BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
BANJIR JAKARTA HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH DJOKO SURYANTO
1
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
2
Tentang Penulis
Djoko Suryanto, lahir di Bojonegoro pada tanggal 22 Desember 1953. Pendidikan sampai STM dilakukan di Bojonegoro,Setelah lulus bekerja di Proyek Irigasi Cisadane tahun 1972 , pada tahun 1982 tugas belajar melanjutkan studi di jurusan teknik sipil Lembaga Politeknik Pekerjaan Umum Institut Teknologi Bandung ,yang diselesaikan pada tahun 1985, kemudian tugas belajar di University of Roorkee India dan gelar S-2 Master of Engineering Ground Water Hydrology. Pada tahun 1990. Bekerja di Departemen Pekerjaan Umum dari Tahun 1973 pada Proyek Irigasi Cisadane sampai tahun 2000 , kemudian pada tahun 2001 pindah di Provinsi Banten Pada Dinas Pekerjaan Umum sampai Tahun 2009 dan terakhir bekerja di Kota Tangerang Selatan sebagai Kepala Dinas Tata Kota sampai Tahun 2012, kemudian Pensiun pada tanggal 1 Januari 2013. Aktivitas sekarang mencoba untuk menulis tentang masalah Banjir yang terjadi di Jakarta dan Indonesia pada umumnya, karena ilmu Hidrologi itu yang saya bidangi serta pengalaman bekerja selama 36 tahun di bidang pengairan atau Sumber Daya Air.
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta kurniannya kepada kami sehingga kami bisa menulis dan mendapatkan pencerahaannya dalam memberikan solusi tentang banjir di Jakarta dan di Indonesia pada umumnya Tulisan saya ini bermaksud untuk membuat evaluasi terjadinya banjir di Jakarta, dan sebetulnya sudah ada kajian sebelumnya dan sangat betul kajian tersebut secara ke ilmuan di bidang hidrologi dan penulispun sependapat dengan kajian tersebut, tapi penulis baru membaca di Bulan Maret tahun 2014, penulis tidak pernah tahu adanya kajian tersebut, jika dilihat dari yang memberi komentar di internet kajian tersebut dibuat sekitar tahun 2009, dan dari hasil kajian tersebut belum seluruhnya ter realisasi ini yang membuat penulis agak tertarik untuk menulis dan mendukung kajian tersebut segera dilaksanakan, dan ini memerlukan kebijakan nasional yang bisa merealisasikan karena banjir adalah menyangkut suatu wllayah DAS yang sangat panjang dan luas ,dipastikan melalui beberapa provinsi. Dan penulis masih perlu memberikan informasi ke seluruh masyarakat Indonesia karena ini suatu amanat keimanan saya dan keilmuan saya yang perlu disampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mayoritas ber agama islam yaitu tentang proses terjadinya hujan yang telah difirmankan oleh Allah SWT, bahwa hujan itu adalah rahmat bagi seluruh makhluk di bumi,begitu
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
3
juga penulis ingin menyampaikan kepada yang membuat kebijakan di Indonesia Pengendalian Banjir hendaklah dilakukan dengan konsep sesuai dengan maksud dan tujuan diturunkannya hujan tersebut. tulisan ini intinya membuat evauasi kejadian banjir dan solusinya, tentunya saya harus menyertakan data data : tulisan berita ; peta peta dan hasil kajian , hal tersebut saya ambil dari hasil presentasi seseorang maupun tulisan seseorang kesemuannya dari internet. Sudah banyak kajian kajian banjir yang dilakukan tetapi hasil kajian tersebut khusus menangani bagaimana membuat limpasan air dari sungai tersebut bisa terbuang ke laut secepatnya tanpa harus menggenangi daratan disekitar sungai, padahal kalau memahami bahwa hujan itu rahmat Allah dan maksud serta tujuannya untuk sumber sumber air di bumi dan berfungsi sebagai sumber kehidupan seluruh makhluk di bumi, maka pengendalian banjir seperti itu sangat bertentangan dengan maksud dan tujuan di turunkannya hujan di daratan bumi ini. Diharapkan buku ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang bagaimana mengelola air hujan yang turun untuk dimanfaatkan seluruh makhluk di bumi pada waktu musim kemarau. Buku ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan buku ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Tangerang April, 2014
Penulis
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
Daftar Isi
PENGANTAR…. MAKSUD DAN TUJUAN DITURUNKANNYA HUJAN SIKLUS HIDROLOGI IKLIM DI INDONESIA PENYEBAB BANJIR JAKARTA INFORMASI PERUBAHAN NORMAL CURAH HUJAN BERKURANGNYA HUTAN LINDUNG DI KAWASAN DAS BERKURANGNYA RUANG TERBUKA HIJAU DI DKI MENINGKATNYA DEBIT BANJIR DISUNGAI DAN MELUASNYA GENANGAN DI DKI PENYELESAIAN MASALAH BANJIR TIDAK MENYENTUH PENYEBABNYA SOLUSI JAKARTA BEBAS BANJIR
4
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
5
MAKSUD DAN TUJUAN DITURUNKANNYA HUJAN Penyebab banjir adalah hujan, anggapan ini sudah umum dipahami oleh seluruh masyarakat indonesia bahkan dikota kota besar yang sering dilanda banjir dikatakan hujan adalah musibah , padahal hujan itu rahmat. Hujan salah satu penyebab banjir karena selama ini belum memahami siklus hidrologi yang telah difirmankan Allah tersebut sehingga pengendalian banjir selama ini sangat bertentangan dengan firman Allah SWT, tentang maksud dan tujuan diturunkannya hujan. Maksud di turunkannya hujan adalah Rahmat Allah untuk seluruh makhluk di alam semesta ini sebagai sumber kehidupan dan bertujuan untuk memberikan keyakinan , keimanan ; peringatan bagi umatnya untuk di maknahi sebagai hikmah bagi umat yang bertaqwa kepada Allah SWT. Tujuan diturunkannya hujan adalah rencana Allah SWT yang Maha Agung dan lagi bijaksana serta maha kasih sayangnya kepada seluruh makhluk di alam semesta ini , sehingga rencana penciptaan hujan tersebut telah ditulis di Lauhul Mahfuzh , 50. 000 tahun sebelum penciptaan Langit dan Bumi dan telah ditakdirkan oleh Allah SWT termasuk kejadian apa saja yang terjadi di muka bumi ini . Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
َة ه ٍَ أَ ْنفَ َصَُ ٍةٛض تِخَ ًْ ِض َ َُ ْخهٚ ٌْ َك لَث َْم أ َ ْت َٔاألَس َ َّللاُ َيمَا ِد َ َكح ِ ك ان هض ًَ َٕا ِ ِش ْانخَ الَئٚ “Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” Beliau shallallahu „alaihi wa sallam juga bersabda,
ك ه ُش ُكمِّ َش ْٗ ٍء َدحهٗ جَمُٕ َو انضها َعةٚ َ َإِ هٌ أَ هٔ َل َيا خَ ه َ ال ا ْكحُةْ َيمَا ِد َ َال َسبِّ َٔ َيا َرا أَ ْكحُةُ ل َ َ ل. ْال نَُّ ا ْكحُة َ ََّللاُ ْانمَهَ َى فَم “Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah qolam. Lalu Allah firmankan padanya, „Tulislah‟. Qolam mengatakan, “Apa yang akan aku tulis?‟ Allah berfirman, ‟Tulislah berbagai takdir dari segala sesuatu yang akan terjadi hingga hari kiamat‟. ” Begitu pentingnya rencana hujan itu diturunkan karena hujan berfungsi sebagai sumber kehidupan seluruh makhluk di alam semesta ini, sebagai pendukung misi dari Allah SWT yang akan menciptakan langit dan bumi ini sehingga turunnya hujan termasuk kunci ilmu ghoib dan hanya Allah SWT yang mengetahui kapan turunnya. Allah Ta‟ala berfirman,
إِ هٌ ه َ ُُٛ َِّز ُل ْان َغَٚٔ َّللاَ ِع ُْ َذُِ ِع ْه ُى انضها َع ِة ٘ ِّ َ األسْ َد ِاو َٔ َيا جَ ْذ ِس٘ ََ ْفشٌ َيا َرا جَ ْك ِضةُ َغذًا َٔ َيا جَ ْذ ِس٘ ََ ْفشٌ تِأَِٙ ْعهَ ُى َيا فَٚٔ ْث ٕت إِ هٌ ه ُ ًُ َض ج ٌشِٛ ٌى َخثَِّٛللاَ َعه ٍ ْأَس “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
6
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Luqman 34 ٕت إِ هٌ ه إِ هٌ ه ُ ًُ َض ج َ َُُٛ ِّز ُل انْ َغَٚٔ َّللاَ ِع ُْ َذُِ ِع ْه ُى انضها َع ِة ٌىَِّٛللاَ َعه ِّ َ ْاألَسْ َد ِاو َٔ َيا جَ ْذ ِس٘ ََ ْفشٌ َيا َرا جَ ْك ِضةُ َغذًا َٔ َيا جَ ْذ ِس٘ ََ ْفشٌ تِأَِٙ ْعهَ ُى َيا فَٚٔ ْث ٍ ْ٘ أَس 43( ٌشِٛ)خَ ث Pada ayat ini Allah SWT menerangkan lima perkara gaib yang hanya Allah sendirilah yang mengetahui perkara itu yaitu: 1. Hanya Allah sajalah yang mengetahui kapan datangnya Hari Kiamat, tidak seorangpun yang mengetahui selain Dia, kendatipun malaikat, sedang malaikat itu adalah makhluk yang paling dekat dengan-Nya, dan tidak pula diketahui oleh para Nabi yang diutus. Allah SWT berfirman: ْٕ ٓا نٕلحٓا إالٛجهٚ ال Artinya: Tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. (Q.S. Al A'raf: 187) 2. Allah sendirilah yang menurunkan hujan, Dialah yang menetapkan kapan, di mana dan berapa banyak yang akan dicurahkan-Nya, maka ketetapan-Nya itu tidak seorangpun yang dapat mengetahuinya. Para ahli astronomi dan ahli meteorologi (ilmu cuaca), dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan, dan kapan serta di mana hujan akan turun, berdasarkan ilmu hisab dan tanda-tanda. Akan tetapi itu adalah perhitungan dan perkiraan manusia yang tidak mengakibatkan pengertian yang meyakinkan, hanyalah bersifat ramalan, mereka tidak dapat memastikan. 3. Hanya Allah saja yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang ada dalam suatu kandungan, apakah cacat atau sempurna, dan kapan ia akan dilahirkan. 4. Hanya Dia pula yang mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakan oleh seseorang esok harinya. Sekalipun manusia dapat merencanakan apa yang akan dikerjakannya itu, namun semuanya itu hanyalah bersifat rencana saja. Jika Allah menghendaki terlaksananya, terlaksanalah dia, dalam pada itu tidak sukar bagi Allah untuk menghalangi terlaksananya. 5. Seseorang tidak mengetahui di mana ia akan meninggal dunia nanti. Apakah di daratan atau di lautan ataupun di udara, apakah di negeri ini, atau di negeri itu. Hanya Allah saja yang dapat mengetahuinya dengan pasti. Begitulah rencana Allah SWT dengan turunnya hujan di bumi ini, sedangkan proses terjadinya hujan juga Allah terangkan dalam Al Qur’an surat Ar-Ruum Ayat 48 seperti dibawah ini: “Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpalgumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira” Firman Allah tersebut adalah proses siklus Hidrologi , yaitu ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredarannya dan sifat –sifatnya yang berhubungan dengan lingkungannya terutama dengan makhluk hidup. Jumlah air di bumi ini 97 % adalah air asin yang berada di lautan dan 3 % adalah air tawar, dari 3 % tersebut 30 % air dalam tanah dan 70 % ada di gunung es dan glacier, hanya 0,3 % air tawar yang ada di permukaan yang bisa di manfaatkan oleh manusia dan makhluk lainnya beserta lingkungannya.
