UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI LADANG (Oryza sativa L.)
SKRIPSI
Oleh :
HERLINA FITRI 030307037 / BDP-Pemuliaan Tanaman
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS PADI LADANG (Oryza sativa L.)
SKRIPSI
Oleh :
HERLINA FITRI 030307037 / BDP-Pemuliaan Tanaman
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Judul Skripsi
: Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.)
Nama
: Herlina Fitri
NIM
: 030307037
Departemen
: Budidaya Pertanian
Program Studi : Pemuliaan Tanaman
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
Ir. Hot setiado, MS. Ph. D Ketua
Dr. Ir. Rosmayati, MS Anggota
Mengetahui,
(Ir. Edison Purba, PhD) Ketua Departemen
Tanggal Lulus : Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
ABSTRACT
The research was conducted in research field of agricultural faculty, University of North Sumatera, Medan. The research was conducted to study the adapt capacity and production of some field rice varietas. The research was designed by non factorial randomized block design with 5 varietas. The varietas that has tried was towuti, situ bagendit, Situ petenggang, batu tegi dan Arias. The result showed that varietas factor has a significant effect for the plant height, the number of till, the number of spire per plant, the number of fill grains per spire, the number of empty grains per spire, weight of 1000 grain, production per plant, plant production per plot and has unsignificant effect for the percentage of empty grains per spire. The genetic varian of coefisien value and fenotip varian of coefisien value generally the componen product has sufficient variability value and has high variability value or which was classified as the characteristic which has large variability. It means that it can be used as a selection material.
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui daya adaptasi dan produksi beberapa varietas padi ladang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok non faktorial dengan perlakuan 5 varietas. Varietas padi yang diuji adalah Towuti, Situ Bagendit, Situ Patenggang, Batu Tegi dan Arias. Hasil penelitian menunjukkan Varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan per tanaman, jumlah malai per tanaman, jumlah gabah berisi per malai, jumlah gabah hampa per malai, bobot 1000 butir, produksi per tanaman, produksi tanaman per plot dan tidak berpengaruh nyata terhadap persentase gabah hampa permalai. Nilai koefisien varian genetik dan nilai koefisien varian penotip umumnya komponen hasil mempunyai nilai variabilitas sedang dan tinggi atau yang digolongkan sebagai sifat yang bervariabilitas luas. Hal ini berarti dapat di jadikan sebagai bahan seleksi.
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Takengon pada tanggal 28 Juni 1984 dari ayah Kuskaida dan ibu Darmawati. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari MAN 1 Takengon dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara (USU) melalui jalur SPMB. Penulis memilih program studi Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian. Selama
mengikuti
perkuliahan,
penulis
pernah
menjadi
asisten
Laboratorium Genetika Lanjutan dan Laboratorium Perbanyakan Tanaman. Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PTPN II Bekiun, Kabupaten Langkat.
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah ”Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L)” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ir. Hot Setiado, MS dan Dr. Ir. Rosmayati, MS selaku komisi pembimbing yang telah dengan tulus memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayahanda Kuskaida dan ibunda Darmawati yang selalu mendoakan, memotivasi dan memberi kasih sayang yang tak terhingga, kepada keempat saudaraku kakanda Mahran Syah Putra, kakanda Salman Nuri, adinda Khairu Rizal Dan adinda Heri Yandi, serta kakak iparku Maulida Murni dan ponakanku yang lucu Syifa Maharani atas motivasi dan persaudaraan yang indah, dan tidak lupa kepada sahabat-sahabatku HFS, Listia, Yani, Merri, imul, Ayu, Eva, Kalsum, Mimi, Kak Novi, Syam, Iis, saudara-saudaraku di BKM Al-Mukhlisin terutama Syahril, Sri, Ari, Laras, Sitha, saudara-saudaraku di kost pelangi, kak lili, Wani, Tina, Ade, Ayu dan kak Wana atas bantuan dan motivasinya serta teman-teman BDP stambuk 2003 serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.
Medan, Juli 2009
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Penulis DAFTAR ISI
ABSTRACT ................................................................................................ ... .... i ABSTRAK.......................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... .... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... .. iv DAFTAR ISI ...................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii PENDAHULUAN Latar Belakang .......................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 3 Kegunaan Penelitian .................................................................................. 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ........................................................................................ 4 Syarat Tumbuh .......................................................................................... 6 Iklim ............................................................................................. 6 Tanah ............................................................................................ 6 Adaptasi Varietas ...................................................................................... 7 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................10 Metode Penelitian.................................................................................... 10 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 12 Parameter yang Diukur ............................................................................ 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil........................................................................................................ 16 Pembahasan ............................................................................................ 27 KESIMPULAN D N SARAN Kesimpulan ............................................................................................ 32 Saran ...................................................................................................... 32 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 33 LAMPIRAN ..................................................................................................... 36
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
DAFTAR TABEL
Hal 1. Rataan Tinggi Tanaman Beberapa Varietas Padi Ladang pada 2, 4, 6, dan 8 MST ......................................................................................... 16 2. Rataan Jumlah Anakan Beberapa Varietas Padi Ladang pada 2, 4, 6, dan 8 MST...................................................................................... 17 3. Rataan Jumlah Malai per Tanaman Beberapa varietas Padi ladang ............. 18 4. Rataan Jumlah Gabah Berisi per Malai Beberapa varietas Padi Ladang ...... 19 5. Rataan Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa varietas Padi Ladang .... 20 6. Rataan Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa varietas Padi Ladang .... 21 7. Rataan Bobot 1000 Butir Beberapa Varietas Padi Ladang .......................... 22 8. Rataan Produksi per Tanaman Beberapa Varietas Padi Ladang .................. 23 9. Rataan Produksi Tanaman Per Plot Beberapa Varietas Padi Ladang .......... 24 10.Varian Genetik (δg), Varian Penotip (δp), Koefisien Varian Genetik (KVG) dan Koefisien Varian Penotip (KVP)............................... 25
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
DAFTAR GAMBAR
Hal 1. Histogram Tinggi Tanaman dan Varietas 8 MST (cm) ............................... 17 2. Histogram Jumlah Anakan dan Varietas 8 MST (anakan) ........................... 18 3. Histogram Jumlah Malai per Tanaman dan Varietas (tangkai) .................... 19 4. Histogram Jumlah Gabah Berisi per Malai dan Varietas (butir) .................. 20 5. Histogram Jumlah Gabah Hampa per Malai dan Varietas (butir) ................ 21 6. Histogram Persentase Gabah Hampa per Malai dan Varietas (%) ............... 22 7 Histogram Jumlah Gabah Hampa per Malai dan Varietas (butir) ................. 23 8. Histogram Jumlah Gabah Hampa per Malai dan Varietas (butir) ................ 24 9. Histogram Produksi Tanaman Per Plot dan Varietas (g) ............................. 25 10. Gabah Padi Varietas Towuti ..................................................................... 45 11. Gabah Padi Varietas Situ Bagendit ........................................................... 45 12. Gabah Padi Varietas Situ Patenggang ....................................................... 46 13. Gabah Padi Varietas Batu Tegi................................................................ .46 14. Gabah Padi Varietas Batu Tegi................................................................. 47
