ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I I
BAHAN DAN CARA KERJA
1. BAHAN DAN ALAT. 1.1. Bahan. 1.1.1. Serbuk teofilina anhidrida, Sebagai baku digunakan serbuk teofilina anhidrida murni yang didapat dari P.T. Pharos Indonesia (dari Byk Gulden Pharmaceuticals Konstanz Jerman Barat), beserta sertifikat se suai dengan syarat USP XX. Sebelum dilakukan percobaan, pada serbuk teofilina anhidrat dilakukan pemeriksaan : - Titik lebur : 271’- 2?2° C (menurut USP XX : titik lebur = 2?0 - 274° C). - Panjang gelombang maksimum :
dalam larutan
NaOH 0,1 11 = 275 nm. 1.1.2. Tablet aminofilina lepas-lambat. Dalam penelitian ini digunakan
tablet
Euphyllin retard mite, produksi suatu pabrik
38 Skripsi
Farmakokinetika klinik tablet ...
Limbang, listiana
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
39
dari Jerman Barat, No. Batch : E - 4081 H. Setiap tablet ekivalen dengan 175 mg aminofilina, Sebelum dilakukan percobaan, pada tablet tersebut dilakukan pemeriksaan : Kadar teofilina : 85,58 % (memenuhi sy& rat kadar B.P. volume II). 1.1.3. Pereaksi. - Natrium hidroksida p.a. (E.Merck). - Kloroform
p.a. (E.Merck).
- Isopropanol
p.a. (E.Merck).
- Asam klorida
p.a. (E.Merck).
- Natrium oksalat
p.a. (E.Merck).
- Heparin
p.i.
(Leo).
1*2. Alat-alat. - Spektrofotometer Shimadzu D.B.U.V. 140 - 02. - Alat pemusing (centrifuge). - Alat pencampur (vortex mixture). - Kanula vena. Alat-alat gelas (tabung reaksi, pipet volume, labu ukur, tabung ekstraksi, corong, dll.)
Skripsi
Farmakokinetika klinik tablet ...
Limbang, listiana
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
CARA KERJA 2.1. Kriteria subyek.(5.51.41) * Sebagai subyek digunakan delapan pasien
asma
bronkial di luar serangan. * Berumur 20 sampai 40 tahun. * Tidak merokok. * Tidak minum alkohol. * Tidak diperkenankan minum obat-obatan apapun selama 15 jam sebelum percobaan dan hanya
di
perkenankan minum tablet Euphyllin retard mite selama percobaan. * Bersedia secara sukarela sebagai subyek
dalam
percobaan ini dengan mengisi surat pernyataan. (lampiran II) * Diit : protein
=
78,1 g.
karbohidrat
= 312,5 g»
lemak
= 10 4 ,2 g.
per hari.(3)
* Berat badan(di bawah)ideal. * Absorpsi di dalam tubuh diasumsikan sempurna. * Sebelum dilakukan percobaan, pasien menjalani pemeriksaan khusus yang meliputi : - anamnesa, pemeriksaan badan, tekanan darah, penggunaan sinar tembus di Laboratorium Paru Rumah Sakit Dr. Soetomo.
Skripsi
Farmakokinetika klinik tablet ...
Limbang, listiana
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
41
- pemeriksaan jantung (EKG) di Laboratorium Kardiologi Rumah Sakit Dr. Soetomo, pemerik saan laboratorium dari darah untuk faal hati (SGOT, SGPT, Alkalifosfat, Albumin, Globulin, Gross Titrasi dan T.T.T.), faal ginjal (BUN, Serum kreatinin), dan pH kemih dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik
Rumah Sakit
Dr. Soetomo.(40,41) Pemeriksaan laboratoris menunjukkan hasil berada dalam batas normal. 2.2. Perencanaan percobaan, Selama 15 jam sebelum percobaan dan sela ma percobaan pasien tidak diperkenankan
minum
atau makan makanan yang mengandung ksantina (kopi, coklat, teh, dan kola). (23) Malam hari selama 12 jam sebelum
dilaku
kan percobaan, pasien tidak diperkenankan minum atau makan apapun, (23,26) Keesokan harinya, + 7 ml darah dari
vena
kubiti diambil dengan kanula vena untuk blanko. Kemudian diberikan satu tablet Euphyllin
retard
mite dengan 200 ml air minum setiap 12 jam sela ma tiga hari berturut-turut (dosis pertama
sam
pai dengan dosis kelima).
