BAHAN DAN METODE
1 Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah di Desa Sedayu, Kecamatan Loano Kabupaten Punvorejo Propinsi Jawa Tengah. Topografi Desa Sedayu yang berada pada bukit Menoreh tanahnya merupakan tanah liat dan berbatuan, mudah longsor dan banyak sungai kecil. Daerah permukiman berada pada pinggiran hutan dan di dalam hutan. Sebagian besar daerahnya mempakan daerah perbukitan yang sangat terjal dan hanya sebagian kecil mempakan perbukitan rendah. Desa Sedayu membawahi lima dukuh, yaitu : Wonosari, Krajan, Dukuh, Sleteh dan Sejati. Dari hasil suwei pendahuluan di Desa Sedayu, terpili Dukuh Sejati sebagai lokasi penelitian. Dukuh Sejati merupakan dukuh yang terletak paling ujung bagian timur Kabupaten Purworejo dan berbatasan langsung dengan Puskesmas Samigaluh I1 di D.I. Yogyakarta ( Gambar 1 ). Dukuh Sejati terdiri atas 53 rumah, sebagian besar berada d m mengelompok pada bagian atas gunung, sebagian kecil saja yang berada pada kiki gunung. Konstruksi perumahannya sederhana-amat sederhana, banyak lubanglubang untuk masuk nyamuk pada malam hari. Dukuh Sejati berupa daerah pegunungan yang bagian bawah gunung sampai dengan separuh bagian atas gunung hampir keseluruhannya ditanami padi, yang pola tanamnya tidak serentak. Bagian tengah gunung banyak ditanami tanaman keras seperti mahoni, sengon, kelapa, jati, bambu, kopi,
Provinsi Jawa Tengah
K e t a n n ~ .cnmbnr: ~
M V
,
-+-+
-
Sumber lath nir ~ u n m hpendvdvk
Samh B t b r Prorinri
-
--)--
Rutnsh Kxdcr
Gambar 1 Peta Dukuh Sejati
0
-
@I
J*L.n Iku Bcnspal J*l='T=npx &pal Bat.. Dukuh=Sun~ai l a b i Pcnclilian
KnndmzSspi
cengkeh dan tumbuhan lunak seperti tehtehan, salak, kapulaga, nenas, pisang, temulawak dan lain-lain. Masyarakat Dukuh Sejati pada umumnya adalah petani dan paling banyak sebagai buruh tani, mereka bekej a di sawah dan kebun dari pagi sampai dengan sore hari. Seluruh warga memelihara kambing dan hanya dua kepala keluarga yang memelihara sapi. Kandang temak kebanyakan letaknya di samping rumah. Penduduk biasa keluar malam untuk kegiatan agama yang dilaksanakan tiga kali seminggu, diantaranya pengajian remaja setiap malam jum'at dari mulai magrib sampai pukul 24.00 tengah malam. Selain itu pada acara hajatan yang sering dilakukan pada setiap dukuh seperti acara hari- hari besar Islam dan acara
17 Agustusan. Setiap dukuh biasanya menampilkan hiburan yang menarik minat masyarakat dari kecil sampai dewasa untuk berjalan kaki pada malam hari dengan menembus hutan-hutan untuk menonton hiburan. 2 Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, mulai bulan Maret sampai dengan Agustus 2001. Penangkapan nyamuk di dalam rumah, di kandang dan di alam dilakukan 16 kali dengan selang waktu setiap 10 hari selama enam bulan, sedangkan untuk di lubang-lubang buatan @it trap) dilakukan setiap hari.