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
7
KETERSEDIAAN AIR Distribusi air di Bumi Sembilan puluh tujuh % dari tatal air di Bumi berada di laut berupa air asin sekitar 1400 x 1015 m3 Air tawar di Bumi 3 % yang meliputi : Lokasi
Ketersediaan air %
Salju, es, dan gletser Air tanah/jenuh Danau Butir –butit tanah Awan,kabut,embun,hujan Sungai
75.00 24.00 0.30 0.065 0.035 0.030
Total Luas tanah Total Luas laut Precipitasi didaratan Evaporasi dari daratan Precipitasi di wilayah laut Evaporasi dari lautan
: 136 x 106 km2 : 374 x 106 km2 : 750 mm/Tahun : 545 mm/Tahun : 870 mm/Tahun : 940 mm/Tahun
Applied hydrology by mutreja
Dari sumber data Applied Hydrology oleh Mutreja air tawar yang bisa di manfaatkan oleh manusia hanya 0.3 % dari 3 % itupun kalau proses siklus hidrologi itu tetap ada, karena hanya Allah yang tahu bahwa hujan itu akan terjadi atau turun ke bumi, jika siklus hidrologi itu tidak terjadi di Indonesia maka cadangan air tawar di daratan Indonesia tidak pernah ada, karena yang menentukan turunnya hujan baik intensitas hujan; tempat dan waktunya hanya Allah SWT yang menentukan seperti telah difirmankan sebagai berikut; Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudahmudahan kamu mengambil pelajaran. / Q.S Al A`raaf : 57 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 57 58 ْ َ َذْ٘ َسدْ ًَحِ ِّ َدحهٗ إِ َرا أَلَههٚ ٍَْٛ ََا َح تُ ْششً ا تُٚشْ ِص ُم ان ِّشٚ َْ٘ٔ َُٕ انه ِز ت ٍ ِّٛث َص َذاتًا ثِمَ ًاال ُص ْمَُاُِ نِثَهَ ٍذ َي ِ ث فَأ َ َْ َز ْنَُا تِ ِّ ْان ًَا َء فَأ َ ْخ َشجْ َُا تِ ِّ ِي ٍْ ُكمِّ انث ه ًَ َشا َ َ ْخ ُش ُج ََثَاجُُّ تِئ ِ ْر ٌِ َستِّ ِّ َٔانه ِز٘ َخثٚ ُِّةٛ) َٔ ْانثَهَ ُذ انطه75( ٌَُٔك َُ ْخ ِش ُج ْان ًَْٕ جَٗ نَ َعهه ُك ْى جَ َز هكش ت نِمَْٕ ٍو َ َِك َزن َ َُ ََ ْخ ُش ُج إِ هال ََ ِكذًا َك َزنِكٚ ُث َال ِ َاٜٚصشِّ فُ ْا )75( ٌََُٔ ْش ُكشٚ Dengan kedua ayat ini Allah menegaskan bahwa salah satu karunia besar yang dilimpahkan-Nya kepada hamba-Nya ialah menggerakkan angin sebagai tanda bagi kedatangan nikmat-Nya yaitu angin yang membawa awan tebal yang dihalaunya ke negeri yang kering yang telah rusak tanamannya karena ketiadaan air, kering sumurnya karena tak ada hujan dan penduduknya menderita karena haus dan lapar. Lalu Dia menurunkan di negeri itu hujan yang lebat sehingga negeri yang hampir mati itu menjadi subur kembali dan sumur-sumurnya penuh berisi air dengan demikian hiduplah penduduknya dengan serba kecukupan dari hasil tanaman-tanaman itu yang berlimpah-ruah. Memang tidak semua negeri yang mendapat limpahan rahmat itu, tetapi ada pula beberapa tempat di muka bumi yang tidak dicurahi hujan yang banyak, bahkan ada pula beberapa daerah dicurahi hujan tetapi tanah di daerah itu hilang sia-sia tidak ada manfaatnya sedikit pun.Firman berikutnya
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
8
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagianbagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah- celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalangumpalan awan seperti) gunung- gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. / Q.S An Nuur : 43 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nuur 43 ْ َ ه ُ ُ ُ ِّ ْ ْ ِّ َ َ ْ ْ َ ْ ْ َ ه ُف َ َ َ ْج ْ ه ُةُٛص َ َ َعهُّ ُسكا ًيا فح َشٖ ان َٕدٚ ُُّ ث هىَُٛؤَ ن تٚ َص َذاتًا ث هىُٙز ِجٚ َأَنَ ْى ج ََش أٌ َّللا ِ َٛٓا ِيٍ تَ َش ٍد فُُِٛز ُل ِيٍَ انض ًَا ِء ِيٍ ِجثَا ٍل فَٚٔ ِّ َِخ ُش ُج ِيٍ ِخالنٚ ق َ ْ ْ )34( اس َُزَْةٚ ِّ ِتَشْ ل َصَُا َ َكا ُدٚ َشَا ُءٚ ٍْ َي ٍَْ ع َُُّصْ ِشفَٚٔ َشَا ُءٚ ٍْ َي ِّ ِت َ تِاأل ْت ِ ص Pada ayat ini Allah mengarahkan pula perhatian Nabi saw dan manusia agar merenungkan bagaimana Dia menghalau awan dengan kekuasaan Nya dari suatu tempat ke tempat yang lain kemudian mengumpulkan awan-awan yang berarak itu pada suatu daerah, sehingga terjadilah tumpukan awan yang berat berwarna hitam, seakan-akan awan itu gunung-gunung besar yang berjalan di angkasa. Dengan demikian turunlah hujan lebat di daerah itu dun kadang-kadang hujan itu bercampur dengan es. Bagi kita di bumi ini jarang sekali melihat awan tebal yang berarak seperti gunung-gunung, tetapi bila kita naik kapal udara akan terlihatlah di bawah awan-awan yang bergerak pelan-pelan itu memang seperti gunung-gunung yang menjulang di sana sini dan bila awan itu menurunkan hujan nampak pula dengan jelas sebagaimana air itu turun ke bumi. Dengan hujun lebat itu kadang-kadang manusia di bumi mendapat rahmat dan keuntungan yang besar, karena sawah dan ladang yang sudah kering akibat musim kemarau, menjadi subur kembali dun tumbuhlah berbagai macam tanaman dengan suburnya sehingga manusia dapat memetik hasilnya dengan senang dan gembira. Tetapi ada pula hujan yang lebat dan terus menerus turunnya dan menyebabkan terjadinya banjir di mana-mana sehingga terendamlah sawah ladang itu bahkan terendamlah suatu kampung seluruhnya, maka hujan lebat itu menjadi malapetaka bagi orang yang ditimpanya bukan sebagai rahmat yang menguntungkan. Semua itu terjadi adalah menurut iradah dan kehendak Nya, dan sampai sekarang belum ada suatu ilmupun yang dapat mengatur perkisaran angin dan perjalanan awan sehingga tidak akan terjadi banjir dan malapetaka itu. Di mana-mana terjadi topan dan hujan lebat yang membahayakan tetapi para ahli ilmu pengetahuan tetap mengangkat bahu karena tidak dapat mengatasinya. Semua ini menunjukkan kekuasaan Allah, ditimpakan rahmat dan nikmat kepada siapa yang dikehendaki Nya, dan ditimpakan Nya musibah dan malapetaka kepada siapa yang dikehendaki Nya. Di antara keanehan alam yang dapat dilihat manusia ialah terjadinya kilat yang sambung-bersambung di waktu langit mendung dan dekat dengan turunnya hujan, kejadiannya guruh dan petir yang dahsyat dan bergemuruh. Meskipun ahli ilmu pengetahuan dapat menganalisa sebab musababnya kejadian itu, tetapi mereka tidak dapat menguasai dan mengendalikannya. Bukankah ini suatu bukti pula bagi kekuasaan Allah. Dari jumlah air di bumi yang 97 % adalah air asin yang ber ada di lautan maka diciptakan oleh Allah siklus hidrologi melalui firmannya dengan surat Ar-Ruum Ayat 48 tersebut di atas, untuk menjadi air tawar sebagai sumber-sumber air di bumi yang bersih, menjadi minuman dan banyak manfaatnya untuk kebutuhan seluruh makhluk di alam semesta ini, dan secara rinci tahapannya sebagai berikut: SIKLUS HIDROLOGI Tahap Pertama : “ Allah, dialah yang mengirimkan angin…..”
