usahatani pepaya MJ9. Sedangkan faktor produksi tenaga kerja dan pupuk phonska secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, dan pupuk phonska pada usahatani pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali belum mencapai nilai efisiensi ekonomi tertinggi. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani pepaya MJ9 adalah Rp. 2.333.627/Ha, besarnya penerimaan usahatani adalah Rp. 26.804.958/Ha, sehingga pendapatan yang diperoleh petani adalah sebesar Rp. 24.354.481/Ha. Adanya kendala keterbatasan luas lahan untuk meningkatkan produksi pepaya MJ9 maka dapat dilakukan dengan intensifikasi pertanian. Biaya sarana produksi terbesar yang dikeluarkan oleh petani pepaya MJ9 yaitu pembelian bibit. Seharusnya petani dapat membuat bibit pepaya MJ9 sendiri untuk menghemat pembelian bibit pepaya di toko saprodi dengan mengikuti pelatihan yang diadakan di Kelompok Tani agar dapat menekan biaya pembelian bibit. Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan efisiensi ekonomi pada usahatani pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali masih dapat ditingkatkan dengan menambahkan pupuk kandang pada saat tanaman pepaya berusia 3-4 bulan pada saat tanaman pepaya berbunga sebanyak
3-5kg/batang sehingga menghasilkan buah yang lebih baik mutunya. DAFTAR PUSTAKA BPP. 2011. Jumlah Data Petani Pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Badan Penyuluhan Pertanian. Boyolali BPPPK. 2013. Budidaya Pepaya MJ9. Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Mojosongo. Boyolali. BPS Boyolali. 2013. Boyolali Dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali. Boyolali. BPS
Provinsi Jawa Tengah. 2010. Produksi Buah-buahan Menurut Provinsi (Ton). www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 7 Januari 2014.
Gujarati,
D. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Erlangga. Jakarta.
Soekartawi, 1991. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta. ________b. 2003. Teori Ekonomi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola sebaran titik-titik pada diagram scatterplot (Priyatno, 2009:164). Berdasarkan diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam
diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model yang digunakan.
Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Usahatani Pepaya varietas MJ9. Tabel 19. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaaan Faktor-faktor Produksi pada Usahatani Pepaya MJ9 per Periode Panen di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Faktor Produksi
xi
Luas Lahan (X1) Bibit (X3) Pupuk Kandang (X4)
Bi
PFMxi
NPMxi
Pxi
NPMxi Pxi
0,34 483
0,581 0,546
20,651 13,661
46,113 30.505
40.000 1.000
0,001 3,050
131,96
0,465
41,761
93.252
4.000
9,325
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui nilai produk marginal faktor produksi berupa luas lahan sebesar 0,001, bibit sebesar 3,050 dan pupuk kandang sebesar 9,325. Nilai efisiensi ekonomi bibit dan pupuk kandang lebih dari satu, artinya kombinasi penggunaan faktor produksi yang berupa bibit dan pupuk kandang SIMPULAN Faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, dan
pada usahatani pepaya MJ9 belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi, sedangkan nilai efisiensi ekonomi untuk faktor produksi berupa luas lahan kurang dari satu yang artinya penggunaan faktor produksi luas lahan pada usahatani pepaya MJ9 tidak efisien. pupuk phonska secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi pepaya MJ9. Faktor produksi luas lahan, bibit, dan pupuk kandang secara individu berpengaruh nyata terhadap produksi
Tabel 17. Uji Koefisien Determinasi (R2) Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Model 1
R
R Square
0,949
Sumber
Adjusted R Square
0,901
Std. Error of the Estimate
0,880
0,22879
: Analisis Data Primer
Untuk mengetahui seberapa jauh faktor produksi yang digunakan dalam usahatani pepaya MJ9 dapat menjelaskan produksi pepaya MJ9 digunakan uji koefisien determinasi (R2). Dalam analisis ini jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model ada lebih dari dua variabel bebas, sehingga koefisien determinasi yang digunakan adalah adjusted R2 atau koefisien determinasi yang telah disesuaikan. Dari hasil analisis diperoleh
nilai adjusted R2 sebesar 0,880 atau 88,0 persen yang berarti bahwa variasi produksi pepaya MJ988,0 persen dipengaruhi oleh variabel luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, dan pupuk Phonska, sedangkan 12,0 persen sisanya dijelaskan oleh faktor lain seperti kondisi kesuburan tanah, cuaca, serta faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Uji Multikolinearitas. Tabel 18.
