BAHAN BACAAN DAN STRATEGI MEMBACANYA
PENDAHULUAN Salah satu tugas seorang warga negara adalah membaca. Masihkan Anda mempunyai cukup waktu untuk membaca? Berapa lamakah Anda dapat membaca setiap hari? Berapa banyakkah pengetahuan yang adapat Anda timba dari bahan bacaan yang Anda baca setiap hari itu? Berapa KEM Anda sekarang? Baldridge (1979) berkata bahwa setiap calon cendekiawan abad modern ini dituntut untuk membaca 850.000 per minggu. Jika Anda hanya mampu membaca 250 kata/menit, dalam seminggu Anda harus membaca kira-kira 56 jam, artinya 8 jam/ hari. Sungguh dramatis. Bukankah hidup ini tidak hanya diabdikan untuk membaca? Agar Anda dapat memanfaatkan waktu dengan efisien, Anda perlu memiliki keterampilan membaca cepat. Dalam bab ini akan disajikan bahasan singkat tentang berbagai strategi membaca cepat. Mudah-mudahan penjelasan mengenai hal ini akan dapat membantu Anda dalam upaya mempertinggi daya baca. Meskipun tidak dapat menjangkau harapan Baldridge seperti dikemukakan di muka, namun untuk pembelajar Indonesia dapat membaca 10.000 halaman bacaan yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang digelutinya dalam satu semester dengan pemahaman 90%, sudah dianggap cukup. Sesudah memahami dan mampu menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari uraian bab ini, Anda dituntut untuk menyampaikan pengetahuan ini kepada anak didik Anda agar mereka memiliki kemampuan membaca yang lebih baik.
Setelah mempelajari uaraian bab ini, Anda diharapkan dapat menerapkan berbagai konsep dan strategi membaca cepat dalam kegiatan membaca. Secara rinci, Anda diharapkan: a) menjelaskan hakikat konsep membaca cepat; b) mengenal berbagai konsep strategi membaca cepat; c) menerapkan berbagai strategi membaca cepat dalam kegiatan membaca; d) memilih strategi membaca yang tepat untuk berbagai keperluan membaca dan bahan bacaan yang dihadapi.
2. Hakikat Membaca Cepat 2.1 Pengertian Membaca alah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau lambang tulis dengan pengertian yang tepat. Mari kita bandingkan dengan kegiatan bermain tenis, umpamanya. Pemain tenis yang baik akan merespon pukulan lawan dengan menggunakan pengertian yang tepat terhadap maksud pukulan lawan. Demikian juga dalam membaca. Pembaca yang mahir akan memberikan respon terhadap pernyataan penulis dengan sebaikbaiknya, sehingga ia dapat memahami maksud penulis dengan setepat-tepatnya. Seperti bermain tenis, membaca pun memerlukan latihan dan keuletan. Banyak sarjana pendidikan yang berpendpat bahwa membaca itu jantungnya pendidikan. Mampu membaca berarti memiliki kekuatan yang sanggup menggungguli kekuatan fisik apapun yang bisa dihimpun manusia. Siapa membaca cepat dialah yang dapat, dan dia pulalah yang kuat. Mungkin karena itu sebabnya, dalam upaya
mempertahankan kekuasaan kediktatorannya, Hitler membiarkan rakyatnya untuk tuna wacana dan tidak berpendidikan. Psikologi pendidikan membuktikan dengan pasti bahwa membaca mempunyai sifatsifat kompleks. Membaca bukanlah suatu proses "ekafaktor", melainkan keterampilan dan kemampuan yang interaktif dan terpadu. Faktor-faktor yang secara tunjang-menunjang terjalin dalam proses membaca itu ternyata mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Hampir semua jenis keterampilan membaca dapat diperbaiki dengan jalan latihan. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca tersebut dilatih dengan sebaikbaiknya, maka kemampuan membaca pun pasti membaik. Dengan demikian, waktu yang digunakan untuk membaca akan bertambah singkat. Inilah sebenarnya, hakikat dari strategi membaca cepat. Strategi membaca cepat dilakukan dengan tujuan untuk memahami intisari bacaan, bukan bagian-bagian rinciannya yang detil-detil. Oleh karena itu, strategi ini menuntut kecepatan yang paling tinggi yang bisa dilakukan seseorang. Kecepatan yang tinggi akan menyebabkan lompatanlompatan dalam membaca. Terdapat bagian-bagian tertentu dari bacaan yang dilompati sehingga panjang bacaan menjadi berkurang hingga 30-40%. Persoalannya, bagian manakah dari bacaan tersebut yang boleh dilompati? Tentu saja kita akan menjawab bagian yang boleh dilompati itu adalah bagian yang tidak esensial. Tetapi, dapatkah kita mengidentifikasi bagian dimaksud? Pembaca yang berpengalaman selalu membaca dengan cara melompati bagianbagian yang dianggapnya tidak informatif atau bagian yang dianggapnya tidak perlu mendapat respon. Bagian-bagian yang sudah diketahui tidak perlu dibaca lagi, demikian juga kalimat-kalimat yang tidak menimbulkan hilang jejak jika dihilangkan. Yang perlu
dibaca hanyalah kata kunci, ialah kata-kata atau frase-frase yang jika dihilangkan dapat menimbulkan salah paham atau menyebabkan bahan bacaan itu tidak bisa dipahami. Mari kita perhatikan ilustrasi berikut.
Kalimat ... jelas ... baik ... mudah dipahami oranglain ... tepat. Kalimat ... demikian disebut ... kalimat efektif... Kalimat fektif haruslah ... tepat.. mewakili pikiran ... keinginan penulis. Hal ini berarti ... kalimat efektif disusun ... sadar ... mencapai daya informasi yang dinginkan ... penulis ...pembacanya ... hal ini tercapai, diharapkan pembacatertarik ... apa yang dibicarakan, ... tergerak hatinya.
Wacana di atas panjangnya sudah berkurang kira-kira 30%, tetapi kita masih dapat menangkap maksud wacana yang sudah mengalami reduksi itu. Hal ini disebabkan bagianbagian yang dihilangkan itu memang bagian yang tidak esensial dari wacana tersebut. Selanjutnya, mari kita lihat ilustrasi yang lain.
"... kita melihat alam sekitar kita, tampaklah ... ...... makhluk ... sifatnya ... Pertama kita hadapi alam... mati, ... tanah, logam, batu, ... sekaliannya terikat pada tempatnya ... tidak mungkin menimbulkanperubahan ... dalam dirinya sendiri. Kita menyebut ..alam ... mati ... ... ia takluk sepenuhnya ... keadaan ... sekitarnya. Gerak istimewa, kemauan, tak adapadanya. Yang ada ... gaya berat, gaya tarik ... gayatolak ... mekanis".
Dapatkah Anda memahami informasi yang tersaji dalam paragraf di atas itu? Apa yang Anda lihat di sekitar Anda? Sebutkanlah sifat-sifat alam yang mati itu! Sifat apa yang tidak ada dan sifat apa yang ada pada alam mati itu? Cobalah bandingkan paragraf di atas dengan paragraf berikut yang masih lengkap unsur-unsurnya. "Kalau kita melihat alam sekitar kita, maka tampaklah kepada kita berbagai makhluk dengan sifatnya masing masing. Pertama kita hadapi alam yang mati, tanah, ba tu, logam, dan sebagainya. Sekaliannya terikat pada tempatnya dan tiada mungkin menimbulkan perubahan da lam dirinya sendiri. Kita menyebut ini alam yang mati oleh karena ia takluk sepenuhnya kepada keadaan seki tarnya. Gerak istimewa, kemauan, dan kebebasan tidak ada padanya. Yang ada hanyalah gaya berat, gaya tarik, dan gaya tolak yang mekanis. Adakah hal-hal yang esensial yang hilang dalam paragraf yang sudah dikurangi unsur-unsurnya itu? Apakah jawaban Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas bisa jauh lebih baik setelah Anda membaca paragraf yang lengkap? Meskipun Anda sama sekali tidak menjumpai kesulitan dalam memahami paragraf yang sudah dipersingkat itu, tidaklah berarti bahwa Anda sudah dapat membaca sebaik yang Anda harapkan. Anda harus mampu menentukan bagian-bagian yang merupakan kata kunci bagi Anda. Untuk memiliki kemampuan ini Anda memerlukan banyak latihan. Kalau Anda dapat menangkap isi bacaan secara umum dengan kecepatan membaca 1000 kata atau lebih per menit, maka Anda boleh merasa sudah berhasil dalam usaha mempercepat bacaan Anda. Rentang kecepatan MC adalah 1000-2000 kata per menit.
2.2 Manfaat Membaca Cepat
MC (membaca cepat) mempunyai beberapa keuntungan, terutama dalam keadaan seseorang terdesak waktu. Dengan MC, orang dapat meninjau kembali secara cepat materi yang pernah dibacanya. MC memberi kesempatan untuk membaca secara lebih luwes; bagian-bagian bacaan yang sudah sangat dikenal atau dipahami tidak usah dihiraukan. Perhatian bisa difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau bagian-bagian yang belum dikuasai. MC akan terasa juga manfaatnya pada waktu Membaca Survei (membaca sekilas). Dengan MC orang bisa memperoleh pengetahuan yang luas tentang apa yang dibacanya, sesuai dengan sifat bacaan yang tidak memerlukan pendalaman. Kunci utama MC ialah melaju terus. Pada waktu Anda mulai berlatih, ingatlah bahwa Anda akan berusaha untuk membiasakan gerakan mata dan proses berpikir yang diperlukan dalam MC. Pada permulaan latihan MC, pemahaman isi bacaan tidaklah terlalu diutamakan. Upaya menanamkan "keinginan untuk membaca cepat", itu yang pertama kali ditumbuhkan. Selama latihan, Anda akan meningkatkan kesadaran tentang makna berbagai kata kunci. Arti yang Anda tangkap dari bacaan itu berupa fragmen-fragmen. Dari frgamenfragmen pengertian tersebut, Anda akan mampu menangkap ide umum isi bacaan. Melalui latihan yang tekun, kepercayaan akan diri sendiri dan tingkat pemahaman Anda akan bertambah terus. Bacalah terlebih dahulu bacaan-bacaan ringan dan bacaan-bacaan yang judulnya tidak terlalu asing, sebelum bergerak pada bacaan-bacaan yang Anda anggap sulit dan asing. Dalam perlatihan membaca cepat dikenal istilah latihan irama internal (irama internal satu detik/halaman,irama dua detik/halaman, irama empat detik/halaman, dan
seterusnya). Yang dimaksud irama internal satu detik/halaman ialah hitungan yang memakan waktu satu detik, yang dilakukan berulang-ulang dan terus-menerus selama membaca, yang diikuti dengan pindah halaman. Dengan kata lain, setiap halaman mesti dibaca dalam waktu satu detik, dan harus segera diikuti oleh perpindahan ke halaman lainnya. Dengan demikian, maka dalam waktu satu menit diharapkan terbaca sebanyak 60 halaman. Peralihan dari halaman yang satu ke halaman lainnya harus dilakukan secara berirama, ialah satu detik satu halaman, diikuti oleh peralihan ke halaman lainnya. Kemampuan membaca satu halaman per detik, atau kira-kira 20.000 kata/menit adalah kemampuan yang hebat yang hanya bisa dicapai melalui latihan yang intensif dan disiplin yang kuat, serta minat baca yang tinggi. Anda tidak diharapkan untuk dapat membaca dengan kecepatan setinggi itu. Kalau lewat latihan yang sungguh-sungguh akhirnya Anda dapat menjadi pembaca yang memiliki kecepatan membaca 15 detik/halaman, maka Anda sudah boleh merasa puas.
