KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN
L A P O R A N
K I N E R J A
BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) BATANGKALUKU Jl. Malino Km.3 Sungguminasa Kab. Gowa - Sulawesi Selatan www.bbpp-batangkaluku.com, email :
[email protected] telp. 0411-866396, fax. 0411-866570
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mandat Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, adalah
melaksanakan tugas-tugas peningkatan kapasitas sumberdaya
manusia pertanian baik bagi aparatur maupun bagi non aparatur pertanian melalui pendidikan dan pelatihan.
Aparatur pertanian adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah di sektor pertanian dengan perjanjian kerja, dan bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan non aparatur pertanian (petani/pekebun/peternak) adalah perorangan warga negara Indonesia besertakeluarganya ataukorporasiyang mengelola usaha dibidang pertanian. Upaya peningkatan kompetensi dan profesionalisme bagi sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian,
oleh Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP) Batangkaluku telah dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, sesuai tugas pokok dan fungsi yang diembannya, diantaranya melalui diklat-diklat berbasis kompetensi sesuai dengan tugas dan jabatan yang dipangku, berdasarkan Permentan Nomor: 49/Permentan/OT.140/9/2011, yaitu, Diklat bagi aparatur dan non aparatur pertanian, diklat bagi aparatur meliputi diklat fungsional, diklat teknis pertanian, dan diklat kewirusahaan, sedangkan diklat bagi non aparatur meliputi Diklat kepemimpinan, kewirausahaan, serta diklat teknis komoditas pertanian. Dalam menyikapi tuntutan peningkatan kapasitas SDM pertanian yang jumlahnya sangat besar, khususnya bagi pelaku (non aparatur) pertanian, semenjak tahun 2006 sampai sekarang 2015, BBPP Batangkaluku telah menumbuh kembangkankan 102 (seratus dua) unit Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) yang tersebar pada 6 (enam) Provinsi se-Sulawesi (Sulsel, Sulbar, Sultra, Sulteng, Sulut, dan Gorontalo). Pengelola P4S adalah para petani maju dan berhasil yang diharapkan dapat metransfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki kepada petani sekitarnya, sehingga keberadaannya Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 1
benar-benar dapat mendorong percepatan kebutuhan tuntutan peningkatan kapasitas
SDM
petani
yang
dilaksanakan
melalui
kegiatan
permagangan/pelatihan.Pembinaan terhadap P4S selama ini yang telah dilakukan
berupa
mengikut
sertakan
kegiatan
Diklat
teknis
agribisnis,
manajeman, Instruktur, dan metodologi pelatihan bagi pengelola P4S, pemberian fasilitasi pendanaan/sharing kegiatan permagangan di P4S, serta pemberian sarana pendukung permagangan/pelatihan. Demikian pula terhadap SDM aparatur bidang pertanian, pelaksanaan diklatnya juga telah berusaha disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan kompetensi yang diharapkan, berbagai diklat teknis dan fungsional
yang
dilaksanakan baik biaya yang berasal APBN maupun biaya yang berasal dari pihak
user
(kerjasama
pengguna
jasa
diklat),
dilaksanakan
dengan
pengembangan pola dan metoda diklat, walaupun itu belum sepenuhnya dapat mengakomodir seluruh kebutuhan sasaran, sebagai tindak lanjutnya akan terus dikembangkan sehingga kedepan akan dimilikiya pilihan alternative model pelatihan yang dapat melingkage dan mensinergikan program pusat dan daerah, sekaligus menjadi media sinkronisasi program pusat dan daerah. B. Kondisi Umum BBPP Batangkaluku 1. Tugas, Fungsi, Visi dan Misi a. Tugas Berdasarkan
Permentan Nomor 106/ Permentan/ OT.140/10/2013,
tanggal 9 Oktober 2013, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP) Batangkaluku, mempunyai Tugas Pokok
“melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis dibidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian”. b. Fungsi Sedangkan fungsi yang diselenggarakan antara lain: a)
Penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan kerja sama
b)
Pelaksanaan identifikasi kebutuhan pelatihan
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 2
c)
Pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang pertanian
d)
Pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur
e)
Pelaksanaan pelatihan teknis dibidang mekanisasi pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri
f)
Pelaksanaan pelatihan profesi di bidang mekanisasi pertanian bagi aparatur dan non aparatur
g)
Pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian
h)
Pelaksanaan
penyusunan
paket
pembelajaran
dan
media
pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian i)
Pelaksanaan
pengembangan
model
dan
teknik
pelatihan
fungsional dan teknis di bidang mekanisasi pertanian j)
Pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya
k)
Pelaksanaan pemberian konsultasi di bidang pertanian
l)
Pelaksanaan bimbingan lanjutan di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur
m) Pelaksanaan pemberian pelayanan penyelenggaraan pelatihan fungsional
bagi
aparatur,
pelatihan
teknis
dan
profesi,
pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur n)
Pengelolaan Unit Inkubator Usaha Tani
o)
Pelaksanaan
pemantauan
dan
evaluasi
pelatihan
dibidang
pertanian p)
Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pelatihan serta pelaporan,
q)
Pelaksanaan pengelolaan sarana teknis
r)
Pengelolaan urusan kepegawaian , keuangan, rumah tangga, perlengkapan, dan instalasi BBPP Batangkaluku.
s)
Berdasarkan
Permentan
tersebut
diatas, bahwa Balai Besar
Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang pelatihan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 3
Sumber Daya Manusia Pertanian, dan sehari hari dibina oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian. c. Visi “ Menjadi lembaga pelatihan terpercaya dan berdayasaing untuk menghasilkan SDM pertanian yang kreatif, inovatif dan professional “ d. Misi a) Meningkatkan kualitas rencana program, pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan b) Meningkatkan
kualitas pelayanan
kerjasama, jejaring kerja, dan
sistem informasi pelatihan pertanian. c) Meningkatkan
pendayagunaan
dan pengembangan fasilitas
pelatihan d) Meningkatkan
kompetensi
dan
profesionalisme
ketenagaan
pelatihan. e) Meningkatkan
kualitas
pelaksanaan
sistem
dan
prosedur
penyelenggaraan pelatihan serta pengembangan teknik pelatihan teknis, fungsional, mekanisasi dan kewirausahaan. f)
Mengembangkan pola/model pelatihan teknis,
kewirausahaan
pertanian dan kualitas pelayanan konsultasi agribisnis. g) Meningkatkan kualitas pengelolaan
administrasi , manajemen dan
kelembagaan BBPP. 2. Organisasi dan Sumber Daya Manusia a. Organisasi dan Tata Kerja BBPP Batangkaluku merupakan
UPT Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian, dengan Unit Kerja eselon II-b. yang dipimpin oleh seorang Kepala Balai.
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 4
Eselon III-b dan Eselon IV-a terdiri dari : a)
Eselon III
Kepala Bagian Umum membawahi tiga eselon IV,
masing-masingnya :
b)
-
Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Rumah Tangga
-
Kepala Sub Bagian Perlengkapan dan Instalasi
-
Kepala Sub Bagian Keuangan
Eselon III Kepala Bidang Program membawahi dua Eselon IV, masing-masing :
c)
-
Kepala Seksi Program dan Kerjasama
-
Kepala Seksi Evaluasi dan Laporan
Eselon III
Kepala Bidang Penyelenggaraan membawahi dua
Eselon IV, masing-masing : -
Kepala Seksi Aparatur
-
Kepala Seksi Non Aparatur
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 5
b. Struktur Organisasi
Kepala Balai
BagianUmum
Subag. Keuangan
Subag. Perlengkapan & Instalasi
Subag. Kepeg.&Rt
Bid. Program dan Evaluasi
Seksi Program &Kerjasama
Bid.Penyelenggaraan Pelatihan
SeksiEvaluasi& Pelaporan
SeksiPelatihan Aparatur
Seksi Pelatihan Non Aparatur
Jabatan Fungsional
Gambar 1. Struktur Organisasi c. Sumber Daya Manusia Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Balai berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian tersebut diatas dipimpin oleh 1 (satu) orang Kepala Balai dengan jumlah karyawan dan karyawati sebanyak 94 orang pegawai organik, 1 (satu) orang titipan tugas dan 28 orang THL. Status kepegawaian, tingkat pendidikan karyawan
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 6
karyawati balai secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini : a) Keadaan Pegawai Menurut Golongan dan Pendidikan Keadaan pegawai menurut golongan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : Tabel-1 : Keadaan PNS Menurut Golongan dan Pendidikan No
Pangkat
Gol.
Jml (Org)
1
Pembina Utama
IV/c
2
2
Pembina Tk. I
IV/b
5
3
Pembina
IV/a
7
4
Penata Tk. I
III/d
7
5
Penata
III/c
11
6
Penata Muda Tk. I
III/b
11
7
Penata Muda
III/a
16
8
Pengatur Tk. I
II/d
5
9
Pengatur
II/c
8
10
Pengatur Muda Tk. I
II/b
10
11
Pengatur Muda
II/a
6
12
Juru Tk. I
I/d
2
13
Juru
I/c
4
14
Juru Muda Tk. I
I/b
-
15
Juru Muda
I/a
94 Orang
Jumlah I II
TITIPAN
1
Pengatur TK I
No
Pangkat
II/d
1
Gol.
Jml (Org)
Jumlah II III
1
BHL
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 7
No
Pangkat
Gol.
Jml (Org)
1.
SD
-
5
2.
SLTP
-
-
3.
SLTA
-
20
4
D3
-
1
4.
SARJANA
-
2
Jumlah III
28
Total (Jumlah I + II + III)
123
b) Keadaan Pegawai Menurut Jabatan/Pekerjaan Keadaan pegawai menurut jabatan/pekerjaan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel-2 : Keadaan Pegawai Menurut Jabatan/Pekerjaan No.
Uraian
Organik (org)
THL (org)
Jumlah (org)
1
Kepala Balai
1
-
1
2
Kepala Bagian/Bidang
3
-
3
3
Kasubag/Kasie
7
-
7
4
Fungsional Tertentu
28
-
28
5
Tenaga Administrasi
34
1
35
6
Tenaga Teknis
9
-
9
7
Petugas Kantor, Asrama, Wisma , Kelas dan Lapangan Pengemudi (Sopir)
9
25
34
3
2
5
94
28
122
8
Jumlah
c) Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Keadaan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 8
Tabel-3 : Keadaan Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan No.
