PENDAHULUAN Penganggaran adalah elemen penting dalam aktivitas manajemen. Anggaran bukan hanya sebagai alat perencanaan keuangan dan pengendalian, tetapi juga sebagai alat koordinasi, komunikasi, motivasi, dan evaluasi kinerja (Hansen dan Mowen 2006). Dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran perlu melibatkan beberapa pihak, manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah (Hardiwinoto 2010). Anggaran biasa digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Hal ini menyebabkan karyawan berusaha untuk mendapat penilaian yang baik dari atasan, dengan berusaha mencapai target anggaran. Akan tetapi tidak semua anggaran yang telah direncanakan akan berjalan sesuai dengan dengan harapkan. Perilaku negatif yang timbul karena adanya banyak pihak turut andil dalam penyusunan anggaran serta resiko tidak tercapainya target anggaran adalah kecenderungan karyawan untuk menciptakan senjangan. Senjangan anggaran dilakukan karyawan dengan meninggikan anggaran biaya operasi perusahaan atau menurunkan pendapatan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran berdasarkan penelitian terdahulu. Partisipasi anggaran, asimetri informasi, locus of control, kewajaran prosedural, kewajaran distributif, kepercayaan, komitmen tujuan anggaran, dan persepsi keadilan (Dunk 1993; Triana dkk., 2012; Maiga and Jacops 2007; Hardiwinoto 2010; Özer and Yilmaz 2011). Teori yang dapat menjelaskan tentang senjangan anggaran dengan partisipasi anggaran adalah teori keagenan. Dalam teori ini menjelaskan bahwa prinsipal dan agen merupakan dua pelaku ekonomi yang berusaha memaksimalkan utility-nya masing-masing (Maria dan Nahartyo 2014). Senjangan anggaran merupakan hal yang penting karena berkaitan dengan keabsahan anggaran manajemen dan berhubungan dengan perilaku akuntansi, tetapi merupakan UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
1
area yang sulit untuk dikendalikan, sehingga perlu untuk diteliti lebih lanjut. Senjangan anggaran diduga dipengaruhi oleh locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan kepercayaan. Locus of control merupakan keyakinan yang dimiliki karyawan dalam merencanakan anggaran, karyawan dengan locus of control yang baik akan dapat menyusun anggaran dengan tanggungjawab yang besar sehingga tidak mungkin timbul senjangan. Triana dkk., (2012) membuktikan bahwa locus of control tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Keadilan dalam proses penganggaran juga penting. Keadilan dalam pendistribusian dan prosedur anggaran disetiap divisi. Dengan distribusi anggaran yang sama dan sesuai kebutuhan karyawan, karyawan merasa anggaran yang diterima sesuai yang diharapkan, sehingga tidak akan melakukan senjangan. Penelitian Maiga dan Jacobs (2007) menunjukkan bahwa keadilan distributif dalam proses anggaran dapat meminimalisasi kecenderungan karyawan untuk melakukan senjangan anggaran. Prosedur yang adil mampu mengurangi asimetri informasi dalam proses penganggaran, yang dapat mengatasi senjangan anggaran. Didukung penelitian Özer and Yilmaz (2011) bahwa keadilan prosedur dalam penganggaran mampu mengurangi keinginan karyawan untuk melakukan senjangan. Selain itu, perlu ditumbuhkan kepercayaan antara atasan dengan bawahan serta diberikan keadilan yang sama antar karyawan untuk meningkatkan pertukaran informasi dalam proses anggaran. Kepercayaan yang besar mampu mengurangi timbulnya senjangan anggaran (Maria dan Nahartyo 2014). Dengan adanya locus of control yang baik, kepercayaan, dan keadilan yang sama diharapkan mampu meminimalkan kecenderungan karyawan untuk melakukan senjangan anggaran. Penelitian ini mengulas tentang senjangan anggaran yang mungkin terjadi di perusahaan dengan menguji empat UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2
variabel: yaitu locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan kepercayaan. Persoalan penelitian untuk menguji lebih dalam apakah locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural dan kepercayaan berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Tujuan penelitian untuk memberikan bukti empiris bahwa senjangan anggaran timbul karena adanya pengaruh dari locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan kepercayaan. Manfaat penelitian ini untuk akademia, untuk memberikan kontribusi sebagai literatur tambahan, pengembangan teori lebih tepatnya tentang akuntansi keperilakuan dan managemen, serta sebagai media bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir, menambah pengetahuan, dan untuk penulis sebagai wadah penerapan ilmu yang telah dipelajari. Pengujian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh variabel locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan kepercayaan terhadap senjangan anggaran. Manfaat lain untuk perusahaan, sebagai bahan referensi dan masukan dalam memahami faktorfaktor penyebab senjangan anggaran sehingga dapat meminimalkan dan/atau mencegah terjadinya senjangan anggaran perusahaan.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
