MAKNA PLAGIARISME BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh: ADITYA PRADIANSYAH F 100 104 038
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
MAKNA PLAGIARISME BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh: ADITYA PRADIANSYAH F 100 104 038
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
MAKNA PLAGIARISME BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Aditya Pradiansyah Partini Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] ABSTRAKSI Perilaku-perilaku ketidakjujuran seperti plagiarisme yang terjadi dikalangan mahasiswa sebaiknya tidak di anggap remeh, karena semakin lama apabila tidak ditindak lanjuti akan menjadi salah satu penyakit yang berbahaya yang tak kunjung ada solusinya. Tindakan plagiat atau tindakan menyalin tugas mahasiswa lain ataupun mengambil contoh tugas yang sama dari internet, tindakan seperti itu menjadi salah satu cara instan yang mudah dilakukan oleh mahasiswa, karena yang seharusnya terjadi di dalam lingkungan akademik kampus ialah mahasiswa harus sadar betul tanggungjawabnya sebagai mahasiswa dan harus percaya diri kepada kemampuan yang dimilikinya untuk selalu menjaga etika yang baik sebagai tokoh intelektual dalam mengerjakan tugas kuliah yang diberikan oleh dosen. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui makna plagiarisme bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, bentukbentuk plagiarisme yang dilakukan mahasiswa, dan faktor penyebab mahasiswa melakukan plagiarisme. Informan pada penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling yaitu mahasiswa-mahasiswi yang berjumlah 120 dari berbagai angkatan yang masih aktif kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang diambil secara representative (keterwakilan) dari 12 Fakultas di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode pengambilan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner terbuka. Hasil penelitian menemukan bahwasanya mayoritas mahasiswa telah mengetahui pengertian dari plagiarisme, namun mahasiswa mengganggap plagiarisme sebagai suatu tindakan yang biasa dan wajar dilakukan pada kalangan mahasiswa. Bentuk-bentuk plagiarisme yang dilakukan yakni dengan cara copy paste dari internet dan dengan cara menyalin tugas kuliah temannya. Mayoritas mahasiswa ketika mengerjakan tugas kuliah yang diberikan oleh dosen, mahasiswa tidak mencantumkan sumber referensi didalam tugas kuliahnya. Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa melakukan plagiarisme, karena mahasiswa mencari jalan pintas dan ingin mengambil gampangnya saja tanpa perlu berusaha mencari sumber referensi-referensi yang terkait tugas kuliahnya. Mahasiswa beralasan melakukan cara instan (plagiarisme) tersebut karena lebih efisien waktu, cepat selesai dan mudah, serta menyalin atau meniru tugas teman karena lebih mudah dilakukan, praktis, dan cepat selesai. Kata kunci : mahasiswa plagiarisme, makna plagiarisme, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta
v
mahasiswa
PENDAHULUAN Mahasiswa merupakan tokoh
“pernah aku nyalin tugas punya kakak tingkatku.. yaa tugasnya si tugas kecil-kecil gitu, kayak bikin makalah apalah aku gak ngerti heuheu. Biasanya si aku nanya-nanya dulu ke kakak tingkat, punya softfile tugas ini gak gitu? Kalo punya terus aku samperin kalo kossnya deket sama tempatku, kalo jauh aku minta tolong kirim email, kalo memang sama tugasnya aku tinggal copy paste aja atau diketik ulang lagi paling di edit dikit-dikit biar gak ketahuan. Ngapain lah ngerjain susahsusah kalo ada cara yang lebih gampang, lagian kan tugasnya sama. Aku niru laporan praktikum juga pernah, dari pada pusing nginterpretasi, niru laporan punya kakak tingkat aja lebih praktis”. (Wawancara personal, pada hari jumat 14 November 2014 ± pukul 14.16 WIB).
akedemik. Kultur akademik sendiri menghendaki mahasiswa itu untuk proses
kreatif,
tidak
hanya menjadi agen perubahan dan penyambung
lidah
rakyat.
Mahasiswa
sebagai
seorang
akademisi,
mahasiswa
untuk
bertindak
kapasitasnya
di
searah
sebagai
tuntut dengan seorang
intelektual, sebagaimana yang telah terangkum di dalam tri dharma perguruan tinggi. Namun di dalam aktivitas akademiknya, mahasiswa terkadang melakukan hal – hal yang tidak jujur atau berbuat curang, yakni melakukan plagiasi pada tugas – tugas yang diberikan oleh dosen. Berdasarkan
tindakan
plagiarisme yang dilakukannya :
utama dalam pembentukan kultur
melakukan
mengenai
pengamatan
Berdasarkan hasil wawancara di
penulis selama kuliah di Universitas
atas dapat terlihat bahwa terjadi
Muhammadiyah
Surakarta,
tindakan plagiarisme yang dilakukan
ditemukan banyak mahasiswa yang
salah seorang mahasiswa, mahasiswa
melakukan tindakan plagiasi pada
tersebut lebih cenderung memilih
tugas-tugas
cara
yang
diberikan
oleh
yang
mudah
untuk
dosen kepada mahasiswa, seperti
menyelesaikan tugasnya. Hal ini
tugas membuat makalah, dan bahkan
sejalan dengan pendapat Westphal
sampai tugas laporan praktikum.
(2004), yang menjelaskan salah satu
Berikut pemaparan salah seorang
bentuk perilaku curang yang dapat terjadi di kalangan mahasiswa yaitu
1
tindakan
plagiat
menyalin
tugas
atau
tindakan
itu
dua
mahasiswa-
lain
mahasiswi tidak pernah melakukan
ataupun mengambil contoh tugas
tindakan plagiasi dan menganggap
yang sama dari internet, tindakan
tindakan tersebut termasuk perbuatan
plagiat seperti itu menjadi salah satu
curang yang merugikan diri sendiri
cara instan yang mudah dilakukan
dan orang lain. Dari hal diatas dapat
oleh mahasiswa.
terlihat masing-masing mahasiswa-
Fenomena
mahasiswa
Sementara
plagiarisme
mahasiswi
ini
arti
plagiarisme secara berbeda-beda.
sudah mulai menggejala di kalangan mahasiswa
memaknai
Terlepas dari pada itu, enam
Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hal ini di
belas
buktikan oleh data awal peneliti yang
beralasan karena tenggang waktu
berupa
tentang
pengumpulan tugas kuliah yang di
plagiarisme yang di berikan pada 20
berikan oleh dosen yang sangat
mahasiswa-mahasiswi
singkat dan kurangnya pemahaman
angket
Muhammadiyah
terbuka
Universitas
Surakarta
mahasiswa-mahasiswi
mahasiswa terhadap tugas yang di
pada
tanggal 10 sampai 12 desember
berikan
2014, yang dibagikan secara acak
menyebabkan mahasiswa melakukan
dari angkatan 2008 sampai angkatan
perbuatan tidak jujur dengan cara
2014. Dari hasil analisis angket
menyalin tugas kuliah teman dan
tersebut peneliti menemukan bahwa
mengcopy paste tugas kuliah orang
mahasiswa-mahasiswi
oleh
dosen
yang
lain dari internet dan tiga belas
Universitas Surakarta
mahasiswa-mahasiswi mengganggap
mengetahui betul apa itu tindakan
tindakan plagiasi ini lebih praktis,
plagiarisme
tugas
Muhammadiyah
dan
delapan
belas
kuliah
jadi
lebih
cepat
pernah
selesainya, dan lebih efisien waktu
melakukan tindakan tidak terpuji
dalam mengerjakan tugas kuliah. Hal
tersebut, serta sebelas mahasiswa-
ini sangat di sayangkan sekali terjadi
mahasiswi diantaranya menganggap
di lingkungan kampus, yang mana
mahasiswa-mahasiswi
pihak universitas telah mengingatkan
plagiarisme sebagai tindakan yang
kepada
biasa dilakukan oleh mahasiswa.
2
mahasiswa
dengan
cara
menempatkan
banner
yang
penelitian ini pada bagaimana makna
bertuliskan plagiat itu sama dengan
plagiarisme
korupsi
Universitas
yang
di
pajang
dan
bagi
mahasiswa
Muhammadiyah
terpampang jelas di semua fakultas
Surakarta. Penelitian ini penting
di
Muhammadiyah
dilakukan untuk mengetahui dan
Surakarta. Hal tersebut diharapkan
memahami makna plagiarisme bagi
agar
berusaha
mahasiswa,
menghindari tindakan plagiarisme,
plagiarisme
karena melakukan tindakan plagiasi
mahasiswa dan
itu sama dengan kita melakukan
mahasiswa
korupsi.
Muhammadiyah
Universitas
mahasiswa
Mayoritas mahasiswi mengetahui
telah
mahasiswamengerti
apa
itu
masih
yang
dilakukan
faktor
penyebab Universitas Surakarta
melakukan plagiarisme.
dan
Makna Plagiarisme
tindakan
Kamus
plagirisme, tapi mengapa mahasiswamahasiswi
bentuk-bentuk
Indonesia
melakukan
Besar
Bahasa
mendefinisikan
makna
tindakan yang kurang terpuji dan
secara umum sebagai kata
melanggar etika tersebut. Sebenarnya
istilah yang pemakaiannya menjadi
hal
pada
unsur bahasa umum (KBBI, 2008).
mereka
Chaplin J.P (2006), dalam kamus
apa
mahasiswa? menyikapi
yang
terjadi
Bagaimana makna
psikologi
plagiarisme?
mengartikan
makna
Setidaknya mereka telah mengetahui
(meaning)
plagiarisme termasuk tindakan yang
dimaksudkan atau diharapkan dan
salah dan melanggar etika yang
mempunyai
dalam hal ini para pelaku plagiarisme
menunjukan satu istilah atau simbol
yang notabennya sebagai mahasiswa,
tertentu.
tapi kenapa dan mengapa mereka
definisikan Kamus Besar Bahasa
masih melakukannya?
Indonesia
Berdasarkan fenomena
diatas,
terdorong
untuk
maka
adalah
atau
arti
sesuatu
sesuatu
Sedangkan
sebagai
plagiat
yang
yang
di
pengambilan
kondisi
karangan (pendapat) orang lain dan
peneliti
menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat)
memfokuskan
3
sendiri,
misalnya
menerbitkan karya tulis orang lain
penegakannya
atas nama dirinya sendiri. Kamus
kewenangan
Besar
bukan
Bahasa
Indonesia
membedakan secara tegas istilah plagiat
dengan
Plagiarisme
berada
dalam
pejabat
berada
akademik,
dalam
lingkup
kompetensi pengadilan.
plagiarisme.
diartikan
Bentuk-Bentuk Plagiarisme
sebagai
Menurut
penjiplakan yang melanggar hak
Peraturan
Mendiknas No. 17 Tahun 2010,
cipta (KBBI, 2008).
terdapat lima bentuk plagiarisme Plagiarisme sendiri menurut
yang sering terjadi dan dilakukan
Soelistyo (2011), jika ditinjau dari
secara
historisnya
akademik atau perguruan tinggi.
berakar
dari
istilah
plagium yang berartikan penculikan
sengaja
di
lingkungan
Yaitu sebagai berikut :
anak atau budak. Kemudian Belinda
Mangacu atau mengutip
(dalam soelistyo, 2011) mengartikan
istilah, kata-kata, kalimat,
plagiarisme
data, informasi dan
sebagai
tindakan
menjiplak ide, gagasan atau karya
mengkombinasikan dari suatu
orang
sumber tanpa menyebutkan
lain
tanpa
menyebutkan
sumbernya sehingga menimbulkan
sumbernya atau tanpa
asumsi
menyatakan sumbernya
yang
salah
atau
keliru
mengenai asal muasal dari suatu ide,
secara memadai dan lengkap.
gagasan atau karya. Sementara itu,
Goldstein (dalam soelistyo, 2011)
secara acak istilah, kata-kata,
menyatakan tindakan plagiat sebagai bentuk
penjiplakan,
kalimat, data atau informasi
sehingga
dari suatu sumber tanpa
dianggap memiliki kaitannya dengan
menyebutkan sumbernya atau
hak cipta. Lebih lanjut Soelistyo
tanpa menyatakan sumbernya
(2011), menegaskan bahwa plagiat
secara memadai dan lengkap.
atau plagiarisme adalah tindakan pelanggaran
etika,
pelanggaran
hukum
Mengacu atau mengutip
bukan
Menggunakan sumber gagasan, pendapat,
dan
pandangan, atau teori tanpa
4
menyatakan atau
pelanggaran etika tidak lebih dari
mencantumkan sumbernya
cela dan kecaman saja.
secara memadai dan lengkap.
2. Kohesi dengan Penegakan Hukum
Merumuskan dengan katakata atau dengan kalimat
Minimnya
sendiri dari sumber kata-kata,
hukum
terhadap pelaku plagiarisme dan
kalimat, gagasan, pendapat,
meluasnya
pandangan, atau teori tanpa
mentalitas
menerobos
atau mengambil langkah pintas di
mencantumkan sumbernya
kalangan
secara memadai dan lengkap.
sanksi
masyarakat,
khususnya
mereka yang berstatus mahasiswa
Menyerahkan suatu karya
yang berorientasi pada hasil dan
tulis ilmiah yang dihasilkan
bukan pada prosesnya.
atau telah dipublikasikan oleh
3. Lemahnya Mekanisme
pihak lain sebagai karya
Filtering Orisinalitas
ilmiahnya tanpa Kelemahan melekat pada pihak
mencantumkan sumbernya
dosen yang enggan memeriksa secara
secara memadai dan lengkap
seksama karya ilmiah mahasiswanya. Faktor-Faktor Penyebab Plagiarisme
Misalnya penulisan
Menurut Soelistyo (2011), ‘ada
beberapa
faktor
Untuk itu sebaiknya dosen memiliki
1. Lemahnya Etika Akademik
banyak waktu untuk memeriksa hasil
Implementasi tuntunan etika itu
pengerjaan
Selain itu, norma etika juga tidak
sanksi
terhadap
hukum,
mahasiswanya
secara
seksama dan teliti’.
lebih bersifat soft ketimbang hukum.
aturan
kegiatan
penulisan yang diajukan mahasiswa.
plagiarisme, yaitu;
sekeras
skripsi,
proses
seharusnya mencakup pula koreksi
menyebabkan munculnya tindakan
sanksi
tahap
bimbingan dan konsultasi skripsi
yang
mengedepankan
pada
Pengertian Mahasiswa Mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri
5
tertentu, antara lain menurut Kartono
di kalangan mahasiswa tidak lantas
(dalam Ulfah, 2010): Mempunyai
kita
kemampuan
mengganggapnya sebagai hal yang
dan
kesempatan
untuk
belajar diperguruan tinggi, sehingga dapat
digolongkan
sebagai
kaum
(2010), seorang mahasiswa di tuntut untuk
dapat
berlatih
menyampaikan
pemimpin
kebenaran dari buah karya yang di
yang mampu dan terampil, baik
hasilkannya harus bersifat sistematis,
sebagai pemimpin masyarakat
logis,
atau dalam dunia kerja.
dipertanggungjawabkan. Maka dari
bertindak
sebagai
b) Diharapkan dapat menjadi “daya proses modernisasi”. Diharapkan kerja
dapat
sebagai
memasuki
tenaga
dan
dapat
itu, yang seharusnya terjadi di dalam
penggerak yang dinamis bagi
dunia
dan
Menurut pendapat Santoso
a) Yang karena kesempatan di atas nantinya
pembiaran
biasa saja.
intelegensia.
diharapkan
melakukan
lingkungan
kampus
mahasiswa
harus
kita
ialah
sadar
betul
tanggungjawabnya
yang
sebagai
mahasiswa dan harus percaya diri
berkualitas dan profesional
kepada kemampuan yang dimilikinya Makna Plagiarisme BagiMahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk selalu menjaga etika yang baik dalam mengerjakan tugas kuliah yang diberikan oleh dosen.
Westphal menerangkan
(2004),
salah
satu
yang METODE PENELITIAN
bentuk
perilaku curang yang dapat terjadi di
Metode merupakan persoalan yang
kalangan mahasiswa yaitu tindakan
penting dalam penelitian dan sangat
plagiat atau tindakan menyalin tugas
mempengaruhi hasil penelitian yang
mahasiswa lain ataupun mengambil
dilakukan, semakin tepat metode
contoh tugas yang sama dari internet,
yang digunakan diharapkan mampu
tindakan plagiat seperti itu menjadi
memperoleh hasil yang baik pula.
salah satu cara instan yang mudah
Penelitian Makna Plagiarisme Bagi
dilakukan oleh mahasiswa. Untuk hal
Mahasiswa ini mengunakan metode
itu, tindakan plagiarisme yang terjadi
penelitian kualitatif fenomonologi
6
dan
menggunakan
pendekatan
mahasiswa mengartikan plagiarisme
kualitatif dengan alat ukur kuesioner
sebagai tindakan meniru, menjiplak
terbuka.
Penyusunan
karya tulis, ide, dan pendapat orang
terbuka
dalam
kuesioner
penelitian
ini
lain tanpa disertai sumber referensi
berdasarkan hasil dari angket data
yang lengkap. Hal tersebut sesuai
awal peneliti yang berupa jawaban-
dengan pendapat Belinda (dalam
jawaban informan tentang fenomena
soelistyo, 2011) yang mengartikan
plagiarisme dikalangan mahasiswa
plagiarisme
sebagai
tindakan
menjiplak ide, gagasan atau karya Informan Penelitian
orang
Informan dalam penelitian ini
lain
tanpa
sumbernya.
menyebutkan
Pemberian
makna
sejumlah 120 mahasiswa-mahasiswi
plagiarisme oleh mahasiswa tersebut
dari berbagai angkatan yang masih
sesuai dengan pendapat
aktif
(1991)
kuliah
di
Muhammadiyah diambil
Universitas
Surakarta,
secara
yang
didalam
mengemukakan
representative
Fanany
lingkungan
bukunya,
plagiarisme akademik
di yaitu
(keterwakilan) dari 12 Fakultas di
menggunakan jalan pikiran orang
Universitas
Muhammadiyah
lain atau mengutip kalimat orang lain
Surakarta, karena Westphal (2004),
tanpa mengubah kata-kata tersebut
menjelaskan
bentuk
menjadi kata-katanya sendiri tanpa
perilaku curang yang dapat terjadi di
mencantumkan sumber yang jelas
kalangan mahasiswa yaitu tindakan
dan memadai.
salah
satu
plagiat atau tindakan menyalin tugas
Dengan demikian mahasiswa
mahasiswa lain ataupun mengambil
telah
contoh tugas yang sama dari internet.
plagiarisme sebagai sesuatu tindakan
mengetahui
apa
arti
dari
yang merugikan dan terlarang , HASIL DAN PEMBAHASAN
namun mahasiswa tetap melakukan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi
mayoritas di
tindakan tersebut dan mahasiswa
mahasiswa-
sudah
Universitas
sebagai suatu tindakan yang biasa
Muhammadiyah Surakarta, 79,2%
dan
7
mengganggap
wajar
dilakukan
plagiarisme
dikalangan
mahasiswa (85% dari 120 mahasiswa
menyalin tugas kuliah temannya. Hal
menganggap
tersebut
ini sesuai dengan hasil penelitian
termasuk kedalam tindakan yang
(Ririh, 2010) yang mengemukakan
biasa
bentuk-bentuk
plagiarisme
dilakukan
mahasiswa).
plagiarisme
yang
Kemudian pandangan plagiarisme
terjadi dikalangan mahasiswa yakni
bagi mahasiswa yakni mahasiswa
dengan cara mahasiswa meniru tugas
berpendapat plagiarisme merupakan
temannya dan mencari beberapa
perbuatan yang merugikan, terlarang,
tulisan di internet yang sesuai dengan
termasuk
atau
topik tugasnya lalu tulisan-tulisan
kriminal, dan tidak pantas dilakukan
tersebut langsung di copy paste ke
mahasiswa. Hal ini sesuai dengan
dalam tugas kuliahnya.
tindak
kejahatan
pendapat Wahyudi (dalam soelistyo,
Faktor-faktor
yang
2011), yang menyatakan tindakan
menyebabkan mahasiswa Universitas
plagiarisme sebagai tindak kejahatan
Muhammadiyah
akademik yang serius.
melakukan plagiarisme. Mahasiswa
Bentuk-bentuk yang
dilakukan
Universitas
Surakarta
plagiarisme
beralasan
mahasiswa
karena terpaksa, terdesak waktu dan
Muhammadiyah
tidak
melakukan
plagiarisme
memungkinkan
Surakarta dapat diketahui dari cara
mengerjakan
mahasiswa menyelesaikan tugasnya
tuntutan tugas kuliah yang diberikan
ketika deadline pengumpulan tugas
oleh
sudah dekat dan dari cara mahasiswa
membebani mahasiswa, oleh sebab
menyelesaikan tugasnya ketika tugas
itu
kuliah menumpuk. Berdasarkan hasil
pintas dengan cara mengcopy paste
penelitian menggunakan kuesioner
tugas
terbuka
menyalin
dapat
bentuk-bentuk
diketahui plagiarisme
bahwa yang
tugas
untuk
dosen
terlalu
mahasiswa
kuliah
Mahasiswa
kuliah,
berat
mengambil
dari
internet
serta
dan
jalan
atau
tugas
temannya.
beralasan
melakukan
dilakukan mahasiswa-mahasiswi di
cara instan tersebut karena lebih
Universitas
Muhammadiyah
efisien waktu, cepat selesai dan
Surakarta yakni dengan cara copy
mudah, serta menyalin atau meniru
paste dari internet dan dengan cara
8
implementasi
tugas teman karena lebih mudah dilakukan, praktis, dan cepat selesai.
atau
penerapan
tuntunan etika mahasiswa didalam
Faktor penyebab mahasiswa lingkungan
akademik
itu
lebih
melakukan plagiarisme yang lainnya bersifat adalah
mahasiswa
soft
ketimbang
hukum.
menganggap Selain itu, norma etika mahasiswa
plagiarisme sebagai suatu hal yang juga tidak mengedepankan sanksi sudah menjadi kebiasaan mahasiswa sekeras dan
sudah
banyak
aturan
hukum,
sanksi
yang terhadap pelanggaran etika tidak
melakukannya. Hal tersebut menjadi lebih dari cela dan kecaman saja. salah
satu
penyebab
kenapa Maka dari itu sanksi yang diberikan
mahasiswa melakukan plagiarisme, pada mahasiswa
berpandangan
mahasiswa
yang
telah
bahwa melakukan
plagiarisme
belum
suatu tindakan mengcopy paste tugas mampu
menimbulkan
efek
jera,
orang lain ataupun meniru dan sehingga
mahasiswa
hanya
menyalin tugas teman kuliahnya menganggap
plagiarisme
sebagai
sebagai tindakan yang sah-sah saja tindakan yang sudah biasa dilakukan dikalangan mahasiswa, dan itu sudah dan itu menjadi suatu kebiasaan atau menjadi wajar adanya. kebudayaan yang wajar dilakukan Soelistyo
(2011)
didalam oleh mahasiswa.
bukunya menjelaskan, salah satu Berdasarkan hasil penelitian faktor
penyebab
mahasiswa ini, peneliti memperoleh data bahwa
melakukan plagiarisme yaitu karna 82,5% lemahnya
etika
akademik
(dari
dilingkungan
mahasiswa),
yang mahasiswa
terjadi
120
kampus,
9
Universitas
Muhammadiyah
ketika
pendapat An-Naf (dalam Sulistyo,
yang
2011), yang menerangkan beberapa
diberikan oleh dosen, mahasiswa
bentuk-bentuk tindakan plagiarisme
tidak
adalah
mengerjakan
Surakarta
tugas
kuliah
mencantumkan
sumber
menggunakan
gagasan,
referensinya didalam tugas kuliahnya
pendapat, pemikiran, dan ide orang
dan hanya 17,5% saja mahasiswa
lain dalam suatu karya tulis tanpa
yang selalu mencantumkan sumber
mengemukakan dari mana identitas
referensinya. Mahasiswa beralasan
sumber referensi tersebut diperoleh.
tidak
Kesimpulan
mencantumkan
sumber
referensi didalam tugasnya karena
Berdasarkan
hasil
analisis
dan pembahasan penelitian maka
lupa, copy paste dari internet, dan
dapat disimpulkan mengenai makna karena mahasiswa tidak tahu tata
plagiarisme
cara penulisan daftar pustaka. Hal tersebut
bagi
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta adalah sebagai berikut:
mengindikasikan
1. Mayoritas bahwasanya
mahasiswa
mencantumkan
sumber
mahasiswa
tidak
mahasiswa
mengartikan plagiarisme sebagai
referensi
tindakan
meniru,
menjiplak
karya tulis, ide, dan pendapat
didalam tugas kuliahnya sama halnya
orang lain tanpa disertai sumber mahasiswa menggunakan pendapat
referensi yang lengkap. Serta
atau gagasan orang lain didalam tugas
kuliahnya
tanpa
memberi
keterangan yang jelas dari mana gagasan
atau
pendapat
tersebut
mahasiswa
berpendapat
plagiarisme
merupakan
perbuatan
yang
merugikan,
terlarang,
termasuk
tindak
kejahatan atau kriminal, dan tidak
diperoleh. Hal ini sesuai dengan
pantas
dilakukan
mahasiswa. Meskipun demikian
10
ternyata
mahasiswa
kuliahnya. Mahasiswa beralasan
mengganggap
plagiarisme
tidak
mencantumkan
sebagai suatu tindakan yang
referensi
biasa
karena lupa, copy paste dari
dan
wajar
dikalangan tetapi
dilakukan
mahasiswa, mahasiswa
internet, dan karena mahasiswa
tetap
tidak tahu tata cara penulisan daftar pustaka.
tersebut. Namun ada minoritas yang
plagiarisme yang
berpendapat
sebagai
tindakan
biasa
dilakukan
tidak
tugasnya
akan
melakukan tindakan plagiarisme
mahasiswa
didalam
sumber
mahasiswa
dan
mahasiswa
seharusnya
tidak
melakukan
3. Faktor-faktor
yang
menyebabkan
mahasiswa
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
melakukan
plagiarisme.
Mahasiswa
plagiarisme. Mahasiswa tersebut beralasan
karena
melakukan plagiarisme karena
seharusnya
mencari jalan pintas dan ingin
mahasiswa berpikir aktif, tidak plagiarisme,
dan
bertanggungjawab
mengambil
gampangnya
saja
terhadap tanpa perlu berusaha mencari
karya tulisnya.
sumber referensi-referensi yang
2. Bentuk-bentuk plagiarisme yang dilakukan mahasiswa-mahasiswi
terkait
tugas
kuliahnya.
di Universitas Muhammadiyah Mahasiswa beralasan melakukan
Surakarta yakni dengan cara
cara
copy paste dari internet dan dengan cara menyalin tugas
instan
(plagiarisme)
tersebut karena lebih efisien
kuliah temannya. Serta ketika waktu, cepat selesai dan mudah,
mahasiswa mengerjakan tugas kuliah dosen, tidak
yang
diberikan
serta menyalin atau meniru tugas
oleh
mayoritas mahasiswa mencantumkan
referensinya
didalam
teman
sumber tugas
11
karena
lebih
mudah
dilakukan, praktis, dan cepat
Muhammadiyah
selesai.
dosen atau pengajar secara bersama-
Saran
sama bisa memberi efek jera bagi mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan,
maka
penulis
sama
: informan
yang
agar
melakukan
plagiarisme, dan secara bersama-
memberikan saran antara lain kepada
1. Bagi
Surakarta,
pula
preventif
penelitian
(mahasiswa)
melakukan untuk
tindakan
meminimalisir
plagiarisme terjadi di lingkungan
Diharapkan mahasiswa lebih berpikir
kampus Universitas Muhammadiyah
aktif sebagai kaum intelektual yang
Surakarta, seperti para pengajar atau
memegang teguh salahsatu point didalam
Tri
Dharma
Tinggi
yakni
penelitian
pengembangannya.
dosen memberikan sanksi konkrit
Perguruan dan
yang
Hendaknya
berupa
tidak
meluluskan
mahasiswa yang terbukti melakukan
mahasiswa mengekplore lebih luas plagiarisme didalam tugas kuliah
lagi ilmu-ilmu yang didapat didalam proses perkuliahannya, yang mampu
yang diberikan oleh dosen.
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan untuk masyarakat luas 3. Peneliti lain
disekitarnya.
Hasil
2. Dosen atau pengajar
penelitian
ini
diharapkan
bermanfaat dan menjadi tambahan Diharapkan
hasil
penelitian
ini
informasi untuk peneliti selanjutnya
mampu memberi gambaran jelas
tentang makna plagiarisme bagi
mengenai praktek plagiarisme yang
mahasiswa
dilakukan mahasiswa di Universitas
Universitas
Muhammadiyah Surakarta, dengan
12
menambahkan
alat
ukur
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Creswell, J. W. (2010). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
pengambilan data mengenai praktek plagiarisme dikalangan mahasiswa dengan cara membuat alat ukur yang bervariasi
seperti
menggunakan
Dariyono, A. (2004). Pengetahuan Tentang Penelitian dan Motifasi Belajar Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi. Vol. 2 No. 1. Fanany, Ismet. (1991). Plagiatplagiat di MIT: Tragedi Akademis di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Feisal, A. J. (1995). Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press
kuesioner terbuka, tertutup, dan menggunakan kuesioner studi kasus (problem solving) tentang fenomena plagiarisme dikalangan mahasiswa. Serta
alangkah
lebih
baiknya
melakukan
wawancara
secara
mendalam
terhadap
pelaku
plagiarisme,
agar
nantinya
Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika. KBBI.web.id (2008). makna. Diunduh dari www.badanbahasa.ke mendikbud.go.id/kbbi /makna.