3. Persiapan Latihan MC Sebelum Anda mulai berlatih, bacalah dahulu penjelasan berikut ini. 1) Sediakan sebuah buku yang mudah (novel) yang tebalnya kira-kira 200 halaman. 2) Sediakan pula arloji atau, kalau ada, sebuah stop watch. 3) Perhatikan berbagai pola MC yang berikut ini. Pilih salah satu di antaranya yang paling cocok bagi Anda. Cobalah setiap pola untuk membaca buku yang tersedia. Anda tentu dapat menentukan pola mana yang cocok untuk Anda.
POLA VERTIKAL Gerakan meluncur vertikal ke bawah, baik pada batas pandang di bagian tengah halaman, atau melewati batas pandang dapat dipahami dengan menggunakan kemampuan mengira-ngira. Cara ini paling singkat dan dapat dipermudah dengan bantuan telunjuk tangan kiri. Tangan kanan bersiap untuk membuka halaman baru.
POLA DIAGONAL Gerakan diagonal dimulai dari sudut kiri halaman, bergerak meluncur ke sudut kanan bawah halaman menurun seperti anak panah pada gambar sebelah. Telunjuk tangan kiri dapat digunakan untuk membantu, tetapi jangan sampai menghalangi batas pandang.
POLA ZIG ZAG Pada pola ini pAndangan mulai bergerak dari sudut kiri atas halaman agak menurun sampai batas sebelah kanan, kemudian bergerak agak menurun ke kiri sampai batas kiri. Gerakan
seperti ini dilakukan berulang-ulang sampai sudut kiri atau sudut kanan bawah halaman.
POLA SPIRAL Pada pola ini, yang dibaca biasanya bagian tengah halaman. Untuk menjaga pengulangan yang terlalu banyak, gerakan ini bisa diubah sedikit menjadi gerakan angka tiga. Dengan menggunakan pola ini hubungan antara bagian satu dengan bagian lainnya lebih sinambung.
POLA BLOK Pada pola ini pembaca berhenti sejenak pada akhir blok-blok tertentu. Blok ini umumnya merupakan paragraf. Dengan membaca kalimat awal dan kalimat akhir sebuah paragraf yang baik, pembaca diharapkan dapat memahami isi paragraf tersebut.
POLA HORIZONTAL Dengan menggunakan pola ini pembaca harus meluncurkan pandangannya dengan cepat sekali dari ujung kiri sampai ujung
kanan setiap baris. Waktu pandangan bergerak dari kanan ke kiri, kecepatannya harus sekilat sebab pada saat itu tidak ada yang perlu diperhatikan, dan supaya hubungan baris yang satu dengan baris lainnya lebih erat.
Cobalah beberapa kali setiap pola membaca cepat di atas. Pola mana yang cocok bagi Anda? Kalau Anda memilih pola yang terakhir maka Anda dapat membaca kira-kira satu baris/detik atau kira-kira 10 kata/detik; suatu kecepatan membaca yang lumayan. Sekarang, silakan letakkan sebuah buku terbuka rata di atas meja. Bacalah lima puluh halaman yang pertama dalam 25 menit, yang berarti Anda harus membaca dengan kecepatan setengah menit/satu halaman, atau kira-kira satu detik/satu baris. Untuk itu Anda diharuskan menggunakan salah satu pola membaca yang telah Anda tentukan sebagai pola yang paling tepat. Seraya membaca, Anda pun diharuskan mencocokkan kecepatan membaca Anda dengan jalan memperhatikan arloji yang Anda sediakan itu. Mulailah membaca buku bacaan ringan yang Anda sediakan itu, dan berhentilah pada halaman 50. Nah, bagaimana hasilnya? Dapatkah Anda mengatur kecepatan bacaan sehingga tepat waktunya? Bagaimana tingkat pemahaman Anda terhadap bacaan itu? Meski betapapun jeleknya hasil yang Anda peroleh, Anda tidak perlu merasa kecewa. Yang penting bagi Anda sekarang ialah ketepatan membagi waktu sehingga Anda dapat menyelesaikan bacaan sebanyak 50 halaman itu tepat 25 menit. Kalau Anda menemui kesukaran dalam menetapkan waktu bacaan, cobalah membaca dengan menggunakan irama internal satu detik/baris. Irama ini sangat mudah
diikuti. Dengan latihan 5 menit, Anda dapat mengikuti irama internal satu baris/detik. Caranya, ikuti petunjuk berikut ini. Biarkan buku yang sedang Anda baca itu terletak terbuka rata di depan Anda. Bacalah setiap baris pada halaman yang terbuka sambil mengucapkan "satu-dua" dalam hati. Supaya lebih mudah, bantulah bacaan Anda dengan telunjuk, setelah telunjuk Anda sampai di ujung baris sebelah kanan, segeralah kembali ke kiri, dan bacalah baris berikutnya dengan cara yang sama. Setelah selesai membaca 30 baris, periksalah apakah bacaan Anda sudah tepat kira-kira kecepatannya atau belum. Arloji Anda akan membantu usaha ini dengan sebaik-baiknya. Kurangi kecepatan membaca Anda kalau ternyata masih terlalu cepat, dan tambahlah kecepatannya kalau ternyata masih terlalu lambat. Berlatihlah selama lima menit. Anda akan memiliki ketukan irama internal satu detik/baris tanpa bantuan telunjuk lagi. Selanjutnya, selesaikanlah membaca buku yang tebalnya 200 halaman itu dalam waktu 100 menit. Setelah selesai membaca buku, Anda akan belajar mengevaluasi bacaan Anda dan mendapat keterangan lebih lanjut tentang MC. Kecepatan baca yang tinggi boleh dikatakan tidak berarti jika tidak disertai pemahaman terhadap isinya. Langkah selanjutnya yang harus Anda kuasai adalah berlatih memperbaiki daya baca dengan fokus pada pemahaman isi bacaan.
4. Persiapan Memperbaiki Daya Baca Semua spesialis membaca berpendapat bahwa Anda bisa membaca lebih baik lagi. Mereka berpendapat pula bahwa untuk meningkatkan kemampuan membaca Anda dituntut untuk mengikuti resep yang berikut ini.
1) Sediakan waktu berlatih setiap hari atau setiap dua hari untuk memperbaiki daya baca. Anda pasti berhasil jika pandai memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya. Berlatihlah dengan intensif, paling sedikit setengah jam sehari. 2) Biarkan kegiatan lain agar tidak mengganggu rencana latihan yang telah Anda tentukan itu.Jika Anda berhasil mengatasi godaan yang pertama, maka selanjutnya Anda akan merasa sangat mudah untuk memulai setiap latihan selanjutnya hingga selesai. 3) Sadari bahwa Anda akan bertemu dengan saat-saat perasaan tidak mendapat kemajuan. Waktu yang menimbulkan rasa seperti itu sangat umum dialami. Dalam ilmu jiwa dikenal istilah "plateau". Anda harus bertahan, sebab waktu seperti itu biasanya tidak berlangsung lama, dan sekonyong-konyong Anda akan merasakan lonjakan dalam daya baca Anda. 4) Mulailah dengan bacaan yang isi dan kata-katanya cukup akrab bagi Anda dan yang idenya mudah ditangkap. Usaha kan agar berangsur-angsur Anda memiliki kepekaan bergerak sepanjang baris dengan cepat. Mulailah dengan biografi berfiksi, fiksi keilmuan, cerita petualangan, dan bacaan yang mempunyai daya pikat kuat bagi Anda. 5) Bergeraklah menuju bacaan yang lebih sulit. Segera setelah Anda merasakan kemajuan, melangkahlah ke bacaan yang mempunyai tingkat kesukaran yang lebih tinggi. Bacalah majalah-majalah profesional dalam bidang spesialisasi Anda. 6) Membacalah dengan agresif untuk menjawab berbagai pertanyaan. Ubahlah terlebih dahulu judul bacaan menjadi pertanyaan, dan camkan pertanyaan yang Anda buat itu selama membaca. Sambil membaca Anda harus bertanya,"Apa jawaban untuk pertanyan yang Anda buat itu?" Dengan kata lain, masuklah ke dalam bacaan sambil bertanya, dan keluarlah dengan jawaban atas pertanyaan itu.
7) Tentukan terlebih dahulu tujuan Anda membaca. Camkan apa maksud Anda memilih bacaan itu, perkirakan kesulitan apa yang mungkin Anda jumpai di dalamnya. Barulah Anda boleh membaca dengan kecepatan seefisien-efisiennya berdasarkan faktor-faktor yang Anda tentukan itu. 8) Perhatikan pola rencana penulisan si pengarang. Sebelum Anda memulai membaca nonfiksi, lakukan survei selama dua atau tiga menit. Periksalah pikiran utama penulisnya dan perencanaan untuk mengembangkan pikiran dalam tulisan tersebut. 9) Kurangi sedapat-dapatnya vokalisasi dalam setiap kegiatan membaca senyap. Sadarilah bahwa vokalisasi sangat mengganggu kecepatan membaca. Usahakan untuk memahami permasalahan dengan jalan berpikir, bukan dengan melisankan kata-kata yang Anda baca. 10)Membacalah dengan tekanan progresif. Selama berlatih membacalah dengan kecepatan tertinggi yang Anda lakukan tanpa mengurbankan pemahaman. Membacalah seolah-olah Anda sedang mengikuti tes yang Anda baca supaya dapat menjawabnya dengan baik. Kalau Anda membiasakan diri membaca seperti ini, maka hasilnya tidak akan berbeda dengan latihan-latihan yang menggunakan alat yang disebut akselerator membaca. 11)Tingkatkan penguasaan kosakata Anda. Kata-kata yang tidak Anda pahami dapat diterka melalui konteks kalimatnya, atau mungkin melihat daftar istilah yang terlampir dalam bacaan itu, atau mungkin memeriksanya dalam kamus. 12)Tingkatkan pengetahuan Anda. Membaca menuntut Anda mempunyai pegetahuan yang lebih luas dari pengetahuan tentang makna kata semata-mata. Semakin bertambah pengetahuan Anda tentang masalah yang Anda baca, dengan sendirinya akan menjadi semakin baik dan cepat bacaan Anda.