Uraian S3
S2
S1
DPL
SLTA
SLTP
SD
JML
1
Kepala Balai
-
1
-
-
-
-
-
1
2
-
3
-
-
-
-
-
3
3
Kepala Bagian/Bidang Kasubag/Kasie
-
3
3
1
-
-
-
7
4
Fungsional Tertentu
1
15
12
-
-
-
-
28
5
Tenaga Administrasi
-
1
14
3
15
1
-
34
6
Tenaga Teknis
-
-
-
-
6
3
-
9
-
-
-
-
4
2
3
9
-
-
-
-
1
-
2
3
1
23
29
4
26
6
5
94
7
8
Petugas Kantor, Asrama, Kelas Wisma dan Lapangan Pengemudi (Sopir) Jumlah
*) Sumber data : Sub.Bag Kepegawaian BBPP-BK Desember2015
C. Aspek Strategis dan Permasalahan utama (strategic issued) 1. Aspek Strategis a.
Sumberdaya Alam a)
BBPP Batangkaluku berada di lahan yang telah bersertifikat seluas 11,51 Hektar yang dilengkapi dengan fasilitas instalasi lahan praktek, sehingga sangat representative dalam penyelenggaraan diklat pertanian Teknis Tanaman Pangan, Perkebunan, Hortikultura, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Mekanisasi Pertanian, Tata Guna Air, serta kewirausahaan pertanian.
b)
Instalasi lahan praktek yang tersedia seluas 6,849 Hektar, yang terdiri dari lahan basah seluas 2,849 Hektar danlahankering seluas 4 hektare dilengkapi dengan system irigasi semi teknis yang mengalir sepanjang tahun, yang berasal dari air sungai Bili-Bili, sehingga
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 9
sangat
memungkinkan
untuk
melakukan
tanaman pangan, hortikutura,
praktek
budidaya
perkebunan, dan tanaman
musiman. c)
Secara demografi BBPP
Batangkaluku sangat strategis, mudah
diaksesmelalui transportasi darat, dan laut yang dekat denganIbu Kota Provinsi, serta BandaraInternasional Sultan Hasanuddin, Maros. b.
Sumberdaya Kelembagaan a)
Organisasi dan Tata Kerja BBPP Batangkaluku merupakan
UPT Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian, dengan Unit Kerja Eselonering IIb. Dipimpin oleh seorang Kepala Balai. Eselon III-b dan Eselon IV-a terdiri dari : 1) Eselon III Kepala Bagian Umum membawahi tiga eselon IV, masing-masingnya : -
Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Rumah Tangga
-
Kepala Sub Bagian Perlengkapan dan Instalasi
-
Kepala Sub Bagian Keuangan
2) Eselon III Kepala Bidang Program membawahi dua Eselon IV, masing-masing : -
Kepala Seksi Program dan Kerjasama
-
Kepala Seksi Evaluasi dan Laporan
3) Eselon III Kepala Bidang Penyelenggaraan membawahi dua Eselon IV, masing-masing :
b)
-
Kepala Seksi Aparatur
-
Kepala Seksi Non Aparatur
Penguatan Kelembagaan Melalui Sertifikasi Integrasi Manajemen Mutu dan Manajemen Lingkungan (ISO 9001:2008, dan ISO14001:2004) Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2008), adalah bentuk konsisten
manajemen
untuk
memberikan
standard
minimal
terhadap pelayanan penyelenggaraan pelatihan pertanian di BBPP Batangkaluku secara konsisten, dan sertifikasi ISO 9001:2008 Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 10
(manajemen mutu) mulai diterapkan dan diperoleh sertifikasinya sejak tahun 2007. Pada akhir tahun 2013 BBPP Batangkaluku telah mengintegrasikan
system pelayanan tersebut dengan Sitem
Manajemen Lingkungan, (Integrasi ISO 9001:2008
dengan ISO
14001:2004) secara berkelanjutan. Melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu, sasaran mutu terhadap pelayanan penyelenggaraan diklat pertanian di BBPP Batangkaluku adalah pengukuran tingkat kepuasan peserta diklat terhadap pelayanan penyelenggaraan diklat. Sedang survelence untuk Integrasi ISO 9001:2008 dengan ISO 14001:2004 dilaksanakan melalui Audit Internal oleh Tim Pelaksana ISO, Audit Eksternal, dan Workshop tindak lanjut ketidaksesuaian. c)
Lembaga Diklat Profesi Sejak Tahun 2013 BBPP Batangkaluku mandapat mandat dari LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Pemerintah, yaitu Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian untuk menyelengggarakan diklat Profesi khususnya bagi jabatan fungsional RIHP Penyuluh Pertanian, dan pada Tahun 2015 ini akan dilaksanakan Diklat Kompetensi (profesi) yang berkaitan dengan Perbenihan Tanaman, Pertanian Organik, dan Inspektor Pertanian Organik.
d)
Tempat Uji Kompetensi (TUK) Sebagai Lembaga Diklat Profesi BBPP Batangkaluku telah dapat penugasan pula untuk melaksanakan mandate Uji Kopetensi khusus bagi pejabat RIHP Penyuluhan Pertanian (Pertanian), yang dilaksanakan mulai tahun 2013.
e)
Penumbuhan dan pembinaan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S), Tujuannya adalah pemberian pelayanan
sekaligus penyediaan
tempat pelatihan/magang pertanian bagi pelaku utama (non apartur)
yang
tidak
mungkin
diberikan
pelayanan
pelatihan/magang secara langsung di BBPP Batangkaluku, yang tersebar di perdesaan wilayah kerja BBPP Batangkaluku, dan sejak tahun 2006 BBPP Batangkaluku sampai saat sekarang telah Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 11
membina dan mengklasifikasi
sebanyak 102 (seratus dua) unit
Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) yang tersebar diwilayah kerja 6 (enam) Provinsi se-Sulawesi, dengan
klasifikasi
masing-masingnya sbb: Tabel 4. Sebaran , Jumlah dan Klasifikasi P4S
f)
NO
PROVINSI
PEMULA
MADYA
UTAMA
JUMLAH
1
SULSEL
24
15
0
39
2
SULBAR
5
3
0
8
3
SULTRA
15
5
0
20
4
SULTENG
8
5
0
13
5
SULUT
11
5
0
16
6
GORONTALO
4
2
0
6
JUMLAH
67
35
0
102
Inkubator Usahatani sebagai Unit Pembelajaran Usaha Tujuan dilaksanakan program Inkubator Usahatani (IUT) adalah merupakan pengembangan peran BBPP Batangkaluku dalam pembinaan
usaha
kecil
bidang
pertanian/petani
dalam
pengembangan usahanya melalui model pembinaan inkubasi (pemeraman)/pendampingan hingga petani tersebut mampu mandiri dalam menghadapi persaingan dalam usahanya. Unit Inkubasi Usahatani di Balai sekaligus menjadi media pembelajaran kewirausahaan bagi peserta diklat untuk dapat belajar pada kondisi nyata kegiatan usaha pertanian, sesuai dengan minat yang akan dikembangkannya. g)
Sumberdaya Manusia Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku memiliki 123 orang tenaga kediklatan yang terdiri dari Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional Widyaiswara, Tenaga Pejabat Fungsional
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 12
Khusus, Pejabat Fungisional Umum, dan Tenaga Harian Lepas (THL) dengan Kontrak Kerja per tahun. h)
Sumberdaya Teknologi BBPP Batangkaluku dengan menyandang kekhasan bidang Mekanisasi Pertanian, memiliki keunggulan dengan tersedianya alat mesin pertanian yang cukup memadahi, mulai dari peralatan pengolahan lahan, budidaya tanaman, panen, Pasca Panen, dan sampai kepada pengolahan hasil pertanian, sehingga BBPP Batangkaluku mampu melaksanakan diklat pertanian dari hulu sampai hilir. Disamping itu, sarana prasarana perbengkelan yang tersedia, dapat memberikan peluang pengembangan kreatifitas petugas untuk mengembangkan berbagai alat dan mesin pertanian, baik melalui modifikasi peralatan yang telah ada, maupun merancang peralatan baru yang tepat guna dan dibutuhkan oleh petani dengan biaya murah. Pengolahan
Limbah
Pertanian
dan
pembuatan
pupuk
kompos, cair, dan reactor pembuatan Bio Gas dari Kotoran ternak sapi. Pendukung
fasilitas
lainnya,
juga
diperkuat
dengan
tersedianya Perpustakaan dan fasilitas Informasi Teknologi melalui Web Site BBPP Batangkaluku, perpustakaan on line, yang ditunjang dengan jaringan WIFI 24 jam. c.
Sarana Prasarana Sarana dan Prasarana yang dimiliki Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku sampai dengan tahun 2015 dimanfaatkan sebagai fasilitas dalam rangka mendukung pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Balai, meliputi : Wisma, Asrama Peserta, Ruang Makan, Ruang Kelas, Aula, dengan kapasitas asrama dan wisma sebanyak 250 orang, Poliklinik, Ruang Display, Koperasi, Jalan Kompleks, Lahan praktek, Saluran Irigasi, Gedung Kantor, Gedung Perpustakaan, Masjid, Sarana Olah Raga, Lapangan Parkir, Poliklinik, Green House, Unit Pengolahan Pupuk Organik,
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 13
Alat dan Mesin Pertanian, Laboratorium Bahasa, Alat Pengolahan Hasil Pertanian, Kendaraan Roda Enam, Kendaraan Roda Empat, Kendaraan Roda Tiga, Kendaraan Roda Dua, Laboratorium Kultur Jaringan dan Laboratorium
Pengolahan
Hasil
Pertanian
(masih
dalam
tahap
pembangunan Tahun 2015) dan lain-lain. 2. Permasalahan Utama (strategic issued) Permasalahan yang dihadapi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku untuk mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai lembaga diklat untuk peningkatan kompetensi sumberdaya aparatur dan non aparatur pertanian adalah sebagai berikut : a. Aspek Kelembagaan a)
Sebagai UPT BBPP Batangkaluku tidak memiliki kewenangan dalam pengembangan mengikuti
kelembagaan,
pola-pola
sehingga
pengembangan
sangat
sulit
untuk
kompetensi SDM
yang
menjadi tuntutan dunia kerja industri pertanian. b)
Belum seluruh instalasi yang ada dapat mengakomodir kebutuhan kegiatan praktek peserta diklat, dalam mendukung optimalnya pelayanan penyelenggaraan diklat.
c)
Sebaran keberadaan P4S belum merata, sehingga ada beberapa Kabupaten di Provinsi se Sulawesi (wilayah kerja) masih ada yang belum ada P4S nya, demikian pula dalam tingkat kemampuan pengelola P4S, masih banyak didominasi klasifikasi Pemula.
d)
Belum optimalnya penggunaan dan ketersediaan sarana prasana Diklat
e)
Belum optimalnya peran dan fungsi Inkubator Usahatani dalam mendukung penumbuhan usaha kecil pertanian dan diklat berbsis kewirausahaan pertanian
f)
Mandat LDP dan TUK masih Fokus pada Kompetensi Penyuluhan Pertanian, belum mengarah ke kompetensi (SSKNI) RIHP lainnya.
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 14
b. Aspek Ketenagaan a)
Masih belum meratanya kompetensi Widyaiswara dan tenaga kediklatan lainnya.
b)
Masih kurangnya motivasi pengembangan diri Tenaga fungsional Widyaiswara (Kajiwidya, Karya Tulis Ilmiah, Modul, Jurnal, dll)
c)
Belum proposionalnya penempatan tenaga diklat berdasarkan beban kerja dan kompetensi masing-masing petugas.
c. Aspek penyelenggaraan a)
Standarmutu
pelayanan
Diklat
telah
menggunakan
Sistem
manajemen Mutu SMM ISO 9001 : 2008, dengan menggunakan instrumen SOP sabagai acuan instruksi kerja pelayanan, tetapi dalam implementasinya belum secara optimal dilaksanakan dan terkoreksi sebagai tindak lanjut perbaikannya, sehingga belum adanya revisi SOP untuk peningkatan pelayanan penyelenggaraan diklat. b)
Belum jelasnya penjenjangan diklat (dasar, menengah dan lanjutan), sesuai Permentan No.49 Tahun 2011 untuk diklat teknis maupun kewirausahaan
c)
Masih sering berulangnya keluhan/complain peserta diklat terhadap pelayanan penyelenggaraan diklat
d)
Belum optimalnya peran dan fungsi P4S dalam pelayanan peningkatan
SDM
Petani
sekitar
melalui
penyelenggaraan
permagangan/pelatihan. e)
Jenis Diklat belum sepenuhnya mengakomodir kebutuhan program Kabupaten/Kota
d. Aspek Kerjasama a)
Belum adanya regulasi terhadap pengelolaan biaya/anggaran kerjasama sebagai dasar pengenaan tarip kerjasama baik Diklat maupun kegitan pemanfaatan fasilitas kediklatan.
