BASICS OF URBAN DRAINAGE AND MANAGEMENT (DASAR-DASAR TEKNIK DAN MANAJEMEN DRAINASE PERKOTAAN)
MATA KULIAH REKAYASA DRAINASE JUR.TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
SEPTEMBER 2014
These days, the performance of the drainage assessed by the community is still very low, there are still many large cities experiencing flooding in the rainy season. (Sampai saat ini kinerja penanganan drainase dinilai oleh masyarakat masih sangat rendah, masih banyaknya kota-kota besar yang mengalami banjir di setiap musim hujan.)
BACKGROUND LATAR BELAKANG
CAUSES FAKTOR PENYEBAB Urban population grow very rapidly in Indonesia and are generally beyond the capabilities of provided urban infrastructure and facilities including urban drainage problems resulting in problems of increasing flooding and inundation
Flood management in general is still partial so …
( Pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Indonesia pada umumnya melampaui kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan diantaranya permasalahan drainase perkotaan yang berakibat pada permasalahan banjir dan genangan semakin meningkat )
it does not resolve completely flooding and inundation.
(Penanganan banjir pada umumnya masih bersifat parsial sehingga )
(tidak menyelesaikan banjir dan genangan secara tuntas.)
Rapid housing development / settlement is often less controllable and not in accordance with the Spatial Planning and the concept of sustainable development.
(Perkembangan perumahan/ permukiman yang sangat pesat sering kali kurang terkendali dan tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang maupun konsep pembangunan berkelanjutan. )
As a result, the low areas were initially serves as a temporary shelter (retarding pond) and flood plains are inhabited by residents.
(Akibatnya kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat penampungan sementara (retarding pond) dan bantaran sungai dihuni oleh penduduk.)
URABNIZATION EFFECT DAMPAK URBANISASI
HYDROGRAF
THE IMPROTANCE OF DRAINAGE SYSTEM FOR A REGION Arti penting Sistem Drainase bagi suatu kawasan Because of the interaction between humans and their activities with the presence of water cycle (hydrologic cycle) consisting of: 1. Taking water from the natural cycle of water for water supply purposes. 2. Closure of land with a water-resistant coating makes rain water away from the natural drainage system. Two types of drainage systems require artificial drainage. Karena adanya interaksi antara manusia dan aktifitasnya dengan siklus keberadaan air (siklus hidrologi) yang terdiri dari: 1. Pengambilan air dari siklus alami air untuk keperluan pasokan air bersih. 2. Penutupan lahan dengan lapisan kedap air yang membuat air hujan jauh dari system drainase alamiahnya. Dua type dari pembuangan air tersebut memerlukan sistem drainase buatan.
TERMINOLOGY
ISTILAH-ISTILAH
• Drainage (Drainage) is the infrastructure that serves the excess water from an area to the receiving water body; (Drainase (Drainage) adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air penerima;)
• Urban Drainage Urban = Perkotaan Drainage = Drainase Urban Drainage = Drainase Perkotaan
• URBAN DRAINAGE SYSTEM Sistem Drainase Perkotaan is the drainage system within the administrative area of the city and urban areas (urban). The system is a drainage network that serves to control or drain excess surface water in residential areas from local rain, so it does not interfere with the public and can provide benefits to human activities. (adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban). Sistem tersebut berupa jaringan pembuangan air yang berfungsi mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan di daerah permukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan manusia. )
ENVIRONMENTAL DRAINAGE Drainase Berwawasan Lingkungan
The management of drainage doesn’t cause adverse impact to the environment. (Adalah pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan.)