13)Jagalah supaya Anda tidak terikat oleh kecepatan semata-mata. Setelah Anda mempelajari cara membaca cepat seperti yang disajikan di awal modul ini, maka Anda akan mempunyai kepekaan tertentu terhadap apa saja yang Anda baca. Anda memiliki suatu irama membaca cepat. Namun demikian Anda harus tetap memeriksa pemahaman Anda. Berhentilah sejenak pada akhir setiap unit untuk memeriksa pemahaman dan membuat catatan singkat dalam ingatan. 14)Jagalah supaya gairah Anda tidak melesu. untuk melipatgandakan kecepatan membaca, sampai sekarang para ahli belum menemukan dan tidak akan pernah menemukan rumus atau resep yang bisa menyulap seperti Lampu Aladin. Anda dituntut untuk menebus kemampuan yang Anda cari itu dengan usaha Anda. Anda mungkin akan segera dihinggapi ketidaksabaran dan bahkan melemparkan bacaan yang Anda baca sambil berputus asa. Kalau hal seperti itu terjadi, cobalah usahakan supaya Anda memperoleh gairah baru. Carilah bacaan yang lebih menarik yang lebih erat hubungannya dengan tugas-tugas yang harus Anda selesaikan.
4.1 Petunjuk Mencari Pikiran Utama Di bawah ini disajikan petunjuk singkat untuk mencari pikiran/ide utama sebuah bacaan. Bacalah dengan kecepatan kira-kira 300 kata/menit.
Struktur Paragraf Paragraf adalah sebutan yang biasanya diberikan terhadap sekumpulan kalimat yang saling berkaitan dan menjelaskan suatu topik tertentu. Rencana struktural untuk mengembangkan topik itu tidak dinyatakan dalam sebuah definisi atau batasan tertentu.
Penelitian terhadap berbagai tulisan menunjukkan bahwa pengembangan paragraf itu bermacam-macam metodenya. Cobalah bandingkan paragraf-paragraf berikut ini.
Paragraf (1) Semua orang di Mediterranean berkepercayaan bahwa pohon "zaitun" itu keramat. Agaknya jarang sekali terjadi bah wa lambang yang bermanfaat itu juga keramat. Baik pohon "oak" maupun pohon "jati", tidak pernah dijadikan lambang yang menentukan nasib sebuah kampung halaman. Lain halnya dengan zaitun. SeAndainya lenyap pohon ini dari muka bumi, maka akan sirna pulalah kehidupan di Mediterranean. Sesungguhnya pohon kurma itu sangat kaya, dia mampu memenuhi kebutuhan sAndang, pangan, dan papan seluruh kafilah Afrika Utara. Tetapi zaitun jauh lebih banyak disanjung, jumlahnya berlimpah ruah, sehingga sumbangannya terhadap manusia tidaklah ada bandingannya. Pohon zaitun hampir tidak memerlukan apapun, tidak perlu hujan ataupun mata-hari. Walau demikian, apa yang diberikannya kepada umat manusia jauh melebihi apa yang dapat diberikan oleh jenis pohon lainnya. Di dalam paragraf di atas, Anda melihat bahwa pikiran utama dinyatakan dalam kalimat pertama. Segala sesuatu yang lainnya yang ada dalam paragraf itu merupakan pendukung terhadap apa yang dikemukakan dalam kalimat yang pertama itu.Kemasyhuran, kegunaan, dan sifat-sifat pohon zaitun, serta perbandingannya dengan pohon lain merupakan ide penjelas bagi ide pokoknya. Cobalah sekarang pelajari paragraf berikut.
Paragraf (2)
Arkian, transistor itu lebih kecil ketimbang tabung vakum. Ada model transistor yang besarnya setengah dari kacang polong, dan ini masih bisa diperkecil bila diperlukan. Transistor tidak memerlukan pembungkus dan gelas vakum, dan tidak pula memerlukan filamen. Dalam pada itu, transistor hanya memerlukan tenaga yang sangat kecil dan boleh dikata tidak menghasilkan panas. Kedua jenis sifat transistor itu telah menjadikannya sangat berguna, sebab justru kedua macam sifat itulah yang merupakan kesulitan utama dalam perkembangan elektronika yang memerlukan tenaga besar dan panas yang kuat yang dikeluarkan oleh tabung vakum.
Pola penempatan pikiran/ide utama pada paragraf kedua berbeda dengan paragraf pertama tadi. Dalam paragraf ke-2, penulis memulai tulisannya dengan berbagai keterangan tentang transistor. Baru pada akhirnya dia membuat sebuah kesimpulan. Kalau Anda perhatikan paragraf yang berikut ini, maka akan Anda ketahui pula bahwa polanya berbeda dari kedua pola paragraf di atas itu. Cobalah Anda baca.
Paragraf (3) Doktrin rasisme itu sekali-kali tidak baru, dan Hitler bukanlah penciptanya. Orang Jepang juga sangat tertarik akan masalah rasisme itu, dan mereka menyimpulkannya dalam sebuah slogan "Asia untuk orang Asia". Di Amerika Ku Klux Klan memberikan dukungan bertahun-tahun lamanya. Dan semenjak Perang Dunia II, rasisme dikumAndangkan di Atlanta, Georgia, dan menamakan diri "Columbia". Teori rasisme itu dapat direduksi menjadi sebuah proposisi yang sederhana bahwa suatu ras lebih unggul dari ras lainnya dalam hal kecerdasan, kemampuan, dan sifat-sifat lain yang terpuji dan diingini. Secara
jujur orang Columbia itu berkata bahwa dalam charta mereka tercantum suatu tujuan untuk "mendorong orang berpikir berdasarkan ras, bangsa, dan kesetiaan". Pemimpin mereka, Emory Burke, adalah orang yang mencetuskan ide mereka sebagai "melting pot". Dalam struktur pola paragraf yang keempat di bawah ini Anda lihat bahwa pikiran/ide utama penulis terbagi dua. Sebagian terdapat pada awal paragraf dan bagian lain dinyatakan di akhir paragraf. Coba Anda perhatikan paragraf 4 di bawah ini.
Paragraf (4) Tes atom dijadwal tanggal 10 mei. Semua peralatan ada dalam keadaan siap, dihadapi oleh orangnya masing-masing yang sudah terlatih. Kira-kira 500 orang saintis, pegawai pemerintah, dan reporter surat kabar siap untuk menyaksikan panorama. Tetapi, pada menit-menit terakhir kondisi udara pun mendadak memburuk, dan tes pun terpaksa diundurkan. Struktur paragraf yang berikut ini lain lagi polanya. Anda pun akan segera mengetahui bahwa hubungan kalimat-kalimat yang ada di dalamnya berbeda dengan hubungan antarkalimat di dalam contoh-contoh paragraf terdahulu.
Paragraf (5) Sore itu, tanggal 4 Desember 1989, langit di atas bentangan Pulau Cendrawasih sangat cerah dihiasi beberapa gumpalan awan tipis yang sedang membias dan memantulkan berkas-berkas cahaya mentari ke badan pesawat DC-9 yang kami tumpangi. Warna Samudera Pasifik dari tengah ke tepian, berturut-turut biru, hijau, dan coklat. Bentangan pulau hijau bagaikan permadani yang dihiasi guratan seni alur sungai besar kecil yang tak
terhitung jumlahnya. Gunung, bukit, daratan, dan lembah denagn berbagai asesorisnya ditata rapi oleh Sang pencipta sehingga pemandangan saat ini sangat menawan hati dan membuat orang serasa ingin melanglang buana di langit ini tanpa mau turun lagi ke bumi. Kalimat-kalimat dalam paragraf di atas itu hampir sama derajatnya. Semuanya mendukung suatu pikiran pokok yang tidak dinyatakan dalam sebuah kalimat topik. Ide pokok paragraf tersebut harus dicari dan dirumuskan sendiri.
Pentingnya Pengetahuan tentang Ide Pokok Orang tidak mampu menikmati suatu bacaan, umumnya disebabkan oleh kegagalan dalam memahami gagasan yang ada di belakangnya. Mereka melihat materi cetakan sebagai kumpulan kalimat yang sambung-menyambung dalam urutan yang uniform. Sehabis membaca mereka mengalami keadaan yang berat karena merasa bahwa yang harus dipahaminya sangat banyak, kemudian tenggelam dalam kecampuradukan. Pemahaman terhadap struktur paragraf dan kemampuan untuk mengetahui ide pokok memberikan sumbangan besar terhadap kecermatan pemahaman isi bacaan. Pembaca yang memiliki kemampuan ini selalu membaca dengan menggunakan ide-ide utama dan rincian yang menjelaskan ide-ide itu. Dengan kata lain, ia membuat semacam rangkuman seraya membaca. Para ahli, terutaama yang berkecimpung dalam ilmu-ilmu sosial, biasanya dapat menyadap materi yang mereka perlukan dari sebuah buku dengan jalan memahami terlebih dahulu struktur paragrafnya, kemudian bergerak dengan cepat dari kalimat inti yang satu ke kalimat inti yang lainnya. Selanjutnya, mari kita pelajari strategi lain untuk meningkatkan daya baca kita.
4.2 Penggunaan Metode Membaca Frase (Metode MF) Metode MF dapat dikembangkan melalui dua tahap: tahap mekanis dan tahap konseptual. Pada tahap mekanis, mata didorong untuk bergerak lebih cepat dengan jalan melihat kelompok-kelompok kata yang disebut frase. Tahap ini mencakup penggunaan rentang pAndang yang lebih besar, sehingga Anda mampu menyadari kelompok kata yang semakin membesar yang berbentuk frase-frase. Melalui latihan yang intensif Anda akan mampu juga mengikuti kelompok kata-kata yang berbentuk kalimat dalam sekali pAndang. Efisiensi pada tahap mekanis dapat memberikan sumbangan terhadap pemahaman makna secara lebih efektif. Anda akan mulai mengangkati makna frase secara tidak disadari dan akan menggunakan energi yang Anda miliki untuk menginterpretasikan kegunaan ideide dan informasi yang tengah Anda baca. Anda tidak lagi akan dibebani oleh cara membaca kata demi kata yang sangat mengganggu kecepatan membaca. MF yang dilakukan oleh pembaca ini, pada dasarnya sejalan dengan langkah yang diikuti oleh para penulis. Seorang penulis tidak menuliskan isi pikiran dan perasaannya secara kata demi kata, melainkan frase demi frase atau kalimat demi kalimat. Coba Anda renungkan ilustrasi berikut!