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Hal 1. Bagan Penelitian ........................................................................................ 36 2. Bagan Letak Tanaman Sampel Per Plot ...................................................... 37 3. Rancangan Penelitian ................................................................................. 38 4. Diskripsi Tanaman Padi Varietas Towuti ................................................... 39 5. Diskripsi Tanaman Padi Varietas Situ Bagendit ......................................... 40 6. Diskripsi Tanaman Padi Varietas Situ Patenggang ..................................... 41 7. Diskripsi Tanaman Padi Varietas Batu Tegi ............................................... 42 8. Diskripsi Tanaman Padi Varietas Arias ...................................................... 44 9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) ........................................ 48 10.Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) .......................... 48 11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST (cm) ...................................... 49 12. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST (cm) ......................... 49 13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST (cm) ...................................... 50 14. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST (cm) ......................... 50 15. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST (cm) ...................................... 51 16. Sidik Ragam Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST (cm) ......................... 51 17. Data Pengamatan Jumlah Anakan Per Tanaman Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
2 MST (anakan) ...................................................................................... 52 18. Sidik Ragam Pengamatan Jumlah Anakan Per Tanaman 2 MST (anakan) ...................................................................................... 53 19. Data Pengamatan Jumlah Anakan Per Tanaman 4 MST (anakan) ...................................................................................... 53 20. Sidik Ragam Pengamatan Jumlah Anakan Per Tanaman 4 MST (anakan) ..................................................................................... 53 21. Data Pengamatan Jumlah Anakan Per Tanaman 6 MST (anakan) ...................................................................................... 54 22. Sidik Ragam Pengamatan Jumlah Anakan Per Tanaman 6 MST (anakan) ..................................................................................... 54 23. Data Pengamatan Jumlah Anakan Per Tanaman 8 MST (anakan) ...................................................................................... 55 24. Sidik Ragam Pengamatan Jumlah Anakan Per Tanaman 8 MST (anakan) ..................................................................................... 55 25. Data Pengamatan Jumlah Malai Per Tanaman (tangkai) .......................... 56 26. Sidik Ragam Pengamatan Jumlah Malai Per Tanaman (tangkai).............. 56 27. Data Pengamatan Jumlah Gabah Berisi Per Malai (butir) ......................... 57 28. Sidik Ragam Pengamatan Jumlah Gabah Berisi Per Malai ( butir) ........... 57 29. Data Pengamatan Jumlah Gabah Hampa Per Malai (butir)........................ 58 30. Sidik Ragam Pengamatan Jumlah Gabah Hampa Per Malai (butir) ........... 58 31. Data Pengamatan Persentase Gabah Hampa Per Malai (butir)....................................................................................... 59 32. Sidik Ragam Pengamatan Persentase Gabah Hampa Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Per Malai (butir)....................................................................................... 59 33. Data Pengamatan Bobot 1000 Butir (g) .................................................... 60 34.Sidik Ragam Pengamatan Bobot 1000 Butir (g) ....................................... 60 35. Data Pengamatan Produksi Per Tanaman (g) ............................................ 61 36.Sidik Ragam Pengamatan Produksi Per Tanaman (g) ............................... 61 37. Data Pengamatan Produksi Tanaman Per Plot (g) .................................... 62 38.Sidik Ragam Pengamatan Produksi Tanaman Per Plot(g) ......................... 62
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
PENDAHULUAN Latar Belakang Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Negara produksi padi terkemuka adalah RRT Tiongkok, India dan Indonesia. Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia diperdagangkan antar negara. Thailand merupakan pengekspor padi utama, Indonesia
merupakan
pengimpor
padi
terbesar
dunia
(http://id.wikipedia.org, 2007). Produksi padi nasional sampai Desember 1997 adalah 46.591.874 ton yang meliputi areal panen 9.881.764 ha. Karena pemeliharaan yang kurang intensif, hasil padi gogo hanya 1 – 3 ton/ha, sedangkan dengan kultur teknis yang baik hasil padi sawah mencapai 6 – 7 ton/ha (Reginawanti, 2005). Sumatera Utara ditetapkan Deptan sebagai salah satu provinsi lumbung beras di Indonesia dari 14 provinsi sentra produksi padi. Namun kondisi produksi gabah sejak 5 tahun terakhir cenderung menurun. Jika produksi gabah 2003 masih ada sebesar 3.195.515 ton, tetapi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
2006
hanya
mencapai
2.988.843
ton
(http://www.pemprovsu.go.id, 2007). Pada tahun 2005 luas areal panen Sumut tinggal 807.302 hektar, atau turun sekitar 16.906 hektar dibanding luas tahun 2004 yang mencapai 824.208 hektar (http://id.wikipedia.org, 2006). Menurunnya luas areal panen di Sumut disebabkan karena sepanjang 2004 – 2005 telah terjadi alih fungsi lahan pertanian sekitar 37 ribu hektar. Dengan kondisi itu, produksi padi hanya mampu naik 2,4 juta ton pada
tahun
2005,
menjadi
2,9
ton
pada
tahun
2006
(http://www.tempointeraktif.com, 2007). Untuk mengatasi permasalahan ini, pemprov Sumut mengarahkan pengembangan padi areal ladang untuk mengimbangi terjadinya pengurangan areal persawahan sebagai dampak alih fungsi lahan yang dilakukan petani dengan berbagai dalih. Di Sumut sebenarnya ada sedikitnya sejuta hektar lahan yang bisa dikembangkan untuk padi ladang. Namun pembukaan ladang padi sejuta hektar itu
masih
terbentur
oleh
keterbatasan
varietas
dan
teknologi
(http://www.pemprovsu.go.id, 2006). Dibandingkan dengan hasil padi sawah (rata-rata 4,6 ton/ha), hasil padi gogo jauh lebih rendah. Hal ini disebabkan terbatasnya varietas unggul yang dapat dibudidayakan pada lahan marginal, seperti Podsolik Merah Kuning, sehingga masih banyak petani yang menanam varietas lokal berumur dalam dengan tingkat produksi yang rendah (<1,5 ton/ha). Tingkat penggunaan varietas unggul padi gogo yang ada sekarang masih sangat rendah, karena kurangnya minat penangkar memproduksi benih (Supijanto, 2003).
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Upaya peningkatan produksi padi salah satunya adalah melalui inovasi teknologi varietas unggul baru. Varietas unggul baru selain untuk meningkatkan potensi hasil tinggi juga perlu memperhatikan mutu produk yang dihasilkan maupun terhadap faktor-faktor pengganggu yang lain. Menurut Baihaki (2004), peningkatan produktifitas usaha tani komoditi tanaman, 60%-65% ditentukan oleh penggunaan benih/bibit unggul. Untuk memperkenalkan dan mengembangkan varietas unggul baru maka cara yang paling efektif adalah menguji adaptasikan varietas-varietas unggul baru dan ditanam di lahan petani. Untuk mengetahui pertumbuhan
dan
produksi
varietas
unggul
baru
(http://jatim.litbang.deptan.go.id, 2006). Kemampuan beradaptasi suatu varietas padi terhadap lingkungan berbeda satu sama lain. Daya adaptasi berpengaruh pada produksi tanaman. Uji adaptasi adalah kegiatan uji lapangan terhadap tanaman pada beberapa arkeologi bagi tanaman semusim, untuk mengetahui keunggulan dan interaksi varietas terhadap lingkungan http://jatim.litbang.deptan.go.id (2006).Varietas yang digunakan dalam penelitian ini telah diujikan dibeberapa daerah dan umumnya hasilnya baik. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui daya adaptasi dan produksi beberapa varietas padi ladang (Oryza sativa L.). Hipotesis Penelitian Adanya perbedaaan daya adaptasi dan produksi pada beberapa varietas padi ladang. Kegunaan Penelitian
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, medan. 2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani tanaman Menurut http://id.wikipedia.org (2007), klasifikasi ilmiah tanaman padi adalah sebagai berikut : Kerajan
: Plantae
Divisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales
Familia
: Poaceae
Genus
: Oryza
Species
: Oryza sativa L.
Akar tanaman padi berfungsi untuk menyerap zat makanan dan air, proses respirasi dan menopang tegaknya batang. Akar tanaman padi dapat digolongkan menjadi dua macam, yakni akar primer dan seminal. Akar primer yaitu akar yang tumbuh dari kecambah biji, sedangkan akar seminal berupa akar yang tumbuh di dekat buku-buku. Kedua akar ini tidak banyak mengalami perubahan setelah tumbuh
karena
akar
padi
tidak
mengalami
pertumbuhan
(Sudirman dan Iwan, 1999).
