mengalahkan Sang Iblis Armeron. ‘Ayo, kita serang iblis itu bersamaan!’ seru Jack. Namun tiba – tiba saja sebuah bola api menyerang Jack dari samping dan bola api lain menyerang Tyrail di sisi yang lain. Baik Jack maupun Tyrail terpukul mundur karena serangan mendadak itu. Untunglah serangan itu tidak fatal, hanya merupakan suatu peringatan bagi mereka yang dilakukan oleh Nimros. Belum sempat Jack maupun Tyrail untuk memprotes Nimros sudah berseru,’ Iblis itu bagianku! Ini adalah pertarungan Keeper bukan urusan kalian! Jika kalian berani ikut campur maka jangan salahkan aku yang bertindak kasar!’ ‘Apa kau gila? Kekuatanmu masih kalah jauh di bawah iblis itu, Nimros. Kami melihat sendiri bagaimana Galarien yang juga Keeper seperti dirimu kalah telak oleh Jurus sesat miliknya,’ Kata Tyrail berusaha memberi penjelasan. Mendengar nama Galarien disebutkan, Nimros terdiam sejenak dan setetes air mata pun jatuh dan kemudian langsung lenyap menguap akibat aura api dari dalam tubuhnya. ‘Karena Galarien lah maka pertarungan ini harus kuselesaikan sendiri. Darah Galarien yang tertumpah akan kubalaskan kepada iblis keparat yang telah membunuh dan menyia – nyiakan cintanya!’ Bab 66. Kenangan Cinta Masa Lampau: Badai Perang Lembah Heirithien Nimros... tercipta dari api bintang – bintang dan debu alam semesta. Diberi 2 pasang sayap seekor Phoenix dan kulit kristal yang bahkan mampu menahan panasnya ledakan bintang supernova. Dialah Sang Penjaga Keadilan. Namun hatinya tidak dapat menahan kehangatan gelombang cinta. Cintanya kepada Galarien. Galarien... tercipta dari debu alam semesta dan tanah dunia. Lembut gemulai seperti rumput namun kokoh bagai pohon ribuan tahun. Cantik mempesona seperti bunga yang mekar. Dengan 2 pasang sayap merpati, Galarien terbang dan menjaga kehidupan di dunia tanpa pernah menyadari bahwa dirinya begitu dicintai. Hatinya hanya terpikat oleh Armeron yang perkasa. Armeron... tercipta dari kekuatan halilintar Semesta. Dengan kulit terbuat dari logam paling kuat ia tampil begitu anggun dan mempesona. Dua pasang Sayap Rajawali nya begitu kokoh dan perkasa. Dialah sosok Sang Penjaga Kekudusan yang dicintai oleh Galarien dan siapakah yang dapat menolak cinta dari sang Penjaga Kehidupan yang luar biasa cantik dan indah itu? Maka Armeron dan Galarien pun saling mencintai tanpa menyadari adanya cinta ketiga yang hancur hatinya. Tahun 218 AR (Ancient War) di Lembah Heirithien.
‘Semua mundur!’ Seru Galarien, yang pada saat itu belum terkutuk menjadi Keeper. Galarien pada saat itu adalah satu dari tujuh ksatria utama pembela Holy Light. Dengan Rantai Kehidupan di tangannya, Pasukan Kegelapan terkuat pun tidak berani memandang enteng terhadapnya. Tetapi dalam pertempuran kali ini Galarien dan pasukannya mengalami kekalahan telak. Pasukan Galarien yang terdiri dari ratusan pohon – pohon hidup, yang namanya telah terlupakan di masa – masa selanjutnya dan ribuan peri – peri
kuno bersenjatakan anak panah dan pedang, terkepung di antara ribuan bahkan mungkin jutaan Pasukan Kegelapan yang tergabung dalam Pasukan Serangga, Kelalawar penghisap darah, Manusia Serigala, Wizard dan berbagai macam bentuk iblis juga siluman. Pasukan Pohon banyak tumbang oleh sihir api para Wizard dan mereka menjadi semakin tidak berdaya ketika Para Serangga menciptakan lubang – lubang perangkap dalam tanah. Akar – akar mereka yang kokoh amblas ke dalam tanah dan membuat keseimbangan mereka goyah. Pasukan Pohon yang tingginya rata – rata lebih dari 5 meter itu pun banyak yang tumbang kemudian disergap oleh serangga – serangga api, yaitu Pasukan Semut yang memiliki racun api. Pasukan Pohon memiliki kulit sangat tebal seperti pohon berusia ratusan tahun namun racun serangga api sangat unik dan langka. Racun itu seperti minyak yang begitu disengatkan ke tubuh korban akan menimbulkan bara api dan selanjutnya api tsb akan menjalar ke seluruh tubuh korban seperti racun pada umumnya, apalagi kulit kayu Pasukan Pohon memang sangat mudah untuk terbakar. Pasukan Peri – peri kuno memiliki kecepatan gerak dan kemampuan untuk menyamar bahkan menyatu dengan alam di sekitarnya. Namun Kecepatan gerak mereka terpatahkan oleh serangan dua arah, Kelalawar yang haus darah dari udara sementara Manusia Serigala dari darat. Sebagaimana cepatnya mereka memanah tentunya tetap tak dapat membidik ke dua arah sekaligus. Sementara kemampuan Peri untuk menyerang secara diam – diam dari tempat tersembunyi tak berguna di hadapan Bangsa Manusia Serigala yang memiliki penciuman luar biasa tajam itu. Namun faktor utama penyebab kekalahan mereka adalah kehadiran 6 Zingamon terkuat dari 13 Zingamon yang ada ternyata hadir dalam perperangan kali ini. Galarien sama sekali tidak menyangka hampir setengah dari Zingamon yang ada ternyata malah sedang bersiap menghadang dirinya. Sehebat apa pun Rantai Kehidupan bergerak untuk melindungi jiwa dari pasukan Galarien sekaligus untuk menghantam lawan namun tetap tak bisa menghindar dari kemarahan para Zingamon. Arnarock the Hell Rock dan saudaranya Margerock The Cursed Rock menjadi ancaman mengerikan yang mendesak dari arah kiri. Arnarock dengan tubuh penuh ledakan api sangat mengerikan apalagi ditambah dengan kehadiran Margerock yang tubuhnya bagai raksasa dari batu setinggi 8 meter lebih. Dengan gada batu ia menghantam dan meremukkan belasan Peri dengan sekali pukul. Sementara dari arah tengah 2 Ksatria Kegelapan, Chaos The Ghost Knight, hantu berwujud manusia berjubah baja sembari menaiki kuda api dari neraka maju bersama dengan Amon The Terror Sword, Ksatria kegelapan berwujud manusia yang membawa pedang raksasa seukuran tubuhnya, sepanjang 2 meter lebih. Lalu dari kanan, muncul Hyranne The Dark Serpent bersama Hanub’Sar The Black
