BAHASA BUGIS DENGAN BAHASA TOLITOLI BERPISAH 3.606 TAHUN YANG LALU Syahruddin Fattah 1. Pendahuluan Rumpun bahasa Austronesia merupakan salah satu keluarga bahasa tua . Para penutur bahasa Austronesia dihipotesiskan berasal dari daerah yang sekarang disebut China bagian Selatan. Waktu pada akhir Kala Glacial Wurm sekitar 4000 tahun yang lalu bermigrasi ke Taiwan, kemudian menyebar ke Filipina, ke Indonesia, dan ke Madagaskar dekat benua Afrika serta ke seluruh lautan Pasifik. Akan tetapi manusia Indonsia tertua sudah ada sejak 1.000.000 (satu juta) tahun yang lalu ketika lautan Sunda masih merupakan daratan (Koentjaraningrat 1984). Kekerabatan antar bahasa sekerabat dalam metode komparatif pada intinya dapat dibuktikan berdasarkan unsur-unsur warisan dari protobahasa pada bahasa-bahasa berkerabat. Proto bahasa merupakan suatu rangkaian rekonstruksi leksikostatistik yang dirancang dengan merangkaikan sistem bahasa-bahasa yang memiliki hubungan kesejarahan dengan rumus Morris Swadesh (Ibrahim Abd Syukur 1982). Blust (1981) membagi bahasa-bahasa Austronesia atas empat kelompok utama, yaitu; Atayal, Tsou, Paiwan, Melayu-Polinesia. Perhatikan bagan di bawah ini.
Sumber : Overlay 2017
1
Betapapun telah cukup banyak hasil penelitian, belumlah dapat dikatakan bahwa pendekatan secara linguistik historis komparatif atas bahasa-bahasa Austronesia telah selesai. Adanya unsur-unsur bahasa Proto-Austronesia yang ditemukan oleh para ahli sejarah perbandingan, patutlah disadari bahwa hasilnya, setidak-tidaknya sebahagian masih bersifat hipotesis. Ini berarti bahwa penelitian yang belakangan yang dilakuakan oleh peneliti , di samping pengembangan dan pendalaman, seperti yang telah dilakukan oleh Himmelmann banyak meneliti bahasa-bahasa di Sulwaesi Tengah, sehingga bahasa-bahasa yang diteliti dengan pendekatan bandingan historis mengelompokan bahasa Tolitoli, Boane, Lauje , Tiaje, Taijo, Tialo , Dondo, Pendau dan Dampelas masuk kedalam kelompok Bahasa Tomini – Tolitoli. Himmelmann dan
Riesberg
Penelitian Bahasa Tolitoli yang diteliti oleh Nikolaus P. Sonja
tidak memasukkan bunyi reteropleks
, lateral
approximant (hampiran), tetapi menginventarisir sebagai Konsonan bersuara, lateral, alveolar, /l/, (Himmelmann. 1991), padahal sesungguhnya dalam bahasa Tolitoli tentang bunyi retropleks cukup signipikan seperti kata ‘rumah’ orang Tolitoli menguycapkannya /balre/ bukan bale, ini merupakan pembuktian bahwa diperlukan untuk meneliti kembali hasil-hasil penelitian terdahulu. Disisi itu perlu disadari bahwa karena hukum perubahan berlangsung pula atas kehidupan bahasa, maka masalah-masalah ilmu linguistik historis komparatif, tidak akan pernah selesai, apabila berkembangnya metodologi ilmu linguistik historis komparatif khususnya, serta ilmu pengetahuan pada umumnya. Penelitian linguistik historis khususnya kekerabatan Bahasa Bugis banyak yang telah dilakukan sebelumnya diantaranya : Nurdin Langgole (1994) Kekerabatan Bahasa Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja Suatu Analisis Leksikostatistik” Irahwiyah (2009) “Tingkat Kekerabatan Bahasa Bugis dengan Bahasa Makassar “
Herman (2001)
“Kekerabatan Bahasa Luwu dengan Bahasa Massenrengpulu Dialek Duri “ Wahyu (2013) “Kekerabatan Bahasa Bugis Dialek Palakka dengan Bahasa Luwu “ Berdasrkan informasi di atas dan daftar penelitian tentang kekerabatan bahasa Bugis dengan bahasa lainnya yang relevan sebelumnya. Oleh karena penelitian sebelumnya telah meneliti bahasa-bahasa keluarga (Language of a family) dalam kelompok bahasa Sulawesi Selatan. Penelitian di atas merupakan satu kelompok bahasa. Dalam hal ini, atas dasar pendekatan kualitatif peneliti mencoba untuk melanjutkan dan membuktikan hubungan kekerabatan bahasa Bugis dengan bahasa Tolitoli dari kelompok bahasa yang berbeda yang berasal dari bahasa moyang yang sama yaitu Melayu - Polinesia Barat.