3
TELAAH TEORITIS Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory). Pemilik/ pemegang saham sebagai prinsipal, sedangkan manajemen sebagai agen. Teori keagenan mendasarkan hubungan kontrak antar anggota-anggota dalam perusahaan, dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama. Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan oleh prinsipal. Namun hubugan kegenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat dasar mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi. Akibat yang terjadi adalah muncul konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat–cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang sebesar–besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan. Senjangan Anggaran Senjangan secara umum diartikan sebagai sumber daya dan pengupayaaan aktivitas yang tidak dapat dijustifikasi dengan mudah dalam bentuk kontribusinya pada tujuan organisasi (March dalam Maria dan Nahartyo 2014). Senjangan yang terjadi selama proses penyusunan anggaran disebut senjangan anggaran. Senjangan anggaran UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
4
didefinisikan sebagai perbedaan antara anggaran yang dibuat dengan jumlah anggaran yang sebenarnya dibutuhkan untuk operasi perusahaan dengan sumberdaya yang diajukan dalam anggaran. Menurut Dunk (1993) senjangan merupakan suatu keadaan dimana perusahaan harus mengeluarkan anggaran yang tinggi dari yang seharusnya, biasanya dilakukan oleh manager dengan menaikkan biaya atau menurunkan pendapatan. Pengertian lain senjangan anggaran adalah perbedaan jumlah anggaran yang diajukan oleh karyawan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari organisasi, mungkin terjadi dikarenakan ketidakpastian lingkungan bisnis dimasa mendatang, atau mungkin dengan sengaja dilakukan untuk kepentingan karyawan itu sendiri (Wang and Song 2012). Locus of Control Locus of control didefinisikan sebagai besarnya keyakinan karyawan terhadap kemampuannya dalam menghadapi tantangan dalam bekerja tergantung pada dirinya sendiri dan juga lingkungannya (Triana dkk,. 2012). Pello (2014) menjelasakan konsep locus of control berkaitan dengan pembelajaran sosial, dan menjadi aspek yang penting dalam penelitian tentang personaliti atau kepribadian seseorang. Pada variabel locus of control terdapat dua kategori yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Locus of control internal yaitu keyakinan sesesorang yang lebih didominasi oleh diri sendiri, bahwa individu yakin dapat bertanggungjawab atas perilaku kerja mereka. Locus of control eksternal merupakan keyakinan seseorang bahwa keberhasilan dan perilaku dalam bekerja dikarenakan faktor dari luar diri mereka. Keadilan Distributif Keadilan distrubutif didefinisikan sebagai kesamaan atau keadilan berkaitan dengan pendistribusian sumberdaya pada setiap karyawan, dimana karyawan menerima UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
5
distribusi sumberdaya untuk mendapatkan keseimbangan antara masukan dan keluaran (Maiga and Jacobs 2007). Keadilan distributif merupakan turunan dari teori ekuitas yang dikembangkan oleh Adams (1965), dimana teori ini menjelaskan bahwa seseorang cenderung untuk menilai status sosial mereka dengan penghasilan seperti rewards dan sumberdaya yang mereka terima (Maria dan Nahartyo 2014). Sumberdaya yang dimaksud mencakup masalah anggaran, penggajian, promosi, maupun pemecatan Keadilan Prosedural Keadilan prosedural didefinisikan kesamaan terhadap prosedur maupun proses yang digunakan untuk membuat keputusan anggaran oleh anggota organisasi. Özer dan Yilmaz (2011) menyatakan bahwa persepsi keadilan prosedur adalah persepsi terhadap proses pengambilan keputusan sebagai suatu proses yang sepenuhnya adil. Dalam hal ini, proses yang adil menjadi norma yang diterima umum terhadap perilaku baik dalam konteks sosial maupun dalam konteks proses pengambilan keputusan organisasi. Karyawan akan menerima keputusan apapun apabila dalam proses pengambilan keputusan dilaksanakan secara adil, kesamaan dalam metode, proses, dan tata cara perencanaan anggaran. Kepercayaan Kepercayaan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk peka pada tindakan yang diambil oleh orang yang dipercayainya berdasarkan pada rasa keyakinan dan tanggungjawab (Hardiwinoto 2010). Keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan. Kepercayaan merupakan pondasi penting untuk kesuksesan antara atasan dan bawahan, juga sebagai arah menentukan pilihan yang tersedia (Maria dan Nahartyo 2014).
