Kajian Kebijakan BBM Bersubsidi
Ol h Oleh: Uka Wikarya
Pengajar dan Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, F k lt Ekonomi, Fakultas Ek i Universitas U i it Indonesia I d i Yayasan Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi 15 Maret 2012
PERKEMBANGAN HARGA MINYAK ((ICP)) DAN BBM 2008-2012 Harga eceran Premium (solar) flat sedangkan ICP meningkat pesat khususnya sejak akhir 2010
Harga BBBM ‐ Premium (Rpp/Liter)
8,000
140
7,000
120
6,000
100
5,000
Harga jual eceran Premium (Rp/liter)
4,000
80
60 3,000 40 2,000
1,000
Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP)
Harga Minyakk Indonesia ‐ ICP (US$$ per barel)
160
9,000
Harga Jual Eceran Premium (Rp/liter) Harga Patokan
20
Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) 0
0
• Perkembangan harga minyak dunia belakangan ini mengalami kenaikan akibat konflik politik di Timur Tengah. • Perkiraan rata-rata harga minyak mentah Indonesia tahun 2012 dapat mencapai US$ 105 atau lebih per barel. Harga minyak mentah saat ini sudah mencapai US$ 115/barrel. • Subsidi BBM 2012 berpotensi meningkat sehingga dapat melampaui angka yang ditetapkan dalam APBN 2012 2
Keterbatasan BBM Pengganti z
CNG & LGV: – – –
z
BBM berbahan baku minyak nabati: – –
3
Tersedia dalam jumlah belum memadai Belum tersebar di setiap area area, baru di Jakarta dan Surabaya Surabaya, dalam jumlah yang terbatas Kapasitas infrastruktur jauh dari memadai (SPBG, Bengkel, Sparepart) Bahan baku untuk biofuel berkompetisi dengan penggunaan untuk k kebutuhan k b h pokok k k manusia i (CPO (CPO, olahan l h tebu, b dll) HPP biofuel lebih tinggi daripada harga eceran Premium atau solar, sehingga menutup insentif dunia usaha memproduksi BBM jenis j i iinii secara massal. l
PERKEMBANGAN HARGA BBM & SUBSIDI 96 9 96.9
Triliun Rupiah
140 120 100
64.2
95 0 95.0
100
79.4
72.3
80 61.6
80
142.92
134.20
60
20
59.50
76.27
61.07
20
34.90
2006
2007
2008
2009
2010
APBN 2011
Realisasi 2011
Subsidi BBM
59.50
76.27
134.20
34.90
61.07
100.63
142.92
ICP
64.2
72.31
96.9
61.6
79.4
95
111.6
4500
4500
Harga Premium (Rp/ L)
4500
4500
Sumber: Kementrian ESDM, 2012 4
4500 (Jan-Apr) 6000 (Mei-Nov) 5000 (1 Jan) 5500 (1-15 Des) 500 (15 ( 5 Jan) Ja ) 4500 5000 (15-31 Des)
60 40
100.63
40
120
4500
0
Harg ga Minyak (US D Dollar/barrel)
111.6
160
P l Pengeluaran Pola P l Premium P i Rumah R h Tangga T (1) 9
9
Total p pengeluaran g rumah tangga gg untuk p premium sekitar 3.2% dari total p pengeluaran g rumah tangga. Kelompok Rumah tangga yang lebih mampu mengkonsumsi premium dengan volume lebih besar. Sekitar 60% rumah tangga adalah pengguna premium, dengan perbandingan volume konsumsi bensin pada 3 kelompok rumah tangga : 30% terbawah
40% medium
30% teratas
Total
6.5
30.9
62.6
100
Sumber: diolah dari data susenas September 2011, BPS 9
Dari 60% rumah tangga memiliki kendaraan (roda-2, roda-3, roda-4 atau lebih), perincian sebagai berikut: Kelompok RMT
30% terbawah
40% medium
30% teratas
Total
Memiliki kendaraan
31.7%
65.3%
81.3%
60%
Tidak memiliki kendaraan
68.3%
34.7%
18.7%
40%
100%
100%
100%
100%
Total
Sumber: diolah dari data susenas September 2011, BPS
5
Pola Pengeluaran Premium Rumah Tangga (2) ( )
6
9
Subsidi BBM dari jjenis p premium dinikmati p paling g banyak y oleh rumah tangga gg kalangan ekonomi teratas. Karena di kelompok ini jumlah kendaraan lebih banyak dan rata-rata konsumsi premium per kendaraan lebih besar.