2
2. Metode Penelitian Pengumpulan data analisis diperoleh melalui penelitian penelaahan pustaka. Penelitian pustaka , karena penulis sendiri adalah penutur bahasa Bugis sebagai bahasa Ibu dan tinggal di Tolitoli dan bergaul dengan penutur bahasa Tolitoli. Dari banyak kesamaan kosa kata yang didapatkan dan didengar , sehingga penulis mencoba meneliti hubungan kekerabatan bahasa Bugis dengan bahasa Tolitoli. Daftar kosakata glos yang telah ada
langsung diterjemahkan kedalam bahasa Bugis, dari kedua
masing-masing bahasa
yang diteliti hanya menggunakan per 200 daftar kata dari total 1400 Daftar Holle dan 200 Daftar Swadesh. Penerjemahan dilakukan oleh sendiri penulis sebagai penutur bahasa Bugis . Sedangkan dalam pengumpulan data Bahasa Tolitoli dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukakn oleh Himmelman Nicalaus dan mencococokkan daftar kosa kata 200 kepada penutur Bahasa Tolitoli. Metode yang digunakan dalam analisis data ini adalah metode leksikostatistik dan metode perbandingan. Sebelum melanjutkan pada metode perbandingan, Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam upaya penentuan persentase keeratan hubungan kekerabatan Bahasa Bugis (BB) dan Bahasa Tolitoli (BT) . Metode yang dimakud adalah: (1) mendaftar glos dalam hal pengumpulan data, (2) menetapkan kata kerabat yang memiliki hubungan genetis dengan kriteria sebagai berikut: (a) pasangan yang identik, (b) pasangan yang memiliki korespondensi fonemis, (c) pasangan yang mirip secara fonetis, (d) pasangan satu fonem berbeda (Nurdin Langgole 1994), (3) membuat persentase kekerabatan, dan (4) menghubungkan persentase kekerabatan dengan kategori tingkat kekerabatan bahasa, apakah sebagai satu rumpun, keluarga bahasa (subfamily), rumpun bahasa keluarga dari satu turunan (stock), atau superstock . Tingkat hubungan kekerabatan BB dan BT dapat diketahui dengan rumus –rumus leksikostatistik : 1. Rumus Persentase Hubungan Kekerabatan :
C=
J x 100 n
C = Persentase Kekerabatan J = Jumlah kata kearabat N = Jumlah kata yang diperbandingkan
3
Ada banyak terminologi yang sering dipakai oleh para pakar bahasa untuk menentukan status sebuah bahasa salah satu diantaranya adalah terminologi yang dikemukakan oleh Nurdin Langgole (dalam Grimes 1987) . batas status kebahasaan berdasarkan tingkat persentase kesamaan/kemiripan kognat sebagai berikut.
2.
Dialek dari Satu Bahasa
= 81 % - 100 %
Satu Kelompok Bahasa (satu Keluarga Bahasa)
= 76 % - 80 %
Sub Keluarga
= 60 % - 75 %
Keluarga
=
45 % - 60 %
Sub Keluarga dari satu Turunan (stock)
=
25% - 44 %
Turunan dari Stock (Superstock)
= 15 % - 24 %
Filum
=
0 % - 15 %
Rumus Waktu Pisah
W = C = r = log =
=
waktu pisah dalam ribuan tahun yang lalu Persentase kata kerabat Retensi (persentase konstan 1.000 tahun) logaritma
Dari rumus-rumus leksikostatistik yang pernah dirumuskan para peneliti terdahulu yakni : (1) rumus yang mencari tingkat persentase hubungan kekerabatan (2) rumus yang mencari waktu pisah (3) rumus yang mencari jangka waktu standar (4) rumus waktu pisah baru (5) rumus waktu terpishnya dari bahasa protonya. Perlu saya garis bawahi bahwa rumus- rumus tersebut dia atas , hanya rumus (1) dan (2) yang dipakai untuk menganalisis natara Bahasa Bugis dan Bahasa Tolitoli.