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
6
Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosial seseorang. Perumusan hipotesis Locus of Control dengan Senjangan Anggaran Locus of control merupakan karakteristik kepribadian karyawan dalam mengendalikan anggaran yang akan direncanakan. Seorang karyawan dengan locus of control yang baik, akan merasa bahwa dirinya memiliki keyakinan untuk dapat merencanakan dan menyusun anggaran dengan baik agar dapat mencapai tujuan anggaran sehingga tidak akan melakukan senjangan anggaran. Namun jika karyawan memiliki locus of control yang kurang baik, maka karyawan tersebut bisa saja melakukan senjangan. Hal ini karena adanya dorongan untuk dapat mencapai target anggaran, serta untuk mendapat penilaian yang baik dari atasan. Penelitian Triana dkk,. (2012) dan Pello (2014) menjelaskan bahwa locus of control tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran karena para manajer berkeyakinan mampu mengendalikan diri mereka jika dihadapkan dengan anggaran sehingga tidak akan terjadi senjangan anggaran. Dari uraian di atas, peneliti membuat hipotesis: H1 : Locus of control berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Keadilan Distributif dengan Senjangan Anggaran Keadilan distributif mengarah pada keadilan dari tingkat atas sampai bawah, sehingga setiap anggota organisasi merasa menerima sumberdaya yang layak. Jika seorang karyawan mendapatkan sumberdaya yang tidak sesuai harapan, tidak menutup kemungkinan karyawan tersebut akan melebihkan anggaran. Keadilan distributif merupakan proporsionalitas yang artinya karyawan merasa cukup adil dalam menerima UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
7
anggaran dan telah sesuai dengan kebutuhan. Dengan distribusi anggaran secara tepat dan adil yang diberikan kepada setiap karyawan, karyawan merasa anggaran yang diterima sesuai harapan dan berkeyakinan mampu mencapai tujuan anggaran sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya senjangan anggaran. Sebaliknya, jika distribusi anggaran tidak adil dan tidak sesuai kebutuhan karyawan, maka karyawan akan cenderung melakukan senjangan demi memenuhi kebutuhan anggaran. Penelitian Maiga dan Jacobs (2007); Maria dan Nahartyo (2014) menunjukkan bahwa keadilan distributif dalam proses anggaran dapat meminimalisasi kecenderungan karyawan untuk melakukan senjangan anggaran, hal ini karena karyawan berkeyakinan dan percaya bahwa anggaran yang diterima sudah layak sehingga karyawan berkomitmen akan mencapai target anggaran dengan baik .Dari penjelasan di atas dapat ditarik hipotesis hubungan sebagai berikut: H2 : Keadilan distributif berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Keadilan Prosedural dengan Senjangan Anggaran Keadilan prosedural adalah persepsi keadilan prosedur dan tata cara pengambilan keputusan. Berkaitan dengan persepsi karyawan kesamaan prosedural yang diterapkan dalam semua alokasi sumber daya, serta memungkinkan karyawan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Persepsi tentang keadilan prosedural berkaitan dengan atasan atau pembuat keputusan. Dengan diberikannya prosedur dan tata cara yang sama pada setiap bagian perusahaan, kinerja karyawan dalam penyusunan anggaran akan lebih baik dan pengaruh karyawan untuk melakukan senjangan anggaran akan menurun. Özer dan Yilmaz (2011) menjelaskan bahwa keadilan prosedural berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran, hal ini karena keadilan prosedural sebagai mediator iklim kerja yang etis serta keefektifan pengendalian anggaran yang baik pada UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
8
perusahaan sehingga menurunkan terjadinya senjangan anggaran. Berdasarkan penjelasan di atas ditarik hipotesis sebagai berikut: H3 : Keadilan prosedural berpengaruh terhadap senjangan anggaran Kepercayaan dengan Senjangan Anggaran Kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang melakukan hubungan tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian. Kepercayaan terjadi ketika atasan yakin dengan kemampuan dari bawahannya yang dipercaya. Dalam penyusunan anggaran yang dilakukan oleh karyawan perlu diberikan kepercayaan sepenuhnya oleh atasan. Semakin besar kepercayaan yang diberikan, maka dapat meminimalkan senjangan anggaran. Maria dan Nahartyo (2014) menjelaskan bahwa kepercayaan bawahan terhadap atasan dapat meminimalisasi kecenderungan bawahan dalam melakukan senjangan anggaran. Karena karyawan merasa kepercayaan atasan penting dalam proses penganggaran. Dengan penjelasan di atas rumusan hipotesis sebagai berikut: H4 : Kepercayaan berpengaruh terhadap senjangan anggaran Berdasarkan pengembangan hipotesis-hipotesis di atas, maka dapat dibuat model penelitian adalah sebagai berikut: Variabel independen Locus of control
H1
(X1)
Variabel dependen H2
Keadilan distributif (X2)
Senjangan Anggaran (Y)
H3 Keadilan prosedural (X3) Kepercayaan
H4
(X4)
Gambar 1. Model penelitian
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
9