Scorpion ,Kalajengking hitam sepanjang 3 meter yang seluruh tubuhnya sangat keras dilapisi permata hitam penuh racun. Jangankan terkena sengatan dari Hanub’Sar, makhluk yang tersentuh kulitnya saja pasti sudah keracunan hebat dan sulit tertolong jiwanya. Dengan kehadiran 6 Zingamon mengerikan ini sudah cukup untuk membuat Galarien kesulitan setengah mati. Celakanya gerak mundur Pasukan Galarien pun sudah terblokir. Jalan untuk mundur pun telah lenyap. ‘Mau lari kemana lagi, Galarien?’ Tanya Chaos The Ghost Knight yang pertama kali maju untuk menantang Galarien. Ia mendekat sambil menunggang kuda apinya dengan kecepatan tinggi. Tombak hitam pun diarahkan kepada Galarien. Menyadari datangnya bahaya, Galarien segera terbang ke atas untuk menghindar dan sementara itu Rantai Kehidupan miliknya segera menerjang ke arah musuh. Namun Zingamon Chaos bukan lawan sembarangan yang mudah untuk dikalahkan. Sambil berseru keras, ratusan arwah penasaran tiba – tiba saja muncul di sekitar Chaos dan menyerbu ke arah Galarien. Rantai Kehidupan pun secara cepat berbalik melindungi Galarien dengan membentuk melingkari seluruh tubuh Galarien. Energi Kehidupan Rantai itu pun segera memusnahkan arwah penasaran yang dikeluarkan Chaos. Namun Serangan Chaos tidak berhenti sampai di sana. Tombak hitamnya segera ditusukkan ke arah dada Galarien. Rantai Kehidupan pun segera membentuk pertahanan sekaligus menyerang. Rantai sakti itu membelit erat tombak hitam Chaos dan juga mulai membelit tubuh Chaos. Belitan itu begitu kuat dan mengandung energi yang amat besar sehingga tombak hitam itu bergetar hebat dan Chaos setengah mati berusaha melepaskan belenggu rantai yang mulai mencekiknya. Galarien tentunya akan menang telak jika lawannya hanya satu Zingamon. Namun kenyataan berkata pahit, sebuah pedang raksasa pun menebas dengan kekuatan maha dashyat. Galarien segera membentuk perisai dari Rantai Kehidupan untuk menahan tebasan maut Amon, The Terror Sword sehingga lidah api pun meledak ketika dua senjata sakti itu bertemu dan beradu kekuatan. Namun di sisi lain serangan itu memperlemah kekuatan belitan Rantai Kehidupan terhadap tombak hitam Chaos. Tombak hitam itu pun kembali gencar menyerang Galarien sambil terus mencari celah pertahanan Rantai Kehidupan. Namun Rantai Sakti Holy Light yang dipinjamkan kepada Galarien bukanlah rantai sembarangan dan memang hampir sempurna adanya. Namun karena kesempurnaan sejati hanya ada pada The One maka sehebat apapun senjata sakti tentu akan ada batasnya, termasuk juga dengan Rantai Kehidupan di tangan Galarien. Menghadapi dua Zingamon seperti Chaos dan Amon, Galarien masih dapat bertahan tanpa membalas. Namun pertahanan Galarien benar – benar hancur lebur ketika Arnarock yang konon merupakan Zingamon terkuat di antara yang lainnya ikut menyerang Galarien. Rock Slam dari Arnarock menghajar Galarien tepat di punggungnya ketika Rantai Kehidupan sibuk menahan serangan
tombak hitam Chaos dan Pedang Amon. Galarien pun jatuh menghantam bumi dengan kecepatan kilat. Galarien pun langsung tak sadarkan diri dengan tubuh remuk. Bab 67. Kenangan Cinta Masa Lampau: Penyelamatan Para Zingamon dan Pasukan Kegelapan berteriak penuh kemenangan. Pasukan Peri dan Pasukan Pohon yang berada di bawah komando Galarien pun semakin terdesak sambil bertahan menunggu maut menjemput. Dari ribuan Peri dan ratusan Pasukan Pohon, hanya beberapa peri yang masih sanggup meloloskan diri dengan mencari celah – celah untuk bersembunyi namun entah untuk berapa lama sebelum Pasukan Manusia Serigala yang haus darah menemukan dan membantai mereka semua. Nasib Galarien pun juga teramat buruk, jatuh ke tangan para Zingamon tentunya kematian jauh lebih baik. ‘Lihat Ksatria Holy Light yang cantik ini. Akhirnya dia tunduk juga,’ Seru Chaos dengan tatapan mata liar,’ Tentunya kematian yang singkat terlalu nyaman bagi makhluk ini.’ Zingamon yang lain hanya tertawa mendengar perkataan Chaos yang memang terkenal karena kegemarannya untuk menikmati korbannya yang cantik. ‘Baiklah, walau aku yang merobohkan Ksatria cantik ini tetapi kuserahkan dia kepadamu untuk mendapat giliran pertama mencicipi tubuhnya,’ Kata Arnarock sambil tersenyum. Mendengar hal itu Chaos segera tertawa bahagia dan dengan tidak membuang waktu segera menghampiri Galarien yang masih tak sadarkan diri. Kedua tangan hitamnya segera diarahkan ke tubuh cantik dan lembut korbannya. Namun pada saat yang tepat, meluncurlah sebuah pedang api jatuh dari langit dan langsung menebas tangan Chaos. Walau tidak sampai putus karena terlidung Jubah Perangnya namun kedua tangan Chaos terbakar hebat dan hangus seketika. Ia berteriak kesakitan sementara Zingamon yang lain berteriak marah dan mencari si penyerang. Di atas awan – awan muncullah dua ksatria Holy Light yang lain, Nimros yang melemparkan pedang api itu dan di sisinya juga muncullah Armeron dengan Tombak Kekuusan di tangan kanannya. Bagaimana kedua Ksatria Holy Light itu bisa muncul di tengah pertempuran? Beberapa saat sebelumnya, Holy Light merasa ada hal yang tidak beres dengan Galarien. Energi dari Galarien meredup dan jeritan kekuatan Rantai Kehidupan juga terdengar jelas. Oleh karena itu Holy Light pun memanggil dua ksatria terkuatnya yaitu Nimros dan Armeron. Nimros dipinjamkan senjata Pedang Keadilan, Pedang yang memiliki rupa 7 pedang dengan keistimewaan masing – masing. Sementara Armeron dipinjamkan Tombak Kekudusan yang mampu menghilangkan segala kekuatan jahat. Mereka berdua pun diutus untuk pergi menolong Galarien. Namun sebelum pergi Nimros bertanya kepada sang Master Holy Light tanpa diketahui oleh Armeron,’ Apakah jika hamba berhasil menyelamatkan Galarien maka dia akan bisa mencintaiku sepenuh hati, Tuanku?’ Holy Light tersenyum lembut dan menjawab,’ Kau tahu, saudaraku Nimros, belenggu cinta jauh lebih rumit dibanding belenggu Rantai Kehidupan dan kekuatan
cinta bahkan lebih sakti dibanding Pedang Keadilan. Cinta tidak bisa dibayar dengan syarat apapun namun yang aku tahu barang siapa bisa merebut Galarien dari tangan musuh dan membawanya ke sini dengan selamat akan mendapatkan cinta darinya.’ Nimros dengan tekad penuh maju bertempur untuk sebuah cinta, cinta dari Galarien. Itulah sebabnya ia bersama Armeron berada di tempat ini, siap untuk mempertaruhkan nyawanya. Bukan hanya untuk bertarung melawan enam Zingamon sekaligus tetapi juga untuk persaingan memperebutkan cinta sang pujaan hati antara Nimros dan Armeron sendiri. ‘Tunggu apa lagi, Nimros! Kita lumat mereka sekarang!’ Seru Armeron yang maju terlebih dahulu,’ Thunder Rain!’ Maka ratusan Halilintar pun menghantam bagai hujan dari langit. Kekuatan halilintar biasa tentunya tidak ditakuti oleh Para Zingamon namun halilintar yang diluncurkan dengan meminjam energi suci Tombak Kekudusan tidak bisa dianggap remeh oleh Pasukan Kegelapan. Setiap hantaman halilintar terasa sepuluh kali lebih menyakitkan bagi makhluk kegelapan dan melenyapkan semangat tempur mereka. Mau tidak mau Para Zingamon pun berpencar untuk menyelamatkan diri. Namun serangan kepada para Zingamon belum berhenti. Nimros pun memulai serangan. Entah darimana tangan kanannya telah memegang pedang yang begitu diayunkan akan mengeluarkan ribuan aura pedang, menebas ke segala arah. Ke-6 Zingamon terjebak dalam kepungan tebasan pedang. Tangan kiri Nimros pun telah memegang pedang berwarna biru yang begitu ditebaskan mengeluarkan aura beku yang membuat lawan – lawannya sulit bergerak seperti dilapisi es tebal. Lalu tangan kanan Nimros pun telah berganti wujud pedang raksasa yang langsung dihantamkan ke Zingamon terdekat yang tidak lain adalah Arnarock, The Hell Rock. Pedang itu seakan – akan melipat gandakan kekuatan Nimros sehingga begitu dihantam pedang Nimros, Arnarock terpental hingga ratusan meter jauhnya ke udara dan bumi berguncang hebat begitu sang Zingamon jatuh kembali ke bumi. Sekarang tangan kiri Nimros yang berubah wujud menjadi pedang bercahaya dan sambil berseru ‘Sonic Blast’ maka pedang itu pun menyerang dengan kecepatan 500% dari kecepatan serang Nimros yang biasanya. Kali ini Amon The Terror Sword yang menjadi korban amukan Nimros. Pedang Raksasa Amon sama sekali tidak berguna untuk menahan serangan Nimros yang begitu cepat sampai tidak terlihat itu. Akibatnya sekujur tubuh Amon pun penuh dengan luka dan roboh tak berdaya. Lalu setelah itu Nimros pun kembali terbang ke udara untuk mengumpulkan energi kembali. Serangan Nimros sangat mengejutkan bahkan termasuk bagi Armeron sekali pun. Belum pernah ia melihat Nimros menyerang sehebat itu. Empat serangan sekaligus dalam waktu kurang dari 3 detik dan melumpuhkan dua Zingamon tanpa perlawanan. Sungguh
luar biasa. Armeron seakan – akan melihat kekuatan Holy Light sendiri ketika menggunakan Pedang Keadilan itu. Tidak disangka Nimros pun bisa menggunakan senjata itu sama dashyatnya seperti berada di tangan sang Master. Namun Para Zingamon tentunya tidak mau menyerah begitu saja. Margerock, Zingamon yang paling besar segera melompat ke atas dan mengarahkan tubuhnya sendiri ke arah Nimros. Nimros pun segera menggunakan wujud pedang raksasa dan menebaskannya ke arah tubuh Margerock yang hendak bertubrukan dengannya. Margerock pun terdorong kembali ke belakang dan jatuh dengan keras ke tanah. Namun wajah Nimros kini berubah menjadi pucat pasi. Benturan energi pedang dengan tubuh Margerock telah menimbulkan percikan lumpur yang pada awalnya dikira Nimros hanyalah darah sang Zingamon. Namun ternyata darah itulah mengandung kekuatan serang yang sebenarnya, yaitu jurus Blood Curse (kutukan darah). Tubuh Nimros yang terkena percikan lumpur pun perlahan – lahan berubah menjadi batu bahkan perubahan itu menyebar hampir ke seluruh tubuh Nimros dengan cukup cepat. Di saat Nimros tidak dapat bergerak para Zingamon yang lain segera bergerak maju dan hendak melumat tubuh