4
3. Pembahasan 3.1. Pasangan Identik Kata kerabat pasangan identik adalah pasangan kata berkerabat yang ditemukan kataa-kata yang bentuk fonetiknya dan artinya sama atau disebut Cognat dengan kata lain formatif maupun maknanya sama persis. Kosakata identik ditinjau dari pelafalan atau pengucapan dan penulisan kosakata tidak mengalami perubahan. Pasangan kata di bawah ini disebut dengan pasangan identik karena tidak terjadi perubahan pada kedua bahasa tersebut. Dari 43 kata kerabat antara bahasa Bugis dengan Bahasa Tolitoli ditemukan 13 kosakata pasangan identik. Tabel 1. Pasangan identik No.
Nomor Daftar Kata 1. 1 2. 15 3. 17 4. 35 5. 45 6. 46 7. 53 8. 70 9. 121 10. 138 11. 145 12. 195 13. 200 3. 2 Satu Fonem Berbeda
Glos tangan tulang susu hati muntah lihat orang tembak batu angin api hitung lima
Bahasa Bugis lima buku susu ate lua ita tau temba batu anging api bilang lima
Bahasa Tolitoli lima buku susu ate lua ita tau temba batu anging api bilang lima
Dalam bahasa Bugis dengan bahasa Tolitoli pasangan kata yang berbeda satu fonem terdapat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Satu fonem Berbeda No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nomor Daftar Kata 33 40 75 85 98 100 150 158
Glos tawa minum mati pilih ayam bulu putih tipis
B.Tolitoli keket inum ate pili manuk bubu puti nipis
B.Bugis keke’ inung mate pile manu’ bulu pute nipi’
5
3.3. Pasangan korespondensi Fonemis Korespondensi
pertama kali dipopulerkan oleh Jacob Grim (1785-1863)
mengumandangkan tentang perubahan bunyi lingistik historis komparatif, sehingga dikenal Hukum Griman, mengemukakan bahwa bunyi-bunyi akan memiliki pergeseran secara teratur antara bahasa satu dengan bahasa lain tanpa kecuali. Mengingat hukum bunyi dirasakan mengandung tendensi adanya ikatan yang ketat, maka istilah ini diganti dengan korespondensi fonemis atau kesepadanan bunyi. Maksudnya segmen-segmen yang berkorespondensi bagi glos yang sama baik dilihat dari segi bentuk maupun makna dalam bermacam-macam bahasa diperbandingkan satu sama lain. Kesejajaran atau kesesuaian ini terlihat pada kesamaan atau kemiripan bentuk dan arti (Kridalaksana, 1982).
Tabel 3. Pasangan Korespondensi Fonemis No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 1)
Nomor Daftar Kata 31 54 75 79 84 97 109 125 128 136 171 197 198 199
Glos gigi pria mati1) kayu tanam burung kutu laut hutan guntur tahun dua tiga empat
B. Bugis isi orane mate aju taneng manu’manu’ utu tasi’ ale’ guttu taung dua tellu eppa
B. Totoli ŋisi moane ate kayu tanom mamanuk kutu sasik alas gontu taon do’ua ttolu opat
Glos kata mati merupakan kata sama dalam bahasa Arab ﻣﺎ ثmerupakan faktor kebetulan sama, kata mati dalam bahasa Bugis sekarang adalah mate sedangkan bahasa Bugis klasik (Era Lagaligo) adalah lembang rimajeng. Begitupun dalam Bahasa Tolitoli kata mati terwakili kata ate, ini merupakan pembuktian bahwa faktor kebetulan sama dalam bahsa Arab Ma:ta ini dapat dibuktikan turunan dari bahasa proto Austronesia *m-atay. Ada beberapa faktor bahasa bisa sama secara Fonmis atau Fonetik , karena 1). bahasa serumpun 2). unsur serapan 3) terjadi faktor kebetulan
6
3.4 . Kemiripan Fonetis Tabel 4. Pasangan Mirip Secara Fonetis No.
