BENTUK PLAGIARISME PADA SKRIPSI MAHASISWA Yulis Mariasih1 Endah Tri Priyatni2 Titik Harsiati2 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145 E-mail:
[email protected]
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk plagiarisme dan bagian-bagian skripsi mahasiswa yang terdapat tindakan plagiarisme. Subjek penelitian ini adalah skripsi mahasiswa pada topik menulis cerpen tahun 20122015 Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan dua acuan dalam mengklasifikasikan bentuk plagiarisme, yaitu berdasar bentuk tulisan dan sifatnya. Berdasarkan bentuk tulisan, tindakan plagiarisme dibagi menjadi dua, yaitu plagiarisme langsung dan plagiarisme samar atau mosaik. Berdasarkan sifatnya tindakan plagiarisme dibagi menjadi dua, yaitu plagiarisme ide dan plagiarisme berpola. Plagiarisme berpola dibagi menjadi dua, yaitu plagiarisme berpola lurus dan plagiarisme berpola silang. Kata Kunci: plagiarisme, bentuk plagiarisme ABSTRACT: This research was conducted in order to describe the form of plagiarism thesisand part of student thesis that contained plagirism action. The subject of this research is student thesis on the topic of writing short stories in 2012-2015 Indonesian Literature Department, State University of Malang.This research belongs to descriptive qualitative research. Based on the result there are two references to classify the forms of plagiarism, based on written form and based on the nature. Based on the wrtten form, plagiarims ca be found by two type. There are outright plagiarism and mosaic plagiarism. Based on the nature of plagiarism action, plagiarism can be found by two type. There are ideas plagiarism and patterned plagiarism. Patterned plagiarism divided into two type, there are straight dan cross plagiarims. Keywords:plagiarism, plagiarism forms
Laporan hasil penelitian merupakan sesuatu yang tidak asing bagi mahasiswa. Laporan hasil penelitian mahasiswa ditulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya. Penelitian yang baik adalah penelitian yang menjunjung tinggi kujujuran ilmiah.Kejujuran ilmiah tidak hanya dilakukan dalam proses meneliti, tetapi juga pada hasil laporan penelitian. Kejujuran dalam proses penelitian terkait dengan tidak adanya manipulasi selama penelitian dilaksanakan. Kejujuran dalam penulisan laporan terkait dengan kejujuran dalam menuliskan paparan penulisan karya ilmiah. Salah satu tindakan yang mencerminkan ketidakjujuran dalam penulisan karya ilmian adalah plagiarisme. Menurut Putra (2011:11) plagiarisme adalah tindakan mencuri (gagasan/karya intelektual) orang lain dan mengklaim atau mengumumkannya sebagai miliknya. 1
Yulis Mariasihadalah mahasiswa UniversitasNegeri Malang (UM) Jurusan Sastra Indonesia. ArtikelinidiangkatdariSkripsi Program Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Negeri Malang. 2016. 2 Endah Tri Priyatni dan Titik HarsiatiadalahDosen Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, UniversitasNegeri Malang.
1
2
Plagiarisme dapat dilakukan dengan berbagai macam karakteristik tindakan. Putra (2011:12) menyebutkan tindakan plagiarisme memiliki tiga versi, yaitu (1) plagiarisme yang dilakukan serentak, (2) plagiarisme yang dilakukan sebagian, dan (3) plagiarisme yang dilakukan hanya satu perbuatan mencuri gagasan orang lain. Ketiga versi tersebut dijabarkan menjadi 9 karakteristik sebagai berikut. 1) Mengambil mentah-mentah karya orang lain dan menyebutkannya sebagai karya sendiri. 2) Menuliskan kembali karya orang lain dan menerbitkannya. 3) Memperkerjakan atau memakai jasa orang lain untuk menulis karya atau purchasingkarya tulis lalu memublikasikannya dengan nama sendiri. 4) Menggunakan gagasan orang lain dan memublikasikannya dengan nama sendiri. 5) Menggunakan kata-kata yang diucapkan orang lain apa adanya dan memublikasikannya dengan nama sendiri. 6) Melakukan parafrase atau meringkas gagasan orang serta kata-kata danmemublikasikannya dengan nama sendiri. 7) Menggunakan karya tulis yang didapat dari orang lain memublikasikannya dengan nama sendiri. 8) Menggunakana karya tulis yang dibeli atau diunduh dari internet memublikasikannya dengan nama sendiri. 