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 15
b)
Belum optimalnya pemanfaatan peluang kerjasama diklat dan permagangan, baik oleh pemerintah maupun oleh swasta.
c)
Kurangnya promosi dan sosialisasi peran BBPP Batangkaluku sebagai tempat/lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pertanian, dan pengembangansdm lainnya.
e. Aspek Pembiayaan a)
Pembiayaan
belum
sepenuhnya
mengakoodir
pelaksanaan
seluruh tugas pokok dan fungsi balai b)
Terbatasnya
pembiayaan
belanja
mengikat
(rutin)
dalam
menangani kegiatan pemeliharaan dan operasional sehari-hari perkantoran. D. Isu strategis Lingkungan dan isu strategis yang akan melingkupi dan mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi BBPP dalam tugas-tugas penyiapan dan pengembangan SDM pertanian, baik aparatur maupun non aparatur melalui diklat,
sangat perlu untuk diberikan perhatian analisisnya. Analisis tersebut
dilandaskan kepada faktor Global, regional dan nasional yang nantinya dapat dijadikan referensi sekaligus solusi dalam mengantisipasi permasalahan yang mungkin akan timbul, antara lain adalah : 1. Program pembangunan pertanian 2015 – 2019, yang fokus pada: (i) Kecukupan produksi komoditas strategis (padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah) serta pengurangan ketergantungan impor; (ii) Peningkatan daya saing produk di dalam negeri/antisipasi pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Indonesia sebagai target pasar; (iii) Pemantapan dan peningkatan daya saing produk; (iv) Diversifikasi pangan untuk mengurangi konsumsi beras dan tepung terigu; dan (v) Peningkatan pendapatan dan peningkatankesejahteraan petani.Dalam penjabaran program pembangunan pertanian, fokus komoditas pertanian akan dijadikan landasan untuk pengembangan kapasitas sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian, dan arahnya
kepada
kegiatan Diklat teknis agribisnis komoditas,terutamauntuk menguasai di bidang teknonologi padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 16
merah. Pelatihan teknis agribisnis komoditasyang meliputi empat subsistem agribisnis yaitu : (i) Subsistem agribisnis hulu (off-farm) yaitu Diklat yang berkaitan
dengan
sarana
produksi
bagi
pertanian;
(ii)
Subsistem
produksi/usahatani (on-farm agribusiness),yaitu Diklat komoditas padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah; (iii) Subsistem agribisnis hilir (off-farm),yaitu Diklat produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir; dan(iv)Subsistem lembaga penunjang yaitu Diklat yang berkaitan dengan penyediaan jasa agribisnis. 2. Kebijakan
pemerintah
dalam
Tahun
2015
dalam
implementsi
pelaksanaanpencapaian swasembada, melalui peningkatan produksi, produktifitas dan mutu produk pertanian, dimana target swa sembada pangan (padi, jagung, dan kedelai) dilaksanakan melalui gerakan operasi khusus,telah disalurkan alat dan mesin pertanian (Mekanisasi) berupa 7.800 unit hand traktor, 3.000 unit pompa air, dan optimasi lahan 170.000 Ha, kemudian juga melalui reFokusing anggaran untuk peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai, sebesar Rp. 4,1 Trilyun, yang disalurkan melalui kegiatan : a. Perbaikan jaringan irigasi 1.500.000 Ha b. Optimasi lahan 500.000 Ha c. Hand traktor 6.100 unit d. Pompa air 2.328unit e. Pengembangan jagung 102.000 Ha f.
Corn seller 204 Unit
g. Dryer 204 unit h. Perluasan tanaman kedelai 131.500 Ha i.
Pendampingan dan pengawalan penyuluh pertanian
j.
Peningkatan produktivitas dn rendementebu
k.
Peningkatan produksi
Dari penyaluran bantuanprogram tersebut perlu adanya antisipasi penyiapan
SDM
baik
aparatur
sebagai
pembina,
serta
non
aparatur/petani sebagai operator dan pengguna alat mesin pertanian tersebut
dilapangan,
utamanya
dengan
pemeliharaannya
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
demi
Halaman 17
keberlanjutan dan optimalisasi penggunaan alat mekanisasi pertanian tersebut dalam mendukung keberhasilan program, untuk itu maka perlu dirancang
berbagai
jenis
diklat
mekanisasi pertanian
(operator,
pemeliharaan, perbengkelan, maupun bongkar pasang mesin) 3. Rencana pembentukan pasar tunggaldi kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 yang dikenal dengan MEA sangat dibutuhkan upaya untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomianpara anggotanya.Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan Produk Domestik Bruto(PDB) Indonesia.Demikian pula hasil riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar bagi pertumbuhan ekonomi kawasan. Selain MEA dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, hal ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara.Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta.Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta. Untuk itu pengembangan kapasitas sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian harus difokuskan pada upaya untuk menstandarisasi profesi, dan untuk itu dibutuhkan pelatihan yang bersertifikat, baik untuk sertifikasi profesi maupun sertifikasi keahlian dengan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional Indonesia (SKKNI), sehingga kompetensi para purnawidya akan mampu bersaing di zona kawasan ekonomi Asia Tenggara. BBPP Batangkaluku sebagai lembaga Diklat, untuk
menghasilkan SDM
pertanian yang kompeten dan berkarakter, maka perlunya standarisasi lembaga,
sesuai
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor:
2/Permentan/SM.300/J/01/12 tanggal 9 Januari 2012, yang pada gilirannya mampu bersaing dengan lembaga pelatihan tenaga kerjaswasta dan dikenal
di tingkat
internasional.Dan agar para penyelenggaranya
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 18
(Widyaiswara dan tenaga kediklatan lainnya) menjadi pengelola diklat yang berdaya saing dan bertaraf internasional, maka dibutuhkan Widyaiwara yang berkualitas sesuai dengan komptensi dan spesialisasinya. Sesuai dengan Peraturan Kepala LAN Nomor 5 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Widyaiswara, kompetensi yang harus dimiliki oleh Widyaiswara meliputi: (i) kompetensi pengelolaan pembelajaran; (ii) kompetensi kepribadian; (iii) kompetensi sosial; dan (iv) kompetensi substantive. Sedangkan penetapan spesialisasi Widyaiswara mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan(Juklak) Standardisasi Tenaga Kediklatan Pertanian Nomor 08/Permentan/OT.140/J/12/11, dengan kekhasan pertanian diwajibkan memiliki 8 jenis spesialisasi yaitu : (i) Budidaya Tanaman; (ii) Pengelolaan Limbah Tanaman; (iii) Hama dan Penyakit Tanaman; (iv) Konservasi Lahan dan Klimatologi; (v) Mekanisasi Pertanian; (vi) Pasca Panen dan Teknologi Hasil Pertanian; (vii) Sosial Ekonomi Pertanian; dan (viii) Penyuluhan Pertanian. Sampai saat ini Widyaiswara dan tenaga kediklatan yang ada di BBPP Batangkaluku sepenuhnya belum didukung oleh Widyaiswara dengan spesialisasi yang diperlukan. 4. Isu Otonomi Daerah masih perlu menjadi pertimbangan, bahwa otonomi daerah adalah otoritas yang dimiliki daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dalam menetapkan kebijakan dan arah pembangunan didaerahnya berdasarkan potensi yang dimilikinya untuk sebesar-besarnya kepentingan kesejahteraan rakyatnya, demikian pula terhadap pembangunan sector pertanian, bahwa hampir setiap Kabupaten/kota memiliki program sendiri dalam rencana pembangunannya. Tugas kita adalah mensinkronkan (lingkage) program antara program pembangunan pertanian nasional dengan program yang diusung oleh masing-masing daerah, baik provinsi maupun kabupaten/Kota, melalui kegiatan penyelenggaraan diklat Fokus wilayah berbasis program pembangunan pusat dan daerah.
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 19
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A.
Perencanaan Kinerja Perencanaan Kinerja dituangkan kedalam Dokumen Penetapan Kinerja. Dokumen penetapan kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara Plt. Kepala Badan PPSDMP dan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi, Penetapan Kinerja disusun setelah DIPA ditertibkan, dan dijadikan lampiran dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja dengan rincian sebagai berikut : Tabel 5.
Penetapan Kinerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku Tahun 2015
Unit Eselon I Tahun
1.
: BPPSDMP : 2015
Sasaran strategis
Indikator Kinerja Outcome
Target
1
2
3
Meningkatnya kompetensi aparatur dan non aparatur pertanian
Jumlah aparatur dan non aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya
2.610 orang
1.
Jumlah aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya
1.200 orang
2.
Jumlah non aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
1.410 orang
Halaman 20
Sasaran strategis 2.
3.
Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensi
Terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian
Indikator Kinerja Outcome
Target
Jumlah ketenagaan pelatihan pertanian yang meningkat kompetensinya
77 orang
1
Jumlah widyaiswara yang meningkat profesionalismenya
37 orang
2
Jumlah ketenagaan teknis kediklatan yang meningkat kompetensinya
40 orang
Jumlah kelembagaan pelatihan pertanian yang meningkat kompetensinya
19 unit
1.
Jumlah kelembagaan pelatihan pertanian yang meningkat kompetensinya
3 unit
2.
Jumlah kelembagaan pelatihan milik petani (P4S) yang meningkat profesionalismenya
16 unit
Jumlah Anggaran Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian :
Rp.
