Bentuk-bentuk Topeng Postmodernisme karya Ida Bagus Anom II, Oleh: Drs. I Wayan Sutha S, Dosen PS Seni Rupa Murni
Kitsch Kitsch berakar dari bahasa Jerman verkitschen (membuat jadi murahan) dan kitschen, yang secara literal berarti memungut sampah dari jalan. Oleh sebab itu, istilah kitsch sering ditafsirkan sebagai sampah artistik, atau juga didefinisikan sebagai selera rendah. Di dalam The Concise Oxford Dictionary of Literary Terms (1990), kitsch didefinisikan sebagai segala jenis seni palsu (pseudo art) yang murahan dan tanpa selera. Dikatakan sebagai selera rendah disebabkan karena lemahnya ukuran atau kriteria estetik, meskipun kriteria ini berbeda dari satu zaman dan tempat ke zaman dan tempat lainnya. Merumuskan kitsch (dalam kaitannya dengan gaya dalam seni topeng) bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa pendapat tentang gaya Kitsch ini. Di antaranya adalah dari John Waters Dictionaries. Bahwa definisi dari kitsch adalah gaya pop yang terlihat sentimental dan kurang berharga/murahan. Kitsch dikategorikan sebagai seni rendahan atau tidak ada unsur seni sama sekali di dalamnya. Tetapi kitsch dan seni tidak bertentangan, tetapi mendukung keberadaan satu sama lainnya. Dalam kamus Word Refference dikatakan bahwa kitsch adalah gaya yang bercita rasa buruk, vulgar dan semu. Wededkind berpendapat bahwa kitsch adalah gaya kontemporer yang terinspirasi dari gaya Gothik, Rococo dan Barok. Bahwa kitsch menurutnya adalah seni yang ironi dan harfiah. Dapat dikatakan bahwa topeng bergaya kitsch adalah topeng yang dibuat inklusive, massal, dan kurang estetis. Produk bergaya kitsch bisa saja dari material mahal tetapi citra yang dihasilkan adalah murahan. Tapi kitsch memiliki kemampuan untuk menarik perhatian pada pengamat. Entah itu membuat pengamat tertarik atau malah membencinya. Jadi kitsch jelas memiliki keunikan. Bagaimana pun soal rasa adalah hal yang subyektif. Barang yang dianggap bergaya kitsch di suatu tempat bisa menjadi gaya lain di negara lain. Di Prancis gaya kitsch mengandung unsur provokatif, sedang di Inggris gaya kitsch harus mengandung unsur kemewahan. Perhatikan topeng di bawah ini. Rambutnya bukan dari rambut asli. Tapi dari bahan benang sutra yang diwarna menyerupai rambut manusia. Dan bertahan hanya beberapa tahun saja, material murahan dan fungsi yang kurang baik. Strategi kitsch adalah mensimulasi dan mengkopi elemen-elemen gaya dari seni tinggi atau sebaliknya dari objek sehari-hari untuk kepentingannya sendiri, produksinya didasarkan pada semangat memassakan atau mendemitologisasi seni tinggi. Menurut Greenberg, kitsch awalnya didorong semangat reproduksi, sebagai akibat berkembangnya teknologi produksi,
konsumsi, dan komunikasi massa. Kitsch menggunakan produk konsumer sebagai bahan baku reproduksi ikonik seni. Kitsch mengimitasi bentuk, gaya, atau objek untuk tujuan dan fungsi palsu seperti daun dengan sebagai topeng. Dalam seni postmodern, kitsch menjadi salah satu kategori bahasa estetik yang sangat dominan, sehingga postmodernisme, dalam pengertiannya yang lebih luas, sering diidentifikasikan dengan kitsch. Hal ini karena postmodernisme sering dikatakan miskin akan criteria estetik, makna dan orisinalitas. Oleh Hal Foster, estetika postmodernisme bahkan disebut sebagai anti-estetika.
Patung Meksico Idiom estetika Kitsch juga terlihat dalam topeng yang judul daun. Topeng dalam bentuk daun karya Ida Bagus Anom mengungkapkan
penomena
alam,
merupakan karya yang imajinatif dengan kreativitas tinggi dan unik. Karya ini memaksakan bentuk ungkapan perasan senimannya yang galau dengan alam lingkungan. Menurut senimannya seandainnya pohon bisa bicara dan melihat maka mereka akan sedih akibat adanya ilegl loging.