Nomor Daftar Kata 6 21 62 97 110 130 137 176
1 2 3 4 5 6 7 8
Glos
B.Bugis
jalan Fikir2) atap burung nyamuk bulan kilat ini
laleng pikkiri’ atek manuk-manuk sissi’ uleng billak yae
B.Tolitoli dalan piki atop màmanuk sisiok bulan kilat ia
3.5. Tingkat persentase kata kerabat antara BB dan BT Untuk mengetahui tingkat persentase kekerabatan BB dengan BT Dengan menggunakan rumus : C = x 100
C = Persentase Kekerabatan J = Jumlah kata kearabat N = Jumlah kata yang diperbandingkan Diketahui : Ditanya Jadi
:
dimana J = 43 n = 200 C ..........?
= C= x 100 C = 0.21 x 100 C = 21 %
3.6. Waktu Pisah Antara Bahasa BB Dan BT Waktu pisah antara kedua bahasa tersebut adalah sebagai berikut : = 2)
Kata fikir Bahasa Indonesia , piki dalam BT, dan pikkiri’ dalam BB. Merupakan unsur serapan dari bahasa Arab ﻓﻜﺮ, Apakah Orang Tolitoli, Bugis dan Melayu tidak memiliki kosakata dasar fikir,jika tidak memiliki kata tersebut berarti tidak ada ada konteks yang mewakili dari kehidupan sehari-hari yang namanya berfikir, tentu tidak demikian, jauh sebelum bahasa-bahasa Melayu Polinesia Barat berpisah sudah ada kosa kata fikir yang mewailinya seperti kata *demdem (bahasa proto Austronesia)
7
W = waktu pisah dalam ribuan tahun yang lalu C = Persentase kata kerabat r = Retensi (persentase konstan 1.000 tahun) log = logaritma Diketahui : C = 21 % = 0.21 r = 80.5 % = 0.85 Ditanya W = ...........? Jadi :
.
=
= =
=
.
− . −( .
− . − .
.
. )
W = 3,606 ribuan tahun yang lalu, atau W = 3,606 x 1.000 tahun = 3. 606 tahun yang lalu Dengan demikian perhitungan waktu lama waktu pisah antara BB dengan BT dapat dinyatakan sebagai berikut : 1. Bahasa Bugis dengan Bahasa Tolitoli berpisah menjadi dua bahasa sekitar 3.606 tahun yang lalu 1.589 SM jika dihiting mulai dari sekarang tahun 2017 2. Bahasa Bugis dan Bahasa Tolitoli mulai pisah pada Abad XV Sebelum Masehi. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, penulis menemukan bahwa tingkat kekerabatan 21 % dengan kriteria kosa kata ; 13 pasangan identik, 8 pasangan satu fonem berbeda, 14 pasangan korespondensi fonemis, dan 8 mirip secara fonetis Jumlah kata yang berkerabat antara Bahasa bugis dengan bahasa Tolitoli adalah 43 kosa kata dari daftar Glos 200 yang di gunakan. Bahasa Bugis dan bahasa Tolitoli termasuk dalam klasifikasi rumpun bahasa (superstock) Bahasa Bugis dengan Bahasa Tolitoli berpisah menjadi dua bahasa sekitar 3.606 tahun yang lalu 1.589 SM jika dihiting mulai dari sekarang tahun 2017 8
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Tuṝukan Tinga Ttolri Kamus Bahasa Tolitoli – Indonesaia. Laporan Badan Pelatihan, Penelitia dan Pengembanag Daerah (BAPANGDA) Kabupaten Tolitoli ____________ The International Phonetic Alphabet .Universty College. London Blust, R. A 1981. The Soboyo Reflexes of Proto Austronesia. In Historical Linguistics in Indonesia. R. A. Blust (ed). Part 1. NUSA 10:21-30. Badan Penyelenggara Seri Nusa. Jakarta
