiknas tahun ini. Perhatian Indonesia yang Unggul”. pemerintah terhadap Papua Barat tak pernah luput, khususnya di bidang pendidikan. Acara dimulai sejak pagi hari, dan dimeriahkan dengan tarian khas Papua yang diperagakan oleh siswasiswi dari Sorong. Dalam kesempatan Puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2014 ini tersebut, Mendikbud juga meluncurkan secara berbeda dari peringatan tahun-tahun sebelumnya. Ini kali pertama acara resmi enam SMA Terbuka yang tersebar di puncak peringatan Hardiknas diselenggarakan di luar Jawa, yaitu di Kabupaten enam lokasi berbeda. Usai peluncuran yang Sorong, Papua Barat. Sejumlah acara digelar, mulai dari pameran pendidikan, ditandai dengan pelepasan balon, ia melakukan Ini tandanya jalan sehat, hingga pemberian penghargaan bagi pimpinan daerah yang dinilai konferensi video jarak jauh dengan bupati kecintaan kita memiliki komitmen kuat memajukan dunia pendidikan di daerahnya. dari keenam daerah yang menjadi lokasi SMA Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh yang kepada masyarakat Terbuka tersebut. hadir dalam puncak peringatan Hardiknas tersebut mengungkapkan alasannya Papua, khususnya Pada hari yang sama, Mendikbud juga mengapa memilih Sorong sebagai lokasi penyelenggaraan puncak peringatan Papua Barat, untuk meninjau lokasi pameran yang berada di sekitar Hardiknas. “Ini tandanya kecintaan kita kepada masyarakat Papua, khususnya panggung utama. Sejak kedatangannya pukul menuju peradaban Papua Barat, untuk menuju peradaban Indonesia yang unggul,” tutur 09.00 WIT. Mendikbud bersama rombongan Mendikbud, menyampaikan alasannya. Indonesia yang langsung menuju stan pameran yang telah Pada kesempatan lain, ia menuturkan, dipilihnya Sorong merupakan bentuk unggul. disiapkan sejak Jumat (9/5). Pameran ini perhatian khusus pemerintah bagi masyarakat di tanah Papua. “Papua butuh disusun menjadi 20 stan yang berisi produkperhatian khusus karena wilayah geografisnya yang luar biasa,” katanya. produk pendidikan dan kebudayaan dari Kemdikbud, SM3T, Universitas Ia menyebut, masyarakat Sorong merupakan cerminan bangsa Indonesia Papua, SMK Negeri 2 Sorong, serta pameran dari masyarakat Sorong yang yang majemuk. Bukan hanya suku asli Papua, penduduk Sorong juga berasal mempraktekan langsung cara membuat Noken. dari berbagai pulau di Indonesia. Interaksi harmonis masyarakat yang terjalin di Ketika berada di stan Kemdikbud yang digawangi oleh Pusat Informasi dan sana merupakan cermin kebersamaan dan cinta kasih sesama anak bangsa. Humas Kemdikbud, Mendikbud menunjukkan poster yang memperlihatkan “Toleransi menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat majemuk. Kalau sekolah-sekolah di daerah Papua yang telah direhabilitasi kepada Gubernur mau belajar tentang kebersamaan, belajarlah di Papua,” tuturnya. Papua Barat, Abraham O. Aturury. “Ini Pak, sekolahnya sekarang sudah bagus,” tuturnya. Rangkaian Acara Rangkaian acara puncak peringatan Hardiknas bersama Mendikbud dimulai Selama 30 menit Mendikbud dan rombongan meninjau seluruh lokasi pada Jumat (9/5). Pada kesempatan itu, Mendikbud turut memeriahkan acara pameran. Stan terakhir yang didatangi adalah stan SM3T. (Aline, Seno)
Enam SMA Terbuka Diluncurkan Bertepatan dengan acara puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional yang didampingi oleh Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya dan (Hardiknas), enam SMA terbuka diluncurkan. Peluncuran dilakukan oleh Gubernur Papua Barat, Abraham Octavianus Aturury. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, ditandai Bupati Kabupaten Banjar, Ahmad Fauzan Saleh, menyambut gembira dengan pelepasan rangkaian balon di lapangan alun-alun Aimas Kota Baru, diluncurkannya SMA Terbuka. Keberadaan SMA Terbuka, kata dia, akan Kabupaten Sorong, Papua Barat, Sabtu (10/5). membantu pencapaian target angka partisipasi kasar (APK) pendidikan Mendikbud melakukan konferensi video jarak jauh menengah di Kabupaten Banjar yang saat ini baru 88 dengan keenam bupati tempat enam SMA Terbuka persen untuk mencapai 97 persen. tersebut didirikan. Keenam lokasi tersebut: SMAN 1 Semangat tinggi menyambut SMA Terbuka ini juga Narmada Lombok Barat; SMAN 1 Gambut Kabupaten disampaikan oleh Bupati Bandung Barat, Abu Bakar. Banjar, SMAN 12 Merangin, Jambi; SMAN 2 Padalarang, Kabupaten Bandung Barat yang baru berusia tujuh SMA Terbuka ini akan terus Bandung Barat; SMAN 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur tahun, kata dia, memiliki tugas besar untuk mempercepat diberi dorongan, karena dan SMAN 3 Sorong, Papua Barat. pencapaian APK pendidikan menengah. “Dengan adanya meski ada halangan geografis SMA Terbuka ini, tidak perlu menunggu tahun 2020 untuk Dalam telekonferensi tersebut, para bupati tapi kami tetap ingin memberi mencapai APK 97 persen. Mudah-mudahan dalam tiga menyampaikan perkembangan persiapan dan harapan dengan diluncurkannya SMA Terbuka. Mulai tahun tahun ke depan sudah bisa terpenuhi,” katanya. layanan terbaik. pelajaran baru di bulan Juli mendatang, SMA Terbuka Kabupaten Bandung Barat termasuk salah satu mulai menerima peserta didik baru. wilayah yang berdekatan dengan ibu kota negara. Untuk “SMA Terbuka ini akan terus diberi dorongan, karena meski ada halangan itu, kata Mendikbud, adalah tugas bersama pemerintah pusat dan daerah untuk geografis tapi kami tetap ingin memberi layanan terbaik,” kata Mendikbud, segera melunasi target-target pendidikan di daerah tersebut. (Aline)
Kebangkitan Pendidikan dari Papua Barat Berusahalah terus-menerus memajukan pendidikan daerah terdepan, terluar, dan tertinggal, misalnya Papua dan Papua Barat. Dengan sentuhan pendidikan, anak-anak di bagian timur Indonesia itu bakal menggapai kemajuan sebagaimana yang telah dialami oleh saudara-saudaranya di pulau lainnya.
Sebagai rangkaian acara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, mengunjungi sekolah sasaran program SM3T, yaitu SD dan SMP Satu Atap (Satap) Ninjemor, di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) tergolong masih baru, dimulai pada 2011 lalu. Foto: Ridwan PIH Dalam perjalanan menuju lokasi, rombongan Mendikbud disambut ratusan guru dan siswa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh beserta Ibu Laily M. Nuh dan rombongan mengunjungi SD, SMP, dan SMA. Hal itu rupanya membuat sekolah penerima program SM3T di Sorong, Papua Barat, dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kamis (8/5). Kehadiran pengajar SM3T dapat menjawab kelangkaan tenaga pengajar di daerah 3T serta memberikan dampak positif terhadap Mendikbud dan rombongan sangat terkesan. perkembangan pendidikan di Indonesia. “Melihat sepanjang jalan bangunan sekolah relatif bagus, serta siswa dan dan guru berjejeran Indonesia Raya sampai yang melakukan tarian Yospan, dan berbagi cerita dari menyambut rombongan, itu menunjukan bahwa pengalaman pengajar SM3T,” tutur Mendikbud dengan haru. pendidikan di Papua Barat sudah bangkit. Insya Allah tidak terlalu lama adikIa menuturkan, pekerjaan sebagai tenaga pendidik yang bertugas di daerah adik kita akan bisa memimpin bangsa ini,” tutur Mendikbud, saat menyapa para 3T adalah pekerjaan mulia. “Kami atas nama Kementerian mengucapkan siswa dan penduduk di SD dan SMP Satap Ninjemor, Kamis (8/5). terima kasih setingging-tingginya kepada para pengajar,” ujar Mendikbud. Ia menuturkan, sudah seharusnya seluruh pihak membantu mengantarkan Para pengajar SM3T bukan hanya pejuang-pejuang di dunia pendidikan, dan memberikan sentuhan anak-anak Papua Barat, sehingga mereka bisa tetapi juga pejuang di bidang kemanusiaan. “Bisa dibayangkan, para pengajar bangkit dan keluar dari mata rantai ketidaktahuan, kemiskinan, agar hidupnya tersebut jauh-jauh datang, karena terpanggil untuk memberikan sentuhan menjadi terang benderang serta berkecukupan. kepada saudara-saudara yang ada di pelosok sebagai bagian dalam “Inilah tekad kita. Itu tugas berat pengajar SM3T, suatu saat akan terobati, membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tuturnya. bahkan sekarang pun juga terobati dengan pancaran jiwa yang luar biasa dari Ia menambahkan, hal tersebut dilakukan karena ada sebagian saudaraadik-adik kita dengan keinginan keluar dari ketidaktahuan dan bangkit menjadi saudara kita yang berada di negara yang sama, memiliki pemerintahan dan pemimpin bangsa,” ujarnya. presiden yang sama, tetapi belum bisa mendapatkan layanan pendidikan dasar Mendikbud mengaku sempat terharu ketika melihat anak-anak menyanyikan dan menengah. “Dari situlah pemerintah terpanggil untuk memberikan layanan lagu Indonesia Raya. “Mereka memiliki jiwa merah putih yang sangat luar yang paling mendasar bagi masa depan anak-anak di daerah 3T,” katanya. biasa dan memiliki harapan besar terhadap bangsa ini. Indonesia bukan hanya Sedikitnya ada sekitar 35 peserta program SM3T yang mengajar di sekolah Jakarta, tetapi Indonesia adalah NKRI, mulai dari Sabang sampai Merauke,” tersebut, mayoritas alumnus Universitas Negeri Makassar. Mereka telah pungkasnya. mengabdi selama delapan bulan. (Seno) Ia memberi pesan kepada civitas akademika Universitas Negeri Papua (Unipa) yang hadir. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Papua, Unipa diharapkan dapat memberikan layanan yang terbaik di dunia pendidikan. “Bukan hanya Unipa, tetapi juga universitas lain harus mendukung,” tegasnya. Hal tersebut penting, karena pendidikan dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa dan anak-anak Indonesia. Sementara itu, saat berdialog dengan peserta didik di sekolah tersebut, Mendikbud menjanjikan akan memberikan seragam lengkap, mulai dari topi hingga sepatu. Untuk itu, ia meminta data jumlah siswa kepada kepala sekolah. Pada kesempatan itu, ia berjanji akan membangun ruangan yang dapat dimanfaatkan untuk perpustakaan atau komputer. Ruangan itu Sudah diharapkan dapat digunakan secara maksimal untuk seharusnya menunjang kegiatan belajar mengajar. “Meskipun letaknya jauh, tidak boleh jadi yang tertinggal,” seluruh pihak ungkap Mendikbud, mengomentari lokasi Sekolah membantu Satap Ninjemor. mengantarkan Ia pun menyatakan kebanggaan dan dan memberikan kecintaannya terhadap Papua. “Kita cinta Indonesia. sentuhan anak- Selamat berjuang untuk para pendidik yang ada di anak Papua Papua,” tuturnya, bersemangat.