"Penulis ... tidak ... menulis ... kata ... demi...kata ... mereka ... menulis ... frase ... demi ... frase", (tanda titik-titik menAndai perhentian-perhentian sejenak pada saat penulis/pembicara menyatakan pikirannya) Kalimat di atas seyogianya dibaca/diungkapkan dengan cara berikut.
"Penulis tidak menulis ... kata demi kata ... mereka me nulis ... frase demi frase".
4.2.1 Membaca Frase Mekanis (MF Mekanis) Kebanyakan pembaca mengira bahwa sewaktu membaca, mata bergerak melancar sepanjang baris-baris cetakan. Sesungguhnya, supaya dapat menginterpretasikan kata-kata, atau supaya dapat "melihat" sesuatu, mata harus berhenti sejenak. Kalau mata bergerak terus, maka yang kelihatan hanyalah bayangan kabur. Berdasarkan pAndangan mekanis, membaca merupakan rentetan hentian-hentian visual. Pada setiap hentian, pembaca dapat melihat sesuatu dan makna sesuatu itu dapat diserap dengan cepat. Mengikuti setiap hentian itu terjadi lompatan-lompatan mata ke arah cetakan yang berikutnya, dan setelah itu terjadi pula hentian. Mata seorang pembaca yang membaca kata demi kata mempunyai kecenderungan untuk berhenti pada setiap kata. Mata seorang yang membaca frase demi frase berhenti lebih jarang daripada orang yang membaca kata demi kata. Dalam membaca frase, yang dilihat sesungguhnya ide-ide tertentu. Pembaca frase ini lebih banyak menghemat waktu. Kecepatan seorang pembaca yang membaca kata demi kata terbatas, sama dengan keterbatasan kecepatan seorang yang membaca nyaring. Seorang pembaca nyaring hanya akan dapat membaca sekitar 250 sampai 300 kata/menit. Dalam membaca senyap, kecepatan maksimum seorang pembaca yang membaca kata demi kata hanya 300 kata/menit juga, sedangkan seorang yang membaca frase demi frase membaca tiga atau
empat kali lebih cepat. Pembaca frase demi frase akan dapat pula melihat dengan mudah, mana kata kunci dan mana kata-kata yang boleh dihilangkan. Dengan demikian, pembaca yang bisa memadukan strategi MF dengan strategi membaca kata kunci (MKK) seperti telah dijelaskan di muka, akan dapat membaca jauh lebih cepat lagi. MF melibatkan kapasitas visual seorang pembaca. Pada umumnya, orang mempunyai potensi untuk melihat lima atau enam kata dalam satu hentian. Namun, tidak banyak orang yang mau berusaha untuk mengembangkan kemampuannya itu, dan berhenti pada kemampuan melihat satu dua buah kata pada setiap hentian. Secara diam-diam mereka bersemboyan "Asal bisa membaca". Kelemahan lain yang menjadi ciri membaca kata demi kata ialah regresi. Pembaca kata demi kata mempunyai kecenderungan lebih besar untuk menggerak-gerakan penglihatannya kembali ke arah kata-kata yang sudah dilewatinya. Ini disebabkan oleh karena usahanya mencari ide-ide yang tidak diperolehnya dari masing-masing kata yang dibacanya. Regresi atau membaca balik ini dapat dihindari dengan jalan membaca frase. Karena para pembaca frase demi frase dapat menghindari regresi dan dapat menangkap ideide lebih cepat, mereka dapat menikmati bacaan lebih baik daripada pembaca kata demi kata. Mereka yang mampu menikmati apa yang dibacanya akan mempunyai sikap yang lebih positif terhadap kegiatan membaca. Mereka akan membaca lebih banyak, dan kemampuan mereka pun dengan sendirinya akan meningkat. Sekali lagi, dalam usaha mengembangkan keterampilan MF pun latihan merupakan hal yang sangat pokok. Latihan pada tahap mekanis seperti yang tertera di bawah ini akan meningkatkan kecenderungan untuk membaca frase. Berlatihlah dengan menggunakan bahan-bahan berikut ini sehingga memiliki keterampilan secara wajar.
a) Latihan pada Tingkat Mekanis 1) Latihan Ayunan Visual. Pernahkah
Anda
menyaksikan
pemain
bola
berlatih
menekuni
setiap
subketerampilan sebelum mereka turun ke lapangan hijau? Pernahkah Anda mendengarkan seorang calon pianis berlatih melancarkan sentuhan jemarinya, sebelum dia mulai berlagu? Sungguh membosankan, bukan? Mereka yang tidak tahan berlatih untuk menguasai subsubketerampilan akan segera berguguran sebelum berkembang. Latihan-latihan khusus seperti yang mesti ditekuni oleh seorang calon pemain bola, atau seorang calon petinju, atau pun calon pianis dan sebagainya, harus pula dilakukan oleh seorang calon pembaca yang mahir. Dalam usaha untuk mengembangkan kepercayaan terhadap kemampuan untuk membuat ayunan-ayunan visual waktu MF, "bacalah" pola yang berikut ini dengan tekun. Mata Anda hanya boleh berhenti sejenak pada setiap tAnda bintang, lalu ayunkan dengan segera pandangan Anda ke bagian tAnda berikutnya. Janganlah sekali-kali berhenti di antara dua tAnda bintang, dan jangan pula menggerakkan kepala. Biarkan pAndangan Anda sajalah yang berayun secepat kilat melewati setiap bagian di antara dua tAnda bintang itu dengan irama yang tetap. Berlatihlah dua atau tiga kali untuk mengawali setiap kegiatan membaca sebagai suatu pemanasan. Silakan coba! ..............*.............................*....... ..................*...............................*. .............*.........................*............ ......................*.....................*.......
....*.....................*......................... ..................*..................*.............. ..........*......................*.................. ................*................................*.. ..............................*..................... ............*...............................*.......
Dengan latihan ayunan visual secara tekun dan dengan keyakinan Anda diharapkan juga dapat membuang kebiasaan regresi. Bentuk latihan seperti di atas itu didasari pengalaman seorang pengajar selama bertahun-tahun. Hasilnya terbukti sangat memuaskan.
2) Latihan Membaca dengan Ayunan Visual. Sambil membaca, perhatian Anda terutama harus ditujukan pada makna kelompok kata (frase). Sebelum mulai membaca, Anda dianjurkan untuk mengadakan pemanasan. Anda dapat menggunakan halaman buku yang terbuka di hadapan Anda sebagai tempat berlatih. Buatlah bagian awal dan bagian akhir setiap baris sebagai target. Bergeraklah dengan cepat sampai bagian bawah halaman tanpa memperhatikan makna. Tujuan pemanasan ini ialah untuk memperoleh irama gerak mata yang licin tidak kaku lagi. Selanjutnya, Anda boleh beralih pada usaha untuk memperoleh makna bacaan. Mulailah Anda membaca dengan mengerahkan semua subketerampilan yang pernah Anda pelajari.
4.2.2 Membaca Frase pada Tingkat Konseptual
Latihan-latihan yang terdahulu memusatkan perhatian pada aspek mekanis MF, ialah gerak mata, penggunaan kapasitas untuk melihat sejumlah kata. Latihan-latihan yang berikut ini lebih banyak memperhatikan aspek-aspek konseptual, ialah penalaran dan pemahaman yang terjadi selama membaca. Meskipun orang berpikir dengan ide-ide, namun mereka sering kali membaca kata demi kata (MK). Ada bebrapa sebab pembaca tidak mengembangkan MF, terutama karena MF lebih kompleks daripada MK. Huruf yang jumlahnya terbatas itu disusun menjadi ratusan bahkan ribuan kata yang bisa dikenali dengan mudah, sedangkan kombinasi katakata itu jumlahnya jauh lebih banyak, ratusan ribu, bahkan jutaan. Proses MF, sesungguhnya tidaklah terlalu mempesona. Jika Anda mau berlatih dengan menggunakan cara yang disajikan di bawah ini. Anda akan menjadi lebih sadar akan adanya frase-frase yang berulang-ulang, yang berupa kelompok kata yang unsurunsurnya telah sering Anda jumpai. Sesungguhnya banyak kelompok kata yang digunakan berulang-ulang sehingga kelompok-kelompok kata-kata itu dapat Anda kenal seperti anda mengenal kata. Contohnya: surat kabar, rumah sakit, ibu guru, daftar pelajaran, dan lain sebagainya. Anda akan membuktikan juga arti kalimat dapat digunakan untuk menerka frasefrase yang saling mengikuti. Contoh: "Saya gemar makan pedas, tetapi perut saya....". Jelaslah bahwa kemungkinan untuk frase yang merupakan kesimpulan sudah dibatasi oleh pengertian frase-frase sebelumnya. Di samping pengertian kalimat, tAnda baca dan tAnda kalimat juga membantu usaha untuk mengelompokkan kata-kata. Kata penghubung menyatukan frase; subjek biasanya mendahului predikat. Semua unsur pembentuk kalimat yang sifatnya teratur itu ikut mempermudah proses MF.
(1) Latihan Pengelompokan Satuan Ide Di depan telah banyak disebut kata "frase", tetapi belum dijelaskan artinya. Yang dimaksud dengan frase di sini sama betul dengan istilah "frase" dalam tata bahasa. Untuk keperluan pemahaman suatu bacaan, kata "frase" dibatasi sebagai "kelompok kata yang mempunyai arti". Paragraf di bawah ini sudah ditAndai dengan batas-batas frase. Mulailah secara perlahan-lahan dulu. Lihatlah apa yang ada di dalam setiap bagian yang ditAndai garisgaris pembatas. Cobalah cari arti setiap kelompok kata itu dengan tidak memperhatikan kata demi kata. Bacalah paragraf ini beberapa kali sambil meningkatkan kecepatan membaca. Ada tiga hal yang harus dicapai dalam latihan ini: (a) kecepatan membaca, (b) kecepatan menangkap makna, dan (c) kelancaran ayunan pAndangan mata dari frase yang satu ke frase berikutnya. Untuk kepentingan latihan Anda, di bawah ini disediakan sebuah paragraf (untuk latihan) yang sudah dikelompok-kelompokkan berdasarkan satuan-satuan idenya. Setiap kelompok kata dikotaki. Anda harus membaca setiap kotak tersebut dengan sekilas pAndangan. Demikian seterusnya, bergerak dari satu kotak ke kotak lainnya hingga selesai. Silakan Anda mulai berlatih!
