Tends Tekms Fungstonal nonPewtin 2000
DETEKSI KEBUNTINGAN KELINCI DENGAN CARA PALPASI "PERCUTAN VENTRO CAUDAL" I Wayan Pasek S clan R Denny Panama
Balm Pbnelidar Term*, PO Box 221 ftor RINGKASAN
Keberbasitan kegiatan boding pads kehnci, diperlihatken dengan tingginya pesentase kebuntingan, ysitu jumlah kelinci yang bunting dari selmuh induk yang dikawinkan . Untuk mendeteksi kebuntingan pads induk yang dikawmkm dapat dilakukm beberapa care wperti dengan pengamatan visual pada peubahan mduk don tingkah laku, melalui pemeriksaan hormon progesteron dalam darah clan dengan cars palpasi. Khusus pads kelinci, palpasi yang dapat ddakukm adalah dengan palpasi Pemutan Ventro Caudal, ywtu melalui perabam bagian caudal (pe ut) untuk mengetahui ads tidaknya embrio. Palpasi dapat dilalnilcm pads bars ke 10 setelah dikawinkan, karma saat itu dipakirakan embdo telah beimplantasi pads dinding uterus . Kate Kunm : kelmci, deteku kehuntiapa, palpasi °Paattan Venbro Caudal"
PENDAHULUAN Pemerintah Ira untuk mencapai
target gizi nasional dalam Upaya mencukupi kebutuhan protein hewani ialah dengan meningkatkan produksi daging yang berasal clan saps, ketbau, babi, kambmg, domba clan immggas (Sitoms dkk., 1982) pemenuhan kebutuhan daging temebut menurut Widya Karya Pangan clan Gizi tahun 1987 belum mencukulri target norms -gizi yaitu rata-rata 7,6 Kg daging per kapita per tahun seperd yang dicanangkan oleh Dimktur Jenderal Petervakan . keadaan tersebut maka diperlukan jenis tern& lain sebagai altt rnatif guna untuk mencukupt kebutuhan daging tersebut. Salah sate jems tern& yang memdiki prospek untuk dikembangbiakkan adalah kelinci. Cheeke (1983) menyatakan bahwa kondisi yang unik seperti padataya penduduk tmsedianya somber pakan clan letak lokasi dengm ke nggian yang bebeda, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pembudidayaan kelincL Padatoya penduduk memungkinkan tesedianya tenaga kerja untuk mengelola tern& kelinci sedangkan tcrsedianya sumber pakan menjadi penunjang utama. Nfasalah yang dihadapi dalam memelihara kelinci adalah mengenai reproduksi clan mortalitas . Dalam usaha memenuhi kebutuhan tenik kelinci untuk pengembangan , penelitian ihnu dasar clan untuk pengupan potensi wilayah maka pengembangbiakkan kelinci secara cepat melalui perkawinan masal dalam kelompok perkawinan perlu dilalailcan. Untuk efisiensi bi:aya clan watt antara had ke 10 samp i had ke14 setelah kelinci dikawinkan dil&ukan deteksi kebuntingan dengan cars palpasi "precutan, ventro caudal" . Dengan teknik Palpasi keberhasilan atau keddak berhasilan perkawinan dapat segera diketahui. Jika hash palpasi menunjukkan hdak terjadi kebuntingan atau negattf, maka kelinci dapat segera dikawinkan ulang clan dimasutican pads kelompok
Team Tebaa Fungaonol non Pendib 1000
perkawinan benkutnya . Dengan tata laksana reproduksi yang baik tan terencana maka secara bertahap kebutulm kelinci baik untuk konsumsi maupun untuk materi penelitian dapat tepenuhi. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberi informasi mengenai cara melakukan deteksi kebuntingan pada kelinci dengan palpasi "Percutan Ventro Caudal" .