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Peneitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Apac Inti Corpora sebuah perusahaan garment di Kota Semarang. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Apac Inti Corpora. Sampel dilakukan kepada para karyawan (manager dan section head) yang diberikan wewenang untuk ikut terlibat dalam menyusun anggaran perusahaan manufaktur tersebut. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel dependen Senjangan anggaran merupakan perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi terbaik (Triana dkk., 2012), sebagai selisih alokasi sumber daya yang sengaja dibuat karyawan dipergunakan untuk kepentingan sendiri. Senjangan anggaran diciptakan agar bawahan lebih mudah mencapai target anggaran perusahaan (Maria dan Nahartyo 2014). Senjangan anggaran diukur dengan empat indikator. Variabel independen Locus of control merupakan keyakinan karyawan pada kemampuannya dalam menghadapi tantangan yang berkaitan dengan anggaran (Triana dkk., 2012). Locus of control diukur dengan sebelas indikator untuk mengukur kepribadian karyawan. Tujuh indikator untuk mengukur locus of control internal dan empat indikator untuk mengukur locus of control eksternal. Semakin tinggi skor, maka karyawan cenderung memiliki locus of control internal, dan semakin rendah skor cenderung memiliki locus of control eksternal.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
10
Keadilan distributif merupakan teori proposionalitas distribusi anggaran untuk kegiatan perusahaan, diukur dengan menggunakan tanggapan manajer pada lima indikator. Skala dikembangkan untuk digunakan dalam lingkungan penganggaran dan menilai berbagai perbandingan basis (kebutuhan, harapan, dan apa yang pantas) bahwa para
manajer dapat menggunakan ketika menilai keadilan distributif (Hardiwinoto
2010). Keadilan distributif diukur dengan lima indikator. Keadilan prosedural merupakan persamaan dalam prosedur maupun tata cara dalam penganggaran, dinilai menggunakan tanggapan terhadap keadilan prosedural pada perusahaan. Maria dan Nahartyo (2014) menjelaskan proses yang adil menjadi norma yang diterima umum terhadap perilaku baik dalam konteks sosial maupun dalam konteks proses pengambilan keputusan organisasi. Keadilan prosedural diukur dengan delapan indikator. Kepercayaan merupakan suatu kepasrahan yang didalamnya terdapat unsur keyakinan dan kejujuran terhadap orang lain. Dimana kepercayaan merupakan suatu hal yang penting dalam penganggaran, sangat tidak mungkin bahwa seorang atasan yang tidak dipercaya oleh bawahannya bisa berhasil mencapai komitmen tujuan perusahaan (Hardiwinoto 2010). Kepercayaan diukur dengan empat indikator untuk mengukur kepercayaan dan keyakinan karyawan. Sumber Data dan Jenis Data Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara survey dan membagikan kuesioner kepada para responden yaitu para karyawan (manager dan section head) PT Apac Inti Corpora yang diberikan wewenang untuk terlibat dalam menyusun anggaran (Triana dkk., 2012).
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
11
Teknik Analisis Data Pengumpulan data dengan metode kuesioner, yang dibagikan kepada karyawan yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Kuisioner yang disebar sebanyak 60 kuisioner, dan yang dapat diolah sebanyak 46 kuisioner. Variabel diukur dengan instrumen yang terdiri dari pernyataan dengan instrumen berskala Likert 1 sampai 5 dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Pengujian kualitas instrumen penelitian dengan uji validitas yang bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel tersebut sah serta uji reliabilitas bertujuan untuk menguji apakah variabel tersebut handal dan dapat dipercaya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih, serta menunjukkan arah hubungan variabel independen dan dependen (Ghozali 2011).
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
12
ANALISIS DATA Analisis Deskriptif Responden dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa karakteristik responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, jabatan sekarang, pendidikan terakhir, dan usia responden sesuai dengan tabel 1. Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Sekarang
Jenis Kelamin
Pendidikan Terakhir
Usia Responden
Jumlah
Prosentase
Manager
16
35%
Section Head
30
65%
Pria
41
89%
Wanita
5
11%
SLTA
13
28%
D3
11
24%
S1
20
43%
S2
2
4%
<30 tahun
1
2%
31-40 tahun
12
26%
41-50 tahun
31
67%
>51 tahun
2
4%
Sumber data: Data primer yang diolah, 2014
Tabel di atas menunjukkan responden yang terlibat dalam menyusun anggaran berdasarkan jabatan responden sekarang. 65 persen menjabat sebagai section head dan 35 persen menjabat sebagai manager. Karakteristik para responden berdasarkan jenis kelamin. Prosentase responden pria 89 persen dan sisanya 11 persen adalah responden wanita. Hal ini menunjukkan bahwa posisi karyawan (manager dan section head) didominasi gender pria. Karakteristik ketiga pendidikan terakhir para responden. 43 persen lulusan sarjana, 28 persen lulusan sekolah menengah atas, 24 persen lulusan diploma, dan sisanya 4 persen lulusan magister. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan sarjana mendominasi para responden. Karakteristik responden berdasarkan usia. 67 UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
13
persen berusia 41-50 tahun, 26 persen berusia 31-40 tahun, dan sisanya 2 persen berusia dibawah 30 tahun dan 4 persen di atas 51 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa para responden berusia matang. Statistik Deskriptif Variabel dalam penelitian dideskripsikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Variabel
N
Mean
Locus of Control
46
3,7
Keadilan Distributif
46
3,8
Keadilan Prosedural 46 3,7 s 46 3,7 S Kepercayaan 46 3,9 u Senjangan Anggaran mber data: Data primer yang diolah, 2014 Keterangan : Tetapan interval adalah ((5-1)/ 2) = 2, dikategorikan rendah bila skor rata-rata antara1-2,9 dan kategori tinggi bila skor rata-rata 3-5.