Barat, sehingga mereka bisa bangkit dan keluar dari mata rantai ketidaktahuan, kemiskinan, agar hidupnya menjadi terang benderang serta berkecukupan.
Mendikbud Terharu
Saat tiba di sekolah yang terletak di Jalan Petrochina KM10 Distrik Moi Segen, Papua Barat itu, Mendikbud menyaksikan peristiwa yang membuatnya tak kuasa menahan haru dan meneteskan air mata. Hal itu terjadi ketika Mendikbud melihat para siswa SD dan SMP Satap Ninjamor menyanyikan lagu Indonesia Raya. “Sungguh sangat mengharukan kalau kita tatap dengan menggunakan mata hati, adik-adik kita yang sekolah di sini mulai dari yang menyanyikan
Mendikbud Pantau UN di SMP Negeri 5 Kota Sorong Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, turut memantau pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMP/sederajat di Kota Sorong, Papua Barat. Sekolah yang dikunjungi adalah SMP Negeri 5 Kota Sorong. Berdasarkan pantauannya itu, Mendikbud menilai, pelaksanaan UN di sekolah tersebut berjalan lancar. SMP Negeri 5 Kota Sorong menjadi sekolah dengan peserta UN terbanyak di kota tersebut, yaitu sebanyak 381 siswa. Sementara itu, Kepala SMP Negeri 5 Kota Sorong, A.K. Lallo di kantornya, Rabu (7/5) mengungkapkan, tidak ada hambatan selama UN berlangsung. Jumlah soal sesuai dengan jumlah peserta, sehingga UN di sekolahnya berlangsung dengan baik. Ia menuturkan, persiapan yang dilakukan siswa menjelang UN di antaranya dengan mengikuti pelajaran tambahan yang diadakan pada Januari-April 2014. Pelajaran tambahan dilaksanakan setiap Senin, Rabu, dan Jumat, selama dua jam, setelah jam pelajaran sekolah selesai. Selain pelajaran tambahan, sekolah juga melaksanakan uji coba UN. Uji coba pertama dilakukan pada tanggal 17-18 Februari 2014, kedua pada tanggal 3-4 Maret 2014, dan ketiga pada tanggal 14-15 April 2014. Selain sebagai sekolah pelaksana UN, SMP Negeri 5 Kota Sorong juga menjadi sekolah subrayon 4 bagi empat sekolah lain di sekitarnya, yaitu SMP Yapis Muhammadiyah, SMP Moria, SMP Nusantara, dan SMP Kuba. Terkait isu kebocoran soal, Lallo yakin hal itu tidak akan terjadi. Menurutnya, oknum yang mengaku memiliki jawaban memanfaatkan hal ini untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar. “Saya mendorong para siswa untuk selalu jujur dan percaya diri,” tandas Lallo. (Seno)
Mendikbud Kunjungi Beberapa Sekolah di Raja Ampat
Ajak Penduduk untuk Terus Sekolah... Sekolah... dan Sekolah
Foto: Sukemi
Mendikbud, Mohammad Nuh dan rombongan berfoto bersama dengan siswa, guru dan masyarakat di Kampung Sauwandarek di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Papua Barat, Minggu (11/5).
Rangkaian acara puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2014 diisi pula dengan kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, ke beberapa sekolah di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Kunjungan yang dilakukan pada Minggu (11/5) itu sebelumnya memang tidak direncanakan.
Meski tidak direncanakan, menduga seorang menteri akan Mendikbud sempat bertemu dan berkunjung ke kampungnya. berdialog dengan salah satu pengajar, Selain ke SD Advent para orangtua, dan beberapa murid, Sauwandarek, Mendikbud juga yang lokasi tempat tinggalnya mengunjungi SMK Negeri 2 tidak berjauhan dengan SD Advent Waisai, Raja Ampat, Senin (12/5). Sauwandarek di Distrik Meos Mansar, Dalam kesempatan itu, Mendikbud Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. didampingi Direktur Jenderal Saat berdialog dengan guru, siswa Pendidikan Menengah, Achmad dan para orangtua, Jazidie, dan pejabat Mendikbud mengajak terkait lainnya. masyarakat di sana SMK Negeri 2 untuk semangat Waisai memiliki dua ke sekolah, karena program keahlian, Saat berdialog hanya pendidikanlah masing-masing dengan guru, siswa yang akan dapat keahlian Bisnis mengubah nasib di Manajemen dan dan para orangtua, kampung nelayan dengan Mendikbud mengajak Pariwisata itu. “Pokoknya bidang keahlian masyarakat di sana sekolah, sekolah, Administrasi untuk bersemangat Perkantoran dan sekolah, tanpa itu nasib kita tidak dan Perhotelan. sekolah, karena akan berubah,” kunjungan hanya pendidikanlah Dalam kata Mendikbud, singkatnya itu, yang akan dapat sambil mengajak Mendikbud memberi mengubah nasib di menyanyikan semangat kepada lagu kebangsaan kampung nelayan itu. siswa dan tenaga Indonesia Raya pendidik di sekolah bersama-sama. tersebut. Disambut Mendikbud menjanjikan akan dengan Selamat Datang, tarian khas memberikan dua ruang kelas kepada Raja Ampat, Mendikbud menyatakan, SD Advent Sauwandarek, melalui kekagumannya terhadap bangunan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten dan fasilitas yang dimiliki SMK Negeri Raja Ampat yang ikut dalam 2 Raja Ampat. kunjungan itu. Sambutan masyarakat “Sungguh saya tidak menyangka begitu meriah, karena mereka tidak sekolah yang jauh dari Jakarta dan
pusat keramaian dan berada di sesuai dengan program studi yang tengah hutan ini, telah berdiri sekolah diinginkan. Tahun 2014 ini, sedikitnya yang luar biasa megah dengan ada 500 siswa yang mengikuti seleksi fasilitas yang sangat bagus. Karena di provinsi Papua Barat. itu saya percaya dan yakin, tidak Mendikbud menjelaskan, program terlalu lama lagi pendidikan di Raja afirmasi ini disiapkan agar pendidikan Ampat akan mampu bersaing dengan di Papua dan Papua Barat dapat daerah-daerah lainnya,” katanya. sejajar dengan pendidikan di provinsi Di tengah kekagumannya lain. “Kami memberikan afirmasi untuk itu, Mendikbud juga putra-putri Papua dan mengajak kepada para Papua Barat, karena peserta didik untuk terus itu seleksinya pun belajar dan menimba ilmu berbeda. Jika seleksinya dengan menekankan disamakan dengan Melalui pada karakter kejujuran. peserta didik dari daerah program “Junjung tinggi kejujuran, lain, rasanya tidak adil. afirmasi, karena dengan kejujuran Karena kita tahu fasilitas itu kita akan dapat dan infrastruktur yang diharapkan membangun bangsa ini sumber daya ada di Papua dan Papua lebih baik lagi,” katanya. Barat berbeda,” katanya. manusia di Kunjungan Melalui program Papua dan ketiga di hari yang afirmasi inilah diharapkan sama, Mendikbud sumber daya manusia Papua Barat menyambangi SMA di Papua dan Papua bisa sejajar Negeri 1 Waisai, Raja Barat bisa sejajar dengan dengan Ampat. Di sekolah ini daerah lain. Demikian daerah lain. Mendikbud mengunjungi juga pendidikannya, pelaksanaan seleksi Demikian juga secara perlahan tapi pasti program afirmasi pendidikannya, bisa maju bersama-sama pendidikan buat anakprovinsi lain. perlahan tapi dengan anak Papua Barat. “Sepintas saya melihat pasti, bisa selama kunjungan di Dalam kunjungan maju bersama- Papua Barat, khususnya yang disambut hangat peserta didik SD, sama dengan di Kota Sorong dan Kabupaten Sorong, SMP, dan SMA/SMK provinsi lain. serta Raja Ampat, di sepanjang jalan dari masyarakatnya begitu alun-alun kota Wasai, antusias untuk sekolah. Semuanya Mendikbud memberikan semangat bagus. Ini menandakan kebangkitan kepada para peserta yang sedang dunia pendidikan di Papua Barat,” mengikuti tes seleksi afirmasi kata Mendikbud. pendidikan tinggi (ADIK). Mereka adalah para siswa SMA/SMK yang Sebagaimana dalam tiap kali diharapkan bisa mengikuti kuliah kunjungan, Mendikbud tidak lupa di perguruan tinggi negeri (PTN) untuk mengajak foto bersama baik di luar Papua dan Papua Barat. kepada peserta didik maupun guru Melalui seleksi itu, nantinya mereka dan tenaga kependidikan. Tawaran itu akan ditempatkan di beberapa PTN pun disambut hangat. (Sukemi)
Sekolah Segera Dapatkan Buku Kurikulum 2013 Tahun pelajaran 2014/2015 ini, seluruh sekolah di Indonesia akan menerapkan Kurikulum 2013. Selain melatih guru sasaran, tahapan yang tengah dikerjakan saat ini adalah mencetak dan mendistribusikan buku Kurikulum 2013 dari penyedia ke sekolahsekolah. Hampir 245 Juta eksemplar buku akan dibagikan secara gratis kepada siswa dan guru sasaran. Diharapkan implementasi Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran baru nanti akan berjalan dengan lancar. (Ratih)
Buku Dibagikan Gratis
Mendikbud: Sekolah Bisa Langsung Pesan ke Percetakan
Foto: Arifah PIH
Contoh buku Kurikulum 2013 untuk siswa SD/MI. Tahun ini hampir 245 juta eksemplar buku dicetak untuk memenuhi kebutuhan implementasi Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2014/2015.