PATTERN ARE USED TO MANAGE ENVIRONMENTALLY SOUND DRAINAGE Pola Yang Digunakan Untuk Mengelola Drainase Yang Berwawasan Lingkungan
Detention Pattern Holding water temporarily (e.g.Making storage ponds). Detention Pond Pola Ditensi Menampung air sementara (misalnya dengan membuat kolam penampung) Kolam detensi
Retention Pattern Besides holding it also absorbing (e.g.Making infiltration whells, infiltration channel, leach field , or infiltration pond). Infiltration Pond Pola Retensi Selain menampung juga meresapkan (misalnya dengan membuat sumur resapan, saluran resapan, bidang resapan atau kolam resapan) Kolam retensi
• Kala ulang is a hypothetical time in which the probability of occurrence of rain with a debit or a certain magnitude will be equaled or exceeded once in that period; Kala ulang adalah waktu hipotetik dimana probabilitas kejadian debit atau hujan dengan besaran tertentu akan disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu tersebut;
• Flood Discharge Plan is the maximum discharge of a drainage system that is based on a certain time that is used in planning; Debit banjir rencana adalah debit maksimum dari suatu sistem drainase yang didasarkan kala ulang tertentu yang dipakai dalam perencanaan;
• Inudation Area is flooded areas due to non-functioning of the drainage system and interfere with or harm the community activities; Daerah genangan adalah kawasan yang tergenang air akibat tidak berfungsinya sistem drainase yang mengganggu dan atau merugikan aktivitas masyarakat; • Catchment Area (Daerah Tangkapan Air - DTA) are areas that drain rainwater into the channel and or other receiving water bodies; Daerah Tangkapan Air (DTA) adalah daerah yang mengalirkan air hujan ke dalam saluran dan atau badan air penerima lainnya;
RIVERS AND CHANNELS
SUNGAI DAN SALURAN
RIVERS (SUNGAI) Is (adalah): grooves in the soil surface where the flow stream surface watershed has river, which flows from high place heading to its estuary. Alur di permukaan tanah tempat mengalirnya aliran permukaan yang mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS), yang mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke muaranya di laut.
river flows some of the water as base flow of a collection springs in the watershed Her areas ranging from Mountains to the beach (ocean). Sungai mengalirkan sebagian air sebagai aliran dasar (base flow) dari kumpulan mata air di dalam DASnya mulai dari daerah pegunungan sampai ke pantai (laut)
IDEAL SHAPE OF THE RIVER BENTUK IDEAL SUNGAI Middle Course
Head Waters
Lower Course
Erosive Base Meandering
a) Longitudinal Section Straight
Sea Braided
Meandering
b) Planform
Braided
c) Detailed Planform
IDEAL FLUVIAL SYSTEM SISTEM FLUVIAL IDEAL) Zone 1 ( Produksi Drainage Basin
Zone 1 ( Transfer )
Zone 3 ( Deposition )
Pengendalian Hulu ( Up stream Control )
Pengendalian Hilir ( Down stream Control )
( Climate, Land use )
( Base Level )
• UNIT AREA RIVER Satuan Wilayah Sungai
expanse of the earth's surface is drained by the river with the regulations set adalah hamparan permukaan bumi yang dialiri oleh sungai yang ditetapkan dengan peraturan
RIVER REGIONAL UNIT SATUAN WILAYAH SUNGAI
Expanse of the earth's surface drained by the river set out in regulations Hamparan permukaan bumi yang dialiri oleh sungai yang ditetapkan dalam peraturan
River (Sungai) Occurs due to natural events in which the flow of water to flow according to its morphology and the general flow of the flow is not fixed Terjadi karena peristiwa alam dimana aliran air mengalir sesuai dengan morfologinya dan secara umum alirannya adalah aliran tidak tetap
(unsteady flow)
LA U T D A E R A H A LIR A N S U N G A I ( D A S )
a
S UNG A!
RIVER REGION AS THE BASE MANAGEMENT AREA OF WATER RESOURCES (WILAYAH SUNGAI sebagai Basis Wilayah Pengelolaan S.D.Air)
Why / mengapa ? 1.
The nature of the water that flows dynamically from (can cross District / City, and cross Province, even cross country) / Sifat alami air yg mengalir secara dinamis dari (bisa lintas wil. Kab/Kota, dan lintas Prop, bahkan lintas Negara)
2.
Water availability following the hydrological cycle, (no rivers / channels that are naturally rich in water and there is also a watershed which is always lack in water). / Keterdapatan air mengikuti siklus hidrologi, (ada DAS/DPS yg secara alami kaya air dan ada pula DAS yg selalu kekurangan air).