9
Penyaluran y subsidi BBM tidak adil atau tidak berpihak p p pada g golongan g ekonomi lemah.
9
Dana untuk subsidi BBM seharusnya direalokasikan untuk meningkatkan j g golongan g lemah dan membangun g sistem transportasi p masal kesejahteraan yang lebih efisien, berwawasan lingkungan dan berdurasi jangka panjang
9
Solusi: 9
Diperlukan kebijakan efektif dan efisien untuk menekan dana subsidi BBM BBM, dimana mekanisme dengan risiko paling murah adalah menaikkan harga secara bertahap
9
Sejalan dengan kenaikan harga, harus disiapkan energi pengganti BBM bersubsidi (yang (y g relatif murah,, cadangan g domestik lebih besar dan ramah lingkungan: g g yyi g gas dan BBM nabati), beserta infrastruktur pendukungnya.
Kebutuhan BBM jenis Premium dan Solar 2012
Jenis Kendaraan
PersenPersen tase konsumsi (%)
Kuota APBN 2012 (KL)
Prognosa Kebutuhan 2012 (KL)
Pengurangan dari Prognosa (KL)
Pribadi
53%
12,937,964
14,877,764
1,939,800
Sepeda Motor
40%
9,764,501
11,228,501
1,464,000
Angkutan g Umum
3%
732,338
842,138
109,800
Angkutan Barang
4%
976,450
1,122,850
146,400
24,411,252
28,071,252
3,660,000
Total
100%
Sumber: Kementrian ESDM, ESDM 2012
Pasokan BBM jenis premium dibatasi dari prognosa kebutuhan sebesar 28.07 juta KL menjadi 24.41 juta KL, atau berkurang sebesar 3.66 juta KL Pasokan BBM jenis Solar dibatasi dari prognosa kebutuhan sekitar 15.50 juta KL menjadi 13.89 juta KL, atau berkurang sebesar 1.61 juta KL 7
Opsi Kebijakan Kenaikan Harga BBM b bersubdisi bdi i jenis j i Premium P i No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skenario Kenaikan Harga 500 500 1000 1000 1500 1500 2000 2000 2500 2500
Catatan: - pembatasan: membatasi pasokan BBM premium - Tanpa pembatasan: memasok BBM jenis premium sesuai d dengan prognosa kebutuhan k b t h yang dihitung kementrian ESDM - Harga rata-rata keekonomian pertamax diasumsikam Rp8700 per liter
Volume Premium Pembatasan tanpa pembatasan Pembatasan tanpa pembatasan pembatasan tanpa pembatasan pembatasan tanpa pembatasan pembatasan tanpa p p pembatasan
Ilustrasi Kenaikan harga Premimum bersubsidi Rp1000/liter dengan Pembatasan volume pasokan premium di Jawa & Bali Premium
Total
Volume
Harga
Volume
Harga
Volume
Harga Rata-rata
(KL)
(Rp/lt)
(KL)
(Rp/lt)
(KL)
(Rp/lt)
- Pribadi
4,969,103
5,500
3,660,000
8700
8,629,103
6,857
- Motor
6,512,530
5,500
-
8700
6,512,530
5,500
- Angkutan Umum
488,440
5,500
-
8700
488,440
5,500
- Angkutan barang
651,253
5,500
-
8700
651,253
5,500
12,621,326
5,500
Jenis kendaraaan
TOTAL
8
Pertamax
16,281,326
6,219
Harga rata-rata setelah kebijakan dengan: - Pembatasan: Rp6219 - Tanpa pembatasan: Rp5500 - Kebijakan pembatasan memberikan dampak kenaikan harga lebih tinggi
Kerangka Analisis Dampak Opsi Kebijakan BBM Indikator Dampak Ekonomi & Fiskal 1.Kenaikan inflasi 2.Penurunan daya beli 3 Penambahan orang miskin 3.Penambahan 4.Penghematan Subsidi BBM
Opsii O Kebijakan
Antisipasi A ti i i Penyelewengan P l 1.Intimidasi di SPBU 2.Resales/Pasar Gelap 3.Perembesan
Antisipasi dampak sosial dan budaya di tingkat masyarakat dan dampak politik
9
Opsi kebijakan yang memenuhi kriteria sosial ekonomi, fiskal, kelaikan implementasi
Dampak Kebijakan Kenaikan harga Premium t h d inflasi terhadap i fl i Kontribusi kebijakan kenaikan harga terhadap tambahan inflasi tahun 2012 Kenaikan harga 500 1000 1500 2000 2500