Waktu Anda berlatih membaca frase, camkan dalam ingatan bahwa frase adalah unit arti yang ter-
kecil. Sebuah kata baru mempunyai arti setelah dihubungkan dengan kata-kata lain yang ada di sekitarnya. Kata "rumah" misalnya, tidak jelas artinya kalau tidak dihubungkan dengan kata lain yang dapat memberikan arti tertentu. Kalau Anda membaca secara acak sebuah kalimat dalam sebuah paragraf yang berbunyi, "Rumah pun habis dibakarnya", maka Anda tidak akan mempunyai pemahaman yang baik tentang kalimat tersebut karena kata "rumah" tidak Anda hubungkan dengan kata-kata lain yang ada di sekitarnya. Jika yang Anda baca hanya kata "rumah" yang ada dalam kalimat di atas, maka Anda tidak akan memperoleh ide apa pun tentang kata “rumah” itu. Sewaktu-waktu mungkin Anda harus menganalisis sebuah frase yang tersendiri. Namun demikian, Anda haruslah bertujuan untuk langsung menggabungkan ide frase itu ke dalam unit pikiran yang memiliki arti.
(2) Penandaan dengan Titik Langkah lebih lanjut untuk mendekati MF konseptual dapat Anda lakukan dengan membaca paragraf yang berikut ini.
Anda dapat membuktikan kepada diri sendiri betapa pentingnya membaca frase itu dengan memperhatikan pola pidato atau pembicaraan seseorang yang mudah diikuti. Anda akan segera mengetahui bahwa mereka membuat jeda-jeda untuk memberi makna kepada pem-
bicaraannya itu di antara ide-ide yang penting. Membaca frase-frase penuh di antara setiap hentian mata menambah kemampuan pemahaman materi yang dibaca dan memungkinkan menambah kecepatan membaca melebihi kecepatan yang mungkin bisa dicapai pada membaca kata demi kata. Dengan kata lain, MF adalah kunci bagi membaca dalam hati yang efisien.
Kembalilah kini pada novel ringan milik Anda itu. Untuk keperluan latihan, Anda tidak perlu terlalu sayang untuk membubuhi titik-titik seperti yang ada pada contoh di atas. Tempatkan titik-titik itu di tengah-tengah setiap frase yang ada di dalam paragraf yang Anda hadapi.
(3) Latihan MF Tanpa TAnda Setelah Anda melakukan berbagai latihan yang ditugaskan dalam kegiatan terdahulu, sudah waktunya sekarang bagi Anda untuk berlatih mendekati MF yang sebenarnya. Coba buatlah kelompok-kelompok kata yang mengandung pengertian tertentu dengan menggunakan kemampuan mental, ialah dengan tidak menggunakan tanda-tanda apapun. Lakukan latihan seperti itu selama 20-30 menit. Pada mulanya Anda akan merasakan bahwa pemahaman Anda sama sekali tidak mantap. Bertahanlah demikian untuk tidak kembali kepada kebiasaan membaca kata demi kata. Lakukanlah latihan seperti itu beberapa hari. Anda akan merasakan perubahan yang jelas pada pemahaman Anda. Percayalah.
Ketakutan akan kehilangan pemahaman memang sering kali terjadi. Hal ini dapat menyebabkan seorang pembaca enggan mencoba mencapai kecepatan yang optimum yang bisa dicapainya. Anda tidak usah merasa kuatir pemahaman Anda akan terganggu, sebab menurut penelitian, membaca lambat itu tidaklah menjamin pemahaman yang baik. Untuk mengembangkan kecepatan yang optimum, memang hampir semua orang mengalami kekhawatiran yang sifatnya sementara. Karenanya, teruslah berlatih dengan menggunakan petunjuk-petunjuk yang pernah Anda pelajari.
5. Membaca Paragraf 5.1 Hakikat Paragraf Kata paragraf berasal dari bahasa Yunani para yang berarti samping/pinggir, dan graphein yang berarti menulis. Pada mulanya, paragraf brmakna tanda atau tulisan yang diletakkan di bagian pinggir teks, yang digunakan untuk menunjukkan awal suatu topik baru dalam suatu pembicaraan. Dengan maksud yang sama, sekarang kita memulai kalimat pertama sebuah paragraf dengan mejorokkannya agak ke dalam. Cara ini dikenal dengan sebutan menginden, yang menunjukkan adanya pikiran baru yang hendak diperkenalkan. Pada umumnya, yang dimaksud dengan paragraf ialah sekelompok kalimat yang secara bersama-sama membicarakan hanya satu pikiran utama. Biasanya, salah satu dari kalimat-kalimat yang membentuk sebuah paragraf merupakan "kalimat topik" atau "kalimat master", yakni kalimat yang menyatakan atau mengikhtisarkan pikiran utama sebuah paragraf. Biasanya kalimat topik ini dikembangkan dengan kalimat-kalimat lai yang merupakan penjelasnya atau pendukungnya. Dengan demikian, ide yang terkandung dalam sebuah paragraf semakin menjadi jelas.
5.2 Cara Membaca Paragraf Di bawah ini diuraikan prosedur membaca paragraf secara terinci berikut komentarkomentarnya.
PROSEDUR KOMENTAR/KETERANGAN
1) Camkan bahwa paragraf
Sebuah
paragraf
pada
umumnya
merupakan
adalah sebuah unit
pernyataan dan pengembangan suatu pikiran ter tentu.
bacaan
Biasanya jumlah ide pokok sama dengan jumlah paragraf pada suatu halaman. Pembaca yang terampil selalu memperhatikan paragraf yang ada untuk mengetahui
jumlah
ide
pokok
yang
harus
dicamkannya. 2) Bacalah kalimat pertama
Kalimat pertama paragraf biasanya menyatakan
paragraf dengan cermat.
pikiran utama paragraf tersebut. Jika Anda meragukan kalimat pertama sebagai pendukung ide pokok, cobalah gunakan Tes Ide Pokok yang berikut ini. a) pilihlah kalimat yang menurut perkiraan Anda menyatakan pikiran utama paragraf. b) Bandingkan kalimat pilihan Anda itu dengan setiapka limat dalam paragraf itu. c) Jika kalimat yang Anda pilih menggabungkan seluruh kalimat dalam paragraf itu menjadi satu pikiran yang utuh, maka pilihan Anda itu benar. Jika ternyata bahwa kalimat pilihan Anda bukan pendukung ide pokok, maka cobalah prosedur ketiga berikut ini.
3) Bacalah kalimat terakhir
Kadang-kadang penulis
mengikhtisarkan
pikiran
paragraf yang Anda
utama dalam kalimat terakhir paragraf.
baca.
Jika dalam kalimat terakhir itu pun Anda tidak menjumpai pikiran utama paragraf, cobalah gunakan prosedur ke-4.
4) Perhatikan semua fakta
Bacalah paragraf itu seraya bertanya, "Apa arti semua
dalam paragraf secara
ini?". Setiap fakta mungkin mempunyai makna yang
seksama.
mendukung ide yang tidak dinyatakan.
5) Belajarlah mengenal
Sering kali paragraf terdiri tidak dari kalimat-kalimat
kalimat yang tidak
yang tidak memberikan dukung an langsung terhadap
mendukung.
ide pokok. Kalimat-kalimat tersebut bersifat kolateral (setara).
6) Perhatikan kata-kata
Cetak miring dan cetak tebal biasanya menunjukkan
yang dicetak miring dan
suatu pembagian yang penting atau yang perlu
yang dicetak tebal.
diperhatikan. Anda harus menyadari bahwa kata-kata seperti itu perlu diganti menjadi kata yang umum yang mudah dipahami. Sediakan juga kertas kosong untuk mencatat kata-kata baru/sulit. Cari artinya di dalam kamus dan pelajarilah.
7) Terkalah pikiran penulis.
Bacalah paragraf itu seperlu nya saja. Bidikkan perhatian Anda supaya dapat melihat dengan jelas apa yang dikatakan penulis. Periksalah terkaan Anda. Jika
terkaan Anda benar segera pindahlah ke paragraf selanjutnya.
Inilah
salah
satu
cara
untuk
mempertinggi kecepatan. Namun, Anda mungkin juga membaca dengan maksud un tuk mengingat rincian isi bacaan atau untuk pemahaman total. Kalau maksud Anda demikian, ikutlah petunjuk dalam prosedur 8. 8) Membaca dengan tujuan
Supaya Anda dapat memahami paragraf secara
untuk memperoleh fak ta
lengkap usaha kanlah agar Anda mengetahui setiap
terinci harus dilakukan
fakta dalam hubungannya dengan fakta lainnya.
sebagai berikut.
Hubungkan setiap fakta dengan pikiran utama.
Fokuskan/pusatkan
Dengan demikian se tiap fakta akan merupakan ba
perhatian Anda pada
gian dari pikiran utama yang besar. Supaya Anda
pikiran utama.
dapat melihat fakta-fakta dengan jelas dan hubunganhubungannya yang logis, catatlah kalimat topik pada buku catatan dan di bawahnya Anda daftar fakta-fakta yang mendukung pikiran utama. Cara ini dapat menolong Anda untuk memisahkan kalimat yang tidak mendukung perkembangan pikiran utama dalam paragraf. Akhirnya baca balik pikiran utama dan lengkapi dengan fakta-faktanya.
Setelah membaca prosedur membaca paragraf, mungkin Anda ingin segera berlatih. Sebelum mulai dengan latihan, ada baiknya jika Anda mengetahui sedikit lagi keterangan tentang paragraf, ialah tentang strukturnya. Setiap kalimat dalam paragraf harus mempunyai suatu peranan struktural. Perananperanan dimaksud adalah: 1) sebagai kalimat topik/kalimat utama; 2) sebagai kalimat penjelas/subordinat; 3) sebagai kalimat pemuas, yakni kalimat yang tidak memberi dukungan atau keterangan apapun terhadap pikiran utama paragraf.
