BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Manusia membutuhkan makanan untuk bertahan hidup sehingga gizi dan
vitamin dari makanan di serap oleh tubuh manusia dan di proses untuk kebutuhan berkembang dan tumbuh. Tidak hanya manusia dewasa saja yang membutuhkan makanan, bayi pun membutuhkan makanan yaitu air susu ibu, atau yang biasa di singkat dengan ASI. ASI adalah makanan ideal bagi bayi, menyediakan nutrisi lengkap dan penuh gizi, sangat dibutuhkan untuk perkembangan yang sempurna dan memberikan antibodi terhadap penyakit anak yang umum seperti diare dan pneumonia, dua penyakit utama penyebab kematian di Negara Indonesia. ASI mudah di cerna oleh lambung, sehingga tidak akan menimbulkan masalah pencernaan. Kandungan bakteria baik yang terdapat pada pada ASI atau yang biasa di kenal dengan kandungan probiotik ini akan membentuk mikroorganisme seperti bakteri dan fungi yang merupakan penghuni tetap dari bagian-bagian tubuh tertentu yang diistilahkan dengan mikroflora. Mikroflora ini akan membantu bayi dalam proses pencernaan. Sekarang ini banyak kegiatan yang dilakukan agar ibu memberikan ASI hingga bayi berumur dua tahun, yang biasa di sebut dengan ASI eksklusif. Kampanye ASI eksklusif ini adalah kampanye yang dilakukan untuk mengajak ibu memberikan ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur enam bulan. Setelah enam bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi, berumur dua tahun. Pemberian ASI eksklusif merupakan faktor penunjang kecerdasan bayi, alasan bayi tidak diberikan makanan lain adalah karena sistem pencernaan bayi yang belum sempurna, masalah kesehatan jangka panjang, dan masalah dalam mengkonsumsi ASI, bayi yang sudah terbiasa mengkonsumsi makanan sebelum 6 bulan usianya akan mudah kenyang dengan makanan sehingga menghilangkan kemauan bayi untuk meminum ASI.
1
Banyak faktor yang membuat kegiatan ASI eksklusif ini tidak berjalan dengan baik, padahal menurut standar kesehatan dunia WHO, bayi harus diberikan ASI dengan maksimal, sehingga pertumbuhan bayi pada usia 0-6 bulan tidak terhambat dan membuat bayi lebih sehat, tidak rentan terkena penyakit. Salah satu masalah yang banyak ditemui adalah ibu yang bekerja di kantor, tetapi pemerinta sudah mencoba memberikan keleluasaan pada ibu yang pada masa pemberian ASI eksklusif boleh membawa bayi ikut serta bekerja atau mengizinkannya memberi jam khusus untuk menyusui bayinya. Sehingga tidak adalagi alasan kepada ibu yang bekerja untuk tidak memberikan bayinya ASI eksklusif, lain halnya dengan ibu yang memang tidak bisa memberikan ASI karena masalah medis atau kesehatan, berikut diantaranya beberapa alasan mengapa ibu tidak boleh atau tidak bisa menyusi bayi mereka, ibu terjangkit penyakit HIV-AIDS karena jika hal ini terjadi secara langsung ibu akan menularkan virus tersebut kepada bayi. Ibu yang memiliki penyakit TBC aktif tanpa pengobatan, karena bisa menular juga pada bayi. Ibu yang menggunakan atau kecanduan narkoba, kandungan narkoba bisa merusak sel-sel saraf dan otak bayi yang mengakibatkan mereka tumbuh tidak normal. Ibu yang sedang melakukan pengobatan seperti kanker, pengobatan kanker menggunakan zat-zat yang bisa merusak sel jaringan tubuh manusia, sehingga bayi dalam kondisinya yang sangat rentan dan tidak memiliki kondisi tubuh yang stabil seperti orang dewasa akan terhambat pertumbuhannya jika mengkonsumsi ASI dari ibu yang sedang mengalami ini. Ibu yang sedang menjalani terapi radiasi, radiasi bisa membahayakan bagi sel pertumbuhan bayi sama halnya dengan pengobatan kanker. Dan ibu yang sedang kecanduan