Rp. 9.351.480.000,-
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 21
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan kewajiba Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2015. Sebagai bahan evaluasi kinerja juga dibandingkan dengan kinerja empat tahun sebelumnya serta kinerja yang diharapkan pada rencana strategis yang telah disusun yaitu tahun 2015 -2019. A. Capaian Kinerja Pengukuran kinerja kegiatan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikatorindikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Pengumpulan data kinerja diarahkan untuk mendapatkan data kinerja yang akurat, lengkap, yang berguna bagi pengambilan keputusan dalam rangka perbaikan kinerja tanpa meningggalkan prinsip keseimbangan biaya dan manfaat, efisiensi dan efektifitas. Capaian kinerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku tahun 2015 diuraikan masing-masing tiap sasaran strategis dan indikator kinerja, meliputi : capaian kinerja tahun 2015, perbandingan antara capaian kinerja tahun 2015 dengan tiga tahun sebelumnya (2012, 2013 dan 2014), membandingkan kinerja tahun 2015 dengan target RENSTRA BBPP Batangkaluku, analisa kegagalan dan keberhasilan. Sedangkan analisa efisiensi terhadap pemanfaatan sarana prasarana. Berikut disampaikan uraian capaian kinerja
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 22
1. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2015 Unit Eselon I Tahun Anggaran
: Badan PPSDMP : 2015
Tabel 6 : Hasil Pengukuran Kinerja BBPP Batangkaluku Tahun 2015 Sasaran strategis
Indikator Kinerja Outcome
Target
Realisasi
%
1
2
3
4
5
Jumlah aparatur dan non aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya
2.610 Org
2.855 Org
109.39
1. Jumlah aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya
1.200 Org
1.200 Org
100.00
2. Jumlah non aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya
1.410 Org
1.655 Org
117.38
77 Org
100 Org
129.87
37 Org
42 Org
113.51
40 Org
58 Org
145.00
1. Meningkatnya kompetensi aparatur dan non aparatur pertanian
2. Terfasilitasinya 1. Jumlah ketenagaan ketenagaan pelatihan pertanian yang pelatihan meningkat pertanian untuk kompetensinya meningkatkan Jumlah widyaiswara kompetensi yang meningkat profesionalismenya Jumlah ketenagaan teknis kediklatan yang meningkat kompetensinya
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 23
Sasaran strategis
Indikator Kinerja Outcome
Target
Realisasi
%
1
2
3
4
5
Jumlah kelembagaan pelatihan pertanian yang meningkat kompetensinya
19 unit
19 unit
100
1
Jumlah kelembagaan pelatihan pertanian yang meningkat kompetensinya
3 unit
3 unit
100
2
Jumlah kelembagaan pelatihan milik petani (P4S) yang meningkat profesionalismenya
16 unit
16 unit
100
3. Terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian
Sumber
anggaran
yang
dikelola Balai Besar
Pelatihan
Pertanian
Batangkaluku terdiri atas Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker BBPP – Batangkaluku tahun 2015 a. Kegiatan Pelatihan Berdasarkan DIPA Satker BBPP-Batangkaluku Pencapaian kinerja sasaran strategis Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku pada tahun 2015, secara global tampak bervariasi dari 100.00% (aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya, instruktur P4S yang difasilitasi dan dikembangkan, kelembagaan pelatihan pertanian yang meningkat kompetensinya, kelembagaan pelatihan milik petani (P4S) yang meningkat profesionalismenya. sampai dengan 145.00% (Jumlah ketenagaan teknis kediklatan yang meningkat kompetensinya). Dengan capaian rata-rata pengukuran kinerja BBPP Batangkaluku sebesar 113.08%. Berdasarkan 3 (tiga) sasaran strategis, yakni (1) meningkatnya kompetensi aparatur dan non aparatur pertanian (2) terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensi, (3) terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian.
Maka pencapaian masing-masing sasaran strategis
tersebut adalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 24
1) Meningkatnya kompetensi aparatur dan non aparatur pertanian = 109.39% 2) Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensinya = 129.87% 3) Terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian = 100.00% Realisasi serapan anggaran pada tahun 2016 telah mencapai target yaitu 98.77% , secara totalitas realisasi fisik Rata –rata capaian kinerja sebesar 113.08%. Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut:
Sasaran Strategis I : Meningkatnya Kompetensi Aparatur Dan Non Aparatur Pertanian Mandat Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, adalah melaksanakan tugas-tugas peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pertanian baik bagi aparatur maupun bagi non aparatur pertanian melalui pendidikan dan pelatihan. Upaya peningkatan kompetensi dan profesionalisme bagi sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian, oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP)
Batangkaluku telah dilaksanakan melalui
kegiatan pendidikan dan
pelatihan, sesuai tugas pokok dan fungsi yang diembannya, diantaranya melalui diklat-diklat berbasis kompetensi sesuai dengan tugas dan jabatan yang dipangku Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah :
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 25
Tabel 7. Pencapaian Terget Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kompetensi aparatur dan non aparatur Indikator Kinerja 1.
Jumlah aparatur dan non aparatur yang meningkat kompetensinya
Target (orang)
Realisasi (orang)
%
2.610
2.855
109.39
-
Jumlah aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya
1.200
1.200
100.00
-
Jumlah non aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya
1.410
1.655
117.38
Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku telah melaksanakan kegiatan diklat aparatur dan non aparatur yang bersumber dari DIPA BBPP Batangkaluku Tahun 2015. Diklat aparatur sebanyak 20 jenis kegiatan pelatihan yang terdiri dari 40 angkatan untuk kegiatan pelatihan regular. Pelaksanaan diklat di selenggarakan di tiga tempat berbeda yaitu di BBPP Batangkaluku sebanyak 35 angkatan, di BPSDMP Kendari sebanyak 2 (dua) angkatan dan di BDP Kalasey sebanyak 3 (tiga) angkatan. Pelatihan teknis pertanian yang direncanakan sebanyak 1.200 orang terealisasi sebanyak 1.200 orang ( 100% ). Diklat Non aparatur Pada tahun 2015, Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku menyusun rencana kegiatan diklat regular sebanyak 8 (delapan) jenis kegiatan diklat yang dilaksanakan sebanyak 56 angkatan diklat. Pelaksanaan diklat dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda yaitu di BBPP Batangkaluku sebanyak 53 angkatan, di BPSDMP Kendari sebanyak 2 angkatan dan di BDP Kalasey sebanyak 1 angkatan. Jumlah non aparatur yang mengikuti pelatihan
teknis
pertanian
dan
pelatihan
manajemen
kewirausahaan
pertanian direncanakan sebanyak 1.410 orang terealisasi sebanyak 1.655 orang
(117.38%). Persentase pencapaian
kinerja melebihi dari target
disebabkan oleh :
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 26
1) Diklat Keliling Teknis Padi, Jagung dan Kedelai Bagi Non Aparatur di BP3K Output dari diklat ini terlatihnya 400 orang Petani yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam rangka mendukung program UPSUS Pajale serta pengembangan Budidaya Tanaman Padi, Jagung dan Kedelai. Diklat ini direncanakan sebanyak 160 orang dan terealisasi sebanyak 400 orang peserta, hal ini disebabkan oleh metode diklat yang mengalami perubahan serta ditunjang dengan ketersediaan anggaran sehingga calon peserta untuk diklat keliling melebihi rencana yang telah ditetapkan 2) Diklat Agri Training Camp Output dari Diklat Agri Training Camp (ATC) ini adalah terlatihnya 60 orang peserta siswa/siswi SLTA dalam konsep dunia pertanian serta timbulnya minat dan kecintaan peserta terhadap dunia pertanian. Diklat ini direncanakan sebanyak 60 orang peserta terealisasi sebanyak 70 orang (116.67%). Jumlah peserta melebihi target sebanyak 10 orang disebabkan masing-masing sekolah mengirimkan guru pendamping. Berikut Kinerja tahun 2015 juga dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya yaitu tahun 2012, 2013 dan 2014 dengan maksud untuk mengkaji trend peningkatan dan penurunan kinerja yang dilakukan BBPP Batangkaluku, harapan yang ingin dicapai organisasi, jika masih rendah capaiannya akan diupayakan meningkat, jika sudah tinggi capaiannya harus dipertahankan. Perbandingan kinerja ini disajikan pada table 8 dan grafik perbandingan capaian kinerja dari tiga tahun sebelumnya.
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 27
Tabel 8. Pencapaian Terget Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kompetensi aparatur pertanian Tahun
Realisasi (orang)
Capaian Kinerja (%)
1
2011
1.290
1.272
98.60
2
2012
1.470
1.450
98.64
3
2013
1.162
1.148
98.80
4
2014
900
900
100.00
5
2015
1.200
1.200
100.00
1,600 1,400
Target (orang)
1,470 1,450 1,290 1,272
102.00%
100.00% 98.80%
100.00%
98.64%
100.00%
1,200 1,200
1,200 1,162
1,000
900
96.00%
900
94.00%
1,148
800
98.00%
92.00%
600
90.00%
89.60%
400
88.00%
200
86.00%
0
84.00% 1
2 Target (orang)
3 Realisasi (orang)
4
5 Capaian Kinerja (%)
Gambar 2. Persentase Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kompetensi Aparatur Pertanian
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 28
Tabel 9. Pencapaian Terget Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kompetensi non aparatur pertanian Tahun
Target (orang)
Realisasi (orang)
Capaian Kinerja (%)
1
2011
330
328
99,39
2
2012
1.904
1.877
98.58
3
2013
636
623
97.96
4
2014
330
335
101.52
5
2015
1.410
1.655
117.38
1904
2000
1877
120
117.38
1800 1600
1655
1410
115
1400
110
1200
105
1000
330
100
98.58
600 400
101.52
97.96
99.39
800
636
328
623
95
335
330
90
200 0
85 1
2 Target (orang)
3 Realisasi (orang)
4
5
Capaian Kinerja (%)
Gambar 3. Persentase Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kompetensi Non Aparatur Pertanian Kinerja tahun 2015 jika dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya yaitu tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 setiap tahunnya terjadi peningkatan, hal ini disebabkan oleh :
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 29
-
Persiapan pelaksanaan diklat khususnya pada pemanggilan calon peserta sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan sehingga koordinasi dengan calon peserta yang berada dikabupaten dapat dilakukan dengan baik
-
Adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antara penyelenggara diklat dengan Bakorluh Provinsi dalam pemanggilan calon peserta diklat
-
Koordinasi dan komunikasi dilakukan sampai tingkat kabupaten sebagai calon peserta yang telah ditetapkan oleh Bakorluh Provinsi, sehingga apabila ada peserta yang tidak bersedia langsung dilakukan pergantian dengan kabupaten yang lain
Sasaran II :
Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian untuk meningkatkan kompetensi
Kegiatan
ketenagaan
pelatihan
pertanian
yang
difasilitasi
dan
dikembangkan adalah peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi pejabat dan tenaga kediklatan unit pelaksana teknis dan pengembangan kompetensi, spesialisasi dan profesi widyaiswara. Pengembangan
SDM
Pertanian
yang
merupakan
kegiatan
berkesinambungan terwadahi dalam program pemantapan system pelatihan pertanian yang mencakup empat kegiatan yang salah satunya adalah pemantapan ketenagaan pelatihan pertanian. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM aparatur dilakukan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat), baik struktural, fungsional maupun diklat teknis, permagangan, inhouse training, study banding, kajiwidya, dll Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah :
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 30
Tabel 10.
Pencapaian Terget Kinerja Sasaran Strategis Terfasilitasinya Ketenagaan Pelatihan Pertanian Untuk Meningkatkan Kompetensi Target
Realisasi
(Org)
(Org)
Jumlah ketenagaan pelatihan pertanian yang meningkat kompetensinya :
77
100
113.51
- Jumlah widyaiswara yang meningkat profesionalismenya
37
42
113.51
- Jumlah ketenagaan teknis kediklatan yang meningkat kompetensinya
40
58
145.00
Indikator Kinerja 1.