9) Mengopi informasi atau data dari sumber elektronik memublikasikannya dengan nama sendiri. Cahyono (2012:55) membatasi tindakan plagiarisme pada tiga hal, yaitu (1) penafsiran atau parafrase tulisan yang terlalu dekat dari tulisan orang lain, (2) persamaan sebuah karya tulis yang melebihi satu bahasan atau pokok pemikiran, dan (3) mengatasnamakan tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri (coauthoring). Terkait dengan tindakan plagiarisme, Cahyono (2011:108) menyebutkan faktor perilaku plagiarisme di kalangan pendidikan Indonesia, yaitu (1) waktu yang terbatas, (2) sifat malas, (3) hasrat untuk memperoleh nilai yang tinggi, (4) kurang mengetahui tentang kegiatan plagiasi, (5) kurang mampu memunculkan ide, (6) kurang percaya diri, (7) kurang kemampuan dalam menulis, (8) kesetiaan moral yang rendah, (9) memiliki ide yang sama, (10) mengagumi karya orang lain, (11) tuntutan lulus, dan (12) nilai tugas yang rendah.Paparan tersebut menunjukkan bahwa palgiarisme memiliki berbagai macam faktor, baik yang pribadi penulis maupun dorongan dari luar diri penulis. Utami (2012:06) membagi faktor terjadinya tindakan plagiarisme menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan keenganan penulis untuk mengakui bahwa buah karyanya sebagian kecil atau besar merupakan hasil pemikiran orang lain. Umumnya masalah ini muncul karena penulis ingin mendapatkan pengakuan yang labih dari khalayak bahwa karyanya adalah baru, hebat, dan bermutu. Sementara itu faktor eksternal berkaitan dengan minimnya sanksi yang diberikan kepada plagiator. Plagiarisme yang dilakukan seseorang terhadap karya orang lain terjadi dalam berbagai bentuk. Menurut Putra (2011:13-14) bentuk plagiarisme yang muncul dalam karya ilmiah memiliki tiga bentuk. Pertama,plagiarisme langsung yaitu penulis mengutip atau mengopi sumber secara langsung kata demi kata tanpa menyebutkan siapa penulis atau pemilik sumber. Seorang plagiator secara
3
sadar menyalin ulang sebuah gagasan secara utuh lalu mengakuinya sebagai gagasan pribadi. Kedua,plagiarisme karena kutipan tidak jelas atau salah kutiptepat tidaknya sebuah pengutipan merupakan tindakan plagiarisme yang menitikberatkan pada ketepatan dalam menuliskan rujukan. Ketiga,plagiarisme mozaik yaitu penulis secara benar mengutip tetapi menggati sebagian kata atau beberapa kata dalam kalimat (rework a paragraph) dengan kata-katanya sendiri tanpa menyebutkan kredit penulis sumber sehingga jika dibaca dan dicermati gagasan yang ditulis mirip dengan sumber aslinya namun kalimat tersebut dituliskan bukan dalam bentuk kutipan. Menurut Layer dan Singh (dalam Soelistyo, 2011:19) plagiarisme dalam karya tulis dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu (1) plagiarisme ide, (2) plagiarisme kata demi kata, dan (3) plagiarisme atas sumber. Plagiarisme ide dalam penelitian terkait dengan pemilihan ide penelitian yang sama. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan topik penelitian yang terlalu dekat dengan topik penelitian yang telah ada. plagiarisme kata per kata adalah plagiarisme langsung atau pengambilan tulisan secara utuh karya orang lain tanpa menuliskan rujukan yang benar. Plagiarisme sumber berkaitan dengan penulisan sumber kutipan. Penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian Pramita Lidya Yuarista tahun 2015dengan judul “Analisis Plagiarisme dalam Penulisan Skripsi Mahasiswa Program S1 Pendidikan Ekonomi Pembangunan tahun 2010-2014 Universitas Negeri Malang”Hasil penelitian tersebut, yaitu (1) pada sampel pertama ditemukan plagiarisme langsung sebanyak 57,69%, kutipan tidak jelas sebanyak 9,52%, dan plagiarisme mozaik 38,46%, (2) pada sampel kedua ditemukan plagiarisme langsung sebanyak 86,79%, kutipan tidak jelas sebanyak 15,79%, dan plagiarisme mozaik sebanyak 5,66%, dan (3) pada sampel ketiga ditemukan plagiarisme langsung sebanyak 62,50% dan plagiarisme mozaik sebanyak 22,22%. Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan tindakan plagiarisme pada skripsi mahasiswa. Tujuan tersebut dirinci menjadi dua, yaitu (1)bentuk-bentuk plagiarisme plagiarisme hasil perbandingan skripsi mahasiswa pada topik menulis cerpen tahun 20122015 Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang, dan (2) Bagian-bagian skripsi mahasiswa pada topik menulis cerpen tahun 2012-2015 Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang yang terdapat tindakan plagiarisme berdasarkan hasil bandingan skripsi dengan topik menulis cerpen.
METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan dokumen sebagai subjeknya. Penelitian kualitatif karena subjek yang diteliti tidak mendapatkan manipulasi atau perlakukan tertentu dan hasil penelitian yang tidak dapat digeneralisasikan pada subjek lain selain subjek penelitan dalam penelitian ini. Jenis penelitian ini adalah analisis dokumen. Analisis dokumen merupakan salah satu jenis penelitian deskriptif. Analisis dokumen juga disebut analisis isi. Dengan demikian penelitian ini digolongkan pada penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan analisis dokumen atau analisis isi. Dokumen yang dimaksud adalah skripsi mahasiswa sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk plagiarisme pada skripsi dan bagian skripsi yang terdapat tindakan plagiarisme. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah skripsi Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia tahun 2012-2015 pada saat penelitian ini dilakukan dan hasil
4
penelitian ini hanya berlaku pada Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Negeri Malang. Peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai instrumen kunci. Hal ini dikarenakan peneliti memiliki peran langsung terhadap proses penelitian yang diantaranya merumuskan masalah, menetapkan sumber data, proses pengumpulan data, hingga tahap analiss data dan pelaporan hasil penelitian. Peneliti sendiri yang mamahami dan mendalami subjek material penelitian atau peneliti dan subjek material penelitian saling berinteraksi secara langsung dan berlanjutan. Sumber data dalam penelitian ini adalah skripsi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia dengan topik menulis cerpen tahun 2012-2015 yang berjumlah enam belas judul. Data pada penelitian ini adalah paparan satuan paragraf yang mengandung tindakan plagiarisme pada skripsi mahasiswa tahun 2012-2015 dalam bentuk tindakan plagiarisme beserta rincian bagian-bagian plagiarisme. Prosedur pengumpulan data pada penelitian inidilakukan dengan 4 tahap, yaitu (1) identifikasi terhadap judul-judul skripsi yang terdapat di perpustakaan, (2) peneliti menentukan topik dalam judul skripsi yang akan diteliti, (3) setelah menemukan judul
skripsi yang menjadi sumber data, peneliti membaca masing-masing skripsi sekaligus melakukan membandingkannya, dan (4) selanjutnya peneliti menganalis untuk menemukan data plagiarisme.
Analisis data penelitian ini melalui empat tahapan. Pertama, reduksi data, data direduksi berdasarkan judul penelitian sehingga judul penelitian yang tidak sesuai dengan topik penelitian tidak dijadikan data penelitian. Kedua,memberika kode pada data penelitian untuk memudahan analisis. Ketiga, data dianalisis untuk menentukan bentuk plagiarisme yang ditemukan. Keempat, menyimpulakan hasil analisis menjadi simpulan penelitian. HASIL Hasilpenelitianini berupa deskripsi tentangbentuk-bentuk plagiarisme dan bagian-bagian skripsi yang terdapat terdapat tindakan plagiarisme. Penelitian ini menemukan 7 plagiarisme samar, 7 plagiarisme lansung, 1 plagiarisme ide, 1 plagiarisme berpola lurus, dan 2 plagiarisme berpola silang. Plagiarisme padaskripsi mahasiswa ditemukan pada pendahuluan, kajian teori, pembahasan, dan penutup. PEMBAHASAN Pembahasan penelitian ini dijabarkan berdasarkan pada masing-masing bagian skripsi yang mengandung tindakan plagiarisme. Pada bagian skripsi tersebut dijabarkan masing-masing bentuk plagiarisme yang ditemukan sesuai dengan hasl analisis data. Berdasarkan bentuk tulisannya plagiarisme dalam skripsi mahasiswa ditemukan dalam empat bagian, yaitu pendaguluan, kajian teori, pembahasan, dan penutup. Masing masing bagian dan bentuk plagiarisme yang terdapat di dalamnya dijelaskan sebagai berikut Pertama, pada bagian pendahuluan. Pada bagian ini ditemukan dua data plagiarisme samar. Diantaranya sebagai berikut. (1) “Pembelajaran bahasa indonesia mempunyai empat aspek keterampilan berbahasa, yakni membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Keempat keterampilan tersebut selalu berkait satu sama lain. Keterampilan membaca dan mendengarkan merupakan keterampilan reseptif, sedangkan