Seluruh sekolah akan menerapkan Kurikulum 2013 secara bertahap dan menyeluruh pada tahun pelajaran 2014/2015. Setidaknya ada 200 judul buku yang disiapkan untuk digunakan oleh guru maupun siswa. Sekolah bisa membelinya langsung kepada penyedia yang telah ditetapkan dengan menggunakan dana BOS.
Menteri Pendidikan dan boleh ada pungutan, termasuk Kebudayaan (Mendikbud), pungutan transportasi dari dinas ke Mohammad Nuh memastikan, siswa sekolah, dari toko ke sekolah atau akan menerima buku pelajaran untuk apapun,” tegas Mendikbud, usai Kurikulum 2013 menyampaikan secara gratis, tanpa paparan Kurikulum membayar sepeser 2013 pada calon pun. Di hari pertama instruktur nasional, di sekolah, siswa tingkat Sorong, Papua Barat, Kami umumkan SD dan SMP akan Jumat (9/5). menerima minimal Dari segi kualitas, secara terbuka, enam buku pelajaran. buku yang disiapkan untuk memberitahu untuk Kurikulum “Makanya kami kepada publik bahwa 2013 ini tidak kalah umumkan secara terbuka, untuk dibandingkan dengan (buku) ini gratis. memberitahu kepada yang dijual di Jadi tidak boleh ada buku publik bahwa (buku) pasaran. Dari jumlah pungutan. ini gratis. Jadi tidak halaman, buku paling
kepada penyedia yang sudah tipis akan terdiri dari 112 halaman, ditetapkan,” ungkap Musliar. dengan kertas putih. “Saya buktikan Harga buku di masing-masing dan saya jamin buku kurikulum baru kabupaten/kota dapat berbeda-beda berkualitas baik. Ada delapan tema tergantung dari pemenang tender. kelas 1 SD, harganya berkisar atau Namun, pihaknya telah menetapkan rata-rata Rp 8.000,00 per tema itu harga perkiraan satuan (HPS) yang sudah sampai di sekolah. Untuk dapat menjadi acuan penyedia Matematika sebanyak 400 halaman, menetapkan harga jual. paling mahal harganya Rp 18.000,00, di luar bisa mencapai Rp 70.000,00,” terangnya. Tetap Mencetak Untuk menghindari keterlambatan Untuk mendapatkan buku-buku pengiriman buku, penyedia buku ini, lanjut Mendikbud, sekolah bisa Kurikulum 2013 tetap langsung memesan ke disilakan mencetak buku percetakan yang ditunjuk terlebih dahulu, walaupun sesuai dengan kebutuhan data pesanan dari sekolah di sekolahnya melalui belum diterima. Penyedia aplikasi e-purchasing. Untuk telah memegang Kebutuhan dana untuk pencetakan buku menghindari data jumlah guru dan di provinsi yang Kurikulum 2013 sebesar keterlambatan siswa ditanganinya, sehingga Rp 2,1 triliun. Pendanaan pengiriman dapat mulai mencetak ini dimasukkan dalam berdasarkan data yang mekanisme bantuan buku, miliki tersebut. operasional sekolah penyedia buku mereka Meskipun percetakan (BOS) buku ‘on top’. Kurikulum diberi kewenangan untuk Sementara itu dalam mencetak, ujar Musliar, rapat kerja dengan Komisi 2013 tetap proses pengiriman atau X DPR RI, Mendikbud disilakan distribusi harus sesuai menyebut, pihaknya mencetak dengan pesanan sekolah. menargetkan distribusi buku Kurikulum 2013 buku terlebih Jangan sampai buku yang telah dikirim ke selesai pada akhir Juni dahulu, sekolah tidak terpakai 2014. Ia menjelaskan, walaupun karena sekolah merasa pada saat anak-anak masuk sekolah pada Juli data pesanan tidak pernah memesan tersebut. Dinas 2014 mendatang, mereka dari sekolah buku pendidikan kabupaten/ akan menerima buku belum kota berperan untuk dalam satu set. “Alangkah memantau proses bahagianya kalau adikditerima. pemesanan dan distribusi adik kita pada saat tahun ke sekolah. Dahulukan ajaran baru, sudah tidak mencetak buku untuk daerah yang ada beban lagi untuk membeli buku, jauh distribusinya. gurunya pun juga mendapatkan satu paket. Guru akan menerima buku Berdasarkan data dari Lembaga guru dan buku siswa,” ujarnya. Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Di tempat berbeda, Wakil Menteri Pemerintah (LKPP), tercatat ada Pendidikan dan Kebudayaan bidang 30 perusahaan percetakan yang Pendidikan, Musliar Kasim, berharap memenangkan tender mencetak dan kepala dinas provinsi dan kabupaten/ mengirim buku Kurikulum 2013. kota dapat mengoordinasikan Dalam data pelelangan, sebanyak pemesanan buku Kurikulum 2013, 244.902.511 oplah akan dicetak sehingga tidak ada satu pun sekolah dalam 200 judul buku. Mendikbud yang tidak memesan buku, terutama mengakui, hal ini bukan pekerjaan sekolah yang memiliki dana BOS. mudah karena dilaksanakan dalam “Bagi sekolah yang tidak mengambil 169 paket lelang. “Alhamdulillah dana BOS dapat membeli buku semuanya dapat dilaksanakan,” Kurikulum 2013 secara mandiri katanya. (Aline, Seno, Ratih)
Pesan Buku Hanya pada Penyedia yang Ditetapkan Buku teks menjadi bagian penting dalam implementasi Kurikulum 2013, sebagaimana peran guru sasaran di kelas. Tanpa buku, proses pembelajaran tak akan dapat berjalan lancar. Sekolah diharapkan segera memesan buku agar pada hari pertama tahun pelajaran 2014/2015 dimulai, semua guru dan siswa memilikinya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengumpulkan seluruh kepala dinas pendidikan kabupaten/kota seluruh Indonesia bersama para penyedia buku Kurikulum 2013 pemenang lelang pengadaan buku, di Jakarta, Minggu (1/6)-Selasa (3/6) lalu. Mereka membahas proses pemesanan buku, mengingat hingga batas waktu yang telah ditentukan, hanya di bawah 10 persen sekolah yang telah memesan buku kepada penyedia. Sebelumnya, sekolah diberikan tenggat waktu hingga 28 Mei 2014 untuk melakukan pemesanan buku kepada penyedia. Tenggat waktu diberikan agar penyedia dapat segera mencetak buku sesuai dengan pesanan dan mendistribusikan langsung ke sekolah sebelum akhir Juni 2014. Namun, hingga batas akhir tenggat waktu Dalam tersebut, hanya sedikit pemesanan sekolah yang merespons informasi ini. buku itu ada “Padahal sosialisasi beberapa hal mengenal pemesanan yang perlu buku ini telah kami lakukan melalui berbagai diperhatikan. media, mulai dari media Misalnya, massa cetak, elektronik sekolah tidak (televisi dan radio), maupun laman internet,” diperbolehkan ungkap Sekretaris membeli buku, Jenderal Pendidikan selain buku yang Dasar, Kemdikbud, disediakan oleh Thamrin Kasman, di ruang kerjanya, Rabu pihak penyedia (28/5). buku pemenang Ia menjelaskan, kondisi tersebut lelang yang terjadi salah satunya telah ditetapkan karena sistem daring LKPP. yang tidak berjalan
lancar. Ketiadaan jaringan internet biasanya dialami sekolah-sekolah yang berada di kawasan terpencil. Akibatnya, mereka tidak bisa memesan buku melalui e-katalog yang dikelola Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Untuk itu, dinas pendidikan kabupaten/kota setempat diminta membantu proses tersebut, sehingga sekolah dapat memesan buku sesuai dengan yang dibutuhkan dan menerima buku sebelum tahun pelajaran baru dimulai. Dalam pemesanan buku itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Misalnya, sekolah tidak diperbolehkan membeli buku, selain buku yang disediakan oleh pihak penyedia buku pemenang
lelang yang telah ditetapkan LKPP. Dinas pendidikan kabupaten/kota juga diminta menginformasikan kepada sekolah tentang waktu pengiriman buku. Hal ini dapat membantu sekolah menyiapkan uang yang dibutuhkan untuk membayar buku kepada penyedia saat buku diterima sekolah. “Sekolah wajib membayar langsung kepada penyedia buku sejumlah harga buku Kurikulum 2013 beserta harga materai, sesuai pesanan yang diterima oleh sekolah,” pungkas Thamrin. Tidak hanya itu, dalam pertemuan tersebut, Kemdikbud mengimbau agar perusahaan penyedia buku Kurikulum 2013 proaktif berkomunikasi dengan dinas pendidikan kabupaten/kota, pengelola Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan LKPP. Kemdikbud juga telah membuka posko pengaduan seputar pemesanan buku Kurikulum 2013, yaitu 085811162811 (SD), 08119844025 (SMP), 021-572 5466/081290146789 (SMA/SMK). (Ratih, Billy)
