Bentuk Materi Seminar ?
Oleh : Kuntadi WD
Tulisan Karya Ilmiah Jenis tulisan karya ilmiah
Makalah
Sifat Makalah
1. Makalah 2. Paper 3. Artikel Ilmiah
merupakan naskah yang sistematik dan utuh yang berupa garis-garis besar (outlines) mengenai suatu masalah, dan ditulis dengan pendekatan satu atau lebih disiplin keilmuan tertentu, baik itu menguraikan pendapat, gagasan maupun pembahasan dalam rangka pemecahan masalah tersebut. -Makalah Deduktif : makalah yang didasarkan pada kajian teoritis yang relevan dengan permasalahan yang dibahas -Makalah Induktif : makalah yang didasarkan pada data empiris yang bersifat obyektif yang didapatkan dari lapangan yang relevan dengan pembahasan -Makalah campuran : makalah yang didasarkan kajian teoritis dan data empirik artinya merupakan gabungan dari makalah deduktif dan induktif
Jenis Makalah CampurA N
1. Makalah Ilmiah : makalah yang pembahasan dari hasil studi ilmiah bersifat obyektif 2. Makalah kerja : makalah dari hasil kerja penelitian biasanya bersifat subyektif 3. Makalah kajian : makalah yang didapatkan dari studi biasanya bersifat kontroversial dalam pemecahannya 4. Makalah Posisi : makalah yang disusul dari permintaan untuk memecahkan masalah yang bersifat kontroversial 5. Makalah analisis ; makalah yang disusun dengan pemecahan masalah yang bersifat obyektif-empirik 6 . Makalah tanggapan : makalah yang disusun untuk menanggapi dari bentuk reaksi terhadap suatu bacaan tertentu
Paper
sebutan khusus untuk makalah di kalangan para akademisi (mahasiswa) dalam kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi (Diploma/S1/S2/S3)
Artikel Ilmiah
sebutan khusus untuk makalah yang mengalami variasi dan adaptasi tertentu, yang dipublikasikan melalui suatu jurnal ilmiah atau penerbitan khusus lain, tanpa meninggalkjan prinsip dari struktur, format, sistematika dan isi makalah ilmiah
Proposal Pengertian Proposal
Fungsi Proposal
Jenis Proposal
memiliki arti sederhana sebagai suatu bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran baik berupa ide, gagasan, pemikiran, maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan ijin, persetujuan, dana, dan lain sebagainya (Hariwijaya, 2005:12-13). Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar. Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembagalembaga pemerintah atau swasta. Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank. Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya. Proposal bisnis, contohnya proposal pendirian usaha. Proposal proyek, contohnya proposal pengajuan dana kepada lembaga donor. Proposal penelitian, contohnya proposal skripsi, tesis, dan disertasi. Proposal kegiatan, contohnya proposal kegiatan seminar, pelatihan, dan lomba.
IDE/Gagasan TOPIC/jJUDUL L.B MASALAH RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENULISAN
sumber data: data pustaka, nara sumber, karya
Untuk mencapai tujuan dibutuhkan metode atau langkahlangkah
Menentukan lokasi penelitian
Pengumpulan data pustaka
Empirik Menjawab rumusan masalah
Menjawab rumusan masalah
Anallisa data
STRUKTUR atau SISTEMATIKA PENYUSUNAN MAKALAH JUDUL/TOPIK PENDAHULUAN: identifikasi masalah dan Latar belakang masalah
PEMBAHASAN (sesuai dengan rumusan masalah)
Deskripsi alasan mengapa anda memilih judul/topik tersebut, kemudian identifikasi masalah tersebut Pada pendahuluan secara tersurat/ tersirat terdapat rumusan masalah [pada tesis/skripsi tersurat] Deskripsi terhadap jawaban terurai dari rumusan masalah yang dibuat pada pendahuluan, sehingga subbab tergantung dari rumusan masalah Jawaban terurai tersebut hasil analisis terhadap data yang didapat dari resert emik atau etik atau keduanya Penutup merupakan kesimpulan dan saran
PENUTUP
LAMPIRAN
Kesimpulan merupakan jawaban singkat dari rumusan masalah sarian dari pembahasa, dan Saran merupakan temuan data yang cukup representatif tetapi diluar masalah Daftar pustaka dan daftar nara sumber Foto data dan atau pendukung data
PEMBAHASAN Deskripsi terhadap jawaban terurai dari rumusan masalah yang dibuat pada pendahuluan, sehingga subbab tergantung dari rumusan masalah
Jawaban terurai tersebut hasil analisis terhadap data yang didapat dari resert emik atau etik atau gabungan keduanya
Sistematika penulisan berdasarkan data “Etik” Perhatikan catatan sumber model 1 Pohon hayat (tree of life), dalam agama Hindu disebut dengan istilah kalpavrksa, kalpadruma, kalpataru, kalpadaru atau kalpavalli. Istilah kalpavrksa berasal dari kata kalpa yang berarti: keinginan, masa dunia, jaman, harapan, nama, dan cara. Perkataan vrksa, druma, taru, daru, dan valli berarti pohon atau kayu. Sehingga arti istilah kalpavrksa, kalpataru, kalpadaru, kalpavalli atau kalpadruma, ialah pohon pengharapan, pohon masa dunia, pohon jaman atau pohon keinginan (R.N. Saletore 1987:660).