%
a. Pengembangan Kompetensi, Spesialisasi dan Profesi WI Dalam
penyelenggaraan
diklat,
widyaiswara
maupun
petugas
mempunyai peran dan kedudukan yang strategis bahkan menentukan. Mengingat pentingnya peran dan kedudukan widyaiswara maupun petugas dalam penyelenggaraan pelatihan dan statusnya sebagai SDM aparatur, diperlukan
upaya-upaya
khusus
untuk
meningkatkan
kualitaswidyaiswara/petugas melalui kegiatan peningkatan profesionalisme widyaiswara dan petugas serta pembinaan anti korupsi. Peningkatan kualitas dan profesionalisme bagi widyaiswara untuk DIPA BBPP Batangkaluku pengelolaan anggarannya dilaksanakan di 3 (tiga) Balai diklat yaitu : di BBPP Batangkaluku, BPSDMP Kendari dan BDP Kalasey dengan rincian sebagai berikut : 1) BBPP Batangkaluku Dalam rangka peningkatan kapasitas kompetensi petugas dan WI dari yang direncanakan 77 orang terealisasi 100 orang. Peningkatan profesionalisme widyaiswara dilakukan melalui kegiatan diklat, magang, pelatihan, seminar dan workshop antara lain yaitu Diklat Instruktur Budidaya Kedelai, Diklat Fasilitator Organik, Diklat Instruktur Perbenihan, Diklat kemampuan Dasar bagi Widyaiswara Bidang Kewirausahaan Agribisis, Penyusunan Bahan Ajar Berbasis GAP, GHP dan GMP, Penyusunan Bahan Ajar Pajale berbasis C-Bed dalam rangka peningkatan produksi Pajale, Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 31
Seminar Nasional Serealia, Apresiasi kapasitas tenaga kediklatan, Finalisasi Penyusunan bahan Pajale bagi Babinsa dan Penyuluh, Training Cours an Perfomance Management for Trainer dan Midde Level Manager, Bimtek calon Assessor Kompetensi , Penyusunan Juklak Persiapan melalui Diklat Pertanian Mandukung Gerakan Pemberdayaan Petani erpadu, Workshop E-Training, Penusunan SKKNI Mekanisasi, Apresiasi Peningkatan Kapasitas Tenaga Kediklatan, Worshop E- Training Tahap II, In House Training Multimedia,
Lokakarya
Penyiapan
Pertanian
Mendukung
Gerakan
Pemberdayaan Petani Terpadu dengan Penyusunan Modul 7 Komoditas Strategis, Bimtek Calon Assessor Pertanian Organik, Seminar Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Kakao, Pertemuan Tenaga Kediklatan di Hotel PIH, Magang Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Kakao. 2) BPSDMP Kendari Kegiatan peningkatan profesionalisme widyaiswara dilakukan melalui kegiatan magang, studi banding dan workshop. 3) BDP Kalasey Peningkatan profesionalisme widyaiswara dilakukan melalui kegiatan kajiwidya b. Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Bagi Pejabat dan Tenaga Kediklatan UPT Profesionalisme petugas dilakukan melalui kegiatan Studi Banding dan Magang antara lain : -
Study Banding tentang administrasi kepegawaian dan aplikasi persuratan di BBPP Lembang dan BKD Provinsi Jawa Barat
-
Study Banding tentang Kopi dan Kakao di Puslit Kab. Jember, P4S Yoganik dan
-
Kelompok Tani Nengger di Kab. Probolinggo Provinsi Jawa Timur
Study Banding tentang PNBP dan Penataan asrama peserta diklat di BBKH Cinagara, PPMKP Ciawi dan BPSDM Kum HAM
-
Diklat Fungsional Perencana
-
Workshop e-Sipp
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 32
c. Diklat Kewirausahaan Bagi Widyaiswara Diklat kewirausahaan bagi widyaiswara. Diklat ini dilaksanakan selama tujuh hari dengan rencana peserta sebanyak 25 orang terealisasi sebanyak 25 orang (100%). Kegiatan pengembangan kompetensi, spesialisasi dan profesi WI, realisasi fisik melebihi target disebabkan banyaknya undangan untuk mengikuti kegiatan peningkatan profesionalisme widyaiswara didalam dan luar provinsi Berikut capaian kinerja selama tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 : Tabel 11. Capaian Kinerja Tahun 2015 Dibandingkan Dengan Tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 Tahun
Target (orang)
Realisasi (orang)
Capaian Kinerja (%)
1
2011
47
52
110.64%
2
2012
72
169
234.72%
3
2013
146
146
100.00%
4
2014
129
237
183.72%
5
2015
77
100
113.51%
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 33
237
250
250.00%
234.72%
200
200.00%
169
183.72%
146
150
146
110.64%
100
100
100.00%
72
100.00%
77
52
47
50
113.51% 150.00%
129
50.00%
0
0.00% 1
2
3
Target (orang)
4
Realisasi (orang)
5 Capaian Kinerja (%)
Gambar 4. Persentase Capaian Kinerja Terfasilitasinya Ketenagaan Pelatihan Pertanian Untuk Meningkatkan Kompetensi Dari tahun ke tahun capaian kinerja Ketenagaan Pelatihan Pertanian mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena BBPP Batangkaluku sebagai UPT
BPPSDMP
dituntut
untuk
memperhatikan
peningkatan
kualitas
dan
profesionalime SDM yang dilakukan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat), baik struktural, fungsional maupun diklat teknis, permagangan, inhouse training, study banding, dan kajiwidya.
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 34
Sasaran III : Terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah : Tabel 12.
Pencapaian Target Kinerja Sasaran Strategis Terfasilitasinya Kelembagaan Pelatihan Pertanian Target
Realisasi
%
Terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian
19 Unit
19 Unit
100.00
- Jumlah Kelembagaan Pelatihan Pertanian yang Meningkat Kompetensinya
3 unit
3 unit
100.00
- Jumlah Kelembagaan Pelatihan Milik Petani (P4S) yang meningkat profesionalismenya
16 unit
16 unit
100.00
Indikator Kinerja 1.
Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : a. Kelembagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan Kelembagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu : a)
Inkubator Usaha Tani Inkubator Usaha Tani (IUT) merupakan unit pembelajaran usahatani dan manajemen, penyedia layanan informasi, konsultasi, bimbingan, pembinaan dan pendampingan usahatani, mediator dalam menjembatani kemitraan menengah/besar dan pelaku usaha lainnya, mediator dalam menjembatani aksesibilitas pengguna jasa inkubator terhadap sumber-sumber informasi teknologi, pasar, permodalan dan sumber daya lainnya. Ruang lingkup Inkubator
agribisnis BBPP
Batangkaluku meliputi kegiatan dan proses inkubasi yang dilakukan pada 5 (lima) Unit Pembelajaran, yaitu : Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 35
1.
Unit Pembelajaran Alat Mesin Pertanian
2.
Unit Pembelajaran jamur Tiram
3.
Unit Pembelajaran Budidaya Pertanian dan Perkebunan
4.
Unit Pembelajaran Pengolahan Limbah Pertanian dan Pupuk Organik / Kompos
5. b)
Unit Pembelajaran Pengolahan Hasil Pertanian
Surveliance Audit ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004 Semakin berkembangnya organisasi dan kebutuhan organisasi, menuntut adanya penerapan standar yang beragam serta sesuai dengan kebutuhan organisasi dimasa mendatang. Tidak jarang sebuah organisasi kemudian memerlukan pengakuan secara internasional mengenai penerapan standar internasional dengan melakukan proses sertifikasi pada lebih dari satu standar. Integrasi sistem bukan berarti menghilangkan esensi pelaksanaan sistem-sistem yang spesifik dan telah ada, namun justru dengan integrasi sistem membantu organisasi untuk melakukan efesiensi dan efektifitas dari segala segi. Integrasi sistem secara umum ditujukan untuk beberapa hal, antara lain : a) Meningkatkan fokus bisnis b) Pendekatan holistik dalam manajemen bisnis c) Meminimumkan konflik antar system d) Meminumkan duplikasi e) Efektifitas dan Efisiensi audit baik eksternal maupun internal Sistem
Manajemen
Mutu
ISO
9001-2008
merupakan
standar
internasional untuk system manajemen mutu / kualitas manajemen bagi organisasi. Sedangkan sistem Manajemen mutu ISO 14000:2004 adalah merupakan
standar
internasional
untuk
system
manajemen
mutu
lingkungan. Untuk menjamin tercapainya tujuan organisasi BBPP Batangkaluku sebagai unit pelaksana teknis Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, perlu melaksanakan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2008 dan Sistem Manajemen Mutu Lingkungan ISO 14001:2004.Dalam rangka persiapan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 36
9001-2008 dan ISO 14001:2004, Adapun kegiatannya adalah persiapan dokumentasi,
penyusunan
pedoman
sistem
manajemen
integrasi,
identifikasi kesesuaian SOP dan IK, Review implementasi SMI ISO, Internal audit, rapat tinjauan manajemen, perbaikan hasil audit internal/tindakan korektif dan parentif dan audit eskternal. Dari hasil audit yang dilakukan oleh PT. TUV Rheinland Indonesia selaku lembaga yang berwenang menilai dan mengeluarkan rekomendasi Sertifikasi dihasilkan bahwa BBPP Batangkaluku berhak mempertahankan sertifikat Sistem Manajemen Integrasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004. Dengan
direkomendasikannya
BBPP
Batangkaluku
untuk
memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004, maka BBPP Batangkaluku bertekad secara optimal dengan semua sumber daya yang tersedia untuk: Senantiasa meningkatkan mutu pelayanan, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya Berkomitmen dalam usaha pencegahan pencemaran lingkungan. Berperan aktif dalam usaha pelestarian dan perbaikan alam Senantiasa memenuhi sasaran mutu dan lingkungan serta persyaratan dan per-undang-undangan yang berlaku Mendokumentasikan,
menerapkan,
memelihara,
meninjau
dan
meningkatkan efektivitas system manajemen intergrasi (ISO 9001-2008 dan ISO 14001-2004) secara berkelanjutan. Mengkomunikasikan system manajemen integrasi ini kepada seluruh personil BBPP Batangkaluku serta pihak-pihak yang berkepentingan. b. Jumlah kelembagaan pelatihan milik petani (P4S) yang meningkat profesionalismenya a) Identifikasi P4S Berprestasi Pada tahun 2013, BBPP Batangkaluku telah melakukan kegiatan klasifikasi P4S di wilayah Sulawesi untuk mengetahui potensi dan kapasitas P4S yang ada. Kegiatan klasifikasi P4S secara tidak langsung bertujuan untuk mengetahui prestasi nyata yang telah dibuat oleh P4S dalam bidang pengembangan usaha pertanian dan kegiatan pelatihan / permagangan. Untuk mengapresiasi prestasi P4S tersebut perlu diberi Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 37
penghargaan kepada P4S yang dianggap berprestasi. Guna mendukung kegiatan tersebut, maka BBPP Batangkaluku melaksanakan kegiatan “Identifikasi Calon P4S Berprestasi”. Tujuan dilaksanakan kegiatan “Identifikasi Calon P4S Berprestasi” adalah sebagai berikut : -
Melakukan penilaian terhadap P4S yang dianggap berprestasi dalam mengembangkan penyelenggaraan pelatihan / permagangan bagi petani;
-
Memberikan
motivasi
mengembangkan
usaha
bagi
para
agribisnis
pengelola dan
jejaring
P4S kerja
dalam pada
pemberdayaan masyarakat pedesaan; -
Mengetahui dampak dan manfaat keberadaan P4S bagi masyarakat tani di sekitarnya.