Uji Multikolinearitas Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali
No.
1 2 3 4 5
Model Constant Luas Lahan Tenaga Kerja Bibit Pupuk Kandang Pupuk Phonska
Sumber : Analisis Data Primer Menurut Priyatno (2009:156), untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam model digunakan nilai tolerance dan varians inflation factor (VIF) pada model regresi. Variabel yang menyebabkan multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari pada 0,1 atau nilai VIF yang lebih besar dari pada nilai 10. Besarnya nilai tolerance untuk masing-masing faktor produksi yaitu X1 = 0,140, X2 = 0,524, X3
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
0,140 0,524 0,224 0,382 0,230
7,121 1,907 4,469 2,619 4,345
= 0,224, X4 = 0,382, dan X5 = 0,230. Besarnya nilai VIF untuk masing-masing faktor produksi yaitu X1 = 7,121, X2 = 1,907, X3 = 4,469, X4 = 2,619, dan X5 = 4,345. Nilai tolerance tidak ada yang lebih kecil dari pada 0,1 dan nilai VIF tidak ada yang lebih besar dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara faktor produksi yang mempengaruhi produksi pepaya MJ9.
Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang 14 dapat diketahui bahwa, nilai F sig yaitu dan pupuk phonska secara bersama-sama sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan berpengaruh nyata terhadap produksi bahwa faktor produksi yang berupa luas pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Pengaruh penggunaan masing-masing faktor produksi terhadap hasil produksi dengan uji keberartian koefisien regresi atau uji t (t-test). Tabel 15. Uji Keberartian Koefisien Regresi Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Pepaya MJ9per Periode Tanam di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali No. 1. 2. 3. 4. 5.
Variabel Luas Lahan Tenaga Kerja Bibit Pupuk Kandang Pupuk Phonksa
Koefisien Regresi 0,581 0,014 0,546 0,465 -0,063
Ttabel 2,064 2,064 2,064 2,064 2,064
Thitung 2,999 0,124 2,275 2,141 -0,317
Sig 0,006*** 0,902 0,032** 0,043** 0,754
Sumber : Analisis Data Primer Keterangan : **) : berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% ***) : berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99% Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan (α = 0,05) dan 99% (α = 0,01), sedangkan bahwa luas lahan, bibit dan pupuk variabel tenaga kerja dan pupuk phonska kandang berpengaruh nyata terhadap hasil tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi dengan tingkat signifikansi 95% produksi pepaya MJ9. Faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap produksi Pepaya MJ9 dengan uji standard koefisien regresi (b’) Tabel16. Nilai Standard Koefisien Regresi (bi’) Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. No. 1. 2. 3.
Faktor Produksi Luas Lahan Bibit Pupuk Kandang
Standar Koefisien Regresi b’ 0,515 0,309 0,223
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi parsial untuk faktor produksi luas lahan adalah (0,515) lebih besar dari bibit (0,309), dan pupuk kandang (0,223). Oleh karena itu, dari ketiga faktor produksi yang berpengaruh
Peringkat 1 2 3
terhadap produksi pepaya MJ9, luas lahan merupakan faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap produksi pepaya MJ9.