3.
Water is a gift of God, and become the source of life; (every person has the right to get water for their survival). / Air adalah karunia Tuhan, dan menjadi sumber kehidupan; (setiap orang berhak mendapatkan air untuk kelangsungan hidupnya).
4.
Prevent conflict and water as well as placing the unifying element between regions. / Mencegah timbulnya konflik dan sekaligus menempatkan air sebagai unsur pemersatu antar wilayah.
5.
Effectiveness and efficiency of management. / Efektivitas dan efisiensi pengelolaan.
M.A.B
Garis Sempadan
Garis Sempadan
M.A.N
Bantaran sungai
Bantaran sungai Palung Sungai
PROBLEMS IN RIVERBED PERMASALAHAN PALUNG SUNGAI
The narrowing of both the vertical and horizontal directions as a result of (Terjadi penyempitan baik arah vertikal maupun arah horizontal akibat): Narrowing the vertical direction: silting due to sedimentation from erosion results in the upstream and due to solid waste disposal / waste into the riverbed (Penyempitan arah vertikal: pendangkalan akibat sedimentasi dari hasil erosi di hulu dan akibat pembuangan limbah padat/sampah ke palung sungai)
Narrowing the horizontal direction caused by residential growth along the banks of the river and / or the pressing of riparian toward the riverbed. (Penyempitan arah horizontal diakibatkan oleh tumbuhnya hunian di sepanjang bantaran sungai dan/atau sempadan sungai yang terus mendesak ke arah palung sungai.)
The growth of residential above the river and along the river banks add to the landfills and cause constriction of the riverbed in the vertical direction. (Tumbuhnya hunian di atas sungai maupun disepanjang sempadan sungai menambah pembuangan sampah ke dalam palung sungai dan menyebabkan penyempitan di arah vertikal. )
The presence of WC on the banks of the river add to the waste that goes into the riverbed. (Adanya WC di tepi sungai menambah limbah yang masuk ke palung sungai )
CHANNEL SALURAN
The flow of the water flow is deliberately made by humans, in general the flow is steady flow. Alur tempat aliran air yang sengaja Dibuat oleh manusia, secara umum Alirannya merupakan aliran tetap (steady flow)
GS
TANGGUL
GS
M.A.N
DATARAN BANJIR
DATARAN BANJIR (“FLOOD PLAIN”)
SUNGAI
GS
TANGGUL
GS M.A.B M.A.N
PALUNG SUNGAI BANTARAN
BANTARAN BANJIR YANG LAYAK DIKENDALIKAN
DEBIT/ALIRAN NORMAL
NOTES Catatan • For a city like Palembang, Banjarmasin and Pontianak is rather difficult to define and differentiate between the river and drainage channels, river flow is affected because the tide is so high that sometimes rotating direction of flow. •
Untuk kota seperti Palembang, Banjarmasin dan Pontianak agak sulit menentukan dan membedakan mana sungai dan saluran drainase, sebab aliran sungai yang dipengaruhi pasang air laut yang tinggi terkadang berputar arah alirannya.
URBAN DRAINAGE SYSTEM SISTEM DRAINASE PERKOTAAN can be viewed from 2 sides: Dapat ditinjau dari 2 sisi
River Regional Unit
Urban Administration
Satuan Wilayah Sungai
Administrasi Perkotaan is an attempt to control the flow of flood on the river that crosses the city to flood water level does not exceed the levee left and right embankment (overtopping) will cause flooding / inundation
Set of creeks that is in in the river regional unit which is classified as micro in level 2 or 3 river order are entirely in the administrative borders of urban area. Kumpulan anak-anak sungai yang berada di dalam Satuan Wilayah Sungai yang tergolong mikro pada orde sungai tingkat 2 atau 3 yang sepenuhnya berada di dalam batas administrasi perkotaan
Kumpulan jaringan anak anak sungai dan saluran pada masing-masing Derah Alirannya dimana penanganannya menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten/Kota sekalipun sebagai ibukota propinsi
DRAINAGE SYSTEM MAP
Flood Control Pengendalian Banjir
FOR URBAN AREAS
FOR WATERSHEED
Untuk areal urban
Untuk Daerah Aliran Sungai
is an attempt to control the flow of flood on the river that crosses the city to flood water level does not exceed the levee left and right embankment (overtopping) will cause flooding / inundation.