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
9
Gelembung-gelembung udara yang tidak terhitung jumlahnya dibentuk oleh buih-buih di lautan yang secara terus-menerus pecah dan mengakibatkan partikel-partikel air tersembur ke udara menuju ke langit. Partikel-partikel ini yang kaya akan garam– kemudian terbawa angin dan bergeser ke atas menuju atmosfer. Partikel-partikel ini (disebut aerosol) membentuk awan dengan mengumpulkan uap air. Tahap Kedua : “…..lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakinya, dan menjadi bergumpal-gumpal…..” Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekitar kristal-kristal garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena tetesan-tetesan air di sini sangat kecil (dengan diameter antara 0,01-0,02 mm), awan mengapung di udara dan menyebar di angkasa. Sehingga langit tertutup oleh awan. Tahap Ketiga : “….lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun.” Partikel-partikel air yang mengelilingi kristal-kristal garam dan partikel-partikel debu mengental dan membentuk tetesan-tetesan hujan. Sehingga, tetesan-tetesan tersebut, yang menjadi lebih berat dari udara, meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan. Setiap tahap dalam pembentukan hujan disampaikan dalam Al-Qur’an. Terlebih lagi, tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam runtutan yang benar. Seperti halnya fenomena alam lain di dunia, lagi-lagi Al-Qur’an lah yang memberikan informasi yang paling tepat tentang fenomena ini, selain itu, AlQur’an telah memberitahukan fakta-fakta ini kepada manusia berabad-abad sebelum sains sanggup mengungkapnya. Secara ilmiah melalaui penelitian dan pengamatan ilmu hidrologi juga melewati 3 (tiga ) Tahapan ,Sama seperti proses yang telah di firmankan oleh Allah S.W. T. 1400 tahun yang lalu, Siklus Hidrologi: adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
10
SIKLUS HIDROLOGI Seperti firman Allah ” (Al Qur”an, surat 30; ayat 48)
Mempelajari satu ilmu hidrologi begitu menabjubkan ke jadiannya yang sangat rumit dan tidak akan mampu di lakukan oleh manusia manapun karena ilmu hidrologi tersebut adalah salah satu ilmu yang diciptakan oleh Allah termasuk dari lima perkara gaib yang hanya Allah sendirilah yang mengetahui perkara itu. Maka oleh karena itu jangan menganggap hujan itu musibah, karena kenyataan dan fakta bahwa hujan itu adalah benar-benar rahmat karena sebagai manusia kita membutuhkan air tawar tersebut sebagai air minum yang sangat diperlukan karena dalam tubuh manusia terkandung 70 % air, dan marilah kita syukuri jika hujan itu turun di daerah kita, inipun di ingatkan oleh Allah SWT dengan firmannya : ,”Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak bersyukur.” ( Q.S. Al Waaqi’ah : 68-70 ) Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Waaqi'ah 68 70 ح ( ج68) ح ح (69) ( ج70) Dalam ayat-ayat ini, kembali Allah SWT mengungkapkan salah satu dari pada nikmat Nya yang agung, untuk direnungkan dan dipikirkan oleh manusia apakah mereka mengetahui tentang fungsi air yang mereka minum. Apakah mereka yang menurunkan air itu dari langit yaitu air hujan ataukah Allah SWT yang menurunkannya. Air hujan itu manakala direnungkan oleh manusia, tahulah mereka bahwa ia berasal dari uap air yang terkena panas matahari. Setelah menjadi awan dan kemudian menjadi mendung yang sangat hitam bergumpal-gumpal, maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin seperti
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
11
air laut. Air tawar tersebut menyegarkan badan serta menghilangkan haus. Bila tak ada hujan, pasti tak ada sungai yang mengalir, tak akan ada mata air dan berapa meter pun dalamnya orang menggali sumur, niscaya tak akan keluar airnya. Dan bila tak ada air, rumputpun tidak akan tumbuh, apalagi tanaman yang ditanam orang. Apabila tidak ada hujan, pasti tidak ada air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Kalau tanaman dan tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh, maka binatang ternakpun tak ada. Tak akan ada ayam, tak akan ada kerbau dan sapi, tak akan ada kambing dan domba. Sebab hidup memerlukan makan dan minum. Kalau tak ada yang dimakan, dan tak ada yang diminum, bagaimana bisa hidup? Dan kalau tak ada tanaman dan tumbuh-tumbuhan, dan tak ada air tawar untuk diminum, bagaimana manusia bisa hidup? Apakah mesti makan tanah? Dan apakah yang akan diminum? Kalau ada air, jika air tersebut dijadikan Tuhan asin rasanya, pasti tidak bisa menghilangkan haus dan tak dapat dipergunakan untuk menyiram atau mengairi tanaman. Dan siapakah yang menurunkan hujan tersebut? Bukankah hanya Allah SWT saja yang dapat menurunkan hujan sehingga mengalir dan sumur dapat mengeluarkan air? Mengapakah manusia tidak bersyukur kepada Allah? Padahal Dialah yang menurunkan hujan yang demikian banyak manfaatnya sebagaimana firman-Nya: ه ل س ه ش ب ه يه شج بث ج س ي رع ه ح خ يل ألع ب كل ث ت إ ي ذ ك آل ة ق ح ف Artinya: Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S. An Nahl: 10, 11) Oleh sebab itu dari siklus hydrology tersebut , maka air hujan harus dimanfaatkan sebanyak mungkin untuk kebutuhan semua makhluk hidup. yang berada di bumi, sesuai dengan firman Allah Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya ( Q.S.Qaaf ; 9) Marilah kita dari sekarang memulai mengelola air hujan dengan betul dan sesuai tujuan dari pada misi Allah tersebut yang telah di firmankan melalui kitabnya Al Qur’an , karena air hujan adalah salah satu dari pada nikmat Nya yang agung dan tidak seperti yang kita saksikan selama ini di Indonesia yang dilakukan dalam pengendalian banjir adalah membuang atau mengalirkan limpasan air hujan tersebut secepatnya ke laut dengan cara normalisasi sungai dan lain sebagainya, dengan prinsip secepatnya air terbuang kelaut, bahkan akhir-akhir ini dengan cara yang sangat spektakuler membuat beberapa awan di taburkan pupuk orea supaya awan tersebut secepatnya jatuh kelaut dengan cara menggiring awan itu terlebih dahulu, ini sangat bertentangan dengan proses siklus hidrologi. Kondisi seperti ini harus segera di kembalikan ke filosofi siklus hidrologi yaitu air hujan bertujuan untuk menciptakan sumber – sumber air di bumi seperti telah di firmankan oleh Allah SWT, berikut ini : Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanamantanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuningkuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,:21).
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
12
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Az Zumar 21 ج ل س ي ي س ه ألر ه خح ف رع ه خ ي ف ح ج ه إ ي ذك ك أل ي أل ب ب (21) Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan manusia memikirkan salah satu dari suatu proses kejadian di alam ini. yaitu proses turunnya hujan dan tumbuhnya tanam-tanaman di permukaan bumi ini. Kalau diperhatikan seakan-akan kejadian itu merupakan suatu siklus yang dimulai pada suatu titik-titik dalam suatu lingkaran, dimulai dari adanya sesuatu, kemudian berkembang menjadi besar, kemudian tua, kemudian meninggal atau tiada. kemudian mulai pula suatu kejadian yang baru lagi dan begitulah seterusnya sampai kepada suatu masa yang ditentukan Allah, yaitu masa berakhirnya kejadian alam ini. Contohnya ialah air hujan yang turun dari langit menyirami permukaan bumi, sehingga bumi yang semulanya tandus dan kering, menjadi basah dan berair. Air hujan itu sebagian disimpan di dalam bumi dengan adanya akar pohon-pohonan yang ada di hutan-hutan kemudian meresap ke dalam bumi, merupakan persediaan air bagi manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan makhluk Tuhan yang lain di masa musim kemarau nanti. Pada bumi yang gundul dan tandus, sebahagian besar dari air hujan itu tidak dapat ditahan oleh bumi. Air itu langsung mengalir ke laut yang kadang-kadang berupa banjir besar yang menjadi malapetaka bagi manusia. Adakalanya air itu langsung dimanfaatkan oleh manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan, sejak dari benih kemudian menjadi besar, berbunga yang beraneka warna, berbuah, kemudian mati, untuk tumbuh lagi. Buahnya bermanfaat bagi manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Ada yang dimakan, ada pula yang diolah untuk keperluan-keperluan lain. Daun tumbuh-tumbuhan yang gugur kemudian menjadi hancur bersama tanah dapat menjadi pupuk bagi bagi tanam-tanaman yang lain. Demikianlah, dari turunnya hujan, tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan berkembang-biaknya binatang ternak dan sebagainya, manusia memperoleh nikmat yang tiada taranya, sejak dari nikmat berupa makanan dan minuman, juga nikmat yang berupa perasaan, seperti perasaan senang dan gembira melihat pemandangan yang indah di pegunungan yang diliputi oleh pohon-pohonan, perasaan senang melihat bunga yang sedang mekar, air yang mengalir di sungai, bunyi burung yang merdu diselingi dengan bunyi tetesan air yang jatuh dari atas tebing batu, binatang ternak yang makan di padang rumput yang sedang menghijau. Jika dilihat proses air yang mengalir ke laut, maka air itu menguap oleh terik panas matahari, kemudian menjadi awan yang bergumpal, dihalau kembali oleh angin ke suatu tempat sehingga menurunkan hujan. Proses kejadian yang demikian itu menjadi bahan renungan bagi orang yang mau menggunakan pikirannya. Tentu ada Zat Yang Maha Kuasa Yang mengatur semuanya itu, sehingga segala sesuatu terjadi dengan teratur dan rapi. Tidak mungkin manusia yang melakukannya. Yang melakukan semua itu tentulah zat Yang berhak disembah dan ditaati segala perintah-Nya. IKLIM DI INDONESIA Indonesia secara geografi berada di antara benua Asia dan Australia menjadi tempat perlintasan arah angin yang berganti arah setiap 6 bulan sekali, sehingga Indonesia mengalami pergantian musim hujan dan musim kemarau. Karena itu Indonesia dipengaruhi Iklim musim.
Iklim musim ditandai dengan pergantian musim setiap 6 bulan sekali yaitu musim hujan dan kemarau, musim kemarau atau musim kering terjadi antara bulan April sampai dengan bulan September dengan ciri – ciri curah hujan lebih kecil dari 60 mm per bulan, sedangkan musim hujan atau musim basah di tandai dengan meningkatnya curah hujan di suatu daerah di banding biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap, musim hujan terjadi antara bulan oktober sampai dengan bulan maret.
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
13
Memperhatikan kondisi musim di Indonesia, pada waktu musim kemarau berarti ada sekitar 6 bulan atau lebih hampir tidak ada hujan yang turun di Indonesia sedangkan kebutuhan akan air tawar tetap berlanjut seperti biasa ,dari mana suplai air tawar pada waktu kemarau itu kita dapatkan ,sedangkan hujan sudah tidak turun secara signifikan untuk di manfaatkan, jadi saat kemarau itulah aliran bawah tanah yang pada musim hujan diserap oleh tanah maupun hutan di daerah aliran sungai atau DAS memulai perannya sebagai pemasok aliran air di sungai maupun di situ – situ dan di danau danau, tetapi kalau daerah aliran sungai tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau . Anggapan bahwa air merupakan sumber daya alam yang tak terbatas dan senantiasa dapat diperbaruhi, melalui proses siklus hidrologi yang terus menerus berlangsung secara dinamis, sekarang ini terpatahkan dengan apa yang sedang kita rasakan dalam beberapa decade terakhir ini. Sering terjadinya banjir dan kekeringan yang disertai bencana yang terkait dengan perilaku sumber daya air ini seakan menyentakkan kita bahwa proses siklus hidrologi ini telah terganggu Meningkatnya jumlah penduduk dunia, disertai peningkatan kegiatan pembangunan telah merubah kondisi dan perilaku alam, khususnya sumber daya air dan lingkungannya. Perubahan iklim,baik global maupun local, saat ini tidak dapat dipungkiri sedang terjadi dan diyakini akan terus berlangsung. Menyadari bahwa, air yang merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan kehidupan,pembangunan dan lingkungan, kini sudah merupakan sumber daya yang terbatas dan rentan sesuai dengan ruang dan waktu.
