BAHAN PELEDAK KOMERSIAL UNTUK INDUSTRI PERTAMBANGAN A.
Defenisi dan Klasifikasi Bahan Peledak Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk
padat,cair gas atau campuranya yang apabila dikenali suatu aksi panas, berbenturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat yang hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil Berikut ada beberapa klasifikasi bahan peledak :
Berdasarkan pemakaiannya : Bahan peledak untuk militer, misalkan untuk perang, persenjataan, nuklir. bahan peledak sipil/komersial yang digunakan untuk pertambangan dan kegiatan konstruksi.
Berdasarkan kecepatan rambat : High explosif kecepatan perubahan kimia diatas kecepatan suara > 4000 m/s dan kompresi tinggi mencapai 100bar low explosif kecepatan perubahan kimia dibawah kecepatan suara < 4000 m/s dan kompresi sekitar 3500bar
Berdasarkan komposisi : Senyawa tunggal seperti PETN (penta erythritol tetra nitrat), TNT (tri nitro toluena) bahan peledak campuran seperti dynamit, black powder, ANFO (ammonium nitrate fuel oil)
Foto ANFO
Berdasarkan kepekaannya : Initiating explosif yaitu mudah meledak karena api, panas, benturan, gesekan 1
non initiating explosif yaitu sebaliknya dari yang diatas karena ini tidak mudah meledak kecuali dipicu secara sengaja
B.
Sistem Verifikasi Bahan Kimia Peledak Bahan peledak merupakan bahan yang sangat berbahaya dan perlu diawasi sejak dari
pengadaan, pengangkutan, penyimpanan, penggunaan sampai dengan pemusnahannya. Oleh karena itu, sistem pembinaan dan pengawasannya harus tepat dan ketat, sehingga dapat diperkecil kemungkinan untuk bisa disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sebagai Dual Munition agent, di satu sisi bahan peledak bermanfaat untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pembangunan nasional, namun akan sangat berbahaya apabila disalahgunakan terutama untuk kepentingan kegiatan terrorism. Sesuai Undang-undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan, maka pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan bahan peledak dilaksanakan secara terko-ordinasi terpadu antar instansi dan dikoordinasikan oleh Dephan. Bahan peledak ada dua macam yaitu komersial dan militer. Untuk pengawasan pengendalian bahan peledak komersial, maka perlu disusun suatu Pedoman Pembinaan dan Pengendalian bahan peledak komersial oleh Polri dan Depperindag.
C.
Pengelompokkan Bahan Peledak
1.
Pengelompokkan Bahan peledak menurut kegunaannya Pengelompokkan Bahan peledak menurut kegunaannya ada lima kelas/kategori meliputi
bahan peledak “Blasting” dan / atau “Bursting”. Bahan peledak “Blasting” yaitu bahan peledak yang digunakan untuk pertambangan, konstruksi dan sejenisnya. Sedangkan bahan peledak Bursting adalah bahan peledak yang digunakan dalam sistem senjata, seperti bom, granat, kepala ledak dan sejenisnya. Bahan peledak “blasting” dan/atau “Bursting” tersebut terdiri dari 5 (lima) tipe :
Tipe A. Berupa nitrat organic cair (seperti Nitrogliserin) atau campurannya dengan satu atau lebih bahan-bahan sebagai berikut : Nitrocellulose, Ammonium Nitrat anorganik lainnya, derivativ nitroaromatik atau bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti serbuk kayu (“wood meal”) dan serbuk Aluminium.
Tipe B. Terdiri dari dua jenis : Campuran Ammonium Nitrat atau Nitrat Anorganik dengan TNT dan/tanpa “Ingredient” lain seperti serbuk kayu (“wood meal”) atau serbuk Aluminium, serta tidak me-ngandung Nitrogliserin atau cairan nitrat/klorat organik sejenisnya.
2
Campuran Ammonium Nitrat atau nitrat anorganik dengan bahan yang mudah terbakar serta tidak mengandung Nitrogliserin atau cairan nitrat/klorat organik sejenisnya.
TipeC . Campuran Kalium/Natrium Klorat atau Kalium/Natrium/Ammonium Perklorat dengan derivativ nitroorganik atau bahan yang mudah terbakar, seperti serbuk kayu (wood meal”), serbuk Aluminium atau Hidrokarbon, serta tidak meng-andung Nitrogliserin atau cairan nitrat organic sejenisnya.