Analisis Regresi Fungsi Produksi CobbDouglas Hubungan Faktor-faktor Produksi dengan Produksi Pepaya MJ9 Tabel 13. Uji Keberartian Koefisien Regresi Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Unstandardized Coefficients
1
Model (Constant) LnX1 LnX2 LnX3 LnX4 LnX5
B
Standardized Coefficients
Std. Error -.770 .581 .014 .546 .465 -.063
Beta
.779 .194 .110 .240 .217 .197
.515 .011 .309 .223 -.043
T Sig. Tolerance -.988 .333 2.999 .006 .140 .124 .902 .524 2.275 .032 .224 2.141 .043 .382 -.317 .754 .230
VIF 7.121 1.907 4.469 2.619 4.345
Sumber : Analisis Data Primer Y= -0,770.X10,581.X20,014.X30,546.X40,456.X50,063 +e Model fungsi produksi tersebut apabila diLogaritmakan menjadi: Log Y = -0,334 + 0,581 Log X1 + 0,014 Log X2 + 0,546 Log X3 + 0,465 Log X4 – 0,063 Log X5 Model persamaan tersebut masih terkena multikolenieritas apabila diLnkan akan memperoleh persamaan baru, sebagai berikut :
Ln Y = Ln -0,770 + 0,581 Ln X1 + 0,014 Ln X2 + 0,546 Ln X3 + 0,456 Ln X4 – 0,063 Ln X5 + e Dimana, Y adalah Hasil produksi pepaya MJ9 (Kg), X1 adalah Luas lahan (Ha), X2 adalah Tenaga kerja (HKP), X3 adalah Bibit (Batang), X4 adalah Pupuk kandang (Kg), X5 adalah Pupuk phonska (Kg), danX6 adalah pestisida (ml) Model diatas menunjukan bahwa variabel luas lahan, bibit dan pupuk kandang tidak terjadi multikolonearitas.
Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produksi Pepaya MJ9 Pengaruh penggunaan faktor produksi secara bersama-sama terhadap hasil produksi dengan uji F (F-test). Tabel 14. Analisis Varians Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Pepaya MJ9 per Periode Tanam di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Model Regression Residual Total
Sum of Squares 11.407
df 5
Mean Square 2.281
1.256
24
.052
12.663
29
Ftabel
Sumber : Analisis Data Primer Keterangan : **) : Berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%
Fhitung 43.585
Sig. .000**
transportasi Rp. 3.733 per Ha dan biaya pajak tanah Rp. 135.533 per Ha. Biaya Total Tabel 11. Rata-rata Biaya Total Usahatani Pepaya MJ9 per Periode Tanam di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. No. Uraian 1. Biaya Tenaga Kerja 2. Biaya Sarana Produksi 3. Biaya Penyusutan 4. Biaya Lain-lain Jumlah
Jumlah (Rp/Ha) 584.800 1.288.358 438.253 139.067 2.450.477
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel produksi, biaya penyusutan dan biaya 10 di atas, dapat diketahui bahwa biaya lain-lain. Biaya terbesar dalam usahatani yang digunakan oleh petani pepaya MJ9 ini adalah biaya sarana produksi yaitu adalah biaya tenaga kerja, biaya sarana sebesar Rp. 1.288.358,- per Ha. Penerimaan Usahatani Pepaya MJ9 Tabel 11. Rata-rata Penerimaan Total Usahatani Pepaya MJ9 per Periode Tanam di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. No. 1. 2. 3.
Keterangan Produksi (Kg) Harga Produksi (Rp/Kg) Penerimaan (Rp)
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa rata-rata produksi pepaya MJ9 yang diperoleh petani adalah sebesar 12.085/kg/Ha. Jumlah rata-rata per kilogram harga
Jumlah (Rp/Ha) 12.085 2.233 26.804.958
produksi pepaya MJ9 yaitu, sebesar Rp. 2.233,-. Oleh karena itu rata-rata penerimaan yang diperoleh petani setelah panen adalah sebesar Rp. 26.804.958,-.
Pendapatan Usahatani Pepaya MJ9 Tabel 12. Rata-rata Pendapatan Usahatani Pepaya MJ9 per Ha di Desa Mojosngo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. No. 1. 2. 3.