Is an attempt to avoid flooding on productive land.
Adalah upaya untuk mengendalikan aliran banjir pada sungai yang melintasi kota agar muka air banjir tidak melampaui tanggul kiri dan tanggul kanannya (overtopping) yang akan menyeb abkan banjir/genangan
Adalah upaya untuk Menghindari terjadinya banjir pada lahan-lahan produktif
FLOOD CONTROL Pengendalian Banjir
FOR URBAN AREA Untuk Areal Urban
efforts to control the flow surface in the river and in other water bodies so it will not overflow or flooded urban areas. Upaya untuk mengendalikan aliran permukaan dalam sungai maupun dalam badan air yang lainnya agar tidak meluap atau menggenangi daerah perkotaan.
FLOOD CONTROL is the responsibility of the Provincial Government or Central Government Construction / building water / flood control system such as: embankment, sluice, flood channel way. Pengendalian banjir merupakan tanggung jawab Pemerintah Propinsi atau Pemerintah Pusat Konstruksi/bangunan air pada sistem flood control antara lain berupa: -Tanggul -Bangunan bagi -Pintu air -Saluran flood way.
WATER BODIES Badan Air Water treatment is the last place, which can make the process of improving oneself (self purification). (Adalah tempat pengolahan air yang terakhir, yang dapat melakukan proses memperbaiki diri sendiri (self purification).)
May include rivers, lakes, swamps and sea which receives the flow of the urban drainage system. (Dapat berupa sungai, danau, rawa dan laut yang menerima aliran dari system drainase perkotaan)
• COMPLEMENTARY BUILDING Bangunan pelengkap
is building water drainage systems complement form, culverts, building construction meetings waterfall, siphon, gutters, water rope / street inlet, pumps, and gates; adalah bangunan air yang melengkapi sistem drainase berupa, gorong-gorong, bangunan pertemuan bangunan terjunan, siphon, talang, , tali air/street inlet, pompa, dan pintu air;
URBAN DRAINAGE FUNCTION Fungsi Drainase Perkotaan •
Dry the surface of the land area of the city which is lower than the puddle so it does not negatively impact the city in the form of damage to infrastructure and property of the people.(Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya lebih rendah daripada genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan infrastruktur kota dan harta benda milik masyarakat.)
•
Drain excess surface water into a nearby body of water as soon as possible so as not to overwhelm or inundate the city that can damage community property also urban infrastructure.(Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya agar tidak membanjiri atau menggenangi kota yang dapat merusak selain harta benda masyarakat juga infrastruktur perkotaan.)
URBAN DRAINAGE FUNCTION Fungsi Drainase Perkotaan (continued/Lanjutan)
• Controlling most of thesurface water due to the rain that can be used for water supply and aquatic life.(Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.)
• Absorb water surface to preserve the ground water (water conservation). (Meresapkan air pemukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi air).)
• Protecting infrastructure and facilities that have been established. (Melindungi prasarana dan sarana yang sudah terbangun.)
BASED ON SERVICE FUNCTION: Berdasarkan fungsi layanan :
a. Minor Urban Drainage (Sistem Drainase Lokal ) Minor Urban Drainage is a network of drainage systems that serve a certain city areas such as residential complexes, commercial areas, offices and industrial estates, markets and tourist areas. (Sistem drainase lokal (minor) adalah suatu jaringan sistem drainase yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, daerah komersial, perkantoran dan kawasan industri, pasar dan kawasan pariwisata.)