Hal ini sebagai sesuatu
ungkapan yang unik dan precious, suatu bentuk
yang
mengutamakan
estetika.
topeng ini juga merupakan karya seni dengan
kreativitas
serta
semangat
reproduksi karya yang inovatif serta mempopulerkan bentuk-bentuk yang unik.
4. Camp Satu model estetisme, yaitu satu cara melihat dunia sebagai satu fenomena estetik, dalam pengertian ‘keartifisialan’. Sedangkan menurut Susan Sontag, camp adalah memuja masa lalu, meskipun masa lalu bukanlah satu-satunya inspirasi, hubungannya dengan masa lalu bersifat sentimentil. Selanjutnya satu model ‘fenomena estetisme’, di mana estetik bukan dalam pengertian keindahan atau keharmonisan, melainkan dalam pengertian kesemuan dan ‘penggayaan’ yang dicirikan oleh upaya-upaya melakukan sesuatu yang luar biasa, berlebihan, glamour, dan menjanjikan kesemuan sebagai model estetika. Menurut Pilliang (2003) camp menyanjung tinggi kevulgaran, tidak begitu tertarik pada sesuatu yang otentik atau orisinil, namun lebih kepada duplikasi dari apa-apa yang telah ditemukan untuk tujuan dan kepentingannya sendiri. Camp adalah satu bentuk yang mempunyai pengertian ‘menghasilkan sesuatu dari apa-apa yang sudah tersedia. Sebagai satu bentuk seni, camp menekankan dekorasi, tekstur, permukaan sensual, dan gaya, dengan mengorbankan isi. Camp bersifat anti alamiah. Objekobjek alam, manusia, dan binatang kerap digunakan namun secara ekstrim dideformasi; dibuat lebih kurus, ramping, jangkung atau secara ekstrim dibuat lebih gendut, besar atau lebar.
Topeng ini oleh senimannya diberi judul kehidupan dengan menampilkan bentuk baru terinspirasi
dari
pembukaan
cakra
dan
kekuatan manusia di dalam menginginkan sesuatu. Dalam pengungkapannya dibuat berlebihan dan kesannya dibuat-buat dengan memanjangkan
muja
manusia
sehingga
memberikan kesan tidak seperti biasanya, namun sangat estetis dan dikerjakan dengan ketrampilan tinggi.Ungkapan posmodernnya ditandai dengan perpaduan bentuk ambigu dengan warna yang memberikan kesan menakutkan.
Topeng
yang
berjudul
kepala
macan
menggunakan idiom camp. Karena adanya upaya penggunaan elemen dekorasi daun yang distilirisasi sebagai pengganti daun telinga dan dililit seekor ular yang terkesan ornamentik. sedangkan kalajengking dibuat sebagai
perpanjangan
menyerupai
mulut
ikan
dagunya
yang
sebagai
usaha
mendistorsi bentuk ikan sebagai simbol kelincahan gerak kehidupan. Topeng ini mempunyai ukuran sangat tinggi kurang lenih 75 cm dan sangat dekoratif.
Manusia Harimau
5. Skizofrenia 'Kekacauan'
(Schizoprenia):
Jacgues
Lacan,
seorang
ahli
psikoanalisis,
mendefinisikan Schizoprenia sebagai terputusnya rantal signifikasi, yaitu rangkaian sintagmatis penanda (signifier) yang bertautan dan membentuk satu ungkapan atau makna. Berdasarkan teori psikoanalisis Lacan, jika kita tidak mampu membedakan antara kalimat (tensis) masa lalu (past), masa kini (present) dan masa datang (future) 'akibat gangguan pertandaan' maka kita juga tidak dapat membedakan masa lalu, masa kini dan masa depan dalam kehidupan psikis kita. Kekacauan pertandaan, selain pada kalimat. Terdapat juga pada gambar, teks, obyek termasuk karyaseni topeng. Begitu jugakah dalam seni topeng Bali terutama topeng-topeng yang dikomersialisasikan, dalam pandangan penulis, gejala-gejala ke arah itu sudah tampak. Seprti topeng karya di bawah ini topeng seukuran tinggi manusia, comot sana ambil sini, tempel sana, tempel sini sebagai gejala eklektisme radikal sudah merajalela. ini retjadi karena terdapat kecenderungan menangkap gaya dan bukan mengungkap makna.
Manusia Berjenggot