3 Metode penelitian Untuk menentukan lokasi penelitian, dilakukan survei pendahuluan mengenai kondisi tempat penelitian untuk menentukan rumah-rumah penduduk, kandang temak, lubang buatan @it trap) serta lokasi penangkapan di alam l u x sebagai tempat untuk pelaksanaan penelitian. Jumlah rumah yang diperlukan untuk penangkapan nyamuk yang beristirahat di dalam rumah sebanyak lima buah
dan di luar rumah adalah kandang sapi
sebanyak satu buah. Dan untuk
penangkapan dengan lubang buatan (pit trap) tiga buah. Untuk penentuan lokasi penangkapan nyamuk dipilih rurnah-rumah yang penghuninya menderita malaria. Mctode pengambilan sample dilakukan secara purposif. 4 Bahan dan metode penangkapan 4.1 Penangkapan nyamuk di dalam rumah sepanjang malam
Penangkapan nyamuk ditujukan pada nyamuk-nyamuk yang beristirahat di dalam rumah dilakukan oleh lima orang mulai pukul 18.00 - 07.00 pagi. Jumlah rumah yang diamati lima buah, dengan masing-masing orang
melakukan
penangkapan pada satu rumah. Penangkapan secara rutin dilakukan sebanyak 16 kali selama enam bulan dan penangkapan berlangsung 40 menit setiap jamnya. Penangkapan dilakukan dengan menggunakan aspirator dan lampu senter (Gambar 2). Aspirator yang digunakan adalah tipe yang palimg sederhana, terbuat dari pipa gelas atau plastik dengan garis tengah lubang bagian dalam 8 - 12 mm dan panjang 30 - 45 cm. Salah satu ujungnya lebii kecil dari yang lainnya, yang dari ujung ini disambung dengan pipa karet atau plastik yang lentur sepanjang 50 cm. Di antara pipa gelas dengan pipa karet diberi kasa bagian dalamnya, untuk mencegah agar nyamuk tidak terhisap masuk ke dalam mulut penangkap. Pada ujung pipa karet diberi gelas atau plastik kecil tempat untuk memasukkan ke mulut penangkap (Gambar 3). Penangkapan dilakukan berdasarkan ketinggian tempat
hinggap, dipisahkan atas kamar tidur, ruang tamu, dapur dan
gudang. Tujuannya adalah untuk mengetahui kebiasaan nyamuk yang higgap atau istirahat pada waktu nyamuk akan atau selesai mengisap darah dan juga mengetahui lokasi di dalam rumah yang dijadiian tempat beristirahat nyamuk Anopheles.
Gambar 2 Penangkapan nyamuk di dalam rumah pada malam hari dengan menggunakan aspirator
Keterangan : kw. Kasa kawat halus, pk. Pipa karetlplastik yang lentur, gp. Gelas untuk menyedot yang dimasukkan mulut penangkap dan pg. Pipa gelas.
Nyamuk yang tertangkap dibunuh dan diidentifikasi sampai dengan
spesies
dengan menggunakan kunci determinasi O'Connor dan Soepanto (1979), kemudian dipisah-pisahkan secara jam per jam untuk mengetahui waktu istirahat serta kondisi perut yang kosong, penuh darah dan berisi telur (Gambar 4). Hal ini bertujuan untuk mengetahui perilaku istirahat nyamuk yang sebenamya apakah endofilik atau eksofilik.
Nyamuk yang tertangkap dengan perut kosong
menandakan bahwa nyamuk tersebut sebelum menggigit hinggap di dinding rumah. Nyamuk dengan perut penuh darah menerangkan bahwa nyamuk setelah menggigit atau sebelum meninggalkan rumah higgap di dindig rumah sedangkan nyamuk dengan perut mengandung telur menerangkan bahwa nyamuk tersebut selama proses perkembangan telurnya beristirahat di dalam rumah, atau secara kebetnlan masuk ke dalam rumah dan setelah akan keluar tertangkap. 4.2 Penangkapan nyamuk di dalam rumah pagi hari Penangkapan nyamuk yang beristirahat di dmding dalam rumah pada pagi hari dilakukan oleh lima orang dan setiap orang satu rumah. Penangkapan dilakukan 16 kali selama enam bulan mulai pukul 06.00 - 07.00 pagi. Alat yang digunakan aspirator dan lampu senter. Penangkapan dilakukan di ruang tamu, kamar tidur, dapur dan gudang yang diduga sebagai tempat hinggap nyamuk
Anopheles dan berdasarkan ketinggian tempat hinggap yakni 0-75 cm, 76-150 cm, 151-225 cm dan lebih dari 225 cm. Penangkapan ini bertujuan untuk mengetahui perilaku istirahat yang
sebenamya
serta
dalam
menentukan
skala ketinggian ditetapkan metoda penyemprotan pestisida pada dmding dalam rumah yang digunakan oleh Departemen Kesehatan.
Gambar 4 Kondisilbentuk perut nyamuk betina
A Perut kosong B Perut penuh darah C Perut berisi telur
4.3
Penangkapan nyamuk di kandang sapi dan sekitarnya. Penangkapan nyamuk yang beristirahat di kandang sapi dan sekitamya
sepanjang malam
dilakukan oleh
satu orang penangkap pada satu lokasi.
Penangkapan dilakukan secara aktif 40 menit dalam periode satu jam mulai pukul 18.00 sampai dengan pukul 07.00 pagi. Penangkapan dilakukan 16 kali sela~na enam bulan. Alat yang digunakan aspirator dan lampu senter. Penangkapan dilakukan diseluruh diiding kandang (Gambar 5) dan sekitarnya yang diduga
sebagai tempat hinggap nyamuk Anopheles. Nyamuk yang
tertangkap dipisahkan berdasarkan ketinggian tempat hiiggap yang dipisahkan atas 0-75 cm, 76-150 cm, 151-225 cm dan lebii dari 225 cm. Kemudian nyamuk
Anopheles dibunuh dengan kloroform, kemudian diidentifikasi dan dipisahkan berdasarkan spesiesnya. Dari masing-masing spesies dipisahkan berdasarkan kondisi perut.