Tipe D . Campuran senyawa nitrat organik dengan bahan yang mudah terbakar, seperti Hidrokarbon dan serbuk Aluminium, serta tidak mengandung Nitrogliserin, cairan nitrat/klorat organik sejenisnya atau Ammonium Nitrat.
Tipe E. Campuran/larutan air (sebagai “ingredient” pokok) dengan sejumlah banyak Ammonium Nitrat atau oksidator lainya seta dapat mengandung derivativ nitro (seperti TNT), Hidrokarbon atau Serbuk Aluminium.
Bahan peladak “Catridge” yaitu bahan peledak sejenis bahan peledak “Blasting” atau “Bursting” yang dipergunakan sebagai pembentuk “Metal Projectil” yang berkemampuan tambus/potong.
Bahan peledak “Propellant”,
yaitu bahan peledak yang dipergunakan sebagai
pembetuk gas pendorong dalam peluru senjata atau motor roket.
Bahan peledak “Fuse”, yaitu bahan peledak yang dipergunakan sebagai “pemula” suatu rangkaian proses peledakan, baik secara penyalaan/deflagrasi maupun secara detonasi.
Bahan peledak “Pyrotechnic”, yaitu bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembentuk panas, gas, warna dan lain sebagainya.
2.
Pengelompokan bahan peledak menurut jenis bahan baku Pengelompokan bahan peledak menurut jenis bahan baku dan/atau bahan setengah jadi
berdasarkan sifat “explosive” nya, seperti : Blasting Gelatine (Master Mix), Nitro Glycerine (NG), Nitro Glycol (DEGN), Nitro Cellulose (NC) dengan N-content lebih dari 12,6 %, PETN Black Powder, Emulsion Matrix (Emulsion Base), Mercury Fulminate, Lead Azide, DDNP, Lead Styphnate, Tetracece dan sejenisnya. 3.
Pengelompokkan
bahan
peledak
komersil
berdasarkan
lingkungan
penggunaannya Karakteristik/spesifikasi. Bahan peledak komersial harus memiliki beberapa persyaratan antara lain :
Peka terhadap suatu reaksi : panas, getaran, gesekan atau benturan.
Mempunyai kecepatan detonasi teertentu (high dan low explosive). 3
Memiliki daya tahan air (water resistance) terbatas.
Dapat disimpan dengan stabil.
Menghasilkan gas-gas hasil peledak, yaitu : gas dalam bentuk molekul lebih stabil
Memerlukan stemming/penyumbatan dalam penggunaannya.
Macam bahan peledak komersial, adalah semua jenis :
Dinamit, yang dikenal dengan nama “Nitro Glycerine Based Explosives”, Blasting Agents (ANFO)
“Water Based Explosives” (slurry, Watergel, Emulsion Explosives).
Bahan peledak pembantu “(Blasting Accessories)” seperti Primer (Booster), Detonator, Sumbu Api, Sumbu Peledak, MS Connector (Detonating Relay), Igniter, Igniter Cord, Connector dan sejenisnya.
Shaped Charges seperti RDX, HMX, dan sejenisnya. Kegunaannya Pekerjaan tambang yaitu untuk melepaskan batuan dari batuan induknya
antara lain : batu bara, emas, tembaga, aspal industri semen, industri batu belah, industri batu kapur, dan sebagainya serta untuk operasi penambangan minyak dan gas bumi. Pekerjaan umum diantaranya, untuk pembuatan jalan raya, pembuatan jalan kereta api, pembuatan lapangan terbang, pembuatan terowongan, pembuatan waduk dan irigasi, untuk pekerjaan tambang, pembersihan pelabuhan, penghancuran kepal bekas, pengancuran bangunan tua. Pengguanan lain yang berkaitan untuk keperluan peledakan.