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
sekunder
Batang padi bentuknya bulat, berongga dan beruas-ruas. Antar ruas dipisahkan oleh buku. Pada awal pertumbuhan, ruas-ruas sangat pendek dan bertumpuk rapat. Setelah memasuki stadium reproduktif, ruas-ruas memanjang dan berongga. Oleh karena itu, stadium reproduktif disebut juga stadium perpanjangan ruas. Ruas antar batang semakin ke bawah semakin pendek. Pada buku paling bawah tumbuh tunas yang akan menjadi batabg sekunder, selanjutnya batang sekunder akan menghasilkan batang tersier, dan seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan. Pembentuakan anakan sangat dipengaruhi oleh unsur hara, sinar, jarak tanam dan teknik budidaya (Suparyono dan Setyono, 1996). Daun padi memiliki telinga dan lidah daun, tetapi rumput-rumput lainnya tidak. Seperti rumput-rumputan lainnya daun padi memiliki tulang daun yang sejajar. Yang keluar dari biji pertama kali koleoptil, lalu daun pertama, kemudian daun kedua yang pertama-tama memiliki helaian daun yang lebar dan disusul dengan daun berikutnya. Daun terakhir disebut daun bendera (Vergan, 1985). Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman menyerbuk sendiri, karena 65% atau lebih serbuk sari membuah sel telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi, ini polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengandung pati dibagia endosperm (http://id.wikipedia.org, 2007).
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Jumlah anakan maksimum, dicapai pada umur 50-60 hari seteleah tanam. Kemudian anakan yang terbentuk setelah mencapai batas maksimum akan berkurang karena pertumbuhannya yang lemah, bahkan mati. Sedangkan anakan yang terbentuk dari masing-masing varietas mempunyai jumlah yang berbedabeda, yaitu antara 19 sampai dengan 54 anakan (Aksi Agraris Kanisius, 1990). Yang disebut beras sebenarnya adalah putih lembaga (endosperm) dari sebutir buah yang erat terbalut oleh kulit ari (Soemartono dkk, 1990). Syarat Tumbuh Iklim Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas dan udaranya banyak mengandung uap air. Di negeri kita padi ditanam dari dataran rendah sampai 1.300 meter di atas permukaan laut (Soemartono dkk, 1990). Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang
dikehendaki
partahun
sekitar
1.500-2.000
mm
(Aksi Agraris Kanisius, 1990). Temperatue yang tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif menaikkan jumlah anakan, karena naiknya aktifitas tanaman dengan mengambil zat makanan. Tetapi temperatur tinggi pada fase tersebut bagi tanaman berbatang tinggi dan berdaun bergerak dapat menghasilkan keadaan daun yang saling menaungi serta kerebahan. Sebainya temperatur rendah pada masa berbunga berpengaruh baik bagi pertumbuhan dan hasil akan lebih tinggi (Soemartono dkk, 1990). Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Tanah Di Iindonesia tanah untuk tanaman padi adalah alluvial dan regosol yang terbentuk dari material induk dan terbentuk di daerah lembab dan agak kering. Pada dataran rendah padi tumbuh pada tanah alluvial, tanah liat, regosol, grumosol, podsolik dan latosol dan sebagian pada andosol dan tanah pertengahan (De Data, 1981). Padi gogo harus ditanam di lahan yang berhumus, struktur remah dan cukup mengandung air dan udara. Memerlukan ketebalan tanah 25 cm, tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50 %. Keasaman tanah bervariasi dari 4,0 sampai 8,0 (Reginawanti, 2005). Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah dengan kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dan diperlukan air dalam jumlah yang cukup (http://warintek.bantul.co.id, 2007) Adaptasi Varietas Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk ; pertama, memperoleh air, uadara dan nutrisi (makanan). Kedua, mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas. Ketiga, mempertahankan hidup dari musuh alaminya. Keempat, bereproduksi.
Kelima,
merespon perubahan
yang
terjadi di sekitarnya
(http://id.wikipedia.org, 2007). Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Suatu organisme akan mengadakan reaksi terhadap perubahan alam lingkungan yang diterimanya. Usaha untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan disebut adaptasi. Dengan demikian berarti adaptasi itu suatu perubahan dalam populasi akibat kegiatan masing-masing individu yang menysusunnya, untuk menyesuaikan diri terhadap setiap tambahan dan perubahan lingkungan yang diberikan (Ismail, 2001). Suatu varietas dapat dikatakan adaftif apabila dapat tumbuh baik pada wilayah penyebarannya, dengan produksi yang tinggi dan stabil, mempunyai nilai ekonomis
tinggi,
dapat
diterima
masyarakat
dan
berkelanjutan
(Somaatmadja, 1995). Lingkungan yang sering mempengaruhi tanaman adalah lingkungan yang terdapat dekat di sekitar tanaman dan di sebut lingkungan mikro. Faktor ini dapat bervariasi untuk setiap tempat tumbuh sehingga memberi pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan tanaman (Allard, 1960). Perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab keragaman penampilan tanaman. Program genetik yang akan diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman. Keragaman penampilan tanaman akibat perbedaan susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman yang
digunakan
berasal
dari
jenis
tanaman
yang
sama
(Sitompul dan Guritno, 1995) Varietas Batu Tegi lebih adaptif (stabil) dibandingkan dengan kedua varietas lainnya. Kisaran hasil varietas Batu Tegi adalah 5,96-6,37 t/ha Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
(kesenjangan 0,42 t/ha) dan standar deviasi 0,15 t/ha GKG. Hasil varietas Limboto berkisar antara 5,25-7,02 t/ha (kesenjangan 1,77 t/ha) dengan standar deviasi 0,54 t/ha GKG. Hasil varietas Situ Patenggang berkisar antara 4,47-6,33 t/ha (kesenjangan 1,86 t/ha) dengan standar deviasi 0,57 t/ha GKG (Toha., 2007). Perbedaan masa pertumbuhan ditentukan oleh perubahan panjang waktu fase vegetatif. Sebagai contoh, IR64 yang matang dalam 110 hari mempunyai fase vegetatif 45 hari, sedangkan IR8 yang matang dalam 130 hari fase vegetatifnya 65 hari (http://www.knowledgebank.irri.org, 2000). Persentase kehampaan ditentukan oleh suhu udara pada fase kritis, yaitu saat terjadinya meiosis (9-12 hari sebelum pembungaan) dan pada saat pembungaan Suhu dingin pada saat meiosis atau suhu panas atau dingin pada saat pembungaan menyebabkan tingginya sterilitas (Shihua et al., 1991). Penampilan suatu tanaman pada suatu lingkungan tumbuhnya merupakan dampak kerja sama antara faktor genetik dengan lingkungan. Penampilan suatu genotip pada lingkungan yang berbeda dapat berbeda pula, sehingga sampai seberapa jauh interaksi antara genotip dan lingkungan (G x E) merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui dalam program pemuliaan ataupun dalam rangka pengembangannya (Mangoendidjojo, 2000). Adanya varians genetik yang tinggi merupakan salah satu pedoman yang harus diperhatikan untuk memperoleh kultivar unggul. Dengan varians genetik yang tinggi mempunyai peluang yang lebih besar dalam seleksi karakter terbaik jika dibandingkan dengan karakter-karakter yang mempunyai varians genetik rendah (Robin dkk, 1995). Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
METODE PENELITIAN
Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 sampai dengan bulan Desember 2008. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi varietas Towuti, Situ Bagendit, Situ Patenggang, Batu tegi dan Arias, nutrisi tanaman Saputra, serta bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, meteran, gembor, handsprayer, kayu, tali rafia, kalkulator, timbangan serta alat-alat lain yang mendukung penelitian ini. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial. Adapun varietas yang digunakan terdiri dari varietas : Towuti (V1), Situ Bagendit (V2), Situ Patenggang (V3), Batu Tegi (V4) dan Arias (V5). Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Jumlah ulangan
: 5 ulangan
Jumlah plot
: 25 plot
Panjang plot
: 90 cm
Lebar plot
: 90 cm
Jarak tanam
: 30 cm x 15 cm
Jarak antar plot
: 30 cm
Jarak antar blok
: 50 cm
Jumlah tanaman/plot
: 15 tanaman
Jumlah sampel/plot
: 3 tanaman
Jumlah sampel seluruhnya
: 75 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 375 tanaman Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier sebagai berikut : Yij
= µ + ρi + τj + εij
Dimana : Yij
: nilai pengamatan pada varietas ke-i dan blok ke-j
µ
: nilai tengah rata-rata
ρi
: efek blok ke-i
τj
: efek varietas ke-j
εij
: efek galat pada blok ke-i varietas pada kategori ke-j
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Pelaksanaan Penelitian Pemilihan Benih Benih padi direndam dengan air yang bertujuan untuk memisahkan benih yang berat dengan benih yang hampa serta untyuk memecah dormansi biji. Benih yang berat akan tenggelam yang menandakan benih ini baik digunakan dan benih yang hampa akan mengapung. Persiapan Areal Penanaman Areal penanaman dibersihkan dari gulma, sisa-sisa akar tanaman dan batubatuan dengan menggunakan cangkul kemudian diratakan. Pembuatan Blok Tanaman Setelah tanah diratakan, dibentuk blok-blok sebanyak 5 blok dengan jarak antar blok 50 cm. Setiap blok dibagi menjadi 5 plot, dengan jarak antar plot 30 cm. Ukuran plot 90 cm x 90 cm. Penanaman Benih ditanam dengan cara ditugal, jumlah benih yang ditanam sebanyak 1 benih untuk 1 lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah remah. Aplikasi Nutrisi Tanaman Aplikasi Nutrisi Tanaman saputra dilakukan dengan pemberian 3,06 gr WSF TPT (serbuk) + 2,8 ml WSF NAP (cair) / liter air. Aplikasi sebanyak 7 kali yaitu bulan pertama, 1 kali seminggu ; bulan kedua, 2 minggu sekali ; buklan ketiga, 1 kali sebulan. Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Pemeliharaan Tanaman Penyiraman Penyiraman dilakukan 1 kali sehari pada pagi atau sore hari yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penyulaman Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak normal. Penyiangan Penyiangan dilakukan secara manual yaitu mencabut gulma dengan tangan, ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perebutan unsur hara dari dalam tanah. Penyiangan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Pengendalian Hama Penyakit Penyemprotan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Panen Pemanenan dilakukan pada saat 80% butir gabah sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga), tangkainya sudah merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau.
Parameter Yang Diukur Tinggi tanaman (cm)
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang sampai ujung daun terpanjang. Pengukuran dimulai pada umur 2, 4, 6 dan 8 MST. Jumlah Anakan Per Tanaman (anakan) Jumlah anakan dihitung dengan menghitung seluruh batang pertanaman kemudian dikurangi 1 batang. Penghitungan dilakukan pada umur 2, 4, 6 dan 8 MST. Jumlah Malai Per Tanaman (tangkai) Jumlah malai pertanaman dihitung pada saat tanaman mengeluarkan malai secara keseluruhan pada anakan. Penghitungan malai dilakukan pada saat panen. Jumlah Gabah Berisi Per Malai (butir) Jumlah gabah berisi per malai dihitung dari seluruh malai yang ada pada saat butir padi telah mengalami pemasakan yang sempurna pada waktu pemanenan dari masing-masing sampel. Persentase Gabah Hampa Per malai (%) Dihitung persentase gabah hampa per malai dengan rumus : Jumlah gabah hampa permalai % gabah hampa per malai =
x 100% Jumlah gabah total per malai
Bobot 1000 butir (g) Ditimbang bobot 1000 butir gabah setelah pemanenan yang diambil dari keseluruhan tanamn pada setiap plot percobaan. Produksi Per Tanaman (g) Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Produksi per tanaman dihitung dengan menimbang keseluruhan dari hasil gabah berisi setelah pemanenan pada masing-masing tanaman sampel. Produksi Per Plot (g) Produksi per plot dihitung dengan menimbang keseluruhan hasil dari tanaman yang berada dalam 1 plot. Koefisien Variasi Genetik (KVG) dan Koefisien Variasi Penotif (KVP) Koefisien Variasi Genetik (KVG) dihitung dengan rumus : √σg2 KVG =
x 100% X
Koefisien Variasi Penotif (KVP) dihitung dengan rumus √σp2 KVG =
x 100% X
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil pengolahan data secara statistik diperoleh bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah malai, jumlah gabah berisi, jumlah gabah hampa, bobot 1000 butir, produksi per tanaman dan produksi tanaman per plot. Tetapi tidak berpengaruh nyata pada persentase gabah hampa. Tinggi Tanaman (cm) Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Data pengamatan tinggi tanaman 2, 4, 6, 8 MST dan daftar sidik ragam tinggi tanaman dapat dilihat pada Lampiran 9. Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Tabel.1. Rataan Tinggi Tanaman Beberapa Varietas Padi Ladang pada 2, 4, 6, dan 8 MST. Varietas 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST V1 18,66c 29,53c 53,62c 78,92c V2 13,94d 22,43d 44,86d 76,91c V3 22,72b 34,12b 64,61b 97,46b V4 26,54a 45,89a 85,71a 116,93a V5 11,56e 22,2d 43,17d 74,92c Keterangan : Angka-angka pada baris rataan yang diikuti huruf-huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata, sedangkan yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan.
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa rataan tinggi tanaman 8 MST tertinggi terdapat pada varietas V4 (116,93 cm) yang berbeda nyata dengan V1, V2, V3 dan V5. Sedangkan varietas yang menunjukkan tinggi tanaman terendah adalah V5 (74,92 cm). Histogram antara tinggi tanaman dan varietas 2-8 MST dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Histogram Tinggi Tanaman dan Varietas 8 MST (cm). Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Jumlah Anakan (anakan) Data pengamatan jumlah anakan 2-8 MST dan daftar sidik ragam jumlah anakan dapat di lihat pada Lampiran 17. Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. Tabel 2. Rataan Jumlah Anakan Beberapa Varietas Padi Ladang pada 2, 4, 6, dan 8 MST. Varietas 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST V1 4,06a 10,27a 27,40a 27,40a V2 2,00c 4,20c 14,93b 24,40ab V3 2,73b 5,27bc 14,33b 14,33b V4 2,93a 6,86b 11,60b 12,01b V5 1,87c 4,00c 14,80b 21,73a Keterangan : Angka-angka pada baris rataan yang diikuti huruf-huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata, sedangkan yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Dari Tabel 2. dapat dilihat bahwa rataan jumlah anakan 2, 4, 6 dan 8 MST tertinggi terdapat pada varietas V1 (27,40 anakan) tidak berbeda nyata dengan V2, tetapi berbeda nyata dengan V3, V4 dan V5. Sedangkan varietas yang menunjukkan jumlah anakan terendah adalah V4 (12,01 anakan). Histogram antara jumlah anakan dan varietas 2-8 MST dapat dilihat pada Gambar 8
. Gambar 8. Histogram Jumlah Anakan dan Varietas 2-8 MST (anakan). Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Jumlah Malai per Tanaman (tangkai) Data pengamatan jumlah malai per tanaman dan sidik ragam jumlah malai per tanaman dapat dilihat pada Lampiran 25. Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah malai per tanaman. Tabel 3. Rataan Jumlah Malai per Tanaman Beberapa varietas Padi ladang Varietas Rata-rata V1 V2 V3 V4 V5
7,59a 5,66b 5,66b 5,60b 5,26b
Keterangan : Angka-angka pada baris rataan yang diikuti huruf-huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata, sedangkan yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah malai tertinggi pada varietas V1 (7,59 tangkai) dan jumlah malai terendah pada varietas V5 (5,26 tangkai). Histogram antara jumlah malai per tanaman dan varietas dapat dilihat pada
Jumlah Malai (tangkai)k
Gambar 9.
8 7 6 5 4 3 2 1 0 V1
V2
V3
V4
V5
Varie tas
Gambar 9. Histogram Jumlah Malai per Tanaman dan Varietas (tangkai).
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Jumlah Gabah Berisi per Malai (butir). Data pengamatan jumlah gabah berisi per malai dan sidik ragam jumlah gabah berisi per malai dapat dilihat pada Llampiran 27. Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah gabah berisi per malai. Tabel 4 Rataan Jumlah Gabah Berisi per Malai Beberapa varietas Padi Ladang. Varietas Rata-rata V1 470,98c V2 400,2cd V3 691,14ab V4 704,86a V5 341,74d Keterangan : Angka-angka pada baris rataan yang diikuti huruf-huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata, sedangkan yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah gabah berisi tertinggi pada varietas V4 (704,86 butir) dan jumlah gabah berisi terendah pada varietas V5 (341,74 butir). Histogram antara jumlah gabah berisi per malai dan varietas dapat dilihat pada Gambar 10.
Gabag Berisi (butir)u
800 700 600 500 400 300 200 100 0 1
2
3
4
5
Varietas
Gambar 10. Histogram Jumlah Gabah Berisi per Malai dan Varietas (butir). Jumlah Gabah Hampa per Malai (butir). Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Data pengamatan jumlah gabah hampa per malai dan sidik ragam jumlah gabah hampa per malai dapat dilihat pada Lampiran 29. Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah gabah hampa per malai. Tabel 5. Rataan Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa varietas Padi Ladang. Varietas Rata-rata V1 193,48bc V2 183,94bcd V3 236,62ab V4 351,34a V5 118,6e Keterangan : Angka-angka pada baris rataan yang diikuti huruf-huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata, sedangkan yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Dari Tabel 5. dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan jumlah gabah hampa tertinggi pada varietas V4 (351,34 butir) dan jumlah gabah hampa terendah pada varietas V5 (118,6 butir). Histogram antara jumlah gabah hampa per malai dan varietas dapat dilihat pada Gambar 11.
Gabah Hampa (butir)
400 350 300 250 200 150 100 50 0 1
2
3
4
5
Varietas
Gambar 11. Histogram Jumlah Gabah Hampa per Malai dan Varietas (butir). Persentase Gabah Hampa per Malai (%).
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Data pengamatan persentase gabah hampa per malai dan sidik ragam persentase gabah hampa per malai dapat dilihat pada Lampiran 31. Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh tidak nyata terhadap persentase gabah hampa per malai. Tabel 6. Rataan Jumlah Gabah Hampa per Malai Beberapa varietas Padi Ladang. Varietas Rataan V1 29,12 V2 31,308 V3 24,968 V4 33,178 V5 26,048 Keterangan : Angka-angka pada baris rataan yang diikuti huruf-huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata, sedangkan yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Dari Tabel 6. dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan persentase gabah hampa tertinggi pada varietas V4 (33,178 %) dan persentase gabah hampa terendah pada varietas V3 (24,968 %). Histogram antara persentase gabah hampa per malai dan varietas dapat dilihat pada Gambar 12.
Persentase Gabah Hampa (%)
35 30 25 20 15 10 5 0 1
2
3
4
5
Var ie tas
Gambar 12. Histogram Persentase Gabah Hampa per Malai dan Varietas (%). Data Bobot 1000 Butir (g)
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Data pengamatan bobot 1000 butir dan sidik ragam bobot 1000 butir dapat dilihat pada Lampiran 33. Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir. Tabel 7. Rataan Bobot 1000 Butir Beberapa Varietas Padi Ladang. Varietas Rataan V1 26,36c V2 27,216a V3 26,848b V4 24,448d V5 21.822e Keterangan : Angka-angka pada baris rataan yang diikuti huruf-huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata, sedangkan yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Dari Tabel 7. dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan bobot 1000 butir tertinggi pada varietas V2 (27,216 g) dan bobot 1000 butir terendah pada varietas V3 (24,968 %). Histogram antara bobot 1000 butir dan varietas dapat dilihat pada Gambar
Bobot 1000 Butir (g)
13.
30 25 20 15 10 5 0 1
2
3
4
5
Varie tas
Gambar 13. Histogram Bobot 1000 Butir dan Varietas (butir). Produksi per Tanaman (g)
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Data produksi per tanaman dan sidik ragam produksi per tanaman dapat dilihat pada Lampiran 35. Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap produksi per tanaman. Tabel 8. Rataan Produksi per Tanaman Beberapa Varietas Padi Ladang. Varietas Rata-rata Asli V1 13,22c V2 10,76d V3 17,08a V4 16,4ab V5 9,64d Keterangan : Angka-angka pada baris rataan yang diikuti huruf-huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata, sedangkan yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Dari Tabel 8. dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan produksi per tanaman tertinggi pada varietas V3 (17,08 g) dan produksi per tanaman terendah pada varietas V5 (9,64 g). Histogram antara produksi per tanaman dan varietas dapat dilihat pada
Produksi Per Tanaman (g)(
Gambar 14.
4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 1
2
3
4
5
Var ie tas
Gambar 14. Histogram Jumlah Gabah Hampa per Malai dan Varietas (butir). Produksi Tanaman Per Plot (g)
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Data produksi tanaman per plot dan sidik ragam produksi tanaman per plot dapat dilihat pada lampiran 37. Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman per plot. Tabel 9. Rataan Produksi Tanaman Per Plot Beberapa Varietas Padi Ladang. Varietas Rata-rata V1 214,1bc V2 96,04d V3 251,04ab V4 317,42a V5 81,5d Keterangan : Angka-angka pada baris rataan yang diikuti huruf-huruf yang tidak sama menyatakan berbeda nyata, sedangkan yang diikuti huruf yang sama menyatakan tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 menurut Uji Jarak Berganda Duncan. Dari Tabel 9. dapat dilihat bahwa varietas yang menunjukkan produksi tanaman per plot tertinggi pada varietas V4 (317,42 g) dan produksi tanaman per plot terendah pada varietas V5 (81,5 g). Histogram antara produksi tanaman per plot dan varietas dapat dilihat pada
Produksi Per Plot (g)g
Gambar 15.
350 300 250 200 150 100 50 0 V1
V2
V3
V4
V5
Varietas
Gambar 15. Histogram Produksi Tanaman Per Plot dan Varietas (g). Koefisien Varian Genetik (KVG) dan Koefisien Varian Penotip (KVP).