Nimros yang membatu. Pada saat kritis bagi Nimros, Armeron pun maju menyerang. Ia mengibaskan Tombak Kekudusan dengan sekuat tenaga. Tombak itu pun mengeluarkan gelombang cahaya putih yang sangat kuat. Gelombang itu tidak hanya menjadi dinding pemisah antara Nimros dengan Zingamon tetapi juga membuat para Zingamon itu menjadi lemas karena kekuatan hitamnya seperti terkuras keluar. Namun yang paling menakjubkan kekuatan jurus Curse Blood yang membuat Nimros menjadi batu pun punah begitu saja oleh kekuatan Tombak Kekudusan. Begitu kembali ke kondisi prima, Nimros pun segera mengeluarkan pedang biru yang mengeluarkan aura dingin. Begitu ditebaskan kepada Hyranne, Zingamon terdekat yang dapat diraihnya maka ular besar itu pun membeku dan terluka berat. Armeron pun tidak mau ketinggalan, ribuan halilintar menyambar dan mehancurkan seluruh tempat itu. Enam Zingamon pun dibuat menjadi kalang kabut menghadapi kedua Ksatria Holy Light yang mengamuk itu. Namun kemenangan yang ada di depan mata pun bisa berbalik. Dari Arah tenggara muncul aura hitam yang luar biasa kuat. Bahkan Tombak Kekudusan dan Pedang Keadilan pun bergetar takut. Aura yang sama itu juga mengembalikan keberanian dan semangat tempur dari keenam Zingamon. Tidak ada makluk di jagat raya ini yang memiliki energi jhitam sekuat itu kecuali The Lord of Darkness sendiri. Yah, dia sedang menuju ke arena pertempuran. Bab 68. Kenangan Cinta Masa Lampau: Pengorbanan Nimros ‘Celaka!’ desis Armeron dan Nimros secara bersamaan. Mereka tahu betul siapa yang sedang menuju ke arena pertempuran. Mereka tahu betul bagaimana kekuatan Sang Master Kegelapan dan hanya
Master Holy Light yang sanggup menghadapi biang iblis itu. Maka dengan satu anggukan kepala, Armeron dan Nimros pun mengambil langkah mundur. Mereka menuju ke satu arah yang sama yaitu tubuh dari Galarien dan pada akhirnya Nimros memegang tangan kiri sementara Armeron memegang tangan kanan dari si pujaan hati, si cantik Galarien. Mereka berdua termenung sesaat seakan tenggelam dalam pikiran masing – masing untuk mengambil keputusan siapa yang akan menggendong Galarien pulang dan mendapat cinta dari sang pujaan hati tersebut. Keraguan sesaat selalu berakibat fatal apalagi dalam menentukan langkah mundur. Dalam sekejap mata ke enam Zingamon yang sebelumnya telah kacau kini telah bangkit dan mengepung Armeron maupun Nimros. Bahkan para Zingamon yang sebelumnya telah terluka berat seperti Chaos dan Arnarock entah bagaimana bisa kembali bangkit tanpa memperdulikan luka – lukanya. Mereka tahu kemenangan sudah di depan mata. Yang perlu dilakukan hanyalah mengepung dan menahan tiga Ksatria Holy Light ini untuk sementara waktu sampai Lord of Darkness tiba. Setelah itu maka mustahil para Ksatria ini bisa lolos dari hukuman yang paling mengerikan, yaitu jatuh ke tangan Master Kegelapan sendiri. ‘Sekarang kalian tidak bisa lari lagi. Berserulah kepada The One jika Dia masih punya telinga untuk mendengar jeritan kematian kalian,’ ejek Amon, salah satu dari enam zingamon yang hadir di sana. Tangannya sudah gatal untuk menebaskan pedang iblis raksasanya utnuk membalas Nimros yang telah melukai sekujur tubuhnya dengan jurus Sonic Blast dari Pedang Keadilan. Namun Para Zingamon tahu bahwa mereka harus menahan serangan selama mungkin karena setiap detik waktu yang terbuang cukup berharga sampai kedatangan Lord of Darkness. Dengan begitu dengan sedikit bertarung mereka akan memperoleh kemenganan dan Lord of Darkenss yang akan menghabisi Para Ksatria Holy Light ini. ‘Terima seranganku!’ Seru Armeron yang tentunya tidak mau membuang waktu lebih lama lagi. Mereka harus bertarung sampai titik darah penghabisan dan menyelesaikan pertempuran secepat mungkin sebelum kehadiran Sang Master Kegelapan di tengah pertarungan. Namun untuk melawan enam Zingamon yang sedang berada dalam semangat puncak tentunya tidak semudah itu. Walau kini Armeron meluncurkan ratusan halilitar yang diperkuat dengan kekuatan dari Tombak Kekudusan tetap saja tidak dapat memaksa para Zignamon untuk membubarkan kepungan dan membiarkan mangsa mereka lolos begitu saja. Hanub’Sar The Black Scorpion segera melecutkan ekornya yang hitam dan beracun ke tanah. Dalam sekejap tanah merekah gempa dashyat pun terjadi, memaksa Armeron untuk menghentikan serangan dan terbang ke langit. Demikian juga dengan Nimros sambil menggendong Galarien segera melompat ke angkasa. Namun terbang pun bukan pilihan yang baik