Kegiatan “Identifikasi Calon P4S Berprestasi” dilaksanakan pada di 6 (enam) provinsi se–Sulawesi. b) Workshop Sistem Monitoring dan Pelaporan Kegiatan P4S Berbasis Web Salah satu kendala yang dihadapi dalam melakukan pembinaan P4S adalah kurangnya data dan informasi tentang kegiatan penyiapan dan pengembangan SDM petani melalui Pelatihan/Permagangan di P4S. Hal ini disebabkan oleh lemahnya Sistem Monitoring dan Pelaporan kegiatan P4S. Sebagai upaya untuk mengatasi kendala tersebut diatas, BBPP Batangkalu melaksanakan Workshop Penumbuhan dan Pengembangan P4S yang bertema : “Sistem Monitoring dan Pelaporan Kegiatan P4S berbasis Web” Kegiatan Workshop ini menghasilkan rumusan sebagai berikut : -
Sosialisasi Sistem Monitoring Dan Pelaporan Kegiatan P4S kepada seluruh anggota P4S di wilayahnya dilakukan oleh masing-masing pengurus FK –P4S provinsi;
-
Peloparan kegiatan P4S di wilayah kerja masing-masing
FK-P4S ,
diupload melalui blog FK-P4S; -
Data kegiatan yang diupload adalah data kegiatan P4S tahun 2015;
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 38
-
Pembaharuan data dilakukan setiap saat oleh pengurus FK-P4S berdasarkan laporan singkat pelaksanaan kegiatan P4S di wilayah kerja FK-P4S;
-
BBPP Batangkaluku melakukan monitoring kegiatan P4S berdasarkan data kegiatan yang duplod melalui blog FK-P4S. Berdasarkan data tersebut akan dirumuskan kegiatan pembianaan yang akan dilakukan olen BBPP Batangkaluku.
-
BBPP Batangkaluku akan mengupayakan fasilitasi/ penganggaran bagi FK-P4S untuk melakukan pertemuan dengan anggotanya minimal
dua bulan sekali yang agenda kegiatannya adalah
membahas permasalahan yang dihadapi oleh P4S serta upaya pemecahannya
dan
upaya-upaya
untuk
menguatkan
kelembagaan P4S. Hasil pertemuan diupload di Blog FK-P4S c) Fasilitasi Permagangan P4S Kegiatan dari fasilitasi kelembagaan yang akan diselenggarakan di P4S ini adalah pelatihan/permagangan yang diarahkan pada jenis pelatihan teknis atau kewirausahaan untuk mendukung empat sukses pembangunan pertanian. Adapun Pelatihan / Permagangan yang dilaksanakan diP4S sebagai berikut: Tabel.13 Daftar P4S Yang Melaksanakan Pelatihan/Permagangan di P4S No
Nama P4S
Kabupaten
Judul Magang
Sulawesi Selatan 1.
Citra Mandiri
Bulukumba
Magang Teknologi Budidaya Manggis Bagi Petani
2.
Asamayama
Maros
Diklat Budidaya Tanaman Jagung
3.
Alam Indah
Pinrang
Magang Budidaya Jagung
4.
Bulu Ballea
Gowa
Magang Agribisnis Dan Budidaya Sayuran Dataran Tinggi
5.
Mitra Tani
Luwu
Pelatihan Agribisnis Kakao Bagi Petani dan Kelompok Tani
Sulawesi Barat Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 39
No
Nama P4S
Kabupaten
1.
Sipatuo
Polman
2.
P4S samusenga'na
Mamuju
Judul Magang Magang Teknologi Pupuk Cair Bagi Petani Penerapan PSPSP Pada Tanaman Kakao
Sulawesi Tenggara 1.
Kota Tani
Konawe
2.
Mitra Tani
Kolaka
Magang Usaha Mina Padi Bagi Petani Magang Budidaya Jagung
Parigi Moutong Banggai
Magang Pengolahan Hasil Pertanian Magang Budidaya Salak Pondoh
Minahasa Selatan Minahasa Utara Manado
Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan Pengolahan Hasil Tanaman Kedelai
Magang Hortikultura Cabai Malita FM Magang Pemanfaatan Limbah dan Sampah Rumah Tangga Untuk Pupuk Dan Pestisida
Sulawesi Tengah 1.
Sumber Wangi
2.
Berkah Puspa Reka
Sulawesi Utara 1.
Manusia Mandiri
2.
Kharisma
3.
Eufraino
Magang Pengolahan Pajale Bagi Petani dan Masyarakat Umum Kota Manado
Gorontalo 1.
Harapan Tani
Pohuwato
2.
Mandiri
Gorontalo
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 40
Tabel 14.
Capaian Kinerja Terfasilitasinya Kelembagaan Pelatihan UPT Pusat Yang Difasilitasi dan Dikembangkan Tahun 2015 Dibandingkan Dengan Tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 Tahun
Target (Unit)
Realisasi (Unit)
Capaian Kinerja (%)
1
2011
1
1
100.00
2
2012
1
1
100.00
3
2013
1
1
100.00
4
2014
3
3
100.00
5
2015
3
3
100.00
Tabel 15.
Capaian Kinerja Terfasilitasinya Kelembagaan Pelatihan UPT Pusat Yang Difasilitasi dan Dikembangkan (P4S) Tahun 2015 Dibandingkan Dengan Tahun 2011,2012,2013 dan 2014 Tahun
Target (P4S)
Realisasi (P4S)
Capaian Kinerja (%)
1
2011
34
34
100.00
2
2012
17
17
100.00
3
2013
40
40
100.00
4
2014
29
29
100.00
5
2015
16
16
100.00
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 41
45 40
35
40
100% 34
34
120%
40 100%
100%
100%
30
29
100% 29
100% 80%
25
60%
20
17
17
16
16
15
40%
10
20%
5 0
0% 1
2 Target (orang)
3 Realisasi (orang)
4
5 Capaian Kinerja (%)
Gambar 5. Persentase Capaian Kinerja Terfasilitasinya Kelembagaan Pelatihan Milik Petani (P4S) Dari tahun ke tahun capaian kinerja kelembagaan pelatihan milik petani (P4S), realisasi kegiatan sesuai dengan rencana, hal ini disebabkan kegiatan P4S (Fasilitasi dan Pemagangan) telah dipersiapkan lebih awal berupa sosialisasi terkait fasilitasi permagangan, Membantu dalam pembuatan proposal dan penyusunan kurikulum permagangan di P4S, melakukan pengawalan permagangan di P4S sehingga kegiatan fasilitasi dan permagangan di P4S dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan rencana 2. Analisis Efisien Penggunaan Sumber Daya a. Efisiensi Penggunaan Sarana dan Prasarana Pada Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Ruang lingkup manajemen sarana prasarana meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penginventarisasian, pemeliharaan dan penghapusan sarana prasarana. Penyediaan sarana dan prasarana kantor khususnya penyediaan asset tanah dan bangunan kantor di lingkungan BBPP Batangkaluku menjadi perhatian yang sangat serius, baik penyediaannya maupun efisiensi dalam pemanfaatannya. Untuk melihat efisiensi tingkat efsiensi pemanfaatan gedung kantor beserta fasilitas pendukungnya, dilakukan tinjauan dengan pendekatan sebagai berikut :
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 42
Sarana BBPP Batangkaluku terdiri dari barang bergerak dan barang tak bergerak. Barang tak bergerak meliputi bangunan kantor, bangunan asramaaa, ruangan aula dan klelas, laboratorium, bangunan rumah makan, rumah dinas dan lain-lain. Bangunan asrama terdiri dari lima bangunan, yaitu asrama bawakaraeng, asrama latimojong, asrama bulusaraung, asrama bambapuang dan asrama lompobattang. Bangunan asrama dimanfaatkan/digunakan jikalau terdapat pelatihan/diklat yang diselenggarakan di BBPP Batangkaluku.
Daftar
penggunaan asrama dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 16. Daftar Penggunaan Asrama Tahun 2015 No 1
Sarana/Fasilitas
Jumlah Kamar (Buah) 16
Daya Tampung (Org) 48
16
50
2
Asrama Bawakaraeng Asrama Latimojong
3
Asrama Bulusaraung
17
45
4
Asrama Bambapuang Asrama Lompobattang Jumlah
16
32
32
72
97
247
5
Kapasitas pemakaian asrama selama setahun dengan asumsi : Pemakaian 8 (delapan) bulan
= 240 Hari
Kapasitas
= 247 Orang
Total
= 240 * 247 = 59.280 Mandays
Pemakaian asrama dalam setahun untuk pelaksanaan diklat aparatur dan non aparatur dari bulan Maret – Desember :
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 43
Tabel. 17. Pemakaian Asrama Selama Tahun 2015 Jenis Diklat
Jumlah
Total (Mandays)
Non Aparatur
19 Angkt * 30 Org* 7 Hari
3.990
Aparatur
11 Angkt * 30 Org* 7 Hari
2.310
Kerjasama
14 Angkatan
12.611
Total
21.825
Untuk melihat efisiensi pemanfaatan asrama beserta fasilitas pendukungnya, dilakukan tinjauan dengan pendekatan sebagai berikut, kapasitas asrama BBPP Batangkaluku selama 1 tahun adalah 59.280 orang, namun pemakaian asrama selama tahun 2015 adalah 21.825, artinya selama setahun hanya 37% pemakaian asrama untuk diklat. Kondisi tidak seimbangya antara jumlah asrama dan pemakaian asrama selama setahun disebabkan oleh diklat pada tahun 2015 lebih banyak dilaksanakan dikabupaten, untuk itu dilakukan beberapa upaya diantaranya bekerjasama dengan dinas pertanian, perkebunan, bakorluh, BP4K dan lain-lain di wilayah Sulawesi dalam hal kerjasama diklat. b. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Manusia Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsinya yang efektif dan efisien adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dengan jumlah yang cukup dan kualitas yang tinggi serta professional sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Perencanaan SDM adalah sebagai proses untuk menentukan jumlah dan jenis manusia yang dibutuhkan oleh organisasi dalam waktu dan tempat yang tepat serta melakukan tugas sesuai dengan yang diharapkan. Penyusunan SDM pada BBPP Batangkaluku dimaksudkan untuk menjamin agar kebutuhan SDM dapat terpenuhi secara konstan., baik dari kualitas maupun kuantitas. Untuk itu perencanaan SDM sudah merupakan bagian integral dari fungsi manajemen SDM bahkan dianggap sangat vital bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kementerian Manajemen sumberdaya manusia adalah suatu proses merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menghasilkan segala bentuk aktivitas kerja untuk dapat meningkatkan kinerja pegawai. Kaitan antara manajemen Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 44
sumberdaya manusia dengan peningkatan kinerja sangat berkaitan erat, sehingga menjadi perhatian bagi Kementerian mengembangkan adanya peningkatan sumberdaya manusia sesuai dengan peningkatan kinerja yang dicapainya. Untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan sumber daya manusia digunakan
pendekatan
membandingkan
output
dengan
sumberdaya
manusia yang digunakan dalam mendukung kinerja. Karena masalah yang dihadapi oleh BBPP Batangkaluku adalah keterbatasan jumlah pegawai yang langsung menangani kediklatan dan kegiatan lainnya, adapun inventarisasi nama jabatan dan jumlah pemangku jabatan BBPP Batngkaluku sebagai berikut :
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 45