Skripsi
Farmakokinetika klinik tablet ...
Limbang, listiana
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
42
Sesudah 1,5 jam dari pemberian dosis pertama, pa sien diberi sarapan. Contoh darah diambil pada hari pertama dan ketiga (pada dosis pertama dan kelima),
dengan
interval waktu tertentu yaitu 1, 2, 3, 4,
6, 8,
10, 12 jam setelah minum tablet Euphyllin retard mite.(40)
Sedangkan pada hari ke empat (jam ke
72, 73, 74, 75, 76, 77) contoh darah diambil un tuk penentuan tetapan kecepatan eliminasi total dan waktu paruh eliminasi, Baik blanko maupun contoh darah ditambah antikoagulan natrium oksalat ( 2 - 3 m®/ml), dipu singkan lalu dipisahkan plasmanya untuk ditetapkan kadar teofilinanya. Ella tidak dapat
lang-
sung dikerjakan, maka dapat disimpan dalam lemari es pada suhu - 20° C. (41) 2*3* Tahanan ker.ia. 2.3.1. Pembuatan pereaksi. - Larutan natrium hidroksida 0,1 M : Ditimbang 4 g natrium hidroksida p.a., dilarutkan dalam air suling secukupnya
kemudian
ditambah air suling sampai 1000 ml. - Larutan asam klorida 0,1 M : Asam klorida 10 N p.a. dipipet sebanyak 1,0 ml diencerkan dengan air suling sampai 100 ml. - Pelarut untuk ekstraksi : Terdiri dari campuran kloroform p.a. dan isg. propanol p.a. dengan perbandingan 20 : 1. Skripsi
Farmakokinetika klinik tablet ...
Limbang, listiana
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
43
2.3*2. Pembuatan larutan baku teofilina. - Larutan baku induk teofilina 250 mcg/ml : Ditimbang teliti 125 mg teofilina anhidrat, dilarutkan dalam air suling secukupnya, lalu diencerkan dengan air suling sampai 500 ml. - Larutan baku kerja teofilina : Dibuat dari larutan baku induk yang diencer kan dengan natrium hidroksida 0,1 M sehingga didapat larutan teofilina dengan konsentrasi yang diinginkan. 2.3*3. Penentuan paniang gelombang ( X ) maksimum. - Penentuan panjang gelombang maksimum dilaku kan dengan spektrofotometer Shimadzu
antara
panjang gelombang 230 sampai 310 nm,
dengan
menggunakan larutan teofilina dalam
natrium
hidroksida 0,1 M pada kadar 7,5; 10,0; 12,5 mcg/ml. - Untuk tiap-tiap contoh dilakukan pembacaan nilai absorpsi tiga kali, kemudian
dibuat
rata-ratanya. - Dari hasil pengamatan, dibuat tabel dan kur va nilai absorpsi rata-rata vs. panjang
ge
lombang, sehingga dapat diketahui panjang ge lombang maksimum (275 nm).
Skripsi
Farmakokinetika klinik tablet ...
Limbang, listiana
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
bk
2.3*k» Pembuatan kurva baku. - Kurva baku dibuat dari larutan baku teofili na dalam natrium hidroksida 0,1 M dengan ka dar 2,5 ; 3,0 ; 5,0 ; 7,5 ; 10,0 ; 12,5 mcg/ml, yang diamati pada panjang gelombang maksimum, - Dari hasil pengamatan dibuat tabel dan kurva kadar teofilina vs. nilai absorpsi rata-rata (nilai absorpsi dibaca tiga kali). 2.3*5. Penentuan kembali kadar teofilina dalam plasma (recovery). Dibuat beberapa macam kadar teofilina dalam plasma yaitu : - Kadar teofilina dalam plasma 2,5 mcg/ml : Dipipet 0,10 ml larutan baku induk, diencerkan dengan plasma sampai 10,0 ml,
dicampur
sampai homogen. - Kadar teofilina dalam plasma 5,0 mcg/ml : Dipipet 0,20 ml larutan baku induk, diencerkan dengan plasma sampai 10,0 ml,
dicampur
sampai homogen. - Kadar teofilina dalam plasma 7,5 mcg/ml : Dipipet 0,30 ml larutan baku induk, diencerkan dengan plasma sampai 10,0 ml,
dicampur
sampai homogen.