Pembatasan 1.90 2.46 3.01 3.57 4.12
Tapa Pembatasan 0.72 1.43 2.15 2.86 3.58
Sumber: Hasil Perhitungan Tim LPEM-FEUI, 2012
¾ ¾
BI memperkirakan tingkat inflasi core 2012 antara 3.5 – 5.5% (4,5% ± 1%) Akibat kebijakan BBM, tambahan inflasi dijumlahkan dengan g Core inflation 2012 menjadi j : Opsi Kenaikan harga 500 1000 1500 2000 2500
10
Catatan: - Perhitungan tambahan inflasi akibat kebijakan eb ja a BBM menggunakan e ggu a a model ekonometrika, dimana setiap 10% kenaikan harga BBM jenis premium akan berkontribusi meningkatkan g inflasi sebesar 0.64%. %
Pembatasan
Tanpa Pembatasan
5.4 - 7.4 6 0 – 8.0 6.0 80 6.5 - 8.5 7.1 - 9.1 7.6 - 9.6
4.2 - 6.2 4.9 - 6.9 5.7 - 7.7 6.4 - 8.4 7.1 - 9.1
Kontribusi kebijakan terhadap Penurunan D Daya B Beli li P Pendapatan d t Kenaikan harga
Pembatasan
Tanpa p Pembatasan
500
1.87
0.71
1000
2.40
1.41
1500
2.93
2.10
2000
3 45 3.45
2 78 2.78
2500
3.96
3.45
Kenaikan harga g
Implementasi
Kenaikan UMP minimal akibat Kebijakan j BBM (Rp per bulan)
(1)
11
- Sejalan j dengan g kenaikan tingkat g inflasi,, maka daya y beli pendapatan seluruh masyarakat menurun. - Penurunan daya beli akan rentan pada kelompok masyarakat golongan rendah, termasuk buruh. Oleh karenanya diperlukan penyesuaian Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Provinsi (UMP) Kenaikan UMP keseluruhan minimal dengan memasukkan Core Inflation (Rp per bulan)
(2)
(3)
Minimum
Maksimum
18,837
53,446
73,222
7 072 7,072
41 681 41,681
61 458 61,458
pembatasan
24,319
58,928
78,705
1000
tanpa pembatasan
14,144
48,753
68,530
1500
pembatasan
29,802
64,411
84,187
1500
tanpa pembatasan
21,217
55,826
75,602
2000
pembatasan
35,284
69,893
89,670
2000
tanpa pembatasan
28,289
62,898
82,674
2500
pembatasan
40,766
75,375
95,152
2500
tanpa pembatasan
35,361
69,970
89,747
500
pembatasan
500
tanpa pembatasan
1000
Asumsi: - Rata Rata-rata rata UMP nasional tahun 2011: Rp988,829 per bulan - Kenaikan UMP minimal sama dengan: 9 Tambahan inflasi akibat kebijakan BBM (1) 9 Tingkat Ti k inflasi i fl i totall dengan d memasukkan dampak kebijakan dan core inflation (2) & (3)
Kontribusi Kebijakan j BBM terhadap p Penambahan Penduduk Miskin (dalam %) Kenaikan harga
Pembatasan
Tanpa Pembatasan
500 0.86 0.35 1000 1.16 0.61 1500 1.47 0.98 2000 1.76 1.40 2500 2.04 1.76 Sumber: Hasil Perhitungan Tim LPEM‐FEUI, 2012
12
Catatan: - poverty index tahun 2011 adalah 12.49% - Perubahan kemiskinan dihitung menggunakan data Susenas 2011 - Tingkat kemiskinan dihitung dengan g dua pendekatan: p - berdasarkan penurunan daya beli uang rumah tangga karena inflasi, dengan garis kemiskinan tetap, atau - garis kemiskinan dinaikkan sesuai dengan tambahan i fl i dengan inflasi, d pendapatan/ d t / pengeluaran tetap
S Subsidi BBM Premium Berdasarkan Opsi O Kebijakan
No
1 2 3 4 5 6 7 8 z
13
Opsi Kebijakan
Tidak ada kenaikan Harga Kenaikan Harga Rp500 Kenaikan Harga Rp1.000 K Kenaikan ik H Harga R Rp1.500 1 500 Kenaikan Harga Rp2.000 Kenaikan Harga Rp2.500 Subsidi Tetap Rp1.500 / liter Subsidi Tetap Rp2.000 / liter