PROSES KEBUNTINGAN
Kebuntingan pada kelinci dapat terjadi jika induk dikawinkm baik dengan cara kawin alam atau dengan kawin buatan (inseminasi) . Kebuntingan akan terjadi bila sel terlur bertemu dengan spermatozoa (Sanford, 1979). Cheeke dkk . (1982) mengemukakan bahwa kelinci betina siap menerima pejantan pada umur 3,5 bulan, tetapi secara biologis kelinci betina sanggup menerima konsepsi pada umur 4 - 4,5 bulan. Untuk mendapatkan prosentase kebuntingan yang fnggi, U.O.C. (1980) menganjurkan kawin pertama untuk kelinci bangsa kecil pada umur 4 - 6 bulan tan bangsa besar pada umur 5 - 7 bulan. Keberbasilan breeding pada reproduksi kefnci adalale jAa mendapat prosentase kebuntingan yang terjadi tinggi, yattu jumlah betina yang berbasil bunting dari seluruh betna yang dikawinkan. Templeton (1968) mengemukakan bahwa kebuntingan dipenganibi oleh beberapa faktor anima lain faktor stenhtas, umur, kondisi induk kebuntingan palsu, perlakuan selama kebuntingan, makanan tan pesoyakit. Faktorfaktor tersebut dapat saja mengaln'batkan kebuntingan menghilang secara tiiba-tiba. Proses kebuntingan dimulai setelah sel tehrr dibuahi pada saat dlakukan perkawman, kemudian akan terjadi peanbelahan sel telur tan pada saat yang bersamaan sel telur tersebut akan turun dan tuba Fallopii menuju uteros. Setelah 4 bari, sel telur yang telah dibuahi akan sampai di uterus tan bertaut pada dirding uterus (berimplantasi) serta terus berkembang sampai proses melahukan terjadi. Pada hari ke 10 setelah perkawman (fertilisasi) embno diperkiralcan telah hrmbuh sebesar kelereng tan akan teraba ketika dilakukan palpasi dalam mendeteksi kebuntingan
CARA MENDETEKSI KEBUNTINGAN KELINCI
Ada beberapa metode yang d apat dilakukan untuk mendeteksi kebuntingan pada kelinci 1. Dengan pengamatan visual tan tingkah laku induk Secara visual induk kelinci yang sedang bunting akan menunjukkan perubahan fisik tubuhnya yang mulai membesar, pola makan yang berubah (nafsu makan tinggi) tan mengemukakan suara ketika mduk akan kita pegang. Jika akan dikawmkan biasanya menolak dengan menutupkan ekomya. Akan tetapi dengan cara ini hasil pengamatan mengenai kebuntingan tidak dapat dipastikan secara akwat. Pada keadaan bunting semu sering menunjukkan tanda-tanda seperti dipastkan diatas.
Temu Teknis Fungsional non Peneha 2000
2. Melakukan pemeriksaan kadar hormon progesteron dalam darah Deteksi kebuntingan dengan cars an sangat akurat tetapi mahhal. Kit hormon steroid untuk pemeriksaan hormon progesteron harganya sangat mahal sehingga kurang menguntungkan. Pencapaian hasil deteksi kebuntingan adalah 100 % benar . (Arifiantini I., komunikasi langsung) . 3. Dengan melakukan palpasi
Teknik palpasi yang dikenal dengan istilah palpasi percutan ventro caudal adalah dengan cara melakukan perabaan embrio kebagian caudal (perut) induk kelinci . Palpasi dapat dilakukan efektif antara 10 - 14 hari clan tidak efektif jika dilakukan sebelum 9 hari setelah tanggal dikawinkan (Lebas, dkk., 1986) . Jika dilakukan lebih dari 14 han akan berisiko terjadmya abortus . Untuk memastikan positif bunting, mduk dapat dipalpasi ulang, pada hari ke 21. Jika sudah terlatih, kebenaran hasil palpasi dapat mencapai 100
CARA MELAKUKAN PALPASI
Mengmgat tdmmk pelpasi lebih efisien clan mudah dilakukan berikut ini diutarakan cars melakukannya Tentukan induk yang akan dipalpasi, pasfkan bahwa induk telah dikawinkan 10-14 ban yang lalu (dapat dilihat pads kartu temak atau pada kalender breeding). Sebelum palpasi dilakukan, sebaiknya melakukan pendekatan pads induk sampei induk benar-benar nyaman clan merasa aman dengan cars membelai-belai bulu induk Setelah induk dalam keadaan . tenang clan memberi r+espon yang baik, bagian telinga diluruskan kearah baddan bagian belakang lalu dipegang bersama-sama kulit tengkuk oleh tangan kiri (lihat gambar). Kemudian tangan kanan melakukan pemeriksaan bagian caudal (perut) secara hati-hati kurang lebih 1- 2 cm ke arah perut. Jika tmba ada benjolan sebesar kelereng clan beraturan dari depan kebelakang, mengambang serta licin maka dapat dipastikan induk kelinci sedang bunting selanjutaya pads kartu di lrandang dapat dauliskan + (positit) yang berarti ternak induk sedang bunting. Jika yang teraba benjolan keras clan lebih kecil, maka ada kemungkinan yang teraba adalah kotoran kelinci clan ini menunjukkan mduk tidak bunting atau negatif (-). Untuk induk yang tidak bunting maka dapat segera dikawmkan kembah clan dimaukan dalam kelompok perkawinan berikutuya . Untuk lebih memastikan kebuntngan, maka dapat di palpasi ulang pada han ke 21 clan jika embrio semakin membesar maka tanda + positif pada kartu temak dapat diberi lingkaran ( + )