Himmelmann, Nikolaus P., & Sonja Riesberg. 2013 Symmetrical Voice And Applicative Alternations: Evidence From Totoli. Universität zu Köln Himmelmann, Nikolaus P. 1991 Tomini-Tolitoli Sound Structure . Nusa Linguistic Studies Himmelmann, Nikolaus P., 2010, "Language endangerment scenarios: A case study from northern Central Sulawesi", in: Margaret Florey (ed.), Endangered languages of Austronesia, Oxford: OUP, 45-72. Kaseng, Syahruddin. 1982 .Bahasa Bugis Soppeng Valensi Morfologi Dasar Kata Kerja . Djambatan . Jakarta Koentjaraningrat .1984 . Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan. Jakarta Kridalakasana , Harimurti. 1982 Kamus Linguistik. Gramedia. Jakarta Langgole, Nurdin .1994. Kekerabatan Bahasa Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja Suatu Pendekata Leksikostatistik . Makalah pada Kongres Nasional Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) di Palembang Riesberg, Sonja 2015 A first take on information structure in Totoli –Reference management and its interrelation with voice selection. Proceedings of the Second International Workshop on Information Structure of Austronesian Languages. Ibrahim Abd. Syukur 1982. Perinsip dan Metode Lingusitk Historis.Usaha Nasional Surabaya.
9
Lampiran : Daftar 200 Kosakata Dasar Menurut Morris Swadesh
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
GLOSS tangan kiri kanan kaki Jalan (ber) jalan datang balik terbang kotor debu kulit perut tulang usus hati susu selangka punggung tahu pikir takut darah kepala leher rambut hidung rasa hirup mulut gigi lidah tawa tangis muntah ludah (me) makan kunya masak minum gigit isap telinga dengar
TOLITOLI lima koig koloanan kuku lako dalan uma sempa lolon lebu labun buta boko tian buku kompong ate susu abaa tolrutug koto piki linggo laa baki tikoo buok ngilung kinaa odo baba ngisi dile keket sangit lua dulraa kaan intaam lutu inum kiki sosop tulrik tiing
BUGIS lima bio atau aje jokka laleng pole giling luttu rota kawu uli’ babua buku peru’ ate susu salempang pongkok isseng pikkiri’ tau dara ulu ellong gemme inge sedding iso timu isi lila keke’ teri lua miccu anre ceppa nasu inung ikking isok coling kalinga
PROTO MELAYU POLINESIA *qalíma *ka-wiʀi *ka-wanan *qaqay *lakaw *zalan *maʀi *biliŋ *laŋuy *cemed *qabuk *kulit *likud *tuqelan *tinaqi *qatay *susu *qabaʀa *likud *taqu *demdem *ma-takut *daʀaq *qulu *liqeʀ *buhek *ijuŋ *ujuŋ *mañawa *hajek *baqbaq *dilaq *tawa *taŋis *utaq *luzaq *kaen *mamaq *tanek *inum *kaʀat *sepsep *taliŋa *deŋeʀ 10
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97
mata lihat uap (meng) tdur baring mimpi duduk berdiri orang laki-laki perempuan anak suami isteri ibu bapak rumah atap nama kata (ber) tali ikat jahit sayap berburu tembak (men) tikam gigit curi bunuh mati hidup garuk potong kayu bela tajam tumpul kerja tanam pilih tumbuh bengkak peras pegang gali beli buka jejak lempar jatuh anjing burung
mata ita ngeab tulu dulring upi sugo todok tau moane bibine anak bule bule inang /ina amang / uma balre atop ngalan tinga sosoo soo daam dadaam ubas temba tobok babag tako pate ate sumboo kukug /kalut kolog kayu botak tado kudu gau tanom pili sumboo mangga poog goot keke boli kekes tutu baatuʔ dabu deuk màmanuk
mata ita mangale-ngale tinro leu katulu-tulu tudang tettong tau orane makkunrai ana’ lakkai baine indo ambo bola atek aseng keda tulu sio jai pannik dengngeng temba gajang ikking nau uno mate tuo garu polo aju pue tareng kunru jama taneng pile cokko boro pera’ katenni kae elli bukka bate rempek meddu asu manuk-manuk