These systems serve an area of about 10 hectares or less. The management system is the responsibility of the community, the developer or agency in each region. (Sistem ini melayani area sekitar kurang lebih 10 Ha. Pengelolaan sistem ini menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi pada masing-masing kawasan. )
General Lay Out of Urban Drainage System Lay-out umum Sistem Drainase Perkotaan
• Major Drainage Chanel Saluran Drainase Major
• Minor Drainage Chanel Saluran Drainase minor.
Scheme of Major and Minor Drainage Skematika dari drainase mayor dan minor
• Catchment Area System • Major Drainage System Saluran drainase Major.
• Minor Drainage System Saluran drainase Minor.
b. Major Drainage System (Sistem drainase utama ): The drainage network system structure consists of: Sistem jaringan drainase yang secara struktur terdiri dari : Primary drainage channels , which accommodate the flow of secondary channels, (Saluran drainase primer, yang menampung aliran dari saluran-saluran sekunder,)
Secondary drainage channels, which accommodate the flow of tertiary channels. (Saluran sekunder . Yang menampung aliran dari saluran-saluran tersier. ) Tertiary drainage channels, which accommodate the flow of water from the respective regions. (Saluran tersier , yang menampung air dari daerah alirannya masing-masing.)
Local drainage network can be directly flown to the primary channel, secondary and tertiary. Jaringan Drainase Lokal dapat langsung mengalirkan alirannya ke saluran primer, sekunder maupun tersier.
BASED ON CONSTRUCTION Berdasarkan fisiknya : a. Primary Drainage Channel (Sistem saluran primer ):
Is the main channel that receives input stream from the secondary channels. (Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran sekunder.)
The dimensions of this channel is relatively large because consist most of the downstream channel layout. End of the primary channel is a body of water. (Dimensi saluran ini relatif besar sebab letak saluran paling hilir. Akhir saluran primer adalah badan air.)
b. Secondary Drainage Channel / Sistem saluran sekunder : Is open or closed channels that function receives the flow of water from the tertiary channel and surface water run off from surrounding areas, as well as the water continued to the primary channel. (Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran –saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, serta meneruskan air ke saluran primer.)
Dimensions of the channel depends on the discharge flow. (Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan.)
c. Tertiary Drainage Channel / Sistem saluran tersier : Is a drainage channel which receives flow directly from local drainage channel, or directly from the left and right channels of a residential street. (Adalah saluran drainase yang menerima aliran langsung dari saluran –saluran drainase lokal, atau langsung dari saluran-saluran kiri kanan jalan perumahan. )
Generally this is the tertiary channels channels left - right in front of the housing. (Umumnya saluran tersier ini adalah saluran-saluran kiri – kanan jalan didepan perumahan.)
• The master plan of urban drainage Systems (Rencana induk sistem drainase perkotaan berwawasan lingkungan )
are environmentally sound basic planning thorough drainage and directed on an urban area which includes long-term planning, medium- term and shortterm in accordance with the General Spatial Plan City; (adalah perencanaan dasar drainase yang menyeluruh dan terarah, pada suatu daerah perkotaan yang mencakup perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota;)
Urban drainage management should be implemented as a whole (Pengelolaan drainase perkotaan seharusnya dilaksanakan secara menyeluruh)
Refers to/ Mengacu :SIDLACOM
Survey, investigation, planning, land acquisition, construction, operation and maintenance. Survey,Investigasi, perencanaan, pembebasan lahan , konstruksi, operasi dan pemeliharaan
SUPPORTED BY Ditunjang Oleh Supported by the increase in institutional, financing and community participation. Ditunjang oleh peningkatan kelembagaan , pembiayaan dan partisipasi masyarakat.
IMPROVED UNDERSTANDING OF DRAINAGE SYSTEM TO PARTY INVOLVED PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGENAI SISTEM DRAINASE KEPADA PIHAK YANG TERLIBAT
Done Sustainably to: Implementing society • Pelaksana • Masyarakat Dilakukan secara berkesinambungan kepada: • Pelaksana • Masyarakat
Penanganan permasalahan drainase dapat dilakukan secara terus menerus dengan sebaik-baiknya.
Penanganan permasalahan drainase dapat dilakukan secara terus menerus dengan sebaikbaiknya.