5
keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan produktif” MAY/PEND/2014/01 (2) “...pengajaran keterampilan bahasa dan sastra Indonesia mencangkupi keterampilan mendengarkan, ketrapilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Di antara keterampilan tersebut keterampilan mendengar dan keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan keterampilan menulis adalah keterampilan produktif.” RIA/PEND/2012/01
Secara garis besar ide yang disampaikan dalam paragraf di atas adalah sama yaitu menyebutkan empat aspek pembelajaran berbahasa Indonesia dan penggolongan keempatnya berdasarkan tingkatan kognitif. Namun dalam penulisannya terjadi pengubahan berupa penambahan dan pengurangan, serta mengganti kata dengan kata sejenis yang maknanya hampir sama. Penambahan yang dimaksud adalah penambahan kata “mempunyai empat aspek” dan penambahan kalimat berupa “ keempat aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain”. Pengurangan kata pada paragraf tersebut yaitu hilangnya kata “di antara keterampilan tersebut” dalam mengawali kalimat “keterampilan mendengar dan membaca merupakan keterampilan reseptif”. Sedangkan penggantian kata terjadi pada kata “adalah” yang pada paragraf selanjutnya diubah menjadi “merupakan”. Penggantian, penambahan, dan pengurangan ini yang menjadi indikator terjadinya tindakan plagiarisme samar.
Kedua, plagiarisme pada kajian teori. Pada bagian kajian teoori ditemukan empat plagiarisme samar dan plagiarisme langsung. Berikut masing-masing paragraf plagiarisme samar dan langsung yang ditemukan. (1) “Cerpen adalah karya sastra bersifat naratif yang terdir atas 500-5000 kata dengan berfokus pada satu peristiwa. Cerpen merupakan salah satu bentuk prosa fiksi...” (MAY/TEO/2014/08) (2) “Cerpen adalah cerita yang pendek. Pendek di sini berarti cerita yang habis dibaca sekali duduk, atau cerita yang terdiri dari sekitar 500-5000 kata. Cerpan merupakan hasil interpretasi pengarang terhadap kehidupan yang dituangkannya dalam bentuk karya tulis fiksi yang tidak terlalu panjang...” (BER/TEO/2012/09)
Bandingan antara dua paragraf di atas pada bagian awal definisi cerpen MAY/TEO/2014/08menunjukkan adanya tindakan parafrase dari BER/TEO/2012/09, parafrase menunjukkan adanya penulisan ulang gagasan dengan menggunakan bahasa sendiri sehingga tidak terlihat bahwa hal tersebut sebenarnya tiruan ide dari tulisan lain. Namun dalam paragrafMAY/TEO/2014/08 dapat ditelusuri persaman ide yang digunakan yakni pada frasa “terdiri dari sekitar 500-5000 kata” dan kata “fiksi”. Definisi keduanya menunjukkan kriteria yang sama walaupun urutannya berbeda dalam memberikan batasan pengertian cerpen. Dengan demikian paragraf ini merupakan bentuk plagiarisme samar. (1) “Dari beberapa pendapat di atas sekiranya dapat ditarik simpulan bahwa menulis merupakan suatu proses menuangkan ide atau gagasan ke dalam suatu media dengan cara merangkai huruf, angka, dan simbol sesuai dengan kaidah- kaidah penulisan yang kemudian menjadi sebuah kata, paragraf, dan berkembang menjadi wacana yang mempunyai makna tertentu dengan tujuan memberikan informasi dan pesan kepada pembaca.” (APR/TEO/2014/12) (2) “Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu proses menuangkan ide atau gagasan ke dalam suatu media dengan cara merangkai huruf, angka, dan simbol sesuai dengan kaidahkaidah penulisan yang kemudian menjadi sebuah kata, paragraf, dan
6
berkembang menjadi wacana yang mempunyai makna tertentu dengan tujuan memberikan informasi dan pesan kepada pembaca.” (FEB/TEO/2014/17)