Skripsi
Farmakokinetika klinik tablet ...
Limbang, listiana
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
45
- Kadar teofilina dalara plasma 10,0 mcg/ml. : Dipipet 0,40 ml larutan baku induk, diencerkan dengan plasma sampai 10,0 ml,
dicampur
sampai homogen. Masing-masing larutan tersebut ditetapkan kadarnya sebanyak tiga kali menurut cara seperti pada 2*3*6. Hasil penentuan kembali kade,r teofilina dalam plasma dibuat tabel. Penentuan kembali ini dimaksudkan untuk menguji ketelitian dan ketepatan metoda atau prosedur peneta^an kadar teofilina dalam plasma.
_______________ . __________________
^
Gambar 1 : Penyuntikan vena kubiti dengan kanula vena pada salah satu pa sien asma bronkial.
Skripsi
Farmakokinetika klinik tablet ...
Limbang, listiana
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
*+6
Gambar 2 : Pengambilan darah dari vena kubiti melalui kanula vena pada salah satu pasien asma bronkial dan ditampung pada suatu tabung reaksi. 2.3*6. Penentuan kadar teofilina dalam plasma. Contoh plasma yang telah diambil ditentukan kadarnya berdasarkan cara Schack
dan
Waxier yang telah dimodifikasi yaitu :
(48)
- Dipipet 2,0 ml contoh plasma ke dalam
ta-
bung ekstraksi, ditambahkan ke dalamnya 0,4 ml asam klorida 0,1 M dan 20,0 ml
campuran
pelarut kloroform-isopropanol (20 : 1), di kocok selama satu menit dengan alat "vortex mixer1'.
Skripsi
Farmakokinetika klinik tablet ...
Limbang, listiana
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
47
- Lapisan atas (fasa air) dipisahkan dan sisanya (fasa organik) disaring, filtrat
yang
diperoleh dipipet 10,0 ml dan dimasukkan dalam tabung ekstraksi yang kering dan
ke
ber-
sih. - Fasa organik ini kemudian diekstraksi kembali dengan penambahan 4,0 ml larutan
natrium
hidroksida 0,1 M, dikocok selama satu menit, didiamkan sampai kedua lapisan terpisah sempurna. - Lapisan atas (larutan dalam natrium hidroksi da) dipisahkan, dipusingkan selama 10 menit. Nilai absorpsinya diamati dengan
menggunakan
spektrofotometer Shimadzu pada panjang
gelom
bang 275 dan 310 nm. Kadar teofilina (mc**/ml) dihitung menurut
ru-
mus :(48)
K A = absorpsi ekstraksi contoh plasma pada panjang gelombang 275 nm dikurangi ab sorpsi ekstraksi contoh plasma pada panjang gelombang 310 nm. B = absorpsi ekstraksi blanko plasma pada panjang gelombang 275 nm dikurangi ab sorpsi ekstraksi blanko plasma pada panjang gelombang 310 nm.
Skripsi
Farmakokinetika klinik tablet ...
Limbang, listiana
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
48
K = koefisien arah dari persamaan garis regresi untuk kurva baku teofilina. R = harga "recovery" dari teofilina. 2.4* Penftolahan data. Data-data yang diperoleh dari penelitian ini akan diolah untuk raendapatkan harga : Tetapan kecepatan eliminasi total (K) dan waktu paruh eliminasi (t-J) (10,33). Harga t-J- dihitung dari harga K, sedangkan perhitungan harga t-J- dari data-data
yang
diperoleh, dibuat kurva kadar obat
dalam
plasma vs. waktu setelah obat
mencapai
kadar maksimum atau fase eliminasi
pada
kertas grafik semi-log. Secara regresi korelasi dapat ditentukan persamaan garis lurus dengan koefisien arah = _ 2,303 Dari harga yang didapat, dihitung harga t£ dengan persamaan : t-J- = ■ K
Skripsi
Farmakokinetika klinik tablet ...
Limbang, listiana