Dari tabel inventarisasi diatas dapat dilihat bahwa jumlah jabatan yang ada sebanyak 51 (lima puluh satu) jabatan yang terdiri dari : Widyaiswara Muda, Widyaiswara Pertama, Pranata Komputer, Pustakawan, Arsiparis, Kepala Bagian Umum, Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan RT, Administrasi Kepegawaian, Administrasi Persuratan, Administrasi Kearsipan, Pengelola Asrama, Pengelola Instalasi Listrik dan Air, Pengelola Kendaraan, Pengelola Taman, Pengemudi Mobil, Penyiap Bahan Publikasi dan Sosialisasi Informasi, Pemelihara Gedung, Sekretaris, Kepala Sub Bagian Keuangan, Bendahara, Administrasi Keuangan, Pengelola SAK, Kepala Sub Bagian Perlengkapan dan Instalasi, Administrasi Barang, Administrasi Usaha BMN, Analisis Pengolah Hasil Perhatian, Montir, Operator Mesin, Pengelola Simak BMN, Pengelola Bengkel Latih, Pengelola Laboratorium, Pengelola Lahan Praktek, Pengelola Perpustakaan, Petugas Instalasi Lahan Praktek dan Screen House, Kepala Bidang Program dan Evaluasi, Kepala Seksi Program dan Kerjasama, Penyusun Bahan Rencana Kerja dan Anggaran Sistem dan Metoda, Admintrasi Program dan Kerjasama, Penyusun Data dan Informasi, Seksi Evaluasi dan Pelaporan, Administrasi Umum, Analis Rencana Program dan Kegiatan, Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Pelatihan, Kepala Seksi Aparatur, Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni, Pengelola Database Pendidikan, Penyiap Bahan Penyusunan Kurikulum, modul dan bahan ajar, Kepala Seksi Non Aparatur, Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni, Pengelola Database Pendidikan dan Penyiap Bahan Penyusunan Kurikulum, Modul dan Bahan Ajar. Dari Hasil analisis didapatkan bahwa jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk mengerjakan jumlah jabatan yang ada yaitu 123 orang. Sementara jumlah pegawai yang ada yaitu sebanyak 92 orang jadi BBPP Batangkaluku masih membutuhkan pegawai sebanyak 31 orang, yang terdiri dari :
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 46
Tabel 18. Daftar Kebutuhan Pegawai BBPP Batangkaluku No 1
2
3
4
Nama Jabatan
Kebutuhan Pegawai (Org)
Fungsional Tertentu Widyaiswara Madya
1
Widyaiswara Muda
4
Pranata Komputer
2
Pustakawan
1
Arsiparis
1
Sub Bagian Kepegawaian dan RT Administrasi Persuratan
1
Pengelola Asrama
5
Pengelola Listrik dan Air
1
Pengelola Taman
1
Pengemudi Mobil
3
Penyiap Bahan Publikasi dan Sosialisasi Informasi Pemelihara Gedung
1
Penyiap Bahan Publikasi dan Sosialisasi Informasi Sub Bagian Perlengkapan dan Instalasi
1
Pengelola Bengkel Latih
2
Pengelola Lahan Praktek
1
Seksi Program dan Kerjasama Penyusunan Bahan Rencana Kerja dan Anggaran Sistem dan Metoda Penyusun Data dan Informasi
5
6
1 1
Seksi Evaluasi dan Pelaporan Analis Pelaporan
1
Analis Rencana Program dan Kegiatan
1
Seksi Aparatur Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni
7
1
1
Seksi Non Aparatur Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
1
Halaman 47
c. Efisiensi Penggunaan Anggaran Dari total penyerapan anggaran DIPA BBPP Batangkaluku tahun 2015, yaitu Rp. 23.688.849.588,- atau 97,88% sebesar Rp. 9.064.498.325,- adalah realisasi program dan capaian kinerja terhadap penetapan kinerja tahun 2015. Efisiensi penggunaan anggaran sangat bermanfaat dalam rangka melakukan optimalisasi pencapaian target-target fisik. Tabel 19. Tingkat Efisiensi Anggaran Terhadap Output Program Prioritas Realisasi/Capaian No
Sasaran Strategis
1
3
108.5
96.43
129.87
1.346
96.97
100
1.031
97.12
112.79
1.161
% Input
Meningkatnya kompetensi aparatur dan non aparatur pertanian Terfasilitasinya ketenagaan pelatihan pertanian yang meningkat kompetensinya Terfasilitasinya kelembagaan pelatihan pertanian Rata – Rata
2
97.98
Tingkat Efisiensi Anggaran Terhadap Output Yang Dihasilkan 1.107
% Output
Dari perhitungan dalam tabel diatas dapat diketahui bahwa : 1) Seluruh 3 (tiga) sasaran strategis tersebut memiliki tingkat efisiensi E > 1 yang berarti sangat efisien, dengan rata-rata tingkat efisiensi adalah E = O : I = 1.161 2)
Dengan tingkat efisiensi sebesar rata-rata 1.161 tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa
keluaran
(output)
dari kegiatan
ini dapat
dilaksanakan dan mencapai target dengan proporsi output lebih besar dari input (anggaran yang digunakan) 3) Dengan masing-masing program/kegiatan prioritas tersebut masih memiliki proporsi presentase anggaran yang tidak terserap disebabkan oleh beberapa hal yaitu : -
Pada kegiatan diklat bagi aparatur dan non aparatur biaya perjalanan peserta tidak terserap karena terdapat perubahan asal peserta dari yang direncanakan dan harga tiket peserta yang berfluktuasi sehingga terdapat perubahan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk perjalanan peserta
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 48
-
Pada kegiatan ketenagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan, biaya kegiatan peningkatan profesionalisme bagi petugas ditanggung oleh pihak penyelenggara
-
Pada Kegiatan lainnya realisasi keuangan tidak terserap secara keseluruhan karena penggunaan anggaran digunakan sesuai kebutuhan operasional
B. Realisasi Anggaran Berdasarkan
alokasi
anggaran
Balai
Besar
Pelatihan
Pertanian
Batangkaluku Tahun 2015, pagu anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen kinerja adalah Rp. 9.184.330.000,-. Realisasi penyerapan anggaran pada masing-masing program sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 9.064.498.325,- atau 98.70% dari pagu anggaran. Pencapaian realisasi anggaran masing-masing program disajikan pada tabel 20. Tabel 20. Realisasi Anggaran BBPP Batangkaluku Tahun 2015 No
Indikator Kinerja
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1
Jumlah aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya
3.651.882.000
3.618.098.650
99.07
2
Jumlah non aparatur yang meningkat kompetensinya
4.124.533.000
4.078.641.750
98.89
3
Jumlah ketenagaan pelatihan pertanian yang meningkat kompetensinya
578.995.000
558.305.100
96.43
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 49
No
Indikator Kinerja
Target (Rp)
4
Jumlah kelembagaan pelatihan pertanian yang meningkat kompetensinya
304.420.000
287.395.000
94.41
5
Jumlah kelembagaan pelatihan milik petani (P4S) yang meningkat profesionalismenya
524.500.000
522.057.825
99.53
9.184.330.000
9.064.498.325
98.70
Total
Realisasi (Rp)
%
Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka secara proporsional angka realisasi serapan anggaran pada tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan tahun 2014, namun pencapaian kinerja tahun 2014 lebih tinggi dibandingkan tahun 2015. Perkembangan realisasi serapan anggaran BBPP – Batangkaluku selama 5 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang fluktuatif seperti tampak pada tabel 21 berikut ini : Tabel 21. Perkembangan Realisasi Serapan Anggaran Dan Capaian Kinerja Sasaran Strategis BBPP Batangkaluku Tahun 2010 – 2015
2011
16.051.275.000
15.012.916.909
Realisasi Keuangan (%) 93.53
2012
21.874.133.000
21.086.475.983
96,40
2013
19.435.176.000
18.313.300.155
94.23
2014
17.633.254.000
16.744.516.259
95.09
2015
9.184.330.000
9.064.498.000
98.70
Tahun
Pagu (Rp.)
Realisasi (Rp.)
C. Capain Kinerja Lainnya Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 50
BBPP Batangkaluku selain menggunakan dana Rupiah Murni (RM) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BBPP juga menggunakan dana PNPB. Kegiatan ini merupakan penerimaan negara bukan pajak yang di pungut melalui bendahara penerima. PNBP Meliputi Penerimaan Umum dan Fungsional dimana pada tahun 2015, Penerimaan Umum Meliputi: Pendapatan Sewa Tanah,
Gedung,
dan
Bangunan;
pendapatan
denda
keterlambatan
penyelesaian pekerjaan pemerintah; penerimaan kembali belanja pegawai pusat TAYL; penerimaan kembali belanja lainnya TAYL; pendapatan pelunasan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara. Pendapatan Fungsional meliputi: Pendapatan Penjualan hasil pertanian, kehutanan dan perkebunan; pendapatan penjualan hasil peternakan dan perikanan; pendapatan jasa lainnya Penerimaan PNBP sebesar Rp. 257.853.000,- dan telah terealisasi sebesar Rp. 256.619.000,- dipergunakan untuk pengadaan belanja barang operasional lainnya untuk mendukung kegiatan balai. Capaian kinerja penerimaan PNBP (%) tahun 2010 – 2015 sebagaimana gambar berikut :
Gambar 6. Target dan realisasi penerimaan PNBP
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 51
Realisasi penerimaan PNBPdari tahun 2011 – 2015 setiap tahunnya mengalami peningkatan, selalu lebih dari 100% bahkan pada tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 375,80, angka ini menggambarkan bahwa setiap tahunnya peneriman PNBP yaitu dari hasil-hasil pertanian, sewa asrama, kelas dan aula, sewa rumah dinas terjadi peningkatan
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 52
BAB IV PENUTUP Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku mempunyai mandat bersifat regional dan nasional, yang memiliki kekhasan bidang mekanisasi pertanian. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, adalah melaksanakan tugas-tugas peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pertanian baik bagi aparatur maupun bagi non aparatur pertanian melalui pendidikan dan pelatihan. Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku (BBPP) ini telah tersusun sebagai sarana penyediaan dokumen bagi penilaian kinerja instansi BBPP Batangkaluku untuk kurun waktu tahun anggaran 2015. Laporan Kinerja ini menguraikan berbagai capaian sebagai wujud keberhasilan, disamping hambatan, kendala, dan masalah yang dihadapi hingga penyebab kegagalan dalam mencapai rencana strategis yang ditetapkan BBPP Batangkaluku pada tahun 2015. Keberhasilan maupun kegagalan tersebut digambarkan dalam bingkai capaian indiKator kinerja utama serta analisis kinerja BBPP Batangkaluku berdasarkan tujuan dan sasaran lima tahunan. Dalam
mewujudkan
pelaksanaan
tugas
dan
fungsi
tersebut,
BBPP
Batangkaluku telah menyusun Renstra Strategis yang mencakuo visi dan misi, hingga tujuan dan sasaran yang diwujudkan dalam program kerja dan kegiatan dalam kurun waktu 2015 – 2019. Selanjutnya Renstra 2015 – 2019 dirumuskan dalam setiap tahun berupa Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK) BBPP Batangkaluku. Uraian hasil capaian kinerja selama periode 2015 pada umumnya dapat memenuhi dan melebihi target sesuai ketersediaan anggaran, Kinerja sasaran strategis BBPP – Batangkaluku pada tahun 2015 secara global mencapai 113.08%,
dengan
kisaran 109.39% -129.87%, sedangkan realisasi serapan anggaran mencapai 98.70% atau sebesar
Rp.
9.064.498.325,-
dari
total
pagu
anggaran
sasaran
strategis
Rp. 9.184.330.000,- Hasil analisis efisiensi capaian indikator kinerja BBPP – Batangkaluku pada tahun 2014 menunjukkan nilai yang efisien atau lebih besar dari 1 yaitu 2.