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Hasil perhitungan varian genetik (δg), varian penotip (δp), koefisien varian genetik (KVG) dan koefisien varian penotip (KVP) dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 1 0 . Varian Genetik (δg ), Varian Penotip (δp ), Koefisien Varian Gen etik (KVG) dan Koefisien Varian Penotip (KVP). Komponen Hasil* 1 2 3 4 5 6 7 8 9
(δg)
(δp)
(KVG)**
(KVP)**
146,11 0,269 0,012 6,442 3,513 3,54 2,38 0,088 2,013
216,82 0,404 0,042 18,147 6,403 15,55 2,42 0,163 5,793
19,16st 16,75st 6,29s 16,50st 18,47st 9,20s 8,61s 11,59t 14,07t
23,34st 20,53st 11,76t 27,69st 24,94st 19,27st 8,68s 15,78st 23,87st
Keterangan : * 1. Tinggi Tanaman 2. Jumlah Anakan Per Tanaman 3. Jumlah Malai Per Tanaman 4. Jumlah Gabah Berisi Per Malai 5. Jumlah Gabah Hampa Per Malai 6. Persentase Gabah Hampa Per Malai 7. Bobot 1000 Butir 8. Produksi Per Tanaman 9. Produksi Tanaman Per Plot
** r : rendah s : sedang t : tinggi st : sangat tinggi
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Pembahasan
Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap peubah amatan yaitu : tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah malai per tanaman, jumlah gabah berisi permalai, jumlah gabah hampa permalai, bobot 1000 butir, produksi per tanaman dan produksi tanaman per plot. Dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap persentase gabah hampa per malai. Pengamatan produksi per tanaman berpengaruh nyata terhadap varietas. Untuk rataan tertinggi terdapat pada varietas V3 (Situ Patenggang) sebesar 17,08 g dan terendah pada varietas V5 (arias) sebesar 9,64 g. Produksi per tanaman di pengaruhi oleh genetik dan lingkungan. Daya adaptasi Situ Patenggang tidak berbeda jauh dengan varietas Batu Tegi. Hal ini sesuai dengan penjelasan Allard (1960) yang menyatakan lingkungan yang sering mempengaruhi tanaman adalah Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
lingkungan yang terdapat dekat di sekitar tanaman dan di sebut lingkungan mikro. Faktor ini dapat bervariasi untuk setiap tempat tumbuh sehingga memberi pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan tanaman. Pada pengamatan jumlah gabah berisi, jumlah gabah hampa, dan produksi tanaman per plot berpengaruh nyata. Rataan tertinggi terdapat pada varietas V4 (Batu Tegi), untuk jumlah gabah berisi sebesar 704,86 butir, jumlah gabah hampa sebesar 236,62 butir dan produksi tanaman per plot sebesar 317,42 g. Sedangkan untuk rataan terendah adalah varietas V5 (Arias) dengan jumlah gabah berisi sebesar 341,74 butir, jumlah gabah hampa 118,6 butir dan produksi tanaman per plot sebesar 81,5 g. Hal ini di pengaruhi oleh faktor lingkungan dan genetik tanaman. Untuk varietas V4 (Batutegi) daya adaptasi terhadap lingkungan luas. Berdasarkan hasil penelitian di beberapa daerah varietas Batutegi menempati urutan pertama dari segi produksi, juga lebih adaftif terhadap lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Toha (2007) yang melaporkan bahwa Varietas Batu Tegi lebih adaptif (stabil) dibandingkan dengan kedua varietas lainnya. Kisaran hasil varietas Batu Tegi adalah 5,96-6,37 t/ha (kesenjangan 0,42 t/ha) dan standar deviasi 0,15 t/ha GKG. Hasil varietas Limboto berkisar antara 5,25-7,02 t/ha (kesenjangan 1,77 t/ha) dengan standar deviasi 0,54 t/ha GKG. Hasil varietas Situ Patenggang berkisar antara 4,47-6,33 t/ha (kesenjangan 1,86 t/ha) dengan standar deviasi 0,57 t/ha GKG. Berdasarkan data tersebut varietas yang paling stabil adalah Batu Tegi. Hal ini juga sesuai dengan literatur Somaatmadja (1995) yang menyatakan suatu varietas dapat dikatakan adaftif apabila dapat tumbuh baik pada wilayah penyebarannya, dengan produksi yang tinggi dan stabil, mempunyai nilai ekonomis tinggi, dapat diterima masyarakat dan berkelanjutan. Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Persentase gabah hampa per malai tidak berpengaruh nyata terhadap varietas. Rataan tertinggi terdapat pada varietas V4 (Batu Tegi) sebesar 33,178 % dan rataan terendah pada varietas V3 (Situ Patenggang) sebesar 24,986 %. Hal ini disebabkan oleh keadaan lingkungan pada saat penelitian seperti hujan yang sering turun serta suhu udara pada saat pembungaan rendah. Suhu udara yang tinggi atau rendah berpengaruh pada saat pembungan. Tanaman padi memerlukan suhu yang sedang pada fase pembungaan. Hal ini sesuai dengan literatur Shihua et al (1991) yang menyatakan persentase kehampaan ditentukan oleh suhu udara pada fase kritis, yaitu saat terjadinya meiosis (9-12 hari sebelum pembungaan) dan pada saat pembungaan Suhu dingin pada saat meiosis atau suhu panas atau dingin pada saat pembungaan menyebabkan tingginya sterilitas. Untuk data bobot 1000 butir berpengaruh nyata terhadap varietas. Untuk rataan tertinggi terdapat pada varietas V2 (Situ Bagendit) sebesar 27,216 g dan rataan terendah pada varietas V5 (Arias) sebesar 22,026. Bobot 1000 butir di pengaruhi oleh
lingkungan, seperti ketersedian air tanah dan suhu.
Ismail et al. (2003) melaporkan bahwa bobot 1000 butir gabah berkorelasi dengan curah hujan dan kadar air tanah. Gabah isi dan jumlah malai per rumpun berkorelasi dengan tegangan dan status air tanah. Untuk pengamatan jumlah malai per tanaman berpengaruh nyata terhadap varietas. Rataan jumlah malai per tanaman tertinggi pada varietas V1 (Towuti) sebesar 7,59 tangkai dan terendah pada varietas V5 (Arias) sebesar 5,25 tangkai. Jumlah malai ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. Dimana untuk masing-masing varietas memiliki keunggulan tersendiri. Seperti pada varietas Towuti memiliki keunggulan dalam jumlah malai per tanaman, namun hasil Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
produksinya tidak sebagus varietas Batutegi dan Situ Patenggang. Jumlah malai per tanaman juga di pengaruhi ketersedian air yang cukup dan suhu yang rendah pada fase pembungaan. Hal ini sesuai dengan pemaparan Soemartono dkk, (1990) yang menyatakan sebaiknya temperatur rendah pada masa berbunga, karena berpengaruh baik bagi pertumbuhan dan hasil akan lebih tinggi. Untuk nilai koefisien varian genetik dan nilai koefisien varian penotip mempunyai nilai variabilitas tinggi dan sangat tinggi atau yang digolongkan sebagai sifat yang bervariabilitas luas. Parameter yang mempunyai varian genetik luas menunjukkan bahwa perbedaan nilai genetik sifat tersebut yang dilihat dari penampilan penotipnya adalah besar, hal ini menunjukkan bahwa sifat-sifat yang diamati dapat dijadikan sebagai bahan seleksi. Hal ini di dukung oleh Robin dkk (1995) yang menyatakan adanya varians genetik yang tinggi merupakan salah satu pedoman yang harus diperhatikan untuk memperoleh kultivar unggul. Dengan varians genetik yang tinggi mempunyai peluang yang lebih besar dalam seleksi karakter terbaik jika dibandingkan dengan karakter-karakter yang mempunyai varians genetik rendah. Hal ini juga sesuai dengan penjelasan Mangoendidjojo (2000) yang menyatakan penampilan
suatu tanaman pada suatu lingkungan
tumbuhnya merupakan dampak kerja sama antara faktor genetik dengan lingkungan. Penampilan suatu genotip pada lingkungan yang berbeda dapat berbeda pula, sehingga sampai seberapa jauh interaksi antara genotip dan lingkungan (G x E) merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui dalam program pemuliaan ataupun dalam rangka pengembangannya. Pada pengamatan tinggi tanaman 8 MST diketahui bahwa varietas yang menunjukkan tinggi tanaman tertinggi adalah varietas V4 (Batutegi) sebesar Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