bagi Para Ksatria Holy Light ini karena Arnarock telah menunggu di sana. Dengan sekali hantaman sekuat tenaga maka Armeron pun jatuh kembali ke bumi. Dan para Zingamon pun mengeroyoknya tanpa ampun. Apa daya seorang ksatria langit walau diperlengkapi dengan senjata sakti Holy Light harus berhadapan dengan enam Zingamon yang mengamuk membabi buta? Yang lebih celaka lagi adalah semangat tempur Armeron telah merosot habis karena aura hitam Lord of Darkness telah merasuki hatinya degan ketakutan. Nimros melihat saudara seperjuangannya jatuh ke tanah dan kepungan Zingamon terhadap dirinya untuk sesaat lenyap begitu saja karena perhatian mereka teralihkan oleh Armeron yang nyawanya sudah di ujung tanduk Karena para Zingamon tahu barang siapa yang berhasil membunuh Armeron tentunya akan memperoleh imbalan jasa yang tidak kecil dari tuan Kegelapan mereka. Bukankah ini suatu kesempatan yang baik untuk meloloskan diri? Lolos dari kepungan musuh sambil membawa Galarien dan memperoleh cinta sejati dari sang pujaan hati untuk selamanya? Bukan hanya selembar jiwanya yang akan berhasil diselamatkan tetapi juga jiwa kekasihnya dan ia beroleh upah yang begitu manis akan cinta. Nimros memandang wajah Galarien dan tersenyum manis. Tangannya menegang keras dan ia pun melemparkan sang kekasih ke atas sambil berteriak sekuat – kuatnya, memompa keluar semua energi yang ia miliki. Nimros memompa seluruh energi yang tersisa dan tujuh rupa Pedang Keadilan pun muncul begitu sakti dan gagahnya. Pedang Matahari sepanas Api Neraka, Pedang Rembulan sedingin es abadi, Pedang Raksasa begitu kuat dan perkasa, Pedang Sonic menusuk secepat kilat, Pedang Gelombang menyerang dari seribu arah, Pedang Terbang menikam tanpa pernah meleset sekalipun, dan Pedang Cahaya begitu mulia menyilaukan mata. Tujuh pedang menyerang sekaligus bersama dengan Nimros yang menerjang dengan kecepatan kilat. Pedang Keadilan itu seakan – akan sudah menyatu dengan jiwa Sang Ksatria Langit Nimros yang gagah berani. Maka gentarlah hati dari para Zingamon. Mereka tidak lagi memusatkan perhatian untuk membunuh Armeron tetapi cepat – cepat mengeluarkan energi perlindungan. Maka Ledakan besar pun terjadi. Langit dan bumi seakan – akan runtuh. Dari ledakan itu muncullah sesosok tubuh yang terpental keluar dan itulah Armeron yang terluka parah namun masih sanggup meloloskan diri. Ia segera terbang ke langit dan menangkap tubuh Galarien yang mulai melayang jatuh. ‘Larilah, Armeron!’ Teriak Nimros,’ Bawa Galarien bersamamu!’ Setelah ledakan itu terjadi baik Nimros dan keenam Para Zingamon kali ini benar – benar telah kehabisan energi. Namun walau begitu mereka tetap berusaha untuk kembali bangkit dan menghabisi lawannya. Mendengar perintah Nimros yang sesuai dengan kenginan hatinya maka terbanglah Armeron menghindar pergi dari tempat itu. Hanub’ Sar pun segera melecutkan ekornya untuk mengejar mangsa yang melarikan diri. Ekor kalajengking iblis itu pun menjadi amat sangat panjang dan meluncur untuk menusuk Armeron dari belakang. Nimros pun berseru untuk terakhir kalinya dan menancapkan Pedang Rembulan ke dalam tanah. Dalam sekejap seluruh area pertarungan telah berubah beku menjadi es termasuk Hanub’ Sar dan ekornya juga telah membeku sebelum berhasil melumpuhkan Armeron. Itulah usaha terakhir Nimros sebelum ia pun roboh kehabisan
energi. Nimros tersenyum puas melihat Galarien berhasil diselamatkan walaupun harus dibayar dengan sangat mahal. Nimros jatuh ke tangan Lord of Darkness dan kehilangan cinta dari Galarien. Sesuai perkataan dari Holy Light, Galarien pun jatuh cinta kepada Armeron yang telah membawanya pulang dari kepungan musuh. Walau akhirnya ia tahu Nimros juga berjasa sangat besar namun keputusan hati sang dewi pujaan tidak juga berubah. Ia sudah terbelenggu oleh rantai cinta yang lebih kokoh dibanding Rantai Kehidupan Holy Light sekalipun. Bab 69. Bulu – bulu Sayap Galarien ‘Pembunuh! Pengkhianat! Inikah yang kaulakukan terhadap aku dan Galarien, Armeron?’ Teriak Nimros sembari terus meluncurkan tinju apinya bak meteor jatuh,’ Inikah balasan dari cinta Galarien yang kurelakan untukmu, bangsat!’ Armeron hanya tertawa terbahak – bahak. Pukulah keras Nimros ditahan oleh aura hitam Armeron yang memberi pelindungan yang sangat kuat. ‘Kau menyalahkan aku atas kematian Galarien atau kau menyalahkan dirimu sendiri, Nimros? Di mana kau ketika aku menghabisi nyawa Galarien? Apakah kau kurang cepat untuk datang atau kurang kuat untuk menghadapi aku?’ Armeron malah balik bertanya dengan mata berkilat – kilat penuh kekejaman. Nimros hanya berteriak keras dan kembali meluncurkan jurus yang lebih dahsyat lagi,’ Eruption!’ Seru Nimros dan bagaikan gunung meletus, energi Nimros meluap keluar dan membakar habis tubuh Armeron. Tentu saja Armeron juga tidak tinggal diam. Ia pun segera mengayunkan tombak kesesatan miliknya dan menimbulkan energi dashyat untuk mengeliminasi kekuatan serang Nimros. ‘Kenapa tidak menjawab, Nimros?’ ejek Armeron dengan senyum mengejek,’ Biar aku membantumu untuk menemukan jawabannya.’ Armeron berseru keras dan ratusan halilintar hitam pun menghajar tubuh Nimros. Sang Keeper of Fire pun melayang jatuh dan tersangkut di jaring yang tercipta oleh Rantai Kehidupan. ‘Kekuatan!’ Seru Armeron,’ Kekuatan adalah jawaban dari segala sesuatunya, Nimros. Kau gagal mendapatkan cinta Galarien karena kau kalah kuat dari Lord of Darkness dan para Zingamon. Kau gagal mencegah kematian Galarien karena kau kalah kuat dariku. Bahkan sekarang kau membuang – buang nyawamu demi dendam karena kau tidak bisa membangkitkan kembali Galarien dari kematian. Kenapa, Nimros? Jawabannya mudah sekali. Karena kau kalah kuat dari The One sehingga tidak bisa memaksa Nya membuat Galarien hidup kembali, bukan? Kau marah, sakit hati, kecewa, terkalahkan, terbuang, terkutuk bahkan mati sekalipun karena kau kurang kuat, Nimros. Tapi, lihatlah aku! Sekarang aku adalah dewa yang tidak terkalahkan.