Pengadaan Buku Semester I dan II Berbeda Pengadaan buku Kurikulum 2013 semester dua berbeda dengan semester penyedia juga ada kepastian membayar,” kata Yulianto saat menyampaikan pertama tahun pelajaran 2014/2015. Jika skenario pengadaan di semester paparan pada rapat koordinasi pengadaan buku teks Kurikulum 2013, di pertama dinas pendidikan berperan sebagai pengawas, Jakarta, Senin (2/6). maka di semester dua dana pengadaan buku ini ada di Ia mengatakan, mulai minggu ke dua Juni, LKPP dinas pendidikan. mulai menyiapkan penyusunan paket, termasuk di Pencetakan buku untuk semester dua dijadwalkan dalamnya harga perkiraan sendiri (HPS). LKPP juga akan November mendatang. Untuk itu, dua bulan sebelumnya membuatkan jadwal lelang pengadaan buku Kurikulum (Agustus), proses pemilihan penyedia akan dilakukan. 2013 semester dua. Pada proses lelang, kata Yulianto, Dengan mekanisme Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa yang akan ditayangkan harga per satuan. “Kalau di pembayaran melalui APBD, katalog harga per satuan buku, dan volume buku tidak Pemerintah (LKPP), Agus Rahardjo, siap membantu proses pengadaan penyedia buku untuk semester dua mengikat, sehingga dapat dikalikan dengan yang proses pengadaan akan mendatang. dipesan,” jelasnya. lebih baik, karena akan Ketua Kelompok Kerja Katalog Buku Kurikulum 2013, Ia menambahkan, kelompok kerja katalog buku diperoleh kepastian mulai Kurikulum 2013 memerlukan informasi kebutuhan, alamat Direktorat Sanggah LKPP, Yulianto, mengatakan bahwa dengan mekanisme pembayaran melalui APBD, proses distribusi untuk diinformasikan ke penyedia, sehingga dari pemesanan hingga pengadaan akan lebih baik, karena akan diperoleh bisa menghitung berapa kira-kira penawaran pembayaran ke penyedia. penyedia kepastian mulai dari pemesanan hingga pembayaran ke yang diberikan. “Pada prinsipnya pemilihan penyedia penyedia. harus efisien dan efektif, mendapatkan buku sesuai “Apabila anggaran ada di dinas pendidikan, mekanisme pembayaran dengan spesifikasi yang ditentukan, tepat waktu, dan harga yang sehemat seperti layaknya di APBD melalui DPPKAD. Ini menjadi lebih pasti, dan dari sisi mungkin,” pungkas Yulianto. (Seno)
Sekolah Akan Terima Buku Sebelum Pembelajaran di Sekolah Dimulai Tahapan pemesanan buku Kurikulum 2013 telah terlewati. Sekolah akan menerima buku yang dipesan itu paling lambat akhir Juni 2014. Setidaknya ada 22 penyedia buku tematik SD dan 15 penyedia buku mata pelajaran bagi siswa SMP, SMA, dan SMK yang akan mencetak dan mendistribusikannya ke sekolah-sekolah pemesan. Sebanyak hampir 245 juta buku dengan nilai anggaran mencapai Rp 2,1 triliun akan dikirimkan ke sekolah-sekolah di Indonesia. Buku yang datang tepat waktu tentu memperlancar proses belajar mengajar di sekolah.
Kepala SD Negeri Rawamangun 12 Pagi, Jakarta, Juhana Muhtar melalui hubungan telepon, Senin (9/6) menjelaskan, pihaknya telah memesan buku kepada penyedia yang telah ditunjuk melalui koordinasi dengan dinas pendidikan setempat. Buku telah dipesan sejak Mei 2014 lalu dan saat ini pihaknya menunggu buku tersebut dikirim ke sekolah. Juhana menyebut, ada 18 rombongan belajar (rombel) yang tahun pelajaran baru ini menerapkan Kurikulum 2013. Ke-18 rombel tersebut terdiri atas 4 rombel kelas 1, 5 rombel kelas 2, 4 rombel kelas 4, dan 5 rombel kelas 5. Buku yang dipesan disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada. Setiap rombel terdiri dari 28 siswa dan masing-masing siswa akan menerima delapan buku tematik. “Totalnya Buku telah untuk siswa, dipesan sejak jika dikalikan dengan jumlah Mei 2014 yang lalu dan saat rombel ada, yaitu ini pihaknya 4.032 buku. Ini belum ditambah menunggu dengan buku buku untuk guru,” tersebut ujarnya. Juhana berharap, buku dikirim ke datang tepat sekolah. waktu, sehingga dapat digunakan siswa saat tahun pelajaran baru dimulai. Sementara itu, Wakil Kepala SMP Negeri 1 Palembang bidang Kurikulum, Yanti Pratiwi mengatakan, pihaknya dibantu dinas pendidikan setempat memesan buku melalui aplikasi e-katalog dan e-purchasing. Pemesanan ini dilakukan secara daring pada Mei 2014 yang lalu. Menurutnya, selama proses pemesanan, tidak ditemui kendala berarti. Buku yang dipesan disesuaikan dengan jumlah peserta didik untuk kelas VII sebanyak 224 siswa dan kelas VIII sebanyak 203 siswa. Yanti berharap, buku yang telah dipesan dapat tiba di sekolah sebelum pelaksanaan tahun pelajaran 2014/2015 dimulai. Ia juga berharap, buku guru yang sangat diperlukan
sebagai panduan mengajar di sekolah juga dapat diberikan. “Pengalaman tahun lalu, sekolah kami memang tidak kekurangan buku untuk siswa. Tetapi buku untuk guru sangat kurang. Kami berharap hal itu tidak terjadi lagi,” ujar Yanti saat dihubungi melalui telepon, Selasa (10/6). Sementara itu, persiapan menjelang pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah tersebut diisi dengan pelatihan bagi guru-guru yang akan mengajar di kelas VII dan VIII. Pelatihan dilakukan dengan prinsip “dari kita untuk Foto: WJ PIH kita”. “Artinya, guruguru yang tahun lalu Tumpukan buku Kurikulum 2013 yang digunakan siswa tahun lalu. Buku Kurikulum 2013 itu akan dibagikan gratis sudah mendapat kepada seluruh peserta didik yang menerima penerapan kurikulum baru tersebut. Untuk jenjang SD/MI, siswa pelatihan, kami minta diberikan delapan buku tematik dengan enam tokoh siswa yang mewakili keragaman masyarakat Indonesia. untuk mengajarkan guru-guru lain yang prakarya 424 buku, sejarah 424 buku, satu ini sudah dipesan. Kami sudah belum mendapat pelatihan. Ini inisiatif serta seni dan budaya 424 buku. konfirmasi, penyedia menyampaikan kami untuk melaksanakan Kurikulum Anggaran untuk ke-16 buku tersebut sedang dalam proses pendataan dan 2013 dengan baik di sekolah ini,” mencapai Rp 52,8 juta. pengepakan buku. Hasil kesepakatan tambahnya. Pemesanan buku agama dan budi di Kota Semarang apabila ada Di tempat berbeda, Wakil Kepala pekerti dilakukan buku yang tidak SMA Negeri 5 Semarang bidang oleh CV Aneka Ilmu sesuai dengan Sarana dan Prasarana, Mariyadi dengan tiga mata spesifikasi yang ada yang ditemui Asah Asuh, Jumat pelajaran. Buku di petunjuk teknis, (6/6) mengungkapkan, pihaknya pegangan siswa akan dikembalikan Semua buku semester kepada penyedia,” telah memesan buku Kurikulum untuk kelas X dan 2013 kepada dua penyedia untuk XI, masing-masing kata Mariyadi. satu ini sudah kelas X dan XI. Penyedia pertama, kelas memesan Ia berharap dipesan. Kami sudah proses PT Gramedia menyediakan delapan buku dengan pengiriman konfirmasi, penyedia dapat dilakukan mata pelajaran buku pegangan. jumlah yang sama. Bagi siswa kelas X, mata pelajaran Mata pelajaran tepat waktu sesuai menyampaikan bahasa Indonesia dipesan sebanyak agama Islam petunjuk sedang dalam proses dengan 428 buku, bahasa Inggris 427 buku, dan budi pekerti teknis pada 30 pendataan dan matematika 428 buku, Pendidikan sebanyak 388 buku, Juni 2014, agar Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan agama Katolik dan implementasi pengepakan buku. (PJOK) 426 buku, Pendidikan budi pekerti 20 buku, Kurikulum Pancasila dan Kewarganegaraan serta agama Kristen 2013 dapat (PPKn) 426 buku, prakarya 424 buku, dan budi pekerti 26 buku. Totalnya berjalan dengan lancar. Mariyadi sejarah 424 buku, serta seni dan mencapai RP 7,4 juta. menambahkan, SMA Negeri 5 Kota budaya 424 buku. Semarang yang telah menjadi sekolah Sementara untuk buku pegangan Sementara itu untuk kelas XI, mata guru disesuaikan dengan jumlah sasaran penerapan Kurikulum pelajaran bahasa Indonesia dipesan 2013 tahun lalu, siap menyongsong guru mengajar, yaitu 65 orang guru sebanyak 428 buku, bahasa Inggris pelaksanaan kurikulum baru itu tetap, 9 orang guru tidak tetap, dan 427 buku, matematika 428 buku, pada tahun pelajaran 2014/2015 empat orang guru pemenuhan jam PJOK 426 buku, PPKn 426 buku, mendatang. (Ratih, Seno) mengajar. ”Semua buku semester