*mata *kita *ma-huab *tiduʀ *qinep *hipi *tudan *diʀi *tau *laki *bahi *anak *bana *qasawa *t-ina *t-ama *banua *qatep *ŋajan *tutur /*kaRi *talih *hiket *tahiq *zaqit *qanup *panaq *suksuk *palu *takaw *bunuq *m-atay *ma-qudip *kaʀaw *taʀaq *kahiw *belaq *ma-tazem *dumpul *quma *mula *piliq *tu[m]buq *baʀeq *pereq *gemgem *kali *beli *buka *bayu *tudaq *nabuq *asu *manuk 11
98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150
ayam telur bulu sayap terbang tikus daging gemuk ekor ular cacing tanah kutu nyamuk laba-laba ikan busuk cabang daun akar kembang buah-buahan rumput tanah batu pasir air alir laut garam danau hutan langit bulan matahari bintang awang kabut hujan guntur kilat angin tiup panas dingin kering basah berat api bakar asap abu hitam putih
manuk intolu bubu kulapi lean banggedung suang lompo /minak kui saa golonggoang kutu sisiok kanggalrua bau bobog palangat laeng akat banggang bungo uatan buta batu bungayon ogo andu sasik asin bolano alas golung bulan mata ondo bituon kundom langaso udan gontu kilat angin upii init ondu tuu baso baat api tutung labun motingga ate abu itom puti
manu’ tello bulu pannik luttu balao juku commok ikko ula alati utu sessik garangkang bale kebbong takke daung urek bunga-bunga unga wella tana batu kessi wae solo tasik pejje tappareng alek langi uleng mata esso bittoeng ellung rellung bosi guttu billak anging werung pella cekke rakko ricak tanek api tunu rumpu awu lotong pute
*qayam *qateluʀ *bulu *kapak *layap *labaw *hesi *miñak *ikuʀ *hulaʀ *kalati *kutu *ñamuk *lawaq *hikan *ma-busuk *daqan *dahun *uʀat *buŋa *buaq *baliji *tanaq *batu *qenay *danum *wahiʀ *tasik /*laud *qasiʀa *danaw *alas *laŋit *bulan *bituqen *ʀabun *kabut *quzan *gurgur *kilat *haŋin *hiup *ma-panas *ma-diŋdiŋ *ma-ʀaŋaw *ma-baseq *ma-beʀeqat *hapuy *tunu *qebel *qabu *ma-qitem *ma-putiq 12
151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200
merah kuning hijau kecil besar pendek panjang tipis tebal sempit lebar sakit malu tua baru bagus jelek betul malam hari tahun kapan di di dalam atas ini itu dekat jauh kapan saya kamu dia kita kamu mereka apa siapa lain semua dan jika bagaimana bukan hitung satu dua tiga empat lima
elam lili luno dedek dako podong langgat nipis kabee sipot lea saki ambang iso / gulang bobou pido dais tutuu bongi ondo taon pilan /kopilan dei kalinddog babo ia ana susuu baang ingina yaku kau isia kita /kami kamú sisia sopa isei gii sasaakan lengan ana deinako géiga bilang inja dóua totolu opat lima
cella ridi cembulo biccu loppo poncok lampe nipi umpek cikek lebba lasa siri towa baru kanja ja’ tongeng wenni esso taung maganna ku laleng (i) yase yae yaro cawek bela tegi iyya iko alena idi iko alena maneng aga iga laing yamaneng silaong nerekko magai dek bilang seddi dua tellu eppa’ lima
*ma-iʀaq *ma-kunij *mataq *dikiq *ma-ʀaya *ma-babaq *anaduq *ma-nipis *ma-kapal *kepit *ma-labeʀ *ma-sakit *ma-hiaq *ma-tuqah *ma-baqeʀu *ma-pia *zaqat *ma-bener *beʀŋi *qalejaw *taqun *p-ijan *di *i-dalem *i-babaw *i babaq *i ni *i na *ma-azani *ma-zauq *i nu *i-aku *i-kahu *si-ia *i-kita *si-ida *apa *i-sai *duma *amin *ka *ka *kua *diaq *ihap *esa *duha *telu *epat *lima
13