Perhatikan catatan sumber model 2 Pohon hayat (tree of life), dalam agama Hindu disebut dengan istilah kalpavrksa, kalpadruma, kalpataru, kalpadaru atau kalpavalli. Istilah kalpavrksa berasal dari kata kalpa yang berarti: keinginan, masa dunia, jaman, harapan, nama, dan cara. Perkataan vrksa, druma, taru, daru, dan valli berarti pohon atau kayu. Sehingga arti istilah kalpavrksa, kalpataru, kalpadaru, kalpavalli atau kalpadruma, ialah pohon pengharapan, pohon masa dunia, pohon jaman atau pohon keinginan[1]
[1] Saletore, RN. (1987), Private Limited, 659-665
Encyclopaedia of India Culture. Volume II and III, New Delhi, Sterling Publisher
Tjetjep Rohendi Rohidi11 (2000:3) menjelaskan tentang kebudayaan berkaitan dengan sistem simbol, yaitu merupakan acuan dan pedoman bagi kehidupan masyarakat dan sebagai sistem simbol, pemberian makna, model ditransmisikan melalui kode-kode simbolik
11 Rohidi, Tjetjep Rohendi, (2000), Guru besar UI, menulis tentang Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan, Bandung, STSI press.
Ular ekornya tergulung dalam dua ikal Teratai-matahari-roda
Pohon hayat digambarkan dengan empat belas ranting di ujungnya terdapat burung-burung dan kuncup mekar Dua perwujudan kera
Dua sapi jantan.
Gambar : Pohon Hayat dilukiskan sebagai: The fourteen branches of this Indian bronze tree of life (Cooper 1998:177). Keterangan gambar pohon hayat dengan empat belas ranting burung-burung, kuncup mekar, teratai-matahari-roda ular, dua kera, dan dua sapi jantan (Roger Cook:1995:50, repro photo Kartika 2002)
Sistematika penulisan berdasarkan data “Emik” Pengrajin batik Matesih yang dahulu terkenal dengan hasil batik alusan matesih (matesihan), sekarang tangan-tangan halus seorang pembatik, terpaksa hidup sebagai tukang pemecah batu kali demi menghidupi keluarganya. Warnowiyoto memberikan keterangan tentang batik Matesih sebagai berikut: Sebelum Jepang masuk Indonesia, usaha perbatikan sangat maju. Pada saat itu ada sekitar 20 pengusaha batik yang bergerak di bidang batik tulis alusan. Pekerjaan batik dengan menggunakan.teknik tradisi (soga Jawa dan wedelan), di Matesih berlangsung hanya sampai tahun 1950. Bahan yang dipakai selanjutnya memakai atau menggunakan bahan napthol. Jumlah produksi saat itu mencapai 2 kodi / hari. Pengusaha tersebut kebanyakan mengerjakan wedelan (membuat warna biru) sendiri dan usaha ini berlangsung sampai sekitar tahun 1978 (Wawancara 1990).
Catatan: Keterangan sumber ada pada daftar nara sumber
Pengrajin batik Matesih yang dahulu terkenal dengan hasil batik alusan matesih (matesihan), sekarang tangan-tangan halus seorang pembatik, terpaksa hidup sebagai tukang pemecah batu kali demi menghidupi keluarganya. Warnowiyoto [*] mengatakan batik Matesih, sebelum Jepang masuk Indonesia, usaha perbatikan sangat maju. Pada saat itu ada sekitar 20 pengusaha batik yang bergerak di bidang batik tulis alusan. Pekerjaan batik dengan menggunakan.teknik tradisi (soga Jawa dan wedelan), di Matesih berlangsung hanya sampai tahun 1950. Bahan yang dipakai selanjutnya memakai atau menggunakan bahan napthol. Jumlah produksi saat itu mencapai 2 kodi / hari. Pengusaha tersebut kebanyakan mengerjakan wedelan (membuat warna biru) sendiri dan usaha ini berlangsung sampai sekitar tahun 1978
[*] Warnowiyoto (56 th) memulai usaha batik pada tahun 1951, seorang Ibu dan sebagai pewaris usaha ayahnya bernama Prawirorejo. Warnowiyoto, Matesih Karanganyar (Wawancara 1990).
Meru Lembu
Rusa
Pohon hayat
Gambar IV.13 Batik Taman Arum Suniaragi 106.5 x 249 cm Cirebon Djoemana Collection (fotoTiar, 2004).
Pola Batik Taman Arum Suniaragi terdiri dari susunan motif pohon hayat, motif meru, motif Lembu (sapi) dan motif Rusa. Pola tersusun sebagai pohon hayat yang seolah tumbuh di atas meru dijaga dua motif lembu (sapi) dan motif rusa. Secara keseluruhan motif Pohon Hayat yang tumbuh di taman seolah dijaga keseimbangan dan keberadaannya. Motif selingan terdiri dari motif palemahan (halaman) dan motif tumbuh-tumbuhan. Motif palemahan dibuat seperi motif awan Cirebonan dan membentuk motif Meru, motif tersebut sekaligus merupakan tempat tumbuh motif pohon dan motif pohon hayat, yang secara variatif menghiasi ruang kosong diantara motif utama dan membentuk seolah berada di sebuah taman. Motif utama maupun selingan merupakan paduan membentuk komposisi. Secara keseluruhan memberikan satu-kesatuan (unity) pola susunan batik.
Sepasang kinara-kinari bermotif burung berkepala pendeta Pohon hayat hiasan ceplok bunga di atasnya terdapat payung, tumbuh dari pot dengan 4 pundi-pundi Sepasang burung posisi hinggapdan tebang
Pohon Hayat pada relief kalpataru Candi Prambanan, tepatnya di candi Iduk Siwa sebelah kanan bawah kaki candi. Dua relief kalpataru mengapit sebuah relung yang di dalamya terdapat arca singa (photo dokumen Sony Kartika 2004).