Tiga Cara Perkuat Program SM3T
Foto: Sukemi
Suasana penulisan kebermanfaatan Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) pada 1.500 kaos yang berlangsung di Alun-Alun Aimas, Sorong, Papua Barat, Jumat (9/5). Kegiatan ini berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
program ini sangat berarti. Ini menjadi catatan dalam sejarah pendidikan Kelangkaan tenaga pengajar di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) , telah lama menjadi di Indonesia, di mana program masalah akut dunia pendidikan. Banyak peserta didik telantar, karena ketidaktersediaan tenaga SM3T betul-betul menyentuh rakyat pengajar. Program SM3T menjadi harapan baru bagi pemerataan layanan pendidikan. Indonesia,” demikian disampaikan perwakilan pihak Muri yang menyerahkan penghargaan tersebut Program Sarjana Mengajar Cara kedua, bekerja sama dengan juga diharapkan berperan dalam kepada Mendikbud. di daerah Terdepan, Terluar, dan para alumni perguruan tinggi yang memajukan masyarakat di tempat Tentang SM3T, Mendikbud Tertinggal (SM3T) akan terus bersedia menjadi relawan untuk tersebut dan menyebarkan semangat menjelaskan, program tersebut diperkuat dengan tiga cara. Sejauh mengajar di daerah 3T. Jumlah nasionalisme. memang bukan solusi permanen ini, program tersebut terbukti telah peminat program SM3T cukup besar, untuk masalah kekurangan tenaga membawa dampak positif terhadap setiap tahun mencapai 8.000-9.000 pendidik dan peningkatan kualitas Masuk Muri perkembangan pendidikan di orang. Dari jumlah tersebut, pengajar pendidikan di wilayah 3T. Meskipun Keberhasilan pelaksanaan Indonesia. Kombinasi SM3T dengan SM3T yang diambil Kementerian demikian, program ini program SM3T mendapat program dan kebijakan pendidikan sekitar 3.000 orang. betul-betul menjadi solusi penghargaan dari lainnya secara nyata mampu Cara ketiga, adalah dengan yang bisa menjawab Museum Rekor Indonesia meningkatkan Angka menyatukan realitas dunia pendidikan (Muri). Penghargaan Partisipasi Kasar program SM3T di Indonesia. itu diserahkan kepada Bagi (APK) pendidikan yang nantinya akan “Kementerian Mendikbud, Mohammad dasar dan menengah. menjadi guru, dengan masyarakat NTT tidak bisa membalas Nuh, pada acara Hal itu Pendidikan Profesi jasa para pengajar program ini Jumlah peminat silaturahim antara disampaikan oleh Guru (PPG). SM3T. Karena dengan Mendikbud dan pengajar sangat berarti. program SM3T Menteri Pendidikan “Bonus untuk adanya para guru ini Ini menjadi cukup besar, setiap pengajar SM3T ketika SM3T wilayah Papua dan dan Kebudayaan semata-mata untuk Papua Barat, di Sorong, (Mendikbud), selesai dari tugasnya catatan tahun mencapai memuliakan manusia. Papua Barat, Jumat Mohammad Nuh, adalah mereka akan dalam sejarah Jasa mengangkat harkat 8.000-9.000 (9/5). seusai mengunjungi mendapatkan PPG, dan martabat ini yang pendidikan orang. Dari jumlah sehingga dari situ Data Kemdikbud sekolah sasaran tidak bisa dinilai,” kata menunjukkan, hingga di Indonesia, tersebut, pengajar diharapkan dapat yang menjadi lokasi Mendikbud. ini telah dikirim mengajar SM3T di Ia menambahkan, di mana SM3T yang diambil benar-benar menjadi saat sebanyak 7.962 pengajar Papua Barat, yaitu SD guru. Saya sudah pengajar SM3T yang program SM3T Kementerian sekitar komunikasi dengan yang disebar di wilayah dan SMP Satu Atap telah menunaikan betul-betul 3.000 orang. 3T. Program yang (Satap) Ninjemor, Menpan dan RB tugasnya selama dimulai sejak 2011 ini menyentuh Kamis (8/5). untuk memrioritaskan satu tahun diberikan telah memberi manfaat SM3T dan mengangkatnya menjadi kesempatan untuk rakyat Mendikbud menyebutkan tiga langsung kepada anak CPNS melalui jalur tes, untuk dapat kembali ke perguruan cara itu adalah pertama, program Indonesia. bangsa yang berada di mengembangkan pendidikan di tinggi masing-masing SM3T dapat diperkuat melalui kerja daerah 3T. Penghargaan daerah 3T. Harapannya, alumniyang juga bertindak sebagai Lembaga sama dengan pemerintah daerah yang diserahkan kepada Mendikbud alumni dari SM3T dapat menjadi guru Pendidikan Tenaga Pendidik (LPTK) untuk memfasilitasi sekolah-sekolah ini juga diberikan kepada Direktur tetap di daerah 3T,” ujarnya. dan mengikuti pendidikan profesi. yang ada di daerah 3T. “Pada Jenderal Pendidikan Tinggi, Djoko Mendikbud pun telah berkomunikasi hakikatnya yang bertanggung jawab Mendikbud menambahkan, Santoso. dengan Menteri Pendayagunaan secara langsung adalah kabupaten/ SM3T juga memiliki peran tambahan “Kami ucapkan terima kasih, dan Aparatur Negara dan Reformasi kota. Tetapi pusat pun tidak bisa sebagai pengumpul data. Mereka saya membawa pesan dari NTT Birokrasi untuk menambah kuota melepaskan diri. Oleh karena itu, dapat menyampaikan kebutuhan agar program ini jangan sampai aparatur sipil negara untuk guru di kerja sama dengan pemerintah kelas, serta kondisi masyarakat berhenti. Bagi masyarakat NTT, daerah 3T. (Seno, Aline) daerah sangat penting,” katanya. tempat mereka mengabdi. Mereka
Kiprah Pengajar SM3T
Terangi Jiwa dan Pikiran Anak-anak Pada zaman hedonisme seperti sekarang ini, rasanya tidak banyak sarjana yang bersedia mengabdikan diri di daerah terpencil dengan fasilitas kehidupan yang serba minim. Dari yang sedikit itu, tersebutlah pengajar SM3T, yang terkadang berjibaku demi kemajuan pendidikan di daerah pengabdian. Pengajar SM3T adalah pendekar kemanusiaan, yang tidak pernah luput dari perhatian pemerintah. Mengajar di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) bukan pekerjaan mudah. Perlu kekuatan, kesabaran, ketabahan, dan ketahanmalangan. Itulah sebabnya, sebelum bertugas ke daerah tersebut, calon peserta program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM3T) menjalani seleksi ketat untuk bisa menjadi tenaga pengajar program ini. Selain seleksi akademis, mereka juga dilatih ketahanmalangan untuk menghadapi kerasnya kehidupan di alam rimba yang jauh dari fasilitas mewah dan teknologi. Mereka diberi bekal untuk bertahan hidup di daerah terpencil dan Salah satu ciri guru menjadi sinar bagi SM3T adalah tidak pendidikan anak bangsa di sana. pernah kehabisan Menteri air mata. Meskipun Pendidikan dan tiap saat air mata Kebudayaan bercucuran, tapi (Kemdikbud), Mohammad Nuh, karena memiliki mengatakan, salah tandon kejiwaan satu ciri guru SM3T yang kuat, maka adalah tidak pernah bisa memproduksi kehabisan air mata. Meskipun tiap saat air mata baru. air mata bercucuran, tapi karena memiliki tandon kejiwaan yang kuat, maka bisa memproduksi air mata baru. “Itu tandanya bukan hanya memiliki intelektualitas tinggi tapi juga kehalusan dan kehangatan jiwa untuk mencerdaskan anak-anak bangsa,” kata Mendikbud usai mendengarkan testimoni dari peserta SM3T pada acara silaturahim Mendikbud dengan guru SM3T wilayah Papua dan Papua Barat, di Sorong, Papua Barat, Jumat (9/5). Kehangatan jiwa yang disebut Mendikbud bisa dilihat dari cerita Hasnah Huraeda, salah satu