Gambar 5 kandang sapi yang digunakan untuk penangkapan nyamuk.
4.4 Penangkapan nyamuk di alam (luar rumah) pada pagi hari Penangkapan nyamuk diluar rumah atau di alam pada pagi hari dilakukan oleh 12 orang penangkap. Penangkapan dilakukan 16 kali dengan selang 10 hari selama enam bulan ditujukan pada tempat istirahat nyamuk secara alami seperti semak-semak, kelompok pohon, parit-parit, rumput-rumputan, tebing-tebing, tanaman palawija. Penangkapan dilakukan mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00 dengan menggunakan aspirator (Gambar 6 ) dan drop net (Gambar
7), untuk penangkapan di semak-semak (Service, 1976).
Gambar 6 Penangkapan nyamuk Aitoplreles yang beristirahat di alam pagi hari pada pohon kapulaga, dengan aspirator.
Drop net yang digunakan terbuat dari kerangka besi berukuran : panjang 50 cm, lebar 50 cm dan tinggi 100 cm, dan dapat dipindah-pindahkan ketempat yang dikehendaki. Bila telah dipasang dan ditempatkan di tempat yang dikehendaki, kemudian semak-semak digoyang-goyang. Karena goyangan ini nyamuk dari semak akan beterbangan dan hinggap pada kain kasa dan dapat ditangkap dengan aspirator dengan cara
mengambil lewat pintu kecil pada
bagian atas perangkap.Nyamuk yang tertangkap dibunuh dengan klorofom dikumpulkan dalam cawan petri kemudian diidentifikasi.
Gambar 7 Penangkapan nyamuk Anopheles yang beristirahat disemaksemak dengan menggunakan dropnet
4.5
Penangkapan nyamuk di lubang-lubang buatan (luar rumah) pada pagi hari Selain penangkapan di alam luar yang bersifat alamiah, juga diadakan
penangkapan di lubang-lubang perangkap yang sengaja dibuat untuk keperluan ini @it trap) pada Gambar 8-9. Penangkapan nyamuk di pit trap atau lubang buatan
dilakukan dengan menggunakan aspirator oleh satu orang penangkap setiap pagi hari dari bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2001 dengan jumlah lubang sebanyak tiga buah yang dibuat dibawah pohon yang rindang atau terlindung dari cahaya matahari langsung dengan panjarig 100 cm, lebar 100 cm dan kedalaman antara 100 sampai dengan 150 cm berdasarkan perbedaan jarak dari sumber darah atau rumah penduduk. Pit trap berjarak 20,30 dan 50 meter dari rumah penduduk. Pada tiap sisi samping dari lubang perangkap, pada ketinggian 50 cm dari dasar dibuat lubang-lubang kecil yang berukuran 30 x 30 x 30 cm. Nyamuk-nyamuk yang telah tertaagkap dimasukkan ketempat-tempat yang telah diberi label lokasi. Nyamuk yang tertangkap dibunuh dengan kloroform dikurnpulkan dalam cawan petri kemudian diidentifikasi. 5 Data lingkungan
Pengumpulan data suhu dan kelembaban lingkungan dilakukan selama 12 jam dari jam 18.00 sampai dengan jam 07.00 pagi (untuk penangkapan nyamuk malam hari) dan untuk pagi hari dilakukan per jam, sedangkan data curah hujan diambil dari lokasi Kantor Kecamatan Loano 11, Kabupaten Punvorejo, Propinsi Jawa Tengah.
6 Analisis data.
Data yang didapat dari berbagai tempat peristirahatan nyamuk diolah secara deskriptif dan dianalisa dengan anova. Anova (Uji F) digunakan untuk menganalisa atau menguji perbedaan nyamuk Anopheles yang beristirahat : 1) di dalam rumah sepanjang malam dan pagi hari berdasarkan lokasi bagian dalam rumah, ketinggian hinggap dan kondisi perut, 2) di kandang sepanjang mzlam dan pagi hari berdasarkan ketinggian hinggap dan kondisi perut, 3) di lubang-lubang buatan berdasarkan jarak dari rumah penduduk dan 4) di alarn, di dalam rumah, di kandang dan lubang buatan selama penelitian. Apabila hasil anova rnenunjukkan beda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan.