BENTUK PENYAJIAN GONDANG BOROGONG PADA UPACARA PERKAWINAN DI PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULU-RIAU Oleh Lia Wardani Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Rokania
[email protected] Article History Received : Februari 2016 Accepted : Mei 2016 Published : Juni 2016 Keywords function, Gondang Borogong, marriage ceremony, Pasir Pengaraian
Abstract This study aims to determine of presentation Gondang Borogong on marriage in Pasir Pengaraian kabupaten Rokan Hulu Riau. The Type of research is qualitatif research with data processing in the form descriptive analysis. The object of this study is the art group Gondang Borogong name kubu manggis used in the wedding ceremony by Mr.Amrizal. Gondang Borogong from of presentation is a percussion ensemble music, displayed on custom event, such as wedding ceremonies, welcoming guest grand, pencak silat and traditional events. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penyajian gondang borogong pada perkawinan di Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu Riau. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pengolahan data berbentuk analisis deskriptif. Objek penelitian ini adalah group kesenian Gondang Borogong yang bernama Kubu Manggis yang digunakan pada acara pesta perkawinan yang dipimpin oleh Bapak Amrizal. Bentuk penyajian Gondang Borogong merupakan permainan musik ensambel perkusi, dipertunjukkan pada acara adat, seperti upacara perkawinan, penyambutan tamu agung, pencak silat dan acara adat lainnya. Implikasi terhadap pendidikan atau pembelajaran di sekolah adalah dalam mata pelajaran kesenian. Seorang guru dapat melestarikan budaya atau kesenian setempat kepada peserta didik.
ISSN. 2527-6018 98
Bentuk Penyajian Gondang Borogong Pada Upacara Perkawinan Rokania Di Pasir Pengaraian Jurnal Pendidikan Vol. I (No. Kabupaten Rokan Hulu - Riau
1/2016) 98 - 105 | 99
dilatar belakang diatas maka penulis
A. Pendahuluan Negara Indonesia kaya akan kesenian,
tertarik untuk menulis penelilitian yang
kesenian merupakan kekayaan negara
berjudul
yang tidak ternilai harganya. Kesenian
Borogong dalam Pesta Perkawinan Di
tradisional
Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu-
memiliki
banyak
fungsi
primer dalam masyarakat pendukung di tempat
kesenian
itu
lahir
dan
bentuk
penyajian
Gondang
Riau. Kesenian Gondang Borogong diambil
berkembang, Berbicara tentang musik
batasan
kesenian tradisional maka ada salah satu
penyajian Gondang Borogong dalam
kesenian
masih
pesta perkawinan di Pasir Pengaraian
yakni
Kabupaten
digunakan
tradisional oleh
yang
masyarakat
masalah
Rokan
tentang
bentuk
Hulu-Riau.
Maka
Gondang Borogong di daerah Pasir
rumusan masalah penelitian ini adalah
Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu Riau.
bentuk penyajian Gondang Borogong
Gondang Borogong merupakan
pada
salah
pesta
satu musik kesenian tradisional yang
Pengaraian
masih digunakan oleh masyarakat di
Riau?.
Pasir Pengaraian kabupaten Rokan Hulu
perkawinan
Kabupaten
Tradisional
atau
di
Pasir
Rokan
Hulu
tradisi
sering
Riau dan dijadikan sebagai warisan yang
dikaitkan dengan sesuatu yang telah
diperoleh secara turun temurun.
diwariskan dari nenek moyang dari
Gondang Borogong digunakan sebagai
generasi ke generasi berikutnya. Tomars
musik pengiring tari, pengiring silat dan
dalam
pengiring lagu namun yang paling sering
mengatakan
digunakan adalah sebagai pengiring silat
golongan masyarakat akan menghadirkan
untuk penyambutan pengantin dalam
pula gaya dan bentuk seni yang khas
upacara
sesuai dengan selera estetis golongan
pesta
Pengaraian Riau.
perkawinan
Pasir
Kabupaten Rokan Hulu-
Biasanya
Gondang
Borogong
Soedarsono kehadiran
tertentu.
Selanjutnya
(1979:9)
menambahkan
(2001:
53)
kelas
atau
Soedarsono bahwa
seni
ditampilkan pada acara pesta perkawinan,
tradisional adalah semua bentuk seni
penyambutan tamu penting, aqiqah dan
yang telah mengalami perjalanan yang
khitanan.
cukup lama yang selalu bertumpu pada
Berdasarkan
pemaparan
yang ada
pola-pola yang sudah ada. ISSN. 2527-6018
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 98 - 105 | 100
Dapat disimpulkan dari pendapat di
atas
bahwa
semua
golongan
dapat
diamati.
Moleong
(2005:
6)
mengatakan penelitian kualitatif adalah
masyarakat memiliki kesenian tradisional
penelitian
yang yang diwariskan secara turun
memahami fenomena tentang apa yang
temurun yang khas sesuai dengan selera
dialami oleh subjek dengan cara deskripsi
golongan dan berhubungan erat dengan
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
sifat kedaerahan. Bentuk seni sebagai
suatu konteks khusus yang alamiah dan
ciptaan seniman merupakan wujud dan
dengan memanfaatkan berbagai metode
ungkapan
alamiah dari teori ini.
isi,
pandangan
dan
tanggapannya ke dalam bentuk fisik yang dapat
ditangkap
indra.
(Djelantik,
yang
penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian
terdapat
masyarakat
pengorganisasian,
untuk
Dengan demikian dapat disimpulkan
1999:37) menyatakan didalam karya seni suatu
bermaksud
yang yang
menggambarkan akan
diteliti
dan
penataan, ada hubungan tertentu antara
diceritakan secara deskripsi dalam bentuk
bagian-bagian
kata-kata dan
yang
tersusun
itu.
bahasa serta dituangkan
Kesenian tradisional memiliki bentuk
dalam bentuk tulisan ilmiah dengan
penyajian yang khas sesuai dengan sifat
memanfaatkan berbagai metode-metode
yang dimiliki masing-masing daerah
ilmiah.
dimana tempat kesenian itu tumbuh dan berkembang.
Objek penelitian ini adalah musik tradisional Gondang Borogong
yang
digunakan dalam acara pesta perkawinan di Kabupaten Rokan Hulu Riau. Dalam
B. Metode Penelitian Jenis adalah
penelitian
yang
penelitian
kualitatif dengan
pengolahan
data
digunakan
berbentuk
analisis
deskriptif. Bodgan dan Taylor dalam Moleong
(2005:
4)
yang
ini
Kesenian
melihat
penampilan
Gondang
Borogong
group yang
bernama Kubu Manggis yang dipimpin oleh Bapak Amrizal.
mengatakan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
hal
menghasilkan
data
C. Hasil penelitian dan Pembahasan 1. Pesta Perkawinan
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
Adat
lisan dari orang-orang dan perilaku yang
kebiasaan
perkawinan yang
adalah
meliputi
suatu tentang
ISSN. 2527-6018
Bentuk Penyajian Gondang Borogong Pada Upacara Perkawinan Di Pasir Pengaraian Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. Kabupaten Rokan Hulu - Riau
1/2016) 98 - 105 | 101
peraturan dan tata cara sebelum dan
hidup berdampingan didaerah kabupaten
sesudah perkawinan. Adat perkawinan
Rokan Hulu, dari dasar tersebut maka
disetiap daerah berbeda-beda, sesuai
sebagai suku mayoritas lebih cenderung
dengan
digunakan adat melayu, apabila dilihat
adat
Berdasarkan istiadat
masyarakat data
yang
tersebut.
di
lapangan
adat
dari suku Melayu, Jawa , Mandailing dan
masih
dijalani
oleh
sebagian
masyarakat Pasir Pengaraian. Masyarakat
kecil
masyarakat
minoritas
lainnya, suku Melayu sebagai suku
Pasir
Pengaraian
mayoritas di Pasir Pengaraian maka
Kabupaten Rokan Hulu dalam adat
peneliti
perkawinan tidak boleh menikah sesuku,
melihat adat istiadat tersebut. Ada dua
ini merupakan larangan yang keras
adat perkawinan yang masih digunakan
terhadap masyarakat kabupaten Rokan
hingga saat ini dalam perkawinan yaitu
Hulu. Larangan adat ini sangat keras dan
adat sumondo dan jujuran.
berlaku untuk semua masyarakat Pasir Pengaraian,
yang
Secara bahasa Gondang Borogong ini
melanggar adat akan dikenakan sangsi,
terdiri dari dua kata yaitu “Gondang” dan
bentuk sangsi juga terbagi menjadi dua
“Borogong”, gondang artinya adalah
yaitu sangsi berbentuk denda berupa
gendang
benda dan dibuang dari keluarga (tidak
bergong jadi secara keseluruhan Gondang
keberadaannya diakui oleh masyarakat
Borogong dapat diartikan sebagai alat
setempat). Denda ini dilakukan atas
musik gendang, gong dan beberapa buah
kesepakatan ninik mamak.
calempong dimainkan secara bersamaan.
Adat
bagi
istiadat
siapa
yang
saja
2. Kesenian Gondang Borogong
berogong
itu
artinya
dalam
Alat musik Gondang Borogong ini dapat
masyarakat Pasir Pengaraian Kabupaten
dikatakan ansambel musik karena terdiri
Rokan
dari Celempong,Gondang, Ogong.
Hulu
ada
dan
apabila
ingin
melangsungkan pesta perkawinan maka
Kesenian
Gondang
Borogong
harus mengikuti aturan adat perkawinan
merupakan musik tradisi yang hidup pada
yang
Ada
masa kerajaan Rambah digunakan pada
beberapa adat yang dapat dilihat di Pasir
kegiatan adat seperti pesta perkawinan,
Pengaraian
penyambut tamu, dan khitanan. Sejarah
ada
didaerah
kabupaten
setempat.
Rokan
Hulu,
karena keanekaragaman penduduk yang
Gondang
Borogong
berdasarkan
ISSN. 2527-6018
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 98 - 105 | 102
wawancara dari Bapak Amrizal dan
memberikan
Bapak Zainal, bahwa musik Gondang
Ogong terbuat dari campuran kuningan
Borogong di Pasir Pengaraian sudah ada
dengan timah putih dengan ketebalan 2
sejak
mm. Seperti halnya celempong yang
masa
kerajaan
Rokan
Hulu.
bunyi
yang
diinginkan.
Gondang Borogong ini berawal dari
mempunyai
sebuah
disebut
celempong memiliki gantungan dengaan
Bosidingkek Bosendayu atau Gondang
tinggi gantungan 180 mm dan diatas dua
Batak bagi masyarakat luhak Rambah.
buah tiang dari gantungan ditahan oleh
Bosidingkek
kutimba sebagai tempat penggantung
musik
sederhana
Bosendayau
merupakan
cikal bakal Gondang Borogong.
rumah-rumah
maka
ogong. Selain itu memainkan ogong sama
Alat musik Gondang Borogong pada
halnya
dengan
celempong
yaitu
awalnya terbuat dari alat musik yang
memerlukan pemukul, Ogong di pukul
sederhana. Alat musik sederhana tersebut
menggunakan pemukul yang terbuat dari
terbuat
yang
kayu dan dibalut menggunakan kain salah
direntangkan lalu dibuat lubang yang
satu ujungnya agar terdengar nyaring
ditutup dengan ayan, kemudian antara
suara ogong pada saat di pukul. Pemukul
punggung ayan dan rentangan rotan
gong terbuat dari kayu torok dengan
diganjal dengan sepotong cupadak maka
pertimbangan kayu torok lebih ringan dan
dipukullah rotan dan ayan tersebut, nada
menghasilkan
yang dihasilkan ayan adalah gong atau
apabila
celempong sedangkan rotan bernada
ogong.
dari
sehelai
rotan
nada
digunakan
yang
maksimal
sebagai
pemukul
gendang. Seiring majunya pemikiran manusia alat musik yang terbuat dari ayan berkembang digantikan dengan gong. Ogong atau gong adalah alat musik perkusi yang
terdiri dari satu buah,
ogong juga terbuat dari kuningan yang terlihat berukuran
seperti besar.
celempong Ogong
namun digantung
dengan tali dan ditahan oleh kutimba untuk menjaga keseimbangan ogong serta
Gambar 1 : Ogong atau gong dan pemukulnya ISSN. 2527-6018
Bentuk Penyajian Gondang Borogong Pada Upacara Perkawinan Di Pasir Vol. Pengaraian Jurnal Pendidikan Rokania I (No. Kabupaten Rokan Hulu - Riau
1/2016) 98 - 105 | 103
Borogong. Gembang merupakan alat Selanjutnya alat musik yang terbuat dari rotan juga mengalami perkembangan yaitu
digantikan
dengan
sepasang
gondang silat. Gondang atau gendang silat merupakan alat musik yang terbuat dari kayu yang sangat keras sebagai batang badan dan kulit ikan buntal sebagai
penutup
bagian
depan
dan
belakangnya. Gendang silat yang ada di pasir pengaraian memiliki panjang 27 cm, lebar sebelah kanan 22 cm dengan bentuk dan ukuran yang sama. memiliki dua sisi yang hampir sama yang sisinya dibalut oleh kulit ikan buntal, untuk meregangkan kulit ikan buntal tersebut maka diberi rotan disepanjang badan dari gendang
silat
berfungsi
sebagai
tersebut. irama
Gendang dasar
dan
peningkah.
musik yang terbuat dari kayu, gembang terdiri dari enam potong kayu picak sepanjang 30 cm , gembang memiliki tempat yang terbuat dari kayu yang dibentuk persegi panjang, sebagai tempat enam potong kayu picak. Gembang ini terbuat
dari
kayu
morawa,
kayu
morobow, kayu pakih, kayu gorunggang, kayu tuju antau kayu torok. Sejalan dengan majunya pemikiran manusia maka alat musik gembang yang terbuat
dari
kayu
mulai
digantikan
dengan celempong. Celempong atau talempong adalah alat musik pukul yang terbuat dari campuran kuningan dengan timah putih. Alat musik ini memiliki ketebalan lebih kurang 6,5 inci, dengan lebar lingkaran tengah 5 cm serta lebar 16cm.
Didalam Gondang Borogong
celempong yang digunakan sebanyak enam
buah,
biasanya
Celempong
diletakkan pada rumah-rumah celempong yang terbuat dari kayu loso( loso tanduk atau
loso
bungo),
rumah-rumah
sGambar 2 : sepasang gondang silat yang digunakan pada Gondang Borogong.
celempong berbentuk persegi panjang
Tidak hanya perkembangan alat musik
papan penutup sedangkan bagian atas
tetapi ada juga penambahan alat musik,
dibiarkan terbuka, dibagian atas rumah-
maka
sebagai
rumah celempong direntangkan 2 utas tali
Gondang
atau rotan dari ujung kiri sampai kanan,
dibuatlah
pelengkap
alat
gembang musik
yang sisi kiri, kanan serta bawah diberi
ISSN. 2527-6018
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 98 - 105 | 104
setelah direntangkan seutas tali atau rotan
manggis yang merupakan pemilik group
untuk
untuk
Gondang Borogong, serta dibantu oleh
yang diinginkan
keluarga dan rekan-rekannya sebagai
meletakkan
celempong
mendapatkan bunyi celempong
tersebut
dilobangi
dan
pemusik tradisional. Untuk lebih jelasnya
diletakkan tanpa menyentuh sekat-sekat
dapat penulis paparkan pemusik Gondang
lainnya. Pada bagian bawah rumah
Borogong dibawah ini.
celempong harus berlobang karena suara dihasilkan dari bawah rumah celempong.
Tabel pemusik Gondang Borogong No
Nama
Usia
Pekerjaan
Bergabung
Pada sisi depan rumah celempong terdapat ukiran melayu yang bermotif setangkai
padi.
Selain
rumah-rumah
celempong juga menggunakan pemukul atau stik untuk memainkan celempong, pemukul celempong terbuat dari kayu mahang, nilau atau torok, kayu ini di pakai dengan pertimbangan ringan dan menghasilkan nada yang maksimal serta tidak
merusak
celempong
apabila
dimainkan.
Tahun
1 2 3 4 5
Amrizal Rohani Sulaiman Dani Habibi
45 tahun 52 tahun 22 tahun 18 tahun 22tahun
Petani Petani Petani Petani Petani
1990 1990 2000 2009 2006
Sumber : Bapak Amrizal pimpinan Gondang Borogong Kubu Manggis 3. Bentuk Penyajian Gondang Borogong dalam Upacara Perkawinan dalam Masyarakat Pasir Pengaraian Gondang
Borogong
memiliki
penyajian yang khas, yaitu merupakan permainan musik ansambel terdiri dari celempong (yang terdiri dari 6 buah celempong), 1 buah ogong (gong) dan sepasang
gondang
silat
(gendang).
Pemain musik terdiri dari enam orang tidak ada tolak ukur apakah laki-laki atau Gambar 3 : celempong atau talempong Musik Gondang Borogong yang ada di Pasir Pengaraian kabupaten Rokan Hulu Saat Bapak pelestari
ini
Amrizal
dibawah sebagai
Gondang
pengawasan salah
Borogong
satu yang
tergabung dalam group musik kubu
perempuan yang memainkan karena yang terpenting adalah mampu memainkan lagu.
Musik
ansambel
Gondang
Borogong didalam pesta perkawinan adalah sebagai musik pengiring arakan pengantin pria, yang dimaksud disini pengantin pria secara simbolis diarak ISSN. 2527-6018
Bentuk Penyajian Gondang Borogong Pada Upacara Perkawinan Di Pasir Vol. Pengaraian Jurnal Pendidikan Rokania I (No. Kabupaten Rokan Hulu - Riau
1/2016) 98 - 105 | 105
oleh orang tua dan kerabat menuju rumah
oleh generasi berikutnya dengan cara
pengantin wanita, lebih kurang sekitar
membuat sanggar seni tradisional khas
100 meter dari halaman rumah pengantin
kabupaten
Rokan
wanita atau tempat diadakannya pesta
penelitian
terhadap
pernikahan, setelah pengantin pria beserta
pembelajaran di sekolah adalah dalam
keluarga berjarak 50 meter dari halaman
mata pelajaran seni budaya atau kesenian.
rumah maka Gondang Borogong akan
Seorang guru dapat melestarikan budaya
dimainkan, lalu mengiringi pengantin
atau
pria menuju halaman rumah sebelum
kesenian Gondang Borogong kepada
mengguting
peserta didik.
pita
maka
angka
nada
kesenian
Hulu.
Implikasi
pendidikan
setempat
atau
khususnya
perwakilan dari kedua belah pihak dari pengantin
pria
dan
wanita
yang
mengdakan pencak silat sebagai tanda mengizinkan masuk ke rumah mempelai
Daftar Pustaka Depdiknas. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.(http://hiburan.kompasiana .com./musik).
wanita setelah itu di ikuti dengan pengguntingan diterimanya pengantin
pita
pengantin wanita
sebagi pria
maka
tanda dirumah
pengantin
Marzam.,Wimbrayardi., & Syahrel. (2008). Materi Pembelajaran Musik NusantaraMusik Etnik Dalam Kebudayaan Nusantara. Padang : UNP.
bersama-sama menuju ke pelaminan. D. Kesimpulan, Saran dan Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan
Gondang
disimpulkan
Borogong
dalam
bahwa upacara
perkawinan dinilai sangat penting dalam bentuk penyajian secara tradisional oleh masyarakat Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Selanjutnya, Gondang
Moleong, Lexy. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. Soedarsono, R.M. (1999). Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud. Soedarsono, R.M. (2001). Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdik
borogong dilestarikan agar dapat dilihat
ISSN. 2527-6018