guru SM3T yang menyampaikan pengalamannya setelah selama delapan bulan bertugas di Kabupaten Maybrat, Papua. Pertama kali tiba di lokasi penugasan, Hasnah menjumpai 20 siswa dan seorang guru yang merangkap sebagai kepala sekolah, tenaga administrasi, hingga pengurus adat. Kegiatan belajar mengajar jadi lebih sering kosong karena satu-satunya guru di sekolah itu harus mengurus keperluan adat. “Namun setelah saya datang, pembelajaran bisa berjalan normal dan efektif dari hari Senin hingga Sabtu,” tutur Hasnah. Selain persoalan manajemen sekolah, sebelum kedatangannya, sekolah ini juga masih menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Padahal, Kurikulum 2013 sudah mulai digunakan sejak tahun lalu. Cerita Hasnah sama halnya dengan Ramli Sihombing. Pengajar alumnus Universitas Negeri Riau ini ditugaskan di Kabupaten Lanny Jaya, daerah yang berada di kaki gunung dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Jaya Wijaya. Ramli mengatakan, kabupaten ini memiliki gedung sekolah yang baik begitu pula sarana prasarananya. Hanya saja, guru dan siswa sulit ditemui. Pertama kali menginjakkan kaki di lokasi penugasan, ia mendapati 70 persen penduduknya buta aksara. Pemerintah Lanny Jaya, kata dia, memberi target tiga bulan agar anak-anak mampu membaca. Menjawab tantangan tersebut, Ramli melakukan pembelajaran intensif bagi para siswa. Hasilnya, kini anak-anak di sekolah tersebut tidak hanya mampu membaca, tetapi juga sudah bisa menyanyi lagu Melayu, lagu Jawa, bahkan lagu Riau. Maka, teranglah jiwa dan pikiran anak-anak Lanny Jaya dalam melihat dunia dari teks berbahasa Indonesia. Sementara itu bagi Suandi, kehadiran Mendikbud Mohammad Nuh, di Sorong, memberikan motivasi kepada para pengajar SM3T. Ini memberikan motivasi sekaligus menguatkan
semangat untuk terus mengabdi pada negara dalam mencerdaskan masyarakat Indonesia. “Saya salah satu dari 35 orang yang ditempatkan di Kabupaten Sorong, dan juga salah satu dari 284 mahasiswa yang ditempatkan di tanah Papua dan Papua Barat,” ungkap Suandi di SD dan SMP Satu Atap (Satap) Ninjemor, Kamis (8/5/2014). Ia menceritakan, untuk mencapai Distrik Segun, lokasi sekolah itu, dari Kabupaten Sorong dapat menggunakan transportasi darat dan laut. Keduanya cara tersebut membutuhkan waktu tempuh sekitar tiga jam. “Terkadang dalam perjalanan kami menggunakan sungai menjumpai Banyak pengajar buaya,” tutur Suandi SM3T yang yang sudah delapan menderita penyakit bulan mengabdi tenaga kulit melepuh akibat menjadi pengajar. racun dari getah Suandi juga salah satu pohon mengaku, dalam pengabdian di di tanah Papua, Kabupaten Sorong, dan ada juga yang banyak pengajar terkena malaria. SM3T yang Namun, hal itu menderita penyakit kulit melepuh akibat tidak menyurutkan racun dari getah semangat para salah satu pohon pengajar SM3T. di tanah Papua, dan ada juga yang terkena malaria. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat para pengajar SM3T untuk terus membagikan ilmu kepada siswa-siswa di sekolah tersebut. Satu hal yang pasti dimiliki para pengajar SM3T adalah rasa rindu kepada keluarga di rumah. “Sampai saat ini kami belum bertemu orangtua, kami rindu masakan Ibu, dan rindu akan nasihat Ayah kami. Kami sulit berkomunikasi dengan orangtua karena tidak adanya jaringan telepon selular,” ungkapnya. Namun, lanjut Suandi, rindu yang ia rasakan kepada orangtua dan keluarga tercinta dapat terobati dengan kehadiran Mendikbud. “Kami ucapan terima kasih banyak atas kehadiran Bapak Menteri,” ucap Suandi, haru. (Aline, Seno)
Foto: Ridwan PIH
Acara Silaturahim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) bersama para pengajar SM3T di Sorong, Papua Barat, diisi dengan sesi berbagi cerita dan pengalaman pengajar SM3T. Abdel Muhaimin yang mengabdi di pedalaman Kabupaten Teluk Bintuni, Papua menceritakan pengalamannya di hadapan Mendikbud dan jajarannya, Jumat (9/5).
Ditjen Dikmen Luncurkan Aplikasi Dapodikmen Ditjen Dikmen mengembangkan aplikasi sistem pendataan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang juga terus berkembang. Aplikasi pendataan yang diberi nama Dapodikmen ini diharapkan dapat dimanfaatkan sekolah dan pemangku kepentingan lainnya dalam penyusunan dan pelaksanaan program, serta perencanaan pendidikan.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Jazidie menjelaskan, berdasarkan Pendidikan Menengah (Dikmen) Surat Edaran Menteri Pendidikan Kementerian Pendidikan dan dan Kebudayaan (Mendikbud) Kebudayaan (Kemdikbud) Nomor 0293/MPK.A/PR/2014, tidak mengembangkan aplikasi pendataan ada lagi penjaringan data di luar untuk menjaring data individual sistem pendataan Dapodik. “Ini sekolah menengah (SMA, SMK, dan sudah menjadi kebijakan menteri,” SMA-LB). Aplikasi tersebut diberi tegasnya. Ia juga menekankan nama aplikasi Dapodikmen (Data pentingnya data untuk sebuah Pokok Pendidikan Menengah), yang perencanaan. Perencanaan dapat diakses dengan merupakan alamat http://dapo. langkah awal untuk dikmen.kemdikbud. pengembangan go.id. berbagai hal, termasuk Aplikasi ini bukan Berdasarkan Surat di bidang pendidikan. merupakan aplikasi Sementara itu, Edaran Mendikbud Sekretaris baru, melainkan Ditjen Nomor 0293/ pengembangan Dikmen, Sutanto, dari paket aplikasi MPK.A/PR/2014, menyatakan bahwa sekolah (PAS) Dapodikmen tidak ada lagi yang Ditjen Dikmen juga dibutuhkan miliki sebelumnya. penjaringan data untuk mendukung “Dapodikmen ini penyuksesan program di luar sistem pengembangan lebih pendidikan menengah pendataan lanjut dari aplikasi yang universal (PMU) sudah ada, sehingga dan implementasi Dapodik. PAS untuk SMA, Kurikulum 2013. SMK, dan SMA-LB diintegrasikan,” Ditjen Dikmen sudah menyiapkan ujar Direktur Jenderal (Dirjen) perangkat lunak (software) Dikmen, Achmad Jazidie, dalam Dapodikmen dan buku manual peluncuran Dapodikmen di Gedung penggunaan aplikasi untuk dibagikan D Kemdikbud, Jakarta, Jumat (2/5). ke sekolah-sekolah, sehingga Acara peluncuran itu dihadiri Staf memudahkan operator sekolah Ahli Mendikbud Bidang Organisasi dalam menggunakan aplikasi dan Manajemen, Abdullah Alkaff. Dapodikmen. Peluncuran ditandai dengan dibunyikan sirine dan pemutaran Spesifikasi Dapodikmen video profil Dapodikmen. Aplikasi Dapodikmen bukan
merupakan aplikasi baru yang mengharuskan operator sekolah mendata ulang data-data sekolah. Untuk pemutakhiran data, operator sekolah dapat melengkapi data PAS yang menyesuaikan dengan struktur data Dapodikmen dengan tujuan mendapatkan data yang akurat dan lengkap. Untuk dapat menjalankan aplikasi Dapodikmen, pengguna aplikasi dapat mengunduhnya di alamat http://dapo.dikmen. kemdikbud.go.id. Spesifikasi minimal perangkat keras (hardware) yang diperlukan adalah processor minimal pentium IV, memory minimal 512 MB, storage tersisa minimal 100 MB, dan CD/ DVD drive jika instalasi dilakukan melalui media CD/DVD. Sedangkan spesifikasi minimal perangkat lunak (software/ operating system) yang diperlukan adalah Windows XP SP3, Windows Vista, Windows 7 32 & 64 Bit, Windows 8 32 & 64 Bit, dan Windows 8.1 32 & 64 Bit. Kemudian untuk browser dapat menggunakan Google Chrome (sangat disarankan dan bersih dari plugins), Opera, dan Mozila Firefox. Pengguna aplikasi Dapodikmen terdiri dari kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), peserta didik, dan operator sekolah, yang memiliki perannya masingmasing. Kepala sekolah berperan
Foto: Ratih PIH
sebagai pembagi guru mengajar di setiap rombongan belajar (rombel) dan mengawasi operator sekolah dalam pengisian aplikasi Dapodikmen. Peran PTK adalah sebagai pengajar dan pelaksana, sekaligus bertugas mengisi formulir individual PTK dan mengecek kebenaran dan kelengkapan data individu yang dientri oleh operator Dapodikmen. Peran peserta didik adalah mengisi
Pengguna aplikasi dapat mengunduhnya di alamat http:// dapo.dikmen. kemdikbud.go.id
Tampilan aplikasi dapodikmen yang dapat diakses melalui http://dapo.dikmen.kemdikbud.go.id. Sekolah diharapkan rutin melakukan pembaruan data setiap enam bulan sekali agar data yang tersimpan selalu mutakhir.