Setelah kukalahkan Lord of Darkness dan kuambil kekuatannya, akan kukalahkan juga Holy Light lalu akan kukalahkan The One. Setelah itu semua alam semesta akan tunduk mencium telapak kakiku.’ Begitu selesai mengatakan hujatan kepada Sang Pencipta semesta, sehelai bulu jatuh dari langit. Sehelai bulu putih yang begitu anggun dan indah itu terbang melayang – layang mengitari Armeron dan entah kenapa secara spontan Armeron menangkap bulu tersebut. Sekilas sebuah ingatan pun langsung menghujam pikiran Armeron tanpa bisa dibendung oleh apapun. ‘Apakah kau mencintaiku, Armeron?’ Tanya Galarien sambil tersenyum. ‘Tentu, aku mencintaimu lebih dari apapun,’ Jawab Armeron yang ketika itu masih menjadi Ksatria Holy Light. ‘Apapun yang terjadi?’ Tanya Galarien lagi sambil menyandarkan kepalanya ke dada Armeron yang perkasa. ‘Yah, apapun yang terjadi,’ Armeron tersenyum begitu bahagia. ‘Tidak! Apa – apaan ini!’ Seru Iblis Armeron yang segera mengerahkan energi untuk menolak ingatan itu,’ Aku tidak pernah sebahagia sekarang di mana semua makhluk takut dan gentar kepadaku.’ Namun dari langit kembali melayang begitu banyak bulu – bulu sayap yang lain. Bulu – bulu sayap Galarien. Namun kali ini Armeron tidak mau menangkapnya melainkan malah mengerahkan kekuatan aura penghancur. Ia sangat membenci ingatan itu. Entah kenapa ia merasa sangat terluka, sedih, marah sekaligus juga menjadi sangat takut akan bulu – bulu yang membangkitkan semua ingatan akan Galarien dan cintanya sendiri yang dulu pernah ia miliki. Seluruh tubuh Armeron diselimuti aura panas beracun yang kemudian diledakkan begitu saja. Armeron tidak lagi menahan – nahan energinya. Ia mengerahkan seratus persen tenaga yang dimilikinya. Ia ingin menghancurkan bulu – bulu itu tanpa bersisa sedikit pun. Aura ledakan api beracun pun memenuhi udara dan menghancurkan tembok – tembok menara Zerithen. Nimros yang tadinya ingin menyerang Armeron kini malah harus berbalik berlindung karena kedashyatan ledakan energi Armeron. Demikian pula dengan Jack dan Tyrail yang segera memanfaatkan Jubah Keyakinan untuk berlindung. Namun celakanya Rantai Kehidupan yang merupakan tempat mereka berpijak kehilangan pegangan. Sebelumnya rantai itu membentuk jaring laba – laba dengan memanfaatkan dinding menara sebagai pegangan namun begitu dinding tersebut hancur lebur maka Rantai Kehidupan pun ikut meluncur
jatuh ke bawah. Untunglah Nimros dengan sigap segera terbang dan menggendong kedua manusia itu di kedua lengannya untuk menahan jatuh mereka. Tapi ledakan energi Armeron begitu dashyat sehingga ikut mendorong dan mendesak Nimros ke bawah hingga membentur lantai dasar menara Zerithen. Nimros terluka cukup parah. Walaupun Faith Armor juga ikut melindungi Nimros dari ledakan dan meredam benturan ketika jatuh, namun tak dapat menghidarkan Sang Keeper dari luka – lukanya. Walau begitu dari semua yang ada di sana, Armeron lah yang terluka paling berat. Bukan luka fisik yang dapat membunuh tubuh yang paling mengerikan tetapi luka hati yang mampu membunuh jiwa lah yang paling mematikan. Iblis Armeron menyangka dengan memiliki semua kekuatan, ia menjadi kebal dan tidak terkalahkan. Namun siapakah di dunia ini yang kebal dari cinta, sakit hati ,penyesalan atau sebuah rasa bersalah? Iblis terkuat pun tidak dapat lari dari perasaan nya sendiri. Bulu – bulu Galarien hangus terbakar namun tidak lenyap. Ia hanya hancur menjadi debu – debu kecil halus yang menyebar ke segala arah dihembuskan sang angin. Armeron tidak dapat menghindar lagi. Debu – debu itu menempel di segala tempat, termasuk juga di tubuhnya sendiri. Debu – debu itu juga mendengungkan cinta Galarien namun di saat yang sama juga menguak cinta lama Armeron yang belum sepenuhnya mati dimangsa sifat iblisnya. Armeron pun jatuh lemas menghantam tanah. Darah hitam beracun tersembur dari mulutnya akibat luka beturan yang begitu keras. Namun yang membuat hati Armeron semakin kacau bukanlah darah itu melainkan setetes air yang keluar dari matanya, setetes air mata penyesalan. Bab 70. Peperangan Jiwa Armeron ‘Tidak! Aku adalah Iblis!’ Teriak Armeron,’ Aku adalah Iblis karena dunia memaksaku untuk menjadi iblis! The One, ini semua adalah salah Mu! Kau memaksaku untuk menjadi iblis! Aku terpaksa jadi iblis untuk mempertahankan nyawaku sendiri. Seandainya saja Kau tidak mengutuk kami, para ksatria Mu sendiri dan memberi kami kekuatan untuk mengalahkan iblis Zingamon maka aku tentunya tidak akan berakhir jadi seperti ini!’ Lalu Armeron pun tersungkur dan ia pun menangis dengan keras. ‘Iblis tidak menangis, Armeron,’ sahut sebuah suara yang lembut,’ Kenapa kau begitu keras untuk mempertahankan? Nyawamu milik The One. Kepada Dia jugalah jiwamu akan kembali. Kenapa harus berkeras untuk mempertahankan sesuatu yang bukan milikmu? Kau tidak pernah dipaksa untuk menjadi iblis, Armeron. Kau memilih jalanmu sendiri, sayangku.’ ‘Galarien,’ desis Armeron. Sosok bayangan Galarien muncul di hadapan Armeron. Debu – debu dari sayap Galarien berubah menjadi bayangan Galarien yang utuh. ‘Galarien, kumohon, jangan pergi. Tolong aku! Kumohon! Tinggalah di sisiku! Aku mencintaimu!’ Seru Armeron berusaha menggapai dan memeluk kekasih hatinya. Namun