C-4 dan RDX (Research and Development Explosive). C-4 atau Composition 4, merupakan bahan peledak yang tergolong bahan peledak plastik PBX (plastic bonded explosive), oleh karena bersifat plastik (plastizer) dengan komposisi senyawa kimia terdiri atas komposisi utamanya adalah RDX (91 %), Di (2ethylhexyl) sebacate (5,3 %), Polyisobutyllene (2,1 %) dan Motor Oil (1,6 %) serta DMDNB (2,3-dimethyl-2,3-dinitrobutane). Di dalam katalogisasi militer sebagaimana TNT-225 gr,TNT-450 gr maka C-4 dikenal sebagai M-118 Block Demolition Charge. RDX mempunyai rumus molekul : C3H6N6O6 dikenal sebagai cyclonit atau hexogen dengan penamaan kimianya : Cyclotrimethylenetrinitramine. Untuk kepentingan militer RDX mempunyai beberapa komposisi sesuai dengan kepentingan dan penggunaannya. Composition A : A-1, A-2, A-3, A-4, A-5. Composition A biasanya digunakan untuk busting charge untuk Rockets 2.75 inch (Navy), Rockets 5 inch dan Landmines. 4
Composition B : biasanya di kombinasikan RDX dan TNT, juga digunakan untuk bustrers Projecktile di lingkungan Angkatan Darat dan untuk Landmines. Composition C : merupakan plastic demolition explosive de-ngan beberapa komposisi C1, C-2, C-3 dan C-4 tergantung kan-dungan/prosentase RDX. Cyclotol di racik dengan 3 formulasi berbagai campuran komposisi dari RDX dan TNT untuk kepentingan bom tajam, projektil dan granades. Selanjutnya formula lainnya adalah : HBX-1, HBX-2 dan H-6.
Sistem Verifikasi, Deklarasi dan Inspeksi. Memperhatikan situasi ke-amanan nasional dipandang penting dan perlu adanya suatu sistem verifikasi. Sistem verifikasi dan pengamanan terpadu terhadap bahan kimia peledak seyogjanya dilaksanakan oleh Dephan bersama instansi terkait, sistem verifikasi meliputi tata cara pendataan, deklarasi serta On-Site Inspection yang dilaksanakan secara terpadu, di mulai dari Agregat Data Nasional, bersama instansi Depperindag, Ditjen Bea Cukai, Polisi serta Dephan guna mengadakan pe-ngawasan terpadu, melaporkan setiap pendistribusiannya dengan menggunakan : HS Number dan CAS Number bagi setiap importir produsen, industri, importir, distributor dan retailer/toko bahan Kimia. Bahan peledak komersil adalah berbagai produk bahan kimia yang dapat digunakan
sebagai bahan peledak untuk kepentingan pekerjaan tambang, pekerjaan umum atau digunakan dalam proses produksi tertentu serta bersifat komersil. Bahan peledak merupakan barang yang sangat berbahaya dan rawan, sehingga untuk kepentingan keselamatan dan keamanan penggunaan bahan peledak komersil diperlukan adanya pengawasan dan pengendalian secara khusus. Bahan peledak merupakan barang berbahaya dan rawan, sehingga untuk kepentingan keamanan dan ketertiban penggunaan bahan peledak komersial diperlukan adanya pengawasan dan pengendaliaan secara khusus. Kepolisian Negara RI menerbitkan Peraturan Kapolri No. 2 tahun 2008 tentang Pengawasan, Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak Komersial. Dalam peraturan tersebut diatur tentang pengurusan bahan peledak secara detail termasuk persyaratan perizinannya. Dalam peraturan ini terdapat Produsen, Distributor dan pengguna akhir (end user). Produsen merupakan bahan usaha berbadan hukum yang telah mendapatkan izin dari pemerintah untuk memproduksi bahan peledak komersial.
5
Distributor adalah bahan usaha berbadan hukum yang telah mendapat izin dari pemerintah untuk pengadaan, penyediaan, dan pendistribusian bahan peledak komersial. Sedangkan pengguna akhir adalah baada usaha berbadan hukum yang melaksanakan pekerjaan proyek pemerintah dan/atau swasta yang bertanggungjawab langsung sebagai pengguna bahan peledak. 4.
Berdasarkan Komposisi Berdasarkan komposisinya, bahan peledak industry dapat juga dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu:
Black powder Black powder termasuk bahan peledak lemah, terbuat dari campuran arang, belerang, dan potassium nitrat, dan jika meledak akan bereaksi sebagai berikut: Black powder peka terhadap panas, tidak tahan terhadap air. Sekarang black powder sudah tidak banyak digunakan orang, kecuali untuk isian sumbu api (safety fuse).