Total Subsidi Untuk Premium Penghematan Subsidi Untuk Premium (Rp milyar) (Rp milyar) Volume Pembatasan Volume Sesuai Pembatasan Sesuai Volume (24.41 jt Prognosa (28.07 Volume Prognosa (24 41 jt KL) (24.41 KL) jt KL) (28 0 jjt KL) (28.07 98,750 85,874 12,208 14,039 73,666 84,711 24,413 28,074 61,461 70,676 36 619 36,619 42 110 42,110 49,255 56,640 48,824 56,146 37,050 42,604 61,030 70,181 24,844 28,569 49,257 56,643 36,617 42,107 37,051 42,607 48,823 56,143
Asumsi : z Kurs Rp 9.000 /US$ z ICP $ 105 / barrel z Subsidi per liter premium: Rp 3.518 / liter pada harga eceran Rp4.500 /liter
S Subsidi BBM Solar S Berdasarkan Opsi O Kebijakan
No
z
14
Opsi Kebijakan
Penghematan g Subsidi Untuk Total Subsidi Solar Solar (Milyar Rp) (Milyar Rp) Volume Volume Volume dibatasi Volume dibatasi Prognosa Prognosa (13.89jt KL) (13.89jt KL) (15 50 jt KL) (15.50 (15 50 jt KL) (15.50 50,450 56,303 0 0
1
Tidak ada kenaikan Harga
2
Kenaikan Harga Rp500
43,506
48,553
6,944
7,750
3
Kenaikan Harga g Rp1.000 p
36,562 ,
40,803 ,
13,889 ,
15,500 ,
4
Kenaikan Harga Rp1.500
29,617
33,053
20,833
23,250
5
Kenaikan Harga Rp2.000
22,673
25,303
27,777
31,000
6
Kenaikan Harga Rp2.500
15,729
17,553
34,722
38,750
7
Subsidi Tetap Rp1.500 / liter
20,833
23,250
29,617
33,053
8
Subsidi Tetap Rp2.000 / liter
27,777
31,000
22,673
25,303
Asumsi : z Kurs Rp 9.000 /US$ z ICP $ 105 / barrel z Subsidi per liter solar: Rp 3630/ liter pada harga eceran Rp4.500 /liter
Subsidi BBM Solar dan Premium B d Berdasarkan k O Opsii Kebijakan K bij k
No
Opsi Kebijakan
1
Tidak ada kenaikan Harga g
2
Kenaikan Harga Rp500
3
Total Subsidi BBM di luar Penghematan Subsidi BBM kerosene (Rp milyar) di luar kerosene (Rp milyar) Pembatasan Volume Pembatasan Volume Volume Prognosa Volume Prognosa 0 0 136,324 155,053 117,172
133,264
19,152
21,789
Kenaikan Harga Rp1.000
98,023
111,479
38,302
43,574
4
Kenaikan Harga Rp1.500
78,872
89,693
57,452
65,360
5
K Kenaikan ik H Harga R Rp2.000 2 000
59,723
67,907
76,601
87,146
6
Kenaikan Harga Rp2.500
40,573
46,122
95,752
108,931
7
Subsidi Tetap Rp1.500 / liter
57,450
65,357
78,874
89,696
8
Subsidi Tetap Rp2.000 / liter
76,600 ,
87,143 ,
59,724 ,
67,910 ,
Catatan: ¾Angka subsidi sudah memasukkan: PPN 10% dan PBBKB 5% ¾Realisasi Subsidi BBM 2011: Rp165 T, Subsidi BBM dlm APBN-P 2011: Rp129.7 T ¾Subsidi BBM dalam APBN-2012: Rp123.6 T, tetapi potensi ekses subsidi BBM 2012 akan semakin besar. 15
Kompleksitas Implementasi (1) Dampak Sosial Pengendalian Subsidi Kondisi Umum: X Kesalahpahaman akan kelimpahan minyak bumi X Kurangnya wawasan k h ketahanan energii X Kurangnya pemahaman akan ketidaktepatan p sasaran subsidi BBM X Telah terbiasa dengan subsidi BBM X Adanya permasalahan dalam pelaksanaan kompensasi terdahulu 16
Dampak Pengendalian: ‼ Persepsi dan perasaan bahwa haknya dirampas ‼ Mudahnya terjadi politisasi dan penggiringan opini ‼ Keresahan dan dorongan untuk melakukan kecurangan
Kompleksitas Implementasi (2) Pembatasan Konsumsi Mobil Plate Hitam ‼ Insentif resales oleh penerima subsidi ‼ Beban implementasi di SPBU ‼ Potensi perembesan
17
Pembatasan Pasokan
Diskriminasi Harga
Subsidi Tetap
? Metode penentuan alokasi BBM untuk SPBU ? Penentuan kuota tiap kelompok kendaraan di SPBU ‼ Perlu pemisahan jalur di SPBU
‼ Insentif resales ‼ Perlu alat kendali berbasis kendaraan atau pengemudi
? Penentuan periode koreksi harga ‼ Pengawasan saat transisi harga
Kenaikan Harga !