Tantangan ini sudah harus dijawab dengan tekad kita untuk mengelola sumber daya air kita secara menyeluruh dan berkelanjutan, agar dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. PENYEBAB BANJIR JAKARTA Difinisi Banjir adalah : pertistiwa tergenangnya daratan karena volume air yang meningkat. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi dan terus menerus. Banjir merupakan suatu fenomena alam yang biasa terjadi karena luapan sungai-sungai,waduk, danau, laut atau badan air lain dan menggenangi dataran rendah atau cekungan yang biasanya tidak terendam air. Banjir juga dapat terjadi bukan karena luapan badan air tetapi air hujan yang terperangkap dalam suatu cekungan yang menjadi genangan. Penyebab banjir antara lain: 1. curah hujan yang tinggi 2. semakin luasnya hutan yang gundul 3. kurangnya daya resap air ke dalam pori-pori tanah 4. pembuangan sampah di sungai 5. sistem drainase yang kurang baik 6. jebolnya waduk atau tanggul, dan lain sebagainya Penyebab banjir yang penulis sampaikan di atas adalah hasil dari para pakar banjir yang umumnya selalu didiskusikan dan fakta lapangan yang dilihat, dan itu semua juga benar adanya tapi ada yang
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
14
lebih dalam secara filosofi bagaimana hujan itu diturunkan dan apa maksud dan tujuan diturunkannya hujan tersebut dan sudah penulis bahas di awal tulisan ini. Padahal diantara penyebab banjir tersebut yang paling utama penyebabnya yang selama ini terjadi di Indonesia adalah berkurangnya resapan air di daerah aliran sungai atau DAS dan di wilayah perkotaan, dengan satu alasan karena curah hujan yang turun relative hampir sama selama 40 tahun terakhir ini , sebagai contoh nyata dan fakta dengan data – data yang akan saya sajikan di bawah ini yaitu banjir yang terjadi di wilayah Jakarta. Sebagai ilustrasi kami berikan contoh kasus seperti seorang dokter mendapatkan seorang pasien yang sedang sakit panas, oleh dokter pasien tersebut di diagnose terlebih dulu dan dicari akibat utama yang menimbulkan panas si pasien tersebut, dan ternyata panasnya akibat infeksi kesimpulan dokter berarti infeksi tersebut penyebab panas lalu diberikan obat untuk menyembuhkan infeksi tersebut, dan juga diberikan obat untuk menurunkan panas, dan juga obat lainnya . yang pasti sudah ditemukan penyebab utama panas adalah infeksi. Begitu juga dengan permasalahan dengan banjir dijakarta, penyebab utamanya adalah berkurangnya tanah resapan di daerah catchment area atau daerah aliran sungai atau DAS dan tanah resapan di wilayah DKI akibat aktivitas pembangunan infrastruktur seperti jalan dan perumahan dan lain sebagainya tanpa mengindahkan lingkungan atau daerah resapan air, indicator ini bisa kita buktikan dengan data – data; peta ; dan liputan berita yang saya ambil dari beberapa hasil presentasi maupun tulisan yang ada di internet. Hasil dari diagnose atau analisa permasalahan banjir di Jakarta selama hampir 40 tahun terakhir ini, atau sampai tahun 2014 adalah : 1. Data curah hujan bulanan maupun tahunan selama 40 tahun terakhir hampir sama tidak ada secara extrim curah hujan meningkat /data di sajikan dalam data indicator no 1. 2. Penggunaan lahan di kawasan daerah aliran sungai atau DAS meningkat dan di wilayah DKI , data disajikan dalam data indicator no 2. 3. Dari indicator bahwa data curah hujan selama 40 tahun terakhir ini masih sama, berarti koeffesion run off berubah dan run off meningkat karena curah hujan relative sama yang berubah run offnya ini terbukti dari data debit banjir yang setiap tahun meningkat, dan luas genangan pun meningkat setiap tahunnya di wilayah Jakarta. data disajikan dalam data indicator no 3. Berikut data indicator nomor 1 yaitu data curah hujan dari BMKG, Informasi Perubahan Normal Curah Hujan Salah satu fenomena perubahan iklim di Indonesia adalah terjadinya perubahan jumlah intensitas hujan yang diterima di suatu tempat. Dengan adanya perubahan jumlah curah hujan yang diterima dalam waktu periode yang lama, maka hal tersebut akan berdampak pada normal atau periode 30 tahunan. Oleh karenanya sangat diperlukan informasi tentang perubahan rata-rata normal curah hujan di Indonesia yang dikemas dalam bentuk peta atau atlas (dalam proses penyusunan) agar lebih informative bagi pengguna. Dalam hal ini, Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG sejauh ini telah menghasilkan produk analisis hasil perubahan normal yang terjadi. Perubahan normal curah hujan 1981-2010 dengan 1971-2000 menampilkan informasi perubahan normal curah hujan 30 tahunan di wilayah Indonesia. Data yang digunakan adalah data curah hujan rata-rata bulanan selama periode 1971-2010 yang dikumpulkan dari titik pengamatan yang tersebar di Indonesia, yang selanjutnya diolah menjadi informasi curah hujan normal dalam 2 (dua) rentang waktu 1971-2000 dan 1981-2010.
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
Berikut grafik perubahan normal dari beberapa pos pengamatan yang ada di Indonesia :
Tabel 1. Rata-rata hujan bulanan seluruh Indonesia Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Minimum (mm) 100 50 50 50 0 0 0 0 0 0 50 150
Maksimum (mm) >700 500 400 300 300 300 300 300 300 400 450 500
15
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
16
Catatan penulis Untuk data curah hujan menurut hasil studi dari Departemen Kehutanan dengan judul rencana detail penanganan banjir jabodetabekjur 2. Adalah sebagai berikut : Pola hujan dalam tempo 150 tahun terakhir menunjukkan banjir di Jabodetabek dapat dikendalikan karena penyebab utamanya bukan perubahan pola iklim dan curah hujan. Pernyataan tersebut artinya selama 150 tahun curah hujan relative sama yang berubah daerah resapannya di hulu dan di hilir. Berikut data indicator nomor 2 yaitu data Penggunaan lahan di kawasan daerah aliran sungai atau DAS meningkat BERKURANGNYA HUTAN LINDUNG DIKAWASAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Bogor,Pelita Sebanyak 74 persen hutan lindung di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor Jawa Barat, hilang atau sudah beralih fungsi. Hal itu diungkapkan Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar di sela-sela Inspeksi Mendadak (Sidak) ke sejumlah vila mewah yang berdiri di kawasan hutan lindung Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (21/1). Lebih lanjut ia mengungkapkan, persentase lahan yang hilang itu terjadi sepanjang tahun 2000-2008. Data yang diperoleh terjadi perubahan fungsi lahan di kawasan hutan lindung Kecamatan Cisarua secara signifikan, selama delapan tahun hutan telah berkurang 74 persen atau 4.918 hektar tinggal 1.265 hektar dari kawasan hutan lindung menjadi area terbangun danrusak. Sehingga wajar jika terjadi banjir dan longsor, tegasnya kepada wartawan sebelum melakukan sidak didampingi Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturachman dan Kepala Dinas Tata Bangunan dan Perumahan Kabupaten Bogor, Masan Djajuli di kantor Kecamatan Cisarua. Parahnya lagi lanjut dia, area terbuka di kawasan Puncak hampir tidak ada sama sekali dari 4.550 hektar kini tinggal 14 hektar. Sementara pertumbuhan pemukiman penduduk terus bertambah menjadi 44 persen atau dari 24.833 menjadi 25.750 hektar, tambahnya. Jika kerusakan lingkungan yang terjadi secara sporadis ini dibiarkan, maka bencana alam, seperti longsor dan banjir di kawasan hulu (Bogor, Depok, dan Jakarta) tidak bisa dihindari lagi. Tak hanya itu, pihaknya juga melansir data dari Pusat Pengkajian Perencanaan Pembangunan Wilayah (P4W) Institut Pertanian Bogor dan Dinas Cipta Karya Kabupaten Bogor, alih fungsi lahan dikawasan
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
17
Puncak. Sejak 1972 hingga 2005, sudah 30,36 persen wilayah vegetasi hutan di kawasan Puncak hilang akibat pendirian bangunan, sementara data DCK Kabupaten Bogor dari sekitar 5.000 bangunan di kawasan wisata Puncak, hampir 1.500 unit tak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB), jelasnya. Dengan tingkat kerusakan lingkungan di hulu hingga hilir yang menyebabkan banjir dan longsor, lanjut dia, penyimpangan tata guna lahan harus segera ditertibkan.
Daerah resapan yang berkurang di watershed area
Kejadian banjir di Jakarta dan sekitarnya dipicu oleh perubahan penutupan lahan terutama pembangunan pemukiman baik di hulu, tengah maupun hilir yang tidak diimbangi dengan resapan,
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
Sumber data rencana detail penanganan banjir jabodetabekjur 2.