Keterangan Penerimaan Usahatani Total Biaya Pendapatan Usahatani
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 12 di atas, dapat diketahui bahwa penerimaan total petani pepaya MJ9 adalah sebesar Rp. 26.804.958 per Ha, sedangkan total biaya yang dikeluarkan
Jumlah (Rp/Ha) 26.804.958 2.333.627 24.354.481
petani pepaya MJ9 adalah sebesar Rp. 2.333.627 per Ha. Oleh karena itu diperoleh pendapatan usahatani pepaya MJ9 sebesar Rp. 24.354.481,- per Ha.
Biaya Sarana Produksi Pepaya MJ9 Tabel 8. Rata-rata Biaya Sarana Produksi pada Usahatani Pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali No. 1. 2. 3. 4.
Sarana Produksi
Jumlah (Rp/Ha)
Bibit Pupuk Kandang Pupuk Phonska Pestisida : a. Kimia b. Deterjen
466.500 538.667 212.137 41.813 13.008 1.288.358
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel sebesar Rp. 466.500,- per Ha dengan 9 diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata harga rata-rata benih Rp. 1.000,- per biaya usahatani pepaya MJ9 terbesar batang. adalah untuk pembelian benih yaitu Biaya Tenaga Kerja Tabel 9. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Luar pada Usahatani Pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Total
Uraian
Jumlah (Rp/Ha)
Pengolahan Lahan Penanaman Pemupukan Penyiangan Pengendalian Hama Pemanenan
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 7 di atas, dapat diketahui bahwa biaya penggunaan terbesar dari kegiatan pengolahan lahan yaitu Rp. 238.400,- per
238.400 93.333 115.467 45.867 45.867 45.867 584.801
ha dikarenakan sebagian besar petani menggunakan tenaga kerja pria lebih banyak dari pada tenaga kerja wanita dalam pengolahan lahan pada lahan.
Biaya lain-lain Tabel 10. Rata-rata Biaya Lain-lain Usahatani Pepaya MJ9 per Periode Tanam di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali No 1. 2.
Uraian Transportasi Pajak Tanah Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer Biaya lain-lain dalam usahatani pepaya MJ9 meliputi, biaya transportasi dan biaya pajak tanah. Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 9. di atas, dapat diketahui
Jumlah (Rp/Ha) 3.733 135.533 139.067
bahwa jumlah rata-rata biaya lain-lain adalah sebesar Rp. 139.067 per Ha. Biaya lain-lain ini terdiri dari dua komponen yaitu biaya yang terkecil biaya
dalam berusaha tani. Latar belakang Jumlah anggota keluarga yang ditanggung pendidikan petani akan berpengaruh rata-rata adalah 4 orang, hanya 3 orang terhadap petani menerima berbagai yang aktifdalam usahatani. Anggota teknologi dan inovasi baru yang telah keluarga yang aktif dalam usahatani dikembangkan terutama untuk adalah ayah dan ibu. peningkatan usahatani yang dijalankannya. Penggunaan Sarana Produksi dalam Usahatani Pepaya MJ9 Tabel 6. Rata-Rata Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Pepaya MJ9 per Hektar di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali No. 1. 2. 3. 4.
Sarana Produksi
Jumlah Fisik per Hektar
Bibit (batang) Pupuk Kandang (Kg) Pupuk Phonska(Kg) Pestisida: a. Kimia (ml) b. Diterjen (gram)
483 131,96 92,23 116,15 26,02
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan pada Tabel 6 dapat diketahui usahatani sebanyak 92,23kg/Ha, bahwa penggunaaan pupuk kandang sedangkan penggunaan pestisida kimia per merupakan pupuk yang penggunaanya usahatani sebanyak 116,15liter/ha dan paling banyak diantara pupuk lainnya. penggunaan diterjen per usahatani Pupuk phonska yang diperlukan per sebanyak 26,02 gram/ha. Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usahatani Pepaya MJ9 Tabel 7. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Pepaya MJ9 per Hektar di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali (HKP) Tenaga Kerja per Ha (HKP) No.