Sedikit potensi perembesan jika kenaikan harga cukup tinggi
Rekomendasi
18
Diperlukan kebijakan efektif dan efisien untuk menekan dana subsidi BBM, dimana mekanisme dengan risiko paling murah adalah kebijakan menaikkan harga secara bertahap.
Sejalan dengan kenaikan harga secara bertahap, harus disiapkan secara terencana bahan bakar alternatif (yang relatif murah, cadangan domestik lebih besar, ramah lingkungan, g g dan berkelanjutan: j yyi g gas dan BBM nabati), beserta suprastruktur dan infrastruktur pendukungnya.
Kenaikan harga BBM fosil bersubsidi akan berdampak positif :
Mendorong insentif menggunakan bahan bakar jenis gas, yaitu CNG dan LPG
Mendorong g insentif dunia usaha memproduksi p jjenis BBM nabati,, sepanjang harga BBM nabati lebih murah daripada BBM jenis fosil.
S l Selesai! i! TERIMA KASIH
19
P fil Pengeluaran Profil P l Rumah R h Tangga T Pengeluaran Total Rumah Tangga Nasional (Rp per bulan) Kelompok Rumah Tangga Menurut Pengeluaran Jenis Pengeluaran
40%Medium
30% Teratas
Total
MAKANAN
9,998,935
25,508,216
30,406,406
65,913,557
BUKAN MAKANAN
5,424,048
19,387,044
46,529,758
71,340,850
, , 1,236,879
3,879,960 , ,
6,090,129 , ,
11,206,968 , ,
Listrik
323,390
1,091,446
1,952,212
3,367,048
Bensin
282,263
1,346,479
2,725,308
4,354,050
Lpg
158,702
481,137
599,188
1,239,027
624 66,919
2,729 247,517
4,515 273,864
7,868 588,300
Arang
2,531
5,862
4,115
12,509
Solar
5,263
25,995
125,984
157,242
336,705
491,316
147,347
975,368
60,480
187,479
257,596
505,555
4 187 169 4,187,169
15 507 084 15,507,084
40 439 629 40,439,629
60 133 882 60,133,882
TOTAL
15,422,983
44,895,260
76,936,164
137,254,407
Total Rumah Tangga Pengeluaran Rumah Tangga (Rp/bulan)
18,789,826
25,055,457
18,790,602
62,635,885
820,816 Sumber: Hasil pengolahan Data Susenas September 2011, BPS
1,791,836
4,094,396
2,191,306
ENERGY
gas kota Kerosene
Kayu bakar energi lainnya BUKAN ENERGI
• •
20
30% Terbawah
Total rumah tangga Nasional September 2011,sekitar 62,6 juta rumah tangga Rata-rata pengeluaran per bulan : • 30% rumah tangga terbawah: Rp821 ribu • 40% rumah tangga di tengah-tengah: Rp1792 ribu • 30% rumah tangga tertinggi : Rp4094 ribu