Naiknya debit maksimum ternyata berdampak pada menurunnya debit dari mata air pada saat musim kemarau hal ini disebabkan karena berkurangnya resapan, dengan demikian terjadinya perubahan karakteristik DAS Ciliwung hulu disebakan karena perubahan penutupan lahan dan bukan karena “anomali iklim”. Pada th 1993 di sekitar Jabodetabek terjadi alih fungsi lahan seluas 9.149,84 ha terutama dari areal perkebunan yang berstatus HGU menjadi HGB dan Hak Milik, Khusus untuk Sub DAS Ciliwung hulu alih fungsi kebun terjadi pada th 1989 dengan hilangnya 2 kebun Megamendung dan Cisarua 1, dan 2 (nipon) dan disusul dengan euporia masyarakat yang tidak terkendali menyebabkan banyak tanah “tidur” digarap oleh masyarakat, sehingga mempeparah kondisi aliran permukaan di Jabodetabek
Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)
Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)
18
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
19
BERKURANGNYA RUANG TERBUKA HIJAU DI DKI Dari faktor besarnya masukan urbanisasi ke wilayah DKI Jakarta dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik lingkungan kota yang hijau serasi dan sehat di wilayah DKI Jakarta secara umum mengalami penurunan, ini disebabkan oleh: a. Ruang terbuka hijau saat pada tahun 1983 berkisar 32185.9 hektar (50.2%) dan pada tahun 2002 menjadi berkisar 9430.6 hektar (14.7%). Dalam kurun waktu 19 tahun turun berkisar -22755.3 hektar (-159.0 %) dari luas yang ada. Sebagian besar digunakan sebagai areal urban, dimana urban mengalami kenaikan berkisar 24411.0 hektar (72.7 %), sehingga menyebabkan kondisi fisik lingkungan kota yang hijau semakin menurun dan mengakibatkan daya dukung resapan air semakin berkurang pula. Menurut Pemprov DKI tahun 2003 luas RTH tinggal 14 % dari luas DKI, namun yang dikuasai DKI hanya 9%. Ini benar-benar bahwa DKI merasa tak ada lagi yang dibanggakan, banyak RTH DKI menjadi Mal dan pemukiman penduduk, sehingga Pemprop DKI kesulitan menambah luas RTH. Daerah resapan yang berkurang di DKI
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
20
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
695000
700000
705000
710000
715000
9325000
9325000
690000
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI JAKARTA TAHUN
9320000 9315000
705000
710000
1972-2002
715000
Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 1983
690000 0 2000
695000 2000 Meters
700000
705000
710000
715000
9315000
9315000
9320000
9305000
9320000
2000
0
2000 Meters
9320000 9315000
2000
0
2000 Meters
715000
695000
9320000 9315000 9310000
715000
9305000 9300000
2002
2000
0
2000 Meters
KETERANGAN AIR/SUNGAI FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
9295000
9295000
9300000
9305000
710000
Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 2002
9310000
705000
715000
9315000
700000
710000
9320000
695000
705000
KETERANGAN AIR/SUNGAI FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
9295000
690000
9300000
1998
700000
9325000
9305000
9325000
690000
9310000
9310000
710000
715000
Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 1998
9305000
9295000
9300000
705000
710000
9315000
700000
705000
9320000
Jakarta telah secara signifikan kehilangan daerah hijau, daerah resapan air, danau-danau kecil dan waduk, dan lain-lain akibat konversi guna lahan
695000
700000
KETERANGAN AIR/SUNGAI FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
9295000
690000
9300000
1993
695000
9325000
9305000
9325000
690000
9300000
715000
9295000
710000
9305000
705000
9310000
700000
9310000
9300000
9325000
Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 1993
KETERANGAN DANAU FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH URBAN VEGETASI
9295000
695000
9300000
690000
9305000
1983
9310000
9325000
715000
9310000
710000
9295000
9300000
9305000
705000
700000
KETERANGAN DANAU FASILITAS UMUM LAHAN TERBUKA PERMUKIMAN RAWA/TAMBAK/LAUT SAWAH VEGETASI
9315000
700000
2000 Meters
9320000
695000
0
9295000
690000
9300000
1972
2000
695000
9325000
9305000
9325000
690000
9310000
9310000
9315000
9315000
9320000
9320000
Peta Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 1972
9295000
21
690000
695000
700000
705000
710000
715000
Catatan penulis untuk data daerah resapan yang berubah baik di hulu dan di hilir ini data cukup akurat,dan dampaknyapun akan terlihat di indicator yang ke 3 yaitu meningkatnya debit di sungai atau meningkatnya run off atau limpasan air dipermukaan tanah akibat tidak bisa meresap ke dalam tanah jika musim hujan dan berkurangnya debit di sungai ketika musim kemarau karena aliran dasar di dalam tanah tidak cukup banyak karena menurunnya luasan daya resap tersebut. Karena setiap tahun debit banjirnya meningkat dan penampang sungai menyusut atau berkurang akhirnya debit sungai melimpas, dan ini mengakibatkan luas genangan banjirpun semakin meningkat, indicator ini akan terbukti di data indicator MENINGKATNYA DEBIT BANJIR DI SUNGAI DAN MELUASNYA GENANGAN DI DKI Berikut data indicator 3 bahwa data curah hujan selama 40 tahun terakhir ini masih sama, berarti koeffesion run off berubah dan run off meningkat karena curah hujan relative sama yang berubah run offnya ini terbukti dari data debit banjir yang setiap tahun meningkat, dan luas genangan di Jakarta meningkat setiap tahunnya.
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
Perubahan kenaikan run off di Ciliwung hulu berdasarkan hasil pemantauan debit puncak S. Ciliwung di Katulampa, Ciawi, menunjukkan perubahan yang sangat signifikan terutama sejak th 1998. Sebelum th 1998 debit maksium di S. Ciliwung di Katulampa masih berada di bawah 200 m3/det, akan tetapi setelah itu kondisinya terus menunjukkan kenaikan yang sangat signifikan seperti yang terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini. Gambar 4.1. Kenaikan debit puncak di S. Ciliwung Hulu
22
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
Terjadinya kenaikan debit puncak merupakan indikator yang sangat kuat telah terjadi perubahan tata guna lahan yang serius di DAS Ciliwung bagian hulu. Hal ini sejalan dengan data dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Bogor yang menyatakan bahwa pada th 1998 s/d 1990 terjadi perubahan status HGU yang sangat cepat dalam tempo “singkat” telah berubah menjadi HGB dan Hak milik. Perubahan penggunaan lahan di daerah hulu S. Ciliwung ini, akan secara otomatis merubah pola aliran dan distribusi debit pada sungai-sungai yang ada di hilir. Salah satu indikator kerusakan daerah hulu Sungai Ciliwung terlihat dari semakin menurunnya debit rendah (base flow) pada saat musim kering dan semakin naiknya debit puncak pada musim hujan, sehingga hal ini akan menyebabkan berkurangnya keseimbangan neraca air di DAS Ciliwung. Penurunan debit rendah di hulu S. Ciliwung secara lengkap disajikan pada Gambar 4.2 di bawah ini.
Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)
Gambar 4.2. Penurunan debit rendah di S. Ciliwung Hulu di stasiun Katulampa
Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)
23
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
Perubahan pola pengunaan lahan di hulu telah menimbulkan banjir besar th 1996, 2002, 2007 sehingga pola induk drainase Jakarta yang telah dibuat th 1973 dan kemudian disempurnakan th 1997 setelah ada banjir besar Ciliwung yang melanda th 1996, nampak bahwa telah terjadi kenaikan debit rencana pada semua badan sungai yang ada di DKI-Jakarta. Master Plan Cengkareng Drain telah dinaikan dari 390 m3/det menjadi 620 m3/det, sementara sungai Ciliwung telah dinaikan dari 370 m3/det menjadi 570 m3/det. Perubahan pola induk ini untuk mengantisipasi kenaikan debit sungai-sungai yang ada di DKI-Jakarta akibat perubahan tata guna lahan, khsusnya kurangnya daerah resapan dan terlalu dominannya permukiman yang hampir menutup seluruh DKI akibat pesatnya pertumbuan permukiman di beberapa kawasan Jabotabek dan sekitarnya. Data debit rencana secara lengkap disajikan pada Tabel 4.2 di bawah ini. Berdasarkan data kejadian banjir tahun 2002 dan 2007 total curah hujan yang tidak mampu diresapkan sebesar 62,3% sehingga menghasilkan debit maksimum th 2002 tercatat 525 m3/det, berdasarkan hasil analisis data Iklim selama 150 tahun terakhir curah hujan dengan intensitas tinggi pernah terjadi dalam kurun waktu sebelum th 90-an, maka dengan memperhitungkan waktu pemusatan aliran di masing-masing DAS dan memperhatikan faktor koefisien aliran maka dapat dihitung konstribusi aliran permukaan di setiap wilayah di Jabodetabek. Berdasarkan hasil analisis di DAS Cisadane yang penutupan lahannya masih 30% lebih berupa hutan dan kebun teh, sawit dan karet pola aliran debit di S. Cisadane masih baik. Data sebaliknya pada S. Kali Angke, Pesangrahan, Krukut & Grogol, Sunter, Cakung dan Kali Bekasi yang juga mengalami perubahan penutupan lahan dari perkebunan karet, ladang, tegalan ke pemukiman menyebabkan naiknya debit aliran permukaan (run off) sehingga dengan melihat fenomena ini maka akar permasalahan utama banjir di Jabodetabek adalah akibat kurang resapan di areal terbangun. Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)
Apabila dilihat secara seksama debit rencana th 1997 sebenarnya telah terlewati akibat banjir th 1996 sehingga dengan demikian banjir yang terjadi di DKI-Jakarta disebabkan oleh 3 faktor penentu utama yaitu: Akibat perubahan kondisi penutupan lahan di bagian hulu terutama dari daerah terbangun didaerah hilir, tegah dan hulu DAS sehingga terjadi debit puncak yang tinggi melebihi kapasitas daya tampung saluran yang ada. Adanya penurunan resapan dari daerah lahan kering, tegalan, kebun campuran dan areal semak belukar akibat alih fungsi ke pemukiman, sehingga memerlukan penanganan yang bersifat penerapan teknik konservasi tanah dan air. Akibat adanya pengaruh pasang surut air laut yang menghambat laju aliran air ke laut. Ketiga faktor penyebab banjir tersebut harus ditangani secara konfrehensif dan dengan metode yang berbeda pula. Pada Kejadian banjir th 1996 yang pernah terjadi sangat berbeda dengan fenomena banjir th 2002 yang lalu. Kejadian banjir th 1996 lebih banyak disebabkan karena terjadinya curah hujan yang tinggi di daerah hulu, yang tidak mampu diresapkan sehingga terjadi banjir yang hebat di daerah hilir. Berdasarkan hasil kajian hidrograf pada tanggal 6 Januari 1996 debit S. Ciliwung di Katulampa telah mencapai 740 m3/det, dan berada di kisaran diatas 400 m3/det selama lebih dari 10 jam sehingga Jakarta mengalami banjr yang hebat, yang diakibatkan oleh kejadian hujan di hulu yang tercatat di daerah Gadog curah hujan mencapi 250 mm. Dengan curah hujan 230 mm di th 1998, debit S. Ciliwung di Katulampa sebesar 651 m3/det, dan th 1999 dengan curah hujan 220 mm debitnya mencapai 610 m3/det. Dari data yang tersedia terlihat bahwa kapasitas saluran sungai di Jakarta khususnya Kali Ciliwung yang didesain hanya 570 m3/det hampir setiap 2 tahun sekali akan terlampaui, sehingga dengan demikian daerah hulu S. Ciliwung perlu mendapat perhatian yang serius, karena tanpa perbaikan daerah hulu Ciliwung, pembuatan kanal di Jakarta tidak akan mampu manggulangi banjir yang ada. Sumber data RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR (2)
24
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
25
Luas Wilayah Banjir di Jakarta yang semakin meningkat
Catatan penulis di indicator 3 adalah dari data tersebut sudah terbukti faktanya , penyebab utamanya adalah daerah resapan yang berkurang. PENYELESAIAN MASALAH BANJIR TIDAK MENYENTUH PENYEBABNYA Kita kembali ke contoh saya mengenai seorang dokter yang menyembuhkan pasien sakit panas, dokter sudah menemukan akibat panas adalah infeksi, maka diobatilah infeksi itu, begitu juga dengan permasalahan BANJIR JAKARTA setelah saya evaluasi ternyata penyebab utamanya adalah berkurangnya resapan tanah di daerah aliran sungai/DAS dan resapan tanah di wilayah DKI, dengan data yang telah saya tampilkan di atas tersebut , tapi apa yang dilakukan selama ini oleh pemerintah adalah membuang air hujan secepatnya ke laut dengan melakukan normalisasi sungai sungai yang ada di Jakarta sedangkan masalah utamanya yaitu memperbaiki daerah resapan yang telah rusak secara signifikan malah di abaikan, yang saya lihat belum ada kebijakan yang menuju kearah perbaikan di daerah aliran sungai walaupun sudah ada studinya yang dilakukan oleh Departemen Kehutanan pada tahun 2009 yang sangat betul analisanya dan sudah sesuai dengan filosofi siklus hidrologi, kajian ini yang perlu didukung untuk segera dilaksanakan di Jakarta dan seluruh Indonesia karena konsep tersebut sudah sesuai dengan maksud dan tujuan dari diturunkannya hujan oleh Allah SWT yaitu air hujan untuk sumber sumber air di bumi yang sangat di butuhkan oleh semua makluk untuk kelangsungan hidupnya, tanpa adanya air tawar di daratan bumi ini tidak akan ada kehidupan dan tanpa adanya hujan tidak akan ada air didaratan bumi. jadi kembali ke persoalan contoh saya ke seorang dokter tadi yaitu permasalahan banjir di jakarta oleh pakar banjirnya setelah di evaluasi hanya kapasitas sungainya yang sudah tidak mampu lagi menampung limpasan air dari curah hujan akibat pendangkalan dan banyaknya penyempitan oleh rumah liar, lebih parah lagi karena curah hujan yang tinggi padahal dari 40 tahun bahkan 150 tahun yang lalu curah hujannya hampir sama besarnya, tidak ada yang extrem. Jadi saya ibaratkan ke masalah dengan sakit panas di atas pakar banjir Jakarta hanya mengobati meluapnya debit sungai saja dan tidak menemukan penyebab utama banjir nya.