Jumlah per Ha (HKP)
Uraian
1. Pengolahan Lahan 2. Penanaman 3. Pemupukan 4. Penyiangan 5 Pengendalian Hama 6 Pemanenan Total HKP
Tenaga Kerja Dalam 1,55 1,39 1,17 1,09 1,15 1,15
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam usahatani pepaya MJ9 yaitu sebesar 13,09 HKP /Ha/UT. Penggunaan tenaga kerja paling besar pada kegiatan pengolahan
Tenaga Kerja Luar 2,54 0,95 1,71 0,35 0,03 0
4,09 2,33 2,89 1,45 1,18 1,15 13,09
lahan, hal ini dikarenakan pengolahan lahan cukup rumit dan memakan waktu yang cukup lama. Upah tenaga kerja pria maupun wanita Rp. 40.000,-
Analisis Asumsi Klasik Pada penelitian ini menggunakan uji Multikolinearitas untuk mengetahui hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksi dan uji Heteroskedastis. Analisis Tingkat Efisiensi Ekonomi Analisis untuk mengkaji penggunaan faktor-faktor produksi papaya varietas MJ9 yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, dan pupuk Phonska mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi menggunakan rumus: NPMX1 = NPMX2 = NPMX3 = NPMX4 Px1 Px2 Px3 Px4 NPMX5 = NPMX6 = 1 (3) Px5 Px6 Dimana, NPMxi adalah Nilai produk marginal untuk faktor produksi Xi. Dimana nilai NPMxi merupakan hasil kali dari Produk Fisik Marginal (PFM) dengan Harga hasil produksi (Py), Pxi adalah Harga faktor produksi Xi. Kriteria yang digunakan sebagai berikut:
=1berarti penggunaan faktor produksi xi telah mencapai efisiensi ekonomi tertinggi. > 1 berarti penggunaan faktor produksi x1 belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi. NPMx < 1, berarti penggunaan faktor Px
produksi xi tidak efisien. (Soekartawi, 2003:42-43). Analisis Pendapatan Usahatani PdU = PrU – BU = Py x Y – BU……………..(4) Dimana, PdU adalah Pendapatan usahatani pepaya (Rp/Ha/MP), PrU adalah Penerimaan usahatani pepaya (Rp/Ha/MP), BU adalah Biaya mengusahakan pepaya (Rp/Ha/MP), Py adalah Harga pepaya(Rp/Kg), dan Y adalah Hasil produksi pepaya (Kg/Ha/MP)
Hasil dan Pembahasan Identitas Petani Sampel Tabel 5. Identitas Petani Responden pada Usahatani Pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. No. 1. 2. 3.
4. 5.
Identitas Petani Jumlah petani (orang) Rata-rata umur responden (tahun) Pendidikan a. SD (orang) b. SLTP (orang) c. SLTA (orang) d. Perguruan Tinggi (orang) Rata-rata jumlah anggota keluarga yang ditanggung (orang) Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif di usahatani pepaya MJ9 (orang) Rata-rata luas Lahan (Ha)
Sumber : Analisis Data Primer Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata umur petani adalah 48 tahun yang berarti masih tergolong dalam usia produktif (15-64 tahun), dimana dengan
Keterangan 30 48 11 13 3 3 4 3 0,34
usia yang masih produktif mereka dapat melaksanakan kegiatan usahataninya dengan lebih baik dan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuannya
Lokasi/daerah Penelitian Pengambilan lokasi penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling atau sengaja yakni di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali yang merupakan desa penghasil pepaya dengan jumlah produksi terbesar. Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Pengkajian hubungan penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, dan pupuk phonska terhadap hasil produksi usahatani pepaya varietas MJ9 dengan model modifikasi fungsi produksi Cobb Douglas dengan rumus: Y = a X1b1 .X2b2 .X3b3.X4b4 .X5b5.X6b5… (1) Dimana, Y adalah Hasil produksi pepaya (Kg), X1 adalah Luas lahan (Ha), X2 adalah Tenaga kerja (HKP), X3 adalah Benih (Kg), X4 adalah Pupuk kandang (Kg), X5 adalah Pupuk phonska (Kg), X6 adalah Pestisida, a adalah Konstanta, dan b1 – b5 adalah Koefisien regresi. Hubungan antara faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, dan pupuk phonska yang digunakan pada usahatani pepaya varietas MJ9 dengan hasil produksi pepaya varietas MJ9 dapat diketahui dengan melakukan regresi linier berganda. Oleh karena itu, model modifikasi fungsi produksi Cobb Douglas harus diubah ke dalam bentuk linier dengan cara melogaritmakan menjadi: Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + b3 log X3 + b4 log X4+ b5 log X5 + e………………….(2) Pada penelitian ini uji yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