K Komposisi i i Pengeluaran P l Rumah R h Tangga T Kelompok Rumah Tangga Menurut Pengeluaran Jenis Pengeluaran 30% Terbawah 40%Medium 30% Teratas MAKANAN 64.83 56.82 39.52 BUKAN MAKANAN 35.17 43.18 60.48 ENERGI 8.02 8.64 7.92 listrik 2.10 2.43 2.54 bensin 1.83 3.00 3.54 lpg 1.03 1.07 0.78 gas kota 0.00 0.01 0.01 kerosene 0.43 0.55 0.36 arang 0.02 0.01 0.01 solar 0.03 0.06 0.16 kayu bakar 2.18 1.09 0.19 energi lainnya 0.39 0.42 0.33 BUKAN ENERGI 27.15 34.54 52.56 TOTAL 100.00 100.00 100.00 J l hR Jumlah Rumah hT Tangga 18 789 826 18,789,826 25 055 457 25,055,457 18 790 602 18,790,602 Sumber: Diolah dari Data Susenas September 2012, BPS
• • •
21
Total 48.02 51.98 8.17 2.45 3.17 0.90 0.01 0.43 0.01 0.11 0.71 0.37 43.81 100.00 62 635 885 62,635,885
Pengeluaran untuk bensin sekitar 3.2% dari total pengeluaran semua rumah tangga Fraksi pengeluaran untuk bensin per bulan untuk kelompok rumah tangga: 30% terbawah: 1.8% ; 40% di tengahtengah: 3.0%; dan 30% tertinggi: 3.5% J di kelompok Jadi k l k rumahh tangga t 30% teratas t t mengeluarkan l k bensin b i jauh j h lebih l bih tinggi ti i daripada d i d kelompok k l k 30% terbawah. t b h
Distribusi Pengeluaran Energi antark l kelompok k rumah h ttangga Kelompok Rumah Tangga Menurut Pengeluaran Jenis Pengeluaran 30% 40% 30% Terbawah Medium Teratas MAKANAN 15.17 38.70 46.13 BUKAN MAKANAN 7.60 27.18 65.22 ENERGI 11 04 11.04 34 62 34.62 54 34 54.34 listrik 9.60 32.42 57.98 bensin 6.48 30.92 62.59 lpg 12.81 38.83 48.36 gas kota 7.93 34.68 57.38 kerosene 11.37 42.07 46.55 arang 20.24 46.87 32.90 solar 3.35 16.53 80.12 kayu bakar 34.52 50.37 15.11 energi lainnya 11.96 37.08 50.95 BUKAN ENERGI 6.96 25.79 67.25 TOTAL 11.24 32.71 56.05 Jumlah Rumah Tangga 30.00 40.00 30.00 Sumber: Diolah dari data susenas September 2011, BPS
Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Dari total belanja rumah tangga untuk bensin, yang berasal dari: 30% rmt teratas : 62.6% 40% rmt medium : 30.9% 30% rmt terbawah : 6.5% 6 5% Dengan asumsi harga bensin yang dihadapi (mayoritas di SPBU) adalah sama, maka angka di atas menggambarkan fraksi volume bensin yang dikonsumsi masing masing kelompok rmt. Dengan asumsi ukuran rumah tangga sama maka fraksi bensin yang dikonsumsi penduduk d d k miskin i ki *) kurang k llebih bih 2.7% 2 7% dari d i total konsumsi Bensin *) Pddk
Dengan demikian subsidi BBM bensin lebih banyak diterima oleh rumah tangga kelompok atas ketimbang rumah tangga miskin dan rumah tangga menengah. Sebuah fakta yang tidak adil. Seharusnya subsidi yang diterima si kaya direalokasikan kepada si kurang mampu 22
miskin Maret 2011 adalah 12.5% atau 5/12 dari 30% rmt terbawah.