Foto Black Powder
Dinamit Dinamit adalah jenis bahan peledak kuat, dengan nitrogleserin (NG) sebagai bahan dasarnya (explosive base). Jenis dinamit: a. Staight dynamit, yaitu dinamit dengan komposisi NG (20-57%) dan sebagai pembawa oksigen (53-23%). Ini jenis dinamit paling peka. b. Gelatine dynamite, yaitu dinamit dengan komposisi blasting gelatin (NG dan nitrocellulose) ditambah dan . Jenis ini lebih tahan terhadap air. c. Ammonium gelatin dynamite, yaitu dinamit dengan komposisi blasting gelatin ditambah . Jenis ini memberikan energy yang lebih besar, tetapi kurang tahan terhadap air. Contoh komposisi dinamit:
6
Selain itu ada dinamit ang tidak menggunakan NG sebagai bahan dasar, misalnya carbit yang menggunakan ammonium pechlorate.
Permissible explosive Ini adalah jenis bahan peledak kuat untuk tambang bawah tanah khususnya batubara, dengan komposisi Ammonium gelatin dynamite ditambah flame depressant misalnya NaCl untuk memperoleh temperature peledakan rendah, volume gas sedikit, dan penyaaan sesingkat mungkin. Ini bertujuan mencegah kemungkinan ledakan sekunder dari gas methane dan atau debu batubara. Persyaratan bahan peledak permisibel: a. Harus lulus uji non ignition dalam suatu gallery test. b. Gap sensitivity ± 7,5 cm (3”) untuk dodol berdiameter 1,25 “. c. Noxious gas : klas A : 0-53 liter gas per 1,5 lb handak. Dan kelas B : 53-106 liter gas per 1,5 lb handak.
Blasting agent Yaitu terdiri dari campuran yang tidak mengandung bahan yang dapat digolongkan sebagai bahan peledak seperti ANFO, ALANFO, Slurry/watergel/emulsions, heavy ANFO.
D.
Bahan dan komposisi Hampir semua bahan peledak komersial merupakan campuran senyawa-senyawa yang
mengandung empat unsure dasar yaitu C, H, O dan N. Kemudian untuk memperoleh efek tertentu kadang ditambah zat-zat sensitizer seperti Na, Al, Ca dan sebagainya. Suatu bahan peledak tidak harus mengandung material explosive seperti nitrogliserin, nitrostrach atau TNT. Setiap bahan dalam campuran mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu sebagai explosive base, oxygen carrier, fuel dan lain-lain
Zero oxygen balanced Untuk menghasilkan energy (heat of explosion) yang masimum, bahan peledak saat meledak harus bereaksi secara sempurna. Untuk itu bahan peledak komersial dibuat berdasarkan prinsip zero oxygen balanced, atinya dalam bahan eledak terdapat oksigen dalam jumlah yang tepat sehingga selama reaksi seluruh H akan membentuk H2O, C membentuk CO2 dan N membentuk gas N2 bebas. Ketiga jenis gas tersebut (H2O, CO2, N2) disebut smoke, tidak beracun. Sebaliknya jika reaksinya tidak sempurna akan terbentk gas beracun (fumes seperti CO, NO dan NO2. Contoh campuran yang zero oxygen balanced:
7
Jika jumlah oksigen kurang (negative oxygen balanced) maka akan terbentuk CO (beracu, tidak berbau, tidak berwarna), misalnya : Jika kelebihan jumlah oksigen (positive oxygen balanced) akan terbentuk gas beracun NO atau , misalnya: Pedoman untuk perhitungan komposisi bahan peledak berdasarkan zero oxygen balanced (ZOB) ialah sebagai berikut: a. Jika dalam bahan peledak hanaya terdapat unsure C, H, O dan N, persamaan nya : Artinya : 2 atom O untuk setiap C; 0,5 atom o untuk setiap atom H. b. Jika dalam campuran bahan peledak terdapat unsure tambahan (Na, Ca, Al dsb) yang memiliki afinitas terdapat oksigen,
E.
Reaksi peledakan Reaksi kimia bahan peledak adalah reaksi yang menghasilkan panas (eksotermik) dan
umumnya panas yang dihasilkan sangat tinggi. Gas yang terbentuk secara sangat cepat menghasilkan tekanan ang tinggi. Terdapat dua jenis reaksi peledakan yaitu deflagrasi dan detonasi apakah reaksi suatau bahan peledak termasuk deflagnasi atau detonasi tergantung pada kekuatan bahan peledaknya.