Uji Serentak (Uji F) Dimana, Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0 dan Hi : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5= 0 (paling sedikit ada satu bi ≠ 0) Dengan tingkat signifikasi 5%, jika Fhitung> Ftabel : Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, dan pupuk phonska secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap hasil produksi pepaya varietas MJ9 dan jika Fhitung< Ftabel : Ho diterima dan Hi ditolak, yang berarti faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, dan pupuk phonskasecara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi pepaya varietas MJ9. Uji Keberartian Koefisien Regresi (Uji T) Dimana, Ho : bi = 0 dan Hi : bi 0 Pada tingkat signifikasi 5%, Jika t hitung > t tabel : maka Ho ditolak, Hi diterima, yang berarti faktor produksi ke-i berpengaruh nyata terhadap hasil produksi pepaya varietas MJ9. Jika t hitung < t tabel : maka Ho diterima, Hi ditolak, yang berarti faktor produksi ke-i tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi pepaya varietas MJ9. (Gujarati, 2006: 187-201). Uji Adjusted R2 ( ) Untuk mengetahui besarnya proporsi atau sumbangan faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk kandang, dan pupuk phonska terhadap variasi hasil produksi. Nilai R 2 merupakan niai R2 yang telah disesuaikan dengan derajat kebebasan dari masing-masing jumlah kuadrat (Supranto, 2005:272).
PENDAHULUAN Indonesia sangat kaya akan sumber daya tanaman hortikultura, termasuk aneka jenis tanaman buah-buahan. Salah satu jenis buah asal luar negeri (introduksi) yang telah lama berkembang dan ditanam di wilayah nusantara adalah pepaya. Pepayatumbuh dengan baik di wilayah provinsi Jawa Tengah, karena sebagian besar wilayah di Jawa Tengah sesuai untuk budidaya pepaya. Kabupaten Boyolali merupakan Kabupaten kedua yang memiliki luas panen dan produksi yang cukup besar setelah Kabupaten Purworejo. Pepaya yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Boyolali yaitu varietas MJ9. Nama tersebut diambil dari nama Kecamatan yang berada di Kabupaten Boyolali. Keunggulan dari pepaya varietas MJ9 dibandingkan dengan varietas lainnya yaitu rasa buah yang lebih manis, daging buah yang kenyal serta tebal, dapat disimpan cukup lama, serta tahan terhadap hama seperti kutu putih. Varietas MJ9 mulai dibudidayakan pada tahun 2006 di desa Kemiri, kemudian mulai dikembangkan keseluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali pada tahun 2011. Terdapat 4 Kecamatan di Kabupaten Boyolali yang membudidayakan pepaya varietas MJ9 yaitu, pada Kecamatan Musuk dengan jumlah produksi sebesar 2.107 ku, pada Kecamatan Boyolali jumlah produksi sebesar 32.189 ku, pada Kecamatan Mojosongo jumlah produksinya sebesar 59.307 ku, dan pada Kecamatan Teras jumlah produksi sebesar 7.318 ku. Kecamatan Mojosongo memiliki kontribusi produksi terbesar diantara Kecamatan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan
Mojosongo merupakan Kecamatan yang cukup produktif dalam memproduksi pepaya varietas MJ9. Tingkat produktivitas pepaya varietas MJ9 di Kabupaten Boyolali dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor produksi seperti luas lahan, tenaga kerja, pupuk kandang, dan pupuk phonska. Apabila penggunaan faktor-faktor produksi tersebut optimal, maka secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas petani pepaya varietas MJ9. Meningkatnya produktivitas pepaya varietas MJ9 akan meningkatkan pendapatan petani pepaya varietas MJ9. Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk melakukan analisis usahatanipepaya varietas MJ9 dan mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi untuk mencapai produksi yang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui dan mengkaji pengaruh penggunaan faktorfaktor produksi terhadap hasil produksi pepaya varietas MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Mengetahui dan mengkaji penggunaan faktor-faktor produksi usahatani pepaya varietas MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali telah mencapai efisiensi tertinggi. Mengetahui dan mengkaji pendapatan dari usahatani pepaya varietas MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dan teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survei.
ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PEPAYA MJ9 (Carica papaya L.) DI DESA MOJOSONGO KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI Adini Kusuma Putri, Suprapti Supardi, R. Kunto Adi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457 Email :
[email protected]. Telp. 085715557806 Abstrak : Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan mengetahui dan mengkaji pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap hasil produksi pepaya MJ9, mengetahui dan mengkaji faktor-faktor produksi usahatani pepaya sudah mencapai efisiensi ekonomi tertinggi, dan mengetahui dan mengkaji pendapatan pada usahatani pepaya MJ9. Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif analitik dengan teknik survei dan metode pengambilan sampel responden dengan metode proportional random sampling. Sampel desa diambil dengan kriteria Desa tersebut sebagai daerah pengembangan pepaya varietas MJ9 dengan jumlah produksi terbanyak. Jumlah petani sampel adalah 30 orang petani pepaya MJ9 dan teknik pengambilan petani sampel dari sejumlah populasi petani yang ada menggunakan Metode proportional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan faktor-faktor produksi pepaya MJ9 dinyatakan dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas, sebagai berikut : Ln Y = -0,770 + 0,581 Ln X1 + 0,014 Ln X2 + 0,546 Ln X3 + 0,456 Ln X4 – 0,063 Ln X5 – 0,046 Ln X6. Secara individual, faktor produksi luas lahan, bibit, dan pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap produksi pepaya MJ9. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani pepaya MJ9 belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi. Analisis usahatani pepaya MJ9 luas lahan sebesar 0,34 ha, biaya total usahatani pepaya MJ9 Rp. 11.728.606 per usahatani atau Rp. 34.495.900 per Ha, besarnya penerimaan usahatani Rp. 26.821.625 per usahatani atau Rp. 78.887.132 per Ha dan pendapatan usahatani sebesar Rp. 15.093.019 per usahatani atau Rp. 44.391.232 per Ha. Kata Kunci: Usahatani Pepaya MJ9, Faktor Produksi, Efisiensi Ekonomi Abstract : This thesis is based on rigorous research that aims to identify and assess the effect of the use of factors of production to the production of papaya MJ9, knowing and studying factors papaya farm production has reached the highest economic efficiency, and knowing and assessing revenue MJ9 papaya.The basic method of research is descriptive analytic methods with survey techniques and methods of sampling respondents with proportional random sampling method. Selection of sample villages was done on purpose (purposive sampling). The number of farmers sampled were 30 farmers and techniques variety MJ9 papaya farmers taking samples from a population of farmers using proportional random sampling method. The results showed the use of factors of production of maize is expressed in the model Cobb-Douglas production function, as follows: Ln Y = 0.770 + 0.581 Ln X1 + 0,014 Ln X2 + 0,546 Ln X3 + 0,456 Ln X5 – 0,063 Ln X5 – 0,046 Ln X6. Individually, the factors of production land, seed, and manure significantly affect the production of papaya MJ9. Based on these results, the use of a combination of factors of production in papaya farming MJ9 not yet reached the highest economic efficiency. Analysis MJ9 papaya farm land area of 0.34 ha, the total cost of Rp MJ9 papaya farm. Rp. 11.728.606 per harvest or Rp. 34.495.900 per Ha, the amount of farm receipts of Rp. 26.821.625 per harvest or Rp. 78.887.132 per Ha and farm income of Rp. 15.093.019 per harvest or Rp. 44.391.232 per Ha. Keyword: Farm Management of Papaya MJ9, Factor Production, Economic Efisien