Banyak Rumah Tangga Pengguna Jenis Energi Kelompok Rumah Tangga Menurut Pengeluaran Jenis Energi listrik
30% Terbawah
40% Medium
30% Teratas
Total
13,000,065
23,779,306
18,235,052
55,014,423
bensin
5,951,449
16,372,966
15,279,848
37,604,263
lpg
5,122,485
13,986,370
12,967,800
32,076,655
27 829 27,829
65 028 65,028
92 598 92,598
185 455 185,455
3,493,048
6,547,625
4,586,893
14,627,566
arang
65,190
166,966
98,251
330,407
solar
132,767
323,940
426,344
883,051
kayu bakar
10,711,548
12,052,903
3,402,335
26,166,786
energii lainnya l i
11 163 448 11,163,448
20 196 101 20,196,101
15 177 363 15,177,363
46 536 912 46,536,912
18,789,826
25,055,457
18,790,602
62,635,885
gas kota kerosene
TOTAL
Sumber: Diolah dari Data Susenas September 2011, BPS
Jumlah p pengguna gg bensin sekitar 37.6 juta rumah tangga (belum termasuk lembaga usaha dan pemerintah) Jika semua bensin diasumsikan digunakan untuk kendaraan bermotor (Roda-2, Roda-3, dan Roda-4 atau lebih), berarti 37.6 juta rmt memiliki kendaraan. Jumlah kendaraan pada : 30% rmt teratas lk 15.3 juta 40% rmt medium lk 16.4 juta 30% rmt terbawah lk 5.9 juta
Pada kelompok 30% rmt terbawah terbawah, jenis kendaraan yang dimiliki kemungkinan besar sepeda motor Pada kelompok 40% rmt medium, jenis kendaraan yang dimiliki adalh campuran antara sepeda motor dan kend roda 4 atau lebih Pada kelompok 30% rmt teratas, jenis kendaraan yang dimiliki kemungkinan besar kend roda 4 atau lebih.
23
Komposisi Pengguna Energi antar-kelompok rumah tangga
Jenis Energi listrik bensin lpg gas kota kerosene arang solar kayu bakar energi lainnya TOTAL
Kelompok p Rumah Tangga gg Menurut Pengeluaran g 30% 40%Medium 30% Teratas Terbawah 23.63 43.22 33.15 15.83 43.54 40.63 15.97 43.60 40.43 15 01 15.01 35 06 35.06 49 93 49.93 23.88 44.76 31.36 19.73 50.53 29.74 15.04 36.68 48.28 40.94 46.06 13.00 23.99 43.40 32.61 30.00 40.00 30.00
Penjelasan j tadi menjelaskan j bahwa di kaya y lebih banyak mengkonsumsi bensin bersubsidi, sebuah perilaku yang tidak adil 24
Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Recall slide sebelumnya bahwa jumlah kendaraan pada : 30% rmt teratas lk 15.3 juta 40% rmt medium lk 16.4 juta 30% rmt terbawah lk 5.9 juta Dari 37.6 juta rmt yang memiliki kendaraan bermotor, sekitar 15.8% dimiliki oleh 30% rmt terbawah; 43.5% dimiliki oleh 40%rmt medium; dan 40.6% dimiliki oleh 30% rmt teratas. Rata-rata konsumsi bensin kendaraan si kaya lebih boros: Setiap kendaraan si kaya (30% rmt teratas) mengkonsumsi 1.5 lipat dari rata-rata t t konsumsi k i per kendaraan k d Setiap kendaraan kelas menengah (40% rmt medium) mengkonsumsi 0.71 dari rata-rata kons kendaraan Setiap p kendaraan kelas bawah ((30% rmt terbawah) mengkonsumsi ratarata 0.41 dari rata-rata kons per kendaraan.
Komposisi Rumah tangga Berdasarkan pengguna energi Kelompok Rumah Tangga Menurut Pengel aran Pengeluaran 30% 40% 30% Jenis Energi Terbawah Medium Teratas listrik 69.2 94.9 97.0 bensin 31.7 65.3 81.3 lpg pg 27.3 55.8 69.0 gas kota 0.1 0.3 0.5 kerosene 18.6 26.1 24.4 arang 0.3 0.7 0.5 solar 0.7 1.3 2.3 kayu bakar 57.0 48.1 18.1 energi lainnya 59.4 80.6 80.8 TOTAL 100.0 100.0 100.0 Sumber: Diolah dari Data Susenas September 2011, BPS
25
Total 87.8 60.0 51.2 0.3 23.4 0.5 1.4 41.8 74.3 100.0
Sekitar 60% dari total rumah tangga adalah konsumen bensin 81.3% rumah tangga paling mampu (kelompok 30% teratas) adalah konsumen bensin atau memiliki kendaraan 65.3% rumah tangga di bagian tengah (40% medium) memiliki kendaraan 31.7% rumah tangga terbawah (30% terbawah) memiliki kendaraan