Deflagnasi merupakan reaksi pembakaran berkecepatan tinggi diseratai ekspansi gas secara cepat dalam ruang terbatas sehingga menimbulkan tekanan yang sangat besar dan mengakibatan efek pengangkatan (heaving effect), yang besarnya proporsional dengan proses pembakaran yang terjadi. Reaksi deflagnasi merupakan cirri bahan peledak lemah.
Detonasi merupakan proses propagasi gelombang kejut (shock wave) melalui kolom baha peledak yang diikuti reaksi kimia yang menambah energy untuk memacu propagasi gelombang kejut, diikuti ekspansi gas dalam waktu yang sangat singkat. Ini meupakan cirri bahan peldak kuat.
F.
Sifat-sifat bahan peledak Sifat-sifat bahan peledak yang mempengaruhi hasil peledakan adalah kekuatan,
kecepatan detonasi, kepekaan, bobot isi bahan peledak, tekanan detonasi, ketahanan terhadap air, sifat gas beracun dan permissibilitas.
8
1.
Kekuatan (strength) Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan kandungan energy yang dimiliki oleh
bahan peledak tersebut, dan merupakan ukuran kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen (%). Pada mulanya istilah straight berasal dari klasifikasi mutu Straight-NG dynamite yang menyatakan % berat NG dalam Staight-NG dynamite. Tetapi dalam perkembangannya, handak dibuat tidak selalu mengandung NG sehingga perlu dikembangkan cara ain untuk menentukan kekuatan sesuatu jenis bahan peledak. Ukuran untuk menyatakan kekuatan handak adalah weight strength (grade strength), volume strength (bulk strength). Weight strength menyatakan % berat NG yang terdapat dalam strength-NG dynamite, yang menghasilkan simpangan ballistic mortal yang sama dengan handak yang diukur apabila keduanya diledakknan pada berat yang sama. Alat untuk mengukur strength ialah ballistic mortar terster yang konstruksinya seperti ayunan. Pada ujung ayunan terdapat silinder baja berongga tempat diletakkan handak yang diuji, dan pada saat diledakkan akan berayun. Jarak ayunan ini yang diukur 2.
Kecepatan detonasi Kecepatan detonasi (Velocity Of Detonastion = VOD) adalah kecepatan gelombang
detonasi yang menerobos sepanjang kolom isian handak, dinyatakan dalam m/s. Kecepatan detonasi bahan peledak komersial ialah antara 1.500-8.000 m/s. Kecepatan detonasi suatu handak tergantung pada : Jenis handak (ukuran butir, bobot isi) Diameter dodol atau diameter lubang ledak Derajat pengurungan (degree of confinement) Penyalaan awal (initiating) Energi yang dihasilkan oleh reaksi handak dipengaruhi oleh kecepatan detonasi dan bobot isinya. Persamaan Relative Energy (RE): Dengan, SG : berat handak Ve : VOD : kecepatan detonasi 3.
Kepekaan Kepekaan adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh bahan peledak untuk
memulai bereaksi dan menyebarkan reaksi peledakan ke seluruh isian. Kepekaan handak tergantung pada komposisi kimia, ukuran butir, bobot isi, pengaruh kandungan air dan temperature. Ada beberapa macam kepekaan itu, yaitu: 9
Kepekaan terhadap benturan (sensivity of shock/impact)
Kepekaan terhadap gesekan (sensivity of friction)
Kepekaan terhadap panas (sensivity to heat)
Kepekaan terhadap ledakan handak lain dari jarak tertentu (gap sensivity) Bahan peledak yang sensitive belum tentu baik. Bahan peledak yang tidak peka tetapi
mudah penyebaran reaksinya adalah lebih menguntungkan dan lebih aman. 4.
Bobot isi bahan peledak Bobot isi bahan peledak (density) adalah perbandingan antara berat dan volume bahan
peledak. Bobot isi biasanya juga dinyatakan dalam istilah Spesific Gravity (SG), Stick Count (SC) atau Loading Density (de).
Spesific Grafity (SG) adalah perbandingan antara density bahan peledak terhadap density air pada kondisi standar. SG bahan peledak komersial adalah 0,6 – 1,7.
Stick Count adalah jumlah dodol ukuran standar 1 1/4 “ x 8” yang terdapat pada 1 dos sebesar 50 pound. Stick Count bahan peedak antara 232-83.
5.
