III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek dan Bahan Penelitian
3.1.1 Keong Mas Keong mas yang digunakan dalam penelitian adalah keong mas yang diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas yang digunakan adalah bagian daging sebanyak 20 kg.
3.1.2 Asam Organik Asam organik yang digunakan adalah asam propionat dan asam formiat. Penggunaannya adalah pencampuran keduanya dengan perbandingan 1:1. Asam formiat yang digunakan merupakan produk Brataco Chemical, sedangkan asam propionat merupakan produk Merck.
3.1.3 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Timbangan untuk menimbang daging keong mas.
2.
Toples untuk menyimpan daging keong mas saat perlakuan.
3.
Ember untuk menyimpan keong mas
4.
Gelas ukur untuk mengkur air yang digunakan dalam perlakuan.
5.
Pipet tetes untuk mengukur asam organik yang digunakan.
6.
pH meter untuk mengukur nilai pH daging keong mas sebelum dan sesudah perlakuan.
7.
Pengaduk untuk mengaduk campuran bahan penelitian.
19 3.2
Metode Penelitian
3.2.1
Prosedur Penenelitian Prosedur penelitian meliputi beberapa tahap yaitu (Suharto, 1997) :
1. Pengolahan
Daging
keong
dipisahkan
dari
cangkangnya,
dengan
cara
memecahkan cangkang keong.
Disiapkan larutan asam propionat dan formiat sesuai dengan perlakuan yaitu 1%, 2%, 3%, dan 4%.
Daging keong yang sudah dipisahkan dengan cangkang dimasukkan ke dalam toples yang berisi larutan asam organik.
Campuran asam organik dan daging keong tersebut diaduk hingga merata. Pengadukan diulangi 3 kali selama 4 hari berturut-turut.
Pada hari ke-5 sampai ke-8 campuran diaduk satu kali sehari.
Pada hari ke-8 dilakukan pengukuran pH analisis proksimat untuk mengetahui kandungan protein kasar.
2. Analisis Kimia a. Uji Kandungan Protein Kasar Setelah difermentasi selama 8 hari dilakukan analisis kandungan protein kasar. Analisis dilakukan di Labolatorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan kimia Makanan Ternak. b. Pengukuran pH Dilakukan pengukuran pH sebelum dan sesudah pengolahan di Labolatorium Nutrisi Ternak Unggas dan Non Ruminansia.
20 3.2.2
Peubah yang Diamati dan Cara Pengukurannya 1. Perubahan Kandungan Protein Kasar Sampel daging keong mas sebelum dan sesudah diolah dianalisis kandungan protein kasarnya di labolatorium untuk mengetahui perubahan kandungan proteinnya.
2. Nilai pH Semua sampel daging keong mas diukur nilai pH di labolatorium untuk mengetahui nilai pH yang paling optimal sesuai dengan pH optimal silase.
3.2.3
Rancangan Percobaan dan Analisis Data Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 4 macam perlakuan masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Pengujian pengaruh perlakuan digunakan analisis ragam (Uji F) dan dilanjutkan dengan uji polinomial ortogonal, dengan perlakuan terdiri atas: P1 = Keong mas yang ditambahkan 1% campuran asam propionat+formiat P2 = Keong mas yang ditambahkan 2% campuran asam propionat+formiat P3 = Keong mas yang ditambahkan 3% campuran asam propionat+formiat P4 = Keong mas yang ditambahkan 4% campuran asam propionat+formiat Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam (Gaspersz,1995) dengan model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut:
21 Yij = + αi + ij Keterangan : Yij = Respon percobaan = Nilai tengah/rata-rat umum αi = Pengaruh perlakuan ke-i ij = Galat percobaan dari perlakuan ke-i pada pengamatan ke-j i = perlakuan (1,2,3,4) j = Ulangan (1,2,3,4,5) Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : R1 = R2 = R3 = R4 = 0 artinya tidak terdapat perbedaan antar
perlakuan.
H1 : R1 ≠ R2 ≠ R3 ≠ R4 ≠ 0 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama.
Tabel 1. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman
Db
Perlakuan (t-1) = 3 Galat 3 (r-1) = 16 Total (tr-1) = 19 Sumber : (Gasperz, 1995) Keterangan: DB : Derajat Bebas JK : Jumlah Kuadrat KT : Kuadrat Tengah
JK
KT
Fhit
Ftabel 0,05
JKP JKG JKT
KTP KTG
KTP/KTG
Ftabel
Kaidah keputusan : Jika Fhitung ≤ Ftabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H0 dan terima H1.
22 Untuk mengetahui gambaran secara umum kecenderungan terjadinya peningkatan ataupun penurunan respon akibat perlakuan yang diberikan, maka dilakukan Uji Polinomial Orthogonal, hubungan fungsional antara peragam (variabel) bebas y dan peragam tak bebas x secara polinomial (Hanafiah, 2010). Dinyatakan dengan rumus : Y= Keterangan : α = intersepsi = (i= 1,2,….,n) = koefisien regresi parsial yang berasosiasi dengan derajat polinomial ke-i sampai ke-n y = respon x = perlakuan Untuk mengetahui apakah setiap perlakuan saling ortogonal maka perlu disusun koefisien pembanding seperti pada Tabel 3 (Gaspersz, 1995) Tabel 2. Koefisien Polinomial Orthogonal untuk Empat Perlakuan Koefisien Polinomial Orthogonal Persamaan P1 P2 P3 P4 Linear -3 -1 +1 +3 Kuadratik +1 -1 -1 +1 Kubik -1 +3 -3 +1 Sumber : Gasperz (1995b) Setelah dihitung menggunakan koefisien polinomial orthogonal, dilanjutkan dengan daftar sidik ragam, untuk melihat pola kecenderungan, apakah meningkat atau menurun serta untuk menentukan persamaan garis berbeda nyata, maka dilakukan uji dengan daftar sidik ragam polinomial orthogonal.
23 Tabel 3. Daftar Sidik Ragam Polinomial Orthogonal Sumber Ftabel DB JK KT Fhit Keragaman 0,05 Perlakuan P- 1=3 JKP KTP KTP/KTG - Linier 1 JKlinier KTlinier KTlinier/KTG - Kuadratik 1 JKkuadratik KTkuadratik KTkuadratik/KTG - Kubik 1 JKkubik KTkubik KTkubik/KTG Galat P(U-1)=16 JKG KTG Total PU-1 =19 JKT Sumber : Gasperz (1995b)
3.3
Tat aLetak Percobaan Pengacakan dilakukan dengan menggunakan tabel angka acak dan alat
bantu berupa pensil dengan cara meletakkan ujung pensil tersebut pada tabel angka acak secara sembarang, kemudian dibaca secara vertikal ke arah bawah. Melalui prosedur pengacakan di atas, maka dibuatkan tata letak unit percobaan yang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Tata Letak Percobaan 1 2 3 P1U1 P1U2 P2U1
4
6
9
7 P3U2
11
8 P4U1
12 P5U2
16
13
17 P3U4
Keterangan : P : perlakuan ke 1, 2, 3, 4 U : ulangan ke 1, 2, 3, 4, 5
10
14
P2U3 15
P1U4 19
P5U3
P3U1
P5U1
P2U4 18
P4U3
P2U2
P1U3
P4U2
5
P3U3 20
P4U4
P5U4