formulir peserta didik dimana formulir diserahkan kepada orang tua untuk diisi secara lengkap. Sedangkan operator sekolah memiliki tiga peran. Pertama, menyebarkan formulir pendataan kepada sekolah, PTK, dan peserta didik dalam rangka mendapatkan data untuk dientri ke dalam aplikasi. Kedua, mengentri data sesuai dengan data yang terisi di formulir pendataan. Dan ketiga, mengirim data ke server melalui aplikasi Dapodikmen. (Desliana)
Dapodikmen Dapat Dimanfaatkan Maksimal untuk Tentukan Kebijakan Pendidikan Pelaksanaan sejumlah program, pembayaran tunjangan profesi guru misalnya, mengandalkan Dapodikmen. Boleh jadi, lembaga donor asing seperti AUSAID, USAID, dan World Bank, juga bersikap sama. Maka, kelengkapan data yang terhimpun di Dapodikmen sangat ditunggu pemangku kepentingan pendidikan.
Mei 2014. Keduanya memiliki informasi data yang mencakup tiga hal, yaitu informasi satuan pendidikan, peserta didik, dan tenaga pendidik. Manfaat Dapodik (terutama di tingkat pendidikan dasar) tidak hanya untuk kebutuhan penerbitan SK pembayaran tunjangan profesi guru. Tahun 2014, kegunaannya ditingkatkan sebagai basis data untuk pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), rehab ruang kelas atau sekolah, dan bantuan siswa miskin (BSM). Bahkan, kini Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar tengah mengembangkan aplikasiaplikasi pemanfaatan Dapodikdas untuk Beberapa melakukan perencanaan lembaga donor pembangunan pendidikan, baik di tingkat pusat, asing seperti provinsi, maupun AUSAID, USAID, kabupaten/kota. Dengan tersedianya World Bank, data tiga entitas dan Asian pendidikan, yaitu peserta Development didik, satuan pendidikan, dan pendidik dan Bank tenaga kependidikan, menggunakan pemerintah daerah tidak Dapodik untuk perlu lagi melakukan penjaringan data. Yang berbagai perlu terus dijaga adalah analisis. operator sekolah tetap memasukkan dan memperbarui data-data tersebut. Mengutip pemberitaan di dikdas.kemdikbud. go.id, beberapa lembaga donor asing seperti AUSAID, USAID, World Bank, dan Asian Development Bank menggunakan Dapodik untuk berbagai analisis guna menunjang programprogram yang mereka jalankan, di antaranya pemetaan dan penataan guru. (Ratih)
Dapodikmen sudah terkumpul, sehingga pada Setelah diluncurkan pada awal Mei lalu, data tahun anggaran 2015, data pada Dapodikmen pokok pendidikan menengah (Dapodikmen) mulai sudah dapat digunakan untuk penerbitan SK melakukan pengumpulan data dari sekolahpembayaran TPG. sekolah menengah di seluruh Indonesia. Setelah Sebelum Dapodikmen digunakan, unit yang data terkumpul, berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan diharapkan para Menengah mengembangkan aplikasi pengumpulan operator sekolah data sendiri-sendiri. Instruksi Menteri Pendidikan melakukan Nasional Nomor 2 Tahun 2011 tentang Kegiatan pemutakhiran data Data yang Pengelolaan Data Pendidikan, membuat seluruh setiap enam bulan terkumpul dalam unit maupun lembaga yang terkait langsung sekali atau pada Dapodikmen akhir/awal semester dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) diinstruksikan menggunakan Dapodik kegiatan belajar nantinya dapat untuk seluruh pengelolaan data. mengajar. dimanfaatkan secara Hal itu “Syukur-syukur sebelum Desember, maksimal, misalnya disampaikan oleh pengumpulan data sudah lengkap untuk seluruh untuk penerbitan Direktur Jenderal SMA dan SMK yang berjumlah sekitar 22.000 Pendidikan surat keputusan sekolah,” imbuh Jazidie. Menengah, (SK) pembayaran Kementerian Sekilas Dapodik tunjangan profesi Pendidikan dan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) merupakan guru (TPG). Kebudayaan sistem pengelolaan data pokok pendidikan (Kemdikbud), (mikro data peserta didik, satuan pendidikan, Achmad Jazidie, kepada Asah Asuh di ruang tenaga pendidik) secara daring dan real time kerjanya, Senin (19/5). skala nasional. Dapodik yang langsung dikelola Ia menyatakan, meskipun aplikasi pendataan Kemdikbud terdiri atas Dapodik untuk tingkat yang digunakan berbeda dari aplikasi sebelumnya, pendidikan dasar (Dapodikdas) dan dapodik namun data pada aplikasi lama tetap diintegrasikan untuk jenjang pendidikan menengah (disebut dengan aplikasi pada Dapodikmen ini. Hal ini Dapodikmen). dilakukan agar sekolah tidak melakukan input data Dapodikdas pertama kali diluncurkan Oktober sekolah dari nol. 2013, sementara Dapodikmen diluncurkan pada Data yang terkumpul dalam Dapodikmen nantinya dapat dimanfaatkan secara maksimal, misalnya untuk penerbitan surat keputusan (SK) pembayaran tunjangan profesi guru (TPG). Selain itu, Dapodikmen juga dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi lainnya, seperti perencanaan pembangunan ruang kelas baru (RKB), dan perencanaan lainnya yang memerlukan dukungan data dari Dapodikmen. “Dalam Dapodikmen memuat lengkap tiga unsur dalam satuan pendidikan, yaitu informasi mengenai satuan pendidikan itu sendiri, peserta didik, serta tenaga pendidiknya,” jelas Jazidie. Selama ini, lanjutnya, penerbitan SK pembayaran TPG dilakukan secara manual. Foto: Ratih PIH Paling lambat akhir Desember 2014 Seorang pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memantau grafik perkembangan pengisian data di aplikasi dapodikmen, Selasa (17/6) yang seluruh data yang diluncurkan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah awal Mei lalu. Dapodikmen memuat tiga unsur dalam satuan pendidikan, yaitu informasi mengenai satuan pendidikan itu sendiri, peserta didik, dan tenaga pendidiknya. dibutuhkan dalam
Mendikbud Lantik 4 Rektor dan 4 Direktur Empat rektor universitas dan empat direktur politeknik negeri dilantik oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, di Jakarta, Senin (26/5). Lima di antaranya memimpin di perguruan tinggi yang belum lama ini dinegerikan. Mereka yang dilantik adalah Jasman sebagai Rektor Universitas Teuku Umar, Aceh; H. Rudi Priyadi sebagai Rektor Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat; Cahyo Yusuf sebagai Rektor Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah; Azhari sebagai Rektor Universitas Sembilan Belas November Kolaka, Sulawesi Tenggara; dan Hj. Nurmala sebagai Direktur Politeknik Negeri Ketapang, Kalimantan Barat; Zainal Arif sebagai Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya; Muhammad Mahfud sebagai Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya; dan Aidil Zamri sebagai Direktur Politeknik Negeri Padang. Sebagaimana diketahui, empat universitas dan sebuah politeknik belum lama ini diubah statusnya, dari swasta ke negeri. Peresmian kelima perguruan tinggi tersebut menjadi perguruan tinggi negeri dilakukan pada 2 April 2014 lalu oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, bersamaan dengan peluncuran Beasiswa Presiden. Kelima perguruan tinggi itu: Universitas Teuku Umar, Universitas Siliwangi, Universitas Tidar, dan
Universitas Sembilan Belas November Kolaka, serta Politeknik Negeri Ketapang. Mendikbud berharap para pimpinan perguruan tinggi tersebut bisa menjaga amanah dengan baik. Ia juga berpesan agar perguruan tinggi yang baru dinegerikan di daerah-daerah bisa menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang baik, sehingga potensi SDM yang ada di daerah bisa dikembangkan di perguruan tinggi. (Desliana)
Foto: Arif PIH
Ibu Ani: Siapapun Bisa Jadi Pendidik di Lembaga PAUD Ibu Negara, Ibu Ani Yudhoyono, menghadiri acara Gebyar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2014 dan Lokakarya Bunda PAUD se-Indonesia, di Econvention Ecopark, Ancol, Jakarta, Rabu (4/6). Ia didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh; Dirjen Pendidikan Menengah Kemdikbud, Achmad Jazidie; Ibu Herawati Boediono; dan Ibu Laily M. Nuh. Para Bunda PAUD, yang terdiri dari istri gubernur, bupati, dan walikota, diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi mengenai permasalahan