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
26
Saya berkesimpulan seperti itu karena selama hampir 40 tahun terakhir ini dari hasil studinya maupun implementasinya yang dilakukan adalah menangani luapan debit yang terjadi, tapi bukan menangani penyebab utamanya , baru di tahun 2009 Ada kajian yang dibuat oleh Departemen Kehutanan /baru saya baca maret 2014 dan sangat betul karena analisanya sudah mendapatkan penyebab utamanya banjir di wilayah Jakarta, dan jika program ini dilaksanakan saya yakin dimasa yang akan datang akan terasa dampaknya bahwa air hujan yang selama ini kita buang kelaut karena di setiap sungai yang jumlahnya 13 yang melintasi Jakarta seluruhnya meluap jika musim hujan datang, akan berubah menjadi sumber sumber di daerah aliran sungai masing masing karena sudah terbangunnya hasil studi yang dibuat oleh Departemen Kehutanan tersebut. Jika Daerah Aliran Sungai dalam kondisi baik ada 3 (tiga) keuntungan yang akan diperoleh : 1. Pada musim hujan tidak terjadi banjir karena air hujan akan diserap oleh Daerah Aliran Sungai sampai 75% - 85% dan yang 15 % sampai 25% ini menjadi run-of yang mengalir ke sungai dan terbuang ke laut. 2. Pada musim kemarau tidak terjadi kekeringan karena air yang 75% - 85% menyerap ke bukit-bukit akan keluar melalui lembah-lembah dengan anak sungainya, dan mengalir ke induk sungai dengan debit air yang cukup. 3. Kualitas air akan lebih baik karena debit sungai di musim kemarau masih banyak , karena kondisi Daerah Aliran Sungai bisa menyerap curah hujan hingga 85% itu gambaran kalau DAS masih baik dan ini terjadi 100 tahun yang lalu pada daerah aliran sungai Cisadane-mapun Daerah Aliran Sungai Ciliwung. Kita kembali ke filosofi dari siklus hidrologi yang di rencanakan dan diciptakan oleh Allah pada 50.000 tahun sebelum langit dan bumi di ciptakan, untuk kehidupan di bumi yang kita tempati sekarang. Dan kita sekarang dalam menghadapi musim hujan se olah – olah kita nggak membutuhkan air yang bersih itu yang telah diproses dari air laut yang asin dan kotor kemudian menjadi air tawar yang bersih dan setelah diturunkan di daratan kita buang lagi kelaut, padahal kita butuhkan pada waktu kemarau yang selalu kekeringan ini disebabkan oleh perbuatan kita juga yang tidak mau mengelola air hujan yang tawar itu dengan baik, karena di anggap waktu musim hujan mengakibatkan banjir, dan banjir itu sendiri adalah akibat dari perbuatan kita dalam melakukan pembangunan tidak memikirkan dampak dari pembangunan itu sendiri karena menutup tanah resapan dan tidak memberikan penggantinya. Pada dasarnya curah hujan setiap tahunnya hampir sama besarnya yaitu, total curah hujan dalam setahun pada Daerah Aliran Sungai atau dalam water shed area, misal di Daerah Aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane yang menjadi satu area di wilayah Bogor berkisar antara 3000 mm sampai dengan 4000 mm pertahunnya. Artinya kenapa setiap tahun indikator banjir makin meningkat walaupun total curah hujan relatif hampir sama setiap tahunnya dari 150 tahun yang lalu sampai sekarang, ini karena tangkapan curah hujan Daerah Aliran Sungai itu yang telah rusak. Sehingga curah hujan yang dari dulu bisa diserap oleh Derah Aliran Sungai, makin lama makin rusak sehingga run-off jadi lebih besar setiap tahunnya. Penyebabnya pengelolaan Daerah Aliran Sungai tidak lagi memenuhi kaidah-kaidah konservasi lahan, jadi curah hujan yang seharusya antara 75% - 85% masuk kedalam tanah, dan 25 % s/d 15% mengalir di permukaan tanah (run-off), lalu masuk ke anak-anak sungai dan terkumpul di sungai besar seperti (Sungai Cisadane). Yang terjadi malah sebaliknya. ( run-off berkisar 60%-70% )
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
27
Indikator ini bisa kita lihat dari beberapa data debit di sungai tersebut Misalnya : Sungai Cisadane, fluktuasi debit maximum dengan debit minimum terlalu jauh atau nilai rasio debit sungai Maximum/debit sungai Minimum sudah sangat besar antara 300 sampai dengan 1600 , Seperti Daerah Aliran Sungai Cisadane maupun Daerah Aliran Sungai Ciliwung tingkat kerusakan pada Daerah Aliran Sungai tersebut sudah sangat serius untuk diperhatikan ,karena indikator kerusakan tersebut bisa dilihat dari beberapa data seperti nilai ratio tersebut di atas telah menunjukan efektifitas suatu Daerah Aliran Sungai dalam menyimpan surplus air pada musim hujan yang kemudian dapat dialirkan melalui aliran dasar pada musim kemarau.sudah sangat memprihatinkan Penanganan Banjir selama ini hanya terfokus pada sungainya saja untuk mengatasi debit banjir yang terjadi bisa secepat mungkin terbuang kelaut sehingga tidak melimpas disekitar sungai yang mengakibatkan banjir, yaitu dengan cara penangananan pelebaran sungai atau pengerukan sungai sehingga kapasitas sungai bisa menampung debit banjir tersebut. Hal ini kurang tepat jika kita memaknai firman Allah diatas dimana curah hujan yang sudah direncanakan oleh Allah baik jumlah dan waktunya melalui hydrology cycle yaitu dari air laut yang asin kemudian dibuat tidak asin dan diturunkan didarat ( di bukit di lembah lembah ) supaya sebagian dari air hujan itu tersimpan didarat untuk keperluan seluruh makluk Allah yang seluruhnya perlu air tawar terutama pada waktu kemarau dimana tidak ada hujan yang turun, disinilah diperlukan penyimpanan air hujan pada waktu musim hujan di lokasi Daerah Aliran Sungai dengan cara tidak merusak Daerah Aliran Sungai tersebut, dan jika Daerah Aliran Sungai dalam kondisi rusak harus diperbaiki sehingga bisa menyimpan air hujan pada waktu musim hujan, dengan cara ini pencegahan banjir bisa diatasi secara lestari asal Daerah Aliran Sungai bisa dipertahankan dalam kondisi baik. Jadi Mencegah bencana banjir bukan dengan cara mengembalikan air hujan secepat mungkin ke laut lagi (ini tidak sesuai dengan firman Allah ) tetapi harus memperbaiki Daerah Aliran Sungai atau Watershed Area sehingga filosofi Hydrology cycle yang telah di firmankan Allah bisa terpenuhi yaitu memindahkan air dari air asin atau air laut menjadi air tawar untuk sumber kehidupan makluk di Bumi, karena perbuatan manusia daerah resapan air dirusak untuk pembangunan infrastruktur dan perumahan sehingga menutup resapan air tanpa ada rasa tanggung jawab untuk mengganti luas tanah resapan yang dipakainya untuk pembangunan tersebut sehingga perlahan lahan mengurangi luas tanah resapan tersebut,akirnya air hujan menjadi limpasan semua yang harusnya menyerap ke daerah resapan dan akan mengalir sebagai aliran bawah tanah yang mengisi sungai sungai pada waktu musim kemarau. Ingat di indonesia musim hujan hanya sekitar 4 bulan dari 12 bulan, harusnya selama 4 bulan itu air hujan dikelola sesuai firman Allah. Kita semua tahu pada musim kemarau banyak terjadi kekeringan dan pada waktu musim hujan air dibuang kelaut padahal awalnya dari laut. Menurut firman Allah hujan itu : Rahmat ; sebagai sumber sumber air di bumi ; untuk air minum ; air hujan banyak manfaatnya ; air hujan itu bersih, untuk pertumbuhan seluruh tumbuh – tumbuhan dan pertanian sebagai rezeki ; sumber kehidupan di bumi ; dan lainnya silahkan di renungkan Firman Allah tersebut. Banjir di Jakarta hampir setiap tahun terjadi dan bahkan Pemerintah DKI pada waktu banjir januari 2014 sempat membuat keputusan siaga bencana ,untuk menghalau mendung yang ada disekitar DKI supaya hujannya nggak jatuh diwilayah DKI, pengendalian banjir seperti ini yang penulis sangat tidak setuju karena bertentangan dengan kehendak Allah SWT seperti telah difirmankan sbb:
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
28
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2). Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 2 ه ْ ه )2( ُىٛ ُز ْان َذ ِكُٚ ًْ ِض ْك فَ َال ُيشْ ِص َم نَُّ ِي ٍْ تَ ْع ِذ ِِ َُْٔ َٕ ْان َع ِزٚ اس ِي ٍْ َسدْ ًَ ٍة فَ َال ُي ًْ ِضكَ نََٓا َٔ َيا ُ ه ن َّللا َخ ح ف ٚ ا َي ُ َ ِ ِ ِ Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa pemberian atau penahanan suatu rahmat, semuanya itu kekuasaan-Nya di tangan Dia, Apabila Dia menganugerahkan suatu rahmat kepada manusia, tidak seorangpun yang dapat menahan dan menghalangi-Nya Begitu pula sebaliknya, apabila Dia menahan dan menutup sesuatu rahmat dan belum diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, maka tiada seorangpun yang bisa membuka dan memberikannya, karena semua urusan di tangan Dia. Dia Maha Perkasa berbuat menurut kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Oleh karena itu, kita harus selalu menghadap Allah SWT melalui ibadah mencapai cita-cita kita, senantiasa dengan bertawakkal kepadaNya, begitu pula di dalam berusaha mencapai tujuan dan maksud yang diridai-Nya. Tidak ada yang mampu menurunkan hujan melainkan Allah SWT, ini adalah bentuk keimanan yang mesti diyakini seorang muslim tentang hujan, dan hujan itu rahmat begitu juga dengan banjir. Banjir adalah rahmat yang melimpah ruah,kalau kita memandang dari sudut yang tidak terkena banjir tersebut, karena dengan adanya banjir itu tercipta peluang bagi orang orang yang tidak terkena banjir tersebut untuk berbuat amal kebaikan di jalan Allah baik secara materi maupun perbuatan, dan merupakan ujian yang nyata dari Allah untuk umatnya yang bertaqwa dan berkemampuan secara materi maupun fisik untuk membantu saudara saudara yang terkena kesusahan akibat banjir tersebut. Bagi saudara saudara kita yang terkena banjir itu adalah suatu ujian yang tersembunyi dari Allah SWT dan kita harus lebih memaknai dari arti ujian itu sendiri, karena dibalik ujian atau musibah kita harus selalu berfikiran positive bahwa kejadian banjir ini harus kita jadikan hikmah dan instropeksi diri. Sesuatu yang terjadi terhadap diri kita pasti ada hikmah dibalik peristiwa tersebut, Allah SWT maha tahu yang terbaik bagi kita, menurut kita baik tapi belum tentu di hadapan Allah dan itu suatu saat akan kita temukan jawabannya. SOLUSI JAKARTA BEBAS BANJIR Belum lama ini gubernur DKI menurut berita telah berkoordinasi dengan Bapenas mengenai pembangunan Giant Sea Wall berikut beritanya :
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
29
Proyek Giant Sea Wall DKI Dimulai Pertengahan 2014 Zulfi Suhendra - detikfinance Rabu, 05/03/2014 16:02 WIB Jakarta -Proyek Giant Sea Wall atau tanggul raksasa penangkal banjir akan segera dibangun dari Teluk Naga Tangerang hingga Tanjung Priok Jakarta Utara. Proses kontruksinya akan dimulai pada pertengahan tahun 2014. Hal ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ditemui di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jalan Taman Suropati, Jakarta, Rabu (5/3/2014). "Pertengahan tahun ini (dimulai)," kata Jokowi. Jokowi menjelaskan saat ini proyek raksasa di DKI tersebut, masih dalam tahap studi kelayakan dan detail engineering design. "Sekarang lagi FS sama DED," singkatnya. Secara terpisah, Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas Dedi Priatna mengatakan pembangunan Giant Sea Wall akan dilakukan secara bertahap. Untuk membangun Giant Sea Wall, pemprov DKI menyiapkan dana hingga Rp 150 miliar. "DKI menyediakan dana kalau tidak salah itu Rp 150 miliar," kata Dedi. Pembangunan Giant Sea Wall, lanjut Dedi akan dibarengi dengan percepatan proyek pengelolaan limbah terpusat atau Jakarta Sewerage. Giant Sea Wall sendiri ditargetkan akan rampung pada tahun 2024. Sedangkan 15 zona proyek Jakarta Sewerage ditargetkan selesai dalam waktu yang sama.
"Nah jadi pak Gubernur berharap bahwa Giant Sea Wall ini akan membantu pembangunan Jakarta Sewerage. Jakarta Sewerage ini kan kalau normal dibiayai oleh pemerintah selesainya akan 2050. Kata Pak Gubernur itu kelamaan. Karena Giant Sea Wall ini yang tahap 1 akan selesai pada 2024 maka diharapkan Jakarta Sewerage itu 2024 juga kan selesai. Jadi itu akan dijadikan satu paket dengan Giant Sea Wall," kata Dedi. "Tapi untuk zona 1 sekarang tetap akan dibangun oleh pemerintah. Zonanya kan ada 15. Zona 1 akan dibangun oleh pemerintah dan akan dikasihkan ke swasta," tutupnya. (zul/feb)
Pembangunan Giant Sea Waall ini adalah solusi yang benar karena air hujan di simpan dijadikan air baku dan Jakarta bisa bebas banjir karena air hujan tersebut alirannya bisa di atur dengan pompa serta tidak terpengaruh dengan air pasang laut, tetapi hasil kelayakannya belum selesai. Sekiranya tidak layak seperti yang disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI seperti berikut beritanya :
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
30
JAKARTA, KOMPAS.com— Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak yakin megaproyek penanggulangan banjir, deep tunneldan giant sea wall,jadi dibangun. Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta tidak akan mengalokasikan anggaran sepersen pun untuk membangun proyek ratusan triliun tersebut. "Dulu kita berpikir bangun giant sea wall untuk menahan rob, sebuah ide bagus. Tapi, sekarang apa masih perlu bikin itu?" kata Basuki, saat berkunjung ke kantor Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Rabu (15/1/2014). Kajian pembangunan megaproyek giant sea wall dibutuhkan Jakarta pada 20 tahun yang lalu. Hingga saat ini, kata dia, Pemprov DKI masih mencari investor atau pihak swasta yang mau melakukan feasibility study(uji kelayakan) dan membangun megaproyek giant sea wall. Apabila pihak investor atau swasta tidak ada yang berminat melakukan uji kelayakan, maka proyek tersebut ditengarai memang tidak feasible. Daripada membangun giant sea wall, kata Basuki, lebih baik Pemprov DKI menjalankan program reklamasi 17 pulau. Selain dapat menanggulangi banjir di kawasan utara Jakarta, program tersebut diyakini mampu menarik para investor mereklamasi pulau. Beberapa waktu lalu, Basuki sempat disambangi oleh pihak asing. Pihak asing itu berniat ikut membangun giant sea wall,tetapi kekurangan biaya untuk melakukan uji kelayakan. Saat itu juga, Basuki berujar, jika ingin mencari untung dari proyek giant sea wall,terlebih dahulu biayai uji kelayakannya. Pemprov DKI hanya bertugas untuk memberikan izin pada investor. "Desain giant sea wall ini kelihatan hebat sekali seperti garuda yang mengepakkan sayap. Tapi, gimana?Reklamasi 17 pulau saja belum dikerjakan," kata Basuki. Sama halnya dengan giant sea wall, proyek terowongan bawah tanah, deep tunnel,juga dinilai tidak layak. Sebab, kata Basuki, konsep deep tunnelyang dibangun di Malaysia berbeda dengan yang akan dibangun di Jakarta. Ia mengaku, tak sedikit investor yang tertarik membangun megaproyek itu di awal pemerintahannya bersama Jokowi. Namun, hingga saat ini, pihak investor itu tidak lagi menyambanginya. Hal itu berarti pihak investor telah mengetahui apakah proyek tersebut layak dibangun atau tidak. Dalam pembangunan proyek besar, Basuki enggan berspekulasi. Lebih baik, pihak swasta yang melakukan uji kelayakan. Apabila memang layak, nantinya swasta pula yang akan meraup keuntungannya. "Walaupun kita enggak menaruh uang, tapi tetap kita masukkan proyeknya ke rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 20132017," ujarnya. Giant sea wall ini merupakan salah satu gagasan Foke, sapaan mantan gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, untuk menjaga dari bahaya rob dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bersih. Ada jalan melingkar di atas giant sea wall dan pusat pertumbuhan ekonomi baru. Sementara itu, megaproyek deep tunnelnantinya dapat berfungsi untuk beragam kepentingan. Selain sebagai saluran air raksasa pada saat banjir, di saat yang lain juga bisa sebagai sarana transportasi, jalan tol, fiber optik, penyaluran air, transportasi kendaraan, jalur utilitas PLN, gas, telepon, dan sebagainya.
Penulis masih mempunyai dua alternative yang fungsinya masih sama dengan pembangunan Giant Sea Wall tersebut yaitu Alternatve 1. 1. Membuat Waduk di sepanjang pantai utara Jakarta, yang berfungsi sepert Waduk pluit tetapi lebih luas dan kedalaman waduk tidak perlu dalam karena fungsinya hanya supaya debit banjir yang datang dari BKB dan BKT serta sungai lainnya bisa mengalir scara grafitasi dengan cara air di waduk tersebut dipompa kelaut dengan kapasitas pompa sama dengan debit yang masuk ke waduk. 2. Untuk membendung pengaruh air pasang laut , seluruh tepi pantai utara di buat tanggul yang berfungsi untuk menjaga air pasang laut yang mengakibat terjadinya banjir rob. Berikut gambar dari Alternative 1. Letak waduk di antara sepanjang pantai tidak seluruh pantai, yang terpenting aliran BKB dan BKT masuk terlebih dulu ke Waduk tersebut.
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
A
Alternative 2. Membuat Waduk di Muara BKB dan BKT seperti di bawah ini :
31
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
Muara BKB
32
Muara BKT A
Pond
Pond
A
Muka air laut/ el. + 0
Muka air sungai
Dasar sungai
Kondisi sekarang
Dasar laut
Potongan A - A
Muka air laut / el. + 0 Muka air sungai
Muka air waduk/ el. - 3 -3m
Dasar sungai
Dasar Laut
Kondisi setelah ada Waduk
Jika pada musim hujan permukaan air di waduk di turunkan minus (-3 m) dibawah elevasi muka air Laut (elv. + 0 ) dengan cara di pompa sebelum musim hujan datang, antara bulan Nopember, dengan kondisi tersebut jika hujan turun air limpasan yang masuk ke bkt dan bkb langsung terbuang secara lancar karena posisi air di waduk lebih rendah dari pada muka air di bkt dan bkb.