PURPOSE AND OBJECTIVES AND DISSEMINATION OF MODULE MAKSUD DAN TUJUAN PEMBUATAN DAN DISEMINASI MODUL
PURPOSE/ MAKSUD This module is delivered with the intention that be a guide for planners and implementing the order of handling urban drainage with reference to the SIDLAKOM. Modul ini disampaikan Dengan maksud agar menjadi pegangan bagi perencana dan pelaksana dalam rangka penanganan drainase perkotaan dengan mengacu pada SIDLAKOM
OBJECTIVES/ TUJUAN to realize the handling system of environmentally sound urban drainage can be carried out in accordance with the provisions of applicable regulations. Untuk mewujudkan penanganan sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ketentuan yang berlaku.
PROCESS IN URBAN FLOOD EVENT PROSES TERJADINYA BANJIR DI PERKOTAAN
caused by natural factors and human activity conditions Diakibatkan oleh faktor kondisi alam dan ulah manusia
FLOODS AND FLOOD PROBLEMS BANJIR DAN MASALAH BANJIR DEFINISI BANJIR (FLOOD)
“A relatively high flow or stage in a river, markedly higher
than the usual; also the inundation of low land that may result therefrom. A body of water, rising, swelling and overflowing the land not usually thus covered”
(SUMBER: Multilingual Technical Dictionary on Irrigation and Drainage, ICID)
BANJIR/FLOOD BUDI DAYA DI DATARAN BANJIR flood plain occupation /development TIDAK MENIMBULKAN MASALAH BAHKAN DAPAT BERMANFAAT BAGI KEHIDUPAN
no problem at all
TIMBUL MASALAH/problem
MASALAH BANJIR Flood problem SISWOKO
PROCESS ISSUES FLOOD PROSES TERJADINYA MASALAH BANJIR NATURAL CONDITIONS (STATIC)
• • • •
Geography topography geometry groove river: bottom slope meandering "Bottle-neck" sedimentation natural carpet
NATURE EVENTS (DYNAMIC) * High rainfall * Damming: from the sea / tide from the main river * Ground subsidence * silting
PROBLEM FLOOD/ MASALAH BANJIR
HUMAN ACTIVITY (DYNAMIC) * FLOOD PLAIN cultivation * Spatial / floodplain designation paddling appropriate * Land use / management of settlements on the banks of the river watershed * Construction of drainage * Building a river / cross * Solid waste * Limited flood control infrastructure * Ground surface subsidence * Thd wrong perception of flooding * Sea level rise due to "global warming", etc..
STATIC NATURAL CONDITION
Kondisi Alam Statis
GEOGRAPHY/ Geografi If the city is built in mountainous areas will led to the condition that infiltration area will be covered by buildings and infrastructure city and will increase flood discharge would threaten the existing city downstream. Apabila kota dibangun di daerah pegunungan akan menyebabkan lahan resapan air akan tertutup oleh bangunan dan infrastruktur kota dan akan meningkatkan debit banjir yang akan mengancam kota yang ada di bagian hilir
If the city is built on the waterfront, the influence of the tide will cause any partially flow can not flow by gravity, which would lead to inundation. Water flow in the river will rise as a result of a back water that can be causing over-toping and causing flooding in the town. Apabila kota di bangun di tepi pantai, pengaruh pasang laut akan menyebabakan sebagian aliran tidak dapat mengalir secara gravitasi, yang akan menyebabkan genangan. Aliran air dalam sungai akan mengalami kenaikan akibat back water yang dapat menyebabakan over toping dan dapat menyebabakan banjir di dalam kota.
Topography/ Topografi Undulating topography, then a city located in the low area will be prone to flooding and puddle. Kondisi topografi yang bergelobang, maka untuk kota yang berada di bagian rendah akan rawan terkena banjir dan genangan
WATERSHED GEOMETRY Geometri Aliran Sungai The slope of the river bed that is too large will Cause scour riverbed. This kind will cause sediment downstream of the flat which can cause channel / river rapid becomes shallow. Kemiringan dasar sungai yang terlalu besar akan menimbulkan gerusan dasar sungai. Hal semacam ini akan menyebabkan sedimentais pada bagian hilir yang datar yang dapat menyebabkan saluran/sungai cepat menjadi dangkal.