Tabel menunjukkan jumlah responden sebanyak 46 orang. Locus of control dengan rata-rata 3,7, termasuk dalam kategori tinggi artinya karyawan cenderung memiliki locus of control internal. Keadilan distributif dengan rata-rata 3,8, termasuk kategori tinggi artinya karyawan sudah mendapatkan keadilan distributif yang tinggi. Keadilan prosedural dengan rata-rata 3,7, termasuk kategori tinggi artinya karyawan sudah mendapatkan keadilan dalam prosedur anggaran. Kepercayaan dengan rata-rata 3,7, termasuk kategori tinggi artinya karyawan merasa sudah mendapatkan kepercayaan tinggi. Senjangan anggaran rata-rata 3,9, termasuk kategori tinggi artinya karyawan tidak akan melakukan senjangan anggaran. Uji Validitas Variabel Pengujian validitas menggunakan metode product moment correlations (pearson correlations). Pengujian dilakukan terhadap 32 item pernyataan. Berdasarkan hasil uji validitas pada pearson correlations terdapat tanda flag significant correlations dan UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
14
probabilitas signifikan semua indikator diketahui dibawah 0,05 (terlampir pada tabel 2), sehingga pernyataan variabel semuanya valid/sahih. Uji Reliabilitas Variabel Uji reliabilitas menggunakan cronbach's alpha, dan menghasilkan data seperti tabel 3 berikut ini: Tabel 4 Variabel
Uji Realibitas Data Cronbach's Alpha
Realibilitas
Locus of Control
0,712
Reliabel
Keadilan Distributif
0,829
Reliabel
Keadilan Prosedural
0,889
Reliabel
Kepercayaan
0,721
Reliabel
Senjangan Anggaran
0,708
Reliabel
Sumber data: Data primer yang diolah, 2014
Dari tabel di atas menunjukkan reliabilitas masing-masing variabel. Locus of control dengan cronbach’s alpha 0,712, keadilan distributif dengan cronbach’s alpha 0,829, keadilan prosedural dengan cronbach’s alpha 0,889, kepercayaan dengan cronbach’s alpha 0,721, dan senjangan anggaran dengan cronbach’s alpha 0,708. Semua variabel dinyatakan reliabel/handal karena cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Pengujian Hipotesis dan Hasil Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda. Dinyatakan berpengaruh jika variabel memiliki thitung lebih besar dari ttabel (2,015) dan signifikansi di bawah 0,05, sebaliknya dinyatakan tidak berpengaruh jika variabel memiliki t hitung lebih kecil dari ttabel (2,015) dan signifikansi di atas 0,05. Hasil pengolahan uji regresi berganda dapat di lihat pada tabel 4.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
15
Tabel 5
Variabel
Uji Regresi Berganda Unstandardized Coefficients B
Nilai t
Sig.
(Constant)
8,199
2,524
0,016
Locus of Control
0,174
2,994
0,005
Keadilan Distributif
-0,171
-1,293
0,203
Keadilan Prosedural
0,185
2,164
0,036
Kepercayaan
-0,105
-0,640
0,526
Sumber data: Data primer yang diolah, 2014
Hasil dari uji regresi berganda menunjukkan locus of control dengan thitung (2,994), signifikansi sebesar 0,005, dan hasil koefisien (b) 0,174. Keadilan distributif dengan thitung (-1,293), signifikansi sebesar 0,203, dan hasil koefisien (b) -0,171. Keadilan prosedural dengan thitung (2,164), signifikansi 0,036, dan hasil koefisien (b) 0,185. Kepercayaan dengan thitung (-0,640), signifikansi sebesar 0,526, hasil koefisien (b) -0,108. Dari hasil di atas, menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap senjangan anggaran adalah locus of contol dan keadilan prosedural. Sedangkan keadilan distributif dan kepercayaan tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Pembahasan Hasil pengujian hipotesis yang pertama terbukti, locus of control berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Hal ini menjelaskan bahwa ternyata karyawan memiliki locus of control yang kurang baik, artinya karyawan tidak mempunyai keyakinan untuk dapat menyusun anggaran perusahaan dan melaksanakan target anggaran dengan baik, sehingga melakukan senjangan anggaran untuk dapat mencapai anggaran yang ditetapkan perusahaan. Tujuan lain karyawan yang melakukan senjangan anggaran adalah untuk kepentingan sendiri sebagai pencitraan agar karyawan dinilai mampu mencapai target anggaran.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
16
Hasil pengujian ini berbeda dengan Triana dkk,. (2012) dan Pello (2014) yang menyatakan bahwa locus of control tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran karena karyawan mempunyai keyakinan mampu mengendalikan dirinya jika dihadapkan dengan anggaran, sehingga karyawan tidak akan melakukan senjangan anggaran. Setiap individu dengan locus of control yang baik akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, karena apapun hasil dari pekerjaannya entah baik atau buruk mereka akan bertanggungjawab atas kinerjanya tersebut, sehingga dalam hal ini setiap individu tidak akan melakukan senjangan anggaran. Pengujian hipotesis kedua tidak terbukti, menunjukkan keadilan distributif tidak berpengaruh terhadap senjangan. Nilai koefisien keadilan distributif bernilai negatif, artinya semakin tinggi keadilan yang diberikan atasan, maka senjangan yang timbul akan menurun. Hasil ini menjelaskan bahwa karyawan tidak akan melebihkan aggaran karena atasan mereka sudah memberikan distribusi anggaran yang baik serta proposionalitas anggaran yang sama, sehingga karyawan merasa bahwa dirinya mendapatkan keadilan. Dengan keadilan distributif karyawan akan bekerja dengan sebaik-baiknya, mampu mencapai tujuan perusahaan tanpa melakukan senjangan anggaran. Penelitian ini sejalan dengan Maiga and Jacobs (2007); Maria dan Nahartyo (2014). Hasil penelitian mereka menjelaskan pentingnya memahami partisipasi anggaran dalam meningkatkan keadilan distributif yang pada gilirannya diharapkan dapat menciptakan kepercayaan yang mengarah ke komitmen tujuan anggaran yang akhirnya mengurangi kecenderungan untuk menciptakan senjangan. Pengujian hipotesis
ketiga
terbukti,
menunjukkan keadilan prosedural
berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Pengujian ini menjelaskan bahwa prosedur UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
17
atau tata cara dalam anggaran mampu mempengaruhi anggaran. Hal ini dimungkinkan karena prosedur yang diberikan kurang adil pada setiap divisi, sehingga dapat menimbulkan senjangan. Selain itu, prosedur yang tidak sama bisa menyebabkan kekeliruan dalam mengambil keputusan anggaran, kekeliruan ini dapat menghambat tujuan perusahaan dan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, karyawan bisa saja melakukan senjangan. Senjangan anggaran dilakukan untuk memenuhi target anggaran yang ditetapkan perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan Özer and Yilmaz (2011) yang menjelaskan bahwa keadilan prosedural berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran. Hal ini karena persepsi keadilan prosedural sebagai variabel mediator mampu meningkatkan iklim kerja yang etis serta dapat melaksanakan keefektifan dalam pengendalian anggaran yang baik pada perusahaan sehingga menurunkan terjadinya senjangan anggaran. Pengujian hipotesis keempat tidak terbukti, menunjukkan variabel kepercayaan tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Nilai koefisien kepercayaan bernilai negatif, artinya semakin tinggi kepercayaan yang diberikan, maka senjangan semakin menurun. Kepercayaan merupakan suatu keyakinan dan keterbukaan antar karyawan, sehingga dapat saling bertukar informasi secara baik. Kepercayaan terhadap kemampuan karyawan, percaya bahwa karyawan mampu menyusun anggaran dan melaksanakan tugas anggaran dengan baik. Semakin tinggi tingkat kepercayaan atasan dan bawahan maka akan meminimalisasi terjadinya senjangan anggaran. Hal ini sejalan dengan penelitian Hardiwinoto (2010); Maria dan Nahartyo (2014) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap atasan akan lebih sedikit melakukan senjangan anggaran jika dibandingkan dengan UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