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 53
Langkah-langkah yang akan dilakukan dimasa mendatang terkait kegiatan prioritas untuk meningkatkan kinerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku yaitu : 1. Program Diklat Untuk menggalang dukungan Instansi terkait yang berada di Daerah Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan diklat berbasis program dan wilayah, dimana pesertanya dominan berasal dari wilayah Kabupaten/Kota setempat, maka optimalisasi fungsi koordinasi dan sosialisasi menjadi sangat penting perannya sebagai upaya untuk
penyamaan persepsi terhadap
melaksanakan program pembangunan khsusnya
penyiapan
SDM dalam
pertanian wilayah,
dan
diharapkan akan mendorong dukungan yang berujung partisipasi aktif semua jajaran di pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Demikian pula terhadap kemungkinan adaya share biaya dalam peningkatan SDM di daerah, dapat juga menjadi bahan pertimbangan sebagai bentuk sense daerah untuk peduli terhadap peningkatan kapasitas sdm disektor pertanian, sehingga pada gilirannya pelaksanaan program pembangunan pertanian khususnya diwilayah Kabupaten/Kota akan menjadi gerakan bersama antara masyarakat, pemerintah dan swasta, dalam menunjang tercapainya tujuan pembangunan khususnya disektor pertanian. 2. Kelembagaan a. Penumbuhan dan Pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Permentan No.03 Tahun 2010 tentang Penumbuhan dan Pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) perlu adanya penyesuaianpenyesuaian instrument dan pola rekruimennya berdasarkan kondisi kekinian sesuai tuntutan kebutuhan yang melingkupi usaha pertanian masyarakat tani, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam pelaksanaan identifikasi dan registrasi calon P4S yang akan diusulkan menjadi P4S yang terklasifikasi,
misalnya saja terhadap indikator penilaian aspek keunggulan
terhdap usahatani yang dikelola, dan kompetensi SDM dari calon pengelola P4S nantinya.
Oleh
karenanya
menjadi
sangat
penting
sebagai
upaya
pengembangan dan pembinaan berikutnya, agar P4S bisa mandri dan memiliki
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 54
kepekaan social yang tinggi dalam menggalang keswadayaan masyarakat tani meningkatkan usahataninya. P4S sebagai lembaga pelatihan petani yang didirikan oleh dan dikelola sendiri maupun oleh kelompok keberadaannya masih belum dianggap strategis, padahal lembaga ini dapat dikembangkan menjadi sentra pengembangan sdm petani diperdesaan. Belum satunya persepsi tentang peran dan fungsi P4S dalam program pembangunan khususnya pertanian dari jajaran pemerintah Daerah Kabupaten/Kota perlu menjadi perhatian bersama untuk dapat dilaksanakan lebih giat lagi sosialisasi dan koordinasi secara
berkelanjutan dan dibarengi
dengan penetapan target penumbuhan P4S agar populasi dan sebaran P4S benar-benar dapat melayani paling tidak satu kecamatan satu P4S. Terhadap pembinaan
untuk
peningkatan
kapasitas
P4S,
Pemda
Kabupaten/Kota
seharusnya memiliki peran yang lebih besar berdasarkan urgensi kepentingan peningkatan kapasitas petani dan masyarakat tani diwilayah Kabupaten/Kota dimana P4S berada. b. Lembaga Diklat Profesi (LDP) dan Tempat Uji Kopetensi (TUK) Sebagai Lembaga Diklat Profesi dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) BBPP Batangkaluku memiliki ke khasan Meksnisai Pertanian, ke khasan satu satunya yang dimiliki oleh UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), tetapi saat sekarang secara nasional kompetensi mekanisasi SKKNI nya belum ada,
ini akan menjadi peluang, mengingat SKK (standar
kompetensi kerja) untuk beberapa diklat bidang mekanisasi yang telah dan akan dilaksanakan di BBPP Batangkaluku.
Beberapa SKK diklat mekanisasi tersebut
seyogyanya bisa diusulkan untuk bisa dilaksanakan pra konvensi sebagai dasar usulan penyusunan SKKNI. Demikian pula terhadap tenaga Instruktur dan Asesor bidang Mekanisasi pertanian, dengan ketersediaan SDM yang telah dimiliki oleh BBPP Batangkaluku dapat diusulkan untuk peningkatan kompetensinya, demikian pula untuk jenisjenis kompetensi teknis pertanian lainnya sesuai dengan mandate BBPP Batangkaluku.
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 55
Sarana prasarana sebagai pendukung pelksanaan Uji Kompetensi sebaiknya secara bertahap dapat dipenuhi melalui usulan perencanaan anggaran tiap tahunnya. c. Sertifikasi Sistem Manajemen Integrasi ISO (ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004)
Implementasi dari diperolehnya Sertifikasi Sistem Integrasi Manajemen Mutu dan Lingkungan sejak tahun 2011 seyognya sudah berjalan dengan baik, tetapi tingkat konsistensi karyawan belum secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu pihak manajemen/Manager Representatif (MR) selaku penanggungjawab sekaigus pengendali dapat mengoptimalkan berbagai cara pendekatan kepada seluruh simpul-simpul sub system organisasi dan seluruh karyawan agar pelaksanaan Sistem Manajemen Integrasi ISO (ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004) dapat diterapkan dengan hasil maksimal serta sekaligus menjadi jaminan pemberian mutu pelayanan berbagai kegiatan, terutam
yang
dilaksanakan dilingkungan BBPP batangkaluku, baik melalui kegiatan sosialisasi, pertemuan formal maupun non formal, dan pemberian motivasi
untuk
membangun tanggung jawab bersama. d. Inkubator Usahatani (IUT) Sebagai Unit dan media Pembelajaran usaha pertanian bagi peserta diklat, keberadaan IUT seharusnya didesain dan didorong menjadi kegiatan usaha riil yang fisible dan menguntungkan, sesuai dengan kaidah bisnis riil yang berlaku dan menguntungkan. Karena dalam proses belajar mengajar materi usaha tersebut tidak cukup peserta diklat hanya memperoleh pembekalan secara teori, tetapi dengan contoh riil inilah peserta dapat diberikan pemahaman sekaligus belajar langsung secara nyata ketika para peserta terlibat melaksanakan praktek usaha. Faktor lain terhadap aturan pengelolaan keuangan (cash flow) dari IUT ini belum ada yang mendasarinya, olehnya itu agar segara diupayakan adanya regulasi tersendiri terhadap pengelolaan unit usaha yang menguntungkan tetapi sebagai sarana belajar mengajar bagipeserta diklat.
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 56
e. Sistem Pngendalian Internal (SPI) Dalam mengoptimalisasikan peran pengendalian manajemen sebagai wujud pelaksanaan kontrol jalannya organisasi, Peraturan Pemerintah nomor : 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengndalian Intern Instansi Pemerintah (SPI-P) menghendaki berperannya semua unsure anggota organisasi/pegawai secara bersama, turut serta terlibat dalam peran pengendalian, sebgai wujud dukungan terhadap pimpinan agar organisasi dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, supaya fungsi pengendalian sebagai unsure manajemen berjalan sebagaimana yang diharpkan, maka peran dan fungsi manajemen yang berada pada masing-masing simpul sub organisasi (subbag, seksi, koordinator, dan atau
ketua)
agar
didorong
untuk
dapat
lebih
mengoptimalkan
pengendalian pada masing-masing sub unit organisasinya,
fungsi
dan tidak selalu
bergantung pada SATLAK-PI. Diawali dengan keterlibatan dalam perencanaan kegiatan, mendeteksi secara dini sebagai upaya menemu kenali titik kritis yang akan mengganggu jalannya kegiatan, hingga dorongan atau
Motivasi yang
diberikan tersebut dapat berupa pemberian otoritas dan kewenangan terhadap pengambilan
keputusan
terhadap
hal-hal
yang
akan
mempengaruhi
pencapaian tujuan kegiatan dan tujuan organisasi.
f. Penyelenggaraan Secara umum penyelenggaraan diklat pertanian di BBPP Batangkaluku telah terlaksana dan pada tujuan masing-masing diklatnya telah tercapai dengan baik, tetapi pada beberapa aspek pelayanan terutama terhadap bahan serahan (Referensi) bagi peserta masih perlu adanya keseriusannya, hal ini karena masih terjadinya pengulangan terhadap kasus yang sama. Untuk itu evaluasi hasil penyelenggaraan diklat menjadi sangat penting fungsinya, disamping sekaligus sebagai bahan koreksi pimpinan
untuk
perbaikannya, dan untuk kejadian complain pelayanan yang berulang diperlukan adanya ketegasan dari pimpinan untuk perbaikan dan agar kejdian yang sama dapat berulang kembali.
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 57
g. K e r j a s a m a Dengan adanya kebijakan
terhadap target dan sasaran pembangunan
pertanian, terutama dalam mendukung
swasembada dan
swasembada
berkelanjutan terhadp 7 (tujuh) komoditas strategis, maka dikeluarkanlah permentan tentang pengembangan wilayah pada sentra-sentra produksi komoditas strategis, dan tentu saja pengaruhnya terhadap implementasi program diklat sebagai factor pendukung, maka dilakukan penyesuaian-penyesuaian, terhadap sasaran calon peserta diklat dan calon lokasi/asal peserta (CPCL), termasuk penyesuaian terhadap pola pelaksanaan diklatnya. Sehingga dengan demikian,
penyelenggaraan diklat lebih didekatkan pada wilayah sentra
pengembangan komoditas strategis tersebut yang tersebar di Kabupaten Kota, dan metodologi diklat diantaranya menggunakan teknik OJT (on the job training), dan latihan keliling, oleh karenanya tempat/lokasi penyelenggaraan diklatnyapun menyesuaikan dengan kebijakan tersebut, dan semua diklat teknis baik bagi aparatur maupun non aparatur pelaksanannya di Kabupaten/Kota, (BP3K atau P4S). Pengalihan Kabupaten/Kota
sebagian
besar
berakibat
penyelenggaraan
terhadap
idol
capacity
diklat
di
daerah
sapras
diklat
BBPP
Batangkaluku, maka akan membuka peluang lebih besar terhadap kemungkinan dilaksanakannya kerjasama kelembagaan, (Diklat, Sapras, dan SDM). Pada sisi lainnya, kegiatan kerja sama belum bisa optimal dilaksanakan, karena terbentur belum adanya regulasi yang mengatur tentang mekanisme kerjasama lembaga diklat/instansi pemerintah yang berakibat terhadap penerimaan uang Negara. Melalui eselon I BPPSDMP dan Sekretariat Jenderal Kementan pihak manajemen BBPP Batangkaluku telah mengusulkan adanya Peraturan Pemerintah tentang Mekanisme Kerjasama yang tidak bertentangan dengan aturan-aturan keuangan, dan Peraturan Pemerintah tentang Tarif kerjasama baik diklat, pemanfaatan sapras, maupun SDM, tetapi sampai saat ini masih belum ada kejelasan tentang justifikasi dimaksud. Harapannya adalah eselon satu BPPSDMP melalui SekretariatJenderal Kementan dapat memberikan solusi atas kondisi saat ini sambil menunggu justifikasi tentang pengelolaan penerimaan uang Negara dari Kerjasama Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 58
Laporan Kinerja BBPP – Batangkaluku Tahun 2015
Halaman 59