Perhitungan secara estimasi, perkiraan debit banjir dengan kala ulang 100 tahun pada tiga sungai : BKT debit banjirnya sebesar Q = 591,20 m3/detik, BKB debit banjirnya sebesar Q = 699,80 m3/detik Cengkaeng Drain debit Banjirnya Q = 593.30 m3/detik dari sumber hasil analisa oleh PT.MULTIMERA HARAPAN ENGINERING CONSULTANT Tahun 2009
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
Jika intensitas hujan selama 6 jam Volume air yang harus ditampung di waduk BKT = 12,7 juta m3 dan Volume air yang harus ditampung di waduk BKB & Cengkareng = 27.9 juta m3 Jika kedalaman yang dipakai 3 m maka Luas waduk untuk BKT = 455 Ha dan Luas waduk untuk BKB & Cengkareng = 930 Ha Kapasitas waduk yang direncanakan dengan kedalaman rata rata 6m volume waduk BKT = 25,4 juta m3 dan volume waduk BKB dan Cenkareng Drain = 56 juta m3
Estimasi Data Waduk BKB & Cengkareng Drain Kapasitas Luas Panjang Lebar Kedalaman Kapasitas Pompa Kebutuhan pompa Waktu operasi Pompa
data Waduk Data Waduk BKT
: 56 juta m3 : 930 Ha : 8400 m : 1100 m :6m : 5 m3/det : 20 unit :3,5 hari
Kapasitas : 25,4 juta m3 Luas : 455 Ha Panjang : 7000 m Lebar : 650 m Kedalaman :6m Papasitas pompa : 5 m3/det Kebutuhan pompa : 10 unit Waktu operasi pompa : 3,5 hari
untuk menurunkan elevasi minus 3m dibawah elevasi muka air laut
untuk menurunkan elevasi minus3 m dibawah muka air laut
2 3
33
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
34
PRINSIP PENGOPERASIAN WADUK Secara teknis sama seperti cara pengopersian waduk pluit, kalau waduk pluit mengamankan wilayah pluit saja kalau waduk BKT dan Waduk BKB ini mengamankan wilayah Jakarta seluruhnya. 1. Melalui informasi dari BMG kita tahu bahwa musim hujan akan datang dan perkiraan hujan dg intensitasnya kita akan tahu waktu dan lamanya hujan. 2. Perkiraan musim hujan pada bulan Nopember, dari bulan ini permukaan air di waduk kita turunkan untuk supaya jika ada hujan sedang bisa cepat ke waduk dan jika hujan besar kita turunkan sesuai rencana yaitu minis 3 m dibawah muka air laut. Dengan cara di pompa dan dibuang kelaut. Setelah musim hujan akan ber akhir permukaan waduk mulai kita naikkan sampai sama dengan muka air laut. 3. Air dalam waduk secara terus menerus akan terisi oleh air sungai yang alirannya mendapat suplai dari resapan waktu musim hujan melalui aliran bawah tanah ( base flow) walaupun sudah tidak ada hujan. 4. Kondisi air di waduk pada awal pembuatan secara ber angsur angsur akan terganti oleh air hujan dan air asin akan di pompa ke laut. 5. Setelah air di waduk sudah terganti dengan air tawar , air tersebut berbagai kebutuhan untuk pemerintah DKI.
dapat digunakan untuk
6. Dengan demikian tujuan dari hydrology cicle yang difirmankan oleh Allah SWT telah sesuai, insya Allah bermanfaat amiin. Dibawah ini penulis membuat asumsi maupun estimasi volume limpasan air hujan yang terjadi di Jakarta jika musim hujan telah tiba, Tabel 3. Penggolongan hujan daerah Jakarta sesuai dengan intensitasnya Keterangan Intensitas hujan Hujan ringan 5 – 20 mm/hari Hujan sedang 20 – 50 mm/hari Hujan lebat 50 – 100 mm/hari Hujan sangat lebat > 100 mm/hari Hujan lebat = 100 mm /hari = 0.1 m /hari Sedangkan 1 x hujan lebat di jakarta limpasannya = 0.95 x 0. 1 x 664 000 000 = 63.080.000
m3/hari
Sedangkan 1 x hujan sedang di jakarta limpasannya
(Sumber :BMG Jakarta)
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
35
= 0.95 x 0. 05 x 664 000 000 = 31.540.000 m3/hari Sedangkan 1 x hujan ringan di jakarta limpasannya = 0.95 x 0. 02 x 664 000 000 = 12.616.000 m3/hari Dari rata-rata hujan tahunan Sedangkan 1 x hujan rata - rata harian di jakarta limpasannya = 0.95 x 0. 01388 x 664 000 000 = 8.755.504
m3 / hari
Dan dibawah ini penulis menyarankan untuk pengoperasian waduk dan situ yang ada di Jakarta, karena selama ini mungkin tidak pernah dilakukan sebelumnya jika sebelum hujan turun sebaiknya muka air waduk diturunkan sedalam mungkin melalui grafitasi dengan membuka pintu penguras jika ada atau jika memungkinkan, tetapi kalau tidak memungkinkan dipompa ke sungai. Turunnya hujan bisa di monitor dari ramalan BMKG PENGOPERASIAN WADUK DAN SITU UNTUK MENGURANGI BANJIR DI JAKARTA Luas waduk
di jakarta
= 198.26 Ha
Luas situ situ di jakarta
= 115.3 Ha
= 1 982 600 m2 = 1 153 000 m2
Kalau muka air di dalam waduk dan di situ di turunkan atau sebelum hujan turun di jakarta
2 meter sebelum hujan datang dari bogor
Waduk dan situ akan bisa menampung limpasan hujan sebesar = 3.135.600 x 2 m = 6.271.200 m3 Rekayasa Penurunan muka air waduk atau situ berkurang 2 meter dari muka air maximum akan berdampak berkurangnya volume limpasan air hujan 10 % kalau terjadi hujan lebat 20 % kalau terjadi hujan sedang dan 50 % kalau terjadi hujan ringan 70 % kalau terjadi hujan rata rata harian Sesuai dengan maksud dan tujuan diturunkannya hujan untuk kebutuhan air tawar terutama manusia, maka di bawah ini kami estimasikan total air tawar yang di dapat kalau hujan itu turun di Jakarta atau di DAS . LIMPASAN AIR HUJAN Berdasarkan data statistik, curah Hujan rata-rata di Indonesia adalah 2779 mm per tahun. Misalkan untuk di Jakarta curah hujan sekitar 2500 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan 180 hari/tahun. Jika
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
36
dihitung secara sederhana maka intensitas hujan rata-rata adalaha 2500/180 mm/hari-hujan sama dengan 13. 888 mm/hr = 0,01388 m/hari Air yang bisa di tampung jika hujan merata dengan luas Jakarta 664 km2 atau 664 000 000 m2 Misal coeefisian run off = 0.75 Q=CIA = 0,75 x 0,01388 x180 x 664 000 000 x 0,50 (luas tanah di pakai 50% nya) = 1,8738 x 332 000 000 = 622.101 600 m3 / tahun Kebutuhan air baku di hitung berdasarkan kebutuhan per orang = 30 l/hari/orang Penduduk Jakarta = 12 juta = 30 x 12 000 000 x 365 hari = 131.400 000 m3/tahun Kebutuhan air dihitung secara debit = 30 000 liter /detik = 30 m3/detik Kebutuhan 1 tahun
= 30 x 86 000 dtik = 2.592.000 m3/hari = 946.080.000 m3/tahun
Dan dibawah ini kalau hujan turun di daerah aliran Sungai selama 1 Tahun
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
No.
Sungai
Koef. Runoff Intensitas Hujan hari hujan
DAS
Volume
m2
m3/tahun
C
m/hari-hujan
1 Angke
0.75
0.01388
180
239750000 449243550
2 Pesanggrahan
0.75
0.01388
180
177370000 332355906
3 Krukut grogol
0.75
0.01388
180
221990000 415964862
4 Ciliwung
0.75
0.01388
180
374720000 702150336
5 Sunter
0.75
0.01388
180
153490000 287609562
6 Cakung
0.75
0.01388
180
134030000 251145414
7 Mokervat
0.75
0.01388
180
25710000
48175398
8 kali baru barat
0.75
0.01388
180
8430000
15796134
9 kali baru timur
0.75
0.01388
180
10 cipinang
0.75
0.01388
180
57430000
107612334
11 kali buaran
0.75
0.01388
180
8930000
16733034
12 kali jati kramat
0.75
0.01388
180
37020000
69368076
TOTAL
37
0
2696154606
Seandainya air hujan itu bisa di tampung pada waktu hujan yang Daerah aliran sungai dan Wilayah DKI seperti saat ini kondisinya volumenya adalah 3 milyart meter kubik per tahun sedangkan kebutuhan DKI hanya 1 milyart meter kubik per tahun. Ini sudah melebihi yang di butuhkan diluar kebutuhan industri dan lain lain. Selama ini DKI mendapatkan air baku dari Sungai Citarum melalui Bendungan Jatiluhur dan Sungai Cisadane melalui Bendung Pasar Baru dengan membeli air baku di kedua wilayah tersebut untuk keperluan pelayanan masyarakatnya, padahal potensi sumber air dari 13 sungai yang melewati wilayahnya dibiarkan terbuang kelaut waktu musim hujan karena untuk mengendalikan banjir, kejadian ini yang seharusnya tidak boleh terjadi karena sudah diberikan rahmat di wilayahnya tetapi belum bisa mensyukuri rahmatnya akirnya belum diberikan petunjuk untuk penyelesaiaanya masalah banjir yang sudah terjadi selama hampir 40 tahun lamanya, bahkan makin parah cara penanganannya yaitu menghalau awan ke tengah laut atau ke daerah lain se olah olah menolak awan yang telah dibawa oleh Allah SWT. Insya Allah tulisan saya ini bisa meng inspirasi kepada yang membuat kebijakan di Negara yang kita cintai ini, karena Indonesia secara geografi letaknya sangat baik untuk kehidupan makhluk di bumi ini sebab oxsigennya berlebihan karena hutannya terluas di bumi ini dan begitu juga dengan curah hujannya cukup banyak serta sinar matahari yang begitu ideal siang dan malam dengan waktu yang sama lamanya yaitu 12 jam, karena posisinya yang berada di garis katulistiwa. Kesimpulan dari solusi Pengendalian Banjir di DKI adalah. 1. Perbaikan tanah resapan di DAS dan DKI aplikasikan hasil studi Depatemen Kehutanan judul RENCANA DETIL PENANGANAN BANJIR JABODETABEKJUR 2. Pembutan Waduk di hilir atau di laut untuk menampung air hujan serta normalisasi seluruh sungai dan drainase di DKI.
BANJIR JAKARTA,HUJAN ITU RAHMAT BUKAN MUSIBAH
38
Untuk Penanggulangan Banjir secara umum atau mencegah banjir adalah harus kembali ke filosofi inti ditunrunkannya hujan tersebut itu adalah pokok persoalannya karena, itu hukum dari Allah SWT yang Maha benar dengan firmannya : Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkannya-Nya dengan air itu tanamantanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya kekuningkuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal”. (QS.Az-Zumar,:21). Saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih atas data data dari sumber para pakar yang telah memberikan datanya melalui penampilannya di internet tanpa data data dari nara sumber tersebut saya tidak bisa memberikan kesimpulan tersebut sebab itu data dan fakta apa yang terjadi selama hampir 40 tahun terakhir ini, dan insya Allh tulisan saya ini bermanfaat bagi yang membacanya, amiiin. Wassalam Mualaikum WR.WB. Djoko Suryanto
Hp. 08129526683