alkohol tentu tidak di perkenankan untuk menyusui bayi mereka. Solusi yang di temukan untuk sementara ini adalah dengan berbagi ASI. Ibu yang sehat dan memiliki ASI lebih, dapat menyumbangkan ASInya untuk di donorkan kepada bayi yang membutuhkan ASI dikarenakan faktor-faktor sebelumnya yang sudah dibahas. Menurut data yang di dapat dari Riskesdas yang dilakukan pada tahun 2010 presentasi pola menyusui bayi usia 0-5 bulan menurut kelompok umur, bayi pada kelompok usia 5 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif hanya sebesar 15,3% sehingga terhitung sangat rendah dikarenakan
2
banyak ibu yang tidak memberikan ASI dan tidak bisa memberikan ASI yang disebabkan oleh ganguan kesehatan atau ganguan medis. Belum banyak yang mengetahui tentang berbagi ASI ini, dan pengetahuan masyarakat sangatlah minim, hal ini dikarenakan sosialisasi terhadap kegiatan ini belum banyak dilakukan. Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan kampanye dan media informasi yang mampu memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang berbagi ASI, dan dapat disebarkan sebagai salah satu solusi jika ibu mengalami ganguan medis sehingga tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya. Serta mampu mengurangi jumlah bayi yang memiliki kelainanatau disabilitas di Indonesia. Maka peneliti tertarik untuk melakukan perancangan Tugas Akhir DKV ini dengan judul “Kampanye Berbagi ASI Untuk Ibu Yang Mengalami Masalah Kesehatan di Jakarta”.
1.2
Permasalahan
1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas maka ditarik beberapa permasalahan yang timbul, antara lain: 1.
Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kegiatan berbagi ASI.
2.
Masih ditemukannya bayi yang memiliki kelainan atau cacat di Indonesia yang disebabkan karena kurangnya konsumsi ASI.
3.
Belum adanya kampanye tentang berbagi ASI.
1.2.2 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah di atas dapat di rumuskan beberapa masalah dantaranya: 1.
Bagaimana perancangan kampanye yang tepat tentang kegiatan berbagi ASI?
2.
Bagaimana media yang efektif dalam merancang kampanye tentang kegiatan berbagi ASI?
3
1.3
Ruang Lingkup Masalah Agar pembahasan lebih terarah,maka penulis membatasi ruang lingkup
masalah pada penelitian ini, maka penulis hanya meneliti : 1.3.1 Apa Adanya program berbagi ASI yang belum banyak di ketahui oleh masyarakat luas. 1.3.2 Siapa Pemerintah dan masyarakat itu sendiri, pemerintah tidak menyediakan wadah untuk ibu dan susu ASI, begitu pula masyarakat yang menciptakan nilai negatif dari kegiatan berbagi ASI karena hal yang di dasari dari agama yang belum tentu benar keadaannya. 1.3.3 Kapan Pada awal bulan Januari 2015 mulai di angkatnya kembali tentang berbagi ASI tetapi masih kurangnya pengetahuan masyarakat sehingga menciptakan ketakutan untuk berpartisipasi dalam kegiatan berbagi ASI. 1.3.4 Dimana Di seluruh Indonesia, karena tidak adanya badan pemerintahan yang mengurus khusus tentang ASI, tetapi peneliti mempersempit daerah yang akan di teliti yaitu Jakarta. 1.3.5 Mengapa Karena ASI belum di rasa penting untuk dikonsentrasikan seperti di Negara lain, sehingga pemberian ASI ataupun kegiatan berbagi ASI belum menjadi hal penting yang perlu di angkat. 1.3.6
Bagaimana
Membuat kampanye yang dapat membantu masyarakat terutama ibu-ibu sebagai khalayak sasaran, agar informasi yang di dapat lengkap, dan ketakutan pada masyarakat terselesaikan. 1.4
Tujuan Perancangan Adapun tujuan dari perancangan ini dari keseluruhan rumusan masalah
adalah sebagai berikut:
4
1.
Membuat kampanye tentang kegiatan berbagi ASI
2.