Tenor Tebds FYngafo" rnn Penehd ?Ow
Gambar
1. POSISI
Enibno pada bagia n Caudal Kelmca
Gambar 2. Cara Melakukan Palpasi
Temm Tekms FungmonalnonPenebd 2000
CAGE # DOE Bred ~0
9 22ao
Do n '`Bucl-
8
Palp
5'
,5-'-f-D&IRE . A Kindle to 2000
Alive
Dead
Gan+bar 3. Karu Kandang Induk PEMBAHASAN Tekmk palpasi yang d&enal dengan palpasi "Percutan Ventra Caudal' telah dimanfaadma di Balitnak sejak tahim 1982 pads saat ternak kelinci mulai masuk dalam jajaran ternak penelitim Melalui latihan-latihan yang teratur untuk mengasah kepekaan jari-jari dalam melakukan perabaan embrio pada bag= caudal perut kelinci, ketepatan basil deteksi dapat mmcapai 100 %. Palpasi dengan metoda ini dianjuckan dilakukan 10 - 14 ban setelah kawin. Usaha palpasi drbawah 9 hari setelah dikawmkan tidak dianjurkan karena pada saat itu embrio masih sangat kecd dan pertautan pads dmdmg uterus belum terlalu kuat dan dibawatnkan tmjadi abortus. Demean juga dengan palpasi diatas 14 ban harus hati-hati karena dihawatirkanjuga dapat terjadi abortus . Palpasi pada ban ke 21 (palpasi ulang) sangat diperlukan supaya kepastian basil palpasi dapat dipasfkan. Pada kasus tertentu, setelah basil positif pada ban ke 10 temyata setelah di palpasi ulang pada ban ke 21 menjadi negatif Ada beberapa kemungkman yang tcrjadi , embno diserap kembah oleh uterus seperti pada kasus pemberian daun lamtoro yang berlebihan atau dapat juga abortus pada saat mendapat tekanan-tekanan seperti stres akibat cengkaman suhu dan lain-lain. Jika pada ban ke 21 embrio telah membesar maka pada hari ke 28 dapat dipersiapkan kotak beranak .
Tens Tat= Fbngsiono!non Pemtid ?OQO Upaya alih teknologi palpasi pada peternak kelinci yang menjadi kooperator pada penelitian di berbagai daerah telah berhasil dengan baik than im menungukkan bahwa aplikasi teknologi palpasi dilapangan tidak terlalu sulit dilakukan. Deogan perubahan cars budidaya, diharapkan produktivitas kelinci dapat ditingkatkan than memberi hasil bagi peternak.
KESIMPULAN
Teknik palpasi Percutan ventro Caudal merupakan teknik sedeahana untA mendeteksi kebuntingan pads kelimci melalui perabaan embrio pads bagian caudal perut kelinci. Dengan latihan-latiban yang teratur, basil deteksi kebunbngan dapat mencapai 100 %. Alih telmologi pads peternak kooperator telah dilakukan than berhasil dengan baik sehingga proses alih teknologi diharapkan akan terus berlangsung than member manfaat .
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempetan inn penulis mengucaplrdn terima kasih yang sebesar_ besamya pada ft Dr Dona Gultom alas bimbingan than bantuan dalam penelisan makalah ini jugs pads Tim Makalah yang telah mengarah untuk perbaikan malkalah ini.
DAFTAR BACAAN
Cheeke, P.R, N.M Patton and G.S. Templeton, 1982 . Rabbit Production 5 thEd The Interstate Printers & Publisher, Inc. Denville, Illinois USA Cheeke, P.R, 1983 . Rabbit production in Indonesia. J. Appl . Rabbit Res. 6: 80 - 86. Lebas,F, P.Coudert, R Rovier, Ii de Rochambeau. 1986. The Rabbit , hey, health and production. Food And Agriculture Organization Of The United Nation. Rome. Sandford, J.C. 1979. The Domestic Rabbit 3 rd Ed Granada London. Sitorus, P., S. Sastrodihardjo, Y.C. Raharjo, I. Gede Putu, Santoso, B. Sudaryanto than A. NurhadL 1982 . Laporan Budidaya Peternakan Kelinci di Jawa. Puslitbangaak Templeton, G.S. 1968 . Domenstic Rabbit Production, The Interstate Printers & Publisher, Inc. Denville Illinois USA. U.O .C . 1980. Rabbit hand book. Leaflet 21020. Division of Agricultural Science, University of California USA