Meandering Generally occur in river basins as the old river where slope of the river channel been reduced, speed is reduced, the precipitation occurs and deflect the flow of river. Umumnya terjadi pada alur sungai sebagai sungai tua dimana kemiringan alur sungai sudah berkurang, kecepatan berkurang, terjadi pengendapan yang membelokkan aliran sungai
NATURE CONDITIONS (DYNAMIC) Kondisi Alam (Dinamis) RAINFALL/ Curah Hujan
High Tide/ Tingginya Pasang Surut air laut
The high intensity of rain is a factor that cause the flood and Inundation. Intensitas hujan yang tinggi merupakan faktor penyebab terjadinya Banjir dan genangan
Causing are the factors causing flood to town located near the beach. Faktor penyebab Banjir untuk kota pantai
HUMAN ACTIVITY (DYNAMIC) Kegiatan Manusia (Dinamis) •
Deviations RDTR the floodplain that are not in accordance with the designation, and in the watershed. Penyimpangan RUTR pada bantaran banjir yang tidak sesuai dengan peruntukan ,dan di Daerah Aliran Sungai.
•
•
Pembuangan sampah oleh masyarakat ke dalam saluran drainase.
•
Settlements along the river and over the drainage channel.
Excessive groundwater abstraction causing land subsidence. Pengambilan air tanah yang berlebihan menyebabkan penurunan tanah
Building cross unplanned well as the presence of a water network, phone and electricity in the transverse cross section of the channel. Bangunan persilangan yang tidak terencana dengan baik seperti adanya pipa PDAM, Telpon dan listrik yang melintang di penampang saluran
Permukiman di bantaran sungai dan di atas saluran drainase
•
Disposal of waste by the public into the drainage channel.
•
Routine maintenance is neglected. Pemeliharaan rutin yang terabaikan
\-
-
--
f
INFLUENCING FACTORS IN URBAN DRAINAGE SYSTEM
FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM SISTEM DRAINASE PERKOTAAN
RAIN INTENSITY Intensitas Hujan DEFINITION/ DEFENISI The intensity of rain is the pouring rain falls in the certain area. Size: accumulation high rainfall (mm) in figures given time (minutes) i (mm / min) Intensitas hujan adalah derasnya hujan yang jatuh pada luas daerah Tertentu Ukurannya: akumulasi tinggi hujan (mm) dalam angka waktu tertentu (menit) i (mm/menit)
RAINFALL DATA/ Data curah hujan Collected at the station institute of rain stations Meteorology and Geophysics (BMKG) Ministry Transportation. (Dikumpulkan di stasiunstasiun hujan Lembaga Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kementrian Perhubungan.)
Rainfall data needed (Data hujan diperlukan untuk):
The calculation of the dimensions of the channel (Perhitungan dimensi saluran) The calculation of the dimensions of the buildings drainage (Perhitungan dimensi bangunan-bangunan drainase)
• Rainwater is partially absorbed into the ground, evaporate and partly flowed to the lower surface. It depends on the porosity of the rain-fed land (local geological conditions), in addition to the density of vegetation / crops. The amount of flow is expressed in terms of water discharge (Q) in units of volume per unit time (m3 / s). Air hujan sebagian meresap ke dalam tanah, menguap dan sebagian lagi dialirkan ke permukaan yang lebih rendah. Hal ini tergantung dari porositas tanah tadah hujannya (kondisi geologi setempat), disamping kerapatan vegetasi/tanaman. Besarnya aliran dinyatakan dalam istilah debit air (Q) dalam satuan volume tiap satuan waktu (m3/det)
Catchment Area Catchment area is an area where a surface water flowing into the same good water body, a river or lake, follow topographic contour towards the area. Catchment area atau daerah tangkapan air (daerah pematusan) adalah area dimana air permukaanya mengalir ke badan air yang sama baik berupa sungai atau danau, mengikuti arah contour topografi area tersebut
DEVELOPMENT OF URBAN AREA PERTUMBUHAN DAERAH PERKOTAAN
a. Physical growth of the city (Pertumbuhan fisik kota) - Urbanization vs. Availability of land (Urbanisasi vs Ketersediaan lahan)
- Increased runoff (Meningkatnya runoff) [City planning] b. Balanced development between cities and within cities (Keseimbangan pembangunan antar kota dan dalam kota) [Development of the support / back area] [Pengembangan daerah pendukung/daerah belakang]
c. Socio-economic and cultural factors (Faktor sosial ekonomi dan budaya)
[Awareness] / [Kesadaran Masyarakat]
FIELD AND ENVIRONMENTAL FACTORS Faktor Medan dan Lingkungan a.