Membuat media yang efektif dalam merancang kampanye tentang berbagi ASI
1.5
Metode Penelitian Proses penelitian ini melibatkan upaya-upaya penting seperti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dan data para partisipan (creswell, 2010:4) yang dalam hal ini adalah pengalaman para ibu yang memiliki masalah kesehatan atau medis yang tidak bisa menyusui bayi mereka dan tidak mengetahui sama sekali tentang kegiatan berbagi ASI, sehingga akan dilakukan pendekatan visual untuk memberikan informasi secara lengkap. 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data-data dilakukan dengan berbagai metode pengumpulan data antara lain sebagai berikut : 1. Studi Literatur Teknik pengumpulan data dengan melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berdekatan dengan topic di angkat. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengupulkan informasi dari kepustakaan yang berhubungan seperti buku, jurnal, majalah, dan hasil-hasil penelitian. Pada penelitian ini peneliti telah mencari jurnal yang telah ada pada tahun 2013 dimana seorang peneliti lainnya telah meneliti tentang pentingnya susu di kalangan remaja. 2. Wawancara Metode wawancara diberikan beberapa pertanyaan kepada beberapa narasumber diantaranya ahli kesehatan yaitu Dokter Agung Nugroho yang berpraktik di Telkom Menara Merah Putih Jakarta , anggota AIMI ketua divisi penelitian yaitu ibu Irma, dan Ustad Nuh Miqdad yang mengerti tentang hukum berbagi ASI di Agama Islam.
5
3. Observasi Proses yang dilakukan secara sistematis terencana, terarah, pada suatu tujuan dengan mengamati dan mencangkup fenomena satu atau sekelompok orang dalam kompleks kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan penelitian. Peneliti telah melakukan observasi ke daerah Jakarta Timur selama kurang lebih 45 hari, sebuah komplek perumahan dimana terdapat beberapa ibu-ibu yang sedang menyusui bayi mereka secara eksklusif, peneliti juga melakukan observasi langsung ke pondok pesantren Mutiara Bangsa yang berada di depok untuk mengetahui hukum-hukum dalam Agama Islam tentang berbagi ASI. 1.5.2 Analisis Data Analisis data yang dilakukan peneliti dalam merancang promosi terintegrasi ini menggunakan teori dan cara analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk memperoleh pandangan dasar mengenai strategi yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan tertentu, dalam hal ini pengkajian tentang upaya-upaya apa saja yang dapat dijadikan solusi alternatif dalam mengkampanyekan berbagi ASI kepada masyarakat luas yang membutuhkan info tentang kegiatan ini. Menurtu Rangkuti (2008:19), kinerja perusahaan ataupun organisasi dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).
6
1.6
Kerangka Perancangan
Bagan 1.1 Kerangka Perancangan Sumber : Data Penulis
7
1.7
Pembabakan
Tugas Akhir ini disusun dalam beberapa bab yang terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Pada
bab
ini
peneliti
menjelaskan
tentang
latar
belakang
masalah
kejadian/fenomena yang diangkat dan dijadikan topik tugas akhir dan mengarah pada permasalahan. Permasalahan meliputi identifikasi masalah, rumusan masalah, dan ruang lingkup masalah. Terdapat pula tujuan perancangan, cara pengumpulan dan analisis data, kerangka perancangan dan pembabakan. BAB II DASAR PEMIKIRAN Pada bab ini berisikan dasar teori-teori yang berhubungan dengan topik yang diangkat peneliti. Teori inilah yang akan dijadikan pijakan oleh peneliti dalam melakukan perancangan. Maka data yang dikumpulkan harus relevan dan terkait dengan permasalahan perancangan. BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH Pada bab ini berisikan data- data yang sudah didapat dan dikumpulkan peneliti melalui wawancara, observasi, kuisiner dan studi pustaka, serta menjelaskan analisis terhadap masalah yang diangkat guna perancangan tugas akhir. Analisis tersebut dapat menggunakan cara seperti AISAS. BAB IV KONSEP & HASIL PERANCANGAN Pada bab ini berisikan penjelasan konsep perancangan meliputi ide besar, pendekatan, media, dan visual guna memperoleh hasil perancangan yang baik dan tepat. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dan pada waktu sidang.
8