Kalimat-kalimat pemuas ini tidak mempunyai manfaat bagi pembaca. Penulis mencantumkannya sekedar untuk memperoleh rasa puas. Dia masih ingin menjelaskan idenya, tetapi kemampuannya sudah lemah dalam mengembangkan paragraf itu. Keterangan tentang kalimat topik sudah cukup jelas. Yang masih perlu dijelaskan ialah kalimat-kalimat subordinat. Kalimat-kalimat ini menjelaskan kalimat topik dengan empat cara sebagai berikut ini. a) Dengan ulangan, ialah mengulang-balik pikiran utama, biasanya dengan menggunakan kata-kata lain. b) Dengan pembedaan, ialah dengan menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran utama dan menyatakan apa yang tidak dikandung oleh pikiran utama. c) Dengan contoh, ialah dengan memberikan misal-misal kepada pembaca. Kalimat-kalimat penjelas menjadi lebih jelas jika ke dalamnya disisipkan kata-kata misalnya, umpamanya, atau contohnya.
d) Dengan pembenaran, ialah dengan menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide pokok. Biasanya kalimat pembenaran diawali/disisipi kata karena, sebab, dan sebagainya.
Di bawah ini disajikan sebuah contoh analisis paragraf buat Anda. Cobalah pelajari baik-baik.
Paragraf (6) Teks Paragraf 1. Pada dasarnya, membaca adalah suatu proses psikologis. 2. Proses tersebut terjadi di dalam pikiran pembaca. 3. Yang mempunyai peranan utama dalam membaca bukanlah gerakan-gerakan fisiologis seperti gerak mata, bibir, lidah, dan sebagainya. 4. Banyak penderita gangguan penglihatan dan gerak bola mata diketahui sebagai pembaca yang sangat mahir. 5. Bahkan, orang buta sekali pun banyak yang dapat membaca dalam arti bahwa mereka dapat mengenal lambang-lambang dan mengubahnya menjadi ide-ide. 6. Karena kita tidak dapat mengabaikan kenyataan-kenyataan seperti itu, pendapat Thorndike yang menyatakan bahwa membaca adalah berpikir harus kita terima. 7. Seperti seorang atlit yang berusaha memperbaiki keterampilannya dengan jalan berlatih, seorang pembaca yang bermaksud memperbaiki bacaannya haruslah banyak menyisihkan waktunya untuk menyerapi isi bacaan.
Analisis Paragraf
1) Kalimat pertama adalah kalimat inti yang mendukung ide pokok paragraf. 2) Kalimat kedua mengulang ide pokok dengan menggunakan kata-kata lain. 3) Kalimat ke-3 menunjukkan perbedaan tentang kegiatan membaca dengan kegiatan lain (nonmembaca). 4) Contoh dengan menggunakan fakta yang kontras terhadap ide pokok. 5) Contoh lain yang merupakan langkah yang lebih jelas. 6) Kalimat ke-6 merupakan pembenaran yang berisi alasan bagi pembaca untuk menerima kebenaran kalimat pertama. Kalimat ke-6 ini merupakan ulangan kalimat pertama dalam bentuk ikhtisar. 7) Kalimat terakhir tidak memberikan dukungan apapun terhadap ide pokok. Penulis mencantumkannya hanya untuk pemuas rasa. Paragraf belum terasa lengkap kalau dihentikan pada kalimat ke-6.
5.3 Membaca Bab 5.3.1 Hakikat Membaca Bab Melalui uraian ini, kita akan mencoba melihat perbedaan dan persamaan membaca paragraf dengan membaca bab sebuah buku. Tugas membaca sering kali diberikan per bab sebagai unit pelajaran. "Bacalah bab ke-2, ke-3 dan ke-5 untuk pertemuan yang akan datang". Tugas seperti itu sudah sangat akrab bagi para siswa dan mahasiswa. Anda diharapkan dapat mempelajari dan menaklukan bab-bab dalam buku teks Anda itu dengan cepat dan cermat. Bagaimana caranya? Ada dua hal yang perlu Anda camkan dalam usaha membaca
bab dengan cepat dan cermat ialah: 1) Survei/periksalah bab yang Anda baca dengan suatu tujuan tertentu; 2) Bacalah bab tersebut untuk mencari fakta.
Mulailah membaca sebuah bab dengan pertanyaan-pertanyaan yang berikut ini dalam pikiran: Bab ini membicarakan satu masalah tertentu, apa yang dibicarakannya? Apa beda bab ini dengan bab-bab lainnya yang harus Anda baca? Bagaimana kedudukan bab ini bila dibandingkan dengan bab-bab lainnya yang harus Anda baca?
Usahakan agar Anda tetap menyadari di mana Anda berada. Banyak orang mendapat kesulitan waktu membaca karena kehilangan jejak. Supaya Anda tidak menemui kesulitan seperti itu, cobalah camkan isi daftar buku yang Anda baca itu baik-baik. Anda harus menunjukksn bab yang Anda baca itu dari awal hingga akhir. Ini tidaklah berarti bahwa Anda harus membacanya secara terinci. Hal itu akan dilakukan kemudian. Lihat-lihatlah bab yang Anda baca itu dengan tujuan yang jelas. Untuk menyederhanakan sebuah bab, Anda harus melakukan pendekatan yang inteligen melalui survei dan penelitian, dengan pertanyaan dan penyelidikan sehingga Anda dapat menguasai situasi. Membaca sepintas sebagai pendahuluan itu selain mengirit tenaga, juga akan memberi pula suatu penguasaan umum tentang isi bab itu. Penguasaan umum itu sangat penting dalam usaha untuk memahami isi bab dan isi buku.
Setelah selesai menyurvei isi bab itu Anda siap untuk membacanya lebih teliti, mencari fakta-fakta dan detail-detail yang mendukungnya. Kembalilah ke bagian awal bab itu dan bacalah paragraf-paragrafnya secara berurutan untuk mengetahui ide pokok dan fakta yang mendukungnya. Terapkan teknik-teknik yang telah Anda pelajari dalam kegiatan-kegiatan terdahulu. Ikuti langkah ke-7 dan ke-8 dalam petunjuk tentang prosedur membaca paragraf di atas itu. Biasanya kita tidak akan merasa puas dalam memahami sebuah bacaan sebelum menimbang balik bab itu, menguji pemahaman, membuat catatan, dan melengkapi keterangan yang diperoleh. Dalam menimbang balik bab yang Anda baca, seyogianya Anda membaca lagi judul bab itu, demikian juga ikhtisar isi bab dengan jalan menulis jawab terhadap pertanyaan. "Apa yang dibicarakan penulis dalam bab yang baru dibaca itu?". Langkah selanjutnya ialah membuat tes untuk Anda sendiri. Ambillah bagian atau paragraf tertentu secara acak. Baca hanya judul bagian kalimat utama paragraf. Selipkan secarik kertas untuk menandai bagian itu, lalu tutuplah buku Anda. Mulailah dengan menuliskan bagian-bagian penunjang judul atau kalimat pokok yang Anda baca tadi. Kalau Anda bermaksud mengetahui fakta-fakta ketika membaca judul atau paragraf itu, cobalah catat pada sehelai kertas semua fakta yang dapat Anda ingat dari bacaan itu. Setelah selesai, bukalah buku Anda dan periksa daftar fakta yang Anda buat dengan mencocokkannya dengan apa yang tertera dalam buku. Berilah angka pekerjaan Anda itu. Berapa persen yang benar? Catatlah skor yang Anda peroleh pada kertas yang Anda gunakan sebagai tanda tadi. Ulanglah tes seperti itu secukupnya. Lebih bagus jika Anda juga mengukur KEM yang Anda capai. Lihat kembali bab 3 buku ini.
Setelah selesai membaca suatu bab tertentu, sangat bijaksana jika Anda membuat kartu baca, yakni catatan-catatan penting sebagai hasil baca pada kartu-kartu yang berukuran kira-kira 13 x 18 cm. Tuliskan ikhtisar singkat tentang apa yang Anda baca dengan mencatat ide-ide pokok dan ide-ide penunjang. Jangan lupa mencantumkan data bibliografis bacaan Anda. Baca lagi kartu itu, sebelum pergi kuliah. Susun dan simpanlah kartu-kartu itu untuk keperluan mendatang dalam menghadapi ujian dan membuat karya tulis. Di bawah ini Anda lihat contoh ikhtisar pada sehelai kartu berukuran 13 x 18 cm. Biasakanlah membuatnya supaya Anda mendapat kemudahan dalam menuntut ilmu. Tidak semua materi yang Anda baca dapat dan perlu Anda ingat. Anda pun belum tentu dapat memiliki bahan bacaan itu dalam perpustakaan Anda sehingga dapat menggunakannya sewaktu-waktu, jika Anda memerlukannya. Anda dapat membuat tempat menyimpan kartu itu dengan murah saja. Tempatkanlah dekat tempat Anda belajar. Kartu-kartu tersebut seyogianya disusun menurut abjad. Membiasakan diri untuk membuat kartu catatan dengan tertib berarti menyiapkan sumber pustaka pribadi yang sangat berharga. Anda akan memetik jerih payah itu di hari-hari mendatang dengan senang. Percacalah! Sekedar contoh, berikut disajikan sebuah contoh kartu baca. Anda boleh berkreativitas sesuai dengan selera masing-masing. Yang penting, data bibliografis dan data informasi penting dari hasil baca itu harus termuat di dalamnya.
Contoh kartu baca. /---------------------------------------------------\
| Harjasujana, A.S. (1988:21). Materi Pokok Membaca.| | Jakarta: PT Karunika. |
| |
|
6. Teknik Isian Rumpang
|
6.1 pengertian
|
6.2 Fungsi
|
6.3 Manfaat/Kegunaan
|
6.4 Kriteria Pembuatan
|
6.5 Prosedur Penilaian
|
6.6 Keunggulan dan Kelemahan
| | | | | | |
\---------------------------------------------------/
5.3.2 Prosedur Membaca Bab Di bawah ini duraikan prosedur membaca bab selangkah demi selangkah beserta komentar-komentarnya.
Prosedur 1) Perhatikan judul bab dengan teliti.
Komentar/Keterangan 1) Suatu bab pada umumnya mem bicarakan suatu topik. 2) Buka baliklah daftar isi. Pelajari 2) Daftar isi itu merupakan perencanaan hubungan bab yang sedang dibaca buku. Darinya diperoleh gambaran dengan bab- bab lainnya. tentang suatu pokok pembicaraan serta kaitan antara pokok pikiran yang satu dengan pokok pikiran lainnya. Daftar isi berisi petunjuk yang menyatakan organisasi buku sebagai cerminan dari
pola pikir penulisnya. 3) Perhatikan berbagai tipe penulisan dan 3) Tipe menunjukkan suatu pe ciri-ciri tipografis ngutamaan. Tipe tulisan yang lebih besar menunjuk topik yang lebih penting. 4) Baca judul-judul secara sepintas. 4) Tipe juga menunjukkan organisasi tulisan. 5) Periksalah kalau-kalau ada ikhtisar 5) Ikhtisar bab itu merupakan intisari bab. pada akhir bab. Bacalah bagian ini sebelum Anda melangkah ke prosedur selanjutnya. 6) Bacalah secara skimming uraian yang 6) Teknik Anda menyekim akan akan Anda baca itu dengan kecepatan bervariasi sesuai dengan variasi struktur fleksibel. setiap paragraf. Pada umumnya, ide utama biasa diletakkan pada bagian awal paragraf. 7) Buatlah kartu baca untuk merekam 7) Setiap kali selesai membaca cobalah hasil baca Anda. membuat catatan dalam kartu baca. Kartu ini akan membantu Anda dalam menanamkan informasi-informasi penting dalam ingatan Anda.