Topography Elevation, the existence of a network of drainage channels, roads, fields, villages, water bodies. Elevasi, keberadaan jaringan saluran drainase, jalan, sawah, perkampungan, badan air.
The possibility of precipitation and pollution. Kemungkinan pengendapan dan pencemaran
a. Soil stability/ Kestabilan Tanah Landslide problems caused soil water content. masalah longsor yang disebabkan kandungan air tanah
c. Restrained/ Pengempangan The influence of ocean tides or dams, water level fluctuations in the receiving stream channel (backwater). Pengaruh pasang surut laut atau waduk, fluktuasi permukaan air di saluran penerima alirannya(backwater)
Illustration of structural management implementation, ie: Ilustrasi implementasi manajemen struktural, a.l.:
22/09/2014
81
Illustration of the non-structural management implementations, ie: Ilustrasi implementasi manajemen non-struktural, a.l.:
Hindari permukiman ilegal sepanjang sungai
Menjaga ruang terbuka hijau
Hindari permukiman ilegal sekeliling bozem 22/09/2014
82
INFLUENCE OF TIDE ON BEHAVIOR OF FLOOD AND DRAINAGE PENGARUH PASANG PADA PERILAKU BANJIR DAN DRAINASE
The influence of the tide in the river can be quite far away. The tidal pattern when moving, entering the river or channel will be retained and eventually shrink and disappear. This plug penetration coupled with initiated the salty sea water. Pengaruh pasang di dalam sungai bisa cukup jauh. Pola pasang itu ketika bergerak, masuk sungai atau saluran akan ditahan dan akhirnya mengecil dan hilang. Penetrasi pasang ini dibarengi dengan penggagasan air laut asin.
Large and scour away the saltwater tide depends mainly on the flow of the river. Besar dan jauhnya penggerusan pasang dan air asin terutama tergantung pada aliran sungai.
The grinding will always be greater in streams with low discharge streams that have higher debit. River morphology also have an influence. In some river bassinet initiated saltwater tidal and can still be seen up to 100- 200 km enter the mainland. Penggerusan tersebut akan selalu lebih besar pada sungai dengan aliran yang mempunyai debit rendah daripada yang debitnya tinggi. Morfologi sungai juga mempunyai pengaruh. Di beberapa sungai buaian pasang dan penggogosan air asin masih bisa dilihat sampai 100 - 200 km masuk ke daratan.
Diversity mounted on the flow of water at the beach can usually be predicted with fairly good confidence level, when used in a measurement program and the existing plug or thick. However, the forecasting will be more difficult for tidal rivers. Many computational methods available to calculate the water levels at different distances, which makes getting up the river, and for a variety of conditions. Keragaman pasang pada arus air di pantai biasanya bisa diramalkan dengan tingkat kepercayaan cukup baik, bila digunakan suatu program pengukuran dan atau tebal pasang yang ada. Namun peramalan tersebut akan lebih sukar untuk sungai-sungai pasang. Metode komputasi banyak tersedia untuk menghitung aras air pada jarak yang berlainan, yang masuk semakin ke hulu sungai, dan untuk berbagai kondisi luahnya.
THANK YOU FOR YOUR PARTICIPATION IN OUR CLASS