Dalam menuliskan paragraf definisi pada kalimat di atas sama halnya dengan contoh kasus pertama, yaitu walaupun terdapat pengubahan, pengurangan maupun penambahan namun esensi dari inti kalimat definisi yang dituliskan sama persis kata perkata dengan paragraf yang menjadi bandingan. Sehingga penyalinan ulang kata perkata seperti ini merupakan indikator terjadinya plagiarisme langsung. Ketiga,plagiarisme pada bagian pembahasan. Pada bagian pembahasan ditemukan dua data palagiarisme langsung. Paragraf tersebut adalah sebagai berikut. (1) “Pada tahap tulis, siswa mengembangkan kerangka cerpen menjadi cerpen yang utuh dan padu. Pada tahap pengembangan kerangka, siswa diberi kebebasan mengembangkan kerangka cerpen menjadi cerpen yang utuh dan padu sesuai dengan kreatifitas masing masing.” (MAY/PEM/2014/84) (2) “Pada tahap ini siswa mengembangkan kerangka cerpen menjadi cerpen yang utuh dan padu. Mengembangkan kerangka memerlukan demikian yang sistematis dan terarah. Pada tahap pengembangan kerangka, siswa diberi kebebasan mengembangkan kerangka cerpen menjadi cerpen utuh dan padu sesuai ide dan kreativitas masing-masing.”( BER/PEM/2012/101)
Paragraf MAY/PEM/2014/84 dikategorikan ke dalam bentuk plagiarisme langsung karena penggunaan ide, kata ,dan gagasan yang sama dengan paragraf bandingan BER/PEM/2012/101. Jika pun terdapat perbedaan, hal tersebut dikarenakan dalam paragraf MAY/PEM/2014/84 tidak terdapat salah satu kalimat dari BER/PEM/2012/101 berupa “Mengembangkan kerangka memerlukan demikian yang sistematis dan terarah”. Pengurangan kalimat tersebut tidak disertai dengan penambahan atau pemberian keterangan lain selain yang telah tercantum pada BER/PEM/2012/101. Sehingga paragraf MAY/PEM/2014/84 merupan tiruan atau plagiarisme dari paragraf BER/PEM/2012/101 dikarenakan tidak adanya keterangan lain selain yang tertulis dalam paragraf bandingan. Keempat,plagiarisme pada bagian penutup. Pada bagian penutup plagiarisme ditemukan pada bagian saran. Bentuk plagiarisme yang ditemukan yaitu plagiarisme samar. Paragraf tersebut adalah sebagai berikut. (1) “Saran tersebut adalah pertama, penelitian ini diharapkan dijadikan bahan acuan bagi guru mata pelajaran menulis, khususnya menulis cerpen dengan media video reality show “Orang Pinggiran” sebagai media pembelajaran dan kedua, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi peneliti berikutnya pada pembelajaran menulis puisi, menulis drama, dan keterampilan berbahasa yang lain dengan media video reality show “Orang Pinggiran.”(MAY/PNT/2014/95) (2) “...... saran tersebut sebagai berikut. 1. Penelitian ini diharapkan dijadikan bahan acuan bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam memperbaiki pembelajaran menulis, khususnya menulis cerpen dengan penggunaan rekaman lagu sebaga media pembelajaran. 2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi peneliti berikutnya pada pembelajaran menulis puisi, menulis drama dan keterampilan berbahasa yang lain dengan media rekaman lagu.” (BER/PNT/2012/111)
7
Paragraf tersebut mengalami perubahan dalam segi bentuk. Paragraf MAY/PNT/2014/95 dikembangkan dalam bentuk uraian paragraf sedangkan saran pada skripsi BER/PNT/2012/111 diuraikan dalam bentuk poin-poin deskripsi. Dari segi isi, kedua saran tersebut memiliki isi yang sama. Namun dalam penyampaiannya penulis menggunakan kata-kata yang berbeda sesuai dengan maksud yang diinginkan masing-masing penulis. Misalnya katerangan media yang digunakan diganti atau disesuaikan dengan media yang digunakan penulis dalam penelitiannya yaitu media video reality show “Orang Pinggiran yang diganti dengan media rakaman lagu. Acuan klasifikasi bentuk palagiarisme yang ke-dua adalah berdasarkan sifat.berdasarkan sifatnya plagiarisme dibagi menjadi dua, yaitu plagiarisme ide dan plagiarisme berpola. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini ditemukan satu skripsi dengan plagiarisme ide, yakni skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Lagu Terhadap Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas Xi SMANegeri 3 Malang 2014 dibandingkan dengan judul skripsi berikut “Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Melalui Media Rekaman Lagu Pada Siswa Kelas X-4 SMAN 2 Batu 2012”. Ide penelitian pada judul tersebut dianggap hasil plagiarisme karena ide yang sama hanya berubah pada jenis penelitian dan alih jenjang lokasi penelitian. Plagiarisme berpola dibagi menjadi dua, yaitu plagiarisme berpola lurus dan plagiarisme berpola silang. Penelitian ini menemukan satu plagiarisme lurus dan dua plagiarisme silang, masing-masing data tersebut sebagai berikut. (1) “Keterampilan menulis merupakan suatu kepandaian yang berguna bagi setiap orang, seseorang dapat mengungkapkan berbagai gagasannya untuk dibaca dalam bentuk karangan dengan memiliki kepandaian tersebut. Ketrampilan menulis yang dimaksudkan adalah ketrampilan menulis sastra cerita pendek, namun tidak semua penulis dapat menulis cerita pendek yang baik dan ada juga yang tidak memenuhi syarat minimal cerita pendek.” (WEG/PEN/2014/01) “Menulis merupakakan salah satu sari empat aspek keterampilan berbahasa yang penting. Tidak hanya penting bagi pendidikan melainkan juga penting bagi kehidupan masyarakat. Nurhasanah dan Widodo (1992:1) menyatakan bahwa menulis adalah proses menuangkan atau memaparkan informasi yang berupa pikiran, perasaan, kemauan dengan menggunakan wahana bahasa tulis. Dengan adanya ketrampilan menulis, manusia dapat mengungkapkan segala ide dan pemikirannya secara ekspresif dan kreatif tanpa harus bertatap muka dengan orang lain.”(ADE/PEN/2012/01)
(2) “Keterampilan menulis merupakan suatu kepandaian yang berguna bagi setiap orang, seseorang dapat mengungkapkan berbagai gagasannya untuk dibaca dalam bentuk karangan dengan memiliki kepandaian tersebut. Keterampilan menulis yang dimaksudkan adalah keterampilan menulis sastra cerita pendek, namun tidak semua penulis dapat menulis cerita pendek yang baik dan ada juga yang tidak memenuhi syarat minimal cerita pendek. WEG/PEN/2014/01 “menulis merupakakan salah satu sari empat aspek ketrampilan berbahasa yang penting. Tidak hanya penting bagi pendidikan melainkan juga penting bagi kehidupan masyarakat. Nurhasanah dan Widodo (1992:1) menyatakan bahwa menulis adalah proses menuangkan atau memaparkan informasi yang berupa pikiran, perasaan, kemauan dengan menggunakan wahana bahasa
8
tulis. Dengan adanya keterampilan menulis, manusia dapat mengungkapkan segala ide dan pemikirannya secara ekspresif dan kreatif tanpa harus bertatap muka dengan orang lain.” ADE/PEN/2012/01
Skripsi WEG/PEN/14 tersebut termasuk plagiarisme lurus terhadap ADE/PEN/2012 karena dari awal hingga akhir skripsi tersebut secara berkesinambungan melakukan tindakan plagiarime terhadap skripsi ADE/PEN/2012. Dapat disimpulkan bahwa skripsi tersebut hanya menggunakan satu sumber plagiarisme sehingga disebut sebagai plagiarisme berpola lurus. Berikut data dengan bentuk plagiarisme berpola silang. (1) “Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai empat aspek keterampilan berbahasa, yakni membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Keempat keterampilan tersebut selalu berkait satu sama lain. Keterampilan membaca dan mendengarkan merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan produktif” MAY/PEND/2014/01 “...pengajaran keterampilan bahasa dan sastra Indonesia mencangkupi keterampilan mendengarkan, keterapilan membaca, keterampilan berbicara, dan ketrampilan menulis. Diantara keterampilan tersebut keterampilan mendengar dan keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan keterampilan menulis adalah keterampilan produktif.” RIA/PEND/2012/01 (2) “Pada tahap tulis, siswa mengembangkan kerangka cerpen menjadi cerpen yang utuh dan padu. Pada tahap pengembangan kerangka, siswa diberi kebebasan mengembangkan kerangka cerpen menjadi cerpen yang utuh dan padu sesuai dengan kreatifitas masing masing.” (MAY/PEM/2014/84) “Pada tahap ini siswa mengembangkan kerangka cerpen menjadi cerpen yang utuh dan padu. Mengembangkan kerangka memerlukan demikian yang sistematis dan terarah. Pada tahap pengembangan kerangka, siswa diberi kebebasan mengembangkan kerangka cerpen menjadi cerpen utuh dan padu sesuai ide dan kreativitas masing-masing.”