5.4 Membaca Buku 5.4.1 Hakikat Membaca Buku Membaca buku, terutama buku yang tebal dan sulit merupakan masalah yang berat yang dapat dihadapi oleh siapa saja. Membaca uraian prosa naratif-ekspositoris dalam kadar yang lebih pendek (seperti artikel, misalnya) jauh lebih mudah ketimbang dalam bentuk yang lebih panjang (seperti buku, misalnya). Hal yang sama tidak berlaku untuk karya sastra. Puisi misalnya, meskipun wujudnya lebih pendek dari cerpen dan novel, namun tidak berarti puisi akan lebih mudah dipahami pembacanya. Mengingat bahan bacaan itu memiliki karakteristik yang berbeda, barangkali tidak ada salahnya jika terlebih dahulu Anda dituntut untuk memilah-milah bahan bacaan
tersebut berdasarkan klasifikasinya. Tugas pertama Anda adalah mengetahui golongan/jenis buku yang akan/sedang Anda baca. Termasuk jenis buku apakah itu? Apakah bacaan Anda itu tergolong karya fiksi (cerpen, novel, drama, puisi) atau karya nonfiksi atau karya ekspositoris? Pengetahuan ini penting guna menentukan strategi baca selanjutnya. Untuk dapat memahami buku yang Anda baca, terdapat empat pertanyaan dasar yang harus diajukan pada saat Anda hendak membaca buku tersebut. Keempat pertanyaan tersebut, meliputi pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1) Secara umum, buku itu berbicara tentang apa? 2) Apa yang dikatakan penulis, dan bagaimana cara dia mengatakannya? 3) Apakah isi buku itu benar, baik secara keseluruhan maupun sebagian? 4) Apakah buku itu penting? Apa manfaatnya untuk Anda? Berbekal keempat pertanyaan tersebut, selanjutnya Anda siap menjelajahi buku itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dimaksud.
5.4.2 Prosedur Membaca Buku Untuk menjawab dua pertanyaan pertama, sebaiknya Anda menempuh langkahlangkah berikut di dalam membaca buku. Langkah-langkah tersebut meliputi langkahlangkah berikut ini. 1) Lihatlah halaman-halaman awal buku itu, kalau ada bacalah kata pengantarnya. Pada bagian pengantar biasanya penulis menyatakan tujuannya atau pendapat khusus mengenai pokok-pokok tertentu dari buku yang ditulisnya. Dengan membaca kata pengantar diharapkan Anda mendapatkan gambaran tentang subjek buku tersebut.
Berhentilah sejenak, dan bertanyalah pada diri sendiri, apakah buku ini sejenis dengan buku lain yang pernah Anda baca? 2) Pelajari daftar isi buku. Daftar isi buku mencerminkan pola organisasi buku yang bersangkutan. Dengan demikian, berarti pula mencerminkan pola pikir penulisnya. Dengan melihat daftar isi buku, Anda akan dapat menafsirkan gambaran umum isi buku yang hendak dibaca itu. 3) Periksa daftar indeks buku. Indeks memberikan informasi tentang berbagai topik masalah yang dibahas dalam buku itu, jenis-jenis buku, serta nama-nama tokoh penting. Jika Anda menemukan sesuatu yang Anda butuhkan informasinya, coba periksa dulu halamnnya sesuai dengan petunjuk indeksnya. Dari halaman-halaman yang dirujuk tersebut, mungkin Anda akan menemukan gagasan-gagasan yang paling penting tentang buku itu atau mungkin mengetahui sikap penulis terhadap hasil karyanya itu. 4) Bacalah pesan dari penerbit (jika ada) yang biasanya ditulis di sampul belakang buku. Banyak pesan itu tidak hanya ditulis oleh penerbit, melainkan ditulis oleh pengarangnya sendiri. Tidak jarang penulis itu menguraikan gagasan-gagasan utama bukunya itu di bagian tersebut. Sampai di situ, mungkin Anda sudah cukup mendapatkan informasi tentang rencana Anda selanjutnya. 5) Selanjutnya, melangkahlah pada judul-judul bab dan subbab. Lihatlah bab-bab atau subbab-subbab yang tampaknya paling penting bagi tema buku itu. Secara khusus tentang bagaimana cara membaca bab, lihat uraian terdahulu. Namun, secara umum lihatlah bagian-bagian awal bab dan bagian akhir bab, sebab biasanya gagasan penting akan termuat di situ.
6) Akhirnya, teruskan membaca buku dengan kecepatan yang fleksibel. Anda tentu tahu, bagian mana yang memerlukan tempo lambat, dan bagian mana yang memerlukan tempo cepat, atau bahkan bagian mana yang boleh dilewati karena dianggap tidak terlalu penting, atau tidak memberikan informasi baru.
Meskipun Anda telah melaksanakan prosedur di atas, bukan berarti Anda tidak akan mendapat rintangan dalam memahami buku tersebut. Jika Anda dihadapkan pada bacaan yang sukar untuk bacaan pertama kalinya, hal penting yang perlu Anda catat ialah bahwa Anda tidak boleh berhenti membacanya. Bacalah seluruh buku tersebut tanpa harus berhenti untuk memikirkan hal-hal yang tidak Anda pahami ketika itu. Pada kesempatan membaca yang kedua kalinya atau membaca buku lain yang berkaitan, mudah-mudahan Anda dapat mengatasi hambatan pemahaman tadi.
5.5 Membaca Karya Sastra 5.5.1 Hakikat Karya Sastra Perbedaan mendasar antara buku fiksi (karya sastra) dan buku nonfiksi (buku ekspositoris) terletak pada kebenaran faktanya. Buku ekspositoris berusaha menyampaikan pengetahuan, pengetahuan tentang pengalaman yang telah dialami penulis atau dialami orang lain. Bacaan fiksi berusaha menyampaikan pengalaman itu sendiri; pengalaman yang dapat dialami penulisnya sendiri atau dialami bersama-sama pembaca melalui kegiatan membaca. jika penulisnya berhasil, maka pembaca akan beroleh kenikmatan daripadanya. Untuk mengetahui sesuatu dari bacaan, pembaca harus menggunakan pikiran dan penalarannya. Sedangkan untuk mengalami peristiwa-peristiwa yang tersaji di dalamnya,
pembaca harus menggunakan indria dan daya khayal (imaginasi). Pada umumnya, bacaan sastra memerlukan kepekaan imaginasi agar kita ikut terlibat di dalamnya. Tujuan bacaan fiksi dan nonfiksi tentu berbeda. Perbedaan tersebut berdampak pada penggunaan bahasa dari kedua jenis bacaan ini. Penulis buku ekspositoris menghindari penggunaan kata-kata yang ambigu, samar-samar, dan berbunga-bunga; sedangkan penulis karya sastra sebaliknya. Kekayaan dan kekuatan kata-kata dalam berbagai variasi akan menjadi daya tarik tersendiri dalam karya sastra. Adakalanya, sebuah puisi mengandung makna yang lebih banyak daripada kata-kata yang ada di dalamnya.
5.5.2 Prosedur Membaca Karya Sastra Empat pertanyaan mendasar yang seyogyanya diajukan pada saat hendak membaca karya ekspositoris (buku), juga berlaku untuk membaca karya sastra. Namun, tentu saja ada kekhasan tersendiri dalam menjabarkan pertanyaan tersebut ke dalam tuntutan jawabannya. Untuk melihat persamaan dan perbedaan karakteristik jawabannya, baiklah kita tinjau ulang keempat pertanyaan tadi. Pertanyaan pertama berkenaan dengan pertanyaan tentang isi umum buku. Tentang apa keseluruhan buku itu? Kesatuan sebuah cerita rekaan (karya sastra) terletak pada alur atau plonya. Alur cerita merupakan garis besar pengalaman, baik pada prosa maupun puisi. Untuk mengetahui alur sebuah karya sastra, Anda harus menemukan bagaimana puisi, cerpen, novel, drama tersusun dari bagian-bagian, rincian-rincian, peristiwa-peristiwa yang tersusun secara kronologis, yang terdiri atas bagian awal, tengah, dan akhir. Pertanyaan kedua berkenaan dengan apa yang dikatakan penulis dan bagaimana cara penulis mengatakannya. Untuk bacaan sastra, pertanyaan ini dapat dijawab dengan
jalan melibatkan diri dengan para tokoh yang terdapat dalam karya sastra. Anda hendaknya berusaha untuk mengenal dan memahami tokoh-tokoh cerita, pikiran-pikirannya, perasaanperasaannya, tindakan-tindakannya, lingkungan mereka, serta mengikuti perkembangan mereka sepanjang alur cerita. Meskipun aturan-aturan ini lebih cocok diterapkan untuk prosa, namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan ke dalam karya puisi pula. Puisi juga memiliki kesatuan: bagian awal, tengah, dan akhir. Puisi juga memiliki tokoh, paling tidak si pengucap puisi itu sendiri. Untuk memahami puisi harus dibantu dengan pengucapan katakatanya, bukan hanya sekedar dibaca di dalam hati. Pertanyaan ketiga berkenaan dengan kebenaran isinya. Tolok ukur kebenaran karya sastra bukan terletak pada kebenaran faktanya, melainkan kebenaran khayalnua. Apakah cerita itu mungkin terjadi? Apakah cerita itu logis terjadi? Hal yang harus menjadi pertimbangan Anda dalam memberikan penilaian untuk pertanyaan ketiga ini adalah pemahaman Anda terhadap maksud dan tujuan penulisnya. Sejauh mana maksud penulis atas keterlibatan Anda dalam mengalami karya sastra yang disajikannya. Pertanyaan keempat berkenaan dengan tingkat kepentingan dan kebermanfaatannya untuk Anda. Pertanyaan ini tidak perlu ditanyakan kepada karyasastra. Setelah membaca puisi, cerpen, novel, ataupun drama, pembaca tidak dituntut untuk melakukan tindakan apa pun. Bagi penulis karya sastra, Anda mengalami sesuatu melalui karya tersebut, Anda terlibat sudahlah cukup. Meskipun begitu, dampak dari bacaan karya sastra dapat menjurus ke tindakan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipungkiri.