116,93 dan terendah pada varietas V5 (Arias) sebesar 74,92. hal ini disebabkan karena pertumbuhan antara satu varietas dengan varietas yang lain tidak seragam. Perbedaan tinggi tanaman dari masing-masing varietas disebabkan karena adanya perbedaan genetik . Perbedaan genetik ini mengakibatkan setiap varietas memiliki ciri dan sifat khusus yang berbeda satu sama lain . Hal ini sesuai dengan literatur Sitompul dan Guritno (1995) yang menyatakan bahwa perbedaan susunan genetik merupakan salah satu faktor penyebab keragaman penampilan tanaman. Program genetik yang akan diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman pertumbuhan tanaman. Keragaman penampilan tanaman akibat perbedaan susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman yang digunakan berasal dari jenis tanaman yang sama. Pada peubah jumlah anakan 8 MST diketahui bahwa varietas V1 menunjukkan jumlah anakan terbanyak sebesar 27,4 anakan dan terendah pada V4 sebesar 12,01 anakan. Hal ini diakibatkan jumlah anakan pada beberapa varietas berbeda, seperti terdapat pada diskripsi tanaman, untuk varietas V4 (Batutegi) jumlah anakan produktif sedikit.sedangkan pada varietas V1 jumlah anakan produktif yang dihasilkan lebih banyak. Hal ini sesuai dengan literatur Aksi Agraris Kanisius (1990) yang menyatakan jumlah anakan maksimum, dicapai pada umur 50-60 hari seteleah tanam. Kemudian anakan yang terbentuk setelah mencapai batas maksimum akan berkurang karena pertumbuhannya yang lemah, bahkan mati. Sedangkan anakan yang terbentuk dari masing-masing varietas mempunyai jumlah yang berbeda-beda, yaitu antara 19 sampai dengan 54 anakan. Jumlah anakan juga dipengaruhi oleh tingginya temperatur,pada temperatur tinggi Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
jumlah anakan yang terbentuk lebih banyak. Namun, untuk varietas V4 yang berbatang panjang,kenaikan temperatur justru mengurangi pembentukan anakan. Hal ini sesuai dengan literatur Soemartono dkk (1990) yang menyatakan temperatur yang tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif menaikkan jumlah anakan, karena naiknya aktifitas tanaman dengan mengambil zat makanan. Tetapi temperatur tinggi pada fase tersebut bagi tanaman berbatang tinggi dan berdaun bergerak dapat menghasilkan keadaan daun yang saling menaungi serta kerebahan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan per tanaman, jumlah malai per tanaman, jumlah gabah berisi per malai, jumlah gabah hampa per malai, bobot 1000 butir, produksi per tanaman, produksi tanaman per plot dan tidak berpengaruh nyata terhadap persentase gabah hampa permalai. 2. Nilai koefisien varian genetik dan nilai koefisien varian penotip berkisar antara variabilitas tinggi dan sangat tinggi. Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pemberian perlakuan pupuk organik,sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisius., 1990. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Allard, R. W., 1960. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Terjemahan Manna dan Mul Mulyani. Rieka Bina Aksara, Jakarta. De Data., 1981. Principles and Practice Of Rice Production. John Wiley and Sons, New York . Departemen Pertanian,. 2006. Uji Adaptasi Varietas Unggul Baru. http://jatim.litbang.deptan.go.id/indeks.php?option=com_conten&task=vie w&id=194&itemid=72. [20 September 207]. Knowledgebank.irri., 2000. Menerangkan perubahan fisik spesifik dalam pertumbuhan tanaman padi. http://www.knowledgebank.irri.org/regionalSites/indonesia/pertumbuhan %20DAN%20morfologiI%20tanaman%20padi/default.htm. [10 juni 2009] Ismail, G., 2001. Ekologi Tumbuhan dan Tanaman Pertanian. Angkasa Raya, Padang. Ismail, B.P., B. Suprihatno, H. Pane, dan I. Las. 2003. Pemanfaatan penciri abiotik lingkungan tumbuh dalam seleksi simultan galur padi gogorancah toleran kekeringan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Bogor dalam Makarim, A. K., dan Ikhwani. Respon Komponen Hasil Varietas Padi Terhadap Perlakuan Agronomi. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol 27. 2008. Mangoendidjojo, W., 2000. Analisis Interaksi Genotip Lingkungan Tanaman Perkebunan. Zuriat, Vol. 11. Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara., 2006. Sumut Tahun Ini Masih Jadi Lumbung Beras Nasional. http://www.pemprovsu.go.id/lengkap.php?id1094. [20 september 2007]. .,2007. Menurunnya Produksi Padi Di Sumut Akibat Irigasi dan Harga Gabah. http://www.pemprovsu.go.id/lengkap.php?id1094. [20 september 2007]. Reginawanti., 2005. Padi (Oryza sativa L.). http://www.kpel.or.id/TTGP/komoditi/PADI.htm. [20 september 2007]. Robin, S., Purnomo, A. Sumargono, Sugiti dan L. Moenir., 1995. Pendugaan Parameter Genetik Hasil dan Komponen Hasil Anggur (Vitis sp). Hortikultura Vol 1. Shihua, C., S. Zongxiu, and S. Huamin. 1991. Simulation of the effect of temperature on spikelet fertility in rice and its consequences for rice production. In. F.W.T dalam Makarim, A. K., dan Ikhwani. Respon Komponen Hasil Varietas Padi Terhadap Perlakuan Agronomi. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol 27. 2008. Sitompul, S. M, dan B. Guritno., 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sudirman dan A. Iwan. S., 1999. Mina Padi Budidaya Ikan Bersama Padi. Penebar Swadaya, Jakarta. Sumartono., B. Samad dan R. Hardjono., 1990. Bercocok Tanam Padi. Cetakan 12. CV. Yasaguna, Jakarta. Somaatmadja, S., 1995. Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Perakitan Varietas. Dalam Susilawati, M. Sabran dan Rukayah., Uji Multi Lokasi Galur Harapan dan Varietas Padi Terpilih di Lahan Pasang Surut. http://72.14.235.104/search?q=cache:OQkMGoGyvX0J:bbp2tp.litbang.de ptan.go.id/fileUpload/files/publikasi/jpptp8357.pdf+adaptasi+varietas+pad i+*produksi+tanaman&hl=id&ct=clnk&cd=12&gl=id. [20september 2007]. Suparyono dan A. Setyono., 1996. Padi. Penebar Swadaya, Jakarta. Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Supijanto., 2003. Pemanfaatan Sumberdaya Genetik Padi Gogo Untuk Lahan Kering di bawah Naungan. http://tumoutou.net/702_07134/supijanto.htm. [20 september 2007] Tempo
Interaktif., 2007. Sumatera Utara Genjot Produksi Padi. http://www.tempointeraktif.com/gh/nasional/2007/02/17/brk.2007021793533,id,html.
Toha, H. M., 2007. Peningkatan Produktivitas Padi Gogo melalui Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu dengan Introduksi Varietas Unggul, dalam Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol 26. 2007. Vergan, S. V., 1985. Tanaman Padi. Terjemahan Dewan Redaksi Bharata. Penerbit Bhrata Karya Aksara, Jakarta. Warintek., 2007. Budidaya Padi. http://warintek.bantul.co.id/web&php?mod=basisdata&kat=18sub=2&file =34. [20 september 2007]. Wikipedia., 2006. Pertanian dan Perkebunan. http://id.wikipedia.org/wiki/sumut. [20 september 2007]. ., 2007. padi. [20 september 2007].
http://id.wikipedia.org/wiki/padi#biologipadi.
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Lampiran 1. Bagan Penelitian
Blok I
Blok II
Blok III
Blok IV
Blok V
V3
V5
V1
V2
V4
V1
V3
V4
V5
V2
V5
V4
V2
V3
V1
V2
V1
V3
V4
V5
V4
V2
V5
V1
V3
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Lampiran 2. Bagan Letak Tanaman Sampel Per Plot.