Loading density adalah berat bahan peledak per unit panjang dari isian. Tekanan detonasi Tekanan detonasi ialah penyebaran tekanan gelombang ledakan dalam kolom isian
bahan peledak, dinyatakan dalam kilobar (kb). Tekanan detonasi bahan peledak komersial antara 5 – 150 kb. Tekanan akibat ledakan akan terjadi di sekitar dinding lubang ledak dan menyebar ke segala arah, yang intensitasnya tergantung pada jenis bahan peledak (kekuatan, bobot isi dan VOD), tingkat/ derajat pengurungan, jumlah dan temperature gas hasil peledakan. Secara empiric Dick merumuskannya : Dengan, P : tekanan detonasi (1 kb = 14504 psi) D : berat jenis handak C : kecepatan detonasi handak, fps 6.
Ketahanan terhadap air Ketahanan terhadap air dari suatu handak ialah kemampuan handak itu dalam menahan
rembesan air dalam waktu tertentu tanpa merusak, merubah atau mengurangi kepekaannya, dinyatakan dalam jam. Sifat ini sangat penting dalam kaitannya dengan kondisi tempat keja, sebab untuk sebagian besar jenis handak, adanya air di dalam lubang ledak data mengakibatkan ketidakseimbangan kimia dan memperlambat reaksi pemanasan. Lebih lanjut
10
air juga dapat mengakibatan kerusakan handak. Dikenal ada lima tingkatan dalam ketahanan dalam air, yaitu:
Sempurna (excellent) jika tahan terhadap air lebih dari 12 jam.
Sangat bagus (very good) jika tahan terhadap air 8 – 12 jam.
Bagus (good) jika tahan terhadap air 4 -8 jam.
Cukup (fair) jika tahan terhadap air kurang dari 4 jam.
Buruk (poor) jika tidak tahan terhadap air. Handak dapat dilindungi dari air dengan cara menambah campran gelatin ke dalam
komposisinya (sewaktu dalm proses manufacturing di pabrik), atau secara fisik dibungkus dengan pembungkus kedap air seperti wood fiber, paraffin dan politilen. 7.
Sifat gas beracun (fumes) Bahan peledak yang meledak menghasilkan dua kemungkinan jenis gas yaitu smokes
atau fumes. Smokes tidak berbahaya karena hanya terdiri dari uap dan asap yang berwarna putih. Sedangkan fumes berbahaya karena sifatnya beracun, yaitu terdiri dari karbonmonoksida dan oksida-nitrogen. Fumes dapat terjadi jika bahan peledak yang diledakkan tidak memeiliki keseimbangan oksigen, dapat juga terjadi jika bahan peledak tersebut dalam keadaan rusak kareana kadaluwarsa, selama penyimpanan dan oleh sebab lain. 8.
Perlengkapan peledakan Perlengkapan peledakan (blasting accessories atau blasting supplies) ialah material
yang diperlukan untuk membuat rangkaian peledakan sehingga isian bahan peledak dapat dinyalakn. Perlengkapan bahan peledak hanya dapat dipakai untuk satu kali penyalaan saja. Perlengkapan peledakan antara lain:
Detonator
a. Detonator listrik (electric blasting caps = EBC), ada dua macam yaitu detonator seketika (instantaneous EBC) dan detonator tunda (delayed EBC). b. Detonator biasa (plain/ordinary detonator), digunakan denagan sumbu api. c. Kabel listrik (connecting wire) d. Insulator tape
Sumbu api (safety fuse) dengan perlengkapannya : igniter cord, igniter cord connector.
Sumbu ledak (detonating fuse) dengan perlengkapannya : Ms connector/detonating relay/delay connection.
11
G.
Peralatan peledakan Peralatan peledakan (blasting equipment) ialah alat-alat yang diperlukan untuk menguji dan menyalakan rangkaian peledakan, sehingga alat tersebut dapat dipakai berulang-ulag. Peralatan peledakan antara lain : 1. Blasting machine (sumber energy listrik DC), beserta Ohm meter (penguji tahanan rangkaian), Rheostat (penguji kapasitas blasting machine). 2. Cap crimper (sejenis tang khusus untuk peledakan). 3. Kabel utama (bus wire, leading wire), yaitu kabel yang menghubungan blasting machine ke rangkaian peledakan listrik Peledakan dengan menggunkan arus istrik searah (DC) sebagai sumber tenaga, dihasilkan dari blasting machine. Arus listrik berfungsi membangkikan panas yang dapat menyalakan detonator, kemudian detonator akan meledakkan primer dimana terdapat isian
12