5.5.2.1 Prosedur Membaca Novel Para pakar sastra berpendapat bahwa novel merupakan pembuka kealiteratan siswa terhadap bacaan sastra, bahkan bacaan pada umumnya. Mereka beranggapan, para siswa sudah terbiasa dengan bentuk naratif juga tidak terganggu oleh beberapa masalah yang ditimbulkan oleh keringkasan cerita, seperti halnya dalam cerpen. Novel tidak sekedar lebih panjang dari cerpen, namun juga tidak tergesa-gesa memperkenalkan sejumlah tokoh yang terlibat dalam beberapa subplot, yang pada akhirnya saling berkaitan dalam mendukung plot utama. Berikut ini disajikan beberapa strategi untuk membaca novel dengan baik. Perhatikan petunjuk-petunjuk berikut ini. 1) Ingatlah nama-nama tokoh yang muncul dalam cerita itu: (a) camkan beberapa pernyataan/kalimat yang berkenaan dengan karakter mereka; (b) jangan hiraukan dulu hal-hal yang membingungkan Anda. 2) Tatalah alur yang kacau dengan jalan mengaitkannya dengan alur pada awal cerita. 3) Simpanlah subplot yang terpisah secara mental di dalam ingatan. 4) Camkan bagian tengah cerita, serta kaitan antarsubplot dengan plot utamanya. 5) Ikutilah gerak alur dan perkembangan tokoh secara seksama serta pengaruhnya terhadap peristiwa selanjutnya. 6) Buatlah ringkasan isi cerita dalam bentuk sinopsis. 7) Kenalilah bagian permasalahan, klimaks, dan solusi atau bagian akhir cerita.
5.5.2.2 Prosedur Membaca Puisi
Untuk puisi-puisi balada yang seringkali disajikan dalam bentuk lirik-naratif, aturan-aturan strategi membaca novel dapat diterapkan untuk memahaminya. Di samping itu, pengetahuan tentang kapan sajak/puisi itu diciptakan, pola bahasa dan jenis-jenis bahasa figuratif yang dipakai, serta di mana jeda-jeda itu seharusnya ditempatkan akan membantu pembaca dalam menghayati, memahami, dan mengapresiasi puisi tersebut dengan lebih baik. Tidak ada aturan yang baku tentang bagaimana sebaiknya membaca puisi agar dapat dipahami. Meskipun begitu terdapat sejumlah saran yang biasanya ditujukan kepada para guru dalam mebimbing siswanya ke arah pembacaan dan pemahaman puisi secara lebih baik. Chesler mengusulkan empat kriteria dalam memilihkan puisi untuk siswa. Keempat kriteria dimaksud adalah sebagai berikut ini. Pertama, puisi itu harus berada pada tingkat literal. Artinya, puisi itu dapat dipahami tanpa harus mendapat pertolongan guru atau kamus. Puisi literal tidak terlalu banyak mengandung kosakata sulit yang tidak bisa dipahami, meskipun dengan bantuan konteks. Kedua, puisi itu dapat mengajak siswa untuk dapat merasakan sesuatu. Pengalaman merasakan sesuatu itu dapat berupa pengalaman langsung atau pengalaman seolah-olah mengalami sendiri. Tentu saja, pengalaman pribadi masing-masing siswa turut andil dalam menciptakan keterlibatan emosi ini. Untuk menghubungkan dunia siswa dengan dunia sajak, guru perlu memberikan berbagai bentuk bantuan, misalnya melalui pengembangan imajinasi, sajian berbagai media, kekayaan ilustrasi, diskusi kelas, dan lain-lain. Ketiga, berkenaan dengan penampilan sajak. Chesler berpendapat bahwa makna bisa disampaikan secara jelas melalui bantuan alat-alat visual dan auditori. Peragaan pembacaan sajak secara visual dapat membantu siswa dalam mengapresiasi sajak tersebut.
Keempat, berkenaan dengan daya tarik bunyi. Pendengaran yang terlatih dapat membantu mereka dalam mengapresiasi puisi. Oleh karena itu, sajak yang menampilkan bunyi-bunyi menarik serta kemampuan olah vokal yang menawan dalam membunyikan baris-baris sajak itu, akan membantu siswa dalam mengapresiasi puisi tersebut.
RANGKUMAN MC merupakan sejenis keterampilan yang memerlukan ketekunan berlatih dan disiplin tinggi utnuk mencapai kecepatan dan daya baca yang tinggi yang bisa dicapai seseorang. Berbagai strategi pola membaca cepat yang sering dipraktikkan orang adalah pola vertikal, pola diagonal, pola zig zag, pola spiral, pola blok, dan pola horizontal. Ada berbagai bentuk latihan untuk mencapai kecepatan dan daya baca yang tinggi, misalnya metode membaca frase, membaca paragraf, membaca bab. Strategi-strategi tersebut disertai dengan petunjuk-petunjuk praktis tentang cara pelaksanaan latihannya. Latihan yang biasa dilakukan untuk menguasai metode membaca frase meliputi dua hal, yakni latihan yang abersifat mekanis dan latihan yang bersifat konseptual. Pemaduan dua keterampilan, yakni keterampilan mekanis dan keterampilan konseptual secara bersama-sama dilakukan pada saat melakukan aktivitas baca dengan menggunakan metode membaca frase. Hal yang harus diperhatikan dalam membaca paragraf adalah struktur paragraf, ide/kalimat inti, ide/kalimat penjelas, dan kalimat sumbang (kalimat pemuas). Pada dasarnya prosedur membaca bab hampir sama dengan membaca paragraf. Namun, sebelum membaca bab sebaiknya diawali dengan kegiatan penjajagan, berupa survei terhadap daftar isi atau organisasi bab itu. Membaca bab yang diawali dan dibekali
dengan tujuan dan pertanyaan-pertanyaan jauh lebih baik ketimbang tidak memiliki tujuan apapun dan tidak memiliki pertanyaan apapun di seputar isi bab itu. Kartu baca akan sangat membantu Anda di dalam mengarsipkan hasil kegiatan baca Anda untuk keperluan sewaktu-waktu, baik untuk kepentingan akademis maupun kepentingan sehari-hari. Untuk dapat memahami buku yang Anda baca, baik itu bacaan sastra (fiksi) maupun bacaan ekspositoris (nonfiksi) terdapat empat pertanyaan dasar yang harus diajukan pada saat Anda hendak membaca buku tersebut. Keempat pertanyaan tersebut, meliputi pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1) Secara umum, buku itu berbicara tentang apa? 2) Apa yang dikatakan penulis, dan bagaimana cara dia mengatakannya? 3) Apakah isi buku itu benar, baik secara keseluruhan maupun sebagian? 4) Apakah buku itu penting? Apa manfaatnya untuk Anda?
LATIHAN Petunjuk: Perhatikan dan baca teks berikut kemudian, ikuti instruksi-instruksi selanjutnya.
Teks 1 Orang Eskimo berkata bahwa surga itu panas. Orang Arab mempunyai surga yang sejuk tempat bidadari menari. Surga orang Persia adalah kebun yang selalu hijau. Tetapi bagiku, berilah aku sebuah danau pegunungan yang biru di ujung pendakian yang panjang. Pagarlah danau itu dengan kekayuan yang tidak luput oleh kapak. Masukkan ke dalamnya berbagai ikan parit. Biarkan matahari menghangat sehabis mandi berenang. Biarkan malam-malamnya sejuk dalam sinar sejuta bintang. Andaikata di sana ada juga nyamuk,
suruhlah mereka berhinggapan dan diam di kala malam tiba. Biarkan burung kicau semua bernyanyi di musim dingin di tengah hari dan murai berkicau di hari senja. Biarkan setiap sinar pagi yang pertama menyentuh padang-padang salju di pucuk-pucuk ufuk barat, dan biarkanlah suara merdu yang panjang unggas pelagu menyanyikan berita bahwa siang tiba.
Teks 2 Bagaimana bunyi tali bas yang mendengung dalam selubung paduan lagu polifoni, sebuah kata benda mempunyai tempat predominan dalam keseluruhan untaian paragraf. Di dalam paragraf, kata benda itu dijalin oleh berbagai variasi pikiran yang mengisi suatu desain yang rumit. Kata benda utama dalam paragraf dapat kita anggap sebagai pengganti sesuatu yang dipermasalahkan di dalam paragraf. Benda ini mungkin tampak jelas seperti rumah-rumah yang berdiri di dpan mata atau pun sebagai sebidang tanah subur. Benda itu mungkin selembut kasih sayang atau seperti angan-angan ingatan. Namun, ide-ide yang ada itu berubah menyilaukan, dan di bagian pusat setiap paragraf mesti ada kata benda. Kata benda inilah yang merupakan substansi dan jantung pikiran utama dalam paragraf. Sesungguhnya keseluruhan pikiran utama itu tidak lain dari penegasan yang lengkap yang dijelaskan dan dikembangkan oleh paragraf itu sendiri di sekitar kata benda polar.
Teks 3 Kemampuan membaca tingkat sembilan yang dimiliki oleh seorang dewasa tidak mencerminkan kemampuan berpikir seorang siswa kelas sembilan. Tidak seorang pun akan
menolak bahwa orang dewasa mempunyai kelebihan dalam pengalaman, sikap, dan pelarapan emosional. Karenanya, mempersamakan kemampuan membaca tingkat sembilan dengan kemampuan mental tingkat sembilan sudah tindakan yang keliru. Anggapan yang menyamakan kedua macam kemampuan itu hanyalah akan membawa penulis kepada suatu suasana mental mental yang menyebabkan tulisannya mempunyai kecenderungan untuk rendah.
Instruksi: 1. Kelompokkan teks 1 berdasarkan frase-frase atau kelompok-kelompok kata yang Anda duga sebagai satuan-satuan unit idenya yang Anda duga sebagai frase. Penandaan dapat dila kukan dengan membubuhkan tanda gatra (/) sebagai penyekat satuan unit ide. Cobalah Anda baca teks tersebut berdasar kan satuan-satuan unit ide yang telah Anda tandai sambil camkan makna dan informasi yang terkandung di dalamnya. 2. Tentukan ide pokok dari ketiga teks di atas dengan kalimat Anda sendiri. Jelaskan rasionalisasi dari jawaban Anda tersebut! 3. Bagaimana struktur paragraf dari ketiga teks di atas? Jelaskan, tunjukkan buktinya!