90 cm
90 cm
X X X X X
X S S S X
X X X X X
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Lampiran 3. Rancangan Penelitian
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Lampiran 4. Diskripsi Tanaman Padi Varietas Towuti Nama Varietas SK Tahun Tetua Rataan Hasil Pemulia
: : : : : :
Nomor pedigri Golongan Umur tanaman Bentuk tanaman Tinggi tanaman Anakan produktif Warna kaki Warna batang Warna daun telinga Warna lidah daun Warna daun
: : : : : : : : :
Towuti 707/kpts/tp.240/6/99 tanggal 22 Juni tahun 1999 1999 S499b-28/Carreon//IR64///IR64 3,5 t/ha (lahan kering), 5-7t/ha (lahan sawah) Z. A. Simanulang, Tarjat T, Aan A.Daradjat, Ismail B. P. dan E.Sumadi S3385-5e-16-3-2 Cere 115-125 hari Tegak 95-100 cm 13-15 batang Hijau Hijau Putih
: Putih : Hijau
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Muka daun Daun bendera Bentuk gabah Warna gabah Kerontokan Kerebahan Tekstur nasi Bobot 1000 butir Kadar amilosa Ketahanan terhadap hama Penyakit Anjuran
: : : : : : : : : :
Kasar sebelah bawah daun Tegak Ramping Kuning bersih Sedang Sedang Pulen 26-27 gram 23 % Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3
: Agak tahan hawar daun bakteri strain III dan IV dan agak tahan terhadap blas : Cocok ditanam dilahan sawah, maupun lahan kering pada musim hujan, untuk lahan kering sebaiknya tidak lebih dari 500 m.dpl
Sumber : http://puslittan.bogor.net/index.php?bawaan=varietas/varietas_detail&komoditas= 05021&id=Towuti&pg=1&varietas=1 Lampiran 5. Diskripsi Tanaman Padi Varietas Situ Bagendit Nama Varietas Tahun Tetua Rataan Hasil Pemulia
: : : : :
Umur tanaman Bentuk tanaman Tinggi tanaman Anakan produktif Warna kaki Warna batang Warna telinga daun Warna lidah daun Warna daun Muka daun Posisi daun Daun bendera
: : : : : : : : : : : :
Situ Bagendit 2002 Persilangan Batur/S2823-7d-8-1-A//S823-7d-8-1-A 3-5 t/ha GKB (lh kering), 5-6 t/ha GKB (lh sawah) Z. A. Sumanullang, Aan A. Daradjat, Ismail BP, N. Yunani 110 - 120 hari Tegak 99 - 105 cm 12 - 13 malai per rumpun Hijau Hijau Tidak berwarna Tidak berwarna Hijau Kasar Tegak Tegak
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Bentuk gabah Warna gabah Kerontokan Kerebahan Tekstur nasi Kadar amilosa Bobot 1000 butir Ketahanan terhadap penyakit Ketahanan terhadap penyakit Anjuran tanam
: : : : : : : :
Panjang ramping Kuning bersih Sedang Sedang Pulen 22% 27 - 28 gram Agak tahan terhadap Blast
: Agak tahan terhadap bakteri hawar daun strain III dan IV : Cocok ditanam di lahan kering dan mampu juga ditanam di lahan sawah
Sumber : http://puslittan.bogor.net/index.php?bawaan=varietas/varietas_detail&komoditas= 05021&id=Towuti&pg=1&varietas=1
Lampiran 6. Diskripsi Tanaman Padi Varietas Situ Patenggang Nama Varietas Tahun Tetua Rataan Hasil Karakter Khusus
: : : : :
Pemulia Golongan Umur tanaman Bentuk tanaman Tinggi tanaman Anakan produktif Warna kaki Warna batang Warna telinga daun Warna lidah daun Warna daun
: : : : : : : : : : :
Situ Patenggang 2002 Kartuna/TB47H-MR-10 3.6 - 5.6 t/ha gabah kering panen Aromatik lebih wangi dari Pandanwangi, respon terhadap pemupukan Ismail BP, Yamin S, Z. A. Simanullang, Aan A. Daradjat Cere 110 - 120 HST Tegak 100 - 110 cm 10 - 11 malai per rumpun Ungu tua Hijau tua Kuning kotor Ungu Hijau, tepi daun tua berkilau ungu
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Muka daun : Posisi daun : Daun bendera : Bentuk gabah : Warna gabah : Kerontokan : Kerebahan : Tekstur nasi : Kadar amilosa : Bobot 1000 butir : Ketahanan terhadap : penyakit Daerah kesesuaian : tanam Instansi Pengusul
Bagian atas kasar, bawah permukaan halus Tegak Menyudut 35 - 50 derajat terhadap batang Agak gemuk Kuning kotor Sedang Tahan rebah Sedang 23.93% 26.5 - 27.5 gram (k.a. 14%) Tahan Blast diferensial
Lahan kering musim hujan, tumpang sari, sawah pada kemarau, lahan tipe tanah Aluvial dan Podsolik ketinggian tidak lebih dari 300 m dpl : Balitpa
Sumber : http://puslittan.bogor.net/index.php?bawaan=varietas/varietas_detail&komoditas= 05021&id=Towuti&pg=1&varietas=1
Lampiran 7. Diskripsi Tanaman Padi Varietas Batu Tegi Nama Varietas Kategori SK Tahun Tetua Rataan Hasil Pemulia
: : : : : : :
Nomor pedigri Golongan Umur tanaman Bentuk tanaman Tinggi tanaman Anakan produktif
: : : :
Batutegi Varietas unggul nasional (released variety) 636/Kpts/TP.240/12/2001 tanggal 13 Desember tahun 2001 2001 B6876B-MR-10/B6128B-TB-15 3.0 ton/ha gabah kering giling E.Lubis, M.Diredja,W.S.Ardjasa, B.Kustianto dan Suwarno, Teknisi : Tusrimin,Sularjo,Gusnimar dan Ade Santika TB154E-TB-2 Cere 116 hari Tegak
: 124 cm : Sedikit
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Warna kaki Warna batang Warna telinga daun Warna lidah daun Warna helai daun Muka daun Posisi daun Daun bendera Bentuk gabah Warna gabah Kerontokan Kerebahan Tekstur nasi Bobot 1000 butir Kadar amilosa Hasil Ketahanan
Keterangan
: Hijau : Hijau : Tidak berwarna : Tidak berwarna : Hijau : : : : : : : : :
Kasar Tegak Mendatar Bulat sedang Kuning bersih Sedang Tahan Pulen 25 gram
: 22,3 % : 3,0 t/ha gabah kering giling : Tahan terhadap blas daun, blas leher, bercak daun coklat, agal toleran terhadap keracunan Al dan bereaksi moderat terhadap kekeringan : Baik dibudidayakan pada lahan kering subur dan lahan kering Podzolik Merah Kuning (PMK) dengan tingkat keracunan alumunium sedang, dari dataran rendah sampai ketinggian 500 m.dpl
Sumber : http://puslittan.bogor.net/index.php?bawaan=varietas/varietas_detail&komoditas= 05021&id=Towuti&pg=1&varietas=1
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Lampiran 8. Diskripsi Tanaman Padi Varietas Arias Nama Varietas Kategori SK Tahun Tetua Rataan Hasil Pemulia golongan umur tanaman bentuk tanaman tinggi tanaman anakan produktif warna kaki warna batang
: : : : : : : : : : : : : :
Arias padi 592/Kpts/TP.240/08/1984 tanggal 11Agustus 1984 1984 Sumatera Utara 2 t/ha gabah kering cere 135 hari sedang 130 cm sedang hijau hijau
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
warna daun telinga warna lidah daun warna daun muka daun posisi daun daun bendera bentuk gabah warna gabah kerontokan kerebahan rasa nasi bobot 1000 butir gabah kadar amilosa ketahanan terhadap penyakit
: : : : : : : : : : : : : :
hijau muda tidak berwarna hijau kasar miring tegak sampai miring kecil kuning emas, berbecak coklat mudah tahan sedang 22 g 25% tahan terhdap blas (pyricularia oryzae)
Sumber : http://puslittan.bogor.net/index.php?bawaan=varietas/varietas_detail&komoditas= 05021&id=Towuti&pg=1&varietas=1
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Gambar 16. Gabah Padi Varietas Towuti
Gambar 17. Gabah Padi Varietas Situ Bagendit Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Gambar 18. Gabah Padi Varietas Situ Patenggang
Gambar 19. Gabah Padi Varietas Batu Tegi
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.
Gambar 19. Gabah Padi Varietas Batu Tegi
Herlina Fitri : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.), 2009.