didapatkan data dan informasi yang lebih jelas lagi untuk dijadikan bahan
dasar
solusi
pencegahan
plagiarisme dikalangan mahasiswa.
KBBI.web.id
DAFTAR PUSTAKA Bungin, B. (2008). Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Chaplin, J.P.(2006). Dictonary of Psychology, Kamus Lengkap Psikologi, Kartini Kartono (terj).
(2008). plagiat. Diunduh dari www.badanbahasa.ke mendikbud.go.id/kbbi /plagiat.
KBBI.web.id (2008). plagiarisme. Diunduh dari www.badanbahasa.ke mendikbud.go.id/kbbi /plagiarisme.
13
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010, Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional no. 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, diakses pada tanggal 14 November 2014 pada pukul 20.19 WIB dari: http://luk.tsipil.ugm.a c.id/atur/Permen172010.pdf
Pusat
Riduwan. (2010). Belajar mudah penelitian untuk gurukaryawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta Ririh,
Puspita Mahesti. (2010). Perilaku Plagiarisme Internet – Studi tentang Tipologi Perilaku Plagiarisme Internet di Kalangan Mahasiswa S1 FISIP UNAIR. Surabaya: Airlangga press Santoso, P (2010) Karya Ilmiah Dikutip pada http://wartawarga.gun adarma.ac.id/2010/03/ hakikat-karya-ilmiahciri-ciri-jenis-karyailmiah-sikap-ilmiahdan-kesalahan-dalampenulisan-ilmiah. Tanggal akses 12 November 2014 Santrock, J.W. (2012). Life-Span Development. Surabaya: Gelora Aksara Pratama. Simorangkir, J.T.C & Prasetyo, J.T . 2009. kamus hukum. Jakarta: Sinar Grafika. Soelistyo, H. (2011). PLAGIARISME : Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta: Kanisius.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2011, Surat Edaran Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, diakses tanggal 14 November 2014 pada pukul 20.23 WIB dari: http://www.kopertis2. or.id/v2/index.php?op tion=com_content&vi ew=article&id=231% 3Asurat-edaranpencegahan-danpenanggulatanplagiat-di-perguruantinggi&catid=41%3A beritaterkini&Itemid=1 peraturan
Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. 2010. Jakarta: Departemen
14
Sugiyono. (2009). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta
Wfy, Yohana Inga. (2010). Perilaku Plagiat di Kalangan Mahasiswa Eksak dan Non Eksak – Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa dan Sikap Staf Pengajar FST Dan FISIP Terhadap Perilaku Plagiat Di UNAIR. Surabaya: Airlangga press Zalnur, M. 2012. Plagiarisme di Kalangan Mahasiswa dalam Membuat Tugas Tugas Perkuliahan pada Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang. Jurnal AlTa’lim, 1 (1): 55-65. http://id.wikipedia.org /wiki/Karya_ilmiah Diakses tanggal 12 November 2014.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukandarrumidi. (2006). Metodologi penelitian petunjuk praktis untuk peneliti pemula. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Tanzen,
A. (2011). Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras. Trianggo, M. 2012. Kebijakan Formulasi Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana Penjiplakan (plagiat) Karya Tulis atau Skripsi. Skripsi (Tidak diterbitkan). Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ulfah, S.H. (2010). Evikasi Diri Mahasiswa Yang Bekerja Pada Saat Penyusunan Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiah Surakarta. Utorodewo, Felicia, dkk. (2007). Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI. Westphal (2004). Plagiarism. Dikutip pada http://leo.stcloudstate. edu/research/plagiaris m.html. Tanggal akses 11 November 2014 .
15