18
individu yang memiliki kepercayaan yang rendah terhadap atasan karena bawahan telah berpartisipasi menyusun anggaran dengan sebaiknya dan mendapat kepercayaan yang besar dari atasan. Kepercayaan timbul karena adanya keadilan yang diberikan atasan, sehingga karyawan merasa mampu untuk mencapai komitmen tujuan anggaran.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
19
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan, keterbatasan dan saran sebagai berikut: Kesimpulan Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan kepercayaan terhadap senjangan anggaran yang dilaksanakn di PT Apac Inti Corpora. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi sebagai literatur tambahan untuk akademia, serta dapat membantu mengatasi senjangan anggaran yang mungkin terjadi sehingga mengurangi dampak negatif timbulnya senjangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel locus of control dan keadilan prosedural berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Karyawan yang bekerja di perusahaan ternyata memiliki locus of control yang kurang baik. Artinya karyawan kurang berkeyakinan untuk dapat mencapai target anggaran, sehingga melakukan senjangan anggaran. Selain itu, prosedur anggaran yang diberikan perusahaan belum dirasa adil oleh karyawan, sehingga karyawan merasa perlu melakukan senjangan aggaran untuk mengantisipasi bila target anggaran tidak tercapai. Sedangkan variabel keadilan distributif dan kepercayaan tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah mendapatkan distribusi anggaran yang adil dari perusahaan serta diberikan kepercayaan yang besar oleh atasan, sehingga karyawan tidak akan melakukan senjangan anggaran.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
20
Keterbatasan Penelitian ini tidak lepas dari kekurangan dan keterbatasan. Dengan menggunakan kuisioner dan diserahkan pada personalia PT. Apac Inti Corpora, penulis tidak dapat melakukan wawancara langsung dengan responden untuk mendapatkan informasi tambahan. Karena tidak bertemu langsung dengan responden, penulis tidak bisa memastikan bahwa yang mengisi kuisioner adalah karyawan yang bersangkutan. Saran Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan kuisioner yang lebih baik, dan dapat wawancara dengan responden langsung untuk dapat menambah informasi, mengembangkan perspektif penelitian dengan objek lain, mengembangkan model penelitian, sehingga lebih dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi senjangan anggaran. Untuk perusahaan, agar lebih memonitor serta memperhatikan pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran. Atasan dapat memilih karyawan dengan locus of control yang baik, atau bila perlu karyawan diberikan motivasi atau dorongan agar berkeyakinan mampu merencanakan anggaran dengan baik, yang bertujuan untuk meminimalisasi timbul senjangan anggaran. Selain itu, memperbaiki prosedur anggaran mungkin perlu untuk dilakukan agar senjangan dapat diantisipasi, serta pentinganya meningkatkan keadilan prosedural dalam perencanaan dan penyusunan anggaran.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
21
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Drs.M.Com.(hons,), Akt.Ph.D. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan). Pidato Pengusulan Jabatan Guru Besar Universitas Diponegoro. Dunk, A. S. 1993. The Effect Of Budget Emphasis And Information Asymetry On The Relation Between Budgetary Participation And Slack. The Accounting Review, volume 68 (2): 400-410 Erfan, A. 2013. Pengaruh Persepsi Keadilan Prosedur, Efektifitas Pegendalian Anggaran &Iklim Kerja Etis Terhadap Kecederugan Melakukan Budgetary Slack Pada Organisasi Publik. Universitas Diponegoro. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hansen, D dan Mowen, M. 2006. Management Accounting. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Hardiwinoto. 2010. Analisis Partisipasi Anggaran Terhadap Budget Slack: Persepsi Kewajaran Prosedural Dan Distributif, Kepercayaan Manajerial, Dan Komitmen Tujuan Anggaran Sebagai Faktor Intervening. Maksimum, volume 1 (1): 1-14. Ikhsan, A. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Jensen, M and Mekling, W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, volum 3(4): 305-360. Maiga, A. S and Jacobs, F. A. 2007. Budget Participation’s Influence on Budget Slack: The Role Of Fairness Perceptions, Trust, And Goal Commitment. Journal of Applied Management Accounting Research, volume 5 (1): 39-58. Maria, D dan Ertambang, N. 2014. Influence Of Fairness Perception And Trust On Budgetary Slack: Study Experiment On Participatory Budgeting Contex. Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin. Mas’ud, F. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. Universitas Diponegoro. Özer, G and Emine, Y. 2011. Effects of Procedural Justice Perception, Budgetary Control Effectiveness and Ethical Work Climate on Propensity to Create Budgetary Slack. Business and Economics Research Journal, volume 2 (4): 118. Pello, E. 2014. Pengaruh Asimetri Informasi Dan Locus Of Control Pada Hubungan Antara Penganggaran Partisipatif Dengan Senjangan Anggaran. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, volume 6 (2): 287-305. Putranto, Y.A. 2012. Pengaruh Moderasi Informasi Asimetri Dan Group Cohesiveness Terhadap Hubungan Partisipasi Penganggaran Dengan Budgetary Slack. Jurnal Economia, volume 8 (2): 116-126. R. Nanda H.A. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi dan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating. Universitas Diponegoro. Santoso, S. 2006. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 14. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sekaran, U. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat. UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