bayangan itu pun pecah berhamburan kembali menjadi debu – debu putih. ‘Aku kembali kepada The One, sayangku. Sekarang tinggal pilihanmu lah yang menentukan untuk kembali kepada The One atau untuk menjadi iblis selamanya. Selamat Tinggal, sayangku.’ ‘TIDAK!’ Raung Armeron. Kemarahan, kesedihan, penyesalan dan rasa tak berdaya menyergap jiwa Armeron yang malang. Sifat Iblis pun bangkit seketika dalam kemarahan dan keputus asaan Armeron. ‘The One, kuperintahkan Kau untuk mengembalikan Galarienku atau kulumat seluruh dunia ini!’ Namun ancaman Iblis Armeron hanya ditertawakan oleh Nimros yang dengan susah payah berusaha berdiri. Jack dan Tyrail berdiri di belakang sang Keeper untuk membantunya berdiri. ‘Iblis yang membunuh Galarien dengan tangannya sendiri sekarang merengek kepada The One untuk mengembalikan nyawanya. Sungguh bangsat yang memalukan!’ ‘Tidak! Aku tidak bermaksud begitu! Aku hanya ingin kekuatan dan Galarien... dia... aku... ,’ Jawab Armeron yang panik antara ketakutan dan kebingungan dengan perasaan hatinya. ‘Katakan padaku! Kenapa kau membunuhnya, Armeron!’ Seru Nimros sambil mengayunkan tinjunya. Tinju Nimros tidak seberapa kuat karena ia pun sudah terluka sangat parah namun bagi Armeron pukulan itu sangat menyakitkan hatinya. Jack hendak maju untuk membantu Nimros tetapi tangan Tyrail memegangnya dengan erat sambil menggelengkan kepalanya. ‘Biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka terlebih dahulu.’ ‘Katakan padaku, Armeron!’ Raung Nimros sambil terus memukuli tubuh Atmeron yang hanya bertahan dan tidak membalas sama sekali. ‘Aku tidak bermaksud membunuhnya. Aku juga mencintainya sama seperti kau. Hanya saja aku... aku tidak tahu.... kenapa aku bisa seperti ini,’ Jawab Armeron dengan nada bergetar penuh kebingungan. Ia tidak tahu harus menjawab apa. ‘Katakan padaku, kenapa kau membunuhnya, Armeron?’ ‘Aku tidak tahu.... jangan paksa aku.... Aku tidak sadar’ ‘KATAKAN PADAKU!’ ‘TIDAK! AKU TIDAK TAHU!’ Teriak Armeron sembari meledakkan kekuatannya dengna penuh kekesalan dan amarah. Nimros yang tidak waspada segera terpental ke belakang dan kembali memuntahkan darah. Tyrail menjerit pelan dan berlari ke arah Nimros yang terkapar di tanah. Sementara Jack menatap Armeron dengan tatapan mata rasa kasihan. Jack melihat di dalam mata Armeron ada kesakitan dan
kehilangan yang luar biasa. Ia pun berjalan mendekati Armeron. ‘Kau mau tahu jawabannya, Armeron?’ Tanya Jack sambil terus melangkah. Lalu Jack pun mengeluarkan secarik kain yang merupakan sisa – sisa pakaian dari Missa, wanita yang dicintainya. Jack tersenyum kecut. Dari belakang Tyrail pun menundukkan wajahnya. Ia tahu hati Jack tetap terpaut oleh Missa dan tidak memiliki tempat untuk dirinya. Jack pun menatap Armeron tepat ke matanya. ‘Kita tidak pernah bersyukur akan segala sesuatu sampai kita kehilangan hal itu, bukan?’ Kening Armeron berkerut bingung. ‘Apa maksudmu?’ ‘Kami tumbuh bersama. Walau status kami berbeda jauh antara aku yang hanya seorang pemburu dan dirinya yang merupakan puteri dari pemimpin Klan namun kami berdua adalah sahabat baik. Aku bahkan tidak sadar kapan mulai jatuh cinta kepadanya. Namun karena ia selalu ada maka aku tidak pernah merasa keberadaannya adalah anugerah yang istimewa. Seringkali aku merasa dia ada karena memang semestinya dia ada untukku. Kita tidak pernah sadar ada saat dimana orang yang kita cintai tidak lagi ada untuk kita, bukan? Bagaimana denganmu, Armeron? Apa yang paling penting bagimu? Apakah benar kekuatan dan kekuasaan lebih penting dari persahabatan dan cinta? Atau kau hanya melihat kedua hal itu menjadi lebih penting hanya karena kau tidak memilikinya sementara kau merasa sudah memiliki orang yang kau cintai dan memiliki sahabat yang baik. Armeron terdiam lama. ‘Dulu kau adalah seorang Ksatria Holy Light yang dititipkan kekuatan tak terkalahkan. Namun ketika kekuatan itu diambil kau merasa kehilangan yang begitu besar sehingga menganggap hal itulah yang paling penting. Namun tidak ingatkah engkau rasanya jatuh cinta? Tidak ingatkah bagaimana dulu kau mau mati dan bertarung bagi sebuah cinta? Tidak ingatkah kau akan kebahagiaan bersama dengan para sahabat dan orang yang kau cintai? Katakan padaku, Armeron, apakah semua itu lebih penting dari kekuatan yang kau idamkan itu? Sekarang kau sudah mendapatkan kekuatan 4 Zingamon dan Tombak Holy Light. Apakah hatimu sudah puas? Atau sebaliknya, hatimu malah semakin kosong, karena kau kesepian dan kehilangan banyak orang yang sebenarnya kau cintai. Jika memang hatimu puas, bagaimana mungkin helai Bulu Galarien mampu menghancurkan Iblis Armeron yang perkasa.’ ‘Tidak. Ini tidak benar. Kau hanya berusaha untuk menipuku. Aku sangat mengidamkan kekuatan seperti ini. Aku tidak butuh cinta. Aku tidak butuh teman. Iblis tidak butuh semuanya itu. TIDAK BUTUH!’ Raung Armeron lagi sambil mengerahkan Tombak Kesesatan ke arah Jack. Tyrail pun menjerit keras karena panik. Bab 71. Pengampunan dan Hukuman
“Jack, awas!’ Teriak Tyrail berusaha memperingati. Begitu mendengar teriakan Tyrail, Jack pun langsung mengerahkan kekuatan Jubah Pelindung dari Faith Armor namun sebelum Tombak Kesesatan menghantam Jack, sesosok tubuh sudah maju ke
depan dan menerjang ujung tombak itu dengan tubuhnya sendiri. ‘Nimros!’ Seru Armeron yang terkejut luar biasa. Tubuh sang Keeper pun langsung roboh ditusuk Tombak Kesesatan di dada hingga tembus ke punggung. Darah Nimros langsung menyembur deras dari lukanya namun wajahnya tersenyum puas. ‘Nimros apa yang kau lakukan?’ Armeron tidak mengerti mengapa Nimros begitu nekat menusukkan dirinya sendiri dengan Tombak Kesesatan miliknya. ‘Aku kurang beruntung dalam memperbutkan cinta Galarien. Namun aku beruntung dapat mati di tangan iblis yang sama dengan yang membunuh Galarien. Kau beruntung seumur hidupmu dicintai oleh Galarien. Yang tidak beruntung di kahir hidupnya hanya Galarien yang dibunuh oleh kekasih yang dicintainya. Galarien, sungguh kasihan... kasihan.’ Dan Nimros pun melepaskan nyawanya. Pada saat itu juga tujuh cahaya terang keluar dari tubuh Nimros dan terbang ke langit membentuk tujuh rupa pedang. Itulah Pedang Keadilan. Pedang sakti Holy Light yang maha dashyat. Pedang itu pun jatuh mengelilingi Armeron dengan tujuh cahaya dan kekuatan unik yang berbeda – beda. Jack dan Tyrail tidak dapat berkata apa – apa. Mereka terkejut sekaligus tidak pernah menyangkan akhirnya akan seperti ini. Armeron mendapatkan Tombak Kekudusan yang diubahnya menjadi Tombak Kesesatan dan kini ia juga mendapatkan Pedang Keadilan setelah Nimros mati di tangannya. Rasanya keadaan semakin sulit bagi Jack dan Tyrail. Armeron pun mencabut tombaknya dari tubuh Nimros dan perlahan membaringkan tubuh tersebut ke tanah. Lalu ia pun menancapkan Tombak Kesesatan ke tanah dan memandang ke sekelilingnya. Tujuh Rupa Pedang Keadilan menanti untuk digunakan oleh dirinya. Dengan Tombak Kesesatan dan Pedang Keadilan maka ia akan semakin tidak terkalahkan. Maka tertawalah Armeron kencang – kencang. Langit dan dunia pun terasa bergetar. Jack dan Tyrail terpaksa harus berlindung dan menutup telinga kuat – kuat. Armeron terus tertawa bahagia seperti orang gila namun hatinya tidak dapat ditipu. Walau ia tertawa begitu puas dan bahagia, hatinya tetap sakit dan kehilangan. Air matanya tetap mengalir dan membasahi tanah. Armeron pun tak kuat lagi berdiri dan jatuh berlutut. Ia menangis tersedu – sedu seperti anak kecil. Aura hitam nya pun mereda. Armeron telah dikalahkan oleh hatinya sendiri. Jack pun menatap Tyrail dan mulai kembali melangkah untuk mendekati Armeron yang berlutut sambil menangis dengan keras. Jack pun mulai merasa iba kepada makhluk yang sebelumnya begitu dibencinya itu. Ia pun segera menghampiri Armeron dan
merentangkan tangannya untuk membantu ‘iblis’ itu berdiri. Armeron yang kini terlihat begitu lemah mulai menahan isak tangisnya dan menatap Jack dengan mata berkaca – kaca. ‘Lepaskan semua kekuatan itu, Armeron dan bertobatlah,’ Kata Jack dengan lembut. Pada saat itulah secercah cahaya matahari bersinar menembus awan hitam yang gelap dan menyinari mereka berdua. Armeron terpana melihat di belakang Jack, berdirilah bayangan Galarien dengan tangan terentang lebar dan wajah tersenyum. Armeron pun membalas tersenyum. ‘Ayo, sayangku, lepaskan semuanya dan kita akan pulang.’ Armeron pun menggapai tanduk di kepalanya dan mematahkannya. Ketika itu juga Tombak Kesesatan pun kembali berubah menjadi Tombak Kekudusan dan memancarkan cahaya yang terang benderang. Jauh di Utara.... di suatu tempat yang tidak bernama.... Tempat itu berada di dalam sebuah gunugn es ayng maha dingin. Tidak ada satu makhluk biasa pun yang dapat hidup di keadaan yang membekukan seperti ini. Jack dan Tyrail dengan menggunakan energi Faith Armor untuk dapat bertahan menemani Armeron yang begitu letih melakukan perjalanan panjang ke ujung dunia ini. Sang Iblis Armeron telah mematahkan tanduk – tanduknya dan melepaskan semua energi hitam yang mampu ia lepaskan tetapi tetap tak dapat menghilangkan semua sifat iblisnya. ‘Tombak ini dapat membantuku untuk menyucikan diri,’ Kata Armeron yang tergantung di dinding atas Gunung Es. Di dada Armeron menancap Tombak Kekudusan yang membuatnya dapat terus tergantung di atas dan tidak jatuh ke bawah. Di bawah Armeron sendiri berkobarlah api biru yang bukannya mengeluarkan hawa panas melainkan hawa dingin yang mampu membekukan apa saja. Dan di sanalah Armeron tergantung untuk waktu yang sangat lama entah sampai kapan untuk menebus segala dosanya sebelum dapat kembali kepada The One. ‘Apa kau yakin mau menjalani semua ini, Armeron?’ Tanya Tyrail yang tidak tega menyaksikan hukuman yang luar biasa ini. ‘Aku tidak akan apa – apa,’ Jawab Armeron,’ Aku tdak akan mati sebelum hukuman ini lunas terbayar.’ ‘Untuk apa semua ini, Armeron?’ Tanya Jack,’ Apakah untuk sebuah pengampunan?’ ‘Bukan, saudaraku, Dia yang Maha Pengampun sudah mengampuni aku tetapi Dia juga Maha Adil maka aku harus menanggung hukuman yang setimpal dengan pengkhianatan dan kehancuran yang aku timbulkan. Aku sudah cukup beruntung boleh memilih hukumanku sendiri. Kalian kembalilah ke selatan sebelum kalian mati membeku di tempat
ini.’ ‘Jaga dirimu, Armeron. Sekali waktu kami akan datang untuk menemuimu kembali,’ Jawab Jack lagi. ‘Oh, yah, Tyrail,’ Panggil Armeron,’ Aku punya satu permintaan lagi kepadamu. Kumohon kau mau melakukannya untukku.’ Tyrail tersenyum. ‘Tentu, apa yang bisa kubantu untukmu, Armeron.’ ‘Maukah kau memberikan Rantai Kehidupan itu untukku?’ Tanya Armeron,’ Rantai itu dapat mencegahku untuk melarikan diri dari tempat ini dengan berbagai cara termasuk dengan melalui kematian. Jika nyawaku tidak kuat lagi bertahan maka Rantai itu dapat terus mempertahankan nyawaku sampai hutang ini lunas terbayar. Rantai itu juga pasti tidak akan membiarkan aku pergi selangkah pun dari tempat ini. Jadi kumohon ikatlah aku kuat – kuat dengan rantai itu.’ Tyrail sangat terkejut. Permintaan Armeron tentunya akan membuat dirinya sendiri semakin menderita. Namun Armeron ters mendesak sehingga Tyrail pun menganggukkan kepalanya. Rantai Kehidupan yang mengerti kehendak tuannya pun segera terbang dan mengikat sekujur tubuh Armeron dengan erat. Itulah terakhir kali di mana dunia pernah melihat Iblis Armeron. Tempat yang sangat jauh di utara tidak pernah dicertakan oleh Jack maupun Tyrail kepada siapa pun sehingga menjadi rahasia yang tak pernah terkuak. Penutup Jack dan Tyrail pun memisahkan diri setelah menempuh perjalanan pulang yang sangat panjang. Jack membawa Faith Armor juga Pedang Keadilan bersamanya dan mengambil jalan ke arah Barat. Ia bermaksud untuk mencari Bangsa Manusia yang lain dan mendirikan Bangsa yang besar. Sementara Tyrail dengan membawa Kelima Orb dari Bangsa Naga mengambil jalan ke arah timur untuk mencari kakaknya Virail dan bersama – sama membangun kembali Kerajaan Penyihir. Jack pun membangun sebuah Kerajaan Manusia pertama yang diberi nama, Allastar yang diambil dari nama Klan nya, Al-star. Dan Tyrail pun membentuk Bangsa Penyihir yang besar. Sejak Armeron berhasil dikalahkan maka berakhir pula lah Zaman The War of Dragon di tahun ke -85 (85 WN) dan dimulailah sebuah masa baru yaitu Zaman The Dark Age. The End