Foto: Heru PIH
PAUD di wilayahnya masing-masing. Nur Rohmah, Bunda PAUD dari Kabupaten Pringsewu, Lampung, menanyakan cara mengajukan pengadaan Rumah Pintar (Rumpin) ke Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Kemudian Yusniana, Bunda PAUD Provinsi Jambi, menanyakan kualifikasi guru PAUD. Ibu Ani menjawab, pengajuan pengadaan Rumpin bisa melalui SIKIB, yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan meneliti lokasi yang diajukan menjadi tempat pendirian Rumpin, termasuk urgensi kebutuhannya. Lalu SIKIB akan menyampaikan ke Mendikbud untuk menyiapkan dana rintisan untuk membangun Rumpin di lokasi tersebut. Mengenai kualifikasi guru PAUD, Ibu Ani menyatakan bahwa siapa saja bisa menjadi pendidik di lembaga PAUD. “Yang penting mengerti cara mendidiknya, tutur katanya baik,” katanya. Mendikbud menambahkan, pendidik di PAUD tidak harus seseorang yang mengantongi ijazah S-1. Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, seorang guru memang harus berlatar belakang pendidikan minimal S-1 atau D-4. Namun tenaga pendidik di lembaga PAUD bisa berupa non-guru, disebut pendidik, pendamping, pengajar, atau tutor, dan tidak mensyaratkan kualifikasi pendidikan S-1. Usai acara dialog, Ibu Ani beserta rombongan menuju Pentas Prestasi Dufan, Ancol, untuk bertemu dengan anak-anak Indonesia Berprestasi. Kehadiran rombongan Ibu Ani itu disambut dengan tarian selamat datang ‘Eksotika Borneo’ dari Kalimantan Barat yang dibawakan siswa SMP pemenang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tahun 2013 di Medan dan Juara 1 Festival Musik Budaya di India tahun 2014. Usai menyaksikan tarian selamat datang, mereka melihat kebolehan anak-anak berprestasi lainnya di halaman depan Pentas Prestasi Dufan, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Anak-anak berprestasi tersebut antara lain Annisa Zulfista dari SMP Negeri 183 Jakarta (juara 1 Desain Batik pada Festival Cipta Seni Nasional 2013 di Istana Cipanas) dan Alisya Tiara Rizkiaty dari SD Negeri Rawasari 05 Pagi Jakarta (juara 1 Lomba Menggambar pada FLS2N tahun 2013 di Medan). “Kalau bukan kita yang melestarikan budaya bangsa Indonesia, siapa lagi? Kalau tidak kalian yang mempunyai inovasiinovasi untuk memimpin bangsa ini, siapa lagi?” ujar Ibu Ani di hadapan anak-anak berprestasi. (Desliana)
Abdel Muhaimin
Panjangkan Rambut Keriting Abdel Muhaimin, peserta SM3T di pedalaman Kabupaten Teluk Bituni Papua ini boleh dikatakan cerdas. Ia setidaknya pandai mempraktikkan ilmu sosiologi ata psikologi sosial. Siapapun kiranya setuju bahwa mengubah kebiasaan masyarakat, apalagi jika sudah berlangsung turun menurun, sangat sulit. Lebih-lebih masyarakat pedalaman yang buta aksara dan kurang mengerti komunikasi dengan bahasa Indonesia, seperti di Teluk Bintuni. Masyarakat di sana semula menganggap sekolah tidak sepenting mencari sagu, kayu bakar, ikan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Akibatnya, sekolah menjadi sepi dan buta aksara merebak di kalangan anak-anak dan orang dewasa. Namun, bagi Abdel kondisi itu merupakan tantangan yang harus ditaklukkan. Bukan untuk dijauhi. Maka, ia pun memutar otak bagaimana meluruhkan kebiasaan tersebut menjadi masyarakat gemar menuntut ilmu di sekolah. Maka, ia melakukan pendekatan ke masyarakat dengan berbagai cara, salah satunya ikut aktif dalam perkumpulan warga. Selain berperan sebagai guru yang terus menerus menerangkan betapa penting pendidikan bagi masyarakat, ia juga berbaur dan berlagak layaknya penduduk asli. Bahkan, ia sengaja memanjangkan sedikit rambut keritingnya agar tampak seperti warga dusun tersebut, sehingga semakin memudahkan “masuk” ke dalam pergaulan penduduk. Jerih payah Abdel tersebut ternyata berbuah manis. Pada saat ia datang ke sekolah tempatnya bertugas, jumlah siswanya hanya ada 20 anak. Itupun hanya empat anak yang mampu membaca. Tujuh bulan kemudian, siswanya bertambah menjadi 110 orang, termasuk di antaranya orang dewasa pasangan suami istri dan ibu menyusui. “Ketika ditanya kenapa sudah tua kok masih mau sekolah? Mereka menjawab, kapan lagi mau mengenyam pendidikan kalau bukan sekarang. Mumpung masih ada Pak guru,” tutur Abdel, menirukan ucapan salah satu siswa “tua”-nya. Pengalaman Abdel itu diceritakan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, beserta rombongan dari
Ratri Mauluti Larasati dan Agung Pratama
Plafon Ramah Lingkungan
Foto: Edho PIH
Foto: Ridwan PIH
Kemdikbud yang ikut dalam acara silaturahim Mendikbud bersama peserta SM3T, Jumat (9/5), sehari sebelum perayaan puncak Hari Pendidikan Nasional yang diselenggarakan di Sorong, Papua Barat. Tentu saja Mendikbud dan rombongan berdecak kagum atas kecerdikan dan dedikasi Abdel di bidang pendidikan, khususnya di pedalaman Teluk Bintuni. Diharapkan semakin banyak “Abdel” lainnya, sehingga pemerataan layanan pendidikan di Bumi Pertiwi ini dapat segera terwujud. Kampung tempat Abdel bertugas termasuk salah satu kampung yang keras adatnya. Namun, dengan kemampuannya mendekati masyarakat setempat, kini Abdel menjadi sosok yang sangat dilindungi di sana. Ia pun diberi marga sebagai tanda penghormatan. Selamat bertugas. (Aline)
Apa hubungan antara sampah plastik dengan plafon? Sekilas tampak tidak ada hubungannya. Namun, bagi Ratri Mauluti Larasati dan Agung Pratama, dua benda tersebut memiliki hubungan erat. Kok bisa? Awalnya, Ratri dan Agung prihatin melihat banyak hewan laut mati akibat tercemar sampah plastik. Di sisi lain, masalah kebocoran rumah akibat plafon tidak tahan terhadap air dan api membuatnya berpikir tentang memadukan antara sampah plastik dengan bahan lainnya untuk menghasilkan produk yang bermanfaat, sehingga kedua masalah itu dapat tertangani sekaligus. Mereka tergelitik melakukan penelitian atas dasar angan-angannya itu. Akhirnya, penelitian dimulai dengan sample seberat 10 gram. “Perbandingan campuran bahan mentah dengan lem PVIC 1 berbanding 1. Lem yang digunakan juga aman bagi kesehatan, karena dia menangkap partikel debu sehingga aman untuk pernapasan,” jelas Ratri, putri sulung dari dua bersaudara ini. Dalam penelitiannya itu, mereka memadukan kulit jagung, pelepah pisang, dan sampah plastik, menjadi adonan yang dicetak menjadi plafon ramah lingkungan. Setelah melewati penelitian selama empat bulan, kedua siswa asal SMA Negeri Sumatera Selatan, ini berhasil menciptakan plafon yang memiliki kelebihan dibandingkan plafon yang dipasarkan selama ini. Mereka membawa penelitian berjudul The Waterproof Plaster Board Two in One ke ajang 2nd Intenational Science Project Olimpiad (ISPrO) 2014, di Jakarta, Jumat (9/5). ISPrO 2014, yang diikuti oleh 24 negara peserta, itu mempertemukan 74 proyek penelitian yang terbagi atas lima bidang, yaitu biologi, kimia, fisika, lingkungan, dan teknologi. Penelitian Ratri dan Agung masuk kategori bidang fisika dan memperoleh medakli emas. “Kami menciptakan plafon yang anti bocor, ringan, tahan api, dan sangat ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan organik di dalamnya,” tutur Ratri, usai menerima medali emas dalam kontes bergengsi tersebut. Saat ditanya apakah produk tersebut dapat diproduksi secara massal, Ratri dengan yakin mengatakan bahwa produknya mudah sekali dibuat. “Dengan teknik manual saja, kami hanya membutuhkan waktu 1 hari. Jika dikerjakan dengan mesin pembuat plafon, waktu yang dibutuhkan dapat lebih singkat,” ungkap gadis yang bercita-cita menjadi dokter ini. Ia berharap, produk hasil penelitiannya ini mendapat perhatian dari pemerintah karena telah ikut mengembangkan industri yang ramah lingkungan di Indonesia. Rencananya, penelitian ini juga akan bertarung kembali pada ajang International Environment Sustainability Project Olimpiad (Inespo) di Belanda. “Insya Allah kami berangkat 1 Juni 2014 nanti,” ujar Ratri. Semoga sukses. (Ratih)