( BER/PEM/2012/101) (3) “Kegiatan pascatulis dilakukan dengan penyuntingan dan membacakan cerpen di depan kelas. Penyuntingan dilakukan dengan saling bertukar cerpen dan memberikan komentar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tompkins (1994:21) bahwa penyuntingan merupakan tahap kebahasaan. Kegiatan penyuntingan juga dapat dilakukan dengan mengontrol bahasa dan nalar yang digunakan tanpa perlu mengubah gagasan atau tema pokoknya. Peran kaidah bahasa seperti kata, ejaan, tanda baca, pemakaian huruf kapital, serta tata bahasa pada tahap menulis cerpen memerlukan perhatian khusus.”(MAY/PEM/2014/86) “Pada tahap pasca menulis, kegiatan dilakukan dengan cara penyuntingan dan membacakan cerpen di depan kelas. Penyuntingan dilakukan dengan saling menukarkan cerpen siswa, membaca cerpen milik teman dan memberikan komentar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukanakan oleh tompkins (1994:21) bahawa penyuntingan merupakan tahap kebahasaan. Pada tahap penyuntingan juga dapat dilakukan dengan mengontrol bahasa dan nalar yang digunakan tanpa perlu mengubah gagasan atau ide pokoknya. Peran kaidah kebahasaan seperti kata, ejaan, tanda baca, pamakaian huruf kapital, serta tata bahasa pada kegiatan nmenulis cerpen memerlukan perhatian khusus.” (BER/PEM/2012/101)
9
Pada bagian pendahuluan MAY melakukan tindakan plagiarisme terhadap pendahuluan pada skripsi RIA, sedangkan pada bagian pembahasan MAY melakukan tindakan plagiarisme terhadap skripsi BER. Dari bukti pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa skripsi MAY melakukan palagiarisme silang terhadap RIA dan MAY. Dapat disimpulkan bahwa skripsi MAY merupakan conroh tindakakan plagiarisme silang karena melakukan plagiarisme lebh dari satu judul skripsi.
Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menemukan 4 macam bentuk plagiarisme yang dirinci menjadi 2 berdasarkan sifat dan bentuk tulisan. Berdasarkan sifatnya plagiarisme dibagi menjadi 2 yaitu plagiarime ide dan plagiarisme berpola. Plagiarisme berpola dibagi menjadi 2, yaitu plagiarisme berpola silang dan plagiarisme berpola lurus. Berdasarkan bentuk tulisannya plagiarisme dibagi menjadi 2, yaitu plagiarisme langsung atau kata per kata dan plagiarisme samar atau plagiarisme mosaik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada tindakan plagiarisme yang terjadi pada skripsi mahasiswa. Dari penelitian tersebut, dapat diambil saran sebagai berikut. Pertama, Bagi mahasiswa yang akan menulis skripsi disarankan untuk memperhatikan tulisan yang akan dituliskan dan memahami kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah yang baik dan benar sehingga terhindardari tindakan plagiarisme. Bagi
peneliti lain disarankan untuk berhati-hati dalam memilih ide penelitian dan memahami kaidah pengutipan yang benar. Peneliti menyarankan untuk berhatihati terhadap plagiarisme ide karena plagiarisme ide termasuk dalam jenis plagiarisme yang berat. Kedua, bagi dosen pembimbing skripsi disarankan untuk lebih memperhatikan kembali tulisan dari mahasiswa dan memberikan pengetahuan terkait dengan upaya pencegahan plagiarisme sehingga mahasiswa daat lebih hati-hati dalam menulis. .
DAFTAR RUJUKAN Cahyono, Bambang Yudi. 2011. Plagiarism across culture. Malang: Pustaka Putra, R. Masri Sareb. 2011. Kiat menghindari plagiarisme. Jakarta: Penerbit Indeks Soelistyo, Henry. 2011. Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta: Kanisius Yanuarista, P. Lidya. 2015. Analisis Plagiarisme dalam Penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi Pembangunak Tahun 2010-2014 Universitas Negeri Malang. Malang: Peko UM.