22
Sinaga, M.T. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Locus Of Control Dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi. (diunduh 24 Oktober 2013). Tjahyanti, R. D. 2004. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi, Keterlibatan Kerja, Dan KetidakPastian Lingkungan Terhadap Senjangan Anggaran. Tesis Akuntansi Universitas Diponegoro Triana, M. dkk. 2012. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Dan Locus Of Control Terhadap Slack Anggaran (Survei Terhadap Hotel Berbintang Di Kota Jambi). E-Jurnal Binar Akuntansi (1): 51-61. Wang, D dan Jianbo S. 2012. Is budget slack immoral?. Renmin University of China. ______________. 2013. Measuring The Spread Of Budget Slack. Renmin University of China. Wijaya, T. 2012. Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPSS 20. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
23
Lampiran Pernyataan Kuisioner Locus of Control Pernyataan
Saya berhasil karena kerja keras sendiri
Saya sukses karena kemampuan dan usaha saya
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
menyusun anggaran Saya yakin dapat menjadi seorang pemimpin
TS
Saya yakin mampu memberi kontribusi dalam
STS
Saya dapat menetukan apa yang terjadi dalam hidup saya Kegagalan dan keberhasilan saya menyusun anggaran tergantung pada diri saya Kegagalan yang saya alami dalam bekerja akibat perbuatan saya sendiri Kegagalan yang saya alami dalam bekerja akibat ketidak beruntungan Saya merasa keefektifan saya dalam menyusun anggaran ditentukan oleh senior saya Kesuksesan saya dalam pekerjaan karena faktor keberuntungan Tidak baik melakukan perencanaan terlalu jauh
kedepan, karena mungkin banyak hal dapat berubah
Keadilan Distributif Pernyataan Divisi saya menerima anggaran yang layak
Anggaran cukup mencerminkan kebutuhan divisi saya
Divisi saya mengharapkan anggaran yang sesuai Anggaran yang ditetapkan sudah wajar Supervisor saya menunjukkan perhatian dan kepekaan ketika mendiskusikan batasan anggaran divisi saya UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
i
Keadilan Prosedural Pernyataan
Prosedur
STS
penganggaran diaplikasikan
TS
N
S
SS
secara
konsisten dengan semua divisi Prosedur
penganggaran diaplikasikan
secara
konsisten sepanjang waktu Keputusan
anggaran
divisi
saya
berdasar
informasi yang akurat dan opini yang baik Saya mempunyai kesempatan untuk meninjau prosedur penganggaran divisi saya Prosedur penganggaran saat ini sesuai standar etika dan moralitas Keputusan berkaitan dengan anggaran tidak pilih kasih antara divisi satu dengan yang lainnya Prosedur penganggaran saat ini menunjukkan perhatian pada semua divisi Pembuat keputusan berkaitan dengan anggaran, menjelaskan dengan baik alokasi anggaran divisi
Kepercayaan Pernyataan
Saya
sulit
mempercayai
STS
orang
lain
dalam
karyawan
untuk
TS
N
S
SS
menyusun anggaran Saya
dapat
mempercayai
berpartisipasi karena rekomendasi atasan Saya ragu untuk dapat mempercayai karyawan lain dalam menyusun anggaran Saya sangat percaya pada karyawan lain karena kemampuannya
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
ii
Senjangan Anggaran Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
Saya harus memonitor biaya pada divisi saya secara hati-hati karena keterbatasan anggaran Penyusunan anggaran divisi saya tidak memiliki target khusus Target
anggaran
tidak
bertujuan
untuk
peningkatan efisiensi Target anggaran sulit untuk dicapai
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
iii
Lampiran pengujian validitas
Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel Keadilan Distributif
Keadilan Prosedural
Kepercayaan
Locus of Control
Senjangan Anggaran
Pearson Correlations
Signifikan
Validitas
KD1
0,879**
0,000
Valid
KD2
0,863**
0,000
Valid
KD3
0,594**
0,000
Valid
KD4
0,771**
0,000
Valid
KD5
0,754**
0,000
Valid
KP1
0,803**
0,000
Valid
KP2
0,813**
0,000
Valid
KP3
0,729**
0,000
Valid
KP4
0,692**
0,000
Valid
KP5
0,833**
0,000
Valid
KP6
0,837**
0,000
Valid
KP7
0,744**
0,000
Valid
KP8
0,691**
0,000
Valid
KCY 1
0,765**
0,000
Valid
KCY2
0,739**
0,000
Valid
KCY3
0,625**
0,000
Valid
KCY4
0,812**
0,000
Valid
LOC1
0,539**
0,000
Valid
LOC2
0,653**
0,000
Valid
LOC3
0,629**
0,000
Valid
LOC4
0,605**
0,000
Valid
LOC5
0,340*
0,021
Valid
LOC6
0,571**
0,000
Valid
LOC7
0,583**
0,000
Valid
LOC8
0,509**
0,000
Valid
LOC9
0,418**
0,004
Valid
LOC10
0,398**
0,006
Valid
LOC11
0,454**
0,002
Valid
SA1
0,677**
0,000
Valid
SA2
0,716**
0,000
Valid
SA3
0,708**
0,000
Valid
SA4
0,755**
0,000
Valid
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
iv